• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pendidikan Akhlaq Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di Era Globalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Pendidikan Akhlaq Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di Era Globalisasi"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata Satu (SI)

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

...

-....

Ull I

Disusun Oleh: Mochamad Reza

108011000090

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRJPSI

KONTRIBUSI PENDIDIKAN AKHLAQ

DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA

DI ERA GLOBALISASI

SKRJPSI

Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata Satu (SI)

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh

MOCHAMAD REZA NIM. 108011000090

Mengetahui; Pembimbing

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

NIM. I 08011000090, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 10 Januari 2013

... "'

Yang mengesahkan,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Kontribusi Pendidikan Akhlaq Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di Era Globalisasi disusun oleh MOCHAMAD REZA,

NIM 108011000090, Jurusan Pendidikan Agama Islam diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U!N Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal I 6 April 2013 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.l) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 16 April 2013

Panitia Ujian Munaqusah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Bahrissalim, M.Ag

NIP: 19680307 199803 I 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. H. Sapiuddin Shidig, M.Ag

NIP: 19670328 200003 I 001

Penguji I

pr.

Aminuddin Yakub, MA NIP: 19710214 199703 1 001

Penguji II

Dra. H. Djunaidatul Munawaroh, MA NIP: 19580918 1987012001

Tanggal Tanda Tangan

YLOセW@

(5)

NIM : I080ll000090

Jurnsan/Prodi : Pendidikan Agama Islam/S l

Fakultas : llmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan :

l. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya, yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaralan untuk memperoleh Gelar Strata Satu ( S l ) di Univernitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakaI1a.

2. Semua sumber yang saya gonakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

(6)

KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-088

セ@

- UINJAKARTA

FORM (FR) Tgl. Terbit 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: 01

Jt-Ir. H. Juanda No-gs-eiputat15412 Indonesia Hal 1/1

SURAT PERNYAT AAN KARY A SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mochamad Reza

Tempat!Tgl. Lahir : Bekasi, 21 Januari 1991

NlM : 108011000090

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam/ Strata 1 (SI)

Judul Skripsi : Kontribusi Pendidikan Akhlaq Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di Era Globalisasi

Dasen pembimbing : Dr. Dimyati, M.Ag

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda.

Jakarta, 16 Mei 2013 ___ Maha5iswa Yb

-ヲセkFセセᄋL@

· ·

Gᄋセ@

(7)

Ji{ig, anak,tE6esarfig,n aengan

Jifig, anak,tE6esarfig,n

Ji{ig, anal(,i:fi6es

Jifig, anak,46es,

Jifig,

。ョ。セZGNゥセ@

-gz BOセ|QZᆳ

Ji{ig, ana(>

Jifig, a

ia

6efajar 6ertfamai aengan pi/ijran

(8)

ABSTRAK

KONTRIBUSI PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM MENCEGAH

KENAKALAN REMA.TA DI ERA GLOBALISASI

Kata Kunci : Pendidikan Akhlaq, Kenakalan Remaja, Era Globalisasi

Penelitian ini bertujuan untuk: mengelahui apa kontnl>usi pendidikan akhlak dalam mencegah kenakalan remaja, atas fenomena perubaban 1ingkah laku

yang terjadi akhir-aldtir ini aktl>at ams globalisasL Dimana remaja telah kehilangan kekuatan akhlaq dala!n menjalankan alur kehidupannya yang lebih baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (I) Untuk mengetahui kontnlmsi pendidikan akhlaq dalam kehidupan remaja, (2) Untuk mengetahui

cara-cara

dan upaya pendidikan akhlak dalmn mencegah tingkat kenakalan remaja, (3) Untuk memberikan kontnlmsi bagi remaja dalam menghadapi ams globalisasi. (4) Untuk meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan perilaku remaja yang salah, (5) Untuk meningkatkan pengetahuan dan peran siswa, orang tua, guru, dan masyarakat dalam mencegah kenakalan remaja mulai dari tingkat keluarga, sekolah dan masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan atau studi literatur (library research) yaitu dengan

cara

melakukan penelitian pada buku-buku, artikel dan dokumen yang berhubungan dengan tema Skripsi. Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk menelaah, mengkaji dan mempelajari berbagai literatur yang erat kaitannya dengan masalah yang di bahas..

Benlasarkan basil penelitilln yang telah penulis lakubn, dalam usaha mencegah tingkat kenakalan remaja, khususnya melalui pendidikan akhlak menunjukkan hams adanya beberapa peranar., diantaranya :

Pertama,

Pendidikan keimanan penting diberikan kepada remaja dan diajarkan sejak masih kecil. Allah Swt menganjurkan dalam ヲゥイュ。ョセnケ。@ dengan mengisahkan Luqmim dalmn mendidik anaknya pada QS. Luqman ayat 13. karena merupakan fondasi dan petunjuk kehidupannya. Di samping itu, bila iman seseorang kuat dan kokoh, segala perbuatannya tidak menyimpang dari tuntunan agamanya. Kedua,

meningkatkan pengetahuan tentang akhlaq al-Qur'an lewat ilmu pengetahuan, pengamalan dan Iatihan, agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Ketiga, problema kenakalan remaja dapat ditanggulangi, baik secara preventif; represif, maupun kuratif, pendidikan agama selalu dibutuhkan dan digunakan, karena pendidikan agama dan penciptaan suasana yang. sesuai dengan nilai-nilai agama adalah alat yang ampuh untuk membentengi para remaja yang jatuh ke jurang kenakalan yang membahayakan. Demildan juga peran keluarga yang dalam hal ini adalah orang tua.

(9)

yang telah menciptakan manusia sehingga dengan izin dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudol "Kontri/Jusi Pmdidikan Akldaq

dalam mencegah Jfenaludan llemaja di Era Globalisasi"' ini dengan baik.

Penolisan Skripsi ini bertujnan gona untuk memenuhi salah sato syarat unruk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jorusan pendidikan Agama Islam fakultas limo Tarbiyah dan Kegoruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jaka11a..

Shalawat serta saiam semoga terlimpah curahkan kepada suri tauladao umat manosia baginda Nabi agung tercinta Nabi Mohammad SAW sebagai penuiijuk jalan kebenaran dan penyampai rahmat bagi semesta alam. Tidak Iopa keloarga, para sahabatnya dan omat-Nya. Semoga kita yang senantiasa menjalankan sonnah-Nya kelak mendapatkan Syafu'at-Nya di akhirat.

Dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah da1am benruk Skripsi ini, penulis menyadari akan pentingnya pihak-pihak yang telah memberikan pemikiran dan dokungan moriil maopun spiritual yang tak temilai harganya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan sesoai yang diharapkan karena adanya mereka segala macam halangan dan hambatan yang menghambat penulisan Skripsi ini menjadi mudah dan terarah. Oleh sebab ito, penulis hanya mampo menyampaiakan ucapan terima kasih yang terdalam dan rasa hormat

kepada

semoa pihak yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini, diantaranya yang

terhormat:

L Prof. Dr. Komarudin hゥ、。ケ。セ@ Selaku Rektor Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jaka11a..

(10)

3. Bahrissalim, M.Ag, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Ors. Sapiuddin Shiddieq, M.Ag, Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kcguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Dimyati, M.Ag, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk pengembangan pemikiran penulis dan senantiasa memberikan arahan dan nasehat demi terselesaikannya Skripsi ini dengan baik.

5. Ibunda Siti Khadijah, M.A, Selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya kepada para Mahasiswa/i-nya untuk memberikan arahan dan nasehat selama perkuliahan berlangsung

6. Segenap Jajaran Dosen dan StafFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang dengan ikhlas menyalurkan ilmu dan pengetahuannya dalam proses kegiatan belajar mengajar serta mempermudah urusan birokrasi yang penulis tempuh dan jalani.

7. Segenap Pengurus Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Nasional RI, yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan Studi Kepustakaan (Library Research).

(11)

tersenyum dengan gaya-gaya dan tingkahnya yang lucu.

I 0. Untuk Sahabat ku seperjuangan Rizki Alfian yang juga selalu memberikan bantuan dan dorongan baik dari segi pikiran, waktu, tenaga dan fasilitasnya selama kuliah sampai akhir penyelesaian Skripsi ini. Semoga kita semua sukses selalu. Amin.

11. Teman-teman seperjuanganku PAI kelas C angkatan 2008 yang di pimpin oleh Mudzakir fauzi, dkk dan teman-teman Peminatan Sejarah yang juga selalu selalu membantu dan mendukung selama perkuliahan sampai penyelesaian Skripsi ini. Mohon maaf tidak aku sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan ta'dzim kepada kalian semua. Terima kasih dan semoga sukses untuk kita semua. Tiada cita dan harapan dapat terwujud dengan sendirinya tanpa usaha dan ke1ja keras serta dengan pertolongan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dan dapat memberikan kontribusinya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Mudah-mudahan Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umummnya serta menjadi amal baik di sisi Allah SWT.

Akhir kata, penulis menyadari benar bahwa Skripsi ini jauh dari kesempumaan karena yang Maha sempuma hanya milik Allah SWT. Penulis mengharapkan Saran dan Kritik yang membangun dari pembaca sehingga dapat menjadi masukan yang sangat berharga demi kemaslahatan bersama. Amin ya Robbal' alamin.

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb

Jakarta, 10 Januari 2013

(12)

DAFTARISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBARPERNYATAANKARYASENDIRI

ABSTRAK ...•...•... i

KA TA PENG ANT AR ...•... .ii

DAFTARISI •.•.•..•.•..•...•.•.•••..•...•...•.•.••...•••••.•.•..•••.•.•...•... v

BAB I PENDAHULUAN ..•.••••••...••...•...••••...•...••.•..••.••...•....•. 1

A. Latar belakang Masalah ... l B. ldentifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK ...•.•...•.•. · ..•••...••••...•...•••...••• 11

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Akhlaq ... 11

1. Pengertian Pendidikan Akhlaq ... 11

2. Dasar Pendidikan Akhlaq ... 17

. 3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Akhlaq ...

···u···

19

4. Pembagian Akhlaq ... 22

5. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlaq ... 24

B. Kenakalan Remaja ... 28

1. Pengertian Remaja ... : ... 28

2. Karakteristik Masa Remaja ... : ... .30

3. Pengertian Kenakalan Remaja ... 35

4. Problematika Kenakalan Remaja ... 36

5. Macam-macam Bentuk Kenakalan Remaja ... .37

6. Factor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja ... .40

C. Era Globalisasi ... .41

l. Pengertian Era Globalisasi. ... .41

(13)

B. Metode Penelitian ... 45

C. Prosedur penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... .48

A. Pendidikan Akhlaq dan Kenakalan Remaja ... .48

B. Cara mencegah Kenakalan Remaja ... .49

C. Akhlaq Bagi Remaja di Era Globalisasi. ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..... 64

A. Kesimpulan ... : ... 64

B. Implikasi. ... 65

C. Saran ... 66

(14)

BABI

PENDAHULUAN

A. La tar belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha yang amat penting bagi · masa depan bangsa ini. Semua kalangan baik dari orang tua, guru dan pemerintah yang pernah dan sedang memimpin negeri tercinta ini, semuanya sepakat dalam hal ini. Dari pendidikan nasional diharapkan muncul generasi manusia yang memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akl1laq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, agama, bangsa dan negara.

(15)

Sesungguhnya telnh ada pada (diri) Rosululloh itu suri telodon yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmot) Allah dan

(kedatangan) hari lciamat tlan Dia banyalc menyebut Al/ah. (Q.S.

al-Aluah/33: 21)1

Akhlaq memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Akhlaq yang baik akan membedalran antara manosia dengan hewan. Manusia yang berakhlaq mulia, dapat menjaga kemuliaan dan kesucian jiwanya, dapat mengalahkan

tekanan hawa oafsu, berpegang reguh kepada sendi-sendi keulanllllln. hu semua

sudah tertuaog dalam akhlaq Rasulullah SAW. Oleh kareoanya, dalam kehidupao

sehari-hari Rasul meojadi paoduao

R@

Selaio itu, akhlaq merupakao barometer kehidupao uotuk menjadilran

kebahagiaan, keamaoao dao keledilJan dalam kehidupao maousia. Dapat dikalakao bahwa akhlaq dilambangkan sebagai berdirioya suatu ummat,

sebagaimana shalat sebagai tiang agama. Deogan kata lain, apabila rusak akhlaq

suatu ummat, maka rusaklah bangsa ioi. Seperti dikatakan oleh Syauqi Bek dalam syaimya:

0

1-""'.:l

セセi@ セNZャ@

1_,.... 0JJ

'#'JP!

t..

d

セyi@

e"""il

WIJ

Sesungguhnya h!jayaan suatu ummat (bangsa). terletak pada akhlaqnya

selagi mereka berakhlaq tlan berbudi penmgili utama. Jika pada mereka

telah hilang aldi!aqnya makajatuhlah mnmat

{btingsa)

itu.3

Maka dari itu, akhlaq sangat peotiog bagi suatu masyarakat, baogsa dao mnat manusia, kalau akhlaq mam1sia rusak, maka .keteotramao dao kehonnatao baogsa

itu akao hilang. Uotuk memelihara kelaogsuogan hidup yang terhonnat, maka

perlu sekali memperhatikao peodidikan akhlaq bagi geoerasi yang akao da1aog, khususoya bagi geoerasi muda yang masih duduk dalam baogku peodidikao.4

Apabila diamati bagaimaoa keadaan duoia peodidikao dewasa ioi, tampaklah

1 Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemalrn)u, (Semarang: PT. Kmya Toha

Putrn, 1995). b. 670.

2

Muhammad Daud Ali, PenilidiJ:an Agoma 1slom (Jakada: PT. Raja Grafindo Persada.

1998),. b.350

1

Kahar Mansur, Meabina Moro/ donAlltlaq, (Jabrla: Rineka C'tpla, 1994),. b. 3

4 Zali,ah Daralijat, Peranan Agmtra da1am ksehatan Mental, (Jabrla: CV. Haji

(16)

3

ada gejala-gtjala yang menunjuldran rendahnya kualilas akhlaq peserta didik.. Di

:zaman sekarang ini akhlaq mulia ada1ah bal yang mahal dan sulit diperoleh. hal ini terjadi akJl>at kurangnya pemahaman terhadap oilai akhlaq yang terdapat

dalam al-Qur'ao serta besamya peogaruh Iiogkungao. Maousia baoya meogikuti hawa oalSu dan amarah saja untuk mengejar kedudukan dao hana heoda dengao caranya sendiri, sehingga ia Iopa akao tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Tidak

dapat dipungkiri bahwa kemerosolao akhlaq terjadi akibat adanya dampak negatif

dari kemajuan dibidang teknologi yang tidak diiinbaogi dengao lreimanan dan

telah menggiring manusia kepada sesuatu yang bertolak belakaog dengao nilai al-Qur'an. Namun hal itu tidak meoafikan bahwa manfilat dari kemajuan teknologi itu jauh lebih besar dari pada madharatnya.

Akan tetapi, krisis akhlaq yang melanda sebagiao remaja saat ini, merupakan

salah satu dari akibat perkembangan global dan kemajuan IPIBK yang tidak

diimbaogi dengao kemajuan moral atau akhlaq. Maraknya pelecehao seksual/seks bebas (free sex) di kalangan remaja para generasi peoerus baogsa adalah sebagai bukti bahwa sudah terpunlknya pendidikan di Indonesia. Kita lihat saja orang-orang yang melakukan pelecehao seksual/seks bebas (free sex) di Negara kita,

mereka adalah orang-orang caloo generasi penerus baogsa yang sedang mengenyam pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, tidak taoggung-tanggung yang melakukan pelecehan seksual/seks bebas (free sex) adalah aoak-anak SD, SMP/MTs, SMAISMK. Mahasiswa bahkan sampai tingkat pejabat.

Ini

adalah

bukti bahwa belum berhasiloya lembaga peudidikan daJam mendidJK. muridoya menjadi manusia yang berirualitas. Kita juga tidak bisa serta merta menyalabkan

pendidikaonya, hanya saja akhlaq atau moraloya yang belum terdidik..

Arus infonnasi dao komunikasi telah membuat globalnya oilai-nilai budaya

yang berlangsung sangat pesaL Keterlrukaan pada era globalisasi, selain membawa dampak positif juga membawa aktl>at oegatif yaitu marakuya penyakit

sosial, seperti kenakalao remaja, masalah narkotika, korupsi, kecemburuan sosial, dekadensi (bobroknya) akhlaq dan Iain sebagainya.5

(17)

Selain itu, kemerosotan akhlaq bukanlah hal yang baru, banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya melalui media elektronik yang sering menayangkan film-film yang kurang baik dan menyalahi aturan dan ajaran agama Islam. Program-program tdevisi sering memperlihatkan tindakan-tindakan yang kurang baik, seperti minum-minuman keras, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, kekerasan dalam rumah tangga baik yang dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya maupun sebaliknya serta durhaka kepada orang tuanya, sehingga kenyataan yang ditimbulkannya tidak jarang berupa kesimpangan sosial dan perilaku yang tidak manusiawi diantara mereka.6 •

Laporan pelanggaran hak anak oleh Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatatkan, ada peningkatan dari tahun ke tahun terkait aduan kasus kekerasan terhadap anak. Tahun 2009, jumlah total aduan kasus kekerasan anak yang diterima Komnas PA sebanyak 1.522 kasus. Setahun berikutnya, pada 2010, jumlah ini melonjak tajam menjadi 2.335 kasus. Angka ini bertambah lagi pada tahun 2011 menjadi 2.508 kasus.

Menurut ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, memprediksi angka ini akan kembali meningkat pada 2012 ini. "Bentuk pelanggaran terhadap anak tidak semata kuantitasnya saja yang meningkat, tapi juga semakin kompleks dan beragamnya modus pelanggaran hak anak itu sendiri," ujamya. Selama semester pertama 2012, menurut Arist, setidaknya ada 686 kasus pelanggaran hak anak yang sudah dilaporkan. lni berarti, rata-rata perbulannya mencapai I 00 orang pengaduan. dari berbagai kasus di tahun 2012, diantaranya: 39 aduan penculikan dan penjualan anak, 20 kasus bunuh diri anak, 42 aduan penelantaran anak, 788 kasus anak berhadapan dengan hokum, 128 kasus kekerasan, 119 kasus senjata tajam, 312 kasus pencurian, 79 kasus narkoba, 37 kasus perjudian, 2 kasus penculikan 6 kasus pembunuhan dan 24 kasus pelecehan seksual. 7

Istilah anak zaman sekarang, gak gaul kalau tak berhubungan dengan jejaring

6

Dani L. Yatim dan Irwan, Kepribadian Keluarga dan Narkotika, (Jakarta: Arcan, 1986), Cet, h. 41.

7 Arist Merdeka Sirait, "Komnas Perlindungan Anak," Republika, Jakarta, 19 Oktober

(18)

5

sosial. Bisa-bisa tak punya kawan kalau tak punya alrun facebook atau twitter.

Salah satu kasus, SAS (14 tahun) seorang pelajar putri kelas IX di SMP Budi Utomo. Depok Jawa Barnt. Sembari terus-menerus menutupi wajahnya kareoa malu. SAS menceritakan kisahnya di kantor Komoas Perlindungan Anak (PA), Pasar Reho,

Jakana.

Selasa (16/10/2012). Ia menuturkan. awal September tahun 2012. terhubung dengan seorang pemuda beroama Gilang alias Yugi alias Catur Sugiarto lewat lamanfacebook. Berhubung telah berlomba-lomba memperbanyak kawan di jejaring social, tawaran pertemanan Catur ia terima. Tak berhenti di dunia maya. pada pertengahan September Catur mengajak SAS "kopi darat" alias bertemu di salah satu pusat perbelanjaan di Depok. Barang kali karena usia muda. SAS dengan naif tak menaruh curiga dengan niatan Catur. Begitu juga. ketika diajak bertemu untuk kedua kalinya sepekan kemudian pada 23 september. Pada pertemuan kedua

itu.

Catur mengobral janji. Ia mengajak SAS 'jalan:ialan" ke daerah Parung, Kabupaten Bogor, dengan imingan sejumlah harta benda. "Kilian saya mau ikut, dia janji mau ngasih duit, baju dan celana. "ujar SAS. Sesampainya di Parung, SAS di sekap di sebuah rumah kosong. Menurut SAS, Catur juga mengundang dua orang kawannya, M dan D, untuk mengawal SAS."Saya dijaga biar nggak kabur, "ujarnya. Sepekan penuh di Parung, SAS mengaku. ia diperkosa sebanyak empat kali dibeberapa lokasi terpisah. Pada tanggal 30 september SAS diajak Jagi oleh Catur dan kawan-kawan menuju terminal Depok. Saat itulah. SAS mengatakan, ia kabur dan berhasil pulang ke rumah, SAS mengatakan. perbuatannya yang ia alami tak didasari suk:a sama suka. "Saya nggak su/ra sama

pelaku, "ucapnya.'

Oleh karena

itu.

kemajuan yang terns berjalan di dalam bidang science dan teknologi ini harus selalu diimbangi dengan kebebasan berfikir (kebebasan niimbar) yang luas dan kesadaran diri akan tanggung jawab masing-masing orang terhadap Allah

swr

dan terhadap sesama umat manusia dalam suasana beragama. Kalau tanpa pendidikan akhlaq pasti terjadi proses dehumanisasi yaitu proses penurunan martabat kemanusiaanya. yang tampak dalam masyarakat sebagai dekadensi akhlaq dan merosotnya kesadaran akan tanggungjawab.

8

(19)

Fenomena diatas sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal (I), dinyatakan bahwa: "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhiak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara."9

Islam sebagai gerakan pembaharuan moral dan pemerhati kehidupan sosial dengan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah sejak abad ketujuh secara tegas telah menyatakan bahwa tugas utamanya adalah sebagai penyempurna akhlaq manusia:

<,?ii

CJt:-

e:JL...

<,?il

CJt:-

セ@

0!

t

セi@

CJt:-

1.))4..c.

0!

セ@

i)t:-)l;..

YI

fa

セ[Lイ@ セ@

W)

:F

J

.ylc ..iii

セNjゥ|@

J_,....,

_)

J1.i

:Jli ;;

Y-Y

( .i...::..T

.1_,_))

Dari Muhammad bin Ajlan dari Al-Qa.qa bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah berkata: Bersabda Rasulullah saw: Sesungguhnya aku di utus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlaq.

(H.R. Ahmad).10

Berpangkal dan berdasar pada ketinggian akhiaq dan keutamaan budi pekerti, Nabi Muhammad SAW berhasil membawa perubahan besar dan memutar seluruh sendi kehidupan manusia baik jasmani maupun rohani. Dengan akhlaq pula beliau memenuhi kewajiban dalam menjalankan amanah mengajak ummat manusia kepada tauhid dan memimpin ummat dalam perjuangan menggapai cita-cita serta membangun agama dan negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Semuanya itu menjadi cerminan dan suri tauladan bagi manusia sampai saat ini.

9 Eti Rochaety, dkk, Sis/em Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2006), Cet. Ke- 2, h. 6.

10 Imam Alunad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, (Beirut: Dar al-Fikr,

(20)

7

Dalam pergaulan sehari-hari sebagai ummat Islam juga diperintahkan berbuat baik kepada siapa saja. Allah SWT berfirman dalam surat an- Nissa ayat 36 :

""'

/ ,,. ":JI ' / ' . J p ,,. セ@ } ? ). / ,,. ... ,.,, セ@ } ,} ? ,.,,

\NN^セェ@

,..,,.

セA@

,,

セセGjNャセェ@

.... ,, ,,.

セ@

セセ@

,,.

1§.foi

,,.

セェ@

...'.lll

ャェセャェ@

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib- kerabat, anak- anak yatirn, orang- orang mis kin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan harnba- harnba sahaya yang karnu rniliki. Sesungguhnya, Allah tidak rnenyukai orang- orang yang sornbong dan

rnembanggakan diri. 11

Dapat dilihat sampai saat ini pendidikan akhlaq, baik dalam pemahaman materi atau dalam pelaksanaannya, baru berorientasi pada urusan sopan santun, dan belum dipahami sebagai keseluruhan pribadi manusia beragama. Bidang agama diajarkan sebagai kegiatan rutin agama dan kurang ditekankan sebagai proses pembentukan kepribadian.

Selain itu, peran orang tua dan guru agama disekolah sangatlah penting agar akhlakul karimah tertanam dalam diri anak. Dapat dilihat pada sekolah-sekolah umum yang notabene pelajaran agama Islamnya memiliki persentasi yang amat kecil, kurang berperan dalam menciptakan situasi yang kondusif dan meningkatkan keyakinan dan amalan agama.

Mengingat pentingnya pendidikan akhlaq untuk membentengi generasi penerus dari kemerosotan moral, pendidikan akhlaq yang dilakukan di setiap situasi dan kondisi menjadi solusi yang utama. Dengan kata lain, hampir seluruh aspek kehidupan harus didasarkan pada akhlaq supaya tercipta keseimbangan dan kemakmuran.

11

(21)

Oleh karena i1n, menurut hemat penulis perlu mendapatkan sorotan serius dan sungguh-sungguh sebagai upaya untok mengenal lebih jauh pendidikan akhlaq, maka penulis tertarik untuk menggali. membahas masalah ini dalam sebuah karya

ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul:

"KONTRIBUSI PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA DI ERA GL-OBALISASI"

B. Identifikasi Masalab

Seperti yang telah dipaparlcan dalam latar belakang, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Kontribusi Pendidikan Akhlaq dalam kehidupan remaja, atas funomena perubahan tingkah laku yang tetjadi akhir-akhir ini akibat aros

globalisasi. remaja telah kehilangan kekuatan akhlak dalam menjalankan alur kehidupannya yang lebih baik.

b. Kurangnya pemahaman remaja terhadap nilai-mlai pendidikan akhlaq. c. Besarnya pengaruh globalisasi dalam kemajuaJ1

IP'fEJ(

di

lingkungan

remaja.

d. Kurangnya pemahaman remaja terba<lap

dammik

posiµf dan negiitif

dari

kemajuan

IPTEK.

di Era Globldisasi.

e. Perkembangan g!Qbalisasi

dan

kemajuan

IPTEK.

yang tidak dii!nbangi

d!:l)gmt akhlaq.

f.

Tmdakan

kenakalan

remaja dengan melakukan pelecehan Seksuallsex bebas (free ser).

C. Pembatasan Masalab

Agar pembahasan masalah dalam Skripsi ini dapat lebih fokus dan terarah serta tidak melebar ke tema yang tidak diperlukan, maim penulis memberikan batasan masalah yang akan diteliti pada:

a. Pendidikan Akhlaq yang dimaksud adalah proses mendidik yang diiringi dengan akhlak kemudian dilakukan seseorang untuk membentuk tabi'at, perangai, perilaku atau budi pekerti yang baik, sehingga terbentuk

(22)

9

b. Kenakalan Remaja yang dimaksud adalah perilaku yang menyimpang

dari atau melanggar hokum terhadap norma-nonna sosial, norma-norma agama, dan norma-norma hokum yang dilakukan remaja.

c. Era Globalisasi yang dimaksud adalah kecenderungan perilalru hidup dan kehidupan manusia untuk saling terkait, baik antar individu maupun antar bangsa, yang dihubungkan oleh sarana dan prasarana yang semakin canggih.

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam Skripsi ini adalah Apa Kontribusi

Pent/idik(llf .4.khllllJ Do/am Mencega/t Kenaludan Ronaja di Era

Glolmlisasi?

Kemudian dari perumusan masalah di alas, pertanyaan penelitian yang akan penulis teliti sebagai berikut:

"Apa kontribusipemlidiknn akhJaq t!alam kehidupan remaja?"

E. Tuj11an dan Manfaat Penelitian 1. Tnjnan Pcnclitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

a. Unruk mengetahui kontn'busi pendidikan akhlaq dalam kehidupan remaja.

b. Untuk mengelahui cara-cara dan upaya pcndidikan akhlaq dalam mencegah tinglrat kenakalan remaja.

c. Untuk memberikan kontn"bnsi bagi remaja daiam menghadapi ams globalisasi.

d. Untuk meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan perilaku remaja

yangsalah.

e. Untuk meningkatlran pengetahuan dan peran siswa, orang tua, guru, dan masyarakat dalam mencegah kenakalan remaja mulai dari tingkat keluarga, sekolah dan masyarakat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfuat pcnelitian ini adalah :

(23)

kontribusi pendidikan akhlaq dalaJn mencegah kenakalan remaja di era globalisasi.

b. Dapat memberikan sumbangan pikiran kepada para pembaca tentang kontribusi pendidikan akhlaq dalatn mencegah kenakalan remaja di era

globalisasL

c. Menumbuhkan kesadaran kepada manusia khususnya remaja akan

pentingnya pendidikan akhlaq untuk mempersiapkan pribadi muslim yang sempuma.

d. Agar masyarakat umwn, khususnya generasi muda memiliki akhlaq yang

mulia

sesuai

dengan

tuntunan

al-Qur' an dan al-Hadits.
(24)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Akhlaq

I. Pengertian Pendidikan akhlaq

Kata Pendidikan ditinjau dari segi etimologi berasal dari kata dasar "didik"

memelihara dan memberi latihan atau dapat dikatakan sebagai sebuah ajaran. Kata ini meiniliki pengertian yang varian sesuai dengan sudut dan cara pandang yang digunakan oleh para ahlinya.1

Dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang digunakan untuk menandai konsep pendidikan, yaitu tarbiyah, ta 'lim dan ta 'dib.

lsiilah Tarbiyah dari kata raba yarbu (bertambah dan tumbuh), rabiya yarba

(tumbuh dan berkembang), rabba yarubbu (memperbaiki, menguasai, memelihara). Kata al-Rabb juga berasal dari kata tarbiyah dan berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaannya secara bertahap atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur.

Ta 'lim adalah proses belajar secara terus menerus sejak manusia lahir melalui

perkembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan hati. Proses ta'lirn

1

(25)

tidak hanya berhenti pada pencapaian dalam wilayah kognitif saja, tetapi terus menjangkau wilayah afektif dan Psikomotorik. Sedangkan kata ta 'dib yang dijelaskan al-Atlas adalah pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahauan dan wujud bersifat teratur secara hirarkis sesuai dengan berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta sesuai kapasitas dan potensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Dengan pengertian ini mencakup pengertian 'i/m dan 'ama!.2

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami dan mengartikan apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Karena itu fokus pendidikan di arahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlaq dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup.

Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama seperti gurunya. Proses pendidikan 、ゥ。セ。ィォ。ョ@ pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara manusiawi agar mereka menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian unggul.3

Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.4 Atau secara lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada peserta didik (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan i}eserta didik tersebut.

2

Fatoni, "Pemikiran Ibnu Miskawaih tentang Pendidikan Akhlak dan PeTfillannya dalam

Kehidupan Manusia," Skripsi pada sarjana UIN SyarifHidaytullah Jakarta, Jakarta,-2010, h. 6, Ld

3

Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu & Berdaya Saing, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2011 ), Cet.I, h. 2.

4

(26)

13

Terkait dengan itu, maka penulis ingin mencoba mengungkapkan kembali beberapa pandangan tokoh pendidikan terdahulu, antara lain sebagai berikut:

1. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889- 1959) mengemukakan pengertian pendidikan, sebagai mana dikutip oleh Suwamo, adalah sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan bathin), pikiran (intelek) dan Jasmani anak- anak. Maksudnya adalah agar kita dapat memajukan kesempumaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.

2. Zainal Arifin mengatakan bahwa pendidikan secara istilah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi, dalam arti mental.

3. Menurut Amir Daien Indra Kusuma, pendidikan adalah suatu usaha yang sadar, teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita- cita pendidikan.5

Sedikit mengutip dari tokoh pendidikan dari luar negeri diantaranya:

4. Jhon Dewey Ihengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, ha! ini mungkin dapat terjadi didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perekembangan dari orang yang belum dewasa dan kclompok dimana ia hidup. 6

5. Edgar Daile menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar

5 Annai Arief, op. cit., h. 33

6

(27)

dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. 7

Memperhatikan beberapa definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengertian pendidikan adalah Usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam mempengaruhi orang lain yang bertujuan untuk mendewasakan manusia seutuhnya, baik lahir maupun bathin. Artinya dengan pendidikan, manusia dapat memiliki kestabilan dalam tingkah laku (akhlaq) atau tindakan, kestabilan dalam pandangan hidup dan kestabilan dalam nilai- nilai kehidupan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Sedangkan untuk pengertian Akhlaq dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaq, yukhliqu, ikhlaqan8

yang berarti al- sajiyyah (perangai),al- tabi 'ah (watak), al- 'adah (kebiasaan atau

kelaziman) dan ad- din (keteraturan).9 Atau bentuk jamak kata khuluq atau

al-Khv1q, yang secara etimologis (bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang

menyelidiki asal-usul kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna) antar lain budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi' at.10

Secara Linguistik (kebahasaan) kata Akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghairu mustaq, yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata itu memang begitu adanya. Kata Akhlaq adalah jamak dari kata khulqun atau khuluq

yang artinya sama seperti arti Akhlaq sebagaimana telah disebutkan di atas.11 Kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya terdapat dalam al- Qur'an maupun al- Hadits, sebagai terlihat berikut ini:

7 Mulyasana, op. cit., h. 3. 8

Aminuddin, dkk. PENDIDJKAN AGAMA ISLAM UNTUK PERGURUAN TINGGI UMUM. (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2005), Cet. I, h. 152.

9

Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, ET/KA BERKELUARGA, BERMASYARAKAT DAN BERPOLITIK, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, 2009), Cet. I, h. I.

10

Mohammad Daud Ali, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), Cet, 8, h. 346.

11

(28)

15

Dan sesungguhyna engkau (Mnhammod) benar- benar berbudi pekerti

yang agung. (Q.S. Al- Qalam 66: 4).12

iJ

:ll,i. セ@ f .J ts.. セ@ 'll d;.: W I

Bahwasanya Abt di utus (Allah) unJuk menyempumahm kelulruran budi

pekerti (H.R. Ahmad).13

Ayat tersebut di alas menggunakan kata khrduq dengan arti budi pekerti. Selanjutnya Hadits tersebut di alas juga menggunakan kata akhlaq untuk arti budi pekerti. Dengan demikian kata akldaq dan lchul11q secara kebahasan berarti bndi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru'ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat atau tradisi.14

Moral atau akhlaq adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang di mana saja, baik da1am masyarakat yang telah maju, maupun da1am masyarakat yang masih terbelakang. Jika da1am suatu masyarakat banyak orang yang sudah rusak moralnya, maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu.

Yang dimaksud dengan moral atau akhlaq ialah kelakuan yang sesuai dengan

ukuran-ulrnran (nilai) masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang diser1ai rasa tauggung jawab alas kelal..'Wlll tersebut.15

Karena akhlaq s=ira kebahasaan dapat dikatakan baik atau buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai Jandasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlaq sudah mengandung konotasi baik, jadi orang yang berakhlaq berarti orang yang berakhlaq baik.16

Perin dijelaskan pengertian Akhlaq menurut istilah yang diberikan

para

ahli di bidangnya. Ibnu Maskawaih (w. 421 H) sebagai pakar bidang Akhlaq terkemuka dalam kitabnya Tahdzibul Akhlaq.11.Dalam masalah ini, ia termasuk pemikir Islam· yang terkenal. Dalam setiap pembahasan akblaq dalam Islam,

12

Departemen Agama RI, op. cit, h. 960.

"Abudin Naill, A1ltlak Tosawuj, (1akm1a: PT Raja Grafindo Persada, 1997), Ce!. 2, h. 3.

14

Mohammad Anlani. op. cit, h. 25- 26.

15

Zakiah DailKijal, Peranan Agonw Daiam Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Gunung

Agung, 1995), Cet. 14, h.63.

16

Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.

Bumi Aksam, 2004), Cet. 4. h.198.

17

Muhammad Fauqi Hajjaj, TOSDWl/f Islam dan AJ:hlat, Terj. Dari Tashawwuf Al-Islami wa Al-AJ:hlaq oleh Kanmm As'al Ir.;yady dan Fakhri Gha2ali, (Jakarla: AMZAH, 20ll), Cet. I, h.

(29)

pemikirannya selalu menjadi perhatian orang.

Sementara itu Imam al-Ghazali yang bergelar sebagai Hujjatul Islam

(Pembela Islam), karena kepiawaiannya membela Islam dari berbagai paham yang menyesatkan, dengan lebih jelas lagi mengemukkan konsep Akhlaq seperti yang dikemukkan lbnu Maskawaih.

Pengertian akhlaq secara istilah (terminologi) dapat dilihat dari beberapa pendapat pakar Islam, diantarnya :

I) Menurut lbmi Maskawaih (w. 421 H/1030 M), akhlaq adalah sebagai berikut:

"Suatu sikap mental (halun Ii 'n-nafs) yang mendorongnya untuk berbuat

tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan. "18

2) Sementara menurut Hujjatul Islam Imam al-Ghazali (1059- 1111) memberikan definisi sebagai berikut:

"Akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya

timbul perbuatan-pcrbuatan dengan mudah tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan. "

3) Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ahmad Amin. Menurutnya definisi akhlaq adalah sebagai berikut:

"Sebagian orang membuat definisi akhlaq, bahwa yang disebut akhlaq

adalah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bi/a

membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlaq. "19

4) Pendapat lain yang dikemukakan oleh Soegarda Poerbakawatja dan H.A.H. Harahap, mengatakan bahwa akhlaq adalah:

"Kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar

terhadap Khaliq-Nya dan terhadap sesamanya. "20

5) Menurut Farid Ma'ruf seperti dikutip oleh A. Musthofa dalam bukunya yang berjudulAkhlak Tasawufmengemukakan definisi akhlak yaitu

18

Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h. 61.

19

Aminuddin, op. cit., h. 155.

(30)

17

"Kehentlak jiwa manusia yang menimbullam perbuaJan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih

dahu/u. ,.21

Menurut Syahminan Zaini, "Timbulnya pendidikan Akhlaq bersamaan

dengan timbulnya kehidupan manusia dan berbagai macam persoalan mana yang baik dan mana yang buruk bagi tiap- tiap orang. Wa1aupun dengan penilaian aka!

yang sedelhana sekalipun pada dasamya semua ini adalah untuk mengatur tata

kehidupan manusia. ,,zi

· Jadi, pada hakikatnya akhlaq atan budi pekerti ialah suatu kondisi a1au sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepnl>adian hingga dari situ timbulah berbagai macam perbuatan dengan cam spontan dan mudah tanpa dilmat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.23

Oleh karena itu, Islam menekankan akhlaq baik dan menyeru kaum muslim untuk senantiasa membina ser1ll menanamkannya di dalam jiwa mereka. Islam mengukur iman seorang hamba berdasarlran k«.Jutamaan dirinya dan mengukur keislaman seorang hamba berdasarkan kebaikan akhlaqnya.24

Dengan demikian dari definisi pendidikan dan akhlaq di atas dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan akhlaq adalah usaha sadar yang dilal'11kan seseorang untuk membentuk tabi'at, perangai, penlaku a1au budi pekerti yang baik, sehingga terbentuk manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.

2. Dasar Pendidikan Akhlaq

Islam merupakan agama rahmatan lil'alamin, sehingga setiap ajaran yang ada

dalam Islam menyeluruh kepada seluruh ummat dan memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan. Adapun yang menjadi acuan dasar pendidikan adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Sebagaimana dalam al-Qur'an yang menjadi dasar pendidikan pada Q.S. al- Luqman. 13-17:

21

A. Mustofa,AkhlakTasawef, (Bandung: CV. Puslalra Selia, 1997), Ce!. I, b. 14.

72

Ma'anfub, "Peran Pendidikan Akhlak dalam meningbtlam lrualitas Somber Daya

Manusia." Slripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayalullah Jakarta,. Jakarta,. 2007, b. Z, t.d.

23

Asmaran. As, Pengantar Studi Akblak, (Jakarta: PT. Raja<Jrafindo Persada. 1994), Ce!.

z.

h. 3.

14

Abu Bakar Jabir El--Jazairi, POLA HIDUP MUSLIM: Thahorah, lbadah don Akhlak,

(31)

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar"(J3). Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknj;a; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan

meyapihnya dalam dua tahun. _ Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua

(32)

19

termasuk hal-hal yang diwqjibhm (oleh Allah)" (17).25

Se lain itu landasan religious yang tenlapat dalam al-Qur' an tentang akhlaq yang tinggi menyebabkan orang masuk syurga. Sebagaimana finnan Allah SWT dalam, al-Qur' an, yaitu sebagai berikut :

GMᄋセNゥヲM

セNMセt@

16:;.,

·C;

セM

セᄋ@

·" • • { .:-

•11

ィセ@

t.::.· •

i f

J 'J -' .r " · :J ... U (r, ,,,. Iセ@ V• _,. . r J ... :J

.., ... ,,,,,,, -.,;.:; _,,, Mセセ@ - ... , , ,,. ' ,.. 1$ , ... ,,. -;: I.

<Jl •

...

J:.·

?-:i11,,·

NセイN@ < ·-1

1,_,·

セ@ Lセ@ p 1

1 _

u

.Li:.., .-..

J.11

セ@

··-- .. : -

11

<.:J..u>I

NNNセ@ .... セ@ セ@

...,.,.-

...

...,..

... セセ@ ...

Dan bersegerolah kamu hpada ampunan dmi Tuhanmu Jon kepaJa

surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertalwa, (yaitu) orang-orang-orang-orang yang menqfkahkan (hartanya). baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya Jon mema'cifkar! (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebqjiknn.

Pada ayat ini Allah memberikan contoh perilaku akhlaq セイーオェゥ@ yaitu bagi

orang-0rang yang menafkahkan bartanya dijalan Allah dalam keadaan apapun, orang yang bersabar dan orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain, maka Allah SWT akan memasukkan orang-orang yang bertakwa dan yang meqtlliki akhlak yang baik kedalam syurga. Dari ayat di atas memiliki makna bahwasannya Allah SWT akan memberikan kebahagiaaan bagi orang yang bertakwa dan berakhlaq terpuji.

Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa dasar pendidikan akhlaq Islam tenlapat pada al-Qur'an dan al-Hadits yang bertujuan membentuk ummat Islam yang berkepn"badian muslim.

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Akhlaq

Secara Formal tujuan pendidikan tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1993 dijelaskan bahwa kebijakan pembangunan sektor pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

25

(33)

berkepribadian, mandiri, maJu, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, memiliki etos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani.26

Secara terperinci, tujuan pendidikan nasional dapat dikembangkan sebagai berikut:

Tujuan yang pertama adalah berkembangnya potensi keimanan dan

ketaqwaan.

Tujuan kedua adalah terbentuknya akhlaq mulia di kalangan para peserta

didik.

Tujuan ketiga adalah membentuk peserta didik yang sehat. Tentu sehat

jasmani dan rohani..

Tujuan keempat yaitu mencetak peserta didik yang berilmu. Pemerintah

dan para penyelenggara pendidikan telah bekerja keras untuk mencetak peserta didik yang berilmu.

Tujuan ke/ima yaitu mencetak peserta didik yang cakap, masih

terkendala oleh pola pembelajaran dan sistem evaluasi yang hanya menekankan pada kogntif, sementara penguasaan keilmuwan secara riil di lapangan kurang mendapatkan perhatian secara proporsional

Tujuan keenam ialah pembentukan jiwa mandiri dikalangan peserta

didik. Guru dan para penyelenggara pendidikan menghadapi kesulitan dalam membentukjiwa mandiri di kalangan para peserta didik.27

Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dim membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Ketiga unsur itulah yang menjadi fokus dari pengembangan fungsi pendidikan di Indonesia. Konsep itu sangat sederhana tapi mengandung makna yang luas apabila dihubungkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara.

Sedangkan tujuan dari akhlaq dalam ajaran Islam adalah "agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlaq), bertingkah laku, berperangai atau beradab yang baik, yang sesuai dengan ajaran Islam. Akhlaq juga bertujuan menciptakan manusia

26

Eti Rochaety, dkk, op. cit., h. 11.

27

(34)

21

sebagi makhluk yang tinggi dan sempuma, dan membedakannya dari makhluk lainnya. Akhlaq hendak menjadikan manusia orang yang berkelakuan baik, bertindak baik terhadap sesama manusia, terhadap sesama makhluk Allah.28

Menurut Imam al-Ghazali tujuan dari akhlaq adalah membuat amal yang dikerjakan menjadi nikmat. Seseorang yang dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika memberikan hartanya dan berbeda dengan orang yang memberikan hartanya karena terpaksa. Seseorang yang merendahkan hati, ia merasakan lezatnya tawadhu.29

Menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya yang berjudul "Pendidikan dalam

Keluarga dan Sekolah" berpendapat bahwa "Perbuatan akhlaq mempunyai tujuan

langsung yang dekat yaitu harga diri, dan tujuan jauh adalah ridha Allah melalui amal shaleh danjaminan kebahagiaan dunia dan akhirat."30

Al-Ghazali menyebutkan sebagaimana yang dikutip oleh Yatimin Abdullah dalam bukunya "Study Akhlak dalam Perspektif Al-Qur 'an" bahwa ketinggian akhlaq merupakan kebaikan tertinggi. Kebaikan-kebaikan dalam kehidupan semuanya bersumber pada empat macam :

I. Kebaikan Jiwa, yaitu pokok-pokok keutamaan yang sudah berulang kali disebutkan, yaitu ilmu, bijaksana, suci diri, berani, dan adil.

2. Kebaikan dan keutamaan badan, ada empat macam, yakni sehat, kuat, tampan, dan usia panjang.

3. Kebaikan ekstemal (al-kharijiyah), seluruhnya ada empat macam, yaitu harta, keluarga, pangkat, dan nama baik (kehormatan).

4. Kebaikan bimbingan (taufik-hidayah), ada empat macam yaitu, petunjuk Allah, bimbingan Allah, pelurusan dan penguatannya.31 ·

Tujuan akhlaq diharapkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi pelakunya sesuai al-Qur'an dan al-Hadits. Dan menuntun manusia agar

28 Anwar Masy'ari, Akh/akAl-Qur'an, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990), Cet. I, h. 4.

29

Barn bang Trim, Meng-Install Akhlak Anak, (Jakarta: PT Grafindo Media Pratama, 2008), Cet. I. h. 7.

30

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta:. Ruhama, 1995), Cet. 2, h. 11.

31

(35)

berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk dapat diikuti dengan sempuma. Sedangkan menurut Mahmud Yunus "Tujuan pendidikan akhlaq ialah membentuk putra-putri yang berakhlaq mulia, berbudi luhur, bercita-cita tinggi dan berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik tingkah lak•1nya, mulia tutur katanya,jujur dalam segala perbuatannya, suci mumi hatinya."32

Tujuan dari pendidikan akhlaq dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang bermoral baik, kemauan keras, sopan dalam berbicara dan perbuatan mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sempuma, sopan dan beradab, ikhlas dan suci. Dengan kata lain,- pendidikan akhlaq bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan. Berdasarkan tujuan ini, maka setiap keadaan, pelajaran aktivitas merupakan sarana pendidikan akhlaq.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlaq memiliki ketinggian dan kelebihan bila dibandingkan dengan pendidikan pada umumnya. Pendidikan akhlaq menghendaki keseimbangan antara - usaha-usaha untuk kepentingan kehidupan di dunia dan di akhirat. Di samping itu juga, pendidikan akhlaq memerintahkan kepada yang baik dan mencegah yang buruk atau menjauhi keburukan dan berhias dengan kebaikan.

4. Pembagian Akhlaq

Secara garis besar Akhlaq dapat dibagi dua bagian, yaitu akhlaq yang terpuji (al-Akhlaq al-Karimah/al-Mahmudah) dan akhlaq yang tercela (al-Akhlaq Madzmumah).33 Akhlaq al-Karimah amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia ada tiga yaitu akhlak mulia terhadap Allah, akhlaq terhadap diri sendiri, serta akhlaq terhadap sesama manusia, ini semua merupakan bagian dari akhlaq al-karimah.34 Begitu juga Akhlaq Madzmumah amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia yaitu takabbur (sombong), su'udzon (berprasangka buruk), berdusta, tidak menepati janji dan berkhianat, ini merupakan bagian dari akhfaq

32

Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikon dan Pengajaran, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1978), Cet ke. 2, h. 22.

"Aminuddin, dkk, op. cit., h. 153.

34

(36)

23

madzmumah.35

a. Akhlaq yang terpuji (akhlaq al-Karimah)

Adalah akhlaq yang senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat. Dilihat dari segi hubungan manusia, akhlaq ini terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya:

I) Akhlaq terhadap Allah

Adalah pengakuan keesaan dan kesadaran bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat- sifat yang agung. Alasan manusia harus berakhlaq terhadap Allah, diantaranya:36

a) Allah telah menciptakan manusia dengan segala keistimewaan dan kesempumaan.

b) Allah telah memberikan pan ca indra berupa hati nurani dan na!uri manusia.

c) Allah menyediakan berbagai bahan perlengkapaan sarana kehidupan di bumi.

d) Allah yang telah memu!iakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.37

2) Akhlaq terhadap diri sendiri

Selaku individu, manusia diciptakan oleh Allah dengan segala kelengkapan jasmani dan rohani. Salah satunya adalah di!engkapinya rohani seperti, aka! pikiran, hati nurani, perasaan dan kecakapan bathiniyyah. Dengan perlengkapan rohani ini manusia dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya secara konseptual dan terencana, dapat menimbang baik dan buruk, serta dapat berkasih sayang. 3) Akhlaq terhadap sesama manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang berkelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu ia perlu kerjasama dan tolong-menolong dengan orang lain, toleransi dan berlaku adil, menepati janji, musyawarah, pemaaf, penyantun dan pemurah, persaudaraan, saling berwasiat kepada kebenaran dan

35 Aminuddin, dkk, op. cit., h. 153. 36

Ardani, op. cit., h. 49.

37

(37)

kesabaran. 38

b. Akhlaq yang tercela (Akhlaq Madzmumah)

Merupakan kebalikan dari akhlaq terpuji atau dapat dikatakan akhlaq yang tidak dalam kontrol ilahiyyah, berasal dari hawa nafsu syetan dan dapat membawa sifat negatif bagi manusia,39 diantara kelompok akhlaq madzmumah itu ban yak sekai i namun hanya sebahagian saja yang disebutkan yaitu:

I) Berbohong adalah memberikan atau menyampaika:n .informasi yang tidak sesuai, tidak cocok dengan sebenarnya. ·menyatakan sesuatu tidak menurut keadaan yang sebenarnya. Lain dimulut lain pula di hati.

2) Takabur adalah merasa atau mengaku diri besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.

3) Bakhil artinya orang yang sangat hemat dengan apa yang meil.jadi miliknya, tetapi hematnya demikian sangat dan sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimiliknya itu untuk diberikan kepada orang lain.

4) Dengki atau Hasud adalah tidak senang terhadap kenikmatan yang ada pada orang lain, berusaha untuk menghilangkan kenikmatan orang lain, ingin memiliki agar kenikmatan itu berpindah kepada

d.. mnya. 40

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Akhlaq

Perilaku manusia yang didasarkan atas kehendak. Sesuatu yang dikerjakan manusia bersumber dari jiwa, walaupun kejiwaannya tidak dapat dilihat oleh panca indera, namun jiwa manusia dapat dilihat dari tingkah laku manusia itu sendiri. Maka setiap perbuatan manusia itu bersumber dari jiwa manusia, dan di dalam perbuatan manusia terdapat faktor-faktor yang menjadi dasar seseorang melakukan tindakan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlaq manusia yaitu:

38

Ardani, op. cit., h. 57.

39

Aminuddin, op. cit., h. 153.

40

(38)

25

a. lnsting

Menurut James, "lnsting ialah suatu alat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berfikir terlebih dahulu ke arah tujuan dan tiada didahului dengan latihan perbuatan itu."

I) lnsting untuk menjaga diri sendiri

Insting menjaga diri pribadi dimiliki oleh seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. insting ini memiliki kepekaan yang sangat tajam dalam merespon apa yang dihadapi makhluk hidup, begitu juga pada diri manusia yang senantiasa akan selalu melindungi ·dirinya dari bahaya di sekelilingnya. lnsting akan menjaga diri sendiri itu akan hidup bersama dangan makhluk hidup di dunia ini.

2) lnsting menjaga lawan jenis

lnsting ini merupakan tingkah laku yang utama manusia, manusia memiliki sifat saling tolong menolong dan berbagi kasih kepada sesamanya dan lawan jenisnya yang menjadikan manusia termotivasi dalam menjalani hidup. lnsting tersebut haruslah diatur dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan. Namun, apabila insting ini tidak dijaga dengan baik, maka akan menimbulkan bahaya yang besar, karena nafsu dan hasrat manusia sangat berperan pada insting ini.

3) lnsting merasa takut

Insting merasa takut dimiliki seluruh manusia. Insting ini akan mengikuti perjalanan manusia dalam menempuh kehidupan, manusia terkadang takut dengan apa yang terjadi pada dirinya, pada harta yang dimilikinya, kawan-kawannya, begitu juga takut pada sekelilingnya.

(39)

terhindar dari sesuatu yang diinginkan. Demikian pula akhlaq akan rusak bila tidak terdapat insting takut di dalam diri seseorang.

b. Pembawaan

Pembawaan adalah seluruh kemungkinan atau potensi yang terdapat dalam diri individu dan selama masa perkembangannya benar-benar dapat di wujudkan. Ada beberapa pendapat mengenai pembawaan dalam pendidikan yaitu:

I) Aliran nativisme: Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan. manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa maiiusia sejak lahir. Perkembangan hidupnya sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, dan pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan

2) Aliran Naturalisme: Aliran ini berpendapat bahwa seluruh manusia yang lahir ke bumi ini pada dasarnya baik dan pembentukan karakternya sangat ditentukan oleh lingkungan yang mempengaruhinya.

3) Aliran empirisme: Aliran ini sangat berlawanan dengan aliran Nativisme. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pendapat aliran empiris ini terkenal dengan sebutan faktor pedagogis.41

Setelah diuraikan tentang pendapat para ahli mengenai pengaruh pembawaan dan lingkungan terhadap perkembangan manusia dan perkembangan pendidikan, rnaka akan dibahas lebih lanjut mengenai pembawaan.

Potensi pada diri manusia yang bermacam-macam tidak dapat direalisasikan · begitu saja, tetapi potensi tersebut harus · mengalami perkem bang an serta mernbutuhkan latihan, disamping itu tiap-tiap potensi memiliki masa kematangannya masing-masing. Potensi pada diri seseorang

41

(40)

27

telah terdapat dalam pembawaan, yang tidak dapat diamati secara terperinci. Tetapi dengan memperhatikan prestasi, bentuk watak, dan tingkah laku individu kita dapat mengambil kesimpulan tentang pembawaan tertentu yang terdapat pada individu.

Sifat-sifat pembawaan yang termasuk ke dalam struktur pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang dalam tingkah lakunya. Ada pula sifat-sifat yang terpendam tetap tinggal sebagai kemungkinan saja. Adapun yang menyebabkan berk(!mbangnya sifat-sifat pembawaan itu sehingga menjadi wujud tingkah laku, atau tetap terpendam, yaitu faktor-faktor dari luar (misalnya tidak mendapatkan kesempatan, latihan, atau pengajaran dan pendidikan yang cukup) maupun faktor dari dalam (misalnya, konstitusi tubuh) yang sedemikina rupa sehingga tidak memungkinkan berkembangnnya sifat-sifat pembawaan tersebut.

c. Lingkungan

Lingkungan adalah tern pat manusia bersosial isasi dan tern pat manusia dalam menjalani kehidupan. Ruang lingkup lingkungan terdapat dua macam:

I) Lingkungan Alam

Lingkungan alam adalah yang ada dalam dunia ini selain manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan.

2) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah semua orang atau ュ。セケ。イ。ォ。エ@ yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung, misalnya dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, keluarga, kerabat,

k · d b · a pe erJaan an se agamya.

Jika dibandingkan dengan kedua macam lingkungan yang telah dibahas di alas, maka lingkungan sosial mempunyai pengaruh besar dafam pembentukan akhlaq.

Allport merumuskan tentang kepribadian manusia yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, dalam bukunya yang berjudul: "llmu Pendidikan

42

(41)

Teoritis dan Praktis" yaitu: "Kepribadian adalah organisasi dinarnis dari system psikofisik dalarn individu yang turut rnenentukan cara-caranya yang unik (khas) dalarn rnenyesuaikan diri dengan lingkungan."43 Dari rurnusan tersebut jelas bahwa sesecrang tidak dapat dirurnuskan sebagai sesuatu totalitas individu saja tanpa rneletakkan hubungannya dengan lingkungan.

B. Kenakalan Remaja

\. Pengertian Remaja

Persoalan remaja selamanya hangat dan menarik, baik di Negara yang telah maju, maupun di Negara terbelakang, terutama di Negara yang sedang berkembang.44 Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kontradiksi. Sedangkan orang menyebut masa remaja adalah masa energik, heroic, dinamis, kritis dan masa yang paling indah tetapi ada pula yang mengatakan bahwa masa remaja sebagai badai atau topan, masa rawan atau masa nyentrik karena masa tersebut berada di ambang, dapat berada dalarn waktu yang baik dan waktu yang buruk (the best of time and the worst the time).45

Dalam ajaran agama Islam istilah remaja tidak dikenal secara khusus, karena rnemang belum jelas penjelasannya, begitu juga batasan usia rernaja; yang dikenal adalah baligh. Dalam Bahasa Arab pengertian rernaja dapat dikategorikan kepada

( y l.:i) dan (,,-il) yang artinya pemuda. "Pertumbuhan aka! merupakan hal yang

abstrak dan berproses sejalan dengan perkernbangan waktu sarnpai batas kesernpurnaannya. Sebagai tanda atau batas yang konkret adalah unsur baligh yang mernisahkan antara kesempurnaan dan kekurangan aka!. Pada saat sampai .batas umur itulah taklif mulai berlaku."

Remaja berasal dari kata latin Adolecere (kata bendanya Ado/escentia) yang berarti remaja, yaitu "Tumbuh atau Tumbuh Dewasa" dan bukan kanak-kanak lagi.46 Remaja menurut Zakiah Daradjat adalah suatu tingkat umur, di mana

anak-43 Ibid.,

h. 73.

44

Zakiah Daradjat, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet. 2, h.4 77.

45 Sahi1un A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problematika

Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. I, h. 64.

46

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Cet. Ke-I,

(42)

29

anak tidak lagi anak, akan tetapi belum dipandang dewasa. Remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa.47

Pengertian remaja dan perumusan istilahnya terdapat perbedaan dalam menggunakannya istilah pubertas, ada yang menggunakan istilah adolesensi. Remaja dalam arti adolesensi atau adolescence (bahasa inggris) berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh ke arah kematangan. Kematangan disini tidak kematangan fisik saja, tetapi terutama kematangan psikologis ...

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.49

Remaja dalam mempersiapkan dirinya menuju kepada kedewasaan, menurut Elizabeth B. Hurlock, dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Praeadolescence (10-12 tahun) b. Early adolescence (13-16 tahun) c. Late adolescence (17-21 tahun)

Namun, usia remaja yang hampir disepakati ialah 13 tahun sampai 21 tahun. Sebagaiman dijelaskan oleh Zakiah Daradjat bahwa usia remaja yang hampir disepakati oleh banyak ahli ialah antara 13 tahun dan 21 tahun.50

Secara lebih ringkas tentang usia remaja sebagai berikut. a. Masa Pubertas (12-14 tahun).

b. Masa Remaja Awai (14-16 tahun). c. · Akhir Masa Pubertas (17-18 tahun). d. Periode Remaja Adolesen (19-21 tahun).

Sebenarnya sampai sekarang belum ada kata sepakat antara para ahli ilmu pengetahuan tentang batas usia remaja. Hal ini terjadi karena lama tidaknya masa remaja tergantung pada kondisi masyarakat, dimana individu itu berkembang.

h. 8.

47

Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet. Ke- 2, h. 28.

48

Sarlito Wirawan, Psiko/ogi Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994), Cet. Ke- 3,

49 Http://karyaabdulrauf.blogspot.com/2008/09/ dampak pergau/an bebas bagi remaja 50

(43)

Namun pada umumnya mereka berpendapat bahwa remaja adalah seorang yang berusia 13-21 tahun.

2. Karakteristik Masa Remaja

Dalam arti ini, masa remaja dipandang sebagai tahap perkembangan yang ditandai dengan kematangan fisik dan psikis secara keseluruhan menuju kedewasaan. Dalam bahasa inggris, puberty atau pubertas yang dalam bahasa latin berarti usia kedewasaan (The Age Manhood) berkaitan dengan kata latin lainnya,

pubescere yang berarti masa pertumbuhan rambut daerah tulang pusic (wi/ayah

kemaluan).51 Dalam arti ini terlihat bahwa pada masa remaja ditandai adanya

suatu pertumbuhan yang di alami pada fisik seseorang yang sebelumnya tidak ada, misalnya pertumbuhan rambut di daerah tulang pusar, tumbuh kumis, dada membesar, dan lain sebagainya. Para ahii sepakat bahwa masa pubertas diawali dengan datangnya haid pertama pada seseorang anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Akan tetapi, pada usia berapa masa pubertas terjadi masih sulit ditetapkan karena cepat atau lambatnya masa pubertas terjadi tergantung pada kondisi tubuh setiap individu.

Akan tetapi, lain halnya dengan masa remaja jika dilihat tubuhnya, ia telah seperti orang dewasa, jl!smaninya telah jelas bentuk laki-laki atau perempuan. Dari segi lain dia sebenamya belum matang segi social dan emosinya masih memerlukan waktu untuk perkembangan menuju dewasa, dan kecerdasannya mengalami pertumbuhan. Mereka ingin berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang atau orang dewasa lainnya, tetapi mereka belum mampu bertanggung jawab dalam bidang · ekonomi dan social. Dalam masyarakat, syarat-syarat untuk diterima masyarakat itu banyak di antaranya keterampilan, kepandaian, dan pengetahuan. Karena itulah, para ahli jiwa tidak mempunyai kata sepakat tentang berapa lama panjang masa remaja tersebul. Mereka hanya sepakat menetukan, permulaan masa remaja, yaitu sebagaimana yang dikemukakan Zakiah Daradjat sebagai berikut: "Ahli-ahli jiwa tidak mempunyai kata sepakat tentang berapa

<

Referensi

Dokumen terkait

Subject to its immigration and labour laws, regulations and national policies relating to the entry, temporary stay and authorisation to work, and consistent

Pasien rawat jalan di Puskesmas Nglipar II yang mempunyai kepuasan rendah terhadap mutu pelayanan di puskesmas Nglipar II yaitu 8 orang (5,7%), berumur kurang dari 20 tahun

Dengan kontrak, guru dapat memberi konsekuensi pada individu, tapi juga bisa memberi penghargaan kepada kelas saat perilaku membaik atau siswa membuat pilihan yang

[r]

[r]

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang terdaftar pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dengan memenuhi persyaratan kualifikasi sebagaimana diatur dalam

[r]

[r]