• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi pembelajaran pendidikan diniyah terhadap prestasi pendidikan agama islam siswa pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi pembelajaran pendidikan diniyah terhadap prestasi pendidikan agama islam siswa pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

Aminnllab Zakir NIM: 805011001484

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISW AP ADA SDN 03

PAGI KEMANGGISAN JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilnm Tabiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Jenjang Pendidikan Strata Satu ( S-1)

Oleh

Aminullah Zakir NIM: 805011001484

DI Bawah Bimbingan

Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag NIP. 150 077 519

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMUTARBIYAHDAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Barat'' diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosyah pada, 4 Oktober 2007 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.

Jakarta, 4 Oktober 2007

Sidang Munaqosyah

Ketua Program PTTM I Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Eri Rossatria. M.Ag NIP. 150 077 519

Penguji I

Prof. Dr. H. Abd. Rahman Ghazali. MA. NIP. 150 063 509

Penguji II

Drs. Khalimi, M.Ag. NIP. 150 267 202

Mengetahui:

Tanggal

tセョ@

4-

...

/0·2t:o7

• • • o • 0 0 o 0 0 0 0 0 0 O H

.P:U-.tbrJL

ゥゥセセ@

·-:·'lit··· ..

T.

···

セᄋ@

M_MNNセNBZNNGANMZNNセWᄋ@

...

(4)

Skripsi, Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas llmu Tarbiyah dan

Keguruan UJN Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetabui kontribusi pembelajaran Pendidikan Diniyab terhadap prestasi PAI siswa pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Baral. Penelitian ini dilakukan di SDN 03 Pagi Kemanggisan yang berlokasi di jl. Anggrek Garuda, Blok E, Keluraban Kemanggisan, Kecamatan Palmerab, Jakarta Baral. Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan dari bulan Agustus 2007 sampai bulan September 2007. Metode penelitian yang digunakan adalab metode deskriptif kuantitatif.

Sumber data yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu informan dan key informan. Informan yang ada dalam penelitian ini berjumlab 36 siswa, yakni siswa kelas IV, V, dan VI yang mengikuti pembelajaran Pendidikan Diniyab. sedangkan key informannya adalab kepala sekolab dan guru PAI.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, angket dan tes. Dari basil angket dan tes dianalisis dengan memakai rumus statistik yaitu dengan rumus korelasi product moment.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa:

I. Pembelajaran Pendidikan Diniyab mempunyai kontribusi yang cuknp yaitu 0,50 terhadap prestasi PAI Siswa pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Baral.

2. Prestasi belajar agama siswa yang mengikuti Pendidikan Diniyab memiliki tingkat nilai prestasi yang tinggi dan aktifitas dalam perlombaan cukup menonjol.

(5)

menyelamatkannya dari buta huruf, sedangkan orang bodoh sepanjang masa berjalan dalam kegelapan. Orang yang berilmu kemuliaannya akan abadi dan orang yang bodoh begitu mati, ia tertimbun debu".

(Syair Syaikh Imam Burhanuddin)

(6)

Mu Ya Allah Ilahi Rabbi. Shalawat dan salam tak lupa penulis limpahkan kepada kekasih-Mu nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan shahabatnya.

Ya Allah, berkat sifat Rahman dan Rahim-Mu, Taufiq Hidayah dan Inayah-Mu serta nikmat sehat wal' afiat yang Engkau curahkan kepada penulis, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan pra syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uneversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya.

Juga tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan um Syarif Hidayatullah Jakarta selaku Dosen pembimbing seminar proposal skripsi.

2. Ketua Jurnsan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan um SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag, Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak berkorban waktu dan tenaga, pikiran dan perasaan untuk memberikan bimbingan, arahan ataupun petunjuk dalam penyusunan serta penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Karyawan di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan Um SyarifHidayatullah Jakarta.

(7)

memberikan data-data sekolah dengan sangat memuaskan, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

6. Kedua orang tua, anak-anak serta istri yang tercinta yang telah bersusah payah membantu baik moril maupun materil serta pengertian selama ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang sangat kompak dan rajin selama mengikuti perkuliahan dan ukhuwah yang terjalin di kampus semoga tetap terjalin. 8. Para siswa SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat yang telah

berpartisipasi dalam memberikan jawaban terhadap angket yang penulis sebarkan.

9. Pemerintah yang telah memberikan bea siswa melalui Departemen Agama supaya penulis dapat mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Untuk itu semua, penulis tidak dapat membalas jasa dan budi mereka dengan apa-apa kecuali hanya mengucapkan: Jazaakumullaahu khairul jazaa', amin ya Rabbal 'Alamiin.

Sebagai khatimul kalam, penulis mengharapkan kritik dan saran atau apapun namanya guna penyempumaan skripsi ini, sebab penulis sadar dan yakin, skripsi ini masihjauh dari sempurna. Namun sebagai bacaan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya .

Jakarta, 24 September 2007 12 Ramadhan 1428

(8)

LEMBAR PENGESAHAN . . . .. ii

ABSTRAK . . . iii

MOTTO... iv

KATAPENGANTAR ... ·... v

DAFT AR ISI . . . .. . . .. vii

DAFT AR TABEL ... ... . . .. .... ... . . .. . . ... ... ... . ... ... ... IX DAFTARLAMPIRAN... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... . A. Latar Belakang .. .. . . .. . .. . . .. .. .. .. . .. . . . .. .. . .. . . .. . . .. . . . .. . .. . 1

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... .. 5

C. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian . . . 6

BAB II. KAJJAN TEORI . . .. . .. . . .. .. .. . . . .. .. .. .. .. . .. . . .. . . . .. .. . . .. .. . . .. . .. .. 8

A. Pendidikan Diniyah . . . .. . . .. . .. .. 8

1. Pengertian Pendidikan .. . . .. . . .. . .. .. . .. .. . . .. . . .. .. .. 8

2. Pengertian Pendidikan Diniyah .. .. . . . .. .. . .. .. . . . .. .. .. .. .. . 10

3. Jenis Pendidikan Diniyah... ... 12

4. Jenjang Pendidikan Diniyah... 13

5. Kedudukan Pendidikan Diniyah... 14

6. Tujuan Pendidikan Diniyah... ... ... 14

7. Fungsi Pendidikan Diniyah... ... 15

8. Visi dan Misi Pendidikan Diniyah... 15

9. Kompetensi Um um Pendidikan Diniyah... 16

10. Pembelajaran pada Pendidikan Diniyah... 16

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam... 28

(9)

b. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar P Al... 28

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar P Al.,. 31 2. Pendidikan Agama Islam... 33

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 33

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam... 35

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam... 36

d. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 37

3. Pendidikan Agama Islam pada SDN.. .... ... . . . ... ... ... .. . ... ... 42

a. Tujuan . . . 42

b. Ruang Lingkup... 43

C. Kerangka Berfikir . . . .. . . 43

D. Pengajuan Hipotesis . .. . . .. 44

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN . . . 45

A. Tempat dan Waktu Penelitian . . . .. . .. . . .. 45

B. Populasi dan Sampel . . . 45

C. Tenik Pengumpulan Data . . . .. . . .. . . 46

D. Teknik Pengolahan Data... 49

E. Teknik Analisis Data . . . .. 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data . . . 52

B. Analisa dan Interpretasi Data... 58

c u ..

. JI ff 1potes1s ... . .

BAB V. PENUTUP ... . A. Kesimpuian ... . B. Saran ... . DAFTARPUSTAKA ... . LAMPIRAN ... . RIWAYATHIDUP

(10)

Table 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6.

Kisi-Kisi Angket ... ... .. ... ... ... ... 47

Interpretasi Nilai "r" ... . 51

Keadaan Guru SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat ... . 52

Keadaan Siswa SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat 53 Sarana dan Prasarana SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat . . . .. . . .. . . .. . . 54

Tabel 7. Minat Siswa Mengikuti Pendidikan Diniyah . . . ... 58

Tabel 8. Frekuensi Membaca al-Qur'an ... ... ... 59

Table 9. Jumalah Hafalan Surat-Surat Pendek al-Qur'an ... .. . ... .. . ... 60

Tabel 10. Pengetahuan tentang Bacaan Ruku' ... ... ... 61

Tabel 11. Pengetahuan tentang Defenisi Shalat ... ... ... ... .. . .. ... 61

Tabel 12. Pengetahuan tentang lstilah-Istilah dalam Mata Pelajaran Akidah-Akhlak ... 62

Tabel 13. Pengetahuan tentang Kalimat Thayyibah . . . ... ... . . .. . . 62

Tabel 14. Pengetahuan tantang Hukum Bacaan Iqlab ... 63

Tabel 15. Pengetahuan tantang Hukum Bacaan lkhfa ... ... ... .... 64

Table 16. Pengetahuan tantang Sisilah Keturunan nabi Muhammad SAW... 64

Tabel 17. Pengetahuan tantang Mesjid yang Pertama Kali dibangun nabi Muhammad SAW . . . .. . . .. . . .. 65

Tabel 18. Pengetahuan tantang Kitab Suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW . . . .. 66

Tabel 19. Pengetahuan tantang Defenisi Shalat ... ... ... ... ... 66

Tabel 20. Frekuensi Melaksanakan Shalat . . . .... 67

Tabel 21. Pengetahuan tentang Doa Iftitah ... ... ... ... ... . . ... ... 68

Table 22. Frekuensi dalam Lomba Keterampilan Agama (LOKETA)... ... 68 Tabel 23. Frekuensi Juara dalam Mengikuti Perlombaan Bidang PAI

[image:10.531.46.439.66.673.2]
(11)

Tabel 24. Frekuensi Meraih Prestasi Rangking Sepuluh Besar Selama

Belajar di Pendidikan Dniyah . . . 70 Tabel 25. Nilai PAI di Raport pada Dua Semester Terakhir ... 71 Tabel 26. Nilai Rata-Rata Ulangan dalam Dua Semester Terakhir .. . ... 71 Tabel 27. Perhitungan untuk Mencari Data Variabel X dari Hasil

Penyebaran Angket . . . 73 Tabel 28. Perhitungan untuk Mencari Data Variabel Y dari Hasil

Penyebaran Angket ... 74 Tabel 29. Perhitungan unutk Memperoleh Angka Indeks Korelasi antara

V ariabel X (Kontribusi Pembelajaran Pendidikan Diniyah) dan

[image:11.537.42.455.45.516.2]
(12)

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimbaga Islam Departemen Agama ditegaskan bahwa Pendidikan Diniyah adalah lembaga pendidikan agama yang memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam pengetahuan agama Islam, yang salah satu tujuannya adalah untuk memberikan tambahan dan pendalaman pengetahuan agama Islam kepada siswa yang merasa kurang menerima pelajaran agama di sekolah umum.1

Dan dalam bah II pasal 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2

Dengan kata lain, arah dan tujuan pembelajaran agama di Pendidikan Diniyah adalah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum yaitu untuk mengantar dan membina siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik dan sekaligus menjadi umat Islam yang taat beragama. Idealisasi pembelajaran agama di Pendidikan Diniyah adalah sosialisasi nilai-nilai agama. Artinya; pendidikan agama berusaha membimbing siswa agar secara sadar menerima dan secara konsisten menerapkan nilai-nilai agama sebagai pedoman hidupnya. Pemahaman,

1

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pendidikan Keagamaan dan

Pondok Pesantren, Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan Madrasah, (Jakarta: Dirjen

Bimbaga Islam, 2003), h. 8

(13)

penerimaan, dan pengamalan sistem nilai agama secara konsisten itulah yang dalam terminologi Islam disebut taat beragama.

Keberhasilan pendidikan agama antara lain diukur dengan indikator kemampuan fungsional siswa tentang agama Islam dan pengamalannya. Jadi pembelajaran agama di Pendidikan Diniyah bukan hanya mengembangkan pengetahuan agama siswa, melainkan juga hendak membina ketaatan beragama siswa.

Sebagaimana diketahui bahwa lembaga Pendidikan Diniyah berdiri dan tumbuh atas dasar kesadaran masyarakat yang begitu besar terhadap pentingnya agama, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi masa kini dan masa mendatang. Beratnya tantangan yang dihadapi tersebut ialah mendorong munculnya tingkat kebutuhan keberagamaan yang semakin tinggi dalam kehidupan masyarakat, kemudian orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah umum menyadari dan merasakan bahwa pendidikan agama di sekolah umum belum cukup dalam menyiapkan keberagamaan anak sampai ketingkat yang memadai, sebagai modal dalam mengarungi kehidupannya kelak.

Berbagai upaya dilakukan untuk menambah pendidikan agama yang telah diperoleh di sekolah, salah satunya adalah memasukkan anaknya ke Pendidikan Diniyah. Keluhan dan kritikan yang sering dilontarkan pihak orang tua siswa terhadap pendidikan agama di sekolah umum, bahwa anak-anak mereka ban yak yang tidak mampu membaca al-Qur' an dan shalat. Secara umum hasil pendidikan agama di sekolah umum dinilai oleh masyarakat belum berhasil meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi peserta didik.

Dengan pendidikan agama di sekolah umum yang hanya 3 (tiga) jam pelajaran seminggu, guru agama mengalami kesulitan untuk memenuhi harapan masyarakat khususnya untuk mengantarkan peserta didik agar bisa dan mampu membaca al-Qur'an dengan lancar dan benar serta mampu melaksanakan shalat. Keprihatinan pihak orang tua dan tokoh-tokoh Islam

(14)

Qur'an makin bertambah, karena dewasa ini kegiatan pengajian al-Qur'an secara gadisional dengan sistem

Baghdadiyah

di. rumah-rumah berangsur hilang dan tergeser oleh budaya baru yaitu menonton acara TV. Untuk mengatasi hal tersebut tidak ada jalan lain yang lebih bisa diandalkan kecuali dengan mnggiatkan penyelenggaraan Pendidikan Diniyah.

Bagi masyarakat Indonesia Pendidikan Diniyah ini sudah dianggap sebagai subkultur umat Islam. Sebagai subkultur oleh sebagian umat Islam, Pendidikan Diniyah telah dianggap sebagai identitas umat Islam. Oleh karena itu keberadaan Pendidikan Diniyah harus dipertahankan dalam masyarakat Indonesia.

Kebutuhan tambahan pendidikan agama oleh masyarakat melalui Pendidikan Diniyah telah mendorong peningkatan jumlah Pendidikan Diniyah, ha! ini menunjukkan bahwa Pendidikan Diniyah semakin diminati dan dipilih oleh masyarakat, baik untuk menambah pendidikan agama di sekolah umum maupun untuk memperdalam dan memperluas pemahaman, penghayatan, serta pengamalan agama Islam.

Menurut pengamatan penulis sebagai salah satu pengelola Pendidikan Diniyah, siswa yang mengikuti pendidikan ini berbeda dengan siswa yang tidak mengikuti program pembelajaran Pendidikan Diniyah, prestasi PAI mereka jauh lebih baik. Memang secara teori seharusnya pembelajaran Pendidikan Diniyah ini bisa meningkatkan prestasi PAI siswa di sekolah umum, tapi kenyataanya banyak juga siswa yang tidak mengikuti pembelajaran di Pendidikan Diniyah prestasi Pendidikan Agama Islamnya bagus.

(15)

menarik dan penting untulc diteliti. Penelitian tentang kontribusi antara pembelajar!!Il 。ァセ。@ di Pendidikan ])iniyah dengan prestasi Pendidikan Agama Islam siswa di sekolah umum akan membuktikan secara empirik hubungan tersebut.

Dan juga berdasarkan konsep dan tata pikir seperti yang diuraikan di atas juga dapat ditegaskan bahwa asumsi penulis tentang pengetahuan agama dengan prestasi beragama perlu diteliti kebenarannya, benarkah pengetahuan tentang agama di Pendidikan Diniyah akan memberikan kontribusi dalam meningkatkan prestasi Pendidikan Agama Islam di sekolah umum?

Melihat persoalan di atas, penulis mencoba menelusurinya pada salah satu SDN di Jakarta, kbususnya SDN 03 Pagi Kemanggisan yang kemudian akan penulis tuangkan dalam sebuah karya tulis yang penulis beri judul "KONTRIBUSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DINIYAH TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA PADA SDN 03 PAGI KEMANGGISAN JAKARTA BARAT ".

Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Diniyah sangat penting bagi ummat Islam sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bergerak dalam pendalaman ajaran agama Islam untulc ber-tafaqquh

fl

al-din sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penulis ingin mengetahui kontribusi pembelajaran Pendidikan Diniyah ini terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam siswa di sekolah umum kbususnya pada SDN 03 Pagi Kemanggisan.

3. Karena latar belakang penulis adalah sebagai guru agama Islam dan mengelola Pendidikan Diniyah yang seharusnya ikut memperhatikan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan Islam.

(16)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. ldentifilrnsi Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Eksistensi Pendidikan Agama Islam pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat.

b. Minat para siswa untuk mengikuti pembelajaran Pendidikan Diniyah

c. Pendidikan Agama Islam di Pendidikan Diniyah. d. Kurikulum Pendidikan Diniyah.

e. Metode pembelajaran Pendidikan Diniyah.

f. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat.

g. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat.

h. Kontribusi pembelajaran Pendidikan Diniyah terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat.

2. Pembatasan Masalah

Tidak semua masalah tersebut dapat dibahas, namun di sini penulis hanya mengambil beberapa dari masalah tersebut untuk diangkat sebagai bahan karya tulis agar lebih khusus dan terarah, sehingga mempermudah penulis dalam menjelaskan permasalahan yang akan dibahas, maka penulis akan membatasi pada:

a. Kontribusi pembelajaran Pendidikan Diniyah terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Baral.

(17)

d. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarja Barat.

Pendidikan Diniyah yang dimaksud di sini adalah Madrasah Diniyah Suplement atau yang disebut sekarang Pendidikan Diniyah Suplement.

3. Rumusan Masalah

Dengan melihat pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah: Apakah pembelajaran Pendidikan Diniyah berkontribusi positif terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam siswa?

C. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untulc mengetahui kontribusi pembelajaran Pendidikan Diniyah terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Barat.

b. Mengetahui tingkat prestasi Pendidikan Agama Islam siswa pada SDN 03 Pagi Kemanggisan Jakarta Baral.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini diharapkan akan dapat menghasilkan bulcti empirik terhadap kontribusi pembelajaran Pendidikan Diniyah terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam siswa.

(18)

Diniyah yang selama ini kurang mendapat perhatiannya agar anak-anak dapat berprestasi dan ber-akhlakul karimah.

c. Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah khazanah keilmuan dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

(19)

1. Pengertian Pendidikan

Dari segi etimologi (bahasa) pendidikan dapat diartikan perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin, dan sebagainya.1

Kemudian makna pendidikan ini dalam bahasa Indonesia dapat dipadankan dengan istilah paedagogie dalam bahasa latin, yang berasal dari kata pals yang artinya anak, dan again yang artinya membimbing. Jadi makna pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada anak.

Dalam bahasa Arab, para pakar pendidikan seperti Ahmad Fuad al-Ahwani, Ali Khalil Abu al-'Ainain, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, dan Muhanunad Munir Mursyi pada umumnya menggunakan kata tarbiyah untuk arti pendidikan, yang artinya mendidik atau mengasuh anak. 2

Adapun pengertian pendidikan dari segi terminologi (istilah), para ahli mengemukakan berbagai pengertian, antara lain Plato mengemukakan pendidikan adalah "mengaruniakan jiwa-jiwa dan tubuh-tubuh sebanyak mungkin dengan sejumlah estetika (keindahan) dan kesempurnaan".3

John Dewey berpendapat bahwa pendidikan adalah " proses yang tanpa akhir yang merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir maupun daya emosional yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya".4

1

W. JS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),

Cet. 2, h. 250.

2

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004), Cet. 9, h. 334.

3

Suparlan, Mencerdaskan kehidupan bangsa, (Yogyakarta: Hikayat, 22004), Cet. l, h. 84

(20)

-Bapak Pendidikan Nasional,

Ki

Hajar Dewantara, mengatakan bahwa pendidikan berarti "daya upaya untuk memajukan pertumbuhan bu?i pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan tubuh anak yang antara satu dan lainnya sating berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya".5

Dr. Omar Mohammad al-Toumy al-Syaebani, mengartikan pendidikan "sebagai usaha mengubah tingkah laku individual dalam kehidupan pribadi, dalam kehidupan sosial dan dalam kehidupan di lingkungan alam sekitar melalui suatu proses".6

Zuhairini dkk-menjclaskan bahwa pendidikan adalah "proses timbal balik dari tiap pribadi mamisia dalam penyesuaian -Oirinya dengan alam, dengan teman, dan merupakan perkembangan yang terorganisisr dari semua potensi manusia, baik itu moral, jasamani, intelektual oleh dan untuk kepribadian individualnya, dan kegunaan masyarakatnya yang diharapkan demi menghimpun semua aktifitas tersebut bagi tujuan hidupnya (tujuan akhir)".7

Tim dosen IKIP Malang menyimpulkan pendidikan adalah "aktivitas usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, rohani (rasa, karsa, cipta dan budi nurani) denganjasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan)". 8

Dari beberapa defenisi di atas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai usaha atau proses yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara sengaja dan sadar untuk dapat mempengarubi serta mengubah prilaku peserta didik agar menjadi manusia dewasa, mandiri, memiliki sumber daya manusia yang tinggi supaya dapat menunjukkan eksistensinya secara fungsional dan optimal di teilgah-tengah kehidupan masyarakat.

5

Nata, Metodologi ... , h. 33 8.

6 Arifin dan Rosyad,

Dasar-dasar .. ., h. 41.

(21)

•-2. Pengertian Pendidikan Diniyah

Di dalam Kamus Besar Bahasa In.donesia (2003) kata "diniyah" diartikan dengan "berhubungan dengan agama: bersifat keagamaan'', khususnya agama Islam.

Jika pendidikan diartikan sebagai usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal, dan usaha yang dapat mengubah perilaku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan mampu hidup sebagai anggota masyarakatnya serta mampu hidup bahagia dalam lingkungan alam sekitar, dan diniyah diartikan dengan hal-hal yang berhubungan dengan agama atau yang bersifat keagamaan, maka Pendidikan Diniyah dapat diartikan usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya melalui agama, yang dalam ha! ini agama Islam, atau yang disebut dengan pendidikan keagamaan Islam.

Dalam buku Pedoman Administrasi Madrasah Diniyah, Pendidikan Diniyah adalah "pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama Islam baik secara formal, non formal maupun informal".9

Pendidikan keagamaan Islam ini telah disebut dan diatur juga dalam UU RI No. 20 TH. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat dalam pasal 30 ayat 4 yang berbunyi: " Pendidikan keagamaan berbentuk Pendidikan Diniyah, Pesantren, Pasraman, Pabhaja Samanera, dan bentuk lain yang sejenis". ID Dan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan pada bab III pasal 14 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:

9

Tim Dirjen Bimbaga lslam/Direktorat Pendidikan dan Pondok Pesantren, Pedoman

(22)

(1) Pendidikan keagamaan Islam berbentuk Pendidikan Diniyah dan

Pesiµitren.

(2) Pendidikan Diniyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal. 11

Adapun pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.12

Pendidikan Diniyah pada jalur formal menyelenggarakan ilmu-ilmu agama Islam pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang sederajat dengan MI/SD, MTS/SMP, MA/SMA dan Perguruan Tinggi/Perguruan Tinggi Agama Islam. Kemudian Pendidikan Diniyah pada jalur non formal ini diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab, Majelis Ta'lim, Pendidikan al-Qur'an, Diniyah Takmiliyah atau bentuk lain yang seJems. Dan Pendidikan Diniyah dijalur informal diselenggarakan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Seperti yang diamanatkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 30 ayat 4 bahwa Pendidikan Diniyah diakui sebagai sebuah sistem pendidikan secara nasional yang termasuk di dalamnya Madrasah Diniyah, Pesantren, Majelis Ta'lim dan Pendidikan al-Qur'an ..

Madrasah Diniyah adalah sekolah yang berhubungan dengan agama atau bersifat keagamaan. Madrasah mengandung arti tempat atau wahana dimana anak didik mengenyam proses pembelajaran. Artinya, di madrasah inilah anak menjalani proses secara terarah, terpimpin dan terkendali.

11

Tim Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan, Rancangan

(23)

Dengan demikian, secara teknis madrasah menggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak berbeda dari sekolah. Hanya saja, dalam lingkungan kultural, madrasah memiliki konotasi spesifik yaitu sekolah agama Islam. Di lembaga ini anak memperoleh pembelajaran ha! ihwal atau seluk beluk agama dan keagamaan.

3. Jenis-Jenis Pendidikan Diniyah

Adapun jenis-jenis Pendidikan Diniyah adalah: a. Pendidikan Diniyah Komplement

Yaitu model pendidikan keagamaan (diniyah) yang diadopsi sebagai satu kesatuan sistem pendidikan formal. Model seperti ini ada yang bersifat formal dan non formal.

b. Pendidikan Diniyah Sampplement

Y aitu Madrasah Diniyah baik formal maupun non formal yang betul-betul menyelenggarakan Pendidikan Diniyah layaknya pendidikan sekolah/madrasah formal. Kebanyakan model seperti ini terdapat di pesantren.

c. Pendidikan Diniyah Supplement

Y aitu Diniyah Sore dan Diniyah Pesantren yang hanya dilangsungkan dalam waktu tertentu (sore hari atau malam hari). Madrasah diniyah ini ada yang diselenggarakan secara formal (memiliki k:urikulum, memakai evaluasi dan memiliki jenjang) dan non formal. Pendidikan Diniyah ini diselelnggarakan dalam rangka melengkapi pengetahuan agama siswa yang belajar di sekolah um um.

(24)

sistem klasikal serta menerapkannya pada setiap jenjang

p1<ndidikan. 13

4. Jenjang Pendidikan Diniyah

Pendidikan Diniyah mempunyai jenjang sebagai berikut: a. Pendidikan Diniyah Ula

Pendidikan Diniyah Ula adalah satuan pendidikan keagamaan Islam formal maupun non formal pada tingkat dasar dengan masa belajar 6 (enam) tahun pada Diniyah Komplement pada jalur formal dan 4 (empat) tahun pada Diniyah Supplement pada jalur non formal. Dan jika Pendidikan Diniyah Ula ini ingin sama dengan SD/MI maka maka harus ditambah mata pelajaran Matematika, IP A dan Bahasa Indonesia.

b. Pendidikan Diniyah Wustha

Pendidikan Diniyah Wustha adalah satuan pendidikan keagamaan agama Islam tingkat menengah pertama formal maupun non formal sebagai pengembangan pengetahuan yang diperoleh pada Pendidikan Diniyah Ula, masa belajar 3 (tiga) tahun pada Diniyah Komplement pada jalur formal dan 2 (dua) tahun pada Diniyah Supplement non formal. Dan jika Pendidikan Diniyah Wustha ini ingin sama dengan SMP/MTs maka harus ditambah mata pelajaran Matematika, IP A dan Bahasa Indonesia.

c. Pendidikan Diniyah 'Ulya

(25)

jika Pendidikan Diniyah 'Ulya ini ingin sama dengan SMU/Aliyah maka harus ditambah mata pelajaran m。エ・ュ。エセ。L@ IP A dan Bahasa Indonesia.

d. Perguruan Tinggi (PT) /Perguruan Tinggi Agama Islam (PT AI) /Ma'had 'Aly.14

5. Kedudukan Pendidikan Diniyah

Pendidikan Diniyah adalah satuan pendidikan keagamaan Islam formal maupun non formal dalam lingkungan Departemen Agama, yang berada di dalam pembinaan dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama cq Kepala Bidang Pembinaan Kelembagaan Agama Islam/Kepala Bidang Pembinaan Masyarakat dan Kelembagaan Agama Islam.

6. Tujuan Pendidikan Diniyah

Tujuan Pendidikan Diniyah adalah:

a. Untuk meningkatkan pengetahuan warga belajar secara lebih luas dan mendalam untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi muslim yang beriman, bertaqwa, dan beramal shaleh serta berakhlak mulia serta menjadi warga negara Indonesia yang berkepribadian, percaya pada diri sendiri, serta sehat jasmani, dan rohaninya.

b. Membina warga belajar agar memiliki pengalaman, pengetahuan, yang berguna bagi pengembangan pribadinya, supaya dapat memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas hidupnya dalam msyarakat dan berbakti kepada Allah SWT guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

(26)

7. Fungsi Pendidikan Diniyah

_Pendidikan Diniyfil! mempunyai fungsi:

a. Menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam yang meliputi al-Qur'an-Hadits, Tajwid, Aqidah Akhlak, Fiqh, SKI, Bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ushul Fiqh, Perbandingan Agama dan Praktek Ibadah.

b. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tambahan Pendidikan Agama Islam terutama bagi siswa yang belajar pada sekolah um um.

c. Memberikan bimbingan dan pembinaan dalam pelaksanaan pengamalan dan pendalaman agama Islam.

d. Membina hubungan kerja sama dengan orang tua warga belajar dan masyarakat.

e. Melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pendidikan serta membina perpustakaan.16

8. Visi dan Misi Pendidikan Diniyah

Visi Pendidikan diniyah adalah terwujudnya pendidikan keagamaan yang berkualitas, berdaya saing, dan kuat kedudukannya dalam sistem pendidikan nasional sehingga mampu menjadi pusat unggulan Pendidikan Agama Islam dan pengembangan masyarakat dalam rangka pembentukan watak dan kepribadian santri sebagai muslim yang taat dan warga negara yang bertanggung jawab.

Misinya adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan sistem pembelajaran serta peningkatan sumber daya pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif.

15 Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pendidikan Keagamaan dan

(27)

pada gilirannya dapat mencapai hasil belajar yang optimal, baik secara kognitif, afektif

c!ati

psikomotorik

b. Pola Pembelajaran Pendidikan Diniyah

Gagne mengkatagorikan pola-pola belajar siswa ke dalam delapan tipe dimana yang satu merupakan pra syarat bagi lainnya yang lebih tinggi hirarkinya. Masing-masing tipe dapat dibedakan dari yang lainnya dilihat dari kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya proses belajar bagi yang bersangkutan. Katagori tersebut adalah:

I) Pembelajaran untuk belajar isyarat (signal learning)

Belajar isyarat merujuk pada proses belajar yang dimulai dengan mengenal adanya isyarat, tanda atau petunjuk yang mengimplikasikan pada proses perubahan prilaku.

2) Pembelajaran untuk stimulus respon (stimulus respon learning) Belajar stimulus respon merujuk pada proses perubahan perilaku yang dihasilkan oleh terciptanya relasi antara stimulus atau ransangan dan respon atau jawaban atas stimulus.

3) Pembelajaran untuk belajar rangkaian (Chaining)

Belajar rangkaian merujuk pada proses belajar yang tercipta dari adanya berbagai proses stimulus respon artinya seseorang yang rnnerima berbagai stimulus dan selanjutnya memberi respon di dalam suatu konteks, akan dapat melakukuan proses belaj ar rangkaian.

4) Pembelajaran untuk belajar asosiasi verbal (Verbal Association) Belajar asosiasi Verbal merujuk kepada proses memahami perbuatan melalui proses penyerupaan, hal itu dengan sesuatu benda, situasi yang nyata yang pernah dialami orang lain.

(28)

18 ... ,.

-Belajar diskriminasi merujuk pada proses belajar memahami sesuatu hal dengan cara melihat perbedaan karakteristik_ yang dimiliki oleh objek belajar.

6) Pembelajaran untuk belajar konsep (Concept learning)

Belajar konsep merujuk pada aktivitas individu dalam memahami sesuatu benda, proses, gejala, aturan, pengalaman melalui proses mengenal ciri-cirinya.

7) Pembelajaran untuk belajar aturan (Rule learnig)

Belajar aturan merujuk pada proses belajar membangun prinsip atau aturan yang menggunakan serangkaian fakta, data, peristiwa, dan pengalaman yang telah diketahui atau dialami sebelumnya.

8) Pembelajaran untuk untuk memecahkan masalah (Problem Solving)

Belajar memecahkan masalah merujuk pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berfikir yang sistematis dan cermat.18

(29)

konkret ke abstrak, nilai-nilai, aspek sikap, ekstrakurikuler, keterpaduan yang ュ・ャゥーオエゥ⦅ォ・エセキ。、オ。ョ@ pembinaan, keterpaduan isi dan kompetensi maupun keterpaduan lintas kurikulum.19

c. Instrumen Pembelajaran Pendidikan Diniyah

Dalam pembelajaran ada beberapa instrument yang harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran itu tepat sasaran, yaitu:

1) Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 20

Menurut al-Thaumi: prinsip-prinsip dasar yang harus dijadikan pegangan pada waktu menyusun kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah:

a) Pertautan yang sempurna dengan agama Islam. b) Menyeluruh pada tujuan dan kandungan kurikulum.

c) Keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum.

d) Berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan pelajar.

e) Pemeliharaan perbedaan individual di antara pelajar dalam bakat, minat, kebutuhan dan masalahnya, dan juga memelihara perbedaan dan kelainan di antara alam sekitar dan masyarakat.

f) Prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dan dasar kurikulum

19

Tim Kritisi Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi Revisi 2006, Kurikulum Madrasah

Diniyah, (Jakarta: Bidang Pekapontren Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DK! Jakarta,

(30)

g) Prinsip peraturan antara mata pelajaran.2I

Adapun kurikulum. pada Pendidikan Diniyah ュ・ュセ。ゥ@

kurikulum Departemen Agama tahun 2004 yang berbasis kompetensi hasil revisi tahun 2006.

Kurikulum ini disusun dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa, kesesuaiannya dengan lingkungan siswa dan kebijakan unum pembangunan nasional. Materi pokok kurikulum unruk Diniyah Awaliyah lebih ditekankan pada kemampuan dan keterampilan ibadah, baca tulis al-Qur' an, pengamalan agama dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehai-hari sebagai sorang yang beriman dan bertakwa. Sedangkan Diniyah Wustha dan 'Ulya lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan siswa unruk mendalami, mengahayati, dan mengamalkan dasar-dasar agama Islam untuk kehidupan sehari-hari.22

Kurikulum pada Pendidikan Diniyah Im memperhatikan prinsip-prinsip antara lain:

a). Keterkaitan, artinya rumpun belajar bukan merupakan subjek berdiri sendiri atau tersaing satu sama lain. Hasil belajar dalam kurikulum Im saling berhubungan sebagaimana kompetensi peserta didik dalam dunia nyata. b ). Pengembangan keseluruhan, artinya semua pengalaman

belajar dirancang secara keseluruhan mulai dari pendidikan usia dini sampai jenjang yang paling tinggi. c). Luwes, artinya kompetensi dalam kurikulum ini disesuaikan

dengan kebutuhan sekolah dan masyarakat yang berbeda. Kompetensi yang dikembangkan juga responsive terhadap perubahan sosial dan teknologi serta dapat memenuhi

21

Nur Uhbiyati, !/mu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), jilid I, h. 161-163.

22

Tim Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, Garis-garis Besar Program Pengajaran

(31)

a). Pergaulan

Melalui pergaulan yang edukatif, pendidikan agama dan peserta didik saling berinteraksi dan saling menerima dan memberi. Pendidikan dalam pergaulan memegang peranan penting, yakni dapat mengkomunasikan nilai-nuilai luhur agama. Peserta didik berkesempatan banyak untuk menyatukan hal-hal yang kurang jelas baginya. Adanya siswa yang kurang menghayati nilai-nilai agama, guru segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan misalnya dengan mengajak siswa berjalan bersama ketika pulang dari sekolah atau dipanggilnya ke kantor atau ke rumahnya sehingga siswa berdialog dengan guru. Pergaulan ini penting dalam proses pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai agama dan harus diciptakan oleh guru. b ). Memberikan suri tauladan

Konsep suri tauladan dalam pendidikan Ki Hajar Dewantara mendapat tekanan utamanya yaitu "ing Angrso sung tulodo".

Melalui ing angrso sung tu/ado guru menampilkan sun tauladannya dalam bentuk tingkah laku, pembicaraan, cara bergaul, amal ibadah, tegur sapa dan sebagainya.

Keteladanan bertumpu pada unsur-unsur pembentukan diri dan diintemalisasikan ( diserap) oleh siswa, sebagian besar basil pembentukan kepribadian adalah keteladanan yang diamati dari para pendidiknya. Sebagai siswa meyakini semua yang dilihat, didengar dan cara pendidiknya adalah suatu kebenaran, maka itu ditirunya. Oleh sebab itulah para pendidik menampilkan akhlak al-karimah sebagaimana diajarkan oleh nabi Muhammad SAW.

(32)

dikaguminya, bahkan mungkin bertaklid atau menerima sebagaimana adanya tigkah laku gU[U-gurunya, karena guru adalah orang-orang yang dipercayainya yang memberikan pelajaran dan pendidikan. Taklid gharizi (meniru secara naluriyah) ini mencapai puncaknya bila penampilan orang yang hendak dijadikan panutan ini menimbulkan rasa kagumnya baik dalam berbicara, gerak-geriknya maupun perbuatannya. Keuntungan taklid gharizi ini dalam pendidikan adalah karena dalam diri setiap peserta didik terdapat keinginan untuk meniru.

Pengaruh suri tauladan dalam penanaman nilai-nilai agama dapat secara langsung dan sengaja, Ibnu Khaldun pemah mengutip amanah Umar bin Utbah yang disampaikan kepada guru yang akan mendidik anak-anaknya sebagi berikut:

Sebelum engkau membentuk dan membina anak-anakku, hendaklah engkau terlebih dahulu membentuk dan membina diri sendiri, karena anak-anakku tertuju dan tertambat kepadamu. Selirih perbuatanmu itulah baik menurut pandangan mereka, sedangkan apa yang engakau hentikan dan エゥョァセ。ャォ。ョ@ itu pulalah yang salah dan buruk dimata mereka. 4

c). Mengajak dan mengamalkan

(33)

25

3). Pendidik

Pendjdik adalajl tenaga, lcependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya-iswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan. 25

Pendidik menempati peranan kunci dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Peranan kunci ini dapat diemban apabila ia memiliki kemampuan profesional yang tinggi. Untuk setiap jenjang pendidikan kemampuan profesional pendidik itu tidak diukur dari kemampuan intelektualnya saja, melainkan juga dituntut untuk memiliki keunggulan dalam aspek moral, keimanan, ketakwaaan, disiplin, tanggung jawab, clan keluasan wawasan kependidikannya dalam mengelola pembelajaran.

Para pakar pendidikan Islam memberikan persyaratan untuk menjadi seorang pendidik, antara lain yang dikemukakan oleh KH. M. Hasyim Asy'ari beliau memberi beberapa catatan bagi seorang pendidik agar dirinya berusaha sekuat tenaga untuk mendekatkan diri dan takut kepada Allah SWT, bersikap tenang, wara ', tawadhu ', khusyu ', mengadukan segala persoalannya kepada Allah SWT, zuhud, ramah, ceria, suka memberikan ucapan salam, tidak menggunakan ilmunya untuk meraih kepentingan dunia semata, dan menjauhi tempat-tempat maksiat serta tempat-tempat yang mengurangi martabat pendidik. 26

Soejono mensyaratkan seorang pendidik itu harus sudah dewasa, sehat jasmani dan rohani, mempunyai kompetensi yang cukup dalam mendidik, bermoral dan berdedikasi tinggi.

Prof. Zakiah Drajat mengelaborasikannya menjadi mencintai jabatannya sebagai pendidik, bersikap adil terhadap semua

UU RI No.20 TH. 2003, Undang-undang tentang .. ., h. 3.

(34)

-Pendidikan Diniyah saja dan siswa yang mengikuti pembelajaran

... ____ ,. __ ., _ --.- dis!lkQ!!!hJlllil\ffi·

5). Fasilitas Kegiatan Keagamaan

Salah satu faktor yang sangat membantu tercapainya tujuan pendidikan agama Islam adalah tersedianya dan tercukupinya fasilitas, seperti:

a) Tempat peribadatan.

b) Ruang bimbingan dan penyuluhan agama dan layanan masyarakat.

c) Ruang labolatorim keagamaan. d) Komputer dan internet.

Adapun fasilitas kegiatan keagamaan pada Pendidikan Diniyah pada umumnya minim dan kurang memenuhi standar, tetapi ada juga sebagian dari Pendidikan Diniyah yang fasilitas kegiatan keagamaannya sudah cukup bagus.

6). Evaluasi

Dalam pengertian yang luas evaluasi merupakan proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat altematif-altematif keputusan.

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam evaluasi, yaitu: a) Evaluasi merupakan proses yang sistematis.

b) Memerlukan informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi.

c) Setiap kegiatan evaluasi khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

(35)

b) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.

c). Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan alam sekitar.

d). Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi.29

Evaluasi atau penilaian pada Pendidikan Diniyah dilakukan dengan rambu-rambu sebagai berikut:

a) Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian hasil belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku.

b) Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu.

c) Teknik dan instrument penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.

d) Pengukuran terhadap ranah afektif dilakukan dengan cara non tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.

(36)

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam Kamus Baru Bahasa Indonesia prestasi berasal dari bahasa Belanda "prestatie" yang artinya kemampuan.30 Dan dalam Kamus Lemgkap Bahasa Indonesia Modern prestasi berarti hasil yang telah dicapai, dilakukan dan dikerjakan.31

Dari pengertian di atas, dapat didefenisikan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kemampuan yang dicapai, dilakukan dan dikerj akan setelah menempuh proses kegiatan belajar mengajar. Kalau prestasi Pendidikan Agama Islam berarti hasil dari kemampuan yang dicapai, dilakukan dan dikerjakan setelah menempuh proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Prestasi atau hasil belajar tersebut merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kompetensi yang harus dicapai itu meliputi penguasaan materi akademik (kognitif), hasil belajar yang bersifat normatif (afektif), dan aplikatif produktif (psikomotor).

b. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar PAI

Menurut Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono bahwa kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses basil belajar. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan pra-pengolahan, pengolahan, penyimpangan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. Bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau dapat juga gaga! berprestasi.32

30

Yulius. S, dkk, Kamus Baru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), Cet. 2, h.

190.

31

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani,

1979), h. 323.

(37)

Penigkatan prestasi Pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada basil yang telah dicapai, dilakukan, dan perubahan setelah ュ・ョァゥセオエゥ@ proses pembelajaran agama Islam yang termanifestasikan dalam prilaku belajar.

Perubahan tersebut pada umumnya termanifestasikan dalam hal-hal sebagai berikut:

1) Kebiasaan

Kebiasaan adalah suatu cara bertindak yang telah dikuasai, bersifat tahan uji, seragam, dan hampir-hampir otomatis. Di samping itu, pelakunya hampir-hampir tidak menyadarinya. Karenanya orang yang melakukan suatu kebiasaan masih dapat memusatkan pikirannya terhadap persoalan lain.

2) Kecakapan

Kecakapan (skill) ialah setiap perbuatan yang menuntut keahlian dan merupakan perbuatan yang menuntut kesadaran tingkat tinggi serta minat dan kemampuan diskriminasi yang penuh yang tampak pada kegiatan fisik dengan kordinasi gerak yang teliti.

3) Pengamatan

Pengamatan adalah suatu proses yang dimulai dengan pembedaan satu objek dari objek yang lain.

4) Berfikir asosiatif dan daya ingat

(38)

5) Berfikir rasional dan kritis

Dalam berfikir lqiti.s, pelajar dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecaban masalab, mengatasi kesalaban dan kekurangan.

6) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu.

7) Inhibisi

Inhibisi adalab upaya pengurangan atau pencegaban timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung.

8) Apresiasi

Apresiasi adalab suatu pertimbangan mengenai arti penting, atau nilai sesuatu.

9) Tingkab laku afektif

Tingklab laku afektif adalab tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, kecewa, benci, suka, senang, dan sebagainya.33

Kemudian prestasi yang akan ditingkatkan itu meliputi tiga aspek, pertama aspek kognitif yang terdiri dari pengetabuan, pemabaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek afektif yang terdiri dari memperhatikan, merespons, menghayati, mengorganisasi dan mengintemalisasi nilai. Ketiga aspek psikomotorik yang terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa dan gerakan kompleks.

Untuk meningkatkan prestasi Pendidikan Agama Islam tersebut, Imam Syaikh Zamuji mengemukakan dalam bukunya Ta'lim al-Muta'allim antara lain:

I) Mempunyai minat dan semangat yang tinggi untuk belajar.

33

Tim Dirjen Bimbaga Islam /Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum.

(39)

,1,£_._J_I-2) Mengulangi-ulangi pelajaran .

. 3) . Memulai ー・ャ。ェ。イ。ーLセ、・ョァ。ョ@ sesuatuyang mudah difahami.

4) Membuat catatan tersendiri mengenai pelajaran yang telah difahami dan diulangi berkali-kali.

5) Konsentrasi penuh terhadap pelajaran. 6) Tekun dan kontinuitas.

7) Sering berdialog dan berdiskusi tentang ilmu. 8) Berdoa dan tawakkal kepada Allah SWT.34

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar PAI

34 • ' ,-,,

Dalam usaha peningkatan prestasi Pendidikan Agama Islam, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya Pendidikan Agama Islam tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi Pendidikan Agama Islam itu ada dua, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa ( eksternal), dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal)

Adapun faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain adalah kemampuan. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap peningkatan prestasi hasil belajar yang dicapai. Di samping kemampuan, faktor lain yang juga mempunyai kontribusi terhadap prestasi hasil belajar seseorang ialah motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan faktor psikis.

(40)

Meskipun demikian, prestasi belajar yang dicapai oleh pelajar masih dipengart!hi oleh faktor yang datang daq luar dirinya ( ekstemal) antara lain:

1) Kurikulum

Kurikulum mencakup landasan program dan pengembangan GBPP dan pedoman GBPP ataupun silabus berisi materi atau bahan kajian yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan warga belajar.

2) Guru

Guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar warga belaj ar agar mencapai has ii optimal. Besar kecilnya peranan guru akan tergantung kepada tingkat penguasaan materi, metodologi, dan pendekatannya.

3) Metode

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.

4) Saran a dan Prasarana

Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana antara lain buku pelajaran, alat pelajaran, alat praktek, ruang belajar, laboratorium, perpustakaan, kurikulum, guru, dan metode. Sarana dan prasarana merupakan masukan instrumental yang berpengaruh dalam proses belajar.

5) Lingkungan

Lingkungan ini mencakup lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan juga lingkungan alam. Ketiga lingkungan ini merupakan sumber belajar dan sekaligus sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengaJar.

(41)

ia akan mengelola komponen lainnya sehingga dapat meningkatkan

0.prestasi sebagai ha:;il proses belajar mengajar. 35

Prestasi hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh karena itu, prestasi belajar PAI di sekolah sangat dipengarubi oleh kapasitas pelajar dan kualitas pengajaran.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara etimologi pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan istilah tarbiyah artinya proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri siswa baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Kemudian memakai istilah ta'lim yang berarti pengajaran yang lebih mengarah kepada aspek kognitif. Dan memakai istilah Ta' <lib yang berarti upaya dalam pembentukan adab (tata krama).36

Menurut pengertian terminologi pendidikan Islam Para ahli pendidikan Islam mengemukakan berbagai macam pengertian, antara lain yang dikemukakan oleh Musthafa al-Ghulayani: " Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan kebaikan dan cinta

bekerja untuk kemanfaatan tanah air." 37

Kemudian menurut syah Muhammad A. Naquib al-Alas: "Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke arah pengenalan

35

Tim Dirjen Bimbaga lslam/Direktorat Keagamaan dan Pondok Pesantren, Pedoman Kegiatan

Be/ajar Mengajar Madrasah Diniyah, (Jakarta: Dirjen Bimbaga Jslam/Direktorat Keagamaan dan

Pondok Pesantren, 2003), h. 4-5.

36

Abdul Mujib, et. al, I/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Cet. l,

(42)

dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud

dan kepribadian."38

Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasy mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah "usaha yang dilakukan untuk mendidik akhlak dan jiwa, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas danjujur."39

Drs. Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah "bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam."40

Dr. Abdul Mujib dkk mengemukakan Pendidikan Agama Islam adalah "proses transintemalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempumaan hidup di dunia dan akhirat.''41

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA dalam bukunya Metodologi Studi Islam juga memberikan pengertian tentang pendidikan Islam yaitu "sebagai upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam"42

Dari beberapa defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam adalah suatu bimbingan yang dilakukan seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhanya baik secara jasmani maupun secara rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam agar ia memiliki kepribadian muslim yang baik.

38

Uhbiyati, Jlmu Pendidikan ... , h. IO.

39 Zuhairini, Filsafat Pendidikan ... , h. 155.

40

Uhbiyati, I/mu Pendidikan ... , jilid II, h. 9 .

(43)

--Berdasarkan pandangan di atas, betapa pentingnya agama itu bagi setiap W1!fga negara Indonesisa sehingga pendidikan agama diberikan kepada anak-anak sejak bersekolah di taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Bahkan secara pedagogis, Pendidikn Agama Islam harus dimulai sejak kecil yang merupakan tugas orang tua. Bagi orang tua yang menyadari pentingnya agama bagi perkembangan jiwa anak dan bagi kehidupan manusia, akan berusaha menanamkan Pendidikan Agama Islam pada anaknya sejak kecil sesuai dengan tuntunan al-Qur'an dan al-Sunnah dengan memasukkan anak-anaknya ke Pendidikan Diniyah atau ke tempat-tempat pengajian atau sengaja memanggil guru agama ke rumah di luar waktu sekolah (Jes) agar ia benar-benar menjadi penganut agama yang harus mentaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya serta harus mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh iman sesuai dengan akidah Islamiyah. Untuk tujuan itulah manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islam

Pendidikan Agama Islam juga menyangkut tiga aspek yaitu aspek kognituf, afektif, dan psikomotorik, berarti Pendidikan Agama Islam bukan sekedar memberi pengetahuan tentang keagamaan namun juga lebih mengutamakan membiasakan anak bersikap taat dan patuh menjalankan ibadah dan bertigkah laku sesuai norma-norma yang telah ditetapkan dalam syariat agama Islam.

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Fungsi Pendidikan Agama Islam mencakup tiga macam, yaitu:

1) Sebagai pelaksana pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.

2) Sebagai pemberi bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu

(44)

bahan masukan dari pengalaman operasional semakin berkembang pula Hmu pendidikan Islam.

3) Sebagai pengoreksi (korektor) terhadap kekurangan teori-teori yang dipegangi oleh Ilmu Pendidikan Islam, sehingga kemungkinan pertemuan antara keduanya makin bersifat interaktif (saling mempengaruhi).

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup kegiatan-kegiatan kependidikan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dalam bidang atau lapangan hidup manusia yang meliputi:

I) Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi manusia sesuai dengan norma-norma ajaran Islam.

2) Lapangan hidup keluarga, agar berkembang menjadi keluarga yang sejahtera.

3) Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang menjadi sistem kehidupan yang bebas dari penghisapan manusia oleh manusia. 4) Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat yang

adil dan makmur di bawah ridha dan ampunan Allah SWT.

5) Lapangan hidup seni budaya, agar menjadikan hidup manusia penuh keindahan dan kegairahan yang tidak gersang dari nilai moral agama.

6) Lapangan hidup politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat dan dinamis sesuai denga ajaran Islam.

(45)

d. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adal(lh suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan pembahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara edukatif dalam kehidupan masyarakat.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan bermacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan, yang menyediakan bermacam kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para peserta memperoleh pengalaman pendidikan. Yang menjadi masalah adalah ke arah mana pertumbuhan dan perkembangan itu ditujukan dan manusia yang bagaimana yang diharapkan?

Para pakar pendidikan Islam memmuskan tentang tujuan pendidikan Islam itu adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Umum Pendidikan agama Islam

Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pembelajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi selumh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama.

(46)

Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang Pendidikan Agama Islam telah menyimpulkan ada lima tujuap. umum bagi Pendidikan Agama Islam, yaitu:

a) Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. b) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. c) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi

manfaat.

d) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keingin tahuan dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.

e) Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknikal, pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan tertentu agar dapat ia mencari rizki dalam hidup di samping memelihara segi kerohanian dan keagamaan. 44

Nahlawi menunjukkan empat tujuan umum dalam pendidikan Islam, yaitu:

a) Pendidikan aka! dan persiapan pikiran, Allah menyuruh manusia merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat beriman kepada Allah.

b) Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada kanak-kanak, sebab Islam adalah agama fitrah, dan ajarannya tidak asing dari tabiat asal manusia, bahkan ia adalah fitrah yang ketika manusia diciptakan sesuai dengan-Nya, tidak ada kesukaran dan perkara yang luar biasa. c) Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi

(47)

d) Berusaha untuk menyeimbangakan segala potensi-potensi dan bakat:bakat manusia. 45

Al-Buthi juga menyebutkan tujuan umum Pendidikan Agama Islam itu ada tujuh macam, yaitu:

a) Mencapai keridhaan Allah, menjauhi murka dan siksaan Nya dan melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas

kepada-Nya.

b) Mengangkat taraf akhlak dalam masyarakat berdasar pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat ke arah yang diridhai oleh-Nya.

c) Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasarkan agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat ke arah yang diridhai-Nya.

d) Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasar pada agama dan ajaran-ajaran yang dibawanya, begitu juga mengajar manusia kepada nilai-nilai akhlak yang mulia. e) Mewujudkan ketenteraman jiwa dan akidah yang dalam,

penyerahan dan kepatuhan yang ikhlas kepada Allah SWT.

f) Memelihara bahasa dan kesusasteraan Arab sebagai bahasa al-Qur'an.

(48)

2) Tujuan khusus Pendidikan Agama Islam

Yang dimaksud tujuan khusus adalah perubahan-perubi\han yang diinginkan yang merupakan bagian yang tennasuk di bawah tujuan umum pendidikan.

Adapun tujuan khusus Pendidikan Agama Islam adalah: a) Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam,

dasar-dasarnya, asa-usul ibadat dan cara melaksanakannya. b) Menumbubkan kesadaran yang betul pada diri pelajar

terhadap agama tennasuk prinsip-prinsp dan dasar-dasar akhlak yang mulia.

c) Menanamkan keimanan kepada Allah, malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari akhirat berdasar pada faham kesadaran dan perasaan.

d) Menumbubkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan dalam adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengikuti hukum-hukum agama dengan kecintaan dan kerelaan.

e) Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada al-Qur'an membacanya denga baik, memahaminya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya.

f) Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam dan pahlawan-pahlawannya serta mengikuti jejak mereka.

g) Mendidik naluri, motivasi dan keinginan generasi muda dan menguatkannya dengan nilai-nilai akidah.

(49)

i) Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasad, iri hati, benci, kekasaran, ォ・セ。ャゥュ。ョL@ egoisme, tipuan, khianat, nifak, ragu, perpecahan dan perselisihan. 47

3. Tujuan Akhir Pendidikan Islam

Tujuan Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhimya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.

Menurut Drs.Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian itu digolongkan ke dalam aspek-aspek kejasmaniahan, aspek-aspek kejiwaan, dan aspek-aspek kerohanian yang luhur.48

Kemudian menurut Imam al-Ghazali tujuan akhir pendidikan Islam yaitu pembentukan kesempumaan insan yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah dan kesempumaan insan yang bermuara pada kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.49

Manusia dapat mencapai kesempumaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadhilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadhilah ini selanjutnya dapat membawanya untuk dekat kepada Allah dan akhimya membahagiakannya di dunia dan akhirat.

Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam itu dapat difahami dalam firman Allah pada surat Ali Imran ayat 102 yaitu:

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebena-benarnya takwa; dan

4

(50)

janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (Q.S. Ali-lmran: 102)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah bertakwa kepada Allah SWT dan menjadi muslim sejati. Danjuga dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarab ayat 201:

Diantara mereka ada yang berkata, Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhira, dan peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. al-Baqarah ayat 201)

Dalam ayat ini disebutkan tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam adalah untuk dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 50

3. Pendidikan Agama Islam pada SDN

a. Tujuan

Pendidikan Agama Islam pada SDN mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional RI no 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang bertujuan untuk:

1) Menurnbuhkembangkan akidab melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

(51)

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal flan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.51

b. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup PAI pada SDN meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

I) Al-Qur'an dan Hadits. 2) Akidah.

3) Akhlak. 4) Fiqh.

5) Tarikh dan kebudayaan Islam.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran/pengajaran sangat menentukan akan keberhasilan siswa dimana sajapun ia menempuh pendidikan dan pada setiap jenjang pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.

Pembelajaran di Pendidikan Diniyah dari segi materi, metodologi pengajaran serta tujuan pembelajarannya tidak jauh berbeda, bahkan lebih banyak muatan materi agamanya dibandingkan dengan Pendidikan Agama Islam dijalur sekolah formal lainnya khususnya di SDN. Melihat kenyataan di lapangan, pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di SDN terasa kurang, maka cukup stratergis apabila peserta didik mengikuti pembelajaran di Pendidikan Diniyah untuk dapat menambah serta memperdalam Pendidikan Agama Islam siswa.

Segala komponen yang terdapat dalam Pendidikan Agama Islam, baik yang bersifat kognitit: afektif, maupun psikomotorik akan menentukan keberhasilan para siswa untuk mencapai prestasi demi prestasi Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan syariat Islam itu sendiri. Materi yang diajarkan di

(52)

Pendidikan Diniyah itu meliputi al-Qur'an dan Hadits, Akidah-Akhlak, Fiqh, . Sejarah I\.ebudayaan Islam dan bphasa Arab.

Jadi berdasarkan kesimpulan teori di atas, jika pelaksanaan pembelajaran di Pendidikan Diniyah berjalan dengan baik maka

akan

memberikan kontribusi yang positfterhadap prestasi Pendidikan Agama Islam siswa di sekolah umum khususnya pada SDN, artinya semakin baik para peserta didik mengikuti pembelajaran di Pendidikan Diniyah akan semakin berkontribusi terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum khususnya di SDN.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berf

Gambar

Tabel Tabel 1. Hal am Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tabel 24. Frekuensi Meraih Prestasi Rangking Sepuluh Besar Selama
Tabel 1
Tabel 2 Kisi-kisi Item Pertanyaan Angket Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/BM-06/POKJA/2015 tanggal 15 Mei 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Dusun I &amp;

[r]

[r]

Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan bercerita di depan kelas, bahkan dalam satu pertemuan

- Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi.

Pemaparan Bising Industri dan Kurang Pendengaran, Buku Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok Kepala dan Leher, Ed 13, Jilid 2, hlm: 305 – 329, Jakarta Binarupa Aksara..

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1) Ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I menunjukkan bahwa peserta didik yang tuntas sebanyak 31 orang

Pada anak tersebut diberikan perlakuan berupa VITAPROVAK yaitu sebuah strategi pengelolaan perilaku dengan melakukan modifikasi latihan sensorimotor untuk memperbaiki