• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DALAM BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DALAM BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI

TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DALAM

BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 11

MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Oleh

SYEIHA GERAR HENDRI NIM.1103151065

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

1.2PengertianKreativitas ... 9

1.3Pengertian Belajar ... 10

1.4Pengertian Berfikir Kreatif ... 11

1.5Ciri – CiriKemampuan Berfikir Kreatif ... 13

1.6Faktor-faktor yang mempengaruhi Berfikir Kreatif ... 19

(7)

vii

1.8Hambatan Berfikir Kreatif ... 22

2. Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi ... 26

2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok ... 26

2.2Tujuan Bimbingan Kelompok ... 27

2.3 Asas Bimbingan Kelompok ... 28

2.4Manfaat Bimbingan Kelompok ... 29

2.5Teknik-teknik Bimbingan Kelompok ... 30

2.6Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok... 32

2.7Pengertian Dsikusi Kelompok... 36

2.8Tujuan Diskusi Kelompok ... 36

2.9Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok ... 37

2.10 Komponen Diskusi Kelompok ... 39

2.11 Ciri-ciri Diskusi Kelompok yang Efektif ... 40

3. Penggunaan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa ... 41

B. Kerangka Konseptual ... 43

C. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 45

B. Subjek Penelitian ... 46

C. Langkah-langkah Penelitian ... 46

D. Operasional Variabel Penelitian ... 47

(8)

viii

F. Teknik Analisis Data ... 48

G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 52

B. Jadwal Penelitian ... 54

C. Analisis Data Penelitian ... 54

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 56

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(9)

i

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok... 38

Tabel 4.1 Hasil Pre-Test Berfikir Kreatif... 55

Tabel 4.2 Hasil Post-Test Berfikir Kreatif... 55

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pre-Test Tes Berfikir Kreatif Verbal

Lampiran 2 Data Post-Test Tes Berfikir Kreatif Verbal

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 4 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD) Pre-Test Lampiran 5

Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD) Post-Test

Lampiran 6 Pengujian Hipotesis

Lampiran 7 Perhitungan Peningkatan Kemmapuan Berfikir Kreatif Siswa

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok (RPLBK)

Lampiran 9 Laporan proses Bimbingan Kelompok

Lampiran 10 Laporan Wawancara dan Observasi

Lampiran 11 Laporan Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Lampiran 12 Daftar nilai nilai Kritis J Untuk Uji Wilcoxon

Lampiran 13 Tabel Standar Distribusi Normal (z)

Lampiran 14 Nilai Koefisiensi Korelasi (r) Untuk Taraf Signifikan

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidak ada manusia yang hidup tanpa mengalami masalah dan rintangan

yang harus dicari jalan keluarnya. Sama halnya dalam dunia pendidikan yang

selalu berkembang dinamis yang tentu saja menghadirkan perubahan serta

tantangan-tantangan baru bagi siswa yang semakin kompleks, tentu saja siswa

harus mampu memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara

lama secara kreatif untuk menemukan solusi dari tantangan yang dihadapi dalam

belajar. Amarta (2011:43) Salah satu kemampuan yang sangat penting dalam

mencari pemecahan dan solusi atas masalah adalah kemampuan berfikir kreatif,

kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

Menurut Ambile (dalam Amarta, 2010:19) kreativitas terdiri dari tiga

komponen, pertama, keahlian (expertise), yang terdiri atas pengetahuan teknikal,

prosedural, dan kapasitas intelegensi seseorang. Kedua, keterampilan berfikir

kreatif (creative thinking skill), yang memuat seberapa lentur dan imaginative

seseorang dalam memandang suatu masalah. Ketiga, motivasi, yaitu motivasi

intrinsic yang muncul dari dalam diri seseorang dalam bentuk minat dan hasrat.

Filsaime mengungkapkan (dalam Fauziah, 2011:100) berpikir kreatif adalah

proses berpikir yang memiliki ciri-ciri kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),

keaslian atau originalitas (originality) dan merinci atau elaborasi (elaboration).

Kelancaran adalah kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar

(12)

2

mengeluarkan banyak ide atau gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan

melihat dari berbagai sudut pandang. Originalitas adalah kemampuan untuk

mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan tidak biasanya, misalnya yang

berbeda dari yang ada di buku atau berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi

adalah kemampuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan

menambah detail dari ide atau gagasannya sehingga lebih bernilai.

Berfikir kreatif adalah sebuah proses otak yang bersifat universal, kompleks

dan diatur oleh berbagai elemen, faktor, keterampilan dan metode-metode yang

berpengaruh, baik yang melemahkan ataupun meningkatkan proses berfikir kreatif

(Yusuf Abu, 2010:80).

Pranken (dalam Sudarma, 2013:18) menyatakan ada tiga dorongan yang

menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu (1) kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang

baru, bervariasi dan lebih baik, (2) dorongan untuk mengkomunikasikan nilai dan

ide, serta (3) keinginan untuk memecahkan masalah. Ketiga dorongan itulah, yang

kemudian menyebabkan seseorang harus berfikir kreatif agar memenuhi dorongan

yang diinginkan. Dengan berfikir kreatif siswa dapat membuka

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sehingga siswa juga memiliki

alternatif-alternatif cara menghadapi masalah dalam belajar, berfikir kreatif juga

memudahkan siswa untuk melihat atau bahkan menciptakan peluang yang

menunjang keberhasilan dalam belajar, permasalahan yang sederhana akan mudah

diselesaikan dengan cara berfikir biasa. Namun, untuk permasalahan yang sulit,

rumit, atau baru cara berfikir biasa tidak lagi memadai untuk digunakan. Untuk

(13)

3

Andi mengatakan tentang manfaat dari berpikir kreatif. Dengan kemampuan

berpikir kreatif, seorang pelajar mampu meraih prestasi-prestasi yang jauh di atas

prestasi rata-rata kebanyakan pelajar (dalam Supardi, 2012:257).

Menurut Siswono “meningkatkan kemampuan berpikir kreatif artinya

menaikkan skor kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan,

fleksibilitas dan kebaruan penyelesaian masalah”. Siswa dikatakan memahami

masalah bila menunjukkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, siswa

memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan

masalah dengan jawaban bermacam-macam yang benar secara logika. Siswa

memiliki fleksibilitas dalam meyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan soal

dengan dua cara atau lebih yang berbeda dan benar. Siswa memiliki kebaruan

dalam menyelesaikan masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari

jawaban sebelumnya atau yang umum diketahui siswa (dalam Supardi, 2012:249).

Guilford (dalam Munandar, 2012:31) berfikir kreatif sebagai kemampuan

untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu

masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang

mendapat perhatian dalam pendidikan di sekolah yang terutama hanya dilatih

tentang penerimaan pengetahuan, ingatan dan penalaran.

Masih banyak orang yang beranggapan bahwa berfikir kreatif adalah hal

yang harus dilakukan para seniman atau pekerja yang berhubungan dengan seni.

Ini adalah sebuah kekeliruan. Berfikir kreatif bukan hanya soal menghasilkan

karya seni, tetapi juga berfikir untuk menemukan solusi atas suatu masalah.

Semakin tinggi kesulitan dari sebuah masalah, semakin membutuhkan kemampuan

(14)

4

Dengan berfikir kreatif siswa akan menemukan inovasi inovasi baru dalam

belajar sehingga dalam tidak bosan dan terkurung susana yang monoton.

Hasil Observasi dan wawancara awal yang dilakukan kepada guru BK

diperoleh data bahwa terdapat beberapa siswa yang kurang memiliki kemampuan

berfikir kreatif dalam belajar, siswa-siswa tersebut cenderung tidak memiliki

dorongan untuk menggali kemampuan berfikir kreatif mereka, dengan menerima

begitu saja materi yang diajarkan oleh guru tanpa berniat untuk mengesplorasi

lebih dalam kemampuan yang mereka miliki ataupun melakukan inovasi serta

berkreasi atas setiap pembelajaran yang diterima, dikarenakan mereka tidak

mengerti bagaimana cara mengembangkan materi pembelajaran yang diberikan

oleh guru.

Bimbingan Konseling hadir untuk membantu siswa dalam mengembangkan

potensi yang dimiliki untuk memecahkan masalah ataupun kendala yang

dialaminya, bimbingan konseling memiliki beberapa layanan yang salah satunya

adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah pemberian

bantuan yang memungkinkan para siswa secara bersama-sama memeperoleh

berbagai bahan dari nara sumber (guru pembimbing) atau bersama-sama

membahas pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman

dan pengembangan potensi diri serta dalam pengambilan keputusan tertentu.

Dalam bimbingan kelompok terdapat beberapa teknik, salah satunya adalah

teknik diskusi kelompok. Diskusi kelompok adalah kegiatan yang dilakukan dua

orang ataupun lebih, ditujukan untuk saling tukar pengalaman dan pendapat serta

berbagi informasi untuk menghasilkan keputusan bersama atau menambah sumber

(15)

5

konselor dan anggota yaitu para siswa yang teribat dalam diskusi yang membahas

tentang sebuah topik.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui peningkatan kemampuan

berfikir kreatif siswa dalam belajar, maka diperlukan suatu penelitian yang

mencoba menggunakan layanan Bimbingan kelompok teknik diskusi untuk melihat

perubahan dan pengaruh dari layanan yang diberikan kepada siswa pada

peningkatan kemampuan berfikir kreatif dalam belajar, oleh karena itu peneliti

merasa penting untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Dalam Belajar Siswa Kelas X SMAN 11 MEDAN T.A 2014/2015”. B. Identifikasi Masalah

Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang di jumpai pada siswa SMA

khususnya kelas X :

1. Siswa belum mampu mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dalam

belajar.

2. Siswa belum mengetahui bagaimana cara berfikir kreatif dalam belajar.

3. Siswa belum mengetahui keterampilan apa saja yang di butuhkan untuk

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dalam belajar.

4. Siswa tidak tertantang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif

dalam belajar.

(16)

6

C. Pembatasan Masalah

Disebabkan berbagai keterbatasan yang dimiliki, baik waktu dan

pengetahuan, maka penulis hanya membatasi permasalahan penelitian pada

kemampuan berfikir kreatif dalam belajar menggunakan layanan bimbingan

kelompok teknik diskusi dan hanya pada siswa kelas X SMAN 11 MEDAN T.A

2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

dalam penelitian ini adalah : “apakah dengan pelaksanaan bimbingan kelompok

teknik diskusi memiliki pengaruh terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa kelas

X SMAN 11 MEDAN T.A 2014/2015”.

E. Tujuan Penelitian

Seperti yang di uraikan di atas tentang berbagai permasalahan yang ada,

penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya pengaruh layanan bimbingan

kelompok teknik diskusi terhadap kemampuan berfikir kreatif dalam belajar siswa

(17)

7

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Konseptual

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan

teori Bimbingan Konseling khususnya mengenai Layanan Bimbingan

Kelompok dan menjadi tambahan referensi mengenai kemampuan berfikir

kreatif.

menyelenggarakan kegiatan layanan bimbingan kelompok guna membantu

siswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dalam belajar.

b. Bagi siswa

Dapat menjadi sumber informasi sehingga bisa menggali dan

mengoptimalisasikan kemampuan berpikir kreatif dalam belajar.

c. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis sehingga

dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok disekolah nantinya bisa

lebih baik dan membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pre-test penghitungan data yang rata-rata 85,5. Dan Hasil

perhitungan pada post-test, dengan rata-rata 94,9 sehingga diperoleh Jhitung = 0,

Dengan α = 0,05 dan n=10, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 8. Dari data tersebut

terlihat bahwa Jhitung lebih kecil dari Jtabel (0 < 8). Karena J hitung lebih kecil dari J

tabel, maka Hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z.

Karena nilai z hitung adalah -2,803 dan itu lebih kecil dari nilai z tabel yaitu -1,96.

maka Hipotesis ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi

perlakuan sehingga kemmapuan berfikir kreatif siswa sesudah mengikuti bimbingan

kelompok teknik diskusi lebih tinggi daripada sebelum mengikuti bimbingan

kelompok teknik diskusi.

B. Saran-saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Saran Kepada Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya lebih memperhatikan program-program

bimbingan konseling yang dirancang untuk meningkatkan aspek yang

(19)

2. Saran Kepada Konselor Sekolah

Untuk konselor sekolah, hendaknya lebih mengaplikasikan segala jenis

bimbingan dan konseling di sekolah. Dan konselor sekolah hendaknya

lebih kreatif lagi dalam memberikan layanan, contohnya layanan

informasi secara klasikal dengan menggunakan berbagai media seperti

video dan media bimbingan kelompok teknik diskusi untuk menunjang

interaksi dengan siswa dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif.

3. Saran Kepada Peneliti Lain

Kepada peneliti lain yang menaruh perhatian meneliti tentang berfikir

kreatif, agar lebih memperhitungkan aspek – aspek lain yang memiliki

hubungan dengan kemampuan berfikir kreatif.

4. Saran Kepada Siswa

Untuk para siswa yang memiliki kemampuan berfikir kreatif yang rendah,

hendaknya mau mengikuti kegiatan bimbingan kelompok teknik diskusi

dan kegiatan yang diadakan sekolah untuk meningkatkan kemampuan

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Yusuf. 2010. 30 Kreatif atau Mati. Solo: al-jadid.

Amarta, Risye. 2013. Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta: Sinar Kejora.

Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska.

Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziah, Nurul. 2011. Analisis kemampuan guru dalam mengembangkan keterampilan berfikir kreatif siswa sekolah dasar kelas V pada pelajaran ilmu pengetahuan alam. Jurnal Edisi Khusus. No.2: 100.

Hawadi, Reni. Wiharjo, Sihadi. Wiyono, Mardi. 2001. Kreativitas. Jakarta: Grasindo.

Kristi dan Fardana. 2012. Hubungan antara Self efficacy denagn Kreativitas siswa SMK. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Vol 1 No. 2: 53.

Prayitno. 1995. Layanan bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sudarma, Momon. 2013. Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kreatif. Depok: Raja Garfindo Persada.

(21)

Sukardi, Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakata: Rineka Cipta.

Supardi. 2012. Peran Berfikir Kreatif dalam proses Pembelajaran Matematika. Jurnal Formatif. Vol 2 No.3: 249-257.

Gambar

Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok....................................
tabel, maka Hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z.

Referensi

Dokumen terkait

Penyelesaiannya Hassan terhadap hadis atau dalil yang tampak saling bertentangan sangat berhati-hati dan mendalam, semua dalil dikumpulkannya begitu juga berbagai pendapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan penerimaan pajak air tanah tahun 2013-2015 di Kabupaten Boyolali

Moewardi Surakarta yang sebagian besar berpendidikan D3 belum mempunyai motivasi diri yang tinggi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan apa

Despite its problems; the novel's thrilling plot, the great acting and the superb score (by Hans Zimmer) make the movie an enjoyable experience, and while it definitely could had

îòïòì Ó¿²º¿¿¬ Õ±¸¿ Í»¾¿¹¿· Í·-¬»³ ß«¬±³¿-· òòòòòòòòòòòòòòòò ïï. îòïòë Ý¿µ«°¿²

[r]

[r]

Analisis kuadran dalam penelitian ini digunakan untuk melihat dampak implementasi program PEMP periode 2005-2009 terhadap 20 kabupaten/kota pesisir, yaitu