RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN
NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
SKRIPSI
OLEH :
Ahmad Afif Mauludi
NIM : 1111101000051
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN
NEARMISS DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG TAHUN 2015-2016
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
SKRIPSI
OLEH :
Ahmad Afif Mauludi
NIM : 1111101000051
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Skripsi, Juni 2016
Ahmad Afif Mauludi. NIM: 1111101000051
Rancangan Sistem Informasi Berbasis Website pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Lampung Tahun 2015-2016
201 Halaman+(xxii), 38 Tabel, 38 Bagan, 17 Gambar, 16 Lampiran.
ABSTRAK
Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss merupakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berbasis perilaku yang penting untuk diterapkan pada perusahaan untuk mencegah dan mengurangi kejadian kecelakaan. PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan pemanfaatan panas bumi yang melaksanakan program tersebut. Dalam melaksanakan program tersebut secara manual, PT PGE mengalami banyak masalah berhubungan dengan keakuratan dan kecepatan informasi yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan Sistem informasi baru berbasis website untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Kegiatan penelitian dilakukan di PT. PGE Ulubelu pada bulan Mei 2015-Mei 2016 guna membuat rancangan sistem informasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
operational reseach dengan pendekatan kualitatif. Pengembangan sistem dilakukan menggunakan siklus hidup pengembangan sistem, yang terdiri dari investigasi, analisis dan perancangan sistem. Investigasi sistem menggunakan analisis PIECES dan analisis sistem dilakukan berdasarkan komponen sistem informasi berbasis komputer pada sistem lama dan mencari kebutuhan pada sistem baru. Tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi menggunakan beberapa cara, yaitu dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Rancangan proses dibuat menggunakan DFD, sedangkan rancangan data menggunakan ERD. Rancangan berbasis website dibuat dalam bahasa PHP dan Yii Framework, menggunakan database MySQL dan Webserver Apache, dibantu dengan software Adobe Dreamweaver dan Photoshop. Uji coba sederhana dilakukan untuk menguji kesesuaian fungsi rancangan yang telah dibuat.
Perancangan sistem informasi berbasis website ini menghasilkan sebuah website yang digunakan untuk membantu mempermudah pelaporan, mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan oleh manajemen terkait keselamatan kerja. Sistem informasi ini memiliki keunggulan dapat memberikan informasi yang lebih akurat, cepat dan tepat dari sistem sebelumya. Namun masih banyak pengembangan yang perlu dilakukan terkait fitur dalam berbagai macam hal termasuk sistem pendukung pengambilan keputusan. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Melanjutkan pengembangan sistem sampai tahap implementasi dan pemeliharaan sistem, sehingga dapat diketahui dampak positif dari sistem baru yang telah dirancang; 2. Melakukan perancangan website dengan mengkombinasikan PHP bersama bahasa pemograman lain seperti JavaScript, C+++, Perl dan bahasa pemograman lain untuk menghasilkan website dengan tampilan dan fungsi yang lebih dinamis dan variatif.
Daftar bacaan: 81 (1970-2015)
iii FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH Thesis, June 2016
Ahmad Afif Mauludi. SIN: 1111101000051
Design of Website Based Information System on Occupational Safety Observation and
Nearmiss Reporting Programs in PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu Area Lampung Years of 2015-2016
201 Pages+(xxii), 38 Tables, 38 Charts, 17 Images, 16 Attachments.
ABSTRACT
Occupational safety observation and nearmiss reporting programs are Occupational Safety and Health (OSH) programs based on behavior that necessary to be applied in every industry to prevent and reduce accident at work. PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Ulubelu area is one of the utilization industry of geothermal power that implements the programs. In implementing the programs manually, PT. PGE experienced many problems that associated with the accuracy and performance of information produced. Therefore, it is needed a new design of information system based on website that can resolve the implementing issue and increase company’s competitiveness. The research activities were conducted at PT. PGE Ulubelu area in May 2015 until May 2016 in order to make the new information system design based on website. The researcher was conducted the research using operational research with qualitative approach. This research is a system development activity using a system life development cycle which consists of system investigation, analysis and design activities. System investigation was conducted on the old information system using PIECES analysis. System analysis was conducted using observation and analysis methods on the old information system and the new information system requirements based on computer-based information system components. The data collection techniques were interview, observation and study of document methods in order to get the informations needed. New system process and data designs were created using DFD and ERD. Website design was created using PHP and Yii Framework with MySQL as the database management system and Apache as the webserver. The design phase was supported by other applications, like Adobe dreaweaver and photoshop. For the completion, a simple trial was conducted to test the compatibility of design functions.
This system information design activity produced a website to assisst the implementation of reporting, information access and management’s decision making that associated with occupation safety. This new information system can produce information better than old information system (more accurate, fast and timely). However this new information system need some improvement, especially in decision support system. Suggestions are given for future research: 1. Complete the system development until the implementation system and maintenance system phases then anaylize the results of system development that has been designed; 2. Design the website information system using combination of PHP and any other programming languages like Javascript, C+++ or Perl to create a website with more dynamics and variative functions and displays.
References: 81 (1970-2015)
iv
v
PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI
Penguji III,
vi
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Srata Satu (S1) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentua nyang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2016
Ahmad Afif Mauludi
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ahmad Afif Mauludi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Agustus 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 22 tahun
No. HP : +6281212210762
Alamat : Jl. Jambu I No. 23 B, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan –
Banten 1541
E-mail : aafifmauludi@gmail.com
Riwayat Pendidikan:
1. TKIT Aulia Bintaro Jaya : 1996 - 1997
2. RA Salman ITB Ciputat : 1997 - 1999
3. Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta : 1999 - 2005
4. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta : 2005 - 2008
5. SMAN 68 Jakarta : 2008 - 2011
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tulisan ini kupersembahankan untuk Kedua Orang Tuaku.
.
.
.
Seluruh Keluarga dan Sahabatku.
.
.
.
In memoriam Hasanah Putri (Nov’1993-Des’2015).
.
.
.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul RANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEBSITE PADA PROGRAM
OBSERVASI KESELAMATAN KERJA DAN PELAPORAN NEARMISS DI PT
PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PT. PGE) AREA ULUBELU LAMPUNG
TAHUN 2015-2016.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik teknis maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Kedua Orang Tuaku, Arif Darmawan dan Sri Lintang Rosi Aryani, serta seluruh keluarga yang telah mendoakan, memberikan kesempatan dan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Riastuti Kusuma Wardani, S.KM., M.KM, selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Dewi Utami Iriani, Ph.D, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan
x
6. Kepada seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama Ibu Catur Rosidati, S.KM, M.KM, Ibu DR. Iting Shofwati, S.T., M.KKK, Bapak Aang Subiyakto, M.Kom, selaku penguji sidang yang memberikan banyak masukan yang membangun untuk meningkatkan kualitas skripsi ini.
7. Bapak Jatmiko Prio Atmojo selaku Peneliti bidang Geothermal di PT. Pertamina Persero dan Bapak Wilmar Napitupulu selaku Manager HSSE di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) yang telah membantu memberikan izin, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Widodo Suwanto selaku Manager Fungsi HSSE PT. PGE Area Ulubelu,
Lampung.
9. Bapak Febriardi, Bapak Agung Galunggung, Bapak Andri dan Ibu Karinta Utami selaku Pengawas Fungsi HSSE dan Seluruh staff PT. PGE Area Ulubelu, Lampung yang telah banyak memberikan informasi, ilmu, saran dan masukan dalam skripsi ini.
10.Faris Muhammad Z., Ruditho Priyandi, Meitama Arief B., Ridanti Lenggo Geni
dari “Bukan 5cm”. Galih Trias Farobi, Ausof Ali Athiyah, Mukti Arif, Widyanfri WPS, Nida Karima, dari “AUO”. Sukma Mardhiyah P., Ikna Qonita, Niekha
Zoelienna Ilyas dari “Saturn” selaku sahabat dan teman seperjuangan.
11.Rekan-rekan All About Safety, Situ Gintung Jogging Club, NoTC, 9cm, Persekutuan Pengendalian Tembakau Tangerang Selatan, Dreamdelion Sehat dan berbagai komunitas lain.
12.Rekan-rekan mahasiswa/i kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
13.Rekan-rekan kerja di PT. AWT dan PT. GMI yang mendukung dan memberikan
kesempatan untuk terus melanjutkan skripsi ini.
14.Kepada teman lainnya yang turut menyemangati dan mendoakan dalam
penyelesaian skripsi ini yang tentunya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat menjadi skripsi yang bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran serta pencerahan khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, aamiin.
xi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN PANITIA SIDANG SKRIPSI ... v
LEMBAR PERYATAAN ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
DAFTAR SINGKATAN ... xx
DAFTAR ISTILAH ... xxi
DAFTAR SIMBOL ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Pertanyaan Penelitian ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 9
1. Tujuan Umum ... 9
2. Tujuan Khusus ... 9
xii
1. Bagi Peneliti ... 10
2. Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 10
3. Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu ... 11
F. Ruang Lingkup ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Observasi Keselamatan Kerja ... 13
B. Pelaporan Nearmiss ... 16
C. Sistem Informasi ... 19
D. Website ... 37
E. Kerangka Teori ... 44
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ... 46
A. Kerangka Pikir ... 46
B. Definisi Istilah ... 49
BAB IV METODE PENELITIAN ... 51
A. Jenis Penelitian ... 51
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 51
C. Metode Penelitian ... 51
1. Metode Investigasi dan Analisis Sistem ... 52
2. Metode Perancangan Sistem ... 57
BAB V HASIL ... 59
A. Gambaran Umum PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu ... 59
1. Profil Perusahaan ... 59
2. Visi dan Misi Perusahaan ... 60
3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 61
xiii
5. Program K3 Perusahaan ... 62
B. Hasil Penelitian ... 66
1. Karakteristik Informan ... 66
2. Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ... 67
3. Hasil Analisis Sistem Informasi ... 74
4. Rancangan Sistem Informasi Baru... 99
BAB VI PEMBAHASAN ... 147
A. Keterbatasan Penelitian ... 147
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 148
1. Pembahasan Hasil Investigasi Sistem Informasi Lama ... 148
2. Pembahasan Hasil Analisis Sistem Informasi ... 159
3. Pembahasan Hasil Rancangan Sistem Informasi Baru ... 172
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 192
A. Simpulan ... 192
B. Saran ... 194
DAFTAR PUSTAKA ... 196
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja ... 14
Tabel 2.2 Perbandingan Model Waterfall, Spiral dan Prototipe ... 34
Tabel 2.3 Spesifikasi Minimum Komputer ... 44
Tabel 2.4 Spesifikasi Minimum Smartphone ... 44
Tabel 3.1 Definisi Istilah ... 49
Tabel 4.1 Informan Penelitian ... 53
Tabel 4.2 Pengumpulan data ... 54
Tabel 4.3 Daftar Dokumen ... 55
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik ... 56
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber ... 56
Tabel 5.1 Karakteristik Informan ... 67
Tabel 5.2 Analisis Sistem Informasi Lama berdasarkan Aspek Performa, Informasi, Ekonomi, Kontrol, Efisiensi dan Servis ... 67
Tabel 5.3 Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama ... 74
Tabel 5.4 Sumber Daya Manusia pada Sistem Baru ... 77
Tabel 5.5 Spesifikasi Minimum Perangkat Komputer ... 79
Tabel 5.6 Spesifikasi Minimum Perangkat Laptop ... 79
Tabel 5.7 Spesifikasi Minimum Perangkat Smartphone ... 80
Tabel 5.8 Rumus Keluaran Sistem Informasi Baru Berbasis Website ... 89
Tabel 5.9 Output yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Baru ... 91
Tabel 5.10 Administrasi Akun ... 110
Tabel 5.11 Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ... 110
Tabel 5.12 Pengisian Laporan Nearmiss ... 110
Tabel 5.13 Pencarian Laporan ... 111
Tabel 5.14 Jenis Rancangan Output Sistem Baru ... 116
xv
Tabel 5.16 Hasil Uji Coba Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja ... 144
Tabel 5.17 Hasil Uji Coba Pengisian Laporan Nearmiss ... 145
Tabel 5.18 Hasil Uji Coba Pencarian Laporan ... 146
Tabel 6.2 Perbandingan Data pada Sistem Lama dan Sistem Baru ... 159
Tabel 6.3 Perbandingan Sumber Daya Manusia pada Sistem Lama dan Sistem Baru ... 160
Tabel 6.4 Perbandingan Perangkat Keras Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ... 162
Tabel 6.5 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Komputer pada Sistem Informasi Baru ... 163
Tabel 6.6 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Laptop/Notebook pada Sistem Informasi Baru ... 164
Tabel 6.7 Perbandingan Spesifikasi Minimum dan Perangkat dimiliki untuk Perangkat Smartphone pada Sistem Informasi Baru ... 165
Tabel 6.8 Perbandingan Perangkat Lunak Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru .. 166
Tabel 6.9 Perbandingan Jaringan Sistem Informasi Lama dan Sistem Informasi Baru ... 167
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan.... 18
Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi ... 20
Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 22
Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970) ... 27
Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral ... 29
Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe ... 30
Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem ... 31
Bagan 2.8 Kerangka Teori ... 45
Bagan 3.1 Kerangka Pikir ... 48
Bagan 5.1 Struktur Organisasi PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015... 61
Bagan 5.2 Proses Produksi PT. PGE Area Ulubelu... 62
Bagan 5.3 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang sedang berjalan. ... 83
Bagan 5.4 Flowchat Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan kerja dan Pelaporan Nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu yang akan dirancang ... 86
Bagan 5.5 Format Input “login” ... 101
Bagan 5.6 Format Input “pendaftaran pengguna baru” ... 102
Bagan 5.7 Format Input “fomulir observasi keselamatan kerja” ... 103
Bagan 5.8 Format Input “fomulir nearmiss” ... 104
Bagan 5.9 Format Input “fomulir tindak lanjut” ... 105
Bagan 5.10 Format Input “pencarian laporan” ... 105
Bagan 5.12 Diagram Konteks Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan dan Pelaporan Nearmiss berbasis website ... 107
Bagan 5.13 Diagram Nol Sistem Informasi Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss berbasis website di PT. PGE Area Ulubelu ... 109
xvii
Bagan 5.15 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Hasil Observasi Keselamatan Kerja) ... 113
Bagan 5.16 Diagram Detail Proses 2 (Pengisian Laporan Nearmiss) ... 115
Bagan 5.17 Diagram Detail Proses 4 (Pencarian Laporan) ... 116
Bagan 5.18 Format Ouput “informasi registrasi” ... 117
Bagan 5.19 Format Ouput “hasil observasi kelamatan kerja” ... 118
Bagan 5.20 Format Ouput “laporan nearmiss” ... 118
Bagan 5.21 Format Ouput “laporan tindak lanjut” ... 119
Bagan 5.23 Format Ouput “hasil rangkuman” ... 120
Bagan 5 24 Format Ouput “laporanku” ... 121
Bagan 5.25 Diagram ERD Sistem Baru ... 122
Bagan 5.26 Bentuk Tidak Normal... 124
Bagan 5.27 Bentuk Normalisasi Tahap Pertama (1st NF) ... 125
Bagan 5.28 Bentuk Normalisasi Tahap Kedua (2nd NF) ... 126
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Peta Lokasi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) ... 60
Gambar 5. 2 Nearmissbox dan komputer di PT. PGE Area Ulubelu ... 76
Gambar 5.3 Tampilan Database Sistem Informasi pada Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website. ... 130
Gambar 5.4 Halaman Utama “Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss Berbasis Website” ... 131
Gambar 5.5 Halaman “Pendaftaran Pengguna Baru” ... 132
Gambar 5.6 Halaman “Informasi Registrasi” ... 133
Gambar 5.7 Halaman “Verifikasi Akun” ... 133
Gambar 5.8 Halaman “Login” ... 134
Gambar 5.9 Halaman “Formulir Observasi Keselamatan Kerja” ... 135
Gambar 5.10 Halaman “Hasil Input Observasi Keselamatan Kerja” ... 136
Gambar 5.11 Halaman “Tindak Lanjut Observasi Keselamatan Kerja” ... 137
Gambar 5.12 Halaman “Formulir Nearmiss” ... 138
Gambar 5.13 Halaman “Hasil Input Laporan Nearmiss” ... 139
Gambar 5.14 Halaman “Tindak Lanjut Laporan Nearmiss” ... 140
Gambar 5. 15 Pencarian Laporan ... 141
Gambar 5. 16 Rangkuman Laporan ... 142
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Menjadi Informan ... xxii
Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Informan ... xxiii
Lampiran 3: Pedoman Wawancara ... xxiv
Lampiran 4: Pedoman Observasi ... xxx
Lampiran 5: Pedoman Telaah Dokumen ... xxxii
Lampiran 6: Kartu Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... xxxiv
Lampiran 7: Surat Perizinan Melakukan Penelitian ... xxxv
Lampiran 8: Matriks Hasil Wawancara ... xxxvi
Lampiran 9: Hasil Observasi ... xliv
Lampiran 10: Hasil Telaah Dokumen ... xlvi
Lampiran 11: Perangkat-perangkat Sistem Informasi Lama... xlviii
Lampiran 12: Kebutuhan Perangkat-perangkat Sistem Informasi Baru ... xlix
Lampiran 13: Bahasa Pemograman Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... l
Lampiran 14: Database Sistem Informasi Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... lvii
Lampiran 15: Petunjuk Penggunaan Perangkat Lunak Program Observasi Keselamatan Kerja dan Pelaporan Nearmiss ... lix
xx
DAFTAR SINGKATAN
APD = Alat Pelindung Diri
DBMS = Database Management System
DFD = Data Flow Diagram
ERD = Entity-Relation Diagram
HTML = Hyper-Text Markup Language
INTERNET = International Network
K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PHP = PHP Hypertext Preprocessor
PIC = Person In Charge
PJ Program = Penanggung Jawab Program
PT. PGE = PT. Pertamina Geothermal Energy
SMK3 = Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SDLC = System Development Life Cycle/ Siklus Hidup Pengembangan Sistem
SQL = Structured Query Language
xxi
DAFTAR ISTILAH
Checklist = Lembar periksa
Database = Basis data/tempat penyimpanan
Hardware = Perangkat Keras
Incident = Nearmiss/Hampir Celaka
Input = Masukan
Interface = Penghubung
Nearmiss = Hampir celaka
Observer = Pengamat
Output = Keluaran
Proccess = Proses/Pengolahan
Software = Perangkat Lunak (Aplikasi Komputer)
xxii
DAFTAR SIMBOL
DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Model : Gane-Sarson
No Simbol Keterangan
01 Entitas Luar
Merupakan sumber atau tujuan aliran data atau ke sistem
02 Proses
Proses atau fungsi yang mentransformasikan data secara umum
03 Aliran Data
Menggambarkan aliran data dari suatu proses ke proses lainnya
04 Data store
Merupakan komponen yang berfungsi untuk menyimpan data atau file
ENTITY-RELATION DIAGRAM (ERD)
No Simbol Keterangan
01 Entitas
Suatu objek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan pemakai
02 Atribut
Elemen dari entitas yang berfungsi mendeskripsikan karakter dari entitas
03 Relasi
Menggambarkan hubungan diantara sejumlah entitas yang berbeda
04 Garis
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program observasi keselamatan kerja merupakan bagian dari program keselamatan berbasis perilaku yang muncul pada tahun 1980-an dan
berkembang mulai tahun 1990-an. Sebelum tahun 1990 hanya 45 perusahaan yang menerapkan, namun pada pertengahan tahun 1990-an penerapan telah dilakukan lebih dari 400 perusahaan diberbagai negara, termasuk Amerika
Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Filipina, Puerto Rico, Jamaica, Suriname dan Mexico (Krause, 1997). Penerapan program berbasis perilaku yang terkenal
adalah DuPont STOP Program, Safety Performance Solutions (SPS) dan
Behavioral Science Technology (BST). Program observasi keselamatan
merupakan program yang banyak dikembangkan oleh DuPont dalam DuPont
STOP Program (Byrd, 2007). Dalam penerapan program observasi,
perusahaan-perusahaan di Indonesia mengadopsi program yang dikembangkan oleh DuPont, menggabungkan program-program tersebut atau merancang sendiri program
sejenis dengan menggunakan prinsip-prinsip program berbasis perilaku dan disesuaikan dengan iklim dari perusahaan.
Program observasi keselamatan kerja, yang disebut juga program pengamatan perilaku dan kondisi tidak aman, merupakan program keselamatan
2
mengendalikan penyebab langsung kecelakaan (Gunawan, 2013). Hal tersebut dibuktikan bahwa beberapa perusahaan yang mengimplementasikan program
observasi keselamatan kerja, mengalami penurunan rata-rata accident rate sebesar 26% dari tahun sebelumnya. Penurunan accident rate tersebut lebih besar dibanding program berbasis perilaku lainnya seperti program dari BST,
yaitu BAPP (Behavioral Advance Performance Process) technology yang menurunkan accident rate sebesar 25% dan program “DO-IT” (Define, Observe,
Intervene, and Test) dari SPS, yang menurunkan accident rate sebesar 22% (Byrd, 2007). Penerapan observasi perlu dilakukan sehingga pihak manajemen dapat menganalisis sebab munculnya perilaku dan kondisi tidak aman tersebut
sehingga dapat memiliki kesempatan untuk memperbaiki kekurangan sistem sebelum timbul kasus yang lebih parah (Gunawan, 2013).
Bird dan Germain (1990) mengkategorikan “perilaku dan kondisi tidak
aman” serta nearmiss, menjadi hal yang dapat dipelajari untuk mencegah
kecelakaan tanpa harus menunggu adanya kejadian kecelakaan. Dalam sumber
lain, perilaku dan kondisi tidak aman sangat berhubungan erat dengan nearmiss atau kejadian hampir celaka (Heni, 2011). Menurut Heni (2011) dalam accident
triangle ratio, diperlihatkan bahwa setiap 50.000 – 100.000 perilaku dan kondisi tidak aman akan mengakibatkan 5.000-10.000 nearmiss atau kejadian hampir celaka, 500-1.000 cedera ringan, 50-100 cedera berat dan satu kali kecelakan
fatal. Perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss disebut juga
dengan “accident precursor”, yaitu hal yang dapat mengindikasikan
3
dalam penerapannya untuk mencegah kejadian kecelakaan, program observasi keselamatan kerja tidak terpisahkan dari pelaporan nearmiss.
Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada perusahaan
bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian
nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmis, merupakan program yang mengikutsertakan peran pekerja,
sehingga efektif untuk meningkatkan kepedulian dan perilaku pekerja terhadap penerapan bekerja secara aman dengan senang hati dan sukarela (Gunawan,
2013). Keikutsertaan pekerja untuk mengendalikan penyebab kecelakaan tidak hanya dapat menanggulangi penyebab langsung dari kecelakaan, namun dapat pula sekaligus menanggulangi penyebab tidak langsung dan menciptakan
budaya keselamatan kerja yang baik (Heni, 2011). Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak perusahaan
menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer untuk mendukung sistem informasi pelaksanaan program K3 (Putri, Santoso dan Choiri, 2014).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan akses langsung terhadap informasi yang cepat, tepat dan akurat sehingga pihak manajemen dapat melakukan pengambilan keputusan
yang akurat tepat pada waktunya, menurunkan biaya manajemen dan hirarki dalam pekerjaan menjadi lebih efisien (Laudon dan Laudon, 2012). Sejalan
4
informasi K3 oleh Putri, Santoso dan Choiri (2014) menunjukkan bahwa pengelolaan K3 menggunakan sistem informasi berbasis komputer dapat
meningkatkan kinerja pengelolaan informasi, kualitas informasi, kontrol data, efisiensi dan pelayanan serta menurunkan biaya administrasi. Sistem informasi yang sering digunakan pada saat ini secara umum adalah sistem informasi
berbasis website, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatkan jumlah website serta penggunaan internet dunia dan juga Indonesia yang terus bertambah setiap
tahunnya.
Peningkatan jumlah website dunia 67% pada tahun 2011; 101% pada tahun 2012; dan 44% pada tahun 2014. Sedangkan peningkatan pengguna internet di
dunia yaitu, 29,4% penduduk pada tahun 2010; 32,5% pada tahun 2011; 35,5% pada tahun 2012; 37,9% pada tahun 2013; dan 40,4% pada tahun 2014. Peningkatan di pengguna Indonesia sendiri yaitu 10,92% penduduk pada tahun
2010; 12,28% pada tahun 2011; 15,36% pada tahun 2012; 15,52% pada tahun 2013; dan 16,72% pada tahun 2014 (Internet Live Stats, 2015a;b). Indonesia
menempati urutan ke-13 dari 198 negara pengguna internet pada tahun 2014 (Internet live Stats, 2015).
Sistem informasi berbasis website memiliki keuntungan dengan file dan
basis data (database) yang terpusat dan hanya memerlukan instalasi di server sehingga mudah dalam melakukan proses perawatan dan pemutakhiran (update).
Selain itu penggunaan website mudah diakses dari jarak jauh (internet) dengan menggunakan browser, sehingga tidak harus melalukan instalasi terlebih dahulu
5
Penggunaan website dapat memudahkan pihak pengambil keputusan untuk mengakses informasi yang mutakhir dimana saja dan kapan saja. Pelaksanaan
program K3 dengan sistem informasi berbasis website dapat dilaksanakan disemua perusahaan, tidak terkecuali pada perusahaan panas bumi.
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis risiko, PT Pertamina Geothermal
Energy (PT. PGE) Area Ulubelu merupakan salah satu perusahaan panas bumi yang memiliki risiko tinggi sehingga berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja (Alfiah, 2012). PT. PGE Area Ulubelu memiliki kategori insiden yang
dibagi menjadi lima berdasarkan hirarki, yaitu kondisi tidak aman dan perilaku tidak aman, nearmiss, first aid, accident dan fatality Berdasarkan Laporan
kejadian kecelakaan kerja (insiden) di PT PGE tahun 2013, diketahui bahwa terdapat 28 kondisi tidak aman, 13 perilaku tidak aman, tiga nearmiss dan dua
first aid (PT PGE Ulubelu, 2014). Dari laporan tersebut diketahui bahwa terdapat dua insiden yang masuk dalam kategori first aid, dimana kategori tersebut mendekati kategori accident atau kecelakaan. Dalam rangka
mempertahankan tujuan pengelolaan K3 di PT. PGE Area Ulubelu yaitu zero
accident, diperlukan adanya usaha pengendalian terhadap penyebab kecelakan
agar tidak terjadi kejadian yang lebih parah. Dalam rangka mencegah kejadian kecelakaan tersebut PT. PGE Area ulubelu menerapkan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di area kerjanya.
PT. PGE Area Ulubelu menerapkan program observasi keselamatan kerja & pelaporan nearmiss yang diadaptasi dari kategori perilaku dan kondisi tidak
6
untuk menggunakan metode manual yang memanfaatkan media kartu untuk menerapkan program observasi keselamatan kerja & pelaporan nearmiss. Kartu
tersebut diletakkan pada berbagai tempat di masing-masing fungsi sehingga pengguna dapat mengambil kartu, mengisi kartu tersebut dan memasukan kartu tersebut pada kotak yang terdapat didekat tempat pengambilan kartu. Kartu terisi
yang berada dikotak dikumpulkan secara berkala seminggu. Pada beberapa kasus, terdapat laporan yang langsung ditindak lanjuti atau dilakukan kegiatan
perbaikan. Data-data yang telah dikumpulkan akan diolah menjadi informasi yang akan dicantumkan dalam laporan K3 setiap bulannya.
Berdasarkan pengamatan pada studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
Januari-Februari 2015 melalui wawancara dengan staff HSSE dan Observasi, peneliti mendapatkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT.
PGE Area Ulubelu. Kekurangan tersebut terdapat baik pada masukan, proses maupun keluaran. Kekurangan yang terdapat pada masukan, yaitu banyak data
yang tidak dapat diserap dengan baik yang dapat mengurangi akurasi data. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengguna yang tidak tahu bagaimana
mendapatkan kartu program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss, kartu yang habis ketika dibutuhkan, maupun tidak mengembalikan hasil masukan tersebut ketempat yang tepat. Dalam proses terdapat kekurangan
7
terhadap keluaran informasi yang tidak akurat, tidak tepat dan tidak cepat sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan yang dihasilkan.
Sejalan dengan fakta tersebut, Mulyanto (2009) menyatakan bahwa
terjadinya duplikasi data merupakan salah satu kesalahan fatal karena penerapan sistem informasi dengan metode manual. Sistem informasi berbasis komputer
dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pihak manajemen untuk mengambil keputusan (Mulyanto, 2009). Selain karena terdapat masalah pada sistem informasi yang telah diterapkan, pengembangan sistem informasi
berbasis komputer juga menjadi salah satu indikator yang diperlukan untuk menghadapi persaingan bisnis yang berdaya saing dunia (Fatta, 2007). Hal
tersebut diperkuat dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis komputer oleh perusahaan di negara maju, seperti Amerika, Jepang, Australia, Jerman, Inggris dan negara maju lainnya (Indrajit, 1999).
Penerapan keselamatan kerja dan teknologi sistem informasi merupakan dua aspek persaingan yang dilakukan oleh perusahaan dengan daya saing
mendunia. PT. Pertamina Geothermal Energy, sebagai salah satu pemanfaatan panas bumi yang memiliki daya saing dunia, dapat meningkatkan daya saing
dengan menerapkan Sistem informasi berbasis website untuk program keselamatan kerja. Sistem informasi berbasis website dipilih karena kemudahan dalam pengembangan, perawatan, pengguna yang semakin banyak, dan dapat
digunakan pada banyak perangkat keras. Pengembangan sistem informasi berbasis website juga dipilih karena terdapat jaringan internet di sekitar area PT.
8
telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk mengembangkan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss di PT PGE Area Ulubelu Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada staff HSSE
dan observasi, penerapan sistem informasi pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu masih mengalami beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain adalah
pengumpulan data yang seringkali tidak lengkap dan manajemen data yang lambat. Kekurangan pada masukan dan proses tersebut dapat berpengaruh
terhadap keluaran yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut. Informasi yang dihasilkan oleh sistem tidak akurat, tidak lengkap dan lambat, sehingga dapat mengakibatkan pengambilan keputusan oleh manajemen yang tidak tepat pula.
Informasi akurat, lengkap dan tepat waktu dapat mendukung organisasi dengan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Dalam menghadapi persaingan bisnis, sebuah perusahaan berdaya saing dunia harus selalu melakukan inovasi-inovasi agar tidak kalah bersaing dengan
perusahaan dunia lainnya. Dua aspek inovasi penting yang diterapkan oleh perusahaan dengan daya saing dunia adalah Keselamatan Kerja dan Sistem Informasi berbasis komputer. Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti bertujuan
untuk merancang sistem informasi berbasis website yang dapat mendukung organisasi dalam pengambilan keputusan manajemen yang tepat dan dapat
9
C. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis
dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu 2015?
2. Bagaimana gambaran sistem informasi lama dan kebutuhan sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan
pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015?
3. Bagaimana merancang sistem informasi baru berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu
Tahun 2015?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Merancangan sistem informasi berbasis website pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun
2015-2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hasil investigasi sistem informasi berdasarkan aspek performa, informasi, ekonomi, kontrol, efiesiensi dan servis dari sistem informasi lama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
10
b. Diketahuinya hasil analisis sistem informasi berupa gambaran sistem informasi lama dan kebutuhan sistem informasi baru berbasis website pada
program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2015.
c. Merancang sistem informasi baru berbasis website pada program observasi
keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss di PT. PGE Area Ulubelu Tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah, peneliti dapat
mengembangkan kompetensi dan kemampuan yang telah didapatkan selama ini di kampus. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadikan peneliti
sebagai salah satu orang yang berkontribusi secara positif di perusahaan. Selain itu bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan berguna sebagai referensi tambahan untuk melakukan penelitian terkait implementasi SMK3
melalui program K3, terutama program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta pengembangan sistem informasi dalam rangka
pengelolaan K3.
2. Bagi Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi prodi kesmas UIN Syarif
11
membuka kerjasama dengan instansi tempat penelitian dan sebagai tambahan referensi dan kekayaan intelektual di perpustakaan.
3. Bagi PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu
Manfaat yang diharapkan bagi PT. PGE Area Ulubelu dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan berkelanjutan dalam rangka
menerapkan program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan, terutama pada program observasi keselamatan kerja dan pelaporan nearmiss serta berkontribusi dalam meningkatkan iklim dan
budaya keselamatan di perusahaan.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian studi operasional menggunakan pendekatan kualitatif untuk merancang sistem informasi berbasis website
pada program observasi keselamatan dan pelaporan nearmiss di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT. PGE) Area Ulubelu Tahun 2015-2016. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei 2015 sampai dengan Mei 2016.
Data didapatkan dengan cara observasi, wawancara dan telaah dokumen.
Penelitian ini merupakan pengembangan sistem yang terbatas pada perancangan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan adalah
website karena memiliki kelebihan dalam penggunaan yang dapat diakses dimana saja tanpa harus melakukan instalasi terlebih dahulu. Tujuan
12
dari sistem informasi program observasi keselamatan kerja dan pelaporan
nearmiss yang telah berjalan di perusahaan. Perancangan sistem
menggunakan metodologi Siklus Hidup Pengembangan Sistem “Waterfall”
yang disusun oleh O’brien dan Marakas. Rancangan output dan input
menggunakan tabel dan diagram. Rancangan proses menggunakan Data Flow
Diagram (DFD). Database akan diterjemahkan dengan ERD (
Entity-Relation Diagram). Rancangan user interface (tampilan) dalam bentuk website. Website akan dibuat dengan bahasa pemograman PHP (PHP
Hypertext Preprocessor) dengan bantuan Yii Framework, aplikasi
penyimpanan data (database) menggunakan MySQL dan web server
menggunakan Apache dalam sebuah aplikasi XAMPP.
Pengembangan sistem yang disusun oleh O’brien dan Marakas, terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, perancangan
sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Namun pada penelitian ini, aktivitas pengembangan yang dilakukan terbatas hanya pada aktivitas
investigasi ssitem, analisis sistem dan perancangan sistem. Aktivitas Implementasi dan perawatan sistem belum dapat dilakukan karena
keterbatasan waktu dan biaya penelitian. Walau aktivitas pengembangan sistem yang dilakukan hanya sampai pada aktivitas perancangan sistem, hasil rancangan berupa prototype akan tetap diuji coba secara sederhana untuk
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Observasi Keselamatan Kerja
Observasi secara bahasa merupakan peninjauan secara cermat atau
mengamati sesuatu. Sedangkan keselamatan kerja merupakan aktivitas pemeliharaan terhadap lingkungan kerja supaya bebas dari potensi bahaya
atau kejadian yang dapat mencederai pekerja (IAPA, 2007). Program observasi keselamatan kerja adalah program pengamatan yang memiliki tujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan serta mengenali perilaku
berisiko pada suatu tempat kerja (Hill dkk., 2015). Program keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang dapat diterapkan oleh perusahaan
sebagai upaya untuk melakukan pengelolaan keselamatan kerja di lingkungannya (OHSAS 18001, 2007).
Penerapan observasi keselamatan kerja pada umumnya menggunakan
kartu yang berisi lembar periksa (checklist) sebagai media untuk memudahkan pengamat (observer) menentukan kategori observasinya (tabel 2.1) (Pearlman, 2013). Namun seiring berjalannya teknologi, metode kartu
banyak digantikan oleh aplikasi perangkat lunak yang lebih menghemat biaya (Yates, 2015; Luria dan Morag, 2011). Adapun aspek kategori observasi
14
Tabel 2.1 Kategori Observasi Keselamatan Kerja
Perilaku Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Mengoperasikan peralatan tanpa
kewenangan
Barier atau pengaman yang tidak memadai
Gagal memperingatkan Alat Pelindung Diri (APD) yang
tidak layak atau tidak memadai
Gagal untuk mengamankan Peralatan atau material yang cacat
Beroperasi dengan kecepatan yang tidak tepat
Proses yang tersendat/macet
Membuat peralatan keamanan tidak
dapat digunakan
Sistem peringatan yang tidak
memadai
Melepas peralatan keamanan Bahaya api dan ledakan
Menggunakan peralatan yang cacat Housekeeping yang buruk, tempat
kerja yang berantakan
Menggunakan peralatan secara tidak
tepat
Kondisi lingkungan berbahaya (gas,
debu, asap, uap)
Gagal untuk menggunakan APD
dengan tepat
Paparan kebisingan
Mengangkut dengan tidak tepat Paparan radiasi
Salah menempatkan Paparan suhu tinggi atau rendah
Mengangkat dengan tidak tepat Pencahayaan yang kurang atau
berlebihan
Posisi yang salah untuk bekerja Ventilasi yang tidak memadai
Memperbaiki peralatan yang sedang
beroperasi
Bersenda gurau
Dibawah pengaruh alkohol atau
obat-obatan
(Sumber: Bird dan Germain, 1990)
Perilaku dan kondisi tidak aman merupakan dua variabel yang turut dinilai
15
keselamatan kerja (National Association of Safety Professionals, 2014), yaitu:
1. keselamatan adalah tanggung jawab moral,
2. keselamatan adalah budaya bukan sekedar program,
3. manajemen memiliki tanggung jawab paling besar dalam keselamatan
4. pekerja harus dilatih untuk bekerja scecara aman 5. selamat merupakan sebuah kondisi untuk bekerja
6. semua kecelakaan dapat dicegah
7. program keselamatan harus dirancang secara spesifik dengan audit berkala dan tindakan perbaikan
8. keselamatan merupakan bisnis yang baik, dengan pengelolaan
keselamatan dapat mengurangi kompensasi akibat kecelakaan dan
kesakitan.
Observasi keselamatan kerja tidak hanya dilaksanakan oleh pihak manajemen atau pengawas, namun dapat dilakukan oleh semua populasi
perusahaan termasuk melibatkan pekerja untuk menjadi pengamat (Luria dan Morag, 2011). Beberapa manfaat program observasi keselamatan kerja adalah (Reese dan Eidson, 2006):
1. Untuk mengukur efektivitas dari pelatihan dan kemampuan mendeteksi pelanggaran dengan melihat penerapan observasi yang dilakukan.
16
3. Sebagai sebuah cara supervisor untuk memahami pekerja dan bagaimana praktek kerja dari pekerja tersebut dengan melakukan pengamatan dan
diamati.
4. Sebagai kesempatan yang baik untuk supervisor untuk menunjukan bahwa tindakan keselamatan tidak hanya dituntut dengan hukuman,
namun juga dengan penghargaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi baik fisik atau non-fisik kepada pekerja yang
melakukan observasi keselamatan dengan baik.
5. Mengarahkan pada perbaikan prosedur kerja dan perilaku kerja yang lebih aman
B. Pelaporan Nearmiss
Nearmiss atau kejadian hampir celaka merupakan salah satu kategori kecelakan yang tidak menimbulkan cedera, kerusakan atau kerugian apapun
(Friend dan Kohn, 2007). Nearmiss dikenal juga dengan istilah ‘incident’, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi dapat melukai manusia,
menimbulkan kerusakan pada alat dan berhentinya proses (IAPA, 2007). Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nearmiss merupakan salah
satu jenis kecelakaan yang tidak menimbulkan adanya cedera dan kerugian baik bagi pekerja maupun perusahaan. Sebuah contoh dari nearmiss adalah ketika kegiatan perawatan terdapat kunci ingrris jatuh yang hampir mengenai
17
Pelaporan nearmiss merupakan usaha yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Pelaporan nearmiss dapat memberikan pelajaran kepada
perusahaan bagaimana mencegah kecelakaan tanpa harus mengalami kecelakaan yang sebenarnya (Gnoni dan Lettera, 2012). Dengan mengurangi angka kejadian nearmiss suatu perusahaan dapat menurunkan frekuensi dari
kecelakaan (Jones, Kirchsteiger dan Bjerke, 1999). Pelaporan nearmiss yang detail dapat merepresentasikan tujuan strategi manajemen risiko dalam
mengidentifikasi risiko lebih cepat dalam potensi yang kecil pada tempat-tempat yang spesifik (Fabiano dan Currò, 2012). Pelaporan Nearmiss merupakan salah satu hal yang diterapkan untuk memenuhi aspek pelaporan
internal pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Pemerintah RI, 2012). Menurut Nasional Safety Coucil (2013) terdapat
beberapa alasan mengapa perusahaan harus menerapkan sistem pelaporan nearmiss, yaitu:
1. Untuk mendapatkan data yang cukup untuk melakukan analisa data, studi
korelasi, kecenderungan (trend) dan pengukuran kinerja (dengan perkembangan penurunan nearmiss).
18
3. Menciptakan budaya terbuka, dimana setiap orang berbagi dan berkontribusi dalam bertanggung jawab terhadap keselamatan dirinya
sendiri dan teman kerjanya.
4. Dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja perusahaan terkait keselamatan yang berimbang dengan indikator kinerja keselamatan
lainnya.
Hubungan perilaku dan kondisi tidak aman dengan kejadian nearmiss
dapat terlihat pada bagan di bawah ini:
Bagan 2.1 Perilaku Tidak Aman, Kondisi Tidak Aman, Kejadian Nearmiss dan Kecelakaan.
(Sumber: Gnoni dkk., 2013)
Bagan diatas menjelaskan bahwa perilaku dan kondisi tidak aman serta kejadian nearmiss merupakan suatu kejadian yang akan mengarahkan kepada
kejadian kecelakaan atau disebut dengan accident precursor (Gnoni dkk., 2013).
Accident Precursor
Perilaku Tidak Aman Kejadian Nearmiss
Kondisi Tidak Aman
19
C. Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem
Sistem adalah sebuah set dari elemen-elemen, entitas-entitas atau
komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuannya (Stair dan Reynolds, 2010). O'Brien dan Marakas (2010) mendefinisikan
sistem sebagai sebuah set dari entitas yang saling berhubungan, mempunyai batasan yang jelas, bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam sebuah proses perubahan yang
terorganisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, sistem merupakan suatu perangkat yang memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui mekanisme
masukan, proses dan keluaran yang dihasilkan oleh entitas-entitas yang saling berhubungan.
2. Pengertian Sistem Informasi
Sebelum mengenal mengenai Sistem Informasi, peneliti akan memperdalam informasi mengenai data dan Informasi. Data merupakan
sebuah representasi dunia nyata yang mewakili sebuah objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk
menghasilkan suatu yang lebih bermakna (Mulyanto, 2009). Informasi merupakan suatu hasil pengolahan data yang menghasilkan suatu makna bagi
20
Bagan 2.2 Hubungan Data & Informasi (Mulyanto, 2009)
Informasi yang baik dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam
pengambilan keputusan (Mulyanto, 2009). Data dan informasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu akurasi/presisi, tipe data, usia, rentang waktu,
tingkat keringkasan, kelengkapan, kemudahan akses sumber data dan relevansi (Alter, 1992). Sistem informasi memilik hubungan yang sangat erat dengan data dan informasi.
Sistem informasi secara teknis dapat diartikan sebagai komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, mengolah menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung organisasi (Laudon dan
Laudon, 2006). Sistem informasi memiliki peran sebagai pendukung operasi dan proses bisnis, pengambilan keputusan dan membentuk strategi yang
unggul untuk menghadapi persaingan (O'Brien dan Marakas, 2010). Tujuan dari sistem informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk orang yang tepat pada waktu, jumlah dan format yang tepat (Rainer dan
Turban, 2008).
Sistem informasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem informasi
manual dan sistem informasi berbasis komputer. Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan
21
menggunakan alat bantu pengambil keputusan. Dalam teori sistem informasi tidak harus menggunakan komputer, namun kenyataannya sitem informasi
tidak lepas dari kebutuhan akan komputer, karena penggunaan komputer dapat menangani sistem informasi yang kompleks. Sistem informasi berbasis komputer termasuk di dalamnya adalah sistem informasi berbasis website
(Mulyanto, 2009).
Dalam Sistem Informasi dikenal pula istilah Sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM merupakan suatu sistem infomasi berbasis komputer yang yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa (McLeod, 1996). Pihak manajemen menggunakan SIM untuk mendapatkan
laporan-laporan yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Mulyanto, 2009). Berikut merupakan keuntungan dalam menggunakan sistem informasi berbasis komputer (National Safety Council, 2001):
1) Ketersediaan data yang lebih baik
2) Pengambilan keputusan menjadi lebih baik
3) Eliminasi terhadap duplikasi
4) Peningkatan komunikasi dan kualitas data
5) Data terstandardisasi 6) Peningkatan akurasi data 7) Terdapat kemampuan analitis
22
3. Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sistem informasi berbasis komputer memiliki komponen-komponen yang membentuk sistem, komponen tersebut terdiri dari sumber daya manusia,
perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (aplikasi dan prosedur), data dan jaringan untuk melakukan aktivitas masukan, pengolahan, keluaran,
penyimpanan dan pengendalian untuk mengubah data menjadi informasi (bagan 2.3) (O'Brien dan Marakas, 2010).
Bagan 2.3 Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer
(Sumber: O'Brien dan Marakas, 2010)
a. Input
Input atau masukan merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem baik dalam bentuk perawatan maupun sinyal. Perawatan merupakan suatu
yang dimasukan sehingga sistem dapat beroperasi, sedangkan sinyal Jaringan
Input Proses Output
23
merupakan suatu yang akan diproses sehingga suatu sistem menghasilkan keluaran (O'Brien dan Marakas, 2010).
b. Proses
Proses atau pengolahan merupakan komponen yang melakukan perubahan dari masukan menjadi suatu keluaran yang diinginkan (O'Brien
dan Marakas, 2010).
c. Output
Output atau keluaran merupakan hasil dari proses sistem, keluaran dapat berupa masukan bagi sistem lainnya atau merupakan sebagai sisa pembuangan (O'Brien dan Marakas, 2010).
d. Data
Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai
makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk menghasilkan suatu yang lebih bermakna (O'Brien dan Marakas, 2010). Data dalam sistem informasi berbasis komputer diolah
dengan menggunkan basis data.
Basis data (data base) merupakan sebuah file yang mengkordinasi file-file data yang saling berhubungan dan memiliki pentingan yang sama
sehingga mempermudah pengolahan data. Dalam implementasi basis data, dikenal istilah Sistem Manajemen Basis Data (Database Manajemen
Sistem/DBMS). Sistem Manajemen Basis Data merupakan aplikasi
perangkat lunak pengelolaan basis data (Rainer dan Cegielski, 2010).
24
kelebihan dibanding dengan pengelolaan file secara trasidisional, diantaranya sebagai berikut (Mulyanto, 2009):
1. Mengurangi duplikasi data yang sering terjadi pada pengelolaan data secara tradisional
2. Menjaga konsistensi dan integrasi data
3. Meningkatkan keamanan data
4. Dapat menghemat pengeluaran perusahaan karena data digunakan
bersama-sama oleh semua unit fungsional
5. Menanggulangi permasalahan yang sering terjadi antara pengguna dan data karena database berada di bawah seorang database
administrator
6. Meningkatkan kemudahan akases pengguna akhir
7. Meningkatkan produktivitas pemograman
e. Sumber Daya Manusia
Merupakan manusia yang menjalankan sistem tersebut, baik sebagai
pengelola (administrator) maupun pengguna (klien) (O'Brien dan Marakas, 2010).
f. Jaringan
Jaringan merupakan suatu yang menghubungkan semua komponen-komponen yang terdapat dalam suatu sistem informasi berbasis komputer,
sehingga semua dapat saling berhubungan dan berjalan dengan baik. Jaringan dapat berupa intranet, internet atau ekstranet (O'Brien dan
25
g. Perangkat Lunak
Perangkat lunak merupakan program atau instruksi pengolahan
informasi untuk menjalankan suatu sistem informasi. Perangkat lunak dapat dikategorikan menjadi program, aplikasi perangkat lunak dan prosedur. Program dalam sistem informasi berbasis komputer berupa
Operating System (OS), seperti Microsoft, Linux, Mac. Aplikasi perangkat lunak seperti web browser, sistem manajemen basis data dan microsoft
office. Prosedur merupakan instruksi operasional yang digunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan suatu sistem, seperti petunjuk pengisian form atau petunjuk penggunaan suatu aplikasi perangkat lunak (O'Brien
dan Marakas, 2010).
h. Perangkat Keras
Perangkat keras merupakan mesin dalam bentuk fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi, seperti komputer, monitor, disk drive, pinter dan scanner (O'Brien dan Marakas, 2010).
4. Pengembangan Sistem
a. Alasan-alasan Perlu Dikembangkan
Berikut merupakan alasan mengapa suatu sistem dalam sebuah
organisasi harus diganti atau dikembangkan:
1) Adanya permasalahan yang timbul pada sistem, baik permasalahan
karena ketidakberesan sistem sehingga operasi tidak sesuai dengan rencana maupun kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat
26
2) Untuk memperoleh kesempatan dalam persaingan yang ketat.
Perencanaan dan strategi yang tepat dan cepat diperlukan. Kesempatan
tersebut dapat didukung oleh pengembangan sistem sehingga informasi lebih cepat diperoleh untuk membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan.
3) Adanya instruksi dari pimpinan atau pemerintah untuk
mengembangkan sistem.
Pengembangan sistem dilakukan dengan harapan terdapat peningkatan
kinerja, kualitas informasi, kontrol data, efisiensi dan pelayanan dalam sebuah sistem (Marakas, 2006).
b. Siklus pengembangan sistem
Sistem memiliki metodologi pengembangan yang disebut dengan
27
1) Systematic Life Development Cycle Royce (1970)
Bagan 2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Royce, 1970)
Siklus Hidup Pengembangan Sistem oleh Royce (1970), merupakan metode siklus hidup pengembangan sistem berbasis komputer yang
pertama kali diperkenalkan. Metode pengembangan sistem ini dikenal juga dengan teori waterfall.
Teori waterfall menurut Royce (1970) terbagi menjadi tujuh tahap,
yaitu kebutuhan sistem, kebutuhan perangkat lunak, analisis, perancangan, pengkodean, uji coba, dan operasi.
a) Kebutuhan sistem dan kebutuhan perangkat lunak
Merupakan tahapan untuk mendokumentasikan kebutuhan produk yang akan dikembangkan.
Kebutuhan Sistem
Kebutuhan Perangkat Lunak
Analisis
Perancangan Program
Pengkodean
Uji coba
28
b) Analisis
Merupakan tahapan untuk membentuk model, skema dan
prosedur.
c) Perancangan
Merupakan tahap merancang produk yang akan dibuat, dalam
hal ini ditekankan pada perancangan perangkat lunak.
d) Pengkodean
Tahap pengembangan, pembuktian dan integrasi dari perangkat lunak.
e) Uji coba
Tahap penelusuran terhadap sistem untuk menemukan kekurangan atau kesalahan dalam tahap pengkodean.
f) Operasi
29
2) Systematic Life Development Cycle Bary Boehm (1988)
Bagan 2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem, Metode Spiral (Boehm, 1988)
Model spiral merupakan model pengembangan yang
menggabungkan tahapan perancangan dan protoype. Model spiral memiliki prinsip dasar untuk berfokus pada evaluasi
terus-menerus untuk mengurangi kesalahan dalam setiap tahap pengembangannya (Maheshwari dan Jain, 2012).
Secara garis besar model spiral terdiri dari empat aktivitas,
yaitu menentukkan objek yang akan dikembangkan, identifikasi dan penyelesaian masalah, pengembangan dan uji coba, serta
30
3) Systematic Life Development Cycle Protoype
Bagan 2.6 Siklus hidup pengembangan sistem model prototipe
Metode prototipe merupakan pengembangan sistem dengan
pendekatan aktivitas pengembangan prototipe. Prototipe merupakan sistem dalam versi yang belum lengkap sehingga
dikembangkan sampai prototipe tersebut menjadi sebuah sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai (Maheshwari dan Jain, 2012).
Identifikasi Kebutuhan Akhir
Pengguna
Pengembangan Prototipe
Revisi Prototipe
Pelihara sistem yang diterima
Siklus Pemeliharaan Siklus pembuatan
31
4) Systematic Life Development Cycle O’Brien dan Marakas (2010)
Metode pengembangan sistem oleh O’Brien dan Marakas (2010), merupakan perkembangan sistem terkini yang dikembangkan dari metode Royce (1970). Metode ini dinilai
lebih sederhana dan tidak memiliki tahapan yang tumpang tindih. Secara garis besar siklus hidup pengembangan sistem oleh
O'Brien dan Marakas (2010) terdiri lima tahap, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem.
Bagan 2.7 Siklus Hidup Perkembangan Sistem (O'Brien dan Marakas, 2010)
Investigasi Sistem
Analisis Sistem
Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
32
a) Investigasi Sistem
Investigasi disebut juga sebagai inisiasi awal atau perencanaan
dimana sistem dinilai dan diperoleh tujuan pengembangan sistem, baik dari segi performa, informasi, ekonomi, kontrol, efisiensi dan servis (Marakas, 2006).
b) Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan penilaian terhadap kebutuhan
sistem sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk analisis sistem dan spesifikasi alat pendukung yang telah terdapat pada perusahaan. Analisis kebutuhan terdiri dari kebutuhan user
interface, kebutuhan pengolahan/proses, kebutuhan penyimpanan dan kebutuhan pengendalian (O'Brien dan Marakas, 2010).
Cooper (1998) menyatakan bahwa dalam mengembangkan suatu sistem, seseorang harus mengetahui informasi yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna, tipe dari pengambilan
keputusan yang dapat didukung oleh informasi tersebut, seberapa cepat informasi dibutuhkan, seberapa cepat informasi akan kadaluarsa, cara yang lebih baik untuk mendapatkan informasi,
bagaimana data disimpan dan diproses dan apakah sistem yang telah digunakan serta pengembangan yang dapat dilakukan.
c) Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah proses menerjemahkan
33
Rancangan tersebut mencakup rancangan user interface
(tampilan), rancangan basis data, rancangan input, rancangan
output dan rancangan pengolahan/proses (O'Brien dan Marakas,
2010).
Dalam rancangan proses, terdapat beberapa pemodelan yang
dapat digunakan, pemodelan tersebut adalah (Mulyanto, 2009): (1) Diagram Alir Data/Data Flow Diagram (DFD), yaitu
perangkat pemodelan yang digunakan untuk menunjukan aliran data di dalam sistem.
(2) Diagram E-R/Entity-Relationship Diagram (ERD), yaitu
perangkat pemodelan yang menunjukkan hubungan dari beberapa data di dalam penyimpanan data.
(3) State Transtiton Diagram (STD), yaitu perangkat pemodelan yang menunjukkan transisi dari sebuah sistem yang menghasilkan sistem baru.
(4) Tabel Keputusan (Decision Table), suatu tabel yang digunakan dalam peorgram apabila terdapat banyak sekali kondisi yang harus diselesaikan.
d) Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan aktivitas pengujian dan