commit to user
i
ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA
PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PADA
PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
TAHUN AKADEMIK 2009/2010
SKRIPSI
OLEH
NAILUL IZZAH K1303052
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA
PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PADA
PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
TAHUN AKADEMIK 2009/2010
Oleh :
NAILUL IZZAH
K1303052
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
v ABSTRAK
Nailul Izzah (K1303052), ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TAHUN AKADEMIK 2009/2010.Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPL tahun akademik 2009/2010. (2) Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPL tahun akademik 2009/2010. (3) Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam melakukan penilaian pada pelaksanaan PPL tahun akademik 2009/2010.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah mahasiswa pendidikan matematika yang mengikuti perkuliahan PPL tahun akademik 2009/2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan (purposive sample). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket, metode wawancara, metode observasi dan dokumentasi. Metode angket dan wawancara mahasiswa serta dokumentasi untuk memperoleh data kemampuan mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, penilaian pembelajaran sedangkan angket respon siswa untuk memperoleh data kemempuan siswa dalam melaksanakan dan penilaian pembelajaran.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan:
(1) Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPL tahun Akademik 2009/2010
Sebagian mahasiswa sudah dapat merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan standar proses baik komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya sudah dipenuhi. Perencanaan dilakukan agar terjadinya proses belajar yang dapat mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan. (2) Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dalam
Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPL tahun Akademik 2009/2010
a) Kegiatan Awal/ Pendahuluan
Sebagian mahasiswa pendidikan matematika sudah mampu sudah mampu membuka pelajaran dengan baik, akan tetapi aspek yang paling essensial dalam kegiatan awal yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran hanya dilakukan seorang responde saja. Oleh karena itu mahasiswa belum mampu mengawali kegitan pembelajaran dengan baik.
commit to user
vi
Semua mahasiswa dapat menerapkan ketrampilan-ketrampilan yang antara lain ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, dan ketrampilan pengelolaan kelas pada kegiatan inti selama pembelajaran berlangsung.
c) Kegiatan Akhir/ Penutup
Sebagian mahasiswa sudah mampu menutup pelajaran dengan baik dengan penyusunan rangkuman materi bersama merangkum dan melakukan tindak lanjut kepada siswa
commit to user
vii
ABSTRACT
Nailul Izzah (K1303052), ANALYSIS OF TEACHING ABILITY OF STUDENTS OF MATHEMATICS EDUCATION COURSES FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION SEBELAS MARET SURAKARTA UNIVERSITY ON THE IMPLEMENTATION OF FIELD EXPERIENCE PROGRAM (PPL) ACADEMIC YEAR 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. University of Eleven MarchZSurakarta,X2011.
The purpose of this research were (1) To describe the ability of students of mathematics education courses in planning for the implementation of the PPL learning academic year 2009/2010. (2) To describe the students' ability in mathematics education courses carry out execution of PPL learning in academic year 2009/2010. (3) To describe the ability of students of mathematics education courses in conducting an assessment on the implementation of PPL academic year 2009/2010.
Type of research was a qualitative study. Subjects were students of mathematics education that followed the lectures PPL academic year 2009/2010. Sampling was done with a technique aimed at the sample (purposive sampling). Data collection techniques used methods of observation and documentation. Observation and documentation method used to obtain data on students' ability to plan, implement, assessment of learning.
From this research, it is concluded:
(1) The ability of students of mathematics education courses in planning for the implementation of the PPL learning academic year 2009/2010
Some students are able to plan lessons well in accordance with the standard process of both the components and principles of the preparation is already filled.
(2) The students' ability in mathematics education courses carry out execution of PPL learning in academic year 2009/2010
a) The Preliminary / Introduction
Most students of mathematics education has been able been able to open the lesson well, but the most essential aspect in the early events that convey the purpose of learning is only done by one the subject. Therefore, students not yet able to initiate activity of learning well. b) Core Activities
All students can apply skills include skills to ask, given the strengthening of skills, and classroom management skills in core activities during the learning takes place.
c) The End / Closing
Some students have been able to close the lesson well with the preparation of summary together with summarizing and conduct follow-up to the students
commit to user
viii
commit to user
ix MOTTO
“Bahwa sesungguhnya sholatku ibadahku hidupku dan matiku hanya untuk Allah
Tuhan Semesta Alam”.
(Doa Iftitah)
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah, untuk itu kau harus bekerja keras dan bersabar”.
(Umar bin Khattab RA)
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…...
commit to user
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun dengan penuh kesungguhan
dan ketulusan hati ini, Kupersembahkan kepada:
• Siti Nurjannah (Ibuku), yang selalu mendoakanku dan mengingatkanku akan Keagungan Ilahi serta dengan ikhlas
memberikan kasih sayang.
• Khamid Sukandar (Bapakku), yang telah memberikan segala yang terbaik baik material maupun spiritual dan membuatku
memahami arti dari suatu kehidupan.
• Muhamad Toyib (Suamiku), yang dengan sabar telah rela menjalani segala peran di sampingku.
• Muhammad Imam Shoffa Syahida & Rizkiya Kamila Farhana (Anak-anakku), kalian adalah alasan untukku menyelesaikan semua ini.
• Mahasiswa P. Mathdari berbagai angkatan, atas dukungan dan kebersamaan yang indah.
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT Dzat yang mengatur setiap desah nafas setiap makhluk di bumi ini. Betapa tidak, atas limpahan nikmat dan kemurahan-Nya skripsi yang
berjudul “Analisis Kemampuan Mengajar Mahasiswa Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademik 2009/2010" dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan kripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, saran, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada segenap pihak antara lain:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini.
2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini.
3. Triyanto, S.Si, Msi, Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini.
4. Heny Ekana Ch, S.Si, M.Pd Koordinator Skripsi P. Matematika FKIP UNS yang telah memberikan kemudahan dalam pengajuan ijin menyusun skripsi ini.
5. Drs. Mardjuki, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Dr. Imam Sujadi, M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
commit to user
xii
8. Drs. F. Handoyo, M.M, Kepala SMP Negeri 10 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
9. Parno, S.Pd, Guru bidang studi matematika SMP Negeri 10 Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan penelitian . 10. Sri Margono, S.Pd, Guru bidang studi Matematika SMA Negeri 2 Surakarta
yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan
penelitian.
11. Dra. Nunuk Sarwiyati, Guru bidang studi Matematika SMA Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan penelitian.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan guna
mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Surakarta, April 2011
commit to user
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Program Pengalaman Lapangan ... 7
2. Pembelajaran Matematika ... 13
3. Standar Proses Pembelajaran ... 14
4. Kompetensi Keguruan ... 22
5. Ketrampilan-ketrampilan Mengajar Guru...…25
commit to user
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian ... 38
1. Tempat Penelitian ...…. 38
2. Subyek Penelitian ... 38
3. Waktu Penelitian ... 38
B. Jenis Penelitian ... 39
C. Sumber Data ... 39
D. Teknik Sampling ... 39
E. Metode Pengumpulan Data ... 40
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 41
G. Teknis Analisis Data ... 41
H. Keabsahan Data ... 45
I. Prosedur Penelitian ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 48
A. Data dan Data Hasil Penelitian ... 48
B. Hasil Pemilihan Subjek ... 48
C. Analisis Data Kemampuan Merencanakan Pembelajaran ... 49
1. Analisis kemampuan Responden-1 merencanakan pembelajaran ... 49
2. Analisis kemampuan Responden-2 merencanakan pembelajaran ... 52
3. Analisis kemampuan Responden-3 dan responden-4 merencanakan pembelajaran ... 56
D. Analisis Data Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran ... 60
1. Analisis kemampuan Responden-1 dalam melaksanakan pembelajaran ... 60
2. Analisis kemampuan Responden-2 dalam melaksanakan pembelajaran………... 62
commit to user
xv
4. Analisis kemampuan Responden-2 dalam melaksanakan
pembelajaran ………... 66
E. Analisis Data Kemampuan Melakukan Penilaian ... 67
1. Analisis kemampuan Responden-1 dalam melakukan penilaian ... 68
2. Analisis kemampuan Responden-2 dalam melakukan penilaian ... 69
3. Analisis kemampuan Responden-3 dan responden-4 dalam melakukan penilaian ... 69
F. Deskripsi dan Pembahasan Permasalahan Penelitian... 70
1. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPL tahun Akademik 2009/2010 ... 70
2. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPL tahun Akademik 2009/2010 ... 73
3. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPL tahun Akademik 2009/2010 ... 77
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Implikasi ... 80
1. Implikasi Teoritis ... 80
2. Implikasi Praktis ... 80
C. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xvi DAFTAR GAMBAR
commit to user
xvii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Peserta PPLtahun 2009 ... 84 Lampiran 2 Nama-nama Subjek Penelitian ... 86 Lampiran 3 Pedoman Penelitian Analisis Kemampuan Mengajar
Mahasiswa Program Pendidikan Matematika PPL TA
2009/2010 ... 87 Lampiran 4 Lembar Dokumentasi Kelengkapan Perangkat
Pembelajaran dan Media Pembelajaran ... 88 Lampiran 5 Pedoman Observasi Kemampuan Melaksanaan
Pembelajaran ... 89
Lampiran 6 Lembar Observasi Kemampuan Melaksanaan Pembelajaran ... Lampiran 7 Perangkat Pembelajaran (RPP)
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Soal-Jawaban Kuis Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika pada Pelaksanaan PPL tahun Akademik 2009/2010
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, keberadaan, peran, dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru
tidak dapat lepas dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensinya.
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia telah menempatkan fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah diposisikan mempunyai peran ganda, bahkan multi fungsi. Mereka dituntut tidak hanya sebagai pengajar yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai pendidik yang mampu
menjaga moral anak didiknya. Bahkan tidak jarang para guru dianggap sebagai orang kedua setelah orang tua anak didiknya dalam proses pendidikan secara global.
Dalam suatu istilah, guru merupakan sosok yang 'digugu' dan 'ditiru', dihormati dan dicontoh. Guru juga dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Namun realitanya, tidak demikian yang ditemui di lapangan. Guru yang sejatinya
berfungsi sebagai fasilitator belajar anak didik dan menjadi panutan bagi mereka, tampaknya belum mampu menjalankan fungsinya secara optimal.
Permasalahan yang berkaitan dengan tugas seorang guru, tiap hari menjadi sorotan publik. Problem tersebut diantaranya adalah rendahnya mutu pembelajaran yang disebabkan karena beratnya beban yang diemban guru,
minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, dan rendahnya kesejahteraan guru (Kompas, 11/11/2004). Selain itu rendahnya kompetensi guru yang tersedia serta manajemen pendidikan yang ala kadarnya dapat mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) kurang maksimal. Kadang-kadang seorang guru di suatu sekolah --pada umumnya di daerah terpencil-- mengajarkan mata pelajaran yang bukan
tersebut. Akibat manajemen yang tak teratur itulah, mutu pendidikan kian hari
kian merosot.
Dilain pihak, guru dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya. Untuk mencapai tujuan pendidikan, tak semudah yang seperti dibayangkan, akan tetapi diperlukan proses yang cukup panjang dan rumit. Dengan meminjam istilah Mohammad Uzer Usman (2002), bahwa guru yang
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Jelasnya, untuk menjadi guru yang profesional dapat dikatakan gampang-gampang susah. Karena ia mesti memiliki sekian kemampuan yang spesifik, baik menyangkut materi maupun nonmateri. Ada yang berpendapat bahwa metode lebih penting daripada materi itu sendiri.
Susah memang jika guru tidak menguasai strategi atau teknik mengajar yang baik, tapi penguasaan bahan ajar pun juga tidak boleh diabaikan.
FKIP sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan menyiapkan calon tenaga pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap pakai. Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatan yang ditujukan
sebagai ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Untuk itulah pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan merupakan kegiatan dalam rangka mewujudkan hal tersebut. Dengan diadakan PPL akan dapat memberi latihan yang dimaksudkan agar mahasiswa sebagai calon tenaga kependidikan memiliki
kompetensi keguruan dalam menghadapi tugas mengajar ketika nantinya menjadi seorang guru.
Namun pada kenyataannya, ada beberapa guru pamong yang belum mempercayai kemampuan mahasiswa untuk mengajar di dalam kelas. Beberapa alasan yang dikemukakan adalah siswa merasa kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan mahasiswa sehingga guru pamong harus mengajarkan kembali
Dalam pembelajaran, perangkat pembelajaran sangat penting untuk
mendukung kegiatan pembelajaran. Walaupun mahasiswa sudah pernah berlatih memyusun perangkat pada perkuliahan, namun singkatnya waktu yang diberikan dan juga materi yang perlu disajikan juga bermacam-macam sehingga mahasiswa tidak dapat memyiapkan perangkat pembelajaran dengan baik.
Sesungguhnya kemampuan mengajar yang berupa penguasaan
ketrampilan–ketrampilan dasar mengajar telah dikuasai mahasiswa melalui perkuliahan–perkuliahan, baik perkuliahan teori maupun praktik mengajar (micro teaching) yang telah mereka jalani selama 6 semester pertama. Idealnya pada saat PPL, mahasiswa sudah siap untuk mengaplikasikan seluruh ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan 6 semester dan pada masa PPL mahasiswa dikenalkan dengan kondisi nyata dunia pendidikan. Dengan ini FKIP berharap
besar, kompetensi keguruan dapat diperoleh oleh mahasiswa selama mengikuti PPL. Namun ternyata kondisi di lapangan berbeda. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap mahasiswa PPL pada pelaksanaan PPL tahun ajaran 2008/2009, mahasiswa PPL dihadapkan pada situasi yang berbeda dengan yang mereka harapkan untuk mengaplikasikan kemampuan mengajar mereka,
bergantung dari kondisi dan keadaan siswa serta fasilitas yang dimiliki sekolah, sehingga mereka belum merasa optimal. Oleh karena itulah, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Analisis Kemampuan Mengajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Pada Pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademik 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.
2. Rendahnya mutu pengajaran yang dilakukan guru diduga karena beratnya
beban yang diemban guru, minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, dan rendahnya penguasaan materi guru serta manajemen pendidikan yang ala kadarnya termasuk penilaian yang belum terstruktur dan kontinyu.
3. Rendahnya kepercayaan guru pamong pada kemampuan mengajar mahasiswa untuk melakukan kegiatan mengajar di kelas.
4. Mahasiswa PPL dihadapkan pada situasi yang berbeda dengan yang mereka harapkan, oleh karena itu mereka tidak dapat menyiapkan perangkat pembelajaran dengan baik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji
dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh, peneliti membatasi masalah sebagai berikut.
1. Kemampuan mengajar mahasiswa yang dimaksud adalah kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melakukan penilaian.
2. Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang mengambil mata kuliah PPL pada tahun ajaran 2009/2010. 3. Analisis kemampuan mengajar mahasiswa PPL dilakukan dengan cara
membandingkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi dengan standar proses.
D. Perumusan Masalah
Berdasar hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPL tahun akademik
2. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika
dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPL tahun akademik 2009/2010?
3. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam melakukan penilaian pada pelaksanaan PPL tahun akademik 2009/2010?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan dan pembatasan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPL tahun
akademik 2009/2010.
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPL tahun akademik 2009/2010.
3. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan
matematika dalam melakukan penilaian pada pelaksanaan PPL tahun akademik 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan masukan terhadap upaya peningkatan kualitas mahasiswa sebagai calon tenaga kependidikan yang siap pakai. Secara operasional manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Informasi tentang kemampuan mengajar mahasiswa matematika dapat bermanfaat sebagai umpan balik bagi FKIP UNS khususnya program studi Pendidikan Matematika dalam membenahi materi, sistem perkuliahan dan
2. Bagi mahasiswa Pendidikan Matematika yang mengikuti PPL dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat menimbulkan kesadaran betapa pentingnya mengasah ketrampilan diri dari berbagai sumber.
commit to user
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka digunakan sebagai dasar untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan. Dengan demikian penulis dapat
mengemukakan teori-teori sebagai berikut.
1. Program Pengalaman Lapangan
Penelitian ini dilakukan atas dasar pemikiran bahwa Program Pengalaman Lapangan merupakan salah satu bentuk dari kegiatan akademis yang dilaksanakan di lapangan guna memberikan bekal kompetensi keguruan termasuk kemampuan mengajar kepada mahasiswa FKIP UNS sehingga perlu
diteliti kemampuan melaksanakan pembelajaran mahasiswa pada pelaksanaan PPL tahun Ajaran 2009/2010. Berikut ini penulis sajikan ketentuan PPL FKIP UNS yang berkaitan dengan kegiatan mengajar berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PPL tahun Ajaran 2009/2010.
a. Pengertian Program Pengalaman Lapangan
Program Pengalaman Lapangan adalah salah satu kegiatan kurikuler yang merupakan kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa di LPTK, PPL dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang
profesional.
Dengan demikian PPL adalah suatu program yang mempersyaratkan kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya.
b. Tujuan Program Pengalaman Lapangan
Untuk mempersiapkan mahasiswa calon guru agar kelak dapat menjadi
tenaga pendidik yang profesional guna membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2) Tujuan Khusus
Tujuan akhir Program Pengalaman Lapangan adalah memberikan pelatihan bagi mahasiswa sebagai calon guru yang profesional dan bertanggung
jawab, yaitu:
a). Dapat mengenal dengan cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik, dan sosial psikologis sekolah tempat pelatihan prajabatan berlangsung.
b). Dapat menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar.
c). Mampu menerapkan berbagai kemampuan profesional keguruan
secara utuh dan terpadu dalam situasi nyata.
d). Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah.
e). Mampu menarik kesimpulan nilai edukatif dan penghayatan pengalaman selama pelatihan melalui refleksi dan menuangkan hasil
refleksi itu dalam bentuk laporan. c. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari Program Pengalaman Lapangan adalah untuk membentuk pribadi calon guru yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya,
serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
d. Jenis Kegiatan PPL
Kegiatan yang harus dilaksanakan mahasiswa pada waktu melaksanakan PPL adalah:
1) Observasi lapangan untuk memperoleh gambaran lapangan (field
familiarization) pendahuluan tentang keadaan persekolahan, misalnya observasi tentang:
b). Pelaksanaan tugas-tugas guru
c). Situasi pengelolaan kelas d). Kondisi siswa
e). Hubungan antara guru dan sebagainya
2) Latihan ketrampilan mengajar terbatas(micro teaching) misalnya: a). Latihan membuka pelajaran
b). Latihan bertanya
c). Latihan memberi motivasi/penguatan d). Latihan menutup pelajaran, dan sebagainya
3) Latihan ketrampilan mengajar secara penuh di depan kelas secara terbimbing maupun mandiri
4) Latihan melaksanakan tugas–tugas kependidikan, selain mengajar,
misalnya:
a). Mengikuti rapat-rapat guru yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar
b). Mengenal lapangan sekolah seperti: organisasi sekolah, kurikulum, ulangan umum/ujian kepegawaian, perkantoran, gedung, fasilitas
sekolah, murid dan sebagainya. 5) Ujian praktek mengajar
e. Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan
Program Pengalaman Lapangan dilaksanakan secara terbimbing, terpadu dan terarah. Artinya mahasiswa calon pendidik dibimbing oleh guru
pamong, dosen pembimbing, kepala sekolah dan petugas lapangan dalam berbagai kegiatan pengalaman lapangan berdasarkan koordinasi pelaksanaan masing-masing.
Program pengalaman Lapangan dilaksanakan dengan sistem blok dimana para mahasiswa yang sedang mengikuti PPL tidak dibenarkan mengikuti kuliah.
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah PPL, idealnya menjalani tahap-tahap sebagai berikut.
Pengenalan lapangan bagi mahasiswa calon guru perlu dilakukan sedini
mungkin karena pembentukkan sikap profesional keguruan tidak dapat dibangun dalam waktu sekejab. Pengenalan lapangan secara dini dilaksanakan dalam bentuk:
a). Penugasan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu yang terkait dengan kegiatan tugas-tugas keguruan di lapangan antara lain mencakup:
(1).Administrasi sekolah (2).Pengembangan kurukulum (3).Metode pembelajaran (4).Media pembelajaran (5).Bimbingan belajar
b). Kegiatan observasi tersebut ditentukan oleh proses belajar mengajar di
sekolah
c). Pelaksanaan observasi ini dibimbing oleh Dosen Pembina mata kuliah yang bersangkutan
d). Pengenalan lapangan secara dini ini baru dapat dilaksanakan ketika mahasiswa mengambil program keguruan
2) Pelatihan ketrampilan dasar mengajar
Kegiatan pelatihan ketrampilan dasar mengajar (PPL 1) dilakukan sebelum mahasiswa calon guru melaksanakan observasi-observasi di sekolah dalam rangka PPL secara terstruktur.
PPL 1 yang merupakan program simulasi pada hakekatnya
tercakup dalam kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Proses belajar Mengajar (MKPBM) seperti tercantum dalam kurikulum FKIP Program simulasi dilaksanakan di kampus dalam bentuk kegiatan Pengajaran mikro yang ditangani oleh dosen pembimbing penyelenggaraannya disesuaikan dengan kondisi yang ada dan merupakan pra syarat dapat mengikuti PPL. 3) Pelatihan ketrampilan mengajar dan tugas lainnya secara terbimbing
a). Latihan mengajar
(a). Merencanakan dan membuat persiapan mengajar untuk satu
kali pertemuan
(b).Memilih dan menggunakan strategi mengajar yang cocok (2).Latihan mengajar lengkap dengan bimbingan
(a). Merencanakan unit pengajaran
(b).Memilih dan menggunakan beberapa strategi mengajar
(c). Memilih dan membuat dan menggunakan media pengajaran yang cocok
(d).Mengevaluasi pelaksanaan pengajaran
(e). Proses pembimbingan dilaksanakan dengan supervisi klinis
(f). Frekuensi latihan mengajar terbimbing minimal 6 kali dengan 6 RF diselingi diskusi balikan supervisi
(g).Untuk kelas paralel materinya sama. RF dapat lebih dari satu apabila metode dan KBMnya dirubah/disesuaikan.
b). Latihan Melaksanakan tugas-tugas keguruan di luar mengajar
(1).Partisipasi dalam kelas, ikut mengganti temannya yang tengah latihan mengajar
(2).Partisipasi di sekolah
(a). Kegiatan ekstra kurikuler (b).Karya wisata
(c). Piket sekolah
(3).Partisipasi dalam pertemuan orang tua murid dengan guru (4).Latihan melaksanakan administrasi kependidikan
(a). Administrasi sekolah (b).Administrasi kelas
(c). Administrasi kepegawaian
(5).Partisipasi dalam hubungan dengan petugas-petugas kependidikan seperti : kakandep, kasi Olah raga, kasi kebudayaan, PLS dan sebagainya (sejauh situasi dan kondisi memungkinkan)
4) Pelatihan ketrampilan mengajar dan tugas-tugas keguruan lainnya secara
mandiri
a). Latihan mengajar
(1).Merencanakan beberapa unit pelajaran dari satu unitcourse. (2).Memilih dan menggunakan berbagai strategi mengajar yang tepat (3).Melaksanakan beberapa model pelajaran
(4).Melaksanakan rencana pengajaran yang sudah direncanakan (5).Mengevaluasi hasil pelajaran
(6).Menganalisa pelaksanakaan pengajaran tiap unit (7).Menganalisa hasil-hasil evaluasi
(8).Frekuensi latihan mengajar mandiri minimal 4 kali dengan 4 RF diselingi diskusi balikan supervisi
b). Tugas keguruan lainnya
Sama dengan tugas-ugas keguruan yang telah disebutkan di atas, tetapi dilaksanakan secara mandiri.
5) Pelaksanaan latihan mengajar secara terbimbing dan mandiri selama 10 minggu atau minggu 1 s/d minggu 10 (masa latihan mengajar efektif)
a). Untuk latihan terbimbing sekurang-kurangnya 6x latihan b). Untuk Latihan mandiri sekurang-kurangnya 4x latihan 6) Ujian Praktek Mengajar
Ujian praktek mengajar dilaksanakan setelah kemampuan mengajar dinilai cukup oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. Pengaturan ujian
mengajar diserahkan kepada masing-masing.
Calon yang akan menempuh ujian praktek mengajar diwajibkan:
a). Menyerahkan hasil observasi yang diketahui oleh dosen pembimbing, guru pamong dan kepala sekolah satu mnggu sebelum ujian dilaksanakan.
b). Mengambil tugas untuk ujian satu minggu sebelum ujian dilaksanakan
(Buku Pedoman Program Pengalaman Lapangan FKIP-UNS tahun 2009/2010)
2. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Sedangkan matematika dalam bahasa belanda disebut wiskunde yang berkaitan dengan penalaran.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 723), matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang dipergunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Definisi lain tentang matematika seperti diungkapkan Purwoto (1998:4) “Matematika adalah pengetahuan tentang pola keteraturan,
pengetahuan tentang struktur terorganisasikan, mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat
dan akhirnya ke dalil”. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif,
yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan
dalam matematika bersifat konsisten.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan serta aturan-aturan operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dimana aturan-aturan tersebut dikembangkan melalui penalaran deduktif.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa serta menggunakan kemampuan profesional guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 17), pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
pembelajaran. Guru harus mampu mengontrol keadaan kelas sehingga
tercipta suasana yang kondusif bagi pembelajaran. c. Pembelajaran Matematika
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika merupakan usaha yang disengaja untuk belajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa serta menggunakan
kemampuan profesional guru untuk mencapai tujuan kurikulum Matematika. 3. Standar Proses Pembelajaran
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
a. PerencanaanProses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
1) Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Proses dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa
pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk Ml, MTs, MA, dan MAK.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan tau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah : 1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan
untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI. 9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
3) Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan
awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai;
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3. memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan. b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
3. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
8. memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
9. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
3. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
c. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
4. Kompetensi Keguruan
a. Pengertian Kompetensi Guru
Dalam dunia pendidikan, guru bertanggung jawab melaksanakan
jasmaniyah siswa, mendiagnose kesulitan belajar siswa serta menilai
kemajuan belajar siswa yang menjadi tanggung jawabnya. Agar guru mampu mengemban dan melaksanakan tanggung jawab ini, maka setiap guru harus memiiki berbagai kompetensi yang relevan dengan tugas dan tanggung jawabnya tersebut. Guru harus menguasai cara mengajar yang efektif, harus mampu membuat model satuan pelajaran, mampu menjadi model para siswa,
mampu memberikan nasehat dan petunjuk yang berguna, menguasai teknik-teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan. Menyusun dan melaksanakan prosedur penilaian kemajuan belajar dan sebagainya.
Berikut disajikan arti masing-masing istilah kompetensi dan guru. Menurut Suhaenah Suparno (2002:2), kompetensi biasanya diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau memiliki
ketrampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian ini jelas bahwa setiap cara yang digunakan dalam pelajaran ditujukan untuk mencapai kompetensi adalah untuk mengembangkan manusia yang bermutu yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemauan sebagaimana disyaratkan. Kata kompetensi dipilih untuk menunjukkan tekanan pada kemampuan
mendemonstrasikan pengetahuan.
Secara nyata orang yang kompeten adalah orang yang mampu bekerja di bidangnya secara efektif dan efisien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk pada kuantitas kerja, tetapi sekaligus menunjuk pada kualitas kerja. Berdasar pada pendapat di atas yang dimaksud kompetensi
adalah suatu kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menentukan atau memutuskan sesuatu sesuai dengan kewenangan dalam jabatannya untuk melakukan suatu tugas, pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang harus dimiliki seseorang pada jabatan tertentu.
Eksistensi seorang guru yang menjadi pusat pembahasan adalah guru sebagai pendidik profesional di sekolah (pembahasan keguruan ini
kecakapan keguruannya selalu perlu ditumbuhkan dan diperkembangkan
(baik atas inisiatif sendiri maupun karena dorongan dan atau bantuan pihak lain yang ikut bertanggung jawab terhadap mutu guru) dan sekaligus selaras dengan arahan kode etik kerja gurunya.
Sardiman A. (1994:123) berpendapat bahwa:”Guruadalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan”.
Sedangkan Ali Imron (1994: 3) berpendapat bahwa: ”Guru
dipandang sebagai kunci karena ia berinteraksi secara langsung dengan
muridnya dalam rangka proses belajar mangajar di sekolah”. Pendapat lain
dari W.J.S. Poerwodarminto (1995:335) menyatakan bahwa, guru dalah orang
yang pekerjaannya mengajar.
Menurut Piet A. Sahertian (1994:56) bahwa guru itu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Kemampuan guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirancangkan
2) Ciri hakiki dari kepribadian guru menentukan arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan
3) Kompetensi adalah perilaku yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kompetensi guru menunjuk pada kualitas kerja serta kuantitas layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru secara standar. Jika guru tidak menguasai kompetensi yang telah ditetapkan maka akan berakibat
kurang baik pada siswa maupun masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kompetensi guru adalah suatu hal yang dapat menggambarkan kemampuan guru atas pemilikan pengetahuan, ketrampilan, kepribadian dan perilaku guru dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan pendidikan.
Samana A. (1994: 53) berpendapat bahwa, Kompetensi keguruan
secara umum meliputi : Kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dan PP no. 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 3 bahwa kompetensi guru profesional meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi
kepribadian/personal, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik dengan penjelasan sbagai berikut.
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian/personal adalah kemampuan kepribadian yang mantab, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan di atas, dapat dirumuskan indikator kompetensi keguruan sebagai barikut.
1) Kompetensi pedagogik
a). Kemampuan dalam memahami karakteristik peserta didik
b). Kemampuan merancang pembelajaran (menentukan metode/strategi
pembelajaran, alokasi waktu, dan media pembelajaran)
c). Kemampuan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan keterampilan dasar mengajar
d). Mampu mengadakan evaluasi hasil belajar. 2) Kompetensi kepribadian
a). Disiplin menjalankan tugas yang diberikan kepadanya
b). Kepemimpinan dan tanggung jawab dalam menangani tugas dan masalah yang dihadapi di dalam kelas di lapangan
c). Berwibawa
3) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional, diartikan dengan mampu menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam dalam rangka penyelesaian tugas-tugas keguruan, terdiri atas:
a) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya.
b) Pemahaman terhadap kurikulum sekolah, terutama berkaitan dengan peran dan tugasnya sebagai guru
c) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metode dan strategi pembelajaran
4) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial, diartikan dengan mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan siswa, sesama pendidik dan tenaga kependidikan 5. Keterampilan-keterampilan Mengajar Guru
Mengajar adalah suatu kegiatan yang kompleks. Dikatakan demikian, karena kegiatan mengajar mengandung banyak unsur yang secara serempak
harus dilakukan bersama-sama. Unsur-unsur tersebut meliputi ilmu, teknologi, seni dan bahkan pilihan nilai.
Mengajar juga menggunakan secara serempak dan intergratif sejumlah keterampilan tertentu dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan bagi pemilihan nilai tertentu. Keterampilan-keterampilan tersebut harus dikuasai
oleh guru sebagai pengajar secara utuh. Penguasaan atas keterampilan tertentu tersebut bersifat dinamik, olah karena itu, dapat dikembangkan dari rentangan yang tidak sempurna sampai kepada rentangan yang sempurna.
Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa
Wina Sanjaya (2000:32) mengemukakan ketrampilan dasar
mengajar yang diperlukan sebagai calon guru meliputi: a. Keterampilan Dasar bertanya
b. Keterampilan Memberikan Reinforcement c. Keterampilan Variasi Stimulus
d. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran e. Keterampilan Mengelola Kelas
Berikut ini akan disajikan penjelasan dari masing – masing keterampilan dasar mengajar.
a. Keterampilan Dasar Bertanya
Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi membosankan manakala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan
pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu, dalam setiap proses pembelajaran, strategi pembelajaran apapun digunakan, bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak yang positif terhadap siswa, diantaranya:
1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada hakikatnya bertanya.
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk
menentukan jawaban.
4) Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas
Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru harus memiliki keterampilan ini. Wina Sanjaya (2000:33) memberikan beberapa saran dan teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
1) Beberapa Petunjuk Teknis
b). Memberikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir
c). Mengatur lalu lintas bertanya jawab d). Menghindari pertanyaan ganda 2) Meningkatkan Kualitas Pertanyaan
a). Memberikan pertanyaan secara berjenjang
Yang dimaksud pertanyaaan secara berjenjang adalah pengaturan
pertanyaan yang dimulai dari pertanyaaan tingkat rendah ke pertanyaan tingkat tinggi.
b). Menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
Pertanyaan-pertanyaaan yang sifatnya melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat pembelajaran. Wina Sanjaya (2000:35) menyajikan beberapa hal berkaitan dengan
pertanyaan melacak antara lain:
(1).Ketika guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu atau tidak jelas, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa memperbaiki kalimat yang diajukan
(2).Ketika siswa menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan menurut siswa sendiri, maka guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi yang tepat.
(3).Ketika siswa menjawab belum lengkap sesuai dngan konsep yang benar, maka guru dapat membimbing agar iswa memberikan jawaban yang lengkap. Dalam hal ini dapat juga diteruskan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mendorong siswa memberikan ilustrasi dan contoh-contoh yang konkret
Hal senada juga disampaikan oleh Turney seperti dikutip oleh Ali
Imron (1995:124) bahwa keterampilan bertanya memiliki komponen-komponen. Komponen tersebut adalah:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat 2) Pemberian acuan
3) Pemusatan pertanyaan 4) Pemindahan giliran 5) Penyebaran pertanyaan 6) Pemberian waktu berpikir
b. Keterampilan MemberikanReinforcement
Wina Sanjaya (2000:35) menyatakan,”Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya yang diberikan sebagai bentuk dorongan atau koreksi”.Demikian pula diungkapkan
oleh Ali Imron (1995:133) menyatakan bahwa pemberian penguatan dilakukan pada saat siswa berhasil melaksanakan aktivitas/kegiatan yang dikehendaki
Melalui keterampilan penguatan yang diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk memberikan respons setiap kali muncul stimulus dari guru; atau siswa akan berusaha menghindari respons
yang dianggap tak bermanfaat. Dengan demikian, fungsi keterampilan penguatan itu adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan besar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.
Ada dua jenis penguatan yang bisa diberikan oleh guru, yaitu
penguatan verbal yang merupakan penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi, dan penguatan nonverbal yang merupakan penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat.
Wina Sanjaya (2000:36) mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran. Hal-hal tersebut sebagai berikut.
1) Kehangatan dan keantusiasan 2) Kebermaknaan
3) Menggunakan penguatan yang bervariasi 4) Memberikan penguatan dengan segera
1) Penguatan verbal yaitu suatu peguatan yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat tertentu.
2) Penguatan dengan mimik atau gerakan badan yang menyertai penguatan verbal
3) Penguatan dengan cara mendekati siswa 4) Penguatan dengan sentuhan
5) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan 6) Penguatan dengan simbol atau benda
c. Keterampilan Variasi Stimulus
Wina Sanjaya(2000:36) menyatakan, ”variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran”. Demikian pula yang diungkapkan oleh Ali Imron (1995:136), orang akan bosan dengan kehidupan yang monoton. Dengan
demikian adanya variasi stimulus mampu membangkitkan semangat dan antusiasme siswa dalam belajar.
Ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu: 1) Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran
Untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, teknik yang dapat dilakukan adalah:
a). Penggunaan variasi suara. Suara guru hendaknya tidak senantiasa mendatar terus, melainkan senantiasa berganti-ganti: kadang cepat, kagdang lambat, kadang merendah, kadang meninggi. Demikian pula dengan tekanan suara. Karena suara yang ditekankan memberikan
kesan kepada siswa bahwa hal tersebut memang penting.
b). Pemusatan perhatian (focusing). Agar siswa memusatkan perhatian terhadap hal-hal penting, guru dapat memberikan isyarat-isyarat dengan menunjuk pada sesuatu yang haru diperhatikan.
c). Kebisuan guru (teacher silence) atau kesenyapan. Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secra tiba-tiba dari pihak gru di tengah-tengah
d). Mengadakan kontak pandang (eye contact). Kontak pandang harus
dilakukan guru secara merata kepada seluruh siswanya, dan dalam kontak pandang hendaknya guru berusaha seintim mungkin agar para siswa merasa diperhatikan dan dihargai.
e). Gerak guru (tacher movement). Gerak badan dan mimik guru dapat berfungsi sebagai pemerjelas terhadap hal-hal yang dijelaskan kepada
siswa.
2) Variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran
Secara psikologis, siswa berada dlam keadaan berbeda, termasuk juga dalam hal potensinya. Ada siswa yang bertipe audio, ada siswa yang bertipe visual, dan ada siswa yang bertipe kedua-duanya. Olah karena itu, variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai
berikut
a). Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti menggunakan gambar, slide, foto, bagan, dan lain-lain.
b). Variasi alat atau media yang bisa didengar (auditif) seperti menggunakan radio, musik, deklamasi, puisi dan lain sebagainya.
c). Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik)
3) Variasi dalam melakukan pola interaksi da kegiatan siswa
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Kesalahan yang sering terjadi selama prses pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Pola interaksi yang demikian bukan dapat membuat iklim pembelajara menjadi statis, tetapi apat memasung kreatifitas siswa. Oleh sebab itu, guru perlu mengggunakan variasi
interaksi dua arah yaitu pola interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaks multi arah.
Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.Sebagaimana siungkapkan oleh Ali Imron(1995: 144) membuka pelajaran dimaksudkan mengkondisikan siswa agar siap mental sebelum
pelajaran berlangsung. Dengan kata lain, membuka pelajaran adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang dipelajari.
Secara khusus tujuan dari membuka pelajaran adalah untuk: 1) Menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan dengan:
a). Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan
dilakukan berguna untuk dirinya
b). Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan menggunakan alat bantu
c). Melakukan interaksi yang menyenangkan
2) Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
a). Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan
b). Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan
c). Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan
dengan kebutuhan siswa.
3) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan:
a). Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
b). Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga
siswa memahami apa yang harus dilakukan
d). Membuat kaitan. Keika guru akan membuka pelajaran, telebih dahulu
menghubungkan sesuatu yang akan disajikan dengan sesuatu yang telah diketahui oleh siswa pada masa sebelumnya. Kaitan ini perlu dibuat dengan maksud, sesuatu yang dipelajari tidak dipandang terputus dengan bahasan-bahasan sebelumnya.
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru
untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Keterampilan menutup pelajaran dimaksudkan agara siswa mendapatkan materi-materi pokok atau rangkuman dari keseluruhan yang udah disajikan.
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
1) Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas,
sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan
2) Mengonsolidasi perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut
3) Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajari
4) Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas
e. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan
disampaikan oleh Ali Imron (1995:145), pengelolaan kelas adalah penciptaan
suatu kondisi yang memungkinkan belajar siswa menjadi optimal.
Wina Sanjaya (2000:43) mengemukakan bahwa terdapat beberapa jenis perilaku yang dapat mengganggu iklim belajar mengajar yaitu : tidak adanya perhatian siswa terhadap materi pelajaran dan adanya perilaku mengganggu yang dilakukan siswa lain.
Tidak adanya perhatian siswa disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa yang dapat didorong oleh:
1) Siswa menganggap tidak penting terhadap materi pelajaran yang dibahas 2) Siswa merasa telah memiliki kemampuan dan pemahaman akan materi
pelajaran yang sedang dibahas
3) Siswa erasa bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang diterapkan
guru
4) Siswa memandang guru kurang menguasai bahan pelajaran yang sedang disajikan
Perilaku mengganggu dapat dilakukan siswa secara individual atau kelompok. Perilaku ini biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala tingkah laku
seperti meniru ucapan atau kalimat guru secara sengaja, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang semestinya tidak ditanyakan, mencemooh siswa, melakukan gerakan-gerakan fisik yang mengganggu siswa lain dan lain sebagainya. Jika dibiarkan perilaku tersebut akan menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan. Perilaku mengganggu dapat muncul dari beberapa faktor
diantaranya:
1) Kondisi psikologis siswa, misalnya siswa ingin diperhatikan atau MPO (mencari perhatian orang)
2) Siswa pernah mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan dari guru, sehingga secara tidak sadar ia mempunyai perasaaan semacam balas dendam.