• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN

MENENGAH (UKM) AGRO KOTA BOGOR MELALUI

MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL

RIRI REKASIWI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan Kinerja UKM Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani (Human Capital) dan Modal Social (Social Capital) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

(4)

ABSTRAK

RIRI REKASIWI. Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial. Dibimbing oleh MUHAMMAD SYAMSUN dan LINDAWATI KARTIKA.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro adalah jenis usaha yang bergerak dibidang pertanian. UKM Agro Kota Bogor banyak bergerak dibidang pengolahan yang sangat bergantung pada jumlah dan keahlian tenaga kerja yang tersedia. Dengan kata lain, modal insani dan modal sosial memiliki peran penting dalam pengembangan kinerja UKM ini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis secara deskriptif mengenai modal insani, modal sosial dan kinerja di UKM Agro Kota Bogor, menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM Agro Kota Bogor dan membuat rekomendasi/implikasi manajerial untuk meningkatkan kinerja UKM Agro Kota Bogor. Hasil analisis deskriptif adalah dimensi struktural, pengetahuan lain dan produktivitas merupakan indikator yang menjadi prioritas dalam membentuk variabel modal insani, modal sosial, dan kinerja. Hasil analisis Structural Equation Modelling (SEM) adalah modal insani tidak berpengaruh terhadap kinerja dan modal sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja dengan nilai T-statistik sebesar 4,174.Hasil dari kedua analisis di atas menjadi dasar terbentuknya implikasi manajerial berupa The House Model yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja UKM Agro Kota Bogor.

Kata kunci: UKMcluster Agro, modal insani, modal sosial.

ABSTRACT

RIRI REKASIWI. Performance Improvement Strategy for Small and Medium Enterprises (SMEs) Agro Bogor Through Human Capital and Social Capital. Supervised by MUHAMMAD SYAMSUN and Lindawati KARTIKA. Small and Medium Enterprises (SMEs) Agro is the type of business engaged in agriculture. Bogor has many SMEs Agro engaged in processing that relies heavily on the number and skills of available labor. In other words, human capital and social capital have an important role in the development of the SME performance. The purpose of this study are analyze descriptively about human capital, social capital and performance in SMEs Agro Bogor, analyze the effects of human capital and social capital on the performance of SMEs Agro Bogor, and make a recommendation/managerial implications to improve the performance of SMEs Agro Bogor. Descriptive analysis is a structural dimension, other knowledge and productivity are indicator variable priority in forming human capital, social capital, and performance. The results of the analysis of Structural Equation Modeling (SEM) is the human capital does not affect the performance and social capital significantly influence the performance of the T-statistic value of 4.174. The results of both analysis become the basic of the formation from managerial implications of The House Model which aim to improve the performance of SMEs Agro Bogor.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN

MENENGAH (UKM) AGRO KOTA BOGOR MELALUI

MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL

RIRI REKASIWI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)
(8)

Judul Skripsi : Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial

Nama : Riri Rekasiwi NIM : H24100093

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Muhammad Najib, S.TP. MM Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Dr Ir Muhammad Syamsun, M.Sc Pembimbing I

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah peningkatan kinerja, dengan judul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si. selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Suratman dari UKM Raos “Tempe”, Ibu Irma Wicahyanti dari UKM Mandiri Lestari, Ibu Noneng dari UKM Pengolahan Tahu, Bapak Sukiato Hudaja dari UKM Sunda Karya, Bapak Aris dari UKM Pengolahan Tahu, Bapak Hendra Suherdi dari UKM Hokkie Rubber, dan Bapak Iwan dari UKM Mutiara Jaya Farm yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, bapak, seluruh keluarga, serta sahabat-sahabat tercinta.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

METODE 4

Kerangka Pemikiran 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 5

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian 6

Metode PengambilanSampel 6

Metode Pengolahan Data dan Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Karakteristik Responden 10

Persepsi Tenaga Kerja UKM Agro terhadap Modal Insani, Modal Sosial dan

Kinerja UKM 12

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS) 13

Implikasi Manajerial 17

SIMPULAN DAN SARAN 19

Simpulan 19

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan jumlah UKM dan tenaga kerja di Kota Bogor tahun

2011-2012 1

2 Skala penilaian persepsi 7

3 Karakteristik tenaga kerja UKM Agro Kota Bogor 10 4 Karakteristik UKM Agro Kota Bogor yang menjadi responden

penelitian 11

5 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial dan kinerja

UKM Agro Kota Bogor 12

6 Hasil Evaluasi outer model dan inner model pada model 1, 2 dan 3 14

7 Indikator kinerja utama UKM Agro Kota Bogor 18

DAFTAR GAMBAR

1. Perkembangan UMKM Kota Bogor Tahun 2009-2012 (Dinas

Koperasi dan UMKM Kota Bogor, 2013) 1

2. Kerangka Pemikiran 5

3. Struktur Model 1 8

4. Struktur Model 2 8

5. Struktur Model 3 9

6. Kerangka The House Model (Horovitz dan Corbooz, 2007) 9

7. Outer model terpilih 15

8. Inner Model terpilih 16

9. The House Model UKM Agro Kota Bogor 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuisioner Penelitian 22

2 Uji Validitas dan uji reliabititas Indikator Kinerja Utama 28 3 Tabulasi silang dari karakteristik responden penelitian 29 4 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM melalui modal

insani dan modal sosial 31

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Bogor merupakan kota yang berada di tengah wilayah Kabupaten Bogor dan berlokasi dekat dengan Ibukota Negara. Letak geografis yang strategis membuat kota ini berkembang dari segi infrastruktur maupun perekonomian. Dari segi perekonomian hal itu terlihat padaLaju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). LPE adalah pertumbuhan rill produksi barang dan jasa yang di hasilkan di Kota Bogor. Bersumber dari BPS Kota Bogor LPE kota Bogor mencapai 6,31 padatahun 2012. Nilai LPE ini lebih tinggi dari laju Provinsi Jawa Barat yang hanya sebesa 6,21. Kemajuan ekonomi kota Bogor ini tidak terlepas dari peran UKM yang membantu perekonomian daerah dengan menghasilkan produk barang dan jasa serta penyerapan tenaga kerja. Berikut ini adalah perkembangan UMKM di Kota Bogor yang disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 memperlihatkan bahwa ada peningkatan jumlah unit usaha pada skala mikro, kecil dan menengah.Pada skala mikro terjadi peningkatan yang signifikan dari 25.804 unit menjadi 27.383 unit di tahun 2012. Peningkatan yang signifikan juga terjadi pada skala kecil dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 sedangkan pada usaha skala menengah terjadi peningkatan yang tidak terlalu signifikan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 yaitu 1.614 unit menjadi 1.710 unit. Uraian jumlah UMKM secara keseluruhan dan jumlah tenaga kerja dalam tahun 2009-2012 disajikan pada Tabel 1.

Gambar 1Perkembangan UMKM Kota Bogor Tahun 2009-2012 (Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, 2013)

25804 26320 26846 27383

Tabel 1 Perkembangan jumlah UKM dan tenaga kerja di Kota Bogor tahun 2011- 2012

Uraian Jumlah UKM (Unit Usaha) Jumlahtenaga kerja (Orang)

Tahun2009 32.256 57.107

Tahun2010 32.901 58.249

Tahun 2011 33.559 57.107

Tahun 2012 33.572 58.249

(14)

2

Data pada Tabel 1 menjelaskan bahwa jumlah keseluruhan UMKM Kota Bogor empat tahun terakhir mengalami peningkatan. Selain itu UMKM memberikan kontribusi lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kota Bogor dengan menyerap 58.249 tenaga kerja pada tahun 2012. UKM Kota Bogor memiliki peranan dalam kemajuan sektor-sektor perekonomian Kota Bogor. Salah satu sektor yang mendominasi struktur ekonomi Kota Bogor yaitu sektor industri pengolahan sebesar 26,85%. UKM yang memberikan kontribusi pada sektor ini diantaranya adalah UKM Agro.

Menurut Iwantono (2003), industri sektor agro merupakan satu subsistem dalam sistem agribisnis. Secara garis besar terdapat empat subsistem produksi/usaha tani (farming), yaitu: (1) penyediaan sarana produksi seperti pupuk, bibit (benih), obat-obatan, mesinpertanian dan sebagainya; (2) pengolahan; (3) pemasaran (tata niaga); dan (4) subsistem pendukung seperti pembiayaan dan asuransi. UKM Agro kota Bogor banyak bergerak dibidang industri pengolahan. Sektor industri pengolahan ini dirasakan mampu menyerap tenaga kerja. Akan tetapi tenaga kerja/SDM di dalam UKM menjadi permasalahan bagi pengembangan UKM (Dinas KUMKM, 2013). Sejalan dengan Dinas Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melihat bahwa keunggulan kompetitif UKM berasal dari keunggulan SDM. Maka dari itudiperlukan perhatian lebih mengenai perkembangan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial di UKM Agro Kota Bogor. Pengembangan modal insani dan modal sosial adalah salah satu cara untuk mengembangkan dan memperhatikan SDM sehingga kedua modal tersebut akan menjadi investasi modal yang dapat meningkatkan kinerja UKM Agro Kota Bogor.

Perumusan Masalah

UKM Agro di Kota Bogor lebih banyak bergerak di industri pengolahan. Industri pengolahan merupakan industri yang memberikan kontribusi terhadap LPE Kota Bogor. UKM Agro yang bergerak dibidang industri pengolahan menekankan pada tatacara sehingga industri ini membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus. Keahlian dan kemampuan khusus ini menjadi modal tak berwujud (intangible asset) bagi UKM yang terdapat pada SDM. Adanya pengelolaan modal insani dan modal sosial yang baik akan mempengaruhi kinerja UKM Agro. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian mengenai modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja UKM. Maka permasalahan yang diteliti adalah: (1) Bagaimana persepsi mengenai modal insani, modal sosial dan kinerja di UKM Agro Kota Bogor?; (2) Bagaimana pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM Agro Kota Bogor?; (3) Bagaimana rekomendasi/implikasi manajerial untuk meningkatkan kinerja UKM Agro Kota Bogor?

Tujuan Penelitian

(15)

3 Membuat rekomendasi/implikasi manajerial untuk meningkatkan kinerja UKM Agro Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) Praktis, manfaat praktis ditinjau dari aspek manajerial, yaitu diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat, pemilik UKM, dan pemerintah dalam upaya memperhatikan, mengembangkan dan membina UKM guna meningkatkan kinerjanya; (2) Teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah karya ilmiah yang dapat menambah ilmu pengetahuan terkait peningkatan kinerja melalui pengembangan modal insani dan modal sosial dan dapat dijadikan langkah awal bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meneliti “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial”. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh yang diberikan dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM Agro di Kota Bogor. Istaiteyeh (2011), variabel dari modal insani dibatasi pada metode umum dan spesifik on the job training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya. De Jong (2010), variabel modal sosial dibatasi pada dimensi struktural, relasional dan kognitif. Dokko (2004) Variabel kinerja dibatasi pada dimensi produktivitas dan daya inovasi.Objek penelitian ini adalah SDM dari UKM Agro di Kota Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA

UKM (Usaha Kecil Menengah)

Badan Pusat Statistik (BPS), memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19 orang sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang. Agroindustri....(2010) UKM pengolahan hasil pertanian (agroindustri) adalah suatu kegiatan lintas disiplin yang memanfaatkan sumberdaya alam (pertanian) untuk industri dan merupakan revolusi nilai tambah produk hasil revolusi hijau.

Strategi

(16)

4

Modal Insani (Human Capital)

Menurut Hutapea dan Thoha (2008), human capital merupakan faktor manusia dalam organisasi mencakup intelegensi, keterampilan dan keahlian manusia yang memberikan karakter khas pada organisasi. Istaiteyeh (2011), menyatakan bahwa peran modal insani (human capital) terdiri atas metode umum on the job trainingdan spesifik on the job training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya.

Modal Sosial (Social Capital)

De Jong (2010), menyatakan bahwa modal sosial berfokus pada tingkat analisis individu dalam menyusun dimensi modal sosial menjadi tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, relasional dan kognitif. Dimensi stuktural didefinisikan sebagai keseluruhan bentuk dari hubungan antar pelaku-pelaku sosial. Dimensi relasional merupakan aset yang diciptakan dan tumbuh dalam hubungan antar organisasi yang mencakup kepercayaan, kelayakan, kelayakan dipercaya, norma dan sangsi, kewajiban dan harapan, serta identitas dan identifikasi. Dimensi kognitif diartikan sebagai bahasa bersama (shared languages), berbagi cerita (shared narrative) dan visi bersama (shared vision) yang memfasilitasi pemahaman bersama tentang tujuan kolektif.

Kinerja

Dessler (2010) Kinerja karyawan berkaitan dengan dimensi generik, seperti kualitas, kuantitas, kesesuaian waktu dari pekerjaan, pengembangan kompetensi dan pencapaian tujuan. Kinerja karyawan terintergrasi dengan kinerja perusahaan. Dokko (2004) menyatakan ada dua hal yang dapat mengukur kinerja organisasi yaitu produktivitas dan daya inovasi.

Penelitan Terdahulu

Penelitian mengenai modal insani, modal sosial, serta kinerja telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Nishantha (2011) membuktikan bahwa modal insani memiliki pengaruh tidak langsung melalui modal sosial dalam pertumbuhan organisasi. Penelitian lainnya oleh Rutha (2013) studi kasus pada UKM kerjinan Kota Bogor menyatakan bahwa, modal insani dan modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja UKM.

METODE

Kerangka Pemikiran

(17)

5 menilai bahawa permasalahan utama perngembangan UKM terletak pada SDM. Oleh karena itu, dari keempat strategi tersebut strategi SDM yang menjadi fokus utama UKM dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi UKM yang dapat menghambat peningkatan kinerjanya dalam penelitian ini. Salah satunya melalui pengembangan modal insani dan modal sosial. Lebih lanjut dijelaskan melalui Gambar 2.

Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh modal insani yang dibatasi oleh empat indikator yakni metode umum dan spesifik on the job training, pendidikan formal, serta pengetahuan lainnya dan modal sosial yang dibatasi pada tiga dimensi yakni dimensi struktural, relasional dan kognitif terhadap kinerja UKM dengan menggunakan alat analisis yang Strucktural Equation Modeling (SEM) melalui pendekatan Partial Least Square (PLS). Tahap selanjutnya adalah memberikan implikasi manajerial yang dapat dijadikan masukan dalam upaya perumusan strategi peningkatan kinerja UKM dengan menggunakan analisis The house Model.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UKM Agro di Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juli hingga bulan Oktober 2013.

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Ruang lingkup penelitian

UKM Agro Kota Bogor

Strategi

Analisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja dengan Structural Equational Modeling (SEM)

Implikasi manajerial --- Ruang Lingkup Penelitian

(18)

6

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancaradengan para pihak yang dianggap pakar di bidang UKM dan pemilik UKM, serta melalui kuesioner yang akan disebar ke tenaga kerja UKM terkait. Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, baik berupa buku, penelitian terdahulu, internet, serta data-data yang disediakan oleh instansi-instansi yang terkait.

Metode PengambilanSampel

Jumlah populasi UKM Agro di Kota Bogor yang aktif dan terdaftar di DISPERINDAG (Dinias Perindustrian dan Perdagangan) dan KUMKM (Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kota Bogor tahun 2011 adalah 36 unit usaha. Menurut Gay dan Dhiel (1992), pengambilan ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya. Jika penelitiannya bersifat deskriptif dengan populasi relatif kecil minimum 20% dari populasi. Berikut perhitungan sampel menggunkan rumus Gay :

n N 20 ... (1)

n 3 20

Keterangan : N = Populasi n = jumlah sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode convenience sampling untuk sample unit usaha dan tenaga kerja. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa convenience sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan aksesbilitas kenyamanan dan kedekatan dengan peneliti. UKM yang diteliti merupakan UKM yang bersedia diteliti, dengan ketetapan responden yang diwawancara yaitu 1 orang pemilik dan minimal ada perwakilan tenaga kerja yang berasal dari UKM tersebut. Sampel unit usaha pada penelitian ini adalah 7 UKM Agro dengan total tenaga kerja sebanyak 70 orang. Tenaga kerja yang menjadi responden sebanyak 32 orang yang diambil dari perwakilan masing-masing sampel UKM yang diperoleh melalui metode convenience sampling.

Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan metode Analisis Deskriptif, Analisis Structural Eqution Modeling (SEM) pendekatan Partial Least Square (PLS) dan The House Model. Sebelum dianalisis data dari 30 responden harus melalui Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

(19)

7 Dalam penelitian ini uji validitas dan uji reabilitas akan dihitung dengan bantuan software SPSS dan Microsoft Excel. Uji validitas akan dilihat dari skor indikator dengan skor total indikator. Hasil dari uji validitas kuisioner pada penelitian ini menyatakan bahwa kuisioner sudah valid karena nilai dari Rhitung > Rtabel (0,361). Sedangkan, uji reliabilitas akan dilihat dari nilai cronbach alpha. Apabila nilai cronbach alpha> 0.60 maka suatu variabel atau indikator dapat dinyatakan reliabel. Seluruh pertanyaan dari penelitian ini reliabel karena hasil uji reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menyatakan bahwa nilai cronbach alpha dari seluruh variabel adalah 0.862. Hasil uji validitas dan reliabilitas terdapat pada Lampiran 2.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah jenis data yang dimaksudkan untuk mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara tunggal. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik statistik deskriptif yang meliputi tabel frekuensi, grafik, ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran (Muljono 2012). Penelitian ini akan menggunakan penilaian persepsi melalui 5 skala linkert dengan rentang nilai sebagai berikut .

Rentang Nilai Nilai maksimumNilai maksimum-Nilai minimum ...(2)

Rentang Nilai

-1 Rentang Nilai 0 0

Dari perhitungan rentan nilai diperoleh jarak antar skala sebesar 0,80. Rentan nilai akan digunakan sebagai jarak pada skala linkert untuk lebih jelas

hasil perhitungan skala penilaian persepsi dapat dilihat pada Tabel 2.

Skala penilaian persepsi tersebut digunakan untuk menilai persepsi tenaga kerja terhadap variabel-variabel yang digunakan. Penilaian persepsi tenaga kerja ini menjelaskan indikator yang paling berpengaruh dalam pembentukan variabel.

SEM (Structural Equation Modeling)

Penelitian ini menggunkan alat analisis SEM (Structural Equation Modeling) melalui pendekatan Partial Least Squares (PLS) untuk melihat pengaruh antar variabel eksogen dan endogen. Menurut Kusnedi (2008), SEM adalah metode analisis data multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural variabel laten. Model dari penelitian ini menggunakan variable laten independen (eksogen) yaitu modal insani dan modal sosial serta kinerja sebagai variabel laten dependen (endogen).

Tabel 2 Skala penilaian persepsi

Interval Skala

1 sd 1,80 Sangat Tidak Setuju

1,80 sd 2,60 Kurang Setuju

2,60 sd 3,40 Cukup Setuju

3,40 sd 4,20 Setuju

(20)

8

Berdasarkan penelitian Rutha (2013) di UKM kluster Kerajinan Kota Bogor membuktikan bahwa modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM. Maka dibuat model pertama yang akan menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM Model pertama dapat dilihat pada Gambar 3.

Penelitian Stam dan Elfring (2008) membuktikan modal sosial merupakan media mediasi yang memperkuat hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja. Penelitian ini memfokuskan peran jejaring intra dan ekstra industri sebagai salah satu unsur pembentuk modal sosial. Maka dari itu terbentuklah model kedua yang menganalisis pengaruh langsung modal insani dan modal sosial sebagai variabel moderator dalam mempengaruhi kinerja. Struktur model kedua ditunjukan pada Gambar 4

Gambar 3 Struktur Model 1

Metode umum on the job training (MU)

Metode spesifikon the job training(MS)

Gambar 4 Struktur Model 2

Dimensi Struktural

(21)

9 Hasil penelitian Nishantha (2011) membuktikan bahwa modal insani memiliki pengaruh tidak langsung melalui modal sosial dalam pertumbuhan organisasi. Penelitian ini dilakukan di 97 perusahaan dengan tenaga kerja dibawah 50 orang di Colombo, Sri Langka. Penelitian ini mejadi dasar terbentuknya model ketiga. Model ketiga mencoba menganalisis modal sosial yang mempengaruhi kinerja UKM sebagai variabel perantara bagi variabel modal insani. Model ketiga ditunjukan pada Gambar 5 di bawah ini.

Melalui ketiga model diatas akan dipilih satu model terbaik yang dapat menggambarkan pengaruh modal insani dan mosal sosial terhadap kinerja. Hasil ini akan diperoleh setelah ketiga model melewati tahap evaluasi model pengukuran (Outer Model) dan model struktural (Inner Model) menurut standar Chin (1998) disitasi dalam Ghozali (2012).

The House Model

The House Model adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan mimpi dari sebuah organisasi. The House Model tersebut ditunjukan pada Gambar 6 di bawah ini.

Horovitz dan Corboz (2007) menyatakan, ada tiga komponen untuk membangun visi yang baik yakni impian yang terletak pada atap, cara utama yang terdapat pada pilar-pilar dan tindakan/perilaku pendukung.

Gambar 6 Kerangka The House Model (Horovitz dan Corbooz, 2007)

Key way (Cara Utama)

Dream with a deadline (Mimpi dengan batas waktu)

Action and milestones (Tindakan dan batu pijakan

yang digunakan)

Action and milestones (Tindakan dan batu pijakan

yang digunakan)

Supporting behaviors (Perilaku Pendukung) Key way (Cara Utama)

Gambar 5 Struktur Model 3 Metode umum on the

job training (MU)

(22)

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karekteristik responden dalam penelitian ini dibagi kedalam dua kategori, yaitu karakteristik tenaga kerja dan karakteristik UKM. Karakteristik tenaga kerja dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan, usia, hubungan kekerabatan, lama bekerja, penghasilan dan jumlah tanggungan, sedangkan karateristik UKM dikelompokkan berdasarkan jenis usaha, skala usaha dan lama UKM telah berdiri. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat karakteristik responden dengan menggunakan software SPSS dan Microsoft Excel.

Karakteristik Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dijadikan responden berjumlah 32 orang dari 7 UKM yang dipilih melalui teknik convinience sampling. Dapat dilihat dari tingkat pendidikan, bahwa pendidikan bukan menjadi syarat utama untuk bekerja disebuah UKM Agro karena pada umumnya tenaga kerja di UKM agro berpendidikan SD dan SMP. Karakteristik secara lengkap dijelaskan lebih lanjut pada Tabel 3.

Data pada Tabel 3 menunjukan dari segi penghasilan pemilik UKM Agro di Kota Bogor menetapkan kompensasi tenaga kerja diatas rata-rata dengan jumlah terbesar>Rp1.500.000,-/bulan yakni 12 orang.Hal ini disebabkan sistem pengupahan di UKM Agro bersifat harian dan ditentukan dari jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan serta bergantung pada tingkat pendidikan yang dimiliki

Tabel 3 Karakteristik tenaga kerja UKM Agro Kota Bogor

Karakteristik Jumlah Tenaga

Kerja (orang) Karakteristik

Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Pendidikan : penghasilan :

SD 11 <500000 0

Jumlah Tanggungan : Hubungan

1-2 orang 12 kekerabatan :

3-4 orang 12

5-6 orang 5 Ada 6

7-8 orang 3 tidak ada 26

TOTAL 32 TOTAL 32

(23)

11 oleh karyawan tersebut. Tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan S1 menjabat sebagai manajer keuangan dan sekretaris di UKM memperoleh penghasilan diatas Rp1.500.000,-.

Usia tenaga kerja UKM sektor ini didominasi oleh tenaga kerja pada usia matang yaitu 36-45 yang berjumlah 12 orang. Namun ada seorang tenaga kerja yang berusia 15 tahun hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemilik UKM terkait peraraturan UU No.13 Pasal 68 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Menurut UU ini anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun maka dari itu UKM perlu meninjau kembali tenaga kerja yang berusia dibawah 18 untuk tidak dipekerjakan.

Tenaga kerja direkrut dari daerah sekitar tetapi tidak seperti UKM pada umumnya UKM Agro di Kota Bogor lebih banyak yang tidak memiliki hubungan kekerabatan/keluarga dengan pemilik UKM.Selain itu tenaga kerja UKM Agro di Kota Bogor cenderung belum loyal terhadap tempat bekerjanya. Tenaga kerja UKM Agro Kota Bogor yang bekerja 0-5 tahunsebanyak 19 orang, 5-10 tahun sebanyak 10 orang dan hanya 3 orang yang bertahan lebih dari 20 tahun.Lamanya tenaga kerja bekerja di UKM berada dibawah rata-rata lama berdirinya UKM. Hal ini menggambarkan terdapat permasalahan dibidang pengelolalan SDM karena tingkat keluar masuk tenaga kerja cukup tinggi. Karakteristik responden lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 3.

Karakteristik UKM

UKM Agro yang dijadikan tempat penelitian berjumlah 7 UKM. Lima dari tujuh UKM sektor agro berdiri diatas 11 tahun, sedangkan dua UKM lainnya berdiri dibawah 10 tahun.Akan tetapi lama berdirinya usaha tidak berpengaruh terhadap omset UKM. Tabel 4 menjelaskan karakteristik UKM yang menjadi responden.

Tabel 4 Karakteristik UKM Agro Kota Bogor yang menjadi responden penelitian

Nama UKM

Lama Tahun Berdiri

Skala

Usaha Jenis Usaha

Jumlah

Sunda Karya 40 kecil Penggilingan

(24)

12

Omset yang diperoleh UKM dipengaruhi oleh harga jual produk yang sesuai dengan harga bahan baku. Omset yang diperoleh cukup tinggi pada beberapa UKM yang sejalan dengan pendapatan tenaga kerja diatas Rp1.500.000,-. Hal ini menggambarkan produktifitas yang baik karena pendapatan/upah yang diperoleh dibayarkan harian berdasarkan kuantitas yang dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut. Tenaga kerja yang dimiliki oleh UKM sudah memenuhi kriteria UKM menurut BPS yaitu untuk usaha kecil tenaga kerja berjumlah 5-19 orang sementara untuk usaha menengah tenaga kerja berjumlah 20-99 orang. Berdasarkan pengertian tersebut UKM Agro yang menjadi responden terdiri dari 6 usaha berskala kecil dan 1 usaha berskala menengah. UKM Agro di Kota Bogor pada umumnya bergerak dibidang industri pengolahan seperti pengolahan tempe, tahu, karet alam dan tepung. Hal ini menyebabkan tenaga kerja di UKM ini dituntut untuk memiliki keahlian khusus dibidang olahan masing-masing produk. Selain itu bidang industri pengolahan berdampak juga terhadap sarana dan prasarana UKM dalam proses pengolahannya. UKM Agro di Kota Bogor umumnya telah menggunakan mesin untuk proses pengolahannya meskipun belum menggunakan teknologi mutakhir. UKM Agro tersebar hampir merata disetiap kecamatan yang ada di Kota Bogor. Hal ini berpotensi pada penyerapan tenaga kerja secara merata disetiap kecamatan yang ada di Kota Bogor.

Persepsi Tenaga KerjaUKM Agro terhadap Modal Insani, Modal Sosial dan Kinerja UKM

Tenaga kerja pada UKM agro Kota Bogor memiliki pandangan mengenai variabel modal insani, modal sosial, dan kinerja.Penilaian persepsi tenaga kerja UKM Agro terhadap variabel modal insani, modal sosial, dan kinerja. Tenaga kerja UKM Agro Kota Bogor memiliki persepsi bahwa seluruh indikator dari variabel modal sosial memiliki nilai setuju. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Indikator yang paling disetujui oleh karyawan adalah dimensi struktural Tabel 5 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial dan kinerja UKM

Agro Kota Bogor

No Variabel Nilai Keterangan

Modal Sosial

1 Dimensi Struktural 4,03 Setuju

2 Dimensi Relasional 3,98 Setuju

3 Dimensi Kognitif 3,82 Setuju

Modal Insani

1 Pendidikan Formal 2,69 Cukup Setuju

2 Metode umum on the job training 3,54 Setuju 3 Metode spesifik on the job training 3,49 Setuju

4 Pengetahuan Lain 3,78 Setuju

Kinerja

1 Produktivitas 4,12 Setuju

2 Daya Inovasi 3,98 Setuju

(25)

13 dengan nilai 4,03. Indikator dimensi struktural dianggap paling mendukung dalam membentuk modal sosial di UKM Agro karena dalam lingkungan UKM karyawan saling melakukan komunikasi serta kerjasama dengan rekan kerja baik didalam satu unit kerja atau di luar unit kerja.

Sementara karyawan menganggap dimensi kognitif dapat membentuk modal sosial namun tidak menjadi prioritas karena memiliki nilai terndah yaitu 3,82. Aspek kognitif yang menjadi sorotan adalah mencapai visi misi bersama dengan nilai 3,31. Hal ini terjadi dikarenakan pada umumnya UKM Agro Kota Bogor belum memiliki visi dan misi sehingga karyawan tidak menjadikan aspek ini sebagai prioritas dalam mebentuk modal sosial di UKM Agro.

Kemudian pengetahuan lain dianggap paling disetujui untuk investasi modal insani dengan nilai 3,78 sedangkan pendidikan formal memiliki nilai 2,69 ini merupakan nilai terendah dari seluruh indikator yang digunakan dalam merefleksikan variabel modal insani. Pendidikan formal bukan menjadi prioritas dalam bekerja di UKM Agro Kota Bogor karena tingkat pendidikan bukan menjadi syarat utama bagi karyawan untuk diterima bekerja di UKM agro. Maka dari itu karyawan menganggap bahwa pendidikan formal sebagai prioritas terakhir dalam membentuk modal insani.

Persepsi karyawan terhadap variabel kinerja memperoleh nilai setuju pada dua indikator yang mewakili kinerja UKM. Karyawan menganggap bahwa produktivitas memiliki peran penting dalam membentuk kinerja UKM dengan nilai tertinggi yaitu 4,12. Di Industri pengolahan tentunya hasil yang dilihat adalah memaksimalkan output dari input yang tersedia. Sementara daya inovasi memiliki prioritas di bawah produktivitas (3,98) karena UKM Agro Kota Bogor tidak dapat banyak melakukan inovasi terhadap produk sebab produk yang dihasilkan bersifat produk setengah jadi. Hal ini menyebabkan produktivitas memiliki nilai lebih tinggi dari pada daya inovasi. Perhitungan lengkap dari persepsi karyawan terdapat pada Lampiran 4.

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)

(26)

14

Tabel 6 Hasil Evaluasi outer modeldan inner model pada model 1, 2 dan 3

Kriteria Standar 0,7 tidak ada indikator yang direduksi. 0,7 tidak ada indikator yang direduksi. 0,7 tidak ada indikator yang direduksi. untuk setiap variabel > 0,7 (setiap variabel telah masuk kedalam pengelompokan sesuai jenis ragamnya) (Valid)

nilai cross loading untuk setiap variabel > 0,7 (setiap variabel untuk setiap variabel > 0,7 (setiap variabel

(27)

15 Tabel 6 menjelaskan hasil evaluasi dari ketiga model diatas menyatakan bahwa model yang memiliki hasil evaluasi yang baik adalah model 3. Evaluasi berdasarkan standar penilaian menurut Chin (1998) yang disitasi Ghozali (2008) dari model pengukuran dan model struktural. Hasil outer model dan inner model dapat dilihat pada Lampiran 5.

Model pengukuran (outer model) merupakan pengukuran dari masing-masing indikator terhadap masing-masing-masing-masing variabel (Ghozali, 2008). Lebih lanjut dikatakan bahwa jika koefisien atau faktor loading dari masing-masing indikator pada model kurang dari 0,7 maka harus direduksi. Pereduksian dilakukan satu per- satu dari nilai yang paling rendah dari 0,7. Tidak ada indikator yang harus direduksi pada model 3. Outer model 3 dapat dilihat pada Gambar 7

Hal ini menyatakan bahwa seluruh indikator dapat merefleksikan variabel-variabel laten. Dimensi struktural (DS), dimensi relasional (DR) dan dimensi kognitif (DK) dapat merefleksikan variabel modal sosial dengan baik. Pengetahuan lain (PL), pelatihan spesifik (MS), pelatihan umum (MU) dan pendidikan formal (PF) dapat merefleksikan variabel modal insani denganbaik, hanya saja nilai loading faktor pada pendidikan formal (PF) memiliki niali lebih rendah hal ini dikarenakan responden melihat pendidikan formal di UKM agro sebagai hal yang tidak diprioritaskan. Nilai R-Square yang terdapat pada model adalah 1,00 hal ini menjelaskan bahwa variabel konstruk kinerja UKM dapat dijelaskan oleh variabel konstruk modal insani dan modal sosial sebesar 100%. Tampak pada gambar nilai-nilai loading factor yang sudah sesuai dan merefleksikan laten, sehingga dapat dilakukan tahap selanjutnya yaitu boostrapping untuk menghasilkan model struktural.

Model struktural atau disebut juga inner model menggambarkan hubungan antarvariabel laten. Melalui langkah bootstrapping pada smartPLS, dapat diperoleh nilai original sample (O), kesalahan baku standar (standard errors), koefisien jalur (path coefficients/S) dan nilai T-Statistik. Dengan teknik ini, peneliti dapat menilai signifikansi statistik model penelitian dengan menguji

(28)

16

hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Hasil bootstraping model 3 terdapat pada Gambar 8.

Gambar 8 menggambarkan tentang pengaruh tidak langsung modal insani melalui modal sosial terhadap kinerja UKM (Hasil output dari smartPLS ditampilkan pada Lampiran 5). Hasil output inner model terpilihmenunjukkan nilai original sample (O), koefisien untuk tiap jalur hipotesis dan nilai T-Statistiknya yang diperoleh dari hasil output. Hubungan diantara variabel dengan melihat nilai original sampel (O) diperoleh hubungan positif antara variabel modal insani teerhadap modal socialdan variabel modal sosial terhadap kinerja UKM. Sedangkan variabel modal insani memiliki hubungan negatif terhadap kinerja UKM .

Pengujian terhadap model struktural selanjutnya adalah uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat niai T-statistik. Jika nilai T hitung > dari T tabel yaitu 1,96 untuk tingkat eror 5% dapat disimpulkan :

1. Konstruk Modal Insani terhadap Kinerja UKM memiliki T-statistik sebesar 0,964. Nilai T hitung < dari T tabel sehingga modal insani tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM

2. Konstruk modal insani terhadap modal sosial meiliki T-Statistik sebesar 2,609. Nilai T hitung > T tabel sehingga modal insani memiliki pengaruh yang signifikan terhadap modal sosial.

3. Konstruk Modal sosial terhadap kinerja UKM memiliki T- statistik sebesar 4,174. Nilai T hitung > T tabel sehingga modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM.

Modal insani tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap kinerja UKM Agro Kota Bogor. Ketidak berpengaruhan modal insani secara langsung terhadap kinerja mengindikasikan ada faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kinerja karena pada penelitian ini hanya dilihat dari satu sisi fungsional manajemen yakni manajemen sumberdaya manusia.

Akan tetapi modal insani memiliki pengaruh terhadap modal sosial dan modal sosial memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap kinerja UKM. Artinya modal sosial menjadi perantara bagi modal insani terhadap peningkatan kinerja UKM. Modal insani yang direfleksikan oleh indikator pengetahuan lain, pendidikan formal, pelatihan umum dan pelatihan spesifik pada dasarnya

(29)

17 menggambarkan skill dan kemampuan tenaga kerja dibutuhkan oleh UKM. Skill dan kemampuan tersebut dibutuhkan oleh UKM yang bergerak dibidang pengolahan untuk meningkatkan kinerjanya. Melalui modal sosial inilah skill dan kemampuan di dalam diri tenaga kerja dapat tersalurkan melalui modal sosial karena modal sosial merupakan proses pembentukan jaringan antar tenaga kerja dan hubungan antar tenaga kerja berupa komunikasi dan kerjasama dalam mencapai kepentingan bersama di dalam UKM. Hal ini terefleksikan oleh dimensi relasional, struktural dan kognitif yang terangkum dalam variabel modal sosial dalam penelitian ini.

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh UKM Agro Kota Bogor sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja UKM melalui The House Model yang dapat diimplementasikan dalam rangka perbaikan lingkungan internal UKM. Kebanyakan dari UKM yang dijadikan sampel penelitian belum memilki visi dan misi yang jelas dan didokumentasikan. Tujuan dari UKM ini pada umumnya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal ini timbul dikarenakan motivasi UKM untuk berkembang masih tergolong rendah. Untuk itu diperlukan sebuah batu loncatan sebagai standar yang dapat memotivasi UKM dalam mencapai cita-citanya. The House Model merupakan alat yang dapat digunakan oleh UKM untuk membantu UKM dalam merancang strategi dan menentukan impian dari usaha yang didirikannya. Berikut adalah rancangan The House Model UKM Agro Kota Bogor yang terdapat pada Gambar 9 di bawah ini.

The House Model yang dirancang pada Gambar 9 diperoleh berdasarkan analisis deskriptif dan analisisi SEM. The House Model UKM Agro kota Bogor memiliki atap yang berisikan sebuah visi dengan sebuah pilar yang terdiri dari key way dan action/milestone serta pondasi berupa tindakan yang harus dilaksanakan

Gambar 9The House Model UKM Agro Kota Bogor

Menjadi UKM Agro yang Produktif dan

Sustainable (berkelanjutan) Periode 5 Tahun

Pengembangan Modal Sosial

- Pengelolaan Manajemen

Konflik

- Pembentukan norma dan

nilai-nilai dalam UKM

- Pembentukan Visi, Misi, dan

Tujuan UKM

Komunikasi dan Kerjasama yang baik

Atap Visi

Pilar Indikator Kinerja Utama

(30)

18

oleh UKM Agro Kota Bogor. Berdasarkan hasil analisis deskriptif produktivitas memiliki nilai persepsi lebih besar dibandingkan dengan daya inovasi dalam menggambarkan indikator peningkatan kinerja. Maka Visi yang diterapkan oleh UKM Agro di Kota Bogor adalah “Menjadi UKM yang Produktif dan Suistainable (berkelanjutan) Periode 5 Tahun”. Visi tersebut akan menjadi atap dari The House Model.

Bagian kedua merupakan pilar terdiri dari key way dan action/milestone yang berfungsi sebagai penyokong berdirinya sebuah visi. Pilar tersebut diperoleh melalui permasalahan SDM yang diangkat dalam penelitian ini yakni peningkatan kinerja melalui modal insani dan modal sosial. Key way dari The House Model ini berupa “PengembanganModal Sosial” berdasarkan hasil hubungan laten antar variabel dalam analisis SEM. Action/milestone diperoleh melalui analisis persepsi. Nilai yang digunakan adalah nilai persepsi terendah (seperti ditunjukan Lampiran 4) pada setiap indikator-indikator modal sosial. Pada indikator dimensi struktural sub-indikator penyelesaian konflik memperoleh nilai terendah sehingga diperlukan manajemen konflik yang baik. Kemudian indikator dimensi relasional yang harus diperhatikan melalui pembentukan norma dan nilai-nilai karena pemahaman mengenai norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan memperoleh nilai terendah. Sementara pada dimensi kognitif sub-indikator shared vision yang memperoleh nilai terendah. Hal ini dikarenakan UKM Agro Kota Bogor belum memiliki visi, misi dan tujuan usaha yang jelas. Maka perlu dibentuknya batu loncatan berupa pembentukan visi, misi dan tujuan UKM. Berdasarkan pilar The House Model di atas dapat dilihat indikator kinerja utama yang akan digunakan oleh UKM Agro Kota Bogor. Tabel 7 menyajikan sasaran strategis, indikator pemicu, indikator kinerja utama dan target yang harus dicapai oleh UKM Agro Kota Bogor.

Bagian The House Model selanjutnya adalah pondasi. Pondasi merupakan perilaku pendukung agar tercapainya visi yang telah dibuat. Pondasi tersebut diperoleh melalui analisis persepsi pada sub-indikator dalam indikator-indikator modal sosial yang memiliki nilai tertinggi. Sub-indikator yang memperoleh persepsi tertinggi adalah komunikasi dan hubungan kerjasama. Nilai tertinggi ini menggambarkan bahwa komunikasi dan kerjasama terlah berjalan dengan baik dan menjadi kekuatan UKM pada indikator modal sosial. Maka kedua hal ini perlu ditingkatkan untuk mendukung pilar agar UKM Agro Kota Bogor dapat mencapai impian/visinya.

Tabel 7 Indikator kinerja utama UKM Agro Kota Bogor Sasaran

kebersamaan/ keakraban 2x dalam setahun

Terbentuknya visi, misi dan tujuan UKM

Pembentukan visi, misi

dan tujuan UKM Tercapai 2014

Terciptanya tenaga kerja yang taat aturan

SOP disiplin kerja pegawai Tercapai 2014 Penetapan sangsi kerja

(31)

19

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pengelolaan SDM menjadi permasalahan bagi UKM Agro Kota Bogor terutama pada pengembangan modal insani yang dianggap kurang penting dalam meningkatkan kinerja UKM. Simpulan dari hasil penelitian Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM Agro Kota Bogor adalah sebagai berikut: (1) Hasil analisis deskriptif diperoleh dimensi struktural yang dominan dalam membentuk modal sosial. Kemudian pengetahuan lainnya dianggap paling dominan dan diprioritaskan dalam membentuk modal insani. Sementara kinerja UKM Agro lebih dibentuk oleh produktivitas dari pada daya inovasi; (2) Hasil analisis SEM (Structural Equation Modelling) terpilih model ketigadengan modal sosial sebagai variabel perantara, bahwa modal insani tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja akan tetapi memiliki pengaruh terhadap modal sosial sedangkan modal sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM; (3) Rekomendasi untuk meningkatkan kinerja UKM adalah The House Models yang digunakan sebagai langkah UKM untuk menggapai impian dengan terfokus pada pengembangan modal sosial untuk meningatkan kinerja UKM.

Saran

Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) UKM Agro Kota Bogor disarankan untuk mengadakan gathering, outbond dan kegiatan lainnya terkait trust building, cooperation building untuk memperkuat modal sosial di UKM Agro, dan memfasilitasi sarana dan prasaranan produksi yang baik guna meningkatkan produktivitas UKM; (2) Peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan metode 360° apabila melakukan penelitian mengenai strategi peningkatan kinerja melalui modal insani dan modal sosialserta disarankan dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan peningkatan kinerja UKM melalui metode balance scorecard.

DAFTAR PUSTAKA

Agroindustri. 2010. Pengantar ke Ilmu-ilmu Pertanian. 1(4): 67-68.

[BPS] Badan Pusat Statistk. 2004. Indikator Makro Ekonomi Usaha Kecil danMenengah Tahun 2003. Jakarta (ID): BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistk. 2013. PDRB. [Internet]. [diunduh 2014 Maret 11]. Tersedia http://bogorkota.bps.go.id/sites/default/files/publikasi/PDRB.pdf Dokko G. 2004. Human Capital and Social Capital as Determinant of Individual

Performance [disertasi]. Pennsylvania (US): University of Pennsylvania. De Jong T. 2010. Linking Social Capital to Knowledge Productivity: An

(32)

20

Dessler G. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia. Paramita R, penerjemah; Fajar HH, editor. Jakarta (ID): PT Indeks. Terjemahan dari: Human Resource Management. Ed ke-1.

GayLR, Diehl PL.1992.Research Methods for Business and. Management.New York (US) :MacMillan Publishing Company.

Ghozali I. 2008.Structural Equation Modelling Methode Alternatif dengan Partial Least Square.Edisi Kedua. Semarang (ID): Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Horovitz J, Ohlsson-Corboz. 2007. A Dream with a Deadline: Turning Strategy into Action. Harlow (GB). FT Prentice Hall.

Hutapea P, Thoha N. 2008. Kompetensi Plus. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Istaiteyeh R. 2011.Economic Development and Highly Skilled Returnees: The Impact of Human Capital Circular Migration on the Economy of Origin Countries: The Case of Jordan. Kassel (GER): The University Kassel Press. IwantonoS. 2003. Kiat Sukses Berwirausaha (Strategi Baru Mengelola Usaha

Kecil dan Menengah). Jakarta (ID) : PT Gramedia Widyasarana Indonesia. [KUMKM]. Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Bogor. 2013.

Perkembangan UMKM Kota Bogor Tahun 2009-2012.Bogor (ID): KUMKM. Kusnedi MS. 2008. Model-model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup

Sample dengan LISREL. Bandung (ID) ; CV ALFABETA. Muljono.2012. Metode Penelitian Sosial. Bogor (ID): IPB Press.

Nishantha B. 2011. The relationship between human capital, social capital, and firm growth of small enterprises in Sri Langka.International Research Coference on Management and Finance. Colombo (SL): University of Colombo.

Rutha P. 2013. Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor Menggunaka The Dream House Model [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Stam W, Elfring T. 2008. Entrepreneurial orientation and new venture performance: the moderating role of intra and extraindustry social capital. Academic of Management journal. 51 (1), 97-111.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung (ID): CV. ALFABETA.

(33)

21

(34)

22

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM)

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul

Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden : ………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden: 1.Usia Anda saat ini:

a. <15 tahun d. 36-45 tahun

b. 16-25 tahun e. > 45 tahun, sebutkan.... c. 26-35 tahun

2.Status pernikahan:

a. Sudah menikah b. Belum menikah

c. Janda/Duda

3.Pekerjaan Anda saat ini:………..

4.Jumlah tanggungan/keluarga:

a. 1-2 orang d. 7-8 orang

b. 3-4 orang e. > 9 orang, sebutkan.... c. 5-6 orang

5. Pendidikan terakhir :

a. SD/sederajat d. Diploma

c. SMA/sederajat f. S2/S3

(35)

23

Lanjutan Lampiran 1

6. Penghasilan per bulan:

a. < Rp 500.000 d. Rp 1.250.000 – Rp 1.500.000 b. Rp 500.000 – Rp 750.000 e. > Rp 1.500.000, sebutkan... c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000

7.Jenis Pelatihan yang pernah diikuti...tahun ...oleh...

8.Lama bekerja di UKM…… tahun …. Bulan

9.Jenis pelatihan yang ingin diikuti...

10.Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM... 11. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM?

II. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) Agro Kota Bogor

Petunjuk pengisian:

Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM.Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai.

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju N = Netral/Tidak tahu

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS Dimensi Struktural

1. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya.

2. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya.

3. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul di dalam UKM 4. Semua informasi tersebar secara merata pada

seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM 5. Jabatan struktural tidak menjadi pembatas

dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja

6. Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan informal (misal : rekreasi, jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka

meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.

Dimensi Relasional

(36)

24

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS akan membantu jika saya menemui kesulitan

dalam perkerjaan.

9. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka.

10. Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan.

11. Saya selalu mematuhi peraturan yang

ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin. 12. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan

kritik yang membangun satu sama lain. 13. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan

dengan rekan kerja saya

Dimensi Kognitif

14. Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya.

15. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya.

16. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya.

17. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan.

18. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM. 19. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama

dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

Pendidikan Formal

20. Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan saya dalam bekerja

21. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka akan semakin terampil dalam bekerja

Metode Umum On The Job Training 22. On the job training (magang) di perusahaan

besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

23. On the job training (magang) di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

24. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang)

Metode On The Job Training Spesifik 25. On the job training (magang) untuk keahlian

tertentu di perusahaan besar meningkatkan

(37)

25

No. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS kemampuan saya dalam bekerja

26. On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di UKM lain yang lebih maju

meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja 27. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job

training (magang) untuk keahlian tertentu Pengetahuan Lainnya

28. Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan 29. Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang

pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja

Produktivitas

30. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan tepat waktu

31. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan secara maksimal dengan sumber daya yang ada

32. Saya pekerja yang berorientasi hasil

33. Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk mencapai hasil yang maksimal

Inovasi

34 Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih sederhana

35. Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya segera memperbaikinya

36. Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar hasil pekerjaan lebih maksimal

(38)

26

Lanjutan Lampiran 1

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER MANAJEMEN/PEMILIK UKM

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul

Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Agro Kota Bogor Melalui Modal Insani dan Modal Sosial

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya.

IDENTITAS RESPONDEN PENGELOLA

Nama Responden : ………

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ... Jabatan di UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden:

1.UKM berdiri sejak:... 2.Jenis UKM:

a. Usaha Kecil b. Usaha Menengah

3.Jenis usaha Anda saat ini:……….

4.Omset per bulan : Tahun 2013... Tahun2012…... 5.Jumlah tenaga kerja:...

6. Sumber modal :

a. Pribadi c. Lainnya, sebutkan... b. Pinjaman bank

7. Modal awal Rp...

. Visi :………. 9. Misi :………

10. Tujuan UKM :………

II. Pertanyaan Terbuka

1. Bagaimana komunikasi antara sesama karyawan dan antara karyawan dan atasan di dalam UKM?

(39)

27

Lanjutan Lampiran 1

3. Bagaimana proses transfer informasi di UKM? Apakah sudah tersebar dengan baik?

4. Apakah jabatan struktural menjadi penghalang komunikasi dalam UKM? 5. Apakah pernah diadakan kegiatan informal untuk mempererat hubungan ? 6. Apakah ada rasa saling percaya antar sesama karyawan dan karyawan

dengan atasan?

7. Jika ada karyawan yang kesulitan dalam pekerjaan, apakah karyawan lain akan membantu?

8. Bagaimana sosialisasi norma-norma dalam UKM kepada karyawan?

9. Bagaimana pelaksanaan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan hukuman untuk melanggar aturan?

10..Bagaimana upaya untuk meningkatkan keberasamaan antar sesama karyawan dan karyawan dengan atasan (dalam bentuk kegiatan formal)? 11.Apakah syarat pendidikan formal menjadi prioritas dalam penentuan jabatan

karyawan?

12.Apakah ada pendidikan berupa magang untuk karyawan?

13.Apakah ada penambahan kompetensi karyawan di luar pekerjaan yang dilakukannya?

14.Apakah ada standari waktu penyelesaian pekerjaan untuk karyawan? 15.Berapakah omzet per hari UKM anda ? Rp.

16.Produk UKM Utama?

17.Produk UKM lainnya yang dihasilkan selain yang produk utama? 18.Distribusi Penjualan produk yang dilakukan kemana saja?

19.Jumlah tenaga kerja dan posisinya dalam struktur organisasi seperti apa? Dan alasan membuat struktur organisasi dengan bentuk tersebut?

20.Apa saja upaya yang dilakukan UKM selama ini dalam : a. Meningkatkan produktivitas.

b. Meningkatan inovasi. c. Menghemat waktu / biaya.

d. Peningkatan beradaptasi (anggota & organisasi tersebut).

21.Sebutkan cita-cita terbesar yang ingin diraih pada UKM bapak/Ibu saat ini? 22.Sebutkan apa saja kendala utama yang dihadapi dalam mencapai cita-cita

tersebut?

23. Menurut Bapak/Ibu, langkah-langkah strategis atau upaya apa yang perlu dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala dalam UKM bapak/Ibu

24.Kriteria kualifikasi pekerja di UKM ini dari segi hard skill dan soft skill untuk setiap bagian adalah?

25.Darimana Bapak/Ibu mendapatkan SDM untuk bekerja pada UKM Bapak/Ibu?

26.Tata cara dan proses membuat produk utama apa saja langkah-langkahnya? 27.Pembinaan dalam bentuk pelatihan atau bimbingan teknis pernah di dapat

dari mana saja?

28.Bagaimana peran stakeholder terkait dalam membina UKM di tempat bapak/Ibu seperti PEMDA/ Perguruan Tinggi/ Swasta, apakah ada yang teribat? Dalam bentuk apa? Pelatihan/hibah/pendanaan?

(40)

28

Lanjutan Lampiran 1

30.Bentuk fasilitasi implementasi transfer pengetahuan pada UKM bapak/Ibu? 31.Aset yang dimiliki oleh UKM bapak/ Ibu?

a. Bangunan………..

b. Kendaraan………

c.Peralatan, sebutkan………

d.Perlengkapan sebutkan……….……… e. Sumber daya manusia sejumlah………..…..orang f. Lainnya……….

32. Bagaimana tata cara/prosedur kerja pada UKM bapak/Ibu? (apakah terdapat SOP setiap aktivitas/proses produksi, distribusi, disiplin kerja pegawai, pemasaran, keuangan, dsb)

33.bagaimana upaya Bapak/ibu selaku pemilik/ manajemen untuk selalu memotivasi kinerja pekerja dan meningkatkan team work pada UKM bapak/ibu

(41)

29

Lampiran 2 Uji Validitas dan uji reliabilitas Uji Validitas Kuisioner Karyawan UKM

Variabel Item (Q) R hitung R tabel Validitas*

Dimensi struktural (DS) 1 0,809 0,361 Valid

2 0,620 0,361 Valid

3 0,415 0,361 Valid

4 0,494 0,361 Valid

5 0,771 0,361 Valid

6 0,647 0,361 Valid

Dimensi relasional (DR) 7 0,583 0,361 Valid

8 0,617 0,361 Valid

9 0,425 0,361 Valid

10 0,564 0,361 Valid

11 0,629 0,361 Valid

12 0,526 0,361 Valid

13 0,544 0,361 Valid

Dimensi Kognitif (DK) 14 0,498 0,361 Valid

15 0,663 0,361 Valid

16 0,656 0,361 Valid

17 0,573 0,361 Valid

18 0,677 0,361 Valid

19 0,587 0,361 Valid

Pendidikan Formal (PF) 20 0,773 0,361 Valid

21 0,881 0,361 Valid

Metode On the job training umum(MU) 22 0,884 0,361 Valid

23 0,875 0,361 Valid

24 0,925 0,361 Valid

Metode On the job training spesifik (MS) 25 0,841 0,361 Valid

26 0,806 0,361 Valid

27 0,888 0,361 Valid

Pengetahuan Lainnya (PL) 28 0,801 0,361 Valid

29 0,769 0,361 Valid

Produktifitas (PRO) 30 0,895 0,361 Valid

31 0,807 0,361 Valid

32 0,883 0,361 Valid

33 0,648 0,361 Valid

Daya Inovasi (DO) 34 0,700 0,361 Valid

35 0,802 0,361 Valid

36 0,770 0,361 Valid

*valid apabila R hit > R table

Uji Reliabilitas kuisioner karyawan Cronbach

Alpha Reliabitas*

0.862 reliabel

(42)

30

Lampiran 3 Analisis deskriptif dari karakteristik UKM dan karyawan UKM TABULASI SILANG LAMA BERDIRI DAN SKALA UKM

Skala UKM

Total

Lama Berdiri KECIL MENENGAH

0-5 1 0 1

6-10 1 0 1

11-15 1 0 1

16-20 1 0 1

>20 2 1 3

Total 6 1 7

TABULASI SILANG TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA

Tingkat Pendidikan Usia Total

<15 16-25 26-35 36-45 >45

SD 1 1 4 3 2 11

SMP 0 5 7 1 0 13

SMA 0 1 0 4 1 6

S1 0 1 0 1 0 2

Total 1 8 11 9 3 32

TABULASI SILANG TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA BEKERJA

Tingkat Pendidikan Lama Bekerja

Total 1-5 6-10 >20

SD 6 4 1 11

SMP 9 4 0 13

SMA 3 2 1 6

S1 1 0 1 2

Total 19 10 3 32

TABULASI SILANG TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN

Penghasilan

Total Tingkat

Pendidikan

500000-750000

750000-1000000

1250000-1500000 >1500000

SD 3 0 3 5 11

SMP 1 8 2 2 13

SMA 0 1 1 4 6

S1 0 0 1 1 2

(43)

31

Lanjutan lampiran 3

TABULASI SILANG TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN

Status Pernikahan

Total Tingkat Pendidikan Sudah

menikah

Belum

menikah Duda/janda

SD 7 3 1 11

SMP 7 6 0 13

SMA 5 1 0 6

S1 1 1 0 2

Total 20 11 1 32

TABULASI SILANG TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN

Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan Total

1-2 3-4 5-6 7-8

SD 4 3 3 1 11

SMP 7 5 0 1 13

SMA 1 4 1 0 6

S1 0 0 1 1 2

(44)

32

Lampiran 4 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial

Variabel : Struktural

No Pernyataan Nilai Keterangan

1 Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama

dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya. 4,09 SETUJU 2 Saya melakukan komunikasi dan hubungan

kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya

4,31 SANGAT

SETUJU 3 Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan

konflik-konflik yang muncul di dalam UKM 3,78 SETUJU 4 Semua informasi tersebar secara merata pada

seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM 4,00 SETUJU 5 Jabatan struktural tidak menjadi pembatas dalam

berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja 4,16 SETUJU 6 Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan informal

(misal : rekreasi, jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.

3,84 SETUJU

Rata-rata 4,03 SETUJU

Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : Relasional

No Pernyataan Nilai Keterangan

1 Saya selalu mempercayai rekan kerja saya. 4,03 SETUJU 2 Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya akan

membantu jika saya menemui kesulitan dalam perkerjaan.

4,13 SETUJU

3 Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka.

3,97 SETUJU 4 Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai

yang berlaku di perusahaan. 3,81 SETUJU

5 Saya selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan

didalam perusahaan secara disiplin. 3,97 SETUJU 6 Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan

kritik yang membangun satu sama lain. 3,88 SETUJU 7 Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan

rekan kerja saya 4,09 SETUJU

Rata-rata 3,98 SETUJU

(45)

33

Lanjutan lampiran 4

Variabel : Kognitif

No Pernyataan Nilai Keterangan

1 Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan

rekan kerja saya. 4,09 SETUJU

2 Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan

rekan kerja saya. 3,97 SETUJU

3 Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang

saya miliki dengan rekan kerja saya. 4,03 SETUJU 4 Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai

tujuan UKM yang telah ditetapkan. 3,84 SETUJU 5 Saya selalu memiliki pemahaman yang sama

dengan rekan kerja tentang tujuan UKM. 3,66 SETUJU 6 Saya selalu memiliki antusiasme yang sama

dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

3,31 CUKUP

SETUJU

Rata-rata 3,82 SETUJU

Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : pendidikan formal

No Pernyataan Nilai Keterangan

1 Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan

saya dalam bekerja 2,44

KURANG SETUJU 2 Semakin tinggi pendidikan formal seseorang,

maka akan semakin terampil dalam bekerja 2,94 SETUJU CUKUP

Rata-rata 2,69 CUKUP

SETUJU Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : metode umum on the job training

No Pernyataan Nilai Keterangan

1 On the job training (magang) di perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

3,47 SETUJU

2 On the job training (magang) di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

3,44 CUKUP

SETUJU 3 Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job

training 3,72 SETUJU

Rata-rata 3,54 SETUJU

Gambar

Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Gambar 3 Struktur Model 1
Gambar 6 Kerangka The House Model (Horovitz dan Corbooz, 2007)
Tabel 6 Hasil Evaluasi outer modeldan inner model pada model 1, 2 dan 3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada siklus II juga mengalami peningkatan dari pertemuan pertama dengan jumlah skor 14 dengan persentase 70% dikategorikan baik, meningkat pada pertemuan kedua dengan

Knirk dan Gustafson(2005) menjelaskan bahwa Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan

Dengan adanya baterai laptop bertenaga matahari ini pengguna tidak perlu terus mengisi baterai pada stopkontak secara terus menerus di siang hari, namun anda cukup berada pada

Definisi kepatuhan dalam (Pusat Bahasa, 2008) adalah menuruti atau mengikuti atau mentaati, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai badan yang

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hasil Welding Keterampilan Kejuruan Kompetisi Siswa Sekolah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY); (2) mengetahui kesalahan

---Demikian Berita Acara ini dibuat, dengan sebenar-benarnya, ditutup pada hari ini, Selasa tanggal dua puluh enam bulan Januari tahun dua ribu enam belas pukul tiga

Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa yang diancam pupus seperti bahasa masyarakat Orang Asli Seletar adalah julung kalinya dikaji dengan menggunakan teori Semiotik

Allah dengan hikmah, nasihat yang baik dan diskusi ( jadal) dengan hujah yang lebih baik mengingkari taqhut, dan mengeluarkanya dari kegelapan jahiliah kepada Islam.. Asep Muhiddin