• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSU. Pirngadi Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSU. Pirngadi Medan Tahun 2014"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS

TENTANGPENERAPAN METODEKANGURU PADA BAYI

BERAT BADAN LAHIRRENDAH

DI RSUDR PIRNGADIMEDAN

TAHUN 2014

MELA DEWI NASUTION

135102130

KARYA TULIS ILMIAH

(2)
(3)

PENGETAHUANDAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PENERAPAN METODE KANGURU PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR

RENDAH DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK Mela Dewi Nasution

Latar belakang : Perawatan metode kanguru merupakan salah satu alternatif metode perawatan BBLR. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR, untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.

Tujuan penelitian : Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang penerapan metode kanguru pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 30 orang dengan metode pengambilan sampel adalah eccidental sampling. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data digunakan Univariat.

Hasil: Hasil penelitian diperoleh usia responden mayoritas 20-35 tahun sebanyak 26 orang (86%), pendidikan SMA 17 orang (56%), pekerjaan IRT 17 orang (56%), pengetahuan baik 16 orang (53%), sikap positif 19 orang (63%).

Kesimpulan:Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu baik dan sikap positif terhadap penerapan metode kanguru. Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk tetap menerapkan metode kanguru terutama bagi bayi yang memiliki berat badan lahir rendah untuk mengurangi angka kematian.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah swt karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi

Berat Badan Lahir Rendah di RSU. Pirngadi Medan Tahun 2014.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini yaitu :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. Diah Lestari Nasution, SST. M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arah kepada peneliti.

4. Betty Mangkuji, SST. M.Keb selaku dosen penguji I, dalam sidang karya

tulis ilmiah.

5. DR. dr. Sarma N. Raja Sp.OG(K) selaku dosen penguji II, dalam sidang

karya tulis ilmiah.

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak dan Ibunda, Abanganda, Adinda serta kakanda yang telah

memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan

(5)

5. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga

karya tulis ilmiah ini selesai.

6. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terimah kasih atas semua bantuan yang diberikan,

semoga mendapat anugerah dari Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juli 2014

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR SKEMA ………...………...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB 1 PENDAHULUAN………..……….1

A. Latar Belakang ………...…..1

B. Perumusan Masalah ………...……..4

C. Tujuan Penelitian ………...………..4

1. Tujuan Umum ………...……….4

2. Tujuan Khusus ………...…………4

D. Manfaat Penelitia………...………...4

1. Bagi Institusi Pendidikan ………... 4

2. Bagi Peneliti ………...………....4

3. Bagi Petugas Kesehatan………..………...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...6

A. Pengetahuan ………...………..6

1. Pengetahuan………...……….... 6

(7)

B. Masa Nifas………...………...10

1. Pengertian Masa Nifas ………...….…...10

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas ………...10

3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas ………...12

4. Tahapan Masa Nifas …………...……….………....12

5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas……….…………...….13

C. Metode Kanguru………...………...…...15

1. Pengertian Metode Kanguru………...………..15

2. Sejarah Penerapan Metode Kanguru ………..…...15

3. Manfaat Metode Bagi Bayi………..………...……18

4. Manfaat Metode Bagi Ibu ………..……….…...19

5. Manfaat Metode Bagi Ayah………...………..19

6. Manfaat Metode Kanguru Bagi Petugas Kesehatan ………...…...19

7. Jenis Metode Kanguru ………...………..20

8. Lama dan Jangka Waktu Metode Kanguru ………...20

9. Kriteria Pelaksanaan Metode Kanguru ………...21

10.Kriteria Keberhasilan Metode Kanguru………..……….…21

11.Sebab Keberhasilan Metode Kanguru ………...………..22

12.Strategi Untuk Memulai Metode Kanguru ………...…...22

13.Empat komponen Metode Kanguru ………...……....…..22

14.Langkah – langkah Melakukan Metode Kanguru………...……...23

D. Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) ………....24

1. Pengertian BBLR ………..……….………..24

(8)

BAB IIIKERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERESIONAL …….…....25

A. Kerangka Konsep ………....…………...………...25

B. Definisi Operasional ………...………...26

BAB IV METODE PENELITIAN………...…….27

A. Desain Penelitian ………...27

B. Populasi dan Sampel ………...…...27

C. Tempat Penelitian ………...27

D. Waktu Penelitian ………...28

E. Etika Penelitian ………...28

F. Istrumen Penelitian ………..……..29

G. Uji Validitas Reliabitas ………..……....29

H. Prosedur Pengumpulan Data………...………....30

I. Rencana Analisa Data………...……..………30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...31

A. Hasil Penelitian...31

B. Pembahasan...35

C. Keterbatasan Penelitian...38

D. Implikasi Penerapan Metode Kanguru...39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...40

A. Kesimpulan...40

B. Saran...40

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.a. Defenisi Operasional...26

Tabel 5.a. Distribusi Karakteristik Responden...31

Tabel 5.b. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Item Kuesioner...32

Tabel 5.c. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan...33

Tabel 5.d. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Item Kuesioner...34

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjalasan

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar konsultasi

Lampiran 5 : Master tabel

Lampiran 6 : Hasil uji univariat

(12)

PENGETAHUANDAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PENERAPAN METODE KANGURU PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR

RENDAH DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK Mela Dewi Nasution

Latar belakang : Perawatan metode kanguru merupakan salah satu alternatif metode perawatan BBLR. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR, untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.

Tujuan penelitian : Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang penerapan metode kanguru pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 30 orang dengan metode pengambilan sampel adalah eccidental sampling. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data digunakan Univariat.

Hasil: Hasil penelitian diperoleh usia responden mayoritas 20-35 tahun sebanyak 26 orang (86%), pendidikan SMA 17 orang (56%), pekerjaan IRT 17 orang (56%), pengetahuan baik 16 orang (53%), sikap positif 19 orang (63%).

Kesimpulan:Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu baik dan sikap positif terhadap penerapan metode kanguru. Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk tetap menerapkan metode kanguru terutama bagi bayi yang memiliki berat badan lahir rendah untuk mengurangi angka kematian.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Di dalam Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer ( MPS ) di

Indonesia 2001-2010 disebutkan bahwa dalam konteks Rencana Pembangunan

Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dan rencana program MDGS, visi MPS

adalah “ Kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang

lahir hidup dan sehat “ (Abdul. B. S. 2006. V)

WHO memperkirakan bahwa dari tahun 1995 hingga tahun 2000 sebagian

besar negara di Amerika, Asia Tenggara, Eropa, dan wilayah Barat Pasifik dapat

menurunkan angka kematian bayi. Daerah Mediterania Timur kurang dapat

menurunkan angka kematian bayi dan sedangkan Afrika justru mengalami kenaikan

angka kematian bayi. Kolombia dan Sri Lanka dengan angka kematian bayi tidak

lebih dari 15/1.000 kh. Nicaragua dan Vietnam 17 dan 15/1.000 kh. Sedangkan

negara-negara di Eropa Utara dengan koordinasi yang lebih baik pada pelayanan

antenatal,persalinan,dan pasca persalinan dapat menurunkan angka kematian bayi (

Depkes. 2006. 30 ).

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2002/2003 angka

kematian bayi ( AKB ) sudah terjadi penurunan yang cukup tajam yaitu 35/1.000 kh

namum angka di atas masih tinggi di antara negara-negara Asean ( Depkes. 2007).

Bagi bayi dengan badan lahir rendah (BBLR) akan meningkatkan angka

kesakitan dan angka kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan komplikasi

(14)

kiranya dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Usaha terpenting

penatalaksanaan bayi BBLR meminimalkan gangguan / komplikasi yang dapat

timbul sebagai akibat dari keterbatasan berbagi fungsi tubuh bayi yang dilahirkan

dengan berat badan lahir rendah.

Menurut buku ilmu kesehatan anak, staf pengajar FKUI (1985), menyebutkan

bahwa frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di negara

berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Rasio antara negara maju dan negara

berkembang adalah 1 : 4. WHO pada tahun 2003 menyatakan bahwa setiap tahun di

perkirakan neonatus yang lahir sekitar 20 juta adalah BBLR.

Prevalensi bayi berat lahir rendah di perkirakan 15% dari seluruh kelahiran di

dunia dengan batasan 3,3 % - 38 % dan lebih sering terjadi di negara – negara

berkembang atau sosio ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian

BBLR di dapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi

di banding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2007). Menurut

WHO 17% dan 25 juta persalinan pertahun adalah bayi berat lahir rendah (BBLR)

dan hampir semua terjadi di negara berkembang.

Menurut SDKI (1997), Indonesia sebagai negara berkembang telah berhasil

menurunkan angka kematian bayi dari 145 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1967

menjadi 52 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1997. Namun pada tahun 1999,

angka ini meningkat kembali menjadi 114 per seribu kelahiran hidup setelah terjadi

krisis ekonomi.

Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),

angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian per 1000 kelahiran hidup

dan angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran hidup. Namun angka kejadian di

(15)

antara 9 % - 30 % hasil studi di 7 daerah multisenter di peroleh angka BBLR dengan

rentang 2,1% -17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR

sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang di tetapkan pada sasaran

program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7 %.

Menurut survei ekonomi nasional (SUSENAS) pada tahun 2005, kematian

neonatus yang di sebabkan oleh BBLR sebesar 38,85 %. Angka kejadian BBLR di

Indonesia berkisar 9 % - 20% bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain.

Sebanyak 25% bayi dengan BBLR meninggal pada saat baru lahir dan 50 % nya

meninggal saat bayi.

Perawatan metode kanguru merupakan salah satu alternatif metode perawatan

BBLR. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah

dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR, untuk memenuhi kebutuhan bayi

yang paling mendasar yaitu kehangatan, ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi,

keselamatan dan kasih sayang. Metode kanguru tidak hanya sekedar menggantikan

peran inkubator, namun juga memberikan berbagai keuntungan yang tidak dapat di

berikan inkubator ( Anik Maryunani . 2013. hlm. 193).

Dan berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di RSU.

dr.Pirngadi Medan tanggal 23 desember 2013 diperoleh data ibu nifas yang memiliki

bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 139 0rang pada tahun 2012,

sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 142 orang.

Mengingat pentingnya kesejahteraan masyarakat,maka peneliti berminat

untuk melakukan penelitian yang barjudul “ Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas

(16)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang

Penerapan Metode Kanguru Pada BBLR Tahun 2014”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan

dan sikap ibu nifas terhadap penerapan metode kanguru pada bayi dengan

berat badan lahir rendah.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifastentang penerapan metode

kanguru.

2. Untuk mengetahui sikap ibu nifas tentang penerapan metode kanguru.

D.Manfaat Peneliti

1. Bagi institusi pendidikan

Menambah sumber kepustakaan dan informasi dalam proses belajar dan juga

masukan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian.

2. Bagi peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan

sekaligus keterampilan dalam menerapkan teori-teori yang didapat selama

pendidikan.

3. Bagi PetugasKesehatan

Sebagaibahaninformasidanuntukmenambahketerampilanpetugaskesehatandala

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

Menurut Notoatmodjo, ( 2003 : 128 ), pengetahuan mempunyai 6 (enam)

tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh yang dipelajari atau rangsangan yang

diterima, oleh sebab itu “ tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan,

menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

(18)

tersebut secara benar tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analis (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau suatu objek ke

dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menujukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulir baru dari formulasi- formulasi yang telah ada. Misalnya : dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan

terhadap suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang

(19)

pada pertanyaan yang menyangkut tentang pengetahuan, maka pada jawaban

yang diberikan kepada responden akan diberikan ketentuan :

a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil

Nilai terbesar : 10

Nilai terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang ( R )

Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil

= 10 – 0 = 10

c. Menentukan nilai panjang kelas ( i )

Panjang kelas ( i ) = ������� ����������� =

10

3 = 3,3 = 3

d. Menentukan kategori pengetahuan berdasarkan perolehan nilai

Kategori baik : apabila responden menjawab benar skor 7-10

Kategori cukup : apabila responden menjawab benar skor 4-6

Kategori kurang: apabila responden menjawab benar skor 0-3

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap stimulus atau objek (Notoatmdjo : 2003 : 130). Dalam bagian lain Alport

(1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen (Notoatmodjo : 2003 :

131-132) yakni :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evolusi emosional terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama- sama membentuk sikap yang utuh

(20)

keyakinan dan emosi yang memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan,

sikap ini terjadi dari berbagai tingkatan. Tingkatan sikap :

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (Valuating)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya. Segala resiko

adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

Cara menghitung sikap yaitu dengan menggunakan skala likert yaitu untuk

mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala masalah yang ada

dimasyarakat atau dialaminya. (Hidayat. 2007. hlm. 102).

Pertanyaan positif Nilai Pertanyaan Negatif nilai

Dengan pertanyaan : 10 Dengan pertanyaan : 10

Sangat setuju : 4 Sangat setuju : 1

Setuju : 3 Setuju : 2

Tidak setuju : 2 Tidak setuju : 3

(21)

Sikap positif 26- 40 Sikap negatif 10 - 25

Penilaian kategori : sikap positif dan negatif sesuai pengelompokan skor yaitu :

Sikap positif : jika responden mendapatkan skor dengan nilai 26-40

Sikap negatif : jika responden mendapatkan skor dengan nilai 10-25

B. Masa Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Dalam bahasa latin waktu tertentu setalah melahirkan anak ini disebut

puerperium yakni dari kata puer yang artinya bayi dan parous

melahirkan.Jadi, Puerperium berarti masa setelah melahirkan.

Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

Batasan waktu nifas yang paling singkat ( minimum ) tidak ada batas

waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu relatif pendek darah sudah tidak

keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari (Wulandari. 2011.

hlm. 1).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Semua kegiatan yang dilakukan dalam bidang kebidanan maupun

dibidang-bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan-kegiatan itu

terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian.

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu

akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas

(22)

Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3

kematian bayi terjadi dlam 4 minggu selelah persalinan dan 60% kematian

BBl terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan dan asuhan

pada ibu dab bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.

Adapun tujuan dari perawatan nifas ini adalah :

a. Untuk memulihkan kesehatan umum penderita, dengan jalan :

1) Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan

2) Menghilangkan terjadinya anemia

3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan

sterilisasi

4) Selain hal-hal diatas untuk mengembalikan kesehatan umum ini

diperlukan pergerakan otot yang cukup, agar tonus otot menjadi lebih

baik, peredaran darah lebih lancar dengan demikian otot akan

mengadakan metabolisme lebih cepat.

b. Untuk mendapatkan kesehatan emosi

c. Untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi

d. Untuk memperlancar pembentukan air susu ibu

e. Agar penderita dapat melaksanakan perawatan sampai masa nifas

selesai, dan dapat memelihara bayi-bayi dengan baik, agar pertumbuhan

dan perkembangan bayi normal.

3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah

memberikan perawatan dan support sesuai kebutuhan ibu secara partnersip

dengan ibu.

(23)

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas

b. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan

f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

4. Tahapan Masa Nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode :

a. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan barjalan-jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetal

yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

berbulan-bulan, atau tahunan.

5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk

(24)

Frekuensi kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah persalinan 1. Mencegah perdarahan masa nifas

akibat atonia uteri

2. Mendeteksi dan merawat penyebab

lain perdarahan, rujuk jika perdarahan

berlanjut

3. Memberikan konseling pada ibu atau

salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas karena atonia uteri

4. Pemberian ASI awal

5. Melakukan hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hypotermi

7. Jika petugas kesehatan menolong

persalinan ia harus tinggal dengan ibu

dan bayi lahir utuk 2 jam pertama

setelah kelahiran atau sampai ibu dan

bayi dalam keadaan stabil

2 6 hari setelah persalinan 2. Memastikan involusi uterus berjalan

normal uterus berkontraksi fundus

dibawah umbilikus tidak ada

perdarahan abnormal tidak ada bau

3. Menilai adanya tanda-tanda demam

4. Memastikan ibu mendapatkan cukup

makanan, cairan, dan istirahat

5. Memastikan ibu menyusui dengan

baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

6. Memberikan konseling pada ibu

tentang asuhan pada bayi, tali pusat,

(25)

3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas ( 6 hari setelah

persalinan )

4 6 minggu setelah persalinan 1. menanyakan pada ibu tentang

penyulit-penyulit yang ibu alami

2. memberikan konseling KB secara

dini

Tujuan kebijakan tersebut adalah:

1. Untuk menilai kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

2. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan

kesehatan ibu dan bayinya.

3. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas.

4. Menangani berbagai masalah yang timbul dan gangguan kesehatan ibu

maupun bayinya pada masa nifas.

C. Metode Kanguru

1. Pengertian Metode Kanguru

Metode Kanguru dikenal juga dengan sebutan perawatan skin to skin,

metode kanguru adalah cara yang sederhana untuk merawat bayi baru lahir

dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayinya

(Maryunani. 2013. hlm. 195).

Hal-hal yang berkaitan dengan metode kanguru,antara lain :

a. Cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan

topi), dilakukan secara tegak / vertikal di dada antara kedua payudara ibu

(ibu bertelanjang dada) kemudian diselimuti.

b. Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dan bayinya secara

(26)

d. Metode kanguru dimulai di rumah sakit / pelayanan kesehatan, kemudian

dapat dilanjutkan di rumah.

e. Dengan metode kanguru bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.

f. Metode kanguru ini lebih efektif untuk menghindari berbagai stres yang

dialami BBLR selama perawatan diruang perawatan intensif.

2. Sejarah Penerapan Metode Kanguru

a. Penelitian oleh Rey dan Martinez (1979 )

Pada tahun 1979,Rey dan Martinez memperkenalkan metode kanguru

pertama kali di Bogota,Colombia,Amerika Latin.

Dalam hal ini, Rey dan Martinez menyatakan bahwa skin to skin contact

( kontak kulit ke kulit ) dapat meningkatkan kelangsungan hidup bayi,

terutama yang mengalami BBLR atau prematur (Anik M, 2013. hlm.

196).

Berikut ini adalah tabel adanya peningkatan kelangsungan hidup BBLR

yang diteliti oleh Rey dan Martinez :

No Berat Badan Byi Sebelum Metode

kanguru (%)

Sesudah Metode

Kanguru (%)

1 501-1000 gram 0 72

2 1001-1500 gram 72 89

Disebut metode kanguru karena cara ini meniru binatang kanguru yang

biasanyan melahirkan bayi imatur dan menyimpan bayinya dikantung

ibunya untuk mencegah kedinginan. Binatang kanguru dipilih sebagai

model perawatan bayi baru lahir, terutama bayi yang lahir dengan berat

badan rendah,karena bayi yang dilahirkan oleh kanguru biasanya imatur

(27)

Untuk melindungi bayinya yang imatur tersebut, maka induk kanguru

memasukkan bayinya kedalam kantung tubuhnya, yang berfungsi untuk:

1. Termoregulator bayinya

2. Menyusui bayinya

3. Melindungi bayinya

b. Penelitian Bauer K, dkk ( 1970 )

Bauer K, dkk telah melakukan penelitian pada bayi-bayi prematur yang

stabil dan tanpa komplikasi dengan berat badan lahir kurang dari 1500

gram, umur kurang 1 minggu, yang dilakukan perawatan kontak kulit

ke kulit selama 1 jam bergantian dengan perawatan dalam inkubator

yang lamanya juga 1 jam.

Hasil penelitian Bauer K, tersebut selama perawatan kulit ke kulit di

dapatkan hasil sebagai berikut:

No Hal-hal yang diteliti Hasil

1 Suhu rektal dan suhu kulit perifer Rata-rata suhu rektal 0,2 ᴼC dan suhu kulit perifer 0,6 ᴼC selama perawatan kulit ke

kulit lebih tinggi dari pada

suhu selama perawatan

inkubator.

2 Kebutuhan oksigen Selama perawatan kulit ke

kulit, kebutuhan oksigen kulit

yaitu 6,1 (0,9 ml/kg per

menit) lebih tinggi

dibandingkan dengan

kebutuhan oksigen perawatan

bayi dalam inkubator, yaitu

(28)

c. Penelitian di Sulawesi dan Sumatra Utara

Pada penelitian ini yang dilakukan di dua profinsi ini,dilakukan studi

tentang implementasi penerimaan wanita terhadap perawatan metode

kanguru.

Hasilnya adalah ternyata perawatan metode kanguru dapat dilaksanakan

karena:

1. Secara budaya dapat diterima

2. Memberi hasil yang cukup baik terhadap bayi BBLR, yakni terutama

dari perkembangan suhu tubuh bayi dan kenaikan berat badan bayi.

3. Manfaat Metode Kanguru Bagi Bayi Baru Lahir, terutama BBLR

No Manfaat Bukti Penelitian Yang Terkait

1. Pemakaian kalori berkurang Aktivitas dan frekuensi menangis

berkurang sehingga pemakaian

kalori berkurang

2. Terjadi stabilisasi pernafasan dan

denyut jantung bayi

Pernafasan dan denyut jantung bayi

relatif terdapat dalam batas normal

3. Terjadi stabilisasi suhu BBLR lebih cepat mencapai suhu

36,5 ᴼC terutama dalam waktu 1 jam pertama

4. BBLR menetek dengan baik dan

lebih lama

BBLR menetek dengan baik dan

lebih lama, sehingga dapat

memperbaiki pertumbuhan bayi

5. Kenaikan berat badan bayi lebih

baik

Meningkatkan berat badan bayi

lebih cepat

6. Waktu tidur bayi lebih lama Waktu tidur bayi lebih lama, yang

antara lain ditandai dengan jumlah

(29)

7. Mengurangi kejadian infeksi Menurunkan infeksi nasokomial,

penyakit berat.

8. Bayi merasa aman dan nyaman Bayi lebih tenang dan rileks sebagai

akibat kontak langsung dengan

orang tuanya

4. Manfaat Metode Kanguru bagi Ibu

No Manfaat Bukti Penelitian

1. Ibu lebih percaya diri, pengaruh

psikologis

Pengaruh psikologis terhadap orang

tua lebih baik karena timbul rasa

percaya diri, kepuasan, ketenangan

dan perasaan senang

2. Menghemat biaya rumah tangga Mempermudah pemberian ASI dan

menikmati keuntungan ASI yang

menyehatkan bayi

3. Keluarga (ibu dan ayah) lebih siap

merawat bayinya

Mereka lebih yakin dalam merawat

bayi mereka karena sudah

mendapatkan kesempatan yang

barharga, mencurahkan kasih

sayang, dan berpartisipasi aktif

dalam marawat bayi mereka

5. Manfaat Metode Kanguru bagi Ayah

a. Ayah memiliki peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya.

b. Metode kanguru dapat meningkatkan hubungan antara ayah dan bayinya.

6. Manfaat Metode Kanguru bagi Petugas Kesehatan

a. Efisiensi tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya.

b. Beban kerja petugas berkurang ibunya merawat bayinya sendiri.

c. Petugas kesehatan dapat melakukan tugas lain yang membutuhkan

(30)

7. Jenis Metode Kanguru

Terdapat 2 jenis metode kanguru, yang disebut metode kanguru

intermiten dan metode kanguru kontinyu, yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Metode Kanguru Intermiten

1. Metode ini biasanya dilakukan di fasilitas unit perawatan khusus

2. Metode ini tidak diberikan sepanjang waktu

3. Metode ini hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih

berada dalam perawatan di inkubator.

4. Metode intermiten dapat dimulai pada bayi yang sakit.

b. Metode kanguru kontinyu

1. Metode ini bisa dilakukan di unit rawat gabung.

2. Metide ini diberikan sepanjang waktu.

3. Pada bayi sakit, metode kontinyu dapat diterapkan apabila kondisi bayi

harus dalam keadaan stabil.

4. Bayi harus dapat bernafas secara alami tanpa bantuan oksigen.

8. Lama dan Jangka Waktu Penerapan Metode Kanguru

a. Secara bertahap lama waktu penerapan metode kanguru ditingkatkan dari :

1. Mulai dari perawatan yang belum menggunakan perawatan metode

kanguru.

2. Di lanjutkan dengan metode kanguru intermiten.

3. Kemudian di ikuti dengan perawatan metode kanguru kontinyu.

b. Kontak waktu yang singkat, kurang dari 60 menit, karena dapat

menyebabkan bayi stres. Perlu di carikan strategi apabila ibu tidak ada atau

berkegiatan lain sehingga tidak bisa melakukan metode kanguru, antara

(31)

1. Apabila bayi masih berada di fasilitas pelayanan kesehatan, maka

sebaiknya bayi di letakkan di inkubator.

2. Apabila bayi telah dilakukan pemulangan, maka anggota keluarga lain

dapat menggantikan ibu dalam melaksanakan metode kanguru.

c. Penggunaan metode kanguru dihentikan jika bayi sudah tidah

membutuhkan lagi, apabila :

1. Minimal berat badan bayi > 2500 gram.

2. Suhu stabil 37 ᴼC.

3. Menetek kuat seperti bayi yang sehat.

9. Kriteria Pelaksanan Metode kanguru, antara lain :

a. Bayi prematur.

b. Berat badan bayi kurang dari atau sama dengan 1800 gram.

c. Bayi mampu bernafas sendiri.

d. Bayi tidak mengalami kegawatan dalam pernafasan dan sirkulasi.

e. Bayi tidak mengalami kelainan bawaan yang barat.

10. Kriteria Keberhasilan Metode Kanguru

a. Suhu badan bayi stabil dan optimal.

b. Mampu menetek.

c. Produksi ASI cukup.

d. Kenaikan berat badan bayi stabil.

e. Bayi tumbuh dan berkembang optimal.

11. Sebab Keberhasilan Metode Kanguru

a. Bayi seperti dalam kandungan dan dapat mendengarkan detak jantung

(32)

b. Mencegah bayi dari cahaya yang terlalu terang, udara yang berhembus

semilir.

c. Mendapat keuntungan dirawat tegak dan tengkurap, tidur lebih lelap.

12. Strategi untuk Memulai Metode Kanguru

a. Pertama-tama, harus ada kemauan ibuuntuk melaksanakan metode

kanguru.

b. Perlu pengaturan waktu untuk melaksanakan metode kanguru,harus

tersedia waktu yang penuh, anggota keluarga yang lain dapat menawarkan

kontak kulit yang intermiten.

c. Perlu memperhatikan kesehatan umum ibu.

d. Ibu di sarankan untuk memakai pakaian yang longgar dan dari bahan yang

ringan untuk dipakai.

e. Ibu diharapkan untuk mengajak pasangannya (suami) atau anggota

keluarga lainnya.

f. Perlu disediakan ruangan yang nyaman dan hangat.

g. Ibu dan pasangan / anggota keluarga dekat perlu diberikan penjelasan

mengenai metode kanguru.

13. Empat Komponen Metode Kanguru

Terdapat empat komponen metode kanguru yang perlu dipahami oleh

petugas kesehatan, yakni :

a. Posisi kanguru, adanya kontak kulit dengan kulit antara bagian depan

tubuh bayi dengan dada ibu dan perut ibu dalam baju kanguru.

b. Nutrisi, yaitu pemberian ASI eksklusif.

c. Dukungan, yaitu memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi.

(33)

14 . Langkah-langkah melakukan metode kanguru

a. Letakkan bayi di antara payudara ibu dengan kaki bayi di bawah

payudara ibu dan tangan bayi di atasnya.

b. Kulit bayi harus melekat pada dada ibu dengan kepala bayi menoleh

pada satu sisi (kiri / kanan).

c. Gunakan baju kanguru / selendang / kain panjang untuk membungkus

bayi.

d. Letakkan bagian tengah kain menutupi bayi di dada ibu.

e. Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibu di bawah lengannya

ke punggung ibua.

f. Silangkan ujung kain di belakang ibu, bawa kembali ujung kain ke

depan.

g. Ikat ujung kain untuk mengunci di bawah bayi.

h. Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus ke atas hanya sampai

telinga bayi.

D. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

1. Pengertian BBLR

Sarwono Prawirohardjo, BBLR ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram)

(Anik Maryunani. Buku Saku Asuhan Bayi Dengan BBLR. 2013. 22 )

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi BBLR

a. Status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan

b. Periode gestasi paling sedikit 8 bulan, jarak paling ideal antara 18-36

(34)

d. Jarak kehamilan terlalu pendek

e. Kehamilan ganda ( Gameli )

f. Anemia

(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep

lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Adapun kerangka konsep dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

1. Pengetahuan

2. Sikap

Gambar 3.1 : Kerangka konsep perilaku ibu nifas terhadap penerapan metode

kanguru.

(36)

B. Definisi Operasional

Adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang

diukur oleh variabel yang bersangkutan ( Notoatmodjo : 2010 : 112 )

No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Pengetahuan Yaitu hasil

dari tau yang

Kuesioner a. Sikap Positif

(26-40)

b. Sikap Negatif

(10-25)

(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian adalah deskriptif, yang bertujuan untuk melihat

gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi

tertentu (Notoatmodjo : 2010 : 35).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo: 2010 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah

Ibu-ibu nifas yang bersalin di RSU. Pirngadi Medan sebanyak 139 orang

pada tahun 2012.

2. Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo : 2010 : 115). Karena populasi ibu nifas

lebih dari 100 maka pengambilan sampelnya 10-25% dari jumlah

populasi (Arikunto, 2006, hal 131).

Jumlah sampel = populasi x 21%

= 139 x 21%

= 29,19 atau di genapkan menjadi 30

Tehnik pengambilan sampel (sampling) dalam hal ini exsidental

sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU. Pirngadi Medan.

(38)

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan kepada

program D IV Bidan Pendidik FK USU, setelah itu mengajukan permohonan

izin penelitian.Barulah proses penelitian dapat dilaksanakan.

Kepada calon responden peneliti memperkenalkan diri, kemudian

menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian serta memberi tahukan bahwa

tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data bagi responden. Untuk menjaga kerahasiaan identitas

responden, peneliti tidak mencantumkan nama calon responden pada lembar

kuesioner yang dicantumkan hanyakodenya saja.

Data-data yang diperoleh akan digunakan semata-mata demi perkembangan

ilmu pengetahuan dan kesehatan serta tidak akan dipublikasikan kepada pihak

lain.

Setelah diberi penjelasan,calon responden diminta secara sukarela menjadi

responden penelitian. Jika calon responden menolak maka penelitian tidak

akan melaksanakan tetap menghormati hak-hak calon responden. Apabila

pada saat pengumpulan data sedang berlangsung, responden merasa

keberatan menjadi responden maka responden boleh menolak diri dari

keanggotaan sebagai responden penelitian. Jika calon responden bersedia

menjadi responden maka calon responden menandatangani surat persetujuan

menjadi responden.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang

(39)

1. Data Demografis

Jumlah pertanyaan 5 meliputi :

a. Umur

b. Pendidikan

c. Pekerjaan

2. Pengetahuan ibu tentang metode kanguru dengan 10 pertanyaan, jika

“benar” mendapat nilai 1, dan jika “salah” mendapat nilai 0.

Dengan menentukan rentang kelas terlebih dahulu (Budiarto, hlm 83).

3. Sikap ibu tentang metode kanguru dengan 10 pertanyaan, cara

pengukuran dengan menggunakan skala likert. Pertanyaan positif, sangat

setuju (SS) :4, setuju (S) : 3, sidak setuju (TS) : 2, sangat tidak setuju

(STS): 1.Pertanyaan negatif, sangat tidak setuju (STS) : 1, tidak setuju

(TS) : 2, setuju (S) : 3, sangat tidak setuju (STS) : 4.

Dengan pengelompokan sikap positif dan negatif (Hidayat, hlm 102).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian maka perlu

dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Pengujian dilakukan

dengan cara content validity yaitu dengan memberikan kuesioner orang yang

ahli dalam bidang kesehatan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan alat ukur

yang shahih atau dapat dipercaya keabsahannya sehingga memenuhi kriteria

untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pada tahap awal penelitian ini setelah peneliti mendapatkan izin pelaksanaan

(40)

Teknik pengumpulan data menggunakan sumber data primer yang datanya

diambil langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner, dan data

sekunder. Setelah semua jawaban dari responden diperoleh selanjutnya diberi

nilai untuk setiap jawaban dari tiap-tiap pertanyaan yang ada dengan

menggunakan skala ukur yang sudah ditentukan.

I. Rencana Analisa Data

1. Pegolahan Data

a. Editing yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah terisi

secara sempurna atau belum untuk kemudian diperbaiki.

b. Coding yaitu memberi kode pada jawaban yang benar dan jawaban

yang salah.

c. Tabulating yaitu mentabulasi atau mengelompokkan data sesuai

dengan yang telah ditentukan kemudian dimasukkan kedalam tabel.

2. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara kualitatif dengan melihat presentasi data

yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Analisa data kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian

dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada kemudian diberi nilai

(41)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi

Berat Badan Lahir Rendah di RSU Dr Pirngadi MedanTahun 2014 adalah sebagai

berikut:

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di RSU Dr

Pirngadi Medan sebanyak 30 orang. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel

5.1 di bawah ini:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di RSU Dr Pirngadi Medan Tahun 2014 (n = 30)

Kategori Frekuensi Persen (%)

(42)

Berdasarkan tabel 5.1. Mayoritas responden berumur 20-35 tahun sebanyak

26 responden (86%), pendidian SMA 17 responden (56%), pekerjaan IRT 17

responden (56%).

2. Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa soal kuesioner yang paling

banyak di jawab benar oleh responden adalah soal no 4 dan 7 berjumlah 30 orang

(100%). Sedangkan responden yang memberikan jawaban paling banyak salah

terdapat pada soal no 8 berjumlah 25 orang ( 83%).lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.2. Berikut:

Tabel 5. 2.

Distribusi Responden Berdasarkan Item Kuesioner Pengetahuan Tentang Penerapan Metode Kanguru di RSU Dr Pirngadi Medan

Tahun 2014 (n = 30)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Apakah yang di maksud dengan metode kanguru? 19 63 11 37

2 Di bawah ini, yang termasuk penyebab di lakukan

metode kanguru adalah?

18 60 12 40

3 Bagaimanakah cara melakukan metode kanguru? 21 70 9 30

4 Metode kanguru memeliki peran penting untuk bayi.

Apakah manfaat metode kanguru bagi bayi?

30 100 - -

5 Apakah yang di anjurkan pada ibu ketika akan

melakukan metode kanguru?

10 33 20 67

6 Metode kanguru sangat sederhana dalam perawatan

BBLR karena?

11 37 19 63

7 Di bawah ini manakah yang merupakan keuntungan

dari metode kanguru?

30 100 - -

8 Apa saja kah perlengkapan yang harus di pakai bayi

untuk melakukan metode kanguru?

(43)

9 Metode kanguru adalah metode yang aman bagi bayi

karena?

19 63 11 37

10 Dengan metode kanguru bayi lebih merasa tenang

karena?

21 70 9 30

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan di RSU Dr Pirngadi Medan Tahun 2014 (n = 30)

Kategori Frekuensi Persen (%)

Pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.3. kategori pengetahuan menunjukkan bahwa mayoritas

dari 30 responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 responden (53%).

3. Sikap Responden

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa soal kuesioner yang paling

banyak di jawab setuju oleh responden adalah soal no 1 dan 10 berjumlah 21 orang

(70%). Sedangkan responden yang memberikan jawaban paling banyak tidak setuju

terdapat pada soal no 6 berjumlah 28 orang ( 93%).lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.4. Berikut:

Tabel 5. 4.

Distribusi responden berdasarkan item kuesioner sikap tentang penerapan metode kanguru di RSU Dr Pirngadi Medan Tahun 2014 (n = 30)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

F % F % F % F %

1 Menurut saya, dengan melakukan

metode kanguru hubungan ibu

dan bayi lebih erat

(44)

rumah sakit/pelayanan kesehatan,

kemudian dapat di lanjutkan di

rumah

3 Menurut saya, kontak badan

langsung (kulit ke kulit) antara

ibu dan bayinya secara

berkelanjutan, tidak perlu di

lakukan

- - 7 23 20 67 3 10

4 Menurut saya, mengatasi bayi

kedinginan cukup dengan

perawatan metode kanguru saja

- - 12 40 18 60 - -

5 Menurut saya, metode kanguru

dapat menghambat pemberian

ASI Eksklusif

- - 9 30 20 67 1 3

6 Menurut saya, setelah di lakukan

metode kanguru bayi menjadi

lebih rewel

- - 2 7 28 93 - -

7 Menurut saya, dengan melakukan

metode kanguru bisa menghemat

pengeluaran dan lebih praktis

1 3 18 60 11 37 - -

8 Menurut saya, melakukan metode

kanguru lebih repot karena

menggunakan peralatan yang

mahal dan canggih

- - 8 27 21 70 1 3

9 Menurut saya, metode kanguru

tidak cocok di lakukan untuk byi

dengan berat badan lahir rendah

- - 8 27 22 73 - -

10 Menurut saya, metode kanguru

tidak menghambat aktivitas /

kegiatan ibu.

(45)

Tabel 5. 5.

Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sikap di RSU Dr Pirngadi Medan Tahun 2014 (n = 30)

Kategori Frekuensi Persen (%)

Sikap

Berdasarkan tabel 5.5. kategori pengetahuan menunjukkan bahwa mayoritas

dari 30 responden memiliki sikap positif sebanyak 19 responden (63%).

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berada pada kelompok

umur 27-32 tahun sebanyak 15 responden (50%). Meskipun usia responden tidak

muda lagi namun kemampuan dalam memahami dan mengingat suatu informasi

cukup tinggi, sehingga penerapan metode kanguru dapat di lakukan. Pendidikan

responden menunjukkan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu

sebanyak 17 responden (56%), dengan pendidikan ini mencerminkan bahwa para ibu

memiliki bekal pendidikan yang baik, sehingga ibu lebih mudah untuk di ajarkan

cara melakukan metode kanguru. Pekerjaan responden sebagian besar adalah IRT.

Hal ini menunjukkan bahwa para ibu memiliki waktu yang banyak untuk merawat

bayi dan memberikan perhatian kepada bayinya terutama bagi ibu yang memiliki

bayi dengan berat badan rendah sehingga ibu memiliki waktu yang cukup untuk

melakukan metode kanguru pada bayinya.

2. Tingkat Pengetahuan Responden

(46)

pengetahuan seseorang salah satunya pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak

17 responden (56%). Tingkat pendidikan dalam hal ini menjadi faktor yang cukup

berperan dalam pembentukan tingkat pengetahuan karena akan mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam menyerap sebuah informasi, sementara itu informasi

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang diteliti oleh Lina Marliyani

dengan judul (Gambaran Pengetahuan dan Sikap Tenaga Kesehatan Terhadap

Penerapan Metode Kanguru di Ruang Perinatologi RSUD Banjarbaru Tahun 2010).

Dari hasil penelitiannya di peroleh pengetahuan tenaga kesehatan adalah baik

sebanyak (62,5%).Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo. 2007), yang

menyatakan bahwa dengan memberikan informasi atau pesan-pesan tentang

kesehatan kepada masyarakat diharapkan maysarakat, kelompok, atau individu dapat

memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang kesehatan.

3. Sikap Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memeliki

sikap positif sebanyak 19 responden (63%) tentang metode kanguru. Hal ini di

pengaruhi oleh tingkat pendidikan responden, dimana pendidikan responden adalah

SMA sebanyak 17 responden (56%), sehingga responden dapat membedakan mana

yang baik dan mana yang tidak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang diteliti oleh Nawang

Puspitaningtyas dengan judul (Gambaran Sikap Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan

Metode Kanguru di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soeprapto Cepu Tahun 2011).

(47)

Pengaruh pengetahuan seseorang terhadap sikap sesuai dengan teori yang di

kemukakan (Notoatmodjo,2007), yang menyatakan bahwa sikap di pengaruhi oleh

pengetahuan, dimana sikap merupakan komponen dari perilaku berdasarkan

predisposisi (predisposing faktors) yang meliputi pendidikan, ekonomi, sosial dan

sikap tehadap program kesehatan. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka

semakin mudah untuk memahami suatu informasi terutama informasi tentang

kesehatan seperti penerapan metode kanguru bagi bayi berat badan lahir rendah

dalam mengatasi hipotermi (penurunan suhu), dan pengetahuan juga merupakan

foktor dari terbentuknya suatu sikap, dimana sikap yang baik merupakan cerminan

dari suatu respon terhadap suatu objek seperti penerapan metode kanguru pada bayi

berat badan lahir rendah, dimana sikap responden terhadap penerapan metode

kanguru adalah positif, ini menunjukkan bahwa respon responden terhadap

penerapan metode kanguru sangat baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua yang memiliki pengetahuan baik

maka sikapnya juga baik (positif). Berdasarkan hasil penelitian diatas maka perlu

lebih di tingkatkan lagi penerapan metode kanguru secara tepat, agar dapat

menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh bayi berat badan lahir rendah

(BBLR).

C. Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan dimana sampel yang

seharusnya adalah ibu nifas yang memiliki bayi berat badan lahir rendah, namun

pada saat penelitian dilakukan sampel yang di inginkan tidak memenuhi target dan

waktu penelitian juga terbatas, sehingga peneliti memutuskan untuk mengganti

(48)

karena itu di harapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian

dengan sampel ibu nifas yang memiliki bayi berat badan lahir rendah agar penelitian

yang di peroleh lebih baik lagi.

D. Implikasi Penerapan metode kanguru

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengetahuan dan sikap ibu nifas

terhadap penerapan metode kanguru di peroleh bahwa pengetahuan dan sikap ibu

sudah baik, namun di harapkan bagi petugas kesehatan untuk tetap memberikan

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSU Dr Pirngadi Medan Tahun

2014 tentang penerapan metode kanguru di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan karakteristik responden berada pada umur 20-35 sebanyak 15

responden (86%), mayoritas pendidikan responden yaitu SMA sebanyak 17

responden (56%), mayoritas pekerjaan responden yaitu IRT sebanyak 17

responden (56%).

2. Berdasarkan pengetahuan mayoritas responden yaitu baik sebanyak 16

responden (53%).

3. Berdasarkan sikap mayoritas responden yaitu dalam kategori positif sebanyak

19 responden (63 %).

B. Saran

Dalam kesempatan ini peneliti akan memberikan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Bagi institusi pendidikan diharapkan lebih meningkatkan lagi praktik klinik

agar maha siswa dapat melakukan perawatan pada bayi resiko tinggi salah

satunya dengan metode kanguru pada bayi berat badan lahir rendah.

2. Bagi peneliti agar dapat lebih memahami penerapan metode kanguru, bagi

peliti selanjutnya di harapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini misalnya

tentang “Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Petugas Kesehatan dalam

(50)

3. Bagi petugas kesehatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, di

harapkan agar petugas kesehatan terus melakukan penerapan metode kanguru

dengan baik dan benar untuk mengurangi angka kematian bayi terutama bayi

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul B. S, 2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Depkes. 2006. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Depkes. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Hidayat, A. A. (2007). Metodologi penelitian kebidanan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat. AA, 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta:

Salemba Medika

Lia Y, 2010. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta: TIM

Maryunani. A, 2013. Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah.

Jakarta : TIM

Masruroh. 2013. Buku Panduan Praktis Keterampilan Asuhan Kebidanan Nifas.

Yogyakarta: Parama Publishing

Mubarak. WI, 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoadmodjo. S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT.Rineka Cipta

,2010.Metologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Setyo R. W, 2011.Buku Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen

Pubishing

(52)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum wr. wb

Dengan hormat,

Nama saya Mela Dewi Nasution, sedang menjalani pendidikan di program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian

yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Terhadap Penerapan Metode

Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSU. Pirngadi Medan tahun

2014ˮ.Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir

di Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan

jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan

jawaban dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan dipergunakan

untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk

maksud-maksud lain. Partisipasi Ibu bersifat sukarela tanpa paksaan. Untuk penelitian ini Ibu

tidak akan dikenakan biaya apapun.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada

penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbang sesuatu

yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani

kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

(53)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangandibawahini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelahsayamendapatpenjelasandaripenelitiantentangpenelitian “Pengetahuan dan

Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir

Rendah di RSU. Pirngadi Medan Tahun 2014ˮ.

Makadenganinisayasecarasukareladantanpapaksaanmenyatakanbersediaikutsertadala

mpenelitiantersebut.

Demikianlahsuratpernyataaniniuntukdapatdipergunakanseperlunya.

Medan, Juli 2014

(54)

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PENERAPAN METODE KAGURU PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR

RENDAH DI RSU. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

Pilihlah salah satu jawaban dan berilah tanda ( x ) pada salah satu jawaban yang

benar

A. Pengetahuan

1. Apakah yang dimaksud dengan metode kanguru ?

a. Kontak kulit ke kulit

b. Kontak mata ke mata

c. Kontak muka ke muka

2. Di bawah ini, yang termasuk penyebab dilakukan metode kanguru adalah

a. Bayi dengan berat badan lahir rendah

b. Bayi yang sehat

c. Bayi dengan berat badan normal

3. Bagaimanakah cara melakukan metode kanguru ?

a. Meletakkan bayi di dada ibunya, dengan kontak kulit ke kulit

b. Menggendong bayi di dada ibu

(55)

4. Metode kanguru memiliki peran penting untuk bayi. Apakah manfaat metode

kanguru bagi bayi?

a. Untuk menghangatkan tubuh bayi

b. Untuk membuat bayi kehilangan suhu tubuhnya

c. Untuk membuat bayi kedinginan

5. Apakah yang di anjurkan pada ibu ketika akan melakukan metode kanguru ?

a. Ibu memakai baju kanguru tanpa memakai bra

b. Ibu memakai baju yang ketat dan memakai bra

c. Ibu memakai baju kanguru dan memakai bra

6. Metode kanguru sangat sederhana dalam perawatan BBLR karena?

a. Metode kanguru kurang baik dari inkubator

b. Peralatan metode kanguru lebih murah dan tidak butuh biaya mahal

c. Metode kanguru kurang baik untuk mengembalikan kesehatan bayi

7. Di bawah ini manakah yang merupakan keuntungan dari metode kanguru?

a. Suhu tubuh bayi lebih cepat normal

b. Bayi sulit untuk bernapas

c. Bayi lebih sulit untuk menyusui

8. Apa saja kah perlengkapan yang harus di pakai bayi untuk melakukan metode

kanguru?

a. Baju, topi, bedong.

b. Topi, popok, penggendong kanguru

(56)

9. Metode kanguru adalah metode yang aman bagi bayi karena?

a. Metode kanguru lebih lama dilakukan

b. Metode kanguru hanya bisa dilakukan ibu

c. Metode kanguru dapat mencegah bayi dari penyakit

10.Dengan metode kanguru bayi lebih merasa tenang karena?

a. Bayi bisa merasakan kasih sayang dari ibu dan ayahnya melalui kontak

kulit ke kulit

b. Bayi di gendong terus oleh ibunya

(57)

B. SIKAP

No Pernyataan SS S TS STS

1 Menurut saya dengan melakukan metode

kanguru hubungan ibu dan bayi lebih erat

2 Menurut saya metode kanguru dapat dimulai di

rumah sakit / pelayanan kesehatan, kemudian dapat dilanjutkan di rumah.

3 Menurut saya Kontak badan langsung (kulit ke

kulit) antara ibu dan bayinya secara berkelanjutan, tidak perlu dilakukan

4 Menurut saya mengatasi bayi kedinginan cukup

dengan perawatan metode kanguru saja.

5 Menurut saya metode kanguru dapat

menghambat pemberian ASI eksklusif.

6 Menurut saya setelah dilakukan metode kanguru bayi menjadi lebih rewel

7 Menurut saya dengan melakukan metode

kanguru bisa menghemat pengeluaran keluarga dan lebih praktis.

8 Menurut saya melakukan metode kanguru lebih

repot karena menggunakan paralatan yang mahal dan canggih

9 Menurut saya metode kanguru tidak cocok

dilakukan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah

10 Menurut saya metode kanguru tidak

menghambat aktivitas / kegiatan ibu.

Keterangan :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

(58)
(59)
(60)

Hasil Uji Univariate

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(61)

Statistics

Pkrjan

N Valid 30

Missing 0

Pkrjan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid IRT 17 56.7 56.7 56.7

Petani 5 16.7 16.7 73.3

Wiraswasta 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Statistics

Pngthuan

N Valid 30

Missing 0

Pngthuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid B 16 53.3 53.3 53.3

C 8 26.7 26.7 80.0

K 6 20.0 20.0 100.0

(62)

Statistics

Sikap

N Valid 30

Missing 0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid N 11 36.7 36.7 36.7

P 19 63.3 63.3 100.0

(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mela Dewi Nasution

TTL : Labuhan Bilik, 02Desember 1992

Agama : Islam

Nama Ayah : Bahriun Nasution

NamaIbu : Mahani Hasibuan

Anakke : 2

RiwayatPendidikan

SekolahDasar : SD Negeri 112200

SMP : SMP Negeri Panai Tengah

SMA : SMA Negeri Panai Tengah

Diploma : AkademiKebidananSehat Medan

(64)
(65)

Gambar

Gambar 3.1 : Kerangka konsep perilaku ibu nifas terhadap penerapan metode
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Tabel 5. 2.
tabel 5.4. Berikut:
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR dengan kenaikan berat badan bayi di RSUD Wates

Hasil ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi meningkatkan berat badan bayi tidak hanya dipengaruhi oleh penerapan metode kanguru, namun dipengaruhi oleh beberapa

KARATERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT UMU

dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR dengan kenaikan berat badan bayi di RSUD Wates

Terdapat hubungan yang signifikan kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi lahir (p<0,05), Semakin tinggi kenaikan berat badan ibu selama hamil maka berat

Determinan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kecamatan Sumberasih Tahun 2013 yaitu umur ibu ketika hamil, LILA ibu, dan keterpaparan ibu terhadap asap rokok