PERSEPSI SISWA MENGENAI KEGUNAAN
DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN
MEDIA
ACCOUNT BOARD,
SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP HASIL BELAJAR
JURNAL PENYESUAIAN
PADA SMA NEGERI 1 KRAMAT
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Santika Fitria Tsani NIM 7101407061
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:
Hari : Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Amir Mahmud, S. Pd., M. Si. Drs. Asrori, M. S.
NIP. 19721251998021001 NIP. 196005051986011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Tanggal :
Penguji Utama
Drs. Subkhan
NIP. 195003271978031002
Anggota I Anggota II
Amir Mahmud, S. Pd., M. Si. Drs. Asrori, M. S.
NIP. 19721251998021001 NIP. 196005051986011001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juni 2011
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Kept spirit and never give up!!
2. Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing)
3. Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak (Aldus Huxley)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Mamah Haroh, my inspiration who always strong and kept fighting for her children
2. Bapak H. Abdurrachman Sazali (Alm.), my father who always give me his caress and love 3. Sari Fitriani, S. Farm., my sister who always
give me lead
4. Ali Sofyan Nur Iman, my little brother who always give me spirit
5. All of family and friend who always give me support
6. Almamater UNNES
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil‟alamin, untaian pujian wujud rasa syukur kepada
Allah „Azza wa Jalla atas curahan nikmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga
penyusun mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa menjadi teladan bagi umat manusia.
Skripsi dengan judul “Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan Media Account Board, serta Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah memberi bantuan, arahan, dan dorongan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan pada program studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan skripsi ini. 3. Dr. Partono Thomas, M.S., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
4. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Pembimbing I atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran.
5. Drs. Asrori, M.S., Pembimbing II atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran.
6. Budi Raharjo, S.Pd., Kepala UPTD SMA Negeri 1 Kramat yang telah memberi ijin penelitian.
7. Anggun Kurniadi, S.Pd., guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 1 Kramat yang banyak membantu selama penelitian berlangsung.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat,
dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak puas, dan dari do‟a yang tidak
dikabulkan” (H.R. Muslim, shahih). Semoga sedikit ilmu yang tertuang dalam
skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, pembelajar dan pecinta
ilmu pengetahuan. Aamiin ya Rabbal „aalamiin.
Semarang, Juni 2011
SARI
Tsani, Santika Fitria. 2011. “Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan Media Account Board, serta Pengaruhnya terhadap Hasil
Belajar Jurnal Penyesuaian Pada SMA Negeri 1 Kramat”. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Amir Mahmud, S. Pd., M. Si. Pembimbing II. Drs. Asrori, M. S.
Kata kunci: Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan Media Account Board, Hasil Belajar.
Pembahasan tentang hasil belajar tidak pernah ada ujungnya. Siswa yang belajar materi baru tentu mengalami kesulitan belajar pada awalnya. Apabila kesulitan belajar dapat diatasi, maka siswa dapat mencapai keberhasilan dalam belajar. Hasil survey awal menunjukkan nilai ulangan harian jurnal penyesuaian perusahaan jasa paling rendah jika dibandingkan nilai ulangan harian materi lain mata pelajaran ekonomi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah setiap kelas hanya 12,5% siswa yang mencapai KKM. Tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai kegunaan dan kemudahan penggunaan media Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kramat tahun ajaran 2010/2011. Sampel penelitian adalah 135 siswa, diambil dengan menggunakan teknik proportional cluster random sampling.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa mengenai kegunaan dan kemudahan penggunaan media Account Board, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar jurnal penyesuaian dengan menggunakan media Account Board. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan kuesioner. Analisis data menggunakan uji t (uji parsial) dan uji F (uji simultan).
Hasil uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh persepsi siswa mengenai kegunaan dan kemudahan penggunaan media Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat secara parsial. Hasil uji F menunjukkan bahwa ada pengaruh persepsi siswa mengenai kegunaan dan kemudahan penggunaan media Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat secara simultan.
Simpulan penelitian ini adalah bahwa persepsi siswa mengenai kegunaan dan kemudahan penggunaan media Account Board berpengaruh terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat, baik secara parsial maupun simultan. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yaitu: Guru yang akan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi sebaiknya memperhatikan kegunaan dan kemudahan penggunaan media bagi siswa. Peneliti sebaiknya mengawasi pengisian kuesioner agar siswa tidak bekerja sama dalam mengisi kuesioner. Penelitian lanjutan terhadap penggunaan media Account Board
ABSTRACT
Tsani, Santika Fitria. 2011. “Student Perceptions Regarding the Usefulness and Ease of Use of Account Board Media, and its Effects toward the Learning Result
of Adjustment Journal In SMA Negeri 1 Kramat”. Final Project. Department of
Economic Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Supervisor I. Amir Mahmud, S. Pd., M. Si. Supervisor II. Drs. Asrori, M. S.
Keywords: The Usefulness and Ease of Use of Account Board Media, the Learning Result.
A discussion of learning result would never end. Students who learn new material, of course have difficulty in learning at first. If the learning difficulties can be resolved, then students can achieve success in learning. First survey result showed that the score of the adjustment journal was the lowest than the score of other economic materials. The problem in this research is in each class there was only 12,5% of students who reached minimum score standard. The objective of research is to know the influence of student perceptions regarding the usefulness and ease of use of Account Board toward the learning result of adjustment journal. The research population is all students in grade XI IPS SMA Negeri 1 Kramat in the academic year 2010/2011. The research sample is 135 students, taken using proportional cluster random sampling technique. The independent variables in this research are student perceptions regarding the usefulness and ease of use of Account Board media, while the dependent variable is the learning result of adjustment journal by using Account Board media. The methods of data collection are questionnaire and documentation. The analyze of data are t test and F test.
T test result showed that there is student perceptions influence regarding the usefulness and the ease of use of Account Board media toward the learning result of adjustment journal in SMA Negeri 1 Kramat by partial. F test result showed there is student perceptions influence regarding the usefulness and ease of use of
Account Board media toward the learning result of adjustment journal in SMA Negeri 1 Kramat by simultant.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Hasil Belajar... 7
2.2. Jurnal Penyesuaian ... 21
2.4. Media Pembelajaran... 28
2.5. Account Board ... 36
2.6. Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board ... 37
2.7. Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board... 39
2.8. Penelitian Terdahulu ... 40
2.9. Kerangka Berfikir ... 42
2.10. Hipotesis ... 45
BAB III METODE PENELITIAN... 46
3.1. Jenis Penelitian... 46
3.2. Populasi Penelitian ... 46
3.3. Sampel Penelitian... 46
3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 48
3.5. Variabel Penelitian ... 48
3.4.1. Variabel Bebas (X) ... 48
3.4.1.1. Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board ... 48
3.4.1.2. Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board (X2) ... 49
3.4.2. Variabel Terikat (Y) ... 50
3.6. Metode Pengumpulan Data ... 51
3.5.1. Metode Dokumentasi ... 51
3.5.2. Metode Kuesioner ... 51
3.6.1. Validitas ... 52
3.6.2. Reliabilitas ... 53
3.8. Uji Prasyarat Regresi Berganda ... 54
3.7.1. Uji Normalitas ... 54
3.7.2. Uji Multikolonieritas ... 55
3.7.3. Uji Heteroskedastisitas... 55
3.9. Metode Analisis Data ... 56
3.8.1. Analisis Deskriptif Persentase ... 56
3.8.2. Uji Hipotesis ... 58
3.8.2.1. Uji t (Uji Parsial) ... 58
3.8.2.2. Uji F (Uji Simultan) ... 59
3.8.3. Analisis Regresi Berganda ... 60
3.8.3.1. Regresi Berganda ... 60
3.8.3.2. Koefisien Determinasi ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
4.1. Hasil Penelitian ... 62
4.1.1. Deskripsi Variabel-variabel Penelitian ... 62
4.1.1.1. Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board ... 64
4.1.1.2. Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board... 65
4.1.1.3. Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian ... 67
4.1.2. Uji Prasyarat Regresi Berganda ... 68
4.1.2.2. Uji Multikolonieritas ... 69
4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas... 69
4.1.3. Uji Hipotesis ... 70
4.1.3.1. Uji t (Uji Parsial) ... 70
4.1.3.2. Uji F (Uji Simultan) ... 71
4.2. Pembahasan... 73
4.2.1. Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board Terhadap Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian ... 73
4.2.2. Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board Terhadap Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian .. 74
4.2.3. Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board dan Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board Terhadap Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian .. 75
BAB V PENUTUP ... 78
5.1. Simpulan ... 78
5.2. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Nilai Ulangan Harian Jurnal Penyesuaian Siswa XI IPS SMA
Negeri 1 Kramat Tahun Ajaran 2009/2010 ... 2
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 47
Tabel 3.2 Uji Validitas ... 52
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas... 54
Tabel 3.4 Kriteria Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan Media Account Board ... 57
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian ... 58
Tabel 3.6 Kriteria Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian ... 58
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board, Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board dan Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian ... 62
Tabel 4.2 Distribusi Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Kramat Mengenai Kegunaan Media Account Board ... 65
Tabel 4.3 Distribusi Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Kramat Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board ... 66
Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian Siswa XI IPS SMA Negeri 1 Kramat ... 67
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ... 82
Lampiran 2 Instrumen Kuesioner ... 84
Lampiran 3 Daftar Responden Uji Coba Penelitian ... 86
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 87
Lampiran 5 Daftar Responden Penelitian ... 91
Lampiran 6 Tabel Kerja Data Hasil Penelitian ... 95
Lampiran 7 Statistik Deskriptif Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board, Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board dan Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian ... 99
Lampiran 8 Angket Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan Media Account Board Terhadap Hasil Belajar ... 100
Lampiran 9 Hasil Analisis Data ... 108
Lampiran 10 Soal ... 113
Lampiran 11 Kunci Jawaban ... 114
Lampiran 12 Ijin Penelitian ... 117
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah Penelitian
Pembahasan tentang hasil belajar tidak pernah ada ujungnya. Setiap tahun guru menghadapi masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa. Pergantian tahun ajaran berarti pula pergantian siswa yang harus diajar. Siswa yang belajar materi baru tentu akan mengalami kesulitan belajar pada awalnya. Apabila kesulitan belajar siswa dapat diatasi, maka siswa dapat mencapai keberhasilan dalam belajarnya.
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Jurnal Penyesuaian Siswa XI IPS SMA Negeri 1 Kramat Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas Jumlah Siswa Tuntas % Tidak Tuntas % Sumber : Dokumentasi guru ekonomi SMA Negeri 1 Kramat
Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi SMA Negeri 1 Kramat, nilai ulangan harian jurnal penyesuaian perusahaan jasa paling rendah jika dibandingkan dengan nilai ulangan harian materi lain mata pelajaran ekonomi. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran ekonomi adalah 70 dengan ketuntasan kelas minimal 70%, sedangkan pada setiap kelas rata-rata hanya 5 dari 40 siswa atau 12,5% siswa yang memiliki nilai ulangan harian jurnal penyesuaian mencapai KKM. Guru ekonomi SMA Negeri 1 Kramat menggunakan media chart
dari kertas karton untuk mengajar materi jurnal penyesuaian perusahaan jasa mata pelajaran ekonomi (akuntansi). Guru belum menggunakan media power point atau media pembelajaran berbasis komputer lainnya. Padahal penggunaan media komputer dapat membangkitkan minat belajar, mengurangi kejenuhan dalam menerima pelajaran, serta memberikan motivasi belajar siswa. Komputer juga dapat mengaktifkan seluruh alat indera siswa. Siswa dapat melihat tampilan media dari layar komputer, dapat mendengarkan suara yang keluar dari komputer dan yang paling penting siswa dapat berinteraksi dengan komputer dalam pengoperasiannya.
inovasi media pembelajaran untuk mengejar ketertinggalan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat berjalan sejajar dengan kemajuan IPTEK. Tujuan diadakannya inovasi media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas media pembelajaran.
Jogiyanto (2007:111) mengemukakan bahwa model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM) mengasumsikan penerimaan individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk, yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Jadi, jika guru akan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi, guru harus mempertimbangkan kegunaan dan kemudahan penggunaan media tersebut bagi siswa agar media pembelajaran yang digunakan dapat diterima oleh siswa. Apabila siswa memiliki persepsi positif tentang media pembelajaran berbasis teknologi komputer, maka siswa akan menerima media tersebut untuk membantu proses belajarnya. Sedangkan bila siswa memiliki persepsi negatif tentang media pembelajaran berbasis teknologi komputer, maka siswa tidak akan menerima media tersebut untuk membantu proses belajarnya.
Jogiyanto (2007:174) menyatakan bahwa model penerimaan teknologi atau
eksternal tersebut meliputi gender, pengalaman, kerumitan, dan kesukarelaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa pengalaman merupakan konstruk yang mempengaruhi kegunaan persepsian dan minat perilaku, kesukarelaan juga ditemukan berkorelasi dengan minat perilaku, kerumitan persepsian berhubungan dengan kegunaan persepsian dan secara langsung mempengaruhi penggunaan persepsian, serta gender mempunyai peran penting dalam menentukan kepercayaan-kepercayaan dalam menggunakan internet dan juga berperan secara langsung pada kegunaan persepsian internet.
Account Board merupakan salah satu bentuk inovasi media pembelajaran berbasis komputer yang dirancang untuk membantu siswa menguasai materi jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Media ini menampilkan akun-akun debit dan kredit yang diperlukan dalam jurnal penyesuaian perusahaan jasa, posisi bertambah dan berkurangnya akun, serta berbagai variasi soal dari setiap transaksi akun. Penerapan media Account Board diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar jurnal penyesuaian, karena media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERSEPSI SISWA
MENGENAI KEGUNAAN DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN MEDIA
ACCOUNT BOARD, SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:
1. Adakah pengaruh persepsi siswa mengenai kegunaan media Account Board
terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat?
2. Adakah pengaruh persepsi siswa mengenai kemudahan penggunaan media
Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat?
3. Adakah pengaruh persepsi siswa mengenai kegunaan dan kemudahan penggunaan media Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat?
1.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan:
1. Ada tidaknya pengaruh persepsi siswa mengenai kegunaan media Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat. 2. Ada tidaknya pengaruh persepsi siswa mengenai kemudahan penggunaan
media Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat.
1.4.Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru ekonomi untuk memilih atau menciptakan media pembelajaran yang sesuai dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi sekolah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Hasil Belajar
Sebelum mulai membahas hasil belajar, perlu ditinjau terlebih dahulu tentang belajar. Dalam kehidupan sehari-hari, orang melakukan suatu kegiatan setelah didahului oleh proses belajar. Winkel (2007:59) menyimpulkan bahwa belajar pada manusia merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perolehan perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh. Sedangkan Suryabrata (1984:253) menyimpulkan bahwa belajar membawa perubahan kecakapan baru yang terjadi karena usaha. Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Mulyati (2005:5) mengungkapkan belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri/perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan, dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.
mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Slavin mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan (Anni, 2007:2). Dari keempat definisi belajar oleh para pakar psikologi, Anni (2007:2) menyimpulkan belajar berkaitan dengan perubahan perilaku antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar yang terjadi karena didahului oleh proses pengalaman dan perubahan perilaku bersifat relatif permanen.
aspek kepribadian yang bersifat permanen dan terjadi melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Gagne, belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Anni, 2007:4). Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Pembelajar; dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta
pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan, otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks, dan syarat atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. Rangsangan (stimulus) yang diterima oleh pembelajar kemudian diorganisir dalam bentuk kegiatan syarat, beberapa rangsangan itu disimpan di dalam memorinya. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syarat atau otot dalam merespon sesuatu.
2. Rangsangan (stimulus); merupakan peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar. Dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungannya. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar pembelajar mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
4. Respon; merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja.
Anni (2007:5) menggambarkan bahwa aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar.
Menurut Suryabrata (1984:253) belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, dapat digolongkan dalam faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis. Faktor-faktor fisiologis berupa keadaan jasmani siswa, keadaan jasmani siswa yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani siswa yang kurang segar. Berfungsinya panca indera dengan baik juga merupakan syarat berlangsungnya belajar. Sedangkan faktor-faktor psikologis dalam belajar berupa motivasi siswa untuk belajar.
dipakai untuk belajar. Sedangkan faktor-faktor sosial merupakan faktor manusia lain, baik kehadirannya secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Purwanto (1984:101) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi faktor-faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri (faktor individual) dan faktor yang ada di luar individu (faktor sosial). Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan dan ulangan, motivasi, serta faktor pribadi.
1. Kematangan/pertumbuhan, mengajarkan sesuatu dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya dan potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk belajar.
2. Kecerdasan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
3. Latihan dan ulangan, kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam dengan seringnya berlatih dan mengulangi sesuatu.
kepribadian yang ada pada diri seseorang itu sedikit banyak turut mempengaruhi sampai di mana hasil belajarnya dapat dicapai.
Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, motivasi sosial, serta lingkungan dan kesempatan yang tersedia. 1. Keadaan keluarga, suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau
tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami dan dicapai oleh siswa. Termasuk ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting. 2. Guru dan cara mengajar, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor
yang penting pula. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan kepada siswa turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.
3. Alat-alat pelajaran, sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa.
5. Lingkungan dan kesempatan, jarak antara rumah dan sekolah yang terlalu jauh dan lamanya waktu yang diperlukan akan membuat siswa lelah. Tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya. Selain itu, keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu dan tempat juga mempengaruhi belajar.
Slameto (2010:54) membahas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1. Faktor jasmaniah; meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu dan memiliki cacat tubuh.
2. Faktor psikologis; terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
3. Faktor kelelahan; siswa harus menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya agar siswa dapat belajar dengan baik.
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
2. Faktor sekolah; terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, serta tugas rumah.
3. Faktor masyarakat; meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Salah satu teori belajar yang sangat terkenal adalah teori belajar konstruktivistik. Anni (2007:60) menyatakan bahwa menurut pandangan teori konstruktivistik, belajar berarti mengkonstruksi makna dari informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak. Siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Guru tidak dapat memberikan pengetahuan kepada siswa, karena siswa yang harus mengkontruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dengan diadakannya evaluasi hasil belajar. Untuk memahami tentang hasil belajar, Winkel mengemukakan hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Gronlund menyatakan hasil belajar yang diukur harus merefleksikan tujuan instruksional yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku. Sedangkan Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (Purwanto, 2010:46). Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, Purwanto (2010:46) menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena pencapaian penguasaan atas sejumlah materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sudjana, 2009:22).
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori berikut:
a. Pengetahuan, didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi pembelajaran.
c. Penerapan, mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.
d. Analisis, mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
e. Sintaks, mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru.
f. Penilaian, mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu.
2. Ranah afektif
a. Penerimaan, mengacu pada keinginan siswa untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu.
b. Penanggapan, mengacu pada partisipasi aktif pada diri siswa. Hasil belajar di bidang ini adalah penekanan pada kemahiran merespon, keinginan merespon, atau kepuasan dalam merespon.
c. Penilaian, berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek, fenomena atau perilaku tertentu pada diri siswa. Hasil belajar di bidang ini dikaitkan dengan perilaku yang konsisten dan cukup stabil di dalam membuat nilai yang dapat dikenali secara jelas.
d. Pengorganisasian, berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal.
e. Pembentukan pola hidup, individu siswa memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya.
3. Ranah psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik sebagai berikut:
a. Persepsi, berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.
c. Gerakan terbimbing, berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam belajar keterampilan kompleks.
d. Gerakan terbiasa, berkaitan dengan tindakan unjuk kerja gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir.
e. Gerakan kompleks, berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks.
f. Penyesuaian, berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga individu siswa dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi masalah baru.
g. Kreativitas, mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.
Untuk mencapai hasil belajar siswa seperti yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar antara lain faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor ekstern). Menurut Djaali (2007:99) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya.
Faktor dari dalam diri yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
1. Kesehatan; siswa yang sering sakit menjadi tidak bergairah belajar dan secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan kecewa.
3. Minat dan motivasi; minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal untuk mencapai tujuan. Sedangkan motivasi merupakan dorongan diri sendiri karena kesadaran akan pentingnya sesuatu.
4. Cara belajar; perlu diperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya.
Sedangkan faktor dari luar diri yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1. Keluarga; berupa pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah kediaman, dan
persentase hubungan orang tua.
2. Sekolah; meliputi tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen pendidikan, lingkungan sekolah, serta rasio guru dan murid per kelas.
3. Masyarakat; jika masyarakat di sekitar tempat tinggal berpendidikan, rata-rata anak-anaknya bersekolah tinggi dan baik moralnya, maka akan mendorong anak lebih giat belajar.
4. Lingkungan sekitar; seperti bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim.
Dalyono (2007:55) menyatakan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.
Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) yaitu:
1. Kesehatan; kesehatan jasmani dan rohani memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan belajar.
3. Minat dan motivasi; minat belajar yang besar cenderung menghasilkan hasil yang tinggi dan seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh dan penuh gairah atau semangat.
4. Cara belajar; belajar harus memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan.
Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) yaitu:
1. Keluarga; meliputi tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, besar kecilnya rumah tempat tinggal, serta ada atau tidaknya peralatan/media belajar.
2. Sekolah; seperti kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaaan ruangan, jumlah murid per kelas, serta pelaksanaan tata tertib sekolah.
3. Masyarakat; jika di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. 4. Lingkungan sekitar; terdiri dari keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana
2.2.Jurnal Penyesuaian
Sebelum penyusunan laporan keuangan, data yang terdapat dalam neraca saldo harus diperbaharui dan disesuaikan dengan kenyataan yang ada. Perusahaan harus menetapkan dan mengakui aktiva, utang dan pendapatan serta beban secara tepat dan benar sesuai dengan waktu terjadinya transaksi tersebut. Proses untuk menetapkan dan mengakui aktiva, utang, pendapatan dan beban secara tepat dan membetulkan kesalahan terjadi dilakukan dengan membuat jurnal disebut jurnal penyesuaian (Kusmuriyanto, 2005:76).
Seperti diketahui bahwa dalam pencatatan akuntansi dikenal adanya dua sistem pencatatan, khususnya atas pengakuan pendapatan dan beban, yaitu:
1. Sistem pencatatan berdasarkan waktu (accrual basic), pada sistem ini pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya transaksi, walaupun belum diterima atau dibayar secara tunai.
2. Sistem pencatatan tunai/kas (cash basic), pada sistem ini pendapatan dan beban diakui pada saat diterimanya pendapatan atau dibayar beban secara tunai.
Terkait dengan pencatatan acrual basic ini, maka pencatatan yang sudah dilakukan (mulai jurnal sampai neraca saldo) belum lengkap dan tidak tepat. Hal ini terjadi karena adanya beberapa hal sebagai berikut:
muka (sewa dibayar di muka) dan penerimaan uang muka pendapatan (bunga diterima di muka).
2. Adanya data yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat. Misalnya piutang pendapatan (bunga yang masih harus diterima) dan utang beban (utang gaji). 3. Perlu dilakukan pengecekan dan perhitungan secara fisik atas aktiva,
misalnya persediaan perlengkapan dan persediaan barang. 4. Kemungkinan terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi.
Ada beberapa hal yang memerlukan ayat penyesuaian antara lain:
1. Penyusutan aktiva tetap, adalah mengalokasikan harga perolehan aktiva menjadi beban selama aktiva tersebut memberikan manfaatnya kepada perusahaan.
2. Taksiran kerugian piutang, apabila ada pitang yang tidak dapat ditagih akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
3. Pemakaian perlengkapan, pada akhir periode perlu memerlukan perhitungan atas perlengkapan yang dipakai dan perlengkapan yang masih ada. Perlengkapan yang dipakai merupakan beban, sedangkan perlengkapan yang belum dipakai merupakan aktiva (perlengkapan).
4. Beban dibayar di muka (prepaid expanse), adalah beban yang sudah dibayar perusahaan tetapi belum diakui sebagai pada periode yang bersangkutan. 5. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue), adalah pendapatan yang
6. Pendapatan yang masih harus diterima (accrued revenue), adalah pendapatan yang uangnya belum diterima secara tunai tetapi sudah diakui sebagai hak/pendapatan untuk periode yang bersangkutan.
7. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense), adalah beban yang belum dibayar secara tunai tetapi sudah diakui sebagai beban dan kewajiban pada periode yang bersangkutan.
8. Rekonsiliasi kas di bank, jika perusahaan mempunyai simpanan di bank dalam bentuk giro, maka pada akhir periode harus diadakan penyesuaian antara catatan yang dibuat oleh perusahaan dengan laporan yang dibuat bank (rekening koran).
9. Koreksi kesalahan, dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi, misalnya terlalu besar dicatat, terlalu kecil dibukukan, salah pencatatan pada akun, salah memasukkan debit dan kredit, maupun lupa dicatat.
2.3.Persepsi
(2002:71) menyebutkan proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti disebut persepsi.
Perilaku individu didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menerapkan kesan indera mereka agar dapat memberi makna kepada lingkungan, apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif (Sunarto, 2003:50). Sedangkan menurut Robbins (2008:175), persepsi adalah proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Menurut Slameto (2010:102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus mengadakan hubungan dengan lingkungan melalui alat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.
Seorang guru harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan persepsi agar dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dapat menjadi komunikator yang efektif. Prinsip dasar tentang persepsi menurut Slameto (2010:103) yaitu:
2. Persepsi itu selektif; seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat-saat tertentu. Berdasarkan prinsip ini, guru harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan agar mendapat perhatian siswa. guru juga harus dapat menjaga keadaan lingkungan belajar agar pesan yang datang dari lingkungan tersebut tidak menyaingi pelajaran yang disampaikan guru. Selain itu, guru juga harus menjaga agar dalam satu kali pelajaran tidak terlalu banyak menyampaikan hal-hal baru.
3. Persepsi itu mempunyai tatanan; orang menerima rangsangan dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, maka akan dilengkapi sendiri sehingga hubungan menjadi jelas. Bagi guru, ini menunjukkan pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik agar tidak terjadi salah interpretasi atau salah pengertian. 4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan; harapan dan kesiapan
penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima. Guru dapat menyiapkan siswanya untuk pelajaran-pelajaran selanjutnya dengan menunjukkan pada hari pertama urut-urutan kegiatan yang harus di lakukan dalam pelajaran
yang kurang lebih sama dengan persepsi kelas lain yang telah diberikan materi pelajaran serupa.
Individu-individu mungkin saja memandang suatu benda atau objek yang sama dengan persepsi yang berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah faktor yang membentuk dan kadang memutar balikkan persepsi setiap individu. Menurut Sunarto (2003:51) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat berada pada pihak pelaku persepsi, dalam objeknya atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan.
1. Pelaku persepsi; karakteristik pribadi yang lebih relevan mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.
2. Target objek; meliputi gerakan, bunyi, ukuran dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara memandangnya. Hubungan target dengan latar belakangnya juga mempengaruhi persepsi.
3. Situasi; waktu di mana objek atau peristiwa dapat mempengaruhi perhatian seperti lokasi, cahaya atau setiap jumlah faktor situasional.
Menurut Robbins (2008:175) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat.
2. Objek atau target; karakteristik target yang diobservasi dan hubungan target dengan latar belakangnya bisa mempengaruhi apa yang diartikan.
3. Konteks situasi; waktu sebuah objek atau peristiwa dilihat dapat mempengaruhi perhatian, seperti halnya lokasi, cahaya, panas, atau sejumlah faktor situasional lainnya.
Berdasarkan hasil persepsi, seorang individu akan membuat keputusan. Pembuat keputusan yang paling baik adalah yang rasional. Artinya pembuat keputusan tersebut membuat pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan penilaian dalam batasan-batasan tertentu. Pilihan-pilihan tersebut dibuat dengan mengikuti enam langkah dari model pembuatan keputusan yang rasional (Robbins, 2008:189).
1. Mendefinisikan masalahnya; sebuah masalah ada saat terdapat ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang ada. Banyak keputusan buruk disebabkan oleh pembuat keputusan yang mengabaikan sebuah masalah atau salah mendefinisikan masalah.
2. Mengidentifikasi kriteria keputusan; mengidentifikasi kriteria tersebut penting karena yang dianggap relevan oleh seorang individu belum tentu relevan bagi individu lain.
3. Menimbang kriteria; menimbang kriteria yang telah diidentifikasi sebelumnya guna memberi mereka prioritas yang tepat dalam keputusan tersebut.
ada usaha yang dikerahkan dalam langkah ini untuk menilai alternatif-alternatif tersebut, hanya untuk menyebutkannya.
5. Mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada; setelah alternatif-alternatif dibuat, pembuat keputusan harus menganalisis dan mengevaluasi setiap alternatif dengan seksama.
6. Memilih alternatif terbaik; langkah terakhir mengharuskan pembuat keputusan untuk mempertimbangkan keputusan yang optimal.
Persepsi siswa mengenai suatu teknologi sangat mempengaruhi penerimaan teknologi tersebut oleh siswa. Apabila siswa memiliki persepsi positif terhadap teknologi, maka siswa akan menerima teknologi tersebut. Akan tetapi, apabila siswa memiliki persepsi negatif terhadap teknologi, maka siswa tidak akan menerima teknologi tersebut. Jogiyanto (2007:111) mengemukakan model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai. Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Davis (1986) yang dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fishbein (1980). TAM berargumentasi bahwa penerimaan individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk, yaitu kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian.
2.4.Media Pembelajaran
diharapkan dapat menggunakan alat-alat atau perlengkapan tersebut secara efektif dan efisien dalam pembelajaran di kelas. Akan tetapi, guru juga diharapkan dapat menggunakan berbagai alat-alat yang murah, efisien, mampu dimiliki sekolah (baik yang dibuat sendiri oleh guru maupun yang telah tersedia dan dimiliki sekolah), serta tidak menolak kemungkinan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan teknologi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mulai berusaha membiasakan diri untuk menggunakan peralatan-peralatan dalam proses belajar mengajar di kelas (Sanaky, 2009:2).
merangsang siswa untuk belajar, (3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, (4) bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang siswa untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual, dan audio-visual.
Jika seorang pengajar mengharapkan proses dan hasil pembelajaran efektif, efisien, dan berkualitas, maka pengajar harus menggunakan media pembelajaran. Menurut Sanaky (2009:15) kegunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.
b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse
atau highspeed photography.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, dapat ditampilkan kembali melalui rekaman film, video, VCD, film bingkai, atau foto.
e. Objek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
3. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa karena media pembelajaran menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan, serta memungkinkan siswa belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4. Mengatasi sifat yang unik pada tiap pembelajar, lingkungan, serta pengalaman yang berbeda karena media pembelajaran memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Sedangkan menurut Hamalik (1994:16) nilai praktis dari media pendidikan sebagai berikut:
1. Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi siswa.
2. Media pendidikan melampaui batas-batas ruangan kelas, sehingga dapat menghadirkan objek yang terlalu besar, objek atau benda yang terlalu kecil, gejala-gejala yang terlalu lambat gerakannya, benda-benda dan hal-hal yang proses terjadinya terlalu cepat, bunyi suara yang terlalu halus, dan menyederhanakan hal-hal yang terlalu kompleks.
3. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.
4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan.
5. Media pendidikan akan memberikan pengertian/konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti.
8. Media pendidikan akan memberikan pengalaman yang menyeluruh.
Setelah mengetahui manfaat media pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Pemilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metode mengajar, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa, serta situasi pengajaran yang sedang berlangsung. Sutjiono (2005:82) mengungkapkan sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain:
1. Access, kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media pembelajaran. Media yang akan digunakan harus tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh siswa.
2. Cost, biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih media pembelajaran. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun, biaya harus dihitung pula dengan aspek manfaat. Hal ini dikarenakan semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
3. Technology, memilih media pembelajaran juga harus memperhatikan ketersediaan teknisi dan kemudahan penggunaan media tersebut.
4. Interactivity, media yang baik dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas antara siswa dengan media yang digunakan.
6. Novelty, kebaruan media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan, karena media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
Menurut Sanaky (2009:48) sebelum memilih media pembelajaran, perlu dicermati pula berbagai jenis media yang sering digunakan, yaitu:
1. Media cetak, media cetak paling banyak digunakan dalam proses pembelajaran dibandingkan jenis media yang lain. Bentuk media ini sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal, dan majalah ilmiah.
2. Media pameran, media ini memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini berupa benda-benda sesungguhnya (realia) atau benda tiruan dari benda-benda aslinya. Contoh media ini yaitu poster, grafis, realia, dan model.
3. Media yang diproyeksikan, media ini memiliki bentuk yang bervariasi, yaitu
overhead transparansi, slide suara, dan film strip. overhead transparansi dapat dianggap sebagai media yang diproyeksikan paling banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Sampai saat ini media slide suara dan film strip sudah tidak digunakan lagi untuk keperluan pembelajaran.
4. Rekaman audio, rekaman audio sangat tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa asing dan latihan-latihan yang bersifat verbal. Pembelajaran tentang cara pengucapan dan keterampilan mendengar akan sangat efektif menggunakan media ini.
fitur yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu fitur tersebut adalah slow motion di mana gerakan objek atau peristiwa tertentu yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar mudah dipelajari oleh siswa.
6. Komputer, komputer sebagai media pembelajaran memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dan komputer mampu membuat proses belajar menjadi interaktif. Beberapa alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran adalah pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.
Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya media komputer. Sanaky (2009:177) menyatakan komputer memiliki kemampuan untuk memberikan umpan balik yang segera kepada pemakainya. Kelebihan komputer sebagai media pembelajaran yaitu:
1. Komputer memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami materi yang ditayangkan.
2. Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat siswa dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
3. Penggunaan komputer memungkinkan siswa menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.
5. Komputer dapat menciptakan proses belajar yang efektif bagi siswa yang lambat dan membantu memacu efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat.
6. Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan terhadap hasil belajar siswa dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar.
7. Komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.
8. Komputer dapat dirancang agar dapat memberikan saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu.
9. Komputer memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik yang menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi.
10. Kapasitas memori yang dimiliki komputer memungkinkan pengguna menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya yang dapat digunakan siswa sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan kegiatan belajar selanjutnya.
11. Penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil.
1. Pengadaan dan pengembangan program komputer memerlukan biaya yang tinggi, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.
2. Pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak memerlukan biaya yang relatif tinggi.
3. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama.
4. Merancang dan memproduksi program pembelajaran berbasis komputer adalah pekerjaan yang tidak mudah, memerlukan banyak waktu, dan keahlian khusus.
2.5.Account Board
Account Board merupakan sebuah media pembelajaran berbasis komputer yang dirancang untuk membantu siswa menguasai materi jurnal penyesuaian perusahaan jasa mata pelajaran ekonomi. Account Board menampilkan akun-akun debit dan akun-akun kredit yang diperlukan dalam jurnal penyesuaian perusahaan jasa, serta posisi bertambah atau berkurangnya akun. Akun-akun ini terdiri dari 4 warna, yaitu warna merah, kuning, hijau dan biru. Warna merah untuk menunjukkan akun harta, kuning untuk menunjukkan akun utang, hijau untuk menunjukkan akun pendapatan, dan biru untuk menunjukkan akun beban.
jurnal penysuaian perusahaan jasa dengan variasi analisis jurnal penyesuaian, karena setiap level memiliki pertanyaan yang berbeda satu sama lain.
Pengoperasian Account Board tidaklah sulit, siswa hanya harus mengklik pilihan level dalam tiap analisis jurnal penyesuaian yang ingin dipelajari, kemudian klik tombol OK. Contohnya, apabila siswa memilih analisis jurnal penyesuaian PEMAKAIAN PERLENGKAPAN untuk perlengkapan kantor level
1, maka siswa hanya harus mengklik pada angka “1” di sebelah kanan
perlengkapan kantor. Kemudian bagian bawah kiri layar komputer akan menampilkan sebuah pertanyaan. Apabila siswa mengklik tombol “OK” yang terdapat di bagian bawah tengah layar komputer, maka layar akan menampilkan
kotak akun debit “beban perlengkapan kantor” dan kotak akun kredit
“perlengkapan kantor” yang berkedip-kedip. Kemudian sisi bawah kanan layar
komputer akan menampilkan penjelasan dan perhitungan analisis jurnal penyesuaian dari pertanyaan tersebut.
2.6.Persepsi Siswa Mengenai Kegunaan Media Account Board
merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi (misalnya Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et. Al., 1997; Sun, 2003). Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan konstruk yang paling banyak signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude), minat (behavioral intention), dan perilaku (behavior) di dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan konstruk kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) dibentuk dari banyak item. Davis (1986) menggunakan 6 buah item untuk membentuk konstruk ini. Keenam item ini adalah work more quickly, job performance, increase productivity, effectiveness, makes job easier, dan useful.
pembelajaran jurnal penyesuaian perusahaan jasa, maka mereka tidak akan menggunakan media Account Board untuk belajar jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Indikator persepsi siswa mengenai kegunaan media Account Board
diadaptasi dari Davis, et al. (1989) serta Gardner dan Amoroso (2004) disesuaikan dengan Taksonomi Bloom yaitu kecepatan menyelesaikan tugas, pencapaian pemahaman, peningkatan partisipasi, efektivitas belajar, kemudahan mengerjakan tugas, dan kegunaan.
2.7.Persepsi Siswa Mengenai Kemudahan Penggunaan Media Account Board
Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use), didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
bebas dari usaha (“is the extent to which a person believes that using a technology
will be free of effort”). Berdasarkan definisinya, diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya.
Davis (1986) juga menggunakan 6 buah item untuk membentuk konstruk ini. Keenam item ini adalah easy of learn, controllable, clear and understandable, flexible, easy to become skillful, dan easy to use.
Persepsi siswa mengenai kemudahan penggunaan media Account Board
didefinisikan sebagai anggapan siswa bahwa media Account Board mudah untuk digunakan atau dioperasikan. Apabila siswa percaya bahwa media Account Board
mudah untuk digunakan, maka mereka akan menggunakan media Account Board
untuk belajar jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Sebaliknya apabila siswa percaya bahwa media Account Board tidak mudah untuk digunakan, maka mereka tidak akan menggunakan media Account Board untuk belajar jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Indikator dari persepsi siswa mengenai kemudahan penggunaan media Account Board diadaptasi dari Davis, et al. (1989) serta Gardner dan Amoroso (2004) disesuaikan dengan Taksonomi Bloom yaitu kemudahan mempelajari, dapat dikendalikan, jelas dan dapat dimengerti, fleksibel, kemahiran, serta kemudahan penggunaan.
2.8.Kerangka Berfikir
siswa untuk belajar, mengurangi kejenuhan dalam menerima pelajaran, serta memberikan motivasi belajar pada siswa adalah media komputer. Komputer dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, karena adanya hubungan saling membutuhkan antara siswa dengan komputer. Siswa membutuhkan komputer yang digunakan sebagai media pembelajaran untuk mendapatkan materi pelajaran, dan komputer membutuhkan siswa untuk mengoperasikannya.
Siswa akan menerima teknologi komputer sebagai media pembelajaran apabila siswa memiliki persepsi positif terhadap media pembelajaran berbasis teknologi komputer tersebut. Berdasarkan model penerimaan teknologi atau
Board untuk belajar jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Apabila siswa menggunakan media Account Board untuk belajar jurnal penyesuaian perusahaan jasa, maka hasil belajar jurnal penyesuaian perusahaan jasa akan meningkat.
Jogiyanto (2007:174) menyatakan model penerimaan teknologi atau
Technology Acceptance Model (TAM) telah banyak digunakan untuk menguji penerimaan teknologi oleh pemakai sistem. Teknologi internet merupakan teknologi yang penting untuk dimanfaatkan, terlebih jika internet dimaksudkan untuk digunakan oleh pelanggan-pelanggan dalam bertransaksi dengan organisasi. Jika pelanggan tidak dapat menerima teknologi ini, maka penggunaan internet untuk kepentingan menjangkau pelanggan akan sia-sia. Gardner dan Amoroso (2004) mengembangkan TAM dengan menambah empat variabel eksternal untuk meneliti penerimaan pelanggan menggunakan teknologi internet. Empat variabel eksternal tersebut meliputi gender, pengalaman, kerumitan, dan kesukarelaan.
persepsian menggunakan internet (perceived complexity using the Internet) diukur menggunakan item-item yang diadaptasi dari Igbaria, et al. (1996). Pengalaman (experience) diukur menggunakan item-item yang diadaptasi dari Venkatesh dan Davis (1996, 2000) dan Legris, et al. (2002). Kesukarelaan menggunakan internet (voluntarieness using the Internet) diukur menggunakan item-item yang diadaptasi dari Venkatesh dan Davis (2000). Gender diukur menggunakan sebuah item yang diadaptasi dari Gefen dan Straub (1997).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004:8) yang meneliti bagaimana pelanggan mengadopsi dan menerima aplikasi berbasis internet adalah bahwa pengalaman merupakan konstruk yang mempengaruhi kegunaan persepsian dan minat perilaku, kesukarelaan juga ditemukan berkorelasi dengan minat perilaku, kerumitan persepsian berhubungan dengan kegunaan persepsian dan secara langsung mempengaruhi penggunaan persepsian, serta
gender mempunyai peran penting dalam menentukan kepercayaan-kepercayaan dalam menggunakan internet dan juga berperan secara langsung pada kegunaan persepsian internet.
2.9.Hipotesis
Berdasarkan landasan teori di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ada pengaruh persepsi siswa mengenai kegunaan media Account Board
terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat.
2. Ada pengaruh persepsi siswa mengenai kemudahan penggunaan media
Account Board terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada SMA Negeri 1 Kramat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode survey cross-sectional. Survey ini dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kramat yang telah memperoleh mata pelajaran ekonomi materi jurnal penyesuaian perusahaan jasa dengan menggunakan media Account Board.
3.2.Populasi Penelitian
Pada penelitian ini, populasi diambil dari siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kramat tahun ajaran 2010/2011 yang secara keseluruhan berjumlah 205 siswa dengan jumlah tiap kelas adalah sebagai berikut: kelas XI IPS 1 berjumlah 40 siswa, kelas XI IPS 2 berjumlah 42 siswa, kelas XI IPS 3 berjumlah 40 siswa, kelas XI IPS 4 berjumlah 42 siswa, dan kelas XI IPS 5 berjumlah 41 siswa.
3.3.Sampel penelitian