• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMK NEGERI 1 BAWEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMK NEGERI 1 BAWEN"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENERAPAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN SIKAP

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMK NEGERI 1 BAWEN

SKRIPSI

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh Sofiyatu Rahmi

3301411105

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Senin

Tanggal : 29 Juni 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc Drs. Tijan, M.Si

(3)

3 PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, pada:

Hari : Senin Tanggal : 13 Juli 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Drs. Suprayogi, M.Pd Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc Drs. Tijan M.Si

NIP. 195809051985031003 NIP. 194806091976031001 NIP. 196211201987021001

(4)

4 PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2015

(5)

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

 “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (Agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.

(QS. Muhammad:7).

 Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR. Ahmad).

 Kesuksesan hanya akan dimiliki oleh mereka yang berkeyakinan mendalam, diinspirasikan oleh mereka yang bervisi, dimulai oleh mereka yang cerdas, dilaksanakan oleh mereka yang ikhlas, dimenangkan oleh mereka yang berani, diraih oleh mereka yang kuat dan digerakkan oleh mereka yang bermotivasi. (Trusco).

(6)

6 PERSEMBAHAN

Atas berkat rahmat Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Teruntuk Ummi dan Abahku tercinta; Sri Setiati dan Dwi Sunarno, S.Pd. Terimakasih telah menjadi orang tua terhebat, atas segala

do’a, cinta kasih yang tulus, motivasi, dan semua hal yang tidak bisa disebutkan. Semoga perjuangan untuk putrimu ini membawa kalian dalam Jannah-Nya.

2. Kakak dan Adikku tercinta, Sakti Setia Habibi, S.Pd., Imaroh Syahida, S.Pd., Khoulah Nurul Ummah, dan Hamas Abdul Haq yang senantiasa

mendo’akan dan mencurahkan perhatian yang

tulus. Semoga Allah SWT mengumpulkan kita dalam Jannah-Nya.

3. Ahmad Samsi, S.Pd.I. Teman diskusi yang telah

memberikan do’a, inspirasi, serta motivasi untuk selalu berjuang mendapatkan yang terbaik. 4. Sahabat-sahabatku tercinta: Mifta, Aliya, Ina,

yang telah mendo’akan. Aku mencintai karena Allah SWT.

5. Teman-teman Kos Nusaibah: Ria Rahma, Rizka, Novia, Nur Latif, dan Abida yang telah memberikan semangat. Bahagia bisa mengenal kalian.

6. Teman-teman seperjuangan PKn FIS Unnes tahun 2011.

(7)

7 SARI

Rahmi, Sofiyatu. 2015. Penerapan Edmodo untuk Meningkatkan Sikap Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Bawen. Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc dan Drs. Tijan, M.Si. 104 halaman.

Kata Kunci: Sikap Kemandirian Belajar Siswa dan Edmodo

Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) wajib dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran agar relevan dengan perkembangan zaman (Arsyad, 2005:180). Banyak pilihan bagi praktisi pendidik untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajarannya, antara lain: Macromedia Flash Player, Camtasia, dan Edmodo. Edmodo merupakan salah satu multimedia yang menawarkan sistem pembelajaran yang aktif bagi siswa dalam belajar terutama dalam membentuk kemandirian siswa dalam belajar pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus pembahasan adalah (1) penerapan pembelajaran PPKn dengan menggunakan Edmodo di kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen dan (2) apakah penerapan Edmodo pada mata pelajaran PPKn efektif memperkuat sikap kemandirian belajar siswa kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dan bentuk desain dalam penelitian ini menggunakan jenis Quasi Eksperimental Design dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design. Dengan desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol, kemudian diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilaksanakan treatment, kemudian diberi post test untuk mengetahui kondisi akhir dari kelompok eksperimen maupun kontrol.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TPHP (A, B, C, dan D) dan X ATU semester genap di SMK Negeri 1 Bawen tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan sampelnya adalah kelas X TPHP A sebagai kelas eksperimen dan kelas X ATU sebagai kelas kontrol.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penerapan Edmodo dalam pembelajaran PPKn pada kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen menjadikan siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, lebih terampil dalam mencari sumber belajar maupun mengerjakan tugas, dan hasil belajar meningkat. (2) sikap kemandirian belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diterapkan pembelajaran PPKn dengan menggunakan Edmodo pada siswa kelas X TPHP A dibandingkan X ATU sebagai kelas kontrol.

(8)

8 KATA PENGANTAR

Dengan Ridho Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang dan limpahan rahmat, taufik, nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Berkat kebaikan hati dari banyak pihak maka skripsi yang berjudul “Penerapan Edmodo untuk Meningkatkan Sikap Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Bawen” ini dapat terwujud. Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc sebagai dosen pembimbing I, Drs. Tijan, M.Si sebagai dosen pembimbing II, dan Drs. Suprayogi sebagai penguji utama dalam sidang skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh keikhlasan, kesabaran, serta ketelitian dalam penyusunan skripsi ini.

Penghargaan serta ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan untuk membuat skripsi ini.

2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberi kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd, Ketua Jurusan Politik dan kewarganegaraan beserta stafnya yang telah memberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Unnes yang telah memberi bekal ilmu dan sumber inspirasi serta dukungan moril dalam membantu menyelesaikan skripsi ini kepada penulis.

5. Ummi Sri Setiati dan Abah Dwi Sunarno yang telah menjadi orang tua terhebat dan selalu memberikan motivasi serta materi sehingga bisa seperti saat ini.

(9)

9 7. Kepala SMK Negeri 1 Bawen beserta segenap guru dan stafnya yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Hesti Murwati, S.Pd.,M.Hum, Guru PPKn SMK Negeri 1 Bawen yang telah memberi kesempatan penelitian kepada penulis.

9. Siswa Kelas X TPHP A dan X ATU SMK Negeri 1 Bawen yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

10. Sahabat-sahabatku tersayang Mifta, Ina, Aliya, dek Ria, dek Rizka, dek Nur latif dan dek Novia yang selalu memberikan semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu baik moril maupun motivasi kepada penulis.

Semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis diatas mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Wallahu’alam bi shawab.

Semarang, Juni 2015

(10)

10 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

SARI ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Batasan Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori 1. Kemandirian Belajar ... 11

a. Pengertian Kemandirian ... 11

(11)

11 c. Upaya-upaya Pengembangan Kemandirian Peserta Didik . 16

d. Pengertian Kemandirian Belajar ... 18

e. Ciri-ciri Kemandirian Belajar ... 19

2. Belajar ... 20

a. Pengertian Belajar ... 20

b. Unsur-unsur Belajar... 20

c. Tahap Proses Belajar ... 21

d. Aspek Belajar ... 22

e. Hasil Belajar ... 24

f. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 24

g. Belajar Mandiri ... 25

3. Edmodo sebagai Media Pembelajaran ... 25

a. Sejarah Edmodo ... 25

b. Pengertian Edmodo ... 26

c. Manfaat Edmodo untuk Pembelajaran ... 27

d. Penggunaan Edmodo ... 28

e. Kelebihan dan Kekurangan Edmodo ... 33

f. Edmodo sebagai Pembentuk Kemandirian Belajar ... 34

4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 36

a. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan ... 36

b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 38

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 38

d. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 39

(12)

12

A. Dasar Penelitian ... 43

1. Pre Test ... 44

2. Treatment (perlakuan) ... 45

3. Post Test ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 45

C. Populasi dan Sampel ... 46

1. Populasi ... 46

2. Sampel ... 47

D. Variabel Penelitian ... 47

1. Variabel Bebas (X) ... 48

2. Variabel Terikat (Y) ... 48

3. Hubungan Antar Variabel ... 48

E. Metode dan Alat Pengumpul Data ... 49

1. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 49

2. Penyusunan Instrumen ... 52

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 53

1. Validitas ... 53

2. Reliabilitas Instrumen ... 56

3. Hasil Uji Coba Instrumen ... 57

G. Metode Analisis Data ... 59

1. Wilcoxon Matched Pairs ... 59

2. Rumus Gain ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

(13)

13 2. Penerapan Edmodo pada mata pelajaran PPKn efektif

memperkuat sikap kemandirian belajar siswa kelas X TPHP A

SMK Negeri 1 Bawen...68

B. Pembahasan ... 94

1. Edmodo dapat Meningkatkan Sikap Kemandirian Belajar Siswa kelas X TPHP A pada Mata Pelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Bawen ... 94

2. Kendala yang Dihadapi dalam Penerapan Edmodo pada Mata Pelajaran PPKn pada Siswa Kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen ... 97

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 99

B. Saran...100

DAFTAR PUSTAKA...101

(14)

14 DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Desain Penelitian ... 43 1.2 Data Siswa Kelas T TPHP A dan X ATU SMK Negeri 1

(15)

15 DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

1.1 Data Pre Test Hasil Belajar Siswa Kelas X TPHP A ... 68

1.2 Data Pre Test Hasil Belajar Siswa Kelas X ATU... 68

1.3 Perbedaan Pre Test Hasil Belajar Siswa Kelas X TPHP A dan X ATU ... 70

1.4 Data Post Test Hasil Belajar Siswa Kelas X TPHP A ... 72

1.5 Data Post Tet Hasil Belajar Siswa Kelas X ATU ... 72

1.6 Perbedaan Post Test Hasil Belajar Siswa Kelas X TPHP A dan X ATU .... 73

1.7 Perbedaan Hasil Pre Test dan Post Test Hasil Belajar Siswa Kelas X TPHP A ... 75

1.8 Perbedaan Hasil Pre Test dan Post Test Hasil Belajar Siswa Kelas X ATU ... 75

1.9 Perbedaan Pre Test Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X TPHP A dan X ATU ... 78

2.1 Perbedaan Post Test Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X TPHP A dan X ATU ... 79

2.2 Perbedaan Pre Test Aspek Keterampilan Siswa Kelas X TPHP A dan X ATU ... 82

(16)

16 DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

17 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus PPKn SMK Semester Genap

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPKn Kelas X TPHP A 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPKn Kelas X ATU 4. Pemetaan Indikator Aspek Pngetahuan

5. Soal Try Out (Uji Coba) Aspek Pengetahuan 6. Kisi-kisi Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa

7. Angket Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa (Try Out/Uji Coba) 8. Aspek Keterampilan Belajar Siswa

9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian (Aspek Pengetahuan) 10. Uji Validitas dan Reliabilittas Instrumen Penelitian (Aspek Sikap)

11. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian (Aspek Keterampilan) 12. Data Pre Test Aspek Pengetahuan Siswa Kelas X TPHP A

13. Data Post Test Aspek Pengetahuan Siswa Kelas X TPHP A 14. Data Pre Test Aspek Pengetahuan Siswa Kelas X ATU 15. Data Post Test Aspek Pengetahuan Siswa Kelas X ATU

16. Data Pre Test Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X TPHP A 17. Data Post Test Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X TPHP A 18. Data Pre Test Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X ATU 19. Data Post Test Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X ATU 20. Data Pre Test Aspek Keterampilan Siswa Kelas X TPHP A

(18)

18 23. Data Post Test Aspek Keterampilan Siswa Kelas X ATU

24. Efektivitas Aspek Pengetahuan Siswa Kelas X TPHP A

25. Efektivitas Aspek Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X TPHP A 26. Efektivitas Aspek Keterampilan Siswa Kelas X TPHP A

27. Efektivitas Aspek Pengetahuan Siswa Kelas X ATU

28. Efektivitas Aspek Sikap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X ATU 29. Efektivitas Aspek Keterampilan Siswa Kelas X ATU

30. Daftar Siswa Kelas X TPHP A 31. Daftar Siswa Kelas X ATU 32. Surat Ijin Penelitian

(19)

19 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ternyata tidak hanya membawa dampak positif akan tetapi juga dampak negatif bagi dunia pendidikan (Hayati: 2013). Dampak positif dengan adanya kemajuan tersebut antara lain: mempermudah mencari materi pembelajaran seluas-luasnya dan melakukan komunikasi. Sedangkan dampak negatif yang menjadi perhatian bersama salah satunya adalah budaya malas membaca buku dan plagiat.

Era globalisasi merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dihindari keberadaanya termasuk segala sesuatu yang menyertainya. Revolusi teknologi, transportasi, informasi, dan komunikasi menjadikan dunia ini tanpa batas (Asmani, 2011: 5). Hal ini telah memicu adanya perubahan dalam banyak hal mulai dari gaya hidup sampai dengan cara berpikir manusia dalam menyikapi fenomena kehidupannya sehingga memunculkan berbagai inovasi di berbagai bidang baik dalam bidang teknologi, transportasi, informasi, maupun komunikasi termasuk pendidikan.

(20)

20 bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: 1. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. berakhlaq mulia, 3. sehat, 4. berilmu, 5. cakap, 6. kreatif, 7. mandiri, dan 8. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Perkembangan zaman menuntut setiap siswa mengembangkan dirinya melalui proses belajar. Kemandirian belajar adalah sebuah sikap yang menggerakkan siswa untuk belajar karena kesadarannya (Sugiantoro, 2013). Siswa yang memiliki sikap kemandirian belajar akan memiliki inovasi dalam proses belajarnya sehingga akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang membuatnya lebih kreatif untuk menemukan hal-hal dan pengetahuan baru sesuai dengan materi yang sedang dipelajarinya.

Sikap kemandirian belajar sangat penting dimiliki oleh setiap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Baik dan buruknya prestasi belajar di sekolah salah satunya ditentukan oleh masing-masing siswa dan setiap siswa pada dasarnya memiliki kemampuan yang berbeda untuk mencapai prestasi belajar yang terbaik salah satunya ditentukan oleh sikap kemandirian dalam belajar.

(21)

21 yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi belajar akan meningkat.sedangkan bagi siswa, dapat memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang belum dikuasai dan mengulang dengan cepat hal-hal yang sudah dikuasi (Munir, 2009: 249). Oleh karena itu, sebelum pembelajaran siswa dapat mengakses materi pelajaran lewat akun guru dengan bantuan internet (Edmodo).

Multimedia berbasis komputer ini sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan (Arsyad, 2005:172), mulai dari perangkat keras sampai perangkat lunak memberikan banyak pilihan bagi kemajuan bidang pendidikan untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Keunggulan yang ditawarkan bukan hanya terdapat pada faktor kecepatan dalam memberikan informasi, namun penggunaan media berbasis komputer dan internet akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. Selain meningkatkan bakat dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membangkitkan motivasi, menyajikan data yang menarik serta membantu meningkatkan pemahaman.

Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) wajib dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran agar relevan dengan perkembangan zaman (Arsyad, 2005:180). Banyak pilihan bagi praktisi pendidik untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajarannya, antara lain: Macromedia Flash Player, Camtasia, dan Edmodo.

(22)

22 membentuk kemandirian siswa dalam belajar terutama pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Edmodo merupakan salah satu media pembelajaran dengan sistem jejaring sosial untuk pembelajaran yang berbasis Learning Management System (LSM). Media Edmodo akan memberikan fasilitas yang aman

(keamanan data) bagi guru dan siswa untuk melakukan komunikasi dan kolaborasi berbagai konten dan aplikasi pembelajaran, pekerjaan rumah (PR) siswa, ulangan atau mengerjakan tugas secara online, pembuatan nilai, dan lain sebagainya yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Pada intinya, Edmodo menyediakan semua yang bisa dilakukan guru bersama siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam kegiatan pembelajaran. Edmodo adalah sebuah situs yang digunakan oleh pendidik untuk membuat kelas virtual dan situs tersebut gratis serta mudah digunakan selama guru dan murid terhubung dengan internet sehingga siswa dapat berlatih belajar secara mandiri meskipun tanpa bimbingan seorang guru.

(23)

23 Seorang siswa dikatakan memiliki sikap kemandirian belajar apabila: 1. memiliki sikap percaya diri, 2. mampu belajar sendiri, 3.bersikap kritis, 4.belajar secara terus menerus, dan 5. bertanggung jawab. Proses meningkatkan sikap kemandirian belajar perlu ditanamkan sejak usia dini. Meningkatkan sikap kemandiran belajar dimulai dari keluarga, masyarakat hingga sekolah.

Meningkatkan kemandirian belajar di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan lanjutan, karena dalam tahap ini pada dasarnya anak sedang disiapkan secara mandiri untuk bekerja sebagai kelangsungan hidup pada masa mendatang.

(24)

24 di kelas menggunakan android, dan sudah dihimbau pada saat pertemuan wali murid pada bulan Agustus 2014 kepada seluruh siswa kelas X untuk memiliki salah satu dari I-Pad, netbook atau laptop untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil interview penulis dengan Ibu Hesti Murwati S.Pd. M.Hum selaku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada tanggal 23 Januari 2015, bahwa siswa di SMK Negeri 1 Bawen belum sepenuhnya memiliki kemandirian dalam belajarterutama kelas X TPHP dan X ATU . Hal ini dapat dilihat pada permasalahan yang nampak pada kelas X, diantaranya adalah siswa jarang membaca buku, siswa minta diarahkan guru secara terus menerus dalam kegiatan belajar, tidak mampu belajar secara mandiri, siswa melakukan kegiatan harus dengan perintah guru, siswa sering menyontek saat ulangan harian atau ujian semester berlangsung, siswa menggunakan jam pelajaran kosong untuk bermain dan pergi ke kantin sekolah, dan siswa ingin cepat-cepat mengakhiri jam pelajaran.

(25)

25 menerapkan Edmodo dalam pembelajaran, diyakini dapat mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh siswa-siswa SMK Negeri 1 Bawen dan pada umumnya.

Berdasarkan beberapa kajian yang mendalam dari latar belakang di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat judul penelitian untuk skripsi dengan judul “Penerapan Edmodo untuk Meningkatkan Sikap

Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn di SMK Negeri 1 Bawen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran PPKn dengan menggunakan Edmodo pada siswa kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen?

2. Apakah penerapan Edmodo pada mata pelajaran PPKn efektif memperkuat sikap kemandirian belajar siswa kelas X TPHP ASMK Negeri 1 Bawen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran PPKn dengan menggunakan Edmodo di kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen. 2. Untuk mengetahui tingkat keefektifan penerapan Edmodo pada mata

pelajaran PPKn dalam memperkuat sikap kemandirian belajar siswa kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen.

(26)

26 Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah khasanah pengetahuan, terutama program studi PPKn dalam memberikan gambaran yang jelas mengenai penggunaan sistem Edmodo yang diterapkan bagi peserta didik SMK Negeri 1 Bawen. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan pembelajaran mata pelajaran, khususnya PPKn.

b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan menggunakan Edmodo dalam kegiatan pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap judul skripsi ini, maka beberapa istilah yang terdapat pada judul ini perlu dijelaskan. Istilah-istilah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sikap Kemandirian BelajarSiswa

Sikap kemandirian merupukan suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Di dalam proses pembelajaran peserta didik hendaknya dapat diarahkan agar mudah dibentuk sebagai peserta didik yang memiliki sikap kemandirian dalam belajar.

(27)

27 guru. Belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru atau mentornya di dalam kelas.

Sikap kemandirian dalam belajar perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka mempunyai tanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya serta dapat mengembangkan kemampuan dalam belajaranya.

Setiap individu cenderung mengharapkan potensi dirinya dapat berkembang secara optimal ke arah yang yang lebih baik. Hal ini dapat diperoleh individu dengan memiliki karakter mandiri. Pembahasan mengenai kemandirian meliputi: pengertian mandiri, tingkatan dan karakteristik kemandirian, faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian dan upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta didik.

2. Edmodo

(28)

28 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Untuk memahami lebih dalam mengenai penelitian ini, maka perlu dijelaskan lebih lengkap mengenai beberapa istilah yang digunakan di dalam penelitian ini. Adapun penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kemandirian

a. Pengertian Kemandirian

Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu

kata keadaan atau benda.

Erikson (dalam Desmita, 2010:185) mendefinisikan kemandirian sebagai usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.

Nilai kemandirian didefinisikan oleh Kemendiknas (2010:17) sebagai “Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas”.

(29)

29 McDougal (dalam Ali dan Mohammad, 2012: 110) mengungkapkan bahwa kemandirian merupakan konformitas khusus, yang berarti suatu konformitas terhadap kelompok yang terinternalisasi.

Kemandirian diwujudkan dengan sikap disiplin dan mampu mengambil keputusan secara bijak dan kritis.

Sebagai suatu dimensi psikologis yang kompleks, kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkemangan kemandirian tersebut. Di bawah ini akan diuraikan tingkatan dan karakteristik kemandirian seperti yang sudah dikupas oleh Desmita (2010); Ali dan Mohammad(2012), adalah sebagai berikut:

1) Tingkat pertama, adalah tingkat implusif dan melindungi diri. Ciri-cirinya:

a) Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.

b) Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistik. c) Berpikir tidak logis dan tertegun pada cara berpikir

tertentu.

d) Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkungannya.

2) Tingkat kedua, adalah tingkat komformistik. Ciri-cirinya adalah:

a) Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial. b) Takut diterima kelompok.

c) Tidak sensitif terhadap keindividualan. d) Merasa berdosa jika melaggar aturan.

3) Tingkat ketiga, adalah tingkat sadar diri. Ciri-cirinya adalah: a) Mampu berpikir alternatif.

b) Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi. c) Memikirkan cara hidup.

d) Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.

4) Tingkat keempat, adalah tingkat saksama. Ciri-cirinya adalah: a) Bertindak atas daar nilai-nilai internal.

(30)

30 c) Memiliki tujuan jangka panjang.

d) Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial.

5) Tingkat kelima, adalah tingkat individualitas. Ciri-cirinya adalah:

a) Peningkatan kesadaran individualitas.

b) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain. c) Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial. 6) Tingkat keenam, adalah tingkat mandiri. Ciri-cirinya adalah:

a) Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan. b) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal. c) Responsif terhadap kemandirian orang lain.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukanlah semata-mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Perkembangannya juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari lingkungannya selain potensi yang telah dimiliki sejak lahir sebagai keturunan dari orang tuanya.

Menurut Ali dan Mohammad (2012: 118-11) ada sejumlah faktor yang sering disebut sebagai korelat bagi perkembangan kemandirian, yaitu:

(31)

31 2) Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat mendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian juga, orang tua yang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lain juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemandirian anak. Hampir semua anak atau individu tidak suka jika harus dibanding-bandingkan dengan yang lain, karena setiap anak atau individu mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri yang tidak dapat dimilki oleh orang lain.

(32)

32 kemandirian remaja. Setiap individu suka dipuji terhadap karya dan prestasi dirinya, seburuk maupun sebagus apapun karya dan prestasinya, sebagai orang tua dan guru alangkah lebih baiknya memberikan reward atas prestasi yang sudah diraih. Tidak lain adalah untuk meningkatkan keamauan. Jika mendapati anak yang melanggar hukum, berilah sanksi atau hukuman yang mendidik.

4) Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan di masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hirarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian remaja. Lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap pola pikir anak.

c. Upaya-upaya Pengembangan Kemandirian Peserta Didik

(33)

33 1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa dihargai. Semakin anak dipaksa untuk melakukan sesuatu hal, maka anak merasa ruang geraknya dibatasi. Hal ini akan menyebabkan anak tidak berkembang.

2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan di sekolah. Melatih anak untuk ikut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan pihak sekolah akan menjadikan anak semakin berimajinasi dan mempunyai pengalaman hidup.

3) Memberi kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi lingkungan, mendorong rasa ingin tahu mereka. Rasa ingin tahu seseorang berasal dari pengentahuan yang dimiliki. Semakin tinggi pengetahuan seseorang, semakin besar pula rasa ingin tahunya.

4) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.

5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak. Anak akan lebih terbuka tentang dirinya jika anak tersebut merasa dekat dengan kita.

d.Pengertian Kemandirian Belajar

(34)

34 dan latihan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain untuk menguasai suatu materi tertentu sehingga bisa dipakai untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Peserta didik yang memiliki kemandirian yang kuat tidak akan mudah menyerah. Dalam perilaku mandiri antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama.

Ahmadi dan Uhbiyati (dalam Husein, 2013: 12) kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memilik keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar, bersikap, berbangsa, maupun bernegara. Sikap kemandirian belajar ini sangat dibutuhkan oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Brookfield (dalam Husein, 2013: 13) kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya. Peserta didik yang memiliki sikap kemandirian belajar, maka ia akan merencanakan proses belajarny sendiri dan mengevaluasi belajarnya.

e. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

(35)

35 belajar. Menurut Sukarno (dalam Husein, 2013: 14) menyebutkan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai berikut:

1) Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri. 2) Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar terus

menerus.

3) Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar.

4) Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan. 5) Siswa belajar dengan penuh percaya diri.

Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan sebagai indikator sikap kemandirian belajar siswa ada 5 aspek, yang sesuai dengan pendapat Sukarno di atas, yaitu:

1) Percaya diri.

2) Mampu belajar sendiri. 3) Kritis.

4) Belajar secara terus menerus. 5) Tanggung jawab.

2. Belajar

a.Pengertian Belajar

(36)

36 Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar atau belum belajar diperlukan adanya perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dan Anni, 2012: 66).

Apabila terdapat perubahan sikap atau perilaku dalam diri individu, maka dapat dikatakan sudah belajar. Sikap atau perilaku tersebut dapat diwujudkan melalui hal-hal yang dilakukan, misalnya: membaca, menulis, mengemukakan pendapat dan diskusi.

b.Unsur-unsur Belajar

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan supaya terjadi proses belajar. Rifa’i dan Anni (2012: 68) mengungkapkan beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik. Peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yag sedang melakukan kegiatan belajar.

2) Rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik disebut stimulus. Banyak stimulus yang berada di lingkungan seseorang.

3) Memori. Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. Memori belajar sebelumnya akan disimpan dalam otaknya. Setiap individu memiliki tingkat memori yang berbeda.

(37)

37 setelah proses belajar selesai karena akan melakukan sebuah perubahan pada sikap dan perilakunya.

c.Tahap Proses Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang berproses, maka di dalamnya terdapat perubahan-perubahan yang terjadi secara bertahap. Perubahan-perubahan tersebut muncul secara bertahap. Menurut Albert Bandura (dalam Syah, 2011: 112-113) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi:

1) Tahap perhatian (attentional phase). Pada tahap ini peserta didik memusatkan perhatian pada materi yang dianggapnya menarik. 2) Tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase). Pada tahap

selanjutnya, informasi berupa materi itu ditangkap dalam ingatan, dan disimpan dalam memori.

3) Tahap Reproduksi. Pada tahap ini, segala bayangan tentang pengetahuan yang sudah tersimpan dalam memori akan diproduksi kembali.

4) Tahap motivasi. Tahap terakhir dalam proses terjadinya perilaku belajar adalah tahap penerimaan dorongan yang dapat berfungsi sebagai penguatan. Pada tahap ini, guru disarankan untuk memberi pujian, reward atau hadiah kepada peserta didik yang sudah menyelesaikan proses belajar secara memuaskan.

d.Aspek Belajar

Ada tiga aspek belajar yang akan dijelaskan, meliputi: Aspek Kognitif, afektif, dan psikomotor.

(38)

38 Upaya pengembangan kognitif siswa secara terarah baik oleh orang tua maupun oleh guru, sangatlah penting untuk dilakukan. Upaya pengembangan fungsi ranah kognitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap ranah afektif dan psiko-motor saja.

Menurut Syah (2011: 51) sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni:

a) Strategi belajar memahami isi materi pelajaran.

b) Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.

Dalam hal ini ada dua tugas guru, yakni mengajar dengan menggunakan pendekatan yang memungkinkan para siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam terhadap isi materi pelajaran dan mengembangkan kecakapan kognitif para siswa dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya (Syah, 2011: 52). Sehingga siswa mampu memahani nlai-nilai moral yang terkandung dalam materi yang diajarkan oleh guru.

2)Aspek Afektif

(39)

39 3) Aspek Psikomotor

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap ranah psikomotor. Kecakapan psikomor adalah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka (Syah, 2011: 54). Sebagai contoh, seorang siswa yang berprestasi akan lebih rajin dalam melakukan ibadah, membantu sesama pada orang yeng membutuhkan bantuannya.

e. Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui penguasaan seseorang terhadap bahan yang sudah diajarkan. Untuk menilai hasil belajar bisa berbentuk tes tertulis maupun secara lisan. Menurut Purwanto (dalam Husein, 2013: 20) mengatakan bahwa:

“Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan pengertian dari belajar sendiri adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya”.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan seseorang berubah dalam sikap dan perilakunya. Hasil belajar diperoleh setelah seorang siswa selesai mendapatkan materi pelajaran dalam proses pembelajarannya.

(40)

40 Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam (Syah, 2011: 145-157), yakni: 1) Faktor Internal, meliputi:

a) Aspek Fisiologis. Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran.

b) Aspek Psikologis. Aspek psikologis meliputi: intelegensi (kemampuan untuk mereaksi rangsangan), sikap (kecenderungan untuk mereaksi), bakat siswa (kemampuan potensial yang dimiliki siswa), minat siswa( kecenderungan dan keinginan siswa), motivasi siswa (keadaan internal siswa). 2) Faktor Eksternal Siswa, meliputi:

a) Lingkungan sosial, meliputi: guru, staf administrasi, teman sebaya.

b) Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, dan waktu belajar.

3) Faktor Pendekatan Belajar, pendekatan belajar dilakukan oleh siswa berdasarkan motivnya, bukan karena sikapnya terhadap pengetahuan.

g.Belajar Mandiri

(41)

41 sama dalam pendidikan. Proses pembelajaran hendaknya diupayakan agar dapat memberikan kebebasan dan kemandirian kepada pembelajar dalam proses belajarnya. Jika dalam pembelajar konvensional lebih banyak berkomunikasi dengan manusia yaitu pengajar atau pembelajar lainnya, sedangkan dalam pembelajaran jarak jauh lebih banyak berkomunikasi secara interpersonal berupa informasi atau materi pembelajaran dalam bentuk elektronik, cetak, maupun non cetak (Munir, 2009: 248-249). Dalam belajar mandiri, peserta didik bebas secara mandiri untuk menentukan atau memilih materi pembelajaran yang akan dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya.

3. Edmodo sebagai Media Pembelajaran a. Sejarah Edmodo

Edmodo didirikan pada tahun 2008 oleh Nicolas Brog dan Jeff O’Hara yang berkeyakinan perlunya dikembangkan lingkungan

sekolah yang terhubung dengan semua aktifitas di dunia, sehingga tidak ada kesenjangan antara kehidupan siswa di sekolah dengan kehidupan kesehariannya. Edmodo adalah media social network microblogging yang aman bagi siswa dan guru. Pada situs ini orang

tua dapat bergabung serta berkomunikasi dengan guru dan orangtua siswa lain, selain dengan putra atau putri mereka sendiri.

(42)

42 dengan guru, orang tua, dan siswa”. Melihat kenyataan yang ada di

lapangan, sudah banyak praktisi pendidik yang menggunakan Edmodo sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

b. Pengertian Edmodo

Ridwan (2013:1) berpendapat bahwa Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai Facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan. Edmodo merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial yang menyerupai Facebook, tapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini.

Hayati dan Rosida (2013:7) mendefinisikan Edmodo sebagai jejaring sosial untuk pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS). Edmodo memberi fasilitas bagi guru, murid tempat

yang aman untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi konten dan aplikasi pembelajaran, pekerjaan rumah (PR) bagi siswa, diskusi dalam kelas virtual, ulangan secara online, nilai dan masih banyak lagi akan dibahas dibawah. Pada intinya edmodo menyediakan semua yang bisa kita lakukan dikelas bersama siswa dalam kegiatan pembelajaran ditambah fasilitas bagi orang tua bisa memantau semua aktifitas anaknya di edmodo asalkan punya parent code untuk anaknya.

(43)

43 Dengan platform ini, guru atau pendidik akan lebih mudah memonitoring interaksi siswa dalam Edmodo Learning Environment. Tidak ada yang bisa masuk ke ruang Edmodo kita tanpa undangan, dan siswa tidak dapat menggunakannya untuk berhubungan dengan orang asing seperti yang terjadi di Facebook. Guru atau pendidik akan dengan mudah mengetahui jika ada pelanggar atau orang asing yang terdaftar di kelas yang guru kelola dengan Edmodo.

c. Manfaat Edmodo untuk Pembelajaran

Edmodo menyediakan lingkungan dimana mengajar dan belajar dapat meghasilkan kegembiraan siswa, siswa menjadi lebih mandiri, tanpa melupakan standar pengukuran keberhasilan siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa akan menyukai pembelajaran lewat platform ini, dan ketika siswa merasa senang keinginan mereka untuk dapat mengatasi materi baru dan sulit akan meningkat. Edmodo adalah salah satu cara untuk membangun semangat siswa dalam belajar dan meningkatkan kemandirian siswa.

d. Penggunaan Edmodo

Dalam menggunakan Edmodo ada beberapa penjelasan, yaitu pendaftaran guru, pendaftaran siswa, pengaturan akun, pemberitahuan atau notifikasi, membuat grup atau kelompok, mengunggah bahan ajar di library, catatan atau note, pengumuman atau alerts, penugasan atau assignment.Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih rinci menurut

(44)

44 Membuat akun sebagai guru maka klik tombol I’m a Teacher.Isi form registrasi dengan data-data yang valid berupa

nama depan, nama belakang, email dan password lalu pilih tombol sign up untuk menyelesaikan proses pendaftaran. Konfirmasi pendaftaran akun dikirim ke email beserta petunjuk pengaturan akun Edmodo.

2) Pendaftaran Siswa

Pembuatan akun siswa diperlukan kode grup untuk bergabung disebuah kelas atau mata pelajaran. Kode grup terdiri dari 6 digit, yang diperoleh dari guru yang telah membuat kelas atau mata pelajaran. Selanjutnya siswa dapat membuat akun dengan memilih tombol I’m a Student.

Baris pertama di form pendaftaran siswa diisi dengan 6 digit kode grup. Setelah itu siswa mengisikan username dan password yang unik. Memasukan nama depan dan nama belakang, sedangkan email boleh dimasukan atau dikosongkan. Terakhir klik tombol Sign up sehingga pendaftaran dapat diproses.

3) Pengaturan Akun

Dari halaman pengaturan akun dapat mengatur untuk mendapatkan pemberitahuan/notifikasi, mengatur keamanan dan mengatur profil. Klik menu drop downacoount pada sudut kanan atas halaman Edmodo.

Pilih menu setting untuk mengatur hal berikut ini :

(45)

45 b) Mengubah informasi pribadi untuk menambahkan atau

mengubah nama beserta alamat email. c) Mengubah kata sandi (password). d) Menentukan sekolah.

e) Menentukan notifikasi terdiri dari 3 pilihan yaitu tanpa notifikasi, notifikasi melalui email dan notifikasi melalui SMS/teks.

f) Tipe notifikasi untuk memilih tipe pemberitahuan yang akan diterima dengan cara memberitanda centang di kotak terhadap satu atau beberapa pilihan diantaranya :

(1)Alerts untuk setiap ada tanda atau indikasi peringatan. (2) Notes untuk setiap ada anggota dari kelas yang

mengirimkan notes.

(3)Direct Message untuk setiap ada anggota dari kelas yang mengirimkan pesan pribadi.

(4) Replies untuk setiap ada anggota kelas yang membalas notes dari anggota lainnya.

(5) New Group Members untuk setiap ada anggota baru di kelas.

(6) Group Join Request untuk setiap ada permintaan bergabung di grup kelas/mata pelajaran.

g) Privacy untuk memblok semua permintaan koneksi/pertemanan atau membuat profil dapat dilihat oleh jejaring pertemanan pribadi.

(46)

46 Bagian notifikasi terletak di pojok kanan atas halaman depan Edmodo. Guru dan siswa dapat melihat kegiatan-kegiatan yang akan datang, balasan terhadap notes yang diposkan, alerts dan pesan pribadi dari guru dan siswa. Untuk guru dapat melihat apakah ada notifikasi jika ada anggota baru bergabung, guru yang ingin berkoneksi, jika ada tugas yang telah diunggah siswa.

Untuk siswa, bagian notifikasi akan terlihat jika ada tugas tersedia dalam waktu dua minggu dan menunggu untuk dikerjakan. Siswa juga dapat melihat notifikasi nilai yang sudah diberikan oleh guru terhadap tugas yang telah dikerjakan.

5) Membuat Grup atau Kelompok

Untuk membuat grup, pilih create di panel sebelah kiri halaman depan Edmodo. Isi identitas yang diperlukan, klik tombol create dan akan tampil 6 digit kode grup. Kode ini yang diberikan

kepada siswa yang akan bergabung di grup. Jika siswa telah memiliki akun Edmodo, mereka bisa langsung bergabung dengan klik join yang ada di panel grup sebelah kiri halaman Edmodo mereka.

6) Mengunggah Bahan Ajar di Library

Library selayaknya perpustakaan di sekolah. Sebagai guru,

(47)

47 mengunggah bahan ajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di library, adalah sebagai berikut:

a) Masuk ke kelas yang telah dibuat, kemudian klik createand share folder with this group in the Library.

b) Muncul halaman library. Klik new untuk membuat folder baru.

c) Tentukan nama folder dan kelas mana saja yang dapat mengakses folder tersebut lalu klik create.

d) Kembali ke halaman library, klik untuk menambahkan file atau referensi lain. Muncul jendela upload to library.

Beri tanda (mark) add to folder apabila Anda ingin menambahkan pada folder. Klik tab Files untuk menambahkan data, kemudian klik upload untuk mulai mengunggah. Apabila referensi yang ingin ditambahkan berupa link, klik tab link untuk memasang link atau alamat suatu situs.

7) Catatan atau Note

Klik note untuk menulis catatan. Fungsi catatan ini sama halnya ketika guru berbicara di depan kelas. Klik send untuk mengirim catatan. Apabila berhasil, akan muncul tampilan sesuai catatan yang diketikkan.

8) Pengumuman atau Alert

(48)

48 maupun library. Biasanya alert digunakan untuk mengingatkan siswa akan batas waktu pengiriman tugas.

9) Penugasan atau Assignment

Penugasan merupakan salah satu fitur yang membedakan Edmodo dengan jejaring sosial lain. Melalui fitur ini guru dapat memberikan tugas pada siswa dengan batasan waktu pengumpulan tugas, bahkan memberi penilaian pada tugas tersebut.

e. Kelebihan dan Kekurangan Edmodo 1) KelebihanEdmodo

Menurut Umaroh (dalam Basori, 2013:101) ada beberapa kelebihan dari jejaring Edmodo, yaitu:

a) Membuat pelajaran tidak tergantung pada waktu dan tempat. b) Meringankan tugas guru untuk memberikan penilaian

kepada siswa.

c) Memberikan kesempatan pada orang tua atau wali siswa untuk memantau aktivitas belajar dan prestasi dari putra-putrinya.

d) Membuat kelas lebih dinamis karena memungkinkan interaksi guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa dalam hal pelajaran atau tugas.

e) Memfasilitasi kerja kelompok yang multidisiplin.

(49)

49 2) Kekurangan Edmodo

Sedangkan kekurangan dari jejaring Edmodo adalah:

a) Penggunaan bahasa program yang masih berbahas Inggris sehingga terkadang menyulitkan guru dan siswa.

b) Belum tersedianya sintaks online secara langsung pada Edmodo.

f. Edmodo sebagai Pembentuk Kemandirian Belajar

Edmodo menyediakan lingkungan dimana mengajar dan belajar dapat menghasilkan kegembiraan peserta didik. Peserta didik menjadi lebih mandiri, tanpa melupakan standar pengukuran keberhasilan peserta didik. Dengan menggunakan Edmodo peserta didik akan sangat tertarik bahkan menyukai pembelajaran lewat platform ini dan ketika peserta didik merasa senang, keinginan mereka untuk mengatasi materi baru dan sulit akan meningkat sehingga peserta didik akan lebih kreatif dalam melakukan pembelajaran. Penerapan Edmodo dalam pembelajaran akan memfasilitasi kerja kelompok yang multidisplin dan membuat pelajaran tidak tergantung pada waktu dan tempat sehingga dapat membentuk kemandirian belajar siswa.

Edmodo mampu menjadikan siswa memiliki sikap kemandirian belajar sesuai dengan indikator sikap kemandirian belajar yang dijadikan sebagai penelitian ini, yakni:

a) Percaya diri.

(50)

50 konvensional siswa masih merasa malu atau tidak percaya diri mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan terkait materi pelajaran di hadapan guru maupun siswa, pada akhirnya siswa tersebut berubah pikiran atau berpikir kembali untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran berlangsung. Berbeda dengan pembelajaran dengan menggunakan Edmodo, siswa akan lebih bebas bertanya dan mengemukakan pendapatnya karena akun Edmodo memfasilitasi guru dan siswa untuk diskusi secara bebas melalui akun Edmodo masing-masing. Baik bertanya maupun mengajukan pendapatnya tanpa pertemuan langsung dengan guru dan siswa lainnya. Hal inilah yang yang menjadikan siswa mulai membentuk sikap percaya dirinya, karena tipe siswa satu dengan yang lainnya berbeda. Pertama, ada siswa yang pandai dalam materi pelajaran namun tidak pandai dalam menyampaikan pendapatnya di hadapan orang banyak. Kedua, ada siswa yang kurang pandai dalam materi pelajaran namun percaya diri di hadapan orang banyak.

b) Mampu belajar sendiri.

Dalam Edmodo, guru dapat mengunggah bahan ajar di menu Library berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), E-book, video, gambar, dan lainnya. Bebeda dengan pembelajaran

(51)

51 mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan catatan terhubung dengan internet.

c) Kritis.

Dengan menggunakan Edmodo sebagai pembelajaran, setiap siswa diharuskan memiliki sikap kritis karena dalam pembelajarannya dominan dilaksanakan diskusi. Siswa yang tidak kritis dan aktif akan tertinggal dalam pelajaran.

d) Belajar secara terus menerus.

Siswa dapat belajar tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat, karena semua materi pelajaran dalam bentuk file, gambar, dan video sudah ada dalam akun Edmodo.

e) Tanggung jawab.

Pembelajaran dengan menggunakan Edmodo juga melatih siswa untuk tanggung jawab, karena mengerjakan penugasan dan quiz bersifat individu. Jadi setiap siswa betanggung jawab atas

pekerjaannya masing-masing

4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan a. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan

(52)

52 luar sekolah dalam bentuk pendidikan kepramukaan, sedangkan PPBN tahap lanjut diberikan di Perguruan Tinggi dalam bentuk pendidikan kewiraan.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menunjukkan bahwa rakyat Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan bangsa dalam rngka mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang baru diproklamasikan.

Khusus di dalam mengisi kemerdekaan ternyata telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan yang ada dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian perjuangan fisik sangat diperlukan yang harus didukung oleh semua lapisan masyarakat yang ada. Sedangkan dalam perkembangan lingkungan yang smakin mengglobal untuk membentengi diri, bangsa Indonesia memerlukan perjuangan non fisik.

(53)

53 b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan moral terdiri dari dua kata, yaitu pendidikan dan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan bdijadikan bahan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan (PPKn).

Pendidikan kewaarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang tidak diharapkan.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setipa jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Rakyat Indonesia melalui Majelis Perwakilannya, menyatakan bahwa pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat manusia.

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam diri calon-calon penerus bangsa.

(54)

54 berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, tanggung jawab, dan produktif serta jehat jasmani dan rohani.

d. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan menurut berbagai sumber adalah sebagai berikut:

1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, partisipasi dalam pembelaan negara. 2) Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat.

3) Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, penghormatan dan perlindungan HAM.

4) Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, kebebasan berorganisasi, kebebasan mengelurakan pendapat di muka umum baik lisan maupun tulisan, menghargai keputusan bersama.

5) Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan, konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

(55)

55 7) Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, pancasila sebagai ideologi terbuka, pengamalan nilainilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 8) Globalisasi, meliputi: dampak globalisasi, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi.

e. Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Hasil belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku individu setelah mendapat materi dalam proses belajarnya. Untuk memperoleh hasil belajar perlu adanya evaluasi hasil belajar, yaitu untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan.

Kalangan pendidik sebaiknya memahami bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perlu disadari bahwa proses pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam pendidikan. Berhasil tidaknya proses pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat secara tepat dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi pelajaran dalam upaya untuk meningkatkan sikap kemandirian belajar siswa.

(56)

56 belajarnya sekaligus menjadikan pembelajaran sangat menyenangkan baginya.

Dalam hal ini seorang guru hanya sebagai fasilitator dalam membentuk sikap dan karakter, serta mengembangkan pengetahuan siswa. Melalui pembelajaran PPKn dengan menggunakan Edmodo, siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan motivasi dalam belajar PPKn.

Dengan demikian, pemilihan media pembelajaran PPKn yang tepat akan lebih mengefektifkan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai hasil belajar yang baik. Hasil belajar PPKn tidak dapat dicapai dengan maksimal apabila guru tidak menerapkan media pembelajaran dengan tepat.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis Tindakan:

Apabila diterapkan pembelajaran PPKn dengan menggunakan Edmodo, maka diharapkan dapat meningkatkan sikap kemandirian belajar siswa kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen.

2. Hipotesis Statistik:

Ho: Tidak terdapat perbedaan sikap kemandirian belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran PPKn dengan menggunakan Edmodo pada siswa kelas X TPHP A SMK Negeri 1 Bawen.

(57)

57 BAB III

METODE PENELITIAN

Keberhasilan kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian banyak ditentukan oleh tepatnya metode yang digunakan. Ketepatan dalam memilih metode akan mengatur arah serta tujuan penelitian. Dalam bab ini akan dibahas tentang metode penelitian. Ada beberapa hal yang dapat menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penelitian. Hal ini bertujuan untuk melaksanakan kegiatan yang sistematis. Adapun langkah-langkah yang harus ditentukan dalam penelitian ini adalah: 1. dasar penelitian, 2. lokasi dan subjek penelitian, 3. populasi dan sampel, 4. variabel penelitian, 5. metode dan alat pengumpulan data, 6. validitas dan reliabilitas instrumen, 7. metode analisis data.

A. Dasar Penelitian

(58)
[image:58.595.179.521.231.319.2]

58 menggunakan Edmodo sebagai upaya untuk meningkatkan sikap kemandirian belajar siswa sedangkan kelompok kontrol mendapat pembelajaran dengan media pembelajaran konfensional. Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Desain Penelitian

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen Kontrol

T1 T2

P1 P2

T2 T2

Keterangan:

P1 : Pembelajaran dengan Edmodo

P2 : Pembelajaran dengan pembelajaran konfensional

T1 : Tes Awal atau pre test untuk mengetahui tingkat nilai kemandirian siswa sebelum dilakukan perlakuan atau treatment.

T2 : Tes Akhir atau post test untuk mengetahui nilai kemandirian siswa setelah dilakukan perlakuan atau treatment.

Desain penelitian eksperimen secara konkrit akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bawen adalah sebagai berikut:

1. Pre Test

Pre test dilakukan sebelum pemberiaan treatment dengan

(59)

59 pelajaran PPKn. Hasil pre test ini akan menjadi bahan perbandingan pada post test.

2. Treatment (perlakuan)

Treatment atau perlakuan yang diberikan adalah berupa

pembelajaran dengan menggunakan Edmodo pada mata pelajaran PPKn. Tujuan treatment atau perlakuan adalah untuk meningkatkan sikap kemandirian belajar siswa. Treatment atau perlakuan akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan masing-masing pertemuan berlangsung selama 90 menit.

3. Post Test

Post test dilakukan setelah pemberian treatment dengan

menggunakan skala sikap kemandirian belajar siswa yang telah digunakan pada saat mengadakan pre test. Post test bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari treatment yang sudah dilakukan. B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bawen dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TPHP A dan ATU tahun pelajaran 2014/2015.

(60)

60 C. Populasi dan Sampel

1. Popolasi

[image:60.595.171.510.448.632.2]

Populasi menurut Sugiyono (2010:117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TPHP A, X TPHP B, X TPHP C, X TPHP D, X ATU semester genap di SMK Negeri 1 Bawen, kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015. Kelas-kelas tersebut dianggap satu populasi karena memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu memperoleh materi yang sama, guru mata pelajaran yang sama, memperoleh jam belajar yang sama di sekolah.

Tabel 1.2

Data Siswa Kelas X TPHP Adan X ATU SMK Negeri 1 Bawen

No. Kelas Jumlah Siswa

1. X TPHP A 33 2. X TPHP B 34 3. X TPHP C 35 4. X TPHP D 34 5. X ATU 33

(Sumber: AdministrasI kurikulum SMK Negeri 1 Bawen tahun pelajaran 2014/2015)

2. Sampel

(61)

61 dari populasi, sampel harus benar-benar representatif dalam arti harus dapat menggambarkan karakteristik dari populasi. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010: 120). Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling. Cara pengambilan sampel secara proportionate

stratified random sampling memberikan hak yang sama kepada setiap

subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini ditemukan anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata proporsional.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2066:11). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan Edmodo.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabelitas yang terjadi sebagai akibat dikenakannya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu sikap kemandirian belajar siswa.

(62)

62 Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel bebas (X) pembelajaran dengan menggunakan edmodo dan variabel terikat (Y) sikap kemandirian belajar siswa. Hubungan antar variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Hubungan Antar Variabel

Keterangan:

X : Pembelajaran dengan menggunakan Edmodo (variabel bebas)

Y : Sikap kemandirian belajar siswa (variabel terikat)

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Edmodo sebagai variabel bebas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan sikap kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan Edmodo. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan Edmodo mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu berpengaruh terhadap sikap kemandirian belajar siswa.

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode dan Alat Pengumpulan Data

(X) Variabel

Bebas

(Y) Variabel

(63)

63 Pengumpulan data merupakan langkah terpenting dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini data yang akan dikumpulkan yaitu tingkat kemandirian siswa SMK Negeri 1 Bawen. Untuk mengukur sikap kemandirian belajar siswa membutuhkan 3 aspek belajar untuk pengumpulan data supaya hasil penelitian bisa dikatakan valid, karena mengukur sikap tidak hanya dari aspek saja yang diperhatikan. Ada 3 aspek belajar yang akan digunakan untuk mengukur sikap kemandirian belajar siswa yang sesuai dengan 3 aspek belajar, yakni aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

a. Aspek Pengetahuan

Dalam aspek pengetahuan yang menghitung hasil belajar, akan disajikan soal dengan pilihan ganda. Skor penilaian adalah: Jumlah jawaban benar x 10 (skor maksimal 10 x 10 = 100). b. Aspek Sikap

Dalam aspek sikap, menggunakan Skala Likert.

Skala Likert merupakan sejumlah pertanyaan positif dan negatif mengenai suatu objek sikap (Rachman, 2011:112).

(64)

64 jawaban kurang sesuai, 2 untuk jawaban tidak sesuai, 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai.

Sedangkan untuk pernyataan negatif, maka skornya 1 untuk jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban kurang sesuai, 4 untuk jawaban tidak sesuai, 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai.

Kriteria penilaian tingkat sikap adalah sebagai berikut: 1. 84%-100% : sangat tinggi

2. 68%-84% : tinggi 3. 52%-68% : sedang 4. 36%-52% : rendah 5. 20%-36% : sangat rendah c. Aspek Keterampilan

Dalam aspek keterampilan, ada 5 indikator untuk menilai keterampilan. Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat diskusi dan presentasi. Indikator tersebut adalah penampilan, demokratis, penyajian materi, visual/grafis. Berikut rubric penilaiannya:

a. Penampilan (skore 25): 1) Body language. 2) Pemakaian seragam.

3) Menguasai keahlian saat presentasi dan diskusi. 4) Rapi.

(65)

65 1) Kemampuan bertanya.

2) Kemampuan menjawab. 3) Kemampuan menanggapi. 4) Kritis.

5) Logis.

c. Penyajian materi (skore 25):

1) Runtut sesuai dengan struktur keilmuan. 2) Mengikuti alur logika yang jelas.

3) Menggunakan bahasa yang formal dan mudah dipahami oleh pendengar.

4) Mampu menarik perhatian pendengar.

5) Sesuai dengan konsep dan teori berdasarkan kompetensi dasar.

d. Visual/grafis (skore 25):

1) Tampilan layar (warna dan tata letak atau lay out). 2) Media presentasi mudah untuk dipahami.

3) Tidak ada salah penempatan gambar, teks, dan suara.

4) Kreatif. 5) Tidak asal.

(66)

66 d. Penyusunan Instrumen

[image:66.595.176.494.210.353.2]

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen dilaksanakan dengan beberapa tahap, baik dalam pembuatan maupun uji coba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

Gambar 1.2

Prosedur Pen

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 1.2 Prosedur Penyusunan Instrumen
Tabel deskriptive statistics di atas menunjukkan nilai
+3

Referensi

Dokumen terkait

Soal

Dalam artikel kali ini saya ingin menuliskan salah satu sub Bab dari sebuah buku berjudul Moslem Millionaire (Menguasai Cinta dan Harta Dalam 365 Hari) karya dari Ippho Santosa

Setelah lolos seleksi dan lulus Program Beasiswa S2 (Magister) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada, Program Studi S2

The relationship between the modulus of elasticity (E) the average - average in the ratio variation of fiber volume fraction in the composite softwood bark can be seen

he registry included 77 physicians (91% neurologists and 9% trained inter- nists on cerebrovascular disease) from 59 urban centres of diferent types: 39 public and 20 private

pengrajin membutuh kan waktu berjam-jam hanya untuk menggulung benang saja 8). Karena permasalahan tersebut kami tertarik ingin membantu para pembuat songket dengan

Bisa menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang luhur dan mulia yang menggambarkan keadilan seseorang karena mampu menghargai hasil karya yang merupakan saksi hidup

Penawaran produk fashion yang ada di media online membuat saya tidak tahan untuk langsung membeli.. Saya dapat menahan keinginan yang muncul secara tiba-tiba untuk