• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTATION OF CHILDREN’S LEARNING MOTIVATION IN LASKAR PELANGI FILM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTATION OF CHILDREN’S LEARNING MOTIVATION IN LASKAR PELANGI FILM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

REPRESENTATION OF CHILDREN’S LEARNING MOTIVATION IN LASKAR PELANGI FILM

By

Arini Setya Prihartini

Film is a mass media that has more power to make representation to the reality through the appearance in form of audiovisual. Necessary things that educate to be represented in a film for tehe film does not ignore the educate function as part of mass media. In tihs study, the representation used is the representation of childern’s learning motivation in the research object Laskar Pelangi film.

Based on this, the formulation of the problem in tihs research is how the representation of childern’s learning motivation in Laskar Pelangi film? And motivation to learn such as what is depicted in Laskar Pelangi film? (Based on the type of motivation, character motivation, how to provide motivation, factors that affect). This study aims to determine, describe and explain the representation of childern’s learning motivation in Laskar Pelangi film and to discover to discover, describe and explain the type, manner, nature, and motivational factors contained in the film Laskar Pelangi. Therefore, the type of research used in this research is descriptive research method approach to qualitative research methods. While data collection techniques acquired through observation and analysis of the contents of the film, then the data is processed, interpreted and construed in accordance with a predetermined focus of study.

Based on the results of research and discussion shows that in the movie Laskar Pelangi there are 32 scenes that represent children's learning motivation. illustrated children's learning motivation consists of intrinsic motivation and extrinsic motivation that kind of secondary, given by way of motivating by force, Motivating by enticement, and Motivating by identification and influenced by observations, thoughts and feelings.

(2)

ABSTRAK

REPRESENTASI MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA FILM LASKAR PELANGI

Oleh

ARINI SETYA PRIHARTINI

Film adalah media massa yang memiliki kekuatan lebih untuk melakukan representasi terhadap kenyataan melalui tampilannya dalam bentuk audiovisual. Diperlukan hal yang mendidik untuk direpresentasikan dalam sebuah film agar film tidak mengabaikan fungsi edukatifnya sebagai bagian dari media massa. Dalam penelitian ini representasi yang digunakan adalah representasi motivasi belajar anak pada objek penelitian film Laskar Pelangi.

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi ? dan motivasi belajar seperti apa yang tergambar dalam film Laskar Pelangi ? (berdasarkan jenis motivasi, sifat motivasi, cara memberi motivasi, faktor yang berpengaruh). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan mengenai representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi serta untuk mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan jenis, cara, sifat, dan faktor motivasi yang terdapat pada film Laskar Pelangi. Oleh karena itu, tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melaui pengamatan dan analisis terhadap isi film, kemudian data tersebut diolah, diinterpretasikan serta ditafsirkan sesuai dengan fokus kajian yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa di dalam film Laskar Pelangi terdapat 30 adegan yang merepresentasikan motivasi belajar anak. motivasi belajar anak yang tergambar terdiri atas motivasi bersifat intrinsik dan ekstrinsik yang jenisnya motivasi sekunder, diberikan dengan cara motivating by

force, motivating by enticement dan motivating by identification serta dipengaruhi

oleh faktor pengamatan, pemikiran dan perasaan.

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kelangsungan hidup manusia, komunikasi tidak dapat dipisahkan di dalamnya.

Karena komunikasi diperlukan untuk berinteraksi atau menjalin hubungan dengan

Tuhan, diri sendiri, keluarga, ataupun masyarakat luas. Komunikasi itu sendiri adalah

proses penyampaian pesan menggunakan komponen-komponen komunikasi agar

terjadi kesamaan makna di dalamnya. Komponen komunikasi menurut Laswell

adalah source, message, receiver, channel and effect (Effendy, 2004:253).

Kebutuhan dan pentingnya komunikasi mengakibatkan setiap lapisan masyarakat

baik kaya atau miskin, dewasa maupun anak-anak berkomunikasi untuk memelihara

dan menjaga kelangsungan interaksi. Selain itu pentingnya komunikasi adalah

komunikasi diperlukan untuk seluruh aspek dan kegiatan kehidupan. Salah satu

contohnya komunikasi diperlukan dalam motivasi.

Motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, bila ia tidak

(5)

2

(Sardiman A.M, 2010:75). Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan

energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala

kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Maka dari itu untuk mencapai berbagai tujuan dalam kehidupan diperlukan

motivasi. Karena motivasi adalah kesungguhan atau keingginan untuk bertindak dan

berusaha (semaksimal mungkin) untuk mencapai suatu tujuan.

Salah satu bentuk dari motivasi adalah motivasi belajar. Motivasi belajar sangat

diperlukan oleh segenap manusia, terutama pada anak yang pada tahapan umur

mereka baru mulai mengenal proses belajar non formal melalui kehidupan

sehari-hari maupun belajar secara formal melalui lembaga pendidikan (sekolah) agar selalu

dapat bersungguh-sungguh dan berkeinginan untuk belajar.

Motivasi belajar ini sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sosial masyarakat.

Banyak anak-anak yang ingin dan memiliki motivasi besar dalam belajar walaupun

dengan keadaan yang kurang mendukung. Seperti kemampuan ekonomi yang kurang

untuk membayar biaya pendidikan sampai kurang atau buruknya fasilitas penunjang

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seperti yang dapat terlihat pada pemberitaan di

media cetak maupun elektronik, dimana banyak sekolah yang kondisi bangunannya

sudah rusak parah, tetapi para siswa tetap semangat dan memiliki motivasi belajar

walaupun harus belajar di bawah panasnya terik matahari karena kondisi atap gedung

(6)

3

Motivasi belajar anak selain dalam kenyataaan hidup juga dapat dilihat melalui

penggambaran dalam suatu media massa. Media massa yang paling banyak

digunakan antara lain televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, hasil rekaman audio

(kaset), piringan hitam, compact disk, dan film (Joseph A. DeVito, 1997:507).

Masing-masing media massa memiliki karakteristik tertentu yang tidak dapat

disamakan satu dengan yang lainnya. Dari sekian media massa tersebut, film

mempunyai sisi menarik karena selain sebagai media massa, film sebenarnya

memiliki kekuatan lebih dibandingkan media lain dalam melakukan representasi

terhadap kenyataan (www.filmpendek.org).

Film dalam pengertian singkat adalah gambar hidup. Dalam film suatu penggambaran

terasa begitu nyata dengan tampilan gambar hidupnya sehingga dapat dinikmati

secara audiovisual.

Mengenai jenis-jenis film, menurut Heru Effendy dalam bukunya Mari Membuat

Film : Panduan Menjadi Produser, jenis film dibagi menjadi film dokumenter /

documentary films, film cerita pendek (short film), film cerita panjang (feature-length

film), dan film jenis lain (profil perusahaan / corporate profile, iklan televisi / Tv

commercial, program televisi / Tv programme, video klip / music video).

Dengan banyaknya jenis film yang ada maka makin banyak juga khalayak atau

(7)

4

media komunikasi massa sering digunakan sebagai penggambaran kehidupan sosial

yang ada di masyarakat.

Akan lebih baik apabila yang digambarkan dalam suatu film merupakan

penggambaran suatu hal yang baik, mendidik serta dapat dijadikan inspirasi atau

motivasi untuk masyarakat luas tak terbatas oleh usia orang dewasa maupun

anak-anak. Seperti motivasi belajar anak pada film Petualangan Sherina, Denias :

Senandung di Negeri Awan, King, Garuda di Dadaku dan tentunya Laskar Pelangi.

Laskar pelangi adalah suatu film dari adaptasi novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata yang disutradarai oleh Riri Riza. Film Laskar Pelangi dipilih pada penelitian

ini karena merupakan film bertemakan anak yang paling laris ditonton. Sampai maret

2009, Laskar Pelangi sudah ditonton oleh 4,6 juta orang (Wikipedia Indonesia).

Laskar Pelangi adalah film yang mengambil setting akhir tahun 70-an di desa

Gantong, Belitong, sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya

Indonesia. Pada hari pertama pembukaan kelas baru di SD Muhammadyah menjadi

sangat menegangkan bagi dua orang guru luar biasa, Bu Muslimah (Cut Mini) dan

Pak Harfan (Ikranegara) serta sembilan orang murid yang sudah menunggu di

sekolah. Sebab jika tidak mencapai sepuluh orang murid yang mendaftar maka

sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Kesepuluh murid

(8)

5

tak terlupakan. Selama bersama-sama, ibu Muslimah, Pak Harfan dan kesepuluh

muridnya dengan keunikan dan keistimewaannya masing-masing, berjuang keras

untuk terus bisa sekolah. Di tengah usaha untuk mempertahankan sekolah, mereka

mendapat cobaan berat, yakni harus kehilangan sosok yang mereka sayangi.

Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran dan kisah penuh haru

tentang perjuangan hidup menggapai mimpi serta keindahan persahabatan yang tulus.

Apa yang ditampilkan dan diceritakan dalam film Laskar Pelangi merupakan

gambaran dari realita kehidupan masyarakat, dimana kondisi dunia pendidikan yang

masih miris.

Pada film Laskar Pelangi inilah, penulis mencoba untuk menunjukkan representasi

motivasi belajar anak. Representasi adalah perbuatan mewakili, keadaan diwakili,

perwakilan atau gambaran. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004:310).

Film merupakan media massa yang untuk menikmatinya memerlukan penggabungan

antara dua indra yakni indra penglihatan dan indra pendengaran. Maka dari itu film

merupakan media komunikasi yang efektif dan kuat dengan penyampaian pesannya

secara audiovisual.

Selain itu apa yang ditampilkan dalam media massa, dalam hal ini film juga harus

bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat tentang apa yang akan

disampaikan, hal ini berkaitan dengan teori tanggung jawab sosial. Tidak hanya

(9)

6

massa juga dituntut untuk menjalankan fungsi edukatifnya untuk memberi

pencerahan dan pendidikan kepada masyarakat melalui sajian audiovisual dalam film.

Hal ini dikarenakan film mempunyai pengaruh yang kuat.

Kuatnya pengaruh film salah satu media komunikasi massa, dikarenakan fungsi film

itu sendiri. Film adalah media komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja

untuk hiburan tetapi untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah

penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat bantu untuk

memberikan penjelasan (Effendy, 2004:209).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan

diteliti yaitu :

1. Bagaimana representasi motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi.

2. Motivasi belajar seperti apa yang tergambar dalam film Laskar Pelangi

(berdasarkan sifat motivasi, cara memberi motivasi, faktor yang berpengaruh,

(10)

7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan mengenai representasi

motivasi belajar anak pada film Laskar Pelangi.

2. Mengetahui, menggambarkan dan menjelaskan sifat, cara, faktor, dan jenis

motivasi yang terdapat pada film Laskar Pelangi.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi

bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan representasi atau

penggambaran kehidupan dalam film.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

penulis dalam memberikan gambaran dan informasi mengenai representasi

(11)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Film adalah salah satu sajian cerita dalam bentuk audiovisual yang tersusun atas

adegan per adegan yang merangkai kesimambungan cerita. Setelah melalui proses

analisis isi terhadap objek penelitian, ternyata diperoleh sebanyak 32 adegan yang

merepresentasikan motivasi belajar anak di dalam film Laskar Pelangi. Hal ini

menunjukan bahwa film Laskar Pelangi telah menjalankan fungsinya sebagai bagian

media massa dengan baik sesuai dengan teori tanggung jawab sosial yang

menyatakan bahwa kebebasan dan kewajiban harus berjalan beriringinan.

Kebebasan disini, film dapat bebas memilih sajian cerita yang ingin ditampilkan yang

diantaranya merepresentasikan kehidupan nyata seperti dunia pendidikan dalam film

Laskar Pelangi. Sedangkan kewajiban yang harus dijalankan adalah dengan

menjalankan fungsi-fungsi media massa sebagaimana mestinya. Dalam film Laskar

Pelangi fungsi yang dijalankan adalah fungsi edukatif atau mendidik masyarakat

melalui tampilan film yang merepresentasikan motivasi belajar anak di dalamnya.

Sedangkan bentuk-bentuk representasi motivasi belajar anak yang ada disesuaikan

(12)

154

Dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap film Laskar

Pelangi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Film Laskar Pelangi merepresentasikan motivasi belajar anak di dalamnya

dengan adanya sebanyak 32 adegan yang merepresentasikan motivasi belajar

anak. Dan dari 32 adegan tersebut ada yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik,

dipengaruhi oleh faktor pengamatan, pemikiran dan perasaan, diberikan

dengan cara motivating by force, motivating by enticement, motivating by

identification.

2. Berdasarkan sifatnya ternyata motivasi belajar anak yang direpresentasikan

film Lakar Pelangi, meliputi :

a. Motivasi intrisik, motivasi yang berfungsinya tidak memerlukan

rangsangan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam film Laskar Pelangi

direpresentasikan melalui 20 adegan yang tergambarkan melalui

m,otivasi belajar yang dimiliki oleh para tokoh yang tergabung dalam

Laskar Pelangi terutama Lintang dan Ikal.

b. Motivasi ekstrinsik, motivasi yang aktif dan berfungsinya karena

adanya rangsangan dari luar seperti ajakan, suruhan atau paksaan dari

orang lain. Dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan melalui 18

adegan yang menggambarkan pemberian motivasi belajar dari orang

(13)

155

3. Berdasarkan caranya ternyata motivasi belajar anak yang direpresentasikan

film Lakar Pelangi, meliputi :

a. Motivating by force dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan

melalui 2 adegan dengan cara menakut-nakuti.

b. Motivating by enticement dalam film Laskar Pelangi direpresentasikan

melalui 7 adegan yakni dengan membujuk atau pemberian hadiah yang

dilakukan oleh orangtua anak dan guru.

c. Motivating by identification dalam film Laskar Pelangi

direpresentasikan melalui 9 adegan yakni dengan pengenalan tingkah

laku atau pengakuan pada tokoh anak yang tergabung dalam Laskar

Pelangi.

4. Berdasarkan caranya ternyata motivasi belajar anak yang direpresentasikan

film Lakar Pelangi, meliputi :

a. Faktor pengamatan terdapat 11 adegan yakni dengan mengamati

keadaan lingkungan dan benda-benda yang dapat menciptakan dan

menimbulkan motivasi belajar.

b. Faktor pemikiran terdapat 14 adegan yang tergambar melalui tokoh

anak dalam Laskar Pelangi mempunyai suatu pemikiran untuk tetap

belajar sehingga kemudian menimbulkan motivasi belajar lebih pada

mereka.

c. Faktor perasaan terdapat dalam 18 adegan yang menggambarkan

(14)

156

belajar sehingga faktor rasa suka ini meningkatakan motivasi belajar

mereka.

5. Dari jenis motivasinya, keseluruhan motivasi belajar yang direpresentasikan

dalam film Laskar Pelangi melalui 32 adegan adalah motivasi sekunder.

Karena motivasi belajar adalah motivasi yang ada karena dipelajari dan bukan

motivasi dasar atau primer yang ada sejak lahir.

6. Film Laskar Pelangi dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran

untuk meningkatkan motivasi belajar anak karena sebagai media komunikasi

(15)

157

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukuan, ada beberapa saran yang dapat

diperhatikan, antara lain:

1. Agar sineas para pembuat film diharapkan dapat memproduksi film-film yang

berkualitas, menghibur dan mendidik seperti film Laskar Pelangi yang di

dalamnya terdapat banyak unsur edukasi melalui gambaran motivasi belajar

dalam sepertiga isi film. Lebih lanjut lagi agar para sineas dapat membuat film

yang lebih menonjolkan unsur edukasi yang lebih banyak sebagaimana yang

tergambar dalam Laskar Pelangi.

2. Penulis juga berharap agar film Laskar Pelangi bisa menjadi salah satu

medium untuk membangkitkan motivasi belajar karena representasi motivasi

belajar yang terkandung di dalamnya dapat dijadikan sebagai contoh

pembelajaran.

3. Penelitian ini hanya berfokus pada kajian motivasi belajar anak yang tentunya

masih banyak kekurangan di dalamnya. diharapkan agar dalam penelitian

selanjutnya dapat mengupas secara lebih mendalam mengenai sisi positif yang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA tentang perubahan wujud benda, yang berlangsung selama dua siklus

Ada pengaruh yang signifikan variabel budaya organisasi terhadap peningkatan kinerja karyawan secara parsial yang didasarkan pada hasil pengujian nilai t hitung

Penelitian ini merupakan penggabungan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Buraidah dan Lieke (2009), Tobing dkk (2008), Nugraha (2009), Hascaryo (2004), Sugito (2008),

molekul polar semakin kuat putaran molekul menyebabkan emulsi cepat pecah, tetapi semakin besar daya minyak yang dihasilkan menurun sebagai contoh pada daya 256

Metode tinggi-rendah bersifat sederhana, tetapi memilik kelemahan karena hanya menggunakan dua titik data untuk menentukan perilaku biaya, dan metode ini didasarkan pada asumsi

Langka-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain; (1) memberikan pretest , (2) menganalisis data hasil pretest ,(3) menganalisis hasil pretest

Meskipun kandungan logam kadmium (Cd) pada daging ikan bandeng yang berasal dari tambak Tapak Semarang masih di bawah ambang batas yang ditetapkan, setidaknya

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara keterampilan matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal materi