• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI KEIKHLASAN DALAM FILM LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI KEIKHLASAN DALAM FILM LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

i

NILAI-NILAI KEIKHLASAN DALAM FILM LASKAR

PELANGI KARYA ANDREA HIRATA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

AHMAD NADHIR

NIM: 11109142

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

NILAI-NILAI KEIKHLASAN DALAM FILM LASKAR

PELANGI KARYA ANDREA HIRATA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

AHMAD NADHIR

NIM: 11109142

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

ﺧﲑﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﻔﻌﻬﻢ ﻟﻠﻨﺎﺱ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak

memberi manfaat bagi orang lain”

(HR.

Ath-Thabrani)

“H

iduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk

menerima sebanyak-

banyaknya.”

--- Novel Laskar Pelangi

.

PERSEMBAHAN

Ibuku

Ayahku

Sedulur-sedulur UKM

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim.

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah

serta inayah-Nya kepada kita sehingga menjadikan hidup kita lebih bermakna.

Khususnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “NILAI-NILAI KEIKHLASAN DALAM FILM LASKAR

PELANGI KARYA ANNDREA HIRATA”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang selalu menjadi teladan untuk kita semua dan semoga kita

semua termasuk umatnya yang mendapat syafa’at kelak di yaumul qiyamah.

Amien ya robbal ‘alamin.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan sedalam-dalamnya kepada semua

pihak yang telah membantu dan memberikan pengarahan, bimbingan, motivasi,

masukan saran, dan bantuan dalam hal apapun yang sangat besar bagi penulis.

Maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku Dekan FTIK IAIN salatiga.

(9)
(10)

x

ABSTRAK

Nadhir, Ahmad. 2016. Nilai-nilai Keikhlasan dalam Film Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Skripsi Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga 2016. Pembimbing: Imam Mas Arum, S. Pd., M. Pd.

Kata kunci: nilai-nilai keikhlasan, laskar pelangi, andrea hirata

Judul skripsi ini adalah Nilai-nilai Keikhlasan dalam FilmLaskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Skripsi ini adalah bagaimana film yang seharusnya menjadi motivasi bagi pelaku pendidikan dan masyarakat Indonesia. Peneliti meniliti dari aspek nilai-nilai keikhlasan dalam film laskar pelangi karya Andrea Hirata, karakteristik tokoh dan nilai pendidikan Islam dalam film laskar pelangi. .

Jenis penelitian ini adalah penelitian dokumen (documentary research) dengan pendekatan semiotik. Pendekatan semiotik digunakan untuk mendiskripsikan isi yang tersurat maupun yang tersirat dalam film. Peneliti menggunakan penafsiran prospective dan kategorisasi sebagai teknik analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode dokumentasi melalui penelusuran dokumen film, majalah atau koran (media massa), dan buku.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL………...……….…i

LEMBAR BERLOGO...ii

JUDUL...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………...………...vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……..……….……….……vii

KATA PENGANTAR..………...….viii

ABSTRAK……….………...x

DAFTAR ISI………..……….………...xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah……….……….1

B. Rumusan Masalah.……...………….……….……….….9

C.Tujuan Penelitian……….………9

D.Manfaat Penelitian……….……....10

E. Definisi Operasional……….……….10

F. Metode Penelitian……….…….13

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Nilai-nilai Keikhlasan

1. Pengertian Keikhlasan………...……….…..17

2. Makna Ikhlas………..…...18

B. Tinjauan Umum tentang Film……….. 21

1. Film Cerita (Story Film)………..…...……….22

2. Film Berita (Newsreel).………..……….23

3. Film Dokumentar….……….………..23

4. Film Kartun (Cartoon Film)..………..…………24

C.Film Sebagai Media Pendidikan………..……….……...24

D.Andrea Hirata………...31

E. Kerangka Berfikir……….36

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELTIAN A.Biografi Pengarang 1. Biografi Andrea Hirata...……...………..……….37

(13)

xiii

2. Narasi Film Laskar Pelangi………..….…....……..55

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A.Apresiasi Film Laskar Pelangi……...………....…….82

B. Nilai-nilai Keikhlasan Dalam Film Laskar Pelangi..……....…….…...85

C.Karakterisitik Tokoh Film Laskar Pelangi……….120

D.Nilai-Nilai Pendidikan yang Diperankan Tokoh

Film Laskar Pelangi….………..124

E. Nilai-nilai Pendidikan Dalam Film Laskar Pelangi………...127

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan………...…...….132

B. Saran………...………..…137

DAFTAR PUSTAKA

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era modern nan global, media massa telah menjadi kebutuhan

hampir setiap orang. Pengaruhnya besar. Jangkauannya luas dan gerakannya

juga cepat.

Perkembangan media massa bak jamur di musim hujan. Terutama The

Big Five of Mass Media (lima besar media massa), yaitu: surat kabar,

majalah, radio, televisi, dan film. Kelimanya berusaha merebut minat

masyarakat dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

Berkat kecanggihan teknologi komunikasi, segala informasi dapat

diperoleh dengan mudah. Pesan komunikator pun sampai dengan mudah oleh

pikiran khalayak. Munculnya beragam jenis teknologi komunikasi dan

bergulirnya keterbukaan, berbuah kebebasan untuk memilih media untuk

dikonsumsi. Konsumsi atas media tertentu dengan segala unsur

menghiburnya menjelma menjadi kebutuhan.

Bagi masyarakat, bukan hanya pesan yang menjadi daya tarik. Jenis

media juga sangat menentukan. Akhirnya, media audio visual dengan

berbagai kelebihannya berhasil menarik mayoritas khalayak. Bahkan,

sekarang ini, muncul istilah televisi telah menjadi "agama baru". Hampir

seluruh aspek kehidupan dapat ditemukan dan ditirukan melalui program

(15)

2 29 Januari 2016, pukul 14;00 WIB)

Film juga memiliki kelebihan daya tarik sebagaimana televisi.

Pasalnya, keduanya tergolong dalam media audio visual. Keduanya saling

mendukung, karena film juga menjadi bagian dari program televisi.

Sekarang ini, berkat keberhasilan persuasifnya, konsumsi akan film

sudah menjadi kebutuhan, bahkan gaya hidup. Khalayak dengan mudah

terbujuk oleh sajian isi dengan tema aktual yang digarap film. Selain itu,

penyerapan informasi yang melibatkan indera-indera audio visual,

mempermudah pesan sampai di kepala pemirsa.

Di tanah air, perkembangan industri perfilman selama lima tahun

terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat luar biasa. Film Indonesia telah

menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Akan tetapi, banyaknya produksi film

belum memberikan kontribusi bagi pencerahan bagi masyarakat. Indonesia

masih kering dari produksi film yang edukatif.

(http://tv.kompas.com/content/view/6383/109/. Diakses pada 31 Maret 2009 pukul

20;00 WIB)

Harold D. Laswell (2000: 10-13) menyatakan terdapat tiga fungsi

media massa. Ketiganya adalah untuk menginformasikan (to inform), untuk

mendidik (toeducate) dan untuk menghibur publik (to entertain).

Berbekal pemahaman atas tiga hakekat fungsi media di atas,

masyarakat, apalagi para pendidik, mempunyai hak mempergunakan media

massa untuk kepentingan dunia pendidikan. Pendidik, terlebih dahulu, perlu

(16)

3

pendidikan mengingat peserta didik juga belajar dari lingkungan luar sekolah.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,

yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke

penerima pesan. Komunikasi adalah elemen terpenting dalam proses

pendidikan.

Dalam kaitan dengan massa, menurut Alex Sobur (2004: 17)

komunikasi telah beralih dari motif mencari pesan lewat media, ke arah motif

penikmatan kesenangan yang disediakan oleh media itu sendiri. Saat ini,

media telah mengambil alih pesan, bahkan telah berubah menjadi pesan itu

sendiri. Unsur menarik harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum pesan itu

disampaikan. Dan kecanggihan teknologi yang mampu memenuhinya dengan

menyajikan materi menghibur diri sambil memperoleh ilmu.

Film tidak hanya sebagai media hiburan. Sebagaimana fungsinya,

seharusnya, ia memberikan fungsi edukasi. Pesan-pesan yang disampaikan,

selayaknya juga berkontribusi terhadap terciptanya masyarakat yang terdidik;

selain ditujukan untuk menghibur juga dipergunakan sebagai sarana mencapai

tujuan pendidikan. Oleh karenanya, muncul istilah film edutainment. Hal ini

tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan dunia pendidikan dalam kaitannya film

sebagai media pendidikan.

Akhir 2008, keinginan untuk menikmati film yang menghibur dan

mencerahkan terjawab. Laskar Pelangi muncul dengan tawaran tema

menarik. Film dibuat setelah kesuksesan novel di pasar. Fokus utama film ini

(17)

4

yang serba terbatas. Tema langka dan jarang ditampilkan ke dalam film-film

Indonesia.

Dalam http://www.kapanlagi.com/h/0000255099.html. yang diakses 31 Maret

2009 pukul 20;00 WIB Masyarakat merespon positif dengan sambutan dan

antusiasme besar atas film Laskar Pelangi. Ia berhasil meraih jumlah 4,6 juta

penonton. Sejumlah penghargaan diraih dalam Indonesian Movie Award

(IMA) 2009. Film sukses memborong 4 piala IMA. Tidak hanya di negeri

sendiri. Film Laskar Pelangi juga go Asia dan diputar oleh bioskop-bioskop

di Asia.

Laskar Pelangi (dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi The

Rainbow Troops) juga bergaung di lingkup internasional. Festival film

Berlinale ke-59, Berlin, Jerman, 5-15 Februari 2009 juga menjadi saksi

kesuksesan film Laskar Pelangi. Laskar Pelangi menjadi salah satu film

Indonesia yang terpilih dan ditayangkan dengan sambutan yang

menggembirakan dari para pengunjung, bahkan sampai melebihi studio yang

disediakan. Selain itu, penyelenggara juga memberikan perhatian khusus

kepada film ini, dengan memasang gambar kover film Laskar Pelangi dalam

sampul buku program Berlinale 2009, mewakili film-film Asia.

Di satu sisi, tidak dapat disangsikan lagi urgensi media film. Namun,

mengingat bermacam warna isi dan pesan dalam film, jika tidak hati-hati hal

ini justru akan menimbulkan masalah baru mengingat tidak semua isi media

massa bermanfaat bagi khalayak. Banyak di antaranya yang tidak mendidik

(18)

5

mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Film Laskar Pelangi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini

tergolong dalam film edukatif. Film yang bukan hanya memberikan unsur

hiburan, akan tetapi juga menyisipkan nilai-nilai yang mendidik. Penonton

secara tidak sengaja akan menerima pesan-pesan tentang nilai-nilai edukatif

yang bersifat kebaikan, terutama dipandang dari kacamata Islam.

Proses pendidikan melalui film ini dikemas apik dengan menampilkan

pembelajaran yang tidak hanya di ruang kelas. Kondisi miskin, terbatas dan

sederhana mampu dimanfaatkan secara maksimal. Nilai-nilai edukatif terselip

dalam adegan-adegan yang ditampilkan. Menurut Rini Riza (2008), beberapa

pesan nilai yang sekilas tampak di antaranya keikhlasan, kasih sayang,

kesungguhan, kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab. Pendekatan untuk

mengukur kualitas pendidikan, sebagaimana dikatakan tokoh utama dalam

film itu, Harfan Effendy Noor, bahwa nilai-nilai, masalah kecerdasan tidak

diukur dengan angka-angka, tapi dengan hati yang memancarkan kasih

sayang.

Pada episode ketika dilaksanakan lomba cerdas cermat juga terselip

pesan nilai kejujuran dan tanggungjawab. Kecurigaan juri mengenai

ketidakjujuran. Lintang, misalnya, dibuktikan dengan kemampuannya,

mempertanggungjawabkan dengan menguraikan rumus-rumus matematika

sehingga diperoleh jawaban yang menurut Pak Mahmud adalah benar.

Akhirnya, sang juri pun mengakui kejujuran Lintang, sehingga SD yang

(19)

6

Nilai kerja keras dan kesungguhan dalam mencari ilmu juga nampak

ketika sekolah dihadapkan pada keputusasaan. Salah satu guru, Bakri berhenti

mengajar, sementara kepala sekolah, Harfan, meninggal dunia. Kelas sempat

kosong tanpa aktivitas. Kesungguhan dan kerja keras terlihat ketika Lintang

bersepeda dari rumah-hingga sekolah dengan jarak 40 klilometer. Lintang

bersama Ikal juga harus mengajak teman-teman di rumah menuju ke sekolah

untuk belajar. Lintang menggantikan Muslimah yang seharusnya bertugas

mengajar. Muslimah pun akhirnya tegar dengan kembali mengajar

murid-murid.

Perjuangan dan kesadaran itulah yang menjadi sebuah bentuk

pencapaian pendidikan. Pendidikan yang diraih dari rasa ikhlas yang

dimaksudkan untuk mencapai cita-cita. Keikhlasan untuk belajar, bersosial

dan keikhlasan untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya. Dalam film laskar

pelangi ada beberapa situasi, karakter dan motivasi yang mendeskripsikan

seberapa jauh keterimaan, kepasrahan dan keberusahaan manusia sebaagai

mahkuk yang mencari jati diri. Karya luar biasa tersebut seharusnya menjaadi

percontohan media sebagai salah satu pendukung pendidikan moral.

Berdasarkan Uman Said (1985: 148), penggunaan media massa sebagai

sumber belajar untuk bidang pengajaran agama memerlukan pengolahan,

karena umumnya pengomunikasian melalui mass media untuk kehidupan

keagamaan masih relatif sedikit.

Dijelaskan pula oleh Azhar Arsyad (2003: 48), kemampuan film dalam

(20)

7

Film sebagaimana media massa lainnya memiliki tujuan-tujuan hiburan,

dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi,

memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan

keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi

sikap.

Bahkan, William L. Rivers (2003: 252) mendeskripsikan film lebih

dianggap sebagai hiburan ketimbang media pembujuk. Kekuatan bujukan

atau persuasi yang besar perlu dimanfaatkan. Kekuatan dan kemampuan film

dalam menjangkau banyak segmen sosial, memiliki potensi untuk pendidikan

massa. Akhirnya, daya tarik dan persuasi film berperan sebagai referensi

audien bersosialisasi dan transmisi nilai (transmission of values) secara

massal. Dalam hal ini, media menjadi sebuah alat kontrol yang mampu

mempengaruhi bahkan mengatur isi pikiran dan keyakinan-keyakinan

masyarakat.

Meskipun kisah yang terjadi dalam film Laskar pelangi, sudah terjadi

sangat lama, akan tetapi pada kenyataannya kisah Laskar Pelangi, masih ada

di zaman sekarang. Banyak pengamat sastra yang memberikan penilaian

berkaitan dengan suksesnya film Laskar Pelangi, Suksesnya film Laskar

Pelangi, disebabkan film tersebut muncul pada saat yang tepat yaitu pada

waktu masyarakat khususnya masyarakat yang merasa mengalami pendidikan

yang sama seperti beberapa tokoh yang terdapat dalam film tersebut. Hal

tersebut sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Sapardi Djoko

(21)

8

Fakultas Ilmu Budaya UI Ia menyatakan Laskar Pelangi, merupakan

Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yang menjawab inti

pertanyaan kita tentang hubungan-hubungan antara gagasan sederhana,

kendala, dan kualitas pendidikan”.

Isi film Laskar Pelangi, menegaskan bahwa keadaan ekonomi bukanlah

menjadi hambatan seseorang dalam meraih cita-cita dan berusaha dengan

sungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya. Kemiskinan adalah penyakit

sosial yang berada dalam ruang lingkup materi sehingga tidak berkaitan

dengan kemampuan otak seseorang. Pendidikan tidak selalu bergantung

dengan status social dan keadaan ekonomi, akan tetapi juga etos kerja guru

dan kesadaran serta keikhlasan untuk merubah paradigma pendidikan yang

praktis. Dibutuhkan kualitas pengajar dan keikhlasan dalam mengajar.

Menurut Hasan Al Banna (2000: 31), seorang al akh yang ikhlas adalah

yang mengorientasikan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya

kepada Allah dengan mengharapkan keridhoan-Nya tanpa memperhatikan

keuntungan materi, pestise, pangkat, popularitas, dan sebagainya. Dalam Al

Qur’an juga dijelaskan dalam surat Al An’am : 162.

Katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162).

Menurut Hasan Al Banna (2000: 33)), Ikhlas merupakan buah

kesempurnaan tauhid yang bertujuan untuk mengesakan Allah dalam

(22)

9

Para siswa yang ikhlas, pantang menyerah, determinatif, kreatif, serta

peran paara guru yang benar-benar menjadi fasilitator, ikhlas berjuang demi

cita-cita siswa mereka. Tertuang dalam film yang benar-benar menjadi

motivator untuk perfilman Indonesia. Film yang menginspirasi untuk

berjuang secara ikhlas dalam dunia pendidikan. Bukan hanya untuk film,

tetapi untuk dunia pendidikan yang terkadang menjadi ruang kapitalis. Hanya

untuk kepentingan sendiri, bukan kepentingan bersama.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

tema di atas dengan judul "NILAI-NILAI KEIKHLASAN DALAM FILM

LASKARPELANGI, KARYA ANDRE HIRATA".

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di muka, permasalahan yang akan dikaji

melalui penelitian ini adalah:

1. Nilai-nilai keikhlasan apa sajakah yang terkandung dalam film

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?

2. Apa saja karakteristik tokoh dalam film laskar pelangi?

3. Nilai-nilai pendidikan apa saja yang tertuang dalam film laskar

pelangi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

(23)

10

karya Andrea Hirata.

2. Untuk mengetahui deskripsi karakteristik tokoh-tokoh dalam fil

laskar pelangi.

3. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang tertuang dalam film

laskar pelangi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberi tambahan wacana tentang nilai keikhlasan.

2. Memberi tambahan wacana kepada publik tentang nilai-nilai

keikhlasan dalam film Laskar Pelangi.

3. Menumbuhkan pemahaman bagi pendidik dan orang tua mengenai

film sebagai media pendidikan.

E. Definisi Operasional

Penulis akan menegaskan dan mendeskripsikan istilah-istilah yang

terdapat pada judul; Nilai-Nilai Keikhlasan dalam Film Laskar Pelangi

Perspektif karya Andrea Hirata.

Untuk memperjelas dan mempertegas serta menghindari dari

kesalahpahaman terhadap judul, maka akan dijelaskan secara kongkret dan

lebih bersifat operasional.

1. Nilai Keikhlasan

(24)

11

jernih dari kotoran. Orang yang ikhlas (mukhlis) adalah orang yang tidak

menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia

lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa

yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan

salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah dan cara untuk mendapatkan

hidayahNya.

Dalam menuntut ilmu keikhlasan mutlak diperlukan, sebab banyak

pengorbanan yang harus diberikan guna mendapatkan ilmu baik berkorban

waktu, tenaga maupun biaya, selain itu banyak pula cobaan ataupun rintangan

yang harus dihadapi dalam mendapatkan ilmu juga mengamalkan ilmu yang

telah didapat, karena keikhlasan menjadi sangat penting dalam menuntut

ilmu.

Al Ghazali berpendapat bahwa: “Semua orang pasti akan binasa kecuali

yang berilmu, orang yang berilmu akan binasa kecuali yang beramal, orang

yang beramal binasa kecuali yang ikhlas”.

Tanda ikhlas sendiri bias dibagi menjadi pantang menyerah, istiqomah,

tawaakkal, bersyukur, rendah hati, beramal secara diam-diam, tidak sungkan

memberi pujian terhadap orang lain, dan selalu sabar.

2. Film laskar pelangi

Laskar Pelangi (2008) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza

yang dirilis pada 26 September 2008. Film Laskar Pelangi merupakan karya

adaptasi dari buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.

(25)

Ayat-12

Ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga Maret 2009,

Laskar Pelangi telah ditonton oleh 4,6 juta orang, menjadikannya film

terbanyak ditonton di Indonesia keempat, setelah Jelangkung dengan 5,7 Juta,

Pocong 2 dengan 5,1 Juta, dan Ada Apa Dengan Cinta dengan 4,9 Juta.

http://www.kapanlagi.com/h/0000255099.html. yang diakses 31 Maret 2009 pukul

20:10 WIB

Sang Pemimpi merupakan film kedua yang diadaptasi dari novel karya

Andrea Hirata. Mira sendiri tak berani memasang target bahwa film ini harus

melampaui prestasi yang telah diraih film Laskar Pelangi, yang telah ditonton

oleh 4,6 juta orang. "Kita enggak berani memasang target, karena penonton

kita memang sulit ditebak. Tapi, tetap kita akan mencoba berbuat yang

terbaik," ujarnya.

Untuk mencari pemeran tokoh-tokoh anggota Laskar Pelangi, Riri Riza

melakukan casting di daerah Belitung dengan menggunakan

pemeran-pemeran lokal dalam pembuatan film. Film ini juga diambil di lokasi yang

sama, Pulau Belitung. Film ini memadukan 12 aktor Indonesia yang dikenal

dengan kemampuan akting mereka dengan 12 anak-anak Belitung asli yang

bertalenta akting.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode yang relevan untuk

mendukung pengumpulan dan penganalisaan data, yaitu:

(26)

13

Dalam penelitian ini, film Laskar Pelangi dijadikan objek

penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian

dokumen (documentary research). Peneliti akan memberikan penafsiran

terhadap dokumen berupa film. Film umumnya dibangun melalui sistem

tanda yang bekerjasama untuk mencapai efek yang diharapkan. Maka

untuk menggali makna, pesan dan nilai-nilai keikhlasan yang ada di dalam

film tersebut, akan ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan semiotik.

Alex Sobur (2003: 128) menjelaskaan semiotik merupakan suatu

teknik analisis dengan cara mengenali tanda-tanda yang melekat pada

objek kajian sehingga dapat dijelaskan sesuatu yang tersurat maupun yang

tersirat dari suatu objek kajian tersebut. Objek semiotik yang lebih penting

dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda

yang menggambarkan sesuatu.

Berdasarkan pertimbangkan di atas, penelitian akan difokuskan

untuk meneliti nilai-nilai keikhlasan yang terkandung dalam film Laskar

Pelangi dengan mengedepankan pada penafsiran simbol-simbol yang

dimunculkan dari adegan-adegan yang ada di dalamnya.

2. Sumber dan jenis data

a. Data Primer

Menurut Joko Subagyo (1991: 87), data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari sumber utama. Dalam penelitian ini sebagai data

(27)

14

b. Data Sekunder

Joko Subagyo (1991: 88) juga menjelaskan, data sekunder adalah

data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya atau objek kajian.

Adapun data sekunder yang akan dijadikan dalam bahan adalah

tulisan-tulisan dari internet, surat kabar maupun majalah yang membahas

mengenai tema ini, utamanya novel karya Andrea Hirata yang menjadi

latar belakang munculnya film ini.

3. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan

digunakan adalah metode dokumentasi, yang menurut Suharsimi Arikunto

(2006: 158) yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan

diperoleh melalui penelusuran dokumen-dokumen dari majalah atau Koran

(media massa), buku, film.

Adapun objek penelitian adalah film. Maka, metode ini akan

penulis gunakan untuk memperoleh data film yakni, transkip dialog dalam

film serta penelusuran data pendukung seperti foto, internet dan media

lain.

4. Teknik Analisis

a. Penafsiran prospektif (prospective)

Menurut Alex Soubur (2003: 16) adalah tafsiran yang secara

eksplisit membuka pintu bagi indeterminasi makna, di dalam sebuah

"permainan bebas" (free play). Analisis prospektif adalah suatu metode

(28)

15

rangka menyusun kembali dengan pendekatan yang berbeda.

Tahapan analisis prospektif menurut Bourgeois, yaitu; 1)

menerangkan tujuan studi, 2) melakukan identifikasi kriteria, 3)

mendiskusikan kriteria yang telah ditentukan, 4) analisis pengaruh

antarkriteria, 5) merumuskan kondisi faktor, 6) membangun dan memilih

skenario dan, 7) implikasi skenario.

Melalui metode prospektif, tahapan kunci yang akan dilakukan

yaitu dengan mencatat seluruh elemen penting, mengidentifikasi

keterkaitan, dan selanjutnya menyusun gambaran keterkaitan dan

implikasinya di masa depan.

Dalam penelitian ini penafsiran prospektif akan digunakan untuk

menguraikan secara teratur seluruh konsepsi dalam film Laskar Pelangi.

Langkah yang akan ditempuh adalah setelah tujuan penelitian dan

identifikasi kriteria mengenai nilai-nilai edukatif dirumuskan, peneliti akan

memilah episode-episode film sesuai rumusan teoris. Selanjutnya, gambar

dan suara dalam episode-episode akan dinarasikan dalam bentuk teks

tanpa menghilangkan keutuhan cerita. Jadi, film sebagai media hiburan

akan dianalisis dengan pendekatan pendidikan.

b. Kategorisasi (mengelompokkan) nilai-nilai

Berlandaskan pada Lexi J. Moleong (2007: 288) adalah upaya

memilah dan memilih setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki

kesamaan. Kategorisasi digunakan untuk mengelompokkan nilai-nilai

(29)

16

Untuk itu diperlukan metode induksi di dalam menggeneralisasi

maknanya. Induksi adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta

khusus, peristiwa-peristiwa konkret untuk kemudian ditarik

generalisasi-generalisasi yang sifatnya umum. Kasus-kasus yang ada di dalam film

dianalisis dan pemahaman yang ditemukan di dalamnya dirumuskan dalam

ucapan umum.

G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN: Dalam Bab ini berisi Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi

Operasional, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA: Bab ini menjelaskan tentang nilai-nilai

keiklhasan, makna keikhlasan, nilai-nilai keikhlasan dalam film laskar

pelangi, deskripsi film laskar pelangi, dan deskripsi Andrea Hirata.

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN: Bab ini

berisi tentang biografi Andrea Hirata, karya Andrea Hirata dan film laskar

pelangi.

BAB IV PEMBAHASAN: Bab ini berisi tentang Apresiasi atas film

Laskar Pelangi perspektif nilai keikhlasannya, nilai keikhlasan dalam film

laskar pelangi, Implikasi Nilai-Nilai keikhlasan dalam Film Laskar Pelangi

(30)

17

dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam film laskar pelangi.

(31)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-nilai Keikhlasan

1. Pengertian Keikhlasan

Pengertian ikhlas secara bahasa adalah berasal dari bahasa arab

َصَلَخ yang berarti: murni/bersih dan terbebas dari segala sesuatu yang

mencampuri dan mengotorinya Adapun ikhlas menurut istilah: ada

beberapa macam pengertian ikhlas menurut para tokoh Islam yaitu antara

lain: 1. Menurut Harun Yahya “Memurnikan perintah Allah tanpa

mempertimbangkan balasan apapun “2. Menurut Seikh Muhammad bin

Sholih Al-Utsaimin “Seseorang bermaksud melalui ibadahnya tersebut

untuk mendekatkan diri (Taqorub) kepada Allah dan mendapatkan

keridhoanya”. 3. Ikhlas adalah “Melupakan pandangan manusia dengan

selalu memandang kepada Allah”, Sebagaimana sabda nabi Muhammad

Saw “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya dan

jika engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Ia melihatmu

“.

http://hasmidepok.org/kajian-islam/pengertian-arti-ikhlas-menurut-bahasa-dan-istilah-dalam-pandangan-islam.html

Menurut Muhammad ruhan Sanusi (2010: 194), secara etimologis,

(32)

19

dari akar kata khalasha. Menurut Luis Ma’luuf, kata khalasha ini

mengandung beberapa macam arti sesuai dengan konteks kaliamatnya. Ia

bisa berarti shafaa (jernih), najaa wa salima (selamat), washala (sampai),

dan I’tazala (memisahkan diri). Maksudnya, didalam menjalankan amal

ibadah apa saja harus disertai dengan niat yang ikhlas tanpa pamrih

apapun.

Bila diteliti lebih lanjut, kata ikhlas sendiri sebenarnya tidak

dijumpai secara langsung penggunaannya dalam al-Qur’an. Yang ada

hanyalah kata-kata yang berderivat sama dengan kata ikhlas tersebut.

Secara keseluruhan terdapat dalam tiga puluh ayat dengan penggunaan

kata yang beragam. Kata-kata tersebut antara lain: kata khalashuu,

akhlashnaahum, akhlashuu, astakhlish, al-khaalish, dan khaalish

masing-masing sebanyak satu kali. Selanjutnya kata khaalishah lima kali,

mukhlish (tunggal) tiga kali, mukhlishuun (jamak) satu kali, mukhlishiin

(jamak) tujuh kali, mukhlash (tunggal) satu kali, dan mukhlashiin (jamak)

sebanyak delapan kali.

2. Makna Ikhlas

Ditinjau dari segi makna, term ikhlas dalam al-Qur’an juga

mengandung arti yang beragam. Dalam hal ini al-Alma’i merinci

pemakaian term tersebut kepada empat macam:

a. ikhlas berarti al-ishthifaa’ (pilihan) seperti pada surat Shaad: 46-47. Di

(33)

20

tersebut yang intinya bahwa Allah telah memilih mereka dan

menjadikan mereka orang-orang yang suci. Penafsiran yang sama juga

dikemukakan oleh al-Shaabuuni dalam tafsirnya Shafwah al-Tafaasiir,

yakni “Kami (Allah) istimewakan mereka dengan mendapatkan

kedudukan yang tinggi yaitu dengan membuat mereka berpaling dari

kehidupan duniawi dan selalu ingat kepada negeri akhirat.” Dengan

demikian terdapat kaitan yang erat (munaasabah) antara ayat 46 dengan

47, yakni ayat yang sesudahnya menafsirkan ayat yang sebelumnya.

b. Ikhlas berarti al-khuluus min al-syawaa’ib (suci dari segala macam

kotoran), sebagaimana tertera dalam surat an-Nahl: 66 yang

membicarakan tentang susu yang bersih yang berada di perut binatang

ternak, meskipun pada mulanya bercampur dengan darah dan kotoran;

kiranya dapat dijadikan pelajaran bagi manusia. Makna yang sama juga

terdapat dalam surat al-zumar: 3, walaupun dalam konteks yang

berbeda. Dalam ayat tersebut dibicarakan tentang agama Allah yang

bersih dari segala noda seperti syirik, bid’ah dan lain-lain.

c. Ikhlas berarti al-ikhtishaash (kekhususan), seperti yang terdapat pada

surat al-Baqarah: 94, al-An’am: 139, al-A’raf: 32, Yusuf: 54, dan al

-Ahzab: 32.

d. Ikhlas berarti al-tauhid (mengesakan) dan berarti al-tathhir (pensucian)

menurut sebagian qira’at. Ikhlas dalam artian pertama inilah yang

paling banyak terdapat dalam al-Qur’an, antara lain terdapat dalam

(34)

-21

Ankabut: 65, Luqmaan: 32, Ghaafir: 14,65, an-Nisaa: 146, dan

al-Bayyinah: 5. Dalam ayat-ayat tersebut, kata-kata yang banyak

digunakan adalah dalam bentuk isim fa’il (pelaku), seperti mukhlish

(tunggal) dan mukhlishuun atau mukhlshiin (jamak). Secara leksikal

kata tersebut dapat diartikan dengan al-muwahhid (yang mengesakan).

Dalam konteks inilah kiranya surat ke-112 dalam al-Qur’an dinamakan

surat al-ikhlaas, dan kalimat tauhid (laa ilaaha illa Allah) disebut

kalimat al-ikhlas. Dengan demikian makna ikhlas dalam ayat-ayat di

atas adalah perintah untuk selalu mengesakan Allah dalam beragama,

yakni dalam beribadah, berdo’a dan dalam perbuatan taat lainnya harus

dikerjakan semata-mata karena Allah; bukan karena yang lain. Itulah

sebabnya mengapa term ikhlas pada ayat-ayat di atas selalu dikaitkan

dengan al-diin.

Adapun ikhlas dalam arti yang kedua (al-tathhiir) ditujukan kepada

orang-orang yang telah disucikan Allah hatinya dari segala noda dan

dosa sehingga mereka menjadi hamba Allah yang bersih dan kekasih

pilihan-Nya. Hal ini seperti yang tercantum dalam surat Yusuf: 24,

al-Hijr: 40, al-shaffat: 40,74,128,166,169, Shaad: 83, dan surat Maryam:

51. Pada ayat-ayat tersebut semuanya memakai kata mukhlashiin

(jamak) kecuali surat Maryam: 51 yang memakai bentuk tunggal

(mukhlash). Selain itu semua kata mukhlashiin dalam ayat-ayat tersebut

(35)

22 B. Tinjauan Umum tentang Film

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame

dimana frame demi frame diproyeksikan melalui proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat

dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya

dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak

bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.

Menurut UU 8/1992 tentang perfilman, yang dimaksud dengan Film

adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa

pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam

pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara,

yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi

mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_8_1992.htm

Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara

memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya

digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.

Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan

konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau

(36)

23

Film sebagai media komunikasi menyajikan bahasa lewat tanda-tanda

gambar sebagai tempat makna diproduksi. Citraan visual dalam film

merupakan konsep-konsep yang akan dikomunikasikan. Proses ini melibatkan

pembuat film dan penontonnya.

Film dibangun dengan banyak tanda. Berdasar Alex Sobour (2003:

88), berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya

mencapai efek yang diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah

gambar, suara dan musik.

Film sebagai media komunikasi massa pandang-dengar sebagaimana

disebutkan dalam UU 8/1992 tentang perfilman, mempunyai fungsi

penerangan, pendidikan, pengembangan budaya bangsa, hiburan, dan

ekonomi.

Adapun jenis-jenis film, menurut Heru Effendy (2006), dapat

dibedakan menurut sifatnya, yang umumnya terdiri dari jenis-jenis sebagai

berikut:

1. Film Cerita (Story Film)

Film cerita adalah film yang mengisahkan suatu cerita yang biasanya

dikarang secara kreatif atau ditulis berdasarkan pengalaman seseorang.

Tujuan dibuatnya film ini sering sebagai hiburan yang didapat dari kisah

dan atau pengalaman yang dibumbui agar menarik. Cerita biasanya

mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia, sehingga

(37)

24

kisah-kisah dari sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari-hari, atau juga

khayalan untuk kemudian diolah menjadi film. Film cerita lazim

dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang filmnya

yang tenar.

2. Film Berita (Newsreel)

Film berita adalah film yang menggambarkan tentang suatu

peristiwa atau fakta yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka

film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news

value). Film jenis ini digunakan untuk menyampaikan informasi yang

bersifat fakta yang benar-benar terjadi. Misalnya, tsunami dan lumpur

Lapindo yang filmnya diambil dari video-video amatir yang dikemas

untuk diinformasikan kepada masyarakat umum.

3. Film Dokumenter (Documentary Film)

Istilah documentary mula-mula dipergunakan oleh seorang sutradara

(director) Inggris, John Grierson, untuk menggambar suatu jenis khusus

film yang dipelopori oleh seorang Amerika bernama Robert Flaherty,

seorang seniman besar dibidang film. Grierson mendefinisikan film

dokumenter sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment

of actuality). Film yang menggambarkan mengenai sebuah peristiwa atau

gejala alam yang didokumentasikan.

Film dokumenter memiliki titik berat pada fakta atau peristiwa yang

terjadi. Dalam pembuatan film ini diperlukan pemikiran dan perencanaan

(38)

25

berita adalah di mana film berita mempunyai titik tekan pada nilai berita

dan diproduksi dengan singkat agar dapat dengan segera dinikmati oleh

penonton. Sedangkan pada film cerita juga diimbuhi dengan seks atau

kejahatan dan semacamnya. Adapun film dokumenter seringkali berkisar

mengenai manusia dan alam.

4. Film Kartun (Cartoon Film)

Film kartun merupakan film yang dalam penggunaan medianya

menggunakan gambar hasil lukisan atau gambar. Hal yang terpenting

dalam film kartun adalah pada seni lukis. Gambar-gambar hasil lukisan

selanjutnya akan dirangkai dengan diberi efek musik dan suara.

Lukisan-lukisan itu dapat menimbulkan hal menarik dan lucu, karena

dapat digunakan untuk memerankan apa saja yang tidak mungkin

diperankan oleh manusia. Si tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi

ajaib, dapat terbang, menghilang, menjadi besar, menjadi kecil secara

tiba-tiba dan lainnya.

C. Film sebagai Media Pendidikan

Usman Said (2010: 148) menjelaskan media massa dapat dijadikan

sumber belajar bagi anak maupun orang-orang yang memerlukannya. Ia telah

menjadi kebutuhan hampir setiap orang. Pengaruhnya besar dan sering

sensitif. Jangkauannya luas sampai ke desa-desa. Karena kemajuan teknologi

di bidang komunikasi. Gerakannya cepat seolah-olah dunia ini semakin

(39)

26

Gerlach & Ely mengatakan bahwa, media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi

dan membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau

sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah

merupakan media. Menurut Azhar Arsyad (2012: 3), secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar-mengajar cenderung diartikan sebagai

alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Ringkasnya, media

adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.

Menurut Hamalik media pendidikan terkadang kadang disandingkan

dengan media komunikasi, dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi

akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat

bantu yang disebut media komunikasi. Secara implisit, Gagne dan Briggs

mangatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain

buku, tape-recorder, kaset, kamera video, visio recorder, film, slide, foto,

gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah

komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk

belajar.

Dijelaskan oleh Azhar Arsyad (2012: 4)Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata

(40)

27

Dilihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap

sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Pengajar menggunakan alat

bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat lain yang dapat

memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya

serap dan retensi belajar siswa. Pada pertengahan abad ke-20, alat visual

menurut Arif Sadiman (2012: 7) untuk mengonkretkan materi pelajaran

dilengkapi alat audio sehingga dikenal media audio visual atau audio visual

aids (AVA).

Azhar Arsyad (2012: 4) mengidentifikasi film menjadi salah satu

media yang efektif untuk menyampaikan pesan. Keuntungan film dan video

mengandung nilai-nilai positif karena dapat mengundang pemikiran dan

pembahasan dalam kelompok siswa.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,

yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke

penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan adalah

komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan

jenis dan sumbernya bermacam. Misalnya isi ajaran ataupun didikan yang ada

dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun

penulis buku dan produser media.

Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di dalam kurikulum

dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi

(41)

non-28

verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol

komunikasi itu disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan

simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Sesuai dengan

Arif S. Sadiman (2012: 12) proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang

mengandung pesan-pesan tersebut disebut decoding.

Film sebagai jenis media audio-visual perlu dimanfaatkan karena film

dapat dikemas agar sesuai dengan perkembangan peserta didik.

Perkembangan peserta didik perlu dipertimbangkan karena berpengaruh pada

kemampuan daya pikir dan daya tangkapnya. Untuk anak-anak setingkat

sekolah dasar, film jenis kartun akan membuat mereka lebih mudah

menangkap. Misalnya saja Film Upin-Ipin, materi keagamaan dan

kemanusiaan disampaikan dengan gambar yang berekspresi lucu. Begitu

sebaliknya, untuk peserta didik setingkat perguruan tinggi film dokumenter

lebih menarik dan pesannya mudah ditangkap dari pada film kartun.

Pada saat pembelajaran, seorang pendidik dapat menjadikan kisah,

pesan atau materi film dalam acara televisi untuk dibahas di kelas. Tentunya,

perlu ada pemilahan adegan serta penafsiran kritis terhadap cerita dalam film

agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Akan tetapi perlu direncanakan

dengan mempertimbangkan perencanaan dan tujuan pembelajaran.

Menurut Beberapa alasan menggunakan film dalam pembelajaran

(42)

29

1. Film dapat membawa dunia luar ke dalam kelas yang menyamai

pengalaman langsung, jika itu merupakan film dokumenter,

2. Film merupakan sumber informasi yang paling mutakhir dalam bentuk

yang mudah dipahami dan menarik, disamping buku, gambar dan lain-lain,

3. Film menciptakan suasana yang menyenangkan, merangsang dan

membangkitkan ide-ide baru,

4. Film dapat memberi informasi secara cepat dan terkini yang belum tentu

dapat diberikan oleh pendidik atau tidak dapat disajikannya dalam bentuk

yang dapat menyamai film itu sendiri,

5. Cara penyajian oleh film sangat hidup, menarik dan mengundang

keterlibatan anak dalam peristiwa-peristiwa yang diperlihatkan,

6. Film dapat mengembangkan kesanggupan dan ketrampilan atau teknik

untuk melihat dan mendengarkan.

(http://jurnal.ump.ac.id/_berkas/jurnal/12.pdf.

Diakses pada 27 Mei 2010 pukul 13;00 WIB)

Film sebagai salah satu bentuk media komunikasi massa yang banyak

konsumsi oleh masyarakat, secara tidak langsung juga ikut menentukan

bagaimana masyarakat dalam bersikap. Pada kenyataannya, film tidak semata

sebagai hiburan, namun pesan dan informasi yang disajikan menjadi bahan

referensi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pelajaran yang dapat diperoleh

melalui narasi yang berisi kisah-kisah kehidupan mengenai tokoh dan

(43)

30

Sebagaimana firman Allah dalam surat Yusuf ayat 111:

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."(QS. Yusuf; 111).

Dari firman Allah di atas memberikan pesan bahwa dalam setiap kisah

(al-Qish-shah) terdapat teladan atau pelajaran. Menurut Ahmad Munir (2008:

163), Kisah-kisah para nabi yang terdahulu dalam al-Qur’an oleh Allah

digunakan sebagai teladan bagi generasi yang akan datang. Sebaliknya, pada

kisah-kisah tentang mereka yang khianat terhadap-Nya dapat diambil

hikmahnya.

Transformasi sebuah nilai membutuhkan variasi agar tidak terjadi

kejenuhan pada peserta didik sehingga diperlukan media pembelajaran yang

menarik untuk digunakan membangkitkan emosional mereka, salah satunya

melalui cerita atau kisah.

Menurut Abdurrahman Umairah (2009:147), Al-Qur’an sebagai sumber

ajaran agama dipenuhi dengan berbagai kisah. Melalui cerita-cerita itu, Allah

menghendaki agar hal itu menjadi pendidikan bagi umat Islam, baik generasi

(44)

31

Cerita dan kisah-kisah dapat dijadikan sebagai bahan materi

pembelajaran. Dalam penyampaian kisah, pada zaman dahulu, ia disampaikan

secara lisan dan dalam perkembangannya ditambah dengan media tulisan dan

gambar agar lebih memberikan unsur menarik untuk kemudian pesan dari

kisah akan mudah diterima oleh khalayak. Para wali juga menggunakan cerita

sebagai bahan pengajaran agama. Sunan Kalijaga misalnya, menggunakan

media wayang untuk menggambarkan kisah-kisah yang di dalamnya

diselipkan nilai Islam.

Sekarang ini, kemajuan teknologi komunikasi semakin pesat.

Cerita-cerita dapat dikonstruksi ulang sedemikian rupa. Film adalah arsip sosial

yang menangkap jiwa zaman masyarakat saat itu. Media film lebih efektif

untuk menyampaikan pesan pendidikan. Melalui gambar, suara dan dialog

yang ada di dalam film, kisah yang ditampilkan seolah seperti dalam

kehidupan nyata, sehingga mudah dipahami oleh penontonnya.

Film sebagai salah satu produk dari kemajuan teknologi komunikasi

memiliki berbagai kelebihan. Zaman modern ini, konsumsi akan film sudah

menjadi kebutuhan. Daya persuasi film dapat dengan mudah dapat dipahami

oleh pemirsanya. Hal itu dikarenakan isi yang disajikan adalah tema-tema

aktual. Selain itu, penyerapan terhadapnya melibatkan juga melibatkan

indrea-indera audio visual, sehingga pesan dengan mudah ditangkap.

Film sebagai bagian dari media komunikasi massa mempunyai peran

(45)

32

fungsi media; menghibur, menginformasikan dan mendidik, selayaknya tidak

hanya berhenti pada salah satu titik. Film tidak semata berisi hiburan,

melainkan juga sebagai media pendidikan dalam arti luas. Untuk mencapai

tujuan itu, materi-materi yang bersifat mendidik menjadi keniscayaan untuk

disajikan.

D. Andrea Hirata

Nama lengkapnya adalah Andrea Hirata Seman SaidHarun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang

cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala

keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia

mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya

yang banyak memperlihatkan keperihatinan.

1. Profil dan Biografi Andrea Hirata

Dikutip dari

http://www.biografiku.com/2011/10/biografi-andrea-hirata-penulis-novel.html. Pada tanggal 22 januari 2016 pukul 13.40 WIB Nama Andrea

Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih

merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya

(46)

33

...Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri

bila penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,”

ungkap Andrea.

Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah,

pria asli Belitong ini mulai menyandang nama Andrea Hirata. Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala

keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah

menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap

memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.

Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil

bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan

dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui

Andrea cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia

terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang

hewan ternak. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman,

Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah

itu pulalah, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan

sebutan Laskar Pelangi.

2. Bertemu Dengan Bu Muslimah

Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang

(47)

34

...Saya menulis buku Laskar Pelangi untuk Bu Muslimah,” ujar Andrea

dengan tegas kepada Realita.

Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah

tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan

Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena

motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada

sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk

bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang

pegawai rendahan. “Novel yang saya tulis merupakan memoar tentang masa

kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang,” tutur

Andrea yang memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah

sekolah miskin ini. Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya

sebagai seorang yang sangat menginspirasi hidupnya.

Perjuangan kami untuk mempertahankan sekolah yang hampir

rubuh sangat berkesan dalam perjalanan hidup saya,” ujar Andrea.

Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan yang

membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk

menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai

salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui

Andrea karena sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah

membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan

(48)

35

menulis tentang Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini.

Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar

menulis cerita.

3. Menjadi Penulis Terkenal

Lebaran di Belitong. Kini, Andrea sangat disibukkan dengan

kegiatannya menulis dan menjadi pembicara dalam berbagai acara yang

menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk paling tinggi

sebagai seorang penulis. Namun demikian, beberapa pihak sempat meragukan

isi dari novel Laskar Pelangi yang dianggap terlalu berlebihan. “Ini kan novel, jadi wajar seandainya ada cerita yang sedikit digubah,” ungkap Andrea yang

memiliki impian tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia yang terletak

di pegunungan Himalaya. Kesuksesannya sebagai seorang penulis tentunya

membuat Andrea bangga dan bahagia atas hasil kerja kerasnya selama ini.

http://www.biografiku.com/2011/10/biografi-andrea-hirata-penulis-novel.html

Meski disibukkan dengan kegiatannya yang cukup menyita waktu,

Andrea masih tetap mampu meluangkan waktu untuk mudik di saat Lebaran

lalu. Bahkan bagi Andrea, mudik ke Belitong di saat Lebaran adalah wajib

hukumnya. “Orang tua saya sudah sepuh, jadi setiap Lebaran saya harus

pulang,” ujar Andrea dengan tegas. Di Belitong, Andrea melakukan rutinitas

bersilaturahmi dengan orang tua dan kerabat lainnya sembari memakan kue

(49)

36

perjalanan ke Belitong tidaklah mudah, karena pilihan transportasi yang

terbatas, Andrea tetap saja harus mudik setiap Lebaran tiba. Terlebih lagi, bila

ia tak kebagian tiket pesawat ke Bandara Tanjung Pandan, Pulau Belitong,

maka mau tak mau Andrea harus menempuh 18 jam perjalanan dengan

menggunakan kapal laut.

Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala

Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri

Riza. “Saya percaya dengan kemampuan mereka,” ujarnya tegas. Apalagi,

film Laskar Pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini,

Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.

...Kini Laskar Pelangi memiliki artikulasi yang lebih luas daripada

sebuah buku. Nilai-nilai dalam Laskar Pelangi menjadi lebih luas,” tutur

Andrea

Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada

dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk

meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan

perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai

penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan.

E. Kerangka Berfikir

Oleh karenanya, peneliti memandang film Laskar Pelangi sutradara

Rini Riza (saduran dari Novel berjudul Laskar Pelangi karya Andrea Hirata)

(50)

37

pednidikan yang tidak pantang menyerah dalam menjalankan roda

pendidikan. Selain menghibur, film ini juga memiliki pesan-pesan yang

mendidik, bahkan materi ajaran-ajaran Islam juga ditampilkan, juga

keikhlasan para tokoh-tokoh pendidikan dalam film ini. Sehingga film Laskar

Pelangi ini dapat digolongkan dalam jenis film edutainment dan motivasi.

Dengan memperhatikan uraian pada tinjauan pustaka, maka pada

bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai

landasan berpikir selanjutnya. Landasan berpikir yang dimaksud tersebut

akan mengarahkan penulis untuk menemukan data dan informasi dalam

penelitian ini guna memecahkan masalah yang telah dipaparkan untuk itu

akan menguraikan secara rinci landasan berpikir yang dijadikan pegangan

(51)

38

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Biografi Pengarang

1. Biografi Andrea Hirata

Andrea Hirata, pengarang novel terkenal Laskar Pelangi, oleh orang

tuanya diberi nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun. Ia lahir pada

24 Oktober 1967 di Pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung.

(http://penerbitanbuku.wordpress.com/2007/11/23/profil-andrea-hirata/. Diakses

pada 6 Juni 2010 pukul 11:00 WIB.)

Terlahir sebagai anak keempat dari pasangan N.A. Masturah dan

Seman Said Harun, Andrea Hirata menghabiskan masa kecilnya di Belitong.

Setamat sekolah menengah atas (SMA) Negeri Manggar, ia merantau ke

Jawa, melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Setelah menyelesaikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Andrea mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi

Master of Science di Universite de Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield

Hallam University, Inggris.

Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia

(52)

39

Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan

backpacker. Mimpinya yang belum menjadi kenyataan adalah tinggal di Kye

Gompa, desa di Himalaya.

Dalam buku Andrea Hirata (kover belakang), tesis Andrea di bidang

ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas

tersebut dan ia lulus cum laude. Sampai tahun 2010 ini, Andrea tinggal di

Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom.

Akan tetapi, tidak buku ekonomi telekomunikasi tersebut yang

menjadikan Andrea dikenal. Ia malah terkenal sebagai penulis fiksi, lewat

novel pertamanya berjudul Laskar Pelangi.

Awalnya, Andrea tidak pernah meniatkan naskah Laskar Pelangi

untuk dikomersilkan lewat industri buku. Ia menulis memoar itu untuk

dipersembahkan sebagai kado ulang tahun bagi gurunya tercinta, Muslimah

Hafsari Hamid. Akan tetapi, sahabat di masa kecilnya, Arai secara

bersembunyi-sembunyi menyerahkan naskah itu kepada Penerbit Bentang.

Kesuksesan Laskar Pelangi juga terlihat dari penjualan buku tersebut

di negeri Malaysia. Dalam edisi bahasa Melayu di Malaysia, buku itu menjadi

best seller.

Laskar Pelangi juga telah membuat Andrea layaknya semacam

selebritis di jagad sastra. Ia sering diundang untuk mengisi seminar dan

(53)

40 2. Karya-karya Andrea Hirata

Perjalanan riwayat kepenulisannya, Andrea telah menghasilkan lima

karya tulisan dalam bentuk buku. Buku pertama yang ditulis Andrea adalah

buku ilmiah berjudul The Science of Business pada tahun 2003. Buku

tersebut merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis

oleh orang Indonesia. Buku yang diadaptasi dari tesisnya ke dalam Bahasa

Indonesia itu telah beredar dan menjadi referensi Ilmiah.

Menurutnya, buku ilmiah tersebut menjadi semacam pembayar

kewajiban moralnya kepada Uni Eropa, lembaga yang memberinya beasiswa

kuliah di Sorbonne (Prancis) dan Sheffield (Inggris).

Tidak hanya karya buku ilmiah. Andrea juga menuliskan karya tulisan

fiksi berupa novel yang dikenal dengan sebutan tetralogi Laskar Pelangi.

Adapun tetralogi novel tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Laskar Pelangi

Novel pertamanya yang berjudul Laskar Pelangi merupakan buku

pertama dari Tetralogi novel-novelnya. Novel yang ditulis berdasarkan

memoar masa kecilnya itu diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun

2005. Laskar Pelangi termasuk novel yang ada di jajaran best seller untuk

tahun 2006 - 2007. Buku ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris

sepanjang sejarah.88 Laskar Pelangi bercerita tentang kehidupan 10 anak

dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah

(54)

41

Pelangi adalah sebutan yang diberikan oleh gurunya kepada kesepuluh

anak tersebut yang gemar memandangi pelangi. Anggota Laskar Pelangi

bertambah seoarang yang bernama Flow, seorang murid pindahan.

Keterbatasan tidak membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat

mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. (Andrea

Hirata, 2009: 47).

Novel ini menceritakan sekolah dasar di desa Gantung, Belitung

Timur yang terancam dibubarkan jikalau tidak memperoleh 10 siswa baru.

Pada hari akhir pendaftaran, baru sembilan anak yang mendaftar. akan

tetapi tepat ketika sang kepala sekolah hendak berpidato menutup sekolah,

seorang anak datang menyelamatkan sekolah dari ancaman penutupan.

Di kelas miskin itu ditemukannya bakat luar biasa Mahar dan

kecerdasan Lintang. Pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan

nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 kilometer pulang-pergi dari

rumahnya ke sekolah menjadi bagian menarik dalam novel.

Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan

menangis bersama. Kisah sedih terjadi ketika Bakri, salah seorang guru di

sekolah tersebut memutuskan berhenti mengajar, wafatnya kepala sekolah,

Harfan. Dalam keadaan penuh keterbatasan dan kendala, anak-anak Laskar

Pelangi mampu mengharumkan nama sekolah, yaitu menjuarai lomba

(55)

42

Muhammadiyah berhasil mengalahkan kualitas sekolah kaya, Sekolah

Dasar PN Timah yang terkenal.

Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah

Lintang, sehingga ia terpaksa putus sekolah. Dua belas tahun kemudian,

Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Ia

berhasil mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri, Prancis.

Pada tahun 2008, naskah Laskar Pelangi diadaptasi menjadi sebuah

film yang berjudul sama. Film Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Films

dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza. Skenario

adaptasi ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri Riza dan Mira

Lesmana. Film ini penuh dengan nuansa lokal Pulau Belitong, baik dialek,

lokasi syuting maupun aktornya.

b. Sang Pemimpi

Sukses menghadirkan novel Laskar pelangi, Andrea kemudian

menuliskan sekuelnya, Sang Pemimpi. Sang Pemimpi adalah novel kedua

dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh

Bentang Pustaka pada Juli 2006. Dalam novel ini Andrea mengeksplorasi

hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal dan Arai.

Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika

masa-masa sekolah menengah atas (SMA). Tiga tokoh utamanya adalah

Ikal, Arai dan Jimbron. Arai adalah saudara jauh yang yatim piatu yang

(56)

43

dan akhirnya menjadi saudara angkat Ikal. Sementara Jimbron adalah

seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap apabila sedang

antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai

mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri

di Belitung bagian timur. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan

latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya

cita-cita besar, sebuah cita-cita-cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan

mereka, hanyalah sebuah mimpi. Di pagi hari, mereka bersekolah, dan

bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini harinya. Jimbron, Ikal,

dan Arai berpisah setelah lulus SMA. Mereka berpisah ketika meneruskan

kuliah di Jakarta. Akan tetapi, ketika di Prancis Ikal kembali bertemu salah

satu dari mereka, Arai.

Naskah Sang Pemimpi juga diadaptasi menjadi film dengan judul

yang sama. Film kembali diproduksi oleh tim yang sama dengan film

Laskar Pelangi yaitu Miles Films dan Mizan Production. Film di rilis

tahun 2010. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Pemimpi. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB.)

c. Edensor

Edensor adalah buku novel ketiga karya Andrea Hirata yang

Gambar

Gambar 4.1: adegan ketika Bu Mus menjelaskan dan Lintang, Ikar dan
Gambar 4.2: adegan Ibu Mus dengan senang hati mengajar di kelas
Gambar 4.3 ketika guru mengadakan temu wali murid. Adegan saat
Gambar 4.4 Pak Harfan memberi apresiasi terhadap kejujuran juri saat

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga pasal tersebut dikategorikan sebagai pasal yang mengatur terkait penyerobotan tanah dan apabila penyerobotan tanah tersebut dilakukan dengan maksud untuk

Ketiga , permintaan masyarakat yang terus meningkat akan tersedianya pendidikan tinggi merupakan pertanda perubahan yang signifikan, patut diimbangi dengan

RSUD Syekh Yusuf kabupaten Gowa adalah rumah sakit pemerintah tipe B, dan juga merupakan rumah sakit rujukan pertama di kabupaten Gowa, berdasarkan hasil

Untuk menghadapi masyarakat ekonomi asean tahun 2015, setiap guru matematika sebaiknya memahami isyu-isyu strategis tahun 2015-2019, kemudian melakukan belajar sepanjang

Hasil perhitungan ANOVA untuk menentukan faktor - faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap nilai rata - rata dapat dilihat pada tabel 3. Tabel tersebut

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

[r]

Abdul Muthalib Sulaiman