• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI PENGOBATAN ALTERNATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI PENGOBATAN ALTERNATIF"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

(Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung) ( Skripsi )

KOMARIYANSYAH

0616011037

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

(Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung)

Oleh :

KOMARIYANSYAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi apakah yang ada pada para pasien terhadap bailai pengobatan alternatif di Bandar Lampung. Dengan melihat saat ini sudah banyak masyarakat yang berobat pada pengobatan alternatif. Tipe penelitian ini mendapat data dari para pasien dengan cara obsevasi dan wawancara secara mendalam dengan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang telah memenuhi criteria informan yang ditentukan. Teknik analisa data menggunakan reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa pada dasarnya para pasien yang berobat kepengobatan alternatif rata-rata beralasan putus asa, ketidak adanya biaya dan proses penyenmbuhannya pun cukup cepat. Alasan putus asa yaitu pasien yang menderita penyakit akan tetapi sudah berobat kepengobatan medis dan sekian lama berobat tidak ada hasilnya melainkan malah timbul penyakit baru akibat dari mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung bahan kimia. Ketidakadanya biaya untuk berobat kepengobatan medis membuat masyarakat beralih pada pengobatan alternatif yang dinilai cukup murah dan tanpa harus membeli obat-obatan berbahan kimia. Sedangkan proses penyembuhan itu sendiri dinilai para pasien cukup cepat, karena pada saat proses penyembuhan itu dilakukan hanya beberapa kali si pasien sudah merasakan perubahan pada kesehatannya.

(3)

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

Oleh

KOMARIYANSYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi :PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI PENGOBATAN ALTERNATIF

Nama Mahasiswa :

KOMARIYANSYAH

No. Pokok Mahasiswa : 0616011037

Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Gunawan Budi Kasono

NIP.131604518

2. Ketua Jurusan Sosiologi

Drs. Susetyo, M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Gunawan Budi Kasono ...

Penguji Utama :Drs. Abdul Syani, M.IP ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si NIP. 19580109 198603 1002

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Tanjung Karang, tanggal 06 Oktober 1 988, anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Margono. S.H dan Ibu Suwarsih. Penulis memulai pendidikan dari Taman Kanak-Kanak Beringin Raya Kemiling pada tahun 1991. Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 4 Sumberejo Kemiling diselesaikan pada tahun 2000, penulis melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2001 dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006.

Tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Unversitas Lampung melalui jalur Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada bulan Juli-Agustus 2009, penulis mengaplikasikan ilmu di bidang akademis dengan melaksanakan Praktek Kuliah

PERNYATAAN

(7)

1. Karya tulis saya, Skripsi/Laporan Akhir ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun diperguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta saksi lainya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012

Komariyansyah 0616011037

PERSEMBAHAN

K

UPERSEMBAHKAN KARYA
(8)

 KEDUA ORANGTUA KU MAMA DAN

SENANTIASA MENANTI KEBERHASILAN

 ADEK-ADEKKU RICKY,FIRDAUS,DAN

SUCI

TO SOMEONE THANKS YOU AND MY

TEMAN-TEMAN DAN

SAHABAT-SAHABAT KU.MASA MUDA ADALAH MASA TERHEBAT SEPANJANG SEJARAH PERJALANAN

(9)

A

llah tidak pernah menurunkan penyakit

Melainkan dari manusi itu sendri

T

etapi allah menurunkan obat

(10)

S

emua impian-imian kita data menjadi kenyataan

Jika kita memiliki keberanian untuk mengejar mereka

(Walt Disney)

J

adilah orang yang ceria

Jangan berikir tentang kegagalan hari ini

Tetai berikirlah tentang kesuksesan

Yang bias saja dating esok hari

Kau telah menghadakan dirimu pada tugas yang berat

T

etapi kau akan berhasil jika kau tetap teguh

Dan kau akan merasakan kenikmatan

Dapat mengatasi segala rintangan

Tidak ada usaha yang hilang atau sia-sia

Dalam mencapai sesustu yang indah

(Hellen Keller)

KATA ENGHANTAR

Puji syukur Penulis ucakan keada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul

Praktek Pengobatan Alternatif (Studi kasus pada pasien pengobatan alternatif

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(11)

1. Kepada kedua orangtua yang selalu memberi dorongan serta dukungan untuk menyelesaikan semua ini, karena sekian lama tidak

selesai-..Dan Alhamdulillah akhirnya kelar juga ,beribu-ribu terima

diberikan dari penulis lahir hingga sampai saat ini. Serta penulis memohon

2. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs.Gunawan Budi Kasono. Selaku Pembimbing Utama, atas kesediaan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi hingga sebaik ini.

5. Bapak Drs. Abdul Sani. Selaku Penguji Utama, atas masukan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Pembimbing Akademik

7. Seluruh bapak dan ibu dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dalam membantu dan mendidik penulis selama kuliah dan yang sudah memberikan bekal pengetahuan, pengarahan, dan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh staf akademik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

(12)

10. Untuk adik-adikku, Ricky cepet lagi slasin kuliah na, Firdaus yang rajin blajar na biar bisa jadi mariner, dan Suci jangan males2 blajar na biar gak

11. Teman-teman seperjuanganku Rizky, Ewin, Jhon, Abi, Aji, Mamet, Asdos, Henry, Danu, Opit, Dodi I, Dodi H, Sakai, Meki, Aziz, Danil, Daru, Randy, Rahman, Marbon, Eci, Mpew, Yanti, Ana, Ana ndut, Maya, Mesi, Vivin, Nia, Heni, Vina, Hesti, Septin, Eriska, Deva, Esa, Desi, Vera, Mondang, dan semua teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas jalinan persahabatan yang telah kita bentuk semoga tidak akan berhenti hingga saat ini.I always remember you...

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak, hanya Allah SWT yang dapat membalas dan memberi rahmat-Nya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2012

Penulis

(13)
(14)

ABSTRAK

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

(Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung)

Oleh :

KOMARIYANSYAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi apakah yang ada pada para pasien terhadap bailai pengobatan alternatif di Bandar Lampung. Dengan melihat saat ini sudah banyak masyarakat yang berobat pada pengobatan alternatif. Tipe penelitian ini mendapat data dari para pasien dengan cara obsevasi dan wawancara secara mendalam dengan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang telah memenuhi criteria informan yang ditentukan. Teknik analisa data menggunakan reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa pada dasarnya para pasien yang berobat kepengobatan alternatif rata-rata beralasan putus asa, ketidak adanya biaya dan proses penyenmbuhannya pun cukup cepat. Alasan putus asa yaitu pasien yang menderita penyakit akan tetapi sudah berobat kepengobatan medis dan sekian lama berobat tidak ada hasilnya melainkan malah timbul penyakit baru akibat dari mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung bahan kimia. Ketidakadanya biaya untuk berobat kepengobatan medis membuat masyarakat beralih pada pengobatan alternatif yang dinilai cukup murah dan tanpa harus membeli obat-obatan berbahan kimia. Sedangkan proses penyembuhan itu sendiri dinilai para pasien cukup cepat, karena pada saat proses penyembuhan itu dilakukan hanya beberapa kali si pasien sudah merasakan perubahan pada kesehatannya.

(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan pada saat ini adalah merupakan hal yang amat mahal harganya,karena kita ketahui biaya pengobatan sangat begitu mahalnya. Hingga masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi rendah sulit untuk mendapatkan pengobatan yang layak. Kesehatan tan pulalah yang membuat seorang manusia untuk bertahan hidup serta melakukan aktivitas sehari-hari,seperti bekerja, sekolah, berinteraksi dengan masyarakat dan sebagainya. Oleh karenanya hal tersebut sangatlah penting sekali bagi manusia untuk menjaganya agar tetap selalu sehat dan prima dalam melakukan segala aktivitas setiap hari. Dengan melakukan pola hidup yang sehat serta pola makan yang baik, berolah raga dan sebagainya dapat membantu kita untuk tetap sehat. Dalam semboyan dikat

(16)

Pada saat ini pengobatan non-medis sudah sangat menjamur di Kota Bandar Lampung, sudah banyak tersedia berbagai macam pengobatan alternatif yang tersedia. Di Indonesia ini sendiri, pengobatan non medis terus berkembang. Perkembangannya antara lain di picu oleh kemajuan para pengobatan tradisional dan kesadaran masyarakat akan pentingnya sehat secara alamiah (Majalah plus cermat dan tuntas,2005 : 5). Berawal dari ketidakpuasan para pasien pada pengobatan medis, maka mereka mecoba beralih pada pengobatan alternatif yang mana sudah banyak bukti atas kesembuhannya pada pengobatan alternatif.

Untuk itu Departemen Kesehatan membentuk Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T). Saat ini telah ada 12 sentra menyebar di seluruh Indonesia. Di Jakarta, SP3T berada di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Menurut Pemerhati Pengobatan tradisional Dr. Setiawan Dalimartha tugas SP3T yaitu mengadakan pengkajian, penelitian, pengujian, pendidikan, pelatihan dan pelayanan pengobatan tradisional sebelum pengobatan tersebut diterapkan secara luas dimasyarakat atau diintegrasikan ke dalam jaringan pelayanan kesehatan (Ibid ; 7).

Pengobatan medis sangat tergantung dari teknologi yang mahal untuk memecahkan masalah kesehatan, meskipun kadang pula hal tersebut tidak efektif (R Soepono,1997 : 718). Pada beberapa kalangan yang berpikir luas, timbul keraguan pula akan hakikat pelayanan kedokteran yang cenderung hanya bertumpu pada reinolisasi, pemberian resep obat, instrumetasi, dan pembedahan tanpa memperhatikan faktor intrik, aspek kemanusiaan pasien.

(17)

Lampung telah banyak berdiri tempat-tempat atau klinik-klinik pengobatan alternatif, diantaranya yaitu klinik pengobatan akupuntur Atika Salon yang berada di Jl. Imam Bonjol, Kecamatan Kemiling, kemudian terapi pijat refleksi yang ada di Gg. H2O Sukarame, Terapi Patah Tulang di Jl. Onta No.30 Sidodadi Kedaton, dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan bahwa banyak masyarakat kota Bandar Lampung tertarik untuk melakukan pengobatan alternatif selain pengobatan medis.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah masyarakat Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung yang tentu saja memiliki fasilitas serta infastruktur yang lengkap dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Lampung. Dengan begitu kehidupan masyarakatnya pun sudah cenderung memiliki gaya hidup masyarakat kota yang biasa kita sebut dengan masyarakan modern.

Giddins (2001:19) menegaskan bahwa ciri dasar dari masyarakat modern yang pertama adalah berlakunya aturan industrialisme dalam kehidupan manusia, kedua, mata pencaharian masyarakat modern, sebagian besar adalah non-agraris,ketiga, munculnya gaya hidup kota (life style), berupa fasilitas aktivitas waktu luang, keempat, tingginya nilai indeks pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi,kelima, tingginya tingkat penggunaan energi.

(18)

bahwa masyarakat Bandar Lampung disebut sebagai komunitas yang telah mengalami modernisasi.

Selain itu Emile Durkhem mengiterpretasikan bahwa masyarakat modern merupakan wujud evolusi manusia dan masyarakat tradisional yang ditandai dengan solidaritas organis, sejalan dengan berkembangnya deferensiasi dimana perbedaan antar individu sangat jelas. Sanksi-sanksi yang berlaku bersifat restutif, yang berupa hukuman pidana atau ganti rugi sesuai dengan Undang-undang yang berlaku (Peter Beilharz, 2002 : 107).

Serta ada spesialisasi atau pembagian kerja. Pola pikir masyarakat modern juga telah mengalami perubahan dari irasional, menjadi rasional atau berdasarkan pada logika berfikir seta pengalaman empiris. Dengan begitu masyarakat Bandar Lampung sebagai komonitas yang telah mengalami modernitas, memiliki pola pikir yang rasional

Seperti yang kita lihat saat ini, masyarakat kota yang cenderung memiliki pola pikir yang modern, seharusnya masyarakat lebih cenderung menggunakan pengobatan medis/dokter karena telah terbukti secara ilmiah dalam ilmu kedokteran. Tetapi pada kenyataannya tidak menutup kemingkunan dari mereka malah beralih kepada pengobatan alternatif yang sebelumnya banyak digunakan oleh masyarakat desa sebagai penyembuh penyakit. Misalnya mengkonsumsi ramuan jamu dari tanaman-tanaman yang dipercayai memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan penyakit.

Tentu saja ini menjadi tanya besar, persepsi apakah yang ada pada masyarakat , khususya di kota Bandar Lampung yang memilih melakukan pengobatan alternatif dari pada pengobatan medis.

(19)

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas. Maka penulisan merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana persepsi pasien terhadap praktek pengobatan alternatif ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi pasien terhadap praktek pengobat alternatif.

Untuk mengambarkan persepsi pasien mengenai metode pengobatan alternatif melalui alat-alat yang digunakan, penyembuhan, pasien, dan proses pengobatannya.

1.2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Secara teoritis penelitian ini bertujuan menjelaskan dan menggambarkan bekam sebagai bagian dari metode pengobatan alternatif di masyarakat. Secara sosiologis penelitian inni akan memberikan sumbangan pikiran tentang gambaran sistem medis alternatif melalui alat-alat yang di gunakan dalam proses penggobatan, penyembuhan, pasien, dan proses pengobatanya.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Persepsi

1. Persepsi

Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:759) adalah : 1. Tanggapan (penerimaan ) langsung dari sesuatau; serapan; perlu diteliti. 2. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pasca indera.

Jameson dalam Rifky Wijaya (2007: 11), mengatakan bahwa persepsi dipandang sebagai sebuah refleksifitas yang berkaitan dengan respon bagaimana individu memandang persoalannya, dan juga orientasi dirinya terhadap dunia sosial. Refleksifitas merupakan sebuah tindakan yang penuh arti yaitu berusaha untuk menafsirkan dan memahami pokok persoalan dan dunia sosial.

dari komponen kognisi (perasaan emosional, suka tidak suka, simpati, rasa takut atau tidak takut). Aspek pengerak perubahan karena informasi yang diterima akan menentukan perasaan dan kemauan untuk berbuat. Sehingga jelas komponen kognisi akan mempengaruhi seseorang untuk bertindak senang atau tidak terhadap suatu objek yang merupakan jawaban atas pertanyaan apa yang dipikirkan untuk dipersepsikan tentang objek tersebut.

beberapa faktor diantaranya : 1. faktor pengalaman

(21)

3. Cakrawala 4. Pengetahuan

Sarwono (2000 : 22) menyatakan perbedaan persepsi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Perhatian, biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada secara sekaligus. 2. Harapan seseorang atas rangsangan tersebut.

3. Kebutuhan 4. Ciri kepribadian 5. Gangguan jiwa

Dari beberapa pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pemberian makna atau persepsi sangatlah berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan individu melalui proses stimulasi dengan lingkunganya. Persepsi positif terhadap stimulasi cenderung bersangkutan untuk mengadakan perhatian/pendekatan terhadap stimulasi. Sebaliknya persepsi negatif stimulasi cenderung untuk mengadakan penghindaran/penilaian yang negatif dan bahkan reaksi tingkah laku (respon) yang negatif berupa perlawanan dan pelampiasan pada objek lain.

Persepsi merupakan suatu proses memandang terhadap obyek tertentu melalui jalan mengorganisasikan dalam pikiran menafsirkan, mengalami, dan mengolahnya, sehingga dengan demikian akan menghasilkan persepsi yang positif ataupun negatif. Jadi persepsi seorang individu berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mendefinisikan situasi yang dihadapi.

Menurut Sendjaya (1993 : 42) sifat-sifat persepsi yaitu :

(22)

Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek, atau peristiwa tersebut.

2. Persepsi adalah selektif.

Ketika mepersepsikan sesuatu biasanya hanya memperhatikan bagian-bagian tertentu dari objek berdasarkan atas sikap, nilai dan keyakinan yang ada didalam diri yang bersangkutan dan mengabaikan karakteristik yang tidak relevan/ berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut.

3. Persepsi adalah penyimpulan.

Proses psikologi dan persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain mempersepsikan makna adalah melompat dari suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data yang dapat ditangkap oleh indra.

4. Persepsi bersifat tidak akurat.

Setiap persepsi yang dilakukan akan mengundang kesalahan dalam keadaan tertentu, yang disebabkan oleh pengaruh masa lalu, sektifitas dan penyimpulan.

5. Persepsi berifat evaluatif.

Persepsi tidak akan pernah objektif karena dalam proses menginterpretasikan makna berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap nilai dan keyakinan pribadi, sehingga dalam mempersepsikan suatu objek perlu dilihat baik atau tidak buruknya.

Persepsi merupakan bagian dari konsep diri manusia. Persepsi diartikan sebagai proses

dapat diartikan sebagai kesan-kesan penafsiran seseorang terhadap objek tertentu.

(23)

Agar seseorang dapat mengadakan persepsi, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi :

1. Adanya objek yang dipersepsi, objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung menginai alat indera (reseptor) dapat datang langsung dari dalam langsung mengenai saraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.

2. Alat indera atau reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus disamping itu harus ada pula saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor atau susunan saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Selain itu alat indra sebagai alat untuk mengadakan respon juga saraf motoris.

3. Untuk menyadari atau mengadakan pandangan atau persepsi diperlukan pula adanya perhatian yang merupakan langkah pertama suatu persiapan dalam mengadakan persepsi tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Perihal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada syarat-syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan psikologis.

(Bimo Walgito, 1993:54)

berlangsung sebagai berikut:

1. Stimulus mengenai alat panca indara, ini merupakan proses yang bersifatnya kealaman (fisik) 2. Stimulus kemudian dilangsungkan keotak oleh saraf sesoris ini merupakan proses fisiologis. 3. Diotak sebagai pusat susunan saraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari

(24)

1.2. Hal-hal yang memengaruhi Persepsi

Suatu objek dapat di persepsikan secara berbeda-(1982:43-44), hal ini disebabkan oleh beberapa aspek yaitu:

1. Perhatian, biasanya seseorang tidak menagkap seluruh rangsangan yang ada sekitarnya sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatiannya pada suatu atau dua objek saja. Perbedaan fokus menyebabkan perbedaan persepsi.

2. Set, yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul seperti seorang pelari yang siap start terhadap set bahwa akan terdengar bunyi pistol disaat harus lari.

3. Kebutuhan, kebutuhan sesaat atau menetap dari seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang tersebut.

4. Sistem nilai, system yang bergantung dalam suatu masyarakat berpengaruh pula pada persepsi.

5. Ciri kepribadian, misalnya A dan B bekerja disuatu kantor, A seseoarang yang penakut akan memandang atasanya sebagai tokoh yang menakutkan. Sedangkan B penuh dengan rasa percaya diri mengaggap atasanya sebagai orang yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainya.

1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Persepsi seseorang itu dapat berubah-ubah, misalnya dari baik menjadi buruk dan sebaliknya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain:

(25)

2. Faktor proses belajar. Proses belajar merupakan tingkatan atau fase yang dilalui anak atau sasaran didik dalam mempelajari sesuatu.

3. Faktor cakrawala. Merupakan pandangan dan memiliki wawasan objek.

4. Faktor pengetahuan. Kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil dari penggunaan panca indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, tahayul dan penerangan-penerangan yang keliru. Pengetahuan tersebut diperoleh dari kenyataan dengan mendengar radio, menonton film, TV dan lain-lain. Hal-hal tersebut diterima dan kemudian diterima dan diolah oleh otak.

Dalam pembentukan persepsi akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor Fungsional yang mempengaruhi persepsi yang sering disebut kerangka rujukan (Frame Of Referance), dimana kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna ada pesan yang diterima. Faktor fungsional ini dijelaskan oleh David Kreach dan Richard S. Crutehild dalam betuk dalil bahwa persepsi bersifat selektif fungsional dimana objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita, biasanya objek yang melakukan persepsi yang dipengaruhi oleh penyelidikan dan latar belakang budaya seseorang.

2. Faktor structural semata-mata berasal dari stikulus fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu yang dalam hal ini erat kaitanya dengan fokus usia. (Jalaludin Rahmad, 1999:59)

1.4. Proses Terjadinya Persepsi

1.4.1. Sensasi

Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata

(26)

indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf dengan bahasa yang dipahami oleh (komputer) otak maka terjadilah sensasi. Sensasi menurut Jalaluddin Rakhmat (1993: 49) adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.

Lefrancois seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat (1993:39) menyatakan bahwa apa pun definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indera manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indera manusia sama, bahkan mungkin tidak akan lebih dari rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindera cahaya danhumiditas.

Sutisna (2001: 61) mendefinisikan sensasi sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita seperti mata, telinga, hidung, mulut dan jari terhadap stimulus dasar seperti cahaya, warna dan suara. Kita mengenal alat indera atau pancaindera. Psikologi menyebut sembilan (bahkan ada yang menyebut sebelas) alat indera yaitu penglihatan, pendengaran, kenestesis, vestibular, peradapan, temperature, rasa sakit, perasaan dan penciuman. Kita dapat mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari luar (eksternal) atau dari dalam diri individu itu sendiri (internal). Informasi dari luar diindera oleh sksteroseptor misalnya telinga atau mata. Informasi dari dalam diindera oleh

intereseptormisalnya sistem peredaran darah. Selain itu gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh

propioseptormisalnya organvestibular.

(27)

Kennet E. Aderson seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (1993 : 52) menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental Kennet E. Aderson seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (1993 : 52) menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimulan atau rangkaian stimulan menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulan lainnya melemah. Dengan demikian ketika manusia telah memperhatikan stimulan yang diterimanya, maka stimulan tersebut tidak lagi berada dalam wilayah sensasi akan tetapi telah memasuki wilayah persepsi. Ada dua faktor yang harus dijadikan pertimbangan dalam menentukan perhatian :

1) Faktor situsional disebut juga sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau menarik perhatian. Stimulan diperhatikan karma mempunyai sifat menonjol, seperti gerakan, intensitas stimuli dan perulangan.

2) Faktor personal bersifat internal atau menarik perhatian. Faktor ini merupakan faktor yang mengandalkan kemampuan alat indera masing-masing individu untuk berkonsentrasi terhadap suatu objek rangsangan. Apa yang menjadi perhatian seseorang akan lolos dari perhatian orang lain atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat.

Kennet E. Anderson seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat (1992 : 54) menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif, yaitu :

1) Perhatian adalah proses yang aktif dan dinamis. Manusia secara sengaja mencari stimulan tertentu dan mengarahkan perhatian kepadanya.

(28)

B. Definisi Pasien

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia8 Masyarakat Kota adalah masyarakat yang

penduduknya mempunyai mata pencaharian disektor perdagangan dan industri, atau yang bekerja disektor administrasi pemerintah. Masyarakat yang menunjang tinggi nilai, norma, hukum yang ditompang oleh penguasaan iman, ilmu dan teknologi yang berperadaban.

Giddens (2001:19) menegaskan bahwa ciri-ciri dasar dari masyarakat kota yang modern:

1. Berlakunya industrialisme dalam kehidupan manusia.

2. Mata pencaharian masyarakat kota, sebagaian besar adalah non-agraris. 3. Munculnya gaya hidup kota (life style), berupa fasilitas aktivitas waktu luang

4. Tingginya nilai indeks pendidikan, serta besarnya jumlah lembaga pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.

5. Tingginya tingkat penggunaan energi.

Selain itu Emile Durkheim9 menginterpretasikan bahwa masyarakat kota yang modern

merupakan:

1. Masyarakat yang ditandai dengan solidaritas organis, dimana perbedaan antar individu sangat jelas.

2. Sanksi-saksi yang berlaku bersifat restitutif, yang berupa hukuman pidana atau ganti rugi sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

(29)

5. Pola berfikir masyarakat yaitu rasional atau berdasarkan pada logika berfikir serta sesuai dengan pengalaman empiris.

Berdasarkan ciri-ciri diatas, maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan masyarakat kota disini adalah penduduk yang tinggal dan menetap didaerah perkotaan yang tentu saja daerah tersebut telah memiliki ciri-ciri kota yang modern. Dalam hal ini masyarakat yang tinggal di Kota Bandar Lampung.

Masyarakat sebagai sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah dan berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu komunitas dan suatu lembaga dan peraturan sendiri yang berlaku dalam komunitas itu. Hasan Shadily (1985: 147) berpendapat bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu tempat yang diatur dengan ikatan-ikatan dan aturan tertentu.

Koentjaraningrat (1985: 147) berpendapat bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat yang bersifat konunyu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sedangkan Soerjono Soekanto (1989: 21) mengemukkakan bahwa ciri-ciri pokok dari masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Manusia yang hidup bersama 2) Bercampur untuk waktu yang lama

(30)

Berdasarkan uraian dan pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan persatuan manusia yang timbul dari kodrat bersama dalam pergaulan hidup untuk menciptakan suatu system kehidupan bersama.

2.1. Faktor Pasien Memilih Pengobatan Alternatif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pasien yang terjangkit penyakit cenderung akan mencari pengobatan medis sebagai pilihan pertama. Karena sudah teruji secara empiris. Tetapi sebagian lagi memilih cara lain yaitu dengan pengobatan alternatif.

Berdasarkan penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya oleh mahasiswi Universitas Lampung Asriatiningsih10di kelurahan kotabaru, Tanjung karang timur, pada Balai Pengobatan Nusantara,

terdapat dua faktor yang mempengaruhi pasien untuk memanfaatkan jasa pelayanan pengobatan alternatif. Pertama, yaitu berupa keakutan atau keparahan penyakit dan kemudahan

(accessibility) yang merupakan faktor ekstern. Kedua, yaitu faktor intern yang berupa tingkat kepercayaan, pengetahuan dan pengalaman serta kebiasaan dari keluarga maupun lingkunganya.

Menurut Yuda Turna11, banyak masyarakat kota menggunakan pengobatan alternatif. Dari sudut

(31)

Kedokteran modern menjadi identik dengan unpersonal dan high cost medicine yang hanya terjangkau oleh sekelompok kecil masyakat. Dengan alasan pengobatan medis membutuhkan biaya tinggi. Mereka mencoba pengobatan non-medis atau yang dikenal dengan pengobatan alternatif.

Dibandingkan dengan cara medis yang relatif mahal, mayoritas pengobatan alternatif hanya memerlukan biaya yang relative murah. Misalnya untuk sekali pijat refleksi di Pengobatan Pijat Refleksi H2O Sukarame Bandar lampung, biaya yang harus dikeluarkan hanya

Rp.25.000,-Harga ini tentu lebih murah bila dibandingkan dengan tarif dokter spesialis yang rata-rata mengeluarkan biaya Rp.100.000,- sampai Rp.300.000,- dan belum termasuk biaya obatnya. Bila ke laboraturium, biaya dapat mencapai Rp. 1 juta hingga Rp. 3 juta8. Walaupun ada pengobatan

alternatif lain yang membutuhkan biaya yang cukup mahal seperti misalnya pengobatan alternatif Ayurveda yang menghabiskan biaya Rp.100.000- sampai Rp.150.00013 tetapi pada

umunya biaya pengobatan alternatif dapat dijangkau mulai dari masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.

Kedokteran modern tersebut (pengobatan medis) belum mampu secara meyakinkan menangani masalah penyakit degeneratif seperti masalah penuaan, kanker, diabetes, dan hipertensi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat dan minat pencari pertolongan. Apalagi di sampingnya terdapat pelayanan kesehatan alternatif yang menjanjikan14. Banyak orang

membutuhkan serta menggunakan pengobatan alternatif, padahal pengobatan ilmiah telah banyak tersedia. Menurut Setiawan Dalimartha15 pemerhati pengobatan tradisional, mengatakan

(32)

tidak lagi dapat disembuhkan, itu bukan berarti tidak dapat disembuhkan dengan

Hal ini berarti banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan barat, tetapi ternyata berhasil disembuhkan dengan pengobatan alternatif.

Selain itu juga, pengobatan alternatif tradisional masih digunakan oleh sebagian besar paisen, bukan hanya karena kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang terjangkau oleh pasien, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial budaya dari masyarakat tersebut. Ia memenuhi harapan dan kebutuhan pasien yang dilayani16.

Adanya beberapa manfaat umum dari pengobatan alternatif, baik secara psikologis maupun sosial yang tidak terpengaruh dengan keberadaan pengobatan modern. Yaitu, mengurangi stress dan kecemasan akibat ketidakpastian penyakit, biaya yang rendah dan menyenangkan, penguatan dan keterlibatan langsung pasien dalam penanganan penyakit, Fungsi control bila ada penyimpangan, mengurangi trauma akibat perubahan cultural, serta mempromosikan identitas kebudayaan17.

(33)

setiap orang mempunyai karakter atau metabolisme tersendiri sehingga dampak pengobatan antara satu orang dan orang lain bias berbeda. Selain itu kondisi tubuh setiap orang berbeda sehingga memberikan respon yang berbeda pula. Hal ini berkaitan dengan umur, riwayat kesehatan, dan jenis kelamin18.

Penggunaan obat medis yang diberikan pihak dokter, seperti obat-obatan yang notaben sangat ampuh membunuh kuman, namun selalu memiliki efek samping. Efek samping yang dirasakan mulai dari ringan hingga efek yang sangat berat. Karena adanya efek samping, mulai tahun 80-an, banyak orang yang jera dengan obat-obatan dari kedokteran. Mereka pun lalu melirik kesistem pengobatan alternatif. Menurut Frans Tshai seorang dokter ahli mengatakan, efek samping yang masih dapat ditolerir dalam pengertian aman sekitar 2 - 5 %. Walaupun demikian, reaksi manusia terhadap obat memang bermacam-macam. Ada orang yang kuat, tetapi ada yang justru malah daya tahan tubuhnya melemah. Misalnya, antibiotik penisilin terbukti sangat berguna, tetapi ada juga orang yang tidak tahan dengan obat ini. Bukan berarti obatnya salah. Secara umum penisilin adalah obat yang baik, tetapi reaksi setiap orang memang berbeda.

Masih menurut Frans Tshai19 seorang dokter ahli mengatakan bahwa dalam ilmu kedokteran

menerapkan konsep unsur per unsur, sedangkan pengobatan alternatif bersifat holistik. Misalnya untuk penderita ginjal, pengobatan medis hanya menagani hal yang dikeluhkan pasien. Ini berbeda dengan pengobatan alternatif.

(34)

menyembuhkan fisik, tetapi juga mengobati psikisnya. Inilah prinsip pengobatan holistik.

penyebab yang menjadikan ia sakit.

Berdasarkan pemaparan diatas, yakni pendapat para ahli kesehatan, salah satunya yaitu Frans Tshai yang menjelskan bahwa fakor masyarakat kota memilih pengobatan alternatif dikarenakan untuk menghindari obat-obatan medis yang mengandung bahan-bahan kimia. Kemudian juga Setiawan Daliamrtha seorang pemerhati pengobatan tradisional menjelaskan bahwa yang menjadi faktor masyarakat memilih pengobatan alternatif ini dikarenakan faktor biaya pengobatan medis yang mahal serta putusnya harapan pasien karena penyakit yang tidak kunjung sembuh setelah lama berobat ke pengobatan medis, sehingga mereka beralih ke pengobatan alternatif dengan harapan penyakit yang mereka derita bisa sembuh.

(35)

melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan pemaparan lebih lanjut tentang faktor intern dan faktor ekstern.

2.1.1. Faktor Intern

Faktor intern yaitu faktor-faktor dari dalam diri manusia itu sendiri untuk melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif. Dalam hal ini yang menjadi faktor intern yaitu :

a. Tingkat kepercayaan

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia arti kepercayaan adalah suatu anggapan atau keyakinan bahwa yang dipercayai itu benar atau nyata. Dan yang dimaksudkan tingkat kepercayaan disini adalah taraf keyakinan seseorang terhadap alternatif serta di yakini dapat menyembuhkan penyakit.

Pada tingkat kepercayaan ini yang menyebabkan seseorang cenderung memilih pengobatan alternatif yaitu pudarnya tingkat kepercayaan terhadap pengobatan medis, dengan kala lain putus asa dengan pengobatan medis yang tidak kunjung ada hasil. Atau penyakit yang diderita divonis tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan medis. Sehingga mencari alternatif pengobatan lain selain pengobatan medis. Selain itu juga karena melihat banyak kesaksian yang sembuh dengan menggunakan pengobatan alternatif. Hal tersebut yang menimbulkan keyakinan bahwa penyakit yang diderita pun bisa sembuh. Sehingga ada keingginan untuk mencoba pengobatan alternatif tersebut.

(36)

Menurut kamus Besar Bahas Indonesia arti pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau didapat dan diterima melalui proses belajar atau pengalaman. Dan yang dimaksudkan tingkat pengetahuan disini adalah taraf informasi yang dimiliki seseorang terhadap penyembuhan penyakit baik melalui pengobatan medis maupun pengobatan alternatif. Melalui tingkat pengetahuan seseorang terdapat dua hal yang menyebabkan seseorang cenderung memilih penmgobatan alternatif adalah sebagai berikut :

- Pengetahuan tentang obat-obatan medis yang mengandung bahan-bahan kimia yang memiliki efek samping

- Pengetahuan tentang penyembuhan pengobatan alternatif yang bersifat holistic atau menyeluruh. Bukan hanya menyembuhkan penyakit yang dikeluhkan pasien saja, tetapi juga menyembuhkan pusat penyakit yang diderita pasien.

2.1.2. Faktor Ektern

Faktor ekstern yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia untuk melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif. Yang menjadi faktor ekstern disini adalah tingkat ekonomi atau pendapatan seseorang.

(37)

Bersdasarkan pengertian diatas, maka tingkat pendapatan adalah jumlah uang dari hasil pendapatan yang diperoleh suatu keluarga yang bersumber dari pekerjaan pokok dan pekerjaan tambahan. Dan yang dimaksudkan dengan pengertian tingkat pendapatan dalam konteks ini adalah taraf kemampuan seseorang atau keluarga untuk mengeluarkan uang dari penghasilan yang didapatkan untuk melakukan penyembuhan melalui pengobatan.

C.

Definisi Pengobatan Alternatif

Di Indonesia istilah pengobatan alternatif sering ditukar dengan istilah pengobatan tradisional. Menurut pendapat Organisasi Kesehatan Dunia (W.H.O) ada bareneka-macam jenis pengobatan tradisional yang bisa dibedakan lewat hal cara-caranya. Perbedaan ini dijelaskan sebagai terapi

- atau terapi dengan

tusukan jaru

-herbal (Timmermans 2001:1). Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis pengobatan yang

-

-ini juga digarisbahawi salah satu responden dukun. Dia membedakan pengobatan yang cara dan

Tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan pengobatan alternatif, khususnya pengobatan

(38)

pengobatan yang terkait hal ghaib hanya bisa diberlatih orang yang mempunyai keahlian khusus untuk menjadi dukun. Keahlian ini tidak terdapat melalui pendidikan formal tetapi lewat keturunun saja atau bakat dari Tuhan (Timmermans 2001:1).

Para ahli menjelaskan, pengobatan alternatif adalah pengobatan non-medis yang tidak diajarkan disekolah kedokteran. Menurut Adji Suranto seorang dokter spesialis anak mengatakan bahwa :

sekolah kedokteran. Alasannya, pengobatan tidak bias dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus secara holistik atau menyeluruh. Pengobatan alternatif lebih bersifat komplementer atau

Menurut akupunkturis di Rawamangun Jakarta, Putu Oka Sukanta pengobatan alternative mempunyai sosok keilmuan (body of knowledge) yang berbeda dengan pengobatan kedokteran atau modern. Teknik pengobatan ini mempunyai filosofi, dasar, dan metode mendiagnosis penyakit. Aplikasinya juga mempunyai perlakuan (treatment) yang berbeda dengan pengobatan modern. Pengobatannya tidak menggunakan peralatan kedokteran seperti tensimeter, stetoskop, thermometer, maupun hasil laboraturium. Dalam terapinya, teknik pengobatan alternatif tidak menggunakan obat farmasi atau obat resep dari dokter, melaikan memanfaatkan ramuan tradisional. Ramuan ini berupa jamu atau minuman kesehatan yang bahan bakunya berasal dari tanaman berkhasiat.

(39)

1. Terapi energi: akupuntur, akupresur, Shaitsu, Do-in, Metode Bowen, Ayurveda, dan terapi tumpang tangan.

2. Terapi fisik: masase, aromaterapi, osteopati, chiropractic, kinesiology, Rolfing, Hellework, Feldenkrais method, teknik Alexander, trager work zero balancing, teknik relaksasi, hidroterapi, Flotation therapy, dan metode Bates.

3. Terapi pikiran dan spiritual: psikoanalitik, terapi kognitif, terapi humanistic, terapi keluarga, terapi kelompok, terapi autogenic, biofeedback, visualisasi, hipnoterapi, dreamwork, terapi dence movement, terapi musik, terapi suara, terapi cahaya, biorhthms, dan terapi warna.

Di Indonesia, pengobatan alternatif dibagi dalam 4 kelompok,yaitu:

1. Pengobatan alternatif yang bersifat keterampilan. Misalnya, patah tulang, akupuntur, akupresur, pijat, dan lain-lain. Intinya, pengobatan jenis ini memerlukan suatu tindakan (action).

2. Pengobatan alternatif berdasarkan ramuan. Misalnya, ramuan cina, ramuan India, dan jamu-jamuan. Ramuan tradisional terdiri atas satu atau beberapa tanaman atau binatang berkhasiat obat.

3. Pengobatan alternatif berdasarkn kepercayaan/agama

4. Pengobatan alternatif yang bersifat supranatural. Misalnya, reiki, prana, chikung dan lain-lain.

World Health Organization (WHO) mengelompokan pengobatan alternatif menjadi 3 macam, yaitu:

(40)

2. Pengobatan alternatif yaitu pengobatan non- konvensional yang berasal dari Negara atau wilayah lain.

3. Pengobatan tradisonal komplementer yaitu jenis pengobatan yang lahir dari ilmu kedokteran. Artinya pengobatan tradisional komplementer saling melengkapi atau mendukung pengobatan kedokteran.

Departemen Kesehatan RI telah mengelompokan upaya pengobatan alternatif berdasarkan cara pengobatan sebagai berikut:

1. Upaya pengobatan alternatif yang menggunakan ramuan obat tradisional, seperti sinshe, tabib, dan dukun ramuan.

2. Upaya pengobatan alternatif yang menggunakan keterampilan seperti akupuntur, akupresur, dukun patah tulang, dukun sunat, dan dukun beranak (termasuk dalam kelompok ini tentunya pijat refleksi atau totok jalan darah)

3. Upaya pengobatan alternatif yang berdasrkan/berkitan dengan ajaran agama, seperti dukun kebatinan.

4. Uapaya pengobatan alternatif yang menggunakan magic, jampi-jampi, atau mistik seperti paranormal, okultis, dukun ramal, dukun susuk/jumat dan sebaginya.

(41)

D. Definisi Ruqyah dan Bekam

4.1. Ruqyah

riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat

al-.

Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan

Al-oleh Nabi berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung maka ia akan memporakporandakan gunung-gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.

Dan

(42)

orang-Pada masa jahiliyah, telah dikenal pengobatan ruqyah. Namun ruqyah kala itu banyak mengandung kesyirikan. Misalnya menyandarkan diri kepada sesuatu selain Allah, percaya kepada jin, meyakini kesembuhan dari benda benda tertentu, dan lainnya. Setelah Islam datang,

kesyirikan,

-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak men

Al-Qurthubi rahimahullah

sallam Larangan terhadap segala ruqyah itu berlaku secara mutlak. Karena di masa jahiliyyah mereka meruqyah dengan ruqyah-ruqyah yang syirik dan tidak bisa dipahami maknanya. Mereka meyakini bahwa ruqyah-ruqyah itu berpengaruh dengan sendirinya. Ketika mereka masuk Islam dan hilang dari diri mereka yang demikian itu, Nabi shallallahu

melarang mereka dari ruqyah secara umum agar lebih mantap larangannya dan lebih menutup jalan (menuju syirik). Selanjutnya ketika mereka bertanya dan mengabarkan kepada beliau bahwa mereka mendapat manfaat dengan ruqyah-ruqyah itu, beliau memberi -ruqyah kalian. Tidak mengapa menggunakan

(43)

Metode pengobatan bekam sebagai bagian dari sistem medis alternatif merupakan bagian dari upaya kesehatan yang menurut undang-undang No.23 tahun 1992 bagian kesembilan pasal 32 ayat 3 mengenai penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yaitu,

Pengoatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu

Bekam secara bahasa merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat melayu (Fatahilah, 2007, p.21) dalam membahasakan metode pengobatan ini memiliki beberapa istilah (Fatahilah,

Hijimah

istilah dalam bahasa arab yang berarti pelepasan darah kotor, Cupping dalam bahasa Inggris,

Gua-sha dalam bahasa Cina, ngekop dalam bahasa Indonesia terutama masyarakat jawa, dan beberapa istilah bekam lain yaitu canduk atau canthuk.

Definisi bekam (Yasin, 2005, p. 7) yaitu sebagai peristiwa penghisapan darah dengann alat menyerupai tabung, mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan pernyataan yang kemudian ditampung. Ada pula yang menyebutkan (Fatahilah, 2007, p. 21) bahwa bekam merupakan suatu metode pembersihan darah dan angin, dengan mengeluarkan sisa toksin dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan cara menyedot.

Berdasarkan teknisnya bekam terbagi menjadi tiga macam yaitu bekam kering, bekam basah, dan bekam meluncur (as-sayyid, 2006, p. 122; Fatahillah, 2007, p. 42-47; Yasin, 2005, p.

67--3). Bekam kering

(44)

mengeluarkan darah kotor. Bekam basah (Fatahillah, 2007, p.

43-paragraf 3) yaitu metode yang melalui beberapa tahapan yaitu melakukan bekam kering, kemudian melukai dengan tusukan atau sayatan pada permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet) untuk mengeluarkan darah statis atau darah kotor, lalu disekitarnya dihisap dengan alat

cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Sedangkan meluncur (Fatahillah, 2007, p. 47) merupakan metode yang cara kerjanya seperti kerokan, cara ini dilakukan agar tidak merusak pori-pori.

D. Definisi Detok

Elson M. Haas memberikan definisi detoksifikasi (detoks) dalam bukunya, The Detox Diet,

sebagai proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh atau

menetralkan atau mengubahnya dan selanjutnya mudah dikeluarkan dari tubuh. Pembersihan dan

detoks tidak hanya membersihkan tubuh dari zat-zat beracun tapi juga meningkatkan proses

alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita.

Tracy Kelly mengelompokkan lima langkah metode detoks yaitu mengkonsumsi menu detoks

(mengkonsumsi hanya sayuran dan buah tertentu dalam jangka waktu tertentu ), melakukan

beberapa latihan (physical exercise),food for the soul(relaks dan membersihkan pikiran dari

hal-hal negatif), pengobatan alternatif (menggunakan metode urutan/massagedan aromaterapi), dan

perawatan spa (seperti sauna, mud wraps, body scrubs). Sedangkan beberapa pakar detoks yang

lain memasukkan puasa sebagai salah satu metode efektif detoksifikasi.

pertama kali dipopulerkan oleh Elie Metchnikoff (1845-1916), seorang peraih Nobel bidang

(45)

tentang hal ini: Perut itu pangkal segala penyakit, dan memeliharanya itu pangkal dari pada

pengobatan (al-bathnu ashlu d- - ). Sekarang baru terbukti dan

diakui oleh pakar kesehatan di seluruh dunia. Dipercaya 80% dari penyakit yang ada bersumber

dari timbunan toksin dalam tubuh yang berpangkal di perut. Ampas atau toksin selain diproduksi

secara alamiah oleh tubuh kita sendiri, juga bisa berasal dari berbagai macam substansi yang kita

konsumsi. Ini meliputi zat kimia makanan, polusi udara, bahan kimia seperti pestisida, logam

berat dalam air minum, residu obat-obatan farmasi, konsumsi alkohol, caffein, nikotin dll.

Bahkan pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita. Semua ampas

atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai racun (toksin) atau penyakit.

Meskipun ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh, bukan

jaminan bahwa proses pembuangan toksin sudah optimal. Pembersihan besar-besaran alias

detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, tetap perlu bagi tubuh kita. Selain berguna

mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, juga berguna untuk tidak memberikan

ruang bagi organisme pembawa penyakit atau virus tumbuh.

E. Definisi Reiki

Reiki adalah sebuah teknik dari Jepang yang digunakan untuk mengatasi stress, relaksasi dan juga untuk penyembuhan. Disalurkan dengan menggunakan telapak tangan. Dengan kata lain R

mengalir di dalam diri kita, dan energi ini dirancang oleh sang Pencipta dan telah diprogram untuk tubuh manusia supaya bisa bekerja dalam mempertahankan kehidupan.

Jik

(46)

dari dua kata dalam bahasa Jepang han atau Kekuasaan Dengan demikian istilah Orang yang sudah mengalami sebuah attunement reiki (Yaitu sebuah proses penyelarasan energi) akan mempunyai aura bersinar yang sangat bagus, mengalir di sekelilingnya.

Reiki merupakan obat segalanya. Mengapa bisa disebut demikian? Tentu saja, karena seperti saya katakan di atas bahwa energi ini adalah yang menjadi penjaga atau penguat dalam kehidupan manusia jadi Reiki adalah obat dari segala ketidak selarasan dalam menjalani kehidupan. Dengan demikian Reiki bisa digunakan untuk pengobatan penyakit fisik (tubuh), emosi, pikiran dan jiwa. Mempunyai efek positif dan sangat bermanfaat seperti rasa santai dan kedamaian, keamanan dan kenyamanan. Jika Reiki dilakukan dengan benar maka akan bersifat sangat positif. Banyak dari praktisi Reiki yang telah memberikan kesaksian tentang hasil ajaib ini.

Reiki adalah sebuah metode yang sederhana, alami dan aman untuk penyembuhan rohani dan self-improvemen dan setiap orang bisa menggunakan metode ini. sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit. energi ini menyelaraskan bagian-bagian yang sakit kembali sesuai dengan fungsi normal. Maka energi ini adalah energi yang sangat positif dan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia.

Teknik ini juga menunjang metode pengobatan lain seperti teknik kedokteran, terapi untuk mengurangi efek sampingan lain dan mempercepat kesembuhan. Untuk belajar Reiki menggunakan teknik yang sangat sederhana. Untuk menguasainya menggunakan sebuah metode

(47)

penyembuhan dan meningkatkan kualitas kehidupan. Semua orang bisa menguasai kemampuan ini tanpa pandang bulu. Teknik ini sudah diajarkan kepada ribuan orang dengan latar belakang yang berbeda.

The secret art of inviting happiness

The miraculous medicine of all diseases

Just for today, do not anger

Do not worry and be filled with gratitude

Devote yourself to your work. Be kind to people.

Every morning and evening, join your hands in prayer.

Pray these words to your heart

and chant these words with your mouth

Usui Reiki Treatment for the improvement of body and mind

The founder , Usui Mikao

2.7. Kerangka Pikir

Dengan kata lain masyarakat kota merupakan masyarakat modern. Seperti yang penulis jelaskan sebelumnya, bahwa ciri masyarkat modern salah satunya memiliki pola pikir yang rasional. Dalam pengobatan alternatif tentu saja belum ada penelitian khusus tentang pengobatanya, tidak seperti pada pengobatan medis.

(48)

Dalam penelitian ini peneliti membagi dua bagian tentang persepsi terhadap pengobatan alternatif, pertama faktor intern yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Faktor intern ini dibagi menjadi dua bagian yaitu, tingkat kepercayaan seseorang, seperti pudarnya kepercayaan terhadap pengobatan medis, karena putus asa dengan pengobatan medis yang tidak kunjung ada hasil serta timbulnya keinginan untuk mencoba menggunakan pengobatan alternatif karena melihat banyak kesaksian yang sembuh dengan menggunakan pengobatan alternatif. Kemudian tingkat pengetahuan seseorang tentang pengobatan, misalnya seseorang yang cenderung memilih pengobatan alternatif karena untuk menghindari obat kimia yang memiliki efek samping serta adanya pengetahuan bahwa pengobatan alternatif merupakan penyembuhan yang bersifat holistik.

Kedua, faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia. Yang menjadi faktor ekstern yaitu tingkat ekonomi atau pendapatan seseorang. Kemudian yang dimaksud tingkat ekonomi atau pendapatan disini yaitu kemampuan seseorang untuk mengeluarkan uang dari penghasilan yang didapatkan untuk melakukan penyembuhan melalui pengobatan.

(49)
[image:49.612.61.491.75.401.2]

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

Persepsi Masyarakat Terhadap Balai Pengobatan Bekam,Ruqiyah,Detok

dan Reiki

- EKTERN

- Tingkat ekonomi atau pendapat setiap keluarga berbeda-beda oleh sebab itu hanya sedikit orang yang ingin pergi ke pengobatan medis, lain halnya dengan keluarga yang pas-pasan mereka lebih memilih pengobatan altenatif karena biaya terjangkau.

- INTERN

- Lebih memilih

menghindari obat-obatan yang berunsur kimia - Penyembuhannya bersifat

holistic

- Lunturnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan medis - Lebih percaya pengobatan

(50)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1993: 208) bahwa penelitian kualitatif obyeknya adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia, obyek itu diteliti dalam kondisi sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarny atau secara naturalistik (natural setting). Dalam proses penelitian kualitatif, data yang didapatkan berisi perilaku dan keadaan individu secara keseluruhan. Penelitian kualitatif menunjukan pada prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah lakunya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Soerjono Soekanto (1990: 49) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan studi kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya tentang salah satu gejala nyata yang ada dalam kehidupan masyarakat yang dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu.

(51)

1. Penelitian hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki. Dengan kata lain penelitian dengan cara studi kasus tidak membutuhkan control terhadap peristiwa pelaku yang akan diteliti.

2. Fokus penelitianya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) didalam konteks kehidupan nyata.

B. Fokus Penelitian

Penetapan Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi dan mengarahkan pelaksanaan suatu penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (2000:63) Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan, agar tidak dimasukkan kedalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan, walaupun data itu menarik.

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu tentang persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif dilihat dari faktor intern dan ekstern. Yang dimaksud dengan persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif ini yaitu sebuah gambaran dari informan mengenai sesuatu yang melatar belakangi munculnya suatu persepsi dari pasien terhadap pengobatan alternatif.

C. Jenis Penelitian

(52)

atau lebih. Dalam penelitian ini, deskripsi ditujukan untuk menggambarkan secara detail dan spesifik suatu situasi,social setting,atau sebuah hubungan

D. Penentuan Informan

Kriteria yang digunakan untuk memilih informan adalah pasien yang menjalani pengobatan alternatif ditempat pengobatan alternatif dikota Bandar Lampung, khususnya pasien yang dari dulu hingga kini masih menjalani proses pengobatan alternatif atau bisa disebut sebagai pelanggan.

Alasan dalam memilih pasien ditempat-tempat pengobatan alternatif di kota Bandar Lampung, khususnya pasien yang menjadi pelaggan atau sedang menjalani proses pengobatan alternatif tersebut tentunya agar dapat memperoleh informasi yang tepat, benar dan selengkap-lengkapnya serta untuk membandingkan metode-metode pengobatan alternatif yang ada di kota Bandar Lampung. Kemudian juga peneliti dapat mengetahui lebih jelas tentang penyebab atau alsan mereka menggunakan pengobatan alternatif hingga saat ini.

Adapun jumlah informan yang akan dipilih berdasarkan variasi kasus dengan mengidentifaki kasus terlebih dahulu untuk dijadikan informan, yang dilakukan secara purposive sampling

dimana pemilihan informan secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan menggunakan beberapa orang lain sebagai key person atau perantara untuk dapat mengenal dan berhubungan dengan informan. Adapun jumlah informan yaitu berjumlah 5 (lima) informan dengan lokasi yang berbeda-beda.

(53)
[image:53.612.69.511.352.501.2]

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di tempat-tempat pengobatan alternatif di kota Bandar Lampung. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan data yang diperlukan, karena dalam penelitian ini melibatkan orang yang menggunakan pengobatan alternatif. Selain itu pula pemilihan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan pertimbangan lokasi yang mudah terjangkau oleh peneliti serta pertimbangan waktu, dana dan fasilitas-fasilitas lainya yang dapat memenuhi standar kualifikasi sehingga mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data. Berikut merupakan tempat atau lokasi pengobatan alternatif yang menjadi tempat penelitian ini :

Tabel 1. Lokasi Penelitian Pengobatan Alternatif

No Pengobatan Alternatif Alamat

1 Reiki Jln. Pramuka No.12 Raja basa

2 Bekam dan Rukiah Jln Wolter Monginsidi Gg. Hamim, Durian Payung

3 Detok Jln Hayam Wuruk No.84 Kelurahan Tanjung Agung< Tanjung Karang Timur

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

(54)

terarah tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan serta suasana tetap terjaga terkesan dialogis dan informal. Proses analisa data kualitatif menurut Matthew B. Milis dan A. Michael Huberman (1992:19) akan melalui proses sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanan, pengabstrakan

merupakn suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, menyeleksi ketat dengan membuang yang tidak perlu dan mengoganisasi data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditrik dan diverifikasi.

2. Display (Penyajian data)

Penyajian data dibatasi sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang lebih baik adalah merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid untuk melihat gambaran keseluruhan dari penelitian ini, maka akan diusahakan membuat berbagai matrik naratif saja. Dalam display data ini sangat membutuhkan kemapuan data seacara lebih baik.

3. Verifikasi (menarik kesimpulan)

(55)
(56)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara Informan

1. Informan I

1.1.Identitas Informan I

Wanita berumur 25 tahun ini bernama Tri wahyu Ningsih. Anak kedua dari dua bersaudara pasang Bapak Giono dan Ibu Irum ini adalah seorang mahasiswa DCC Tanjung Karang Jurusan Teknologi Informatika angkatan 2008. Wahyu tinggal bersama kedua orang tuanya yang keduanya bekerja sebagai PNS di perum Beringin Raya Jln. Bayam No.07 Kemiling.

Awal mulanya mengalami penyakit yang diderita wahyu, pada saat sudah memasuki masa perkuliahan 4 semester. Ia mengalami sakit pada sekitar daerah leher dan kepala sebelah kanan, jika sudah kumat amat sakit sekali dan terasa berat. Lalu kedua orang tuanya berusaha membawa wahyu kedokter untuk memeriksa keadaan wahyu yang makin lama smakin parah. Setelah melakukan pemeriksaan kedokter ternyata ia menderita sakit migrain berat.

(57)

menjelaskan bahwa pengobatan Bekam ini adalah salah satu pengobatan yangdiajakan oleh

oleh Nabi kita dan menjadi sebuah ibadah pula bila

melakukan pengobatan Bekam ini bersama kedua orang tuanya dan saudaranya.

Keputusan Wahyu dalam melkukan pengobatan Bekam ini karena ia beranggapan bahwa Bekam n bekam ini adalah termasuk pengobatan yang bagus, sebab pengobatan ini bersifat mencegah. Walaupun Bekam juga mampu mengobati berbagai macam penyakit, namun bila dilakukan secara terus menerus, bisa meningkatkan

1.2. Penyebab Pasien memilih Pengobatan Alternatif

Wahyu yang menderita migrain berat, sudah melakukan pengobatan kedokter-dokter. Akan tetapi ia belum bisa merasakan kesembuhan yang signifikan. Wahyu masih sering mengeluh yang ada disuruh minum obat terus, sembuh paling Cuma

(58)

pengobatan ini yang diajarkan oleh Nabi kita yang mana sebuah ibadah juga bila saya

1.3. Persepsi Pasien terhadap pengobatan Bekam dan Ruqyah

Baru saja dua kali wahyu melakukan pengobatan bekam ini,tetapi ia sudah merasa lebih baikan dari sebelumnya. Ia merasa bahwa sudah tidak sering kambuh lagi dan badannya terasa lebih ringan. Karena penyakit yang diderita wahyu cukup berat maka setelah kurang lebih 7 kali ia melakukan pengobatan bekam, ia merasa cukup sehat seperti sebelum ia terkena penyakit. Dan pada setiap sebulan sekali ia melakukan pengobatan bekam ini, walaupun penyakit yang

melakukan ibadah. Manfaat yang saya jelas wahyu.

Selain manfaatnya cukup bagus pada tubuh, pengobatn ini juga membantu membuan berbagai racun dalam tubuh manusia. Karena kita tanpa sadar banyak sekali makanan ataupun minuman yang kita konsumsi mengadung racun yang kurang baik untuk tubuh kita,serta bisa menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karenanya wahyu selalu melakukan bekam sebulan sekali untuk menjaga kesehatannya.

2. Informa II

2.1. Identitas Informan

(59)

sekolahnya. Dan sekarang tinggal bersama anak pertamanya beserta suami di Jalan Cengkeh No.36 Tanjung Seneng Bandar Lampung. Ibu Fatimah sudah hampir 2 tahun mempunyai penyakit darah tinggi dan maag, dan selama itu pula ibu Fatimah pergi kedokter untuk periksa dan membeli obat. Akan tetapi selama ibu Fatimah meminum obat yang ia beli selama ini, ia belum juga mendapatkan perubahan kesehatan yang memuaskan.

Pada masa penyakitnya mendekati 3 tahun, ia merasa badannya selalu pegal-pegal dan pada pesendian kaki sering mengalami nyeri dan kesemutan. Hal ini terjadi sudah hampir 2 bulan lalu merasakan pegal-pegal serta kaki saya

Dan ibu Fatimah pergi kedokter untuk menanyakan gejala-gejala yang akhir-akhir ini sering terjadi. Lagi-lagi ibu Fatimah merasa kurang puas dengan jawaban dokter yang mengatakan

Mungkin karena ibu fatimah sudah sangat bosan meminum obat-obatan yang dari dokter, ia pun enggan membeli lagi obatan tersebut. Menurutnya obat-obatan itu hanya menambah banyak penyakit lagi, sebab banyak mengandung bahan kimianya.

(60)

terapi jelas tidak menggunakan obat-obatan dong,dan saya mau

2.2. Penyebab Pasien Memilih Pengobatan Alternatif

Sudah hampir 2 tahun lebih ibu Fatimah menderita penyakit darah tinggi dan magg. Ibu Fatimah selalu pergi dokter untuk menyembuhkan penyakitnya dan selalu diberi obat--obatan yang saya minum selama ini masih belum ada perubahan yang

Terlebih dari tidak adanya perubahan yang memuaskan bagi ibu Fatimah, terkadang ibu Fatimah merasakan pegal-pegal dan nyeri bila terlalu banyak berjalan.

Seketika itu pun ibu Fatimah langsung menanyakan rasa pegal-pegal dan nyeri kepada dokter. Lagi-lagi ibu Fatimah tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, dokter hanya mengatakan

(61)

2.3. Persepsi Pasien terhadap pengobatan Detok

Sudah hampir 5 kali ibu Fatimah melakukan terapi detok, ia sudah merasakan lebih baik dari sebelumnya. Bermula dari kaki serta tubuhnya yang sudah tidak merasakan sakit ataupun pegal-pegal lagi,ia inggin meneruskannya hingga penyakit asmanya dapat sembuh total.

hingga saya dipanggil oleh petugasnya.Setelah dipanggil kedalam ruangan saya ditanya apa saja keluhan yang dirasakan, dan saya menjelaskan apa saja yang saya rasakan. Kemudian saya langsung diterapi olehnya,pertama saya rasakan setelah terapi agak mulai terasa enakan. Dan petugasnya memberitahu saya untuk rutin terapi agar cepat tersem

Fatimah

Sudah hampir sebulan rutin ibu Fatimah melakukan pengobatan tersebut, ia merasakan berangsur-angsur sembuh dari berbagai macam penyakit yang ia rasakan selama ini. Setelah ibu Fatimah merasakan kesembuhan dari pengobatan tersebut, ia selalu melakukan terapi tersebut

3. Informan III

3.1. Identitas Informan

(62)

Dan sekitar 8 bulan yang lalu semakin lama Bpk Solihin merasakan tubuhnya terasa berat dan sulit digerakan, terlebih untuk berjalan. Akhirnya Bpk Solihin merasakan sulit berjalan. Semenjak itu hari-harinya dilakukan dengan duduk dan terbaring saja, ia sering merasakan kesemutan dan mati rasa pada kedua kakinya. Melihat hal ini anak pertama dari tiga bersaudara yaitu Bpk Ervan merasa khawatir karena kondisi ayahnya yang mermburuk.

Suatu hari Bpk Ervan mengajak ayahnya untuk kembali lagi berobat tapi entah mengapa ayahnya

sekantornya bahwa ada pengobatan yang cukup bagus yaitu pengobatan Reiki dan Bpk Ervan diberikan brosurnya. Setelah Bpk Ervan membaca brosurnya ia pun mulai tertarik untuk membawa ayahnya untuk melakukan penyembuhan dengan pengobatan tersebut.

3.2. Penyebab Pasien Memilih Pengobatan Alternatif

Sudah cukup lama Bpk Solihin mengkonsumsi

obat-lama saya mengkonsumsi obat terkadang saya sering muntah-muntah, bias jadi tubuh saya sudah

(63)

karena pikirnya hasilnya akan sama saja. Akan tetapi setelah saya jelaskan bagaimana cara an.

Seperti yang dijelaskan Bpk Ervan, bahwa Bpk Solihin sudah enggan mengkonsumsi obat dan berobat lagi, karena yang dirasakan semakin lama semakin tinggi pula dosis yang diberikan. Disamping itu pula, kondisi Bpk Solihin tidak kunjung membaik. Kalaupun kondisi tubuhnya ada perubahan kearah yang lebih baik, kondisi ini tidak berlangsung lama. Dan ketika Bpk Solihin tidak mengkonsumsi obat lagi penyakit sering sekali kambuh.

3.3. Persepsi Pasien

Setelah Bpk Ervan mengajak ayahnya untuk berobat pada pengobatan Reiki,yang mana sudah dilakukan selama lima kali. Kondisinya pun mula berangsur-angsur lebih baik dari

berobat, saya menaggapinya dengan sinis karena hasilnya pasti sama saja seperti yang sudah-sudah. Namun setelah apa yang saya rasakan pada pengobatan ini saya menjadi lebih baik, dan

(64)

B. Pembahasan

1. Latar Belakang Informan

1.1. Jenis Penyakit Informan

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
Tabel 1. Lokasi Penelitian Pengobatan Alternatif
Tabel 6. Jenis Penyakit Informan
Tabel 7. Identitas Informan

Referensi

Dokumen terkait

In case of soft clustering techniques, fuzzy sets are used to cluster data, so that each point may belong to two or more clusters with different degrees of

Dalam penulisan ini penulis mencoba untuk menyediakan informasi yang bermanfaat kepada pihak perusahaan ideal bakery sebagai dasar evaluasi dalam pengambilan keputusan

[r]

Dengan menghitung BEP, MOS, DOL dan SDP, dimana kita dapat melihat kapan perusahaan mencapai titik impas; seberapa besar penjualan boleh turun agar tidak mengalami kerugian: Sejauh

The exponent values in M must be greater than  , with smaller values specifying a lower degree of fuzzy overlap. In other

1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang

Dengan melihat data penunjang penelitian ini, sebagian besar responden yang pensiun ≤ 5 tahun mengalami kecemasan ringan, artinya lansia pensiunan pegawai negeri yang

Menurut laporan dari bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya menunjukkan bahwa penderita diare yang tertangani berjumlah 6.007 (69,3%) dari 8.665 perkiraan kasus