HIERARCHY PROCESS
(Studi Kasus PT. Bintang Timur NGD)
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Sistem Informasi Kekhususan Akuntansi
Oleh:
Arjuna Setiawan Soeksin Putra 11.41011.0011
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1
Latar Belakang Permasalahan ... 1
1.2
Perumusan Masalah ... 3
1.3
Batasan Masalah ... 3
1.4
Tujuan ... 4
1.5
Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1
Metode Analytical Hierarchi Procces ... 6
2.2
Sistem Pendukung Keputusan ... 9
2.3
Penilaian Kinerja ... 10
2.4
System Development Life Cycle ... 11
2.5
Perusahaan Kontraktor ... 13
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 15
3.1
Analisis Sistem ... 15
3.1.1
Identifikasi Masalah ... 16
3.1.2
Spesifikasi Kebutuhan Pengguna ... 19
vii
3.2.1
Diagram Input Proses Output ... 20
3.2.2
System Flow ... 21
3.2.3
Context Diagram ... 24
3.2.4
Data Flow Diagram ... 24
3.2.5
Conceptual Data Model (CDM) ... 28
3.2.6
Physical Data Model (PDM) ... 29
3.2.7
Struktur Database ... 30
3.3
Desain Input Output ... 32
3.3.1
Desain Menu Utama... 32
3.3.2
Desain Login ... 33
3.3.3
Desain Master Kriteria ... 33
3.3.4
Desain Master Karyawan ... 34
3.3.5
Desain Perhitungan Kriteria ... 34
3.3.6
Desain Perhitungan Karyawan ... 35
3.3.7
Desain Laporan ... 36
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 37
4.1
Implementasi ... 37
4.1.1
Kebutuhan Perangkat Lunak ... 37
4.1.2
Kebutuhan Perangkat Keras ... 37
4.2
Pembuatan dan Implementasi Sistem ... 37
4.3
Pengoperasian Aplikasi ... 38
4.3.1
Tampilan Menu Utama ... 38
4.3.2
Tampilan Form Login ... 39
viii
4.3.4
Tampilan Form Kriteria ... 41
4.3.5
Tampilan Seluruh Karyawan ... 41
4.3.6
Tampilan Form Karyawan ... 42
4.3.7
Tampilan Perhitungan Metode AHP ... 43
4.4
Uji Coba Sistem ... 45
4.4.1
Uji Form Login ... 45
4.4.2
Uji Form Menu Utama ... 46
4.4.3
Uji Form Kriteria ... 48
4.4.4
Uji Form Karyawan ... 50
4.4.5
Uji Form Pembaharuan Data Kriteria ... 51
4.4.6
Uji Form Update Karyawan ... 53
4.4.7
Uji Perhitungan Analytical Hierarkhi Process (AHP) ... 54
BAB V PENUTUP... 65
5.1
Kesimpulan ... 65
5.2
Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
BIODATA PENULIS ... 68
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Alur Kenaikan Jabatan ... 2
Gambar 2. 1 Langkah-langkah SDLC ... 12
Gambar 3. 1 Langkah-langkah SDLC ... 15
Gambar 3. 2 Diagram Input Process Output ... 20
Gambar 3. 3 System Flow Login ... 21
Gambar 3. 4 Sytem Flow Pengambilan Keputusan ... 23
Gambar 3. 5 Context Diagram ... 24
Gambar 3. 6 Data Flow Diagram Level 0 Kenaikan Jabatan ... 25
Gambar 3. 7 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Input Data Objek ... 26
Gambar 3. 8 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Login User ... 26
Gambar 3. 9 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Perbandingan Nilai Karyawan 26
Gambar 3. 10 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Perbandingan Nilai Kriteria . 27
Gambar 3. 11 Data Flow Diagaram Level 1 Input Data Kriteria ... 27
Gambar 3. 12 Data Flow Diagram Level 1 Input Nilai Kriteria ... 27
Gambar 3. 13 Data Flow Diagram Level 1 Perbandingan Objek dan Kriteria... 28
Gambar 3. 14 Data Flow Diagram Level 1 Hasil Matriks Global ... 28
Gambar 3. 15 Conceptual Data Model Kenaikan Jabatan ... 29
Gambar 3. 16 Physical Data Model Kenaikan Jabatan... 30
Gambar 3. 17 Desain Menu Utama ... 33
Gambar 3. 18 Desain Login ... 33
Gambar 3. 19 Desain Master Kriteria ... 34
Gambar 3. 20 Desain Master Karyawan ... 34
x
Gambar 3. 22 Desain Form Perhitungan Karyawan ... 35
Gambar 3. 23 Desain Form Laporan... 36
Gambar 4. 1 Tampilan Menu Utama... 38
Gambar 4. 2 Form Login ... 39
Gambar 4. 3 Login Sukses ... 39
Gambar 4. 4 Tampilan Data Kriteria ... 40
Gambar 4. 5 Form Kriteria... 41
Gambar 4. 6 Tampilan Data Karyawan... 41
Gambar 4. 7 Form Karyawan... 42
Gambar 4. 8 Tampilan Perbandingan Nilai Antar Karyawan ... 43
Gambar 4. 9 Tampilan Perbandingan Nilai Setiap Kriteria ... 44
Gambar 4. 10 Tampilan Global Matriks ... 44
Gambar 4. 11 Login Berhasil ... 45
Gambar 4. 12 Login gagal ... 46
Gambar 4. 13 Form Tampilan Kriteria Sukses ... 47
Gambar 4. 14 Form Tampilan Karyawan Sukes ... 47
Gambar 4. 15 Form Perhitungan AHP Sukses ... 48
Gambar 4. 16 Message Box Data Kriteria Berhasil Disimpan ... 49
Gambar 4. 17 Message Box Data Kriteria Tidak Boleh Kosong ... 49
Gambar 4. 18 Message Box Data Karyawan Berhasil Disimpan ... 50
Gambar 4. 19 Message Box Data Karyawan Tidak Boleh Kosong ... 50
Gambar 4. 20 Message Box Update Data Kriteria Berhasil Dirubah ... 51
Gambar 4. 21 Message Box Update Data Kriteria Tidak Boleh Kosong... 52
xi
Gambar 4. 23 Message Box Update Data Karywan Berhasil Dirubah ... 53
Gambar 4. 24 Message Box Update Data Karyawan Tidak Boleh Kosong... 53
Gambar 4. 25 Message Box Data Berhasil Dihapus... 54
Gambar 4. 26 Matriks Perbandingan Objek ... 61
Gambar 4. 27 Perbandingan Kriteria Tepat Waktu terhadap Objek ... 61
Gambar 4. 28 Perbandingan Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek .... 62
Gambar 4. 29 Perbandingan Kriteria Lama Bekerja terhadap Objek ... 62
Gambar 4. 30 Perbandingan Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek ... 63
Gambar 4. 31 Perbandingan Kriteria Kepuasan Pelanggan terhadap Objek ... 63
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Skala Perbandingan ... 7
Tabel 2. 2 Contoh matrik perbandingan berpasangan ... 8
Tabel 3. 1 Matriks Perbandingan Kriteria ... 18
Tabel 3. 2 Matriks Bobot ... 18
Tabel 3. 3 Matriks Konsistensi ... 18
Tabel 3. 4 Perhitungan CR ... 19
Tabel 3. 5 Pengguna Aplikasi ... 19
Tabel 3. 6 User ... 31
Tabel 3. 7 Karyawan ... 31
Tabel 3. 8 Kriteria ... 31
Tabel 3. 9 Perbandingan ... 32
Tabel 4. 1 Hasil Uji Coba Form Login ... 46
Tabel 4. 2 Hasil Uji Coba Menu Utama ... 48
Tabel 4. 3 Hasil Uji Coba Form Master Kriteria ... 49
Tabel 4. 4 Hasil Uji Coba Form Karyawan ... 51
Tabel 4. 5 Hasil Uji Coba Form Pembaharuan Data Kriteria ... 52
Tabel 4. 6 Hasil Uji Coba Form Pembaharuan Data Karyawan ... 54
Tabel 4. 7 Matriks Perbandingan Objek ... 55
Tabel 4. 8 Matriks Bobot Prioritas Objek ... 55
Tabel 4. 9 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Tepat Waktu... 56
Tabel 4. 10 Bobot Kriteria Tepat Waktu terhadap Objek ... 56
Tabel 4. 11 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kepuasan Pelanggan ... 57
xiii
Tabel 4. 13 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Paling Menguntungkan ... 57
Tabel 4. 14 Bobot Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek ... 58
Tabel 4. 15 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Lama Bekerja ... 58
Tabel 4. 16 Bobot Kriteria Lama Bekerja terhadap Objek ... 59
Tabel 4. 17 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kedisiplinan ... 59
Tabel 4. 18 Bobot Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek ... 59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan sebuah hirarki posisi untuk mengetahui tugas-tugas serta ruang lingkup kerja. Dibutuhkan orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi yang penting dalam suatu perusahaan. Untuk menentukan orang–orang tersebut terkadang dilakukan penilaian, bahkan saat ini dibutuhkan sebuah alat atau media pendukung keputusan. Terkadang dibutuhkan sebuah sistem pendukung untuk menentukan orang-orang yang tepat. Bahkan hingga sekarang sistem pendukung keputusan semakin berkembang karena kebutuhan lingkungan perusahaan. Dalam pemilihan penentuan orang-orang tersebut terkadang terdapat masalah untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang. Seringkali terjadi kekeliruan pada saat menilai suatu objek seperti perbedaan perlakuan kriteria untuk masing-masing objek. Masalah tersebut juga muncul pada PT Bintang Timur NGD. PT. Bintang Timur NGD merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor bangunan yang berfokus pada proyek pemerintah.
pemilihan untuk kenaikan jabatan seorang kepala proyek sering mengalami kendala karena penentuan objek kriteria sering berganti. Dalam penentuan tersebut terkadang tidak ada nilai pasti di setiap kriteria sehingga bobot setiap kriteria akan berubah. Terkadang ada kepala proyek yang mendapat kenaikan jabatan hanya dengan kriteria lama bekerja. Selain itu, ada kepala proyek yang juga mendapatkan kenaikan jabatan karena bersikap disiplin. Sehingga, penentuan kenaikan jabatan setiap kepala proyek akan berbeda-beda. Akibat hal ini, pemilihan untuk kepala proyek yang mendapat rekomendasi kenaikan jabatan tidak tepat sasaran. Penilaian dilakukan secara langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) perusahaan. CEO akan menilai dan menginputkan nilai setiap karyawan. Selain itu, CEO juga yang menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai setiap karyawan.
Gambar 1. 1 Alur Kenaikan Jabatan
manajer adalah orang yang menangani beberapa projek. Objek penilaian akan mendapatkan kenaikan jabatan oleh seseorang yang berwenang yang telah melakukan penilain dan pengkondisian terhadap bobot masing–masing kriteria. Penilaian dilakukan ketika kepala projek akan mendapatkan kenaikan jabatan menjadi manajer projek. Pada lingkup inilah, CEO akan melakukan penilaian terhadap kepala projek yang akan naik jabatan menjadi manajer projek secara langsung.
1.2 Perumusan Masalah
Dari hal diatas dapat dirumuskan masalah menjadi:
1. Bagaimana membuat aplikasi pendukung keputusan yang bisa membantu perusahaan dalam merekomendasikan calon kepala proyek yang tepat?
2. Bagaimana memprioritaskan bobot untuk setiap kriteria dalam menilai kenaikan jabatan calon kepala proyek?
1.3 Batasan Masalah
Batasan Masalah dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Penetapan nilai/bobot setiap kriteria hanya dilakukan oleh CEO.
2. Hasil analisis terakhir hanya sebagai informasi pendukung untuk pengambil keputusan bukan sebagai acuan.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan pembuatan Tugas Akhir ini yaitu:
1. Menghasilkan aplikasi pendukung keputusan yang bisa membantu perusahaan dalam merekomendasikan kepala projek yang tepat.
2. Membantu dalam memprioritaskan bobot untuk setiap kriteria dalam menilai kenaikan jabatan kepala proyek.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas latar belakang, perumusan, batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas teori–teori yang bersangkutan dengan penelitian ini seperti metode Analytical Hierarchi Procces, aplikasi – aplikasi yang bersangkutan.
3. BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4. BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi penggunaan program secara rinci dengan metode analytical hierachi procces secara keseluruhan mulai dariinputsampai output.
5. BAB V : PENUTUP
6
LANDASAN TEORI
Dalam menyelesaikan permasalahan di atas, terdapat beberapa landasan
teori untuk mendukung dalam penerapan aplikasi ini. Berikut akan dijelaskan
tentang landasan teori yang bersangkutan.
1.1 Metode Analytical Hierarchi Procces
Menurut Mulyono (2004), Analytical Hierarchy Procces (AHP) adalah
salah satu teknik riset operasi untuk membantu menyelesaikan masalah, dimana
informasi yang dihimpun mengandung informasi yang tidak pasti atau tidak
sempurna. Teknik ini cukup bermanfaat, karena ada banyaknya kriteria yang
berbeda sehingga kompleksitas masalah dapat lebih mudah diselesaikan dangan
AHP.
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang
tidak terstuktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian–bagiannya, serta menata
dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai
numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut
kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas
tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin,
2004).
Menurut Suryadi dan Ramdhani (2000), AHP merupakan suatu model
kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-objektif dan multi-kriteria
yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki.
Berikut ini adalah kelebihan AHP:
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang
dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi
inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para
pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis
sensivitas pengambilan keputusan.
Lebih lanjut lagi, Suryadi dan Ramdhani (2000) mengemukaan bahwa
pada dasarnya langkah–langkah dalam metode AHP sebagai berikut:
1. Menyusun hirarki dari pemasalahan yang dihadapi.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuaraikan menjadi unsur –
unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif kemudian disusun menjadi
struktur hirarki.
2. Penilaian kriteria dan alternatif.
Kriteria dan alternatif dinilai dengan berpasangan. Menurut Saaty
(2003), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik
dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat
kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1Skala Perbandingan
Intesitas Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya.
Intesitas Kepentingan Keterangan
daripada elemen yang lainnya.
5 Elemen yang satu lebih penting daripda yang
lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting
daripada elemen lainnya.
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen
lainnya.
2, 4, 6, 8 Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan
yang berdekatan.
(Sumber: ejurnal.ung.ac.id)
Perbandingan dilakukan berdasarkan pembuat keputusan dengan menilai
tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Selanjutnya susunan
elemen–elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti tabel matrik di
bawah ini:
Tabel 2. 2 Contoh matrik perbandingan berpasangan
A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1
1. Penentuan prioritas.
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan. Nilai–nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk
menentukan peringkat alternatif dari seluruh aternatif. Baik peringkat
kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai penilai
prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau
melalui penyelesaian persamaan matematik.
2. Konsistensi logis.
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara
konstan sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penghitungan konsistensi
logis dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut:
a. Menganalisa matriks dengan prioritas bersesuaian.
b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.
c. Hasil tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya
dijumlahkan.
d. Hasil poin c dibagi jumlah elemen.
e. Menghitung indeks konsistensi.
f. Menghitung rasio konsistensi. Jika rasio konsistensi lebih kecil dari
10%, maka hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
1.2 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan diterjemahkan dari istilah Decision Support
System (DSS). Menurut Turban (2005), sistem pendukung keputusan merupakan
suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sistem pendukung
keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan
dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. Lebih lanjut lagi, bahwa
DSS merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara
Ada beberapa ciri umum dari sebuah sistem pendukung keputusan yang
ideal, yaitu:
1. DSS adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka
antara mesin/komputer dan pengguna.
2. DSS ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam
menyelesaikan suatu masalah dalam berbagai level manajemen dan
bukan untuk mengganti posisi manusia sebagai pembuat keputusan.
3. DSS mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi/tidak
terstrukur baik bagi perseorangan atau kelompok dan bebagai macam
proses dan gaya pengambil keputusan.
4. DSS menggunakan data, basis data dan analisa model–model
keputusan.
5. DSS bersifat adaptif, efektif, interaktif, easy to usedan fleksibel.
6. DSS menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe
sumber data.
Manfaat yang dapat diambil dari pemakaian DSS adalah pengambilan
keputusan yang rasional sesuai dengan jenis keputusan yang diperlukan, DSS
mampu membuat peramalan, mampu membandingkan alternatif tindakan,
membuat analisis dampak serta membuat model.
1.3 Penilaian Kinerja
Penilain kinerja adalah salah satu tugas penting yang dilakukan oleh
kinerja dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang mengerti benar tentang penilain
kinerja pegawai secara individual. Kemungkinannya antara lain yaitu:
1. Para atasan menilai bawahannya.
2. Bawahan yang menilai atasannya.
3. Anggota kelompok menilai satu sama lain.
4. Penilaian pegawai itu sendiri.
5. Penilaian dengan multisumber.
6. Sumber – sumber dari luar.
Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik
untuk pegawai. Lebih lanjut lagi, Mathis dan Jackson menambahkan disaat atasan
mengidentifikasi kelemahan, potensi dan kebutuhan pelatihan melalui umpan
balik penilain kinerja, mereka dapat memberitahukan pegawai mengenai
kemajuan pegawai tersebut, mendiskusikan keterampilan apa yang perlu mereka
kembangkan dan melaksanakan perencanaan pengembangan.
Sementara itu, menurut Dessler (2005) penilaian kinerja pada dasarnya
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi yang efektif dan
efisien. Pegawai menginginkan dan memerlukan umpan balik berkenaan dengan
prestasi karyawan tersebut dan penilaian menyediakan kesempatan untuk
memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai, dan untuk mnyusun
rencana peningkatan kinerja.
1.4System Development Life Cycle
Menurut Jogiyanto (2005) System Development Life Cycle(SDLC) adalah
mengembangkan suatu sistem informasi, yaitu suatu proses standar yang diikuti
untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa,
merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi. Daur hidup
dari pengembangan sistem ini disebut dengan daur hidup pengembangan sistem
System Development Life Cycle(SDLC).
Secara Operasional langkah-langkah diatas dapat digambarkan dalam
bagan berikut ini:
(Sumber: SAS Global Forum 2012)
Gambar 2. 1Langkah-langkah SDLC
Kelebihan model Waterfall dibandingkan dengan model pengembangan
sistem yang lainnya yaitu:
1. Merupakan model pengembangan terstruktur.
2. Setiap fasedapat diimplementasikan dengan dokumentasi yang detail
3. Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek, sehingga
mengurangi waktu proyek.
Sedangkan kelemahan dari model ini yaitu:
1. Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tangah proses.
2. Membutuhkan daftar yang lengkap.
2.5 Perusahaan Kontraktor
Perusahaan kontraktor dapat didefinisikan sebagai orang atau badan usaha
yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peratura, dan
syarat-syarat yang ditetapkan (Ervianto, 2002). Kontraktor dapat berupa perusahaan
perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak
dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Perusahaan kontraktor dalam manajemen
konstruksi meliputi empat tingkatan hierarki, yaitu (1) tingkat organisasional; (2)
tingkat proyek; (3) tingkat operasional; (4) tingkat penugasan kerja. Tingkatan
organisasi dan proyek terfokus pada komponen fisik proyek, sedangkan pada
tingkatan operasional dan penugasan lebih terfokus pada proses pelaksanaan di
lapangan. Oleh sebab itu, setiap tingkatan yang ada membutuhkan sumber daya
manusia yang berbeda-beda.
1. Tingkat Organisasi
Tingkat organisasi berhubungan dengan berbagai macam fungsi
manajemen perusahaan yang di antaranya membentuk interaksi di
Keputusan yang diambil pada tingkat organisasional berhubungan
dengan penawaran proyek dan perekrutan personal dalam perusahaan.
2. Tingkat Proyek
Tingkatan ini didominasi oleh tujuan utama dari suatu proyek, yaitu
pengendalian biaya, waktu, dan sumber daya alam. Peran manajer
proyek sangat dibutuhkan dalam tingkatan ini. Selain itu, jenis-jenis
pekerjaan seperti perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek
menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
3. Tingkat Operasional
Tingkat operasional berhubungan dengan teknologi dan metode
pelaksanaan konstruksi. Tingkatan ini terfokus pada pelaksanaan
proyek di lapangan. Biasanya, operasional konstruksi merupakan hal
yang kompleks dan mencakup berbagai proses, yang mana setiap
proses tersebut menggunakan teknologi yang berbeda-beda dengan
penugasan kerja yang berurutan.
4. Tingkat Penugasan
Tingkat penugasan berhubungan dengan identifikasi dan penugasan
para personel untuk pekerjaan yang ada di lapangan (field agents)
15
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dijelaskan tentang langkah – langkah penerapan metode yang
digunakan berdasarkan SDLC yang sesuai. Adapun hal –hal yang akan dibahas,
antara lain: analisa permasalahan, analisa kebutuhan, perancangan system flow,
desain sistem dan desain input-output. Langkah-langkah yang digunakan seperti
berikut:
(Sumber: SAS Global Forum 2012)
Gambar 3. 1Langkah-langkah SDLC
3.1 Analisis Sistem
Analisis adalah penilitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
3.1.1 Identifikasi Masalah
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi permasalahan
yang ada, dilakukanlah langkah untuk menganalisa kebutuhan sistem, yaitu:
1. Wawancara
Pada proses ini, dilakukan pengumpulan data-data dari narasumber dengan wawancara. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai proses kenaikan jabatan yang terjadi di perusahaan. Tujuannya yaitu mencari informasi dan laporan yang bersangkutan dalam proses tersebut.
2. Dokumentasi
Dalam proses ini, dilakukan pengumpulan berkas-berkas yang dibutuhkan dalam proses penelitian, seperti: gambar alur kenaikan jabatan, kop surat untuk cetak laporan, data karyawan.
3. Studi Literatur
Dalam proses ini, penulis membaca referensi yang berkaitan dengan sistem pedukung keputusan dengan metode AHP seperti buku tugas akhir dan jurnal-jurnal.
Pada PT Bintang Timur NGD sering terjadi penilaian yang berbeda untuk setiap objek penilain. Kriteria yang digunakan selalu berubah-ubah untuk setiap objek, sehingga penilaian dianggap tidak adil untuk setiap objek. Sehingga dibutuhkan sistem pendukung keputusan untuk menyeimbangkan penilaian setiap objek penilaian.
Analytical Hierarkhi Process (AHP) adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut.
Penerapan metode ini akan menggunakan 5 (lima) variabel yaitu:
a. Tepat waktu, maksudnya yaitu bagaimana seorang kepala proyek menyelesaikan suatu proyek sesuai jadwal. Data ini akan diperoleh dari waktu mengerjakan suatu proyek.
b. Kepuasaan pelanggan, maksudnya setiap pelanggan akan diberikan form untuk menilai hasil produk tersebut. Penilaian dari pelanggan akan bernilai kualitatif, namun penulis akan mengelompokan nilai tersebut menjadi kuantitatif contohnya sangat puas akan bernilai 5, puas akan bernilai 4 dan seterusnya. Data ini akan didapat dari kuisoner yang diberikan kepada pelanggan.
c. Paling menguntungkan, maksudnya bagaimana seorang kepala proyek mampu mendapatkan profit dari sebuah proyek.
d. Lama bekerja, maksudnya dilihat berapa lama orang tersebut telah bekerja di perusahaan. Data ini diambil dari tabel karyawan dan minimal bekerja slema 6 bulan.
Dari 5 (lima) variabel tersebut akan diberikan bobot mana yang lebih baik dari yang lain sehingga urutan prioritas setiap variabel diketahui. Pada saat penerapan, user aplikasi ini akan ditujukan pada top manejemen karena hanya top manejemen yang mengambil keputusan akhir. Contoh:
Tabel 3. 1Matriks Perbandingan Kriteria
Kategori A B C D E
A 1 1.5 2 2 3
B 0.666667 1 1.5 1.5 2
C 0.5 0.666667 1 1 2
D 0.5 0.666667 1 1 2
E 0.333333 0.5 0.5 0.5 1
Jumlah 3 4.333333 6 6 10
Tabel 3. 2 Matriks Bobot
Kategori A B C D E Jumlah prioritas
A 0.33 0.35 0.33 0.33 0.30 1.65 0.33
B 0.22 0.23 0.25 0.25 0.20 1.15 0.23
C 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17
D 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17
E 0.11 0.12 0.08 0.08 0.10 0.49 0.10
Tabel 3. 3 Matriks Konsistensi
Kategori A B C D E Jumlah Bobot
A 0.33 1.73 0.34 0.34 0.30 3.04 0.61
B 0.22 1.15 0.26 0.26 0.20 2.08 0.42
C 0.16 0.77 0.17 0.17 0.20 1.47 0.29
D 0.16 0.77 0.17 0.17 0.20 1.47 0.29
Tabel 3. 4 Perhitungan CR
Jumlah Prioritas Hasil
A 3.04 0.33 3.37
B 2.08 0.23 2.31
C 1.47 0.17 1.64
D 1.47 0.17 1.64
E 0.96 0.10 1.05
Jumlah 10.02
Nilai Maks 2.003909
CI -0.74902
CR -0.66877
3.1.2 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna
Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, maka user yaitu CEO
dan admin yang memiliki lingkup dalam aplikasi ini sebagai berikut:
Tabel 3. 5Pengguna Aplikasi
Pengguna Kebutuhan Wewenang
CEO / Manajer Melakukan penilaian - Melakukan input setiap data kriteria. - Melakukan input nilai
kriteria.
- Melakukan input setiap nilai objek. Admin Melakukan Input Data - Menginput Data Objek
Penilaian.
3.2 Perancangan Sistem / User Requirment
Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang model sistem yang akan dibuat.
Flow, Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship
Diagram(ERD). Dalam ERD terdapat Conceptual Data Modeldan Physical Data
Model.
[image:31.612.104.512.178.472.2]3.2.1 Diagram Input Proses Output
Gambar 3. 2Diagram Input Process Output
Data yang dibutuhkan untuk melakukan metode seperti gambar 3.1. Data
Kriteria yaitu terdiri dari 5 (lima) data yaitu: 1) Tepat Waktu, 2) Kepuasan
Pelanggan, 3) Paling Menguntungkan, 4) Lama bekerja, dan 5) Kedisiplinan. CEO
yang menginput setiap nilai kriteria dan menilai setiap objek penilaian. Proses
pertama membuat model kriteria, lalu dilakukan penentuan bobot untuk setiap
kriteria. Lalu, setiap kriteria dibandingkan dengan kriteria yang lainnya. Setelah
itu, bobot untuk kriteria dibandingkan dengan bobot setiap objek. Lalu, muncul
nilai setiap objek namun untuk mengetahui baik atau tidaknya nilai yang
dihasilkan dilakukan uji konsistensi. Kemudian jika nilai CR lebih kecil dari 10%,
3.2.2 System Flow
Setelah analisis dan identifikasi masalah telah dilakukan, kemudian
membuat model pengembagan sistem. Dalam sub bab ini, untuk pengembangan
sistem ini akan diterapkan metode AHP pada alur proses dibawah ini.
A. System Flow Login
System Flow Login
CEO / Manajer
Sistem
P
h
a
se
Mulai Tampilan Awal
Login Input ID dan
Password
Data User
Verifikasi
Apa Benar?
Menu
Utama Ya
Selesai Tidak
Penjelasan:
Pertama kali user membuka aplikasi langsung masuk ke tampilan awal,
namun sistem meminta id dan password dari user. Tujuannya dari penerapan login
ini, agar tidak disalahgunakan hak untuk menilai semua objek. Akan ada 2 (dua)
user yang menggunakan aplikasi ini yaitu CEO dan admin. Jika CEO yang
melakukan, maka semua menu akan terbuka, CEO bisa mengakses semua form
yang ada pada aplikasi. Sedangkan jika admin yang melakukan login, maka
aplikasi hanya akan membuka menu karyawan. Admin tidak diijinkan untuk
mengakses laporan dikarenkan laporan dilakukan sendiri oleh CEO. Setelah login,
sistem akan memverifikasi data dari input-an, apakah benar atau salah. Jika benar,
maka akan tampil menu utama dan form untuk penilaian. Jika salah, maka user
diminta untuk menginputkan data yang benar.
B. System FlowPendukung Keputusan
Pada tahap ini, dimulai dengan user mencari data karyawan/objek yang
akan dinilai. Setelah menemukan karyawan yang memenuhi syarat untuk
mendapat hak kenaikan jabatan, user akan menginputkan data-data kriteria yang
menjadi penilaian. Setelah di-input, maka user membuat model untuk
perbandingan semua kriteria. Lalu, memberi nilai untuk setiap kriteria, kemudian
sistem akan otomatis memproses untuk perbandingan nilai setiap kriteria untuk
mendapatkan bobot setiap kriteria. Setelah sistem otomatis membandingkan
maka akan ditampilkan matriks perbandingan setiap kriteria.
melakukan perbandingan nilai objek terhadap bobot kriteria. Setelah dilakukan perbandingan tersebut, sistem akan melakukan uji konsistensi untuk mengetahui apakah model perbandingan yang dibuat benar atau salah. Jika tidak, maka user akan kembali membuat model perbandingan kriteria untuk lebih jelasnya ada pada gambar 3.4.
System FlowPendukung Keputusan kenaikan Jabatan
Admin Sistem CEO
P h as e Mulai Input Data Karyawan Data Karyawan Membuat Model Perhitungan AHP Matriks Perbandingan Setiap Karyawan /
Bobot Karyawan Perbandingan Nilai Kriteria Untuk Masing-Masing Karyawan Matriks Total Prioritas Global Selesai Uji Konsistensi Nilai
CR Matrik < 10% Ya Tidak Mencari Data Karyawan 1 1 Input Nilai Karyawan Input Data Kriteria Data Kriteria Input Data Kriteria
3.2.3 Context Diagram
Diagram konteks adalah diagram yag mencakup masukan-masukan dasar, sistem umum dan keluaran, diagram ini merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukan sistem secara keseluruhan, diagram tersebut tidak memuat penyimpanan dan penggambaran aliran data yang sederhana, proses tersebut diberi nomor nol (Kendall dan Kendall, 2003). Pada gambar 3.5 akan dijelaskan tentang diagram konteks dalam sistem pendukung keputusan yang akan dirancang.
Matrik_Perbandingan_Setiap_Kriteria Password_User Id_User Data_Karyawan Matriks_Perbandingan_Global Matriks_Perbandingan_Nilai_Karyawan Nilai_Kriteria Nilai_Karyawan Data_Kriteria Password_Manajer Id_Manajer 1 Sistem_Pendukung_Keputusan + Manajer User
Gambar 3. 5Context Diagram
3.2.4 Data Flow Diagram
DFD level 0 merupakan hasil dari dekomposisi dari proses utama yang ada
pada diagram konteks. Berikut hasil dari dekomposisi tersebut bisa dilihat pada
A. Data Flow Diagram InputData Objek
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses inputdata objek. Untuk
lebih jelas terdapat pada gambar 3.7.
Gambar 3. 7Data Flow Diagram Level1 Sistem InputData Objek
B. Data Flow Diagram Login User
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses login user. Untuk lebih
[image:37.612.101.515.292.508.2]jelas terdapat pada gambar 3.8.
Gambar 3. 8Data Flow Diagram Level1 Sistem Login User
C. Data Flow Perbandingan Nilai Karyawan
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses input nilai karyawan.
Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.9.
D. Data Flow DiagramHasil Perbandingan Setiap Karyawan
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses hasil perbandingan
setiap karyawan. Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.10.
Gambar 3. 10Data Flow Diagram Level1 Sistem Perbandingan Nilai Kriteria
E. Data Flow Diagram InputData Kriteria
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses input data kriteria.
[image:38.612.105.513.288.571.2]Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.11.
Gambar 3. 11Data Flow Diagaram Level1 Input Data Kriteria
F. Data Flow Diagram InputNilai Kriteria
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses input nilai kriteria.
Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.12.
Gambar 3. 12Data Flow Diagram Level1 Input Nilai Kriteria
G. Data Flow DiagramPerbandingan Nilai Objek Dan Kriteria
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses perbandingan nilai objek
Gambar 3. 13Data Flow Diagram Level1 Perbandingan Objek dan Kriteria
H. Data Flow DiagramHasil Matriks Global
Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses Hasil Matriks Global.
Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.14.
Gambar 3. 14Data Flow Diagram Level1 Hasil Matriks Global
3.2.5 Conceptual Data Model(CDM)
Conceptual data model adalah tahapan dalam melakukan proses
identifikasi kebutuhan aplikasi untuk merancang sebuah model basis data. Model
yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi objek
dasar yang dinamakan entitas serta hubungan antara entitas-entitas tersebut.
Mencatat Menilai_karyawan Menilai_objek Perbandingan USER # o o ID_User Nama_User Password_User
Variable characters (10) Variable characters (30) Variable characters (30)
Data_Karyawan # o o o o ID_karyawan nama_karyawan alamat_karyawan jenis_kelamin telepon_karyawan
Variable characters (10) Variable characters (30) Variable characters (50) Characters (20) Number (15) Data_Kriteria # o o ID_kriteria nama_kriteria keterangan
[image:40.612.103.509.80.483.2]Variable characters (10) Variable characters (30) Long variable characters (70)
Gambar 3. 15Conceptual Data ModelKenaikan Jabatan
3.2.6 Physical Data Model(PDM)
Merupakan model yang menggunakan sejumlah tabel untuk
menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel
mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik.
USER ID_User Nama_User Password_User varchar(10) varchar(30) varchar(30) <pk> Data_Karyawan ID_karyawan ID_User USE_ID_User nama_karyawan alamat_karyawan jenis_kelamin telepon_karyawan varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(30) varchar(50) char(20) numeric(15) <pk> <fk2> <fk1> Data_Kriteria ID_kriteria ID_User nama_kriteria keterangan varchar(10) varchar(10) varchar(30) long varchar <pk> <fk> Perbandingan ID_karyawan ID_kriteria varchar(10) varchar(10) <pk,fk1> <pk,fk2>
Gambar 3. 16Physical Data ModelKenaikan Jabatan
3.2.7 Struktur Database
Struktur database digunakan untuk menyimpan data-data yang ada pada
aplikasi sistem pendukung keputusan ini. Adapun tabel-tabel yang dihasilkan
sebagai berikut:
A. Tabel User
Tabel user digunakan untuk menyimpan data user. Data-data yang ada
Tabel 3. 6User
Field Name Key Type Data Type Length
ID User Primary Key varchar 10
Nama User Not Null varchar 30
Password User Not Null varchar 30
B. Tabel Karyawan
Tabel ini berisi data-data karyawan yang akan menjadi objek penilaian.
[image:42.612.102.507.296.540.2]Adapun isinya berupa nama karyawan, alamat karyawan, jenis kelamin, dll.
Tabel 3. 7Karyawan
Field Name Key Type Data Type Length
ID Karyawan Primary Key varchar 10
ID User Foreign Key varchar 10
Nama Karyawan Not Null varchar 30
Alamat Karyawan Not Null varchar 50
Jenis Kelamin Not Null varchar 15
Telpon Karyawan Not Null numeric 15
C. Tabel Kriteria
Tabel ini digunakan untuk menyimpan data–data kriteria yang akan
menjadi dasar penilaian.
Tabel 3. 8Kriteria
Field Name Key Type Data Type Length
Field Name Key Type Data Type Length
ID User Foreign Key varchar 10
Nama Kriteria Not Null varchar 30
Keterangan Not Null Long varchar 50
D. Tabel Perbandingan
Tabel ini digunakan untuk menampung data–data dari tabel kriteria dan
tabel keryawan yang terjadi akibat memiliki relasimany to many.
Tabel 3. 9 Perbandingan
Field Name Key Type Data Type Length
ID Karyawan Foreign Key Varchar 10
ID Kriteria Foreign Key varchar 10
3.3 Desain Input Output
Desain input output yang dibuat berfungi untuk memudahkan user dalam
berinteraksi dengan aplikasi ini. Adapun desain yang telah dibuat sebagai berikut:
3.3.1 Desain Menu Utama
Desain adalah desain untuk tampilan pertama kali ketika user
Gambar 3. 17Desain Menu Utama 3.3.2 Desain Login
Desain ini berfungsi untuk login agar bisa membatasi hak akses tiap user
seperti pada gambar 3.18.
Gambar 3. 18Desain Login
3.3.3 Desain Master Kriteria
Gambar 3. 19Desain Master Kriteria
3.3.4 Desain Master Karyawan
Desain formini berfungsi untuk meng-input data-data dari karyawan yang
akan menjadi objek penilaian.
Gambar 3. 20Desain Master Karyawan 3.3.5 Desain Perhitungan Kriteria
Gambar 3. 21Desain FormPerhitungan Kriteria
3.3.6 Desain Perhitungan Karyawan
Desain formini berisi tentang proses perhitungan nilai antar karyawan.
3.3.7 Desain Laporan
Desain ini berisi laporan akhir dari penerapan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Hasil yang didapat berupa ranking untuk semua objek
[image:47.612.101.512.185.510.2]penilaian
37
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Implementasi
Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai penereapan dari hasil analisis
yang telah dilakukan. Adapun kebutuhan–kebutuhan yang harus dipenuhi.
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak
Kebutuhan perangkat lunak merupakan kebutuhan untuk membuat
rancangan sistem ini. Mulai dari tools, perancangan sistem, dan sebagainya.
a. Sistem Operasi Microsoft Windows8.
b. Visual Studio2010.
c. SQL Server R22008.
d. Instalasi aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan
dengan Metode Analytical Hierarchi Procces.
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras
Kebutuhan perangkat keras merupakan kebutuhan peralatan yang bisa
dirasakan secara fisik, seperti peralatan untuk bisa menjalankan aplikasi ini.
a. Intel Corei3.
b. 2 GygabytesRAM.
4.2 Pembuatan dan Implementasi Sistem
Aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman Visual Basic dan
yaitu user melakukan install pada komputer yang akan digunakan sebagai media
penilain kenaikan kinerja.
4.3 Pengoperasian Aplikasi
Pengoperasian sistem pendukung keputusan ini meliputi tampilan, fungsi
validasi, dan langkah–langkah dalam menggunakan aplikasi ini. Berikut
dijelaskan mengenai langkah–langkah menggunakan aplikasi ini.
[image:49.612.100.513.288.532.2]4.3.1 Tampilan Menu Utama
Gambar 4. 1Tampilan Menu Utama
Tampilan menu utama merupakan tampilan pertama kali ketika user
membuka aplikasi ini. Pada tampilan ini terdapat beberapa menu strip. Terdapat 3
(tiga) menu strip yang ada pada tampilan menu utama ini yaitu: file, master, dan
laporan. Menu file memiliki 3 (tiga) sub menu yaitu login, logoutdan keluar. Pada
Sedangkan pada menu laporan terdapat 1 (satu) sub menu laporan yaitu
perhitungan nilai kenaikan jabatan.
4.3.2 TampilanForm Login
Gambar 4. 2Form Login
Form ini digunakan untuk melakukan login bagi para user pada tahap ini
juga dilakukan validasi untuk pembatasan hak akses. Ketika user berhasil masuk
[image:50.612.100.502.160.603.2]maka akan ada message box seperti pada gambar 4.3.
4.3.3 Tampilan Seluruh Data Kriteria
Gambar 4. 4Tampilan Data Kriteria
Pada form diatas berisi data–data tentang kriteria yang akan jadi standar
penilaian kinerja. Data–data yang ada didapat dari tabel kriteria yang telah
diinputkan oleh CEO. Data kriteria juga merupakan kebijakan dari pengambil
4.3.4 TampilanForm Kriteria
Gambar 4. 5Form Kriteria
Pada form ini, data master kriteria di-input-kan untuk menjadi bahan
penilaian ketika menilai kenaikan jabatan.
4.3.5 Tampilan Seluruh Karyawan
Pada formini, terdapat data–data tentang karyawan yang merupakan objek
penilaian untuk kenaikan jabatan. Data–data yang didapat merupakan data–data
yang telah diinputkan oleh user ke dalam tabel. Data yang muncul juga
merupakan kepala projek yang akan mendapatkan penilaian.
[image:53.612.100.512.230.473.2]4.3.6 Tampilan Form Karyawan
Gambar 4. 7 Form Karyawan
Formini berfungsi untuk menyimpan data karyawan yang akan digunakan
4.3.7 Tampilan Perhitungan Metode AHP
Gambar 4. 8 Tampilan Perbandingan Nilai Antar Karyawan
Pada gambar 4.8 dijelaskan perbandingan nilai masing–masing karyawan
sehingga menghasilkan bobot untuk masin–masing karyawan. Pada form ini
terdapat beberapa button. Button hitung bobot berfungsi untuk mengetahui nilai
perbandingan setiap karyawan. Sedangkan untuk button pada area kriteria
berfungsi untuk memunculkan form masing–masing kriteria. Pada tabel hasil
perbandingan, nilai–nilai setiap kolom didapat dari baris jumlah pada tabel model
perbandingan dibagi dengan nilai masing–masing kolom. Sedangkan kolom
jumlah pada tabel hasil perbandingan didapatkan dari penjumlahan masing–
masing baris. Lalu, pada kolom prioritas didapat dari nilai kolom jumlah dibagi
banyaknya jumlah data. Nilai pada kolom prioritas dijadikan sebagai bobot untuk
Gambar 4. 9 Tampilan Perbandingan Nilai Setiap Kriteria
Pada gambar 4.9, menjelaskan perbandingan nilai untuk setiap kriteria
sehingga menghasilkan bobot setiap kriteria. Nilai–nilai yang dihasilkan
merupakan hasil perhitungan yang sama seperti pada penjelasan form4.8.
Pada gambar 4.10 dijelaskan hasil perbandingan bobot antara karyawan
dan kriteria. Nilai yang ada pada masing – masing kolom didapat dari bobot setiap
karyawan dikali dengan bobot setiap kriteria. Bobot karyawan didapat dari
perhitungan bobot pada form 4.8. Sedangkan untuk bobot setiap kriteria didapat
dari perhitungan bobot form4.9.
4.4 Uji Coba Sistem
Uji coba sistem bertujuan untuk mengetahui apa sistem sudah beroperasi
sesuai dengan yang telah diharapkan. Pengujian yang dilakukan antara lain
fungsi–fungsi dasar, validasi, dan sebagainya.
4.4.1 Uji Form Login
Uji pada prosesloginbertujuan agar mengetahui apakah proses logintelah
berjalan dengan benar. Selain itu, untuk mencegah penyalahgunaan sistem ini
dalam mendukung kegiatan proses. Untuk melakukan login, userharus memiliki
id dan password, jika tidak memiliki maka user tidak akan bisa melakuka login.
Jika userberhasil login, maka akan tampil message boxseperti gambar 4.11.
Jika user tidak berhasi login, maka akan muncul message box seperti
gambar 4.12
Gambar 4. 12 Logingagal
Tabel 4. 1 Hasil Uji Coba Form Login
No. Tujuan Input Output yang
Diharapkan
Status
1. Validasi username
dan password
Tombol login Muncul pesan
“Login Berhasil”
Uji berhasil
(gambar 4.11)
Muncul pesan
“Login Gagal”
Uji berhasil
(gambar 4.12)
4.4.2 Uji Form Menu Utama
Pada form ini terdapat beberapa menu untuk memanggil form tertentu.
Tahap uji pada form ini untuk mengetahui apa menu yang ada telah menjalankan
proses yang benar jika diklik. Jika menu master kriteria diklik maka akan muncul
Gambar 4. 13 FormTampilan Kriteria Sukses
Jika menu karyawan diklik, maka akan muncul form seperti gambar 4.14.
Gambar 4. 14Form Tampilan Karyawan Sukes
Jika menu laporan kenaikan jabatan diklik, maka akan muncul form seperti
Gambar 4. 15FormPerhitungan AHP Sukses
Tabel 4. 2 Hasil Uji Coba Menu Utama
No. Tujuan Input Output yang
Diharapkan
Status
1. Menguji Fungsi
Tombol Menu pada
Tampilan Awal
Menu Master
Kriteria
Menampilkan form
utama kriteria
Uji berhasil
(gambar 4.13)
Menu Master
Karyawan
Menampilkan form
utama karyawan
Uji Berhasil
(gambar 4.14)
Menu
Laporan
Perhitungan
AHP
Menampilkan form
utama perhitungan
metode AHP
Uji Berhasil
(gambar 4.15)
4.4.3 Uji FormKriteria
Pada form ini akan diuji untuk mengetahui apa fungsi penyimpanan telah
melakukan kesalahan. Jika data berhasil disimpan maka akan muncul message
[image:60.612.245.393.129.235.2]box seperti gambar 4.16.
Gambar 4. 16Message BoxData Kriteria Berhasil Disimpan
[image:60.612.98.509.285.504.2]Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti
gambar 4.17.
Gambar 4. 17Message BoxData Kriteria Tidak Boleh Kosong
Tabel 4. 3 Hasil Uji Coba FormMaster Kriteria
No. Tujuan Input Output yang
Diharapkan
Status
1. Menguji Tombol
pada form Master
Kriteria
Tombol
Simpan
Muncul pesan
“Data Berhasil
Disimpan”
Uji berhasil
(gambar 4.16)
Muncul pesan
“Data Tidak Boleh
Kosong”
Uji Berhasil
Tombol
Kembali
Muncul form
utama Kriteria
Uji Berhasil
4.4.4 Uji FormKaryawan
Form ini digunakan untu meng-input-kan data karyawan. Pada form ini
akan diuji untuk mengetahui apa fungsi penyimpanan telah berjalan benar. Selain
itu, juga mengetahui apa ada pengendalian jika user melakukan kesalahan. Jika
[image:61.612.101.510.277.593.2]data berhasil disimpan maka akan muncul message box seperti gambar 4.18.
Gambar 4. 18 Message BoxData Karyawan Berhasil Disimpan
Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti
gambar 4.19.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Coba FormKaryawan
No. Tujuan Input Output yang
Diharapkan
Status
1. Menguji Tombol
pada form Master
Kriteria
Tombol
Simpan
Muncul pesan
“Data Berhasil
Disimpan”
Uji berhasil
(gambar 4.18)
Muncul pesan
“Data Tidak Boleh
Kosong”
Uji Berhasil
(gambar 4.19)
Tombol
Kembali
Muncul form
utama Karyawan
Uji Berhasil
4.4.5 Uji Form Pembaharuan Data Kriteria
Pada form ini akan diuji untuk mengetahui apa fungsi perubahan data telah
berjalan benar. Selain itu, juga mengetahui apa ada pengendalian jika user
melakukan kesalahan. Jika berhasil melakukan perubahan data maka akan muncul
message boxseperti gambar 4.20.
Gambar 4. 20Message Box UpdateData Kriteria Berhasil Dirubah
Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti
Gambar 4. 21Message Box UpdateData Kriteria Tidak Boleh Kosong
[image:63.612.104.514.275.704.2]Jika user ingin menghapus data, maka akan muncul message box seperti
gambar 4.22.
Gambar 4. 22Message Box Data Berhasil Dihapus
Tabel 4. 5 Hasil Uji Coba Form Pembaharuan Data Kriteria
No. Tujuan Input Output yang
Diharapkan
Status
1. Menguji Tombol
pada form
Pembaharuan Data
Kriteria
Tombol
simpan
Muncul pesan
“Data berhasil
Dirubah”
Uji berhasil
(gambar 4.20)
Muncul pesan
“Data Tidak Boleh
Kosong”
Uji Berhasil
(gambar 4.21)
Tombol
Hapus
Muncul Pesan
“Data Berhasil
Dihapus”
Uji Berhasil
No. Tujuan Input Output yang
Diharapkan
Status
Tombol
Kembali
Memunculkan
form utama
Kriteria
Uji Berhasil
4.4.6 Uji Form UpdateKaryawan
Form ini juga sama seperti form update data kriteria, namun pada form ini
digunakan untuk data karyawan. Jika berhasil melakukan perubahan data maka
[image:64.612.244.393.536.640.2]akan muncul message boxseperti gambar 4.23.
Gambar 4. 23 Message Box UpdateData Karywan Berhasil Dirubah
Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti
gambar 4.24.
Jika userberhasil menghapus data, maka akan muncul message box seperti
gambar 4.25.
[image:65.612.105.509.296.598.2]Gambar 4. 25Message Box Data Berhasil Dihapus
Tabel 4. 6 Hasil Uji Coba FormPembaharuan Data Karyawan
No. Tujuan Input Output yang
Diharapkan
Status
1. Menguji Tombol
pada form
Pembaharuan Data
Karyawan
Tombol
simpan
Muncul pesan
“Data berhasil
Dirubah”
Uji berhasil
(gambar 4.23)
Muncul pesan
“Data Tidak Boleh
Kosong”
Uji Berhasil
(gambar 4.24)
Tombol
Hapus
Muncul Pesan
“Data Berhasil
Dihapus”
Uji Berhasil
(gambar 4.25) Tombol Kembali Memunculkan form utama Kriteria Uji Berhasil
4.4.7 Uji Perhitungan Analytical Hierarkhi Process(AHP)
Pada tahan uji ini, akan dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan
secara manual dan perhitungan yang dilakukan sistem. Perhitungan secara manual
dapat dilihat mulai pada tabel 4.7. Sedangkan perhitungan yang dilakukan sistem
dapat dilihat mulai pada gambar 4.26.
A. Perhitungan Manual
Pertama–tama menyusun hirarki untuk semua alternatif. Selanjutnya
menetapkan nilai–nilai perbandingan untuk setiap alternatif. User hanya
menginputkan nilai secara diagonal sebelah kanan atas, yang mana nilai tersebut
sudah dijelaskan pada landasan teori.
Tabel 4. 7 Matriks Perbandingan Objek
Objek A B C D E
A 1 1.5 2 2 3
B 0.66667 1 1.5 1.5 2
C 0.5 0.66667 1 1 2
D 0.5 0.66667 1 1 2
E 0.33333 0.5 0.5 0.5 1
Jumlah 3 4.33333 6 6 10
Pada tabel 4.7, dijelaskan nilai–nilai perbandingan untuk setiap kriteria.
Jumlah pada baris terakhir didapat dari total nilai untuk setiap kolom.
Tabel 4. 8 Matriks Bobot Prioritas Objek
Objek A B C D E Jumlah prioritas
A 0.33 0.35 0.33 0.33 0.30 1.65 0.33
B 0.22 0.23 0.25 0.25 0.20 1.15 0.23
C 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17
D 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17
Pada tabel 4.8, dijelaskan mengenai bobot untuk setiap kolom, namun nilai
tersebut belum bisa dijadikan untuk menilai sebuah alternatif. Nilai yang
digunakan untuk menjadi acuan ada pada kolom prioritas. Nilai prioritas didapat
dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan banyaknya jumlah alternatif.
Tabel 4. 9 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Tepat Waktu
Objek A B C D E
A 1.00 1.50 3.00 2.00 3.00
B 0.67 1.00 1.50 1.50 2.00
C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00
D 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00
E 0.33 0.50 0.50 0.50 1.00
Jumlah 2.83 4.33 7.00 6.00 10.00
Pada tabel 4.9, dijelaskan mengenai perbandingan nilai alternatif untuk
[image:67.612.101.512.225.627.2]kriteria tepat waktu.
Tabel 4. 10 Bobot Kriteria Tepat Waktu terhadap Objek
Objek A B C D E Jumlah prioritas
A 0.35 0.35 0.43 0.33 0.30 1.76 0.35
B 0.24 0.23 0.21 0.25 0.20 1.13 0.23
C 0.12 0.15 0.14 0.17 0.20 0.78 0.16
D 0.18 0.15 0.14 0.17 0.20 0.84 0.17
E 0.12 0.12 0.07 0.08 0.10 0.49 0.10
Pada tabel 4.10, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari
Tabel 4. 11 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kepuasan Pelanggan
Objek A B C D E
A 1.00 2.00 2.00 1.50 2.00
B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00
C 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00
D 0.67 0.67 1.00 1.00 2.00
E 0.50 0.50 0.50 0.50 1.00
Jumlah 3.17 4.83 6.00 5.50 9.00
Pada tabel 4.11, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap
alternatif untuk kriteria kepusaan pelanggan.
Tabel 4. 12 Bobot Kriteria Kepuasaan Pelanggan terhadap Objek
Objek A B C D E Jumlah prioritas
A 0.32 0.41 0.33 0.27 0.22 1.56 0.31
B 0.16 0.21 0.25 0.27 0.22 1.11 0.22
C 0.16 0.14 0.17 0.18 0.22 0.87 0.17
D 0.21 0.14 0.17 0.18 0.22 0.92 0.18
E 0.16 0.10 0.08 0.09 0.11 0.55 0.11
Pada tabel 4.12, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari
[image:68.612.99.505.118.515.2]kriteria kepuasaaan pelanggan.
Tabel 4. 13 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Paling Menguntungkan
Objek A B C D E
A 1.00 2.00 3.00 1.50 3.00
B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00
C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00
Objek A B C D E
E 0.33 0.50 0.50 0.50 1.00
Jumlah 2.83 4.83 7.00 5.50 10.00
Pada tabel 4.13, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap
[image:69.612.103.505.230.604.2]alternatif untuk kriteria paling menguntungkan.
Tabel 4. 14 Bobot Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek
Objek A B C D E Jumlah prioritas
A 0.35 0.41 0.43 0.27 0.30 1.77 0.35
B 0.18 0.21 0.21 0.27 0.20 1.07 0.21
C 0.12 0.14 0.14 0.18 0.20 0.78 0.16
D 0.24 0.14 0.14 0.18 0.20 0.90 0.18
E 0.12 0.10 0.07 0.09 0.10 0.48 0.10
Pada tabel 4.14, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari
kriteria paling menguntungkan.
Tabel 4. 15 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Lama Bekerja
Objek A B C D E
A 1.00 2.00 3.00 2.00 1.50
B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00
C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00
D 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00
E 0.67 0.50 0.50 0.50 1.00
Jumlah 3.00 4.83 7.00 6.00 8.50
Pada tabel 4.15, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap
Tabel 4. 16 Bobot Kriteria Lama Bekerja terhadap Objek
Objek A B C D E Jumlah prioritas
A 0.33 0.41 0.43 0.33 0.18 1.69 0.34
B 0.17 0.21 0.21 0.25 0.24 1.07 0.21
C 0.11 0.14 0.14 0.17 0.24 0.79 0.16
D 0.17 0.14 0.14 0.17 0.24 0.85 0.17
E 0.22 0.10 0.07 0.08 0.12 0.60 0.12
Pada tabel 4.16, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari
[image:70.612.99.516.283.503.2]kriteria lama bekerja.
Tabel 4. 17 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kedisiplinan
Objek A B C D E
A 1.00 2.00 3.00 2.00 1.50
B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00
C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00
D 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00
E 0.67 0.50 0.50 0.50 1.00
Jumlah 3.00 4.83 7.00 6.00 8.50
Pada tabel 4.17, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap
alternatif untuk kriteria lama kedisiplinan.
Tabel 4. 18 Bobot Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek
Objek A B C D E Jumlah prioritas
A 0.33 0.41 0.43 0.33 0.18 1.69 0.34
B 0.17 0.21 0.21 0.25 0.24 1.07 0.21
C 0.11 0.14 0.14 0.17 0.24 0.79 0.16
Objek A B C D E Jumlah prioritas
E 0.22 0.10 0.07 0.08 0.12 0.60 0.12
Pada tabel 4.18, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari
kriteria kedisiplinan.
Tabel 4. 19 Matriks Global
Kriteria A Kriteria B Kriteria C Kriteria D Kriteria E Jumlah
Objek A 0.12 0.07 0.06 0.06 0.03 0.34
Objek B 0.07 0.05 0.04 0.04 0.02 0.22
Objek C 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.16
Objek D 0.06 0.04 0.03 0.03 0.02 0.17
Objek E 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.11
Setelah menemukan bobot dari masing – masing alternatif dan kriteria
yang sudah dilakukan perhitungan, selanjutnya adalah mengalikan prioritas dari
perbandingan antar alternatif dengan prioritas dari perbandingan alternatif untuk
setiap kriteria, lalu nilai didapat dimasukan untuk setiap kolom yang
bersangkutan. Kemudian jumlahkan setiap baris untuk mendapatkan nilai ranking
B. Perhitungan yang dilakukan Sistem
Gambar 4. 26Matriks PerbandinganObjek
Pada gambar 4.26, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang
terjadi seperti pada tabel 4.7 dan tabel 4.8.
Pada gambar 4.27, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang
terjadi seperti pada tabel 4.9 dan tabel 4.10.
Gambar 4. 28 Perbandingan Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek
Pada gambar 4.28, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang
terjadi seperti pada tabel 4.11 dan 4.12.
Pada gambar 4.29, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang
terjadi seperti pada tabel 4.13 dan tabel 4.14.
Gambar 4. 30 Perbandingan Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek
Pada gambar 4.30, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang
terjadi seperti pada tabel 4.15 dan tabel 4.16.
Pada gambar 4.31, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang
terjadi seperti pada tabel 4.17 dan tabel 4.18.
65
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan uji coba pada sistem pendukung keputusan kenaikan
jabatan ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi ini dapat
menghasilkan nilai–nilai setiap objek penilaian dan bobot setiap setiap kriteria
karyawan, sehingga laporan tersebut bisa dijadikan pendukung untuk CEO dalam
membuat keputusan kenaikan jabatan dari kepala projek menjadi manajer projek.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pengembang aplikasi ini adalah bahwa
aplikasi sistem pendukung keputusan ini dapat dikembangkan ke dalam aplikasi
70
Penyunting Bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: Indeks.
Ervianto, Wulfram I., 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama,
Salemba Empat, Yogyakarta.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Kendall, K.E. & Kendall, J.E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem.
Prehallindo. Jakarta.
Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk,
Grasindo, Jakarta
Mathis, Robert L & Jackson, John H, 2004. Manjemen Sumber Daya Manusia,
Buku ke dua. Salemba Empat Jakarta.
Mulyono, S. (2004). Riset Operasi. Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit
fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Saaty, T.L. 2003. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki
Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks).
Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ke Empat. Jakarta: IPMM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Suryadi & Ramadhani (2000), Sistem Pendukung Keputusan. Media Komputindo,
Jakarta.
Turban. dkk, 2005, Decision support system and Intelli