• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus PT. Bintang Timur NGD).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus PT. Bintang Timur NGD)."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

HIERARCHY PROCESS

(Studi Kasus PT. Bintang Timur NGD)

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi Kekhususan Akuntansi

Oleh:

Arjuna Setiawan Soeksin Putra 11.41011.0011

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2

Perumusan Masalah ... 3

1.3

Batasan Masalah ... 3

1.4

Tujuan ... 4

1.5

Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1

Metode Analytical Hierarchi Procces ... 6

2.2

Sistem Pendukung Keputusan ... 9

2.3

Penilaian Kinerja ... 10

2.4

System Development Life Cycle ... 11

2.5

Perusahaan Kontraktor ... 13

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 15

3.1

Analisis Sistem ... 15

3.1.1

Identifikasi Masalah ... 16

3.1.2

Spesifikasi Kebutuhan Pengguna ... 19

(3)

vii

3.2.1

Diagram Input Proses Output ... 20

3.2.2

System Flow ... 21

3.2.3

Context Diagram ... 24

3.2.4

Data Flow Diagram ... 24

3.2.5

Conceptual Data Model (CDM) ... 28

3.2.6

Physical Data Model (PDM) ... 29

3.2.7

Struktur Database ... 30

3.3

Desain Input Output ... 32

3.3.1

Desain Menu Utama... 32

3.3.2

Desain Login ... 33

3.3.3

Desain Master Kriteria ... 33

3.3.4

Desain Master Karyawan ... 34

3.3.5

Desain Perhitungan Kriteria ... 34

3.3.6

Desain Perhitungan Karyawan ... 35

3.3.7

Desain Laporan ... 36

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 37

4.1

Implementasi ... 37

4.1.1

Kebutuhan Perangkat Lunak ... 37

4.1.2

Kebutuhan Perangkat Keras ... 37

4.2

Pembuatan dan Implementasi Sistem ... 37

4.3

Pengoperasian Aplikasi ... 38

4.3.1

Tampilan Menu Utama ... 38

4.3.2

Tampilan Form Login ... 39

(4)

viii

4.3.4

Tampilan Form Kriteria ... 41

4.3.5

Tampilan Seluruh Karyawan ... 41

4.3.6

Tampilan Form Karyawan ... 42

4.3.7

Tampilan Perhitungan Metode AHP ... 43

4.4

Uji Coba Sistem ... 45

4.4.1

Uji Form Login ... 45

4.4.2

Uji Form Menu Utama ... 46

4.4.3

Uji Form Kriteria ... 48

4.4.4

Uji Form Karyawan ... 50

4.4.5

Uji Form Pembaharuan Data Kriteria ... 51

4.4.6

Uji Form Update Karyawan ... 53

4.4.7

Uji Perhitungan Analytical Hierarkhi Process (AHP) ... 54

BAB V PENUTUP... 65

5.1

Kesimpulan ... 65

5.2

Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

BIODATA PENULIS ... 68

(5)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Alur Kenaikan Jabatan ... 2

Gambar 2. 1 Langkah-langkah SDLC ... 12

Gambar 3. 1 Langkah-langkah SDLC ... 15

Gambar 3. 2 Diagram Input Process Output ... 20

Gambar 3. 3 System Flow Login ... 21

Gambar 3. 4 Sytem Flow Pengambilan Keputusan ... 23

Gambar 3. 5 Context Diagram ... 24

Gambar 3. 6 Data Flow Diagram Level 0 Kenaikan Jabatan ... 25

Gambar 3. 7 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Input Data Objek ... 26

Gambar 3. 8 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Login User ... 26

Gambar 3. 9 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Perbandingan Nilai Karyawan 26

Gambar 3. 10 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Perbandingan Nilai Kriteria . 27

Gambar 3. 11 Data Flow Diagaram Level 1 Input Data Kriteria ... 27

Gambar 3. 12 Data Flow Diagram Level 1 Input Nilai Kriteria ... 27

Gambar 3. 13 Data Flow Diagram Level 1 Perbandingan Objek dan Kriteria... 28

Gambar 3. 14 Data Flow Diagram Level 1 Hasil Matriks Global ... 28

Gambar 3. 15 Conceptual Data Model Kenaikan Jabatan ... 29

Gambar 3. 16 Physical Data Model Kenaikan Jabatan... 30

Gambar 3. 17 Desain Menu Utama ... 33

Gambar 3. 18 Desain Login ... 33

Gambar 3. 19 Desain Master Kriteria ... 34

Gambar 3. 20 Desain Master Karyawan ... 34

(6)

x

Gambar 3. 22 Desain Form Perhitungan Karyawan ... 35

Gambar 3. 23 Desain Form Laporan... 36

Gambar 4. 1 Tampilan Menu Utama... 38

Gambar 4. 2 Form Login ... 39

Gambar 4. 3 Login Sukses ... 39

Gambar 4. 4 Tampilan Data Kriteria ... 40

Gambar 4. 5 Form Kriteria... 41

Gambar 4. 6 Tampilan Data Karyawan... 41

Gambar 4. 7 Form Karyawan... 42

Gambar 4. 8 Tampilan Perbandingan Nilai Antar Karyawan ... 43

Gambar 4. 9 Tampilan Perbandingan Nilai Setiap Kriteria ... 44

Gambar 4. 10 Tampilan Global Matriks ... 44

Gambar 4. 11 Login Berhasil ... 45

Gambar 4. 12 Login gagal ... 46

Gambar 4. 13 Form Tampilan Kriteria Sukses ... 47

Gambar 4. 14 Form Tampilan Karyawan Sukes ... 47

Gambar 4. 15 Form Perhitungan AHP Sukses ... 48

Gambar 4. 16 Message Box Data Kriteria Berhasil Disimpan ... 49

Gambar 4. 17 Message Box Data Kriteria Tidak Boleh Kosong ... 49

Gambar 4. 18 Message Box Data Karyawan Berhasil Disimpan ... 50

Gambar 4. 19 Message Box Data Karyawan Tidak Boleh Kosong ... 50

Gambar 4. 20 Message Box Update Data Kriteria Berhasil Dirubah ... 51

Gambar 4. 21 Message Box Update Data Kriteria Tidak Boleh Kosong... 52

(7)

xi

Gambar 4. 23 Message Box Update Data Karywan Berhasil Dirubah ... 53

Gambar 4. 24 Message Box Update Data Karyawan Tidak Boleh Kosong... 53

Gambar 4. 25 Message Box Data Berhasil Dihapus... 54

Gambar 4. 26 Matriks Perbandingan Objek ... 61

Gambar 4. 27 Perbandingan Kriteria Tepat Waktu terhadap Objek ... 61

Gambar 4. 28 Perbandingan Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek .... 62

Gambar 4. 29 Perbandingan Kriteria Lama Bekerja terhadap Objek ... 62

Gambar 4. 30 Perbandingan Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek ... 63

Gambar 4. 31 Perbandingan Kriteria Kepuasan Pelanggan terhadap Objek ... 63

(8)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Skala Perbandingan ... 7

Tabel 2. 2 Contoh matrik perbandingan berpasangan ... 8

Tabel 3. 1 Matriks Perbandingan Kriteria ... 18

Tabel 3. 2 Matriks Bobot ... 18

Tabel 3. 3 Matriks Konsistensi ... 18

Tabel 3. 4 Perhitungan CR ... 19

Tabel 3. 5 Pengguna Aplikasi ... 19

Tabel 3. 6 User ... 31

Tabel 3. 7 Karyawan ... 31

Tabel 3. 8 Kriteria ... 31

Tabel 3. 9 Perbandingan ... 32

Tabel 4. 1 Hasil Uji Coba Form Login ... 46

Tabel 4. 2 Hasil Uji Coba Menu Utama ... 48

Tabel 4. 3 Hasil Uji Coba Form Master Kriteria ... 49

Tabel 4. 4 Hasil Uji Coba Form Karyawan ... 51

Tabel 4. 5 Hasil Uji Coba Form Pembaharuan Data Kriteria ... 52

Tabel 4. 6 Hasil Uji Coba Form Pembaharuan Data Karyawan ... 54

Tabel 4. 7 Matriks Perbandingan Objek ... 55

Tabel 4. 8 Matriks Bobot Prioritas Objek ... 55

Tabel 4. 9 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Tepat Waktu... 56

Tabel 4. 10 Bobot Kriteria Tepat Waktu terhadap Objek ... 56

Tabel 4. 11 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kepuasan Pelanggan ... 57

(9)

xiii

Tabel 4. 13 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Paling Menguntungkan ... 57

Tabel 4. 14 Bobot Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek ... 58

Tabel 4. 15 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Lama Bekerja ... 58

Tabel 4. 16 Bobot Kriteria Lama Bekerja terhadap Objek ... 59

Tabel 4. 17 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kedisiplinan ... 59

Tabel 4. 18 Bobot Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek ... 59

(10)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan sebuah hirarki posisi untuk mengetahui tugas-tugas serta ruang lingkup kerja. Dibutuhkan orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi yang penting dalam suatu perusahaan. Untuk menentukan orang–orang tersebut terkadang dilakukan penilaian, bahkan saat ini dibutuhkan sebuah alat atau media pendukung keputusan. Terkadang dibutuhkan sebuah sistem pendukung untuk menentukan orang-orang yang tepat. Bahkan hingga sekarang sistem pendukung keputusan semakin berkembang karena kebutuhan lingkungan perusahaan. Dalam pemilihan penentuan orang-orang tersebut terkadang terdapat masalah untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang. Seringkali terjadi kekeliruan pada saat menilai suatu objek seperti perbedaan perlakuan kriteria untuk masing-masing objek. Masalah tersebut juga muncul pada PT Bintang Timur NGD. PT. Bintang Timur NGD merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor bangunan yang berfokus pada proyek pemerintah.

(12)

pemilihan untuk kenaikan jabatan seorang kepala proyek sering mengalami kendala karena penentuan objek kriteria sering berganti. Dalam penentuan tersebut terkadang tidak ada nilai pasti di setiap kriteria sehingga bobot setiap kriteria akan berubah. Terkadang ada kepala proyek yang mendapat kenaikan jabatan hanya dengan kriteria lama bekerja. Selain itu, ada kepala proyek yang juga mendapatkan kenaikan jabatan karena bersikap disiplin. Sehingga, penentuan kenaikan jabatan setiap kepala proyek akan berbeda-beda. Akibat hal ini, pemilihan untuk kepala proyek yang mendapat rekomendasi kenaikan jabatan tidak tepat sasaran. Penilaian dilakukan secara langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) perusahaan. CEO akan menilai dan menginputkan nilai setiap karyawan. Selain itu, CEO juga yang menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai setiap karyawan.

Gambar 1. 1 Alur Kenaikan Jabatan

(13)

manajer adalah orang yang menangani beberapa projek. Objek penilaian akan mendapatkan kenaikan jabatan oleh seseorang yang berwenang yang telah melakukan penilain dan pengkondisian terhadap bobot masing–masing kriteria. Penilaian dilakukan ketika kepala projek akan mendapatkan kenaikan jabatan menjadi manajer projek. Pada lingkup inilah, CEO akan melakukan penilaian terhadap kepala projek yang akan naik jabatan menjadi manajer projek secara langsung.

1.2 Perumusan Masalah

Dari hal diatas dapat dirumuskan masalah menjadi:

1. Bagaimana membuat aplikasi pendukung keputusan yang bisa membantu perusahaan dalam merekomendasikan calon kepala proyek yang tepat?

2. Bagaimana memprioritaskan bobot untuk setiap kriteria dalam menilai kenaikan jabatan calon kepala proyek?

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Penetapan nilai/bobot setiap kriteria hanya dilakukan oleh CEO.

2. Hasil analisis terakhir hanya sebagai informasi pendukung untuk pengambil keputusan bukan sebagai acuan.

(14)

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan pembuatan Tugas Akhir ini yaitu:

1. Menghasilkan aplikasi pendukung keputusan yang bisa membantu perusahaan dalam merekomendasikan kepala projek yang tepat.

2. Membantu dalam memprioritaskan bobot untuk setiap kriteria dalam menilai kenaikan jabatan kepala proyek.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas latar belakang, perumusan, batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.

2. BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas teori–teori yang bersangkutan dengan penelitian ini seperti metode Analytical Hierarchi Procces, aplikasi – aplikasi yang bersangkutan.

3. BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

(15)

4. BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi penggunaan program secara rinci dengan metode analytical hierachi procces secara keseluruhan mulai dariinputsampai output.

5. BAB V : PENUTUP

(16)
(17)

6

LANDASAN TEORI

Dalam menyelesaikan permasalahan di atas, terdapat beberapa landasan

teori untuk mendukung dalam penerapan aplikasi ini. Berikut akan dijelaskan

tentang landasan teori yang bersangkutan.

1.1 Metode Analytical Hierarchi Procces

Menurut Mulyono (2004), Analytical Hierarchy Procces (AHP) adalah

salah satu teknik riset operasi untuk membantu menyelesaikan masalah, dimana

informasi yang dihimpun mengandung informasi yang tidak pasti atau tidak

sempurna. Teknik ini cukup bermanfaat, karena ada banyaknya kriteria yang

berbeda sehingga kompleksitas masalah dapat lebih mudah diselesaikan dangan

AHP.

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang

tidak terstuktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian–bagiannya, serta menata

dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai

numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif

dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut

kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas

tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin,

2004).

Menurut Suryadi dan Ramdhani (2000), AHP merupakan suatu model

(18)

kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-objektif dan multi-kriteria

yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki.

Berikut ini adalah kelebihan AHP:

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang

dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi

inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para

pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis

sensivitas pengambilan keputusan.

Lebih lanjut lagi, Suryadi dan Ramdhani (2000) mengemukaan bahwa

pada dasarnya langkah–langkah dalam metode AHP sebagai berikut:

1. Menyusun hirarki dari pemasalahan yang dihadapi.

Persoalan yang akan diselesaikan, diuaraikan menjadi unsur –

unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif kemudian disusun menjadi

struktur hirarki.

2. Penilaian kriteria dan alternatif.

Kriteria dan alternatif dinilai dengan berpasangan. Menurut Saaty

(2003), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik

dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat

kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2. 1Skala Perbandingan

Intesitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya.

(19)

Intesitas Kepentingan Keterangan

daripada elemen yang lainnya.

5 Elemen yang satu lebih penting daripda yang

lainnya.

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting

daripada elemen lainnya.

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen

lainnya.

2, 4, 6, 8 Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan

yang berdekatan.

(Sumber: ejurnal.ung.ac.id)

Perbandingan dilakukan berdasarkan pembuat keputusan dengan menilai

tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Selanjutnya susunan

elemen–elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti tabel matrik di

bawah ini:

Tabel 2. 2 Contoh matrik perbandingan berpasangan

A1 A2 A3

A1 1

A2 1

A3 1

1. Penentuan prioritas.

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan

berpasangan. Nilai–nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk

menentukan peringkat alternatif dari seluruh aternatif. Baik peringkat

kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai penilai

(20)

prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau

melalui penyelesaian persamaan matematik.

2. Konsistensi logis.

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara

konstan sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penghitungan konsistensi

logis dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut:

a. Menganalisa matriks dengan prioritas bersesuaian.

b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.

c. Hasil tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya

dijumlahkan.

d. Hasil poin c dibagi jumlah elemen.

e. Menghitung indeks konsistensi.

f. Menghitung rasio konsistensi. Jika rasio konsistensi lebih kecil dari

10%, maka hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

1.2 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan diterjemahkan dari istilah Decision Support

System (DSS). Menurut Turban (2005), sistem pendukung keputusan merupakan

suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sistem pendukung

keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah, dan

dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. Lebih lanjut lagi, bahwa

DSS merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara

(21)

Ada beberapa ciri umum dari sebuah sistem pendukung keputusan yang

ideal, yaitu:

1. DSS adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka

antara mesin/komputer dan pengguna.

2. DSS ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam

menyelesaikan suatu masalah dalam berbagai level manajemen dan

bukan untuk mengganti posisi manusia sebagai pembuat keputusan.

3. DSS mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi/tidak

terstrukur baik bagi perseorangan atau kelompok dan bebagai macam

proses dan gaya pengambil keputusan.

4. DSS menggunakan data, basis data dan analisa model–model

keputusan.

5. DSS bersifat adaptif, efektif, interaktif, easy to usedan fleksibel.

6. DSS menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe

sumber data.

Manfaat yang dapat diambil dari pemakaian DSS adalah pengambilan

keputusan yang rasional sesuai dengan jenis keputusan yang diperlukan, DSS

mampu membuat peramalan, mampu membandingkan alternatif tindakan,

membuat analisis dampak serta membuat model.

1.3 Penilaian Kinerja

Penilain kinerja adalah salah satu tugas penting yang dilakukan oleh

(22)

kinerja dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang mengerti benar tentang penilain

kinerja pegawai secara individual. Kemungkinannya antara lain yaitu:

1. Para atasan menilai bawahannya.

2. Bawahan yang menilai atasannya.

3. Anggota kelompok menilai satu sama lain.

4. Penilaian pegawai itu sendiri.

5. Penilaian dengan multisumber.

6. Sumber – sumber dari luar.

Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik

untuk pegawai. Lebih lanjut lagi, Mathis dan Jackson menambahkan disaat atasan

mengidentifikasi kelemahan, potensi dan kebutuhan pelatihan melalui umpan

balik penilain kinerja, mereka dapat memberitahukan pegawai mengenai

kemajuan pegawai tersebut, mendiskusikan keterampilan apa yang perlu mereka

kembangkan dan melaksanakan perencanaan pengembangan.

Sementara itu, menurut Dessler (2005) penilaian kinerja pada dasarnya

merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi yang efektif dan

efisien. Pegawai menginginkan dan memerlukan umpan balik berkenaan dengan

prestasi karyawan tersebut dan penilaian menyediakan kesempatan untuk

memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai, dan untuk mnyusun

rencana peningkatan kinerja.

1.4System Development Life Cycle

Menurut Jogiyanto (2005) System Development Life Cycle(SDLC) adalah

(23)

mengembangkan suatu sistem informasi, yaitu suatu proses standar yang diikuti

untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa,

merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi. Daur hidup

dari pengembangan sistem ini disebut dengan daur hidup pengembangan sistem

System Development Life Cycle(SDLC).

Secara Operasional langkah-langkah diatas dapat digambarkan dalam

bagan berikut ini:

(Sumber: SAS Global Forum 2012)

Gambar 2. 1Langkah-langkah SDLC

Kelebihan model Waterfall dibandingkan dengan model pengembangan

sistem yang lainnya yaitu:

1. Merupakan model pengembangan terstruktur.

2. Setiap fasedapat diimplementasikan dengan dokumentasi yang detail

(24)

3. Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek, sehingga

mengurangi waktu proyek.

Sedangkan kelemahan dari model ini yaitu:

1. Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tangah proses.

2. Membutuhkan daftar yang lengkap.

2.5 Perusahaan Kontraktor

Perusahaan kontraktor dapat didefinisikan sebagai orang atau badan usaha

yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai

dengan biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peratura, dan

syarat-syarat yang ditetapkan (Ervianto, 2002). Kontraktor dapat berupa perusahaan

perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak

dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Perusahaan kontraktor dalam manajemen

konstruksi meliputi empat tingkatan hierarki, yaitu (1) tingkat organisasional; (2)

tingkat proyek; (3) tingkat operasional; (4) tingkat penugasan kerja. Tingkatan

organisasi dan proyek terfokus pada komponen fisik proyek, sedangkan pada

tingkatan operasional dan penugasan lebih terfokus pada proses pelaksanaan di

lapangan. Oleh sebab itu, setiap tingkatan yang ada membutuhkan sumber daya

manusia yang berbeda-beda.

1. Tingkat Organisasi

Tingkat organisasi berhubungan dengan berbagai macam fungsi

manajemen perusahaan yang di antaranya membentuk interaksi di

(25)

Keputusan yang diambil pada tingkat organisasional berhubungan

dengan penawaran proyek dan perekrutan personal dalam perusahaan.

2. Tingkat Proyek

Tingkatan ini didominasi oleh tujuan utama dari suatu proyek, yaitu

pengendalian biaya, waktu, dan sumber daya alam. Peran manajer

proyek sangat dibutuhkan dalam tingkatan ini. Selain itu, jenis-jenis

pekerjaan seperti perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek

menjadi hal utama yang harus diperhatikan.

3. Tingkat Operasional

Tingkat operasional berhubungan dengan teknologi dan metode

pelaksanaan konstruksi. Tingkatan ini terfokus pada pelaksanaan

proyek di lapangan. Biasanya, operasional konstruksi merupakan hal

yang kompleks dan mencakup berbagai proses, yang mana setiap

proses tersebut menggunakan teknologi yang berbeda-beda dengan

penugasan kerja yang berurutan.

4. Tingkat Penugasan

Tingkat penugasan berhubungan dengan identifikasi dan penugasan

para personel untuk pekerjaan yang ada di lapangan (field agents)

(26)

15

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang langkah – langkah penerapan metode yang

digunakan berdasarkan SDLC yang sesuai. Adapun hal –hal yang akan dibahas,

antara lain: analisa permasalahan, analisa kebutuhan, perancangan system flow,

desain sistem dan desain input-output. Langkah-langkah yang digunakan seperti

berikut:

(Sumber: SAS Global Forum 2012)

Gambar 3. 1Langkah-langkah SDLC

3.1 Analisis Sistem

Analisis adalah penilitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk

(27)

3.1.1 Identifikasi Masalah

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengidentifikasi permasalahan

yang ada, dilakukanlah langkah untuk menganalisa kebutuhan sistem, yaitu:

1. Wawancara

Pada proses ini, dilakukan pengumpulan data-data dari narasumber dengan wawancara. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai proses kenaikan jabatan yang terjadi di perusahaan. Tujuannya yaitu mencari informasi dan laporan yang bersangkutan dalam proses tersebut.

2. Dokumentasi

Dalam proses ini, dilakukan pengumpulan berkas-berkas yang dibutuhkan dalam proses penelitian, seperti: gambar alur kenaikan jabatan, kop surat untuk cetak laporan, data karyawan.

3. Studi Literatur

Dalam proses ini, penulis membaca referensi yang berkaitan dengan sistem pedukung keputusan dengan metode AHP seperti buku tugas akhir dan jurnal-jurnal.

Pada PT Bintang Timur NGD sering terjadi penilaian yang berbeda untuk setiap objek penilain. Kriteria yang digunakan selalu berubah-ubah untuk setiap objek, sehingga penilaian dianggap tidak adil untuk setiap objek. Sehingga dibutuhkan sistem pendukung keputusan untuk menyeimbangkan penilaian setiap objek penilaian.

(28)

Analytical Hierarkhi Process (AHP) adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut.

Penerapan metode ini akan menggunakan 5 (lima) variabel yaitu:

a. Tepat waktu, maksudnya yaitu bagaimana seorang kepala proyek menyelesaikan suatu proyek sesuai jadwal. Data ini akan diperoleh dari waktu mengerjakan suatu proyek.

b. Kepuasaan pelanggan, maksudnya setiap pelanggan akan diberikan form untuk menilai hasil produk tersebut. Penilaian dari pelanggan akan bernilai kualitatif, namun penulis akan mengelompokan nilai tersebut menjadi kuantitatif contohnya sangat puas akan bernilai 5, puas akan bernilai 4 dan seterusnya. Data ini akan didapat dari kuisoner yang diberikan kepada pelanggan.

c. Paling menguntungkan, maksudnya bagaimana seorang kepala proyek mampu mendapatkan profit dari sebuah proyek.

d. Lama bekerja, maksudnya dilihat berapa lama orang tersebut telah bekerja di perusahaan. Data ini diambil dari tabel karyawan dan minimal bekerja slema 6 bulan.

(29)

Dari 5 (lima) variabel tersebut akan diberikan bobot mana yang lebih baik dari yang lain sehingga urutan prioritas setiap variabel diketahui. Pada saat penerapan, user aplikasi ini akan ditujukan pada top manejemen karena hanya top manejemen yang mengambil keputusan akhir. Contoh:

Tabel 3. 1Matriks Perbandingan Kriteria

Kategori A B C D E

A 1 1.5 2 2 3

B 0.666667 1 1.5 1.5 2

C 0.5 0.666667 1 1 2

D 0.5 0.666667 1 1 2

E 0.333333 0.5 0.5 0.5 1

Jumlah 3 4.333333 6 6 10

Tabel 3. 2 Matriks Bobot

Kategori A B C D E Jumlah prioritas

A 0.33 0.35 0.33 0.33 0.30 1.65 0.33

B 0.22 0.23 0.25 0.25 0.20 1.15 0.23

C 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17

D 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17

E 0.11 0.12 0.08 0.08 0.10 0.49 0.10

Tabel 3. 3 Matriks Konsistensi

Kategori A B C D E Jumlah Bobot

A 0.33 1.73 0.34 0.34 0.30 3.04 0.61

B 0.22 1.15 0.26 0.26 0.20 2.08 0.42

C 0.16 0.77 0.17 0.17 0.20 1.47 0.29

D 0.16 0.77 0.17 0.17 0.20 1.47 0.29

(30)
[image:30.612.100.508.76.622.2]

Tabel 3. 4 Perhitungan CR

Jumlah Prioritas Hasil

A 3.04 0.33 3.37

B 2.08 0.23 2.31

C 1.47 0.17 1.64

D 1.47 0.17 1.64

E 0.96 0.10 1.05

Jumlah 10.02

Nilai Maks 2.003909

CI -0.74902

CR -0.66877

3.1.2 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, maka user yaitu CEO

dan admin yang memiliki lingkup dalam aplikasi ini sebagai berikut:

Tabel 3. 5Pengguna Aplikasi

Pengguna Kebutuhan Wewenang

CEO / Manajer Melakukan penilaian - Melakukan input setiap data kriteria. - Melakukan input nilai

kriteria.

- Melakukan input setiap nilai objek. Admin Melakukan Input Data - Menginput Data Objek

Penilaian.

3.2 Perancangan Sistem / User Requirment

Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang model sistem yang akan dibuat.

(31)

Flow, Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship

Diagram(ERD). Dalam ERD terdapat Conceptual Data Modeldan Physical Data

Model.

[image:31.612.104.512.178.472.2]

3.2.1 Diagram Input Proses Output

Gambar 3. 2Diagram Input Process Output

Data yang dibutuhkan untuk melakukan metode seperti gambar 3.1. Data

Kriteria yaitu terdiri dari 5 (lima) data yaitu: 1) Tepat Waktu, 2) Kepuasan

Pelanggan, 3) Paling Menguntungkan, 4) Lama bekerja, dan 5) Kedisiplinan. CEO

yang menginput setiap nilai kriteria dan menilai setiap objek penilaian. Proses

pertama membuat model kriteria, lalu dilakukan penentuan bobot untuk setiap

kriteria. Lalu, setiap kriteria dibandingkan dengan kriteria yang lainnya. Setelah

itu, bobot untuk kriteria dibandingkan dengan bobot setiap objek. Lalu, muncul

nilai setiap objek namun untuk mengetahui baik atau tidaknya nilai yang

dihasilkan dilakukan uji konsistensi. Kemudian jika nilai CR lebih kecil dari 10%,

(32)

3.2.2 System Flow

Setelah analisis dan identifikasi masalah telah dilakukan, kemudian

membuat model pengembagan sistem. Dalam sub bab ini, untuk pengembangan

sistem ini akan diterapkan metode AHP pada alur proses dibawah ini.

A. System Flow Login

System Flow Login

CEO / Manajer

Sistem

P

h

a

se

Mulai Tampilan Awal

Login Input ID dan

Password

Data User

Verifikasi

Apa Benar?

Menu

Utama Ya

Selesai Tidak

(33)

Penjelasan:

Pertama kali user membuka aplikasi langsung masuk ke tampilan awal,

namun sistem meminta id dan password dari user. Tujuannya dari penerapan login

ini, agar tidak disalahgunakan hak untuk menilai semua objek. Akan ada 2 (dua)

user yang menggunakan aplikasi ini yaitu CEO dan admin. Jika CEO yang

melakukan, maka semua menu akan terbuka, CEO bisa mengakses semua form

yang ada pada aplikasi. Sedangkan jika admin yang melakukan login, maka

aplikasi hanya akan membuka menu karyawan. Admin tidak diijinkan untuk

mengakses laporan dikarenkan laporan dilakukan sendiri oleh CEO. Setelah login,

sistem akan memverifikasi data dari input-an, apakah benar atau salah. Jika benar,

maka akan tampil menu utama dan form untuk penilaian. Jika salah, maka user

diminta untuk menginputkan data yang benar.

B. System FlowPendukung Keputusan

Pada tahap ini, dimulai dengan user mencari data karyawan/objek yang

akan dinilai. Setelah menemukan karyawan yang memenuhi syarat untuk

mendapat hak kenaikan jabatan, user akan menginputkan data-data kriteria yang

menjadi penilaian. Setelah di-input, maka user membuat model untuk

perbandingan semua kriteria. Lalu, memberi nilai untuk setiap kriteria, kemudian

sistem akan otomatis memproses untuk perbandingan nilai setiap kriteria untuk

mendapatkan bobot setiap kriteria. Setelah sistem otomatis membandingkan

maka akan ditampilkan matriks perbandingan setiap kriteria.

(34)

melakukan perbandingan nilai objek terhadap bobot kriteria. Setelah dilakukan perbandingan tersebut, sistem akan melakukan uji konsistensi untuk mengetahui apakah model perbandingan yang dibuat benar atau salah. Jika tidak, maka user akan kembali membuat model perbandingan kriteria untuk lebih jelasnya ada pada gambar 3.4.

System FlowPendukung Keputusan kenaikan Jabatan

Admin Sistem CEO

P h as e Mulai Input Data Karyawan Data Karyawan Membuat Model Perhitungan AHP Matriks Perbandingan Setiap Karyawan /

Bobot Karyawan Perbandingan Nilai Kriteria Untuk Masing-Masing Karyawan Matriks Total Prioritas Global Selesai Uji Konsistensi Nilai

CR Matrik < 10% Ya Tidak Mencari Data Karyawan 1 1 Input Nilai Karyawan Input Data Kriteria Data Kriteria Input Data Kriteria

(35)

3.2.3 Context Diagram

Diagram konteks adalah diagram yag mencakup masukan-masukan dasar, sistem umum dan keluaran, diagram ini merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukan sistem secara keseluruhan, diagram tersebut tidak memuat penyimpanan dan penggambaran aliran data yang sederhana, proses tersebut diberi nomor nol (Kendall dan Kendall, 2003). Pada gambar 3.5 akan dijelaskan tentang diagram konteks dalam sistem pendukung keputusan yang akan dirancang.

Matrik_Perbandingan_Setiap_Kriteria Password_User Id_User Data_Karyawan Matriks_Perbandingan_Global Matriks_Perbandingan_Nilai_Karyawan Nilai_Kriteria Nilai_Karyawan Data_Kriteria Password_Manajer Id_Manajer 1 Sistem_Pendukung_Keputusan + Manajer User

Gambar 3. 5Context Diagram

3.2.4 Data Flow Diagram

DFD level 0 merupakan hasil dari dekomposisi dari proses utama yang ada

pada diagram konteks. Berikut hasil dari dekomposisi tersebut bisa dilihat pada

(36)
(37)

A. Data Flow Diagram InputData Objek

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses inputdata objek. Untuk

lebih jelas terdapat pada gambar 3.7.

Gambar 3. 7Data Flow Diagram Level1 Sistem InputData Objek

B. Data Flow Diagram Login User

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses login user. Untuk lebih

[image:37.612.101.515.292.508.2]

jelas terdapat pada gambar 3.8.

Gambar 3. 8Data Flow Diagram Level1 Sistem Login User

C. Data Flow Perbandingan Nilai Karyawan

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses input nilai karyawan.

Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.9.

(38)

D. Data Flow DiagramHasil Perbandingan Setiap Karyawan

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses hasil perbandingan

setiap karyawan. Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.10.

Gambar 3. 10Data Flow Diagram Level1 Sistem Perbandingan Nilai Kriteria

E. Data Flow Diagram InputData Kriteria

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses input data kriteria.

[image:38.612.105.513.288.571.2]

Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.11.

Gambar 3. 11Data Flow Diagaram Level1 Input Data Kriteria

F. Data Flow Diagram InputNilai Kriteria

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses input nilai kriteria.

Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.12.

Gambar 3. 12Data Flow Diagram Level1 Input Nilai Kriteria

G. Data Flow DiagramPerbandingan Nilai Objek Dan Kriteria

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses perbandingan nilai objek

(39)

Gambar 3. 13Data Flow Diagram Level1 Perbandingan Objek dan Kriteria

H. Data Flow DiagramHasil Matriks Global

Berikut merupakan hasil dekomposisi dari proses Hasil Matriks Global.

Untuk lebih jelas terdapat pada gambar 3.14.

Gambar 3. 14Data Flow Diagram Level1 Hasil Matriks Global

3.2.5 Conceptual Data Model(CDM)

Conceptual data model adalah tahapan dalam melakukan proses

identifikasi kebutuhan aplikasi untuk merancang sebuah model basis data. Model

yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi objek

dasar yang dinamakan entitas serta hubungan antara entitas-entitas tersebut.

(40)

Mencatat Menilai_karyawan Menilai_objek Perbandingan USER # o o ID_User Nama_User Password_User

Variable characters (10) Variable characters (30) Variable characters (30)

Data_Karyawan # o o o o ID_karyawan nama_karyawan alamat_karyawan jenis_kelamin telepon_karyawan

Variable characters (10) Variable characters (30) Variable characters (50) Characters (20) Number (15) Data_Kriteria # o o ID_kriteria nama_kriteria keterangan

[image:40.612.103.509.80.483.2]

Variable characters (10) Variable characters (30) Long variable characters (70)

Gambar 3. 15Conceptual Data ModelKenaikan Jabatan

3.2.6 Physical Data Model(PDM)

Merupakan model yang menggunakan sejumlah tabel untuk

menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel

mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik.

(41)
[image:41.612.104.520.77.507.2]

USER ID_User Nama_User Password_User varchar(10) varchar(30) varchar(30) <pk> Data_Karyawan ID_karyawan ID_User USE_ID_User nama_karyawan alamat_karyawan jenis_kelamin telepon_karyawan varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(30) varchar(50) char(20) numeric(15) <pk> <fk2> <fk1> Data_Kriteria ID_kriteria ID_User nama_kriteria keterangan varchar(10) varchar(10) varchar(30) long varchar <pk> <fk> Perbandingan ID_karyawan ID_kriteria varchar(10) varchar(10) <pk,fk1> <pk,fk2>

Gambar 3. 16Physical Data ModelKenaikan Jabatan

3.2.7 Struktur Database

Struktur database digunakan untuk menyimpan data-data yang ada pada

aplikasi sistem pendukung keputusan ini. Adapun tabel-tabel yang dihasilkan

sebagai berikut:

A. Tabel User

Tabel user digunakan untuk menyimpan data user. Data-data yang ada

(42)

Tabel 3. 6User

Field Name Key Type Data Type Length

ID User Primary Key varchar 10

Nama User Not Null varchar 30

Password User Not Null varchar 30

B. Tabel Karyawan

Tabel ini berisi data-data karyawan yang akan menjadi objek penilaian.

[image:42.612.102.507.296.540.2]

Adapun isinya berupa nama karyawan, alamat karyawan, jenis kelamin, dll.

Tabel 3. 7Karyawan

Field Name Key Type Data Type Length

ID Karyawan Primary Key varchar 10

ID User Foreign Key varchar 10

Nama Karyawan Not Null varchar 30

Alamat Karyawan Not Null varchar 50

Jenis Kelamin Not Null varchar 15

Telpon Karyawan Not Null numeric 15

C. Tabel Kriteria

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data–data kriteria yang akan

menjadi dasar penilaian.

Tabel 3. 8Kriteria

Field Name Key Type Data Type Length

(43)

Field Name Key Type Data Type Length

ID User Foreign Key varchar 10

Nama Kriteria Not Null varchar 30

Keterangan Not Null Long varchar 50

D. Tabel Perbandingan

Tabel ini digunakan untuk menampung data–data dari tabel kriteria dan

tabel keryawan yang terjadi akibat memiliki relasimany to many.

Tabel 3. 9 Perbandingan

Field Name Key Type Data Type Length

ID Karyawan Foreign Key Varchar 10

ID Kriteria Foreign Key varchar 10

3.3 Desain Input Output

Desain input output yang dibuat berfungi untuk memudahkan user dalam

berinteraksi dengan aplikasi ini. Adapun desain yang telah dibuat sebagai berikut:

3.3.1 Desain Menu Utama

Desain adalah desain untuk tampilan pertama kali ketika user

(44)

Gambar 3. 17Desain Menu Utama 3.3.2 Desain Login

Desain ini berfungsi untuk login agar bisa membatasi hak akses tiap user

seperti pada gambar 3.18.

Gambar 3. 18Desain Login

3.3.3 Desain Master Kriteria

(45)

Gambar 3. 19Desain Master Kriteria

3.3.4 Desain Master Karyawan

Desain formini berfungsi untuk meng-input data-data dari karyawan yang

akan menjadi objek penilaian.

Gambar 3. 20Desain Master Karyawan 3.3.5 Desain Perhitungan Kriteria

(46)

Gambar 3. 21Desain FormPerhitungan Kriteria

3.3.6 Desain Perhitungan Karyawan

Desain formini berisi tentang proses perhitungan nilai antar karyawan.

(47)

3.3.7 Desain Laporan

Desain ini berisi laporan akhir dari penerapan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP). Hasil yang didapat berupa ranking untuk semua objek

[image:47.612.101.512.185.510.2]

penilaian

(48)

37

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Implementasi

Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai penereapan dari hasil analisis

yang telah dilakukan. Adapun kebutuhan–kebutuhan yang harus dipenuhi.

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak

Kebutuhan perangkat lunak merupakan kebutuhan untuk membuat

rancangan sistem ini. Mulai dari tools, perancangan sistem, dan sebagainya.

a. Sistem Operasi Microsoft Windows8.

b. Visual Studio2010.

c. SQL Server R22008.

d. Instalasi aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan

dengan Metode Analytical Hierarchi Procces.

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras

Kebutuhan perangkat keras merupakan kebutuhan peralatan yang bisa

dirasakan secara fisik, seperti peralatan untuk bisa menjalankan aplikasi ini.

a. Intel Corei3.

b. 2 GygabytesRAM.

4.2 Pembuatan dan Implementasi Sistem

Aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman Visual Basic dan

(49)

yaitu user melakukan install pada komputer yang akan digunakan sebagai media

penilain kenaikan kinerja.

4.3 Pengoperasian Aplikasi

Pengoperasian sistem pendukung keputusan ini meliputi tampilan, fungsi

validasi, dan langkah–langkah dalam menggunakan aplikasi ini. Berikut

dijelaskan mengenai langkah–langkah menggunakan aplikasi ini.

[image:49.612.100.513.288.532.2]

4.3.1 Tampilan Menu Utama

Gambar 4. 1Tampilan Menu Utama

Tampilan menu utama merupakan tampilan pertama kali ketika user

membuka aplikasi ini. Pada tampilan ini terdapat beberapa menu strip. Terdapat 3

(tiga) menu strip yang ada pada tampilan menu utama ini yaitu: file, master, dan

laporan. Menu file memiliki 3 (tiga) sub menu yaitu login, logoutdan keluar. Pada

(50)

Sedangkan pada menu laporan terdapat 1 (satu) sub menu laporan yaitu

perhitungan nilai kenaikan jabatan.

4.3.2 TampilanForm Login

Gambar 4. 2Form Login

Form ini digunakan untuk melakukan login bagi para user pada tahap ini

juga dilakukan validasi untuk pembatasan hak akses. Ketika user berhasil masuk

[image:50.612.100.502.160.603.2]

maka akan ada message box seperti pada gambar 4.3.

(51)
[image:51.612.106.510.100.471.2]

4.3.3 Tampilan Seluruh Data Kriteria

Gambar 4. 4Tampilan Data Kriteria

Pada form diatas berisi data–data tentang kriteria yang akan jadi standar

penilaian kinerja. Data–data yang ada didapat dari tabel kriteria yang telah

diinputkan oleh CEO. Data kriteria juga merupakan kebijakan dari pengambil

(52)
[image:52.612.102.509.83.675.2]

4.3.4 TampilanForm Kriteria

Gambar 4. 5Form Kriteria

Pada form ini, data master kriteria di-input-kan untuk menjadi bahan

penilaian ketika menilai kenaikan jabatan.

4.3.5 Tampilan Seluruh Karyawan

(53)

Pada formini, terdapat data–data tentang karyawan yang merupakan objek

penilaian untuk kenaikan jabatan. Data–data yang didapat merupakan data–data

yang telah diinputkan oleh user ke dalam tabel. Data yang muncul juga

merupakan kepala projek yang akan mendapatkan penilaian.

[image:53.612.100.512.230.473.2]

4.3.6 Tampilan Form Karyawan

Gambar 4. 7 Form Karyawan

Formini berfungsi untuk menyimpan data karyawan yang akan digunakan

(54)
[image:54.612.104.511.97.500.2]

4.3.7 Tampilan Perhitungan Metode AHP

Gambar 4. 8 Tampilan Perbandingan Nilai Antar Karyawan

Pada gambar 4.8 dijelaskan perbandingan nilai masing–masing karyawan

sehingga menghasilkan bobot untuk masin–masing karyawan. Pada form ini

terdapat beberapa button. Button hitung bobot berfungsi untuk mengetahui nilai

perbandingan setiap karyawan. Sedangkan untuk button pada area kriteria

berfungsi untuk memunculkan form masing–masing kriteria. Pada tabel hasil

perbandingan, nilai–nilai setiap kolom didapat dari baris jumlah pada tabel model

perbandingan dibagi dengan nilai masing–masing kolom. Sedangkan kolom

jumlah pada tabel hasil perbandingan didapatkan dari penjumlahan masing–

masing baris. Lalu, pada kolom prioritas didapat dari nilai kolom jumlah dibagi

banyaknya jumlah data. Nilai pada kolom prioritas dijadikan sebagai bobot untuk

(55)
[image:55.612.106.512.76.670.2]

Gambar 4. 9 Tampilan Perbandingan Nilai Setiap Kriteria

Pada gambar 4.9, menjelaskan perbandingan nilai untuk setiap kriteria

sehingga menghasilkan bobot setiap kriteria. Nilai–nilai yang dihasilkan

merupakan hasil perhitungan yang sama seperti pada penjelasan form4.8.

(56)

Pada gambar 4.10 dijelaskan hasil perbandingan bobot antara karyawan

dan kriteria. Nilai yang ada pada masing – masing kolom didapat dari bobot setiap

karyawan dikali dengan bobot setiap kriteria. Bobot karyawan didapat dari

perhitungan bobot pada form 4.8. Sedangkan untuk bobot setiap kriteria didapat

dari perhitungan bobot form4.9.

4.4 Uji Coba Sistem

Uji coba sistem bertujuan untuk mengetahui apa sistem sudah beroperasi

sesuai dengan yang telah diharapkan. Pengujian yang dilakukan antara lain

fungsi–fungsi dasar, validasi, dan sebagainya.

4.4.1 Uji Form Login

Uji pada prosesloginbertujuan agar mengetahui apakah proses logintelah

berjalan dengan benar. Selain itu, untuk mencegah penyalahgunaan sistem ini

dalam mendukung kegiatan proses. Untuk melakukan login, userharus memiliki

id dan password, jika tidak memiliki maka user tidak akan bisa melakuka login.

Jika userberhasil login, maka akan tampil message boxseperti gambar 4.11.

(57)

Jika user tidak berhasi login, maka akan muncul message box seperti

gambar 4.12

Gambar 4. 12 Logingagal

Tabel 4. 1 Hasil Uji Coba Form Login

No. Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status

1. Validasi username

dan password

Tombol login Muncul pesan

“Login Berhasil”

Uji berhasil

(gambar 4.11)

Muncul pesan

“Login Gagal”

Uji berhasil

(gambar 4.12)

4.4.2 Uji Form Menu Utama

Pada form ini terdapat beberapa menu untuk memanggil form tertentu.

Tahap uji pada form ini untuk mengetahui apa menu yang ada telah menjalankan

proses yang benar jika diklik. Jika menu master kriteria diklik maka akan muncul

(58)
[image:58.612.102.512.77.621.2]

Gambar 4. 13 FormTampilan Kriteria Sukses

Jika menu karyawan diklik, maka akan muncul form seperti gambar 4.14.

Gambar 4. 14Form Tampilan Karyawan Sukes

Jika menu laporan kenaikan jabatan diklik, maka akan muncul form seperti

(59)
[image:59.612.103.510.84.611.2]

Gambar 4. 15FormPerhitungan AHP Sukses

Tabel 4. 2 Hasil Uji Coba Menu Utama

No. Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status

1. Menguji Fungsi

Tombol Menu pada

Tampilan Awal

Menu Master

Kriteria

Menampilkan form

utama kriteria

Uji berhasil

(gambar 4.13)

Menu Master

Karyawan

Menampilkan form

utama karyawan

Uji Berhasil

(gambar 4.14)

Menu

Laporan

Perhitungan

AHP

Menampilkan form

utama perhitungan

metode AHP

Uji Berhasil

(gambar 4.15)

4.4.3 Uji FormKriteria

Pada form ini akan diuji untuk mengetahui apa fungsi penyimpanan telah

(60)

melakukan kesalahan. Jika data berhasil disimpan maka akan muncul message

[image:60.612.245.393.129.235.2]

box seperti gambar 4.16.

Gambar 4. 16Message BoxData Kriteria Berhasil Disimpan

[image:60.612.98.509.285.504.2]

Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti

gambar 4.17.

Gambar 4. 17Message BoxData Kriteria Tidak Boleh Kosong

Tabel 4. 3 Hasil Uji Coba FormMaster Kriteria

No. Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status

1. Menguji Tombol

pada form Master

Kriteria

Tombol

Simpan

Muncul pesan

“Data Berhasil

Disimpan”

Uji berhasil

(gambar 4.16)

Muncul pesan

“Data Tidak Boleh

Kosong”

Uji Berhasil

(61)

Tombol

Kembali

Muncul form

utama Kriteria

Uji Berhasil

4.4.4 Uji FormKaryawan

Form ini digunakan untu meng-input-kan data karyawan. Pada form ini

akan diuji untuk mengetahui apa fungsi penyimpanan telah berjalan benar. Selain

itu, juga mengetahui apa ada pengendalian jika user melakukan kesalahan. Jika

[image:61.612.101.510.277.593.2]

data berhasil disimpan maka akan muncul message box seperti gambar 4.18.

Gambar 4. 18 Message BoxData Karyawan Berhasil Disimpan

Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti

gambar 4.19.

(62)
[image:62.612.100.508.102.583.2]

Tabel 4. 4 Hasil Uji Coba FormKaryawan

No. Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status

1. Menguji Tombol

pada form Master

Kriteria

Tombol

Simpan

Muncul pesan

“Data Berhasil

Disimpan”

Uji berhasil

(gambar 4.18)

Muncul pesan

“Data Tidak Boleh

Kosong”

Uji Berhasil

(gambar 4.19)

Tombol

Kembali

Muncul form

utama Karyawan

Uji Berhasil

4.4.5 Uji Form Pembaharuan Data Kriteria

Pada form ini akan diuji untuk mengetahui apa fungsi perubahan data telah

berjalan benar. Selain itu, juga mengetahui apa ada pengendalian jika user

melakukan kesalahan. Jika berhasil melakukan perubahan data maka akan muncul

message boxseperti gambar 4.20.

Gambar 4. 20Message Box UpdateData Kriteria Berhasil Dirubah

Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti

(63)
[image:63.612.246.392.76.183.2]

Gambar 4. 21Message Box UpdateData Kriteria Tidak Boleh Kosong

[image:63.612.104.514.275.704.2]

Jika user ingin menghapus data, maka akan muncul message box seperti

gambar 4.22.

Gambar 4. 22Message Box Data Berhasil Dihapus

Tabel 4. 5 Hasil Uji Coba Form Pembaharuan Data Kriteria

No. Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status

1. Menguji Tombol

pada form

Pembaharuan Data

Kriteria

Tombol

simpan

Muncul pesan

“Data berhasil

Dirubah”

Uji berhasil

(gambar 4.20)

Muncul pesan

“Data Tidak Boleh

Kosong”

Uji Berhasil

(gambar 4.21)

Tombol

Hapus

Muncul Pesan

“Data Berhasil

Dihapus”

Uji Berhasil

(64)

No. Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status

Tombol

Kembali

Memunculkan

form utama

Kriteria

Uji Berhasil

4.4.6 Uji Form UpdateKaryawan

Form ini juga sama seperti form update data kriteria, namun pada form ini

digunakan untuk data karyawan. Jika berhasil melakukan perubahan data maka

[image:64.612.244.393.536.640.2]

akan muncul message boxseperti gambar 4.23.

Gambar 4. 23 Message Box UpdateData Karywan Berhasil Dirubah

Jika user melakukan kesalahan, maka akan muncul message box seperti

gambar 4.24.

(65)
[image:65.612.243.392.129.234.2]

Jika userberhasil menghapus data, maka akan muncul message box seperti

gambar 4.25.

[image:65.612.105.509.296.598.2]

Gambar 4. 25Message Box Data Berhasil Dihapus

Tabel 4. 6 Hasil Uji Coba FormPembaharuan Data Karyawan

No. Tujuan Input Output yang

Diharapkan

Status

1. Menguji Tombol

pada form

Pembaharuan Data

Karyawan

Tombol

simpan

Muncul pesan

“Data berhasil

Dirubah”

Uji berhasil

(gambar 4.23)

Muncul pesan

“Data Tidak Boleh

Kosong”

Uji Berhasil

(gambar 4.24)

Tombol

Hapus

Muncul Pesan

“Data Berhasil

Dihapus”

Uji Berhasil

(gambar 4.25) Tombol Kembali Memunculkan form utama Kriteria Uji Berhasil

4.4.7 Uji Perhitungan Analytical Hierarkhi Process(AHP)

Pada tahan uji ini, akan dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan

(66)

secara manual dan perhitungan yang dilakukan sistem. Perhitungan secara manual

dapat dilihat mulai pada tabel 4.7. Sedangkan perhitungan yang dilakukan sistem

dapat dilihat mulai pada gambar 4.26.

A. Perhitungan Manual

Pertama–tama menyusun hirarki untuk semua alternatif. Selanjutnya

menetapkan nilai–nilai perbandingan untuk setiap alternatif. User hanya

menginputkan nilai secara diagonal sebelah kanan atas, yang mana nilai tersebut

sudah dijelaskan pada landasan teori.

Tabel 4. 7 Matriks Perbandingan Objek

Objek A B C D E

A 1 1.5 2 2 3

B 0.66667 1 1.5 1.5 2

C 0.5 0.66667 1 1 2

D 0.5 0.66667 1 1 2

E 0.33333 0.5 0.5 0.5 1

Jumlah 3 4.33333 6 6 10

Pada tabel 4.7, dijelaskan nilai–nilai perbandingan untuk setiap kriteria.

Jumlah pada baris terakhir didapat dari total nilai untuk setiap kolom.

Tabel 4. 8 Matriks Bobot Prioritas Objek

Objek A B C D E Jumlah prioritas

A 0.33 0.35 0.33 0.33 0.30 1.65 0.33

B 0.22 0.23 0.25 0.25 0.20 1.15 0.23

C 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17

D 0.17 0.15 0.17 0.17 0.20 0.85 0.17

(67)

Pada tabel 4.8, dijelaskan mengenai bobot untuk setiap kolom, namun nilai

tersebut belum bisa dijadikan untuk menilai sebuah alternatif. Nilai yang

digunakan untuk menjadi acuan ada pada kolom prioritas. Nilai prioritas didapat

dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan banyaknya jumlah alternatif.

Tabel 4. 9 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Tepat Waktu

Objek A B C D E

A 1.00 1.50 3.00 2.00 3.00

B 0.67 1.00 1.50 1.50 2.00

C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00

D 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00

E 0.33 0.50 0.50 0.50 1.00

Jumlah 2.83 4.33 7.00 6.00 10.00

Pada tabel 4.9, dijelaskan mengenai perbandingan nilai alternatif untuk

[image:67.612.101.512.225.627.2]

kriteria tepat waktu.

Tabel 4. 10 Bobot Kriteria Tepat Waktu terhadap Objek

Objek A B C D E Jumlah prioritas

A 0.35 0.35 0.43 0.33 0.30 1.76 0.35

B 0.24 0.23 0.21 0.25 0.20 1.13 0.23

C 0.12 0.15 0.14 0.17 0.20 0.78 0.16

D 0.18 0.15 0.14 0.17 0.20 0.84 0.17

E 0.12 0.12 0.07 0.08 0.10 0.49 0.10

Pada tabel 4.10, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari

(68)

Tabel 4. 11 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kepuasan Pelanggan

Objek A B C D E

A 1.00 2.00 2.00 1.50 2.00

B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00

C 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00

D 0.67 0.67 1.00 1.00 2.00

E 0.50 0.50 0.50 0.50 1.00

Jumlah 3.17 4.83 6.00 5.50 9.00

Pada tabel 4.11, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap

alternatif untuk kriteria kepusaan pelanggan.

Tabel 4. 12 Bobot Kriteria Kepuasaan Pelanggan terhadap Objek

Objek A B C D E Jumlah prioritas

A 0.32 0.41 0.33 0.27 0.22 1.56 0.31

B 0.16 0.21 0.25 0.27 0.22 1.11 0.22

C 0.16 0.14 0.17 0.18 0.22 0.87 0.17

D 0.21 0.14 0.17 0.18 0.22 0.92 0.18

E 0.16 0.10 0.08 0.09 0.11 0.55 0.11

Pada tabel 4.12, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari

[image:68.612.99.505.118.515.2]

kriteria kepuasaaan pelanggan.

Tabel 4. 13 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Paling Menguntungkan

Objek A B C D E

A 1.00 2.00 3.00 1.50 3.00

B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00

C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00

(69)

Objek A B C D E

E 0.33 0.50 0.50 0.50 1.00

Jumlah 2.83 4.83 7.00 5.50 10.00

Pada tabel 4.13, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap

[image:69.612.103.505.230.604.2]

alternatif untuk kriteria paling menguntungkan.

Tabel 4. 14 Bobot Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek

Objek A B C D E Jumlah prioritas

A 0.35 0.41 0.43 0.27 0.30 1.77 0.35

B 0.18 0.21 0.21 0.27 0.20 1.07 0.21

C 0.12 0.14 0.14 0.18 0.20 0.78 0.16

D 0.24 0.14 0.14 0.18 0.20 0.90 0.18

E 0.12 0.10 0.07 0.09 0.10 0.48 0.10

Pada tabel 4.14, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari

kriteria paling menguntungkan.

Tabel 4. 15 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Lama Bekerja

Objek A B C D E

A 1.00 2.00 3.00 2.00 1.50

B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00

C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00

D 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00

E 0.67 0.50 0.50 0.50 1.00

Jumlah 3.00 4.83 7.00 6.00 8.50

Pada tabel 4.15, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap

(70)

Tabel 4. 16 Bobot Kriteria Lama Bekerja terhadap Objek

Objek A B C D E Jumlah prioritas

A 0.33 0.41 0.43 0.33 0.18 1.69 0.34

B 0.17 0.21 0.21 0.25 0.24 1.07 0.21

C 0.11 0.14 0.14 0.17 0.24 0.79 0.16

D 0.17 0.14 0.14 0.17 0.24 0.85 0.17

E 0.22 0.10 0.07 0.08 0.12 0.60 0.12

Pada tabel 4.16, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari

[image:70.612.99.516.283.503.2]

kriteria lama bekerja.

Tabel 4. 17 Perbandingan Objek Terhadap Kriteria Kedisiplinan

Objek A B C D E

A 1.00 2.00 3.00 2.00 1.50

B 0.50 1.00 1.50 1.50 2.00

C 0.33 0.67 1.00 1.00 2.00

D 0.50 0.67 1.00 1.00 2.00

E 0.67 0.50 0.50 0.50 1.00

Jumlah 3.00 4.83 7.00 6.00 8.50

Pada tabel 4.17, dijelaskan mengenai matriks perbandingan setiap

alternatif untuk kriteria lama kedisiplinan.

Tabel 4. 18 Bobot Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek

Objek A B C D E Jumlah prioritas

A 0.33 0.41 0.43 0.33 0.18 1.69 0.34

B 0.17 0.21 0.21 0.25 0.24 1.07 0.21

C 0.11 0.14 0.14 0.17 0.24 0.79 0.16

(71)

Objek A B C D E Jumlah prioritas

E 0.22 0.10 0.07 0.08 0.12 0.60 0.12

Pada tabel 4.18, menjelaskan tentang bobot untuk setiap alternatif dari

kriteria kedisiplinan.

Tabel 4. 19 Matriks Global

Kriteria A Kriteria B Kriteria C Kriteria D Kriteria E Jumlah

Objek A 0.12 0.07 0.06 0.06 0.03 0.34

Objek B 0.07 0.05 0.04 0.04 0.02 0.22

Objek C 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.16

Objek D 0.06 0.04 0.03 0.03 0.02 0.17

Objek E 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.11

Setelah menemukan bobot dari masing – masing alternatif dan kriteria

yang sudah dilakukan perhitungan, selanjutnya adalah mengalikan prioritas dari

perbandingan antar alternatif dengan prioritas dari perbandingan alternatif untuk

setiap kriteria, lalu nilai didapat dimasukan untuk setiap kolom yang

bersangkutan. Kemudian jumlahkan setiap baris untuk mendapatkan nilai ranking

(72)

B. Perhitungan yang dilakukan Sistem

Gambar 4. 26Matriks PerbandinganObjek

Pada gambar 4.26, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang

terjadi seperti pada tabel 4.7 dan tabel 4.8.

(73)

Pada gambar 4.27, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang

terjadi seperti pada tabel 4.9 dan tabel 4.10.

Gambar 4. 28 Perbandingan Kriteria Paling Menguntungkan terhadap Objek

Pada gambar 4.28, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang

terjadi seperti pada tabel 4.11 dan 4.12.

(74)

Pada gambar 4.29, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang

terjadi seperti pada tabel 4.13 dan tabel 4.14.

Gambar 4. 30 Perbandingan Kriteria Kedisiplinan terhadap Objek

Pada gambar 4.30, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang

terjadi seperti pada tabel 4.15 dan tabel 4.16.

(75)

Pada gambar 4.31, dijelaskan mengenai perhitungan secara aplikasi yang

terjadi seperti pada tabel 4.17 dan tabel 4.18.

(76)
(77)

65

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan uji coba pada sistem pendukung keputusan kenaikan

jabatan ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi ini dapat

menghasilkan nilai–nilai setiap objek penilaian dan bobot setiap setiap kriteria

karyawan, sehingga laporan tersebut bisa dijadikan pendukung untuk CEO dalam

membuat keputusan kenaikan jabatan dari kepala projek menjadi manajer projek.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada pengembang aplikasi ini adalah bahwa

aplikasi sistem pendukung keputusan ini dapat dikembangkan ke dalam aplikasi

(78)

70

Penyunting Bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: Indeks.

Ervianto, Wulfram I., 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama,

Salemba Empat, Yogyakarta.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Kendall, K.E. & Kendall, J.E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem.

Prehallindo. Jakarta.

Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk,

Grasindo, Jakarta

Mathis, Robert L & Jackson, John H, 2004. Manjemen Sumber Daya Manusia,

Buku ke dua. Salemba Empat Jakarta.

Mulyono, S. (2004). Riset Operasi. Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit

fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Saaty, T.L. 2003. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki

Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks).

Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ke Empat. Jakarta: IPMM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Suryadi & Ramadhani (2000), Sistem Pendukung Keputusan. Media Komputindo,

Jakarta.

Turban. dkk, 2005, Decision support system and Intelli

Gambar

Tabel 3. 4 Perhitungan CR
Gambar 3. 2 Diagram Input Process Output
Gambar 3. 8 Data Flow Diagram Level 1 Sistem Login User
Gambar 3. 11 Data Flow Diagaram Level 1 Input Data Kriteria
+7

Referensi

Dokumen terkait

penambahan tepung ganyong dan semakin tinggi proporsi tepung kacang hijau nilai kesukaan terhadap rasa bihun menurun. Hal ini dikarenakan semakin tinggi proporsi

Sebagai contoh Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, jumlah hitungan masa ‘iddah yaitu apabila perkawinan

Meningkatkan harga diri ( self-esteem ).. Dari penelitian Teguh Tahun 2009 tentang ³+XEXQJDQ $QWDUD ,QWHUDNVL Teman Sebaya Dan Konsep Diri Dengan Intensi Perilaku Seks

menggunakan teknologi tradisional. Peralatan yang digunakan berasal dari bahan bambu yang didapat dengan dibuat sendiri. Cara penggunaan alat tidak rumit,

Untuk submenu selanjutnya, yaitu Sistem Pendukung Keputusan, apabila kita memilih submenu ini, maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.25d. Untuk mengoperasikan

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini dilakukan isolasi α -amilase dari Aspergillus niger FNCC 6018, pemurnian dengan amonium

Penurunan kadar protein cumi-cumi olahan yang disimpan pada suhu 30 o C dengan kemasan PE vakum selama 2 hari penyimpanan adalah sebesar 11,51% dari 14,43% menjadi 2,92%..

• diperbolehkan penggunaan kawasan hutan lindung untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan dengan syarat untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis