(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Salatiga) THE INFLUENCE OF TAX SERVICE QUALITY , TAX KNOWLEDGE, AWARENESS
TO PAY TAXES AND PERCEPTION OF TAXPAYERS TOWARD THE IMPLEMENTATION OF E-TAX SYSTEM SERVICES TO PAY TAX COMPLIANCE
(Empirical Study Of Individual Taxpayer Registered in KPP Salatiga )
DISUSUN OLEH : IZZATIN NISA
20130420214
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Salatiga)
THE INFLUENCE OF TAX SERVICE QUALITY, TAX KNOWLEDGE, AWARENESS TO PAY TAXES AND PERCEPTION OF TAXPAYERS TOWARD
THE IMPLEMENTATION OF E-TAX SYSTEM SERVICES TO PAY TAX COMPLIANCE
(Empirical Study Of Individual Taxpayer Registered in KPP Salatiga ) SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
DISUSUN OLEH : IZZATIN NISA
20130420214
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ii
SERVICES TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK
(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Salatiga)
THE INFLUENCE OF TAX SERVICE QUALITY, TAX KNOWLEDGE, AWARENESS TO PAY TAXES AND PERCEPTION OF TAXPAYERS TOWARD
THE IMPLEMENTATION OF E-TAX SYSTEM SERVICES TO PAY TAX COMPLIANCE
(Empirical Study Of Individual Taxpayer Registered in KPP Salatiga )
Diajukan Oleh
Izzatin Nisa 20130420214
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing : Pembimbing
iii
(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Salatiga)
THE INFLUENCE OF TAX SERVICE QUALITY , TAX KNOWLEDGE, AWARENESS TO PAY TAXES AND PERCEPTION OF TAXPAYERS TOWARD
THE IMPLEMENTATION OF E-TAX SYSTEM SERVICES TO PAY TAX COMPLIANCE
(Empirical Study Of Individual Taxpayer Registered in KPP Salatiga )
Diajukan Oleh :
IZZATIN NISA 201304202014
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan
Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 16 Desember 2016
Yang terdiri dari
Dr. Ahim Abdurrahim, S.E., M.Si., SAS., Ak.,CA Ketua Tim Penguji
Peni Nugraheni, S.E., M.Sc., Ak., CA
Anggota Tim Penguji
Ilham Maulana Sa’ud, S.E., M.Sc., Ak
Anggota Tim Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iv
Nomor Mahasiswa : 20130420214
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: ”PENGARUH KUALITAS
PELAYANAN PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN,
KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ATAS PENERAPAN SISTEM E-TAX SERVICES TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Salatiga)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia
karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 7 Desember 2016
v
“SESUNGGUHNYA SESUDAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN”
(Q.S AL-INSYIRAH : 6)
“KHUSNUDZON SAMA ALLAH, SEMUA PASTI AKAN INDAH PADA WAKTUNYA DAN TEPAT PADA TEMPATNYA”
vi
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibuku
Muchlis & Dra. Wahyu Yuli Suryani
Adikku
vii membimbingku agar aku tidak salah arah.
2. Bapak dan Ibu yang atas semua doa-doa dan semangat yang selalu diberikan
untukku sehingga aku bisa menyelesaikan studiku. Terimakasih atas
segalanya. Sehat terus pak buk..
3. Adekku tersayang Fissilmi Kaffa. Terimakasih ya atas supportnya, sukses
buat kamu yaa..
4. Bu Peni selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih sudah selalu
membimbingku dengan penuh kesabaran dan sudah memberikan masukan
selama proses penyelesaian skripsi ini. Sukses untuk ibu dan keluarga
5. Semua Dosen Prodi Akuntansi ( Pak Alex, Pak Ilham, Pak Andan, Pak Mano,
Pak Emile, Pak Afrizal, Pak Suryo, Pak Hafiez, Bu Har, Bu Itje, Bu Arum, Bu
Erni, Bu Caesar, Bu Evi, Mbak Kiki, Mbak Fitri, Mbak Evy) terima kasih
sudah menjadi dosen-dosen terbaik selama kuliah ini
6. Sahabat-sahabat ku SULBI (Intan, Isti, Pungki, Tika, Reni) terimaksih sudah
selalu ada buat aku dari awal kuliah sampai menyelesaikan kuliah,
terimakasih selalu mesupport ku selama kuliah ini, terimakasih sudah selalu
mengingatkan dan memarahi ku kalo aku males. Sukses ya kalian, I Love You
7. Teman hidup ku selama kuliah di Jogja, hidup bareng di Kos Kelapa Gading
(Resty, Tika, Windi, Moza, Rizki, Kyu, Mitek, Bujak (Bela), Mbak Ning,
Nunna (Azkia)) Terimakasih guys sudah membantu dalam segala hal, disaat
senang sedih suka duka dan sakit. Terimakasih sudah selalu ada, selalu
nemenin dalam berbagai hal, mulai dari makan, belanja dan banyak lainnya.
viii
sudah jadi sahabat terbaikku meskipun kita semua terpisah kampus tapi tetep
kalian selalu dihati. Buat Desy, terimakasih Des udah nemenin aku selama
aku ambil data buat skripsi ku. Sukses ya buat kalian semua. See you on top..
10.Sahabat kecilku Kiki, meskipun kita jarang bertemu namun yang namanya
persahabatan tidak akan pernah putus. Terimakasih yaa Ki, segera menyusul..
11.Teman-teman ku selama kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini (Ghesa,
makasih ya Ges udah bantuin ngedit), (Lady, Ima, Eva, Setiawan, Rama,
Shipa, Desy, Dika, Indah, Ranita) terimakasih semangatnya biar bisa wisuda
Februari. Sukses teruss yaa..
12.Teman-teman Akuntansi 2013 Kelas E dimana awal perkualiahan dimulai
(Farin, Ratna, Siska, Opik, Haikal, Haerul, Andi, Priyo, Anisa, Centan)
terimakasih sudah menunggu pendadaran ku sampe sore, Semangat yaa kalian
buat skripsinyaa..
13.Teman-teman KKN 20 ku, (Ilham, Candra, Farin, Tika, Reni, Isti, Ratna,
Ghina, Muti, Dara, Difari, Ade, Rocky, Dio) aku seneng dipertemukan dengan
kalian semua, terimakasih atas semangatnya. Cepet nyusul yaa..
14.Semua pihak yang sudah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini,
ix
Negara. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai pengaruh kualitas pelayanan perpajakan, pengetahuan perpajakan, kesadaran membayar pajak serta
persepsi wajib pajak atas penerapan e-Tax Services terhadap kepatuhan membayar
pajak di KPP Salatiga. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuantitatif dimana sumber data diperoleh dari data primer dengan cara menyebarkan kuisioner kepada wajib pajak orang pribadi di KPP Salatiga.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pajak, pengetahuan perpajakan, kesadaran membayar pajak dan persepsi wajib pajak atas
penerapan e-Tax Services berpegaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.
Kata Kunci :Kualitas Pelayanan Perpajakan Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran
x
in paying taxes.
This research aims to explain and analyze the influence of tax services quality, tax knowledge, taxpayer awareness and perceptions of the tax payer through an implementation of e-Tax services in KPP Salatiga. Specifically, this study is a quantitative studies in which the data obtained was from primary sources. The data was collected by distributing a questionnaires to taxpayers in KPP Salatiga.
The result of this study indicates that the quality of tax services, tax knowledge, awareness and perception of the tax payers through the implementation of e-Tax services give a positive influence toward tax payment.
xi
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN
MEMBAYAR PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ATAS PENERAPAN
SISTEM E-TAX SERVICES TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR
PAJAK”(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Salatiga)’’. Selama penyusunan skripsi ini peneliti tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dan Bapak yang telah memberikan do’a, dukungan dan motivasi yang
tulus ikhlas.
2. Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Dr. Ietje Nazaruddin, SE., M.Si., Akt., selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
4. Peni Nugraheni SE., MSc., Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
xii
6. Seluruh sahabat-sahabat saya SULBI yang telah bersama saya selama 3,5
tahun ini yang telah banyak membantu saya serta teman Kos Putri Kelapa
Gading yang sudah hidup bersama saya selama perkuliahan ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi semuanya, dan juga teman-teman
yang ingin melakukan penelitian berikutnya khususnya untuk Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Yogyakarta, 7 Desember 2016
xiii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO………..……… v
HALAMAN PERSEMBAHAN………. vi
INTISARI ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah………... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
xiv
4. Fungsi Pajak ... 13
5. Asas Pemungutan Pajak ... 15
6. Sistem Pemungutan Pajak ... 16
7. Kepatuhan Membayar Pajak ... 17
8. Kualitas Pelayanan Perpajakan ... 19
9. Pengetahuan Perpajakan... 21
10.Kesadaran Membayar Pajak ... 22
11.Persepsi Wajib Pajak Atas Penerapan e-Tax Services ... 25
B. Penurunan Hipotesis ... 28
C. Model Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN... 34
A. Obyek/Subyek Penelitian ... 34
B. Jenis Data ... 34
C. Teknik Pengambilan Sampel... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35
F. Uji Analisis Deskriptif ... 40
G. Uji Kualitas Data ... 40
xv
B. Karateristik Responden……… 46
C. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 49
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 58
E. Pembahasan ... 64
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
C. Keterbatasan Penelitian ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
xvi
Tabel 4.2. Data Statistik Karateristik Responden ... 48
Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Data Penelitian ... 50
Tabel 4.4. Uji Validitas Kualitas Pelayanan ... 51
Tabel 4.5. Uji Validitas Pengetahuan Perpajakan ... 51
Tabel 4.6. Uji Validitas Kesadaran Membayar Pajak ... 52
Tabel 4.7. Uji Validitas Persepsi e- Tax Serices ... 52
Tabel 4.8. Uji Validitas Kepatuhan Membayar Pajak... 53
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas ... 54
Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas ... 55
Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinieritas ... 56
Tabel 4.12. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 57
Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... __ 58 Tabel 4.14. Hasil Uji F ... 59
in paying taxes.
This research aims to explain and analyze the influence of tax services quality, tax knowledge, taxpayer awareness and perceptions of the tax payer through an implementation of e-Tax services in KPP Salatiga. Specifically, this study is a quantitative studies in which the data obtained was from primary sources. The data was collected by distributing a questionnaires to taxpayers in KPP Salatiga.
The result of this study indicates that the quality of tax services, tax knowledge, awareness and perception of the tax payers through the implementation of e-Tax services give a positive influence toward tax payment.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan pendapatan terbesar Negara setelah APBD, sampai
saat ini pendapatan pajak masih menjadi tumpuan Negara dalam menjalankan
roda pemerintahannya dan meningkatkan kualitas sarana prasaran untuk
masyarakat.Seperti yang dilansir dalam berita on-line kemenkeu.go.id bahwa
pendapatan negara APBN pada tahun 2016 ini menunjukkan bahwa
pendapatan yang berasal dari penerimaan pajak adalah yang paling besar yaitu
sebesar 86,2 % , PNBP sebesar 13,7% dan hibah sebesar 0,1 %. Seperti yang
dilansir dalam berita di kemenkeu.go.id bahwa pendapatan pajak yang
tertinggi adalah pendapatan dari PPh 25/29 orang pribadi yaitu sebesar
40,53%, atau sebesar Rp 5,745 triliun dibandingkan periode yang sama di
tahun 2014 sebesar Rp 4,088 triliun.Soemitro (1992) mengatakanpajak
merupakan suatu iuran wajib untuk seluruh rakyat yang harus dibayarkan
kepada kas Negara atau pemerintah dengan ketentuan undang-undang yang
berlaku sehingga dapat dipaksakan dan tanpa adanya imbal jasa secara
langsung, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum Negara.
Pembayaran pajak yang bersifat wajib dan memaksa menimbulkan suatu
terdiri atas berbagai aktivitas diantaranya penyampaian pajak
pengahasilan, penyampaian SPT secara tepat waktu dan penyampaian pajak
terutang.Kebijakan-kebijakan perpajakan pemerintah bagi Wajib Pajak orang
pribadi perlu memperhatikan faktor-faktor tertentu.Pada tahun 1983 Indonesia
masih menganut system pemungutan pajak official assessment system.Official
assessment system sendiri merupakan wewenang yang diberikan keapada fiskus
untuk menghitung besasrnya pajak terutang yang harus dibayarkan oleh wajib
pajak, dalam hal ini wajib pajak bersifat pasif dan pihak fiskus yang akan aktif
melakukan pemungutan pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Seiring
berjalannya waktu, Indonesia mengubah system pemungutan pajak dengan self
assessment system.Sistem perpajakan self assessment system yaitu Wajib Pajak
diberi keleluasaan atau kebebasan dalam menghitung sendiri, melaporkan
sendiri, menyetorkan dan juga mempertanggungjawabkan besarnya pajak yang
terutang ke otoritas perpajakanyang dianut oleh Indonesia ini akan berhasil jika
terdapat kesadaran dan kejujuran Wajib Pajak orang pribadi. Kepatuhan
perpajakan yang sebenarnya dilakukan secara sukarela oleh wajib pajak
merupakan sebuah tanggung jawab seseorang wajib pajak kepada pemerintah
dan juga kepada masyarakat lain, karena penerimaan pajak ini nantinya juga
akan digunakan pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan dan untuk
meghindari adanya kesenjangan sosial. Namun, semua itu tidak berjalan lancar
terhadap pembayaran pajak wajib pajak selalu muncul dalam setiap aktivitas
perpajakan.
Pajak yang diterima dari masyarakkat saat ini menjadi pendapatan
terbesar Negara. Dalam menjalankan pemerintahannya dan menggadakan
berbagai sarana insfratuktur untuk pelayanan masyarakat pemerintah
memerlukan dana yang besar. Permasalahan yang muncul akibat kepatuhan
membayar pajak dinilai menghambat pendapatan Negara yang berimbas pada
melambatnya pembangunan Negara. Hal ini dibuktikan pada lima tahun terakhir
pendapatan pajak Negara mengalami penghindaran pajak sebesar Rp 225 Triliun.
Saat ini pemerintah juga sedang melakukan pembangunan Negara untuk
memenuhi pelayanan publik bagi masyarakat dan akan dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, diantaranya adalah mengenai
kualitas pelayanan pajak, pengetahuan mengenai sanksi pajak dan prosedur
pembayaran pajak, kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak dan presepsi
atas adanya penerapan system E-Tax Services yang sedang dikembangkan oleh
pihak perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak. Faktor-faktor inilah yang dirasa
oleh peneliti perlu dikaji ulang dari penelitian penelitian sebelumnya apakah
faktor-faktor di atas berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak dan
diharapkan nantinya penelitian ini dapat meningkatkan tingkat kepatuhan
adanya penjelasan dan pengkategorian terhadap ketidakpatuhan seseorang dalam
melaksanakan kewajiban pajaknya akan membantu pihak pajak dalam hal
mengurangi tingkat ketidakpatuhan tersebut.
Perkembangan system teknologi informasi membawa kemajuan pada
sistem elektronik di dalam perpajakan, diantaranya adalah pendaftaran melalui
media online (e-registration).Hal ini diatur dalam Peraturan Direktorat Jendral
Pajak nomor PER-24/PJ/2009.Kemudian, berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak nomor PER-24/PJ/2009 mengenai e-SPT yang dapat digunakan
oleh wajib pajak dalam hal melaporkan SPTnya agar lebih mudah dan dapat
mengehemat kertas.Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor:
KEP- 88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 jo KEP-05/PJ./2005 tanggal 12 Januari
2005. E-filling adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Tahunan yang berbentuk
formulir elektronik dalam media computer atau melalui website, di mana
penyampaiannya dilakukan secara elektronik dalam bentuk data digital yang
ditransfer atau disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) yang telah
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak dengan proses secara onlinedan dapat
dilakukan pembayaran secara online melalui ATM yang disebut dengan (
e-Billing).
Kualitas pelayanan pajak yang diterima masyarakat sebagai wajib pajak
bisa menjadi suatu faktor penting yang mempengaruhi kepatuhan membayar
penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa banyak wajib pajak yang sudah
mengetahui mengenai prosedur baru dalam proses pembayaran pajak ini dan
bagaimana persepsi wajib pajak atas adanya system baru ini. Karena mungkin
belum banyak wajib pajak yang mengetahui mengenai pembayaran melalui
media on-line. Apabila wajib pajak mampu menggunakan dan memaksimalkan
prosedur ini maka tingkat kepatuhan membayar pajak juga akan meningkat
karena system ini dirasa lebih praktis.
Saat ini juga sudah mulai dikembangkan E-Tax Services yang disediakan
oleh phak perpajakan yang akan memudahkan wajib pajak baik itu wajib pajak
orang pribadi maupun wajib pajak badan. Selain dilihat dari segi kemudahan,
sistem yang baru ini dirasa cukup aman dan dapat menjaga rahasia dari wajib
pajak itu sendiri.Wajib pajak hanya perlu membuka website Dirjen Pajak yang
sudah tersedia berbagai fitur, dan data pribadi wajib pajak juga sudah aman
tersimpan dalam media elektronik.Terdapat system e-registration dan juga sistem
pelaporan dengan menggunakan e-SPT e-Felling dan e-Billingyang dapat
memudahkan dan lebih cepat Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran pajak.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan Negara melalui penerimaan
pajak tentunya hars diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya
membayar pajak. Kesadaran adalah keadaan dimana seorang itu mengerti dan
memahami tentang pajak.Menurut (Jatmiko, 2006) kesadaran wajib pajak
berpengaruh pada tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar kewajiban
pajak.
Kepatuhan membayar pajak juga dapat dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan seseorang wajib pajak dalam bidang perpajakan.Semakin tinggi
tingkat pendidikan wajib pajak maka semakin tinggi pula kemauan wajib pajak
untuk membayar paja karena lebih memiliki pengetahuan mengenai perpajakan.
Namun ini tidak berarti wajib pajak yang memiliki pengetahuan lebih rendah
akan memiliki tingkat kesadaran membayar pajak yang rendah pula. Seorang
wajib pajak yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi biasanya tidak
hanya mengeaathui mengenai prosedur dan sanksi perpajakan pajak namun juga
mengetahui cara-cara pengelapan pajak.
Beberapa penelitian lain yang mendasari adanya penelitian ini
diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Handayani, dkk., 2012) dan
penelitian (Hardiningsing dan Yulianawati 2011) mengenai kesadaran wajib
pajak, pengetahuan dan pemahaman perpajakan serta presepsi atas
keefektifitasan sistem perpajakan. Dalam penelitian ini peneliti menambahkan
satu variabel yaitu kualitas pelayanan pajak, mengubah variable persepsi atas
keefektifitasan sistem perpajakan menjadi presepsi wajib pajak atas Sistem E-Tax
Services yang sedang dikembangkan oleh pihak perpajakan saat ini serta
merubah variabel dependen dari kemauan membayar pajak menjadi kepatuhan
judul penelitian yaitu “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN
MEMBAYAR PAJAK DAN PRESEPSI WAJIB PAJAK ATAS SISTEM
E-TAX SERVICES TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah diatas peneliti membatasi
penelitian. Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, namun dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi
pada faktor kualitas pelayanan perpajakan, pengetahuan perpajakan, kesadaran
membayar pajak dan persepsi wajib pajak atas penerapan e-Tax services serta
dalam penelitian ini hanya meneliti dengan subyek wajib pajak orang pribadi
(WPOP).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa
rumusan masalah sebagai berikut ini :
1. Apakah kualitas pelayanan perpajakanberpengaruh terhadap kepatuhan
membayar pajak ?
2. Apakah pengetahuan perpajakan wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
3. Apakah kesadaran membayar pajak wajib pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan membayar pajak ?
4. Apakah presepsi wajib pajak atas adanaya Sistem E-Tax Servicesberpengaruh
terhadap kepatuhan membayar pajak ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk menganalisa lebih dalam mengenai pengaruh kualitas pelayanan
perpajakan, pengetahuan perpajakan dan kesadaran membayar pajak
terhadap kepatuhan seseorang untuk membayar pajak di KPP Pratama
2. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh dari presepsi wajib pajak atas
penerapan system E-Tax Services terhadap kepatuhan membayar pajak.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi
beberapa pihak tekait. Berdasarkan tujuan diatas, maka dapat diperoleh
beberapa manfaat penelitian dibawah ini :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan mengenai faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak
b. Menambah referensi dan studi pustaka mengenai kepatuhan wajib pajak
a. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi
seseorang dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak
b. Bagi wajib pajak terus meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
menjalankan kewajiban pembayaran pajaknya.
c. Bagi pihak perpajakan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan nya
karena meningkatnya kualitas pelayanan juga akan berpengaruh terhadap
10 A. Landasan Teori
1. Theory Of Perceived Behavior (TPB)
Ajzen (1991) menjelaskan tentang Theory Of Perceived Behavior (TPB)dalam
penelitiannya menyatakan bahwa selain sikap yang ditunjukkan terhadap tingkah laku
dan norma-norma subyektif, dalam bersikap individu juga mempertimbangkan
kontrol tingkah yaitu suatu kemmapuan untuk melakukan suatu tindakan. Dalam teori
ini menyatakan suatu keputusan yang dapat menampilkan tingkah laku merupakan
suatu proses yang rasional untuk melakukan suatu tujuan sesuai dengan urutan-urutan
dalam berfikir.
Inidvidu memilih tingkah laku yang dipertimbangkan, resiko dari setiap
tingkah laku dan akhirnya akan dibuat keputusan akan diambil tindakan atau tidak. Di
dalam teori ini juga dijelakan bahwa suatu perilaku itu timbul karena terdapat niat
didalam individu tersebut. Munculnya niat dalam individu dalam berperilaku dapat
ditentukan oleh tiga faktor :
a. Normatif beliefs, merupakan keyakinan mengenai harapan normative dari orang
lain dan motivasi dalam diri untuk memenuhi harapan tersebut.
b. Behavioral beliefs, merupakan suatu keyakinan dari individu mengenai hasil dari
c. Control belifs, merupakan keyakinan mengenai adanya hal-hal yang
mendukung atau menghambat perilaku yang ditimbulkan dan persepsi
atas seberapa kuat hal tersebut dapat mendukung atau menghambat
perilaku itu.
Teori diatas dapat menjadi dasar sebagai pengukuran individu yang
menyadari akan pentingnya membayar pajak yang selanjutnya akan
mempengaruhi kepatuhan membayar pajak.
2. Teori Perpajakan
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi
atas pemberian hak kepada Negara dalam hal pemungutan pajak. Teori-teori
menurut Mardiasmo (2011)diantaranya :
a. Teori Asuransi
Negara menjalakan tugasnya untuk melindungi keselamatan jiwa,
harta benda dan hak-hak dari masyarakatnya. Masyarakat harus
membayar pajak diibaratkan sebagi premi asuransi karena akan
memperoleh jaminan keselamatan tersebut.
b. Teori Kepentingan
Merupakan pembagian beban pajak kepada masyarakat yang
kepentingan seseorang maka akan semakin tinggi pajak yang harus
dibayarkan kepada Negara.
c. Teori Daya Pikul
Beban pajak yang ditanggung seseorang harus sama beratnya, hal
ini berarti bahwa pajak yang ditanggung harus sesuai dengan daya pikul
masing-masing individu. Untuk mengukur daya pikul terdapat dua
pendekatan yaitu :
1. Unsur obyektif, yaitu dengan melihat seberapa besar penghasilan atau
kekayaan yang dimiliki individu.
2. Unsur subyektif, yaitu dnegan melihat besarnya kebutuhan materiil
yang harus dipenuhinya.
d. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan
masyarakat dengan negaranya. Sebagai warga Negara yang baik dan
berbakti maka warga harus sadar bahwa membayar pajak merupakan
suatu kewajiban
e. Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terlihat pada akibat dari adanya pemungutan
rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga Negara, yang selanjutnya
Negara akan meneruskan daya beli tersebut kepada masyarakat dalam
bentuk kesejahteraan masyarakat. Dengan mementingkan kepentingan
seluruh masyarakat.
3. Definisi Pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH pengertian pajak adalah
iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang(yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi)yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayarpengeluaran umum.
Menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan , pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
i. Fungsi Pajak
Fungsi Pajak Menurut Mardiasmo (2011)adalah :
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran yang dibutuhkannya.
2. Fungsi Mengatur (Regulatory)
Pajak memiliki fungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksamaa pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
ii. Penggelompokan Pajak
Pajak dikelompokkan menjadi dua menurut Mardiasmo (2011) yaitu :
1. Menurut Golongannya
a. Pajak Langsung merupakan pajak yang harus dibayarkan sendiri
oleh seorang wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada pihak lain.
Contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak Tidak Langsung merupakan pajak yang akhirnya akan
dibebankan atau dilimpahkan tanggungannya ke orang lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subyektif merupakan pajak yang berdasarkan pada
subyeknya, artinya memperhatikan keadaan seorang wajib
b. Pajak obyektif merupakan pajak yang dikenakan pada obyeknya
tanpa memperhatikan keadaan dari diri seorang wajib pajak.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM).
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat, merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunkan untuk membiayai biaya rumah tangga Negara.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah, merupakan pajak yang dipunggut oleh Pemerintah
Daerah yang digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak daerah dibagi menjadi dua, yaitu :
- Pajak Provinsi meliputi : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
- Pajak Kabupaten/Kota meliputi : Pajak Hotel, Pajak Reklame,
Pajak Hiburan, Pajak Restoran.
iii. Asas Pemungutan Pajak
Didalam tata cara memungut pajak terdapat beberapa asa
pemungutan pajak Menurut Mardiasmo (2011) :
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik
pengahsasilan yang
berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk
Wajib Pajak dalam negeri.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas pengahasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak.
c. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
Negara.
iv. Sistem Pemungutan Pajak
Terdapat beberapa system pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo
(2011) :
a. Official Assessment System
Merupakan suatu sistem pemungutan yang memberikan
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Sistem ini
memiliki ciri-ciri diantaranya :
- Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
- Wajib pajak bersifat pasif
- Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
b. Self Assessment System
Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang. Sistem ini memiliki ciri-ciri diantaranya :
- Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
- Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
- Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With Holding System
Merupakan suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang
4. Kepatuhan Membayar Pajak
Kepatuhan merupakan ukuran dari sampai dimana seorang wajib
pajak itu dapat memenuhi dan mematuhiundang-undang mengenai
perpajakan dan memenuhi bidang perpajakan (Pramushinta,2011).
Kepatuhan dalam perpajakan merupakan sikap tunudk, taat dan patuh serta
melaksanakan ketentuan yang berlaku dalam perpajakan dan dalam
menyampaikan kewajiban perpajakannya.Wajib pajak yang melakukan atau
memenuhi semua kewajiban pembayaran pepajakannya dan mengikuti
semua aturan perundang-undangan yang berlaku dapat disebut dengan
kepatuhan untuk membayar pajak.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.74/PMK.03/2012 pasal 2, yang berisi syarat ditetapkannya sebagai wajib
pajak dengan kriteria tertentu, adalah sebagai berikut ini :
1. Menyampaikan Surat Pemberitauan (SPT) secara tepat waktu yang
meliputi :
a. Menyampaiakan surat pemberitahuan tahunan dengan tepat waktu
dalam masa tiga tahun pajak terakhir yang wajib dibayarkan oleh wajib
pajak sampai dengan akhir tahun sebelum tahun penetapan wajib pajak
dengan kriteria tertentu.
b. Meyampaikan surat pemberitahuan masa yang terlambat selama tahun
terakhir sebelum tahun penetapan wajib pajak sesuai dengan kriteria
melebihi lebih dari tiga masa pajak pada setiap jenis pajak dan tidak
secara terus menerus.
c. Semua surat pemberitahuan masa yang selama satu tahun terakhirdan
sebelum tahun ditetapkannya wajib pajak dengan kriteria tertentu
selama masa pajak dari bulan Januari sampai dengan November sudah
disampaikan.
d. Surat pemberitahuan masa yang terlambat penyampaiannya maksudnya
adalah seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa tidak melebihi batas
waktu menyampaikan surat pemberitahuan masa pada masa pajak tahun
berikutnya.
e. Tidak memiliki tunggakan pajak pada semua jenis pajak, kecuali adanya
perizinan atau syarat tertentu untuk menunda pembayaran pajak
2. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan audit dari
lembaga pengawasan keuangan pemerintah yang menghasilkan hasil
pendapat wajar tanpa pengecualian dalam tiga tahun.
3. Tidak pernah melakukan tindak pidana sehingga dapat dipidana dalam
bidang perpajakan yang berdasarkan dengan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap dengan waktu lima tahun terakhir.
Maka dari itu kepatuhan seseorang membayar pajak dapat dinilai dari
kesediaan, kemauan dan perilaku seorang wajib pajak dalam menjalankan
kewajiban perpajakannya dan melaksanakan prosedur perpajakan sesuai
5. Kualitas Pelayanan Pajak
Kualitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tingkat baik
buruknya sesuatu,kadar, derajat, ataupun taraf. Sedangkan pelayanan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal atau cara melayani,
kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
Menurut Jatmiko(2006) pelayanan merupakan caramelayani (mengurus,
membantu atau menyiapkan segala sesuatu keperluan yang dibutuhkan oleh
seseorang).
Menurut Tahar dan Rachman(2014) pelayanan merupakan suatu
perilaku seseorang terhadap orang lain yang ditunjukkan dengan
memberikan suatu informasi, fasilitas, motivasi dan sarana tanpa adanya
kepemilikan dan digunakan untuk memberikan kepuasan, kenyamanan serta
agar orang tersebut merasa dihargai. Suatu pelayanan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat biasanya dilakukan dengan cara sosialisasi, pembinaan dan
pengawasan kepada wajib pajak.
Kualitas pelayanan perpajakan berarti pelayanan yang dapat
didapatkan sesorang dalam hal yang berhubungan dengan
perpajakan.Kualitas pelayanan perpajakan yang diterima oleh wajib pajak
bisa jadi pengukuran seberapa tingkat kepatuhan seseorang dalam
Theorymenyatakan bahwa suatu kualitas pelayanan adalah suatu
perbandingan antara harapan yang diinginkan oleh pelanggan atau konsumen
dengan penilaian pelanggan/konsumen terhadap kinerja aktual dari suatu
penyediaan atau pemberi layanan. Artinya kualitas pelayanan sangat
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan suatu pihak yang
akan menjadi penilaian terhadap kinerja yang dilakukan. Semakin baik
pelayanan perpajakan yang diterima oleh wajib pajak maka akan semakin
tinggi kemauan seseorang membayar pajak.
Menurut (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011) terdapat 4 pelayanan
yang berkualitas, diantaranya :
a. Prosedur administrasi dibuat sederhana agar mudah dipahami dan
dimengerti oleh semua wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), adanya system
informasi pajak dan sitem administrasi pajak yang menunjukkan
semakin prima pelayanan di KPP
b. Petugas pajak yang memberikan pelayanan perpajakn diharapkan
memiliki kemampuan dan kompetensi dalam hal skill, knowledge dan
experience dalam bidang perpajakan baik dalam memberikan
pelayanan, adminitrasi pajak, undang-undang mengenai pajak serta
dalam memberikan pelayanan terhadap wajib pajak baik di dalam KPP
memberikan penjelasan agar wajib pajak paham dan mendapatkan
pelayanan sesuai dengan yang diinginkan.
c. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) memberikan kemudahan kepada wajib
pajak dalam melakukan pembayaran melalui e-Banking yang bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja, menyampaikan SPT melalui
dropbox, melakukan pelaporan melalui e-SPT dan e-filling, dan juga
melakukan pendaftaran NPWP melalui e-registration sehingga wajib
pajak tidak perlu dating ke KPP.
d. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) memberikan kenyamanan kepada wajib
pajak dengan melakukan perluasan tempat pelayanan terpadu (TPT),
dengan adanya perluasan ini diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan yang maksimal kepada wajib pajak
Supadmi (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa suatu pelayanan
dapat dikatakan berkualitas apabila pelayanan yang diberikan tersebut dapat
memberikan rasa kepuasan kepada pelanggannya serta dapat memenuhi standar
pelayanan yang nanti dapadipertanggungjawabkan.
6. Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan perpajakan meliputi segala sesuatu yang diketahui oleh
wajib pajak menganai pajak bagaimana prosedur perpajakan dan
pengetahuan mengenai sanksi perpajakan itu sendiri. Menurut (Hardiningsih
dan tata kelakuan wajib pajak atau suatu kelompok wajib pajak dalam usaha
untuk mendewasakan wajib pajak yang diakukan dengan cara sosialisasi dan
juga pelatihan. Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap kemauan
membayarpajak karena berhubungan dengan pengetauan mengenai sanksi
dan peraturan yang berlaku.Hal ini menunjukkan semakin banyak
pengetahuan seseorang mengenai sanksi perpajakan akan berpengaruh
terhadap kepatuhan perpajakan seseorang, semakin banyak orang mengenai
sanksi yang berlaku maka orang akan semakin rajin melakukan pembayaran
pajak.
Dibuat peraturan mengenai perpajakan bertujuan untuk menertibkan
pelaksanaan pelayanan perpajakan yang sesuai dengan aturan dan untuk
menciptakan kepatuhan perpajakan itu sendiri atau sanksi pajak dapat
dijadikan alat pencegahan seseorang dalam melakukan pelanggaran terhadap
kewajiban pembayaran pajaknya. Seorang wajib pajak yang sudah memili
pengetahuan perpajakan yang diperoleh dari lingkungan sekitar maupun dari
media cetak dan on-line tentunya akan mengetahui seberapa pentingnya
membayar pajak, bagaimana sistem pembayaran pajak serta memiliki
kemampuan untuk menghitung besaran pajak yang harus dibayarkan.
7. Kesadaran Membayar Pajak
Pengertian kesadaran itu sendiri dapat diihat dari sikap manusia
realita di dalam masyarakat. (Widayati dan Nurlis, 2010) mengatakan bahwa
kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesaadaran dalam diri, dalam diri
sesama manusia, masa lalu dan kemungkinan masa depan. Kesadaran itu
sendiri menurut peneliti datang sendiri dari dalam diri wajib pajak mau atau
tidak memenuhi kewajiban perpajakannya, apabila niat dalam diri wajib
pajak ini tinggi maka kesadaran wajib pajak juga akan tinggi, yang nantinya
juga akan mempengaruhi penerimaan pajak Negara semakin meningkat.
Kesadaran dan kesukarelaan wajib pajak tentunya tidak mudah
diwujudkan apabila pajak itu tidak diwajibkan dan tidak bersifat memaksa,
kareana sifat pajak yang bersifat wajib dan memkasa inilah semua wajib
pajak mau tidak mau harus membayar kewajiban pajaknya.Dalam hal ini
masyarakat juga dituntut untuk dapat menyisihkan sebagian hasil pendapatan
pribadinya untuk dibayarkan kepada Negara, karena sebenarnya pajak yang
dibayarkan kepada Negara nantinya juga akan digunakan untuk
pembangunan nasional dan dikembalikan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk fasilitas umum. Akan tetapi, tidak semua masyarakat percaya akan
hal ini, masyarakat masih banyak yang berfikir bahwa uang yang dibayarkan
masyarakat kepada pihak pajak hanya akan dikorupsi oleh pemerintah.
Terdapat banyak bentuk hal yang mendorong kesadaran wajib pajak
untuk memuhi kewajiban pajaknya, diantaranya adalah pertama kesadaran
dalam membantu menunjang pembangunan Negara. Dengan adanya
kesadaran ini maka wajib pajak akan merasa tidak terbebani dalam
membayar pajak karena ini untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat
luas. Kedua, kesadaran bahwa penundaan pembayarana pajak akan
merugikan Negara.
Negara akan merasa dirugikan karena tertundanya pembayaran pajak
yang akan berdampak pada penundaan pembangunan nasional. Ketiga,
kesadaran bahwa pembayaran pajak ditetapkan dalam perundang-undangan
sehingga bersifat memaksa. Kesadaran ini membuat wajib pajak akan patuh
dalam memenuhi kewajiban pajaknya karena hal ini telah diatur dalam
undang-undang dan apabila tidak memenuhi dapat dikenakan sanksi.
Masyarakat saat ini tidak hanya memiliki sikap patuh dan taat
terhdap apa yang menjadi kewajibannya dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Masyarakat saat ini juga sudah mulai kritis dalam menyikapi
hal-hal yang berhubungan dengan keperintahan termasuk didalamnya adalah
mengenai pengalokasian pendapatan yang diperoleh dari masyarakat.
Sarana dan prasaran yang disediakan oleh pemerintah tentunya harus
dapat dirasakan oleh masyarakat baik itu dalam bidang social, pendidikan
dan kesehatan. Sekolah gratis, adanya dana BOS, Jaminan Kesehatan dan
sebagian masyarakat, hal ini berarti pemerintah sendiri dalam
mengalokasikan dana pendapatannya dengan baik, namun mungkin masih
belum banyak masyarakat yang tidak mersakan pembangunan Negara dalam
ketiga bidang tersebut. Semakin ditingkatkannya kesadaran wajib pajak
maka kesejahteraan Negara juga akan semakin meningkat (Susanto,2012).
8. Persepsi Wajib Pajak atas Penerapan Sistem E-Tax Services
Presepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan suatu
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.Menurut (Handayani, dkk
2012) persepsi sendiri dapat dinyatakan sebagai proses pengorganisasian,
penginterprestasian yang stimulus dari organisasi atau individu sehingga
dapat diartikan sebagai suatu yang muncul dalam diri individu. Presepsi
merupakan suatu proses dimana seorang individu melakukan proses proses
menseleksi, mengorganisir dan menginterprestasikan rangsangan dengan
tujuan memberikan suatu gambaran tersruktur dan bermakna (Akbar, dkk,
2015). Persepsi merupakan respon seseorang terhadap suatu hal tertentu.
Apabila persepsi seseorang itu baik tentang suatu hal dalam hal ini dalam hal
adanya pelayanan dengan system yang baru maka akan membawa dampak
yang baik terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kawajiban
Sistem perpajakan menggunakan media elektronik atau e-Tax Services
dalam setiap tahunnya pasti mengalami perubahan dan perbaikan untuk
memksimalkan proses administrasi perpajakan sehingga baik wajib pajak
maupun petugas pajak sendiri dapat merasakan semakin mudahnya system
administrasi dalam pembayaran pajak. Teknologi pada jaman sekarang
sangatlah maju, peneliti sendiri merasakan sendiri bahwa perkembangan
pesat mengenai teknologi informasi, sekarang ini dalam berhubungan seperti
tidak terbatas ruang dan waktu dapat dilakukan dimana saja. Pada jaman
dahulu mungkin teknologi internet atau media on-line belum banyak
digunakan karena alat yang sangat terbatas, namun sekarang alat teknologi
sangat maju dan hamper semua orang menggunakan media on-line dalam
menjalankan aktivitas dalam berhubungan atau bertukar informasi.
Menurut (Pandiangan 2008:40 dalam Permatasari, dkk, 2015)
mengatakan bahwa sistem elektronik pajak yang sudah diterapkan meliputi :
a. e-Registrationatau Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara Online
merupakan suatu system yang terbagi menjadi dua yaitu system yang
digunakan oleh wajib pajak sebagai sarana pendaftaran wajib pajak
secara online dan sebagai sara yang digunakan Petugas Pajak dalam
memproses pendaftaran wajib pajak.
b. e-SPTmerupakan Surat Pemberitahuan Tahunan secara elektronik.
pemberitahuan dengan program aplikasi dan fasilitas dari Direktorat
Jendral Pajak yang berguna untuk memelihara data, merekam data dan
mencetak Surat Pemberitahuan beserta lampirannya dan dapat
dilaporkan langsung ke Kantor Pelayanan Pratama.
c.e-Fillingmerupakan suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara on-line dengan
menggunakan website Direktorat Jendral Pajak maupun Penyedia Jasa
Aplikasi atau Application Service Provider (ASP)
d. e-Billingyang sebelumnya disebut e-Paymentmerupakan pembayaran
pajak yang dilakukan dnegan system elektronik. Sistem ini terhubung
langsung ke dalam database Direktorat Jendral Pajak yang melalui bank
persepsi.
B. Penurunan Hipotesis
1. Kualitas Pelayanan Perpajakan
Parasuraman, dkk (1985) dalam Gap Theory menyatakan bahwa suatu
kualitas pelayanan adalah perbandingan antara harapan yang diinginkan
oleh pelanggan atau konsumen dengan penilaian pelanggan/konsumen
terhadap kinerja nyata yang didapatkan dari suatu penyediaan atau
pemberi layanan.Kualitas pelayanan juga dapat diartikan sebagai kualitas
suatu tindakan yang dapat memberikan rasa nyaman dan puas terhadap
penerimanya (Permatasari dkk, 2015).Hardiningsih dan Yulianawati(2011)
memenuhi kewajiban pajaknya tergantung pada bagaimana petugas pajak
memberikan pelayanan yang terbaik terhadap Wajib Pajak. Penelitian lain
dilakukan oleh Nuzula (2015) menyatakan bahwa kualitas pelayanan juga
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepatuhan membayar pajak.
Rahman (2013) dalam penelitiannya menemukan hasil yang berbeda
yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh negative terhadap
keptuhan membayar pajak.Hal ini senada dengan hasil pnelitian
Winurengan (2013) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh negatif terhadap kepatuhan membayar pajak.Dari perbedaan
argument diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
merupakan suatu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepatuhan
seorang wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.Semakin
baik kualitas pelayanan yang diberikan pihak perpajakan akan membuat
seorang wajib pajak mau untuk membayar pajak. Berdasarkan adanya
perbedaan hasil penelitian maka peneliti membuathipotesis :
H1 : Kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhanmembayar pajak
2. Pengetahuan Perpajakan
Husen (2013) mengatakan bahwa pengetahuan mengenai pajak
yang diketahui oleh wajib pajak akanmeningkatkan kepatuhan dalam
membayar kewajiban pajaknya. Handayani, dkk (2011) dalam
perpajakan akan meningkatkan kemauan seorang Wajib Pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya.
Meningkatnya suatu pengetahuan perpajakan didalam masyarakat
baik melalui pendidikan formal atau informal akan berdampak positif pada
kesadaran membayar pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
Pengetahuan perpajakan tidak hanya meliputi tentang prosedur, tata cara
dan pengetahuan mengenai cara membayar pajak yang benar dan baik,
namun juga tentang mengenai sanksi bagi wajib pajak yang tidak
melakukan kewajiban pajakya.
Sanksi dan peraturan dibuat untuk menertibakan dan melancarkan
system pembayaran kewajiban pajak yang dilakukan oleh wajib pajak,
maka dari itu jika sanksi dan peraturan dijalankan dengan baik maka akan
meningkatkan kemauan wajib pajak dalam malaksanakan pembayaran
pajak. Berdasarkan adanya perbedaan hasil penelitian maka peneliti
membuat hipotesis :
H2: Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuahan membayar pajak.
3. Kesadaran Membayar Pajak
Kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kepatuhan perpajakannya
apabila Wajib Pajak semakin sadar akan pentingnya membayar pajak maka
kepatuhan Wajib Pajak juga akan meningkat.
Menurut penelitian yang dilakukan olehTahar (2014) kesdaran
wajib pajak berperan penting dalam mewujudkan kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak.Jatmiko (2006) yang menyatakan bahwa kesadaran
Wajib Pajak sangat berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalm
memenuhi kewajiban perpajakannya.Hal ini juga senada dengan yang
dinyatakan oleh Sari (2011) yang menyatakan bahwa kesadaran Wajib
Pajak untuk membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan sehingga
Wajib Pajak membayar pajaknya secara tepat waktu dan dengan sikap
sukarela.
Akan tetapi beberapa argument diatas berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nugroho (2012) yang menuturkan bahwa kesadaran
Wajib Pajak untuk membayar pajak belum sepenuhnya berpengaruh karena
Wajib Pajak belum sepenuhnya dapat menyadari arti penting membayar
pajak untuk Negara. Penelitian yang menyatakan hasil yang berbeda juga
disampaikan oleh Setyonugroho (2012) yang menyatakan bahwa wajib
pajak belum menyadari langsung arti penting pajak sehingga wajib pajak
belum menyadari arti pajak yang sebenarnya.Hak ini senada dengan hasil
penelitian Herryanto dan Toly (2013) yang menyatakan bahwa kesadaran
berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak..Atas adanya perbedaan
H3: Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
4. Persepsi Wajib Pajak atas Penerapan Sistem e-Tax Services
Permatasari (2015) menyatakan bahwa Kantor Pelayanan Pajak
Pratama atau KPP yang sekarang ini bergerak dibidang pelayanan
khususnya pada pelayanan mengenai perpajakan sudah mulai mengenalkan
system elektronik perpajakan yang nantinya diharapkan dapat bermanfaat
bagi Wajib Pajak dan dapat mempermudah sehingga memberikan kepuasan
bagi Wajib Pajak. Dengan adanya system elekronik atau Sistem e-Tax
Servicesini persepsi Wajib Pajak mengenai kemudahan melaksanakan
kewajiban perpajakannya akan terbantu.
Handayani (2012) menyatakan bahwa persepsi yang baik atas
Efekttifitas Sistem Perpajakan sangat berpengaruh terhadap tingkat
kemauan membayar pajak Wajib Pajak yang akan mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Hal ini
senada dengan hasil penelitian yang dilakukan (Risky, dkk 2015) yang
menyatakan bahwa persepsi kemudahan yang dirasakan oleh Wajib Pajak
mengenai adanya system elektronik ini berpengaruh secara signifikan.
Maka peneliti menarik hipotesis :
C. Model Penelitian
(+)
(+)
(+)
(+)
Gambar 1.1 Model Penelitian Kualitas pelayanan
pajak
Pengetahuan
Perpajakan
Kesadaran Membayar Pajak
Persepsi atas Sistem
e-Tax Services
34
A. Obyek/subyek penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Pelayanan Pajak Kota
Salatiga.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak
orang pribadi (WPOP) yang terdaftar di KPP Kota Salatiga, penelitian ini
dilakukan dengan teknik pengambilan sampel probabilistic (random
sampling)yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat,skema, dan
gambar (Sugiyono, 2007:13). Penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh langsung dari jawaban responden yang telah mengisi kuisioner di
KPP.Kuisioner yang digunakan peneliti merupakan kuisioner replikasi dari
Handayani (2012)Jawaban responden ini meliputi pertanyaan yang
bersangkutan dengan Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan serta kualitas
C. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak
orang pribadi (WPOP) yang terdaftar di KPP Pratama Kota Salatiga yang
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).Penelitian ini dilakukan dengan
teknik pengambilan sampel probabilistic (random sampling) yaitu pengambilan
sampel dilakukan secara acak.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
sampel sebanyak 105 wajib pajak orang pribadi (WPOP).Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik convenience.
D. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan cara studi
lapangan dengan cara menyebarkan kuisioner. Kuisioner yang diberikan kepada
responden yang ditemui langsung oleh peneliti dan kuisioner tersebut diambil
kembali oleh peneliti.Kuisioner yang diisi dengan lengkap yang dijadikan
sampel pada penelitian ini.Kuisioner merupakan metode penelitian
kuantitatif.Kuisioner dibawa sendiri oleh peneliti dan diberikan langsung oleh
peneliti kepada responden yang mendatangi KPP.
Beberapa pertanyaan diajukan kepada responden dan responden akan
diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pendapat mereka. Untuk
mengukur jawaban responden , jawaban diukur dengan likert scale yang
No. Uraian Skala
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Dimana semakin tinggi skor yang dihasilkan maka akan semakin bagus
jawaban yang diberikan responden dan sesuai dengan hipotesis peneliti.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan membayar
pajak wajib pajak yang melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku, seperti selalu menyampaikan SPT dengan tepat
waktu, melaporkan besarnya pajak sesuai dengan yang dibebankan.
Variabel ini diukur dengan ketentuan kepatuhan wajib pajak dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.03/2012 pasal 2 dengan indikator
sebagai berikut :
a. Membayar pajak secara tepat waktu
b. Mengisi formulir SPT dengan lengkap
c. Melakukan perhitungan pajak dengan benar
d. Melakukan pelaporan dengan tepat waktu
Variabel ini diukur dengan jawaban responden dengan pertanyaan
yang terdapat didalam kuisioner. Jawaban diukur dengan likert scale yang
memiliki 5 skala, dimana semakin tinggi skor yang dihasilkan maka akan
semakin bagus jawaban yang diberikan responden dan sesuai dengan
hipotesis peneliti.
2. Variabel Independen
a. Kualitas Pelayanan Pajak
Menurut Jatmiko (2006), kualitas pelayanan pajak adalah tata cara
pelayanan pajak yang menyediakan dan menyiapkan segala kebutuhan
yang diperlukan oleh wajib pajak. Dalam hal ini pihak perpajakan harus
memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak baik itu pelayanan
di dalam kantor maupun pelayanan yang tertera dalam system informasi.
Kualitas pelayanan pajak diukur dengan menggunakan indicator yang
diperkenalkan oleh Suyatmin (2004) :
1. Petugas pajak memberikan pelayanan yang tepat
2. Petugas pajak memberikan penjelasan yang jelas
3. Pengisian formulir mudah dipahami
4. Kemampuan memuasakan
5. Kenyamaan yang memuaskan
Variabel ini diukur dengan jawaban responden dengan pertanyaan
memiliki 5 skala, Dimana semakin tinggi skor yang dihasilkan maka akan
semakin bagus jawaban yang diberikan responden dan sesuai dengan
hipotesis peneliti.
b. Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan tentang perpajakan menurut (Anggraini, 2012) dalam
(Putri, 2013) adalah pengetahuan dari seorang wajib pajak tentang suatu
konsep pajak, dimana pengetahuan atau pemahamaa ini diukur dengan
melihat seberapa besar tingkat pemahaman wajib pajak terhadap pengertian
pajak, kepemilikan dan pembuatan NPWP, kegunaan pajak baik untuk
pribadi maupun untuk masyarakat, system administrasi perpajakan, cara
serta prosedur dalam melaksanakan kewajiban perpajakan baik melaporkan
SPT dan membayarkan SPT, dan juga sanksi yang akan diberikan kepada
wajib pajak apabila tidak memnuhi kewajiban perpajakannya.
Variabel ini diukur dengan kuisioner yang dikembangkan oleh
Handayani (2012) yaitu :
1. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi yang dikenakan atas
pelanggaran perpajakan.
2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP dan juga tarif
pajak yang dikenakan.
3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan pajak melaui
sosialisasi.
Variabel ini diukur dengan jawaban responden dengan pertanyaan
yang terdapat didalam kuisioner. Jawaban diukur dengan likert scale yang
memiliki 5 skala, dimana semakin tinggi skor yang dihasilkan maka akan
semakin bagus jawaban yang diberikan responden dan sesuai dengan
hipotesis peneliti.
c. Kesadaran Membayar Pajak
Kesadaran merupakan suatu unsur yang terdapat dalam diri manusia
yang dapat memahami relaitas atau kenyataan dan bagaiaman cara untuk
menyikapi kenyataan tersebut (Handayani, dkk, 2012). Kesadaran itu sendiri
menurut peneliti datang sendiri dari dalam diri wajib pajak mau atau tidak
memenuhi kewajiban perpajakannya, apabila niat dalam diri wajib pajak ini
tinggi maka kesadaran wajib pajak juga akan tinggi, yang nantinya juga akan
mempengaruhi penerimaan pajak Negara semakin meningkat.
Dalam penelitian ini kesadaran membayar pajak akan diukur dengan
menggunakan indikator yang sudah diperkenalkan oleh Hardiningsih dan
Yulianawati (2011) yaitu :
1. Pajak merupakan bentuk pertisipasi yang digunakan untuk menunjang
pembangaunan Negara.
2. Penundaan pembayaran pajak dan penggurangan beban pajak sangat
3. Membayar pajak tidak sesuai dengan yang seharusnya dibayar akan
merugikan Negara.
4. Pemungutan pajak sesungguhnya juga dirasakan oleh mereka sendiri
tetapi tidak secara langsung dinikmati oleh para Wajib Pajak.
Variabel ini diukur dengan jawaban responden dengan pertanyaan
yang terdapat didalam kuisioner. Jawaban diukur dengan likert scale yang
memiliki 5 skala, dimana semakin tinggi skor yang dihasilkan maka akan
semakin bagus jawaban yang diberikan responden dan sesuai dengan
hipotesis peneliti.
d. Persepsi Wajib Pajak atas Penerapan Sistem e-Tax Services
Utami (2012) mengatakan bahwa saat ini banyak hal yang
mengindikasikan adanya efektifitas system administrasi perpajakan dengan
menggunakan system elektronik diantaranya yaitu system pelaporan melalui
e-SPT dan e-Filling, pembayaran pajak melalui e-banking yang akan
memberikan kemudahan kepada wajib pajak, menyampaikan SPT melalui
dropbox yang dapt dilakukan kapan saja dan dimana saja dan yang terakhir
adalah pendaftaran online melalui e-register yang semua itu dapat diakses
didalam website Direktorat Jendral Pajak.
Variabel ini diukur dengan indikator yang diperkenalka oleh
Widayati dan Nurlis (2010) :
2. Penyampaian SPT melaui e-SPT dan e-Filling
3. Penyampaian SPT melalui drobox
4. Mengupdate peraturan perpajakan yang terbaru melalui internet
5. Pendaftaran NPWP melalui e-register
Variabel ini diukur dengan jawaban responden dengan pertanyaan
yang terdapat didalam kuisioner. Jawaban diukur dengan likert scale yang
memiliki 5 skala, dimana semakin tinggi skor yang dihasilkan maka akan
semakin bagus jawaban yang diberikan responden dan sesuai dengan hipotesis
peneliti.
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Analisis Deskriptif
Uji analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum dan generalisasi. (Sugiyono, 2007).
2. Uji Kualitas Data
Dalam menganalisis suatu data dalam penlitian ini peneliti
menggunakan metode sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
digunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat
digunkana untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2007). Dengan demikian, intrumen yang valid merupakan instrument
yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Apabila nilai signifikansi < alpha (0,05) maka item tersebut dikatakan
valid (Nazaruddin, 2016).
b. Uji Reliabilitas
Merupakan metode yang berguna untuk menetapkan apakah
instrument yang dalam hal ini kuisioner dapat digunkan lebih dari
satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan mengasilkan
data yang konsisten. Uji ini dapat dilihat dari nilai yang dihasilkan di
dalam Cronbach’s Alpha, apabila nilai yang dihasilkan memiliki
koefisien > 0,7 maka instrument dapat dikatakan reliabel
(Nazaruddin, 2016).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah suatu persyaratan statistic yang harus
dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasi ordinary Last
Square (OLS).
a. Uji Nomalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi, variable yang dianggap penggangu dan residual memiliki