• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI MIKROKAPSUL SINBIOTIK DENGAN

DOSIS BERBEDA MELALUI PAKAN PADA

PEMELIHARAAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio) adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain yang telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

(4)
(5)

ABSTRAK

ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU. Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik

dengan Dosis Berbeda melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Dibimbing oleh WIDANARNI dan MUHAMMAD AGUS

SUPRAYUDI.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pemberian mikrokapsul sinbiotik melalui pakan terhadap tingkat kelangsungan hidup, kinerja pertumbuhan, dan respon imun ikan mas (Cyprinus carpio). Ikan mas sebanyak 30 ekor dengan bobot rata-rata 4,81±0,07 g dipelihara di hapa 100x100x100 cm3 selama 30 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, yakni pemberian mikrokapsul sinbiotik pada pakan dengan dosis berbeda (0,5 %, 1 %, 2 %) dan kontrol. Parameter yang diamati meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, total eritrosit, total leukosit, total bakteri di usus, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul sinbiotik 1 % memiliki kinerja pertumbuhan terbaik bagi ikan mas.

Kata kunci: ikan mas, mikrokapsul, sinbiotik

ABSTRACT

ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU. Application of Synbiotic Microcapsulated with Different Dosage in Feed at Juvenil Carp (Cyprinus carpio). Supervised by WIDANARNI and MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI.

This study aimed to determine the administration of synbiotic microcapsulated doses by feed on survival rate, growth performance, and immune response of carp juvenile (Cyprinus carpio). The amount of the fish is 30 with an average weight is 4,81±0,07 g were reared in hapa net sized 100x100x100 cm3 for 30 days. This study was conducted in Compeletely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments and 3 replications, including administration of synbiotic microcapsulated in feed with different doses (0.5 %, 1 %, 2 %) and control. The observe parameters namely survival rate, specific growth rate, feed conversion ratio, eritrocyte total, leukocyte total, total bacteria in the intestine, and water quality. The result of this study showed that the administration of 1 % synbiotic microcapsulated had the best growth performance in carp juvenile.

(6)
(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(8)
(9)

APLIKASI MIKROKAPSUL SINBIOTIK DENGAN

DOSIS BERBEDA MELALUI PAKAN PADA

PEMELIHARAAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

ADEL CHRISTIAN PARENTINUS SAKERU

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(10)
(11)

Judul Skripsi : Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Nama : Adel Christian Parentinus Sakeru

NIM : C14110087

Program Studi : Budidaya Perairan

Disetujui oleh

Dr Ir Widanarni MSi Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda MSc Ketua Departemen

(12)
(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga Februari 2015 dengan judul Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda Melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini, terutama kepada:

1) Dr Ir Widanarni MSi dan Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi MSi selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis.

2) Dr Ir Sukenda MSc selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan. 3) Dr Sri Nuryati SPi MSi selaku dosen pembimbing akademik.

4) Bapak Ranta, Bapak Henda, Bapak Aam, Bapak Wasjan, Mbak Retno, dan Kang Abe yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.

5) Bapak Drs Angelo Oreste Sakeru, mamak Paularia Samosir, kakak Maria Leoni Respalina Sakeru SE, adik Frans Ospaldo Sakeru, dan adik Yos Patrisius Sakeru tercinta yang telah memberikan segalanya kepada penulis. 6) Anastasia Mensanie Putri Hutabarat SPi atas bantuan, perhatian, dukungan,

dan doa yang diberikan kepada penulis.

7) Bang Dendi, Bang Windu, Bang Lukman, Bang Rifki, Kak Yanti, Kak Dwi, Ibu Aty, Maley, Mae, Hana, Hesti, Kewel, Mul, Iqbal, Kak Dian, Dinda, Dhana, Mita, Yuri, Fenti, Syifa, Dila, Risma, Jani dan Adit atas segala bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan.

8) Wawan, Udin, Furqon, Ahok, Aji, Idris, Faaza, Torong, Heri, Faiz, dan Keluarga besar BDP 48 atas segala bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

9) Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.

Bogor, Juni 2015

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ...vi

PENDAHULUAN ...1

METODE ...2

Materi Uji ... 2

Rancangan Percobaan ... 3

Prosedur Penelitian... 3

Parameter Uji ... 4

Analisis Data ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ...7

Hasil ... 7

Pembahasan ... 10

KESIMPULAN DAN SARAN ...13

Kesimpulan ... 13

Saran ... 13

DAFTAR PUSTAKA ...13

LAMPIRAN ...19

(16)

DAFTAR TABEL

1 Rancangan percobaan pemberian mikrokapsul sinbiotik ... 3

2 Kualitas air media pemeliharaan ikan mas ... 6

3 Total bakteri di usus ikan mas pada awal dan akhir pemeliharaan ... 10

DAFTAR GAMBAR

1 Tingkat kelangsungan hidup (TKH) ikan mas (Cyprinus carpio) ... 7

2 Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan mas (Cyprinus carpio) ... 8

3 Rasio konversi pakan (RKP) ikan mas (Cyprinus carpio) ... 8

4 Total eritrosit ikan mas (Cyprinus carpio) ... 9

5 Total leukosit ikan mas (Cyprinus carpio) ... 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis statistik tingkat kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio) ... 19

2 Analisis statistik bobot rata-rata ikan mas (Cyprinus carpio) ... 20

3 Grafik bobot rata-rata ikan mas (Cyprinus carpio) ... 22

4 Analisis statistik bobot biomassa ikan mas (Cyprinus carpio) ... 23

5 Grafik bobot biomassa ikan mas (Cyprinus carpio) ... 25

6 Analisis statistik laju pertumbuhan harian ikan mas (Cyprinus carpio) ... 26

7 Analisis statistik rasio konversi pakan ikan mas (Cyprinus carpio) ... 27

8 Analisis statistik total eritrosit ikan mas (Cyprinus carpio) ... 28

(17)

PENDAHULUAN

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional dengan produksi yang mengalami peningkatan setiap tahun. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014), produksi ikan mas pada tahun 2013 sebesar 412.703 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 484.110 ton. Peningkatan produksi tersebut antara lain berasal dari sistem budidaya intensif yang telah banyak dilakukan masyarakat. Namun kendala dalam sistem produksi secara intensif adalah peluang munculnya wabah penyakit sangat besar. Kualitas air media budidaya yang kurang baik dan pemberian nutrisi yang kurang dapat menyebabkan munculnya penyakit. Penyebab penyakit pada ikan juga dapat terjadi karena infeksi virus, bakteri, parasit, dan jamur. Pengendalian penyakit yang umum dilakukan yaitu dengan pemberian antibiotik. Namun menurut Syawal et al. (2008), penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping terhadap lingkungan dan bakteri resisten terhadap antibiotik yang digunakan.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit dan peningkatan pertumbuhan pada budidaya ikan mas yaitu dengan pemberian sinbiotik. Sinbiotik merupakan kombinasi probiotik dan prebiotik yang dapat memberikan keuntungan pada inangnya (Abid et al. 2013). Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang ketika diberikan dalam jumlah yang sesuai dapat memberikan keuntungan bagi inangnya (Fyzull et al. 2014). Manfaat pemberian probiotik adalah meningkatkan pemanfaatan pakan, mengatur keseimbangan mikroflora pada usus, meningkatkan respon imun, dan perlawanan terhadap patogen (Ai et al. 2011). Beberapa jenis probiotik komersil dalam akuakultur antara lain Lactogro Aqua, Aqua Simba D, Aqua Simba L, Starbio, EM4, dan Ariake. Menurut Delgado et al. (2011), prebiotik adalah bahan pangan yang tidak dapat dicerna oleh inang. Bahan pangan tersebut dapat mengoptimalkan peran mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga dapat menekan jumlah patogen dalam tubuh inang serta meningkatkan sistem imun inang. Beberapa jenis prebiotik yang telah diaplikasikan dalam akuakultur antara lain fruktooligosakarida, galaktooligosakarida, mananoligosakarida, transgalaktooligosakarida, dan inulin (Cerezuela et al. 2011).

Sinbiotik dapat membantu meningkatkan status kesehatan, daya tahan terhadap penyakit, laju pertumbuhan, dan pemanfaatan pakan pada ikan (Hassaan et al. 2014). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kombinasi probiotik dan prebiotik dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan inang seperti pada nila (Hassaan et al. 2014), atlantic salmon (Abid et al. 2013), koi (Lin et al. 2012), rainbouw trout (Mehraby et al. 2011), dan teripang (Zhang et al. 2010). Sinbiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah gabungan dari probiotik Bacillus NP5 dan prebiotik mananoligosakarida (MOS). Bakteri Bacillus NP5 merupakan bakteri yang diisolasi dari usus ikan nila

(Putra dan Widanarni 2015). Selanjutnya menurut hasil penelitian Putra et al. (2015), gabungan probiotik NP5 dan prebiotik ekstrak oligosakarida

dari ubi jalar mampu meningkatkan pertumbuhan ikan nila. Mananoligosakarida (MOS) merupakan prebiotik yang telah umum diberikan pada ikan ataupun udang.

(18)

2

bahwa MOS dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan respon imun seperti pada benih ikan mas(Akrami et al. 2012).

Mikroenkapsulasi merupakan suatu teknik penyalutan bahan sehingga bahan yang disalut dapat dilindungi. Mikroenkapsulasi pada bakteri dapat melindungi mikroba dari pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan seperti panas dan bahan kimia (Triana et al. 2006). Aplikasi sinbiotik umumnya dilakukan melalui kultur segar. Pemberian sinbiotik melalui kultur segar tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Menurut hasil penelitian Triana et al. (2006), mikroenkapsulasi adalah metode yang dapat digunakan untuk mempertahankan viabilitas sel. Mikroenkapsulasi probiotik NP5 yang disimpan selama 1 bulan memiliki viabilitas dengan persentase 92,54 % (Utami et al. 2015). Selama ini penelitian mengenai dosis sinbiotik yang diberikan dalam bentuk segar telah banyak dilakukan. Penelitian mengenai dosis mikrokapsul sinbiotik (probiotik NP5 dan prebiotik MOS) pada ikan mas belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dosis pemberian mikrokapsul sinbiotik melalui pakan terhadap tingkat kelangsungan hidup, kinerja pertumbuhan, dan respon imun ikan mas (Cyprinus carpio).

METODE

Materi Uji

Persiapan Bakteri Probiotik Bacillus NP5

Bakteri probiotik yang digunakan adalah Bacillus NP5. Persiapan probiotik diawali dengan menumbuhkan Bacillus NP5 pada media Trypticase Soy Agar (TSA) miring kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator. Setelah itu Bacillus NP5 dikultur pada 50 mL media Trypticase Soy Broth (TSB) steril dan diinkubasi dalam water bath shaker dengan kecepatan 140 rpm pada suhu 29 oC selama 24 jam yang digunakan sebagai kultur antara. Selanjutnya kultur antara ditumbuhkan pada 500 mL TSB selama 18 jam (Putra dan Widanarni 2015). Panen kultur probiotik dilakukan dengan cara suspensi bakteri dipindahkan ke dalam tabung corning kemudian disentrifuse pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit untuk memisahkan sel Bacillus NP5 dengan media kultur.

Persiapan Prebiotik Mananoligosakarida (MOS)

Prebiotik yang digunakan pada penelitian ini adalah mananoligosakarida (MOS). Dosis MOS yang dipakai adalah 0,2 % (Akrami et al. 2012). MOS dimasukkan ke dalam 500 mL larutan fisiologis steril dan diaduk hingga homogen.

Persiapan Bahan Penyalut Mikroenkapsulasi

(19)

3

suhu 37 oC selama 40 menit hingga terbentuk gumpalan. Susu disaring dan hasil saringan merupakan whey yang siap digunakan.

Persiapan Hewan Uji

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang diperoleh dari petani di Cibanteng dengan bobot rata-rata 4,81 ± 0,07 g ekor-1 dan dipelihara dengan kepadatan 30 ekor hapa-1. Ikan dipelihara selama 30 hari dengan diberi pakan perlakuan.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Rancangan perlakuan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Mikrokapsul sinbiotik diberikan selama 30 hari dan dilakukan sampling setiap 10 hari.

Tabel 1 Rancangan percobaan pemberian mikrokapsul sinbiotik

Perlakuan Keterangan

K Pemberian pakan komersil tanpa penambahan mikrokapsul sinbiotik (kontrol)

A Pemberian pakan komersil dengan penambahan mikrokapsul sinbiotik 0,5 %

B Pemberian pakan komersil dengan penambahan mikrokapsul sinbiotik 1 %

C Pemberian pakan komersil dengan penambahan mikrokapsul sinbiotik 2 %

Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan 5 % dari bobot biomassa ikan. Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal dan akhir penelitian.

Prosedur Penelitian

Mikroenkapsulasi Sinbiotik

Sinbiotik yang digunakan merupakan campuran dari Bacillus sp. NP5 dengan konsentrasi 1011 cfu mL-1 yang telah dicampur dengan MOS 500 mL. Sinbiotik dicampur dengan bahan penyalut whey dan maltodekstrin dari susu sapi

hingga homogen. Perbandingan sinbiotik, whey, dan maltodekstrin adalah 1 : 1 : 0,1 (v/v/w). Selanjutnya dimikroenkapsulasi dengan spray dryer (Mini bunchi 190) pada suhu inlet 120 oC dan suhu outlet 70 oC.

Viabilitas Sinbiotik setelah Proses Mikroenkapsulasi

(20)

4

media TSA. Konsentrasi sinbiotik sebelum dan sesudah proses mikroenkapsulasi masing-masing adalah 1,24 x 1011 cfu mL-1 dan 2,96 x 109 cfu g-1.

Viabilitas Sinbiotik selama Penyimpanan

Mikrokapsul sinbiotik disimpan pada botol yang telah disterilkan dan disimpan pada suhu 4 oC. Penghitungan kuantitatif viabilitas sinbiotik dilakukan pada hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-30. Viabilitas mikrokapsul sinbiotik dihitung dengan metode TPC. Konsentrasi mikrokapsul sinbiotik pada hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-30 masing-masing adalah 1,88 x 109 cfu g-1, 1,24 x 109 cfu g-1, dan 1,40 x 108 cfu g-1.

Persiapan Wadah Pemeliharaan

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring hapa berukuran 100 x 100 x 100 cm3 sebanyak 12 buah dengan ukuran mata jaring 5 x 5 mm. Hapa diikat pada tiang bambu yang ditancapkan di pinggir dan dasar kolam.

Persiapan Pakan Uji

Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan komersil dengan kadar protein 38 %. Pakan perlakuan dibuat dengan cara pakan komersial dicampurkan dengan mikrokapsul sesuai dosis perlakuan (w/w). Pakan ditambahkan putih telur sebanyak 2 % yang berperan sebagai binder. Setelah pakan tercampur secara merata kemudian dikeringkan selama 15 menit dan siap diberikan ke hewan uji.

Parameter Uji

Tingkat Kelangsungan Hidup (KH)

Kematian ikan diamati setiap hari selama pemeliharaan 30 hari. Kelangsungan hidup ikan dihitung pada akhir perlakuan dengan menggunakan rumus berdasarkan Sang dan Fotedar (2010):

KH % =No x Nt

Keterangan :

(21)

5

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Laju pertumbuhan harian menunjukkan persentase pertumbuhan bobot harian ikan selama masa pemeliharaan. Laju pertumbuhan harian dapat dihitung dengan menggunakan rumus Huissman (1987):

�� % = √� � − �

Keterangan :

LPH = Laju pertumbuhan harian (%)

Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g/ekor) Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g/ekor) t = Lama pemeliharaan (hari)

Rasio Konversi Pakan

Konversi pakan didefinisikan sebagai satuan yang menyatakan banyaknya pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Pengukuran nilai konversi pakan menggunakan rumus Goddard (1996) :

RKP =[ Bt + Bm − Bo]∑F

Keterangan :

Bt = Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g) Bo = Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g)

Bm = Biomassa ikan yang mati selama pemeliharaan (g) ∑F = Jumlah pakan yang diberikan (g)

Eritrosit (SDM)

Total eritrosit ikan dihitung pada akhir perlakuan. Total eritrosit dihitung berdasarkan Blaxhall dan Daisley (1973). Darah diambil hingga skala 0,5 kemudian ditambahkan dengan larutan Hayem’s sampai skala 101, lalu dihomogenkan selama 3-5 menit dan dibuang 2 tetes pertama. Setelah itu sel darah merah diamati dan dihitung dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 kali dan hasil perhitungan dimasukkan berdasarkan rumus:

∑SDM = jumlah darah

jumlah sampel kotak x 5x volume kotak x faktor pengencer

Leukosit (SDP)

Total leukosit ikan dihitung pada akhir perlakuan. Total leukosit dihitung berdasarkan Blaxhall dan Daisley (1973). Darah diambil hingga skala 0,5 ditambahkan dengan larutan Turk’s hingga skala 11, lalu dihomogenkan selama 3-5 menit dan dibuang 2 tetes pertama. Setelah itu leukosit diamati dan dihitung dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 40 kali dan hasil perhitungan dimasukkan berdasarkan rumus:

(22)

6

Total Bakteri di Usus

Perhitungan jumlah bakteri di usus dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan. Persiapan uji dilakukan dengan cara usus digerus hingga halus lalu diambil 0,1 g. Usus kemudian dicampur dengan PBS 0,9 mL lalu dihomogenkan dan dilakukan pengenceran. Hasil pengenceran kemudian disebar pada media TSA. Populasi bakteri yang tumbuh ditentukan dalam colony forming unit (cfu) dan dihitung dengan rumus:

=

Keterangan :

K = Jumlah koloni

A = Pengenceran yang dihitung B = Volume inokulasi (ml)

Kualitas Air

Kualitas air diukur pada awal dan akhir pemeliharaan. Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian ini meliputi suhu, pH, DO, dan TAN. Berikut adalah hasil pengukuran kualitas air (Tabel 2).

Tabel 2 Kualitas air media pemeliharaan ikan mas

Parameter Kualitas air pemeliharaan SNI (1999)

Suhu (oC) 26 30 25 30

DO (mg/L) 7,28 – 8,00 > 5

pH (unit) 8,34 – 8,47 6,5 – 8,5

TAN (mg/L) 0,0730 – 0,1067 < 0,2

Analisis Data

(23)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup setelah pemeliharaan 30 hari disajikan pada Gambar 1. Tingkat kelangsungan hidup yang dihasilkan pada pemeliharaan berkisar antara 96,67 % - 98,89 % dan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada semua perlakuan (Lampiran 1).

Keterangan :

Huruf yang sama pada grafik menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)

K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C (mikrokapsul sinbiotik 2%)

Gambar 1 Tingkat kelangsungan hidup (TKH) ikan mas (Cyprinus carpio)

Laju Pertumbuhan Harian

(24)

8

Keterangan :

Huruf yang berbeda pada grafik menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C (mikrokapsul sinbiotik 2%)

Gambar 2 Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan mas (Cyprinus carpio)

Rasio Konversi Pakan

Rasio konversi pakan setelah pemeliharaan selama 30 hari disajikan pada Gambar 3. Rasio konversi pakan yang dihasilkan pada pemeliharaan berkisar antara 1,67 % - 2,38 %. Rasio konversi pakan terendah terdapat pada perlakuan B sebesar 1,67 % yang berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan K dan perlakuan C namun tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan perlakuan A (Lampiran 7).

Keterangan :

Huruf yang berbeda pada grafik menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)

K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C (mikrokapsul sinbiotik 2%)

(25)

9

Total Eritrosit

Hasil penghitungan total eritrosit ikan mas setelah pemeliharaan selama 30 hari disajikan pada Gambar 4. Total eritrosit ikan mas setelah pemeliharaan berkisar antara 1,75 x 106 - 2,02 x 106 sel mm-3 yang tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan (Lampiran 8).

Keterangan :

Huruf yang sama pada grafik menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)

K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C (mikrokapsul sinbiotik 2%)

Gambar 4 Total eritrosit ikan mas (Cyprinus carpio)

Total Leukosit

Hasil penghitungan total leukosit ikan mas setelah pemeliharaan selama 30 hari disajikan pada Gambar 5. Total leukosit ikan mas setelah pemeliharaan berkisar antara 2,93 x 104 - 3,38 x 104 sel mm-3 yang tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan (Lampiran 9).

Keterangan :

Huruf yang sama pada grafik menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)

K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C (mikrokapsul sinbiotik 2%)

(26)

10

Total Bakteri di Usus

Total bakteri di usus sebelum dan setelah pemeliharaan selama 30 hari disajikan pada Tabel 3. Total bakteri di usus tertinggi terdapat pada perlakuan C

sebesar 2,54 x 1011 cfu g-1 dan terendah terdapat pada kontrol sebesar 2,26 x 108 cfu g-1.

Tabel 3 Total bakteri di usus ikan mas pada awal dan akhir pemeliharaan

Perlakuan Awal Pemeliharaan Akhir Pemeliharaan

K 2.81 x 107 2.26 x 108

A 2.81 x 107 2.22 x 1010

B 2.81 x 107 2.45 x 1011

C 2.81 x 107 2.54 x 1011

Keterangan: K (kontrol), A (mikrokapsul sinbiotik 0.5%), B (mikrokapsul sinbiotik 1%), dan C (mikrokapsul sinbiotik 2%)

Pembahasan

Tingkat kelangsungan hidup ikan mas selama penelitian diamati selama 30 hari pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan mas selama 30 hari pemeliharaan berkisar antara 96,67 % sampai dengan 98,89 % dan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada semua perlakuan. Hasil penelitian Tanbiyaskur (2011) menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan nila yang diberikan pakan dengan menggunakan sinbiotik (probiotik Bacillus NP5 dan prebiotik ubi jalar) tidak menunjukkan perbedaan hasil yang nyata dengan ikan nila yang diberikan pakan kontrol (tanpa penggunaan sinbiotik). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Ai et al. (2011) yang menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan yellow croaker (Larimichthys crocea) yang diberi pakan dengan menggunakan sinbiotik (probiotik Bacillus subtilis dan prebiotik fruktooligosakarida) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan ikan yang diberikan pakan kontrol. Penyebab dari tingginya tingkat kelangsungan hidup diduga karena kualitas air pemeliharaan yang baik dan pemberian nutrisi yang cukup selama pemeliharaan.

Kualitas air sangat memberikan pengaruh terhadap ikan yang dipelihara. Parameter kualitas air yang diamati selama pemeliharaan meliputi suhu, DO, pH, dan TAN. Suhu pada saat penelitian berkisar antara 26 oC - 30 oC. Suhu pada saat penelitian masih berada pada kisaran normal. Menurut Standar Nasional Indonesia

(1999), suhu optimum pada pemeliharaan ikan mas berkisar antara 25 oC - 30 oC. Parameter DO, pH, dan TAN pada saat penelitian masing-masing

(27)

11

nutrisi ikan mas yang baik untuk protein adalah 30 – 38 %. Protein yang sesuai akan digunakan sebagai sumber energi utama untuk membantu kehidupan ikan.

Kondisi hematologi ikan juga menjadi salah satu faktor yang mendukung tingginya tingkat kelangsungan hidup ikan. Perubahan gambaran darah dapat menunjukkan kondisi kesehatan ikan. Parameter gambaran darah yang diamati adalah total eritrosit dan total leukosit. Setelah pemeliharaan selama 30 hari total eritrosit ikan mas berkisar antara 1,75 x 106 - 2,02 x 106 sel mm-3 yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05). Pada umumnya total eritrosit pada ikan sehat berkisar antara 1 x 106 - 3 x 106 sel mm-3 (Takashima dan Hibiya 1995). Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa total eritrosit ikan berada pada kisaran normal dari total eritrosit ikan sehat. Hassaan et al. (2014) menyatakan bahwa penambahan sinbiotik dapat meningkatkan total eritrosit pada ikan nila.

Leukosit (SDP) memiliki peran dalam sistem pertahanan seluler tubuh yang bersifat nonspesifik dengan mengeliminasi patogen melalui fagositosis. Setelah pemeliharaan selama 30 hari total leukosit ikan mas berkisar antara 2,93 x 104 - 3,38 x 104 sel mm-3 yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05). Rahardjo et al. (2011) menyatakan bahwa jumlah leukosit pada ikan sehat berkisar antara 20.000 - 150.000 sel mm-3. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa total leukosit ikan berada pada kisaran normal dari total leukosit ikan sehat. Hal ini diduga karena penambahan sinbiotik tidak mengganggu kesehatan ikan atau tidak ada infeksi dari patogen. Jumlah total eritrosit dan total leukosit yang berada pada kisaran normal diduga dapat menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat kelangsungan hidup ikan selama penelitian.

Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran baik panjang maupun bobot dalam satuan waktu atau periode tertentu. Penambahan mikroenkapsulasi sinbiotik pada pakan uji selama pemeliharaan menghasilkan nilai laju pertumbuhan harian yang lebih tinggi (P<0,05) dibanding kontrol. Hasil penelitian Hassaan et al. (2014) menunjukkan bahwa penambahan sinbiotik mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan pada ikan nila. Laju pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada perlakuan B, menunjukkan bahwa penambahan mikrokapsul sinbiotik 1 % diduga mampu meningkatkan kinerja enzim pencernaan secara optimal sehingga tingkat kecernaan pakan pada ikan mas menjadi lebih baik dibandingkan kontrol. Mehraby et al. (2011) menyatakan bahwa penambahan sinbiotik dapat meningkatkan laju pertumbuhan pada ikan rainbouw trout.

(28)

12

Bacillus NP5 dan prebiotik dari ubi jalar mampu meningkatkan kinerja enzim amilase dan protease. Enzim amilase berperan penting dalam sistem pencernaan ikan. Enzim amilase akan menghidrolisis polisakarida menjadi gula. Selanjutnya gula akan diangkut ke sitoplasma untuk digunakan sebagai sumber energi atau senyawa pemula dalam sintesis sel. Enzim protease berperan dalam memecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk diserap. Hal ini menyebabkan jumlah protein yang disimpan tubuh akan menjadi lebih besar. Protein yang telah dikonsumsi akan tercerna dan terhidrolisis menjadi asam amino bebas yang akan membantu dalam pertumbuhan jaringan dan organ pada ikan. Menurut Merrifield et al. (2010) probiotik juga mampu menjaga keseimbangan mikroba dalam usus dan meningkatkan pemanfaatan pakan, sehingga membantu memberikan pertumbuhan maksimal pada ikan. Selanjutnya Akrami et al. (2012) menyatakan bahwa penambahan prebiotik MOS mampu meningkatkan laju pertumbuhan harian dan meningkatkan kinerja pencernaan pakan pada ikan mas. Penambahan prebiotik MOS pada pakan telah meningkatkan kapasitas kekebalan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres pada udang vaname (Zhang et al. 2012). Prebiotik juga mampu menstimulir pertumbuhan mikroflora normal yang memiliki aktivitas lipolitik sehingga mampu meningkatkan nilai retensi lemak yang akan digunakan untuk sumber energi non protein dan asam lemak esensial (Putra 2010).

Pertumbuhan yang baik juga disebabkan oleh populasi bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan ikan mas. Pemberian sinbiotik diduga dapat meningkatkan populasi bakteri di dalam saluran pencernaan. Keberhasilan dari pemberian sinbiotik dalam meningkatkan populasi bakteri dapat dilihat melalui penghitungan jumlah bakteri di usus. Hasil penghitungan total bakteri di usus menunjukkan perlakuan B dan perlakuan C memiliki jumlah bakteri lebih tinggi yaitu 2,45 x 1011 cfu g-1 usus dan 2,54 x 1011 cfu g-1 usus. Perlakuan kontrol memiliki jumlah bakteri terendah yaitu 2,26 x 108 cfu g-1 usus. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri probiotik Bacillus NP5 mampu memanfaatkan prebiotik mananolisakarida (MOS) dengan baik untuk membantu pertumbuhannya di usus. Selain itu mikrokapsul sinbiotik juga diduga dapat mempengaruhi komposisi mikroflora usus. Penelitian Zhang et al. (2010) menunjukkan bahwa pemberian sinbiotik dapat meningkatkan jumlah mikroflora pada usus udang

vaname, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh udang terhadap Vibrio alginolyticus. Putra et al. (2015) menambahkan bahwa peningkatan jumlah

mikroflora di usus dapat meminimalisir tingkat kematian ikan, meningkatkan laju pertumbuhan harian, dan meningkatkan aktivitas enzim pencernaan ikan nila.

(29)

13

bakteri dapat memberikan kondisi yang mampu melindungi mikroba dari pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan seperti panas dan bahan kimia. Mikroenkapsulasi dikatakan berhasil apabila bahan yang dienkapsulasi memiliki viabilitas sel yang relatif tinggi dan sifat-sifat fisiologis yang relatif sama dengan sebelum dienkapsulasi (Triana et al. 2006). Uji viabilitas sel dilakukan pada hari ke -1, hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-30. Selama penyimpanan konsentrasi mikrokapsul sinbiotik pada hari ke -1, hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-30 masing-masing adalah 2,96x109 cfu g-1, 1,88x109 cfu g-1, 1,24x109 cfu g-1, dan 1,40x108 cfu g-1. Nilai viabilitas sel selama penyimpanan 1 bulan memiliki hasil yang stabil. Nilai viabilitas yang stabil diduga karena pengaruh dari bahan penyalut yang digunakan. Selain itu penyimpanan yang baik diduga berpengaruh terhadap nilai viabilitas sel mikrokapsul sinbiotik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian mikrokapsul sinbiotik melalui pakan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan mas. Aplikasi mikrokapsul sinbiotik dengan dosis 1% melalui pakan memberikan hasil terbaik dengan tingkat kelangsungan hidup selama pemeliharaan 98,89%, laju pertumbuhan harian 2,65%, dan rasio konversi pakan 1,67 dengan respon imun yang menunjukkan kondisi ikan yang sehat.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari dosis optimum penggunaan mikrokapsul sinbiotik antara 0,5 % - 1 %.

DAFTAR PUSTAKA

Abid A, Davies SJ, Waines P, Emery M, Castex M, Gioacchini G, Carnevali O, Bickerdike R, Romero J, Merrifield DL. 2013. Dietary synbiotic application modulates Atlantic salmon (Salmo salar) intestinal microbial communities and intestinal immunity. Fish & Shellfish Immunology. 35: 1948-1956. Ai Q, Xu H, Mai KS, Xu W, Wang J, Zhang WB. 2011. Effect of dietary

(30)

14

Akrami R, Razeghi-Mansour M, Chitzas H, Ziaee R, Ahmadi Z. 2012. Effect of dietary mannan oligosaccharide on growth performance, survival, body composition and some hematological parameters of carp juvenile, Cyprinus carpio. J Anim Sci Adv. 2(11): 879-885.

Blaxhall PC and Daisley KW. 1973. Routine haemotological methods for use with fish blood. J Fish Biol. 5: 577-581.

Cerezuela R, Meseguer J, Esteban MA. 2011. Current knowledge in synbiotic use for fish aquaculture: a review. J Aquac Res Development. 8: 1-7.

Delgado GTC, Tamashiro WMSC, Junior MRM, Moreno YMF, Pastore GM. 2011. The putative effect of prebiotics as immunomodulatory agents. Food Research International. 44: 3167-3173.

Effendi I. 2012. Pengantar akuakultur. Depok: Penebar Swadaya.

Fyzul AN, Al-Harbi AH, Austin B. 2014. Review: Developments in the use of probiotics for disease control in aquaculture. Aquaculture. 431: 1-11.

Gardjito M, Murdiati A, Aini N. 2006. Mikroenkapsulasi β-karoten buah labu kuning dengan enkapsulan whey dan karbohidrat. Jurnal Teknologi Pertanian. 2(1): 13-18.

Goddard S. 1996. Feed management in intensive aquaculture. New York (US): Chapman and Hall.

Hassaan MS, Soltan MA, Ghonemy MMR. 2014. Effect of synbiotics between Bacillus licheniformis and yeast extract on growth hematological and biochemical indices of nile tilapia (Oreochromis niloticus). Egyptian Journal of Aquatic Research. 40: 199-208.

Huissman EA. 1987. Principles of fish production. Wageningen: Department of Fish Culture and Fisheries, Wageningen Agriculture University. pp: 170. Ismarani, Pradono DI, Darusman LK. 2011. Mikroenkapsulasi ekstrak formula

pegangan-kumis kucing-sambiloto sebagai inhibitor Angiotensin I converting enzyme secara in vitro. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. 3(1): 11-24.

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2014. Kelautan dan perikanan dalam angka. Jakarta.

Lin S, Mao S, Guan Y, Luo Lin, Luo Li, Pan Y. 2012. Effect of dietary chitosan oligosaccharides and Bacillus coagulans on the growth , innate immunity and resistance of koi (Cyprinus carpio koi). Aquaculture. 342-343: 36-41. Mehraby Z, Firouzbakhsh F, Jafarpour A. 2011. Effects of dietary supplementation

of synbiotic on growth performance, serum biochemical parameters and carcass composition in rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) fingerlings. J Anim Physiol Anim Nutr (Berl). 24: doi: 10.1111/j.1439-0396.2011.01167.x.

(31)

15

Putra AN. 2010. Aplikasi probiotik, prebiotik dan sinbiotik untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) [Tesis]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Putra AN, Utomo NBP, Widanarni. 2015. Growth performance of tilapia (Oreochromis niloticus) fed with probiotic, prebiotic, and synbiotic in diet. Pakistan Journal of Nutrition. 14(5): 263-268.

Putra AN and Widanarni. 2015. Screening of amylolytic bacteria as candidates of probiotics in tilapia (Oreochromis sp.). Research Journal of Microbiology. 10(1): 1-13.

Rahardjo MF, Sjafei DS, Affandi R, Sulistiono. 2011. Iktiology. Bandung: Lubuk Agung.

Sang HM, Fotedar R. 2010. Effects of mannan oligosaccharide dietary supplementation on performances of the tropical spiny lobsters juvenile (Panulirus ornatus, Fabricius 1798). Fish & Shellfish Immunology. 28: 483-489.

Sanjayasari D. 2010. Pengaruh prebiotik pada populasi mikroflora saluran pencernaan ikan mas (Cyprinus carpio) serta kontribusinya terhadap efisiensi retensi protein dan pertumbuhan. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Takashima F, Hibiya T. 1995. An atlas of fish histology: normal and pathological features. Tokyo: Kodansa LTD. pp 195.

Tanbiyaskur. 2011. Efektivitas pemberian probiotik , prebiotik, dan sinbiotik melalui pakan untuk pengendalian infeksi Sterptococcus agalactiae pada ikan nila Oreochromis niloticus. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Triana E, Yulianto E, Nurhidayat N. 2006. Uji viabilitas Lactobacillus sp. Mar 8 terenkapsulasi. Biodiversitas. 7(2): 114-117.

Utami DAS, Widanarni, Suprayudi MA. 2015. Quality of dried Bacillus NP5 and its effect on growth performance of tilapia (Oreochromis niloticus). Pakistan Journal of Biological Sciences.

(32)

16

(33)
(34)
(35)

19

Lampiran 1 Analisis statistik tingkat kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio)

ANOVA

Tingkat kelangsungan hidup ikan selama 30 hari pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 10.198 3 3.399 0.459 0.719

Galat 59.274 8 7.409

(36)

20

Lampiran 2 Analisis statistik bobot rata-rata ikan mas (Cyprinus carpio) ANOVA

Bobot rata-rata ikan pada hari ke-10 pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT Db KT F Hitung Sig

Perlakuan 0.121 3 0.040 4.502 0.039

Galat 0.072 8 0.009

Total 0.193 11

Uji Lanjut Duncana

Perlakuan N Untuk alpha= 0.05

1 2

K 3 6.0867

C 3 6.1467

A 3 6.1833 6.1833

B 3 6.3567

Sig 0.264 0.055

ANOVA

Bobot rata-rata ikan pada hari ke-20 pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT Db KT F Hitung Sig

Perlakuan 1.176 3 0.392 6.130 0.018

Galat 0.512 8 0.064

Total 1.687 11

Uji Lanjut Duncana

Perlakuan N Untuk alpha= 0.05

1 2

K 3 7.6067

C 3 8.1900

A 3 8.2800

B 3 8.4333

(37)

21

ANOVA

Bobot rata-rata ikan pada hari ke-30 pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 4.216 3 1.405 99.613 0.000

Galat 0.113 8 0.014

Total 4.329 11

Uji Lanjut Duncana

Perlakuan N Untuk alpha= 0.05

1 2 3 4

K 3 8.9500

C 3 9.9100

A 3 10.1833

B 3 10.5500

(38)

22

Lampiran 3 Grafik bobot rata-rata ikan mas (Cyprinus carpio)

Keterangan :

* Huruf pada grafik yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) ** K (kontrol), A (mikroenkapsulasi sinbiotik 0.5%), B (mikroenkapsulasi sinbiotik 1%), dan C

(mikroenkapsulasi sinbiotik 2%) 0

2 4 6 8 10 12

H0 H10 H20 H30

B

o

bo

t

ra

ta

-ra

ta

(

g

e

-1)

Waktu (hari)

K

A

B

(39)

23

Lampiran 4 Analisis statistik bobot biomassa ikan mas (Cyprinus carpio)

ANOVA

Bobot biomassa ikan pada hari ke-10 pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT Db KT F Hitung Sig

Perlakuan 209.444 3 69.815 2.431 0.140

Galat 229.767 8 28.721

Total 439.211 11

ANOVA

Bobot biomassa ikan pada hari ke-20 pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 1417.067 3 472.356 4.419 0.041

Galat 855.188 8 106.898

Total 2272.255 11

Uji Lanjut Duncana

Perlakuan N Untuk alpha= 0.05

1 2

K 3 220.6967

C 3 237.4700 237.4700

A 3 242.8300

B 3 250.2267

(40)

24

ANOVA

Bobot biomassa ikan pada hari ke-30 pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 4602.754 3 1534.251 18.000 0.001

Galat 681.899 8 85.237

Total 5284.652 11

Uji Lanjut Duncana

Perlakuan N Untuk alpha= 0.05

1 2 3

K 3 259.5833

C 3 287.4533

A 3 298.6833 298.6833

B 3 312.9700

(41)

25

Lampiran 5 Grafik bobot biomassa ikan mas (Cyprinus carpio)

Keterangan :

* Huruf pada grafik yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) ** K (kontrol), A (mikroenkapsulasi sinbiotik 0.5%), B (mikroenkapsulasi sinbiotik 1%), dan C

(mikroenkapsulasi sinbiotik 2%) 0

50 100 150 200 250 300 350

H0 H10 H20 H30

B

io

m

a

ss

a

(

g

)

Waktu (hari)

K

A

B

C

a a a

(42)

26

Lampiran 6 Analisis statistik laju pertumbuhan harian ikan mas (Cyprinus carpio)

ANOVA

Laju pertumbuhan harian ikan selama 30 hari pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 0.527 3 0.176 45.999 0.000

Galat 0.031 8 0.004

Total 0.557 11

Uji Lanjut Duncana

Perlakuan N Untuk alpha= 0.05

1 2 3 4

K 3 2.0800

C 3 2.3633

A 3 2.4967

B 3 2.6500

(43)

27

Lampiran 7 Analisis statistik rasio konversi pakan ikan mas (Cyprinus carpio)

ANOVA

Rasio konversi pakan ikan selama 30 hari pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 0.838 3 0.279 32.569 0.000

Galat 0.069 8 0.009

Total 0.906 11

Uji Lanjut Duncana

Perlakuan N Untuk alpha= 0.05

1 2 3

B 3 1.6667

A 3 1.8200 1.8200

C 3 1.9667

K 3 2.3767

(44)

28

Lampiran 8 Analisis statistik total eritrosit ikan mas (Cyprinus carpio)

ANOVA

Total eritrosit ikan setelah 30 hari pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 0.110 3 0.037 0.885 0.489

Galat 0.330 8 0.041

(45)

29

Lampiran 9 Analisis statistik total leukosit ikan mas (Cyprinus carpio)

ANOVA

Total eritrosit ikan setelah 30 hari pemeliharaan

Sumber Keragaman JKT db KT F Hitung Sig

Perlakuan 0.391 3 0.130 0.380 0.770

Galat 2.743 8 0.343

(46)

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 20 Desember 1993 dari ayah Drs. Angelo Oreste Sakeru dan ibu Paularia Samosir. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai di SD RK I Andreas/ RKII Fransiskus, Padang pada tahun 1999 hingga tahun 2002, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Setia, Padang pada tahun 2002 hingga tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan pada tahun yang sama di SMP Frater Padang hingga tahun 2008. Pendidikan formal selanjutnya ditempuh di SMA Don Bosco Padang pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011. Tahun 2011 penulis diterima sebagai Mahasiswa pada Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Selama perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Penyakit Organisme Akuatik dan mata kuliah Manajemen Kesehatan Organisme Akuatik, Departemen Budidaya Perairan pada tahun ajaran 2014/2015. Pada tahun 2013 penulis juga pernah pernah mengikuti magang di Balai Budidaya Air Laut, Lampung. Pada tahun 2014 penulis melaksanakan kegiatan praktik lapangan akuakultur di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali.

Gambar

Gambar 1. Tingkat kelangsungan hidup yang dihasilkan pada pemeliharaan
Gambar 2 Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan mas (Cyprinus carpio)
Gambar 5 Total leukosit ikan mas (Cyprinus carpio)

Referensi

Dokumen terkait

Penderita yang sembuh dari tetanus tidak memiliki imunitas terhadap infeksi tetanus ulangan karena jumlah tetanospasmin yang dibutuhkan untuk menyebabkan tetanus tidak cukup

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 15.0 menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,523 dengan signifikasi

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka hipotesis yang telah diajukan yaitu ‘’Ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja karaywan PT

Giro adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan CekIBilyet Giro (BG), atau dengan cara

Dari data di atas dapat peneliti sampaikan bahwa jumlah sampel yang akan peneliti ambil (teliti) adalah sebanyak 61 orang wanita tani yang bekerja sebagai

Namun dengan upaya ditetapkannya kurikulum 2013 yang setiap guru harus menggunakan pembelajaran secara tematik adalah upaya yang sangat cerdas karena seimbang dengan

Disamping itu motivasi belajar juga mampu berguna sebagai Feed Back (umpan balik) bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat