• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Aplikasi Untuk Visualisasi Suara Paru-Paru Pada Manusia Berbasis Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Aplikasi Untuk Visualisasi Suara Paru-Paru Pada Manusia Berbasis Android"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN APLIKASI UNTUK VISUALISASI SUARA

PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

YUNISYA AULIA PUTRI

091402004

PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANCANGAN APLIKASI UNTUK VISUALISASI SUARA

PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah

Sarjana Teknologi Informasi

YUNISYA AULIA PUTRI

091402004

 

 

 

 

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN APLIKASI UNTUK

VISUALISASI SUARA PARU-PARU PADA

MANUSIA BERBASIS ANDROID

Kategori : SKRIPSI

Nama : YUNISYA AULIA PUTRI

Nomor Induk Mahasiswa : 091402004

Program Studi : SARJANA (S1) TEKNOLOGI INFORMASI

Departemen : TEKNOLOGI INFORMASI

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI (FASILKOM-TI) UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, 12 Juli 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2

Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc., M.Sc NIP 19860303 201012 1 004

Pembimbing 1

M. Anggia Muchtar, ST., MM.IT NIP 19800110 200801 1 010

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Teknologi Informasi Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN APLIKASI UNTUK VISUALISASI SUARA PARU-PARU

PADA MANUSIA BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan

dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

Yunisya Aulia Putri

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT beserta Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat, hidayah-Nya, segala daya dan upaya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi S-1 Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarmya penulis sampaikan kepada :

1. Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Informasi, Bapak Muhammad Anggia Muchtar, ST., MM. IT dan Bapak Muhammad Fadly Syahputra, B.Sc, M.Sc.IT, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, semua dosen serta pegawai di Program Studi S1 Teknologi Informasi.

2. Bapak M. Anggia Muchtar, ST., MM.IT selaku pembimbing pertama dan Bapak Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc., M.Sc selaku pembimbing kedua, yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak M. Fadly Syahputra, B.Sc., M.Sc.IT dan bapak Baihaqi Siregar, S.Si., M.IT yang telah bersedia menjadi dosen pembanding dan memberikan saran-saran yang baik bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kedua orang tua penulis, orang yang paling berharga dalam hidup penulis, ayahanda Ir. Suhermansyah, S.Pd dan ibunda Sri Wahyuni, S.T yang telah membesarkan, mendidik, memberi dukungan, doa, dan motivasi tanpa henti. Serta kepada adik-adik penulis Rizky Alvionita Sari, Tria Suci Hasanah dan Azka Maulana yang selalu ada dan menghibur penulis.

5. Sahabat penulis Riri, Adelia, dan Trisna yang selalu mendukung dan memotivasi kapan pun dibutuhkan oleh penulis.

6. Teman terbaik saya Ade Nursyarif Tambunan yang selalu sabar, selalu mendukung, memotivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman yang mendukung dan membantu penulis, Julia, Fanny, Icha, Yana, Hani, Dija, Ammar, Ridzuan, Ibnu, Reza, Binyo, Fadli R, Fadli, Yogi, Dullah, Kurniawan, Dezi, Alvin, Samuel S, Jihan, Mita, Amira, Andika, Iqbal dan seluruh teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(6)

ABSTRAK

Dalam bidang kesehatan, kemajuan teknologi memberikan dampak yang sangat besar

dalam mendiagnosa penyakit ataupun keadaaan dari seseorang. Hasil rekaman suara

paru-paru (pernafasan) merupakan salah satu contoh dari kemajuan tersebut. Suara

pernafasan yang telah berbentuk digital tersebut dapat diolah dan kemudian dianalisis

oleh praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Namun, visualisasi suara

pernafasan belum banyak dikembangkan dalam perangkat mobile berbasis android.

Pada penelitian ini menggunakan rekaman suara paru-paru dengan melakukan

visualisasi pada perangkat android. Visualisasi dilakukan dengan menampilkan suara

dalam bentuk grafik yang menunjukkan aktifitas dari paru-paru tersebut. Pada

penelitian ini, aplikasi dijalankan pada android versi 2.0 Froyo, dengan menggunakan

10 sampel suara paru-paru berkestensi *wav dengan kriteria yang berbeda. Penelitian

ini menghasilkan tampilan grafik dari suara paru-paru yang berbeda dari tiap sampel

serta beberapa informasi seperti frekuensi tarik dan buang nafas, durasi tarik dan

buang nafas, serta jarak waktu antar nafas.

(7)

APPLICATION DESIGN FOR VISUALIZATION OF BREATH SOUNDS IN HUMANS BASED ON ANDROID

ABSTRACT

In medical environment, development of technology gives a very large impact in diagnosing diseases or someone’s condition. Recorded of breath sounds is one result of technological advances. Breath sounds that stored in digital format can be processed and then analyzed by the medical expert to diagnose diseases. But, visualization of breath sounds has not been developed in mobile devices based on android. In this research, is used the recorded breath sounds by visualize the sounds in android devices. Visualization is done by showing the breath sounds into graph that showed the activity of the lungs. In this research, application was tested on android device version 2.0 Froyo by using 10 samples of breath sounds with different criteria at each of them in *.wav extension. This research showed the result of visualization of breath sound in a different graphical display between samples. Also it showed some information of the sounds, such as the frequency of inhale and exhale, duration of inhale and exhale.

Keywords : visualization, breath sound, android, graphic  

(8)

DAFTAR ISI

1.4Tujuan Penelitian 3

1.5Manfaat Penelitian 3

1.6Metodologi Penelitian 4

1.7Sistematika Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1Suara Paru-Paru 6

2.2Jenis Suara Paru-Paru 8

2.2.1Suara paru-paru normal 9

2.2.2Suara paru-paru abnormal 10

2.2.3Suara paru-paru tambahan (adventitious sounds) 10

2.3Auskultasi 13

(9)

2.5Audio 14

2.6File WAV 16

2.7Android 20

2.8Penelitian Terdahulu 22

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 24

3.1Data Yang Digunakan 24

3.2Analisis Sistem 25

3.3Perancangan Sistem 28

3.3.1Arsitektur umum 28

3.3.2Diagram use case 28

3.3.3Use case spesifikasi 29

3.3.4Activity diagram 31

3.3.5Perancangan antar muka 32

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 38

4.1Implementasi Sistem 38

4.1.1Perangkat keras 38

4.1.2Perangkat lunak 39

4.2Pengujian 39

4.2.1Tabel pada database MySQL 39

4.2.2Kasus dan hasil pengujian sistem 41

4.3Pengujian Kinerja Sistem 43

4.4Hasil Pengujian Suara Pernafasan 47

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 58

5.1Kesimpulan 58

5.2Saran 58

(10)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Kategori suara paru-paru 8

Tabel 2.2 Penjelasan struktur file WAV 17

Tabel 2.3 Penelitian terdahulu 22

Tabel 3.1 Data yang digunakan 24

Tabel 3.2 Spesifikasi use case untuk login 29

Tabel 3.3 Spesifikasi use case untuk input data 30

Tabel 3.4 Spesifikasi use case untuk pilih data 30

Tabel 4.1 Hasil pengujian halaman awal 41

Tabel 4.2 Hasil pengujian halaman utama (login) 41

Tabel 4.3 Hasil pengujian halaman daftar data pasien 42

Tabel 4.4 Hasil pengujian halaman tambah pasien 42

(11)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Hubungan antara suara pernafasan, suara paru-paru, suara

nafas, dan suara tambahan

6

Gambar 2.2 Sistem pernafasan manusia 7

Gambar 2.3 Suara paru-paru berdasarkan lokasi auskultasi 9

Gambar 2.4 Format file WAV 17

Gambar 2.5 Interpretasi tiap byte pada file WAV 19

Gambar 3.1 Flowchart visualisasi suara 27

Gambar 3.2 Arsitektur umum 28

Gambar 3.3 Diagram use case sistem 29

Gambar 3.4 Activity diagram sistem (input data) 31

Gambar 3.5 Activity diagram sistem (pilih data) 32

Gambar 3.6 Rancangan halaman awal 33

Gambar 3.7 Rancangan halaman utama (login) 34

Gambar 3.8 Rancangan halaman daftar data pasien 34

Gambar 3.9 Rancangan halaman tambah data 35

Gambar 3.10 Rancangan halaman visualisasi suara 36

Gambar 4.1 Tabel dokter 40

Gambar 4.2 Tabel pasien 40

Gambar 4.3 Tabel suara 41

Gambar 4.4 Halaman awal 44

Gambar 4.5 Halaman login 44

Gambar 4.6 Halaman daftar pasien 45

Gambar 4.7 Menu input data 46

Gambar 4.8 Halaman tambah pasien 46

Gambar 4.9 Contoh Halaman visualisasi suara paru-paru 47

(12)

Gambar 4.11 Hasil Visualisasi Normal vesicular sound-right lower lobe 49

Gambar 4.12 Hasil Visualisasi Fine crackles-right lower lobe 50

Gambar 4.13 Hasil Visualisasi Coarse crackles-right lower lobe 51

Gambar 4.14 Hasil Visualisasi Inspiratory stridor 52

Gambar 4.15 Hasil Visualisasi Normal trachea-trachea interscapular 53

Gambar 4.16 Hasil Visualisasi Fine crackles with deciduous bronchial

sound

54

Gambar 4.17 Hasil Visualisasi Pleural friction-right middle lobe 55

Gambar 4.18 Hasil Visualisasi Rhonchus-Right lower lobe 56

(13)

ABSTRAK

Dalam bidang kesehatan, kemajuan teknologi memberikan dampak yang sangat besar

dalam mendiagnosa penyakit ataupun keadaaan dari seseorang. Hasil rekaman suara

paru-paru (pernafasan) merupakan salah satu contoh dari kemajuan tersebut. Suara

pernafasan yang telah berbentuk digital tersebut dapat diolah dan kemudian dianalisis

oleh praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Namun, visualisasi suara

pernafasan belum banyak dikembangkan dalam perangkat mobile berbasis android.

Pada penelitian ini menggunakan rekaman suara paru-paru dengan melakukan

visualisasi pada perangkat android. Visualisasi dilakukan dengan menampilkan suara

dalam bentuk grafik yang menunjukkan aktifitas dari paru-paru tersebut. Pada

penelitian ini, aplikasi dijalankan pada android versi 2.0 Froyo, dengan menggunakan

10 sampel suara paru-paru berkestensi *wav dengan kriteria yang berbeda. Penelitian

ini menghasilkan tampilan grafik dari suara paru-paru yang berbeda dari tiap sampel

serta beberapa informasi seperti frekuensi tarik dan buang nafas, durasi tarik dan

buang nafas, serta jarak waktu antar nafas.

(14)

APPLICATION DESIGN FOR VISUALIZATION OF BREATH SOUNDS IN HUMANS BASED ON ANDROID

ABSTRACT

In medical environment, development of technology gives a very large impact in diagnosing diseases or someone’s condition. Recorded of breath sounds is one result of technological advances. Breath sounds that stored in digital format can be processed and then analyzed by the medical expert to diagnose diseases. But, visualization of breath sounds has not been developed in mobile devices based on android. In this research, is used the recorded breath sounds by visualize the sounds in android devices. Visualization is done by showing the breath sounds into graph that showed the activity of the lungs. In this research, application was tested on android device version 2.0 Froyo by using 10 samples of breath sounds with different criteria at each of them in *.wav extension. This research showed the result of visualization of breath sound in a different graphical display between samples. Also it showed some information of the sounds, such as the frequency of inhale and exhale, duration of inhale and exhale.

Keywords : visualization, breath sound, android, graphic  

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teknologi telah menjadi bagian pada tiap aspek kehidupan kita. Perkembangan

teknologi yang terus menerus membuat manusia sangat bergantung kepada

kecanggihan teknologi tersebut dan membuat manusia seakan tidak terpisah oleh

jarak, ruang, dan waktu. Teknologi yang muncul dapat menjadi alat bantu untuk

menjalankan aktivitas manusia sehingga tak jarang teknologi sudah menjadi

kebutuhan primer untuk sebagian besar manusia.

Misalnya saja pada bidang kesehatan, teknologi telah mengambil peranan yang

penting. Stetoskop merupakan alat yang biasa digunakan pada bidang kesehatan untuk

mendeteksi kondisi seseorang. Stetoskop biasa digunakan untuk mendengarkan suara

yang ada di dalam tubuh seseorang, seperti suara pernafasan manusia. Teknik ini

disebut dengan auskultasi. Hasil dari auskultasi inilah dokter biasanya menentukan

kondisi pasien.

Teknik auskultasi dengan menggunakan stetoskop memiliki banyak batasan

dan kekurangan. Teknik ini merupakan suatu proses yang subjektif dimana hasilnya

bergantung pada kemampuan pendengaran seseorang, pengalamannya, dan

kemampuannya mengenali perbedaan antara pola-pola suara yang ada (Sovijarvi et al.

2000). Ini dikareakan suara yang dihasilkan oleh stetoskop masih bersifat kasar

sehingga bagi para dokter muda dan mahasiswa kedokteran masih sulit dalam

menentukan suara yang berkaitan dan proses diagnosis yang dihasilkan belum benar.

Selain itu data suara tidak tersimpan sehingga sullit untuk didiskusikan lagi bersama

dokter-dokter lainnya (Rizal dan Soegijoko 2006). Namun pada saat ini, metode-

(16)

mengatasi permasalahan yang ada pada teknik auskulasi sederhana (Sovijarvi et al,

2000). Digital stetoskop memiliki fungsi lebih, seperti penyimpanan, pengiriman, dan

pemrosesan data. Suara tubuh bagian pernafasan dapat direkam, didengarkan kembali,

atau diolah baik secara frekuensi ataupun sinyal.

Seiring berkembangnya teknologi, komputasi mobile mengalami kemajuan

yang pesat. Ini ditandai dengan semakin banyaknya fungsi pada perangkat mobile atau

yang disebut dengan smartphone. Android merupakan salah satu basis smartphone

yang saat ini sedang populer. Android merupakan subset perangkat lunak untuk

perangkat mobile yang meliputi sistem operasi, middleware, dan aplikasi inti yang

dirilis oleh google (Huda, 2011).

Dengan banyaknya aktivitas seseorang, sebagian besar orang memilih untuk

belajar secara mandiri dan tidak terfokus di satu tempat atau pun waktu. Maksudnya,

seseorang dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Suatu aplikasi pembelajaran yang

dapat berjalan pada perangkat mobile, menjadi strategi seseorang untuk dapat

memanfaatkan teknologi sebagai alat menambah pengetahuan yang dapat dilakukan

kapanpun dan dimanapun.

Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk memanfaatkan rekaman suara

paru-paru (suara pernafasan), sebagai bahan penelitian, dengan melakukan visualisasi

suara paru-paru (suara pernafasan) pada manusia berbasis android. Suara pernafasan

yang telah direkam akan divisualisasikan ke dalam bentuk grafik yang menunjukkan

aktivitas dari paru-paru tersebut. Bentuk visualisasi dari suara paru-paru ini

diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meneliti kondisi paru-paru seseorang

tidak hanya dengan suara tetapi juga melalui bentuk visual. Maka dari itu penelitian

ini berfokus pada perancangan sebuah aplikasi pemvisualisasian suara paru-paru

(suara pernafasan) pada manusia.

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan suara paru-paru yang menjadi

bahan referensi penulis seperti, Analisis dan klasifikasi suara pernafasan dengan

signal coherence method yang dihasilkan oleh Baydar et al.( 2003). Karakteristik

suara pernafasan dan suara tambahan pada sistem pernafasan yang dipaparkan oleh

(17)

Pengenalan Suara Jantung dan Paru untuk Diagnosis Penyakit Jantung dan Paru

Secara Otomatis (Rizal & Suryani, 2007).

1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diangkat pada penelitian ini yaitu permasalahan

dalam sulitnya mendapatkan hasil diagosa yang dihasilkan stetoskop karena masih

bersifat subjektif, tergantung kepada pengalaman dan ketajaman pendengaran dokter.

Maka perlunya visualisasi suara paru-paru untuk digunakan sebagai bahan diskusi dan

pembelajaran bagi para dokter muda ataupun mahasiswa kedokteran.

1.3Batasan Masalah

Adapun beberapa batasan masalah yang diterapkan pad penelitian ini yaitu :

1. Data yang digunakan sebanyak 10 file suara rekaman pernafasan manusia.

2. Data yang digunakan berbentuk file wav yang diambil dari Stethoscope Sounds

: Littmann.

3. Penelitian tidak sampai pada tahap pemberian keputusan dan klasifikasi.

4. Aplikasi yang dibuat menggunakan perangkat Android Mobile versi 2.0 Froyo.

Software pendukung perangkat ini adalah Eclipse.

5. Perancangan dilakukan untuk aplikasi mobile berbasis android.

6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman java.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menvisualisasikan suara paru-paru manusia pada

suatu perangkat mobile berbasis android agar dapat digunakan sebagai bahan diskusi

dan pembelajaran bagi penggunanya.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Mempermudah pengguna untuk menganalisis suara paru-paru dari visualisasi

yang ditampilkan pada perangkat android.

2. Dapat menjadi bahan diskusi dan pembelajaran mengenai suara paru-paru dan

(18)

3. Menambah wawasan mengenai pemrograman android.

4. Menjadi bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang berkenaan dengan

suara pernafasan ataupun lainnya.

1.6Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian yang digunakan peneliti yaitu :

1. Studi Literatur

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan sumber referensi yang akan

digunakan untuk penelitian. Peneliti membaca dan mempelajari buku-buku,

jurnal, media online dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian

yang akan dilakukan.

2. Perancangan Desain Sistem

Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan aplikasi, seperti merancang

activity diagram, diagram alur (flowchart) sistem, perancangan desain, dan

perancangan desain antarmuka (interface).

3. Implementasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengkodean dan implementasi rancangan yang telah

dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah dipilih.

Pengkodean dilakukan dengan bahasa pemrograman java android dengan

menggunakan aplikasi Eclipse.

4. Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian dan percobaan pada sistem yang telah

dibuat sesuai dengan kriteria dan kebutuhan yang diinginkan dan memastikan

apakah program berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

5. Dokumentasi Sistem

Pada tahap ini, peneliti mendokumentasikan sistem dalam bentuk laporan

tertulis untuk menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan.

1.7Sistematika Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian utama (bab) dengan penjelasan

(19)

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisi uraian penjelasan latar belakang terkait judul skripsi yang diajukan,

perumusan masalah pada penelitian, batasan masalah yang ditetapkan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan dari

penyusunan skripsi ini.

Bab 2 Landasan Teori

Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori pendukung yang digunakan pada penelitian

ini, seperti suara paru-paru (pernafasan), teknologi android, dan penelitian terdahulu.

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

Pada bab ini berisi penjelasan analisis mengenai permasalahan dan identifikasi

kebutuhan perancangan sistem.

Bab 4 Implementasi dan Pengujian Sistem

Pada bab ini berisi penjelasan implementasi sistem dari hasil analisis yang dilakukan

serta menguji sistem yang telah dibuat.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian skripsi yang telah

dilakukan dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut mengenai

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Suara Paru-Paru

Suara paru-paru merupakan bagian dari suara pernafasan atau yang biasa disebut

respiratory sound. Dalam suara pernafasan meliputi suara yang terdapat pada mulut

dan trakea, sedangkan suara paru-paru terjadi pada bagian sekitar dada (chest wall).

Respirasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan dalam bernafas. Di dalamnya termasuk

seluruh proses yang berkonstribusi dalam hal menghirup oksigen (inhaling) dan

mengeluarkan karbon dioksida (exhaling) (Baydar et al. 2003). Suara pernafasan didefinisikan sebagai keseluruhan suara yang berhubungan dengan respirasi termasuk

suara nafas (breath sounds), suara adventif (abnormal sounds), suara batuk (cough

sounds), dengkuran (snoring sounds), dan suara bersin (sneezing sounds) (Sovijarvi et

al.2000).

(21)

Adanya suara di dalam paru-paru manusia dikarenakan terjadi turbulensi udara

saat udara memasuki saluran pernafasan selama proses pernafasan terjadi. Turbulensi

yang terjadi di dalam paru-paru manusia terjadi karena adanya perbedaan saluran

udara pada sistem pernafasan sehingga menyebabkan udara mengalir dari saluran

yang lebar ke saluran yang lebih sempit ataupun sebaliknya. Menurut Kaelin (2000),

sistem respirasi dapat dipisahkan menjadi 2 saluran yaitu saluran atas dan bawah.

Saluran pernafasan atas terdiri dari hidung, paranasal sinus, pharynx, dan larynx.

Fungsi dari saluran ini adalah untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan

udara sebelum mencapai unit pertukaran gas. Saluran bawah terdiri dari trachea,

bronchus utama kanan yang terbagi menjadi 3 lobar atau bagian paru (atas, tengah dan

bawah), bronchus kiri yang terbagi menjadi 2 lobar, bronchioli, dan berakhir di

alveoli, dimana pertukaran gas terjadi. Puncak suara paru-paru normal biasanya pada

frekuensi dibawah 100Hz, energi suara paru-paru menurun dengan tajam antara

100-200Hz tapi masih dapat dideteksi pada atau di atas 800Hz dengan alat yang sensitif

(Sukresno, F, et al. 2009).

Gambar 2.2 Sistem pernafasan manusia (Ramadhan, M,Z., 2012)

  Dalam proses pernafasan terdapat dua proses utama yaitu proses inspirasi dan proses ekspirasi. Proses inspirasi yaitu proses yang terjadi saat kita menghirup udara

ke dalam paru-paru, dalam proses ini oksigen masuk ke dalam tubuh. Ekspirasi yaitu

proses yang terjadi saat kita mengeluarkan udara dari paru-paru, dan dalam proses ini

(22)

yang terdengar akan lebih kuat dari pada saat ekspirasi. Hal ini terjadi dikarenakan

turbulensi udara pada saat proses inspirasi berlangsung lebih kuat dibandingkan pada

saat proses ekspirasi. Namun, durasi antara ekspirasi lebih panjang dari inspirasi.

Saat inspirasi, udara mengalir dari saluran udara yang lebih luas ke saluran

udara yang lebih sempit sehingga turbulensi udara yang terjadi lebih kuat, sedangkan

pada saat ekspirasi terjadi hal yang sebaliknya dari inspirasi. Akibat dari proses ini lah

maka pada saat inspirasi suara yang terdengar lebih keras.

2.2Jenis Suara Paru-Paru

Suara paru-paru terjadi karena adanya turbulensi dari aliran udara saat udara

memasuki saluran pernafasan. Pada saat tarik nafas (inspirasi),udara yang masuk

mengalir dari saluran yang lebar ke saluran yang lebih sempit menuju ke alveoli.

Udara yang menabrak dinding saluran pernafasan menyembabkan terjadinya turbulen

dan menghasilkan suara. Sedangkan pada saat buang nafas (ekspirasi), udara yang

masuk mengalir ke arah yang berlawanan menuju saluran udara yang lebih lebar. Ini

mengakibatkan turbulen yang terjadi lebih sedikit, sehingga pada ekspirasi normal

terdengar suara yang lebih kecil dibandingkan pada saat inspirasi (Ramadhan, M,Z.

2012).

Suara paru-paru dibagi dalam beberapa kategori yang didasarkan pada pitch,

intensitas, lokasi, dan rasio antara inspirasi dan ekspirasi. Suara paru-paru secara

umum dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu suara paru-paru normal, suara paru-paru

abnormal, dan suara tambahan (adventitious sound). Dapat dilihat pada tabel 2.1.

Berikut pembagian suara paru-paru menurut Ramadhan, M, Z (2012).

Tabel 2.1 kategori suara paru-paru

Suara Paru-Paru

Normal Abnormal Adventitious

Tracheal Absent/Decreased Crackles

Vesicular Harsh Vesicular Wheeze

Bronchial Stridor

Bronchovesicular Rhonchi

(23)

2.2.1 Suara Paru-Paru Normal

Pada suara paru-paru normal, dapat dibagi lagi menjadi 4 bagian. Pembagian ini

didasarkan pada posisi stetoskop pada saat auskultasi (Ramadhan, M,Z. 2012)..

Pembagian yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Tracheal Sound, yaitu suara yang terdengar pada bagian tracheal, yaitu pada

bagian larik dan pangkal leher.

2. Bronchial Sound, yaitu suara yang terdengar pada bagian bronchial, yaitu

suara pada bagian percabangan antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

3. Bronchovesicular Sound, suara ini didengar pada bagian ronchus, yaitu tepat

pada bagian dada sebelah kanan atau kiri.

4. Vesicular Sound, suara yang dapat didengar pada bagian vesicular, yaitu

bagian dada samping dan dada dekat perut.

Gambar 2.3 suara paru-paru berdasarkan lokasi auskultasi

(24)

2.2.2 Suara Paru-Paru Abnormal

Pada saat dilakukan auskultasi, tidak jarang dapat didengar suara paru-paru yang

normal (normal sound) namun terdengar di tempat yang tidak seharusnya pada bagian

interior dan posterior. Hal ini menyebabkan suara paru-paru yang didengar

digolongkan pada suara abnormal. Beberapa bagian dari suara abnormal menurut

Ramadhan,M,Z (2012) seperti berikut :

a. Decreased Breath Sound (Absent)

Sering ditemukan suara paru-paru tidak terdengar pada bagian dada atau dapat

dikatakan suara menghilang yang dapat berarti terdapat suatu masalah pada

bagian tersebut. Masalah yang terjadi dapat disebabkan oleh penyakit seperti

daging yang tumbuh hingga paru-paru yang mengecil.

b. Bronchial

Terdengar suara inspirasi keras disusul dengan ekspirasi yang lebih keras lagi.

Suara bronchial sangat nyaring, pitch tinggi, dan suara terdengar dekat dengan

stetoskop. Terdapat gap antara fasa inspirasi dan ekspirasi pada pernafasan, dan

suara ekspirasi terdengar lebih lama dibanding suara inspirasi. Jika suara ini

terdengar dimana-mana kecuali di manubrium, hal tersebut biasanya

mengindikasikan terdapat daerah konsolidasi yang biasanya berisi udara tetapi

berisi air.

c. Harsh Vesicular

Suara pernafasan vesikular merupakan suara pernafasan normal yang paling

umum dan terdengar hampir di semua permukaan paru-paru. Suaranya lembut

dan pitch rendah. Suara inspirasi lebih panjang dibanding suara ekspirasi. Apabila

suara terdengar lebih kuat dari biasanya dapat berarti tergolong suara abnormal

dan dapat digolongkan sebagai harsh vesicular.

2.2.3 Suara paru-paru tambahan (Adventitious Sounds)

Kategori terakhir dari suara paru-paru yaitu suara tambahan (adventitious sound).

Suara paru-paru tambahan ini muncul karena adanya kelainan pada paru-paru yang

disebabkan oleh penyakit. Beberapa contoh suara tambahan pada paru-paru menurut

(25)

a. Crackles

Crackles adalah jenis suara yang bersifat discontinuous (terputus-putus), pendek, dan

kasar. Suara ini umumnya terdengar pada proses inspirasi. Suara crackles ini juga

sering disebut dengan nama rales atau crepitation. Suara ini dapat diklasifikasikan

sebagai fine, yaitu memiliki pitch tinggi, lembut, sangat singkat. Atau sebagai coarse,

yaitu pitch rendah, lebih keras, tidak terlalu singkat. Spectrum frekuensi suara

crackles antara 100-2000Hz (Sovijarvi, et al. 2000).

Suara crackles dihasilkan akibat dua proses yang terjadi. Proses pertama yaitu

ketika terdapat saluran udara yang sempit tiba-tiba terbuka hingga menimbulkan suara

mirip seperti suara “plop” yang terdengar saat bibir yang dibasahi tiba-tiba dibuka.

Apabila terjadi di daerah bronchioles maka akan tercipta fine crackles. Proses kedua,

ketika gelembung udara keluar pada pulmonary edema. Kondisi yang berhubungan

dengan terjadinya crakle :

Asma

lebih sering terdengar pada proses ekspirasi. Suara ini terjadi saat aliran udara melalui

saluran udara yang menyempit karena sekresi, benda asing ataupun luka yang

menghalangi. Jika Wheeze terjadi, terdapat perubahan setelah bernafas dalam atau

batuk. Wheeze yang terdengar akan menandakan peak ekspirasi yang 50% lebih

rendah dibandingkan dengan pernafasan normal. Terdapat dua macam suara Wheeze,

(26)

• Suara monophonic yaitu suara yang terjadi karena adanya blok pada satu

saluran nafas, biasanya sering terjadi saat tumor menekan dinding bronchioles.

• Suara polyphonic yaitu suara yang terjadi karena adanya halangan pada semua

saluran nafas pada saat proses ekspirasi. 

Kondisi yang menyebakan wheezing :

Asthma

Wheeze. Tetapi dalam ronchi jalan udara lebih besar, atau sering disebut coarse ratling

sound. Suara ini menunjukkan halangan pada saluran udara yang lebih besar oleh

sekresi. Kondisi yang berhubungan dengan terjadinya ronchi yaitu :

Pneumonia

Stridor menunjukkan indikasi luka pada trachea atau pada larynx sehingga sangat

dianjurkan pertolongan medis.

e. Pleural Rub

Pleural rub merupakan suara yang terdengar menggesek atau menggeretak yang

terjadi saat permukaan pleural membengkak atau menjadi kasar dan bergesekan satu

(27)

pada suatu tempat di dinding dada dan terdengar selama fase inspirasi atau ekspirasi.

Beberapa kondisi yang menyebabkan pleural rub :

Pleurisy

Pneumonia

Tuberculosis

Pleural effusion

2.3Auskultasi

Auskultasi merupakan teknik untuk mendengarkan suara dari dalam tubuh.

Hippocrates (460-377 SM) yang menemukan teknik auskultasi dengan cara

meletakkan telinganya pada dada pasien dan menggambarkan suara yang didengarnya.

Tahun 1816, René Laennec melakukan auskultasi dengan menggunakan gulungan

kertas untuk menghindari auskultasi secara langsung, teknik inilah yang akhirnya

tercipta stetoskop.

Proses auskultasi merupakan suatu hal yang penting karena membutuhkan

teknik yang efektif dan klinis yang akan dipelajari untuk mengevaluasi fungsi

pernafasan seorang pasien dengan menggunakan alat bantu yaitu stetoskop. Auskultasi

paru dilakukan untuk mendeteksi suara nafas dasar dan suara nafas tambahan.

Auskultasi harus dilakukan di seluruh dada dan punggung, termasuk daerah aksila.

Biasanya auskultasi dimulai dari atas ke bawah, dan dibandingkan sisi kiri dan kanan

dada. (Matondang et al. 2003). Masalah yang timbul dalam auskultasi yaitu suara dari

dalam tubuh yang biasanya menempati frekuensi rendah sekitar 20-400 Hz, amplitudo

rendah, kebisingan lingkungan, kepekaan telinga dan pola suara yang mirip. Apabila

prosedur auskultasi tidak dilakukan dengan benar dapat menyebabkan kesalahan

dalam diagnosis pasien.

Pada saat auskultasi, pasien lebih baik tidak berbicara dan tidak bernafas

menggunakan mulut, karena dibutuhkan satu nafas lengkap untuk tiap lokasi. Ada 12

lokasi auskultasi pada dada anterior dan ada 14 lokasi posterior. secara umum yang

harus didengar paling tidak ada 6 lokasi pada anterior dan 6 lokasi pada posterior.

(28)

2.4Stetoskop

Stetoskop berasal dari bahasa yunani yaitu stethos berarti dada dam skoppein yang

berarti memeriksa, adalah sebuah alat medis akustik yang digunakan untuk memeriksa

suara dalam tubuh. Stetoskop banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan

pernafasan, namun dapat juga untuk mendengar aliran darah dalam arteri dan vena.

Stetoskop ditemukan oleh Rene-Theophile-Hyacinthe Laennec pada tahun 1816 di

Perancis. Awalnya hanya berupa tabung kayu. Kemudian pada tahun 1940-an

Rappaport dan Sprague merancang stetoskop baru yang menjadi cikal bakal stetoskop

masa kini. Kemudian pada awal tahun 1960 Dr. David Littman, menciptakan

stetoskop baru yang lebih ringan dibandingkan model-model sebelumnya.

Stetoskop akustik berfungsi untuk menyalurkan suara dari bagian dada melalui

tabung kosong berisi udara, ke telinga pendengar. Digital stetoskop memiliki fungsi

lebih seperti penyimpanan, pengiriman, dan pemrosesan data. Suara tubuh bagian

pernafasan dapat direkam, didengarkan kembali, atau diolah baik secara frekuensi

ataupun sinyal. Dalam penelitian ini digunakan sampel rekaman suara paru-paru yang

didapatkan dari Littmann Stethoschope.

2.5Audio

Suara yang kita dengar sehari-hari adalah merupakan gelombang analog. Suara atau

bunyi adalah suatu gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium,

seperti zat cair, padat dan gas. Bunyi dapat terdengar oleh manusia apabila gelombang

tersebut mencapai telinga manusia dengan frekuensi 20Hz – 20kHz , suara ini disebut

dengan audiosonic atau dikenal dengan audio, gelombang suara pada batas frekuensi

tersebut disebut dengan sinyal akustik.

Gelombang mempunyai pola sama yang berulang pada interval tertentu, yang

disebut sebagai periode. Suara diluar range pendengaran manusia dapat dikatakan

sebagai noise (getaran yang tidak teratur dan tidak berurutan dalam berbagai

frekuensi, tidak dapat didengar manusia). Frekuensi dari suatu suara adalah banyaknya

periode gelombang dalam waktu satu detik (Hz). Frekuensi suara manusia = 20 Hz –

20 KHz. Amplitude adalah tinggi suatu gelombang yang mengisyaratkan besar

(29)

Komputer hanya mampu mengenal sinyal dalam bentuk digital. Bentuk digital

yang dimaksud adalah tegangan yang diterjemahkan dalam angka “0” dan “1”, yang

juga disebut dengan istilah “bit”. Dengan kecepatan perhitungan yang dimiliki

komputer, komputer mampu melihat angka “0” dan “1” ini menjadi kumpulan bit-bit

dan menerjemahkan kumpulan bit-bit tersebut menjadi sebuah informasi yang

bernilai. Ketika Anda merekam suara atau musik ke dalam komputer, sound card akan

mengubah gelombang suara (bisa dari mikrofon atau stereo set) menjadi data digital,

dan ketika suara itu dimainkan kembali, sound card akan mengubah data digital

menjadi suara yang kita dengar (melalui speaker), dalam hal ini gelombang analog.

Proses pengubahan gelombang suara menjadi data digital ini dinamakan

Analog-to-Digital Conversion (ADC), dan kebalikannya, pengubahan data digital menjadi

gelombang suara dinamakan Digital-to-Analog Conversion (DAC).

Dalam dunia audio digital, ada beberapa istilah yaitu channel (jumlah kanal),

sampling rate (laju pencuplikan), bandwidth, bit per sample (banyaknya bit dalam

satu sample), bit rate (laju bit).

Channel (jumlah kanal)

Jumlah kanal menentukan banyaknya kanal audio yang digunakan. Audio

satu kanal dikenal dengan mono, sedangkan audio dua kanal dikenal

dengan strereo. Saat ini untuk audio digital standar, biasanya digunakan

dua kanal, yaitu kanal kiri dan kanal kanan.

Sampling rate (Laju pencuplikan)

Ketika sound card mengubah audio menjadi data digital, sound card akan

memecah suara tadi menurut nilai menjadi potongan-potongan sinyal

dengan nilai tertentu. Proses sinyal ini bisa terjadi ribuan kali dalam satuan

waktu. Banyak pemotongan dalam satu satuan waktu ini dinamakan

sampling rate (laju pencuplikan). Satuan sampling rate yang biasa

digunakan adalah KHz (kilo Hertz). Sebagai contoh, lagu yang disimpan

dalam Compact Disc Audio (CDA) memiliki sampling rate 44.1 KHz,

yang berarti lagu ini dicuplik sebanyak 44100 kali dalam satu detik untuk

memastikan kualitas suara yang hampir sama persis dengan aslinya.

(30)

Bit per sample menyatakan seberapa banyak bit yang diperlukan untuk

menyatakan hasil sample tersebut, hal ini berkaitan dengan proses

kuantisasi. Bit rate yang digunakan adalah 8 bit per sample atau 16 bit per

sample

2.6File WAV

Wav Audio merupakan kreasi perusahaan raksasa perangkat lunak Microsoft yang

berasal dari standar RIFF (Resource Interchange File Format). Wav audio ini telah

menjadi standar format file audio komputer dari suara sistem dan games sampai CD

Audio. File Wav diidentifikasikan dengan nama yang berekstensi *.WAV. Format asli

dari tipe file tersebut sebenarnya berasal dari bahasa C (Gunawan & Gunadi, 2005).

Pada saat ini, file *.AVI merupakan satu-satunya jenis file RIFF yang telah

secara penuh diimplementasikan menggunakan spesifikasi RIFF. Meskipun file

*.WAV juga menggunakan spesifikasi RIFF, karena struktur file *.WAV ini begitu

sederhana maka banyak perusahaan lain yang mengembangkan spesifikasi dan standar

mereka masing-masing.

Format file WAV seperti yang diketahui, merupakan bagian dari spesifikasi

RIFF Microsoft yang digunakan sebagai penyimpan datadigitalaudio. Format file ini

merupakan salah satu format file audio pada PC. format data dari file WAV disimpan

dalam format urutan little-endian (least significant byte) dan sebagian dalam urutan

big-endian.

File WAV menggunakan struktur standar RIFF yang mengelompokkan isi file

(sampel format, sampel digital audio, dan lain sebagainya) menjadi “chunk” yang

terpisah, setiap bagian mempunyai header dan byte data masing-masing. Header

chunck menetapkan jenis dan ukuran dari byte data chunk. Dengan metoda pengaturan

seperti ini maka program yang tidak mengenali jenis chunk yang khusus dapat dengan

mudah melewati bagian chunk ini dan melanjutkan langkah memproses chunk yang

dikenalnya. Jenis chunk tertentu mungkin terdiri atas sub-chunk. Struktur dari file wav

(31)

Gambar 2.4 Format file wav (Gunawan, 2005)

Penjelasan dari gambar 2.4 dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Penjelasan struktur file wav (Gunawan & Gunadi, 2005)

Offset Size Nama Field Deskripsi

0 4 ChunkID Terdiri atas kata “RIFF” dalam bentuk ASCII (0x52494646 dalam bentuk big-endian).

4 4 Chunksize 36 + SubChunk2Size atau lebih tepatnya: 4 + (8 + SubChunk1Size) + (8 +

SubChunk2Size).

Ini adalah besar seluruh file dalam byte dikurangi

8 byte untuk 2 field yang tidak termasuk dalam

(32)

Tabel 2.2 Penjelasan struktur file wav (Gunawan & Gunadi, 2005) (lanjutan) Offset Size Nama Field Deskripsi

8 4 Format Terdiri atas kata “WAV” (0x57415645 dalam bentuk big-endian).

12 4 SubChunk1ID Terdiri atas kata “fmt “ (0x666d7420 dalam bentuk big-endian).

16 4 SubChunk1Si ze

16 untuk jenis PCM.

20 2 AudioFormat PCM = 1 (Linear quantization). Nilai lebih dari 1 mengindikasikan fileWav kompresi.

22 2 NumChannels Mono = 1, Stereo = 2 dan seterusnya

24 4 SampleRate 8000, 44100, dan seterusnya dalam satuan Hz 28 4 ByteRate = SampleRate * NumChannels * BitsPerSample /

8

36 4 SubChunk2ID Terdiri atas kata “data” (0x64617461 dalam bentuk big-endian).

40 4 SubChunk2Si ze

= NumSamples * NumChannels * BitsPerSample

/ 8

44 * Data Data Sound sebenarnya.

Keterangan: Format “WAV” terdiri atas 2 buah SubChunk2: “fmt ” dan “data”.

SubChunk “fmt “ menggambarkan format data sound.

SubChunk “data” terdiri atas ukuran besar data dan data sound

(33)

Sebagai contoh, berikut ini merupakan 72 byte pertama dari sebuah file Wav

yang ditampilkan dalam heksadesimal:

52 49 46 46 24 08 00 00 57 41 56 45 66 6d 74 20 10 00 00 00 01 00 02 00

22 56 00 00 88 58 01 00 04 00 10 00 64 61 74 61 00 08 00 00 00 00 00 00

24 17 1e f3 3c 13 3c 14 16 f9 18 f9 34 e7 23 a6 3c f2 24 f2 11 ce 1a 0d

Berikut ini (Gambar 2.5) interpretasi dari tiap byte pada fileWav di atas:

Gambar 2.5 Interpretasi Tiap Byte pada File Wav

Menurut Gunawan & Gunadi (2005), file WAV menggunakan struktur standar

RIFF dengan mengelompokan isi file ke dalam bagian-bagian seperti format WAV

dan data digital audio. Setiap bagian memiliki headernya sendiri-sendiri beserta

dengan ukurannya. Struktur RIFF (Resource Interchange File Format) ini merupakan

struktur yang biasa digunakan untuk data multimedia dalam Windows. Struktur ini

mengatur data dalam file ke dalam bagian-bagian yang masing-masing memiliki

header dan ukurannya sendiri dan disebut sebagai chunk. Struktur ini memungkinkan

bagi program bila tidak mengenali bagian tertentu untuk melompati bagian tersebut

dan terus memproses bagian yang dikenal. Data dari suatu bagian bisa memiliki

sub-bagian dan seluruh data dalam file berstruktur RIFF selalu merupakan subsub-bagian dari

(34)

Sesuai dengan struktur file RIFF, file WAV diawali dengan 4 byte yang berisi

‘RIFF’ lalu diikuti oleh 4 byte yang menyatakan ukuran dari file tersebut dan 4 byte

lagi yang berisi ‘WAVE’ yang menyatakan bahwa file tersebut adalah file WAV. Isi

dari 4 byte pertama adalah ‘RIFF’, 4 byte berikutnya adalah ukuran dari bagian RIFF

yang nilainya sama dengan ukuran dari file dikurangi 8. ‘WAVE’ menempati 4 byte

berikutnya dan digunakan sebagai penentu jenis dari file tersebut, dalam hal ini adalah

file WAV. Setelah itu barulah informasi format dan data dari file WAV disimpan.

Bagian format sample berisi informasi-informasi mengenai bagaimana data disimpan

dan memainkannya. Bagian ini dimulai dengan ID ‘fmt ‘, lalu diikuti dengan 4 byte

yang merupakan panjang dari informasi dan bernilai 16 untuk PCM. Kompresi kode

menempati 2 byte berikutnya dengan nilai 1 untuk PCM.

Dua byte berikutnya menyatakan jumlah channel dari file WAV, lalu 4 byte

menyatakan sample rate dan 4 byte lagi menyatakan rata-rata byte tiap detiknya. Dua

byte setelahnya merupakan Block Align yang menyatakan ukuran data untuk satu

sample penuh dalam byte. Yang dimaksud dengan satu sample penuh adalah satu

sample yang mewakili nilai dari sample pada semua channel pada suatu waktu. Dua

byte terakhir dari bagian sample format ini menyatakan bitrate dari data yang

disimpan, bernilai 8, 16, 24 atau 32. Bagian berikutnya adalah bagian data audio. Di

bagian inilah sample digital audio disimpan. Bagian ini dimulai dengan ID ‘data’ dan

diikuti dengan 4 byte yang menyatakan besarnya data dalam byte, lalu selebihnya

adalah data digital audio-nya.

2.7Android

Android merupakan sistem operasi berbasis Linux untuk telepon seluler (mobile) yang

menyediakan platform terbuka (open source) sehingga para pengembang dapat

menciptakan aplikasi sendiri.Pada awalnya sistem operasi Android dikembangkan

oleh Android Inc. lalu dibeli oleh Google pada tahun 2005. Empat prinsip

pengembangan

sistem operasi dan aplikasi Android menurut (Hermawan., 2011) yaitu:

1. Terbuka

Android dibangun untuk menjadi benar-benar terbuka.Sebagai contoh,

(35)

ponsel seperti membuat panggilan, mengirim pesan teks, menggunakan

kamera.Hal ini memungkinkan para pengembang untuk membuat aplikasi

yang lebih baik.

2. Semua aplikasi dibuat sama

Android tidak membedakan antara aplikasi inti dan aplikasi pihak ketiga,

jadi keduanya dapat dibangun dan memiliki akses yang sama ke ponsel.

3. Mendobrak batasan-batasan aplikasi

Pengembang dapat menggabungkan informasi misalnya dari website

dengan data individu dari ponsel. Selain itu pengembang juga dapat

membuat aplikasi untuk melihat lokasi dan terkoneksi dengan

teman-temannya.

4. Pengembangan aplikasi yang cepat dan mudah

Android menyediakan akses ke berbagai library dan tool sehingga aplikasi

menjadi lebih kaya akan fitur-fitur canggih.

Android banyak diminati oleh para programmer karena adanya Software

Development Kits (SDK), dilengkapi dengan emulator yang membantu untuk menguji

coba aplikasi yang dibuat serta dokumentasi yang lengkap. Selain itu, tidak ada biaya

lisensi untuk memperoleh SDK ini. Android juga telah menyediakan Android Market

bagi para pengembang untuk menempatkan dan menjual aplikasi yang dibuatnya.

Pada penelitian ini, dilakukan visualisasi suara paru-paru pada manusia dengan

menggunakan perangkat android. Secara umum, visualisasi merupakan suatu bentuk

penyampaian informasi yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan gambar,

animasi, ataupun diagram yang dapat dieksplor, dihitung, ataupun dianalisis datanya.

Visualisasi merupakan usaha manusia dalam mendeskripsikan maksud tertentu

menjadi sebuah bentuk informasi yang lebih mudah dipahami.

Visualisasi berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, seperti

visualisasi suara dalam perangkat android, contohnya yaitu aplikasi Ringdroid. Dalam

aplikasi ini pengguna dapat memainkan suatu audio, menampilkan visualisasinya

dalam bentuk grafik suara, dan kelebihan lainnya. Aplikasi ini bersifat open source,

sehingga penulis menggunakan aplikasi ini sebagai acuan dalam melakukan

(36)

2.8Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai penelitian terdahulu yang menggunakan

suara paru-paru manusia sebagai bahan penelitian. Seperti yang tertera pada table 2.5

Table 2.3 Penelitian terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Penelitian Keterangan 1 Baydar, K, S.,

2003 An overview of

heart-noise reduction of lung

2007 Breath Analysis of

Respiratory Flow Using

2000 Basic Technique for

(37)

Table 2.3 Penelitian terdahulu (lanjutan)

No Peneliti Tahun Judul Penelitian Keterangan 6 Sukresno,

Ferdi., et al

2009 Reduksi Suara Jantung

dari Rekaman Suara

Paru-Paru Menggunakan Filter

Adaftif Dengan Algoritma

Recursive Least Square

Filter dengan metode

ini mampu untuk

mereduksi suara

jantung pada

(38)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini, data yang digunakan, flowchart dan diagram aktivasi dari sistem, serta

tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam perancangan sistem yang akan dibangun.

3.1Data Yang Digunakan

Dalam pembangunan sistem ini, data yang digunakan adalah data rekaman suara

pernafasan manusia yang diambil melalui perusahaan Littmann Stethoscope, dalam

kategori (album) Stethoscope Sounds. Data yang digunakan terdiri atas 10 sampel

suara seperti pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Data yang digunakan

No. Jenis Suara Rekaman Bagian

1. Bronchial Sound Left Lower Lobe

2. Coarse Crackles Right Lower Lobe

3. Fine Crackles with Deciduous

Bronchial Sound Right Middle Lobe

4. Fine Crackles Lung Basis

5. Inspiratory Stridor Trachea

6. Normal Tracheal Sound Trachea Interscapular

7. Normal Vesicular Sound Right Lower Lobe,Left Lower Lobe

8. Pleural Friction Right Middle Lobe

9. Rhonchus Right Lower Lobe

(39)

3.2Analisis Sistem

Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi sistem yang akan dikembangkan.

Analisis diperlukan sebagai dasar perancangan sistem. Pada analisis sistem yang akan

dibuat ini, akan dijelaskan flowchart dari sistem. Flowchart dari sistem

menggambarkan tahapan-tahapan dari penyelesaian masalah sistem yang sedang

dirancang.

Pada analisis sistem yang akan dibuat ini, akan dijelaskan flowchart dari

sistem. Flowchart dari sistem menggambarkan tahapan-tahapan dari penyelesaian

masalah sistem yang sedang dirancang. Tahapan-tahapan yang terurai secara

terstruktur, tujuan utama flowchart adalah memberikan suatu gambaran untuk

mempermudah pemahaman pengguna terhadap suatu sistem yang sedang dirancang.

Adapun tahapan dari proses visualisasi suara yang akan dibuat dalam penelitian ini

yaitu:

1. Masukkan file rekaman suara pernafasan.

2. Sistem menjalankan class CheapSoundFile.java, dalam class ini dilakukan

pengecekan terhadap data audio yang diinput. Apabila file audio berkestensi

*.wav, maka sistem akan menjalankan sub-classcheapWAV.java. Apabila

file suara yang dimasukkan bukan file *.wav, maka sistem akan berhenti

dan tidak dapat membaca file.

3. Sistem menjalankan sub-class cheapWAV.java untuk membaca file audio

apakah benar-benar file wav atau bukan. Saat pembacaan file wav tersebut

dilakukan beberapa pengecekan file wav, yaitu :

• Pengecekan huruf “ R I F F W A V E” dalam ascii.

• Cek ukuran file (filesize)

• Cek apakah terdapat huruf “f m t” dari file

• Ambil informasi channel dan sample rate dari file audio, apabila

tidak ada maka file wav tersebut tidak sesuai (unsupported WAV

file).

• Lalu pengecekan “d a t a” dari file audio. Jika tidak ada maka file

(40)

• Cek data file (bagian dari file wav yang mengandung audio), yaitu

data yang sebenarnya akan diolah, data terpapar dalam bentuk byte.

4. Saat pembacaan file *.wav tersebut, sistem mengambil informasi yang ada

didalam file tersebut. Seperti :

NumFrames

5. Pada proses visualisasi dalam sistem ini, penggambaran grafik dilakukan

berdasarkan frameGain yang diperoleh dari tiap file. frameGain tersebut

mengandung data yang menunjukkan kuat lemahnya suara dari suatu file

suara.

6. Data frameGain yang berbentuk byte tersebut dikonversi ke dalam bentuk

integer. Sehingga didapat nilai yang pasti, yaitu berbentuk bilangan bulat.

7. Setelah didapat data suara dalam bentuk integer (int), maka otomatis

didapat koordinat yang diperlukan dalam pembentukan grafik. Dengan

fungsi yang digunakan dalam sistem ini, yaitu :

protected void drawWaveformLine(Canvas canvas,

int x, int y0, int y1, Paint paint) {

canvas.drawLine(x, y0, x, y1, paint); }

7. Sistem akan terus melakukan pengulangan gambar pada canvas android,

hingga akhir file suara. Seperti ditunjukkan dalam potongan kode program

(41)

mulai Gambar 3.1 Flowchart visualisasi suara

Pada pembuatan sistem ini, banyak merujuk pada kode program suatu aplikasi

android open source, yaitu RingDroid. Aplikasi tersebut hanya dijadikan rujukan dan

(42)

3.2Perancangan Sistem

Pada perancangan sistem akan dilakukan perancangan bagaimana sistem akan

dibangun untuk memvisualisasikan suara paru-paru serta memberikan informasi yang

dibutuhkan. Dan dilakukan juga perancangan tentang antarmuka sistem yang akan

dibangun.

3.3.1 Arsitektur umum

Desain arsitektur dari suatu sistem merepresentasikan struktur data dan komponen

program yang diperlukan dalam membangun sebuah sistem (Presman, 2010).

Rancangan sistem yang akan dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2

Input suara

sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan interaksi tipikal antara

user dengan sistem itu sendiri dengan member sebuah narasi tentang bagaimana

sistem tersebut digunakan (Fowler, 2005). Use case diagram yang digunakan pada

(43)

User

Gambar 3.3 diagram use case sistem

3.3.3 Use case spesifikasi

Use case spesifikasi adalah dekskripsi mengenai use case diagram, menjelaskan

bagaimana sebuah use case itu bekerja (Muchtar, et al. 2011). Tabel 3.2 menjelaskan

spesifikasi use case yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun.

Tabel 3.2 Spesifikasi use case untuk login Nama use case login

Aktor Dokter (user)

Deskripsi Use case ini digunakan oleh user untuk masuk ke dalam sistem

Pre condition User harus memiliki username dan password untuk

login

Characteristic of activation Eksekusi hanya dapat dilakukan oleh dokter (user)

Basic flow - Dokter memasukkan username dan password

pada form yang tersedia, lalu klik login

- Sistem akan mengecek apakah username dan

password ada atau tidak

[H-1 Akun tidak tersedia]

- jika akun ada dalam database maka user akan

masuk ke halaman daftar data pasien.

Alternative flow H-1 : Akun tidak tersedia

Sistem akan menampilkan pesan bahwa akun salah

Post condition User (dokter) dapat masuk dan mengolah sistem

(44)

Tabel 3.3 Spesifikasi use case untuk input data

Nama use case Input data Aktor Dokter (user)

Deskripsi Use case ini digunakan oleh user untuk menginput

data pasien

Pre condition User harus memiliki username dan password untuk

login

Characteristic of activation Eksekusi hanya dapat dilakukan oleh dokter (user)

yang login

Basic flow - Dokter me-klik tombol menu pada sistem

- Dokter memasukkan data-data yang diperlukan

pada form data pasien

- Klik tombol simpan data

Alternative flow

-Post condition User (dokter) dapat menambah data pasien

Limitations -

Tabel 3.4 Spesifikasi use case untuk pilih data

Nama use case Pilih data Aktor Dokter (user)

Deskripsi Use case ini digunakan oleh user untuk melihat gambar grafik visualisasi dan informasi dari data

Pre condition User harus memiliki username dan password untuk

login

Characteristic of activation Eksekusi hanya dapat dilakukan oleh dokter (user)

Basic flow - User harus login terlebih dahulu

- Sistem akan langsung menampilkan data pasien

yang telah diinput

- User memilih data yang ingin dilihat

- Kemudian sistem menampilkan visualisasi dan

informasi yang dibutuhkan.

Alternative flow -

Post condition User dapat melihat visualisasi dari data pasien dan

informasinya

(45)

3.3.4 Activity diagram

Activity diagram sistem menggambarkan urutan aktivitas dalam sistem yang sedang

dirancang. Aktivitas yang digambarkan hanya secara umum, tidak secara eksak seperti

pembuatan flowchart yang terstruktur. Diagram activasi menjelaskan tentang kegiatan

apa yang dapat dilakukan pada sistem tetapi tidak menjelaskan apa yang telah

dilakukan oleh actor (Fowler, 2005). Diagram aktivasi sistem yang akan dibangun

dapat dilihat pada gambar 3.4.

Pada gambar 3.4, jika user ingin menambah data pasien maka dapat dilakukan

dengan pertama-tama user harus login terlebih dahulu, sistem akan mengecek apakah

user ada atau tidak. Lalu user dapat memilih menu input data, kemudian sistem akan

menampilkan form untuk mengisi/menambah data pasien. Setelah diinput, maka data

pasien akan tampil pada halaman daftar data pasien.

User Sistem

Login Cek User

Tampil data pasien yang ada Pilih data

(46)

User Sistem

Login Cek User

Tampil data pasien yang ada

Pilih data Proses visualisasi dan

ekstrak informasi suara

Tampil Grafik & Informasi dari Suara

Gambar 3.5 Activity digram sistem (pilih data)

Pada gambar 3.5, apabila user ingin melihat tampilan visualisasi dari data

pasien yang telah diinput, maka pertama user harus login terlebih dahulu ke dalam

sistem. Lalu sistem akan mengecek apakah user ada atau tidak. Lalu sistem akan

menampilkan list (daftar) data pasien yang telah ada. Kemudian user dapat memilih

data pasien mana yang ingin dilihat hasil visualisasinya serta informasi yang

dibutuhkan.

3.3.5 Perancangan Antar Muka

Perancangan antar muka merupakan gambaran umum tentang perancangan setiap

tampilan yang terdapat dalam sistem yang akan dibangun. Berikut akan dijelaskan

rancangan bagian-bagian dari sistem.

a. Rancangan halaman awal

Pada halaman awal sistem terdapat nama sistem pada bagian atas. Di bagian tengah

(47)

untuk memulai sistem. Pada bagian bawah halaman terdapat nama dan nim penulis.

Rancangan tampilan seperti pada gambar 3.6.

Nama aplikasi

LOGO

Menu Home Kembali

“Tap to continue”

Gambar 3.6 rancangan halaman awal

Keterangan :

- “tap to continue” menunjukkan bahwa user memungkinkan untuk melanjutkan

sistem ke halaman utama.

b. Rancangan Halaman Utama (login)

Pada halaman utama, sistem menampilkan form login. User harus memasukkan nama

dan password untuk masuk ke halaman berikutnya. Rancangan halaman utama seperti

(48)

Nama aplikasi

User name

Menu Home Kembali

Login Dokter

Password

Login

Gambar 3.7 rancangan halaman utama (login)

c. Rancangan halaman daftar data pasien

Pada halaman ini, rancangan sistem dibuat untuk menampilkan daftar-daftar pasien

yang telah diinput. Seperti pada gambar 3.8

Nama aplikasi

Menu Home Kembali

Daftar Data Pasien

nama

Suara pernafasan

umur Jenis kelamin 1.

2.

3.

∙   ∙   ∙   ∙  

(49)

Keterangan :

- Tombol menu yang ada pada perangkat android, dapat di klik pada saat user

ingin menambahkan pasien pada sistem, kemudian akan dilanjutkan pada

halaman input data pasien.

d. Rancangan halaman tambah data pasien

Pada rancangan halaman ini, user dapat menambahkan data-data pasien yang akan

dimasukkan ke dalam sistem sesuai dengan kolom-kolom yang tersedia. Saat

mengklik tombol simpan data, maka data yang telah diisi akan tersimpan. Rancangan

halaman ini seperti pada gambar 3.9.

Nama aplikasi

Menu Home Kembali

Tambah data

Id dokter

Nama pasien

Umur pasien

Jenis kelamin

Id pasien

Suara nafas

Simpan data

(50)

e. Rancangan halaman visualisasi suara

Pada halaman ini, ditampilkan gambar grafik dari suara pasien yang telah

dimasukkan. Serta informasi yang dibutuhkan, yaitu :

- Frekuensi tarik nafas

- Frekuensi buang nafas

- Jarak antar nafas

- Durasi tarik nafas

- Durasi buang nafas

Nama aplikasi

Menu Home Kembali

Detik mulai Detik akhir

Informasi Suara

Skip

back play next

Zoom in

Zoom out

Grafik visualisasi suara pernafasan

Gambar 3.10 rancangan halaman visualisasi suara

Keterangan :

a. Tombol “skipback” memungkinkan user untuk mengulang suara yang telah

dijalankan (play).

b. Tombol “play” memungkinkan user untuk menjalankan suara paru-paru yang

(51)

c. Tombol “next” memungkinkan user untuk mempercepat suara yang sedang

dijalankan, ataupun memindahkan tampilan ke akhir visualisasi.

d. Tombol “zoom in” memungkinkan user untuk memperbesar tampilan gambar

grafik dari suara yang ditampilkan.

e. Tombol “zoom out” memungkinkan user untuk memperkecil tampilan gambar

(52)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini, akan dibahas pengimplementasian dan pengujian sistem sesuai dengan

analisis dan perancangan yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Tahapan ini

bertujuan untuk menampilkan hasil tampilan akhir sistem yang dibangun dan proses

pengujian sistem yang nantinya dapat menghasilkan visualisasi dan memberi

informasi yang dibutuhkan dari file suara pernafasan.

4.1Implementasi Sistem

Sesuai dengan analisis dan perancangan yang dibuat, sistem yang akan dibuat ini akan

diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman java untuk android dan

database MySQL. Kebutuhan dalam pembangunan sistem ini meliputi perangkat

keras dan lunak.

4.1.1 Perangkat keras

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk implementasi sistem adalah

sebagai berikut :

- Processor : Intel® Core™ 2 Duo

- RAM : 2 GB

(53)

4.1.2 Perangkat lunak

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan untuk implementasi sistem adalah

sebagai berikut :

- Sistem operasi : Windows 7 Pro 32-bit

- Xampp : 1.7.7

- Eclipse : Java Galileo

- Library JSON Parser

4.2Pengujian

Pengujian sistem dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya eror pada

komponen ataupun pada interface dari program. Hal ini dilakukan dengan menguji

apakah sistem tersebut telah memenuhi functional requirement dan non-functional

requirement (Sommerville, 2004).

Pengujian pada penelitian ini dilakukan tidak pada source code namun

berfokus pada kebutuhan fungsional sistem berdasarkan input dan output dari sistem

tersebut. Hasil pengujian sistem dapat diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Tabel pada database MySQL

Terdapat tiga tabel yang digunakan dalam penelitian ini. Terdiri dari tabel dokter,

tabel pasien, dan tabel suara.

a. Tabel dokter

Pada tabel ini terdiri dari 5 kolom yaitu kolom id_dokter, nama_dokter, email,

username, dan password. Tabel ini berisi data-data dokter, id_dokter berhubungan

(54)

Gambar 4.1 tabel dokter

b. Tabel Pasien

Pada tabel pasien terdiri dari 5 kolom yaitu id_pasien, id_dokter, nama_pasien, umur,

j_kelamin. Seperti pada gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2 Tabel Pasien

c. Tabel Suara

Pada tabel suara terdiri dari 3 kolom, yaitu kolom id_suara, id_pasien, nama_suara.

Pada kolom nama_suara berisi suara pernafasan dari tiap pasien. Berikut tabel suara

(55)

Gambar. 4.3 tabel Suara

4.2.2 Kasus dan hasil pengujian sistem

Adapun kasus dan hasil pengujian sistem menggunakan teknik black box adalah

sebagai berikut :

a. Halaman awal

Tabel 4.1 akan dijelaskan skenario pengujian sistem dalam halaman awal.

Tabel 4.1 Hasil pengujian halaman awal

No. Skenario Uji Hasil yang Diharapkan Hasil Pengujian 1. Mengklik gambar

background

Sistem akan menampilkan

form login dokter

Berhasil

b. Halaman utama (login)

Tabel 4.2 akan menjelaskan scenario pengujian sistem untuk proses login

dokter.

Tabel 4.2 Hasil pengujian halaman utama (login)

No. Skenario Uji Hasil yang Diharapkan Hasil Pengujian 1. Memasukkan username

dan password

Sistem akan melakukan

pengecekan akun, lalu

masuk ke halaman daftar

data pasien

Gambar

Tabel 2.2 Penjelasan struktur file wav (Gunawan & Gunadi, 2005)
Gambar 2.5  Interpretasi Tiap Byte pada File Wav
Table 2.3 Penelitian terdahulu
Tabel 3.1 Data yang digunakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun pengembangan aplikasi android dari majalah SA dalam pelaksanaannya sudah sangat terbantu oleh adanya website Suara Aisyiyah (www.suaraaisyiyah.or.id) yang telah eksis

Dari masalah dan solusi yang telah di uraikan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sistem Penyandian Pesan Teks , Gambar dan Suara Pada

Pada menu halaman ini pengguna akan masuk ke dalam halaman pilih gambar yaitu yang berisikan macam – macam jenis gambar yang akan dimainkan sebagai puzzle. Gambar 4.6 Tampilan

Pada Tugas Akhir ini, digunakan sebuah cara untuk membatasi waktu dengan mendeteksi setiap sinyal suara yang dihasilkan oleh musik yang dimainkan dengan metode FFT.. Dengan

Setelah suara jantung pertama ma ka grafik mula i menurun yang menandakan adanya interval menuju suara jantung kedua yang disebut dengan systole. Setelah kejadian

Gambar 6 menampilkan perancangan halaman data menu yang digunakan untuk mengelola data menu makanan dan minuman yang tersedia yang kemudian akan ditampilkan pada

Setelah suara jantung pertama ma ka grafik mula i menurun yang menandakan adanya interval menuju suara jantung kedua yang disebut dengan systole. Setelah kejadian

Hasil penggabungan keseluruhan rangkaian sudah mampu memunculkan sinyal suara paru-paru pada osiloskop dan visualisasi di android, walaupun tampilan sinyal suara