• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN BAHASA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNILA TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN BAHASA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNILA TAHUN 2011"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN BAHASA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNILA TAHUN 2011

Oleh Arya Dwi Putri

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah penggunaan bahasa pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila Tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan ketepatan dan ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila Tahun 2011.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way Kandis Bandarlampung, 18 Juli 1989. Anak kedua dari lima bersaudara, putri pasangan Uswanto dan Sofiah (alm).

Penulis menempuh pendidikan taman kanak-kanak Dharma Wanita Unila Bandarlampung tahun 1995 dan selesai tahun 1996. Sekolah dasar negeri 1 rajabasa Raya Bandarlampung tahun 1996 dan selesai tahun 2002. Sekolah Menengah Pertama Gajah Mada Bandarlampung tahun 2005. Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandarlampung diselesaikan tahun 2008.

Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(8)

PERSEMBAHAN

“Dan seandainya semua pohon yang ada di bumi dijadikan pena dan lautan

dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana”. (QS. Lukman:27)

Alhamdulillah, dengan ridha-Mu ya Allah amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah namun bukan akhir perjalanan melainkan awal dari sebuah

perjalanan hidup sebenarnya.

Ayah, Ibu..tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang Ayahanda dan Ibunda. Setulus hatimu, Bunda, searif arahanmu, Ayah. Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntun jalanku, pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan

dan tetesan doa malammu. Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang lebih cerah.

Kini diriku telah selesai dalam studi. Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah, kupersembahkan karya ini untuk Ayahanda Uswanto

tercinta. Penantian ini akhirnya terwujud, Ayah.

Ibunda Sofiyah, Ayuk Ecih Satya Putri, A.Md., Adik Rizka Tri Evalina, Ap., Wulandari, Mayyuka Reforika, bidadari-bidadari kecilku, Rahayuttasya Nurislami, Qythia Munaira Aporiz, Aliffya Khalifa Sakhi, kakak ipar & adik iparku. Terimakasih atas cintanya semoga karya ini dapat mengobati beban kalian

walau hanya sejenak, jasa-jasa kalian tidak dapat dilupakan.

Seseorang yang setia menunggu, mendampingi, dan mendoakan keberhasilanku Agus Ferdian Undar Kusuma, S.T. Terima kasih telah membantu dalam segala hal

semoga Allah memberikan limpahan-Nya untukmu.

Teman-temanku, terima kasih telah memberikan warna di hidupku. Semoga persahabatan kita kelak berlanjut hingga anak cucu dan akan ku bagi cerita indah

(9)

MOTO

“Pelajarilah olehmu ilmu sebab menuntutnya merupakan ibadah, mengulangnya merupakan tasbih, membahasnya merupakan jihad, mengerjakannya merupakan sedekah, dan menyerahkannya kepada ahli

merupakan pendekatan diri kepada Allah SWT.”

(H.R. Ibnu „Abdil-Barr)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum,

kecuali mereka sendiri yang mengubah apa yang ada pada dirinya.”

(10)

SANWACANA

Penulis bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada

1. Dr. Siti Samhati, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang tak henti-hentinya memberikan dorongan, saran, dan bimbingan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini;

2. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang telah memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis;

3. Dr. Wini Tarmini, M.Hum., selaku Penguji bukan pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, nasihat, dan saran kepada penulis;

4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung;

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Lampung;

(11)

7. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan;

8. Bapak dan Ibu staf administrasi FKIP Unila;

9. Ayah, mama dan ibu tercinta, untuk semua doa, pengorbanan dan kasih sayang yang telah diberikan;

10. Kakak dan adik-adikku, Ecih Satya Putri, Rizka Tri Evalina, Wulandari, Mayyuka Reforika untuk doa dan motivasinya yang tiada henti.

11. Sahabat-sahabatku, Mei, Santi, Ayu, Afrida, Selvi, Zesy, Shinta, Metha, Tya, Nelisa, Indah, Keke, Asih, yang selalu memberi bantuan dukungan, dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Seseorang yang menemani hari-hariku.

13. Teman-teman Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2008 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk kebersamaan, bantuan, dan kerjasamanya yang tidak mungkin penulis lupakan.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan khususnya pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Bandarlampung, Februari 2015 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup ... 6

2.2 Pengertian Kalimat ... 26

2.4 Macam-macam Kalimat ... 27

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Data Sampel yang Digunakan sebagai Objek Penelitian... 43

4.1 Penggunaan Bahasa pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Unila ... 47

4.2 Penggunaan Huruf Kapital ... 48

4.3 Penggunaan Tanda Baca Titik ... 49

4.4 Penggunaan Tanda Baca Koma ... 50

4.5 Penggunaan Kata Depan di... 51

4.6 Penggunaan Kata Depan ke ... 52

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Sampel Mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011 ... 81

2. Tabel 1 Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Unila ... ...82

3. Tabel 2 Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Teknik Mesin Unila ... ...83

4. Tabel 3 Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Teknik Elektro Unila ... ...84

5. Tabel 4 Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Teknik Sipil Unila ... ...85

6. Tabel 5 Penggunaan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa Teknik Kimia Unila ... ...86

7. Tabel 6 Penggunaan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik .... 87

8. Tabel 7 Penggunaan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Teknik Mesin .. ...88

9. Tabel 8 Penggunaan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Teknik Elektro... 88

10.Tabel 7 Penggunaan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa Teknik Sipil... .... 89

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur hingga tidur kembali, manusia tetap akan akrab dengan hasil budayanya, yaitu bahasa. Bahasa adalah rangkaian sistem bunyi atau simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang memiliki makna dan secara konvensional digunakan oleh sekelompok manusia berkomunikasi kepada orang lain (Suyanto, 2011: 15). Manusia berkomunikasi untuk menyampaikan informasi yang ada di dalam pikiran. Bahasa tidak hanya digunakan dalam bentuk lisan, tetapi juga dalam bentuk tulisan. Pemikiran seseorang tentu akan lebih mendapat pengakuan ketika sudah dituliskan sehingga orang lain yang membaca akan mengetahui apa yang ingin disampaikan seorang penulis.

(17)

disampaikan dengan bahasa tulis. Dengan demikian, menulis merupakan suatu ke-giatan akademik yang biasa dilaksanakann oleh mahasiswa.

Menuangkan gagasan atau ide ke dalam tulisan tidak sekedar memindahkan apa adanya yang ada dibenak penulis, tetapi pemindahan tersebut melalui berbagai pertimbangan seperti format, sistematika, dan bahasa. Laporan, tugas perkuliahan, dan skripsi, misalnya, merupakan karya tulis ilmiah yang bobot ilmiahnya bisa di-tentukan dari segi isi dan bahasanya. Yang pasti, setiap karya tulis ilmiah harus ditulis dengan bahasa yang baik dan benar baik dari segi tata kata, kalimat, paragraf, maupun ejaan (Fuad, 2005:19).

Menyusun skripsi bagi mahasiswa merupakan salah satu syarat mendapat gelar sar-jana karena tujuan akhir perkuliahan mahasiswa adalah mahasiswa sanggup me-nyusun skripsi sebagai persyaratan mengikuti ujian sarjana . Demikian juga setelah lulus sarjana, diharapkan mereka terampil menyusun laporan penelitian, karya ilmiah, dan karya tulis yang lain.

(18)

Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 57 tahun 1972 (Suyanto, 2011: 28). Dilihat dari usianya, penerapan EYD dalam penulisan sudah cukup lama. Namun, kenyataannya samapai saat ini masih sering dijumpai tulisan yang menyimpang dari aturan yang telah diterapkan.

Salah satu upaya mempercepat pembakuan bahasa ialah dengan menanamkan pe-mahaman dan menumbuhkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya ejaan di dalam penulisan. Upaya ini dapat pula dilakukan dengan inovasi pembelajaran ejaan bagi mahasiswa. Pembelajaran ejaan bagi mahasiswa tidak bersifat teoretis, tetapi diharapkan lebih bersifat praktis. Orientasi pembelajarannya bisa dilakukan dengan menggali atau menganalisis teks berdasarkan ejaan, berlatih atau membiasakan diri menulis dengan memfokuskan pada aspek ejaan (Fuad, 2005:21).

(19)

dimunculkan. Kelengkapan dan keekplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

Orang akan lebih memahami kalimat yang diucapkan secara jelas, tepat dan penyusunannya sudah mengikuti kaidah. Itulah yang disebut kalimat efektif. Kalimat efektif merupakan suatu jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kejelasan informasi. Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin (Arifin, 2008:97).

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan bahasa yang meliputi ejaan dan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011 yang mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Bagaimana peggunaan ejaan pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011 yang meliputi ; penggunaan huruf kapital, tanda baca dan kata depan.

2. Bagaimana penggunaan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011 yang meliputi ; kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan dan kelogisan.

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk.

1. Mendeskripsikan penggunaan ejaan pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011 yang meliputi ; huruf kapital, tanda baca dan kata depan. 2. Mendeskripsikan penggunaan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa

Fakultas Teknik Unila tahun 2011 yang meliputi ; kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan dan kelogisan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.

(21)

2. Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa khususnya untuk penelitian bidang pendidikan bahasa Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah tulisan skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011.

2. Objek penelitian ini adalah

a. penggunaan ejaan yang meliputi ; huruf kapital, tanda baca dan kata depan. b. Penggunaan kalimat efektif yang meliputi ; kesepadanan, keparalelan,

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan peng-gambungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan ialah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Arifin, 2008: 164). Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi.

Menurut Suyanto (2011: 90) Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang di-lisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan adalah keseluruhan peraturan dalam melambangkan bunyi-bunyi ujaran, menempatkan tanda-tanda baca, memotong suku kata, dan menghubungkan kata-kata (Suryaman dalam Rahayu, 1997: 15).

(23)

EYD di-resmikan pemakaiannya sejak Agustus tahun 1972 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 57 Tahun 1972. Dilihat dari usianya, implementasi EYD dalam penulisan sudah cukup lama karena lebih dari tiga dasawarsa. Namun, kenyataanya menunjukkan bahwa sampai saat ini masih sering dijumpai tulisan yang tidak taat asas atau menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan.

2.1.1 Pemakaian Huruf Kapital

Terdapat 15 cara pemakaian huruf kapital. Dalam penulisan karya tulis ilmiah, sering terjadi penyimpangan pemakaian huruf kapital terutama yang berkaitan dengan penulisan nama orang serta galar dan pangkat, hal-hal geografis, hari-hari besar atau peristiwa bersejarah, nama badan atau lembaga, judul dan singkatan.

Dalam buku pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), huruf kapital dipakai dalam hal berikut ini:

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.

Contoh:

Kenaikan bahan pokok disebabkan oleh kelangkaan BBM.

Bencana tanah longsor (landslide) merupakan bencana yang cukup sering terjadi di Indonesia.

Pada contoh di atas, huruf K dan B adalah huruf pertama pada awal kalimat, sehingga huruf K dan B harus menggunakan huruf kapital.

(24)

Contoh:

Naira menasihatkan, “Jangan lewat di tempat itu, Nak?”

Kemarin engkau terlambat,” katanya.

Pada contoh di atas, kalimat dalam tanda petik merupakan petikan langsung atau pernyataan langsung dari seseorang, biasanya petikan langsung ditulis dalam cerita rekaan atau berita di media cetak, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan hufuf kapital.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang ber-hubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

a) Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-nya. b) Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri

rahmat.

Pada contoh di atas, kata –Nya, -Mu, Engkau merupakan kata ganti untuk tuhan, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

c) Setiap mengaji anak TPA selalu membawa Al-Quran.

Pada contoh di atas, Al-Quran merupakan nama kitab suci dari agama Islam, sehingga setiap awal unsur katanya harus menggunakan huruf kapital. 4. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh:

(25)

Pada contoh di atas, mahaputra merupakan nama gelar kehormatan, dan kata mahaputra diikuti nama orang yaitu Yamin, sehingga huruf pertama harus menggunakan huruf kapital.

b) Pangeran Charles

Pada contoh di atas, pangeran merupakan nama gelar keturunan dan kata pangeran diikuti nama orang yaitu Charles, sehingga huruf pertama nama gelar harus menggunakan huruf kapital.

c) Ustad Solmed

Pada contoh di atas, ustad merupakan nama gelar keagamaan dan kata ustad diikuti nama orang yaitu Solmed, sehingga huruf pertama nama gelar harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Contoh:

a) Dia baru saja diangkat menjadi sultan. b) Tahun ini dia pergi naik haji.

Pada contoh di atas, nama gelar sultan tidak diikuti nama orang, sehingga huruf pertama nama gelar tidak menggunakan huruf kapital.

5. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:

(26)

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada contoh di atas, presiden merupakan nama jabatan sesorang dan diikuti nama orang yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga huruf pertama nama jabatan harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pang-kat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.

Contoh:

Kakaknya baru saja diangkat menjadi gubernur di daerahnya. Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

Pada contoh di atas, nama jabatan gubernur tidak diikuti nama orang, se-hingga huruf pertama nama jabatan tidak digunakan huruf kapital.

6. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Contoh:

Aliffya Khalifa Sakhi Mayyuka Reforika

Pada contoh di atas, nama Mayyuka Reforika terdiri dari 2 unsur, yaitu Mayyuka dan Reforika. Kedua unsur ini harus diawali dengan huruf kapital. Demikian juga nama yang panjang, yang terdiri dari banyak unsur, seperti Endang Usmawati Panca Putri Otnawsu, setiap kata harus diawali dengan huruf kapital atau huruf besar.

(27)

Contoh:

mesin diesel 10 volt 5 ampere

Pada contoh di atas, diesel adalah nama penemu, yang dijadikan nama mesin yang ditemukannya, tetapi tidak diawali dengan huruf kapital karena sudah menjadi nama jenis barang yang lazim digunakan.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh:

a) bangsa Indonesia

Pada contoh di atas, kata Indonesia merupakan nama bangsa, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

b) Ecih lahir di Jawa Barat.

Pada contoh di atas, kata Jawa Barat merupakan nama propinsi, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

c) Yuka pintar berbahasa Mandarin.

Pada contoh di atas, kata Mandarin merupakan nama bahasa dari negara Cina, sehingga huruf pertamnya harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Contoh:

(28)

Pada contoh di atas, kata Indonesia sebagai nama bangsa, mendapatkan imbuhan dan akhiran sehingga membentuk kata kerja. Jadi, huruf i pada kata Indonesia tidak menggunakan huruf kapital.

8. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.

Contoh:

a) Sepupu saya menikah pada bulan November.

Pada contoh di atas, kata November merupakan nama bulan, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

b) Hari Rabu kami akan pergi ke Lampung Barat.

Pada contoh di atas, kata Rabu merupakan nama hari, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

c) Bulan depan hari raya Idul Adha.

Pada contoh di atas, kata Idul Adha merupakan hari raya, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.

Contoh:

a) Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. b) Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. 9. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama

(29)

Indonesia memiliki tempat wisata yang tak kalah dengan luar negeri, salah satunya Raja Empat di Papua.

Saya akan mengunjungi Pulau Komodo.

Pada contoh di atas, kata Pulau Komodo merupakan nama geografis atau daerah yang terletak di Nusa Tenggara Timur, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografis yang tidak menjadi unsur nama diri.

Contoh:

Kapal itu akan melewati teluk.

Pada contoh di atas, kata teluk tidak menjadi unsur nama diri, sehingga hu-ruf t pada kata teluk menggunakan huhu-ruf kecil.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografis yang digunakan sebagai nama jenis.

Contoh:

kacang bogor gula jawa garam inggris

(30)

10.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Contoh:

Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak

Pada contoh di atas, merupakan nama lembaga pemerintahan dan pada awal katanya harus menggunakan huruf kapital, kecuali untuk kata dan tidak diawali dengan huruf kapital, karena kata dan merupakan kata hubung.

11.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama setiap un- sur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pe-merintahan dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Contoh:

Garis-Garis Besar Haluan Negara

Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

Pada contoh di atas, merupakan kata ulang sempurna berupa nama lem- baga, sehingga setiap unsurnya diawali dengan huruf kapital.

12.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, ma-jalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh:

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

(31)

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan edisi terbaru.

Pada contoh di atas, kalimat bercetak miring merupakan judul dari sebuah majalah, sehingga setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, karena kata dan merupakan kata hubung.

13.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pe-nunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Contoh:

“Kekurangannya besok saja ya Om” Kata Ami.

“Kapan Bapak berangkat?” Tanya Harto.

Pada contoh di atas, kata bapak digunakan dalam kalimat sapa, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hu-bungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Contoh:

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya belum berkeluarga.

Pada contoh di atas, kata bapak dan ibu tidak digunakan dalam kalimat sapa atau pengacuan, maka kata penunjuk hubungan kekerabatan tidak diawali dengan huruf kapital.

(32)

Contoh:

Dr. doktor M.A. master of art S.H. sarjana hukum Prof. profesor

Tn. tuan

Ny. nyonya

Sdr. Saudara

Dr. Prabowo akan mencalonkan diri kembali dalam Pilpres 2014. Pada contoh di atas, Dr. Merupakan singkatan dari nama gelar, yaitu Doktor, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital. 15.Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata ganti

Anda. Contoh:

Surat Anda telah kami terima.

Sudahkah Anda tahu berita yang sedang beredar mengenai BBM? Bagaimanapun konteks kalimatnya, penulisan kata Anda harus selalu diawali dengan huruf kapital.

2.1.2 Penulisan Kata

(33)

Dalam buku pedoman Ejaan Bahasa yang Disempurnakan (EYD), penulisan kata meliputi (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (5) kata ganti -ku, -kau, -mu, dan -nya, (6) kata depan di, ke, dan dari, (7) kata si dan sang, (8) partikel, (9) singkatan dan akronim, (10) angka dan lambang bilangan.

Dalam skripsi ini, penulis hanya membatasi pada penulisan kata depan di dan ke. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Contoh:

1. Hujan adalah suatu endapan dalam bentuk padat/cair hasil dari proses kondensasi uap air di udara yang jatuh ke permukaan bumi. Pada contoh di atas, kata di berfungsi sebagai kata depan, sehingga kata di harus ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya.

2. Pengukuran curah hujan digital dimana curah hujan langsung terkirim ke monitor komputer.

Pada contoh di atas, kata ke berfungsi sebagai kata depan,sehingga kata ke harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

3. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah di Kabupaten Saro-langun, yaitu di SLTP Negeri 2 Sarolangun dan SLTP Negeri 4. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklusnya

(34)

puan guru dalam membuat soal problem posing dan melaksanakan kegiatan pembelajarannya di kelas.

Analisis :

Berdasarkan paragraf di atas, pada kalimat pertama, dapat dilihat 2 cara pe- nulisan bentuk di, yaitu disambung dan dipisah. Bentuk di yang penulisannya disambung adalah awalan atau prefiks (dilaksanakan) yang merupakan bentuk pasif dan bisa diaktifkan dngan awalan me- (melaksanakan). Selanjutnya, bentuk di yang penulisannya dipisah adalah kata depan atau preposisi dan biasanya diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, arah, dan tujuan (di dua, di kabupaten Sorolangun, dan di SLTP). Begitu pula, bentuk di pada kalimat-kalimat berikutnya. Pada kalimat-kalimat 2 dan 3 terdapat kata gabung yang pe-nulisannya disambung dan dipisah. Kata gabung sub dan siklus penulisannya disambung (subsiklus) karena bentuk sub hanya dipakai sebagai kombinasi sedangkan kata gabung problem dan posting penulisannya dipisah karena setiap kata pada kedua kata tersebut memiliki arti penuh.

Catatan:

Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai. Surat perintah dikeluarkan di Jakarta.

Bawa kemari buku itu.

Kami percaya sepenuhnya kepadanya. Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.

Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu. Ia masuk, lalu keluar lagi.

Kemarikan buku itu.

(35)

2.1.3 Penggunaan Tanda Baca

Tanda baca merupakan salah satu hal yang penting dalam bahasa tulis.Oleh karena itu, penggunaannya harus tepat. Ditinjau dari definisi, tanda baca adalah lambang-lambang tulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk melambang- kan perbagai aspek bahasa lisan, yang bukan bunyi-bunyi bahasa (fonem) (Tampubolon dalam Rahayu, 1997: 25).

Dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), tanda baca meliputi (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda ta-nya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda garis miring, (15) tanda penyingkat atau apostrof.

Dalam skripsi ini, penulis hanya membatasi pada penggunaan tanda baca titik dan koma.

2.1.3.1 Tanda Titik a) Tanda Titik

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh:

Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana.

Dia menanyakan siapa yang akan datang.

(36)

Contoh: Pukul 20.22.22 (pukul 8 lewat 22 menit 22 detik)

d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.

Contoh:

1.32.20 (1 jam, 32 menit, 20 detik) 0.50.30 (50 menit, 30 detik)

e) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Contoh:

Badudu, J.J. 1985. Membina Bahasa Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Alwi, Hasan. dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

f) (1) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh:

Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

(37)

(2) tanda titik tidak dipakai pada akhir untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Contoh:

Ia lahir pada tahun 1988 di Bandar Lampung.

Sekitar tahun 1971 daerah itu berganti nama menjadi Kepayang. g) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contoh:

Data Pegawai Negeri Sipil Lampung Acara Kunjungan Adam Malik

h) Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat.

Contoh:

Jalan Prof. Soemantri Brojonegoro 1 Bandar Lampung

8 Juli 1989 2.1.3.2 Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pem-bilangan.

Contoh:

Peralatan yang harus dibawa ketika ujian tes berlangsung adalah membawa papan ujian, pensil, penghapus dan pena.

(38)

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serta berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Contoh:

Saya ingin datang, tetapi tidak ada motor.

Wanita yang datang kemarin ternyata bukan Cylla melainkan kembarannya.

c. (1) Tanda komaa dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Contoh:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

(2) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anaak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi innduk kalimat.

Misalnya:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Dia tahu bahwa soal itu penting.

Rizky lupa akan janjinya karena sibuk.

d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar-kalimat yang terdapat pada awal antar-kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, begitu, dan akan tetapi.

Contoh:

(39)

e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti, o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.

Contoh:

Wah, indah sekli pantai ini. Hati-hati, ya, nanti jatuh.

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

Kata Ayah, “Kapan kita ke Bandung lagi?”

“Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”

g. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas lampung, Jalan Soemantri Brojo-negoro 1, Bandar lampung.

Sdr. Arya Dwi Putri, Jalan Niti Uda 65, Rajabasa Bandar Lampung, 18 Juli 2012

Bandar Lampung, Lampung

h. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunan-nya dalam daftar pustaka.

Contoh:

(40)

i. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh:

W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia. 1967), hlm.4

j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang me-ngikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Contoh:

B. Simatupang, S.T. Ny. Zainem, M.A.

k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Contoh: 18,8 m Rp 12,50

l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh:

Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, meng-ikuti latihan paduan suara.

Guru saya, Bu Arya, baik sekali.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:

(41)

m. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang ke- terangan yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh:

Atas bantuan Wati, Adi mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan:

Adi mengucapkan terima kasih atas bantuan Wati.

2.3 Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir yang diikuti kesenyapan. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.

Kalimat adalah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang relatif lengkap (Mustakim, 1994: 65). Sejalan dengan pendapat tersebut, Moeliono Darjowidjojo, ed. (2003:35) mengemukakan bahwa kalimat pada umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.

(42)

dibatasi oleh adanya jeda panjang yang diasertai nada akhir turun atau naik. Menurut Samsuri (1982:54) dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Kalimat Indonesia mengemukakan bahwa kalimat ialah untaian berstruktur dari kata-kata.

2.4 Macam-Macam Kalimat

Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan sudut tinjauan-nya (1) kalimat menurut bentuktinjauan-nya dibedakan menjadi kalimat tunggal dan ka-limat majemuk, (2) kaka-limat berdasarkan maknanya dibedakan menjadi empat macam: kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat seru, (3) kalimat berdasarkan peranan subjeknya dibedakan atas kalimat aktif dan kalimat pasif, dan (4) kalimat berdasarkan kelas kata dan predikatnya dibedakan atas kalimat verbal, kalimat nominal, kalimat adjektival, dan kalimat numeral, (5) kalimat ditinjau dari efektif tidaknya suatu kalimat dibedakan menjadi kalimat efektif dan kalimat tidak efektif.

(43)

Jenis kalimat dapat ditinjau dari sudut (1) jumlah klausanya, (2) bentuk sin-taksisnya, (3) kelengkapan unsurnya, dan (4) susunan subjek dan predikatnya. Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Berdasarkan bentuk sintaksisnya, kalimat lazim dibagi atas kalimat deklaratif atau kalimat berita, kalimat introgatif atau kalimat tanya, kalimat imperatif atau kalimat perintah, kalimat eksslamatif atau kalimat seruan. Dilihat dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat lengkap atau kalimat major dan kalimat tak lengkap atau kalimat minor. Kalimat dari segi susunan subjek dan predikatnya dapat dibedakan atas kalimat biasa dan kalimat inversi (Alwi Hasan dkk, 2003:336-337).

Dari berbagai macam kalimat di atas penulis hanya memfokuskan penelitian terhadap kalimat berdasarkan efektif tidaknya suatu kalimat.

2.5 Kalimat Efektif

2.5.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin (Arifin, 2008:97).

(44)

(1) sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, (2) memperhatikan unsur kesejajaran (jika kalimat tersebut mengandung rincian), (3) logis, (4) memperhatiakn unsur kecermatan (tidak mengandung kata berlebihan), (5) cermat dalam penggunaan dan pembentukan kata.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pema-kainnya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dapat me-mahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud dengan penulis atau pembicaranya (Suyanto, 2011:48). Dapat pula diartikan bahwa kalimat efekktif adalah kalimat yang benar dan jelas yang mudah dipahami orang lain secara cepat. Sebuah kalimat efektif haruslah me-miliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pi-kiran pendengar atau pembaca seperti yang terdapat pada pipi-kiran penulis atau pembicara (Sabarti Akhadiah, dkk, 1998:116).

(45)

2.5.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif

Kalimat dikatakan efektif jika (1) sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, (2) memperhatikan unsur kesejajaran (jika kalimat tersebut dung rincian), (3) logis, (4) memperhatikan unsur kehematan (tidak mengan-dung kata yang berlebihan), (5) cermat dalam penggunaan dan pembentukan kata. Suatu kalimat dapat dikataan efektif apabila dapat mengungkapkan ga-gasan pemakainya secara tepat dan dapat dippahami secara tepat pula oleh pembaca atau pendengar.

Oleh sebab itu, kalimat efektif memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu (1) sepadanan struktur, (2) keparalelan bentuk, (3) ketegasan makna, (4) hematan kata, (5) kecermatan penalaran, (6) kepaduan gagasan, (7) dan ke-logisan bahasa (Arifin, 2008:97).

Kalimat efektif menurut (Putrayasa, 2009:54) memiliki empat sifat/ciri, yaitu (1) kesatuan, (2) kehematan, (3) penekanan, (4) kehematan dalam mem-pergunakan kata, dan (5) kevariasian sedangkan menurut (Mustakim, 1994:90) kalimat efektif memiliki kriteria sebagai berikut, (1) kelengkapan, (2) kesejajaran, (3) penekanan, dan (4) variatif.

(46)

hematan kata, (5) kecermatan penalaran, (6) kepaduan gagasan, (7) dan ke-logisan bahasa. Berikut diuraikan secara rinci aspek-aspek tersebut.

A. Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini di-perlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.

1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidak-jelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh :

a) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)

b) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

2) Tidak terdapat subjek yang ganda. Contoh :

(47)

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut. a) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. b) Soal itu bagi saya kurang jelas.

3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh :

a) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat me-ngikuti acara pertama.

b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.

a) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat me-ngikuti acara pertama.

atau

Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.

b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor suzuki.

atau

(48)

4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh :

a) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. b) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting. Perbaikannya adalah sebagai berikut.

a) Bahasa indonesia berasal dari bahasa Melayu. b) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting. B.Kepararalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh :

a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.

(49)

pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut.

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal). Contoh :

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya adalah Presiden mengharapkan. Contoh :

Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekannannya : Harapan Presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

2) Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh :

(50)

Seharusnya :

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

3) Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh :

Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka. 4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh :

Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. 5) Mempergunakan pertikel penekanan (penegasan).

Contoh :

Saudaralah yang harus bertanggung jawab. D. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat me-nambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlikan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatiakn.

1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Perhatikan contoh :

(51)

b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwaPresiden datang.

2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

Kata merah sudah mencakupi kata warna. Kata pipit sudah mencakupi kata burung. Perhatikan :

Ia memakai baju warna merah.

Di mana engkau menangkap burung pipit itu? Kalimat itu dapat diubah menjadi.

Ia memakai baju merah.

Di mana engkau menagkap pipit itu?

3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

(52)

b) Sejak dari pagi dia bermenung. Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi. a) Dia hanya membawa badannya. b) Sejak pagi dia bermenung.

4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya:

Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku

para tamu-tamu para tamu

beberapa orang-orang beberapa orang

para hadirin hadirin

E. Kecermatan

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut. a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.

b) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah. Perhatikan kalimat berikut.

Yang diceritakan menceritakan tentang putri-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi.

(53)

menteri. F. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

1) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.

Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya :

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.

2) Ada dua macam kalimat pasif, yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif persona. Kalimat pasif biasa terjadi apabila kalimat yang berpola SPO dialihkan dengan memposisikan objek menjadi subjek dan pre-dikat yang berawalan meng- menjadi predikat yang berawalan di-. Kemudian, kalimat pasif persona terjadi apabila awalan di- pada predikat pasif biasa digantikan dengan kata ganti pelaku.

Contoh :

(54)

Saran beliau sangat saya harapkan (pasif persona)

Jika dalam kalimat aktif itu terdapat aspek atau modalitas, harus selalu berada di depan predikat. Kalimat berikut memperjelas hal itu.

Mereka telah mendatangi DPR (aktif)

DPR telah didatangi oleh mereka (pasif biasa) DPR telah mereka datangin (pasif persona)

Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti dari-pada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Perhatikan kalimat ini.

Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah- rumah adat.

Seharusnya :

Mereka membicarakan kehendak rakyat.

Makalah ini akan memnahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G.Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Perhatikan kalimat di bawah ini.

(55)

b) untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. c) Taufik Hidayat meraih juara pertama Indonesia Terbuka. d) Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.

e) Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.

Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut. a) Bapak Menteri kami persilakan.

b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.

c) Taufik hidayat meraih gelar juara pertama Indonesia Terbuka. d) Hermawan susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.

e) Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar mandir di daerah tersebut.

2.6 Skripsi

Karangan ilmiah sebetulnya tidak jauh berbeda dengan karangan lain. Seperti

karangan jurnalistik atau laporan perjalanan. Hanya penyusunan karangan

ilmiah mengikuti metode ilmiah yang terdiri atas langkah-langkah untuk

mengorganisasikan dan mengatur gagasan melalui pemikiran yang konseptual

dan prosedual yang disepakati oleh para ilmuan. Karangan ilmiah adalah

karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut

metodologi penulisan yang baik dan benar (Brotowidjoyo, 1982: 120)

(56)
(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan penulis karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan penggunaan bahasa pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila Tahun 2011.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011 yang berjumlah 20 skripsi. Adapun data sampel yang digunakan disajikan pada tabel 3.1.

Bagian yang dianalisis adalah latar belakang masalah. Bagian tersebut dipilih karena merupakan bagian yang penting dalam skripsi, bagian itu berisi penjelasan berupa ulasan dan argumen tentang penggambaran dalam skripsi yang dibuat. Selain itu, kata-kata pada latar belakang umumnya merupakan pemikiran mahasiswa itu sendiri.

(58)

Tabel 3.1 Data Sampel yang Digunakan sebagai Objek Penelitian

Kode Sampel Judul Skripsi

DPP-JTM Klasifikasi dan Kodefikasi Part Number dalam Bill of Material Menggunakan Sisstem Material

GAG-JTM Pengaruh Back Chipping Terhadap Kekuatan Tarik Pada Pengelasan Bimetal (Stainless Stell A 240 Type 304 dan Carbon Stell A 516 Grade 70) Dengan Arus 120 A dan Tegangan 30 V Menggunakan Elektroda E 309-16)

NIH-JTM Pengaruh Jenis Elektroda Pada Hasil Pengelasan Material Baja Karbon Rendah (AISI) dan Baja Karbon Sedang (AISI) Dengan Kampuh V Tunggal Terhadap Kekuatan Sambungan Las

RI-JTM Pengaruh Arus Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik Pada Pengelasan Bimetal (Stainless Steel A240 Type 304 dan Carbon Steel A 516 Grade 70)

SN-JTM Aplikasi Zeolit Pelet Perekat Yang Diaktifasi Basa-Fisik Untuk Mengamati Prestasi Mesin Sepeda Motor Bensin 4-Langkah dan Emisi Gas BuangnyaKlasifikasi dan Kodefikasi Part Number dalam Bill of Material Menggunakan Sistem Pakar

APP-JTE Rancang Bangun Alat Ukur Getaran Mesin Elektrik Dengan Sensor Accelerometer Berbasis Mikrokontroler Atmega32

AJ-JTE Sisteem Pengendalian Posisi Model Panel Surya Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8535

CM-JTE Rancang Bangun Perangkat Simulalsi injeksi Bahan Bakar Berdasarkan putaran Mesin dan Massa Udara Menggunakan Straing Gauge Berbasis Mikrokontroler

DFS-JTE Perbaikan Nilai Tahanan Pentanahan Dengan Pemberian Zat Aditif Pada Tanah Pentanahan

MFM-JTE Studi Proteksi 100% Belitan stator Generator Dari Gangguan Hubung Tanah Dengan metode Tegangan Harmonisa Ketiga (Studi Kasus pada PT PLN (persero) Sektor Pembangkit Tarahan)

AC-JTS Penanggulangan Banjir Pada Sungai Sekampung Lampung Timur Menggunakan Metode Free Software

AS-JTS Perkerasan Tanah Perkebunan Menggunakan Roadpacker

AES-JTS Penentuan Debit Lingkungan Menggunakan Metode Penampang Basah Pada Sungai Way Sekampung Bagian Tengah

DCP-JTS Studi Metode Periodik Curah Hujan Harian Dari Beberapa Stasiun Hujan di Kota Bandar Lampung

WS-JTS Saluran Tersier Baru dan Rehabilitasi Saluran Tersier Jaringan Irigasi Sungai Way Curup Labuhan Maringgai Lampung Timur

NA-JTK Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas 40.000 Ton/Tahun (Perancangan Continuos Stirred Tank Reactor (RE-211))

NS-JTK Prarancangan Pabrik Asam Borat Dari Boraks dan Asam Sulfat Kapasitas 20.000 Ton/Tahun (Perancangan Crystallizer (CR-302))

RO-JTK Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Stearine dan Air Kapasitas Dua Puluh Ribu Ton/Tahun (Tugas Khusus Crystallizer (CR-301))

WKA-JTK Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Stearine dan Air Kapasitas Dua Puluh Ribu Ton/Tahun (Tugas Khusus Reaktor 1 (R-201))

(59)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan dokumen yang diperlukan sebagai bahan penelitian. Bahan penelitian dalam skripsi ini adalah skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992: 18). Analisis dilakukan secara bersamaan yang mencakup tiga kegiatan, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) dan penerikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data model ini dinamai Miles Huberman dan model alir. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut.

Gambar. Komponen-komponen analisis data : Model Alir

Dari komponen-komponen analisis data model alir pada gambar di atas, dipaparkan sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian dengan penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

(60)

pemilihan data sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan bahasa (ejaan dan kalimat efektif) pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011. Selanjutnya, peneliti memusatkan perhatian terhadap ejaan yang tidak tepat pada sumber data, yang meliputi pemakaian huruf kapital, tanda baca titik, tanda baca koma, kata depan di dan ke, kalimat efektif. Lalu data ketidaktepatan ejaan dan kalimat efektif yang ditemukan disederhanakan dan ditransformasikan dalam bentuk korpus data.

2. Penyajian Data

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini lebih banyak mengacu pada teks naratif untuk memaparkan informasi yang menjadi fokus penelitian. Prosesnya dilakukan dengan cara memaparkan hasil penelitian yang disertai dengan tabel, kemudian dituangkan juga dalam pembahasan.

3. Penarikan Kesimpulan/Verivikasi

Untuk menarik kesimpulan dari setiap aspek yang akan diteliti, peneliti meng-gunakan rumus di bawah ini.

a. ...

(61)
(62)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa penggunaan ejaan dan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa Fakultas Teknik Unila tahun 2011 mencapai 2.340, ketepatan 2.112 (90%) dan ketidaktepatan 228 (10%). Adapun rincian penggunaan bahasa sebagai berikut.

1. Penggunaan ejaan yang meliputi ; (1) huruf kapital sebanyak 965, ketepatan 911 (94%) dan ketidaktepatan 54 (6%); (2) tanda baca titik sebanyak 461, ketepatan 427 (92%) dan ketidaktepatan 34 (8%); (3) penggunaan tanda baca koma sebanyak 404, ketepatan 352 (87%) dan ketidaktepatan 52 (13%); (4) penggunaan kata depan di sebanyak 86, ketepatan 68 (79%) dan ketidak-tepatan 18 (21%); (5) penggunaan kata depan ke sebanyak 21, ketepatan 16 (76%) dan ketidaktepatan 5 (23%).

(63)

5.2 Saran

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, Zainal dan Tasai, Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi.Jakarta: Akademika Presindo.

Badudu,JS.1983. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Prima. Badudu, JS. 1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembanan Bangsa. 2008. Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan pedoman Umum Pembentukan istilah. Bandung: Yrama Widya.

Fuad, Muhammad. dkk. 2005. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Bandar lampung: Universitas Lampung.

Hastuti, Sri. 1984. Permasalahan dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Milles, Matthew B. Dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI-Pres.

Mustakim. 1992. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia. Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memelihara dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

(65)

Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka.

(66)

Tabel 1. Data Sampel Mahasiswa Fakultas Teknik Unila

Tahun 2011

No Kode Nama Jurusan

1 DPP Dea Putri Pintaranata TM

2 GAG Gian Aditya Gumelar TM

3 NIH Nur Ismail Hamid TM

4 RI Rino Indriyanto TM

5 SN Sonic Niwantana TM

6 APP Andi Purnama Putra TE

7 AJ Anggun Jeniusman TE

8 CM Cahyoni Marhani TE

9 DFS Daniel Fransisco Sinaga TE

10 MFM M. Fikrinala Margaliu TE

11 AF Arif Cahyo TS

12 AS Andri Susanto TS

13 AES Asep Eka Saputra TS

14 DCP Dwitantya Citra Puspita TS

15 WS Wyndia Sertiteny TS

16 NS Novalin Silalahi TK

17 NA Nuning Aprilianasari TK

18 RO Rahayu Octaviana TK

19 WKA Wanda Kartika Amelia TK

(67)

Keterangan :

TT : Ketidaktepatan penggunaan ejaan pada mahasiswa UNILA T : Ketepatan penggunaan ejaan pada mahasiswa UNILA % : Prosentase penggunaan ejaan pada mahasiswa UNILA

(68)

Tabel 3. Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Unila Tahun 2011

Kode

Huruf Kapital Tanda Titik Tanda Koma Kata Depan di Kata Depan ke Penggunaan EYD

Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T %

DPP 34 1 33 97 20 1 19 95 22 3 19 86 0 0 0 0 0 0 0 0 76 5 71 93

GAG 35 1 34 97 28 2 26 92 25 4 21 84 2 0 2 100 2 0 2 100 92 7 85 92

NIH 59 4 55 93 21 0 21 100 31 3 28 90 2 2 0 0 0 0 0 0 113 9 104 92

RI 153 2 151 99 52 3 49 94 33 8 25 75 2 0 2 100 0 0 0 0 240 13 227 95

SN 72 5 67 93 46 4 42 91 62 14 48 77 5 3 2 40 1 0 1 100 186 26 160 86

Total 353 13 340 96,32 167 10 157 94,01 173 32 141 81,50 11 5 6 55 3 0 3 100 707 60 647 91,51

Keterangan :

TT : Ketidaktepatan penggunaan ejaan pada mahasiswa Teknik Mesin T : Ketepatan penggunaan ejaan mahasiswa Teknik Mesin

(69)

Tabel 4. Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Unila Tahun 2011

Kode

Huruf Kapital Tanda Titik Tanda Koma Kata Depan di Kata Depan ke Penggunaan EYD

Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T %

APP 24 1 23 96 18 1 17 94 9 4 5 55 0 0 0 0 1 1 0 0 52 7 45 87

AJ 26 8 18 69 18 1 17 94 9 1 8 88 5 0 5 100 4 0 4 100 62 10 52 84

CM 69 7 62 90 36 8 28 77 17 5 12 70 3 0 3 100 0 0 0 0 125 20 105 84

DFS 22 0 22 100 23 0 23 100 17 1 16 94 3 1 2 66 1 0 1 100 66 2 64 97

MFM 43 2 41 95 14 1 13 92 5 0 5 100 1 0 1 100 1 1 0 0 64 4 60 94

Total 184 18 166 90,22 109 11 98 89,91 57 11 46 80,70 12 1 11 92 7 2 5 71 369 43 326 88,35

Keterangan :

(70)

Tabel 5. Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Unila Tahun 2011

Kode

Huruf Kapital Tanda Titik Tanda Koma Kata Depan di Kata Depan ke Penggunaan EYD

Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T %

AC 60 12 48 80 28 2 26 96 23 0 23 96 7 2 5 66 2 1 1 50 120 17 103 86

AES 55 4 51 93 16 0 16 100 6 1 5 83 14 2 12 85 1 0 1 100 92 7 85 92

AS 21 0 21 100 17 0 17 100 8 1 7 87 3 2 1 0 0 0 0 0 49 3 46 94

DCP 17 0 17 100 8 0 8 100 9 0 9 100 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0 34 100

WS 64 1 63 98 13 0 13 100 3 0 3 100 5 0 5 100 0 0 0 0 85 1 84 99

Total 217 17 200 92,17 82 2 80 97,56 49 2 47 95,92 29 6 23 79,31 3 1 2 66,67 380 28 352 92,63

Keterangan :

(71)

Tabel 6. Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Kimia Unila Tahun 2011

Kode

Huruf Kapital Tanda Titik Tanda Koma Kata Depan di Kata Depan ke Penggunaan EYD

Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T % Jml TT T %

NS 36 0 36 100 16 2 14 88 16 2 14 87 10 2 8 100 0 0 0 0 78 6 72 92

NA 16 0 16 100 9 0 9 100 4 0 4 100 2 0 2 100 0 0 0 0 31 0 31 100

RO 20 0 20 100 11 1 10 90 12 0 12 100 2 0 1 100 1 0 1 100 46 1 44 96

WKA 20 0 20 100 11 1 10 90 12 0 12 100 2 0 1 100 1 0 1 100 46 1 44 96

WS 119 6 113 95 56 7 49 94 81 5 76 88 18 2 16 88 6 2 4 50 280 22 258 92

Total 211 6 205 97,16 103 11 92 89,32 125 7 118 94,40 34 4 28 82,35 8 2 6 75,00 481 30 449 93,35

Keterangan :

(72)

No. Sumber Data

Total

Penggunaan Ketidaktepatan Ketepatan

(73)

Tabel 9. Penggunaan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Unila Tahun 2011

Kode Penggunaan Kalimat Efektif

Jml TT T %

APP 13 2 11 85

AJ 19 4 15 79

CM 34 2 32 94

DFS 23 4 19 83

MFM 14 3 11 79

Total 103 15 88 85,44

Keterangan :

TT : Ketidaktepatan penggunaan kalimat efektif T : Ketepatan penggunaan kalimat efektif % : Prosentase penggunaan kalimat efektif

Kode Penggunaan Kalimat Efektif

Jml TT T %

DPP 19 2 17 89

GAG 26 4 22 85

NIH 21 3 18 86

RI 46 7 39 85

SN 43 5 38 88

(74)

Kode Penggunaan Kalimat Efektif

Jml TT T %

AC 25 1 24 96

AES 15 2 13 87

AS 14 2 12 86

DCP 8 0 8 100

WS 7 0 7 100

Total 69 5 64 92,75

Tabel 11. Penggunaan Kalimat Efektif Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Kimia Unila Tahun 2011

Kode Penggunaan Kalimat Efektif

Jml TT T %

NS 14 0 14 100

NA 8 1 7 88

RO 10 0 10 100

WKA 10 0 10 100

WS 34 1 33 97

Total 76 2 74 97,37

Keterangan :

Gambar

Tabel 3.1 Data Sampel yang Digunakan sebagai Objek Penelitian
Gambar. Komponen-komponen analisis data : Model Alir
Tabel 1. Data Sampel Mahasiswa Fakultas Teknik Unila Tahun 2011
Tabel 2. Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Unila Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Kalender tanam yang ideal didasarkan pada analisis neraca air (keterse-diaan dan kebutuhan) berdasarkan curah hujan dan kapasitas irigasi per hamparan/desa dan/atau,

Ne moraju sve snimke biti profesionalne jer ukoliko jedan hotel kao što je Le Meridien Lav koji je u grupaciji i uključuje određene standarde poslovanja može dijeliti

Metode pengajaran yang diberikan berupa tutorial, kuliah, diskusi kelompok, belajar mandiri, PKL; keterampilan medik (tramed) berupa anamnesis dan pemeriksaan yang

a. Kecamatan dibentuk di wilayah…. Seorang sekertaris kecamatan bertanggung jawab kepada… a. Dewan pengawasan kecamatan.. Dalam mengevaluasi kerja pemerintahan, camat dibantu oleh…

Prinsip pengukuran tinggi badan menggunakan tranduser ultrasonik adalah sebagai berikut:Pulsa ultrasonik yang merupakan sinyal gelombang ultrasonik dikirimkan dari

Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,. sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut

Bentuk pelaksanaan pendidikan yang dilakukan pondok pesantren Al- Asy’ari, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan proses penyebaran Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa

Perjanjian dengan pembebanan jaminan fidusia ini diberlakukan karena adanya suatu pemberian kredit berarti ada suatu resiko tidak dibayarnya pengembalian kredit kepada