• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk)."

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR

(STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK)

Oleh:

Nugroho Iman Prakoso

A 141 01 108

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

NUGROHO IMAN PRAKOSO. Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk). Di bawah bimbingan ARIF IMAM SUROSO.

Berbagai perusahaan di Indonesia baik yang berskala kecil, menengah maupun besar (multinasional) saat ini sedang mempersiapkan diri ke arah perdagangan bebas. Perdagangan bebas ini menempatkan perusahaan dalam sebuah persaingan usaha yang sangat ketat. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain sebuah perusahaan harus menggunakan sarana pendukung diluar kekuatan modal dan sumber daya fisik. Saat ini, diperlukan sumber daya lain, yaitu sumber daya konseptual berupa informasi.

Perkembangan pesat dalam teknologi komputer sangat berperan dalam pengembangan sistem informasi berbasis komputer (computer-based information system), atau CBIS. Pada CBIS pengolahan data dilakukan secara otomatis oleh komputer sesuai dengan kebutuhan manajemen dan informasi yang dihasilkan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Aplikasi komputer utama pada CBIS terdiri dari lima subsistem, yaitu sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan, otomatisasi kantor dan sistem pakar.

Konsep sistem informasi manajemen (SIM) menerapkan suatu tujuan utama, yaitu untuk menghasilkan informasi manajemen. Bagi bisnis ritel dan grosir terutama yang berskala besar, SIM berbasis komputer sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Di Indonesia, usaha supermarket sedang memulai babak dimana persaingan antara pengusaha supermarket, baik itu lokal maupun asing, semakin ketat.

Hypermarket dan supermarket umumnya menawarkan berbagai macam barang

kebutuhan konsumen, mulai dari kebutuhan kantor sampai dengan rumah tangga. Salah satu bahan kebutuhan yang biasa tersedia di supermarket adalah buah dan sayur.

Pada umumnya, divisi berbagai perusahaan yang menangani penjualan buah dan sayur selalu memiliki kesamaan, yakni memesan persediaan ke pihak pemasok dalam jumlah dan rentang waktu yang ditentukan berdasarkan unsur pengalaman kerja pengorder (pihak perusahaan), bukan kepada suatu metoda perhitungan yang sistematis. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung jumlah persediaan aktual yang dimiliki, karena buah dan sayur memiliki ciri khas yang unik dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu manajemen supermarket harus mampu memperoleh, mengolah dan menyimpan data-data penting yang berkaitan dengan penyediaan buah dan sayur. Selanjutnya data-data tersebut disajikan dalam bentuk informasi yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan metode pengendalian persediaan yang tepat. Hal ini dapat diwujudkan dengan dukungan suatu sistem informasi pengendalian persediaan berbasis komputer yang baik.

(3)

informasi yang berguna) sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan ganda perusahaan di bidang persediaan (biaya rendah dan persediaan terjamin).

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisa sistem informasi pengendalian inventori buah dan sayur yang telah ada di PT Hero Supermarket, (2) Merancang bangun sistem informasi yang baru dengan berdasarkan pada pola sistem sebelumnya yang mampu menunjang ketersediaan inventori buah dan sayur di PT Hero Supermarket Tbk.

Keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan dalam melakukan penelitian membuat ruang lingkup penelitian ini terbatas pada disain data dan struktur data, yaitu hanya sampai pembuatan diagram hubungan entitas. Sedangkan pembuatan

interface dan pemrograman tidak dilakukan.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. Hero Supermarket dengan lokasi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Hero Supermarket termasuk

perusahaan grosir yang memiliki jaringan luas dan terus berkembang dengan membuka cabang-cabang barunya di beberapa daerah. Penelitian untuk pengambilan data primer dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2007. Dasar dari konsep penelitian ini merujuk kepada kerangka siklus hidup pengembangan sistem informasi, sebagaimana yang dikembangkan oleh O’Brien, 1996.

Ada tujuh subsistem yang saling berkaitan di dalam upaya mengendalikan persediaan buah dan sayur,yakni pengembangan dan promosi produk, negosiasi dengan supplier dan pemesanan barang, penerimaan barang, penyimpanan barang dan display barang, penjualan, penarikan dan perlakuan barang BS, dan stock opname. SIPPB&S menghasilkan 8 Tabel output yaitu suggested order, pembelian, evaluasi supplier, pembayaran tagihan, persediaan dalam pemesanan, persediaan akhir item beli harian, persediaan akhir item jual harian, stock opname, dan 15 tabel input yakni, supplier, item beli, item jual, item jual promosi, Gerai Hero Supermarket, pesanan pembelian, item siap proses, item hasil produksi, item

siap reproduksi, item hasil reproduksi, penerimaan barang, pemusnahan barang, retur pembelian, transfer masuk, dan transfer keluar.

Metode safety stock dan re order point yang digunakan saat ini kurang dapat memenuhi kebutuhan manajemen. Terutama untuk buah dan sayur, safety stock tentu juga akan mengalami penyusutan akibat kerusakan (shrinkage), dibuang atau retur pembelian (throw away).

Hal ini menyebabkan sistem yang ada tidak bisa menghasilkan nilai

Suggested Order per item, sehingga penentuan jumlah order per item oleh pihak

Merchandiser hanya didasarkan atas pengalaman, bukan pada suatu rumus penghitungan inventori. Hal ini menyebabkan timbulnya ketidakkonsistenan dalam frekuensi dan kuantitas pemesanan item. Seringkali pemesanan dengan cara konvensional seperti ini berhasil, namun adakalanya justru menimbulkan kekosongan ataupun kelebihan item.

Menghadapi dua kendala ini, diperlukan adanya suatu sistem informasi baru yang dibangun berdasarkan pola sistem yang telah ada di perusahaan.Titik berat perbaikan sistem adalah pada penerapan rumus penghitungan persediaan berdasarkan metode pelicinan rata-rata bergerak untuk menghasilkan nilai

(4)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR

(STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK)

Oleh:

Nugroho Iman Prakoso

A 141 01 108

Skripsi

sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk). Nama : Nugroho Iman Prakoso

NRP : A 141 01 108

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. NIP. 131578842

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR (STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN

MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA

MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2008

Nugroho Iman Prakoso

(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Depok, Jawa Barat pada tanggal 19 Mei 1983. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak S.

Sabarudin P.Y. dan Ibu S. Suprihatin.

Penulis menempuh pendidikan di TK Taman Indria Yayasan Pendidikan Taman Siswa dari tahun 1988 sampai tahun 1989. Pada tahun 1989 sampai

dengan tahun 1995 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri Depok Jaya 5. Pada tahun 1995 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 41 Ragunan,

Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Dwiwarna Boarding School dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen

Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

kemahasiswaan, diantaranya sebagai amggota DPM-KM IPB, anggota KOPMA IPB, pengurus MISETA, dan ketua ATP (Agricultural Television Program).

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga setiap langkah selalu dalam niatan ikhlas untuk senantiasa beribadah

kepada-Nya.

Penelitian ini berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk)”.

Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisa sistem informasi pengendalian persediaan buah dan sayur yang telah ada di PT Hero Supermarket dan merancang

bangun sistem informasi yang baru dengan berdasarkan pada pola sistem sebelumnya yang mampu menunjang ketersediaan persediaan buah dan sayur di PT Hero Supermarket Tbk.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama

berlangsungnya penelitian. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2008

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapakku S. Sabarudin P.Y. dan Ibuku S. Suprihatin atas doa, kasih sayang,

dukungan, pengertian, dan pengorbanan yang tidak akan terbalas oleh apapun. 2. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc , selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, masukan serta kesabaran yang luar biasa untuk penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Henny K.S. Daryanto selaku Ketua Program Studi Manajemen Agribisnis

terima kasih atas support nya pada saat menghadapi masa-masa akhir batas waktu studi yang mendebarkan.

4. Ir. Burhanuddin, MM atas kesediannya menjadi dosen penguji utama.

5. Tintin Sarianti, SP atas kesediannya menjadi dosen penguji wakil komisi

pendidikan.

6. Ir. Nunung Kusnadi, MS pembimbing akademik penulis atas segala bantuan

dan semangatnya sehingga penulis dapat melewati masa tersulit saat kuliah di

IPB.

7. Bapak Untung dan Pak Alex selaku humas eksternal PT. Hero Supermarket

atas bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis saat melakukan penelitian.

8. Papi dan Mami atas do’a, kasih sayang, dukungan moril maupun materil, serta

(11)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR

(STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK)

Oleh:

Nugroho Iman Prakoso

A 141 01 108

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

NUGROHO IMAN PRAKOSO. Rancang Bangun Sistem Informasi

Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk). Di bawah bimbingan ARIF IMAM SUROSO.

Berbagai perusahaan di Indonesia baik yang berskala kecil, menengah maupun besar (multinasional) saat ini sedang mempersiapkan diri ke arah perdagangan bebas. Perdagangan bebas ini menempatkan perusahaan dalam sebuah persaingan usaha yang sangat ketat. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain sebuah perusahaan harus menggunakan sarana pendukung diluar kekuatan modal dan sumber daya fisik. Saat ini, diperlukan sumber daya lain, yaitu sumber daya konseptual berupa informasi.

Perkembangan pesat dalam teknologi komputer sangat berperan dalam pengembangan sistem informasi berbasis komputer (computer-based information system), atau CBIS. Pada CBIS pengolahan data dilakukan secara otomatis oleh komputer sesuai dengan kebutuhan manajemen dan informasi yang dihasilkan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Aplikasi komputer utama pada CBIS terdiri dari lima subsistem, yaitu sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan, otomatisasi kantor dan sistem pakar.

Konsep sistem informasi manajemen (SIM) menerapkan suatu tujuan utama, yaitu untuk menghasilkan informasi manajemen. Bagi bisnis ritel dan grosir terutama yang berskala besar, SIM berbasis komputer sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Di Indonesia, usaha supermarket sedang memulai babak dimana persaingan antara pengusaha supermarket, baik itu lokal maupun asing, semakin ketat. Hypermarket dan supermarket umumnya menawarkan berbagai macam barang kebutuhan konsumen, mulai dari kebutuhan kantor sampai dengan rumah tangga. Salah satu bahan kebutuhan yang biasa tersedia di supermarket adalah buah dan sayur.

Pada umumnya, divisi berbagai perusahaan yang menangani penjualan buah dan sayur selalu memiliki kesamaan, yakni memesan persediaan ke pihak pemasok dalam jumlah dan rentang waktu yang ditentukan berdasarkan unsur pengalaman kerja pengorder (pihak perusahaan), bukan kepada suatu metoda perhitungan yang sistematis. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung jumlah persediaan aktual yang dimiliki, karena buah dan sayur memiliki ciri khas yang unik dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu manajemen supermarket harus mampu memperoleh, mengolah dan menyimpan data-data penting yang berkaitan dengan penyediaan buah dan sayur. Selanjutnya data-data tersebut disajikan dalam bentuk informasi yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan metode pengendalian persediaan yang tepat. Hal ini dapat diwujudkan dengan dukungan suatu sistem informasi pengendalian persediaan berbasis komputer yang baik.

(13)

informasi yang berguna) sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan ganda perusahaan di bidang persediaan (biaya rendah dan persediaan terjamin).

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisa sistem informasi pengendalian inventori buah dan sayur yang telah ada di PT Hero Supermarket, (2) Merancang bangun sistem informasi yang baru dengan berdasarkan pada pola sistem sebelumnya yang mampu menunjang ketersediaan inventori buah dan sayur di PT Hero Supermarket Tbk.

Keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan dalam melakukan penelitian membuat ruang lingkup penelitian ini terbatas pada disain data dan struktur data, yaitu hanya sampai pembuatan diagram hubungan entitas. Sedangkan pembuatan interface dan pemrograman tidak dilakukan.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. Hero Supermarket dengan lokasi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Hero Supermarket termasuk perusahaan grosir yang memiliki jaringan luas dan terus berkembang dengan membuka cabang-cabang barunya di beberapa daerah. Penelitian untuk pengambilan data primer dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2007. Dasar dari konsep penelitian ini merujuk kepada kerangka siklus hidup pengembangan sistem informasi, sebagaimana yang dikembangkan oleh O’Brien, 1996.

Ada tujuh subsistem yang saling berkaitan di dalam upaya mengendalikan persediaan buah dan sayur,yakni pengembangan dan promosi produk, negosiasi dengan supplier dan pemesanan barang, penerimaan barang, penyimpanan barang dan display barang, penjualan, penarikan dan perlakuan barang BS, dan stock opname. SIPPB&S menghasilkan 8 Tabel output yaitu suggested order, pembelian, evaluasi supplier, pembayaran tagihan, persediaan dalam pemesanan, persediaan akhir item beli harian, persediaan akhir item jual harian, stock opname, dan 15 tabel input yakni, supplier, item beli, item jual, item jual promosi, Gerai Hero Supermarket, pesanan pembelian, item siap proses, item hasil produksi, item siap reproduksi, item hasil reproduksi, penerimaan barang, pemusnahan barang, retur pembelian, transfer masuk, dan transfer keluar.

Metode safety stock dan re order point yang digunakan saat ini kurang dapat memenuhi kebutuhan manajemen. Terutama untuk buah dan sayur, safety stock tentu juga akan mengalami penyusutan akibat kerusakan (shrinkage), dibuang atau retur pembelian (throw away).

Hal ini menyebabkan sistem yang ada tidak bisa menghasilkan nilai Suggested Order per item, sehingga penentuan jumlah order per item oleh pihak Merchandiser hanya didasarkan atas pengalaman, bukan pada suatu rumus penghitungan inventori. Hal ini menyebabkan timbulnya ketidakkonsistenan dalam frekuensi dan kuantitas pemesanan item. Seringkali pemesanan dengan cara konvensional seperti ini berhasil, namun adakalanya justru menimbulkan kekosongan ataupun kelebihan item.

(14)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR

(STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK)

Oleh:

Nugroho Iman Prakoso

A 141 01 108

Skripsi

sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk).

Nama : Nugroho Iman Prakoso

NRP : A 141 01 108

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc.

NIP. 131578842

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR (STUDI KASUS DI PT. HERO SUPERMARKET TBK)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN

MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA

MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Agustus 2008

Nugroho Iman Prakoso

(17)
(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Depok, Jawa Barat pada tanggal 19 Mei 1983.

Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak S.

Sabarudin P.Y. dan Ibu S. Suprihatin.

Penulis menempuh pendidikan di TK Taman Indria Yayasan Pendidikan

Taman Siswa dari tahun 1988 sampai tahun 1989. Pada tahun 1989 sampai

dengan tahun 1995 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri Depok Jaya 5.

Pada tahun 1995 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 41 Ragunan,

Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Dwiwarna Boarding School dan lulus pada tahun 2001. Pada

tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen

Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

kemahasiswaan, diantaranya sebagai amggota DPM-KM IPB, anggota KOPMA

IPB, pengurus MISETA, dan ketua ATP (Agricultural Television Program).

(19)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga setiap langkah selalu dalam niatan ikhlas untuk senantiasa beribadah

kepada-Nya.

Penelitian ini berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengendalian

Persediaan Buah Dan Sayur (Studi Kasus Di PT. Hero Supermarket Tbk)”.

Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisa sistem informasi pengendalian

persediaan buah dan sayur yang telah ada di PT Hero Supermarket dan merancang

bangun sistem informasi yang baru dengan berdasarkan pada pola sistem

sebelumnya yang mampu menunjang ketersediaan persediaan buah dan sayur di

PT Hero Supermarket Tbk.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama

berlangsungnya penelitian. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2008

(20)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapakku S. Sabarudin P.Y. dan Ibuku S. Suprihatin atas doa, kasih sayang,

dukungan, pengertian, dan pengorbanan yang tidak akan terbalas oleh apapun.

2. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc , selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, masukan serta kesabaran yang luar biasa untuk

penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Henny K.S. Daryanto selaku Ketua Program Studi Manajemen Agribisnis

terima kasih atas support nya pada saat menghadapi masa-masa akhir batas

waktu studi yang mendebarkan.

4. Ir. Burhanuddin, MM atas kesediannya menjadi dosen penguji utama.

5. Tintin Sarianti, SP atas kesediannya menjadi dosen penguji wakil komisi

pendidikan.

6. Ir. Nunung Kusnadi, MS pembimbing akademik penulis atas segala bantuan

dan semangatnya sehingga penulis dapat melewati masa tersulit saat kuliah di

IPB.

7. Bapak Untung dan Pak Alex selaku humas eksternal PT. Hero Supermarket

atas bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis saat melakukan

penelitian.

8. Papi dan Mami atas do’a, kasih sayang, dukungan moril maupun materil, serta

(21)

9. Istriku Nadia Farhanah Syafhan atas kasih sayang, cinta, dan semangat yang

diberikan serta selalu mendampingiku di masa senang maupun sulit.

10.Mba Yogi, Mas Yogo, Mba Sari, Ka Anne, A’ Opan, Miftah dan keponakan

Baladhika, Kanya, Keefa, Putri, Kinanti, Kayla, Zahiya yang lucu-lucu atas

doa dan keceriaan yang mewarnai hari-hari penulis.

11.Rekan-rekan AGB 38, Crew Bengkel Akhlak, Sundawa Perjuangan, Mba

Dewi dan Mba Dian di Sekretariat AGB atas bantuan dan informasi yang

bermanfaat untuk penulis.

12.Keluarga Besar Abituren Dwiwarna Boarding School, Keluarga Besar Dompet

Dhuafa dan LPI Dompet Dhuafa.

13.Rekan-rekan di PT. Dwiwarna Inti Sejahtera, Agung Dharma Indra Sanjaya,

Edy Priyanto Utomo, Eka Permana, dan Wisnu Wira Atmadja Efendi atas

bantuannya ketika penulis harus sering izin untuk mengerjakan skripsi. Dan

Apotek Rawa Pule beserta karyawan.

14.Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak

menghilangkan rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungan

(22)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 5 1.3. Tujuan Penelitian ... 6 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 6 1.5. Kegunaan Penelitian ... 7

II. KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 8 2.1.1. Definisi dan Ruang Lingkup Inventori ... 8 2.1.2. Jenis-Jenis Inventori ... 10 2.1.3. Pendekatan Terhadap Pengendalian Inventori ... 11 2.1.3.1. Dependent Demand System ... 11 2.1.3.2. Independent Demand System ... 13 2.1.4. Metode Peramalan Persediaan ... 19 2.1.4.1. Metode Pelicinan Rata-Rata Bergerak ... 19 2.1.5. Sistem Informasi ... 22 2.1.5.1. Konsep Sistem ... 22 2.1.5.2. Pendekatan Sistem ... 25 2.1.5.3. Sistem Informasi Manajemen ... 26 2.1.5.4. Sistem Informasi Persediaan ... 29 2.1.5.5. Input yang Dibutuhkan SIP ... 33 2.1.6. Dokumentasi Sistem Informasi ... 39 2.1.6.1. Diagram Arus Data ... 39 2.1.6.2. Algoritma Sistem ... 41 2.1.6.3. Bagan Alir Sistem ... 41 2.1.6.4. Diagram Hubungan Entitas ... 42 2.1.6.5. Struktur Data ... 44 2.1.6.6. Kamus Data ... 45 2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 48

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51 3.2. Jenis dan Sumber Data ... 51 3.3. Metodologi ... 52

3.3.1. Teknik Perancangan Sistem Informasi Pengendalian

(23)

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah Singkat ... 58 4.2. Visi dan Misi PT. Hero Supermarket Tbk. ... 58 4.3. Jenis Produk ... 59 4.4. Struktur Organisasi PT. Hero Supermarket Tbk ... 60

4.4.1. Struktur Gerai PT. Hero Supermarket Tbk... 63 4.4.2. Struktur Gudang Sentral Cibitung ... 66

V. RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR

5.1. Investigasi Sistem ... 68 5.1.1. Sistem Perusahaan ... 68 5.1.2. Sistematika Arus Data dan Informasi ... 71 5.2. Analisis Sistem ... 81 5.2.1. Identifikasi Kelompok Informasi ... 81 5.2.2. Diagram Konteks Arus Data ... 84 5.2.3. Algoritma Sistem dan Diagram Arus Data ... 85 5.2.3.1. Subsistem Pengembangan dan Promosi Produk ... 89 5.2.3.2. Subsistem Negosiasi dengan Supplier dan

Pemesanan Barang ... 91 5.2.3.3. Subsistem Penerimaan Barang ... 96 5.2.3.4. Subsistem Penyimpanan dan Display Barang ... 98 5.2.3.5. Subsistem Penjualan ... 102 5.2.3.6. Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS ... 104 5.2.3.7. Subsistem Stock Opname ... 113 5.2.4. Kamus Data ... 126 5.3. Perancangan Sistem ... 131 5.3.1. Diagram Hubungan Entitas ... 132 5.3.2. Struktur Data ... 148 5.4. Alternatif Sistem Pengendalian Persediaan Buah dan Sayur ... 149

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 153 6.2. Saran ... 154

DAFTAR PUSTAKA ... 155

(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Presentase Pengeluaran Rata-Rata pe Kapita Subkelompok

Makanan di Indonesia Tahun 1996-2005 ... 3 2. Keterangan Aliran Data Diagram Konteks Data Level 0 dan

Diagram 0 Arus rata SIPPB&S Level I ... 88 3. Contoh Peramalan dengan Menggunakan Metode Rata-Rata

(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Fungsi dari Inventori ... 9 2. Pengklasifikasian Sistem Pengendalian Inventori ... 12 3. Model Sistem Umum Suatu Perusahaan ... 23 4. Sistem Informasi Manajemen ... 28 5. Peramalan Sebagai Input dalam Pengambilan Keputusan ... 32 6. Aliran Informasi untuk Menghasilkan Peramalan Permintaan ... 33 7. Input dan Output Utama dalam SIP ... 35 8. Sumber dan Tujuan dari Informasi ... 36 9. Simbol Elemen Lingkungan ... 40 10.Simbol-simbol Proses ... 40 11.Simbol-simbol Arus Data ... 41 12.Simbol-simbol Penyimpanan Data ... 41 13.Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ... 50 14.Struktur Jaringan LAN PT. HERO Supermarket Tbk ... 68 15.Diagram Konteks Arus Data SIPPD&S Level 0 ... 86 16.Diagram 0 Arus Data SIPPD & S Level 1 ... 87 17.Diagram 1 (Subsistem Pengembangan dan Promosi Produk) Level 2 ... 89 18.Diagram 1.1 (Subsistem Pengembangan dan Promosi Produk) Level 3 .... 90 19.Diagram 1.2 (Subsistem Pengembangan dan Promosi Produk) Level 3 .... 92 20.Diagram 2 (Subsistem Negosiasi dengan Supplier dan

Pemesanan Barang) Level 2 ... 93 21.Diagram 2.1 (Subsistem Negosiasi dengan Supplier dan

Pemesanan Barang) Level 3 ... 95 22.Diagram 2.2 (Subsistem Negosiasi dengan Supplier dan

(26)
(27)

DAFTAR LAMPIRAN

(28)

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai perusahaan di Indonesia baik yang berskala kecil, menengah

maupun besar (multinasional) saat ini sedang mempersiapkan diri ke arah

perdagangan bebas. Perdagangan bebas ini menempatkan perusahaan dalam

sebuah persaingan usaha yang sangat ketat. Untuk dapat bersaing dengan

perusahaan lain sebuah perusahaan harus menggunakan sarana pendukung

diluar kekuatan modal dan sumber daya fisik. Saat ini, diperlukan sumber

daya lain, yaitu sumber daya konseptual berupa informasi.

Revolusi dalam teknologi komputer dan telekomunikasi telah

berkembang pesat. Teknologi ini mampu menekan kendala ruang dan waktu

dalam kegiatan manajerial maupun dalam hubungan perusahaan dengan

konsumen. Teknologi informasi kini tidak saja sekedar alat yang mendukung

bisnis, namun juga bertindak sebagai agen perubahan besar mengenai

bagaimana perusahaan harus dikelola (Makmun, 1998).

Teknologi informasi membantu dalam pemrosesan informasi untuk

digunakan sebagai alat mencari keuntungan yang cukup signifikan dan

berkompetisi dengan perusahaan lain. Pemanfaatan telekomunikasi, paket

software yang terspesialisasi, sistem jaringan komputer dan database dalam

satu paket teknologi informasi yang mutakhir akan membantu dalam

mempercepat riset pasar, pengembangan produk, produksi dan distribusi,

(29)

Perkembangan pesat dalam teknologi komputer sangat berperan dalam

pengembangan sistem informasi berbasis komputer (computer-based

information system), atau CBIS. Pada CBIS pengolahan data dilakukan secara

otomatis oleh komputer sesuai dengan kebutuhan manajemen dan informasi

yang dihasilkan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Komputer

membantu penanganan data dalam jumlah besar yang dihubungkan dengan

penyimpanan, pengolahan dan pengambilan kembali informasi dengan cepat

dan akurat. Aplikasi komputer utama pada CBIS terdiri dari lima subsistem,

yaitu sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem

pendukung keputusan, otomatisasi kantor dan sistem pakar (McLeod, 1996).

Konsep sistem informasi manajemen (SIM) menerapkan suatu tujuan

utama, yaitu untuk menghasilkan informasi manajemen. Bagi bisnis ritel dan

grosir terutama yang berskala besar, SIM berbasis komputer sudah merupakan

bagian yang tidak terpisahkan.

Di Indonesia, usaha supermarket sedang memulai babak dimana

persaingan antara pengusaha supermarket, baik itu lokal maupun asing,

semakin ketat. Hypermarket dan supermarket umumnya menawarkan berbagai

macam barang kebutuhan konsumen, mulai dari kebutuhan kantor sampai

dengan rumah tangga. Namun ada juga beberapa supermarket yang khusus

menyediakan produk tertentu, seperti produk makanan saja. Produk-produk

tersebut ditempatkan sesuai dengan klasifikasinya masing-masing agar

konsumen mudah menemukan barang atau produk yang dibutuhkan mereka.

(30)

memakai sistem swalayan. Salah satu bahan kebutuhan yang biasa tersedia di

supermarket adalah buah dan sayur.

Berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan Departemen Pertanian

(Lampiran 1), terlihat bahwa enam dari sembilan belas komoditi buah yang

paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia mengalami peningkatan

produksi sebesar 5,05 sampai 56,52 persen antara tahun 2004 sampai tahun

2006. Peningkatan dalam bisnis buah ini tidak berbeda jauh dengan

peningkatan yang dialami oleh bisnis sayur, terlihat bahwa enam dari sembilan

belas komoditi sayur yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia mengalami peningkatan produksi sebesar 2,54 sampai 19,78 persen

antara tahun 2004 sampai tahun 2006.

Peningkatan ini menjadi cukup signifikan karena presentase

pengeluaran rata-rata per kapita untuk produk buah dan sayur berkisar antara

1,02 sampai 46,18 persen seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1. Presentase Pengeluaran Rata-Rata pe Kapita Subkelompok Makanan di Indonesia Tahun 1996-2005

No. Jenis Makanan 1996 2002 2004 2005

1. Sayur-sayuran 16.558 44.382 47.189 48.168 2. Buah-buahan 12.495 33.942 41.964 39.999 Sumber : BPS, 2006

Dalam pengelompokkan produk di supermarket, buah dan sayur

termasuk dalam kategori produk segar. Produk-produk segar ditempatkan di

bagian yang memiliki mesin pendingin agar tidak cepat layu atau busuk.

Namun demikian dalam jangka waktu beberapa hari produk segar sudah tidak

(31)

seperti ini membutuhkan suatu manajemen pengendalian persediaan yang baik

agar perusahaan tidak rugi sekaligus tetap dapat memenuhi kebutuhan

konsumen.

Pada umumnya, divisi berbagai perusahaan yang menangani penjualan

buah dan sayur selalu memiliki kesamaan, yakni memesan persediaan ke

pihak pemasok dalam jumlah dan rentang waktu yang ditentukan berdasarkan

unsur pengalaman kerja pengorder (pihak perusahaan), bukan kepada suatu

metoda perhitungan yang sistematis. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung

jumlah persediaan aktual yang dimiliki, karena buah dan sayur memiliki ciri

khas yang unik dibandingkan dengan produk yang lain. Sifat mudah rusak dan

mudah menyusut (kehilangan berat) adalah dua hal yang mengakibatkan

penghitungan jumlah persediaan aktual menjadi lebih rumit. Kendala ini

mengakibatkan sistem informasi yang ada tidak dapat menyarankan jumlah

persediaan yang harus diorder kepada pihak pengorder perusahaan.

Oleh karena itu manajemen supermarket harus mampu memperoleh,

mengolah dan menyimpan data-data penting yang berkaitan dengan

penyediaan buah dan sayur. Selanjutnya data-data tersebut disajikan dalam

bentuk informasi yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan untuk

mendapatkan metode pengendalian persediaan yang tepat. Hal ini dapat

diwujudkan dengan dukungan suatu sistem informasi pengendalian persediaan

(32)

Perumusan Masalah

Pengelolaan persediaan pada perusahaan yang bergerak di bidang

usaha non jasa, perusahaan harus mampu mencapai tujuan ganda yaitu biaya

persediaan (holding cost dan ordering cost) yang rendah dan kesinambungan

penjualan yang terjamin. Dengan mempertahankan jumlah persediaan pada

tingkat yang rendah, hal ini menjadikan biaya persediaan rendah namun

kesinambungan penjualan belum terjamin. Hal sebaliknya, bila jumlah

persediaan tinggi maka biaya persediaan akan tinggi dan kesinambungan

penjualan akan terjamin sejauh yang menyangkut persediaan barang

bersangkutan.

Pada umumnya, divisi berbagai perusahaan retail yang menangani

penjualan buah dan sayur selalu memiliki kesamaan, yakni memesan

persediaan ke pihak supplier dalam jumlah dan rentang waktu yang ditentukan

berdasarkan unsur pengalaman kerja pihak perusahaan pengorder, bukan

kepada suatu metoda perhitungan yang sistematis. Hal ini disebabkan sulitnya

menghitung jumlah persediaan aktual yang dimiliki, karena buah dan sayur

memiliki ciri khas yang unik dibandingkan dengan produk yang lain. Sifat

mudah rusak dan mudah menyusut (kehilangan berat) adalah dua hal yang

mengakibatkan penghitungan jumlah persediaan aktual menjadi rumit.

Kendala ini mengakibatkan sistem informasi yang ada tidak dapat

menyarankan jumlah persediaan yang harus diorder kepada pihak perusahaan

pengorder.

Dalam penelitian ini akan diuraikan bagaimana suatu sistem

(33)

berperan dalam memberikan suatu kerangka berpikir yang logis dan prosedur

aliran data (sejak masih berupa data mentah hingga menjadi informasi yang

berguna) sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan ganda perusahaan di

bidang persediaan (biaya rendah dan persediaan terjamin).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

(1) Menganalisa sistem informasi pengendalian inventori buah dan sayur yang

telah ada di PT Hero Supermarket.

(2) Merancang bangun sistem informasi yang baru dengan berdasarkan pada

pola sistem sebelumnya yang mampu menunjang ketersediaan inventori

buah dan sayur di PT Hero Supermarket yang meliputi :

a. Menentukan jenis-jenis informasi berguna yang dibutuhkan dari

bagian inventori.

b. Menentukan metode perhitungan inventori yang tepat untuk

memproses berbagai data mentah menjadi informasi yang berguna.

c. Mengidentifikasi berbagai komponen yang bertindak sebagai input

(sumber data mentah) dalam bagian inventori buah dan sayur.

Ruang Lingkup Penelitian

Keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan dalam melakukan

penelitian membuat ruang lingkup penelitian ini terbatas pada disain data dan

struktur data, yaitu hanya sampai pembuatan diagram hubungan entitas.

(34)

Pada tahapan investigasi sistem, studi kelayakan pengembangan sistem

juga tidak dilakukan karena pengembangan sistem dianggap layak secara

teknis.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memberikan kegunaan sebagai berikut :

Memberikan alternatif rancang bangun sistem informasi pengendalian

persediaan terutama pada perhitungan nilai suggested order dengan

menggunakan metode peramalan, khususnya pada divisi produce di PT

(35)

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Definisi dan Ruang Lingkup Inventori

Assauri (1980), menyatakan bahwa inventori adalah suatu aktiva yang

meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam

suatu periode usaha normal ataupun inventori bahan baku yang menunggu

penggunaannya dalam suatu proses produksi. Schroeder (1994) mengatakan

inventori adalah stok bahan. Sementara itu, Dilworth (1986) menyatakan

bahwa inventori adalah kelebihan sumber daya yang digunakan di masa yang

akan datang. Sedangkan Heizer, Render (1993) mendefinisikan inventori

sebagai semua sumber daya yang tersimpan, yang digunakan untuk

memberikan kepuasan baik pada kebutuhan sekarang maupun yang akan

datang. Waters (1992) membedakan pengertian antara stok dan inventori

dimana stok terdiri dari berbagai jenis barang dan material yang disimpan oleh

suatu organisasi, yang akan digunakan untuk kepentingan masa yang akan

datang sedangkan inventori adalah suatu daftar barang-barang yang tersimpan

sebagai stok.

Namun pada kenyataannya, penggunaan kata ‘inventori’ seringkali

dicampuradukkan antara pengertian inventori itu sendiri dengan stok, dan

untuk beberapa tahun terkahir ini, penggunaan kata inventori ini sudah

menjadi sangat umum, sehingga dalam penelitian ini tidak ditekankan

perbedaan yang berarti antara inventori dan stok, dan untuk selanjutnya kita

(36)

Secara khusus ditekankan bahwa inventori berada di antara peubah

pemasok dan peubah pelanggan. Karakteristik pemasok adalah pengantaran

tidak teratur dalam jumlah yang besar. Sedangkan karakteristik pelanggan

adalah pengurangan secara teratur dalam jumlah yang kecil, seperti yang

ditunjukkan oleh Gambar 1. Suatu alur yang pada umumnya dijalani biasanya

diawali dengan pengantaran bahan baku/item oleh pemasok, kemudian item

dalam jumlah besar ini dipisahkan atas unit yang lebih kecil. Unit-unit ini

disimpan sebagai inventori sampai saatnya dibutuhkan. Adanya permintaan

dari pihak pelanggan menyebabkan inventori ini diikutsertakan dalam proses

produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. Setelah jangka waktu

tertentu diadakan pemesanan kembali atas item yang bersangkutan.

Gambar 1. Fungsi dari Inventori Sumber : Waters, 1992

Kegunaan inventori secara keseluruhan (Young, 1991) adalah sebagai

penyangga bagi operasi manufaktur yang berbeda, untuk menyesuaikan bila

terjadi ketidakcocokkan antara tingkat penawaran dan tingkat permintaan, juga

bila terjadi permintaan yang lebih besar dari yang diharapkan atau terjadi pada

saat yang tidak terduga serta bila terjadi keterlambatan atau kekurangan dalam

pemasokan bahan baku. Inventori juga berguna untuk menghindari Jumlah kecil,

pengurangan secara teratur untuk memenuhi permintaan pelanggan Jumlah besar, pengantaran

tidak teratur dari pemasok untuk mengisi inventori

(37)

keterlambatan penjualan produk kepada pelanggan, untuk memperoleh

keuntungan diskon karena pembelian bahan baku dalam jumlah besar, untuk

membeli bahan baku pada saat harganya rendah dan diduga akan meningkat di

waktu yang akan datang, untuk membeli bahan baku yang telah tidak

dihasilkan atau sukar diperoleh, untuk mengurangi biaya transportasi item, dan

sebagai tindakan pengamanan terhadap keadaan darurat (tidak terduga), serta

untuk memelihara kestabilan jalannya operasi manufaktur.

Jenis-Jenis Inventori

Dilihat dari posisi bahan dalam urutan pengerjaan produk, inventori

dapat dikelompokkan ke dalam (Assauri, 1980) :

a. Inventori bahan baku, adalah inventori barang berwujud yang

digunakan dalam proses produksi.

b. Inventori komponen-komponen rakitan, adalah inventori bahan

yang terdiri dari komponen yang diterima dari perusahaan lain,

barang ini secara langsung dirakit dengan komponen lain tanpa

melalui proses produksi sebelumnya.

c. Inventori bahan pembantu dan penolong, adalah inventori

barang/bahan yang diperlukan dalam proses produksi atau telah

diolah menjadi satu bentuk tetapi masih perlu diproses lebih lanjut

untuk menjadi barang jadi.

d. Inventori barang jadi, adalah inventori barang yang telah selesai

diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual ke

(38)

Pendekatan Terhadap Pengendalian Inventori

Investasi persediaan dan penganekaragaman jumlah sediaan barang

merupakan elemen utama yang harus dikendalikan dalam usaha eceran. Untuk

melengkapi perencanaan persediaan, sistem informasi persediaan harus

mampu memberikan pengendalian terhadap penilaian terhadap nilai investasi

dan unit sediaan. Pengendalian terhadap nilai investasi memperhitungkan

“harga” dan mengidentifikasi nilai investasi pada barang sediaan.

Pengendalian nilai investasi mengharuskan manajemen untuk mengumpulkan,

mencatat dan menganalisa data barang dalam bentuk nilai investasi.

Pengendalian unit sediaan berhubungan dengan jumlah jenis produk

(penganekaragaman) dan jumlah sediaan barang pada setiap jenis produk.

Dalam pengendalian unit sediaan, pencatatan dan penganalisaan dilakukan

terhadap data jumlah unit fisik (penjualan, pembelian dan tingkat persediaan).

Dua pertanyaan utama yang dijawab dari model-model pengendalian

inventori adalah kapan melakukan pemesanan untuk suatu barang dan berapa

banyak barang yang perlu dipesan. Ada dua pendekatan dasar terhadap

pengendalian inventori yang didasarkan atas metode memperkirakan

permintaan produk jadi (methods of asessing demand), yaitu independent

demand (permintaan bebas) dan dependent demand (permintaan bersyarat)

seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.

2.1.3.1.Dependent DemandSystem

Sistem ini mengasumsikan bahwa permintaan akan suatu item

(39)

berarti bahwa besarnya permintaan akan bahan baku berhubungan dengan

besarnya permintaan produk akhir. Sebagai contoh, permintaan akan pupuk

akan bergantung kepada permintaan beras. Model-model pengendalian

inventori yang digunakan adalah :

(1) Model Sistem Rencana Kebutuhan Bahan (Material Requirements

Planning Model = MRP System Model).

Gambar 2. Pengklasifikasian Sistem Pengendalian Inventori Sumber : Walters, 1992.

(2) Model Titik Pesanan Tingkatan Waktu (Time Phased Order Point =

TPOP)

Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah inventori buah dan

sayur, maka sistem pengendalian inventori yang tepat adalah independent

demand systems. Permintaan akan buah maupun sayur tidak bergantung

kepada permintaan produk lain. Penguraian metode perhitungan untuk

dependent systems tidak diberikan dalam kerangka pemikiran teoritis ini. Independent Demand Systems Dependent Demand

Systems

(40)

2.1.3.2.Independent Demand System

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa permintaan akan suatu produk

akhir tidak tergantung kepada besarnya permintaan akan produk akhir

yang lain (yang juga dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan).

Permintaan keseluruhan akan suatu produk akhir merupakan kumpulan

dari semua permintaan pelanggan yang berbeda. Model-model yang

biasanya digunakan adalah :

(1) Model kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity = EOQ)

Model kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity =

EOQ). Asumsi dalam model ini adalah (Tersine, 1985) :

a. permintaan diketahui dan konstan

b. waktu ancang-ancang/lead time (waktu antara pesanan dilakukan

dan diterima).

c. keseluruhan ukuran lot ditambahkan ke dalam inventori pada

waktu yang sama.

d. Stock out (kekurangan) dapat dihindari jika pesanan dilakukan

tepat waktu.

e. Struktur biaya adalah tetap, biaya pesanan adalah sama tanpa

memperhatikan ukuran lot (biaya penyimpanan adalah fungsi

linear berdasarkan atas inventori rata-rata dan tidak diberikan

potongan kuantitas dalam pembelian jumlah besar.

f. Terdapat ruangan, kapasitas dan modal yang mencukupi untuk

(41)

g. Barang merupakan produk tunggal, tidak berinteraksi dengan

barang-barang inventori yang lain.

Penentuan kuantitas pesanan yang optimum adalah :

TC = RP + [(RC)/Q + [(QH)/2]

Ukuran lot dengan biaya minimum diperoleh pada saat turunan

pertama dari biaya total tahunan sama dengan nol (0), sehingga

diperoleh rumus :

Q0 = v([(2CR)/H]) = v[(2CR)/PF]

Ketika posisi inventori mencapai titik pemesanan kembali, dilakukan

pemesana sebesar Q0 unit. Rumus titik pemesanan kembali adalah :

B = d x L dimana L = waktu ancang-ancang dalam hari

B = (RL)/12 dimana L = waktu ancang-ancang dalam bulan

Biaya total minimum per tahun diperoleh dengan mensubsitusikan Q0

untuk Q di dalam fungsi biaya tahunan total, sehingga biaya minimum

menjadi :

Tco = (RP) + (HQ0)

Dimana :

R = permintaan per tahun dalam unit

d = permintaan harian dalam unit

P = biaya pembelian per barang dalam Rp

C = biaya pemesanan per pesanan dalam Rp

(42)

F = biaya penyimpanan tahunan sebagai fraksi biaya unit

dalam %

Q = ukuran lot atau kuantitas pesanan dalam unit

Q0 = kuantitas pemesanan ekonomis dalam unit

TC = biaya tahunan total dalam Rp

TC0 = biaya tahunan total minimum dalam Rp

(2) Model kuantitas pesanan produksi (Production Order Quantity)

Model ini sering disebut sebagai model kuantitas produksi ekonomis

(Economic Production Quantity = EPQ). Asumsi dalam model ini

adalah :

a. semua pesanan diterima ke dalam inventori pada satu waktu.

b. Tidak terjadi kekurangan barang (stockout).

Inventori rata-rata dirumuskan sebagai berikut :

Inventori rata-rata = [Q(p-r)]/(2p)

Dimana :

Q = kuantitas pesanan produksi dalam unit

p = tingkat produksi

r = tingkat permintaan

(43)

Asumsi dasar dari model ini sama dengan model-model sebelumnya.

Dengan beberapa asumsi tambahan penjualan tidak akan hilang karena

adanya kekurangan. Kuantitas pesanan optimal diperoleh dengan cara :

Q* = v{[(2CR)/H][(H+O)/O]}

b* = v{[(2CR)/H][O/(O+H)]} = Q* [O/(O+H)]

Q*.b* = Q* - Q*[O/(O+H)] = Q*{1-[O/(O+H)]}

Dimana :

R = Permintaan per tahun dalam unit

P = Biaya pembelian per barang

C = Biaya pemesanan per pesanan

H=PF = Biaya penyimpanan per unit per tahun

F = Biaya penyimpanan tahunan

O = Biaya pemesanan kembali per unit per tahun

Q = Ukuran lot atau kuantitas pesanan dalam unit

b = Unit yang ada setelah pesanan kembali terpenuhi

Q-b = Jumlah pemesanan kembali

Q* = Ukuran pesanan optimum dalam unit

b* = Unit optimal setelah pemesanan kembali

Q*-b* = Jumlah optimal pemesanan kembali dalam unit

(4) Model Interval Pesanan Tetap

Dalam model ini, tingkat inventori diperiksa pada frekuensi waktu

yang seragam serta dipesan pada selang waktu yang tetap, yaitu pada

(44)

tergantung dari fluktuasi pemakaian antar periode peninjauan pesanan.

Inventori dihitung pada waktu pemesanan terjadi. Kuantitas pesanan

adalah jumlah yang diperlukan untuk membawa tingkat inventori

mencapai tingkat target yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu

tingkat inventori maksimum. Karena itu besar pesanan adalah selisih

antara tingkat inventori maksimum dan tingkat inventori saat ini. Biaya

inventori total tahunan adalah :

TC = RP + (mC) + [(RFP)/(2m)]

= RP + (C/T) + [(RFPT)/2]

Inventori rata-rata dalam unit = R/(2m) = (RT)/2

Interval pesanan yang memberikan biaya minimum diperoleh pada saat

turunan pertama biaya total tahunan sama dengan nol, sehingga

diperoleh rumus :

T0 = v(2C/RFP)

m0 = 1/T0 = v(RFP/2C)

Jumlah pesanan untuk interval pesanan tetap adalah

Q = RT, atau Q0 = RT0

=Rv(2C/RFP) =v(2RC/FP) = v(2RC/H)

Tingkat inventori maksimum ketika interval pesanan dan waktu

(45)

E = (RT) + (RL) = R(T+L) = Q+B

Rumus di bawah ini memberikan tingkatan pesanan maksimum ketika

interval pesanan dan waktu ancang-ancang dinyatakan dalam hari dan

terdapat N hari operasi dalam setahun :

E = [(RT)/N] + [(RL)/N] = [R(T+L)]/N = Q + B

Biaya total minimum per tahun menjadi :

TC0 = RP + RHT0

Dimana :

R = Permintaan per tahun dalam unit

P = Biaya pembelian per unit dalam Rp

C = Biaya pemesanan per pesanan dalam Rp

H=PF = Biaya penyimpanan per unit per tahun dalam Rp

F = Biaya penyimpanan per unit per tahun dalam %

E = Inventori maksimum dalam unit

Q = Ukuran lot atau kuantitas pesanan dalam unit

Q0 = Kuantitas pesanan optimal dalam unit

m=1/T = Jumlah pesanan atau peninjauan per tahun

m0 = Jumlah pesanan optimal dalam setahun

T=1/m = Interval pesanan dalam tahun

T0 = Interval pesanan optimal dalam tahun

(46)

2.1.4. Metode Peramalan Persediaan

Peramalan merupakan bagian lain yang penting dari sistem

manajemen persediaan. Masalah yang sering dihadapi oleh para manajer

bisnis adalah mempersiapkan ramalan jangka pendek. Dalam banyak situasi

peramalan jangka pendek, pengembangan dan penerapan sebuah metode

peramalan yang canggih untuk setiap produk tidak praktis. Yang diperlukan

adalah sebuah teknik yang dapat dipergunakan dengan mudah untuk setiap

produk dan akan memberikan ramalan yang cukup baik untuk horison waktu

jangka pendek ketika ramalan-ramalan tersebut diperlukan (Makridakis,

1994). Metode pelicinan menjadi salah satu metode terbaik yang sering

digunakan dalam situasi tersebut. Data yang digunakan dalam metode ini

merupakan data penjualan sebelumnya selama jangka waktu tertentu.

2.1.4.1.Metode Pelicinan Rata-Rata Bergerak

Metode pelicinan rata-rata bergerak memiliki gagasan dasar yang

tersirat yaitu terdapatnya sebuah pola dasar dalam nilai-nilai variabel yang

diramalkan dan observasi historis terhadap setiap variabel yang mewakili pola

dasar tersebut di samping fluktuasi random. Sasaran metode peramalan ini

adalah membedakan antara fluktuasi random itu dengan pola dasar tersebut

dengan melicinkan (merata-ratakan) data historis (Makridakis, 1994). Hal ini

menghapus faktor random yang ditemukan dalam urutan data historis dan

ramalan dibuat atas dasar pola data yang telah dilicinkan tersebut.

Untuk mengatasi kerandoman, kita mempertimbangkan penggunaan

(47)

melakukan hal ini dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari

rata-ratanya dan lalu menggunakan rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk

periode berikutnya. Istilah rata-rata bergerak dipergunakan, karena setiap kali

observasi baru tersedia, maka angka rata-rata yang baru dihitung dan

dipergunakan sebagai ramalan.

Karakteristik yang lain dari rata-rata bergerak adalah semakin besar

jumlah observasi yang dimasukkan dalam perhitungan rata-rata bergerak, efek

pelicinan semakin terlihat dalam ramalan. Dengan, demikian, menambah

jumlah periode yang dimasukkan ke dalam rata-rata bergerak memiliki

pengaruh yang terlihat dalam jumlah pelicinan yang dilakukan. Jika

menginginkan nilai yang lebih licin,karena kita berpendapat bahwa observasi

historis tersebut memuat kerandoman yang cukup besar atau karena

berpendapat bahwa hanya terdapat sedikit perubahan terhadap pola dasar,

sebaiknya digunakan jumlah observasi yang besar untuk menghitung ramalan

rata-rata bergerak. Sebaliknya, jika kita merasa bahwa pola dasar data tersebut

mengalami perubahan atau bahwa hanya terdapat sedikit kerandoman dalam

nilai-nilai yang diamati, jumlah observasi yang dipergunakan dalam

menghitung rata-rata bergerak sebaiknya lebih sedikit.

Representasi matematis dari metode ini sebagai berikut :

Ft+1 = St = Xt + X t -1... + X t -N+1

N

Keterangan :

Ft+1 = ramalan untuk waktu t + 1 (ramalan baru)

St = nilai yang dilicinkan untuk waktu t

Xt = nilai aktual untuk waktu t

i = periode waktu

(48)

Hal ini berarti bahwa setelah kita memiliki ramalan untuk periode t (yaitu F), kita

dapat memperoleh ramalan untuk periode t + 1 dengan menambahkan Xt /N dan

menguranginya dengan X t –N / N. Nilai Ft+1 dapat ditentukan secara alternatif

dengan

Ft+1 = (Xt /N) – (X t –N / N) + Ft

Ditulis dengan bentuk ini, setiap ramalan baru yang didasari oleh rata-rata

bergerak merupakan penyesuaian atas ramalan rata-rata bergerak periode

sebelumnya. Mudah juga untuk dilihat mengapa pengaruh pelicinan meningkat

sementara N semakin besar; penyesuaian yang dibuat antara setiap ramalan

menjadi jauh lebih kecil.

Ada 2 persamaan yang digunakan untuk menentukan besar kecilnya

jumlah observasi yang tepat dalam melakukan peramalan dengan metode

pelicinan rata-rata bergerak, yakni :

a. Deviasi absolut rata-rata (MAD)

n MAD =

|

e

i

|

i = 1

b. Kesalahan kuadrat rata-rata (MSE)

n MSE =

|

e

i

|

2

i = 1

Keterangan :

(49)

2.1.5. Sistem Informasi

2.1.5.1.Konsep Sistem

Suatu sistem secara sederhana dapat digambarkan sebagai seperangkat

elemen yang bergabung bersama untuk mencapai tujuan tertentu (Murdick,

Ross & Clagget, 1997). Elemen dari suatu sistem adalah unsur (entity) yang

mempunyai tujuan dan/atau realitas fisik. Setiap elemen mengandung atribut

yang dapat berupa nilai bilangan, formula intensitas ataupun suatu keberadaan

fisik seperti seseorang, mesin, organisasi dan sebagainya (Eriyatno, 1998).

Sebuah sistem diuraikan dengan cara menentukan :

a. Elemen-elemen yang merupakan bagian dari sistem (Elemen-elemen

Sistem)

b. Elemen-elemen yang bukan merupakan bagian dari sistem (Lingkungan)

c. Hubungan-hubungan antara elemen-elemen sistem (Struktur Intern)

d. Hubungan-hubungan antara elemen-elemen sistem dan Lingkungan

(Struktur Ekstern)

Menurut Winardi (1996), Tindakan menetapkan elemen-elemen yang masih

tergolong atau tidak tergolong dalam sistem yang bersangkutan disebut

menetapkan suatu batas sistem (system boundary). Setiap sistem memiliki

suatu batas yang memisahkan sistem dengan lingkungannya. Dalam

mendefinisikan sebuah sistem, batas juga perlu dibuat sebab batas tersebut

menggambarkan suatu wilayah tanggung jawab dalam sistem (Schultheis and

Sumner, 1992).

Model umum sebuah sistem terdiri dari tiga komponen atau fungsi

(50)

Lingkungan

Standar

Manajemen Pengolah Informasi Proses

Transformasi Sumber

Daya Input

Sumber Daya Output Sumber Daya

Fisik

Keputusan Informasi

Sumber Daya Fisik Informasi Dan Data

a. Input ; berhubungan dengan memperoleh dan mengumpulkan

elemen-elemen yang masuk ke dalam sistem untuk diproses.

b. Pemrosesan ; berhubungan dengan proses transformasi yang

mengubah input menjadi output.

c. Output ; berhubungan dengan memindahkan elemen-elemen yang

telah dihasilkan oleh suatu proses transformasi ke tujuan akhirnya.

Selain ketiga komponen di atas terdapat dua komponen lainnya, yaitu :

Umpan Balik ; ialah data mengenai kinerja sebuah sistem

Pengendalian ; berhubungan dengan pengawasan dan evaluasi umpan

balik untuk menentukan apakah sebuah sistem bergerak menuju

[image:50.595.111.546.408.719.2]

pencapaian tujuannya.

(51)

Kemudian fungsi pengendalian akan membuat penyesuaian-penyesuaian yang

dianggap perlu terhadap komponen-komponen input dan pemrosesan untuk

memastikan akan dihasilkan output yang tepat (O’Brien, 1996).

Setiap sistem terdiri dari beberapa subsistem, dan subsistem terdiri

pula atas beberapa subsistem. Suatu subsistem adalah bagian dari sistem lain

yang lebih besar (Murdick, Ross, & Clagget, 1997). Sistem dapat digolongkan

dalam tiga klasifikasi : berdasarkan wujud sumber dayanya, berdasarkan

hubungan dengan lingkungannya dan berdasarkan cara beroperasinya.

a. Klasifikasi sistem berdasarkan wujud sumber dayanya, yaitu (McLeod,

1996) :

Sistem fisik; adalah sistem yang terdiri dari sejumlah sumber

daya fisik.

Sistem konseptual; adalah sistem yang menggunakan sumber

daya konseptual – informasi dan data – untuk mewakili suatu

sistem fisik.

b. Klasifikasi sistem berdasarkan hubungannya dengan lingkungannya, yaitu

(Winardi, 1996) :

Sistem terbuka; adalah sistem yang memiliki struktur ekstern.

Sistem tertutup; adalah sistem yang tidak memiliki struktur

ekstern.

c. Klasifikasi sistem berdasarkan sifat cara beroperasinya, yaitu (Davis,

(52)

Sistem deterministik; adalah sistem yang beroperasi dalam cara

yang dapat diramalkan. Interaksi antar bagian diketahui dengan

pasti.

Sistem probabilistik; adalah sistem yang dapat diuraikan dalam

istilah perilaku yang mungkin, tetapi selalu ada sedikit

kesalahan atas ramalan terhadap jalannya sistem.

2.1.5.2.Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian persoalan yang

dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah

kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi sistem yang dianggap

efektif. Pendekatan sistem umumnya ditandai oleh dua hal, yaitu : (1) mencari

semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik untuk

menyelesaikan dan (2) dibuat suatu model kuantitatif untuk membantu

keputusan secara rasional (Eriyatno, 1998).

Aplikasi sistem sebaiknya disesuaikan dengan keterbatasan tenaga,

waktu dan biaya, dengan kata lain tidak semua persoalan manajemen

diselesaikan dengan pendekatan sistem. Pembatasan ruang lingkup seringkali

digunakan untuk mendapatkan pengkajian yang efisien dan operasional

(Eriyatno, 1998). Dengan mempertimbangkan berbagai kendala dalam

pendekatan sistem maka pengkajian suatu persoalan sebaiknya memenuhi

karakteristik ; (1) kompleks; interaksi antarelemen cukup rumit, (2) dinamis;

(53)

masa depan, (3) probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dan

inferensi kesimpulan maupun rekomendasi (Eriyatno, 1998).

Pendekatan sistem dapat dikatakan sebagai modifikasi metode

penelitian yang menekankan pada suatu proses sistematik terhadap pemecahan

masalah. Permasalahan dan peluang digambarkan dalam sebuah konteks

sistem. Mempelajari suatu masalah dan memformulasikan sebuah pemecahan

menjadi sebuah sistem aktivitas saling terkait yang terorganisasi. Sistem ini

dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan pemecahan masalah, yaitu

(O’Brien, 1996) :

1. memahami suatu masalah, terdiri dari aktivitas :

Merumuskan masalah atau peluang dalam konteks sistem

Mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah atau peluang

2. mengembangkan suatu pemecahan masalah (solusi), terdiri dari aktivitas :

mengidentifikasi alternatif solusi

mengevaluasi setiap alternatif solusi

memilih solusi yang terbaik

3. mengimplementasikan solusi

mengimplementasikan solusi yang terpilih

mengevaluasi keberhasilan implementasi solusi

2.1.5.3.Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan suatu sistem informasi

bisnis yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi para manajer untuk

(54)

terjadi dalam SIM mengurangi ketidakpastian pada pengambilan keputusan

dengan menghasilkan informasi untuk manajer pada waktu mereka dapat

menggunakannya dengan paling efisien (Murdick, Ross, & Clagget, 1997).

Kebutuhan umum manajer terhadap informasi mengikuti suatu pola

yang didasarkan pada sifat aktivitas manajerial pada masing-masing level.

Sebagian besar sistem informasi bagi manajer level bawah harus didasarkan

pada aktivitas operasi dan sistem informasi yang mengolah transaksi

aktivitas-aktivitas tersebut untuk organisasi, rancangan sistem informasi level bawah ini

disebut rancangan Bottom-up. Sebaliknya sebagian besar sistem informasi

level atas harus harus memilih sebuah sasaran kebutuhan manajemen atas,

artinya sistem informasi tersebut dikembangkan secara kurang lebih bebas dari

sistem pengolahan transaksi dan sistem pengendalian operasi. Rancangan

sistem informasi untuk manajemen atas disebut top-down (Scott, 1986).

Pada level manajemen menengah rancangan sistem informasi harus

sangat dipengaruhi oleh sistem informasi perencanaan level atas (rancangan

top-down) dan sistem informasi pengendalian level rendah (rancangan

bottom-up). Sistem informasi perencanaan yang dirancang bagi manajemen atas harus

disampaikan ke bawah untuk menyediakan informasi perencanaan yang telah

dipisah-pisahkan kepada manajemen level menengah, yang kemudian dipecah

lebih lanjut untuk memberikan informasi perencanaan yang dibutuhkan

(55)

Suatu sistem informasi yang efektif menghasilkan informasi dengan

karakteristik sebagai berikut (O’Leary & Williams, 1989) :

1) Akurasi; ketepatan tinggi yaitu informasi yang benar-benar bebas dari

kesalahan, dan ini biasanya mahal.

2) Ketepatan Waktu; informasi harus dipenuhi secepatnya sebab informasi

[image:55.595.110.472.258.699.2]

hari ini belum tentu merupakan informasi esok hari.

Gambar 4. Sistem Informasi Manajemen

Sumber : Murdick, Ross, & Clagget, 1997, hal.16.

Sistem Informasi Pengolahan Transaksi Sistem Informasi Manajemen

Menengah Sistem Informasi Manajemen Atas

(56)

3) Kelengkapan sekaligus ringkas dan padat; informasi harus lengkap dan

memiliki fakta yang dibutuhkan manajer, namun bukan berarti berisi

seluruh rincian yang tidak penting dan tidak diinginkan.

Sebelum merancang SIM perlu dibuat suatu desain konseptual untuk

menentukan arah bagi proyek SIM. Tugas-tugas pokok yang dilakukan selama

membuat desain konseptual adalah (Murdick, Ross, & Clagget, 1997) :

1) Menetapkan tujuan

2) Mengidentifikasi kendala sistem

3) Menentukan kebutuhan dan sumber informasi

4) Mengembangkan desain alternatif dan memilih salah satunya

5) Mendokumentasikan desain konseptual

2.1.5.4.Sistem Informasi Persediaan

Sumber informasi persediaan bagi usaha eceran adalah sistem

persediaan. Sistem persediaan berbeda-beda tergantung pada kapan persediaan

dicatat (perpetual atau periodik) dan bagaimana persediaan dicatat (buku atau

fisik). Berdasarkan kedua faktor di atas prosedur persediaan dapat

diklasifikasikan sebagai sistem persediaan buku perpetual (perpetual book

inventory) dan sistem persediaan fisik periodik (periodically physical

inventor).

Persediaan buku perpetual berhubungan dengan sistem pencatatan

dan pengumpulan informasi persediaan secara terus menerus dengan

menggunakan berbagai macam catatan keuangan untuk memperhitungkan

(57)

menggambarkan suatu sistem keuangan dengan data terbaru, yang

memperhitungkan seluruh transaksi yang mempengaruhi persediaan segera

setelah transaksi-transaksi tersebut muncul.

Persediaan fisik periodik berhubungan dengan sistem pengumpulan

informasi persediaan secara berkala pada waktu-waktu tertentu. Sistem ini

menggunakan perhitungan fisik aktual dan pemeriksaan sediaan barang untuk

memperhitungkan penjualan selama periode setelah pemeriksaan persediaan

fisik sebelumnya. Keterbatasan sistem ini adalah banyaknya waktu yang

diperlukan untuk mendapatkan perhitungan fisik aktual setiap jenis barang,

sementara perusahaan lain memiliki metode yang lebih cepat, mudah dan

hemat waktu untuk mendapatkan informasi pen jualan.

Sistem informasi persediaan (SIP) merupakan sekumpulan metode dan

prosedur pengumpulan dan pemrosesan data barang sediaan yang

berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian persediaan barang. Dalam

bisnis ritel atau retailing, persediaan memainkan beberapa fungsi berbeda

namun semuanya terkait pada fakta mendasar bahwa tidak selalu

memungkinkan untuk mengetahui secara pasti jumlah permintaan produk,

penjualan, ataupun persediaan suatu perusahaan. Peng

Gambar

Gambar 3. Model Sistem Umum Suatu Perusahaan
Gambar 4. Sistem Informasi Manajemen
Gambar 5. Peramalan Sebagai Input dalam Pengambilan Keputusan
Gambar 6. Aliran Informasi untuk Menghasilkan Peramalan Permintaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat luasnya masalah yang berhubungan dengan ekstrakurikuler dan kedisipinan kelas siswa, serta keterbatasan kemampuan peneliti, maka masalah dalam penelitian

Hasil penelitia n pada α = 5% : 1) F a = 0,7937 < F 0,05;2;80 = 3,1233 berarti tidak ada pengaruh strategi pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, dan

Berdasarkan penjelasan tersebut maka, pada penggunaan foreign branding yang dalam penelitian ini menggunakan bahasa Inggris, konsumen akan mengasosiasikan pengalaman atau

disebut APBN dan APBD.Dalam pandangan Lewis (1994), rencana tahunan merupakan rencana pengontrol dengan pengertian bahwa ini adalah tahun dimana tahun demi tahun

Dari persamaan regresi tersebut dapat terlihat bagaimana pengaruh variabel Religiusitas, Atribut Produk Islam dan Bauran Promosi terhadap Minat Menabung pada

Sebelum data yang diperoleh dipakai dalam perhitungan, data tersebut diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan

POKJA ULP Mahkamah Agung RI Wilayah Bengkulu Pekerjaan Pengerasan Halaman Kantor Pengadilan Agama Lebong.. Riski Ramadhona ( dto

SCRABBLE GAME ON THEIR COMPETENCE IN ARRANGING ENGLISH VOCABULARY AT THE FIRST YEAR STUDENTS OF SMP NEGERI 8 KOTA CIREBON .” This thesis is presented to t he English