• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA JENIS DATA

5.2.3.6. Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS

Pada subsistem penarikan dan perlakuan barang BS terdapat 6 proses utama, sebagai berikut :

1. Memeriksa layak display (proses 6.1)

2. Menangani barang BS (proses 6.2), terdiri 4 proses, yaitu :

a. Mengembalikan barang BS ke supplier (proses 6.2. 1), meliputi 4 proses, yakni :

Menyiapkan form PBS (proses 6.2. 1. 1) Membuat nota retur (proses 6.2.1.2)

LP dan LTB dwimingguan KONSUMEN 5.1 Mencatat transaksi penjualan 5.2 Mencatat transfer barang 5.3 Membuat laporan penjualan dan transfer

barang

File item jual

Point of sales

Nama item jual & kuantitas yang dibeli

Faktur pajak

Data item jual

Data penjualan Data penjualan per periode LP dan LTB harian

File transfer barang Data transfer barang

Data transfer barang per periode Data permintaan barang

Membayar tagihan potong retur (proses 6.2.1.3) Memasukkan data retur (proses 6.2.1.4)

b. Menukarkan barang BS (proses 6.2.2), meliputi 4 proses, yakni : Menyiapkan BST (proses 6.2.2. 1)

Menginformasikan ke MD (proses 6.2.2.2) Menginformasikan ke supplier (proses 6.2.2.3) Memasukkan data retur (proses 6.2.2.4)

Menerima barang dan menandatangani BST (proses 6.2.2.5) c. Mereproduksi barang BS (proses 6.2.3), meliputi 3 proses, yakni :

Menyiapkan barang BS (proses 6.2.3.1) Mereproses barang BS (proses 6.2.3.2)

Menyiapkan item jual siap display (proses 6.2.3.3) Memasukkan data reproduksi harian (proses 6.2.3.4)

d. Memusnahkan barang BS (proses 6.2.4), meliputi 3 proses, yakni : Membuat DPBS (proses 6.2.4.1)

Memeriksa dan menyetujui DPBS (proses 6.2.4.2) Memasukkan data item jual ke, DPBS (proses 6.2.4.3) ;. Membuat laporan retur barang (proses 6.3)

4. Membuat laporan penerimaan barang (proses 6.4) 5. Membuat laporan reproduksi barang BS (proses 6.5) 6. Membuat laporan pemusnahan barang (proses 6.6)

Item-item jual pada display diperiksa setiap hari (proses 6.1) agar diketahui item-item mana saja yang sudah tidak layak display dan harus ditarik. Item-item tersebut dicatat dan disusun dalam daftar item: display tak layak display. Data

yang dicatat dalam daftar mencakup data yang tercantum pada label display. Pada proses menangani barang BS (proses 6.2), item-item tak layak display diproses menurut jenis perlakuan. Hasilnya berupa data retur, data penerimaan barang pengganti, data pemusnahan barang, yang masing-masing dimasukkan ke file retur, file penerimaan barang, file pemusnahan barang, dan data reproduksi.

Dari masing masing file diambil data per periode untuk membuat laporan hasil proses perlakuan, yaitu laporan retur barang (proses 6.3), laporan penerimaan barang (proses 6.4), dan laporan pemusnahan barang (proses 6.6). Sedangkan data reproduksi harian langsung digunakan untuk membuat laporan reproduksi harian (proses 6.5). Ketiga proses lainnya masing masing menghasilkan laporan harian dan dwimingguan. Data dalam laporan harian dipakai untuk memperbarui data persediaan sedangkan laporan dwimingguan diperlukan dalam proses stock opname. Proses-proses utama subsistem penarikan dan perlakuan barang BS ditunjukkan pada Gambar 27.

LPB harian DIVISI PRODUCE 6.1 Memeriksa layak display 6.2 Menangani barang BS 6.5 Membuat laporan reproduksi harian

File penerimaan barang Tgl. Preparation/tgl kadaluarsa item

display

Daftar item tidak layak

display

Data penerimaan barang pengganti

Data penerimaan

6.4 Membuat

LPB

File pemusnahan barang BS

Data pemusnahan barang BS

Data pemusnahan barang BS per periode Data reproduksi

File retur barang

Data retur

Data retur per periode

Gambar 27. Diagram 6 (Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS) Level 2

Penanganan barang BS dilakukan dalam empat jenis proses perlakuan, yaitu mengembalikan barang BS ke supplier potong tagihan (proses 6.2.1), menukarkan barang BS dengan barang pengganti (proses 6.2.2), mereproduksi barang BS (proses 5.2.3), dan memusnahkan barang BS (proses 6.2.4). Proses 6.2.1 dan 6.2.2 hanya dapat dilakukan apabila ada perjanjian dengan supplier.

Proses mengembalikan barang ke supplier potong tagihan diawali dengan menyiapkan form penarikan barang BS (proses 6.2.1.1). Data dalam PBS berupa nama/nomor Outlet, divisi, tanggal retur, nama item jual, PLUN, tanggal preparation atau tanggal kadaluarsa, satuan, harga, kuantitas, total harga, total

harga penarikan dan alasan penarikan, diperlukan dalam proses membuat nota retur (proses 6.2.1.2).

Gambar 28. Diagram 6.2 (Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS) Level 3 Nota retur (NR) berisi data nomor nota retur, tanggal retur, nama/nomor Outlet, divisi, nomor FPP, nama/kode supplier, alamat/nomor telepon/fax, nama item beli, nomor artikel, satuan, harga, kuantitas retur, total harga, dan alasan retur. NR yang telah disetujui selanjutnya dikirim bersamaan dengan barang BS yang dikembalikan ke supplier. Bagian akuntansi menerima salinan NR dan mengambil data nomor rekening supplier dari file supplier untuk proses membayar tagihan pembelian potong retur (proses 6.2.1.3). Data retur dihasilkan dengan mengambil sebagian data dari NR dan PBS dalam proses memasukkan data retur (proses 6.2.1.4), berisi nomor NR, nama/nomor Outlet, divisi, tanggal, kode supplier, nama item jual, PLUN, satuan jual, harga per satuan jual, kuantitas

6.2.1 Mengembalikan barang BS ke supplier potong tagihan 6.2.2 Menukarkan barang BS 6.2.4 Memusnahkan barang BS Daftar item tak layak display

Data reproduksi siap

display Data pemusnahan barang BS Data penerimaan barang pengganti Data retur Daftar BS sisa reproduksi 6.2.3 Mereproduksi barang BS

retur, total harga, nomor artikel, satuan beli, harga per satuan beli dan total harga beli.

Gambar 29. Diagram 6.2.1

(Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS) Level 4

Proses menyiapkan form PBS, membuat nota retur, membayar tagihan potong retur dan memasukkan data retur ditunjukkan pada Gambar 29.

Proses menukarkan barang BS dimulai dari menyiapkan buku serah terima dan nota retur (proses 6.2.2.1 ). Buku serah terima berisi data nomor BST, alamat, nomor Outlet, divisi, tanggal, nomor FPP, nama/kode supplier, alamat/nomor telepon/fax, nama item beli, satuan, kuantitas, dan alasan penukaran. Kebutuhan untuk menukarkan barang ini diinformasikan kepada merchandiser (proses 6.2.2.2) melalui memo yang berisi daftar item yang akan ditukar, mencakup nama/kode supplier, nama item beli, no. artikel, satuan dan kuantitas.

Slip transfer pembayaran yang disetujui 6.2.1.1 Menyiapkan form PBS 6.2.1.2 Membuat Nota Retur 6.2.1.3 Membayar tagihan potong retur

File item beli

SUPPLIER

6.2.1.4 Memasukka

n data retur

BANK Daftar item tak layak

display

File supplier

No.rekening supplier

Nama, kode & alamat

supplier

PBS

Data item beli

NR

NR NR

MD mengirim pesan melalui fax kepada supplier (proses 6.2.2.3) yang memberitahukan agar supplier membawa barang pengganti sesuai dengan kebutuhan. Jika dalam waktu 1 minggu barang pengganti tidak datang, maka barang BS itu diproses menurut prosedur mengembalikan barang BS potong tagihan. Nota retur dikirim ke supplier bersama dengan barang yang diretur dan datanya dicatat. dan dimasukkan sebagai data retur (proses 6.2.2.4).

Proses menerima barang pengganti dan menandatangani BST (proses 6.2.2.5) dilakukan pada saat supplier tiba dengan barang pengganti. Proses ini menghasilkan data penerimaan barang dan BST yang telah diverifikasi. Proses menyiapkan BST, menginformasikan ke MD, menginformasikan ke supplier, memasukkan data retur, dan menerima barang dan menandatangani BST, ditunjukkan pada Gambar 30.

6.2.2.3 Menginform

asi kan supplier

Daftar item tak layak display

File supplier

File item Beli

6.2.2.1 Menyiapkan BST dan nota retur 6.2.2.4 Memasukkan data retur SUPPLIER

Nama, kode & alamat

supplier No.fax supplier Pesan lewat fax BST Memo NR

Daftar barang pengganti & NR 6.2.2.2 Menginfor

masikan MD

juju

Gambar 30. Diagram 6.2.2 (Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS) Level 4

Dalam proses mereproduksi barang BS, di antara item-item tak layak display dipilih item-item yang masih dapat direproduksi. Item-item tersebut disiapkan dan dicatat pada proses menyiapkan barang BS (proses 6.2.3.1). Hasilnya berupa data barang BS yang siap direproduksi, mencakup nama item jual BS, PLUN, tanggal preparation/tanggal kadaluarsa, satuan, harga jual per satuan, kuantitas total siap reproduksi, total harga, dan nama/nomor Outlet.

Pada kegiatan memroses barang BS (proses 6.2.3.2), barang BS direproduksi untuk menghasilkan item-item jual sesuai dengan kebutuhan. Hasil reproduksi tersebut dicatat untuk memperoleh data item jual hasil reproduksi, berupa data nama item jual, PLUN, satuan, harga, kuantitas total hasil reproduksi, total harga, tanggal preparation, dan nama/nomor Outlet. Dalam menyiapkan item jual display (proses 6.2.3.3), item-item yang telah diproses dapat diberi label display dengan PLUN yang sama atau dengan PLUN berbeda, tergantung item

output-nya. Item-item tersebut juga dapat disimpan sebagai bahan yang akan diproses selanjutnya ke PLUN lain.

Data reproduksi yang akan dimasukkan dan disimpan di file reproduksi (proses 6.2.3.4) merupakan gabungan data barang BS siap reproduksi dan data hasil reproduksi slap display. Barang BS sisa reproduksi dicatat dan didata untuk keperluan prosedur pemusnahan barang BS. Keempat proses dalam mereproduksi barang BS ditunjukkan pada Gambar 31.

Barang-barang BS yang tidak dapat dikembalikan ke supplier maupun direproduksi, akan dimusnahkan. Prosedur pemusnahan barang BS dimulai dengan membuat daftar pemusnahan barang BS (proses 6.2.4.1). Daftar pemusnahan barang BS (DPBS) berisi data nomor DPBS, nama Outlet, divisi, tanggal dimusnahkan, nama item jual, PLUN, satuan jual, harga per satuan jual, kuantitas, total harga jual, dan total harga barang yang dimusnahkan. Asisten manajer gudang memeriksa DPBS kemudian menyerahkannya ke manajer toko untuk disetujui (proses 6.2.4.2).

Daftar item tak layak display

File item jual

6.2.3.1 Menyiapkan barang BS 6.2.3.2 Memproses barang BS 6.2.3.3 Menyiapkan item

jual siap display

Data barang BS siap reproduksi

Data item jual

Data item jual hasil reproduksi

Gambar 31. Diagram 6.2.3 (Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS) Level 4

DPBS yang telah diverifikasi dan sebagian data dari file item beli dibutuhkan untuk mendapatkan data masukan pada proses memasukkan data pemusnahan (proses 6.2.4.3). Data pemusnahan barang BS, berupa data nomor DPBS, nama/nomor Outlet, divisi, tanggal dimusnahkan, nama item jual, PLUN, satuan, harga per satuan jual, total harga jual barang yang dimusnahkan. Proses membuat DPBS, memeriksa dan menyetujui DPBS, dan memasukkan data pemusnahan barang BS ditunjukkan pada Gambar 32.

6.2.3.4 Memasukkan data reproduksi 6.2.4 Memusnahkan barang BS Data barang BS reproduksi Data BS sisa reproduksi Data reproduksi harian 6.2.4.3 Memasukkan data pemusnahan barang BS 6.2.4.2 Memeriksa dan menyetujui DPBS 6.2.4.1 Membuat DPBS

Daftar item tak layak display

DPBS DPBS yang telah

diverifikasi

Data pemusnahan

Gambar 32. Diagram 6.2.4 (Subsistem Penarikan dan Perlakuan Barang BS) Level 4

5.2.3.7. Subsistem Stock Opname

Subsistem stock opname terdiri dari 5 proses utama, sebagai berikut : 1. Menghitung persediaan akhir harian (proses 7.1) meliputi 4 proses, yakni :

a. Menghitung persediaan item beli harian (proses 7.1.1), terdiri atas tiga proses sebagai berikut :

Menghitung total persediaan masuk item beli (proses 7.1.1.1) Menghitung total persediaan keluar item beli (proses 7.1.1.2) Menghitung persediaan akhir item beli (proses 7.1.1.3) b. Menghitung persediaan item jual harian (proses 7.1.2)

Menghitung persediaan masuk item jual (proses 7.1.2.1) Menghitung persediaan keluar item jual (proses 7.1.2.2) • Menghitung persediaan akhir item jual (proses 7.1.2.3) c. Memperbarui data perscdiaan (proses 7.1.3)

2. Mendata persediaan aktual akhir periode ( proses 7.2)

3. Melakukan Stock Opname (proses 7.3), meliputi 9 proses, yakni :

a. Menghitung total nilai pembelian persediaan yang tersedia pada periode stock opname (proses 7.3.1)

b. Menghitung total nilai persediaan akhir at cost dan at price (proses 7.3.2) c. Menghitung harga pokok penjualan/HPP (proses 7.3.3)

d. Menghitung total penjualan (proses 7.3.4) e. Menghitung gross margin (proses 7.3.5)

f. Menghitung presentase untung/rugi (proses 7.3.6)

g. Menghitung presentase barang rusak dengan penjualan (proses 7.3.7) h. Menghitung nilai penyusutan yang tidak dapat diidentifikasi (proses 7.3.8) i. Menghitung nilai perbandingan HPP dengan penjualan (proses 7.2.9) j. Menghitung estimasi mark up (proses 7.3.10)

k. Menghitung deviasi mark up (proses 7.3.11) 4. Mengisi file stock opname (proses 7.4)

5. Membuat laporan hasil stock opname /LHSO(proses 7.5)

Penghitungan persediaan harian (proses 7.1) dilakukan untuk memperbarui data dalam file persediaan. Proses ini mengolah data dari laporan-laporan kejadian item harian dan data persediaan hari sebelumnya sehingga dihasilkan data persediaan per hari. Kemudian setiap dua minggu sekali personil Produce mendata persediaan akhir secara manual (proses 7.2), baik yang ada di ruang penyimpanan (storage) maupun yang dipajang (display), untuk memperoleh data persediaan aktual akhir periode dwimingguan. Persediaan yang ada di penyimpanan (storage) dihitung. Berdasarkan harga beli (cost) sedangkan persediaan yang dipajang (display) dihitung berdasarkan harga jual.

Proses melakukan stock opname (proses-7.3) mempergunakan data persediaan aktual akhir periode dan data laporan-laporan kejadian item- dwimingguan untuk menghasilkan data hasil stock opname, berupa data

persediaan awal, total pembelian, total transfer masuk, total retur pembelian, total persediaan barang pada periode stock opname, hasil stock/ending stock at price, hasil stock/ending stock at cost, harga pokok penjualan, total penjualan ke konsumen, total transfer keluar, total penjualan, gross margin, persentase gross margin, barang rusak/dimusnahkan, persentase barang rusak dengan penjualan, nilai penyusutan yang tidak teridentifikasi, estimasi mark up, standard mark up dan deviasi mark up.

Perhitungan persediaan akhir item jual harian dapat digunakan untuk meramalkan jumlah Persediaan Keluar tiap harinya per item beli. Dengan membandingkan nilai Inventory on Hand dan Persediaan Keluar, Pihak Merchandiser bisa menetukan apakah perlu memesan item bersangkutan pada hari tersebut. Cara mengelola serial data Persediaan Keluar adalah dengan memanfaatkan Metode Pelicinan Rata-Rata Bergerak seperti yang telah diuraikan kerangka teoritis.

Dengan adanya hasil estimasi berupa Persediaan Keluar per item per minggu, maka tahap pemesanan item yang dilakukan Merchandiser dapat menjadi lebih terstruktur.

Data hasil stock opname dicatat dan disimpan dalam file stock opname pada proses mengisi file stock opname (proses 7.4). Selanjutnya dalam proses membuat laporan hasil stock opname (proses 7.5), den-an memakai data dari file stock opname, dihasilkan laporan hasil stock opname (LHSO). Kelima proses utama dalam subsistem stock opname ditunjukkan pada Gambar 33.

Persediaan akhir harian dihitung berdasarkan dua kategori item, yaitu nenghitung persediaan harian item beli dan menghitung persediaan harian item

jual. Proses menghitung persediaan harian item beli (proses 7.1.1) mengolah data Persediaan akhir item beli hari sebelumnya dari file persediaan, data dari laporan penerimaan barang harian, laporan transfer barang harian, laporan retur harian dan laporan produksi harian. Hasilnya berupa data persediaan akhir item beli harian.

Proses menghitung persediaan harian item jual (proses 7.1.2) mengolah data persediaan akhir item jual hari sebelumnya dari file persediaan, data dari laporan produksi harian, laporan penjualan harian, laporan transfer barang harian, laporan pemusnahan barang BS dan laporan reproduksi harian. Hasil proses berupa persediaan akhir item jual harian. Data persediaan akhir item beli harian dan data persediaan akhir item jual harian digabungkan agar diperoleh data persediaan akhir harian yang diperlukan untuk memperbarui data persediaan dalam file persediaan (proses 7.1.3). Diagram arus data proses menghitung persediaan harian item beli, menghitung persediaan harian item jual dan memperbarui data persediaan, ditunjukkan pada Gambar 34.

7.1 Menghitung persediaan akhir File persediaan 7.3 Melakukan stock opname Data persediaan kemarin Data persediaan akhir

Data persediaan akhir aktual storage dan

display

7.2 Mendata persediaan aktual akhir periode

Laporan kejadian item dwimingguan

7.4 Mengisi file stock

opname

Data Hasil stock

opname

Gambar 33. Diagram 7 Subsistem Stock Opname Level 2

Penghitungan persediaan item beli harian dimulai dari proses menghitung total persediaan masuk item beli (proses 7.1.1.1). Total persediaan masuk diperoleh dari hasil penjumlahan sisa persediaan item beli (persediaan akhir item beli kemarin), kuantitas barang yang diterima hari ini dan kuantitas barang transfer masuk hari ini. Proses kedua, menghitung total persediaan keluar item beli (proses 7.1.1.2), mengambil data kuantitas retur dan kuantitas siap proses untuk memperoleh total persediaan keluar. Total persediaan masuk dikurangi total persediaan keluar item beli menghasilkan kuantitas persediaan akhir item beli pada proses menghitung persediaan akhir item beli (proses 7.1.1.3). Diagram arus data proses menghitung total persediaan masuk, menghitung total persediaan, dan menghitung persediaan akhir item beli, ditunjukkan pada Gambar 35.

File persediaan 7.1.1 Menghitung 7.1.2 Menghitung persediaan item Data sisa persediaan Data sisa persediaan item jual LPB harian LTB harian LPj harian LTB harian LPBS

Gambar 34. Diagram 7.1 (Subsistem Stock Opname) Level 3

Pada penghitungan persediaan item jual harian, kegiatan diawali dengan menghitung total persediaan masuk item jual (7.1.2.1). Total persediaan masuk didapatkan dari hasil penjumlahan sisa persediaan (persediaan akhir item jual kemarin), kuantitas hasil produksi, dan kuantitas hasil reproduksi. Selanjutnya dalam proses menghitung total persediaan keluar (proses 7.1.2.2), data kuantitas penjualan, kuantitas transfer keluar, kuantitas barang yang dimusnahkan dan kuantitas slap reproduksi, dijumlahkan untuk mendapatkan total persediaan keluar. 7.1.1.1 Menghitung total persediaan masuk item beli 7.1.1.2 Menghitung total persediaan keluar item beli Sisa persediaan item beli

Kuantitas tiba Kuantitas tiba Kuantitas siap proses

Gambar 35. Diagram 7.1.1 (Subsistern Stock Opname) Level 4

Total persediaan masuk dikurangi total persediaan keluar untuk memperoleh kuantitas persediaan akhir item jual pada proses menghitung persediaan akhir item jual (proses 7.1.2.3). Diagram arus data proses menghitung total persediaan masuk, menghitung total persediaan keluar dan menghitung persediaan akhir item jual, ditunjukkan pada Gambar 36.

7.1.2.1 Menghitung total persediaan masuk item jual 7.1.2.2 Menghitung total persediaan keluar item jual

Sisa persediaan item jual

Kuantitas hasil produksi Kuantitas hasil reproduksi Kuantitas penjualan Kuantitas Transfer keluar Kuantitas barang yang dimusnahkan Total

Gambar 36. Diagram 7.1.2 Subsistem Stock Opname Level 4

Data persediaan akhir harian yang akan dimasukkan dan disimpan dalam file persediaan untuk memperbarui data persediaan merupakan gabungan data persediaan akhir item beli dan item jual. Secara ringkas file persediaan memberikan informasi berikut ini :

1. Persediaan Item Beli Hari Ini a. Total Persediaan Masuk

Sisa persediaan item beli (persediaan kemarin) + Kuantitas barang yang diterima + Kuantitas barang transfer masuk

b. Total Persediaan Keluar

Kuantitas retur + Kuantitas siap proses c. Persediaan Akhir

Total Persediaan Masuk – Total Persediaan Keluar 2. Persediaan Item Jual Hari Ini

Sisa persediaan item jual (persediaan kemarin) + Kuantitas hasil produksi + Kuantitas hasil reproduksi

b. Total Persediaan Keluar

Kuantitas penjualan + Kuantitas transfer keluar + Kuantitas barang yang dimusnahkan + Kuantitas siap reproduksi

c. Persediaan Akhir

= Total Persediaan Masuk – Total Persediaan Keluar

Stock opnanre dilakukan pada setiap periode dua mingguan dan dalam proses ini kuantitas barang diperhitungkan dalam nilai harga jual atau harga beli. Kegiatan pertama dalam melakukan stock opname, yakni menghitung total nilai pembelian persediaan (proses 7.3.1), mengolah data nilai hasil stock periode sebelumnya, data dari laporan pembelian, transfer masuk dan retur pembelian. Total nilai pembelian diperoleh dari penjuamlahan nilai stock awal, total pembelian, transfer. masuk dan retur pembelian. Nilai hasil stock periode sebelumnya dijadikan sebagai stock awalpada periode sekarang.

Proses menghitung total nilai persediaan akhir at cost dan at price (proses 7.3.2) dilakukan dengan mengkonversikan nilai persediaan berdasarkan harga jual yang didapat dari data persediaan akhir display, dan nilai persediaan berdasarkan harga beli yang didapat dari data persediaan akhir storage, dengan nilai perbandingan harga pokok penjualan dengan penjualan pada periode sebelumnya. Niiai persediaan akhir at cost diperoleh dari hasil konversi nilai persediaan berdasarkan harga jual ditambah nilai persediaan berdasarkan harga beli. Sedangkan nilai persediaan akhir at cost diperoleh dari hasil konversi nilai persediaan berdasarkan hasil beli ditambah nilai persediaan berdasarkan hasil jual.

Dalam proses menghitung harga pokok penjualan (proses 7.3.3), total nilai persediaan yang tersedia pada periode stock oprrame dikurangi total nilai persediaan akhir at cost untuk memperoleh harga pokok penjualan. Kemudian menghitung total penjualan (proses 7.3.4) yang nilainya diperoleh dari penjumlahan total penjualan ke konsumen dan total transfer keluar selama periode stock opname. Nilai HPP dan total penjualan dibutuhkan untuk menghitung gross margin (proses 7.3.5). Nilai gross margin yang diperoleh diperhitungkan bersama dengan nilai total penjualan untuk menghitung persentase untung rugi (proses 7.3.6).

Laporan pemusnahan barang BS membenikan nilai total barang BS yang dimusnahkan. Nilai ini diperlukan sebagai data masukan untuk proses menghitung persentase barang rusak terhadap penjualan (proses 7.3.7). Barang BS (rusak) yang dimusnahkan termasuk dalam kategori penyusutan (shrinkage) yang diketahui. Sedangkan untuk penyusutan yang tidak diketahui dilakukan proses menghitung nilai penyusutan yang tidak dapat diidentifikasi (proses 7.3.8). Nilai penyusutan tak teridentifikasi diperoleh dari selisih total nilai persediaan akhir aktual storage dan display, yang diperoleh dari pencatatan manual, dengan nilai persediaan akhir tercatat, yang diperoleh dan konversi total persediaan pada hari dilakukannya stock opname dari file persediaan. Cost compliment yang akan dipakai untuk mengkonversi hasil stock periode berikutnya dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan nilai total penjualan (proses 7.1.9).

Proses menghitung estimasi mark up (proses 7.3.10) mengolah data total nilai persediaan at cost dan at price yang dihasilkan pada proses 7.3.2. Nilai

estimasi mark up yang didapat dari selisih kedua total nilai persediaan tersebut bersama dengan standard mark up diperlukan untuk menghitung deviasi mark up (proses 3.11). Standar mark up ditentukan berdasarkan hasil cutting test. Proses- proses dalam stock opname ditunjukkan oleh Gambar 37.

Secara ringkas file stock opname memberikan informasi sebagai berikut : 1 Stock Awal (SA)

= Stock awal periode stock opname yang diambil dari stock akhir periode stock opname

2. Total Pembelian

a. Pembelian ke supplier (PURC)

Jumlah seluruh pembelian barang pada periode stock opname b. Transfer masuk (TI)

Jumlah seluruh penerimaan barang melalui transfer masuk pada periode stock opname

c. Retur barang (RB)

Jumlah seluruh retur barang pada periode stock opname

7.3.3 Menghitung harga pokok penjualan 7.3.2 Menghitung total nilai persediaan akhir

at cost dan at price

7.3.5 Menghitung gross margin 7.3.4 Menghitung total penjualan Hasil stock periode

sebelumnya Laporan kejadian pembelian item

dwimingguan

Total nilai persediaan periode

s.o

Nilai perbandingan HPP dengan penjualan periode

sebelumnya

Data persediaan akhir storage & display

Total nilai persediaan akhir at

cost 7.3.1

Menghitung total nilai persediaan yang tersedia

pada periode stock opname

Total penjualan

Laporan penjualan dwimingguan Laporan transfer out

dwimingguan HPP

Total nilai persediaan akhir

at price

Dokumen terkait