• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA KONDISI LING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA KONDISI LING"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi orang tua, kondisi lingkungan dan motivasi belajar, terhadap prestasi akademik mahasiswa baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas Widya Dharma Klaten sebanyak 490 orang pada semester gasal tahun akademik 2010/1011. Sampel penelitian sebanyak 40 orang diambil secara acak atau dengan teknik random sampling cara undian. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis kolerasi, dan analisis regresi ganda.

Hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Tingkat motivasi orang tua tergolong kategori tinggi; 2) Tingkat kondisi lingkungan kategori baik; 3) Tingkat disiplin belajar mahasiswa tergolong kategori tinggi; 4) Tingkat prestasi akademik mahasiswa tergolong kategori tinggi (IPK = 3,039 dibulatkan = 3,04); 5) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi orang tua dengan prestasi akademik (r = 0,379); 6) tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara kondisi lingkungan dengan prestasi akademik (r = 0,043); 7) terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi akademik (r = 0,401); 8) Secara bersama-sama terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi orang tua kondisi lingkungan dan disiplin belajar dengan prestasi akademik (ry(1,2,3) = 0,512) dengan koefisien determinasi (r2 =

0,263) harga Fregresi = 4,274 signifikan pada taraf signifikansi 5%.

DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK

MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN SEMESTER GASAL

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd.

PENDAHULUAN

Masalah dalam dunia pendidikan mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sedang melakukan pembangunan dan pembaharuan di bidang pendidikan. Pembangunan tersebut meliputi pembangunan berbagai sarana fisik dan non fisik yang menunjang kelancaran pendidikan

dan penyempurnaan dan peraturan-peraturan tentang pendidikan yang sesuai dengan undang-undang serta

pembaharuan dalam proses belajar mengajar,

meningkatkan kualitas tenaga pendidikan antara lain guru dan dosen dan lain-lain.

(2)

nyaman dan kondusif di kelas. Iklim belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan akan menyenangkan bagi peserta didik atau pembelajar.

Keberhasilan dalam belajar juga dipengaruhi oleh peran keluarga terutama orang tua pembelajar. Motivasi orang tua yang merupakan dorongan belajar yang diberikan oleh orang tua kepada putra-putrinya yang dapat berupa pemberian pujian, pengarahan, pengawalan, penciptaan suasana belajar yang memadai dan lain-lain dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat lebih mempermudah dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

Lingkungan belajar yang aman, nyaman, tertib, optimisme merupakan harapan yang tinggi bagi seluruh warga sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada pembelajar adalah iklim yang dapat membangkitkan gairah, semangat dan nafsu belajar. Lingkungan belajar harus mendapat perhatian yang besar, karena lingkungan mempengaruhi situasi belajar.

Dalam proses pembelaran agar dapat menghasilkan prestasi belajar yang maksimal diperlukan kedisiplinan belajar yang tinggi yaitu pematuhan terhadap aturan-aturan dalam melihat, mengamati dan memahami sesuatu sehingga proses tersebut dapat berjalan dengan baik.

Jadi belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku pembelajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern atau dari dalam diri individu pembelajar dan faktor ekstern atau dari luar diri individu pembelajar. Faktor intern antara lain berupa faktor psikologis atau mental dan faktor

fisiologis atau fisik. Faktor psikologis dapat meliputi faktor-faktor bakat, minat, motivasi, disiplin, kemampuan kognitif, IQ, CQ, EQ dan lain-lain. Untuk faktor fisiologis dapat meliputi faktor-faktor tubuh atau badan, pancaindera, kesehatan dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstern dapat meliputi faktor-faktor guru, orang tua, lingkungan, kurikulum, tempat tinggal, sarana prasarana, fasilitas dan lain-lain.

Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar. Faktor fisiologis atau dari faktor fisik bahwa setiap individu pembelajar dapat berbeda dalam ukuran dan kekuatan tubuhnya, kesehatan fisiknya, daya tahan fisiknya, kesegaran dan kebugaran jasmaninya dan juga keadaan pancaindranya. Mereka yang berada pada kondisi yang lebih baik secara fisik maupun mental pada umumnya lebih mendukung bagi aktivitas belajarnya dan lebih gampang dalam belajarnya bila dibandingkan dengan mereka yang berbeda pada kondisi kurang.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tiga faktor saja yang diduga dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa pendidikan matematika yaitu faktor motivasi orang tua, faktor kondisi lingkungan dan faktor disiplin belajar mahasiswa, sehingga permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Sejauh mana pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi akademik mahasiswa?

(3)

3. Sejauh mana pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa?

4. Sejauh mana pengaruh motivasi orang tua, kondisi lingkungan dan disiplin belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa?

MOTIVASI ORANG TUA

Motivasi berarti dorongan atau daya penggerak untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi merupakan keadaan pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam pencapaian tujuan (Suryabrata, 1991). Menurut Usman (1989) motivasi yang merupakan daya pendorong tersebut dapat timbul dari dalam diri individu atau disebut sebagai motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul akibat pengaruh dari dalam diri individu seseorang tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya atau disebut dengan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul dari pengaruh dari luar individu apakah adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi tersebut akhirnya mau melakukan kegiatan sesuatu pendapat, di atas adalah Winkel (2007) Sinungan (1991); As’ad (1995) dan Hasibuan (1986) yang mengatakan bahwa motivasi merupakan semangat atau dorongan yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang. Jadi yang dimaksud dengan motivasi orang tua disini adalah dorongan belajar yang diberikan orang tua kepada putra-putrinya atau peserta didik yang dapat berupa a) pemberian pujian; b) pemberian hadiah; c) pemberian pengarahan atau komentar; d) pengawasan terhadap kegiatan belajar; e) penciptaan belajar yang memadai; f) pemberian kesempatan untuk berkelompok dan g) pemberian gambaran tentang masa depan yang dicita-citakan.

KONDISI LINGKUNGAN

Secara mendasar dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan diklarifikasikan menjadi tiga yaitu: a) lingkungan keluarga; b) lingkungan sekolah, dan c) lingkungan masyarakat terkecil yang diikat atas dasar pembawaan yang anggota-anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam lingkungan keluarga terjadi proses pembelajaran .

Lingkungan sekolah berperan membantu keluarga dalam pendidikan anak-anak atau peserta didik. Proses pembelajaran di sekolah bertujuan untuk mengantarkan pembelajar memiliki kompetensi dalam aspek kognitif (pengetahuan); afektif (sikap dan nilai) dan psikomotor (ketrampilan) serta bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja nantinya. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan terhadap pendidikan pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas lain yang dapat bersifat pendidikan non formal dan lain-lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Baik buruknya kondisi lingkungan fisik juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik kondisi lingkungan yang gaduh, kotor, panas, belajarnya menjadi kurang efektif. Sebaliknya kondisi yang tenang dan bersih, sejuk, segar akan membantu meningkatkan konsentrasi dalam belajar.

(4)

sikap pendidik, hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik dan antara sesama peserta didik itu sendiri, serta organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Kemudian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih berorientasi kepada proses bukan berorientasi kepada materi. (Yamin, 2007)

Menurut Soedomo, bahwa semakin menyenangkan tata lingkungan fisik, akan memberi dampak positif bagi proses belajar (Mulyasa, 2005). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi belajar harus mendapatkan perhatian yang serius, karena akan dapat mempengaruhi situasi belajar peserta didik.

DISIPLIN BELAJAR

Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan-peraturan dalam suatu organisasi (S.F. Habeyb, 1983). Adanya kepatuhan terhadap aturan secara sadar merupakan modal utama dalam menghasilkan perilaku yang positif. Positif berarti sadar akan tujuan yang telah dicanangkan dan saling berkaitan antara perilaku dan kesadaran individu itu untuk melaksanakan peraturan yang ada.

Disiplin pada hakekatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan (Soediyarto, 1989).

Seseorang dikatakan memiliki disiplin yang kuat bila ia dapat mengendalikan dirinya sendiri dan orang yang berdisiplin diri adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menjangkau ke depan

yang lebih baik. Oleh karena itu disiplin belajar itu adalah merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur belajar dan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan akhir dari proses belajarnya (Soediyarto, 1989).

Kegiatan belajar adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara sadar. Penuh disiplin serta bertanggung jawab, terutama disiplin mandiri yaitu tanpa adanya paksaan dari pihak lain, sehingga dapat menghasilkan perilaku yang positif terhadap kegiatan belajar yang dilakukan pada akhirnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan atau maksimal (tinggi).

PRESTASI AKADEMIK

Poerwodarminto (1986) mengatakan prestasi belajar atau prestasi akademik adalah hasil yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan. Sedangkan menurut Zainal Arifin (1991) bahwa prestasi adalah hasil dari kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Senada pendapat dimuka Winkel (2007) mengatakan bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya diukur dalam nilai tes (Depdikbud, 1989)

Berdasarkan uraian dimuka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil perubahan pada diri pembelajar yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor, yang merupakan bukti suatu usaha yang dapat dicapai dalam belajar.

(5)

ditentukan dengan mempertimbangkan nilai tengah, nilai ujian mid semester dan nilai ujian semester dengan bobot yang berbeda. Selanjutnya penilaian menggunakan standar lima (0 sampai 4) dan diwujudkan dalam bentuk nilai akhir dengan huruf (A, B, C, D dan E) dan masing-masing dikaitkan dengan bobot tertentu. Indeks Prestasi (IP) adalah jumlah angka kuantitas komulatif dibagi dengan jumlah kredit komulatif yang dinyatakan dalam bilangan dengan dua angka desimal dibelakang. (Uniwidha Klaten, 2009).

VARIABEL PRESTASI AKADEMIK

Penelitian ini dilakukan di Universitas Widya Dharma Klaten. Ukuran populasi sebanyak 490 mahasiswa program studi pendidikan matematika. Pengambilan sampel sebanyak sebanyak 40 mahasiswa dilakukan dengan teknik random sampling cara undian. Pengumpulan data penelitian menggunakan angket dan dokumentasi. Instrument penelitian untuk variable motivasi orang tua terdiri dari 20 butir pertanyaan, variable kondisi lingkungan terdiri dari 16 pertanyaan, dan variable disiplin belajar terdiri dari 16 butir pertanyaan. Instrument penelitian untuk variable prestasi akademik adalah dengan teknik dokumentasi.

Untuk mengidentifikasi tingkat motivasi orang tua dideskripsikan skor rerata (mean) dari seluruh subjek penelitian dibandingkan dengan skor pada criteria penilaian pada variable tersebut. Demikian pula untuk mengidentifikasi tingkat kondisi lingkungan dan disiplin belajar, dideskripsikan skor rerata (mean) dari seluruh subjek penelitian dibandingkan dengan skor pada criteria penilaian tiap-tiap variable.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan teknik analisis korelasi dan teknik analisis regresi ganda, dengan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis terhadap data penelitian (uji asumsi).

PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

Hasil analisis deskriptif pada masing-masing variable ditunjukkan pada table 1.

Table 1. Tingkat Kecenderungan Berdasarkan Hasil Analisis Deskriptif Dari Masing-Masing Variable.

Berdasarkan pada kategori yang telah ditetapkan maka tingkat motivasi orang tua tergolong kategori tinggi dari skor tersebut terlihat pada table diatas.

Berdasarkan pada kategori yang telah ditetapkan, maka tingkat prestasi akademik tergolong pada kategori Tinggi. Dari 40 siswa sebanyak 39 orang atau 97,50% berada diatas rerata ideal. Dengan demikian maka prestasi akademik mahasiswa termasuk tinggi. Sedangkan tingkat motivasi Orang Tua tergolong pada kategori tinggi dan tingkat kondisi

(6)

lingkungan tergolong pada kategori baik. Sedangkan disiplin belajar tergolong pada kategori tinggi dengan rincian seperti pada tabel 1 diatas

Hasil analisis regresi ganda menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi, Orang Tua, kondisi lingkungan dan disiplin belajar terhadap prestasi akademik dengan harga Ry (123) = 0,512 dan harga koefisien determinasi R2=0,263.

Harga F regresi = 4,274 dengan p = 0,011 hal tersebut berarti signifikan pada taraf signifikansi 5%.

Tabel 2 : Rangkuman Analisis Regresi

Sumber JK db RK F hitung p Kesimpulan

Regresi 0,807 3 0,269 4,274 0,011 Signifikan

Residu 2,266 36 0,063 -

-Total 3,072 39 - - -

-Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan pada taraf signifikansi 5% antara motivasi OT dengan prestasi Akademik dengan harga r sebesar 0,379 dengan p = 0,020. Selanjutnya tidak terdapat hubungan positif yang signifikan pada taraf signifikan 5% antara kondisi lingkungan dengan prestasi akademik dengan harga r sebesar -0,043 dengan p = 0,346. Dan terdapat hubungan positif yang signifikan pada taraf signifikan 5% antara disiplin belajar dengan prestasi akademik dengan harga r = 0,401 dengan p = 0,023.

Tabel 3 : Rangkuman Analisis Korelasi

Statistik R xy P Kesimpulan

rx1y 0,379 0,020 Signifikan

rx2y -0,043 0,346 Tidak Signifikan

rx3y 0,401 0,023 Signifikan

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan uji hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat prestasi akademik mahasiswa tergolong kategori tinggi (97,50) berada diatas harga rerata ideal).

2. Tingkat motivasi orang tua tergolong kategori tinggi (100% berada diatas harga rerata ideal). 3. Tingkat kondisi lingkungan tergolong kategori

baik (72,50% diatas harga rerata ideal).

4. Tingkat disiplin belajar maka siswa tergolong kategori tinggi (100% berada diatas harga rerata ideal).

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi Orang Tua, kondisi lingkungan dan disiplin belajar dengan prestasi akademik dengan taraf signifikansi 5%. Harga Ry(123=0,512 dan R2= 0,263. Harga F regresi 4,279 dengan p=0,011

sehingga semakin tinggi tingkat motivasi maka semakin tinggi pula tingkat prestasi akademik. 6. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara

motivasi orang tua dengan prestasi akademik mahasiswa rxly=0,379 pada p=0,020 (signifikan pada taraf signifikansi 5%). Sehingga semakin tinggi tingkat motivasi Orang Tua maka semakin tinggi pula tingkat prestasi akademik.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran : Jakarta : Grasindo

Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta : Mitra Cendekia

Malayu Hasibuan.1996. Organisasi dan Motivasi.

Jakarta : Bumi Aksara

Margana. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan.

Jakarta : Rineka Cipta

Moh . As’ad. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty

Moh. Uzer Usman. 1989. Menjadi Guru Profesional.

Bandung : Remaja Karya

Mudjiono dan Hasibuan. 2006. Proses Belajar

Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Ngalim Purwanto. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar.

Jakarta : Bumi Aksara

Saifuddin Azwar. 2000. Reliabilitas dan Validitas.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sardiman A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Slameto 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana. 1994. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Sumadi Suryabrata. 1991. Psikologi Pendidikan.

Yogyakarta : Nur Cahaya

Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian.

Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sutrisno Hadi. 1995. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset

Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

W.S. Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran.

Referensi

Dokumen terkait

berkaitan dengan kehidupan sosial ekonomi desa Pasir Wetan.

Dalam menjalankan aktivitas jurnalistiknya sebagai media berbasis nasional Tribun Jogja menjalankan etika jurnalistik yang berlaku baik untuk media konvensional

Pada aspek perencanaan program Adiwiyata kesenjangan yang dihadapi diantaranya: seluruh warga sekolah belumlah mengetahui program Adiwiyata yang direncanakan oleh

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang nyata antara variabel jarak tempat tinggal penyuluh dengan tempat bertugas, pengalaman, pendapatan,

• Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha

Siapkan tiga tabung reaksi bersih dan masukkan ke dalam tabung reaksi berturut-turut 10 tetes larutan Klorin pada tabung pertama, 10 tetes larutan Bromin pada tabung kedua, 10

ISI: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh derajat desentralisasi fiskal terhadap belanja kesehatan, persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase

Hasil penelitian ini adalah penambahan putih telur pada mineral blok dengan level mulai tanpa perlakuan (P0), 2% (P1), 4% (P2) dan 6%(P3) memberikan dampak yang berpengaruh pada