• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM-PROGRAM CALON ANGGOTA DPRD KABUPATEN PRINGSEWU DALAM PEMILU 2014 (Studi Deskriptif di Kelurahan Pringsewu Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM-PROGRAM CALON ANGGOTA DPRD KABUPATEN PRINGSEWU DALAM PEMILU 2014 (Studi Deskriptif di Kelurahan Pringsewu Selatan)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM-PROGRAM CALON ANGGOTA DPRD KABUPATEN PRINGSEWU

DALAM PEMILU 2014

(Studi Deskriptif di Kelurahan Pringsewu Selatan)

Oleh MUKHRONI

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis sikap masyarakat terhadap program-program calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu dalam pemilu 2014.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekata kuantitatif. Dengan populasi yaitu masyarakat Kelurahan Pringsewu Selatan yang terdaftar sebagai DPT yang berjumlah 9.059 jiwa, dan diambil sampel sebanyak 99 jiwa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan ditunjang dengan teknik observasi serta dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sikap masyarakat dalam menanggapi program-program calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu cenderung setuju atau positif baik. Masyarakat setuju dengan program-program yang diusung oleh para calon anggota DPRD dengan alasan program-program tersebut merupakan program yang realistis, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta dapat dilaksanakan kedepannya.

(2)

CALON ANGGOTA DPRD KABUPATEN PRINGSEWU

DALAM PEMILU 2014

(Studi Deskriptif di Kelurahan Pringsewu Selatan)

(Skripsi)

Oleh :

Mukhroni

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM-PROGRAM

CALON ANGGOTA DPRD KABUPATEN PRINGSEWU

DALAM PEMILU 2014

(Studi Deskriptif di Kelurahan Pringsewu Selatan)

(Skripsi)

Oleh :

Mukhroni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pajaresuk pada tanggal 15 Juni 1992. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Sugianto Alm dan Ibu Rusiyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 12 Pringsewu pada tahun 2004, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2010.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT,

kupersembahkan karya kecilku ini sebagai tanda baktiku

kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta yang telah membesarkanku dengan

penuh kasih sayang dan kesabaran yang luar biasa dalam

mendidik, membimbing, memberikan semangat, dan

senantiasa berdoa demi keberhasilanku

Kakak – kakak, dan keponakanku serta Saudara-saudaraku

tersayang, terima kasih atas semangat serta dukungan yang

besar dalam menanti keberhasilanku

Para pendidikku yang ku hormati, terima kasih atas ilmu

yang telah diberikan

(9)

SANWANCANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam kepada Rasulullah SAW, yang selalu dinantikan syafa’atnya di Yaumul

akhir nanti.

Skripsi dengan judul “Sikap Masyarakat Terhadap Program-Program Calon Anggota DPRD Pringsewu Dalam Pemilu 2014 (Studi Deskriptif Di Kelurahan

Pringsewu Selatan)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

(10)

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M. S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis;

(11)

10.Kedua orang tua saya tercinta terimakasih atas doa, senyum, airmata, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanannya untuk saya yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun;

11.Seluruh keluarga yang telah mendoakan keberhasilan saya kelak, Kakak – kakaku Didi Setiadi, Amd., Kep., Melinda Sari, dan Hari Setiawan, S.E. serta keponakan saya tercinta Luthfiya Rani terima kasih atas segala yang telah diberikan kepada saya;

12.Saudara-saudara dari Bapak dan Ibu, terima kasih atas do’a dan dukungannya;

13.Sahabat terdekat saya Anggiat M. Gultom, Agustin Ryanti, Arbi Wahyu S, Abdul Ghaffar, Fahmi Firman W, Teguh Iman T, Tomi Indra K, Feri Aprian, Heru Wahyu F, Burhanudin Sadly, Rudi Saputra, yang selalu berusaha meluangkan waktu disaat saya membutuhkan teman cerita, yang terus berusaha menasehati dan memberi motivasi saat saya mulai mengeluh dalam segala hal;

(12)

selalu kalian berikan kepada saya;

15.Kakak tingkat angkatan 2009 dan Adik tingkat angkatan 2011, 2012 dan

2013, saya ucapkan terimakasih atas do’a, saran, dukungan serta

motivasinya yang selalu kalian berikan kepadaku;

16.Anak-anak Kosan Pondok Lestari khususnya Bang Kijo,serta Ferdi yang sering mengingatkan dalam semua hal untuk kebaikanku;

17.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam menyusun Skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Mei 2014 Penyusun

Mukhroni

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

HALAMAN JUDUL ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

SURAT PERNYATAAN v

1.2 Identifikasi Masalah 11

1.3 Batasan Masalah 12

1.4 Rumusan Masalah 12

1.5 Tujuan Penelitian 13

1.5.1 Tujuan Umum 13

1.5.2 Tujuan Khusus 13

1.6 Kegunaan Penelitian 14

1.6.1 Kegunaan Secara Teoritis 14

1.6.2 Kegunaan Secara Praktis 14

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 15

1.7.1 Ruang Lingkup Ilmu 15

1.7.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian 15

1.7.3 Ruang Lingkup Subjek Penelitian 15 1.7.4 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian 15

1.7.5 Ruang Lingkup Waktu 15

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori 16

2.1.1 Sikap 16

2.1.2 Masyarakat 22

2.1.3 Pemilu Legislatif 24

2.1.4 DPRD 31

(14)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian 47

3.2 Langkah-Langkah Penelitian 48

3.2.1 Persiapan Pengajuan Judul 48

3.2.2 Penelitian Pendahuluan 48

3.2.3 Pengajuan Rencana Penelitian 49

3.3 Pelaksanaan Penelitian 50

3.3.1 Persiapan Administrasi 50

3.3.2 Penyusunan Alat Pengumpulan Data 50

3.4 Populasi dan Sampel 51

3.4.1 Populasi 51

3.4.2 Sampel 52

3.5 Variabel Penelitian 55

3.3.1 Variabel Bebas 55

3.3.2 Variabel Terikat 55

3.6 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 55

3.6.1 Definisi Konseptual 55

3.6.2 Definisi Operasional 56

3.7 Pengukuran Variabel 57

3.8 Teknik Pengumpulan Data 58

3.8.1 Teknik Pokok 58

3.8.1.1 Angket 58

3.8.2 Teknik Penunjang 58

3.8.2.1 Observasi 58

3.8.2.2 Dokumentasi 58

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 58

3.9.1 Uji Validitas 58

3.9.2 Uji Reliabilitas 59

3.10 Pelaksanaan Uji Coba Angket 60

3.10.1 Analisi Uji Coba Angket 60

3.10.2 Analisis Uji Coba Reliabilitas 61

3.11 Teknik Analisis Data 65

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 67

(15)
(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1.1 Daftar Calon Legislatif DPRD Kabupaten Pringsewu

Tahun 2014 3

Tabel 1.1.2 Pembagian Daerah Pemilihan Calon Legislatif DPRD

Pringsewu Tahun 2014 5 Tabel 1.1.3 Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan Pringsewu Selatan 9 Tabel 3.1 Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan Pringsewu Selatan 51 Tabel 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 55 Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden Tentang

Sikap Masyarakat Terhadap Program-Program Calon Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu Dalam Pemilu 2014 (Studi

Deskriptif Di Kelurahan Pringsewu Selatan ). Untuk Item Ganjil

(X) 62

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden Tentang Sikap Masyarakat Terhadap Program-Program Calon Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu Dalam Pemilu 2014 (Studi

Deskriptif Di Kelurahan Pringsewu Selatan ). Untuk Item Genap

(Y) 62

Tabel 3.5 Distribusi antara Item Soal Kelompok Ganjil (X) dengan Item

Genap (Y). 63

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Pringsewu Selatan 71 Tabel 4.2 Jenis Pekerjaan Penduduk Kelurahan Pringsewu Selatan 72 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indikator Sikap Masyarakat 75 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Kerealistisan Program 77 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Kesesuaian program dengan

kebutuhan 79

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Keterangan Penelitian 2. Surat Penelitian Pendahuluan 3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 5. Angket

6. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Sikap Masyarakat 7. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Kerealistisan Program

8. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Kesesuaian Program Dengan Kebutuhan

(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk partisipasi politik sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat, karena pada saat itulah, rakyat menjadi pihak yang paling menentukan bagi proses politik disuatu wilayah dengan memberikan suara secara langsung seperti dalam penentuan anggota legislatif.

(20)

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, setiap lima tahun sekali mesti diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif. Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/kota. Pemilu legislatif dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Menjelang pemilu 2014, masing-masing daerah mempersiapkan pelaksanaan proses penyiapan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu. Aktivitas ini juga dilakukan di daerah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Sebagai daerah otonom, Kabupaten Pringsewu melaksanakan pemilu legislatif untuk memilih calon-calon dari berbagai partai politik untuk mengisi kursi legislatif ditingkat Kabupaten/kota sebagai anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). DPRD ini memiliki peran atau fungsi legislasi, controling, dan budgeting. Sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah, DPRD mempunyai peran yang sangat besar dalam mewarnai jalannya pemerintahan daerah otonom. Aspek responsibilitas dalam pelaksanaan tugas atau peran menjadi salah satu faktor penentu dalam memaknai dan memberikan manfaat terhadap jalannya pemerintahan di daerah guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

(21)

mendatang. Para Caleg yang akan bertarung dalam Pemilu 2014 tersebut sebagaimana yang terdapat dalam daftar calon tetap (DCT) yang ditetapkan KPU Kabupaten Pringsewu melalui rapat pleno yang digelar pada 22 Agustus 2013 di Aula Sekretarian KPU Kabupaten Pringsewu.

Tabel 1.1.1 Daftar Calon Legislatif DPRD Kabupaten Pringsewu Tahun 2014

No Nama Partai Politik CL CP JC

1 Partai Nasional Demokrat 23 17 40

2 Partai Kebangkitan Bangsa 16 12 28

3 Partai Keadilan Sejahtera 22 16 38 4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 25 15 40

5 Partai Golongan Karya 25 15 40

6 Partai Gerakan Indonesia Raya 24 16 40

7 Partai Demokrat 24 15 39

8 Partai Amanat Nasional 25 15 40

9 Partai Persatuan Pembangunan 17 12 29 10 Partai Hati Nurani Rakyat 17 11 28

11 Partai Bulan Bintang 9 9 18

12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 14 8 22

Jumlah 241 161 402

Sumber : KPU Kabupaten Pringsewu.

Keterangan Tabel :

(22)

Data di atas menunjukkan calon-calon legislatif yang diusulkan oleh masing-masing partai politik tidak hanya laki-laki, namun juga dari kalangan perempuan karena sesuai pasal 65 ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang pemilhan umum dinyatakan bahwa “ Setiap partai politik

peserta pemilihan umum dapat mengajukan calon anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) provinsi dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan

sekurang-kurangnya 30% “.

(23)

Tabel 1.1.2 Tabel Pembagian Daerah Pemilihan Calon Legislatif DPRD Pringsewu Tahun 2014

No Nama Partai Politik

Daerah Pemilihan 4 Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan

8 8 7 8 9 40

5 Partai Golongan Karya 8 8 7 8 9 40 6 Partai Gerakan Indonesia

Raya 12 Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia

6 6 - 5 5 22

Jumlah 83 75 68 85 91 402

Sumber : KPU Kabupaten Pringsewu.

(24)

berbagai partai pada dapil 3 sebanyak 68 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 4 sebanyak 85 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 5 sebanyak 91 caleg. Dari total 402 caleg tersebut, terjadi persaingan yang ketat baik dengan caleg lain dari partai sendiri maupun dari partai lain guna memperoleh salah satu kursi dari total 40 kursi.

Pada tiap-tiap daerah pemilihan, masing-masing partai politik mengirimkan anggotanya yang diajukan sebagai calon anggota DPRD. Tentunya masing-masing dari caleg DPRD tersebut memiliki program-program yang dijanjikan kepada masyarakat melalui kampanye. Kampanye itu sendiri adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dengan lama masa kampanye dilaksanakan sejak 3 hari setelah calon peserta pemilu ditetapkan sebagai peserta pemilu sampai dimulainya masa tenang (3 hari sebelum/tanggal pemungutan suara). Menurut Undang-undang No. 10 tahun 2008 pasal 76 dijelaskan bahwa kampanye pemilu dilakukan dengan prinsip bertanggung jawab dan merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat. Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-undang No. 10 tahun 2008 pasal 81, kampanye pemilu sebagaimana dimaksud dalm pasal 76 dapat dilakukan melalui:

a. Pertemuan terbatas. b. Pertemuan tatap muka.

(25)

f. Rapat umum.

g. Kegiatan yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan.

Kampanye ini dimaksudkan bagi para peserta pemilu untuk menyampaikan visi, misi, dan program mereka kepada masyarakat. Program-progam yang dicanangkan para caleg ditujukan agar memperoleh citra politik sehingga menciptakan kepercayaan dari masyarakat. Program-program yang dijanjikan pun berbeda-beda, namun secara garis besar sama yaitu seputar pendidikan, kesehatan, pertanian dan pembangunan karena pada keempat sektor tersebut yang dirasa lebih berdampak secara langsung terhadap masyarakat di Kabupaten Pringsewu sebagai Kabupaten baru, realistis, sesuai kebutuhan dan dianggap bisa terlaksana kedepannya. Program-program yang ditawarkan oleh para calon anggota DPRD ada yang bersifat baru, ada juga yang bersifat pengembangan dari program lama. Pada sektor kesehatan lebih menekankan pada jaminan kesehatan masyarakat miskin dengan tujuan terselenggarakannya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin serta meratanya kesehatan dilingkungan masyarakat. Program kesehatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin. Kegiatan jaminan kesehatan ini meliputi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya, pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit, penggalakkan posyandu, serta penanggulangan gizi buruk.

(26)

membangun sekolah-sekolah baru guna menjamin wajib belajar 9 tahun. Ataupun dengan melanjutkan program yang sudah ada, seperti melanjutkan dan mengembangkan sekolah-sekolah yang baru dibangun, seperti SMP N 2 Sukoharjo yang baru dibangun kurang lebih 2 tahun yang lalu, SMP N 2 Ambarawa, serta adanya wacana mendirikan SMA N 2 Ambarawa. Serta guna menunjang proses belajar mengajar dilakukan penambahan fasilitas di sekolah-sekolah. Pada sektor pertanian lebih memfokuskan pada kesejahteraan petani dengan lebih mengoptimalkan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) yang telah dibentuk sejak tahun 2009 sehingga penyuluhan yang dilakukan lebih optimal.

Selanjutnya pada sektor pembangunan meliputi melanjutkan dan mengawal tahapan proses percepatan pemekaran Kabupaten Pringsewu, memetakan tata ruang wilayah untuk persiapan pembentukan pemerintahan baru, serta melakukan percepatan pembangunan jalur jalan pedesaan dan perbaikan jalur lintas koneksitas antar kecamatan sebagai akses transportasi, dan ekonomi masyarakat. Selain program-program di atas, ada beberapa program lain yang diusung oleh beberapa caleg, antara lain di bidang olahraga dan pertanian. Sejak dimulainya masa kampanye, kampanye juga dilakukan oleh para caleg dapil 1 di kelurahan Pringsewu Selatan.

(27)

Tabel 1.1.3 Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan Pringsewu Selatan

No Nama Lingkungan

DPT Total

DPT

TPS

L P

1 Lingkungan 1 568 633 1201 3

2 Lingkungan 2 1067 1019 2086 6

3 Lingkungan 3 941 907 1848 6

4 Lingkungan 4 838 826 1664 5

5 Lingkungan 5 1156 1104 2260 7

Total 4.570 4.489 9.059 27

Sumber : PPS Kelurahan Pringsewu Selatan per Februari 2014

Berdasarkan data daftar pemilih tetap di atas, dapat dilihat bahwa di Kelurahan Pringsewu Selatan terdapat total 9.059 jiwa yang terdaftar sebagai DPT. Selanjutnya dari masing-masing lingkungan, ditetapkan jumlah TPS berdasarkan jumlah DPT yang ada di masing-masing lingkungan dengan masing-masing TPS dihitung per 300-400 DPT. Maksudnya adalah per TPS digunakan oleh 300-400 DPT pada pemilihan umum mendatang.

(28)

PAN yang mengusung program partai tentang pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Berbeda dengan salah satu caleg muda yang mengusung program pembinaan terhadap bidang olahraga yang ada di daerah Pringsewu dengan alasan dilakukannya pembinaan aktif terhadap bidang olahraga maka akan melahirkan atlet atlet nasional yang berasal dari Pringsewu. Namun menjadi kendala bagi semua caleg ketika ditemui kurangnya antusias dari masyarakat.

Sikap ketidakpercayaan masyarakat terhadap caleg yang selalu janji tanpa bukti sudah menjadi hal yang sering dijumpai ketika masa pemilu. Ketidaktahuan masyarakat akan program caleg pun dijumpai saat peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat Kelurahan Pringsewu Selatan Lingkungan 5. Saat peneliti berbincang-bincang menyinggung masalah pemilu legislatif 2014, beberapa masyarakat cenderung tidak tahu tentang kampanye caleg ataupun program-programnya, yang diketahui oleh masyarakat hanya caleg memberikan cindera mata berupa kalender, kaligrafi, dan jilbab kepada warga sekitar. Bisa dikatakan bahwa antusias masyarakat terhadap keikutsertaannya dalam kampanye akan timbul jika kampanye tersebut memberikan suatu barang ataupun benda.

(29)

Golput sebagai berikut: Golput Pemilu 1999 mencapai 10,21%. Golput Pemilu 2004 mencapai 23,34%. Dan golput pemilu 2009 mencapai 29,04%. Hal ini disebabkan tidak ada diantara peserta pemilu yang cocok dengan masyarakat maupun kepentingannya. Atau bahkan ada dugaan awal, caleg yang ada dikhawatirkan menjadi koruptor jika terpilih nantinya.

Berdasarkan jumlah penduduk kelurahan Pringsewu Selatan yang tercatat sebagai DPT mencapai 9.059 jiwa tidak mudah bagi caleg untuk melakukan kampanye dan memperoleh dukungan masyarakat. Kampanye akan berjalan lancar jika masyarakat memiliki sikap yang positif dalam menanggapi program-program yang dijanjikan atau yang dicanangkan caleg. Mengacu latar belakang di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Sikap Masyarakat terhadap Program-Program Calon Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu Dalam Pemilu 2014 (Studi Deskriptif di Kelurahan Pringsewu Selatan)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Motivasi masyarakat dalam mengikuti kampanye calon anggota DPRD Kabupaten cenderung untuk mendapat hiburan dan keuntungan.

2. Kecenderungan golput dari masyarakat.

(30)

4. Sikap masyarakat dalam menanggapi program-program calon anggota DPRD Kabupaten.

5. Sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD.

6. Sikap mayarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat.

7. Sikap masyarakat terhadap keterlaksanaan program calon anggota DPRD.

1.3 Batasan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dibatasi pada masyarakat yang menjadi penduduk Pringsewu Selatan:

1. Sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD.

2. Sikap mayarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat.

3. Sikap masyarakat terhadap keterlaksanaan program calon anggota DPRD.

1.4 Rumusan Masalah

(31)

1. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD?

2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat?

3. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap keterlaksanaan program calon anggota DPRD?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis sikap masyarakat terhadap program-progam calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis sikap masyarakat terhadap program-progam calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014. Hal-hal yang dianalisis yaitu sebagai berikut:

1. Sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD.

2. Sikap mayarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat.

(32)

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Kegunaan Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang mengkaji tentang politik dan kenegaraan karena berkaitan dengan hak-hak politik masyarakat dalm pemilu.

1.6.2 Kegunaan Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna untuk:

1. Memberikan sumbangan pikiran dan memberikan informasi kepada siapa saja yang memerlukan khususnya masyarakat yang ada di kelurahan Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

2. Sebagai bahan koreksi dan referensi bagi calon anggota DPRD. 3. Sebagai bahan koreksi dan referensi bagi KPU Kabupaten

Pringsewu.

(33)

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan wilayah kajian yang membahas tentang pendidikan politik dan kenegaraan.

1.7.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini sikap masyarakat terhadap program-progam calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

1.7.3 Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat kelurahan Pringsewu Selatan yang memiliki hak memilih pada pemilihan umum calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014.

1.7.4 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

1.7.5 Ruang Lingkup Waktu

(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Sikap

2.1.1.1 Pengertian Sikap

Studi mengenai sikap merupakan studi yang penting dalam bidang psikologi sosial. Menurut La Pierre (dalam Azwar, 2003) “Sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan”. Sedangkan menurut Gerungan dalam Aditama (2013: 26) “Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek itu, sikap dapat diterjemahkan sebagai sikap kesediaan beraksi terhadap suatu objek”.

Pada dasarnya, sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Menurut Abu Ahmadi (2003: 153) “Orang yang memiliki sikap positif

(35)

memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap negatif terhadap objek psikologi bila tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi”. Dengan demikian, sikap dapat diartikan memberikan arah kepada tingkah laku atau perbuatan individu untuk menyenangi dan menyukai sesuatu atau sebaliknya. Atau bisa dikatakan juga bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk reaksi dalam memahami dan berkecenderungan untuk menanggapi dan berperilaku terhadap suatu objek.

2.1.1.2 Ciri-Ciri Sikap

Menurut Gerungan dalam Aditama (2013: 29) mengemukakan ciri-ciri sikap sebagai berikut :

1. Attitude tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu, dalam hubungannya dengan objeknya.

2. Attitude dapat berubah-ubah, karena itu attitude dapat dipelajari orang.

3. Attitude itu tidak berdiri sendiri, melainkan mempunyai hubungan tertentu terhadap objek. Dengan kata lain, attitude itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

(36)

5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan. Sifat inilah yang membeda-bedakan attitude dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan.

Ciri-ciri di atas menunjukkan bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir, namun dapat dibentuk atau dipelajari. Sikap itu tidak tetap, melainkan berubah-ubah, karena sikap dibentuk oleh komponen-komponen. Menurut Azwar 2003 (1997: 26) ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :

a.Kognitif (cognitive).

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. b.Afektif (affective)

Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.

c.Konatif (conative)

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi

(37)

perilaku atau komponen konatif, yaitu komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku.

Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek.

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Sikap memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Sikap dapat dibentuk dengan adanya pengalaman interaksi sosial sehingga sikap dapat berubah-ubah karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dijabarkan Menurut Aswar (2000: 30) sebagai berikut :

1. Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komoponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentkan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

4. Media massa

(38)

mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu.

6. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Faktor-faktor di atas dapat dikategorikan juga sebagai faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri yang meliputi pengalaman pribadi dan pengaruh emosional. Sedangkan, faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat dari luar pribadi manusia yang meliputi orang tua, teman sebaya, teman dekat, kebudayaan, media massa, dan lembaga pendidikan serta lembaga agama.

2.1.1.4 Fungsi Sikap

Menurut Abu Ahmadi (2003: 179), fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri 2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku

3 Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman pengalaman

(39)

Menurut Katz dalam Rahman (2013:129) membagi fungsi sikap dalam 4 kategori sebagai berikut:

1. Fungsi the knowledge function

Sikap sebagai skema yang memfasilitasi pengelolaan dan penyederhanaan memproses informasi dengan mengintegrasikan antara informasi yang ada dengan informasi yang baru. Dalam hal ini, sikap mempermudah kita di dalam memahami objek sikap dan dalam mengorganisasikan informasi-informasi yang berhubungan dengannya. Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cendrung untuk bergantung pada pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan.

2. Fungsi the utilitarian atau instrumental function

Sikap membantu kita mencapai tujuan yang diinginkan. Kita akan cenderung menunjukkan sikap positif terhadap suatu objek sikap tertentu jika di anggap dapat mendatangkan keuntungan, sebaliknya kita akan menunjukkan sikap negatif terhadap suatu objek sikap tertentu jika di anggap dapat mendangkan kerugian.

3. Fungsi the ego-defensive function

Sikap berfungsi memelihara dan meningkatkan harga diri. Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologi. Abrasi psikologi bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut membuat rasionalisasi dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.

4. Fungsi the value-expressive function

Sikap digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan nilai-nilai dan konsep diri. Dalam hal ini, sikap berfungsi untuk memperkenalkan nilai-nilai ataupun keyakinan kita terhadap orang lain.

(40)

2.1.2 Masyarakat

Manusia yang pada dasarnya adalah makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan satu sama lain yang membentuk suatu kelompok masyarakat. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat beragam selalu berusaha untuk mengelompokan diri dengan manusia lainnya.

Menurut Koentjaraningrat (2009: 115) mengemukakan bahwa:

Dalam bahasa Inggris masyarakat dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius berarti kawan, sedangkan istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu syaraka yang berarti ikut serta atau berpartisipasi, jadi masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi.

(41)

Disamping itu, masyarakat memiliki komponen-komponen antara lain : 1. Populasi, yaitu warga-warga suatu masyarakat yang di lihat dari

sudut pandang kolektif.

2. Kebudayaan, yaitu hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama.

3. Organisasi sosial, yaitu jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan.

Menurut Soekanto (2009: 136) masyarakat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Masyarakat pedesaan (Rural Community) adalah suatu masyarakat yang mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Ciri masyarakat pedesaan yaitu: a. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem

kekeluargaan.

b. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian.

c. Golongan orang tua memegang peranan penting.

d. Dari sudut pemerintah, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal.

e. Perhatian masyarakat lebih kepada keperluan utama kehidupan.

f. Kehidupan keagamaan lebih kental.

g. Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota.

2. Masyarakat perkotaan (Urban Community) adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian “Kota”, terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu:

a. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.

b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.

c. Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.

(42)

e. Jalan pemikiran lebih rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan.

f. Jalan kehidupan yang cepat di kota yang mengakibatkan pentingnya waktu.

g. Perubahan-perubahan sosial tampak lebih nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar.

h. Interaksi lebih pada penggunaan kebutuhan daripada faktor pribadi.

i. Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise.

j. Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua.

k. Banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negatif di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dll.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan dalam waktu yang cukup lama, saling berinteraksi dan bekerja sama satu sama lain, sehingga menghasilkan suatu kebiasaan-kebiasaan dan kebudayaan guna mencapai rasa persatuan dan tujuan yang sama, serta mempunyai aturan untuk mengatur keharmonisan di dalam kelompok itu.

2.1.3 Pemilu Legislatif 2.1.3.1 Pemilu

(43)

yang diatur dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2007 bahwa penyelenggaraan pemilu berpedoman pada asas:

a. Mandiri adil adalah sebagai berikut:

a. Langsung, berarti masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih secara langsung dalam pemilihan umum sesuai dengan keinginan diri sendiri tanpa ada perantara.

b. Umum, berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yg memenuhi persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, jenis kelamin, golongan, pekerjaan, kedaerahan, dan status sosial yang lain.

(44)

d. Rahasia, berarti dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan pilihannya. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan. e. Jujur, berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu

harus bertindak dan juga bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Adil, berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan umum mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak mana pun.

Pemilu dilaksanakan guna memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta memilih Presiden dan Wakil Presiden. Melalui pemilu, masyarakat memunculkan para calon pemimpin atau para wakilnya di pemerintahan, di samping itu melalui pemilu, anggota masyarakat dapat menyalurkan partisipasinya di dalam menentukan kemana arah pemerintahan akan dibawa. Sebab melalui para wakil rakyat itu akan ditentukan kebijakan yang menjadi aspirasi rakyat.

(45)

masyarakat menjadi peserta dalam pemilihan umum secara periodik (5 tahun) menunjukkan bahwa budaya politik sudah terbentuk di masyarakat. Keikutsertaan dalam pemilu bagi masyarakat sudah diatur dalam pasal 1 ayat (22) UU No. 10 tahun 2008, “Pemilih adalah warganegara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin”. Kemudian dipertegas dengan pasal 19 ayat (1 dan 2) UU No 10 tahun 2008 menerangkan bahwa “Pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga negara

Indonesia yang didaftarkan oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih dan pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin”. Selanjutnya, seorang warga negara yang telah mempunyai hak memilih baru bisa menggunakan haknya apabila sudah terdaftar sebagai pemilih, dan untuk dapat terdaftar sebagai pemilih, harus memenuhi persyaratan:

1. Tidak terganggu jiwa/ingatannya.

2. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pada umumnya, pemilu dilaksanakan melalui dua sistem, yaitu: 1. Sistem distrik

(46)

distrik menjadi bagian dari suatu wilayah dan satu distrik hanya berhak atas satu kursi.

2. Sistem proporsional

Dalam sistem proporsional, satu wilayah besar atau daerah pemilihan memilih beberapa wakil karena dalam sistem ini, satu wilayah dianggap sebagai satu kesatuan, dan dalam wilayah tersebut jumlah kursi dibagi sesuai dengan jumlah suara yang diperoleh oleh para caleg.

Tujuan pemilu sendiri telah tercantum dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD, dan DPRD adalah “Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan UUD Republik Indonesia Tahun 1945”. Sedangkan menurut Surbakti (1999: 181) pada dasarnya ada tiga hal dalam tujuan pemilihan umum, yaitu:

1. Sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif kebijakan umum.

2. Pemilihan umum juga dapat dikatakan senagai mekanisme memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan perwakilan rakyat melalui wakil-wakil rakyat yang dipilih atau melalui partai-partai yang memenangkan kursi sehingga integrasi masyarakat tetap terjamin.

(47)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilu dilaksanakan sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih para wakil rakyat baik di pusat maupun daerah.

2.1.3.2 Legislatif

Negara Indonesia sebagai negara demokrasi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat menjadikan badan legislatif sebagai badan yang berhak menyelenggarakan kedaulatan rakyat dengan jalan menentukan kebijakan umum dan undang-undang. Legislatif adalah lembaga di pemerintahan dengan kuasa untuk membuat peraturan perundang-undangan. Badan legislatif dikenal juga sebagai badan perwakilan rakyat. Hal ini karena hakekat fungsi dari lembaga legislatif adalah menampung semua aspirasi dan keinginan rakyat untuk kemajuan bangsa dan negara baik pusat maupun di daerah provinsi dan kabupaten atau kota. Lembaga-lembaga legislatif di Indonesia meliputi Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Menurut Budiardjo (2008: 322) fungsi badan legislatif yaitu: 1. Menentukan kebijakan (policy) dan membuat

undang-undang. Untuk itu badan legislatif diberi hak inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah, dan terutama di bidang budget atau anggaran.

(48)

oversight). Untuk menyelenggarakan tugas ini, badan perwakilan rakyat diberi hak-hak kontrol khusus. Sedangkan fungsi badan legislatif menurut Surbakti (1999: 176) dapat dirumuskan secara umum sebagai berikut:

1. Membuat undang-undang bersamasama dengan pihak eksekutif.

2. Menyusun anggaran penerimaan dan belanja negara. 3. Mengawasi pelaksanaan undang-undang dan

penerimaan dan penggunaan anggaran negara.

4. Memilih, menyetujui atau mengusulkan seorang atau lebih pejabat negara seperti yang dikehendaki oleh konstitusi atau undang-undang.

Berdasarkan penjelasan fungsi legislatif dari tokoh-tokoh di atas, secara umum fungsi pokok legislatif adalah:

1. Fungsi legislasi yaitu wewenang untuk menentukan kebijakan dan membuat undang-undang.

2. Fungsi kontrol atau pengawasan yaitu menjaga tindakan badan eksekutif sesuai dengan kebijakan perundang-undangan yang telah ditetapkan.

3. Fungsi anggaran yaitu badan legislatif bersama badan eksekutif dalam menyusun dan mengesahkan anggaran negara.

Badan Legislatif dalam menjalankan fungsinya juga didukung dengan hak-hak, yaitu:

(49)

2. Hak angket adalah hak badan legislatif untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu yang diambil badan eksekutif yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

3. Hak menyatakan pendapat adalah hak badan legislatif untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan badan eksekutif mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

Berdasarkan penjelasan tentang pemilu dan legislatif di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemilu legislatif adalah suatu pemilihan umum yang dilaksanakan untuk memilih calon wakil rakyat untuk menduduki atau memiliki kekuasaan di lembaga legislatif baik tingkat pusat maupun daerah yang menampung semua aspirasi dan keinginan rakyat untuk kemajuan bangsa dan negara baik pusat maupun di daerah provinsi dan kabupaten atau kota.

2.1.4 DPRD

2.1.4.1 Pengertian DPRD

(50)

daerah. Adanya DPRD adalah bentuk dari desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dengan pemberian otonomi kepada daerah, dimaksudkan untuk adanya pendemokrasian di daerah. Menurut Syafiie (2011: 57) “Desentralisasi adalah penyerahan

urusan pemerintah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurus urusan rumah tangga pemerintah daerah tersebut”.

Selanjutnya, di dalam Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 dijelaskan

bahwa untuk mengembangkan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, perlu mewujudkan lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai penyelenggara pemerintahan daerah bersama-sama dengan pemerintah daerah yang mampu mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Berdasarkan uraian di atas, DPRD dapat dikatakan sebagai wakil rakyat di daerah yang lebih memperhatikan aspirasi rakyat untuk kemajuan daerah provinsi, dan kabupaten atau kota. Anggota DPRD merupakan anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum. Jumlah anggota DPRD adalah sebagai berikut:

a. Untuk DPRD provinsi, berjumlah antara 35-100 orang. b. Untuk DPRD kabupaten/kota, berjumlah antara 20-50

(51)

Keanggotaan DPRD provinsi diresmikan dengan keputusan menteri dalam negeri sedangkan untuk DPRD kabupaten/kota diresmikan dengan keputusan gubernur. Masa jabatan anggota DPRD adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPRD yang baru mengucapkan sumpah/janji.

2.1.4.2 Tugas dan Wewenang DPRD Tugas dan wewenang DPRD adalah :

1) Membentuk peraturan daerah bersama kepala daerah.

2) Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang diajukan oleh kepala daerah.

3) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD.

4) Mengusulkan:

a) Untuk DPRD provinsi, pengangkatan/pemberhentian gubernur/wakil gubernur kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan/pemberhentian.

b) Untuk DPRD kabupaten, pengangkatan/pemberhentian bupati/wakil bupati kepada Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri.

(52)

5) Memilih wakil kepala daerah (wakil gubernur/wakil bupati/wakil wali kota) dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah.

6) Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah. 7) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama

internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah. 8) Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala

daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

9) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

10) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

11) Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.1.5 DPRD Kabupaten Pringsewu

(53)

a. Legislasi yaitu wewenang untuk menentukan kebijakan dan membuat peraturan daerah bersama kepala daerah.

b. Anggaran yaitu membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai APBD yang diajukan oleh kepala daerah.

c. Pengawasan yaitu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah mengenai APBD yang diajukan oleh kepala daerah.

DPRD dalam menjalankan fungsinya juga didukung dengan hak:

a. Interpelasi adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan yang berdampak bagi masyarakat.

b. Hak angket adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu yang diambil pemerintah daerah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

c. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah daerah mengenai kejadian yang luar biasa yang terjadi di daerah.

Selain hak-hak di atas, DPRD Kabupaten Pringsewu juga mempunyai hak :

(54)

b. Mengajukan pertanyaan yaitu setiap anggota DPRD berhak mengajukan pertanyaan kepada kepala daerah berkaitan dengan fungsi, tugas, dan wewenang DPRD baik secara lisan maupun tertulis.

c. Menyampaikan usul dan pendapat yaitu setiap anggota DPRD dalam rapat DPRD berhak mengajukan usul dan pendapat kepada pemerintah daerah maupun pimpinan DPRD.

d. Memilih dan dipilih yaitu setiap anggota DPRD berhak memilih dan dipilih menjadi anggota atau pimpinan dari alat kelengkapan DPRD sesuai ketentuan perundang-undangan.

e. Membela diri yaitu setiap anggota DPRD berhak membela diri terhadap dugaan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan, kode etik, dan peraturan tata tertib DPRD.

f. Imunitas yaitu setiap anggota DPRD tidak dapat dituntut dimuka pengadilan karena pernyataan, pertanyaan dan/atau pendapat yang dikemukakan secara lisan maupun tulisan dalam rapat DPRD maupun diluar rapat DPRD yang berkaitan dengan fungsi, tugas, dan wewenang DPRD.

g. Mengikuti orientasi dan pendalaman tugas yaitu setiap anggota DPRD berhak untuk mengikuti orientasi pelaksanaan tugas sebagai anggota DPRD pada permulaan masa jabatannya dan mengikuti pendalaman tugas pada masa jabatannya.

(55)

1) Acara resmi pemerintah yang diselenggarakan di daerah 2) Acara resmi pemerintah yang menghadirkan pejabat

pemerintah.

3) Acara resmi pemerintah yang dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah.

i. Keuangan dan administratif yaitu mendukung kelancaran tugas, fungsi, dan wewenang DPRD, DPRD dapat mengajukan dan menyusun anggaran belanja DPRD dan memberikan saran terhadap anggaran belanja sekretariat DPRD.

Alat kelengkapan DPRD Kabuaten Pringsewu meliputi: a. Pimpinan.

b. Badan Musyawarah. c. Komisi, yang meliputi:

1. Komisi A bidang pemerintahan, kesehatan, capil, pemberdayaan perempuan.

2. Komisi B bidang perekonomian, pendidikan, kebudayaan dan olahraga, dan keuangan.

3. Komisi C bidang pembangunan, ilmu dan teknologi, ketenagakerjaan dan transmigrasi.

d. Badan legislasi daerah. e. Badan kehormatan. f. Badan anggaran.

(56)

2.1.6 Program Calon Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu

Calon-calon anggota DPRD yang telah ditetapkan oleh KPU daerah tentunya mempunyai visi, misi, dan program kerja yang dijanjikan kepada masyarakat guna memperoleh dukungan. Melalui kampanye mereka mengenalkan program kerja yang dicanangkan. Pengertian program sendiri menurut Charles O. Jones, adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

a. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.

b. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

c. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.

Selanjutnya Sumardi dalam Afriza (2010: 14) “Program didefinisikan sebagai usaha-usaha jangka panjang yang mempunyai tujuan meningkatkan kemampuan pembangunan pada suatu sektor tertentu untuk mencapai beberapa proyek”.

(57)

mengenalkan program baru maupun program lama yang akan dilanjutkan di masa jabatannya jika terpilih sebagai anggota DPRD.

Sebagai calon anggota DPRD Kabupaten tentunya masing-masing calon menjanjikan atau mencanangkan program-program yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat. Program-program para calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu secara garis besar hampir sama, yaitu seputar kesehatan, pendidikan, pertanian, dan pembangunan dikarenakan pada empat sektor tersebut yang dianggap dapat berdampak langsung terhadap masyarakat dan penting untuk dilaksanakan. Pada sektor kesehatan lebih menekankan pada pemerataan kesehatan melalui jaminan kesehatan masyarakat miskin dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan tujuan pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan optimal.

Program kesehatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin. Kegiatan jaminan kesehatan ini meliputi:

a. Pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya. b. Pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit.

c. Pelayanan kesehatan ditingkat rawat jalan/rawat inap pada Rumah Sakit Daerah.

(58)

f. Jaminan persalinan (Jampersal).

Program kesehatan di atas kemudian ditunjang dengan dengan program profesional pelaksana pelayanan kesehatan yang meliputi tenaga medis, paramedis keperawatan, paramedis non keperawatan dan non medis (administrasi). Profesionalitas tenaga kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan ditunjukkan dengan kompetensi dan taat prosedur, dikarenakan saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan di bawah standar. Keterbatasan ketenagaan yang terjadi karena kurangnya tenaga yang sesuai kompetensi atau tidak terdistribusi secara merata melahirkan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan tidak sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan motif ekonomi sering menjadikan standar pelayanan belum dikerjakan secara maksimal. Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut karena ketidaktahuan dan keterpaksaan.

(59)

pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan; mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya di perdesaan, meningkatkan pendapatan nasional, serta menjaga kelestarian lingkungan.

Selanjutnya pada sektor pembangunan meliputi:

a. Melanjutkan dan mengawal tahapan proses percepatan pemekaran Kabupaten Pringsewu.

b. Memetakan tata ruang wilayah untuk persiapan pembentukan pemerintahan baru.

c. Melakukan percepatan pembangunan jalur jalan pedesaan. d. Melakukan percepatan pembangunan jalur lintas koneksitas

antarkecamatan sebagai akses transportasi, dan ekonomi masyarakat.

2.1.7 Partai Politik

2.1.7.1 Pengertian dan Tujuan Partai Politik

UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik yang berbunyi, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

(60)

Salton dalam Busroh (2008: 155) merumuskan “Partai politik sebagai suatu golongan rakyat yang tersusun yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan penggunaan kekuasaan hak memberikan suara bertujuan untuk mengawasi pemerintah dan melaksanakan politik untuk mereka”.

Selanjutnya diungkapkan Sigmund Neumann dalam Busroh (2008: 155)

Partai politik sebagai organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian pemerinah dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa partai politik adalah kumpulan anggota masyarakat yang membentuk suatu kelompok terorganisir yang berdasarkan kesamaan kehendak dan cita-cita dengan tujuan untuk memperoleh dukungan rakyat guna merebut kekuasaan negara.

Tujuan partai politik menurut UU No. 2 Tahun 2008, memiliki 7 unsur yakni :

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(61)

4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

5. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan

6. Memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan

7. Membangun etika dan budaya politik dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

2.1.7.2 Fungsi Partai Politik

Menurut Surbakti (1999: 116) fungsi utama partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Dalam sistem politik demokrasi, cara yang digunakan oleh suatu partai politik untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan ialah dengan ikut serta dalam pemilihan umum. Selanjutnya lebih umum fungsi umum partai politik adalah sebagai berikut :

a. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik

Komunikasi politik adalah proses penyampaian informasi politik dari pemerintah kepada masayarakat dan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Partai politik disini berfungsi untuk menyerap, menghimpun (mengolah, dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapakan suatu kebijakan.

(62)

Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik mengenai suatu fenomena politik yang sedang dialami suatu negara. Proses ini disampaikan melalui pendidikan politik. Sosialisai yang dilakukan oleh Partai politik kepada masyarakat berupa pengenalan program-program dari partai tersebut. Dengan demikian, diharapkan pada masyarakat dapat memilih Partai politik tersebut pada pemilihan umum.

c. Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik

Rekrutmen politik adalah proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk melaksanakan sejumlah peran dalam istem politik ataupun pemerintahan. Atau dapat dikatakan proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk menduduki suatu jabatan ataupun beberapa jabatan politik ataupun mewakili partai politik itu dalam suatu bidang. Rekrutmen politik gunanya untuk mencari otang yang berbakat ataupun berkompeten untuk aktif dalam kegiatan politik

d. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik

(63)

cara dialog, menampung dan selanjutnya membawa permasalahan tersebut kepada badan perwakilan rakyat (DPR/DPRD/Camat) untuk mendapatkan keputusan politik mengenai permasalahan yang terjadi.

2.2 Kerangka Pikir

(64)

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk memperjelas gambaran dalam penelitian ini, penulis menggambarkannya dalam diagram kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Variabel X

Sikap Masyarakat a. Kognitif b. Afektif c. Konatif

Variabel Y

Program-program calon anggota DPRD

Kabupaten Pringsewu dalam pemilu 2014

(65)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2013: 234) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.

(66)

3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu upaya persiapan yang sifatnya sistematis yang meliputi perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan di lapangan, hal ini dimaksudkan agar penelitian yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, adapun langkah-langkah penelitian yang peneliti lakukan secara garis besar dapat di deskripsikan sebagai berikut :

3.2.1 Persiapan Pengajuan Judul

Langkah awal yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah menunjukkan judul kepada Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang terdiri dari dua alternatif judul, selanjutnya tanggal 08 Januari 2014 salah satu judul yang diajukan disetujui oleh Dosen Pembimbing Akademik. Langkah selanjutnya judul diajukan kepada Ketua Program Studi PPKn jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung dan mendapat persetujuan pada 09 Januari 2014, sekaligus menetapkan pembimbing utama dan pembimbing pembantu yang akan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

3.2.2 Penelitian Pendahuluan

(67)

Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Penelitian dilakukan dengan cara observasi dan pengamatan secara langsung serta melalui data dokumentasi lingkungan. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui lokasi, keadaan tempat penelitian, memperoleh data dan gambaran secara umum tentang hal-hal yang diteliti dalam rangka penyusunan proposal penelitian ini mengenai sikap masyarakat terhadap program-program calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu dalam pemilu 2014, kemudian ditunjang dengan arahan dari dosen pembimbing.

3.2.3 Pengajuan Rencana Penelitian

(68)

3.3 Pelaksanaan Penelitian 3.3.1 Persiapan Administrasi

Membawa surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Nomor 2236/UN26/3/PL/2014 yang ditunjukkan kepada Lurah Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

3.3.2 Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah angket yang akan ditunjukkan kepada responden (masyarakat) yang berjumlah 99 responden dengan jumlah pertanyaan 22 butir soal dengan 3 alternatif jawaban. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam proses penyusunan angket tersebut antara lain :

1. Membuat kisi-kisi angket tentang sikap masyarakat terhadap program-program calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu dalam pemilu 2014.

2. Membuat item-item pertanyaan angket tentang sikap masyarakat terhadap program-program calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu dalam pemilu 2014.

3. Melakukan konsultasi angket yang akan digunakan untuk meneliti kepada pembimbing I dan pembimbing II guna mendapatkan persetujuan.

(69)

coba kepada 10 (sepuluh) orang responden di luar sampel yang sebenarnya.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh masyarakat kelurahan Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu yang memiliki hak pilih atau terdaftar sebagai DPT.

Adapun lebih jelasnya populasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan Pringsewu Selatan

No Nama Lingkungan

DPT

Total DPT

L P

1 Lingkungan 1 568 633 1201

2 Lingkungan 2 1067 1019 2086

3 Lingkungan 3 941 907 1848

4 Lingkungan 4 838 826 1664

5 Lingkungan 5 1156 1104 2260

Total 4.570 4.489 9.059

(70)

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel penelitian ini adalah presisi yakni rata-rata sampel dari rumus T.Yamane yang dikutip oleh Burhan Bungin (2008: 105), rumus yang digunakan :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi d = Nilai Presisi (0,1) 1 = Nilai Konstanta

Dengan Rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah :

Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapatkan angka sebesar 98,90 dibulatkan menjadi 99 total sampel yang diambil dalam penelitian yang merupakan warga masyarakat Kelurahan Pringsewu Selatan yang tercatat sebagai DPT.

(71)

Kemudian untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang akan menjadi bahan penelitian. Alokasi yang proporsional jumlah pembagian 99 masyarakat Kelurahan Pringsewu Selatan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

ni : Banyaknya sampel yang dibutuhkan setiap kelompok n : Jumlah sampel yang mewakili populasi

Ni : Banyaknya sub populasi tiap kelompok N : Jumlah keseluruhan populasi

a. Lingkungan 1

ni

=

ni =

ni = 13,2

Dari rumus diperoleh 13,2 yang dibulatkan menjadi 13 responden. b. Lingkungan 2

ni

=

ni =

ni = 23,02

Dari rumus diperoleh 23,02 yang dibulatkan menjadi 23 responden.

(72)

c. Lingkungan 3

ni

=

ni =

ni = 20,3

Dari rumus diperoleh 20,3 yang dibulatkan menjadi 20 responden. d. Lingkungan 4

ni

=

ni =

ni = 18,3

Dari rumus diperoleh 18,3 yang dibulatkan menjadi 18 responden. e. Lingkungan 5

ni

=

ni =

ni = 24,9

Dari rumus diperoleh 24,9 yang dibulatkan menjadi 25 responden.

Gambar

Tabel 1.1.1  Daftar Calon Legislatif DPRD Kabupaten Pringsewu
Tabel 1.1.2 Tabel Pembagian Daerah Pemilihan Calon Legislatif DPRD               Pringsewu Tahun 2014
Tabel 1.1.3 Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan Pringsewu Selatan
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
+4

Referensi

Dokumen terkait

DALAM PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014 PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK.. KABUPATEN

2007.Bentuk Komunikasi Politik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Konstituen di Daerah Pemilihannya Studi Deskriptif Kegiatan Masa Reses I dan II Tahun 2005 Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Aceh yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum 14 .Yang dimaksud dalam

calon anggota KPU yang baru dan diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.. untuk dilakukan pemilihan

Jumlah calon untuk seluruh daerah pemilihan sebanyak = 25 ( dua puluh lima ) orang... KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BARITO SELATAN

Adapun pengukuran dari pelaksanaan rekrutmen politik dalam pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tanjungpinang oleh Dewan pimpinan daerah Partai

Untuk mewujudkan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis di Indonesia diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu). Penyelenggaraan Pemilu yang