• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN STUDI KEKUATAN KOLOM BETON MENGGUNAKAN BAJA PROFIL SIKU SEBAGAI PENGGANTI BAJA TULANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIMPULAN DAN SARAN STUDI KEKUATAN KOLOM BETON MENGGUNAKAN BAJA PROFIL SIKU SEBAGAI PENGGANTI BAJA TULANGAN."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

117

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pengujian kuat tekan aksial secara eksentris pada kolom beton dengan baja profil siku sebagai tulangan, dimana pengujian yang dilakukan dengan variasi jarak eksentrisitas 45 mm, 55 mm, 75 mm, dan 90 mm dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Beban maksimum hasil dari pengujian kolom terhadap kuat tekan aksial yang dapat ditahan memiliki nilai lebih besar dari kuat tekan aksial hasil analisis teoritis awal perhitungan kolom beton dengan tulangan baja profil siku dan kolom beton dengan tulangan ø 10 mm;

(2)

118

3. Beban maksimum hasil pengujian kolom beton dengan tulangan baja profil siku yang jarak eksentrisitasnya 75mm mengalami peningkatan beban paling maksimum dari kolom yang lainnya sebesar 15059 kg, dibandingkan hasil analisa teoritis kolom beton tulangan ø 10mm sebesar 11246.29 kg atau meningkat sebesar 33,90%. Sedangkan kolom dengan eksentrisitas 45mm beban maksimumnya 21397 kg dibandingkan beban maksimum 18904.90 kg meningkat sebesar 13,18%, kolom dengan eksentrisitas 55mm beban maksimumnya 19062 kg dibandingkan beban maksimum 16223.98 kg meningkat sebesar 17,49%, kolom dengan eksentrisitas 90mm beban maksimumnya 10722 kg dibandingkan beban maksimum 8507.79 kg meningkat sebesar 26,03%;

4. Defleksi maksimum paling besar dari hasil pengujian kolom beton dengan tulangan baja profil siku yang mempunyai jarak eksentrisitasnya 75mm yaitu sebesar 11 mm, sedangkan pada jarak eksentrisitas 45mm, 55mm dan 90mm defleksi maksimum berturut-turut sebesar 6,79 mm; 10,24 mm dan 10,28 mm;

(3)

119

luluhnya material dengan hancurnya selimut beton kemudian lebih lanjut barulah tulangan terjadi tekuk lokal.

6. Dengan melihat hasil pengujian yang telah dilakukan baja profil siku dapat digunakan sebagai pengganti baja tulangan. Karena beban maksimum yang didapat oleh kolom dengan tulangan baja profil siku melalui pengujian menghasilkan beban lebih besar dari beban analisa teoritis kolom baja siku serta dari analisa teoritis kolom tulangan ø 10 mm untuk semua kolom eksentris 45 mm, 55 mm, 75 mm dan 90 mm.

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memperhitungkan lekatan

antara permukaan baja profil siku dengan beton.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi ukuran profil siku dan jumlah profil siku yang digunakan sebagai tulangan.

3. Pembuatan dan perangkaian benda uji perlu lebih diperhatikan termasuk keseragaman dari mutu, bentuk dan ukuran setiap benda uji.

4. Pemasangan kolom yang akan diuji pada alat penguji lebih diperhatikan ketepatannya.

(4)

120

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, Joseph E., 1985, Disain Baja Konstruksi (Structural Steel Design), Penerjemah Pantur Silaban, Ph. D., Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dipohusodo Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Ferguson, Phil M., 1991, Alih Bahasa Susanto, Budianto dan Setianto, Kris.,

Dasar-Dasa r Beton Bertulang Versi SI Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Johnston, B.G., Jen Lin, F., dan Galambos, T.V., 1980, Perencanaan Baja Dasar, Penerjemah Purwanro, J., PenerbitYustadi.

McCormac, Jack C., 2004, Alih Bahasa Sumargo, Desain Beton Bertulang Edisi Kelima Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mulyono, Tri., 2004, Teknologi Beton, penerbit Andi, Yogyakarta.

Nawy, Edward G., 1990, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasa r, Penerjemah Suryoatmojo, B., Penerbit Eresco, Bandung.

Spiegel, L., dan Limbrunner, G., 1991, Desain Baja Struktural Terapan, Penerjemah Suryoatmojo, B., Penerbit Eresco, Bandung.

Tall, Lambert, 1974, Structural Steel Design, The Ronald Press Company, New York.

(5)

121

DATA PENGUKURAN KUAT TARIK BAJA

PLAT PROFIL SIKU

p = 15,62 mm l = 2,2 mm2 A = 34,364 mm P0 = 104,5 mm

Beban (kgf) Beban (N) Tegangan

(MPa) ∆P.10

-2

Ε

0 0.0000 0.0000 0 0.00000000

100 980.6710 28.5377 3 0.00028708

200 1961.3420 57.0755 5 0.00047847

300 2942.0130 85.6132 6 0.00057416

400 3922.6840 114.1510 8 0.00076555

500 4903.3550 142.6887 10 0.00095694

600 5884.0260 171.2265 12 0.00114833

700 6864.6970 199.7642 14 0.00133971

800 7845.3680 228.3019 16 0.00153110

900 8826.0390 256.8397 17 0.00162679

1000 9806.7100 285.3774 19 0.00181818

1110 10885.4481 316.7689 30.5 0.00291866

1270 12454.5217 362.4293 42.5 0.00406699

Beban Maksimum = 1325 kgf Tegangan leleh ( fy) = 285,3774 MPa Tegangan maksimum ( fy) = 378,1251 MPa Modulus Elastisitas (Es) = 156957,5864MPa

Lampiran A 105

(6)

122

DATA PENGUKURAN KUAT TEKAN BETON

Po = 201,25 mm

A = 17907,8635 mm2

Kuat tekan maksimum = 450 KN Tegangan maksimum = 25,1286 MPa

fp = 10,0515 MPa

εp = 0,00044618

Modulus elastisitas = 22528 MPa Beban

(7)

123

0.0000000 0.0001000 0.0002000 0.0003000 0.0004000 0.0005000

Regangan

(8)

124

DATA PENGUKURAN KUAT TEKAN BETON

Po = 201,25 mm

A = 17836,77714 mm2

Kuat tekan maksimum = 510 KN Tegangan maksimum = 28,5926 MPa

fp = 11,4370 MPa

(9)

125

12500 122583.875 45 0.225 6.8725 0.0011180

13000 127487.230 50 0.25 7.1474 0.0012422

13500 132390.585 95 0.475 7.4223 0.0023602

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 7.0000 8.0000

0.0000000 0.0005000 0.0010000 0.0015000 0.0020000 0.0025000

Regangan

T

ega

n

ga

n

, f

(M

P

a)

Beton

Lampiran B 109

(10)

126

DATA PENGUKURAN KUAT TEKAN BETON

Po = 201 mm

A = 17915,7628 mm2

Kuat tekan maksimum = 560 KN Tegangan maksimum = 31,2574 MPa

fp = 12,503 MPa

(11)

127

13000 127487.230 34 0.17 7.1159 0.0008458

13500 132390.585 36 0.18 7.3896 0.0008955

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 7.0000 8.0000

0.0000000 0.0002000 0.0004000 0.0006000 0.0008000 0.0010000

Regangan

T

ega

n

ga

n

, f

(M

P

a)

Beton

Lampiran B 111

(12)

128

PERHITUNGAN TITIK BERAT BAJA PROFIL SIKU

(13)

129

PEMERIKSAAN KADAR AIR PASIR

1. Bahan : Pasir

Kadar air rerata 0,1795

Yogyakarta, ... Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Laboratorium Transportasi

Jln. Babarsari 44,Yogyakarta 55281 .Kotak Pos- 1086  (0274) 565411 PSW. 1053/1054, Fax. (62-274) 562258

Lampiran D 113

(14)

130

PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR

Bahan : Pasir

Asal dari : Sungai Progo

Keadaan : Lapangan

Diperiksa tgl. : 31/3/2010

No. Pemeriksaan Berat

A Berat Contoh Jenuh Kering Permukaan (SSD) – (500) 500

BJ Jenuh Kering Permukaan (SSD) =

) Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Laboratorium Transportasi

Jln. Babarsari 44,Yogyakarta 55281 .Kotak Pos - 1086  (0274) 565411 PSW. 1053/1054, Fax. (62-274) 562258

Lampiran E 114

(15)

131

PEMERIKSAAN GRADASI PASIR

Bahan : Pasir Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Laboratorium Transportasi

Jln. Babarsari 44,Yogyakarta 55281 .Kotak Pos - 1086  (0274) 565411 PSW. 1053/1054, Fax. (62-274) 562258

Lampiran F 115

(16)

132

PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR

1. Bahan : a. Pasir kering tungku asal : Sungai Progo dengan berat 100 gram

Kandungan lumpur = 100.% 100

100

x beratpasir

0,75 %

Kesimpulan : Kandungan lumpur dalam pasir 0,75 % kurang atau lebih kecil dari syarat yang

ditentukan yaitu 5% maka dapat digunakan untuk campuran beton tanpa dicuci

terlebih dahulu.

Yogyakarta, ...

Mengetahui,

( Ir. Haryanto Yoso Wigroho, MT. )

Kepala Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan

Pemeriksa :

Noor Suwanto

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

(17)

133

PEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIK DALAM PASIR SEBELUM DICUCI

4. Hasil didiamkan selama 24 jam, warna larutan diatas pasir sesuai dengan warna

Gardner Standard Color no. 5 / 8 / ( 11 ) / 14 / 16

Kesimpulan : Pasir perlu dicuci dahulu karena kandungan zat organiknya banyak.

Yogyakarta, ...

Kepala Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

(18)

134

PEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIK DALAM PASIR SETELAH DICUCI

5. Hasil didiamkan selama 24 jam, warna larutan diatas pasir sesuai dengan warna

Gardner Standard Color no. ( 5) / 8 / 11 / 14 / 16

Kesimpulan : Setelah dicuci, zat organik di dalam pasir sedikit sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembuat beton

Yogyakarta, ...

Kepala Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

(19)

135

PEMERIKSAAN KADAR AIR KERIKIL

1. Bahan : Kerikil

Kadar air rerata 0,464

Yogyakarta, ...

Pemeriksa :

Noor Suwanto

Mengetahui,

( Ir. JF.Soandrijanie Linggo, MT. )

Kepala Laboratorium Transportasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Laboratorium Transportasi

Jln. Babarsari 44,Yogyakarta 55281 .Kotak Pos - 1086  (0274) 565411 PSW. 1053/1054, Fax. (62-274) 562258

Lampiran J 119

(20)

136

PEMERIKSAAN BERAT JENIS KRICAK/KRIKIL

Bahan : Krikil

Asal dari : Merapi

Keadaan : Lapangan

Diperiksa tgl. : 25/3/2010

Krikil ukuran 1/2” yang telah dicuci

Berat krikil : 1000 gram masuk oven tanggal 26/3/2010

Keluar oven tgl. : 27/3/2010

Berat kering oven (A) : 990 gram

Masuk air 24 jam tgl : 25/3/2010

Keluar air tgl : 26/3/2010 permukaan dibersihkan (kering)

Berat SSD (B) : 1003,75 gram dimasukkan dalam keranjang kawat

( Ir. JF.Soandrijanie Linggo, MT. )

Kepala Laboratorium Transportasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Laboratorium Transportasi

Jln. Babarsari 44,Yogyakarta 55281 .Kotak Pos - 1086  (0274) 565411 PSW. 1053/1054, Fax. (62-274) 562258

Lampiran K 120

(21)

137

PEMERIKSAAN GRADASI KERIKIL

Bahan : Krikil

Asal dari : Merapi

Untuk : Pemeriksaan Modulus Halus Butir

Keadaan : Kering Tungku Suhu 105-110 oC Jumlah : ± 1500 gram.

( Ir. JF.Soandrijanie Linggo, MT. )

Kepala Laboratorium Transportasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Laboratorium Transportasi

Jln. Babarsari 44,Yogyakarta 55281 .Kotak Pos - 1086  (0274) 565411 PSW. 1053/1054, Fax. (62-274) 562258

Lampiran L 121

(22)

138

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT KASAR

DENGAN MESIN LOS ANGELES

1. Bahan : Krikil

2. Asal : Merapi

Gradasi Saringan Berat Saringan

Masing-Masing Agregat

Lolos Tertahan

¾ ½ 2500 gram

½ 3/8 2500 gram

Berat sebelum (A) 5000 gram

Berat Sesudah Diayak Saringan No. 12 (B) 3903,525 gram

Ukuran Saringan Berat Agregat

Lolos Tertahan A B C D

Kesimpulan : Menurut AASHTO 21,9295 % < 50%, memenuhi syarat yang ditentukan.

Yogyakarta, ...

Pemeriksa :

Noor Suwanto

Mengetahui,

( Ir. JF.Soandrijanie Linggo, MT. )

Kepala Laboratorium Transportasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Laboratorium Transportasi

Jln. Babarsari 44,Yogyakarta 55281 .Kotak Pos - 1086  (0274) 565411 PSW. 1053/1054, Fax. (62-274) 562258

Lampiran M 122

(23)

139

PERENCANAAN ADUKAN UNTUK BETON NORMAL (SNI T-15-1990-03)

A. Data Bahan

1. Bahan agregat halus (pasir) : Sungai Progo, Yogyakarta 2. Bahan agregat kasar (kerikil) : Merapi, Sleman, Yogyakarta 3. Jenis Semen : Gresik Tipe I

4. Faktor Air Semen : 0,48

B. Data Specific Gravity

1. Specific gravity agregat halus (pasir) : 2,7583 kg/m3 2. Specific gravity agregat kasar (kerikil) : 2,7482 kg/m3 3. Absorption agregat halus (pasir) : 1,2966 % 4. Absorption agregat kasar (kerikil) : 1,3889 %

C. Hitungan

1. Kuat tekan beton yang diisyaratkan (f’c) pada umur 28 hari. f’c = 20 MPa. 2. Menentukan nilai deviasi standar berdasarkan tingkat mutu pengendalian

pelaksanaan pencampuran.

3. Nilai margin ditentukan sebesar 12 MPa

4. Menetapkan kuat tekan beton rata-rata yang direncanakan. f’cr =f’c + m = 20 + 12 = 32 MPa

Lampiran N 123

(24)

140

5. Menentukan jenis semen Jenis semen kelas I (PC) 6. Menetapkan jenis agregat

Agregat halus : pasir alam

Agregat kasar : alam/buatan (alat pemecah batu)

7. Menetapkan faktor air semen, berdasarkan jenis semen yang dipakai, dan kuat tekan rata-rata silinder beton yang direncanakan pada umur tertentu. Direncanakan sebesar 0,48.

8. Menetapkan faktor air semen maksimum.

Tabel 3 SK SNI T-15-1990-03, untuk beton dalam ruangan bangunan sekeliling non korosif, beton di luar ruangan bangunan terlindung dari hujan dan terik matahari langsung. Fas maksimum 0,6.

Bandingkan dengan no. 7, dipakai yang terkecil. Jadi digunakan fas 0,48. 9. Menetapkan nilai “slump”.

Jenis konstruksi kolom digunakan nilai slump dengan nilai maksimum 150 mm minimal 75 mm.

10.Menetapkan besar butir agregat maksimum diambil nilai terkecil dari : - 1/3 tebal beton (120) = 1/3 x 120 = 40 mm.

- 3/4jarak bersih antar baja tulangan (46) = 3/4 x 46 = 34,5 mm.

- 1/5jarak terkecil bidang bekesting = 1/5 x 120 = 24 mm

Besar butiran maksimum ditetapkan/diambil 20 mm. 11.Menetapkan jumlah air yang diperlukan tiap m3 beton.

(Tabel 6 SK SNI T-15-1990-03)

Lampiran N 124

(25)

141

- ukuran butiran maksimum 20 mm - nilai “slump” 75 mm – 150 mm A = (0,67 x Ah) + (0,33 x Ak)

= (0,63 x 195) + (0,37 x 225) = 204,9 ltr = 204,9 kg. Dengan :

Ah = jumlah air yang diperlukan jenis agregat halusnya. Ak = jumlah air yang diperlukan jenis agregat kasarnya. 12.Menghitung berat semen yang diperlukan :

- per m3 beton : (A / fas) = (204,9/0,48) = 426,875 kg 13.Keperluan semen minimum :

( Tabel 3 SK SNI T-15-1990-03), beton dalam ruang bangunan, keadaan keliling non korosif , fas 0,48, jumlah semen minimum 275 kg/m3 beton. 14.Jumlah semen yang dipakai 426,875 kg.

15.Penyesuaian jumlah air atau fas (tetap 0,48). 16.Penentuan daerah gradasi agregat halus

(Grafik 3 – 6 SK SNI T-15-1990-03). 17.Perbandingan agregat halus dan kasar.

(Grafik 10 – 12 SK SNI T-15-1990-03) - ukuran maksimum 20mm

- nilai “slump” 75 mm – 150 mm - fas 0,48

- jenis gradasi pasir no. 2  Grafik 10 – 12 SK SNI T-15-1990-03 Diambil proporsi pasir = 35 %

Lampiran N 125

(26)

142

18.Berat jenis agregat campuran :

= (P/100) x Bj agregat halus + (K/100) x Bj agregat kasar = (35/100) x 2,7583 + (65/100) x 2,7414

= 2,7473 kg/m3

P = % agregat halus terhadap agregat campuran K = % agregat kasar terhadap agregat campuran 19.Berat jenis beton

Grafik 13 SK SNI T-15-1990-03, terlihat :

Bj campuran (langkah 18)  2,7473 kg/m3 dibuat karena terdekat - Keperluan air yaitu 204,9 kg (langkah 11)  ditarik garis vertikal ke

atas sampai dengan kurva, ditarik garis ke kiri didapat 2445 kg/m3. 20.Keperluan agregat campuran

= berat beton tiap m3– Keperluan air dan semen = 2445 – (204,9 + 426,875) = 1813,225 kg/m3 21.Menghitung berat agregat halus

Berat agregat halus = % berat agregat halus x keperluan agregat campuran

= 35 % x 1813,225 = 634,6288 kg/m3 22.Menghitung berat agregat kasar

= hasil langkah 20 – hasil langkah 21 = 1813,225 – 634,6288 = 1178,596 kg/m3

Lampiran N 126

(27)

143

Kebutuhan Bahan Susun Adukan Beton Normal :

Semen = 426,875 kg/m3

Pasir = 634,6288 kg/m3

Kerikil = 1178,596 kg/m3

Air = 204,9 liter/m³

Lampiran N 127

(28)

144

DATA PENGUJIAN KOLOM BETON DENGAN

EKSENTRISITAS

KOLOM EKS-45

SEBELUM DIKONVERSI SETELAH DIKONVERSI

Beban

(29)

145

(30)

146

KOLOM EKS-55

SEBELUM DIKONVERSI SETELAH DIKONVERSI

Beban

(31)

147

12056 512 471 388 12056 5.12 4.71 3.88

12390 517 484 399 12390 5.17 4.84 3.99

12723 565 497 411 12723 5.65 4.97 4.11

13057 574 509 422 13057 5.74 5.09 4.22

13391 587 522 436 13391 5.87 5.22 4.36

13724 597 537 449 13724 5.97 5.37 4.49

14058 603 555 466 14058 6.03 5.55 4.66

14391 614 572 484 14391 6.14 5.72 4.84

14725 658 591 500 14725 6.58 5.91 5

15059 680 613 521 15059 6.8 6.13 5.21

15392 693 633 540 15392 6.93 6.33 5.4

15726 702 654 559 15726 7.02 6.54 5.59

16059 708 678 590 16059 7.08 6.78 5.9

16393 774 704 614 16393 7.74 7.04 6.14

16727 790 728 638 16727 7.9 7.28 6.38

17060 801 805 666 17060 8.01 8.05 6.66

17394 869 834 719 17394 8.69 8.34 7.19

17727 897 905 748 17727 8.97 9.05 7.48

18061 908 955 788 18061 9.08 9.55 7.88

18395 978 973 829 18395 9.78 9.73 8.29

18728 1006 1008 878 18728 10.06 10.08 8.78

19062 1068 1024 939 19062 10.68 10.24 9.39

Lampiran O 131

(32)

148

KOLOM EKS-75

SEBELUM DIKONVERSI SETELAH DIKONVERSI

Beban

(33)

149

12056 759 785 708 12056 7.59 7.85 7.08

12390 777 816 736 12390 7.77 8.16 7.36

12723 780 822 742 12723 7.8 8.22 7.42

13057 783 835 755 13057 7.83 8.35 7.55

13391 791 856 775 13391 7.91 8.56 7.75

13724 853 888 799 13724 8.53 8.88 7.99

14058 873 915 823 14058 8.73 9.15 8.23

14391 889 952 858 14391 8.89 9.52 8.58

14725 971 1005 909 14725 9.71 10.05 9.09

15059 1069 1100 1003 15059 10.69 11 10.03

Lampiran O 133

(34)

150

KOLOM EKS-90

SEBELUM DIKONVERSI SETELAH DIKONVERSI

Beban

(35)

151

GRAFIK DEFLEKSI KOLOM EKS-45

0

GRAFIK DEFLEKSI KOLOM EKS-55

0

(36)

152

GRAFIK DEFLEKSI KOLOM EKS-75

0

GRAFIK DEFLEKSI KOLOM EKS-90

0

(37)

153

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Penempatan Rangkaian Baja Profil Siku Dalam Bekesting

Gambar 2. Setting Alat

Lampiran P 137

(38)

154

Gambar 3. Setelah Pengujian Kolom

Gambar 5. Pengecoran Benda Uji

Lampiran P 138

(39)

155

Gambar 7. Pengujian Kandungan Lumpur

Gambar 8. Pemeriksaan Berat Jenis Pasir

Lampiran P 139

(40)

156

Gambar 9. Pemeriksaan Berat Jenis Kerikil

Gambar 10. Pengujian Kuat Desak Beton

Lampiran P 140

(41)

157

Gambar 11. K1Tekan Eks-45mm

Gambar 12. K3Tekan Eks-55mm

Gambar 13. K5Tarik Eks-75mm

Gambar 14. K6Tarik Eks-90mm

Lampiran P 141

(42)

Gambar

Tabel 3 SK SNI T-15-1990-03, untuk beton dalam ruangan bangunan
Grafik 13 SK SNI T-15-1990-03, terlihat :
GRAFIK DEFLEKSI KOLOM EKS-55
GRAFIK DEFLEKSI KOLOM EKS-90
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya pemahaman aparatur pemerintah desa dalam proses penyusunan peraturan desa maka peraturan desa yang telah dibuat oleh kepala desa dan Badan

Mengetahui apakah terjadi pengaruh yang simultan dan signifikan antara rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktifitas, leverage, dan profitabilitas

Permasalahan yang diungkap dalam skripsi ini adalah tentang peningkatan hasil belajar siswa jika dalam pembelajaran menggunakan alat peraga motor starter tipe reduksi

Dari hasil analisis regresi antara variabel dependen tingkat pertumbuhan laba dengan variabel independen rasio-rasio keuangan diperoleh nilai R 2 sebesar 0,536 yang

Individu guru non Penjasorkes yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu obyek (kinerja guru Penjasorkes) maka ia akan memiliki penilaian yang positif atau baik,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar gula reduksi air leri hasil fermentasi dengan dosis ragi tempe yang berbeda dan untuk mengetahui uji

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Tingkat

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan