Nama : Rissa Fhirshalindicta Bayu Putri Tempat, tanggal Lahir : Bandung, 13 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun Tinggi, berat badan : 172 Cm, 48 Kg
Agama : Islam
Alamat : JL pajar Timur 4 A9 no 10 RT07 RW09 Kel. Cibeber kec. Cimsel kota cimahi Status : Belum Menikah
Telepon : 087877607419
Email : [email protected]
Formal
2001 – 2006 SDN Sudirman 2 Cimahi 2007 – 2009 SMPN 9 Cimahi
2010 – 2012 SMAN 2 Cimahi
2013 – 2016 Universitas Komputer Indonesia Bandung
Sarjana Ekonomi (Manajemen Keuangan ) – IPK Sementara 3.79 Non Formal
12 – Oktober – 2015 Seminar Edukasi Literasi Keuangan oleh PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia
10 Januari s.d 14 April 2014 Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu Angkatan XI Gelombang 1
Tahun Akademik 2015/2016 Ujian Hardwere Komputer oleh Divisi Hardwere Komputer UNIKOM
• Tahun 2016 – 2017 Anggota Reset Analysis Development Program Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (RADP ISEI)
• Agustus 2015 Magang di PT POS Indonesia KPC Padalarang selama 1 bulan Data Pribadi
Latarbelakang Pendidikan :
Pengalaman Organisasi
Pengalaman Kerja
• Kemampuan Komputer Office
1. Ms. Word 2. Ms. Excel 3. Ms. Power Point Grafis dan Video 1. Adobe Photoshop 2. Corel Draw Statistika 1. SPSS
Bandung, September 2016 Hormat saya,
The Effect Of Total Assets Turnover (TATO) And Earning Per Share (EPS) To Stock Returns On Sector Agriculture Listed Indonesia Stock Exchange Periode
2010 - 2014
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang S1 Program Studi Manajemen
Oleh:
RISSA FHIRSHALINDICTA BAYU PUTRI 21212168
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Total Assets Turnover (TATO)
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan kemampuan yang dimiliki. Rasio Aktivitas terdiri dari Total Asset Turnover (TATO) dan Inventory Turnover (ITO) (Van Horne & Wachowicz, 2007). Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover (TATO). Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisiensi seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. (Van Horne & Wachowicz, 2007)
Menurut Weston dan Brigham “Total Assets Turn Over adalah Rasio
aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang berupa asset. Total Assets Turnover sendiri adalah rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya”.(2010:139)
perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi efisien penggunaan aset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas maka perusahaan itu dinyatakan sangat baik. TATO dapat dihitung dengan membagi penjualan dengan total asset yang dimiliki perusahaan.
Menurut Sartono (2010) Total Asset Turnover menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk meningkatkan nilai penjualan dan meningkatkan laba. Rasio ini dapat diukur dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan total asset.
Total Assets Turnover atau perputaran total asset adalah mengukur perputaran dari seluruh aktiva perusahaan atau mengukur efektivitas penggunaan dari rata-rata total aktiva. Rumus TATO Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005: 221)
� � � � � =
2.1.2 Earning Per Share (EPS)
Menurut Darmadji dan M.Fakhruddin (2006), Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham.
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki (Van Horne & Wachowicz, 2007). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS).
Earnings per share atau laba perlembar saham adalah rasio yang mengukur pendapatan bersih perusahaan pada suatu periode dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini digunakan untuk menganalisis risiko dan membandingkan pendapatan perlembar saham perusahaan dengan perusahaan lain.
�� � � � ℎ� � = � �ℎ � � ℎ ℎℎ � �
Berdasarkan penjelasan di atas Earnings per share atau laba perlembar saham secara umum merupakan rasio untuk menghitung laba bagi investor yang menanamkan sahamnya. Indikator EPS adalah laba bersih dan jumlah saham yang beredar.
2.1.3 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investadi. Return dapat berupa return realisasi yang sudan terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data historis. Return ekspektasi (Expected Return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2009).
Rumus perhitungan return saham adalah sebagai berikut: (Brigham dan Houston, 2006 : 410)
� �ℎ� = −
Dimana:
P1 = Harga saham untuk waktu t
P0 = Harga saham untuk waktu sebelumnya
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Menurut Samsul (2006: 200). Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro.
a. Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:
2) Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa dan kasus lingkungan hidup.
b. Faktor mikro yaitu faktor yang berbeda di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu:
1) Laba bersih per saham 2) Nilai buku per saham
3) Rasio utang terhadap ekuitas 4) Dan rasio keuangan lainnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut return saham atau pengembalian saham adalah selisih keuntungan atas harga pada waktu tertentu, faktor – faktor yang mempengaruhi return saham salah satunya adalah faktor mikro ekonomi diantaranya adalah laba bersih per saham dan rasio keuangan.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini terkait pengaruh beberapa proksi rasio keuangan, yaitu Total Assets Turnover (TATO) sebagai rasio aktivitas dan Earning Per Share (EPS) sebagai rasio profitabilitas, menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda, yaitu :
Sedangkan secara simultan, kemampuan variabel bebas Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham syariah.
b) Penelitian yang dilakukan oleh Moreteza hajiabbasi dkk (2012) pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Iran. Berdasarkan uji parsial variable EPS tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan secara simultan, keseluruhan variable tidak memiliki hubungan yang signifikan.
c) Penelitian yang dilakukan oleh Ken Aditya dan Isnurhadi (2013) pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2007-2011. Berdasarkan uji t (secara parsial) rasio perputaran total aktiva (TATO) dan earning per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi dari tahun 2007-2011, sedangkan secara simultan (uji F) keseluruhan variabel bebas yang diteliti bersama-sama tidak memberikan pengaruh terhadap return saham infrastruktur, utilitas, dan transportasi dari tahun 2007-2011.
d) Penelitian yang dilakukan oleh Martinus Robert Hutauruk, Hj. Sri Mintarti, dan H. Ardi Paminto (2014) pada perusahaan sektor pertanian di bursa efek Indonesia untuk masa 2010 -2013. Berdasarkan uji parsial
dan simultan variabel TATO dan EPS tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap risiko sistematis pada saham (Return Saham).
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011. Berdasarkan uji t (secara parsial) variabel TATO berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap return saham.
f) Penelitian oleh Yusi Hartini dkk (2013) pada PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Tahun 2006 – 2011. Berdasarkan uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa Variabel earning per share (EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return harga saham. Hasil uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa keseluruhan variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return harga saham.
Tabel 2.1
Persamaan Perbedaan
1 Analisis Pengaruh Total Asset Turnover (TATO), Return On EPS, CFO) in predicting the Shareholder Return (SR) Evidence from
No Judul Penelitian / Judul Referensi
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran Total Aktiva, Debt to Equity Ratio, Return on Period of 2010 -2013
Martinus Robert Statistics 0,91 < 1,96, sedangkan Objek penelitian
No Judul Penelitian / Judul Referensi
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Pengaruh Kinerja
Objek penelitian penulis adalah
6 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Tahun 2006 - 2011
Kinerja keuangan perusahaan menjadi sebuah indikator bagi para investor, ada berbagai macam metode dalam pengukuruan kinerja keuangan salah satu nya metode analisis keuangan menggunakan rasio keuangan seperti rasio profitabilitas EPS (earning per share) dan rasio aktivitas TATO ( total assets turnover). Nilai EPS dapat mencerminkan nilai keuntungan yang akan di dapat oleh para investor semakin tinggi nilai EPS, investor akan semakin besar mendapat keuntungan. Sedangkan nilai TATO mencerminkan kinerja perusahaan dengan tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam hal perputaran asset, semakin besar atau semakin cepat berputar maka perusahaan ini dikatakan efektif dan efisen.
Dalam hal ini perubahan nilai perputaran total asset (TATO) dipengaruhi oleh indikator penjualan, jika penjualan perusahaan turun maka nilai perputaran total asset (TATO) akan menurun dan tingkat efektifitas dan efisiensi perusahaan ikut menurun. Jika itu terjadi laba yang di dapat perusahaan akan berkurang, dan akan berdampak pada laba per lembar saham (EPS) perusahaan yang akan mengalami penurunan. Penurunan laba yang di peroleh oleh para pemegang saham (investor) akan berdampak pada kurangnya minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, jika itu terjadi nilai harga saham akan menurun dan return saham otomatis akan ikut turun.
2.2.1 Hubungan Total Assets Turnover (TATO) Terhadap Return Saham
Menurut penelitian Ulupui (2005), Astuti (2006), Kusumo (2011) dalam jurnal Bramantyo Nugroho dan Daljono “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011)” Total Asset Turn Over (TATO) merupakan salah satu dari rasio aktivitas. Rasio ini mengukur seberapa optimal kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan seluruh aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Jika perusahaan dapat menggunakan aktiva nya secara optimal, maka penjualan perusahaan akan meningkat. Perusahaan yang mampu mengoptimlkan aktiva nya dan meningkatkan penjualannya akan lebih menarik untuk investor, hal ini akan meningkatkan return saham dari perusahaan tersebut dan dapat dilihat dari peningkatan harga saham perusahaan.
2.2.2 Hubungan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham
2.2.3 Hubungan Total Assets Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19). Earning Per Share merupakan salah satu angka yang di hitung dengan membagi laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (EAT dikurangi saham preferen) dengan rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar selama periode perhitungan dilakukan (Frank J. Fabozzi, 2000:361). Ini mengindikasi bahwa nilai TATO akan mempengaruhi nilai EPS karena salah satu indikator TATO yaitu penjualan mempengaruhi salah satu indikator EPS yaitu laba. Jika penjualan menurun maka laba yang di dapat akan turun pula ini akan berdampak pada return saham yang akan di bagikan ke pada para investor nantinya.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Total Assets Turnover (TATO) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham
Return Saham (Y)
Total Assets Turnover
(X1) Penjualan Total Aktiva
Ulupui (2005), Astuti (2006), Kusumo (2011)
Van Horne & Wachowicz, (2007) & Gantyowati dan Arwanta (2004)
2.3 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, adalah:
H1 : Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
H2 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Return saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa, definisi objek penelitian
adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” (2011:38)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peneliti harus
menentukan objek penelitian yang akan diteliti dengan mendapatkan data
untuk tujuan tertentu dan dapat menghasilkan kesimpulan. Dalam penelitian
ini penulis mengambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Total Asset Turnover
(TATO) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Pertanian Tahun 2010-2014”.
Sesuai dengan judul yang di ambil penulis, maka yang menjadi objek
dalam penelitian ini adalah:
1. Total Assets Turnover sebagai variabel bebas (variabel independen)
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau prosedur penulis dalam
menganalisis data secara sistematis. Pengertian metode penelitian adalah sebagai
berikut:
Metode penelitan menurut Sugiyono (2011:2) adalah “Metode Penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu
pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah”.
Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dimana
penelitiannya menekankan analisisnya pada data numerik (angka). Menurut
Noor (2014:14) data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk
angka-angka.
Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan
Maka tujuan metode deskriptif yang menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan total assets turnover (TATO) pada
perusahaan sektor pertaniaan pada tahun 2010-2014
2. Untuk mengetahui perkembangan earning per share (EPS) pada perusahaan sektor pertaniaan pada tahun 2010-2014
3. Untuk mengetahui perkembangan return saham pada perusahaan sektor pertanian pada tahun 2010-2014
Menurut Hasan (2009:11), “metode verifikatif yaitu menguji kebenaran
sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk
menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan statistik”.
Metode verifikatif dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh total assets turnover (TATO) dan earning per share (EPS) terhadap returnsaham pada perusahaan sektor pertanian pada tahun 2010-2014.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memerlukan perencanaan ataupun
rancangan penelitian yang bertujuan agar penelitian yang dianalisis sesuai dan
layak secara valid, obyektif dan akurat. Adapun pengertian desain penelitian
adalah sebagai berikut:
Menurut Sudigdo dan Sofyan (2010:92), “desain penelitian merupakan
rancangan penelitian yang disusun sedemikan rupa sehingga dapat memperoleh
Berdasarkan pernyataan definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
desain penelitian diperlukan bagi seorang peneliti dalam merancang sebuah
penelitian yang disusun sehingga memperoleh jawaban dari permasalahan
penelitian.
Proses penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2011:26) adalah sebagai
berikut:
1. Sumber masalah;
2. Rumusan masalah;
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan;
4. Pengajuan hipotesis;
5. Metode/ Strategi pendekatan penelitian;
6. Menyusun instrumen penelitian;
7. Kesimpulan;
Penulis menerapkan desain penelitian dengan proses seperti berikut:
1. Mencari sumber permasalahan dan fenomena.
2. Menetapkan masalah – masalah yang akan diteliti, dalam penelitian
ini Pengaruh Total Assets Turnover (variabel X1) dan Earning Per Share (variabel X2) yang menjadi variabel bebas dan Return Saham (variabel Y) yang menjadi variabel terikat.
3. Mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan masalah untuk
4. Membuat hipotesis yang didukung oleh data dan informasi yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan website www.idx.co.id yang
telah dilakukan pembahasan terdahulu walaupun belum ada
pembuktian secara empiris.
5. Memilih metode penelitian yang sesuai dalam pengujian hipotesis.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
6. Menyusun dan menganalisa data yang telah diperoleh untuk
pengujian hipotesis.
7. Menyimpulkan penelitian dari jawaban-jawaban rumusan masalah
sehingga dapat memverifikasi hipotesis yang diajukan.
Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:
X1 = Total Assets Turnover
X2 =Earning Per Share Y =ReturnSaham
X1
Y
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) adalah sebagai
berikut “Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti
dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
Menurut Kidder dalam Sugiyono (2011:59), “Variabel adalah suatu
kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.” Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Bebas (Independent)(X)
Variabel bebas menurut sugiyono (2011:59) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel x) adalah:
a. Total Assets Turnoversebagai variabel X1
Menurut Lukman Syamsuddin (2001: 62), ratio ini menunjukkan
tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam
menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi ratio total
aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Dengan perkataan lain,
jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan
apabila total assets turnover nya ditingkatkan atau diperbesar.
b. Earning Per Sharesebagai variabel X2
Menurut Lukman Syamsuddin (2001: 66), ratio ini
menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar
saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per
share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator
keberhasilan suatu perusahaan.
2. Variabel terikat (dependent)
Menurut sugiyono (2011:59) variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas.
Dalam Penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah:
a. ReturnSaham sebagai variabel Y
Menurut Jogianto (2009:109)Returnmerupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Tabel 3.1
Opersionalisasi Variabel
perusahaan di
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sekunder. Menurut
Sugiyono (2011:137) sumber data sekunder adalah :” sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian ini penulis menggunakan
tahunan perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di BEI telah diolah oleh
pihak lain.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Teknik penentuan data terbagi menjadi 2 bagian yaitu populasi dan sampel.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,
2006:119)
Berdasarkan penegertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini
sumber data keuangan tahunan pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar
di Bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai 2014 sebanyak 16
perusahaan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Sugiono, 2006:120)
Berdasarkan pengertian sampel tersebut dari penelitian ini adalah:
1. Data yang diambil merupakan data laporan keuangan tahunan yang
lengkap diambil dari perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di
BEI.
Kesimpulannya penelitian ini menggunakan sampel 6 (enam) perusahaan
dengan periode laporan keuangan masing-masing selama 5 tahun, jadi total
sampel adalah 30 data.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi.
1. Studi Pustaka (Library Research)
Data berupa teori diperoleh dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil
penelitian terdahulu.
2. Dokumentasi
Mendokumentasikan data-data yang dikumpulkan untuk penelitian
ini.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif
Menurut Ngurah Gusti (2014:1-16) Analisis deskriptif merupakan
analisis kuantitatif yang paling sederhana, dengan hasil analisis dalam bentuk
tabel frekuensi berdasarkan sebuah variabel atau indikator masalah atau tabel
frekuensi berdimensi-N yang merupakan Descriptive Statistical Summaries atau
Adapun dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh peneliti
untuk manjawab rumusan masalah pada point pertama sampai ketiga yaitu:
o Total Assets Turnover
???? ? ????????? ???????????
o Earning Per Share
??? ? ???????? ?
??? ? ?? ?ℎ??????????????
o ReturnSaham
?????? ??ℎ?? ? ??
−
?? ??Sedangkan untuk menghitung rumus perkembangan dari total assets turn over, earning per share, dan return saham adalah sebagai berikut:
?????? ?????? ? ????? ??ℎ???
−
????? ??ℎ???????3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif menurut Sugiyono ( 2006:13) adalah:
“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filasafat positivis,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu.Analisis data
bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistic dilakukan dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis verifikatif untuk
terhadap return saham pada perusahaan sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
memakai teknik analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regresion)
untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain (Imam Ghozali, 2009). Dalam
penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi berganda, digunakan
untuk meramalkan return saham berdasarkan TATO dan EPS pada perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014.
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
? ? ? ? ????? ????+έ
(Sumber: Sugiyono, 2011)
Dimana:
Y = variabel terikat/dependen (return saham)
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
X1 = variabel bebas/independen (Total Assets Turnover)
X2 = variabel bebas/independen (Earning Per Share)
έ = faktor – faktor lain yang mempengaruhi variabel Y
Analisis Regresi dilakukan setelah melalui pengujian penyimpangan
penyimpangan asumsi klasik yang sangat berpengaruh terhadap pola perubahan
variabel dependen adalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Menurut Husein Umar (2011 :181) tujuan dari uji normalitas adalah
sebagai berikut:
“Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variable dependen,
independen atau keduannya berdistribusi normal, mendekati normat atau tidak.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.
Menditeksi apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui denggan
menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan menggikuti arag garis diagonalnya, model regresi
memenuhi asumsi normalitas”.
Dasar pengambilan keputusan bias dilakukan berdasarkan probabilitas
(Asymptotic Significance), yaitu :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas< 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal.
b) Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2009 : 91) tujuan dari uji multikolinearitas
“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Karena model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen “
Menurut Bhuono (2005:58), uji multikolinieritas pada suatu persamaan
dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:
a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka persamaan regresi linier berganda
dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variable independen
kurang dari 0,70, maka persamaan regresi linier berganda dapat dikatakan
terbebas dari multikolinieritas.
c. Jika nilai koefisien determinasi yang dapat dilihat dari nilai R2(R-square) di atas 0,60 namun tidak ada variable independen yang berpengaruh
terhadap variable dependen, maka persamaan regresi linier berganda
terkena multikolinieritas.
c) Uji Autokorelasi
Menurut Tony Wijaya (2009:120), uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).
Menurut Ghozali (2009:88), pengambilan keputusan uji autokorelasi adalah
∑ du < d < 4 – du, maka H0 diterima (tidak terjadi autokorelasi).
∑ d < dl atau d > 4 – dl, maka H0ditolak (terjadi autokorelasi).
∑ dl ≤ d ≤ du atau 4 – du≤ d≤ 4 – dl, maka tidak ada kesimpulan. d) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan variance
residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Persamaan regresi yang baik adalah persamaan regresi yang memiliki persamaan
variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang
lain.
Lebih lanjut menurut Santoso (2002:210) dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah di antara dua buah
variabel atau lebih terdapat hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut.
Biasanya dalam analisis regresi disamping dicari persamaan regresi, juga
? ?
???
−
?????
−
?
??
????
−
???
????
−
?
??
??
−
?
≤
?
≤
??
Arti dari r adalah:
a. Jika r= -1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier
terbalik sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin kecil nilai Y.
b. Jika r=1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier
sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin besar pula nilai Y.
3. Analisis Koefisien Determinasi
Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan
koefisien determinasi yang sering disebut koefisien penentu, karena besarnya
adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r ). Sehingga koefisien ini berguna untuk
mengetahui besarnya pengaruh perubahan perputaran total asset, laba perlembar
saham terhadap pengembalian saham, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
?? ? ???
?? ????
Keterangan:
Kd= koefisien determinasi
r= koefisisen korelasi
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variabel independent (X) Total Assets Turnover (X1), Earning Per Share(X2) dan ReturnSaham sebagai variabel dependen (Y).
Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut :
1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial dengan Uji t
Berikut adalah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini:
H1 : Total Assets Turnoverberpengaruh signifikan terhadap return saham.
Dimana :
Ho : β1= 0 , Total Assets Turnovertidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Ha : β1 ≠ 0 , Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham.
H2 : Earning Per Shareberpengaruh signifikan terhadap return saham.
Dimana :
Ho : β2 = 0 , Earning Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. T hitung didapat dari hasil
pengolahan data dengan bantuan program SPSS. Sedangkan t tabel dicari di
dalam tabel distribusi t dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan db = (n – k).
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel. Berarti variabel bebas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung > ttabel. Berarti variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
Untuk menunjukkan pengaruhnya signifikan atau tidak kriterianya
sebagai berikut :
Jika sig < 0,05, maka pengaruhnya signfikan.
Jika sig > 0,05, maka pengaruhnya tidak signifikan.
Menentukan statistic table berarti mencari nilai ttabel, yaitu dengan meliha
nilai t pada table distribusi t dengan dk = n-k-1 dan α untuk uji dua pihak (two tail test) = 0,05. Sedangkan menentukan statistic uji berarti mencari nilai thitung, yaitu dengan melihat table Coefficient pada output SPSS atau dihitung dengan rumus sebagai berikut:
????????? ??????
?
−
?−
? ?−
???????????? ??????
?
−
?−
? ?−
?????????
Dimana:
t1hitung = nilai thitung antara variabel X1 dan Y
t2hitung = nilai thitung antara X2 dan Y
ry1.2 = koefisien korelasi parsial antara X1 dan Y, dimana X2 dianggap tetap
ry2.1 = koefisien korelasi parsial antara X2 dan Y, dimana X1 dianggap tetap
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel independen/bebas
Kriteria penetapan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka H0 ada di daerah penolakan (H1
diterima)
Gambar 3.2
Daerah penolakan H0(Uji t)
Gambar 3.3
Daerah penerimaan H0(Uji t)
3. Pengujian Hipotesis secara Simultan dengan Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan
yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
uji dua pihak (pihak kanan dan pihak kiri), dimana pernyataan hipotesisnya “=”
dan “≠”. Berikut pengujian hipotesisnya:
H3 : Total Assets Turnover dan Earning Per Share berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Dimana :
Ho : β1,β2= 0 , Total Assets Turnover danEarning Per Sharetidak berpengaruh signifikan terhadap returnsaham.
Ha : β1, β2 ≠ 0 , Total Assets Turnover dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadapreturn saham.
yang diteliti dan merupakan tingkat signifikan yang umum digunakan dalam
suatu penelitian. Maka tingkat kepercayaan/tingkat keyakinan dalam penelitian
ini adalah 95%.
Menentukan statistik uji F berarti mencari nilai Fhitung, yaitu dengan
melihat table ANOVA pada output SPSS atau dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
????????
????
???
−
−
??−
???Dimana:
r = koefisien korelasi simultan
k = jumlah variabel independen/bebas
n = jumlah sampel
Kriterian penetapan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.4
Daerah Penolakan H0(Uji F)
Jika Fhitung > F tabel atau Fhitung < -Ftabel, maka H0 ada didaerah penolakan (H1
Gambar 3.5
Daerah Penerimaan H0(Uji F)