• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Electronic Word Of Mouth dan Internet Advertising Terhadap Pembelian Ulang pada Flashy Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Electronic Word Of Mouth dan Internet Advertising Terhadap Pembelian Ulang pada Flashy Bandung"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Reyna Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Dr. Abdul Rivai No. 5 Kel. Pasirkaliki. Kec. Cicendo, Bandung, 40171

Telepon/Hp : 085722230400 Tinggi dan Berat Badan : 155 cm dan 49 kg

Email : frigie_reyna@yahoo.co.id

B. Pendidikan

2012-2016 : Universitas Komputer Indonesia 2008-2011 : SMA Kristen Yahya Bandung 2005-2008 : SMP Kristen Baptis Bandung 1999-2005 : SD Kristen Baptis Bandung 1997-1999 : TK Kristen Baptis Bandung

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat sebenar-benarnya.

Hormat Saya,

(5)

to Repurchase at Flashy Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Kelulusan Strata 1 Pada Program Studi Manajemen

Oleh : REYNA 21212917

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

vi

yang telah melimpahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-WOM) Dan Internet Advertising Terhadap Pembelian Ulang”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih, kepada Yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E.,Spec., L.ic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwisanty, S.E.,M.Si.,selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia dan penguji I serta Bapak Rizki Zulfikar,SE.,M.Si selaku Dosen penguji II.

4. Dr. H. Adang Widjana, Drs., MM sebagai pembimbing skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya serta membantu terselesaikannya Skripsi ini.

(7)

vii

sama.

8. Kepada kakak saya yang telah memberikan dukungan berupa semangat serta doa yang tidak pernah henti-hentinya.

9. Teman-teman seangkatan khususnya MN-7K 2012, yang saling memberikan semangatnya serta doa.

Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di UNIKOM pada khususnya yang akan melakukan Skripsi pada bidang yang sama dengan penulis.

God Bless You..

Bandung, September 2016 Penulis,

(8)

viii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 11

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 12

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12

1.5.2 Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 14

(9)

ix

2.1.3 Internet Advertising ... 18

2.1.3.1 Pengertian Internet Advertising ... 18

2.1.3.2 Indikator Internet Advertising ... 20

2.1.4 Pembelian Ulang ... 22

2.1.4.1 Pengertian Pembelian Ulang ... 22

2.1.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian ... 23

2.1.4.3 Indikator Pembelian Ulang ... 31

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 32

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

2.2.1 Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Pembelian Ulang ... 37

2.2.2 Pengaruh Internet Advertising Terhadap Pembelian Ulang ... 38

2.2.3 Pengaruh Electronic Word Of Mouth dan Internet Advertising Terhadap Pembelian Ulang ... 39

2.3 Hipotesis ... 41

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 44

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data ... 52

3.2.3.1 Sumber Data ... 52

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 53

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 55

3.2.4.1 Uji Validitas ... 57

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 61

3.2.4.3 Uji MSI ... 64

(10)

x

4.1.1 Sejarah Singkat perusahaan ... 77

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 78

4.2 Karakteristik responden ... 82

4.3 Analisis deskriptif ... 85

4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Electronic Word Of Mouth (X1) .... 85

4.3.2 AnalisisDeskriptif Variabel Internet Advertising (X2) ... 93

4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Pembelian Ulang (Y) ... 102

4.4 Analisis Verifikatif ... 107

4.4.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 107

4.4.2 Regresi linier berganda ... 112

4.4.3 Koefisien Korelasi ... 113

4.4.4 Koefisien Determinasi ... 116

4.4.5 Pengujian Hipotesis ... 118

4.4.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji F) ... 118

4.4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 125

5.2 Saran ... 126 DAFTAR PUSTAKA

(11)

No. 2 Oktober 2012.

Agus P, Erwan Dan Dyah R S, Metode Penelitian Kuantitatif, Untuk Administrasi Publik, Dan Masalah-Masalah Sosial, 2007, Gaya Media Jogyakarta. Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Dengan Spss.10 For Windows.

Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Apriyani,Y. (2013). Pengaruh Brand Image, Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Pizza Hut Di Kota Padang. Vol 2 No 01

Barker Et Al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Sons Ltd. England

Desi, N S. (2015). Hubungan Citra Diri Dan Kepuasan Konsumen Akan Merek Dengan Minat Beli. Ejournal Psikologi, 1, (3).

Ekawati, M., Kumadji, S., & Kusumawati, A. (2014). Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Pengetahuan Konsumenserta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 14 No. 2 September 2014.

Farida, N. (2014). Analisis Model Kepuasan Terhadap Pembelian Ulang. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 5, No. 2, 2014, Pp: 200-208.

Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga

Gujarati. 2005. Spss Versi 16 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamidah, S., & D. A. (2013). Analisis Persepsi Citra Merek, Desain, Fitur Dan. Jurnal Ekonomi, Volume 21, Nomor 4 Desember 2013, 3.

Hariningsih, E. (2013). Internet Advertising Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Interaktif. Jbma, Vol. I, No. 2, Februari 2013 .

(12)

Manajemen & Akuntansi, Vol. Iii No. 1/Mei/2011.

Heridiansyah, J.(2012). Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas Abc. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 2.

Ishak, A. (2012, Juli). Analisis Kepuasan Pelanggan Dalam Belanja Online: Sebuah Studi Tentang Penyebab (Antecedents) Dan Konsekuensi (Consequents). Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 16 No. 2.

Janti,S. (2014). Analisis Validitas Dan Reliabilitas Dengan Skala Likert Terhadap Pengembangan Si/Ti Dalam Penentuan Pengambilan Keputusan Penerapan Strategic Planning Pada Industri Garmen. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (Snast), Issn 1979-911x.

Kholid. (2013). Manajemen Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Jakarta: Cv. Trans Info Media

Kotler, P., & Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran (Edisi Tiga Belas, Jilid I Eag.).

Kurniawan, I. (2007). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Volume 4, Nomor 2

Kusdyah, I. (2012). Persepsi Harga, Persepsi Merek, Persepsi Nilai, Dan Keinginan Pembelian Ulang Jasa Clinic Kesehatan (Studi Kasus Erha Clinic Surabaya). Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 7, No. 1, April 2012.

Margaretha, Y., & Lisan S , H. (2012). Pengaruh Fashion Clothing Involvement Terhadap Recreational. Ejournal.Upi.Edu, 1.

Margono. (2010). Merodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marindi, P. (2015). Hubungan Antara Kepuasan Konsumen Dalam Belanja Online Dengan Perilaku Konsumtif Pada. Character, Volume 03 Nomor 2, 1.

(13)

Eag.). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Mulala, G. T. (2013). Brand-Related Ewom And Its Effects On Purchase Decisions: An Empirical Study Of University Of Botswana Students. International Journal Of Business And Management, Vol. 8, No. 8; 2013 . Nazir, Moh. (2005) Metode Penelitian. Cetakan Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia Nazir, Moh. (2011) Metode Penelitian. Cetakan 6. Bogor: Ghalia Indonesia

Narimawati, U. (2008). Metodde Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. I Teori Dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Nurullaili. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Loyalitas Konsumen Tupperware. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Maret 2013.

Oroh, W. L. (2014). The Influence Of Consumers’ Tie Strength, Homophily And Source Credibility Toward Electronic Word-Of-Mouth (Ewom) Behavior. Emba, Vol.2 No.3 September 2014.

Priansa, D. J. (2016). Pengaruh E-Wom Dan Persepsi Nilai Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Berbelanja Online Di Lazada. Ecodemica, Vol. Iv No.1 April 2016, 120.

Putra, H. A. (2014). Pengaruh Iklan Online Melalui Media Facebook Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal Studi Manajemen, Vol 8 No 1. Putranti, H. R. (2015). Electronic Word Of Mouth (E-Wom), Kepuasan Konsumen

Dan Pengaruh Langsung Dan Tak Langsung Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Pada Mahasiswa Feb Untag Di Semarang). Media Ekonomi Dan Manajemen, Vol. 30 No. 1 Janurai 2015.

Raf, M. (2012). Pengaruh Faktor-Faktor Memotivasi Konsumen Berbelanja Terhadap Keputusan Konsumen Berbelanja Di Pasar Modern. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jambi , Vol 1 No.1 Januari – Maret 2012.

(14)

Terhadap Purchase Intention Pada Konsumen Smartphone Samsung Yang Berbasis Android. Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 2, April 2014 .

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sidiq, Akmal. (2013). Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Samsung (Survey Pada Konsumen Itklik Jakarta, Jurnal Ilmiah Unikom

Shesarria, G. (2012). Pengaruh Strategi Repositioning Holiday Inn Bandung Terhadap Kepercayaan Tamu Member. Tourism And Hospitality Essentials (The) Journal, Vol.Ii, No.2

Sinay, S. O. (2014). Pengaruh Electronic Word Of Mouth (Ewom) Terhadap Sikap Dan Niat. Seminar Nasional Dan Call For Paper (Sancall 2014): Isbn: 978-602-70429-1-9, Isbn: 978-602-70429-1-9.

Situmorang, J. R. (2012). Pemanfaatan Internet Sebagai New Media Dalam Bidang Politik, Bisnis, Pendidikan. Administrasi Bisnis, Vol.8, No.1, 2012, 77-79.

Soliha, S. F. (2015, Januari). Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan. Jurnal Interaksi, I, Vol. 4 No. 1, 3.

Sugiyono.(2007). Metode Penelitian Pedidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.Bandung: Alfabeta

Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta

(15)

Susetyarsi, T. (2012). Membangun Brand Image Produk Melalui Promosi Event. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 1, Edisi Februari 2012.

Umar, Husein. (2003). Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka

Umar, H (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis Edisi 11. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media

Umi, Narimawati, Sri Dewi, A., & Linna, I. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi Dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi Unikom, Bekasi : Genesi

Weenas, J. R. (2013). Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta. Jurnal Emba, Vol.1 No.4 Desember 2013.

Wijaya, T., & Paramita, E. L. (N.D.). Pengaruh Electronic Word Of Mouth (Ewom) Terhadap Keputusan Pembelian Kamera Dslr.

Admin, (2014, Juni 24), Krisis Yang Menyulut Kesuksesan Ade Dan Windy, (Http://Peluangusaha.Kontan.Co.Id Diakses Tanggal 4 Agustus 2016) Bisnis Muslim (2016) Testimoni Produk Bisnis Online Penting Untuk

(16)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri pakaian dengan model-model yang unik serta bervariatif dan sangat mengikuti trend masa kini. Tidak heran wisata belanja saat ini merupakan wisata unggulan yang ditawarkan oleh kota yang mendapat julukan Paris Van Java. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya tempat-tempat belanja yang bermunculan di Bandung, salah satunya adalah distro.

Saat ini pengertian dan sebutan „distro‟ sudah hampir di kenal oleh banyak

(17)

Semakin berkembannya distro, saat ini kurang lebih 40 distro terdapat di Bandung yang berpusat di Jalan Turnojoyo Bandung. Beberapa contoh distro yang terdapat di Bandung Jalan Trunojoyo seperti Unkle347, Cosmic, D‟loops,

Oval Research, Black Jack, Airplane, Evil Army, Flashy dan banyak lagi.

Gambar 1.1

Tampilan www.Flashyshop.com

(18)

Flashy adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri tas dan pakaian wanita, berdiri pada tahun 1998. Produk Flashy termasuk dalam produk yang tidak pasaran, karena pada setiap jenis produknya, Flashy membatasi produk dalam jumlah tertentu. Flashy bekerjasama dengan jasa pengiriman pos indonesia dan TIKI. Adapun media sosial yang Flashy gunakan yaitu twitter, instagram,facebook page, email advertising, youtube, line dan whatsapp.

Penulis melakukan penelitian dengan cara menyebarkan kuisioner secara online kepada konsumen Flashy menggunakan Google form. Kuisioner online yang penulis buat di serahkan pada pihak Flashy untuk disebar melalui media online yang Flashy miliki.

Saat ini pembelian suatu produk atau jasa sangat di minati oleh semua kalangan. Apalagi Pembelian secara berulang, pembelian ulang pada suatu produk atau jasa semakin pesat. Banyak faktor yang mempengaruhi sesorang utnuk membeli ulang produk atau jasa tersebut. Mulai dari kepuasan, harga, citra merek, kualitas produk, kepercayaan dan banyak lagi. Pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olsen dalam Novantiano dikutip dari Yuda Melisa (2012:2) adalah “Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali”. Jadi pembelian ulang adalah suatu proses membeli barang atau

(19)

Tabel 1.1

Survey Awal Pembelian Ulang

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Selalu menggunakan produk Flashy 11 37% 19 63% 2 Manfaat produk Flashy lebih dari yang

di harapkan

12 40% 18 60%

3 Percaya dengan produk Flashy 9 30% 21 70%

Rata- rata 32 35,5% 58 74,5%

Sumber : survey awal 2016 (data yang diolah)

Dari tabel diatas dapat dilihat dari rata-rata jawaban responden terhadap survey awal pembelian ulang 35,5% menjawab „ya‟ dan 74,5% menjawab „tidak‟

ini berarti pembelian ulang terhadap produk Flashy melalui online masih rendah. Sekarang ini banyak iklan yang di keluarkan melalui internet untuk menarik konsumen dalam membeli suatu prodak atau jasa. Menurut Strauss dan Frost dalam Endang Hariningsih (2013:13) mengatakan bahwa internet advertising adalah komunikasi nonpersonal yang bersifat persuasif, mengkomunikasikan tentang produk atau ide oleh sponsor tertentu.

(20)

Tabel 1.2

Survey Awal Internet Advertisng

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Flashy memiliki banyak fitur 16 53% 14 47% 2 Produk Flashy lebih unggul 14 47% 16 53% 3 Produk Flashy merupakan kebutuhan utama 8 27% 22 73%

Rata-rata 38 42% 52 58%

Sumber : survey awal 2016 (data yang diolah)

Bedasarkan tabel diatas dapat dilihat sebagian besar konsumen menjawab „tidak‟ yaitu sebesar 58% dan sisanya 42% menjawab „ya‟, ini

berarti strategi pemasaran berupa iklan yang dilakukan Flashy melalui internet belum banyak menarik perhatian, Menurut Strauss dan Frost dalam Endang Hariningsih (2013:13) mengatakan bahwa internet advertising adalah komunikasi nonpersonal yang bersifat persuasif, mengkomunikasikan tentang produk atau ide oleh sponsor tertentu.

(21)

tersebut yang membuat internet sebagai alat untuk menyampaikan tidak hanya pesan pemasar tetapi juga forum bagi konsumen untuk meningkatkan alternatif dalam pembuatan keputusan, menurut Walmsley dalam Endang Hariningsih (2013:13). Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa peran iklan di media internet bisa mempengaruhi pembelian, dan selanjutnya konsumen dapat menilai dari produk tersebut sehingga muncul sikap positif atau negatif untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk.

Menurut Admin kontan.co.id (http://peluangusaha.kontan.co.id, 8 Agustus 2016) Agar semakin dikenal, Windy sebagai pemilik menjalin kerja sama dengan beberapa radio di Bandung. Caranya, ia menitipkan barang untuk barter promosi dengan menyediakan produk Flashy sebagai hadiah kuis radio. Namun, Windy mengakui, pemasaran dari mulut ke mulut yang paling efektif saat itu. Pasalnya, ia tidak punya dana khusus untuk promosi. “Dana yang

kami punya lebih banyak digunakan untuk produksi,” ujarnya. Perkembangan

omzet yang tak diimbangi dengan tata kelola yang baik itu membuat Flashy

justru merugi. “Selama masih ada duit yang saya pegang, itu yang saya

gunakan untuk produksi, karena saya pikir omzet saya tinggi,” tuturnya.

Maklum, Windy tak punya catatan tertulis di bidang finansial.

(22)

konsumen cenderung mencari review produk secara online dalam rangka untuk mendapatkan informasi produk tertentu yang akhirnya terbentuk suatu minat pembelian.

Dalam Hutami Permita Sari (2014:35) E-WOM sendiri didefinisikan sebagai pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh konsumen potensial, konsumen yang telah beralih ke produk lain, konsumen yang setia dengan produk yang di keluarkan oleh perusahaan tertentu.

(23)

Tabel 1.3

Survey Awal Electronic Word Of Mouth (E-WOM)

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Sering menyaring informasi Flashy dari internet

14 47% 16 53%

2 Melakukan interaksi dengan Flashy saat menggunakan internet

17 57% 13 43%

3 Memberi tanggapan baik pada Flashy di Website

15 50% 15 50%

4 Mengetahui informasi produk Flashy 12 40% 18 60%

Rata-rata 58 48% 62 52%

Sumber : survey awal 2016 (data yang diolah)

Bedasarkan tabel diatas rata-rata responden menjawab „tidak‟ sebesar 52% dan 48% menjawab „ya‟ ini berarti pesan yang disampaikan dari mulut-kemulut melaui media internet belum efektif untuk menarik perhatian konsumen.

(24)

konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan produk, perusahaan, merek atau layanan pelanggan dalam Hutami Permita Sari (2014:32).

Adapun dari penjelasan setiap tabel diatas dapat disimpulkan menjadi fenomena. Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu penulis mengambil judul :

“PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) DAN

INTERNET ADVERTISING TERHADAP PEMBELIAN ULANG PADA

FLASHY BANDUNG”

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Bedasarkan uraian pada latar belakang di atas terdapat maslah-masalah sebagai berikut :

1. Pembelian ulang terhadap produk Flashy secara online masih rendah. 2. Pemasaran melalui internet advertising masih belum efektif.

3. E-WOM terhadap Flashy masih belum efektif untuk menarik perhatian konsumen.

1.2.2 Rumusan Masalah

(25)

1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang E-WOM pada Flashy Bandung 2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang internet advertising pada

Flashy Bandung

3. Bagaimana tanggapan konsumen tentang pembelian ulang pada Flashy Bandung

4. Bagaimana pengaruh E-WOM dan internet advertising terhadap pembelian ulang secara silmutan dan parsial pada Flashy Bandung.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data bahan yang diperlukan sebagaimana yang di gambarkan dalam perumusan masalah mengenai Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-WOM) dan Internet Advertising terhadap Pembelian Ulang pada Flashy Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang E-WOM pada Flashy Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang Internet Advertising pada Flashy Bandung.

(26)

4. Untuk mengetahui pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-WOM) dan Internet Advertising terhadap Pembelian Ulang Konsumen pada Flashy Bandung baik secara simultan maupun secara parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-WOM) dan Internet Advertising terhadap Pembelian Ulang sehingga dapat menjadikan masukan dalam mengevaluasi perusahaan dalam upaya meningkatkan penjualan dan memudahkan para konsumen dalam membeli suatu produk atau jasa secara online.

1.4.2 Kegunaan Akademis

a). Bagi Pengembangan Ilmu

Kegunaan Penelitian ini dalam bidang Pengembangan Ilmu adalah dapat mengimplementasikan ilmu baru dalam bidang Teknologi dan Informasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara online.

b). Bagi peneliti

(27)

c). Bagi peneliti lain

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti lain adalah dapat menjadi salah satu sumber referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti bahas.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan penulis bertempat di Jalan Dipatiukur No. 1, Lebak Gede, Coblong, Jawa Barat. Flashy merupakan toko pakaian (clothing) khusus untuk kaum hawa.

1.5.2 Waktu Penelitian

(28)

Tabel 1.4

Jadwal waktu pelaksanaan penelitian

NO URAIAN WAKTU KEGIATAN

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengeumpulan Proposal UP

2 AC Proposal UP 3 Bimbingan UP

4

Pendaftaran Seminar UP

5 Seminar UP 6 Revisi UP

7

Bimbingan Sidang fAkhir

(29)

14

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Word Of Mouth (WOM)

2.1.1.1 Pengertian Word Of Mouth (WOM)

Menurut Jalilvand dalam Honorata Ratnawati Dwi Putranti ( 2015:102) WOM memiliki peran penting di dalam mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku konsumen. Disebutkan juga bahwa WOM memberikan pengaruh yang kuat terhadap pembelian dibandingkan media-media komunikasi tradisional lainnya seperti iklan maupun pembelian rekomendasi editorial. Penelitian yang ada belum mempertimbangkan jejaring sosial sebagai variabel moderating mengingat jumlah pengguna jejaring sosial cukup besar jumlahnya.

There are another define of Traditional Word-Of-Mouth (WOM), that

Traditional WOM is a face-to-face communication between parties known to each

other, and trustwordhiness can be more easily built on familiarity; thus, the

(30)

dalam pembelian pengambilan keputusan. March in Chintya Amelia Nelly Sanger (2013:1500).

Menurut Kotler dan Armstrong dalam Hutami Permita Sari (2014:35), Word Of Mouth adalah komunikasi pribadi tentang suatu produk antara target pembeli dengan tetangganya, temannya, anggota keluarganya, dan orang-orang yang dia kenal. Komunikasi Word Of Mouth mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran, atau ide antara dua konsumen atau lebih, dimana mereka bukan merupakan pemasar resmi dari perusahaan. Informasi yang didapatkan dari Word Of Mouth lebih jelas dan mudah dimengerti oleh konsumen karena pesan dalam informasi tersebut berasal langsung dari orang yang mempunyai pengalaman.

Definisi lain dari Word Of Mouth adalah ketika orang yang saling mengenal secara pribadi, berkomunikasi tentang produk, merek, atau jasa (Romaniuk dalam Hutami Permita Sari, 2014:35). Menurut Bickart dan Schindler dalam Hutami Permita Sari, 2014:36) komunikasi Word Of Mouth biasanya terdiri dari kata-kata yang diucapkan dan dipertukarkan dengan salah sorang teman atau kerabat dalam situasi tatap muka. Wu & Wang in Godfrey Themba & Monica Mulala (2013:32) on the other hand define WOM as oral person-to-person communication between a receiver and a sender, which involves a product,

(31)

2.1.2 Electronic Word Of Mouth (E-WOM)

2.1.2.1 Pengertian Electronic Word Of Mouth (E-WOM)

Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh and Gremler in Chintya Amelia Nelly Sanger (2013:1500) define electronic WOM as any positive ornegative statement made by potential, actual or former customers about a product orcompany, which

is made available to a multitude of people and institutions via the Internet and

thus brings WOM into the electronic age.

Komunikasi E-WOM melalui media electronic mampu membuat konsumen tidak hanya mendapatkan informasi mengenai produk dan jasa terkait dari orangorang yang mereka kenal, namun juga dari sekelompok orang yang berbeda area geografisnya yang memiliki pengalaman terhadap produk atau jasa yang dimaksud Christy dalam Tommi Wijaya (2014:13).

(32)

Litvin et al. in Winda Lely Oroh (2014:1312) defined Electronic Word Of Mouth (E-WOM) as all informal communications directed at consumers through Internet-based technology related to the usage or characteristics of particular

goods and services, or their sellers.

2.1.2.2 Dimensi Electronic Word Of Mouth (E-WOM)

Goyette and Richard dalam Priansa (2016) membagi E-WOM ke dalam tiga dimensi sebagai berikut:

1. Intensity

Menurut Liu dalam Donni Juni Priansa (2016:120) menyatakan bahwa intensitas (intensity) dalam E-WOM adalah banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah situs jejaring sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Goyette Richard dalam Donni Juni Priansa (2016:120) membagi indikator intensity sebagai berikut :

a). Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring sosial

b). Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring sosial

(33)

2. Valence of Opinion

Adalah pendapat konsumen baik positif atau negatif mengenai produk, jasa dan brand. Valence of Opinion memiliki dua sifat yaitu negatif dan positif. Valence of opinion meliputi:

a). Komentar positif dari pengguna situs jejaring sosial

b). Rekomendasi dari pengguna situs jejaring sosial.

3. Content

Adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan jasa. Indikator dari Content meliputi:

a). Informasi variasi makanan dan minuman

b). Informasi kualitas (rasa, tekstur dan suhu) makanan dan minuman; Informasi mengenai harga yang ditawarkan.

2.1.3 Internet advertising

2.1.3.1 Pengertian Internet advertising

(34)

Internet Advertising menurut Schlosser dan Shavin dalam Endang Hariningsih (2013:13) merupakan bentuk konten komersial di internet yang didesain oleh pebisnis untuk menginformasikan kepada konsumen tentang produk atau jasa.

Menurut Chaffey dalam Endang Hariningsih (2013:14), Internet Advertising menerapkan konsep “pull” advertising dimana memungkinkan

konsumen secara sukarela belajar dan membandingkan satu merk barang dengan merk lain dengan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan media tradisional.

Chaffey dalam Endang Hariningsih (2013:13-14) memberikan berbagai karakteristik yang membuat media digital berbeda dengan media tradisional :

1. Media internet memiliki kemampuan menciptakan interaksi antara pemasar dan konsumen dan juga antara konsumen dengan konsumen.

2. Media internet memiliki kemampuan untuk membawa peluang bagi pemasar untuk mengembangkan profil konsumen dan memungkinkan mereka untuk memproses lebih lanjut suatu informasi. Ditambah lagi dengan berkembangnya Situs Jejaring Sosial (SJS), pemasar mampu untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi penting dengan mudah untuk mengembangkan profil konsumen potensial.

(35)

online karena dengan perhatian personal mampu menangkap keinginan konsumen secara cutomize dan cepat. Pemasar bisa mempergunakan internet untuk memfasilitasi umpan balik dari konsumen terhadap promosi atau afer sales service.

4. Digital media di internet mampu mengintegrasikan fungsi alat komunikasi pemasaran lain, baik fungsi audio, gambar, teks, animasi dan lain-lain sehingga satu media tetapi mampu memiliki sifat rich media.

5. Penggunaan internet sebagai media iklan yang tidak dibatasi oleh lokasi, sehingga pemasar memiliki keunggulan akses virtual ke seluruh dunia, dimana ini merupakan kendala bagi media tradisional.

6. Dengan penggunaan Internet Advertising pemasar mampu untuk memilih segmen konsumen tertentu dan melakukan customization situs sesuai dengan profil perilaku konsumen.

2.1.3.2 Indikator Internet advertising

(36)

1. Daya tarik rasional

Menurut Belch dalam Morissan (2010:344-345), bebrapa tipe daya tarik iklan yang dapat dikategorikan sebagai memiliki daya tarik rasional adalah iklan-iklan yang menekankan pada aspek :

a. Daya tarik „atribut‟ (future appeal) menekankan atau fokus pada sifat atau kualitas tertentu yang dimiliki suatu barang atau jasa. b. Daya tarik „keunggulan‟ atau keuntungan kompetitif (competitive

advantage) dengan membandingkan baik secara langsung maupun tidak langsung antara produknya dengan produk pesaingnya.

c. Daya tarik harga (favorable price appeal) menjadikan harga sebagai faktor dominan dalam pesan iklannya. Iklan dengan daya tarik harga ini paling sering digunakan oleh perusahaan pengecer (retailer) dalam bentuk pengumuman promosi penjualan, penawaran khusus, atau penawaran harga murah setiap hari.

d. Daya tarik „berita‟ (news appeal) adalah iklan yang menggunakan berita atau pengumuman di media massa mengenai produk bersangkutan dalam iklannya untuk menarik perhatian konsumen. e. Daya tarik „populeritas‟ produk (populerity appeal) menekankan

(37)

membuktikan kualitasnya yang baik dan anjuran agar konsumen lain yang belum menggunakan harus mempertimbangkan untuk membellinya.

2. Daya tarik emosional

Daya tarik emosional adalah daya tarik yang terkait atau berhubungan dengan kebutuhan sosial dan pisikologi konsumen dalam pembelian suatu produk.

2.1.4 Pembelian Ulang

2.1.4.1 Pengertian Pembelian Ulang

Pengertian pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olson dalam Yuda Melisa (2012:2) adalah “Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali”. Jadi pembelian ulang adalah suatu proses membeli

(38)

pembelian ulang (repurchase) bersifat bervariasi bergantung pada tingkat ketahanan (durability) suatu produk. Untuk produk yang tidak tahan lama (non durables), pembelian kembali diartikan sebagai tindakan membeli lagi setelah pembelian pertama atau trial. Sedangkan untuk produk yang tahan lama (durables), dapat diartikan sebagai kesediaan konsumen untuk membeli ulang atau memberikan setidaknya satu saran kepada orang lain untuk melakukan pembelian.

Menurut Andre dalam Yesi Apriani (2013:3) pembelian ulang merupakan keinginan konsumen untuk menggunakan kembali produk yang sama dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Hawkins, Mothersbaugh dan Best dalam Yesi Apriani (2013:3) pembelian kembali sebagai suatu kegiatan membeli kembali yang dilakukan oleh konsumen terhadap suatu produk dengan merek yang sama tanpa diikuti oleh perasaan yang berarti terhadap produk tersebut. Terdapat dua kemungkinan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pembelian kembali suatu produk. Pertama, konsumen merasa puas dengan pembelian yang mereka lakukan. Kedua, pelanggan merasa tidak puas, tetapi mereka tetap melakukan pembelian kembali.

2.1.4.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pembelian

(39)

1. Faktor Budaya

Faktor budaya berpengaruh luas dan mendalam pada perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli. Faktor budaya terdiri dari:

a. Budaya

Budaya (culture) adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Perilaku manusia dipelajari secara luas.tumbuh didalam suatu masyarakat, seseorang mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan isntitusi penting lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian bisa sangat bervariasi dari satu Negara ke Negara lain. Pemasar perlu berusaha menemukan perubahan budaya untuk menemukan produk baru yang mungkin diinginkan orang.

b. Sub-budaya

(40)

penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang dibuat untuk kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Hampir semua masyarakat mempunyai beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas sosial (social class) adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen. Dan berjenjang dimana anggotanya nilai, minat dan perilaku yang sama. Berikut beberapa ciri dari kelas sosial: pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam dari pada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi yang inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan orientasi dan bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lainnya pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Pemasar tertarik pada kelas sosial karena orang didalam kelas sosial tertentu cenderung memperlihatkan perilaku pembelian yang sama. Kelas sosial yang berbeda memperlihatkan selera produk dan merek yang berbeda.

2. Faktor Sosial

(41)

a. Kelompok

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (group) kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang menjadi anggotanya. Sebaliknya, kelompok referensi bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung (berhadapan) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok referensi yang menjadi pasar sasaran mereka. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri seseorang, dan menciptakan tekanan untuk menegaskan apa yang mungkin memepengaruhi pilihan produk dan merek seseorang. Arti penting kelompok mempengaruhi berbagai produk dan merek. Pengaruh ini berdampak paling kuat ketika produk itu dapat dilihat oleh orang lain yang dihormati pembeli.

b. Keluarga

(42)

c. Peran dan status

Seseorang menjadi anggota banyak kelompok-keluarga, klub, dan organisasi. Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan dalam peran dan status.peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang disekitarnya.masing-masing peran membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat. Orang biasanya memilih produk sesuai dengan peran dan status mereka.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Usia dan tahap siklus hidup

(43)

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata pada produk dan jasa mereka.perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk yang diperlukan oleh kelompokpekerjaan tertentu.

c. Situasi ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi ppiliihan produk.pemasar barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan dan suku bunga. Jika indicator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan herga kembali untuk produk mereka secara seksama. Beberapa pemasar menargetkan konsumen yang memiliki banyak uang dan sumber daya, menetapkan harga yang sesuai.

d. Kepribadian dan konsep diri

(44)

kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemempuan beradaptasi, dan sifat agresif. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian-konsep diri seseorang (disebut juga citra diri). Gagasan dasar kepribadian-konsep diri adalah bahwa kepemilikan seseorang menunjukkan dan mencerminkan identitas mereka. Kepribadian dapat digunakan untuk produk atau pilihan merek tertentu.

4. Faktor Psikologis

Selanjutnya pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

a) Motivasi

(45)

b) Persepsi

Orang yang termotivasi siap beraksi. Cara orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi dirinya tentang sebuah situasi. Persepsi (perception) adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan mengintepretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti. Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga proses perceptual (berhubungan dengan rangsangan sensorik): atensi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif. Atensi selektif merupakan kecendrungan orang untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka dapatkan. Distorsi selektif merupakan kecendrungan orang untuk menerjemahkan informasi dalam cara yang mendukung apa yang telah mereka percayai. Retensi selektif adalah keadaan dimana konsumen mengingat hal baik tentang merek yang mereka sukai dan melupakan hal-hal baik tentang merek pesaing.

c) Pembelajaran

(46)

d) Keyakinan dan sikap

Melalui pelaksanaan dan pembelajaran, seseorang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat atau iman dan bisa membawa muatan emosi maupun tidak. Pemasar tertarik pada keyakinan yang diformulasikan seseorang tentang produk dan jasa tertentu, karena keyakinan ini membentuk citra produk dan merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap n(attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan dan tendensi yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

2.1.4.3 Indikator Pembelian Ulang

Menurut Naili Farida (2014:207) pembelian ulang dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1) Melakukan pembelian kembali produk 2) Mampu membayar lebih mahal

(47)

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan

(48)
(49)
(50)
(51)

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam aktivitas pemasarannya perusahaan harus selalu membuat strategi yang efektif agar dapat menarik konsumen, agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dewasa ini seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing para manajer pemasaran berusaha keras melakukan aktivitas pemasaran yang efektif agar selalu dapat bersaing dengan kompetitor lain yang semakin banyak bermunculan.

Diantara aktivitas pemasaran yang sering diakukan oleh perusahaan-perusahaan adalah dengan melakukan pemasaran lewat internet, melakukan pengiklanan produk melalui website-website yang sering dikunjingi pengguna internet. Internet advertising menurut Schlosser dan Shavin dalam Schlosser dan Shavin (2013:13) merupakan bentuk konten komersial di internet yang didesain oleh pebisnis untuk menginformasikan kepada konsumen tentang produk atau jasa, pembelian ulang bisa terjadi karena konsumen merasa puas terhadap produk yang dibelinya selanjutnya timbul rasa percaya terhadap merek. Internet adveretising merupakan salah satu strategi untuk menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian, Daya tarik rasional akan timbul jika iklan yang dilakukan oleh perusahaan menarik, sehingga timbul daya tarik terhadap atribut produk, keunggulan produk, harga produk, yang akan meningkatkan popularitas dari produk tersebut. Daya tarik emosional pun akan tercapai karena merasa membutuhkan produk tersebut secara sosial maupul psikologi.

(52)

disebut WOM. Thurau et al. dalam Tommi Wijaya (2014:14) mengatakan E-WOM merupakan pernyataan yang dibuat oleh konsumen aktual, potential atau konsumen sebelumnya mengenai produk atau perusahaan dimana informasi ini tersedia bagi orang-orang ataupun institusi melalui media internet. Akan ada banyak pendapat terhadap produk yang ditulis baik berupa tanggapan baik maupun buruk terhadap produk . jika pendapat baik atau positif maka akan menarik minat konsumen melakukan pembelian dan seterusnya jika merasa puas atas produk maka besar kemungking akan terjadi pembelian ulang. Pengertian pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olson dalam Yesi Melisa (2012:2) adalah “Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau

beberapa kali” sehingga konsumen yang puas terhadap produk tersebut

kemungkinan besar akan percaya dan tidak akan beralih pada merek lain.

2.2.1 Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Pembelian Ulang

(53)

dilakukan konsumen di internet merupakan bentuk yang paling penting dalam komunikasi E-WOM, konsumen cenderung mencari review produk secara online dalam rangka untuk mendapatkan informasi produk tertentu yang akhirnya terbentuk suatu minat pembelian.

Menurut Bashar, Ahmad dan Wasiq dalam Mustika Ekawati (2014:3) sosial media sangat mampu memberikan informasi serta mempengaruhi keputusan pembelian, hal ini disebabkan saat ini pengguna sosial media lebih percaya terhadap opini rekan atau pihak lain daripada strategi pemasaran yang langsung dari perusahaan dalam memutuskan pembelian.

2.2.2 Pengaruh Internet Advertising Terhadap Pembelian Ulang

Seperti yang diungkapkan Menurut Strauss dan Frost dalam Endang Hariningsih (2013:13) mengatakan bahwa Internet Advertising adalah komunikasi nonpersonal yang bersifat persuasif, mengkomunikasikan tentang produk atau ide oleh sponsor tertentu.

(54)

Menurut Jefri Heridiansyah 2012:70 dalam penelitiannya Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas ABC menyimpulkan bahwa Variabel Advertising (X1) secara parsial mempunyai pengaruh yang positip (tanda positip pada persamaan regresi linier berganda) dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian, advertising disini meliputi penggunaan media yang akan digunakan seperti surat kabar, televisi, radio, majalah, internet, billboard, dan lain-lain. Dari pendapat diatas bisa disimpulkan jika konsumen puas terhadap produk yang dibelinya maka akan terjadi pembelian ulang.

Menurut Iwan Kurniawan (2007:26) menyatakan untuk meningkatkan minat beli ulang dilakukan dengan meningkatkan promosi.Promosi dapat dilakukan diberbagai media, seperti di internet.

2.2.3 Pengaruh Electronic Word Of Mouth Dan Internet Advertising Terhadap Pembelian Ulang

(55)

produk secara online dalam rangka untuk mendapatkan informasi produk tertentu yang akhirnya terbentuk suatu minat pembelian.

Bedasarkan uraian kerangka pemikiran diatas maka dirumuskan paradigma mengenai Pengaruh Elektronic Word Of Mouth (E-WOM) dan Internet Advertising terhadap Pembelian ulang. Seperti yang terlihat pada gambar berikut :

(56)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013:93) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyan”. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Hipotesis Utama :

Terdapat pengaruh Electronic Word Of Mouth dan Internet Advertising terhadap Pembelian Ulang.

Sub Hipotesis :

H1 : Electronic word of mouth berpengaruh terhadap Pembelian Ulang

(57)

42

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu penelitian.Objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Menurut pendapat Sugiyono (2011:32) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut:

“Objek Penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul :

“Penagruh Electronic Word Of Mouth dan Internet Advertising terhadap

Pembelian Ulang”

3.2 Metode Penelitian

(58)

kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Moh.Nazir (2011:54) pengertian dari metode deskriptif analisis adalah :

“Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai lima. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri yang dikutip dari Akmal Sidiq (2013) menyatakan bahwa:

”Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk

menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”..

(59)

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84) menerangkan bahwa :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Menurut Jonathan Sarwono (2006:79), desain penelitian dijelaskan sebagai berikut :

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang

menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Menurut Sugiyono (2009:13) menjelaskan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut :

Proses penelitian meliputi : 1. Sumber masalah

2. Rumusan masalah

(60)

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan Masalah

Penelitian ini merumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan responden mengenai Electronic Worf of Mouth yang dilakukan oleh Flashy.

2. Bagaimana Internet Advertising terhadap produk Falshy. 3. Bagaimana Pembelian Ulang terhadap produk Flashy.

4. Bagaimana pengaruh Electronik Word Of Mouth dan Internet Advertising terhadap pembelian ulang.

5. Bagaimana pengaruh Electronic Word Of Mouth terhadap pembelian ulang produk Flashy.

6. Bagaimana pengaruh Electornic Word Of Mouth dan Internet Advertising terhadap pembelian ulang produk Flashy.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

(61)

menjawab pertanyaan sementara. 4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah Pengaruh Electronic Word Of Mouth dan Internet Advertising terhadap Pembelian Ulang.

5. Metodologi Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode Deskriptif dan Verifikatif.

6. Menyusun Instrument Penelitian

(62)

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Narimawati Umi (2008:30) pengertian operasional variable adalah sebagai berikut:

“Operasionalisasi Variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke

dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator

(63)

perlu dilakukan analisis faktor”.

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Berdasarkan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Electronic Word Of Mouth dan Internet Advertising terhadap Pembelian Ulang produk Flashy, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X1) dan (X2)

Variabel independen yaitu variable bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Electronic Word Of Mouth (X1) dan Internet Advertising (X2).

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variable terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi variable lain, dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen yaitu Pembelian Ulang.

(64)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran

(65)
(66)
(67)

Dependen

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009:137), sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data Primer

(68)

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain.

Menurut Sugiyono (2009:137)sumber sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu buku dan artikel-artikel dari jurnal ilmiah. Data Sekunder merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

1. Populasi

Menurut Margono (2010:118), “Populasi adalah seluruh data yang menjadi

(69)

adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita”

Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli di www.Flashyshop.com. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli di www.Flashyshop.com. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari pihak Flashy maka populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 145 transaksi pembelian yang dilakukan oleh konsumen flashy. 2. Sampel

Menurut Prof.Sutrisno Hadi, dalam Kholid (2013:60) menyatakan Sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Penggunaannya adalah dengan mengambil sampel acak sederhana (simple random sampling), yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2013:118) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Untuk mengetahui ukuran sample dapat diketahui dengan menggunakan rumus menurut Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2003 : 146) sebagai berikut :

(70)

n = Ukuran sample N = Ukuran populasi

e = Presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample

Dari jumlah populasi ( N ) yang terdiri dari 145 transaksi, maka jumlah sampel penelitian (n) atau responden yang harus diambil berdasarkan dengan tingkat persentase kelonggaran sebesar 10% adalah sebagai berikut :

= 59,18

Dari perhitungan diatas dapat disebutkan bahwa sampel minimal untuk penelitian ini adalah 59,18 konsumen. Dan untuk menghindari kesalahan dalam penyebaran angket maka di bulatkan menjadi 60 konsumen.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan beberapa cara, berikut uraianya :

1. Library Research (penelitian kepustakaan)

Yaitu pengumpulan data-data dari literatur, sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah, menbaca, dan mempelajari buku-buku untuk memperoleh data-data yang berkaitan.

2. Field Research (penelitian lapangan)

(71)

a. Observasi (pengamatan)

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.

b. Wawancara

yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis dapat mengadakan hubungan langsung dengan pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan penelitian.

c. Kuisioner.

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya dihitung secara statistik. Kuisioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada respoden yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai Electronic Word Of Mouth (X1), Internet Advertising (X2) dan Pembelian Ulang (Y).

(72)

dilihat pada table 3.5 dibawah ini:

Tabel 3.3 Skala Likert

Jawaban

Bobot Nilai Positif

a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c. Cukup Setuju (CS) 3

d. Tidak Setuju (TS) 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono 2007, 108

3.2.4.1 Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data menurut Sugiyono (2010:121) menjelaskan mengenai validitas adalah sebagai berikut :

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid.Valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur”.

(73)

yang seharusnya diukur. Uji Validitas dalam penelitian ini yaitu untuk menggambarkan variabel Electronic Word Of Mouth(X1) dan Internet Advertising (X2).

Tabel 3.4

Standar Penilaian Untuk Validitas Validity

Good 0,50

Acceptable 0,30

Marginal 0,20

Poor 0,10

Sumber : Barker et al, 2002;70

Seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).

(74)

masing-korelasi yang digunakan adalah Teknik Korelasi Pearson Product Moment.

Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows dengan metode korelasi pearson product moment yang rumusnya sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono (2008:248)

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi Pearson Product Moment X = Skor Item Pertanyaan

Y = Skor Total Item Pertanyaan

(75)

Rekapitulasi Hasil Pengujian Validitas

No. Item Koef. Validitas Nilai Kritis Keterangan Kriteria Electronic word of mouth (X1)

Sumber: Hasil olah data kuesioner, 2016

Pada tabel di atas, dapat dilihat seluruh pernyataan yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel memiliki koefisien validitas yang lebih besar dari 0,3, sehingga seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dengan kriteria good dan acceptable.

(76)

valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:3) reliabiltas adalah “Derajat

konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.”

Berdasarkan definisi tersebut, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relative sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan kuesioner pada penelitian ini adalah metode split-half dari Spearman-Brown dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membagi pertanyaan menjadi belah dua yaitu item ganjil dan genap

(77)

product moment

4. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono (2008:186)

Keterangan :

r i = reliabilitas internal seluruh instrumen

r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua. Tabel 3.6

Standar Penilaian Untuk Reliabilitas Jawaban Reliability

Good 0,80

Acceptable 0,70 Marginal 0,60

Poor 0,50

Sumber : Barker et al, 2002:70

(78)

memiliki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk menguji tingkat keandalan alat ukur penelitian. Dalam penelitian ini untuk menguji keandalan alat ukur penelitian digunakan metode split-half atau tehnik belah dua. Suatu konstruk atau variabel dapat diterima jika memilki koefisien reliabilitas yang jauh lebih besar dari 0,7. Rangkuman hasil pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS 21.0 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Variabel Split Half N of Item Nilai Kritis Keterangan Kriteria Electronic word

of mouth (X1)

0,928 7 0,7 Reliabel Good

Internet

advertising (X2)

0,885 7 0,7 Reliabel Good

Pembelian Ulang (Y)

0,875 3 0,7 Reliabel Good

Sumber: Hasil olah data kuesioner, 2016

(79)

keandalannya (reliability) untuk dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. Menurut Harrison dalam Suhar Janti (2014:156) Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah.

3.2.4.3 Uji MSI

Sehubungan dengan penelitian ini yang menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, sedangkan syarat analisis dengan verifikatif uji statistik menggunakan korelasi pearson minimal berskala interval, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval. Menurut Harun Al Rasyid dalam Gina Shesarria (2012:353). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pernyataan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Skema Paradigma
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya Pengaruh Electronic Word of Mouth Pada Social Media Instagram Secara Parsial Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Dalam Membeli Produk What’s Up Cafe Burangrang

Pengaruh Electronic Word of Mouth (E-WOM) terhadap Keputusan Berkunjung pada Objek Wisata Palembang Bird

Karena electronic word of mouth (e-wom) dan minat beli telah terbukti saling mempengaruhi satu sama lain berdasarkan nilai koefisien determinasi sebesar 28,3%

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi

Maka dapat diartikan bahwa electronic word of mouth (e-WOM) melalui media Twitter yang dilakukan oleh Steak Ranjang Bandung sudah baik menurut responden; (2) Skor

berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 92 responden menunjukkan bahwa variabel dari Word Of Mouth WOM memberikan pengaruh positif terhadap keputusan pembelian dan

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Electronic Word of Mouth e-WOM dan Cash on Delivery COD berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian dalam perspektif

ii PENGARUH LABEL HALAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH eWOM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIXUE PADA MASYARAKAT KOTA PALEMBANG Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan