• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIK, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI CURUG SIDOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIK, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI CURUG SIDOHARJO"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

BERKUNJUNG WISATAWAN DI CURUG SIDOHARJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Irma Riantika NIM: 122214034

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016

(2)

i

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIK, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN DI CURUG SIDOHARJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Irma Riantika NIM: 122214034

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016

(3)

ii

(4)

iii

29

(5)

iv MOTTO

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu

dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

(1 Korintus 10:13)

Manusia dilihat bukan dari keluarga mana dia dilahirkan, tapi akan jadi apa setelah dia dilahirkan

(Harmione_Film Harry Potter)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada Yesus Kristus Orang tua dan orang-orang tercinta

Almamaterku

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIK, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN DI CURUG SIDOHARJO

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 13 Juli 2016 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulisan aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIK, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI CURUG SIDOHARJO”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 Juli 2016 Yang menyatakan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Electronic Word Of Mouth, Daya Tarik, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Curug Sidoharjo”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing I, yang telah membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen universitas Sanata Dharma .

3. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd.,M.S.M., selaku dosen pembimbing II, yang telah dengan sabar mengarahkan, membimbing, dan memberikan masukan yang positif sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Umari., selaku Lurah di Kelurahan Sidoharjo yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

5. Kapala Padukuhan di Padukuhan Sumoroto dan Padukuhan Munggang Lor, yang telah memberikan izin serta memberikan informasi terkait obyek wisata Curug Sidoharjo.

6. Bapak Jemidi, selaku pengelola tempat parkir di pintu masuk Padukuhan Munggang Lor, yang telah memberikan banyak informasi mengenai Curug Sidoharjo.

7. Orang tuaku yang tercinta Bapak Hugo Mukija dan Ibu Maria Ngatemi, yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk mengerjakan skripsi.

8. Br. Konrad, CSA., lelekku yang membantu dan mendukungku dalam pendidikan selama ini.

9. Bapak Wien Gunawan dan Ibu Iin Gunawan, orang tua asuhku yang memberikan dukungan berupa finansial untuk biaya kuliahku.

10. Yoseph Dwi Cahyo Kristianto, yang telah memberikan dukungan, semangat, dan selalu ada untukku.

11. Adekku Dina Herlinda, yang mengingatkanku untuk revisi.

(9)

viii

12. Sahabatku, Natalia Kinanti Rahayu yang selalu bersama ku sejak awal semester satu.

13. Teman-teman kelas MPT (Sisca Bestari, Riga, Gresy, feli) dan teman-teman di Program Studi Manajemen angkatan 2012.

14. Segenap reponden yang telah bersedia meluangkan waktu mengisi kuesioner.

15. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari para pembacaguna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna, bermanfaat, dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan menyusun skripsi.

Yogyakarta, 29 Juli 2016 Penulis

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

(11)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Penelitian Sebelumnya ... 37

C. Kerangka Konseptual ... 40

D. Rumusan Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Jenis Penelitian ... 46

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 46

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 46

D. Variabel Penelitian ... 47

E. Definisi Operasional... 49

F. Populasi dan Sampel ... 50

G. Teknik Pengambilan Sampel... 51

H. Sumber Data ... 51

I. Teknik Pengumpulan Data ... 52

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 52

K. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV GAMBARAN UMUM WISATA CURUG SIDOHARJO ... 61

A. Profil Curug Sidoharjo ... 61

B. Daya Tarik Curug Sidoharjo ... 64

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Deskripsi Data dan Analisis ... 70

B. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan ... 75

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 97

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70

5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 71

5.4 Mean Butir Pertanyaan Variabel Electronic Word of Mouth ... 72

5.5 Mean Butir Pertanyaan Variabel Daya Tarik ... 73

5.6 Mean Butir Pertanyaan Variabel Lokasi ... 74

5.7 Hasil Uji Validitas Variabel Electronic Word of Mouth ... 75

5.8 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Daya Tarik ... 76

5.9 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Daya Tarik ... 76

5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi ... 77

5.11 Hasil Uji Validitas Pertama Variabel Keputusan Berkunjung ... 78

5.12 Hasil Uji Validitas Kedua Variabel Keputusan Berkunjung... 78

5.13 Hasil Uji Reliabilitas ... 79

5.14 Hasil Uji Reliabilitas ... 80

5.15 Hasil Uji Multikolinearitas ... 81

5.16 Hasil Uji t ... 82

5.17 Hasil Uji F ... 86

5.18 Tabel Koefisien Determinasi... 87

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 4.1 Tiket Masuk Iuran Pembangunan Curug Sidoharjo ... 62

Gambar 4.2 Karcis Parkir Curug Sidoharjo ... 62

Gambar 4.3 Foto Pintu Masuk Melalui Padukuhan Sumoroto ... 63

Gambar 4.4 Foto Banner Selamat Datang padukuhan Munggang Lor ... 63

Gambar 4.5 Foto Buku Tamu di Padukuhan Munggang Lor... 63

Gambar 4.6 Foto Jalan Setapak Melalui Padukuhan Munggang Lor ... 65

Gambar 4.7 Foto Jalan Setapak Melalui Padukuhan Sumoroto ... 65

Gambar 4.8 Foto Jembatan Bambu ... 66

Gambar 4.9 Foto Curug Sidoharjo ... 66

Gambar 4.10 Foto aliran Air Curug Sidoharjo... 66

Gambar 4.11 Foro Aliran Air dari Curug Sidoharjo ... 67

Gambar 4.12 Foto Fasilitas Toilet Sederhana di Curug Sidoharjo ... 68

Gambar 4.13 Foto Warung Kecil di Curug Sidoharjo ... 68

Gambar 4.14 Foto Oleh-oleh Kopi Menoreh ... 69

Gambar 4.15 Foto Oleh-oleh Kaos Curug Sidoharjo ... 69

Gambar 5.1 Histogram Uji Normalitas ... 80

Gambar 5.2 P-Plot Uji Normalitas ... 80

Gambar 5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Lampiran Halaman

Lampiran A Draft Kuesioner dan Kuesioner ... 97

Lampiran B Input Data... 105

Lampiran C Hasil Olah Data Karakteristik Responden dan Analisis Data ... 111

Lampiran D Hasil Olah Data Pengujian validitas dan Reliabilitas ... 112

Lampiran E Hasil Uji Asumsi Klasik ... 128

Lampiran F Hasil Uji Hipotesis ... 130

Lampiran G Hasil Uji Mean Butir Pertanyaan ... 131

(15)

xiv ABSTRAK

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIK, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN DI CURUG SIDOHARJO

Irma Riantika

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Curug Sidoharjo pada bulan Maret 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah para wisatawan obyek wisata Curug Sidoharjo yang mempunyai Instagram. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Curug Sidoharjo dan secara parsial electronic word of mouth dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan, sedangkan daya tarik tidak berpengaruh keputusan berkunjung wisatawan.

Kata kunci :electronic word of mouth, daya tarik, lokasi, keputusan berkunjung

(16)

xv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ELECTRONIC WORD OF MOUTH , ATTRACTION AND LOCATION TOWARDS TOURIST DECISIONS

TO VISIT CURUG SIDOHARJO

Irma Riantika Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2016

This research attempts to learn the influence of electronic word of mouth, attraction, and location towards tourist decisions to visit at the Curug Sidoharjo.

The population in this research is the tourists who visited Curug Sidoharjo. The sample taken was 100 respondents. The method for the sampling is accidental sampling. Data collection technique was questionnaire. The analysis of data used multiple regression analysis techniques. The results of this study indicates that simultaneously electronic word of mouth, attraction, and the location influenced tourist decisions to visit at the Curug Sidoharjo and partially only electronic word of mouth and the location influenced tourist decisions to visit Curug Sidoharjo.

Key word: electronic word of mouth, attraction, location, decision visiting

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang – Undang nomor 10 tahun 2009 (dalam http://www.wisatakandi.com,2011) tentang kepariwisataan, kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.

Dilihat dari data Kementerian pariwisata pada ranking devisa pariwisata tahun 2010-2014 (dalam http://www.kemenpar.go.id, 2014), jenis komoditas pariwisata memang masih menempati urutan kelima akan tetapi pertumbuhan pariwisata cenderung meningkat setiap tahunnya. Berikut ini merupakan grafik ranking devisa pariwisata tahun 2010-2014:

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

Minyak dan gas bumi

Batu bara Minyak kelapa sawit

Karet olahan

Pariwisata Pakaian Jadi

Alat listr ik Tekstil Kertas dan br g dr ker tas

Makanan olahan

Bahan kimia

Kayu olahan

Ranking Devisa Pariwisata Te rhadap 11 Ekspor Barang Tahun 2010- 2014

2010 2011 2012 2013 2014

Grafik 1.1. Ranking devisa pariwisata tahun 2010 – 2014

Sumber : Data ranking devisa pariwisata Kementrian Pariwisata Republik Indonesia tahun 2013.

(18)

Grafik 1.2. Peningkatan Jenis Komoditas Pariwisata

Sumber : Data Jenis komoditas pariwisata Kementrian Pariwisata Republik Indonesia tahun 2010-2014.

Dilihat dari grafik di atas dapat dilihat bahwa komoditas pariwisata memberikan kontribusi pada urutan keempat dibawah batu bara, minyak kelapa sawit, dan karet olahan. Bahkan, hal ini memperlihatkan jika pariwisata di Indonesia menjadi sumber pendapatan devisa negara yang besar setelah batu bara, minyak kelapa sawit dan karet olahan. Setiap tahunnya pariwisata Indonesia cenderung meningkat, hal ini memberikan peluang bahwa sektor pariwisata akan berpotensi menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik akan mampu menarik wisatawan domestik maupun asing untuk berwisata di Indonesia. Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, mulai dari obyek wisata yang kaya akan keindahan alam atau buatan, wisata budaya, wisata kuliner, dan sebagainya.

Salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon

(19)

Progo dan satu Kota yaitu Kota Yogyakarta. Pariwisata banyak tersebar di kabupaten-kabupaten di Yogyakarta, salah satunya adalah kabupaten Kulon Progo. Kabupaten Kulon Progo sering disebut sebagai The Jewel of Java, salah satu Kabupaten di Yogyakarta ini mempunyai potensi-potensi wisata alam layaknya sebuah permata yang belum diasah. Kabupaten Kulon Progo banyak terdapat wisata alam yang masih alami diantaranya ada curug/ air terjun, goa, pantai, pegunungan, dan beberapa lainnya. Banyak curug/ air terjun yang berada di Kulon Progo karena adanya pegunungan menoreh.

Wisata Curug Sidoharjo adalah salah satu curug/ air terjun di wilayah kabupaten Kulon Progo. Meskipun Curug Sidoharjo termasuk wisata yang masih baru dan belum banyak dikembangkan tetapi obyek wisata ini sudah mulai banyak dilirik oleh wisatawan.

Wisatawan tertarik berkunjung ke Curug Sidoharjo karena mendapatkan informasi dari mulut ke mulut maupun melalui jejaring sosial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan sebagainya. Informasi mengenai keberadaan Curug Sidoharjo ini menyebar dengan sangat cepat melalui media komunikasi. Salah satu hal yang dapat mendorong keputusan berkunjung ke tempat wisata adalah pengaruh orang disekitarnya yang mengkomunikasikan kualitas tempat wisata tertentu.

Menurut survei yang dilakukan firma penelitian pemasaran GlobalWeb Index pada kuartal empat 2013 (dalam tekno.kompas.com, 2014) , pengguna jejaring sosial Instagram memiliki pertumbuhan pengguna aktif yang lebih pesat dibanding jejaring lainnya seperti Facebook. Jumlah

(20)

pengguna baru Instagram mengalahkan Facebook, Twitter, dan Pinterest.

Tercatat bahwa pertumbuhan pengguna aktif facebook sebesar 3% sedangkan instagram 23%. Survey yang dilakukan GlobalWeb Index tersebut dilakukan di 32 negara dengan jumlah responden 170.000 orang. Selain itu ada pula studi yang dilakukan Firma SumAll (dalam tekno.kompas.com, 2013) yang menyatakan bahwa Instagram memiliki pengaruh besar dibanding Facebook dan Twitter. Pendapat tesebut berdasarkan dari 6.000 responden di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa Instagram membuat suatu bisnis menjadi lebih cepat mencapai ROI (Return of Investment) dari promosi produk.

Menurut riset Emarketer (dalam www.kompasiana.com, 2015), pengguna Instagram didominasi anak muda usia 18 tahun sampai 24 tahun.

Melihat fenomena dikalangan anak muda sekarang ini yang gemar upload foto di Instagram kemudian saling mengomentari menunjukkan bahwa komunikasi word of mouth tidak hanya dilakukan secara langsung tapi juga bisa melalui media elektronik yang sering disebut electronic word of mouth.

Unggahan foto menarik pada akun instagram seseorang cenderung menimbulkan komentar dan ulasan dari akun lain terlebih bila foto menunjukkan suatu obyek wisata tertentu. Foto obyek wisata yang diunggah di instagram dengan komentar dan ulasan yang baik akan menarik minat user lain untuk datang berkunjung ke obyek wisata tersebut. Seperti pada obyek wisata Curug Sidoharjo yang dapat dikatakan masih obyek wisata baru, akan tetapi obyek ini sekarang mulai ramai dikunjungi wisatawan karena informasi melalui jejaring sosial seperti Instagram cepat sekali menyebar. Disinilah

(21)

kekuatan word of mouth sangat berpengaruh terhadap minat dan keputusan berkunjung wisatawan.

Selain kekuatan electronic word of mouth pada Instagram, daya tarik obyek wisata juga menjadi pertimbangan wisatawan. Menurut Undang – Undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan (dalam http://www.kemenpar.go.id, 2014), daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan

.

Daya tarik wisata Curug Sidoharjo dapat dirasakan wisatawan saat berkunjung adalah saat melihat keindahan air terjun yang ketinggiannya kurang lebih 75 meter, pemandangan alam yang masih asri, bermain air dan jika beruntung dapat melihat kera ekor panjang yang bergelantungan di tebing-tebing.

Curug Sidoharjo berlokasi di desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Lokasi tidak kalah pentingnya dengan electronic word of mouth dan daya tarik obyek wisata. Menurut Swastha (dalam http://www.landasanteori.com//, 2015), lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Terkait dengan lokasi maka faktor yang menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan. Dimana suatu obyek wisata mudah dijangkau dengan kendaraan, dengan petunjuk arah yang jelas, fasilitas yang aman serta nyaman dan lingkungan sekitar yang mendukung jasa pariwisata. Lokasi obyek wisata Curug Sidoharjo cukup rumit untuk

(22)

dijangkau sebab akses jalan yang kecil dan berada di kawasan pegunungan menoreh sehingga jalan yang ditempuh naik-turun.

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi mempengaruhi keputusan wisatawan berkunjung di Curug Sidoharjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian yaitu:

1. Apakah electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Curug Sidoharjo?

2. Apakah electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi secara bersama- sama berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Curug Sidoharjo?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan meneliti mengenai electronic word of mouth, daya tarik dan lokasi. Namun penelitian ini hanya akan membahas pengaruh electronic word of mouth pada Instagram, daya tarik dan lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

(23)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi secara parsial terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Curug Sidoharjo.

2. Untuk mengetahui pengaruh eletronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi secara bersama-sama terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Curug Sidoharjo.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Bagi Pengelola Obyek Wisata

Sebagai bahan masukan bagi pengelola obyek wisata Curug Sidoharjo dapat lebih memahami perilaku konsumen sehingga dapat menentukan strategi pemasaran seperti apa yang efektif digunakan dalam mengembangkan obyek wisata Curug Sidoharjo.

2. Bagi Konsumen

Sebagai bahan masukan bagi konsumen supaya lebih kreatif dalam mencari informasi terkait obyek wisata sehingga sebelum berkunjung konsumen sudah mengetahui informasi seputar obyek wisata.

(24)

3. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat lebih memahami perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran sehingga ilmu yang diperoleh selama kuliah dapat dipraktekkan di dunia kerja.

(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen

Menurut Stoner (dalam Pambudi, 2013:5), Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan lingkungan kegiatan yang dilakukan manajer dibagi menjadi dua yaitu manajer Fungsional dan Manajer Umum. Manajer fungsional bertanggung jawab pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan dan lain sebagainya yang dipusatkan oleh kesamaan tugas.

2. Manajemen Pemasaran

Menurut Stanton (dalam Akhirson dkk, 2013:7), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai

(26)

superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prisip kepuasan pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:16), manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Di dalam suatu perusahaan tentu menerapkan berbagai komunikasi pemasaran. Komunikasi Pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang beusaha menyebarkan informasi dan mempengaruhi pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli dan setia pada produk yang ditawarkan produsen. Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih efisien, dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan. Sarana dalam komunikasi pemasaran di antaranya:

a. Face to Face

Komunikasi pemasaran satu ini merupakan komunikasi secara langsung yang dilakukan penjual kepada pembeli. Bila anda menjalankan komunikasi ini maka sering terjadi kendala pada waktu dan biaya sehingga komunikasi langsung ini kadang tidak di minati para marketer bisnis

(27)

b. Media cetak

Media cetak juga bisa digunakan untuk komunikasi pemasaran produk. Dengan menggunakan media cetak seperti brosur, surat kabar atau koran, majalah , spanduk, stiker anda bisa melakuakn promosi sebagai komunikasi pemasaran kepada konsumen anda. Cara ini sering digunakan pebisnis untuk mendapatkan simpati dari konsumen.

c. Internet

Internet merupakan sarana komunikasi pemasaran yang hebat dan hampir semua pebisnis menjalankan pemasarannya melalui internet.

Internet lebih mudah menginformasikan produk dan internet memiliki jumlah pengguna yang banyak.

3. Perilaku Konsumen

Menurut American Marketing Association (dalam Peter dan Olson, 2013:6), perilaku konsumen adalah dinamika kesadaran, perilaku dan lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan. Disiplin perilaku konsumen adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mana memanfaatkan metode riset yang berasal dari disiplin psikologi, sosiologi, ekonomi, dan antropologi dalam meneliti perilaku manusia sebagai konsumen. Menurut Sumarwan (2011:5), riset perilaku konsumen terdiri atas tiga perspektif, yaitu:

a. Perspektif pengambilan keputusan

Konsumen melakukan serangkaian aktivitas dalam membuat keputusan pembelian. Perspektif ini mengasumsikan bahwa konsumen

(28)

memiliki masalah dan melakukan proses pengambilan keputusan rasional untuk memecahkan masalah.

b. Perspektif eksperiensial

Perspektif ini mengemukakan bahwa konsumen sering kali mengambil keputusan membeli suatu produk tidak selalu berdasarkan proses keputusan rasional untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Konsumen sering sekali membeli suatu produk karena alasan kegembiraan, fantasi, ataupun emosi.

c. Perspektif pengaruh behavioral

Perspektif ini menyatakan bahwa seorang konsumen membeli suatu produk sering kali bukan karena alasan rasional. Perilaku konsumen dalam perspektif menyatakan bahwa konsumen sangat dipengaruhi faktor luar seperti program pemasaran, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, faktor ekonomi, serta pengaruh lingkungan yang kuat membuat konsumen melakukan pembelian.

Menurut Amirullah (dalam Supranto dan Limakrisna, 2007:18-19), faktor individu yang berhubungan dengan perilaku konsumen adalah kekuatan yang melekat pada konsumen yang mempengaruhi keputusan membeli. Kekuatan yang melekat pada konsumen secara individu tersebut sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri individu atau konsumen.

Kekuatan individu terdiri dari pengalaman belajar dan memori (learning and memory), kepribadian dan konsep diri (personality and self concept), motivasi dan keterlibatan (motivation and involvement), sikap (attitude),

(29)

dan gaya hidup (life style). Menurut Sumarwan (2011:13-14), faktor dalam lingkungan konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya:

a. Budaya

Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, kebiasaan seseorang dalam masyarakat.

Suatu nilai-nilai bisa dianggap sebagai makna budaya jika semua orang dalam sebuah masyarakat memiliki pemahaman yang sama terhadap nilai-nilai tersebut. Budaya akan mempengaruhi sikap, presepsi, dan perilaku konsumen.

b. Karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi

Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk, misalnya suku adalah variabel demografi. Beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.

c. Keluarga

Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.

Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian barang dan jasa.

(30)

d. Kelompok acuan

Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bias merupakan tujuan individu atau tujuan bersama.

Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara, yaitu:

1) Kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen.

2) Anggota kelompok membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok.

Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang.

e. Lingkungan dan situasi

Lingkungan konsumen terbagi ke dalam 2 macam, yaitu :

1) Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dan orang-orang sekitarnya. Lingkungan sosial yaitu orang-orang lain yang berada di sekeliling konsumen dan termasuk perilaku dari orang-orang tersebut.

2) Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen, termasuk di dalamnya adalah beragam produk, toko, lokasi toko, dan produk di dalam toko.

Situasi bukanlah lingkungan fisik atau karakteristik lingkungan sosial.

Arti situasi didefinisikan oleh seorang konsumen yang berperilaku di

(31)

sebuah lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu. Situasi konsumen terdiri atas tiga macam, yaitu:

1) Situasi komunikasi/ pencarian informasi 2) Situasi pembelian

3) Situasi penggunaan f. Teknologi

Teknologi dalam bentuk perangkat keras dan lunak telah berkembang pesat dan perangkat teknologi tersebut telah tersedia di pasar dengan harga terjangkau oleh sebagian besar konsumen. Perangkat atau peralatan teknologi yang dimiliki dan digunakan seorang konsumen akan mempengaruhi sikap dan perilakunya. Beberapa teknologi sekarang ini yang sangat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya telepon genggam, internet, kendaraan bermotor roda dua, transportasi udara yang semakin terjangkau dan lain sebagainya.

4. Keputusan Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Sumarwan, 2011:357), keputusan merupakan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

Semua aspek dari afeksi dan kognisi terlibat dalam pembuatan keputusan.

Proses kunci didalam pembuatan keputusan konsumen ialah proses integrasi yang mana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif perilaku kemudian memilih satu. Schiffman dan Kanuk (dalam Sumarwan, 2011:358-359) mengemukakan empat macam perspektif dari model manusia (model of man). Model manusia yang

(32)

dimaksud adalah suatu model tingkah laku keputusan dari seorang individual berdasarkan empat perspektif, yaitu:

a. Manusia ekonomi

Model ini menggambarkan manusia yang melakukan keputusan secara rasional. Manusia ekonomi berusaha mengambil keputusan yang memberikan kepuasan maksimum. Keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi, seperti harga dan jumlah barang.

b. Manusia pasif

Model ini menggambarkan manusia sebagai individu yang mementingkan diri sendiri dan menerima berbagai macam promosi yang ditawarkan pemasar. Model manusia pasif dianggap tidak realistis. Konsumen digambarkan sebagai pembeli yang irasional dan implusif.

c. Manusia kognitif

Model manusia kognitif menggambarkan sebagai individu yang berfikir untuk memecahkan masalah. Model kognitif menggambarkan konsumen sebagai sebuah system pemrosesan informasi. Pemrosesan informasi akan membawa pada pembentukan kesukaan dan selanjutnya kepada keinginan membeli.

d. Manusia emosional

Konsumen sebagai individu yang memiliki perasaan mendalam dan emosi yang mempengaruhi pembelian atau pemilikan barang-barang

(33)

tertentu. Konsumen yang melakukan keputusan pembelian emosional, sedikit sekali usaha yang dilakukan untuk mencari informasi sebelum membeli.

Menurut Sumarwan (2011:361-387), proses keputusan konsumen dibagi menjadi enam proses, yaitu:

a. Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

Menurut Engel dkk (dalam Sumarwan, 2011:361-362), ada bebrapa faktor yang mempengaruh pengaktifan kebutuhan, yaitu:

1) Waktu

Rutinitas yang dilakukan seseorang setiap harinya akan mendorong kebutuhan fisiologis seseorang dan berlalunya waktu akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan konsumen.

2) Perubahan situasi

Perubahan situasi seseorang akan mengaktifkan kebutuhan.

Perubahan situasi ini akan mendorong seseorang mengubah rutinitasnya sehigga menimbulkan kebutuhannya yang baru.

3) Pemilikan produk

Memiliki sebuah produk akan mengaktifkan kebutuhan akan produk yang lain sebagai pelengkap.

(34)

4) Konsumsi produk

Konsumsi akan produk yang sudah rutin dilakukan akan mendorong seseorang untuk membeli kembali produk tersebut.

Habisnya produk yang lama akan membuat konsumen menyadari kebutuhannya untuk mengkonsumsi kembali.

5) Perbedaan individu

Perbedaan sikap setiap individu mempengaruhi akan kebutuhan yang akan timbul. Sikap antar individu berbeda-beda sehingga kebutuhan yang timbul berbeda pula.

6) Pengaruh pemasaran

Produk baru yang muncul setiap harinya akan diiklankan dan dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Program pemasaran akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari kebutuhannya.

b. Pencarian informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.

Dua jenis pencarian informasi, yaitu:

1) Pencarian internal

Konsumen mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya. Pencarian informasi secara internal dilakukan konsumen dengan mengingat semua produk yang dikenalnya

(35)

kemudian konsumen akan berfokus pada produk yang sangat dikenalnya. Konsumen membagi produk yang dikenalnya tersebut menjadi tiga kategori, yaitu produk yang dipertimbangkan lebih lanjut, produk yang dipandang tidak berbeda satu sama lain, dan produk yang ditolak.

2) Pencarian eksternal

Konsumen mungkin cukup sampai pencarian internal jika apa yang dicari telah terpenuhi. Jika tidak, konsumen akan berlanjut ke pencarian eksternal. Pencarian eksternal adalah pencarian informasi mengenai produk,merek, dan pembelian kepada lingkungan konsumen. Konsumen akan bertanya kepada pihak- pihak yang paham akan informasi terkait.

c. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Menurut Mowen dan Minor (dalam Sumarwan, 2011:368), proses evaluasi alternatif akan mengikuti model pengambilan keputusan, model eksperiental, dan model perilaku. Jika konsumen berada dalam kondisi keterlibatan tinggi terhadap produk, maka proses evaluasi alternatif akan memiliki tahapan berikut: pembentukan kepercayaan, pembentukan sikap, dan keinginan berperilaku.

(36)

d. Pembelian

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih, maka selanjutnya akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, bagaimana cara membayar.

Proses pembelian terdiri atas dua tahap, yaitu:

1) Mencari informasi

Konsumen akan mencari informasi mengenai produk dari berbagai sumber seperti koran, majalah, radio, televisi, internet dan sumber lain.

2) Mengambil dana

Selain perlu mencari informasi mengenai produk yang akan dibeli, konsumen juga perlu mengetahui dari mana dana yang akan dipakai untuk membeli produk tersebut.

e. Konsumsi

Setelah konsumen membeli atau memperoleh produk dan jasa, akan diikuti proses konsumsi atau penggunaan produk. Istilah konsumsi memiliki arti yang luas dan arti ini terkait dengan jenis atau kategori produk dan jasa yang dibeli. Seperti misalnya rumah arti konsumsinya dihuni, motor arti konsumsinya dikendarai, obyek wisata arti konsumsinya dimikmati keindahannya dan dimanfaatkan jasanya.

(37)

f. Kepuasan

Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Hasil dari evaluasi pasca konsumsi adalah kosumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk yang telah dilakukannya. Kepuasan akan mendorong konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi ulang produk.

5. Pariwisata

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (dalam http://www.wisatakandi.com,2011), wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Orang yang melakukan kegiatan wisata merupakan wisatawan. Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Menurut Spillane (1991:28-30), jenis-jenis pariwisata terdiri atas:

a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk mengurangi ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam,

(38)

untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.

b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

c. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism).

Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset. Untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain, dan sebagainya.

d. Pariwisata untuk urusan usaha dagang besar (Business Tourism).

Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku untuk menentukan daerah tujuan atau waktu perjalanan.

e. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism).

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang inigin mempraktekkannya sendiri.

(39)

f. Pariwisata untuk konvensi (Convention Tourism).

Banyak negara yang tertarik dan menganggap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism.

Menurut Suwantoro (dalam http://perencanaankota.blogspot.co.id, 2014), Selain dipandang dari jenisnya, pariwisata dapat pula dilihat dari kriteria lain yaitu bentuk-bentuk perjalanan wisata yang dilakukan, lamanya perjalanan, dan pengaruhnya terhadap ekonomi akibat adanya perjalanan wisata. Bentuk-bentuk pariwisata ini antara lain:

a. Wisata dari segi jumlahnya, dibedakan atas:

1) Individual Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh seseorang atau sepasang suami-istri. Family Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh keluarga atau yang masih mempunyai hubungan saudara.

2) Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh sedikitnya 10 orang dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan para anggotanya.

b. Wisata dari segi pengaturannya, dibedakan atas:

1) Pre-arranged Tour, suatu perjalanan wisata yang telah diatur jauh hari sebelumnya, biasanya diatur oleh suatu lembaga yang mengurus perjalanan wisata yang bekerja sama dengan semua instansi yang terkait.

(40)

2) Packaged Tour, suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh biro perjalanan wisata yang menyediakan paket-paket wisata guna memberikan kemudahan dalam melakukan perjalanan wisata.

3) Coach Tour, suatu paket perjalanan wisata yang dipimpin oleh pemandu wisata, dilakukan secara rutin dan mempunyai waktu dan rute perjalanan yang telah ditetapkan.

4) Special Arranged Tour, suatu perjalanan wisata yang disusun sesuai keinginan pelanggannya.

5) Optional Tour, suatu perjalanan wisata tambahan yang dilakukan diluar perjanjian dan disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

c. Wisata dari segi maksud dan tujuan, dibedakan atas:

1) Holiday Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur dan bersenang-senang.

2) Familiarization Tour, suatu perjalanan anjangsana yang bertujuan untuk lebih mengenal bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya.

3) Educational Tour, suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Jenis wisata ini disebut juga study tour.

4) Scientific tour (wisata pengetahuan) yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan.

(41)

5) Pilgrimage tour (wisata keagamaan) yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

6) Special mission tour (wisata program khusus) yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus.

7) Hunting tour (wisata perburuan) yaitu kunjungan wisata untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan sebagai hiburan.

d. Wisata dari segi penyelenggaraanya, dibedakan atas:

1) Excursion yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek.

2) Safari tour yaitu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya.

3) Cruize tour yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar.

4) Youth tour (wisata remaja) yaitu kunjungan wisata yang khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut umur yang ditetapkan.

5) Marine tour (wisata bahari) yaitu suatu kunjungan ke objek wisata khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreckdiving.

(42)

6. Electronic Word of Mouth

Sekarang ini, internet telah mengubah gaya hidup masyarakat dengan banyak cara. Internet memberikan kemudahan bagi penggunanya terlebih pada informasi yang sangat mudah diakses. Bahkan sekarang ini pemasaran produk barang atau jasa banyak dilakukan di internet. Pemasar sekarang ini semakin kreatif dalam memasarkan produk, dapat dilihat dari banyaknya situs online jual-beli produk. Informasi dari mulut ke mulut atau word of mouth tradisional telah memainkan peran penting dalam keputusan pembelian pelanggan. Secara umum Word of Mouth adalah oral person-to-person communication atau komunikasi lisan antara individu ke individu lainnya atau antara pengirim dan penerima pesan dimana didalamnya memiliki unsur produk, jasa ataupun brand. Kotler & Keller (dalam www.pendidikanekonomi.com, 2012) mengemukakan bahwa, word of mouth communication atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Tiga tahapan word of mouth menurut Sumardi (dalam Andriyanto, 2010:24) adalah TAPS atau Talking, Promoting, Selling:

a. Membicarakan adalah tahapan dimana seorang konsumen membicarakan sebuah produk atau merek kepada konsumen lain.

(43)

b. Mempromosikan ketika seorang konsumen bukan hanya sekedar membicarakan merek/produk tapi juga bersedia untuk mempromosikannya kepada konsumen lain.

c. Menjual adalah tahapan dimana seorang konsumen mau untuk menjualkan merek/produk tersebut kepada orang lain.

Penelitian Jeonga dan Jang (dalam Sari, 2012:38-41), menyatakan bahwa dimensi electronic word of mouth positif direfleksikan melalui tiga dimensi, yaitu:

a. Concern for others/ kepedulian terhadap orang lain.

Menurut Thurau dkk (dalam Sari, 2012:38), Concern for others atau kepedulian terhadap orang lain berkaitan erat dengan konsep altruisme. Misalnya mencegah orang lain untuk berwisata ke tempat wisata yang berbahaya. Dalam komunikasi electronic word of mouth positif antara para wisatawan dapat memulai electronic word of mouth positif karena keinginan murni mereka untuk membantu wisatawan lain dengan berbagai pengalaman positif wisatawan.

b. Expressing positive feelings/ mengungkapkan perasaan positif.

Pengalaman positif wisatawan memberikan kontribusi untuk ketegangan psikologis dalam pengalaman dengan orang lain.

Ketegangan ini dapat diberitahukan dengan mengartikulasikan sebuah pengalaman berwisata yang positif.

(44)

c. Helping the company/ membantu perusahaan.

Konsumen atau wisatawan yang termotivasi untuk terlibat dalam electronic word of mouth positif karena untuk memberikan sesuatu kepada perusahaan atau dalam kasus penelitian ini adalah pengelola obyek wisata untuk pengalaman positif berwisata mereka.

Menurut Thurau dkk (dalam Sari, 2012:39) merefleksikan electronic word of mouth positif melalui 8 dimensi, yaitu:

a. Platform assistance

Mengoperasionalisasiakan perilaku electronic word of mouth positif berdasarkan dua cara:

1) Frekuensi Kunjungan user pada media electronic word of mouth positif.

2) Jumlah komentar yang ditulis oleh user pada kolom komentar.

b. Venting negative feeling

Untuk mencegah orang lain mengalami masalah yang mereka alami.

Upaya ini biasanya terdapat pada electronic word of mouth negative, yaitu jika wisatawan mengalami hal yang tidak menyenangkan atau negative bagi mereka. Berbagai pengalaman negative melalui publikasi komentar online dapat membantu wisatawan untuk mengurangi ketidakpuasan.

c. Concern for other consumers

Keinginan tulus membatu teman atau saudara dalam membuat keputusan berkunjung.

(45)

d. Extraversion/ positive self-enhancement

Motif ini mencakup fokus pada manfaat psikologis komunikator dari electronic word of mouth mengintegrasikan kategori motif asli untuk mengekspresikan perasaan positif dan peningkatan diri.

e. Social benefits

Afiliasi dengan sebuah komunikasi virtual dapat mewakili suatu manfaat sosial konsumen untuk alasan identifikasi dan integrasi sosial, dengan demikian dapat diduga bahwa konsumen terlibat dalam komunikasi electronic word of mouth untuk berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online (William dalam Sari, 2012:40). User dapat menulis komentar pada kolom komentar, perilaku tersebut menandakan partisipasi mereka dalam penggunaan dan memungkinkan mereka menerima keuntungan dari media electronic word of mouth.

f. Economic incentives

Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari perilaku manusia secara umum. Dengan demikian, penerima komunikasi electronic word of mouth operator platform adalah bentuk dari utilitas penerimaan.

g. Helping the company

Helping the company adalah hasil dari kepuasan konsumen dengan produk dan keinginan berikutnya untuk membantu pengelola. Motif ini didukung oleh teori ekuitas, yang menunjukkan bahwa orang

(46)

menginginkan pertukaran yang equitable dan fair (Oliver dan Swan dalam Sari, 2012:40). Jika konsumen/ wisatawan telah merasa menerima rasio yang lebih tinggi dari perusahaan maka kemudian membantu perusahaan dengan merekomendasikan penawaran nya melalui internetadalah salah satu cara menyamakan kedudukan.

h. Advice seeking

Konsumsi terjadi ketika seorang user membaca suatu ulasan dan komentar yang ditulis oleh orang lain, yang juga memotivasi user untuk menulis komentar. Menulis dan meminta informasi untuk mendapatkan umpan balik yang lebih spesifik dan lebih berguna daripada hanya membaca komentar secara anonim.

Dengan adanya internet terciptalah sebuah paradigma baru dalam komunikasi word Of Mouth dan inilah awal pemunculan dari istilah electronic Word of Mouth. Dengan kemajuan teknologi semakin banyak trend konsumen untuk sibuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai suatu produk sebelum mereka melakukan suatu pembelian seperti melalui jejaring sosial dan ini menghasilkan aktivitas electronic word of mouth.

Jika dilihat melalui sisi pengirim pesan, para konsumen yang mengumpulkan informasi dari diskusi atau forum online juga menunjukan ketertarikan yang tinggi pada topik sebuah produk daripada konsumen yang mendapatkan informasi dari sumber yang dilakukan oleh usaha-usaha marketing perusahaan. Social media memiliki kekuatan konten yang kuat sebagai referensi konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai

(47)

sebuah produk. Kekuatan konten dan percakapan yang terjadi di dalam sosial media mendorong banyak perusahaan yang memanfaatkan sebagai alat komunikasi dan pemasaran mereka. Melalui sosial media perusahaan dapat mempromosikan sebuah produk dan membentuk komunitas atau group online untuk konsumen yang menyukai merek yang digunakan.

Adanya komunitas atau group online tersebut akan memungkinkan terjadinya suatu interaksi sosial secara elektronik yang akan mendorong terjadinya electronic word of mouth. Banyak perusahaan menyadari kekuatan dari electronic word of mouth di sosial media. Jaringan sosial dalam bentuk komunitas online dapat menjadi sumber daya penting bagi perusahaan.

7. Instagram

Instagram merupakan salah satu social media yang banyak diminati sekarang ini. Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri (dalam http://ceritatentangmedan.blogspot.co.id/, 2013) . Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 keatas, dan handphone dengan OS Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas (Atmoko, 2012). Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple App Store dan Play Store. Untuk dapat menggunakan Instagram diperlukan akun yang merupakan identitas resmi sebagai warga instagram. Proses pendaftaran

(48)

akun Instagram cukup sederhana, tidak sedetail seperti ketika membuat akun jejaring sosial seperti facebook ataupun e-mail. Aplikasi Instagram hanya punya lima menu utama yang semuanya terletak dibagian bawah, yaitu home page, popular, take photo, new feed, dan profile. Setelah login dan menjalankan aplikasi instagram maka user akan masuk ke halaman utama yang menampilkan timeline foto-foto terbaru dari sesama user yang telah diikuti. Setiap foto yang ada di Instagram dapat dikomentari sehingga user lain dapat menulis kesan-kesan mengenai foto. Sesama pengguna Instagram dapat saling memberikan like untuk foto yang diunggah di akunnya.

Dengan semakin bertambahnya pengguna Instagram, semakin banyak pula pihak yang menggunakan Instagram sebagai media promosi.

Promosi yang dilakukan mulai dari merekomendasikan suatu hal sampai berjualan. Instagram menjadi media promosi yang efektif digunakan, melihat banyaknya pengguna dan informasi yang dibagikan dapat lebih jelas karena ada foto yang mendukung serta kolom komentar yang dapat dilihat para pengguna.

8. Daya Tarik

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 (dalam http://www.wisatakandi.com,2011), daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Dalam

(49)

Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan (dalam http://lisaherdiana.blogspot.co.id. 2012) disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :

a. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

b. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.

c. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan (dalam lisaherdiana.blogspot.co.id, 2012) di bagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Daya Tarik Wisata Alam

Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :

1) Flora fauna

2) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan bakau

3) Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau

(50)

4) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan

b. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya

Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.

c. Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya:

berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dll.

Menurut Maryani (dalam http://lisaherdiana.blogspot.co.id, 2012) suatu daya Tarik wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, syarat- syarat tersebut adalah:

a. What to see

Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.

(51)

b. What to do

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.

c. What to buy

Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

d. What to arrive

Di dalamnya termasuk bagaimana kita mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.

e. What to stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

9. Lokasi

Menurut Sumaatmadja (dalam http://www.definisi-pengertian.com, 2015), lokasi suatu benda dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi.

(52)

Lokasi dalam suatu ruang dapat dibedakan menjadi dua jenis lokasi, yaitu:

a. Lokasi absolut

Suatu tempat atau wilayah yang lokasinya berkaitan dengan letak astronomis yaitu dengan menggunakan garis lintang dan garis bujur, dan dapat diketahui secara pasti dengan menggunakan peta. Lokasi absolut suatu daerah tidak dapat berubah atau berganti sesuai perubahan jaman tetapi bersifat tetap karena berkaitan dengan bentuk bumi.

b. Lokasi relatif

Suatu tempat atau wilayah yang berkaitan dengan karakteristik tempat atau suatu wilayah, karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat diabstraksikan lebih jauh. Lokasi relatif memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan dan kemajuan wilayah yang bersangkutan dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Tjiptono (dalam Kiswanto, 2011:24) menjelaskan bahwa pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan terhadap faktor- faktor berikut:

a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau oleh alat transportasi darat.

b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

c. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu:

1) Banyaknya petunjuk arah dan orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying,

(53)

yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

2) Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan, misalnya terhadap layanan kepolisian, pemadam kebakaran atau ambulans.

d. Fasilitas yang memadai, aman, dan nyaman bagi wisatawan.

e. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.

f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang sama terdapat banyak pesaing.

h. Peraturan pemerintah, yaitu peraturan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengatur suatu lokasi.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya berasal dari beberapa penelitian, diantaranya:

1. Penelitian berjudul, “Pengaruh Electronic Word of Mouth di Social Media Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen” (Studi Pada Restoran Holycowsteak), yang ditulis oleh Viranti Mustika Sari. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh electronic word of mouth (ewom) di social media Twitter terhadap minat beli konsumen. Populasi penelitian ini adalah seseorang yang pernah terpapar informasi mengenai

(54)

Holycowsteak dan belum pernah bersantap di Holycowsteak. Jumlah sampel adalah 100 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan teknik snowball.

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa electronic word of mouth di social media Twitter memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat beli.

2. Penelitian berjudul, “Pengaruh Electronic Word of Mouth pada Media Sosial Facebook Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Desa Wisata Nglaggeran Gunung Kidul”, yang ditulis oleh Ali Hasan. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth pada sosial media facebook terhadap keputusan berkunjung ke Desa Wisata Nglaggeran Gunung Kidul. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung desa wisata Nglaggeran periode Desember 2014 sampai Januari 2015. Sampel berjumlah 100 responden. Menggunakan teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling dan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Alat Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu variabel concern for other (x1) tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung, variabel expressing positive feelings (x2) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, variabel economic incentives (x3) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, variabel helping the company (x4) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, dan variabel

(55)

platform assistance (x5) tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penelitian hanya menggunakan lima dari sembilan dimensi electronic word of mouth Facebook.

3. Penelitian berjudul “Pengaruh Daya Tarik, Fasilitas, dan Aksesbilitas Terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berkunjung Kembali Ke Aloita Resort Di Kabupaten Mentawai”.

Penelitian ini ditulis oleh Alfattory Rheza Syahrul. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh daya Tarik, fasilitas, dan aksesbilitas terhadap kunjungan wisatawan asing ke Aloita Resort di Kabupaten Mentawai. Populasi penelitian yaitu seluruh wisatawan asing ada pada saat penelitian dilakukan. Sampel sebanyak 50 responden. Teknik Pengambilan Sampel menggunakan metode accidental sampling dengan kuesioner sebagai teknik pengumpulan datanya. Alat Analisis yang digunakan penulis yaitu analisis jalur/ path analysis.

4. Penelitian berjudul “Pengaruh Harga, Lokasi, dan Fasilitas Terhadap Keputusan Wisatawan Di Obyek Wisata Dampo Awang Beach Rembang”, yang ditulis oleh Anjar Hari Kriswanto. Tujuan penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh wisatawan di obyek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini. Jumlah Sampel sebanyak 115 responden dengan teknik pengambilan sampel

(56)

menggunakan accidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Alat Analisis yang digunakan penulis yaitu analisis regresi berganda. Kesimpulan dari penelitian yaitu harga berpengaruh sebesar 9,73%, lokasi berpengaruh sebesar 4,32% dan fasilitas berpengaruh sebesar 7,50% terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini. Secara simultan pengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang sebesar 41,6%. Saran yang dapat diberikan adalah faktor harga, lokasi dan fasilitas hendaknya diperhatikan secara cermat oleh pihak manajemen objek wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Keputusan berkunjung mengacu pada beberapa hal yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan konsumsi. Para calon wisatawan yang mempunyai kebutuhan untuk berekreasi akan melakukan pencarian informasi, kemudian informasi yang diperoleh akan dievaluasi dan akhirnya akan menimbulkan keputusan berkunjung.

Electronic word of mouth pada Instagram yang menjadi bahan pertimbangan calon wisatawan untuk berkunjung adalah concern for others, expressing positive feelings, helping the company, dan platform assistance.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Electronic Word of Mouth (eWOM) terhadap Minat Beli

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai “Pengaruh Marketing Public Relations dan Word of Mouth Marketing terhadap

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian berjudul: Pengaruh Persepsi Harga, Citra Merek, dan Electronic Word of

Dari pengertian diatas maka sistem informasi manajemen (SIM) dapa t didefinisikan sebagai berikut Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Pengaruh Persepsi Kemudahan, Kepercayaan dan Electronic Word of Mouth terhadap

Penelitian ini membahas tentang electronic word of mouth dan daya tarik namun memiliki batasan dalam kajian mengenai pengaruh electronic word of mouth, yaitu

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mencari tahu apakah terdapat hubungan antara electronic word of mouth terhadap minat berkunjung di

Triatmanto menunjukkan Electronic Word of Mouth dan media sosial Instagram memiliki pengaruh terhadap minat beli (2018, p. 617) membuktikan Electronic Word of