• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN DAYA TARIK TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE HUTAN PINUS ASRI MANGUNAN, DLINGO, BANTUL, D.I.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN DAYA TARIK TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE HUTAN PINUS ASRI MANGUNAN, DLINGO, BANTUL, D.I."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

KE HUTAN PINUS ASRI MANGUNAN, DLINGO, BANTUL, D.I.YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Objek Wisata Hutan Pinus Asri Mangunan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Bery Wicaksono Pangestu NIM : 142214174

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(2)

i

KE HUTAN PINUS ASRI MANGUNAN, DLINGO, BANTUL, D.I.YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Objek Wisata Hutan Pinus Asri Mangunan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Bery Wicaksono Pangestu NIM : 142214174

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(3)
(4)
(5)

iv

“A Journey To Success Begins With A Single Step.”

HITAM PUTIH

Motto

Taruhlah impianmu hanya setinggi tanah saja agar kau dapat dan mampu berdiri diatasnya.

Tapi jangan kau biarkan orang lain menginjak-injak impianmu.

Penulis

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus Keluarga yang selalu mendukungku

Teman-teman yang tercinta

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Allah atas karunia dan rahmat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Electronic Word of Mouth dan Daya Tarik Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Hutan Pinus Asri Mangunan, Dlingo, Bantul, D.I. Yogyakarta:

Studi Kasus pada Pengunjung Obyek Wisata Hutan Pinus Asri Mangunan”.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Hg. Suseno Triyanto Widodo, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan dan membimbing penulis dengan penuh ketulusan hati.

4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang juga telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

(9)
(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan teori ... 7

B. Penelitian Sebelumnya ... 32

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 34

D. Rumusan Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis penelitian ... 37

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 37

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 37

D. Variabel Penelitian ... 38

(11)

x

E. Populasi dan Sampel ... 42

F. Teknik Pengambilan Sampel... 43

G. Sumber Data ... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ... 44

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 44

J. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 53

A. Profil Hutan Pinus Asri Mangunan ... 53

B. Fasilitas di Hutan Pinus Asri ... 54

C. Akses Menuju Hutan Pinus Asri ... 54

D. Jam Buka dan Tiket Masuk Hutan Pinus Asri ... 55

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Deskripsi Data dan Analisis ... 56

B. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan ... 65

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

C. Keterbatasan ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN... 87

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...57

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...58

V.3 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Responden...59

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...60

V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Media Sosial yang Digunakan...61

V.6 Mean Butir Pernyataan Variabel Electronic Word of Mouth...62

V.7 Mean Butir Pernyataan Variabel Daya Tarik...63

V.8 Mean Butir Pernyataan Variabel Keputusan Berkunjung...64

V.9 Hasil Uji Validitas Variabel Electronic Word of Mouth...65

V.10 Hasil Uji Validitas Variabel Daya Tarik...66

V.11 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Berkunjung...67

V.12 Hasil Uji Reliabilitas...67

V.13 Hasil Uji Multikolinearitas...69

V.14 Hasil Uji t...71

V.15 Hasil Uji F...73

V.16 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda...74

V.17 Hasil Koefisien Determinasi...75

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Konseptual...35

V.1 Histogram Uji Normalitas...68

V.2 P-Plot Uji Normalitas...68

V.3 Scatterplot...70

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran A Draft Kuesioner dan Kuesioner ... 87

Lampiran B Perolehan Data ... 94

Lampiran C Hasil Olah Data Karakteristik Responden ... 102

Lampiran D Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 104

Lampiran E Hasil Uji Asumsi Klasik... 110

Lampiran F Hasil Uji Hipotesis ...112

Lampiran G Hasil Mean Butir Pernyataan...113

(15)

xiv

ABSTRAK

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN DAYA TARIK TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE HUTAN

PINUS ASRI MANGUNAN, DLINGO, BANTUL, D.I.YOGYAKARTA Studi Kasus pada Objek Wisata Hutan Pinus Asri Mangunan

Bery Wicaksono Pangestu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2019

Penelitian bertujuan untuk mengetahui : 1) pengaruh electronic word of mouth dan daya tarik secara parsial terhadap keputusan berkunjung wisatawan Hutan Pinus Asri Mangunan. 2) untuk mengetahui pengaruh secara bersama – sama electronic word of mouth dan daya tarik terhadap keputusan berkunjung wisatawan Hutan Pinus Asri Mangunan. Jumlah sampel sebanyak 100 responden.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan : 1) electronic word of mouth dan daya tarik secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Hutan Pinus Asri Mangunan. 2) electronic word of mouth dan daya tarik secara bersama – sama berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Hutan Pinus Asri Mangunan.

Kata kunci: electronic word of mouth, daya tarik , keputusan berkunjung.

(16)

xv

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ELECTRONIC WORD OF MOUTH AND ATTRACTIVENESS ON TOURIST VISITING DECISIONS TO HUTAN

PINUS ASRI MANGUNAN, DLINGO, BANTUL, D.I.YOGYAKARTA A Study on Tourism Objects Hutan Pinus Asri Mangunan

Bery Wicaksono Pangestu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2019

This research aims to find out : 1) the influence of electronic word of mouth and the attractiveness simultaneusly on tourist visiting decisions to Hutan Pinus Asri Mangunan. 2) the influence of electronic word of mouth and the attractiveness on tourist visiting decisions to Hutan Pinus Asri Mangunan. The samples are 100 respondents. The method of sampling is purposive sampling.

Data collection technique was questionnaires. The data analysis technique is multiple linear regression analysis. The result of the research shows that : 1) electronic word of mouth and attractiveness simultaneusly influenced tourist visiting decisions to Hutan Pinus Asri Mangunan. 2) electronic word of mouth and attractiveness influenced partially and positively tourist visiting decisions to Hutan Pinus Asri Mangunan.

Keywords: electronic word of mouth, attractiveness, visiting decision.

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pariwisata merupakan bentuk nyata dari suatu perjalanan sebagai sebuah bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap dalam kehidupan manusia terutama dalam menikmati nuansa budaya dan alam.

Munculnya pariwisata tidak lepas dengan adanya dorongan naluri manusia yang selalu ingin mengetahui dan mencari hal-hal yang baru, bagus, menarik, mengagumkan, dan menantang. Biasanya hal itu dilakukan dengan perjalanan- perjalanan ke luar daerah atau keluar dari kebiasaan sehari-hari dalam jangka waktu tertentu.

Objek wisata merupakan sesuatu tempat yang menjadi pusat daya tarik dan dapat memberikan kepuasan khususnya wisatawan. Hal ini sangat penting untuk membudidayakan suatu objek wisata baik dengan mengembangkan dan menjaga kebudayaan itu sendiri. Pengembangan objek wisata ini menjadi acunan sebagai sumber penghasilan utama bagian setiap daerah. Hal ini dapat meningkatkan suatu tempat tujuan kunjungan terutama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintahan daerah harus berupaya dalam mengembangkan berbagai objek wisata.

Pengembangan objek wisata dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal itu terlihat dari pemasaran objek wisata, acara tradisi adat daerah.

(18)

Pemasaran objek wisata merupakan suatu usaha dalam menarik wisatawan, tetapi banyak sekali objek wisata yang kurang karena kurangnya pembiayaan dari pemerintah pusat.

Menurut Koen Meyers (2009) pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan- tujuan lainnya. Pariwisata juga merupakan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasiaan dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Kodhyat, 1998).

Salah satu tempat wisata yang menarik adalah kawasan wisata alam berupa wisata alam hutan pinus. Hutan pinus yang saat ini menarik untuk dikunjungi adalah Hutan Pinus Asri Mangunan yang terletak di Jalan Hutan Pinus Nganjir, Karangasem, Munthuk, Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Rute menuju ke kawasan ini dari kota Yogyakarta bisa kamu ikuti jalan dari terminal Giwangan menuju kea rah Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, kemudian menuju ke Kebun Buah Mangunan. Jalanan menanjak dan berkelok harus siap dihadapi oleh sebab itu bagi pengunjung yang ingin kesana harus mempersiapkan kendaraan yang prima.

Pada saat ini jumlah dan frekuensi penggunaan media sosial sangatlah tinggi, yang khususnya di gunakan oleh anak-anak muda pada zaman sekarang.

Instagram adalah salah satu media sosial yang sangat sering di gunakan oleh

(19)

masyarakat zaman sekarang. Menurut informasi yang di dapat dari https://bisnis.tempo.co Rabu, 26 Juli 2017, pengguna instagram di Indonesia tak kurang dari 45 juta pengguna. Anak muda zaman sekarang yang aktif menggunakan jejaring sosial instagram dengan upload foto menarik dan saling mengomentari menunjukkan bahwa komunikasi saat ini tidak hanya secara langsung atau word of mouth namun komunikasi dapat juga dilakukan melalui media elektronik atau electronic word of mouth. Foto tentang tempat wisata dan dengan ulasan yang cukup baik akan menarik bagi pengguna instagram lainnya untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut. Seperti pada tempat wisata alam Hutan Pinus Asri Mangunan yang masih terbilang baru tetapi banyak pengunjung yang berkunjung.

Terdapat beberapa faktor yang diduga mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan, diantaranya: pelayanan, sarana dan prasarana, objek dan daya tarik, keamanan, dan promosi wisata. Dari beberapa faktor tersebut maka penelitian ini berfokus pada daya tarik objek dan promosi melalui media sosial (electronic word of mouth).

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di daerah tujuan wisata yang bersangkutan (Kodhyat, 1996). Daya tarik wisata yang disuguhkan ditempat satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan, diantaranya daya tarik keindahan alam, bangunan, budaya dan sosial. Dengan berbagai suguhan wisata yang ditawarkan disetiap objek wisata memberikan pilihan bagi pengunjung untuk menikmati wisata yang

(20)

diinginkannya. Penelitian yang dilakukan oleh Syahrul (2014) daya tarik berpengaruh signifikan terhadap keputusan wisatawan asing berkunjung.

Electronic Word of Mouth (EWOM) merupakan sebuah sarana komunikasi yang dilakukan dengan media online, dimana seseorang akan memberikan informasi kepada orang lain tentang sebuah produk melalui jejaring sosial yang dia pakai tanpa harus bertatapmuka secara langsung, sehingga informasi akan cepat tersebat luas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2014) menunjukkan hasil bahwa atribut produk wisata dan electronic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan wisatawan berkunjung, baik secara parsial maupun simultan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa bahwa penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh electronic word of mouth dan daya tarik terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Hutan Pinus Asri Mangunan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah secara parsial electonic word of mouth berpengaruh terhadap

keputusan berkunjung wisatawan ke Hutan Pinus Asri Mangunan ?

2. Apakah secara parsial daya tarik berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan keHutan Pinus Asri Mangunan ?

(21)

3. Apakah secara simultan electonic word of mouth dan daya tarik berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Hutan Pinus Asri Mangunan ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini membahas tentang electronic word of mouth dan daya tarik namun memiliki batasan dalam kajian mengenai pengaruh electronic word of mouth, yaitu pada media sosial Instragram dan daya tarik terhadap keputusan berkunjung wisatawan yang sedang maupun yang pernah berkunjung ke Hutan Pinus Asri Mangunan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial electonic word of mouth

terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Hutan Pinus Asri Mangunan.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial daya tarik terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Hutan Pinus Asri Mangunan.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan electonic word of mouth dan daya tarik dapat berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Hutan Pinus Asri Mangunan.

(22)

E. Manfaat penelitian 1. Bagi Pengelola

Dengan penelitian ini pengelola akan mendapat informasi tentang perilaku konsumen di Hutan Pinus Asri Mangunan, sehingga dapat membantu pengelola dalam menentukan strategi-strategi dalam pengelolaan dan pengembangan wisata Hutan Pinus Asri Mangunan, baik dalam pemasaran maupun dalam pelayanan wisata Hutan Pinus Asri Mangunan.

2. Bagi Pembaca

Pembaca dapat mengerti tentang pentingnya electronic word of mouth dan daya tarik sehingga dalam pengumpulan informasi-informasi tentang tempat wisata dapat diperoleh pembaca dengan baik yang akan berpengaruh dalam menentukan keputusan untuk berkunjung di suatu tempat wisata.

3. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini penulis dapat mengerti tentang besarnya pengaruh komunikasi pemasaran yang berkembang cepat saat ini dan dapat memahami perilaku konsumen, sehingga untuk kedepannya dapat diterapkan dalam lingkungan kerja.

(23)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Pengertian Manajemen

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari suatu organisasi, didalam organisasi manajemen memiliki peran penting dalam mengatur organisasi dalam pencapaian tujuannya. Manajemen memiliki beberapa fungsi yaitu:

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Adapun pengertian dari beberapa ahli, yaitu :

Manajemen menurut George R. Terry (dalam Affifudin 2013:5) didefinisikan sebagai suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Menurut Irham Fahmi (dalam Fauzi, 2017:19) mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu yang mempelajari secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan dan mengelola orang-orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Manajemen Pemasaran

Menurut Daryanto (2013:1) mengemukakan pengertian pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

(24)

kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawaran dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Pemasaran memiliki peran yang penting disebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya di persaingan yang ketat agar dapat bertahan dan untuk mencapai tujuannya. Tidak hanya itu, pemasaran memiliki peran dalam mengkomunikasikan informasi tentang produk yang dijual dan meciptakan nilai dari produk baik barang ataupun jasa, pemasaran juga berprean dalam menetapkan harga, promosi yang menarik dan distribusi yang memudahkan konsumen, agar dapat menarik konsumen baru dan menjaga konsumen yang sudah ada dengan menjaga kepuasan konsumen.

Menurut Tjiptono (2013:2) manajemen pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional. Pemasaran merukan salah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan perusahaan, dimana perusahaan memiliki komunikasi pemasaran yang berbeda-beda dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dimana perusahaan menyampaikan informasi tentang produk yang dijual kepada konsumen agar dapat diterima oleh pasar sasaran sehingga dapat mempengaruhi konsumen dan mendapatkan pelanggan. Komunikasi pemasaran akan mempermudah dalam mempertemukan pembeli dengan penjual dan mepermudah pertukaran informasi sehingga lebih efisien. Komunikasi pemasaan memiliki beberapa sarana, yaitu :

(25)

a. Face to Face

Komunikasi ini dilakukan secara langsung oleh para penjual dengan pembeli. Penjual dan pembeli menjalin komunikasi dengan bertemu langsung untuk memperkenalkan produk dan menawarkannya kepada calon konsumen. Namun jenis komunikasi langsung ini kurang diminati oleh para marketer bisnis, karena selain menyita waktu lebih banyak juga menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

b. Media Cetak

Komunikasi pemasaran juga dapat dilakukan dengan melalui media cetak. Terdapat berbagai macam cara yang dapat digunakan dalam promosi produk melalui media cetak, diantaranya dengan menggunakan brosur, surat kabar, koran, majalah, spanduk dan stiker. Dengan cara tersebut produk yang ditawarkan akan di kenal oleh masyarakat dan dipercaya akan menarik banyak minat konsumen untuk membeli produk yang di iklankan.

c. Internet

Internet meurupakan media komunikasi yang saat ini banyak digunakan oleh banyak orang. Dengan biaya yang relatif murah, internet menjadi sarana promosi yang paling sering digunakan oleh para pebisnis dalam memasarkan produknya. Internet memudahkan penjual dan pembeli dalam bertukar informasi dengan cepat dan bisa dilakukan setiap saat.

(26)

3. Perilaku Konsumen

Kotler dalam Sangadji (2014:7) menjelaskan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian bisa perorangan, kelompok, atau organisasi. Unit-unit tersebut akan membentuk pasar sehingga muncul pasar individu atau pasar konsumen, unit pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang dibentuk organisasi.

Pengaruh antara Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang memengaruhi perilaku konsumen harus dipahami oleh pemasar. Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan untuk membelanjakan sumber daya yang ter-sedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi (Suryani, 2013:6). Ada dua faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan pembelian yang selanjutnya akan menentukan respons konsumen.

a. Konsumen itu sendiri. Ada dua unsur dari konsumen yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup, dan kepribadian konsumen.

b. Pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group, dan situasi lain yang menentukan (Suryani, 2013:6).

(27)

4. Keputusan Konsumen

Mathueson and Wall dalam Hapsari dkk., (2014) menjelaskan bahwa perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan berdasarkan berbagai evaluasi serta pertimbangan untuk berkunjung ke suatu objek wisata.

Keputusan berkunjung juga dapat dianalogikan sebagai keputusan pembelian yang memiliki berbagai macam keleluasaan, keputusan berkunjung sama dengan membeli produk intangible, yaitu produk yang tidak dapat diraba namun dapat dirasakan, Memiliki nilai pembelian yang besar, Pembelian tersebut juga bersifat spontan, Wisatawan atau pengunjung harus mengunjungi daerah wisatasecara langsung ke objek wisata yang diinginkan,Perjalanan untuk dapat sampat ke tempat tujuanwisata juga merupakan bagian dari produk wisatayang harus dibeli.

Menurut Sumarwan (2011:361-387), proses keputusan konsumen dibagi menjadi enam proses, yaitu:

a. Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Menurut Engel dkk (dalam Sumarwan, 2011:361-362), ada bebrapa faktor yang mempengaruh pengaktifan kebutuhan, yaitu:

(28)

1) Waktu

Rutinitas yang dilakukan seseorang setiap harinya akan mendorong kebutuhan fisiologis seseorang dan berlalunya waktu akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan konsumen.

2) Perubahan situasi

Perubahan situasi seseorang akan mengaktifkan kebutuhan.

Perubahan situasi ini akan mendorong seseorang mengubah rutinitasnya sehigga menimbulkan kebutuhannya yang baru.

3) Pemilikan produk

Memiliki sebuah produk akan mengaktifkan kebutuhan akan produk yang lain sebagai pelengkap.

4) Konsumsi produk

Konsumsi akan produk yang sudah rutin dilakukan akan mendorong seseorang untuk membeli kembali produk tersebut.

Habisnya produk yang lama akan membuat konsumen menyadari kebutuhannya untuk mengkonsumsi kembali.

5) Perbedaan individu

Perbedaan sikap setiap individu mempengaruhi akan kebutuhan yang akan timbul. Sikap antar individu berbeda-beda sehingga kebutuhan yang timbul berbeda pula.

(29)

6) Pengaruh pemasaran

Produk baru yang muncul setiap harinya akan diiklankan dan dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Program pemasaran akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari kebutuhannya.

b. Pencarian informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisadipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Dua jenis pencarian informasi, yaitu:

1) Pencarian Internal

Konsumen mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya.

Pencarian informasi secara internal dilakukan konsumen dengan mengingat semua produk yang dikenalnya kemudian konsumen akan berfokus pada produk yang sangat dikenalnya. Konsumen membagi produk yang dikenalnya tersebut menjadi tiga kategori, yaitu produk yang dipertimbangkan lebih lanjut, produk yang dipandang tidak berbeda satu sama lain, dan produk yang ditolak.

2) Pencarian Eksternal

Konsumen mungkin cukup sampai pencarian internal jika apa yang dicari telah terpenuhi. Jika tidak, konsumen akan berlanjut ke pencarian eksternal. Pencarian eksternal adalah pencarian informasi mengenai

(30)

produk, merek, dan pembelian kepada lingkungan konsumen. Konsumen akan bertanya kepada pihak-pihakyang paham akan informasi terkait.

c. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Menurut Mowen dan Minor (dalam Sumarwan, 2011:368), proses evaluasi alternatif akan mengikuti model pengambilan keputusan, model eksperiental, dan model perilaku. Jika konsumen berada dalam kondisi keterlibatan tinggi terhadap produk, maka proses evaluasi alternatif akan memiliki tahapan berikut: pembentukan kepercayaan, pembentukan sikap, dan keinginan berperilaku.

d. Pembelian

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih, maka selanjutnya akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, bagaimana cara membayar. Proses pembelian terdiri atas dua tahap, yaitu:

1) Mencari Informasi

Konsumen akan mencari informasi mengenai produk dari berbagai sumber seperti koran, majalah, radio, televisi, internet dan sumber lain.

(31)

2) Mengambil Dana

Selain perlu mencari informasi mengenai produk yang akan dibeli, konsumen juga perlu mengetahui dari mana dana yang akan dipakai untuk membeli produk tersebut.

e. Konsumsi

Setelah konsumen membeli atau memperoleh produk dan jasa,akan diikuti proses konsumsi atau penggunaan produk. Istilah konsumsi memiliki arti yang luas dan arti ini terkait dengan jenis atau kategori produk dan jasayang dibeli. Seperti misalnya rumah arti konsumsinya dihuni, motor arti konsumsinya dikendarai, obyek wisata arti konsumsinya dimikmati keindahannya dan dimanfaatkan jasanya.

5. Pariwisata

Pariwisata Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (dalam http://yuliaparamitasaid.blogspot.com, 2015), wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Orang yang melakukan kegiatan wisata merupakan wisatawan. Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Menurut Spillane (dalam Riantika, 2016), jenis-jenis pariwisata terdiri atas :

(32)

a. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk mengurangi ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.

b. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

c. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism).

Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset. Untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain, dan sebagainya.

d. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang Besar (Business Tourism).

Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku untuk menentukan daerah tujuan atau waktu perjalanan.

(33)

e. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism).

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang inigin mempraktekkannya sendiri.

f. Pariwisata untuk Konvensi (Convention Tourism).

Banyak negara yang tertarik dan menganggap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism. Menurut Suwantoro (dalam http://perencanaankota.blogspot.co.id, 2014), Selain dipandang dari jenisnya, pariwisata dapat pula dilihat dari kriteria lain yaitu bentuk-bentuk perjalanan wisata yang dilakukan, lamanya perjalanan, dan pengaruhnya terhadap ekonomi akibat adanya perjalanan wisata. Bentuk-bentuk pariwisata ini antara lain :

1) Wisata dari segi jumlahnya, dibedakan atas :

a) Individual Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh seseorang atau sepasang suami-istri. Family Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh keluarga atau yang masih mempunyai hubungan saudara.

b) Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh sedikitnya 10 orang dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan para anggotanya.

(34)

2) Wisata dari segi pengaturannya, dibedakan atas :

a) Pre-arranged Tour, suatu perjalanan wisata yang telah diatur jauh hari sebelumnya, biasanya diatur oleh suatu lembaga yang mengurus perjalanan wisata yang bekerja sama dengan semua instansi yang terkait.

b) Packaged Tour, suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh biro perjalanan wisata yang menyediakan paket-paket wisata guna memberikan kemudahan dalam melakukan perjalanan wisata.

c) Coach Tour, suatu paket perjalanan wisata yang dipimpin oleh pemandu wisata, dilakukan secara rutin dan mempunyai waktu dan rute perjalanan yang telah ditetapkan.

d) Special Arranged Tour, suatu perjalanan wisata yang disusun sesuai keinginan pelanggannya.

e) Optional Tour, suatu perjalanan wisata tambahan yang dilakukan diluar perjanjian dan disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

3) Wisata dari segi maksud dan tujuan, dibedakan atas :

a) Holiday Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur dan bersenang-senang.

b) Familiarization Tour, suatu perjalanan anjangsana yang bertujuan untuk lebih mengenal bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya.

(35)

c) Educational Tour, suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Jenis wisata ini disebut juga study tour.

d) Scientific tour (wisata pengetahuan) yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan.

e) Pilgrimage tour (wisata keagamaan) yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

f) Special mission tour (wisata program khusus) yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus.

g) Hunting tour (wisata perburuan) yaitu kunjungan wisata untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan sebagai hiburan.

4) Wisata dari segi penyelenggaraannya, dibedakan atas :

a) Excursion yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek.

b) Safari tour yaitu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya.

(36)

c) Cruize tour yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar.

d) Youth tour (wisata remaja) yaitu kunjungan wisata yang khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut umur yang ditetapkan.

e) Marine tour (wisata bahari) yaitu suatu kunjungan ke objek wisata yang khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreckdiving.

6. Electronic Word of Mouth

Menurut Word of mouth Marketing Association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain (www.womma.com, 2007). Di dalam masyarakat word of mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut. Komunikasi personal ini dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya atau dapat diandalkan dibandingkan dengan informasi dari non-personal. Word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan. Karena word of mouth dilakukan oleh konsumen dengan sukarela atau tanpa mendapatkan imbalan.

WOM positif dianggap sebagai media komunikasi pemasaran yang kuat bagi perusahaan untuk mempengaruhi pelanggan. Fungsi WOM berdasarkan social networking dan trust :orang mengandalkan keluarga, teman, dan orang lain dalam jaringan sosialnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang tampaknya lebih tertarik pada pendapat orang di luar social network yang mereka miliki, misalnya

(37)

seperti online reviews (Duana, Gub, & Whinston dalam Sari, 2012:34) Bentuk ini dikenal sebagai online WOM (OWOM) atau Electronic WOM (EWOM).

Menurut Kotler & Keller (dalam www.pendidikanekonomi.com, 2012) mengemukakan bahwa, word of mouth communication atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu barang atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Tiga tahapan word of mouth menurut Sumardi (dalam Riantika, 2016) adalah TAPS atau Talking, Promoting, Selling:

a. Membicarakan adalah tahapan dimana seorang konsumen membicarakan sebuah produk atau merek kepada konsumen lain.

b. Mempromosikan ketika seorang konsumen bukan hanya sekedar membicarakan merek atau produk tapi juga bersedia untuk mempromosikannya kepada konsumen lain.

c. Menjual adalah tahapan dimana seorang konsumen mau untuk menjualkan merek atau produk tersebut kepada konsumen lain.

Penelitian Jeonga dan Jang (dalam Riantika, 2016) menyatakan bahwa dimensi electronic word of mouth positif direfleksikan melalui tiga dimensi, yaitu:

a. Kepedulian terhadap orang lain

Menurut Henning (2004) Kepedulian terhadap orang lain berkaitan erat dengan konsep altruisme atau keinginan tulus untuk membantu orang lain.

Misalnya seseorang mencegah orang lain berwisata ke suatu tempat yang menurutnya berbahaya untuk dikunjungi. Dalam hal ini seseorang tersebut

(38)

menggunakan electronic word of mouth positif dengan tujuan murni ingin membantu wisatawan lain dengan berbagai pengalaman positif yang dia dapat.

b. Mengungkapkan perasaan positif

Seorang wisatawan yang telah melakukan kunjungan ke suatu tempat dan puas akan tempat yang di kunjunginya, maka dia berkeinginan kuat untuk berbagi pengalaman positifnya kepada orang lain. Maka hal tersebut dapat dikatakan sebuah pengalaman berwisata yang positif.

c. Membantu perusahaan

Wisatawan termotivasi untuk ikut terlibat dalam eWOM positif karena untuk memberikan sesuatu kepada pengelola objek wisata yang di datangi. Hal tersebut dilakukan karena seorang wisatawan merasa ingin memberikan imbalan mengenai apa yang telah di dapatkannya selama berkunjung ke objek wisata tersebut. Misalnya wisatawan tersebut puas akan layanan yang di berikan oleh pengelola objek wisata.

Menurut Henning (dalam Riantika, 2016) merefleksikan electronic word of mouth positif melalui 8 dimensi, yaitu:

1) Platform assistance

Mengoperasionalisasiakan perilaku electronic word of mouth positif berdasarkan dua cara:

a) Frekuensi Kunjungan user pada media electronic word of mouth positif.

(39)

b) Jumlah komentar yang ditulis oleh user pada kolom komentar.

2) Venting negative feeling

Rasa untuk mencegah orang lain mengalami masalah yang telah mereka alami. Dalam hal ini, biasanya terdapat pada eWOM negatif, yaitu ketika wisatawan berkunjung ke tempat wisata dan menurutnya buruk atau tidak menyenangkan dari segi fasilitas ,kebersihan, dan respon yang kurang baik terhadap pengunjung yang datang. Berbagai pengalaman negatif yang dilakukan melalui publikasi komentar online agar menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk berkunjung dan membantu wisatawan untuk mengurangi ketidakpuasan.

3) Concern for other consumers

Membantu orang disekitar ,teman atau saudara dalam membuat keputusan berkunjung dengan tulus dan sukarela.

4) Extraversion/positive self-enhancement

Motif ini mencakup fokus pada manfaat psikologis komunikator dari electronic word of mouth mengintegrasikan kategori motif asli untuk mengekspresikan perasaan positif dan peningkatan diri.

5) Social benefits

Afiliasi dengan sebuah komunikasi virtual dapat mewakili suatu manfaat sosial konsumen untuk alasan identifikasi dan integrasi sosial, dengan demikian dapat diduga bahwa konsumen terlibat dalam komunikasi electronic word of mouth untuk berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online (William dalam Sari, 2012:40). User dapat

(40)

menulis komentar pada kolom komentar, perilaku tersebut menandakan partisipasi mereka dalam penggunaan dan memungkinkan mereka menerima keuntungan dari media electronic word of mouth.

6) Economic incentives

Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari perilaku manusia secara umum. Dengan demikian, penerima komunikasi electronic word of mouth operator platform adalah bentuk dari utilitas penerimaan.

7) Helping the company

Membantu perusahaan adalah hasil dari kepuasan yang didapat dari konsumen dengan produk dan keinginan untuk membantu pengelola.

Dalam hal ini konsumen atau wisatawan dimotivasi untuk ikut terlibat dalam komunikasi EWOM untuk memberikan sesuatu sebagai imbalan kepada perusahaan atau pengelola berdasarkan pengalaman yang baik yang diterimanya. Dalam hal tersebut konsumen atau pengunjung menganggap perusahaan lembaga sosial layak untuk mendapatkan dukungan (dalam bentuk komunikasi EWOM). Jika konsumen atau wisatawan merasa telah menerima rasio yang lebih tinggi dari perusahaan maka kemudian dia akan membantu perusahaan dengan merekomendasikan penawarannya melalui media internet sebagai salah satu cara untuk menyamakan kedudukan.

(41)

8) Advice seeking

Komunikasi dapat terjadi ketika seorang user membaca suatu ulasan dan komentar yang sengaja ditulis orang lain, yang membuat user untuk meninggalkan komentar disitus tersebut. Menulis dan meminta informasi guna mendapatkan informasi yang spesifik lebih berguna daripada hanya membacanya saja secara anonim.

Kehadiran internet menjadikan perkembangan komunikasi word of mouth menjadi lebih mudah, dimana seseorang tanpa harus bertemu tatap muka langsung untuk berkomunikasi. Paradigma baru dalam komunikasi word of mouth inilah awal dari munculnya electronic word of mouth.

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar kepada konsumen untuk mencari informasi yang dibutuhkan terlebih dahulu tentang produk-produk yang akan dia beli melalui situs online dan terjadilah aktivitas electronic word of mouth. Sosial media adalah salah satu konten yang sering digunakan oleh konsumen sebagai referensi dalam mendapatkan informasi mengenai sebuah produk. Dengan banyaknya pengguna media sosial pada zaman ini mendorong banyak perusahaan yang memanfaatkan sebagai alat komunikasi dan pemasaran mereka. Melalui sosial media perusahaan dapat mempromosikan sebuah produk dan memberikan berbagai informasi tentang produk yang dia jual kepada konsumen dengan mudah.

(42)

7. Instagram

Menurut Albarran (2013) dalam bukunya yang berjudul The Social Media Industries. Media sosial Instagram merupakan situs jejaring sosial untuk berbagi foto yang dibuat pada Oktober 2010. Pengguna media sosial Instagram dapat mengambil foto, mengeditnya dengan menggunakan efek yang tersedia, dan membagikan foto mereka ke situs jejaring sosial.

Media sosial Instagram yang diluncurkan pada tahun 2010 dan langsung meledak di jagat media sosial. Sekarang media sosial Instagram sangat populer di kalangan para selebritas dan politisi, sejak bulan Juli 2012, media sosial Instagram telah digunakan oleh 80 juta pengguan juga telah dibeli oleh Facebook. Pada September 2012, Zuckerberg melaporkan bahwa media sosial Instagram telah digunakan oleh 100 juta orang (Diamond, 2015).

Dalam situs resmi media sosial Instagram, dikatakan bahwa : “Instagram adalah sebuah cara yang cepat, indah, dan menyenangkan untuk berbagi kehidupan Anda dengan teman dan keluarga. Ambil foto atau video, pilih filter untuk mengubah tampilan kemudian kirim ke Instagram — semudah itu. Anda bahkan bisa berbagi ke Facebook, Twitter, Tumblr dan lainnya. Ini adalah cara baru untuk melihat dunia.”

Media sosial Instagram sebagai aplikasi berbagi foto dimana penggunanya dapat mengambil foto, melakukan filter, dan membagikannya ke beberapa jaringan media sosial dalam sekaligus.

Menurut studi global yang bertajuk “Social Media Around the World 2012” yang dilakukan oleh Insite Consulting yang dimuat di dalam buku The

(43)

Visual Marketing Revolution (Diamond, 2015:296) para pengguna Instagram adalah :

• 43% laki laki dan 57% perempuan

• 49% berusia antara 25 dan 34 tahun.

Disamping itu, menurut Mike Isaac dalam artikelnya di Wall Street Journal yang berjudul “Instagram Beat Twitter in Daily Mobile Users for First Time, Data Says,” para pemilik ponsel cerdas menghabiskan lebh banyak waktu di Instagram pada Agustus 2012 daripada di Twitter.

8. Daya Tarik

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 (dalam http://yuliaparamitasaid.blogspot.com, 2015), daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Dalam Undang- Undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan (dalam Riantika, 2016) disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :

a. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

(44)

b. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.

c. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat- tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain.

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan (dalam lisaherdiana.blogspot.co.id, 2012) di bagi menjadi tiga macam, yaitu :

a. Daya Tarik Wisata Alam

Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :

1) Flora fauna

2) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau

3) Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau 4) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan,

peternakan, usaha perikanan

(45)

b. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya

Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.

c. Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu, mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dll.

Menurut Maryani (dalam http://lisaherdiana.blogspot.co.id, 2012) suatu daya Tarik wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, syarat-syarat tersebut adalah :

1) What to see

Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.

(46)

2) What to do

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.

3) What to buy

Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

4) What to arrive

Di dalamnya termasuk bagaimana kita mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.

5) What to stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

9. Wisatawan

Kepariwisataan dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 2000, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi menurut pengertian ini, “semua orang yang melakukan perjalanan wisata disebut

“wisatawan” apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.

(47)

Menurut WTO (dalam Kusumaningrum, 2009:17) membagi wisatawan kedalam tiga bagian yaitu:

a. Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Negara yang dikunjunginya.

b. Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu Negara tanpa tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada Negara yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olahraga.

2) Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari.

Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, 2009: 17).

Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum, 2009:18) :

1) Wisatawan modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

(48)

2) Wisatawan modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok.

3) Wisatawan tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

4) Wisatawan tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya berasal dari beberapa penelitian, diantaranya :

1. Penelitian berjudul, “Pengaruh Electronic Word of Mouth di Sosial Media Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen” (Studi Pada Restoran Holycowsteak) yang ditulis oleh Viranti Mustika Sari. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh electronic word of mouth (ewom) di sosial media Twitter terhadap minat beli konsumen. Populasi penelitian ini adalah seseorang yang pernah terpapar informasi mengenai Holycowsteak dan belum pernah bersantap di Holycowsteak Jumlah sampel adalah 100 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan non- probability sampling dengan teknik snowball. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan multiple regression.

(49)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa electronic word of mouth di sosial media Twitter memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat beli.

2. Penelitian oleh Irma Riantika, 2016 yang berjudul,” Pengaruh electronic word of mouth, Daya tarik, dan Lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Curug Sidoharjo” yang di tulis olehIrma Riantika. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth pada sosial media instagram terhadap keputusan berkunjung ke Curug Sidoharjo. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung wisata Curug Sidoharjo pada periode maret 2016. Sampel berjumlah 100 responden.

Menggunakan teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling dan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Alat Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu variabel concern for other (x1) tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung, variabel expressing positive feelings (x2) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, variabel economic incentives (x3) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, variabel helping the company (x4) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, dan variabel platform assistance(x5) tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung.

(50)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Keputusan berkunjung mengacu pada beberapa hal yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan konsumsi.

Para calon wisatawan yang mempunyai kebutuhan untuk berekreasi akan melakukan pencarian informasi, kemudian informasi yang diperoleh akan dievaluasi dan akhirnya akan menimbulkan keputusan berkunjung. Electronic word of mouth pada Instagram yang menjadi bahan pertimbangan calon wisatawan untuk berkunjung adalah concern for others, expressing positive feelings, helping the company, dan platform assistance. Wisatawan yang pernah berkunjung ke suatu obyek wisata akan membagikan pengalamannya kepada seseorang yang hendak berwisata seperti melarang datang atau merekomendasikan tempat secara langsung kepada calon wisatawan atau melalui media sosial. Hal tersebut dilakukan dengan harapan akan memberi referensi wisatawan lain serta membantu suatu obyek wisata supaya lebih dikenal banyak orang.

Daya tarik obyek wisata yang menjadi pertimbangan wisatawan yaitu daya tarik yang disajikan oleh obyek wisata. Daya tarik yang ditujukan kepada wisatawan yang datang seperti apa yang dapat dilihat,apa yang dapat dilakukan disana, apa yang dapat dibeli di obyek wisata, apa yang bisa mengantar sampai obyek wisata,dan apa ada tempat yang dapat digunakan untuk istirahat. Dari segi lokasi hal-hal yang diperhatikan oleh wisatawan yaitu akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan. Calon wisatawan akan memperhatikan bagaimana kemudahan akses sampai ke lokasi, apakah lokasi bisa dilihat dari pinggir jalan

(51)

dan banyak petunjuk arah, dan apakah fasilitas yang ada nyaman serta lingkungan obyek wisata aman. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar II.1 Kerangka Konseptual keterangan

: pengaruh secara parsial

: pengaruh secara bersama – sama

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban permasalahan sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Meskipun begitu, hipotesis harus dijawab secara nyata melalui penelitian dengan mencari bukti yang mampu membenarkan hipotesis penelitian.

Faktanya electronic word of mouth, dan daya tarik objek wisata mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan. Menurut Word of mouth

DAYA TARIK (X2)

KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Y) ELECTRONIC WORD OF

MOUTH (X1)

H3

(52)

Marketing Association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain (www.womma.com, 2007). Di dalam masyarakat word of mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut. Komunikasi personal ini dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya atau dapat diandalkan dibandingkan dengan informasi dari nonpersonal. Word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan. Karena word of mouth dilakukan oleh konsumen dengan sukarela atau tanpa mendapatkan imbalan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 (dalam http://yuliaparamitasaid.blogspot.com, 2015), daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang dijelaskan sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 `: electronic word of mouth secara parsial berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Hutan Pinus Asri Mangunan.

H2 : daya tarik secara parsial berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Hutan Pinus Asri Mangunan.

H3 : electronic word of mouth dan daya tarik secara bersama – sama berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Hutan Pinus Asri Mangunan.

(53)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Penelitian studi kasus bertujuan secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang diteliti sebagai kasus.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sedang atau pernah berwisata di Hutan Pinus Asri Mangunan, Munthuk Dlingo, Bantul, D.I.Yogyakarta.

Objek dalam penelitian ini adalah electronic word of mouth, daya tarik, dan keputusan berkunjung.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah 7 April 2018 sampai dengan 29 Agustus 2018.

2. Lokasi Taman Wisata Hutan Pinus Asri Mangunan, Muntuk, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

(54)

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : a. Variabel independen

Variabel independen (Martono, 2014:61) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1) Electronic Word of Mouth 2) Daya Tarik

b. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Variabel dependen ( Martono , 2014:61 ) merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung (Y).

2. Definisi variabel

Definisi variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasi kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

(55)

Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi : a. Electronic Word of Mouth

Penelitian Jansen (2009) menyebutkan bahwa meskipun mirip dengan bentuk WOM sebelumnya, EWOM menawarkan berbagai cara untuk bertukar informasi meskipun diantaranya bersifat rahasia. Electronic word-of-mouth (EWOM) mengacu pada setiap pernyataan positif atau negatif yang dilakukan oleh para pelanggan potensial, pelanggan sebenarnya, atau mantan pelanggan tentang suatu produk atau perusahaan, yang tersedia bagi banyak orang dan lembaga melalui Internet.

b. Daya tarik

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan (dalam lisaherdiana.blogspot.co.id, 2012) di bagi menjadi tiga macam, yaitu :

1) Daya Tarik Wisata Alam

Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :

a) Flora fauna

b) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan bakau

c) Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau

(56)

d) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan

2) Daya Tarik Wisata Sosial Budaya

Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.

3) Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dll.

c. Keputusan berkunjung

Mathueson and Wall dalam Hapsari dkk.,(2014) menjelaskan bahwa perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan berdasarkan berbagai evaluasi serta pertimbangan untuk berkunjung ke suatu objek wisata.

Keputusan berkunjung juga dapat dianalogikan sebagai keputusan pembelian yang memiliki berbagai macam keleluasaan, keputusan berkunjung sama dengan membeli produk intangible, yaitu produk yang tidak dapat diraba namun dapat dirasakan, memiliki nilai pembelian yang

(57)

besar, pembelian tersebut juga bersifat spontan, wisatawan atau pengunjung harus mengunjungi daerah wisata secara langsung ke objek wisata yang diinginkan. Perjalanan untuk dapat sampai ke tempat tujuan wisata juga merupakan bagian dari produk wisata yang harus dibeli.

3. Definisi operasional

a) Electronic word of mouth adalah komunikasi antara pengguna Instagram dengan memberikan ulasan tentang suatu foto atau video yang dilakukan melalui media elektronik. Indikatornya adalah :

1) Concern for other

2) Expressing positive feelings 3) Helping the company 4) Platform assistance

b) Daya tarik adalah suatu keindahan yang menarik bagi wisatawan di objek wisata. Indikatornya adalah :

1) What to see 2) What to do 3) What to buy 4) What to arrive 5) What to stay

c) Keputusan berkunjung adalah realisasi kunjungan di objek wisata.

Indikatornya adalah : 1) Pengenalan kebutuhan

(58)

2) Pencarian informasi 3) Evaluasi alternatif 4) Pembelian

5) Konsumsi

4. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

Pengukuran variabel dalam penelitian dibagi menjadi 5 pengukuran, yaitu :

a) Sangat Setuju (SS) skor 5

b) Setuju (S) skor 4

c) Netral (N) skor 3

d) Tidak Setuju (TS) skor 2

e) Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Hutan Pinus Asri Mangunan yang menggunakan aplikasi jejaring sosial Instagram.

Sugiyono (2012) menegaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden dari populasi, yaitu

(59)

pengunjung atau wisatawan dan orang yang pernah berkunjung ke Hutan Pinus Asri Mangunan serta menggunakan media sosial Instagram.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non probabilitas (non-probability sampling), yaitu dengan metode purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tujuan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif (Sugiyono, 2014:122). Pertimbangan dalam penelitian ini yaitu pada masyarakat umum yang sedang atau pernah berkunjung ke Hutan Pinus Asri Mangunan dan menggunakan media sosial Instagram.

G. Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung ke lapangan, seperti jawaban responden tentang minat berkunjung ke Hutan Pinus Asri Mangunan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pegisian kuisioner oleh responden, yaitu pengunjung obyek wisata Hutan Pinus Asri Mangunan.

(60)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung, berupa keterangan yang ada hubungannya dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari buku – buku referensi, jurnal ilmiah dan browsing melalui internet.

H. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah kuisioner. Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk mengetahui informasi secara tertulis dari responden dalam laporan mengenai kunjungan di obyek wisata Hutan Pinus Asri Mangunan.

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan mengukur variabel yang akan diukur (Martono, 2014:219).

Rumus yang digunakan adalah Product Moment :

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√(𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2) − (𝑛 ∑ 𝑦2− (∑ 𝑦)2)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

Ʃ xy = Jumlah hasil perkalian x dan y Ʃ x = Jumlah nilai variabel x

Ʃ y = Jumlah nilai variabel y

(61)

Ʃ x2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel x Ʃ y2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel y n = Banyaknya sampel

Kriteria uji validitas :

a. Jika rhitung ≥ rtabel, dan bernilai positif, maka pertanyaan (indikator) tersebut dikatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel, dan bernilai positif, maka pertanyaan (indikator) tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kehandalan, ketetapan atau konsistensi suatu kuesioner. Reliabilitas yaitu ketetapan hasil penelitian apabila hasil penelitian diulang dua kali atau lebih (Martono, 2014:217).

Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu program SPSS for windows.

SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α >

0,60.

Rumus yang digunakan :

𝐴 = 𝐾. 𝑟

1 + (𝐾 − 1). 𝑟

Gambar

Gambar II.1 Kerangka Konseptual  keterangan
Gambar V.1 Histogram Uji Normalitas  Sumber : Data Diolah dari Output SPSS
Gambar V.3 Scatterplot

Referensi

Dokumen terkait

qawaamah ataukah mendiskripsikan realitas masa pra-Islam? Para ulama umumnya memahami bahwa qowwamah disandarkan kepada keputusan mutlak Tuhan untuk melebihkan laki-laki

Terkait dengan fenomena kritikan terhadap pemerintah maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti “Peranan Auditor Internal Dalam Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintahan

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi

1) Bila air ketuban jernih (tidak bercampur mekonium), hisap lendir pada mulut baru pada hidung. 2) Bila air ketuban bercampur dengan mekonium, mulai mengisap lendir setelah

“Pengaruh Electronic Word of Mouth, Daya tarik dan lokasi terhadap keputusan berkunjung Wisatawan di curug Sidoharjo menunjukan variabel Daya tariknya bepengaruh negatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM ), MOTIVASI BERKUNJUNG DAN ATRIBUT PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

Pengaruh Daya Tarik Iklan , Harga dan Electronic Word of Mouth ( eWOM ) Terhadap Minat Pengguna Jasa Transportasi Online Grab di Kota Padang. Regulatory Approaches

Triatmanto menunjukkan Electronic Word of Mouth dan media sosial Instagram memiliki pengaruh terhadap minat beli (2018, p. 617) membuktikan Electronic Word of