• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIKDAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNGWISATAWAN DI TOLIRE KECIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIKDAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNGWISATAWAN DI TOLIRE KECIL"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAYA TARIKDAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNGWISATAWAN DI TOLIRE KECIL

Konsentrasi Manajemen pemasaran

Disusun Oleh:

Nama : Rina Sriwahyuni NPM : 02041811010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2022

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan penelitian ... 5

1.4. Manfaat penelitian... 5

BAB II KERANGKA TEORITIS ... 7

2.1. Landasan teori ... 7

2.1.1. Keputusan Berkunjung ... 7

2.1.2. Electronic Word of Mouth ... 8

2.1.3. Daya Tarik ... 9

2.1.4. Lokasi ... 10

2.2. Penelitian Terdahulu ... 12

2.3. Pengembangan Hipotesis ... 16

2.3.1. Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap keputusan Berkunjung 16 2.3.2 Pengaruh Daya tarik terhadap keptusan berkunjung ... 16

2.3.3 Pengaruh Lokasi terhadap keputusan berkunjung. ... 16

2.4. Kerangka Konseptual Penelitian ... 17

2.5. Rumusan Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENETILIAN ... 18

3.1. Tempat dan waktu penelitian ... 18

3.2. Jenis dan Sumber data ... 18

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.4. Definisi Operasional ... 19

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22

3.5.1 Uji Validitas ... 22

3.5.2 Uji Realibilitas ... 23

3.6. Teknik Analisis Data ... 23

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 23

3.6.2 Analisa regresi linear berganda ... 24

3.6.3 Uji Hipotesis ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Di era globalisasi, sektor pariwisata menjadi salah satu industri utama pendorong perekonomian dunia. pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di indonesia terbilang sangat pesat, hal tersebut terlihat pada pandangan masyarakat bahwa pariwisata bukan lagi sesuatu yang asing dan tabu, pariwisata menjadi sebuah pilihan yang tepat bagi setiap individu untuk melepaskan rasa lelah dari berbagai aktivitasnya dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga , teman dan sahabat. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan untuk liburan atau rekreasi.

Pariwisata banyak tersebar di Daerah-daerah di Maluku Utara, salah satunya di Kota Ternate. Kota Ternate banyak terdapat wisata alam yang masih alami diantaranya ada danau, pantai, Pegunungan dan beberapa lainnya. Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara di Kota Ternate pada tahun 2011 sampai pada tahun 2016 yang cenderung terus meningkat. Jumlah kunjungan tertinggi dalam kurung waktu 6 tahun pada tahun 2016 sebesar 300.006 dan yang paling terkecil pada tahun 2011 sebesar 93.216.

Tabel 1.2 Daftar Wisatawan Kota Ternate

Wisatawan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Wisatawan Domestik 831 911 998 1.029 1.678 294.780 Wisatawan

Mancanegara

92 385 111.712 179.804 199.907 119.377 5.226

Total 93 216 112 623 180.802 200.936 121.055 300.006 Sumber: BPS Kota Ternate, diakses pada oktober 2020

Kota Ternate merupakan salah satu daerah yang banyak memiliki objek wisata alam, yang terdiri dari objek wisata Danau Tolire yang terletak sekitar 10 km dari pusat Kota Ternate.Selain bentuk danaunya yang unik, danau ini memiliki keindahan panoramanya yang inda, Daya tarik wisata Danau Tolire merupakan salah satu wisata alam yang memiliki keindahan dan keunikan yang menarik minat

(4)

2

wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata ini, dengan ini Keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah juga sangat antusias dalam pengembangan Danau Tolire ini. Hal tersebut bisa dilihat dari interaksi masyarakat dengan wisatawan dan pihak pemerintah daerah dalam hal mendukung penataan dan pembenahan kawasan Danau Tolire, dengan demikian masyarakat merespon dengan baik kedatangan wisatawan, menjaga, mengelola, dan memelihara kawasan objek wisata Danau Tolire serta keterlibatan pemerintah daerah dalam hal menyediakan sarana dan prasarana yaitu fasilitas-fasilitas wisata yang ada di Danau Tolire. salah satunya di tempat wisata Danau tolire yang saat ini telah mempunyai fasilitas-fasilitas seperti WC umun, tempat parkir, dan Mushola yang telah di kembangkan dari 4 tahun kebelakang ini, saat ini bahkan sudah ada penambahan gazebo-gazebo di sekitar Danau Tolire untuk kenyamanan wisatawan yang berkunjung” (Wawancara 7 maret 2022).Wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Danau Tolire karena mendapatkan informasi dari mulut ke mulut maupun dari media elektronik. Informasi yang di temukan para wisatawan mengenai Danau Tolire ini menyebar dengan sangat cepat melalui internet. Salah satu hal yang bisa mendorong keputusan berkunjung wisatawan ke tempat wisata adalah informasi orang disekitarnya yang membahas tempat wisata tersebut.

Menurut survei yang dilakukan Firma penelitian pemasaran GlobalWeb Index pada kuartal empat 2013 (dalam tekno.kompas.com, 2014), pengguna jejaring social instagram memiliki pertumbuhan pengguna aktif yang lebih pesat bandingkan jejaring social lainnya seperti facebook. Jumlah pengguna baru Instagram mengalahkan facebook, twitter, dan pinterest. Tercatat bahwa pertumbuhan pengguna facebook sebesar 3% sedangkan Instagram 23%. Survey yang dilakukan GlobalWeb Index tersebut dilakukan 32 negara dengan jumlah responden 170.000 orang. Reska K. Nistanto, (2013).

(5)

3

Gambar 1.1 Ulasan tentang obyek wisata Danau Tolire di Instagram Sumber: Instagram, diakses pada 18 januari 2021

Berdasarkan Gambar 1.1. orang-orang saat ini suka mengupload foto di media sosial apalagi di Instagram yang khusus mengakses gambar, kemudian orang-orang yang tertarik akan saling mengomentari postingan yang menunjukkan komunikasi word of mouth bisa juga dilakukan melalui internet atau media elektronik yang sering disebut electronic word of mouth. Unggahan foto pada akun instagram pengguna dengan keterangan yang unik biasanya menimbulkan interaksi dari akun pengguna lain apalagi jika foto menunjukkan suatu obyek wisata yang menarik, hal itu akan menarik minat pengguna lain untuk datang berkunjung ke obyek wisata tersebut. Disinilah pengaruh electronic word of mouth dapat terlihat terhadap minat dan keputusan berkunjung wisatawan.

(6)

4

Selain kekuatan electronic word of mouth pada Instagram, daya tarik obyek wisata juga menjadi pertimbangan wisatawan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (Irma Riantika,2016). Daya tarik wisata Danau Tolire ini adalah Danau ini memiliki cerita legenda yang masih diceritakan masyarakat setempat sampai saat ini. Kepala bidang pemasaran Dinas pariwisata kota Ternate, Mohtar M. Ibrahim, menceritakan “dulunya danau Tolire merupakan sebuah desa yang dikutuk karena seorang ayah yang menghamili anak gadisnya sendiri yang menyebabkan penguasa marah dan menenggelamkan desa tersebut”

(Wawancara, 15 Januari 2021). Selain itu Danau Tolire ini memiliki dua danau yang terpisah tetapi masih berada pada lokasi yang sama yaitu, Danau Tolire besar dan Danau Tolire Kecil. Ketika anda mengunjungi Danau Tolire Besar anda akan melihat pemandangan dari tebing yang mengelilingi danau yang tingginya Dari pinggir atas hingga ke permukaan air danau sekitar 50 meter dan luas danau sekitar 5 hektare dengan alam yang masih asri. Lalu, ketika anda mengunjungi Danau Tolire kecil anda akan melihat danau yang dibatasi dengan pasir pantai yang mengarah ke laut lepas yang cocok dinikmati ketika matahari tenggelam.

Danau Tolire berlokasi di Kelurahan Takome, Kecamatan Ternate Barat, Ternate, Maluku Utara. Lokasi tidak kalah pentingnya dengan electronic word of mouth dan daya tarik obyek wisata. Swastha dalam (C.F.K. Lebu, 2019) mengatakan,lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atauaktivitas usaha dilakukan. Terkait dengan lokasi maka faktor yang menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan.

Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. selain itu, Lokasi obyek wisata Danau Tolire Dapat dijangkau dengan mudah menggunakan transportasi darat.

Terdapat Perbedaan dari penelitian-penelitian terdahulu dalam penelitian Anna & Masyhudi (2020) yang berjudul “pengaruh electronic word of mouth, daya Tarik dan lokasi terhadap minat berkunjung wisatawan desa tete batu kabupaten lumbok timur”. Dengan penelitian ini adalah obyek yang di teliti, waktu dan responden. Selain itu, Ada beberapa penelitian terdahulu yang variabelnya tidak

(7)

5

signifikan terhadap keputusan berkunjung seperti variabel Lokasi dalam penelitian Christy F.K Lebu, Silvya L. Mandey, R.S. Wenas (2019) yang berjudul “Pengaruh Lokasi, prespsi harga dan daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Danau Linow”. Dan ada juga penelitian terdahulu yang variabel Daya tariknya berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung seperti dalam penelitan Irma Riantika (2016) yang berjudul

“Pengaruh Electronic Word of Mouth, Daya tarik dan lokasi terhadap keputusan berkunjung Wisatawan di curug Sidoharjo” sedangkan hampir semua penelitian terdahulu menunjukan bahwa daya tarik dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kembali dengan judul “pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan di Tolire kecil”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian yaitu:

1.

Apakah electronic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Tolire kecil?

2.

Apakah daya tarik berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Tolire kecil?

3.

Apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Tolire kecil?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Tolire kecil.

2.

Untuk mengetahui pengaruh daya tarik terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Tolire kecil.

3.

Untuk mengetahui pengaruh lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Obyek wisata Tolire kecil.

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi

(8)

6 tiga, yaitu:

1.

Bagi Pengelola Obyek Wisata

Sebagai bahan masukan bagi pengelola obyek wisata Tolire dapat lebih memahami perilaku konsumen sehingga dapat menentukan strategi pemasaran seperti apa yang efektif digunakan dalam mengembangkan lagi obyek wisata Tolire kecil .

2.

Bagi Konsumen

Sebagai bahan masukan bagi konsumen supaya lebih kreatif dalam mencari informasi terkait obyek wisata sehingga sebelum berkunjung konsumen sudah mengetahui informasi seputa obyek wisata.

3. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat lebih memahami perilaku konsumen dan komunikas pemasaran sehingga ilmu yang diperoleh selama kuliah dapat dipraktekkan di dunia kerja.

(9)

7 BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1. Landasan teori

2.1.1. Keputusan Berkunjung

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai kegiatan konsumen memilih suatu produk atau jasa dalam melakukan keputusan pembelian, menurut Kotler dan Amstrong dalam (Arizqy Hania, 2016)

Tahapan proses berkunjung pada dasarnya adalah proses pembelian terhadap suatu jasa atau wisata yang ditawarkan sehingga dalam penelitian ini konsep keputusan berkunjung memakai konsep keputusan pembelian yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Alma (2018) membahas tahapan dalam proses keputusan pembelian, sebagai berikut:

1.

Pengenalan kebutuhan, atau pengenalan masalah, maka seseorang merasakan adanya stimuli untuk membeli sesuatu. Stimuli ini bisa datang dari dalam (internal) atau dorongan dari luar (eksternal).

2. Pencarian informasi Merupakan tahap proses mengenai mau membeli apa, model bagaimana, dimana, dsb, maka seseorang mencari informasi yang dapat diperoleh dari sumber pribadi seperti family, teman, tetangga. Dari sumber komersial seperti iklan, tenaga penjual, melihat display. Dari sumber publik seperti media massa lalu, pernah menggunakan suatu produk, atau melihat produk tersebut.

3. Evaluasi alternatif, dalam tahap ini konsumen sangat berbeda evaluasinya karena tergantung pada pilihan atribut produk, sesuai atau tidak dengan keinginan mereka.

4. Keputusan pembelian, ini adalah tahap yang harus di ambil setelah melalui tahapan di atas. Bila konsumen mengambil keputusan maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dsb. Kadang-kadang dalam pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh terakhir, yang harus di pertimbangkan kembali, sehingga dapat

(10)

8 mengubah seketikan keputusan semula.

5. Perilaku pasca pembelian atau konsumsi Merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana ini sangat ditentukan oleh pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi produk yang ia beli. Apakah ia akan puas atau kecewa, tergantung pada jarak ekspetasi dengan kenyataan yang dihadapi.

2.1.2. Electronic Word of Mouth

Kotler & Keller dalam (Irma Riantika, 2016) mengemukakan bahwa, word of mouth communication atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.

Seiring berkembangnya teknologi, pengaruh konsumen melalui komunikasi WOM dipercepat dengan internet. WOM yang dilakukan melalui internet disebut dengan electronic word of mouth (eWOM). eWOM adalah pernyataan positif atau negatif yang dilakukan oleh konsumen potensial, aktual, maupun mantan konsumen tentang produk atau jasa yang digunakan melalui internet. Jaringan sosial, seperti Instagram dan Facebook, menjadi kekuatan penting dalam pemasaran bisnis ke konsumen maupun pemasaran bisnis-ke-bisnis. Aspek kunci jaringan sosial adalah berita dari mulut ke mulut (word of mouth) serta jumlah dan sifat percakapan dan komunikasi antara berbagai pihak. Terjadinya eWOM tidak lepas dari pengalaman konsumen atas produk atau jasa yang dikonsumsi. Jika konsumen memperoleh kepuasan dari pengalaman konsumsinya, maka konsumen secara sukarela akan membuat pernyataan

(review) mengenai sebuah produk atau jasa tersebut. Informasi atau pesan yang yang terkandung dalam eWOM dapat menjadi referensi bagi konsumen dalam mengevaluasi sebuah produk atau jasa. Melalui pesan eWOM inilah konsumen mendapatkan informasi mengenai kualitas suatu produk atau jasa.

Selain itu, pesan yang terkandung dalam eWOM secara efektif dapat mengurangi resiko dan ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika membeli sebuah produk atau jasa. Sehingga pesan eWOM dapat mempengaruhi minat beli konsumen sebelum keputusan pembelian dibuat atau dalam kasus penelitian ini adalah keputusan Berkunjung.Goyette et al., dalam (Fitri Yunitasari, 2018) membagi e- WOM dalam tiga dimensi yaitu:

(11)

9

1.

Intensity

Liu (2006), mendefinisikan intensity (intensitas) dalam e-WOM adalah banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah situs jejaring sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Goyette et al., (2010) membagi indikator dari Intensity sebagai berikut:

a.

Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring social

b.

Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring social

c.

Banyaknya Ulasan yang ditulis oleh pengguna situs jejaring social.

2.

Valence of Opinion

Valence of Opinion Adalah pendapat konsumen baik positif atau negatif mengenai produk, jasa dan brand. Valence of Opinion memiliki dua sifat yaitu negatif dan positif. Valence of Opinion meliputi:

a.

Komentar positif dari pengguna situs jejaring social

b.

Rekomendasi dari pengguna situs jejraing social

3.

Content

Content adalah isi informasi dari situs jejaring social berkaitan dengan produk dan jasa. Indikator dari Content meliputi:

a.

Informasi Variasi makanan dan minuman

b.

Informasi kulaitas makanan dan minuman

c.

Informasi mengenai harga yang ditawarkan.

2.1.3. Daya Tarik

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan (Irma Riantika, 2016) Dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1990, tentang kepariwisataan, disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :

a.

Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

b.

Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.

(12)

10

c.

Daya tarik wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain. Maryani dalam (Irma Riantika,2016) mengatakan, suatu daya Tarik wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, syarat-syarat tersebut adalah:

a.

What to see, di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.

b.

What to do, di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.

c.

What to buy, tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh- oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

d.

What to arrive, di dalamnya termasuk bagaimana kita mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.

e.

What to stay, bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

2.1.4. Lokasi

Swastha dalam (C.F.K. Lebu, 2019), lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Terkait dengan lokasi maka faktor yang menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan. Tjiptono dalam (Irma Riantika, 2016) menjelaskan bahwa pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan terhadap faktor-faktor berikut:

a.

Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau oleh alat transportasi darat.

b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

(13)

11 pandang normal.

c. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu:

1) Banyaknya petunjuk arah dan orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

2) Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan, misalnya terhadap layanan kepolisian, pemadam kebakaran atau ambulans.

d. Fasilitas yang memadai, aman, dan nyaman bagiwisatawan.

e. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.

f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.Swastha dalam (C.F.K. Lebu, 2019), lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Terkait dengan lokasi maka faktor yang menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan.

Tjiptono dalam (Irma Riantika, 2016) menjelaskan bahwa pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan terhadap faktor-faktor berikut:

a) Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau oleh alat transportasi darat.

b) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

c) Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu:

1)

Banyaknya petunjuk arah dan orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

2)

Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan, misalnya terhadap layanan kepolisian, pemadam kebakaran atau ambulans.

d)

Fasilitas yang memadai, aman, dan nyaman bagiwisatawan.

e)

Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.

f) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

(14)

12

g) Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang sama terdapat banyak pesaing.

h) Peraturan pemerintah, yaitu peraturan yang dikeluarkan pemerintah dalam mengatur suatu lokasi.

2.2. Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti Judul penelitian variabel Hasil penelitian 1 Irma Riantika

(2016)

Pengaruh Electronic Word

of Mouth, Daya tarik dan Lokasi terhadap keputusanberkunjun g

Wisatawan di Curug Sidoharjo

X1: Pengaruh Electronic Word of Mouth, X2: Daya tarik X3: Lokasi Y:Keputusan berkunjung

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Curug Sidoharjo dan secara parsial

electronic word of mouth dan lokasi

berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan, sedangkan daya tarik

berpengaruh negatifkeputusa

(15)

13

n berkunjung wisatawan.

2 Christy F.K Lebu, Silvya L. Mandey, R.S. Wenas (2019)

Pengaruh Lokasi,

presepsiharga dan Dayatarik wisata terhadap

keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata danau Linow

X1: Lokasi X2: Prsepsi harga

X3: Daya tarik, Y: Keputusan Berkunjung

Hasil ini menunjukan bahwa variabel lokasi, persepsi harga, dan daya tarik wisata jika dilakukan bersama secara simultam

berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Hasil dari uji t

menunjukan bahwa lokasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan 3 Yofina mulyati

, haryeni

, masruri (2018)

Pengaruh

electronic word of mouth terhadap citra

Destinasi serta dampaknya pada

minat dan

keputusan

X1:electronic

word of

mouth X2: citra Destinasi X3:minat Y:keputusan Berkunjung

hasil panaliten iki nuduhake, kanggo langsung

pengaruhe,

electronic word of mouth nduweni pengaruh signifikan positif marang

(16)

14

Berkunjung wisatawan

domestik pada destinasi wisata Kota bukittinggi

wisatawan

pariwisata

citra tujuan, lisan elektronik nduweni pengaruh signifikan positif marang wisatawan

kapentingan

ngunjungi, electronic word of mouth duweni pengaruh positif sing signifikan marang turis

kaputusan

ngunjungi, ing kapentingan

ngunjungi, gambar panggonan wis a efek positif pinunjul ing kaputusan kanggo ngunjungi, nalika kapentingan ngunjungi wis negatif Efek ora signifikan kanggo keputusan kunjungan turis.

4 Fitri Yunitasari (2018)

Pengaruh dimensi eWOM terhadap keputusan pembelian di Marketplace dalam prespektif ekonomi islam

X1: Intensitas X2: Valensi Opini X3: konten Y1: Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian pada taraf signifikan 5%

menunjukan bahwa dimensi intensitas berpengaruh

(17)

15

positif dan signifikan , dimensi valensi opini tidak berpengaruh signifikan dan dimensi konten berpengaruh signifikan.

5 Fanny Yolanda (2017)

Pengaruh Daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung ke objek wisata Alahan Panjang Resort Danau di atas Kabupaten Solok

X1: Daya tarik wisata

Y: Keputusan berkunjung

Hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh F hitung 113.831 dengan sig 0,000 < 0,05 maka variabel dayatarik

wisatmempengaruhi variabel

keputusan berkunjung,

dengan R Square 0,545.

Artinya daya tarik wisata mempengaruhi keputusan berkunjung sebesar 54,5%

dan 45,5%

dipengaruhi oleh faktor lain

(18)

16 2.3. Pengembangan Hipotesis

2.3.1. Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap keputusan Berkunjung Terjadinya eWOM tidak lepas dari pengalaman konsumen atas produk atau jasa yang dikonsumsi. Jika konsumen memperoleh kepuasan dari pengalaman konsumsinya, maka konsumen secara sukarela akan membuat pernyataan (review) mengenai sebuah produk atau jasa tersebut. Informasi atau pesan yang yang terkandung dalam eWOM dapat menjadi referensi bagi konsumen dalam mengevaluasi sebuah produk atau jasa. Melalui pesan eWOM inilah konsumen mendapatkan informasi mengenai kualitas suatu produk atau jasa. Selain itu, pesan yang terkandung dalam eWOM secara efektif dapat mengurangi resiko dan ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika membeli sebuah produk atau jasa.

Hasil penelitian yang dilakukan Ati & Sri (2017) yang meneliti tentang menunjukan bahwa electronic word of mouth mempengaruhi keputusan berkunjung.

H1 : Electronic Word of Mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung.

2.3.2 Pengaruh Daya tarik terhadap keptusan berkunjung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitan Irma (2016) yang berjudul

“Pengaruh Electronic Word of Mouth, Daya tarik dan lokasi terhadap keputusan berkunjung Wisatawan di curug Sidoharjo menunjukan variabel Daya tariknya bepengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung sedangkan penelitian Fanny (2017) menunjukan bahwa daya tarik berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung.

H2 : Daya tarik berpengaruh terhadap keputusan berkunjung.

2.3.3 Pengaruh Lokasi terhadap keputusan berkunjung.

Menurut Swastha dalam (C.F.K. Lebu, 2019), lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Terkait dengan lokasi maka faktor yang menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri sehingga dapat menarik wisatawan untuk

(19)

17 berkunjung.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irma (2016) menunjukan bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung, berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh Christy ,Mandey dan Wenas (2019) menunjukan bahwa lokasi berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung.

H3 : Lokasi berpengaruh terhadap keputusan.

2.4. Kerangka Konseptual Penelitian Electronic word of mouth

(X1)

Daya tarik (X2)

Lokasi (X3)

Keputusan Berkunjung H1

H2 H3

Gambar 2.1. Model Penelitian 2.5. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Electronic Word of Mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Tolire kecil

H2 : Daya tarik berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Tolire kecil

H3 : Lokasi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Tolire kecil

(20)

18 BAB III

METODE PENETILIAN

3.1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada obyek wisata Tolire kecil, Kota Ternate, Maluku utara. Dan penelitian ini dimulai dari bulan Febuari 2022 sampai dengan selesai.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Tolire kecil dan Jumlah sample yang akan diteliti sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan menggunakan non probabilitas dengan metode purposive sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan didasarkan pada kriteria atau ciri-ciri khusus yang telah dipilih peneliti dalam memilih sampel. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus pengambilan sampel menurut Wibisono dalam Aulia Maghpiroh, (2017) apabila populasi tidak diketahui secara pasti adalah sebagai berikut:

Keterangan:

n : Jumlah sampel

Za/2: nilai tabel Z (nilai yang di dapat dari tabel normal atas tingkat keyakinan, dimana tingkat kepercayaan 95%)

𝜎: standar deviasi populasi (0,25 = sudah ketentuan)

e : tingkat kesalahan penarikan sampel (dalam penelitian ini diambil 5%) Batas kesalahan atau margin of error dalam penelitian ini adalah 5%, sehingga tingkat akurasinya sebesar 95%. Sampel yang diambil untuk mengisi kuesioner online sejumlah 100 responden.

3.2. Jenis dan Sumber data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah, data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari sumbernya melalui hasil pengisian koesioner oleh pengunjung Danau Tolire dan data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung yang berhubungan dengan penelitian oleh peneliti melalui buku-buku referensi, jurnal ilmiah, dan browsing melalui Internet.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner dan

(21)

19

wawancara, Penyebaran koesioner dilakukan dengan cara online atau menggunakan google forms

3.4. Definisi Operasional

No Variabel Indikator Item No kuesioner

1 Electronic Word of Mouth

Kotler & Keller (Irma riantika, 2016) mengemukakan bahwa,word of mouth communication atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.

Seiring berkembangnya teknologi, pengaruh word of mouth (eWOM ).

konsumen melalui komunikasi

WOM dipercepat dengan internet. WOM yang dilakukan melalui internet

disebut dengan

electronic eWOM adalah

pernyataan positif atau negatif yang dilakukan

Instensitas 1,2,3 Valensi opini 4,5,6

Konten 7,8,9,10,11,12,13,14

(22)

20

Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)

No Variabel Definisi Indikator No Item

Menurut

Maryani (dalam Lisa herdiana, 2012), suatu daya Tarik wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus oleh konsumen potensial, aktual, maupun mantan konsumen tentang produk

atau jasa yang digunakan melalui internet.

2 Daya tarik Berdasarkan UndangUndang

Republik Indonesia No.10

Tahun 2009,daya tarik Wisata dijelaskan sebagai

Segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai

yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam,budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran

atau kunjungan

wisatawan.

What to see 15 What to do 16 What to do 17,18 What to arrive 19 What to stay 20

(23)

21 memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya.

3 Lokasi Swastha (C.F.K.

Lebu,2019), lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan.

Terkaitdengan lokasi maka faktor yang

menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan.

Pembangunan prasarana wisata yang

mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung

Akses 21,22,23 Lalu lintas 24,25,26

Visibilitas 27,28 Fasilitas 29,30 Lingkiungan 31,32

4 Keputusan berkunjung

Kotler dan Amstrong (Arizqy Hania, 2016),

Pengenalan Kebutuhan

33,34,35

(24)

22 Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai kegiatan konsumen memilih suatu produk atau jasa dalam melakukan keputusan pembelian.

Tahapan proses berkunjung pada

dasarnya adalah proses pembelian terhadap suatu jasa atau wisata yang ditawarkan sehingga

Pencarian Informasi

36,37,38

Evaluasi Alternatif

39,40

Pembelian 41,42 Konsumsi 43,44,45

Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)

No Variabel Definisi indikator No item

dalam penelitian ini konsep keputusan berkunjung memakai konsep keputusan pembelian yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Uji Validitas

rxy = Koefidien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

(25)

23

∑xy = jumlah perkalian antara variable X dan Y

∑x2 = jumlah dari kuadrat nilai X

∑y2 = jumlah dari kuadrat nilai Y

(∑x)2 = jumlah nilai X kemudian dikuadratkan (∑y)2 = jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan Kriteria uji validitas:

a. Jika r hitung =r tabel, dan bernilai positif, maka pertanyaan (indikator) tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung <r tabel, dan bernilai positif, maka pertanyaan (indikator) tersebut dikatakan tidak valid.

3.5.2 Uji Realibilitas

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai a > 0,60. Rumus yang digunakan:

Keterangan:

A = Koefisien reliabilitas K = Jumlah item reliabilitas r = Rata-rata korelasi antar item 1 = Bilangan konstanta

Kriteria Uji reliabilitas :

a. Reliabilitasuji coba = 0,60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas yang baik

b. Reliabilitasuji coba <0,60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas yang kurang baik

3.6. Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Asumsi Klasik

1)

Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk melihat nilai residu terdistribusi secara normal atau sebaliknya.

2)

Uji multikolinieritas.

Uji multikolinearitas digunakan sebagai perantara untuk mengetahui

(26)

24

adanya tingkat korelasi yang tinggi pada dua variabel dalam sebuah penelitian.

3)

Uji Heteroskedastisitas.

Uji ini merupakan sebuah tes asumsi klasik yang digunakan untuk menguji adanya perbedaan yang tidak sama, antara satu residu dengan pengamatan lainnya.

3.6.2 Analisa regresi linear berganda

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y= 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2 + 𝑏3𝑥3

Y= Variabel dependen (keputusan berkunjung) a= Konstanta

b1=koefisien regresi electronic word of mouth b2= koefisien regresi daya tarik

b3= koefisien regresi lokasi

x1= Variabel electronic word of mouth x2= Variabel daya tarik

x3= Variabel lokasi

3.6.3 Uji Hipotesis

1)

Uji t

Uji t dilakukan pertama dengan cara menentukan tingkat signifikasi a = 5%. Kriteria pengujian:

1) H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung = t tabel

2)

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficientspada kolom sig (significance).Jika probabilitas nilai t atau signifikansi< 0,05, maka dapatdikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

2)

Uji F

Pengujian dilakukan dengan melihat atau membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika pada tabel anova = a = 0,05 maka H0 ditolak (berpengaruh) dan jika pada tabel anova = a = 0,05 maka H0 diterima (tidak berpengaruh). Kriteria

(27)

25 pengujian :

1)

Jika nilai F hitung = daripada F tabel pada a = 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima (berpengaruh).

2)

Jika nilai F hitung < daripada F tabel pada a = 5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak berpengaruh).

3)

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini bertujuan untuk menentukan proposi atau presentasi total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Apabila analisis yang digunakan adalah regresi sederhana, maka yang digunakan adalah nilai Rsquare. Namun, apabila analisis yang digunakan adalah regresi berganda, maka yang digunakan adalah Adjust R Square. Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model Summary.

(28)

26

(29)

27

DAFTAR PUSTAKA

Agung, P. 2015. “Uji Asumsi Klasik”. (https://serviceacjogja.pro/uji-asumsi-klasik/).

Diakses pada 12 Oktober 2020.

Alma Buchari. 2018. “Manajemen pemasaran & pemasaran jasa”. Edisi Revisi.

Penerbit Alfabeta. Bandung

Badan Pusat Statistik Kota Ternate, 2020. “Jumlah Wisatawan di Kota Ternate”.

(https://ternatekota.bps.go.id/indicator/16/154/2/jumlah-wisatawan.html).

Diakses pada 10 Oktober 2020.

Chaniago, Yasmen. 2011 “Undang-Undang RI no 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan”. (http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang- undangri-no-10-tahun-2009.html).Diaksespada tanggal 28 September 2020.

Idrus, Hilman. 2020. “Berkunjung ke Danau Tolire Ternate”.

(https://www.kompasiana.com/hilmanid/5f0dd0ebd541df0e1c6f80c2/ber kunjung-ke-danau-tolire-ternate?page=all). Diakses pada 10 Oktober 2020.

Lebu, Christy F.K, Lebu, Silvya L. Mandey, R.S Wenas. “Pengaruh Lokasi, presepsi harga dan daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan di obyek wisata Danau Linow”, Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi/ 2019/ Vol 7, No.4/ Hal 55055514.

Mahgpiroh, Aulia. 2017. “Analisis pengaruh electronic word of mouth dan citra destinasi terhadap minat berkunjung serta dampaknya terhadap keputusan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango”.

Skripsi. Fakultas ekonomi dan bisnis. UIN SYARIF HIDAYATULLAH.

Jakarta.

Mustikasari, Ati dan Widyaningsih, Sri. 2017. “Pengaruh E-WOM terhadap keputusan berkunjung ke tempat wisata di kota bandung”. Skripsi.

Fakultas ilmu terapan. Universitas Telkom. Bandung.

Nistanto, Reska.K. 2013. “Riset: instagram tempat beriklan paling efektif”.

(https://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1251314/Riset.Instagram.Te mpat.Beriklan.Paling.Efektif ). Diakses pada 28 September 2020

Nurrohman, Faris. 2018. “Pengaruh Electronic word of mouth, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian (studi kasus pada smartphone merek Bleckberry di Yogyakarta)”. Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas Negri Yogyakarta.

Riantika, Irma. 2016. “Pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawandi Curug Sidoharjo”. Skripsi.

Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.

(30)

28

Nistanto, Reska.K. 2013. “Riset: instagram tempat beriklan paling efektif”.

(https://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1251314/Riset.Instagram.Te mpat.Beriklan.Paling.Efektif ). Diakses pada 28 September 2020

Nurrohman, Faris. 2018. “Pengaruh Electronic word of mouth, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian (studi kasus pada smartphone merek Bleckberry di Yogyakarta)”. Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas Negri Yogyakarta.

Riantika, Irma. 2016. “Pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawandi Curug Sidoharjo”. Skripsi.

Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.

Sari, Fungkiya dan Pangestuti Edriana. 2018. “Pengaruh Electronic Word of Mouth (E-wom) terhadap minat berkunjung dan keputusan berkunjung (studi pada wisata Coban Rais BKPH Pujon).” Skripsi. Fakultas ilmu

Administrasi Universtitas Brawijaya. Malang.

(31)

29 LAMPIRAN

Electronic word of mouth

NO Pertayaan SS S KS TS STS

1 Melalui instagram saya membicarakan tempat wisata tolire kecil jauh lebih sering dari pada media social lain

2 Melalui Instagram saya sering mengupate informasi tempat wisata danau tolire kecil

3 Saya sering membicarakan tentang tempat wisata tolire kecil di Instagram kepada banyak orang 4 Melalui Instagram saya merekomendasikan

tempat wisata tolire kecil kepada orang lain

5 Melalui Instagram saya mengatakan hal hal positif kepada orang lain tentang tolire kecil

6 Melalui instagram Saya mengatakan hal -hal negatif kepada orang lain menganai tempat wisata Tolire kecil

7 Saya mengunggah foto atau video yang hanya menunjukkan tempat wisata Tolire kecil dan tanpa saya di dalam foto atau video itu.

8 Saya mengunggah foto atau video yang menunjukan saya BERADA di tempat wisata Tolire kecil di media sosial saya.

9 Saya mengunggah foto atau video selain pemandangan tempat wisata Tolire kecil

10 Saya membahas keramahan penjual di tempat wisata Tolire kecil

11 Saya membahas keamanan di tempat wisata Tolire kecil

12 Saya membahas harga yang di tawarkan di tempat wisata Tolire kecil

13 Saya membahas kualitas pelayanan yang di

(32)

30 tawarkan di tempat wisata Tolire kecil

14 Saya membicarakan tentang ketenaran tempat wisataTolire kecil

Daya Tarik

NO Pertayaan SS S KS TS STS

15 Pemandangan alam yang masih alami menjadi daya tarik obyek wisata Tolire kecil

16 saya mengabadikan momen wisata dengan berfoto kemudian mengunggah foto ke jejaring sosial.

17 Disekitar obyek wisata Tolire kecil terdapat penjual oleh -oleh khas obyek wisata tersebut

18 Saya dapat dengan mudah menemukan penjual makanan di tempat obyek wisata Tolire kecil 19 Banyak tersedia transportasi disekitar obyek

wisata

20 Terdapat penginapan di sekitar obyek wisata Tolire kecil yang dapat digunakan untuk beristirahat wisatawan

Lokasi

NO Pertayaan SS S KS TS STS

21 Lokasi obyek wisata danau tolire mudah dijangkau 22 Jarak dari kota ke obyek wisata cukup dekat 23 Lokasi obyek wisata tolire kecil dekat dengan

tempat wisata lain

24 Arus transportasi menuju obyek wisata Tolire kecil lancer

25 Kondisi jalan menuju obyek wisata Tolire kecil bagus

26 Sarana transportasi dari dan menuju obyek wisata obyek wisata Tolire kecil mudah di peroleh

(33)

31

27 Obyek wisata Tolire kecil terlihat jelas dari tepi jalan

28 Petunjuk jalan menuju obyek wisata Tolire kecil jelas

29 Obyek wisata Tolire kecil memiliki tempat parkir yang luas

30 Sarana prasarana seperti toilet di obyek wisata Tolire kecil cukup memadai

31 Lingkungan sekitar obyek wisata Tolire kecil bersih

32 Lingkungan sekitar obyek wisata Tolire kecil nyaman

Keputusan Berkunjung

NO Pertayaan SS S KS TS STS

33 Rutinitas padat membuat saya membutuhkan rekreasi

34 Sering berwisata menjadikan berwisata sebagai kebutuhan saya

35 Saya tertarik berkunjung karena rekomendasi dan promosi mengenai Tolire kecil

36 Saya mencari informasi terlebih dahulu sebelum berkunjung ke obyek wisata Tolire kecil

37 Saya mengetahui oyek wisataTolire kecil dari informasi yang saya cari

38 Saya bertanya kepada orang yang pernah berkunjung ke obyek wisata Tolire kecil sebelum memutuskan berkunjung

39 Saya memutuskan berkunjung ke obyek wisaraTolire kecil setelah mengetahui berbagai kelebihan obyek wisata ini

40 Saya memutuskan berkunjung ke obyek wisata Tolire kecil karena keindahan dan keunikan yang

(34)

32 berbeda dari wisata lain

41 Saya memutuskan berkunjung ke tolire kecil karena banyak review yang mendukung

42 Saya mempersiapkan dana untuk berwisata ke obyek wisata Tolire kecil

43 Saya menikmati keindahan Tolire kecil

44 Saya memanfaatkan jasa pariwisata di Tolire kecil dengan berselfie

45 Saya telah melakukan kunjungan secara penuh di obyek wisata Tolire kecil

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan fenomena kritikan terhadap pemerintah maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti “Peranan Auditor Internal Dalam Pelaksanaan Tata Kelola Pemerintahan

[r]

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana pengaruh electronic word of mouth, daya tarik, dan lokasi

Triatmanto menunjukkan Electronic Word of Mouth dan media sosial Instagram memiliki pengaruh terhadap minat beli (2018, p. 617) membuktikan Electronic Word of

Pengaruh Pemasaran Internet Dan Electronic Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Kesadaran Merek Sebagai Variabel Intervening Pada Mahasiswa Universitas

Electronic Word Of Mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung dengan dimediasi oleh Minat Berkunjung, hal ini menunjukkan bahwa informasi

Analisis yang diharapkan dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif, antara lain untuk menjawab atau mengetahui multiplier efek pembangunan jalan terhadap perekonomian

Pengaruh Electronic Word of Mouth Terhadap Citra Destinasi Serta Dampaknya Pada Minat Dan Keputusan Berkunjung (Survei pada Folloers Aktif Akun Instagaram Indtravel