• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengamanan Kunci Pintu Rumah Otomatis Via SMS Berbasis Mikrokontroler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengamanan Kunci Pintu Rumah Otomatis Via SMS Berbasis Mikrokontroler"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SISTEM PENGAMANAN KUNCI PINTU RUMAH OTOMATIS VIA SMS

BERBASIS MIKROKONTROLER

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan menempuh

pendidikan Program Strata I di Jurusan Teknik Elektro

Disusun oleh : Wahyudin 1.31.06.025

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)
(5)

i

Pada tugas akhir ini dirancang sebuah sistem pengamanan kunci pintu

rumah otomatis via SMS yang berfungsi sebagai pengaman untuk sebuah pintu

berbasis mikrokontroler. Alat ini dirancang untuk memudahkan pemilik rumah

dalam penguncian pintu rumah dan untuk pemberitahuan kondisi pintu rumah

apabila ditinggalkan dalam keadaan kosong, media yang digunakan adalah

handphone dengan memanfaatkan fasilitas SMS. Alat ini terdiri dari sebuah

sensor yaitu magnetic switch yang berfungsi sebagai inputan untuk

memberitahukan kondisi pintu ke mikrokontroler, mikrokontroler yang digunakan

adalah ATmega8535. Kemudian keypad yang berfungsi sebagai inputan berupa

password dan modem GSM yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima SMS.

Sistem pengamanan ini yang telah berhasil dibangun dengan prinsip kerja

apabila ada orang yang tidak mempunyai password/kode sebagai akses masuk ke

dalam rumah, maka system akan mengaktifkan peringatan/alarm dengan

membunyikan buzzer serta mengirimkan SMS peringatan berupa teks

pemberitahuan yaitu “intruders” ke nomor telepon yang telah deprogram pada

mikrokontroler.

(6)

ii

In this final project designed a system of automatic door lock security via

SMS that serves as security for a microcontroller-based door. This tool is

designed for easy homeowner in the house and locking the door to notice the

condition of the house when the door was left empty, the medium used is a mobile

phone by using SMS facility. This device consists of a sensor is a magnetic switch

that serves as an input to tell the condition of the door to the microcontroller,

ATmega8535 microcontroller is used. Then the keypad which serves as input a

password and a GSM modem that serves as a SMS sender and receiver.

This security system has been built on the principle if there are people who

do not have a password/access code as an entry into the house, then the system

will activate the warning/alarm by sounding a warning buzzer and send SMS text

notification of the "Intruders" to the phone number which has been programmed

into the microcontroller.

(7)

iii

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini tanpa mengalamai hambatan yang berarti. Karya tulis ini disusun untuk

melengkapi salah satu syarat dalam salah satu syarat dalam menempuh pendidikan

Program Sarjana di Jurusan Teknik Elektro.

Tak ada gading yang tak retak, penulis pun menyadari bahwa tugas akhir ini

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari

pembaca semua sangat penulis harapkan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan tuntas tanpa bantuan

dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini

Ungkapan terima kasih ini ingin penulis sampaikan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan

ketika melaksanakan percobaan di lab sampai penyusunan laporan

tugas akhir ini.

2. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberi dukungan

baik secara moril dan materil serta doa restu beliau sehingga

(8)

iv

4. Prof. Dr. Arry Ahmad Arman, selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer.

5. Ibu Tri Rahajoeningroem, MT, selaku dosen wali dan juga dosen

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dorongan serta

motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak Muhammad Aria, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

UNIKOM dan dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, dorongan serta motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir

ini.

7. Bapak Bobi Kurniawan,ST., M.Kom selaku penguji dan sekaligus

dosen di jurusan Teknik Elektro

8. Seluruh bapak dan ibu dosen di Jurusan Teknik Elektro UNIKOM.

9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan di Teknik Elektro.

10.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

Harapan penulis semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan

memberikan sedikit ilmu bagi para pembaca semua, Amin.

Bandung, September 2012

(9)

v

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Batasan Masalah ... 3

1.6 Metode Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II DASAR TEORI ... 7

2.1 Mikrokontroler ... 7

2.1.1 Mikrokontroler AVR ATmega8535 ... 8

2.1.2 Peta Memori ... 11

2.2 Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) ... 13

(10)

vi

2.6 Sistem Komunikasi Seluler ... 20

2.7 Short Message Service (SMS) ... 23

2.7.1 Protocol Data Unit (PDU) SMS ... 24

2.7.2 PDU Penerimaan (SMS-Deliver) ... 24

2.7.3 PDU Pengiriman (SMS-Submit) ... 25

2.8 Perintah AT (ATCOMMAND) ... 25

2.9 MagneticSwitch ... 26

2.10 Solenoid ... 27

2.11 Catu Daya ... 29

2.12 Baterai ... 29

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN ... 31

3.1 Mikrokontroler ... 31

3.2 Modem GSM ... 31

3.3 Liquid Crystal Display (LCD) ... 32

3.4 Keypad ... 33

3.5 Saklar ... 33

3.6 Pengunci Pintu ... 34

3.7 Kartu SIM ... 35

BAB IV PERANCANGAN ALAT ... 36

4.1 Perancangan Sistem ... 36

(11)

vii

4.2.3. Driver Buzzer dan Solenoid ... 40

4.2.4. Rangkaian Driver Buzzer dan Selenoid ... 41

4.2.5. Rangkaian Antar muka LCD ... 41

4.2.6. Rangkaian Antar Muka Keypad ... 42

4.2.7.

IC MAX232 ... 43

4.2.8. Rangkaian Antar Muka Modem GSM ... 44

4.2.9. Rangkaian Catu Daya dan Baterai ... 45

4.3 Perancangan Perangkat Lunak... 46

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA ... 51

5.1 Pengukuran Alat ... 51

5.1.1. Pengukuran Output Power Supply ... 51

5.1.2. Pengukuran Modul RS232 Konveter ... 52

5.2 Pengujian Alat ... 52

5.2.1 Pengujian Perangkat Keras ... 53

5.2.1.1 Pengujian Modul RS232 Konverter ... 53

5.2.1.2 Pengujian Modul Mikrokontroler ... 54

5.2.1.3 Pengujian Modul LCD ... 54

5.2.1.4 Pengujian Modul Keypad ... 54

5.2.1.5 Pengujian Modul Selenoid dan Buzzer ... 55

(12)

viii

BAB VI PENUTUP ... 65

6.1 Kesimpulan ... 65

6.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kunci memegang peran penting dalam sebuah sistem keamanan. Sistem

kunci pintu rumah yang ada sekarang ini sebagian besar masih menggunakan

kunci mekanik konvensional. Perkembangan teknologi digital memberikan solusi

dalam sebuah sistem kunci sebagai pengaman yang lebih baik.

Berdasarkan hal tersebut di atas, terpikirkan oleh penyusun untuk membuat

pengaman pintu yang otomatis dalam menjaga keamanan isi rumah tersebut dari

pelaku kejahatan. Bahkan dapat memudahkan pemilik rumah untuk mengontrol

kunci pintu ketika lupa mengunci pintu.

Pada era teknologi dan informasi saat ini telah banyak sekali perkembangan

sarana komunikasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sudah seperti

tidak mengenal ruang dan waktu dengan Short Message Service (SMS). Untuk

melakukan pengontrolan pengunci menggunakan handphone dengan SMS, maka

perlu adanya perangkat yang mengatur kapan saatnya pintu terkunci secara

otomatis dan terbuka secara mudah namun tetap aman.

Pengontrolan secara otomatis tersebut sangat kompleks dan memerlukan

berbagai komponen yang terintegrasi dengan kemampuan pembacaan masukan,

pemrosesan data dan pengontrolan keluaran secara bersamaan dan terprogram.

Dalam perkembangan teknologi kontrol saat ini, yang dapat melakukan instruksi

seperti itu yaitu sebuah chip IC dengan berbagai fitur dan kelebihannya yang biasa

(14)

fitur untuk mendukung berbagai kebutuhan dalam pengontrolan yang dapat

memudahkan kita dalam perancangan sebuah alat atau simulasi pengontrolan

dibandingkan tanpa menggunakan mikrokontroler tersebut.

Dengan penjelasan di atas penulis ingin mengangkat tugas akhir dengan

judul “SISTEM PENGAMANAN KUNCI PINTU RUMAH OTOMATIS

VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER”.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang di atas antara

lain.

1. Sistem kerja piranti kunci pada umumnya masih manual, sehingga banyak

orang yang lupa mengunci pintu, ketika meninggalkan rumah.

2. Adanya permasalahan yang timbul, apabila kunci tertinggal atau hilang,

serta kunci pintu yang ada sekarang mudah diduplikasi.

3. Banyak terjadinya pencurian pada sebuah rumah yang sedang ditinggalkan

oleh pemilik rumah.

1.3 Rumusan Masalah

Mengacu pada permasalahan yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dapat ditekankan pada.

1. Bagaimana merancang pengunci pintu yang otomatis sebagai identifikasi

keamanan rumah, sehingga pemilik rumah merasa lebih praktis dalam

(15)

2. Bagaimana merancang suatu sistem yang dapat menggantikan sebuah kunci,

sehingga pemilik rumah tidak perlu membawa kunci dan tidak perlu

khawatir kunci rumah diduplikasi?

3. Bagaimana memanfaatkan handphone dalam pemberitahuan kondisi pintu

apabila terjadi pencurian pada sebuah rumah?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk merancang suatu perangkat pengunci pintu otomatis identifikasi

keamanan rumah, sehingga dapat memudahkan pemilik rumah dalam

penguncian pintu dengan berdasarkan komunikasi jarak jauh via SMS

sebagai pemberitahuan keadaan pintu rumah.

2. Memanfaatkan sistem SMS dan keypad yang akan dirancang menggunakan

mikrokontroler untuk menggantikan sebuah kunci sebagai akses membuka

pintu otomatis.

3. Untuk mengetahui keluaran dari keypad dan SMS yang akan

memberitahukan kondisi pintu terbuka dengan proses benar, dengan

password salah, dan pintu dibuka paksa.

1.5 Batasan Masalah

Dalam menyusun tugas akhir ini diperlukan suatu batasan masalah agar

tidak terlalu luas pembahasannya. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai

(16)

1. Perancangan alat sistem pengamanan dengan menggunakan modem

GSM sebagai pengirim dan penerima SMS, serta dengan menggunakan

mikrokontroler sebagai kontrol utama.

2. Untuk mengetahui atau mengecek saldo pulsa dilakukan secara manual.

3. Pemberitahuan kondisi pintu melalui handphone.

4. Alat ini diaplikasikan untuk satu buah pintu rumah, dan tidak mencakup

jendela.

1.6 Metode Penelitian

Tahapan–tahapan penelitian yang akan ditempuh dalam menyelesaikan

tugas akhir ini diantaranya sebagai berikut.

1. Tinjauan Pustaka

Studi literatur untuk mendapatkan data-data yang lengkap mengenai

karakteristik komponen IC maupun komponen pendukung lainnya.

2. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Merancang piranti perangkat penguncian pintu dengan komponen

pendukung lainnya.

3. Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Merancang program aplikasi menggunakan software.

4. Pengujian Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Melakukan pengujian terhadap perangkat keras dan perangkat lunak yang

(17)

5. Analisa

Sistem yang sudah dibangun kemudian diuji, setelah proses pengujian

dilakukan analisa.

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besar pembahasan dari perencanaan dan pembuatan tugas akhir

ini terbagi dalam beberapa bab yaitu.

1. BAB I: Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metode penelitian dan

sistematika penulisan dari tugas akhir tersebut.

2. BAB II: Dasar Teori

Bab ini membahas teori dasar berisi pengujian-pengujian yang telah

dilakukan oleh orang lain yang nantinya digunakan sebagai referensi

yang penunjang proses pembuatan tugas akhir ini.

3. BAB III: Pemilihan Komponen

Berisi tentang komponen apa saja yang digunakan dalam pembuatan

tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan

komponen tersebut.

4. BAB IV: Perancangan dan Pembuatan Sistem

Berisi tentang penjelasan mengenai urutan, tata cara dan tata letak dalam

perancangan sistem pengamanan kunci pintu rumah otomatis via sms

berbasis mikrokontroler.

5. BAB V: Pengujian dan Analisa

(18)

pintu rumah otomatis via sms berbasis mikrokontroler dan

menganalisanya.

6. BAB VI: Penutup

(19)

7

2.1 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung

didalam sebuah chip yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan

program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara yang khusus. Tidak seperti sistem

komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya

pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa

digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang dapat

disimpan).

Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem

komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program

pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan antarmuka

perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada

Mikrokontroller, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program

control disimpan dalam ROM (dapat Masked ROM atau Flash PEROM) yang

ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan

sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroller yang

(20)

2.1.1 Mikrokontroler AVR ATmega8535

Mikrokontroler AVR ATmega8535 merupakan mikrokontroler 8 bit dengan

konsumsi daya rendah produksi ATMEL, yang memiliki beberapa fitur istimewa

antara lain.

1. Arsitektur Reduced Instruction Set Computer (RISC).

2. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

3. Memiliki kemampuan 16 Mega Instructions per Second (MIPS) pada 16 MHZ.

4. Memiliki kemampuan 8 Kbytes In-System Programmable Flash (10000 siklus

hapus/tulis).

5. Memiliki 512 bytes SRAM.

6. Memiliki kemampuan 512 bytesIn-System Programmable EEPROM (100.000

siklus hapus/tulis).

7. Memiliki kemampuan 2x8 bit timer/counter dengan Prescaler terpisah.

8. Memiliki kemampuan 16 bit timer/counter dengan Prescaler terpisah yang

dapat digunakan untuk mode compare, dan mode capture.

9. Memiliki 4 saluran PWM.8 terminal, 10 bit ADC.

10. Analog comparator dalam chip.

11. Serial UART terprogram.

12. Antarmuka serial SPI master/slave.

13. Sumber interupsi internal dan eksternal.

(21)

Blok diagram internal dari mikrokontroler ATmega8535 diperlihatkan dalam

Gambar 2.1.

(22)

Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah didukung penuh dengan program dan

sarana pengembangan seperti, kompiler-kompiler C, simulator program, emulator

dalam rangkaian, dan kit evaluasi. ATmega8535 adalah mikrokontroler handal yang

dapat memberikan solusi biaya rendah dan fleksibilitas tinggi pada banyak aplikasi

kendali.

Sistem CISC terkenal dengan banyaknya instruction set, mode pengalamatan

yang banyak, format instruksi dan ukuran yang banyak, instruksi yang berbeda

dieksekusi dalam jumlah siklus yang berbeda. Sistem dengan RISC pada AVR

mengurangi hampir semuanya, yaitu meliputi jumlah instruksi, mode pengalamatan,

dan format. Hampir semua instruksi mempunyai ukuran yang sama yaitu 16 bit.

Sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus CPU. Konfigurasi pin

mikrokontroler ATmega8535 diperlihatkan pada Gambar 2.2.

(23)

Penjelasan dari masing-masing pin adalah sebagai berikut.

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

2. GND merupakan pin ground.

3. PortA (PA7…PA0) merupakan terminal masukan analog menuju A/D

Converter. Port ini juga berfungsi sebagai portI/O 8 bit dua arah

(bidirectional), jika A/D Converter tidak diaktifkan.

4. Port B (PB7…PB0) merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan

resistor pull-up internal. Port B juga dapat berfungsi sebagai terminal khusus

yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.

5. Port C (PC7..PC0) merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan

resistor pull-up internal. Port C juga dapat berfungsi sebagai terminal khusus

yaitu komparator analog, dan Timer Oscilator.

6. Port D (PD7…PD0) adalah merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional)

dengan resistor pull-up internal. Port D juga dapat berfungsi sebagai terminal

khusus yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.1.2 Peta Memori

AVR ATmega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori

(24)

umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM Internal. Register keperluan umum

menempati space data pada alamat terbawah, yaitu $00 sampai $1F, sedangkan

register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati

64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga $5F. Register tersebut merupakan

register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral

mikrokontroler, seperti kontrol register, timer/counter, fungsi-fungsi I/O, dan

sebagainya. Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada

lokasi $60 sampai dengan $25F. Konfigurasi memori data ditunjukkan pada Gambar

2.3.

Gambar 2.3 Konfigurasi Memori Data AVR ATmega8535

Memori program yang terletak dalam Flash PEROM tersusun dalam word atau

2 byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit. AVR ATMega8535

memiliki 4KByteXl6-bit Flash PEROM dengan alamat mulai dari $000 sampai $FFF.

AVR tersebut memiliki 12 bit Program Counter (PC) sehingga mampu

(25)

Gambar 2.4 Memori Program AVR ATmega8535.

2.2 Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART)

Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah serial dengan

komunikasi asinkron, artinya komunikasi ini tidak memerlukan adanya clock untuk

mensinkronkan deretan bit yang dikirim. Untuk sinkronisasi, UART menggunakan

start bit berupa bit 0 sepanjang 1 bit, dan stop bit berupa bit 1 sepanjang 1, 1.5, atau 2

bit, sehingga membentuk satu data frame. Data dikirim mulai dari bit terkecil (LSB,

Least Significant Bit) sampai dengan terbesar (MSB, Most Significant Bit). Di sisi

mikrokontroler, level tegangan adalah 0 dan VCC atau Vdd yang pada umumnya

adalah 0-5V. Jumlah bit per satuan waktu disebut symbol rate atau baud rate.

Baud rate yang kebanyakan dipakai pada UART antara lain 9600, 19200,

38400, 115200. Sebelum ditransmisikan, sinyal data dikuatkan terlebih dahulu oleh

line driver atau transceiver (transmitter/receiver) dan level tegangannya diubah

menjadi positif dan negatif, dan keadaannya dibalik menjadi negatif logik (tegangan

positif adalah bit 0, tegangan negatif adalah bit 1). UART bisa digunakan untuk

(26)

PC yang mempunyai serial port atau memakai USB-serial port mempunyai

level tegangan di saluran, antara ±3V sampai ±25V. Biasanya serial port itu

menggunakan cip transceiver MAX-232 atau sejenisnya, dengan level tegangan

saluran sekitar ±8V. Dalam komunikasi data dikenal 2 jenis perangkat.

1. Data Terminal Equipment (DTE), yaitu terminal atau komputer.

2. Data Circuit-terminating Equipment (DCE), yaitu modem atau alat yang

tersambung ke saluran/jaringan komunikasi.

Gambar 2.5 memperlihatkan ilustrasi kedua perangkat ini.

Gambar 2.5 Ilustrasi DCE dan DTE

Jenis male dipakai di sisi komputer dan jenis female di sisi modem. Penamaan

dan penomoran pin konektor selalu dilihat dari sisi DTE. Misalkan DB9 pin 2 adalah

TXD. Di sisi DCE, namanya tetap TXD tetapi sebetulnya adalah RXD bagi DCE.

(27)

Tabel 2.1 Konfigurasi DB9

DB9 Signal Penjelasan

Pin 1 DCD Data Carrier Detect

Pin 2 RXD Receive Data

Pin 3 TXD Transmit Data

Pin 4 DTR Data Terminal Ready

Pin 5 SG Signal Ground

Pin 6 DSR Data Set Ready

Pin 7 RTS Request to Send

Pin 8 CTS Clear to Send

Pin 9 RI Ring Indicator

Jika ingin mengirimkan data dari mikrokontroler (setelah melalui transceiver)

ke PC, maka mikrokontroler akan berfungsi sebagai DCE. Sebaliknya jika

mikrokontroler akan mengontrol alat lain seperti modem, alat ukur, alat baca, dll,

mikrokontroler akan berfungsi sebagai DTE.

ATmega8535 hanya menyediakan 2 pin untuk USART, yaitu pin TXD dan

RXD (pin ini adalah pin yang dimiliki mikorokontroler). Sinyal-sinyal yang biasa

dipakai untuk flow control seperti RTS dan CTS, jika diperlukan dapat

diimplementasi menggunakan saluran I/O. TXD memakai pin PD1(Port D1), dan

RXD memakai pin PD0 (Port D0). Modul USART dalam ATmega8535 menunjang

komunikasi full duplex (dua arah pada saat bersamaan). Parameter yang harus sesuai

antara pengirim dan penerima adalah baud rate, data bit, parrity bit, dan stop bit.

Data bit bisa mencapai 5 sampai dengan 9, dan biasanya dipakai 8. Parrity bit

dapat odd, even, mark, space atau none, dan biasanya dipilih none. Stop bit bisa, 1,

1.5, atau 2 bit, dan biasanya dipilih 1 bit. Jika misalnya panjang data bit, parrity bit,

(28)

pengirim lebih tinggi dari baud rate penerima, maka akan terjadi overrun error.

Modul USART dalam ATmega8535 mempunyai 2 register data, yaitu Usart I/O

Data Register (UDR) untuk write dan UDR untuk read. Walaupun penamaannya

sama UDR, keduanya merupakan 2 register yang berbeda.

Modul USART juga mempunyai 3 buah Usart Control & Status Register

(UCSR), yaitu UCSRA, UCSRB, dan UCSRC. UCSRA berisi status pengiriman dan

penerimaan, dan error flags. UCSRB dan UCSRC berisi konfigurasi interupsi dan

panjang data, parrity, dan stop bit. Sebelum menulis ke UDR untuk mengirim data,

harus dicek terlebih dahulu UDR Empty (UDRE) flag dalam UCSRA. Jika UDR

kosong, UDR dapat ditulis dengan data yang akan dikirimkan. Sebaliknya juga,

sebelum membaca data yang masuk harus dicek RX Complete (RXC) flag dalam

UCSRA.

Jika ada data yang sudah diterima lengkap baru boleh membaca UDR.

Pengecekan flag pada UDR ini yang menentukan apakah yang akan dilakukan adalah

menulis ke UDR (write) atau membaca dari UDR (read). Apabila dikehendaki,

modul USART dapat membangkitkan sinyal interupsi ketika data selesai dikirim,

atau ketika data lengkap diterima atau jika terjadi kesalahan. Dengan memakai

osilator kristal 8MHz atau 16MHz, ATmega8535 dapat digunakan untuk baud rate

maksimum 38400 dengan kesalahan minimum. Jika ingin menggunakan baud rate

115200, harus digunakan kristal kelipatan 1.8432 MHz, misalnya saja 11.0592 MHz

(29)

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)

Modul Liquid Crystal Display (LCD) adalah salah satu alat yang digunakan

sebagai tampilan. Pada dasarnya sistem pengaturan LCD memiliki standar yang sama

walaupun sangat banyak macamnya baik ditinjau dari perusahaan pembuat maupun

dari ukurannya. Konfigurasi kaki dari LCD M1632 ditunjukkan pada Gambar 2.6.

RS R/W E D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

Vss

Vcc

V-BL

V+BL

Vee

1 2 3

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

LCD M1632

Gambar 2.6 Konfigurasi Kaki LCD.

Modul LCD mempunyai karakteristik sebagai berikut.

1. Terdapat 2 x 16 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

2. Setiap huruf terdiri dari 5x7 dot matrix + cursor.

3. Terdapat 32 karakter .

4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM (maximum 80 karakter).

5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

6. Dibangun dengan osilator lokal.

7. Satu sumber tegangan 5 volt.

8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.

(30)

LCD merupakan modul dot-matrix tampilan kristal cair (LCD) dengan

tampilan 2 x 16 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul LCD ini telah dilengkapi

dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD, berfungsi

sebagai pengatur (system controller) dan penghasil karakter (character generator).

[image:30.612.113.528.262.525.2]

Fungsi pin yang terdapat pada LCD ditunjukkan seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Konfigurasi Kaki LCD.

No Nama Pin Deskripsi

1 Vcc +5V

2 GND 0V

3 VEE Tegangan kontras LCD

4 RS Register select, 0 = Register Perintah, 1 = Register Data

5 R/W 1 = read, 0 = write

6 E Enable Clock LCD, logika setiap kali pengiriman atau

pembacaan data

7 D0 Data bus 0

8 D1 Data bus 1

9 D2 Data bus 2

10 D3 Data bus 3

11 D4 Data bus 4

12 D5 Data bus 5

13 D6 Data bus 6

14 D7 Data bus 7

15 Anoda Tegangan positif back light

16 Katoda Tegangan negartif back light

2.4 Keypad

Keypad merupakan salah satu jenis perangkat antarmuka yang umum dijumpai

pada sistem mikrokontroler adalah Keypad matriks 4x4 atau 3x4. Fungsi kerja keypad

sama dengan tombol push button, namun dengan kombinasi baris dan kolom maka

banyaknya tombol yang digunakan dapat diefektifkan menggunakan konfigurasi

(31)

berbasis mikroprosessor atau mikrokontroler. Keypad sesungguhnya terdiri dari

sejumlah saklar, yang terhubung sebagai baris dan kolom. Agar mikrokontroler dapat

melakukan scan keypad, maka port mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang

terhubung pada kolom dengan logika low “0” dan selanjutnya membaca 4 bit pada

baris untuk menguji jika ada tombol yang ditekan pada kolom tersebut.

Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol yang ditekan, maka

mikrokontroler akan melihat sebagai logika high“1” pada setiap pin yang terhubung

[image:31.612.250.420.320.482.2]

ke baris. Skematik keypad dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.7 KeypadMatrik 4 x 3

2.5 Alarm/Buzzer

Alarm digunakan sebagai sistem peringatan tanda bahaya berupa bunyi atau

suara. Sistem alarm yang digunakan adalah sistem buzzer. Buzzer atau bel listrik

adalah suatu alat untuk memberi sinyal suara secara khas. Secara umum bel listrik

(32)

sebagai penanda yang berupa suara. Adapun bentuk fisik dan simbol dari buzzer

[image:32.612.258.419.154.318.2]

adalah sebagai berikut :

Gambar 2.8 Buzzer

2.6 Sistem Komunikasi Seluler

Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak,

yaitu suatu komunikasi antara dua buah terminal dengan salah satu atau kedua

terminal berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem

komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai medium transmisi. Jangkauan

pengiriman sinyal pada sistem komunikasi bergerak selular dapat diterima dengan

baik tergantung pada kuatnya sinyal batasan sel para pemakainya. Tetapi, masih

terdapat faktor lain yang dapat menjadi kendala untuk sinyal yang dikirim dapat

diterima dengan baik. Faktor lain yang dimaksud adalah faktor geografis (alam).

Komunikasi seluler dibedakan atas komunikasi konvensional dan seluler modern.

Sistem konvensional memiliki karakteristik sebagai berikut.

(33)

2. Daya yang digunakan besar.

3. Kapasitsa sistem masih rendah.

4. Modulasi analog berupa Frequency Modulation (FM) sehingga memerlukan

bandwidth yang besar.

5. Belum menggunakan handoff.

6. Belum terhubung ke jaringan public service telephone network (PSTN).

7. Untuk suara (voice).

Sistem konvensional walaupun secara ekonomi dan teknologi belum

menguntungkan, tetapi telah membangkitkan penelitian untuk mengembangkan

sistem komunikasi seluler yang lebih baik (sistem modern). Komunikasi seluler

modern memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Alokasi bandwidth kecil.

2. Efisien pemakaian frekuensi tinggi, karena penggunaan frequency reuse.

3. Modulasi digital.

4. Kapasitas sistem besar.

5. Daerah pelayanan dibagi atas daerah–daerah kecil yang disebut sel, sering

disebut sistem seluler.

6. Daya yang dipergunakan kecil.

7. Memiliki handoff.

8. Efisiensi kanal tinggi karena menggunakan metode akses jamak (multiple

access) seperti Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan Code

Division Multiple Access (CDMA).

(34)

Terlihat pada gambar di bawah setiap sel dengan Base Station (BS) terhubung

ke Mobile Switching Center (MSC). MSC ini akan menghubungkan sistem seluler

dengan sistem wireline PSTN atau sebaliknya. Dengan adanya kemampuan

berhubungan dengan komunikasi wireline yang telah ada menjadikan sistem seluler

mendukung perkembangan komunikasi global di masa datang. Gambar 2.9

[image:34.612.181.490.271.470.2]

menunjukkan sistem seluler.

Gambar 2.9 Sistem Seluler

Setiap sel mempunyai daerah cakupannya masing-masing dan beroperasi secara

khusus. Jumlah sel pada suatu daerah geografis adalah berdasarkan pada jumlah

pelanggan yang beroperasi di daerah tersebut. Pada setiap sel-sel dipegang oleh 1

BTS pada suatu daerah tertentu, sel-sel ini dapat diubah ukurannya sesuai tingkat

daya antena pemancar untuk meng-coverage daerah-daerah yang padat. Suatu sel

(35)

yang mengatur panggilan yang masuk. Sebagai pengguna hanphone yang bergerak

dari sel ke sel, percakapan dilakukan dengan handoff antara sel-sel untuk

mempertahankan layanan komunikasi agar berjalan lancar (tidak terputus). Saluran

frekuensi yang digunakan kembali di sel lain yang letaknya agak jauh. Sel dapat

ditambahkan untuk mengakomodasi pertumbuhan pelanggan, menciptakan sel-sel

baru di daerah yang belum terlayani atau overlay sel di daerah yang telah terlayani.

2.7 Short Message Service (SMS)

Short Message Service (SMS) merupakan salah satu layanan pesan teks yang

dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama European

Telecomunication Standards Institute (ETSI) sebagai bagian dari pengembangan

GSM Phase 2, yang terdapat pada dokumentasi GSM 03.40 dan GSM 03.38. Fitur

SMS ini memungkinkan perangkat Stasiun Seluler Digital (Digital Cellular Terminal,

seperti handphone) untuk dapat mengirim dan menerima pesan-pesan teks dengan

panjang sampai dengan 160 karakter melalui jaringan GSM. (ETSI, 1996)SMS dapat

dikirimkan ke perangkat Stasiun Seluler Digital lainnya hanya dalam beberapa detik

selama berada pada jangkauan pelayanan GSM. Lebih dari sekedar pengiriman pesan

biasa, layanan SMS memberikan garansi SMS akan sampai pada tujuan meskipun

perangkat yang dituju sedang tidak aktif yang dapat disebabkan karena sedang dalam

kondisi mati atau berada di luar jangkauan layanan GSM.

Jaringan SMS akan menyimpan sementara pesan yang belum terkirim, dan akan

segera mengirimkan ke perangkat yang dituju setelah adanya tanda kehadiran dari

(36)

GSM) mendukung jangkauan/jelajah nasional dan internasional dengan waktu

keterlambatan yang sangat kecil, memungkinkan layanan SMS cocok untuk

dikembangkan sebagai aplikasi-aplikasi seperti: pager, e-mail, dan notifikasi voice

mail, serta layanan pesan banyak pemakai (multiple users). Namun pengembangan

aplikasi tersebut masih bergantung pada tingkat layanan yang disediakan oleh

operator jaringan.

2.7.1 Protocol Data Unit (PDU) SMS

Dalam proses pengiriman atau penerimaan pesan pendek (SMS), data yang

dikirim maupun diterimaoleh stasiun bergerak menggunakan salah satu dari 2 mode

yang ada, yaitu: mode teks, atau mode Protocol Data Unit (PDU).

Dalam mode PDU, pesan yang dikirim berupa informasi dalam bentuk data

dengan beberapa kepala-kepala informasi. Hal ini akan memberikan kemudahan jika

dalam pengiriman akan dilakukan kompresi data, atau akan dibentuk sistem

penyandian data dari karakter dalam bentukuntaian bit-bit biner. PDU tidak hanya

berisi pesan teks saja, tetapi terdapat beberapa meta-informasi yang lainnya, seperti

nomor pengirim, nomor SMS Centre, waktu pengiriman, dan sebagainya.

2.7.2 PDU Penerimaan (SMS-Deliver)

SMS Penerimaan (SMS-Deliver) adalah pesan yang diterima oleh terminal dari

SMSC dalam bentuk PDU. Pada PDU ini, terdapat beberapa meta-informasi yang

dibawa, antara lain.

(37)

2. PDU Type (Tipe PDU) berisi informasi jenis dari PDU tersebut

3. Originating Address (OA) berisi informasi nomor pengirim.

4. Protocol Identifier (PID) berisi informasi Identifikasi Protokol yang digunakan.

5. Data Coding Scheme (DCS) berisi informasi skema pengkodean data yang

digunakan.

6. Service Center Time Stamp (SCTS) berisi informasi waktu.

7. User Data Length (UDL) berisi informasi panjang dari data yang dibawa.

8. User Data (UD) berisi informasi data-data utama yang dibawa.

2.7.3 PDU Pengiriman (SMS-Submit)

PDU Pengiriman memiliki informasi-informasi yang sama dengan PDU

Penerimaan, sementara yang berbeda adalah berupa informasi.

1. Message Reference (MR) parameter yang mengindikasikan nomor referensi

SMS-Pengiriman.

2. Destination Address (DA) berisi informasi nomor alamat yang dituju.

3. Validity Period (VP) berisi informasi jangka waktu validitas pesan pada

jaringan.

2.8 Perintah AT (ATCOMMAND)

Perintah AT (Hayes AT Command) digunakan untuk berkomunikasi dengan

terminal (modem) melalui gerbang serial pada komputer. Dengan penggunaan

perintah AT, dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal, seperti mengetahui

(38)

pada daftar telepon, dan sebagainya. Adapun beberapa AT Command yang penting

untuk SMS adalah :

1. AT+CNMI : untuk menampilkan pesan SMS baru

2. AT+CMGF : untuk memilih format SMS

3. AT+CMGD : untuk menghapus SMS

4. AT+CMGL : untuk memeriksa SMS

5. AT+CMGS : untuk mengirim SMS

6. AT+CMGR : untuk membaca SMS

7. AT+CMNI : untuk mendeteksi pesan SMS baru masuk secara otomatis

Data yang terkirim ke atau dari SMS center harus berbentuk PDU (Protocol

Data Unit). Pada PDU berisi bilangan-bilangan heksadesimal yang mencerminkan

bahasa I/O. PDU terdiri atas beberapa header. Header untuk mengirim SMS ke SMS

center berbeda dengan SMS yang diterima dari SMS center.

2.9 MagneticSwitch

Magnetic switch merupakan saklar yang dapat merespon medan magnet yang

berada disekitarnya. Magnetic switch ini seperti halnya sensor limit switch yang

diberikan tambahan plat logam yang dapat merespon adanya magnet.

Magnetic switch tersebut biasa digunakan untuk pengamanan pada pintu dan

jendela. Dalam pemasangannya magnetic switch ini dapat dipasang dengan cara

ditanam di bagian pintu atau hanya ditempelkan saja di jendela. Pemasangannya pun

(39)

pintu atau jendela yang terbuat dari kayu atau dari logam, seperti aluminium. Berikut

[image:39.612.268.406.158.335.2]

adalah gambar konstruksi magneticswitch.

Gambar 2.10 Konstruksi MagneticSwitch

2.10 Solenoid

Solenoid adalah sebuah lilitan kawat tembaga yang kemudian dililitkan dengan

rapat pada sebuah inti besi untuk menghasilkan medan elektromagnet. Lilitan tersebut

disebut solenoida, solenoida ini merupakan medan magnet yang sangat kuat pada inti

besinya, dengan asumsi bahwa panjang lilitan tersebut lebih besar dari diameter kabel

atau tembaganya. Secara ideal, solenoid memiliki panjang lilitan yang tak berhingga

dengan lilitan dari kabelnya yang rapat saling berhimpit satu sama lainnya. Maka

akan menghasilkan medan elektromagnet yang sama dan konstan yang bersifat

(40)

Gambar 2.11 Kumparan Solenoid

Apabila kita alirkan listrik kepada batang besi yang kita tempatkan di tengah

lilitan, maka batang besi tersebut akan mendapatkan induksi magnet dan akhirnya

dapat menjadi magnet. Dengan penempatan sebagian batang besi tersebut berada di

dalam solenoid dan sebagiannya lagi di sebelah luarnya. Batang besi yang terinduksi

magnet tersebut akan menarik masuk benda berbahan logam ke dalam solenoid. Hal

ini yang dimanfaatkan untuk menggerakkan tuas, menutup dan mengunci pintu, atau

menggerakkan slot kunci pintu.

Prisip kerja dari sebuah solenoid DC cukup mirip dengan sebuah solenoida AC,

[image:40.612.211.430.494.655.2]

keduanya dirancang khusus dan menghasilkan medan electromagnet.

(41)

Inti besi yang berbentuk bulat dan kerucut itu, salah satu ujungnya memiliki

kutub positif. Ketika inti besi tersebut dimasukkan ke tengah kumparan yang penuh

dengan medan magnet, maka permukaan ujung yang satunya lagi memiliki kutub

negatif. Sementara di bagian bawahnya terdapat area yang cukup luas untuk

menyalurkan aliran fluks magnet tersebut.

2.11 Catu Daya

Rangkaian ini merupakan bagian yang harus selalu disertakan pada setiap

peralatan elektronik, karena rangkaian ini bertugas memberikan tegangan masukan

pada komponen yang saling berintegrasi satu sama lainnya. Rangkaian catu daya

yang digunakan menghasilkan tegangan catu antara lain sebesar 5 volt, 9 volt dan 12

volt, dengan memperoleh catu atau sumber tegangan dari jala-jala listrik rumah

tangga.Tegangan 5 volt DC diperoleh dengan cara memasang sebuah IC regulator

LM7805 yang dapat memberikan tegangan stabil 5 volt DC yang dibutuhkan oleh IC

[image:41.612.249.424.510.559.2]

pengontrol utama ATmega8535.

Gambar 2.13 Konfigurasi Pin IC LM7805

2.12 Baterai

Baterai adalah sebuah alat yang dapat menyimpan dan mengalirkan energi

(42)

dari tiga komponen penting yaitu : batang karbon sebagai anoda (kutub positif

baterai), seng (Zn) sebagai katoda atau kutub negatif baterai, dan pasta sebagai

elektrolit (penghantar). Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran serta besaran

[image:42.612.195.477.217.331.2]

teganganya.

(43)

31

Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam

tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen.

3.1 Mikrokontroler

Perancangan sistem ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali.

Ada beberapa alasan dari pemilihan mikrokontroler.

1. Kemudahan untuk mendapatkannya

2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

3. Memiliki input/output port yang cukup untuk digunakan pada sistem ini

Tabel 3.1 Perbandingan Mikrokontroler

ATmega8535 AT89s2051 AT89C4051

Memori 8 Kbyte 2 Kbyte 4 Kbyte

Jumlah Port 32 13 15

Harga Rp. 45.000,- Rp. 15.000,- Rp. 19.000,-

Dari tabel perbandingan di atas, ATmega8535 memiliki program memori

yang cukup untuk digunakan dalam pembuatan sistem ini. Mikrokontroler

ATmega8535 memiliki jumlah port yang banyak dan dapat mengantisipasi sistem

yang akan dibua. Kelebihan port akan sangat menguntungkan apabila suatu saat

mengalami penambahan jumlah sensor maupun yang lainnya.

3.2 Modem GSM

(44)

Wavecom sebagai media pengiriman SMS ke pemilik rumah apabila pintu terbuka

secara tidak wajar.

Tabel 3.2 Perbandingan Modem GSM

Modem WaveCom SIM900 SIM340C

Mode Text Dapat Tidak Tidak

Mode PDU Dapat Dapat Dapat

Layout Hanya dihubungkan

dengan kabel

Harus membuat layout PCB

Harus membuat layout PCB

Harga Rp. 350.000,- Rp. 500.000,- Rp. 450.000,-

Dilihat dari tabel di atas jelas bahwa penggunaan modem Wavecom sangat

mudah dalam pengiriman SMS dibandingkan dengan modul SIM900 dan

SIM340C yang hanya menganut mode PDU. Pada Layout PCB juga untuk modem

Wavecom hanya perlu sebuah kabel serial yang dihubungkan ke modem.

Penggunaan modem ini memiliki beberapa alasan yaitu.

1. Mudah didapatkan di pasaran

2. Mudah dalam menghubungkan mikrokontroler dengan modem tersebut

3. Memiliki mode Text dalam pengiriman SMS sehingga memudahkan

mikrokontroler untuk melakukan pengiriman karakter SMS.

3.3 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD berfungsi sebagai penampil data yang sangat diperlukan dalam

pengujian alat, adapun alasan dari pemilihan komponen LCD adalah jumlah

(45)

LCD 2x16 LCD 1x16 LCD 4x16

Karakter 32 16 64

Harga Rp65.000,- Rp45.000,- Rp85.000,-

Dari tabel perbandingan di atas, LCD 2x16 memiliki 32 karakter dan

terdapat 80 x 8 bit display RAM (maximum 80 karakter) yang cukup untuk

digunakan dalam pembuatan sistem ini.

3.4 Keypad

Keypad berfungsi sebagai input password ke mikrokontroler. terdiri dari

sejumlah saklar, yang terhubung sebagai baris dan kolom. Adapun alasan dari

pemilihan jenis keypad.

Tabel 3.4 Perbandingan keypad

Keypad 4x4 Keypad 3x4

Jumlah Kolom 4 3

Jumlah Baris 4 4

Harga Rp. 40.000,- Rp. 22.000,-

Dari tabel perbandingan di atas, keypad 3x4 memiliki 12 tombol (fungsi

tombol tergantung aplikasi) yang cukup untuk digunakan dalam perancangan

sistem ini.

3.5 Saklar

Saklar berfungsi sebagai input ke mikrokontroler. Saklar yang digunakan

dalam perancangan alat yaitu magnetic switch.

Adapun alasan pemilihan jenis saklar ini antara lain.

(46)

3. Tidak mudah rusak karena tidak ditekan.

4. Keadaan saklar mudah dibaca oleh mikrokontroler.

Tabel 3.5 Perbandingan Magnetic switch

Magnetic Switch Push Button

Operasi Didekat/dijauhkan Ditekan/tidak ditekan

Harga Rp. 10.000 Relatif

Melihat dari tabel diatas, perbandingan operasi dapat menjadi alasan tepat

penggunaannya, dikarenakan tidak ditekan, magnetic switch sangat aman dan

tidak mudah rusak hanya cukup ditempelkan pada induk atau dijauhkan.

3.6 Pengunci Pintu

Pada pintu menggunakan kunci elektronik yang dikendalikan oleh

mikrokontroler melalui sebuah selenoid. Selenoid mempunyai sifat apabila

diberikan arus melalui kumparan yang mengelilingi besinya, maka akan menjadi

medan magnet yang kuat dan sanggup menarik anak besinya.

Adapun alasan penggunaan solenoid antara lain.

1. Mudah dalam instalasi.

2. Mudah dikontrol hanya on/off arus kekumparan.

3. Mudah didapatkan dan Harga tidak terlalu mahal.

Tabel 3.6 Perbandingan Selenoid

Selenoid Motor Stepper

Operasi Hanya On/Off Memberikan Data

(47)

pengoperasiannya yang hanya cukup memberikan nilai High atau Low untuk

mengaktif atau mematikan solenoid tersebut.

3.7 Kartu SIM

Kartu SIM (Subscriber Identity Modul) adalah sebuah device yang memiliki

memori portabel yang digunakan dalam beberapa telepon selular. Kartu SIM juga

merupakan media penyimpanan informasi, identitas pribadi, no telepon, pesan

teks dan data lainnya.

Tabel 3.5. Perbandingan Masa Aktif Kartu SIM

NO Kartu SIM Pengisian Pulsa Masa Aktif

1 AS Rp5000,- 30 hari

2 XL Rp5000,- 7 hari

3 Im3 Rp5000,- 7 hari

Dari tabel perbandingan di atas, Untuk pemilihan kartu SIM penulis

menyarankan untuk menggunakan sistem prabayar dengan memanfaatkan kartu

AS, dikarenakan masa aktif kartu atau masa tenggang yang bisa seumur hidup

serta masa aktif pulsa paling lama dengan jumlah nominal yang sama.

Prediksi pulsa yang digunakan untuk layanan SMS pada alat yang akan

dirancang adalah Rp. 36.000,- per satu bulan, dengan asumsi pemakaian pulsa per

satu hari Rp. 1200,-. Dengan kirim 3 SMS, gratis 980 SMS ke sesama telkomsel

dan gratis 20 SMS ke operator lain (akumulasi pemakaian dan bonus antara pukul

00:00-16:59). Dengan kirim 5 SMS, gratis 80 SMS ke sesama telkomsel dan

gratis 20 SMS ke operator lain (akumulasi pemakaian dan bonus antara pukul

(48)

36

PERANCANGAN ALAT

Bab ini menjelaskan mengenai perancangan yang dilakukan dalam tugas

akhir, meliputi perancangan hardware dan dilanjutkan dengan perancangan

software. Pada perancangan hardware dilakukan pengaturan

komponen-komponen yang telah disebutkan pada bab II.

4.1 Perancangan Sistem

Perancangan sistem ini terdiri dari beberapa bagian, berikut ini adalah

gambaran umum (blok diagram) keseluruhan dari sistem pengamanan dan

pengontrolan kunci pintu yang akan dirancang.

Gambar 4.1Blok Diagram Sistem Pengamanan

(49)

Pada perencanaan sistem ini akan dibangun suatu alat yang dapat membaca

status pintu dan kemudian menampilkannya ke layar LCD, memberikan bunyi

dan dapat mengirimkan berita SMS ke nomor tujuan menggunakan modem GSM.

Pertama mikrokontroler akan membaca data saklar magnet yang ditempatkan pada

daun pintu, apabila terdeteksi terbuka tanpa melalui prosedur yang benar, maka

mikrokontroler akan mengirimkan SMS berita ke pemilik rumah.

ATMega8535 merupakan pusat dari sistem pengamanan, berikut

penjelasanya :

1. Handphone

Handphone berfungsi sebagai pembuka pintu, media display dan

pemantauan dari kondisi kunci pintu rumah. Untuk membuka pintu dan

melakukan pemantauan, pemilik rumah (setiap orang) harus mengirimkan

password melalui pesan singkat SMS yang sudah diset dalam

mikrokontroler ATmega8535.

2. Modul GSM

Modul ini berfungsi sebagai media penerima dan pengirim SMS.

3. Mikrokontroler

ATmega8535 berfungsi sebagai pengontrol atau memori (otak) dari sistem

keamanan password yang telah diisi program untuk mengatur sistem

keamanan kunci pintu rumah ini.

4. Keypad

Keypad sebagai inputan untuk membuka kunci pintu dengan kode dan

(50)

LCD ini berfungsi sebagai tampilan display.

6. Magnetic Switch

Magnetic Switch berfungsi sebagai saklar dan inputan ke mikrokontroler.

7. Driver ULN2803

IC ULN2803 ini berfungsi sebagai driver yang menghubungkan piranti

lainnya.

8. Solenoid

Solenoid ini berfungsi sebagai piranti pengunci.

9. Buzzer

Sebagai peringatan bahwa pintu telah dibuka paksa atau salah dalam

memasukkan kode dan password.

10.RS232konverter

Berfungsi sebagai penghubung antara modem GSM da mikrokontroler.

4.2 Perancangan dan Realisasi Perangkat Keras

Pada perancangan dan realisasi perangkat keras dibagi menjadi beberapa

bagian penting yaitu rangkaian reset mikrokontroler ATmega8535, rangkaian

magnetic switch, driver IC ULN 2803A, rangkaian driver buzzer dan solenoid,

rangkaian antar muka LCD, rangkaian antar muka keypad, IC MAX232,

(51)

Untuk dapat me-reset mikrokontroler, maka pin reset diberi Low. Sinyal

reset yang diberikan akan menghasilkan noise rendah jika diberikan sebuah

kapasitor 10uF/16V antara ground dan reset. Pada saat reset tidak digunakan, reset

dihubungkan melalui resistor full up ke Vcc. Untuk dapat memberikan sinyal reset

sewaktu-waktu diperlukan sebuah tombol push-button antara ground dan reset.

Sedangkan antara reset dan Vcc diberikan sebuah resistor sebesar 4K7. Ilustrasi

rangkaian reset ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.2 Rangkaian Reset Mikrokontroler ATMEGA8535

4.2.2 Rangkaian Magnetic Switch

Pada rangkaian ini digunakan sebuah magnetic switch yang terdiri dari

sebuah induk dan anak (magnet). Prinsip kerja magnetic switch apabila antara

induk dan anak dijauhkan, maka saklar pada induk akan tertutup, sedangkan

(52)

deteksi status pintu apakah keadaan daun pintu tertutup atau terbuka.

Gambar 4.3 Rangkaian Magnetic Switch

Pada rangkaian ini status dihubungkan dengan pin port A.3, sehingga semua

keadaan tetutup maupun terbuka bisa dibaca oleh mikrokontroler secara langsung.

4.2.3 Driver Buzzer dan Solenoid

Ic ini merupakan piranti yang menghubungkan dua piranti lainnya. Driver

biasanya mempunyai impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran

yang rendah, yang dalam sistem digital berarti arus masukan yang kecil dan arus

keluaran yang besar.

Gambar 4.4 ULN2803

IC ULN 2803 merupakan driver yang didalamnya berisi rangkaian transistor Mikrokontroler

(53)

beban 500mA, dan apabila diperlukan untuk mengemudikan beban yang lebih

besar maka dapat disusun secara parallel.

4.2.4 Rangkaian Driver Buzzer dan Solenoid

Rangkaian driver ini menggunakan sebuah ic ULN2803 yang didalamnya

merupakan transistor darlington sehingga mempunyai penguatan yang baik untuk

dapat men-drive solenoid dan buzzer. Untuk mengaktifkan sebuah solenoid,

mikrokontroler melalui pin Port A.0 memberikan level High sehingga solenoid

bekerja, sedangkan untuk mengeluarkan suara alarm/buzzer, mikrokontroler

memberikan nilai High pada pin port A.1.

Gambar 4.5 Rangkaian Driver Buzzer dan solenoid

4.2.5 Rangkaian Antar muka LCD

LCD merupakan suatu modul yang berfungsi untuk menampilkan karakter,

modul LCD yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu modul LCD yang dapat

menampilkan dua kali 16 karakter yaitu 16 karakter untuk baris atas dan 16

karakter untuk baris bawah. Mikrokontroler

(54)

pin yang berfungsi untuk menghubungkan LCD dengan modul yang lain,

sehingga LCD dapat berfungsi seperti keinginan pada sistem. Pin 1 sampai 3

dihubungkan dengan bagian catu daya, sedangkan pin 10 sampai 14 dihubungkan

[image:54.595.225.413.218.499.2]

dengan mikrokontroler.

Gambar 4.6 Rangkaian Antar Muka LCD

4.2.6 Rangkaian Antar Muka Keypad

Matrik keypad 4x3 merupakan susunan 12 tombol yang membentuk keypad

sebagai sarana untuk input ke mikrokontroler, meskipun jumlah tombol ada 12

tetapi hanya memerlukan tujuh jalur port parallel. Keypad ini akan diaktifkan dan

(55)

sedangkan bagian baris akan diberi logika high(“1”).

Pada setiap port pada mikrokontroler ATmega8535, telah terintegrasi

rangkaian pull-up resistor, sehingga apabila salah satu baris dari keypad

terhubung (short) dengan salah satu kolom, maka akan memberikan logika low

pada baris yang terhubung tersebut. Cara mendeteksi bit – bit untuk bagian baris

tersebut menggunakan teknik scanning port. untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 4.7 Rangkaian Antarmuka Keypad

4.2.7 IC MAX232

Seperti telah dibahas sebelumnya IC MAX232 adalah suatu IC transceiver yang

berguna untuk menyesuaikan level tegangan antara µC dengan saluran yang akan

digunakan untuk komunikasi serial. Gambar 2.12 menunjukkan konfigurasi dari

(56)
[image:56.595.260.365.88.192.2]

Gambar 4.8 Bentuk dan Keterangan Kaki MAX232

Gambar 4.8 di atas adalah contoh cip RS-232 transceiver yang berisi 2

transmitter dan 2 receiver. T1IN atau T2IN adalah input transmitter yang harus

disambungkan ke TXD µC. R1OUT atau R2OUT adalah output receiver yang harus

disambungkan ke RXD µC. T1OUT atau T2OUT adalah output transmitter yang

akan disambungkan ke saluran RS-232. R1IN atau R2IN adalah input receiver yang

akan disambungkan ke saluran RS-232.

4.2.8 Rangkaian Antar Muka Modem GSM

Rangkaian antar muka ini bertujuan agar mikrokontroler dapat

berkomunikasi dengan modem GSM.

Gambar 4.9 Rangkaian Antarmuka Modem GSM Mikrokontroler

(57)

(mikrokontroler) menjadi level RS232 atau sebaliknya. Mikrokontroler

menggunakan rangkaian ini untuk mengirimkan SMS berita melalui modem

GSM/wavecom ke nomor tujuan sesuai status yang didapat dari magnetic switch

maupun keypad (password).

4.2.8 Rangkaian Catu Daya dan Baterai

Catu daya yang digunakan untuk sumber tegangan berasal dari tegangan

dinding yang diturunkan menggunakan transformator menjadi 12V. Tegangan

bolak-balik ini diratakan secara penuh menggunakan 4 buah dioda 1N4007 yang

mempunyai kemampuan melewatkan arus maksimum sebesar 1A, dan sebuah

kapasitor elektrolit 4700uF/25V.

Tegangan yang didapat dari keluaran ini adalah kisaran 12V. Tegangan ini

terlalu besar untuk mencatu mikrokontroler. Namun dari tegangan 12V tadi

diregulasikan lagi menggunakan IC LM7805 menjadi sekitar +5V. Untuk

fleksibilitas, transformator atau rangkaian catu daya dipisahkan dengan rangkaian

mikrokontroler.

Gambar 4.10 Rangkaian Catu Daya dan Baterai

(58)

catu daya terhenti.

4.3 Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak dibahas dengan menggunakan diagram alir

(flowchart). Spesifikasi fungsional perangkat lunak yang dirancang harus dapat

ditentukan melalui fungsi masukan (input) dan keluaran (output) program.

Melalui deskripsi perangkat keras dapat diketahui bahwa data input harus

dimengerti dan akan diproses oleh program yaitu, data yang berasal dari rangkaian

input. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

perangkat lunak yaitu.

1. Pembuatan flowchart atau alir program yang diinginkan

2. Pembuatan program menggunakan Bascom AVR

3. Compiling program

4. Pengisian program/source code kedalam IC mikrokontroler

Untuk mempermudah pembuatan perangkat lunak dan untuk mempermudah

debugging (penelusuran kesalahan), maka perangkat lunak yang akan disusun ini

dibuat agar dapat dipanggil dari program utama. Dalam perancangan perangkat

lunak ini diperlukan alat bantu untuk mempermudah penyusunan perangkat lunak

dan menghemat waktu perancangan. Alat Bantu yang dimaksud dalam hal ini

adalah berupa hardware dan software.

Pada tugas akhir ini rancangan perangkat lunak dimulai dengan pembuatan

(59)

Inialisasi komunikasi 9600bps; modem;

LCD; Keypad

Cek keypad

Cek Magnetic Switch Ditekan?

Pintu tertutup? Cek tombol buka

Ditekan? Aktifkan Solenoid dan

Buka Pintu Pintu tertutup? Pintu Tertutup, Matikan solenoid Apakah Password Benar? Pintu Ditutup? Y Y T

Tombol # ditekan?

Apakah salah ≥ 3

?

Aktifkan Solenoid dan Buka Pintu Kirim SMS :

“ADA YANG MASUK PROSES BENAR”

Pintu Tertutup, Matikan solenoid Hitung Kesalahan :

Jumsalah=jumsalah+1 A B A Y T T T T T T T Y Y Y Y Y Cek Modem Ada SMS buka

pintu?

Apakah pintu ditutup? Aktifkan Solenoid dan

Buka Pintu Kirim SMS :

“ADA YANG MASUK PROSES BENAR” Pintu Tertutup, Matikan solenoid Y T T Y

Kirim SMS :

“ADA YANG MASUK SECARA PAKSA” Bunyikan buzzer Matikan buzzer Matikan buzzer Y T

Kirim SMS :

“ADA YANG MENCOBA

[image:59.595.140.478.73.728.2]

PASSWORD TETAPI SALAH” Bunyikan buzzer Apakah passwor sudah lengkap? C C Y T Ambil Password

(60)

B

Ambil kode

A

Kode = 1?

Kode = 2?

Ambil password baru

Simpan di EEPROM Ambil nomor baru

Simpan di EEPROM

T Y

T Y

Kirim SMS :

“ADA YANG MENCOBA

PASSWORD TETAPI SALAH” Bunyikan buzzer Apakah tombol matikan buzzer ditekan ? Matikan buzzer Apakah Password Benar? Ambil Password Apakah nomor sudah lengkap ?

Y

Y

T

T

Apakah password sudah lengkap ?

T

Y Y

[image:60.595.112.475.72.735.2]

T

(61)

inisialisasi baudrate, inisialisasi LCD, dan inisialisasi keypad. Setelah inialisasi

dilakukan ada proses cek modem GSM, apabila ada SMS untuk membuka pintu,

maka solenoid akan aktif dan pintu akan terbuka serta modem GSM akan

mengirimkan SMS kepada handphone pemilik rumah berupa “ADA YANG

MASUK PROSES BENAR”. Kemudian ada proses cek keypad dari angka 0

sampai 4 (sebagai awal untuk identifikasi password), setelah lengkap

kombinasinya lakukan pengambilan password. Setelah itu oleh mikrokontroler

dibandingkan antara tombol yang ditekan dengan password yang telah ditentukan,

jika password benar maka solenoid akan aktif dan pintu akan terbuka serta

modem GSM akan mengirimkan SMS kepada handphone pemilik rumah berupa

“ADA YANG MASUK PROSES BENAR”. Namun ketika pintu tertutup, maka

magnetic switch akan mengirimkan data ke mikrokontroler untuk mematikan

solenoid (pintu terkunci). Adapun cara untuk membuka pintu dengan

menggunakan tombol (Push Button).

Jika keypad yang ditekan untuk mencocokan password terjadi kesalahan

sebanyak 3 kali maka buzzer akan berbunyi dan modem GSM akan mengirimkan

SMS kepada handphone pemilik rumah berupa “ADA YANG MENCOBA

PASSWORD TETAPI SALAH”. Jika tidak ada penekanan keypad untuk

mencocokan password maka mikrokontroler akan mengecek kondisi magnetic

switch, apabila kondisi pintu tidak tertutup maka buzzer akan berbunyi dan

modem GSM akan mengirimkan SMS berupa “ADA YANG MASUK SECARA

(62)

menekan tombol “#” maka LCD akan menampilkan “KODE=”. Untuk melakukan

pergantian password dengan menekan angka 1 untuk merubah password,

kemudian masukkan password baru, dan password akan tersimpan di EEPROM.

Sedangkan untuk melakukan pergantian nomor tujuan dengan menekan angka 2

untuk merubah nomor tujuan, kemudian masukkan nomor tujuan baru, dan nomor

(63)

51

Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

pengujian tersebut adalah untuk mengetahui apakah alat yang telah dirancang

berfungsi dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan yang diharapkan.

5.1 Pengukuran Alat

Pengukuran tersebut dilakukan untuk melihat apakah setiap blok rangkaian

dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi perencanaan atau belum,

sehingga dapat dijadikan acuan dalam perbaikan blok rangkaian tersebut.

5.1.1 Pengukuran Output Power Supply

Pengujian pada modul rangkaian catu daya dilakukan melalui dua tahap,

yaitu pengukuran catu daya dalam keadaan tanpa beban dan pengukuran catu daya

dalam keadaan dengan beban. Rangkaian catu daya yang terdiri dari satu modul

dengan level tegangan output ini, diharapkan menghasilkan tegangan keluaran

sebesar +5VDC dari tegangan masukkan sebesar 12VAC yang berasal dari trafo

step down yang digunakan. Hasil pengukuran yang diperoleh pada Tabel 5.1

adalah hasil yang didapat dari pengujian rangkaian catu daya +5VDC tanpa beban

(64)

5.1.2 Pengukuran Modul RS232 Konveter

Pengukuran tegangan ini dilakukan dengan menggunakan multimeter

digital. Berikut ini tabel hasil pengukurannya.

Tabel 5.2 Hasil pengukuran RS232 Konverter

Keterangan Tegangan (Volt) Logika

Pin 14 (Tx RS232) -7,62 High (RS232)

Pin 13 (Rx RS232) +5,78 Low (RS232)

Pin 11 (Tx TTL) 4,2 High (TTL)

Pin 12 (Rx TTL) 0,4 Low (TTL)

5.2 Pengujian Alat

Pengujian dilakukan terhadap perangkat lunak dan perangkat keras.

Pengujian perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui kinerja yang ditunjukkan

oleh program yang dibuat, dimulai dari pengujian listing program sampai aplikasi

program pada perangkat keras. Sedangkan pengujian hardware dilakukan untuk

menguji fungsi alat apakah sesuai rencana atau tidak, dimulai dari pengujian

setiap modul secara terpisah sampai pengujian sebagai suatu sistem terpadu.

No. Pengujian V-in (AC) V-out Tanpa Beban (DC) V-out Dengan Beban (DC)

1 12,17 5,02 4,98

2 12,17 5,01 4,97

3 12,17 5,01 4,97

4 12,17 5,02 4,98

(65)

Pengujian perangkat dilakukan setelah kita melakukan pengujian perangkat

lunak dan program yang telah dibuat sudah dimasukkan ke dalam mikrokontroler.

Namun sebelum melakukan pengujian perangkat keras secara keseluruhan, maka

dilakukan tes atau pengujian per modul sehingga kesalahan yang ada pada modul

dapat diatasi per modul. Modul-modul yang dilakukan pengujian antara lain:

5.2.1.1Pengujian Modul RS232 Konverter

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah konverter tersebut bisa

digunakan untuk berkomunikasi antara alat dengan komputer. Pengujian ini

dilakukan dengan menghubungkan kabel data serial dari alat menuju ke komputer,

kemudian pin 11 dan pin 12 dari RS232 konverter (Max232) dihubungkan

sehingga terjadi loop. Setelah itu menjalankan program aplikasi Hyperterminal di

windows, tekan sembarang tombol, jika huruf tombol yang ditekan ditampilkan

[image:65.595.132.490.511.725.2]

kembali ke layar monitor, maka konverter tersebut sudah dapat digunakan.

(66)

Pengujian mikrokontroler ini hanya ingin melihat apakah rangkaian

oscillator dan resetnya bekerja dengan baik atau tidak serta mikro dalam keadaan

baik atau tidak. Untuk pengujiannya dilakukan dengan 1 buah led yang

dihubungkan dengan port A dari mikrokontroler, kemudian dibuat sebuah rutin

program yang akan menghidup/matikan led tersebut secara bergantian.

Set PortA.0 ; nyalakan led

Waitms 1000 ; tunda sebentar

Reset PortA.0 ; matikan kembali led

5.2.1.3Pengujian Modul LCD

Pengujian modul LCD dilakukan dengan menghubungkan pin data dan

kontrol dengan port mikrokontroler. Kemudian dibuatkan sebuah program kecil

yang berfungsi mengirimkan data ke LCD untuk kemudian memerintahkan LCD

agar karakter tersebut ditampilkan. Cuplikan rutin yang digunakan untuk

mengeluarkan satu karakter ke display LCD.

LCD “A” ; mengirimkan data karakter A

5.2.1.4Pengujian Modul Keypad

Pengujian modul ini dilakukan dengan memberikan logika low pada kolom

1, kolom 2 dan kolom 3 secara bergantian. Kemudian output dapat dilihat pada

(67)

Kol 1 Kol 2 Kol 3 Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Tombol

0 1 1 0 1 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 4

0 1 1 1 1 0 1 7

0 1 1 1 1 1 0 #

1 0 1 0 1 1 1 2

1 0 1 1 0 1 1 5

1 0 1 1 1 0 1 8

1 0 1 1 1 1 0 0

1 1 0 0 1 1 1 3

1 1 0 1 0 1 1 6

1 1 0 1 1 0 1 9

1 1 0 1 1 1 0 *

Jika dilihat hasil dari pengujian di atas, maka modul keypad tersebut sudah

bekerja sempuna sesuai dengan yang diharapkan.

5.2.1.5Pengujian Mod

Gambar

Tabel 2.2 Konfigurasi Kaki LCD.
Gambar 2.7 KeypadMatrik 4 x 3
Gambar 2.8 Buzzer
Gambar 2.9 Sistem Seluler
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sikap nasionalisme dalam berbahasa berarti, setiap mahasiswa memiliki kesadaran sepenuhnya bahwa, BI merupakan bahasa resmi Negara atau bahasa yang digunakan untuk keseluruhan

Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan serta dokumen perencanaan teknis strategis merupakan kinerja yang harus dilaksanakan pada urusan perencanaan pembangunan

Berdasarkan tabulasi silang antara maturitas bayi dengan kejadian ikterus neonatorum fisiologis, dapat diketahui sebagian kecil bayi yang lahir prematur mengalami

Dengan kondisi keruntuhan bangunan di atas maka diperlukan desain struktur dengan konsep Kolom Kuat Balok Lemah (Strong Column Weak Beam) sehingga jika pada suatu

coli O157:H7 hasil isolasi dari feses ayam diketahui memiliki patogenitas yang tinggi terkait dengan dihasilkannya enterohemolisin yang merupakan marka/penanda

( e ) Koordinas i monitorin g, evaluasi, dan pelaporan lintas sektor dan program Tersusunn ya dokumen dalam rangka koordinasi monitorin g, evaluasi, dan pelaporan

Kajian yang dijalankan melibatkan proses pengumpulan dan penganalisaan data berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Kaedah pertama, data kajian dikumpul melalui satu set

Data kasus malaria, suhu dan kelembaban di Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Sumba Barat Propinsi NTT dari tahun 2005 sampai tahun