• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hasil Belajar IPA (SAINS) Pada Siswa Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hasil Belajar IPA (SAINS) Pada Siswa Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

NURUL FALAII

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAIACARTA

OLEH: ROSIDAH

Nll\'1:503016029890

... -.

····'··· ..

-... .

• 'JJ., ::: ..

\?.

セG|@

.

<:5?1' : . '<" '•"••'•

:O.l0c-

o\GNGサセNャNBォpNd@

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOI.,OGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

VIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

: 2004 Angkatan Tahun

Alamat : Kp. Sindangkarna RTOOI/07 No.5, Desa Sukanrnju Barn, Kecamatan Cimanggis Kota Depok

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi yang be1judul "Analisis Hasil Belajar IPA (Sains) pada Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah Cimanggis Kota Depok" adalah benar karya sendiri di bawah bimbingan:

1. Nama : Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP

2. Nama NIP

: 150 222 933

: Baiq Hana Susanti, M.Sc : 150 299 475

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila temyata skripsi ini bukan basil karya sendiri.

(3)

Madrasah Ibtidaiyah Nund Falah Cimauggill Kota Depok, yang disus.un .oleh Rosidah, NIM: 503016029890, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi telah memenuhi bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Yang Mengesahkan

Pembimbing I

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si. NIP. 150 222 933

Jakarta, Januari 2009

Pembimbing II

{__

/
(4)

Madrasah Ibtidaiyah Nmul Falah Cimanggis Kota Depok", diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman (F!TK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiclayatullah Jakarta, clan telah clinyatalrnn lulus clalam ujian munaqasah pacla tanggal 22 Januari 2009 clihadapan clewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana S I (S.Pcl) pacla Jumsan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Panitia Ujian Mtmaqasah Ketua Jurusan Pendiclikan IP A

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150 222 933

Sekretaris Jumsan Pendidikan IPA Baig Hana Susanti, M.Sc

NIP. 150 299 475 Penguji I

Dedi Irwandi. M.Si NIP. 150 299 937 Penguji II

Mtmasprianto Ramli, S.Si., MA. NIP. 150 377 453

Tanggal

セMMセNセZNセセN_Nアセ@

Mengetahui, Dekan,

Jakarta, Febmari 2009

Tanda Tangan

MセセMセM

-...

セᄋᄋᄋᄋᄋ@

(

...

(5)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian m1 bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep pembe1ajaran terhadap siswa pada mata pe1ajaran Sains/IPA. Metode pene1itian yang digunakan adalah metode jenis penelitian eksperime:ntal yang merupakan penelitian yang paling murni, karena semua prinsip dan kaildah-kaidah penelitian kuantitaf. Untuk menganalisis penguasaan konsep hasil belajar berdasarkan test ujian umum semester I (ganjil) tah1m ajaran 2007/2008 terhadap siswa. Dari uji test tersebut didapat skor rata-rata hasil belajar sains siswa 7,0, dalam hal ini termasuk kategori mampu dalam menjawab

soal

dan marnpu dalam rnernahami konsep IPA pada kelas V, dirnana dalarn pengnasaan tingkat kernampuan hasil belajar sains dari 30 siswa didapat 14 siswa termasuk dalam kategori sangat mampu, 11 siswa termasuk ke dalam kategori rnampu dan 5 siswa termasuk ke dalam kategori tidak mampu. Ketidakrnampuan siswa dalarn penguasaan konsep IP A dikarenakan adanya beberapa faktor antara lain: kutangnya minat siswa dalam mempelajari konsep yang dipelajari, kurangnya motivasi siswa akan keingintahuan materi tersebut, ditambah dengan kurangnya intelegensi siswa dalam rnemaharni materi yang diajarkan. Sedangkan dari faktor guru, kurangnya pengulangan konsep dart materi yang diajarkan dan pemberian metode yang efektif dan bahasa penyampaian materi yang sederhana, sehingga siswa mudah memaharni konsep yang sedang dipelajari. Ditan1bah dengan kurangnya alat peraga atau terbatasnya sarana praktikum, yang memudahkan siswa untuk melihat atau mengamati secara visual materi yang sedang dipe!ajarinya yang diharapkan agar siswa tertarik dan mudah untuk mengingatnya.

Dari hasil analisis penelitian diperoleh yang mengalami masalah dalam pembelajaran IPA(sains) antara Iain dalam pencapaian pemahaman materi sains pada indikator tentang tempat menyirnpan cadangan makanan pada tumbuhan, pada Standar Kompetensi tentang fungsi organ tubuh dan manusia dan hewan se1ia pencapaian Kompetensi Dasar mengidentifikasi pe1ryesuain diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidupnya. Hal tersebut dikarenakan rendahnya minat belajar siswa dalam dan mencari tahu man1pu dalam menganalisis soal, Tetapi secara umum siswa dikategorikan mampu dalam memhami dan menguasai konsep pembelajarn IPA (sains).

(6)

salarn semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhan:unad SAW. Dengan demikian penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul "Analisis Hasil Belajar IPA (Sains) pada Siswa Kelas V <i'i Madrasah Ibtidaiyah Nurul Falah Cimanggis Kota Depok".

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk rnelengkapi gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Studi Scholarship, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya dalarn penulisan skripsi ini penulis mendapat perhatian dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan IPA. Sekaligus sebagai dosen pembimbing I, yang senantiasa memberikan bimbingan saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA. Sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang senantiasa membeikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

4. Para pimpinan dan staf akademik pusat, fakultas, Jurusan, dan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalarn penyelesaian administrasi dan akademik.

(7)

7. Hake Silahuddin Senja, S.Pd, yang telah memberikan masukan dan arahannya dalam menyususn skripsi

Penulis berharap semoga skripsi ini bisa dijadikan bahan masukan bagi pembaca khususnya calon guru dan guru IP A

Jakarta

(8)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi Lembar Pengesahan Penguji Skripsi

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... .iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lan1piran ... .ix

BAB I : PENDAHULUAN ... I A. Latar Belakang Masai ah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Kegunaan Hasil I'enelitian ... 9

BAB II : DESKRIPSI TEORITIS ... 10

Deskripsi Treoritis ... 10

1. Hakikat Bela jar dan Pembelajaran Sains/IPA di MJ ... 10

a. Konsep Belajar ... I 0 b. Faktor yang Mempengarnhi Belajar Siswa ... 12

c. Konsep Tentang Pembelajaran Sains/IPA ... 19

2. Hasil Belajar Sains/IP A ... 22

a. Konsep tentang Hasil Belajar ... 22

b. Pengukuran Hasil Belajar ... 28

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... .32

(9)

Tabel 2

Tabel 3 Tabel 4.

Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8

Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasa.r, dan Indika.tor Tes Hasil

Belajar Kelas V ... .41

Kriteria. Analisis Data Tes ... .46

Analisis Hasil Belajar Sains Berda.sarkan Aspek Kognitif (Pilihan Ganda) ... .4 7 Hasil Bela.jar Sa.ins Berdasarkan Aspek kognitif (Isian) ... 50

Hasil Belajar Sa.ins Berdasarkan Aspek Kognitif (Essay) ... 52

Analisis Tingkat Kesnkaran Berdasarkm1 Tipe Soal ... 56

Pencapa.ian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 62

Analisis Pencapa.im1 Indikator ... 66

Skor Hasil Bela.jar Sa.ins Siswa ... 70

Kriteria Analisis Data tes Hasil Bela.jar Sa.ins... . ... 72

[image:9.595.83.436.63.532.2]
(10)
(11)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Melalui pendidikan seseorang memiliki ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan. Semua itu sangat bermanfaat untuk kehidupan di masyarakat luas. Melalui pendidikan manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding dengan makhluk hidup lainnya.

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensinya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya. Dalam proses pendidikan mempunyai tujuan yang akan dicapai. Yang selaajutnya tujuan tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan bangsa.1

Pendidikan memegang peranan penting dala:rn mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut merupakan tanggung jawab pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kr•eatif, mandiri dan professional pada bidangnya masing-masing. Hal ini terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang melanda dunia yang tidak dapat dihindari lagi. hal tersebut bisa tercapai bila komponen pendidikan dapat dikelola dengan baik, yaitu guru, kurikullUll dan proses belajar mengajar.

Pemerintah tela11 berusaha mengatasi segala masalah pendidikan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikm1 adalah dengan adanya tujuan Pendidikan Nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, berbunyi "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk ュ・セェオ、ォ。ョ@ suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

(12)

spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". 2

Tujuan untuk mengembangkan manusia Indonesia memiliki kesejajaran dengan pengembangan dan peningkatai1 pendidikan. Menurnt Bloom pengembangan dan peningkatan pendidikan tersebut bernpa kognitif, afektif dan psikomotorik3.

Hakikat pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan membudayakai1 maimsia. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan kompleks sehingga sulit untuk dipelajari secara tuntas. Dalam meningkatkan pribadi yang utuh dan kompleks dibidang pendidikan, diperlukan rangsai1ga.I1 pendidikan pada usia dini. Pemerintah membuat Undang-Undang tentang Pendidikan Usia Dini, menegaskan bahwa pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujuka.Il pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberiaim fa.Ilgsangan pendidikan untuk membantu pertumbuha.Il da.Il perkembangan jasmani dan rohani, agar anak melalui kesiapai1 dalam memasuki pendidikan selanjutnya.4

Pendidikan harus melakukan inovasi-inovasi yang sesuai denga.Il kemainpua.Il ilmu pengetahuan da.Il teknologi serta sesuai dengan tingkat keman1puan anak. Dalam proses belajar dan pembelajaran ya.Ilg berkaitan dengan penelitia.Il ini, ai1ak alcan menguasai suatu ilmu pendidikan tentang kehidupan alam denga.Il ketentuan metode dan tahapan pemberian mat<eri sesuai denga.Il kurikulmn yang digunaka.Il.

Jadi pendidikan mernpaka.Il salah satu aspek penunjang kehidupai1 yang terns menerus mengalami perkembanga.Il.

Pendidikan selalu diikuti pembahai·uan-pembaharuan menuju peneapaian kualitas pendidika.Il ya.Ilg lebih tinggi, dalam hal perbaikan kurikulum, meningkatka.Il sarana dan prasara.Ila, perbaika.Il sistem pengajaran dan peningkata.Il muh1guru.

2

Depdikbud, Langkah Pe/aksanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup, {Jakarta:

(13)

pembelajaran. Suyotno menyatakan babwa pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran cocok dengan suasana yang terjadi dalam diri siswa Jika siswa tidak senang, maka siswa tidak ada perbatian menjadi pasif dan jenuh.

Keberadaan guru di dalam proses belajar mengajar dru1 menyelengggaran kegiatan belajar mengajar serta bertindak mengajar di kclas merupakan faktor yang penting untuk membelajarkan siswa menunjang dan memberikan masukall-masukall materi pelajarall bagi para siswa yallg diharapkall siswa dapat menyerap dall mengaplikasikall ilmu yru1g diperolehnya agar berubaJ1 meajadi siswa yffilg Iebib berprestasi dengan mencapai basil belajar yffilg memuaskall.

Keberbasilffil pendidikan pada umunmya dinilai dari peroleban pengetalmffil, sikap dall keterampilffil. Semua ini dapat dicapai melalui proses belajar mengajar yffilg efektif, efesien dru1 bermakna. Salah satu upaya untuk pendekatall pengajarall yffilg sesuai. Karena pendekatall mengajar yffilg digunakan oleh guru menentukall kegiatan belajar yffilg dilakukffil oleh peserta didik. 6

Dalam upaya memenuhi tuntutan dall mengatasi masalah-masalah dalam pembelajarall, diperlukffil pendekatall-pendekatan pembelajarall yMg dapat mengarahkall siswa untuk dapat memonitor, menyatukan dall memperluas pembelajarannya dalam ilmu sains.

Dalam tindakall tersebut, guru menggtmakan asas pendidikan maupun teori belajar. Siswa bertindak belajar, rutinya mengalami proses dan meningkatkall kemampuall mentalnya. Dengffil berakhimya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar.

(14)

Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah basil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah Iatiban. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 7

Pendidikan merupakan sarana yang paling efktif untuk melakukan pengenalan, pengkajian dan pengembangan sains-teknologi mulai dari sekolah dasar sampai peguruan tinggi dalam suatu negara. Nan:tlUl setelah begemoni kekuasaan Islam berakhir pada abad ke-13 (Timur, Irak) di?ln abad ke -15 (Barat-Andalusia). Aktivitas pengembangan ilmu pengetahuan mengalami stagnasi, daya kreasi dan inovasi teknologi menjadi tumpul, ー・イョセュオ。ョ@ ilmiah tak muncul lagi, pencapaian sains-teknologi di dlUlia Islam mengalami kemunduran total.8

Dalam bal ini adalah pendidikan IPA, sebagai salah satu pelajaran sains yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis. Khusus untuk pembelajaran sains, telah dilaporkan berbagai basil penelitian y<U1g bekaitan dengan upaya membelajarkan siswa.9 IPA mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan wahana guna mengembangkan kemampuan bepikir tingkat tinggi, kemampuan bekerja keras, sikap jujur berdisiplin dan sebagainya.10

Pembelajaran sains bukan hanya memahami konsep··konsep IP A semata, melainkan juga mengajar siswa berpikir melalui sains sebagai keterampilan proses IPA, sehingga pemahaman siswa terhadap hakekat IPA menjadi utuh.11 Pendidikan IPA diharapkan dapat meajadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan mensikapi alam sekiamya. Sehingga akan

7

Dimyati dan Mudjiono, Be/ajar dan Pembe/ajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

8

Amich Alhumami, Kemunduran Sains Dunia Islam, dalam Republika, Jum'at 27 April

2007, h.4

9

Made Alit Mariana, Suatu Tinjauan Hakekat Pendekatan, Science Technology and

Society,da/am Rangka Pembelajaran Sains, (Buletin Pelangi, Volume 2 No.I Tahun 1999/2000), h.l

10

Nancy Susianna, Model Pembelajaran Berbasis Kegiatan Laboraorium untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP. Hb。ョイャゥュセᄋ@ .<:em;n°•

(15)

menjadi snngat penting untuk dimiliki peserta didik dalam menghadapi perkembangnn IPTEK yang terns berkembang.

Materi pembelajaran IPA berkaitan dengan ilmu tentang makhluk hidup. Pada kelas V SD/MI misalnya, mata pelajaran IPA mempelajari tentang fungsi organ makhluk hidup baik manusia maupun hewa:n, mengenal dan mempelajari alat pencernaan, pernafasan, dan peredaran darah manmiia dan hewan, serta manfaat tun1buhan bagi makhluk hidup lai:nnya. Dengan adanya materi pembelajaran IPA diharapkan siswa mengetahui konsep-konsep tentang fungsi organ tubuhnya atau hewan di sekitarnya, mengenal dan mengetahui bagai cara bekerjanya fungsi organ yang ada di dalam tubuhnya dan meajadikan siswa yang sehat dan memperhatikan keseimbangan gizinya dengan mempelajari manfaat tumbuhan bagi manusia.

Tetapi yang terjadi pada siswa di MI Nurnl Falah Cimanggis Depok khususnya pada siswa kelas, secara keselurnhan hasil belajar IP A siswa belUU1 menunjukkan hasil yang memuaskan, siswa kurang mengetahui fungsi dari organ tubuhnya dan hewan yang dipelajarinya dalam mata pelctiaran IPA. Keadaan seperti ini dimungkinkan oleh kecendernngan sikap siswa yang kurangnya pemahaman konsep sains itu sendiri khususnya dari segi kognitif atau pengetalman siswa akan konsep IP A, intelege:nsi siswa yang rendal1 dan juga kurangnya minat unhtlc mempelajari IP A, tingkat keingintal1uan siswa yang rendal1, atau kurang menariknya metode yang disampaikan guru kepada siswa.

(16)

dapat mengikuti pelajaran yang ditandai dengan hasil belajar atau nilai yang tidak maksimal dan ketidakpedulian akan keberadaan makhluk hidup di sekitarnya.

Dari uraian di atas penulis tertarik mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul "Analisis Hasil Belajar IPA (Sains) pada Siswa Kelas V (lima) di MI Nurul Falah Cimanggis kota Depok".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian la tar belakang yang tel ah di paparkan, penulis mengidentifikasi masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Konsep-konsep sains apa yang snlit dipahami oleh siswa?

2. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam memahami konsep-konsep sains terse but?

3. Sejauh mana pengnasaan konsep pembelajaran terhadap siswa pada mata pelajaran Sains/IP A?

4. Bagaimana hasil belajar IPA (sains) pada siswa kelas V?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghidari meluasnya permasalahan yang akan dibahas dalan1 penelitian ini, maka penulis melakukan pembatasan masalah nebagai berikut: 1. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MI Nurnl Falal1 Sukamaju Baru,

Cimanggis kota Depok kelas V (lima) semester I tahun ajaran 2007 /2008. 2. Pengukuran terhadap hasil belajar siswa dalan1 penelitian ini adalah nilai dari

hasil kognitif siswa yang bernpa post test semester ganjil 2007 /2008 dalam bentuk test obyektif.

(17)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: "Bagaimana hasil belajar IPA (sains) pada siswakelas V di Madrasah Ibr.idaiyah Nurul Falah?"

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikall manfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya, antara Iain sebagai berikut:

1. Bagi guru, dapat memberikan masukan altematif rnengajarkan pelajaran IP A sains melalui pemahaman konsep IP A. Dan para guru diharapkan dapat menyusun rencana pengajaran sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menunjang hasil belajar.

2. Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan pemahaman konsep IP A.

(18)

direalisasikan dengan angka, huruf, kata atau symbol dengan pencapaian optimal dan terorganisasi dengan baik.

Sedangkan menurut Gagne, dalam bukunya The Conditiions of Learning (1977) yang dikutip oleh Purwanto, yang berhubungan dengan belajar menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemildan rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situsi tadi3

Jadi

dapat dikatakan, bahwa belajar merupakan suatu proses kagiatan yang mengaldbatkan perubahan tingkah laku, yang bersifat menetap sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkunga11nya seperti dari tidak tahu menjadi tahu dan sebagainya, namun demildan tidak semua perubahan merupakan hasil dari proses belajar.

b. Faktor-Faktor yang Mcmpcngarnhi Bclajar Siswa

Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dil'.ihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalan1i proses belajar.

Slameto menyatakan bahwa setiap proses belajar banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut, diantaranya faktor internal dan faktor ekstemal.

a. Faktor internal tersebut dibagi me1ljadi tiga faktor sebagai berikut: 1. Faktor jasmani, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh

2. Faktor psikologi, yang meliputi intelegensi, minat, bakat, motivasi dan kesiapan.

3. Faktor kelelahan, yang meliputi jasmani dan kelelahan rohani. b. Faktor eksternal dibagi menjadi tiga faktor sebagai berikut:

(19)

Secara garis besar faktor-faktor yang memp.engaruhi hasil belajar siswa dibagi meajadi dua faktor yaitu internal dan ekstemal siswa. Faktor internal siswa meliputi psikologis dan psikis siswa itu sendiri, dan faktor ekstemal siswa meliputi lingkungan di Iuar diri siswa.

Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup p.enting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperliimbat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar. Tomas F.S. dalam Sardiman, menguraikan enam macam falctor psikologis, yaitu:8

L Motivasi

Motivasi disebut juga keinginan atau dorongan untuk belajar. Seseorang akan berhasil belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.

2. Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada situasi belajar. Unsur motivasi dalam ha! ini sangat membantu twnbuhnya proses pemusatan perhatian.

3. Reaksi

Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya.

4. Organisasi

7

Abin Syamsuddin lv!akmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaia

(20)

5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

6) Pengalaman masa lampau (bahan apresiasi) dan pengartian pengertian yang dimiliki oleh siswa.

7) Faktor kesiapan dalam belajar.

8) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa lebih baik daripada belajar tanpa minat.

9) Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa sangat berpengaruh dalam proses belajar.

I 0) Faktor intelegensi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai fak'tor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapar diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar siswa secara garis besar dapat dibagi dalan1 dua faktor utama: pertama faktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam siswa seperti kondisi fisiologis dan koondbi psikologis. Kedua faktor ekstern, faktor ini berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan belajar, seperti lingktmgan alam, lingktmgan keluarga dan lingkungan masyarakat. Selain itu lingkungan sekolahjuga sangat mempengaruhi yaitu mutu pengajaran di sekolah. Dan ha! ini tentu saja tidak terlepas dari pendekatan pembelajaran yang digunakan guru.

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peranan tugas tmtuk mendorong, membimbing, dan membeii fasilitas belajar bagi siswa untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalan1 kelas untu:k membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran h.anyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

(21)

-2. Cinta kepada yang diajarkan.

3. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. 4. Variasi metode.

5. Guru harus menambah ilmunya, berdiskusi, dan meningkatkan kemampuan mengajar.

6. Memberikan pengetahuan yang aktual. 7. Guru harus berani memberikan pujian.

8. Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual. t-O

Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa yang sadar tanggw1gjawab terhadap diri sendiri.

Adanya prinsip-prinsip mengajar guru untuk menunjang kerberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar, antara lain:

1. P erhatian 2. Aktivitas 3. Appersepsi 4. Peragrum 5. Repetisi 6. Kore1asi 7. Konsentrasi 8. Scsialisasi 9. Individualisasi 10. Evaluasi 11

(22)

c. Konsep Tentang Pembelajaran Sains/IPA

Belajar dalam IP A dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengungkapkan rahasia a.lam yang berkaitan dengan makbluk hidup. Dengan demikian hasil belajar sains atau IP A dapat diartikan sebagai hasil perubahan tingkah laku yang disengaja sebagai hasil dari belajar sains/IPA yang dapat ditunjukkan oleh adanya perubahan dari tidak biasa atau pengikatan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri siswa yang bersangkutan setelah menerima ilmu pengetahuan a.lam.

Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains dalam kata Yunani yaitu "scientia"

yang berarti saya tahu. Kata science berarti ilmu pengetahuan yang meliputi

natural science dan social science. IP A atau Sai:ns pada hakekatnya mengandung tiga ha! yaitu: produk, proses dan penerapan. IP A terdiri atas beberapa ilmu yaitu physical science (ilmu-ilmi fisik) seperti Ilmu Kimia, Ilmu Fisika, Astronomi, dan Geofisika serta Biologi (life science).12

Pada hakekatnya sains adalah ilmu pengetahuan tentang fenornena alarn berupa kumpulan konsep, prinsip, hukurn, dan teori, serta proses kreatif yang sistematis yang dapat diuji kernbali kebenarannya. Dalarn perkernbangannya sains dapat terjadi secara akurnulatif, yaitu konsep, prinsip, hukurn, dan teori sebelu111I1ya menjadi landasan bagi terbentuknya konsep, prinsip, hukurn dan teori berikutnya. 13

Menurut Herlen, pengajaran IPA dapat diarahkan untuk mengembangkan sikap ilmiah (scientific attitude) seperti sikap ingin tahu, kebiasaan, mencari bukti sebelum menerin1a pemyataan (respect or effedence)sikap luwes dan terbuka dengan gagasan ilmiah (critical reflectiona)

dan sikap peka terhadap makbluk hidup dan makhluk .sekitar (sensitivy to living things andenvironment).

12

Tim Peneliti MIPA FITK VIN Jakarta, Anafi,is Pengembangan Strategi Pembelajran

Matematika dan IPA di Madrasah Jbtidaiyah Kecamatan Parzmg Bogar. (Jakarta: Jumal Edukasl,

Puslitbang Departerr1en Agan1a RI, V oI. 2, no.4 Olctober-Desember 2004 ), h. 91.

(23)

-Belajar IPA, adalah ilmu yang mempelajari Makhluk hidup.14 Belajar IP A adalah belajar mengenai cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis. Sehingga belajar sains bukan hanya JPenguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sehingga pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya

Pemahaman IP A tercermin dalam mated sains yang diberikan, yang dapat diterangkan dan dipahami dengan baik jika dilengkapi dengan landasan-landasan ilmu-ilmu IP A dan bahasa sebagai alat berftl<lr. Konsep dasar tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari··hari yang membantu untuk memahami bagaimana bangunan sains itu dibuat.15

Diantara hasil belajar siswa yang diharapkan setelah mempelajrui Sains/IP A adalah:

1. Dapat meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memahami konsep-konsep IP A dan saling keterkaitannya.

3. Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hrui.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IP A-Sains dan menumbuhkan sikap dan sikap ilmiah.

5. Menerapkan konsep IPA-Sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia 16

Jadi pada hakikatnya pengajaran sains merupakan hasil dari proses belajar IP A yang mengarahkan peserta didik kepada cara berfildr ilmiah dengan mengupayakan supaya kondisi belajar dapat berlangsung secara efektif guna rnenimbulkan kesadaran pada diri masing-masing untuk memelihara dan

14

Retno Wahyuningsih, Kontrimbusi Bio/ogi da/am !/mu Pendiidikan, (Surabaya: Jurnal

AT-Tarbawi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakm-ta, Vol.4. No. 2, November-April 2007), h. 114.

15

Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembe!qjtan MIPA clan Kint

(24)

menjaga keseimbangan, kebannonisan, te1U1asuk sikap saling menghargai sesama makhluk bidup.

Hasil belajar sains/IPA adalah basil akhlr yang diterima siswa setelah mengalami proses belajar mengajar IPA yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi, tetapi juga menyentuh ranah psikomotor, dan afektif dalam mewujudkan sikap dan nilai-nilai positif, ウ・セィャョァァ。@ basil belajar sains/IP A dibarapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar serta mampu merubah tingkah laku ke arah yang lebib baik dari sebelumnya.

2. Hasil Belajar Sains/IP A a. Konsep tentang Hasil Belajar

Berkaitan dengan basil belajar Arikunto mengartikan basil belajar adalah indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan (kognitif) siswa terbadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan pekerjaan rumah dan tes ulangan17

Hasil belajar dapat diwujudkan dengan beberapa aspek yang pada dasarnya diterapkan bagi siswa atau peserta didik secara sistematis dan terpadu yang menghasilkan suatu perubahan yang khas.

Sejalan dengan pendapat di atas, W.S Winkel mengemukakan ada beberapa kategori yang menunjukkan kepada basil belajar, antara lain yaitu:

I. Keterampilan motorik

Disebut "motorik" karena kejasmanian ( otot dan urat) diikutsertakan. Bagian-bagian badan yang bergerak diurutkan pola tertentu. Ciri khas dari keterampilan motorik ialah adanya "otomatisme", yaitu urutan-urutan gerak-gerik yang teratur dan berjalan dengan lancer tanpa disertai pikiran tentang apa yang barus dilakukan dan mengapa ha! itu dilakukan.

(25)

baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus diketjakan sehingga atas dasar data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melarnbangkan prestasi siswa.18

Jadi agar memperoleh garnbaran daya serap siswa dalarn proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa, serta tingkat penguasaan pengetahuan tertentu perlu dibuat alat evaluasi.

Pendidikan memegang peranan penting dalarn mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya di kelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai bila pembelajar dapat menyelesaikan pendidilmnnya dengan hasil yang baik.

Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transaksional, artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan murid. Tujuan tercapai jika siswa mendapatkan hasil belajar seperti yang diharapkan di dalarn proses belajar mengajar seperti yang diharapkan di dalarn proses belajar mengajar tersebut. Dan tajuan ini tertera pada program satuan pelajaran dan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru masing-masing bidang studi.

Adapun Bloom, membagi tujuan pengajaran yang menjadi acuan pada hasil belajar meajadi tiga bagian, diantru·anya adalah:

1. Ranah kognitif (pengetahuan) 2. Ranah afektif (keinginan)

3. Ranah psikomotoik (tindakan psikis)19

Penjelasan drui ketiga ranah tersebut yaitu: 1. Hasil Ranah Kognitif

Hasil belajar ini berkaitan dengan produk. Tingkatan pada hasil belajru· pada ranah kognitif, diantaranya:

a. Mengenal (Cl)

(26)

Adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui ia1ah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosesdur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau symbol lain ..

b. Pemahaman (C2)

Merupakan kemampuan untuk menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain baik da!am bentuk kata-kata, angka, maupun interprestasi berbentuk penjelasan, ringkasan, dan prediksi.

c. Aplikasi (C3)

Y aitu kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu, pada situsasi tertentu.

d. Analisis dan Sintesis (C4)

Kemampuan analisis mernpakan kemampuan siswa menganalisis konsep pertumbuhan pada tumbuban.

e. Evaluasi (C5)

Kemampuan ini meliputi kemampuan siswa memberi penilain terhadap bahan-bahan atau fal'i:a mengenai infmmasi yang didapat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

2. Hasil Belajar Afektif

Hasil belajar ini berkaitan dengan minat, apresiasi, sikap siswa untuk mempelajari suatu ilmu. Hasil belajar ini berkaitan dengan unsur emosi dan biasanya berupa hasil belajar proses. Karena minat, apresiasi, silcap, dan kebiasaan hanya dievaluasi melalui suatu proses dan bukan produk dalam proses belajar mengajar.

3. Hasil Psikomotorik

Hasil belajar ini berkaitan dengan gerak psikis a:tau motorik. Dasar kemampuan yang diukur dalam ranah psikomotorik adalah kemampuan fisik

(27)

Adapun menurut Gagne (1974), strategi kognitif adalah "kemampuan internal seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan".20

Gagne menambahkan pula mengenai pola belqjar ke dalam 8 tipe belajar, yaitu:

a. Signal Learning (belajar isyarat)

Belajar setelah mendapat pengalaman tertentu, misalanya melihat wajah ibu menimbulkan rasa senang.

b. Stimulus response Leaming (belajar stimulus respon)

Belajar dengan memberikan stimulus yang akan menimbulkan respon. Kemampuan terhadap sesuatu tidak dapat diperoleh dengan secara tiba-tiba tetapi dengan melalaui latihan-latihan. Misalnya pada ar1ak bayi yang belajar mengatakan "Mama"

c. Chaining (rantai atau rangkaian)

Hubungan antara beberapa stimulus dan respon. Misalnya dalam kegiatans sehari-hari dari pulang sekolah, ganti baju, makan.

d. Verbal association (assosiasi verbal)

Hubungan belajar terbentuk bila unsur-unsur terdapat dalam urutan te1tentu, yang satu segera mengikuti yang satu lagi. Misalnya bila anak diperlihatkan bentuk geometris, anak dapat mengatakan bujur sangkar atau mengatakan itu bola bila yang dilihatnya itu bola.

e. Discrimination Learning (belajar diskriminasi)

Misalnya anak dapat membedakan manusia yang satu dari yang lain, juga tanaman, binatang, dan lain-lain.

f. Concept Learning (belajar konsep)

(28)

g. Rule learning (belajar aturan)

Tipe belajar ini banyak diterapkan dalam pelajaran di sekolah. Misalnya benda yang dipanaskan akan memuai, angin berhembus dari daerah maksimum ke daerah minimum.

h. Problem solving (memecahkan masalah)

Tipe belajar ini adalah sesuatu yang biasa dilakukan oleh manusia yaitu bagaimana manusia dapat memecahkan masalah dalam kehidupannnya. Tipe belajar yang terakhir ini merupakan salah tipe beh\jar yang mempunyai tingkatan paling tinggi dan dapat mencapai ketiga ranah yang diutarakan oleh Bloom.

Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang dipeioleh dari materi pelajaran yang diberikan guru

melalui kegiatan pekerjaan run1ah dan tes ulangan secara セゥウエ・ュ。エゥウ@ dan terpadu yang menghasilkan suatu perubal1an yang khas.

b. Pengukuran Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar menghasilkan hasil pembelajaran, namw1 sejauh mana tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui test hasil belajar.

(29)

pada bidang kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif biasanya nampak dalam berbagai tingkah laku siswa seperti: perhatian (attention) terhadap proses pembelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman-temannya. Beberapa tingkatan hasil belajar dalam bidang afektif adalah sebagai berikut: receive/attending; responding atau menjawab; valuing (penilaian); organisasi; karakterisasi nilai dan internalisasi nilai.

3. Tipe penilaian belajar bi dang psikomotorik Hasil belajar bi dang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu (perseorangan). Ada enam tingkatan keterampilan, yaitu:

a. gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); b. keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;

c. kemampuan perceptual termasuk didalamnya membedakan visual; d. kemampuan membedakan auditif (suara);

e. kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatar1, keharmonisan, dan ketepatan;

f. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;

g. kemampuan yang berkenaan dengan nondecursive komunikasi seperti gerkan ekspresif dan gerakan interpretative.

Jadi agar memperoleh gambaran daya serap siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa, serta tingkat penguasaan pengetahuan tertentu perlu dengan evaluasi untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa yang telah disampaikan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(30)

belajar yang dicapai. Di samping faktor yang dimiliki siswa, juga ada faktor yang lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatiain, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, social ekonomi, faktor fisik dan psikis.22

Menurut Purwanto, faktor yang dapat mempengaruhl proses dan hasil belajar ada pada setiap orang dua macam, yaitu:

1. Faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri dari alam dan social. Sedangkan faktor instrumental terdari dari kurikulum/bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas, serta administrasi/manajemen.

2. Faktor dalam yang terdiri dari fisiologi. Faktor fisiologi terdiri dari kondisi fisik dan panca indra. Sedangkan faktor psikologi terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.23

Selain beberapa ha! di atas, terdapat juga hal-hal yang mendorong agar aktivitas belajar dapat berjalan dengan baik, yaitu:24

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.

3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman-teman.

4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan.

5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

3. Hubungan Antara Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar Sains/IPA Penerapan pemahaman konsep mata pelajaran IPA/sains di sekolah baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik bagi siswa, serta adanya

22

Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Be/ajar Mengqjar, (Bandung, Sinar baru Algesindi,

2000), h.45.

(31)

pemberian konsep yang tepat yang diberikan oleh gnru maupnn yang diterima oleh siswa, akan mengakibatkan ikut sertanya peran serta siswa sebagai anak didik dalam upaya pengaplikasian ilmu alam bagi lingkungan sekitarnya. Di samping itu pula, bila cara mengatasi kesulitan-kesulitan dalam ha! penerapan konsep-konsep sains tersebut yang tepat, akan melibatkan siswa untuk lebih dapat mengikuti pelajaran yang ditandai dengan hasil belajar atau nilai yang diharapkan dan perduli akan keberadaan makhluk hidup

di

sekitarnya.

Bila hasil atas analisis nilai yang dicapai baik, maka dapat dikatakan bahwa gnru telah berhasil dalam pembekalan dan penerapan ilmu terhadap anak didiknya.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Leo Sutrisno mengenai belajar dan mengajar IPA SD dalam penelitiannya yang berjudul: Hakekat pembelajaran IPA SD melalui paradigma absolutisme dan paradigma kontruktivisme.25 Dalam penelitiannya bahwa paradigma absolutisme, pedagoginya berbentuk alih pengetahuan. Dengan menganut tabula rasa, siswa dianggap sebagai kertas putih yang siap ditulis oleh gwu apapllll isi <fan bentuknya. Evaluasi hasil belajar dalam paradigma ini adalal1 reproduksi pengetahuan, seberapa banyak siswa menguasai pengetahuan yang telah diberikan. Dalam metode pembelajaran IP A ini siswa bersikap pasif, artinya siswa hanya duduk, menyimak dan mendengarkan, mencatat dan mengnlang kembali di rumah serta menghafalnya nntuk menghadapi test hasil belajar atau ulangan. Cara belajar sepe1ti ini hampir tidak memberi mang bagi siswa nntuk mengembangkan pendapatnya sendiri, artinya siswa berperan secara pasif dan pembelajaran metode satu arah dari guru ke siswa, tanpa adana timbal balik kedua belah pihak.

(32)

kegiatan pembelajaran, atau sebagai agen alih pengetahuan. Dengan demikian guru dapat mengatur mana siswa yang telah paham dengan konsep IP A yang sedang dipelajari dan mana siswa yang belum memahanlinya. Dengan kata lain siswa dan guru berperan aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan dengancara membuat "link:' antara pengetahuan yang telah dimiliki dan yang sedang dipelajari. Adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa begitu juga sebaliknya, sehingga penguasaan konsep materi dapat lebih mudah dipantau oleh kedua belah pihak. Dengan demikian basil belajar dan pembelajaTan sains lebih baik hasilnya.

Di samping itu pula ada beberapa penelitian yang menghubungkan antara belajar, pembelajaran dan basil belajar IPA, baik yang berkaitan dengan perilaku siswa dalam menerima konsep IP A ataupun dari faktor guru mengenai metode atau penyampaian pengajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang Susanti dalam judul skripsinya: "Strategi Metakognitif dalan1 Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Genetika di SMA" Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi metakognisi dapat meningkatkan nilai siswa dan keman1puan kolaboratif dalam mempelajari konsep genetika. 26

Penelitian yang dilakukan Abdul Muin, dengan judul: "Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Matema1ika Siswa SMA". Hasil temuannya menunjukkan bahwa secara un1un1 siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan metakognitif memiliki kemampuan dan perolehan belajar matematika yang lebih baik dari pada siswa yang proses pembelajarannya secara konvensional.27

Dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Asep Sapaat dengan judul: "Pembelajaran dengan pendekatan Keterampilan Matekognitif untuk

26

Endang Susanti, Strategi Metakognitif dalam Pembelqjaran Kooperatif untuk

Meningkatkan kuolitas Proses Pembelajaran Genetika di SMA, Univen:itas Negeri Surabay,

(33)

Mengembangkan Kompetensi Matematika Siswa". Dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metakognitif lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan tak langsung. 28

Noor Shah Saad, dkk, melakukan penelitian denganjudul: "Perlakuan Metakognitif Pelajar Tingkatan Empat Dalam Penyelesaian Masalah Matematik Tambahan". Didapati korelasi di antara persepsi pelajar terhadap aspek perlakuan metakognitif dan pencapaian adalah signifikan. Dalam penelitian ini juga menunjukkan pelajar berpencapaian cemerlang mempunyai cara perlakuan metakognitif yang lebih baik dibading dengan pelajar berpencapaian sederhana dan lemah. 29

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Kartini Herlinda pada tahun 2005, salah seorang mahasiswa di perguruan Tinggi di Lampung, dengan judul penelitian: "Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika mclalai pendekatan keterampilan proses pada kelas 1 SMUN Bandar Lampung".3

°

Keterampilan proses yang digunakan adalah dengan metode demonstrasi. Faktor yang diselidiki adalah aktivitas siswa yang diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran dan data hasil belajar dari basil rata-rata ulangan harian setiap siklus. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga siklus, berupa penerapan pendekatan keterampilan proses dan dilaku..kan tindakan secara berulang atau persiklus dengan cara yang sama pada tiap siklusnya. Hal yang dilakukan pada setiap siklusnya adalah berupa pengamatan tingkal1 laku siswa dengan beberapa poin pengamatan, dan setiap siklus dilakukan penilaian. Hasil penelitian ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan menggw1akan

28

Asep Sapaat, Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Matekognitifuntuk

mengembangkan kompetensi matematika Sfova, http://www.lpidd.net/artikel/9.rtf.

29

Noor Shah Saad, dkk., Perlakuan Metaltognitif Pe/ajar Tingkatan Empat Dalam

Penyelesaian Masai ah Matematik tambahan, http://poo.upsi.edu.my/e Wacana/Perlakuan.htm yang

(34)

pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan aktivitas, pemahaman, dan hasil belajar siswa.

(35)

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep pembelajaran terhadap siswa pada mata pelajaran Sains/IPA si.swa kelas V (lima) di MI Nurul Falah Sukamaju Baru Cimanggis kota Depok.

B. Waktu dan Tempat Penclitian

Penelitian

ini

dilaksanakan pada tanggal 13 November - 13 Desember 2007 pada semester 1 (ganjil) tahun ajaran 2007 /2008 yang bertempat di MI Nurul Falah yang berlokasi di JI. Madrasah Sukamaju Baru, Cimanggis kota Depok.

C. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penditian ini, penulis menggunakan jenis penelitian eksperimental yang merupakan penelitian yang paling murni, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian knantitaf

D. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa MI Nurul Falah Sukamaju Baru, Cimanggis kota Depok yang berjumlah 335 siswa pada tahun ajaran 2007/2008. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas V(lima) A. Sampel diambil dari populasi, dalan1 penelitian .ini sampel adalah siswa dari kelas S(lima) MI Nmul Falah yang berjumlah 30 siswa.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mcnggunakan cara

purposive sampling ( sampel bertujuan)32 dimana tujuan pengambilan san1pel ini

(36)

Sains/IPA yang mengajar pada kelas tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil dua kelas dari dua belas kelas. Pengambilan sampel ini ditentukan oleh pihak sekolah (tempat penelitian).

E. Cara Pengumpulan Data

Data mengenai hasil belajar siswa dikumpulkan dengan cara atau melalui pemberian test hasil belajar yang berbentuk ujian umum semester 1 (ganjil) tahun ajaran 2007/2008.

F. Instrumen Penelitian a. Definisi Konsep

Hasil belajar merupakan suatu proses tingkat penguasaan hasil belajar yang dicapai siswa secara optimal selama ber!angsungnya proses belajar atau perubahan tingkah laku dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar dapat diukur dengan cara memberikan test, setelah seseorang ikut proses belajar. Dengan menggunakan instrumen objektif pada konsep Sains/IPA yang digunakan.

Instrumen penelitian untuk mengetahui hasil belajar sains/IPA dalam pene!itian ini adalah hasil test hasil be!ajar pada konsep sains/IPA dari ulangan um um semester ganjil 2007 /2008 dibuat berdasarkan kesepakatan hasil dari rapat KKG guru kelas V, instnunen tidak diqjikan sebelumnya (langsung diberikan dan diisi oleh siswa), tetapi dalam ha! ini instrumen telah dhtiikan dalam bentuk ulangan harian dan mid semester yang telah dibuat sebelumnya oleh guru kelas berdasarkan materi atau konsep IPA yang dipelajaii di kelas V. Jumlah test sebanyak 40 butir soal, yang terdiri atas 25 soal Pilihan Ganda, l 0 Soal isian, dan 5 soal essay. c. Kisi-Kisi Instrumen Test Hasil Belajar IPA.

(37)

Tabel 1 IGsi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

NO. ASPEK KOONITIF

SK KD INDIKATOR KON SEP

SOAL C1 C:2 C3 C4 C5 C6

PG

1 1 1.2 1.1 Trakea

"

2 1 1.3 1.6 Maag

"

3 1 1.3 1.8 karbohidrat

,,

4 1 1.3 1.10 Zat gizi

"

5 1 1.4 1.12 jantung ..J

6 1 1.5 1.13 leukimia '/

7 2 2.2 2.2 pepaya ..J

8 4 4.2 4.7 penguapan

"

9 2 2.1 2.1 ujung akar

10 2 2.2 2.3 sayuran '/

11 2 2.2 2.4 biji kedelai

v

12 2 2.1 2.1 fotosintesis ..J

13 3 3.1 3.1 bunglon

"

14 2 2.2 2.3 en au

"

15 1 1.3 1.8 protein

"

16 3 3.1 3.1 nyamuk

"

17 3 3.1 3.1 cicak

"

18 2 2.1 2.1 fotosintesis

"

19 2 2.2 2.4 Produsen

"

20 3 3.1 3.1 Amfibi

"

21 1 1.2 1.1 Trakea

"

22 1 1.2 1.1 mamalia

"

23 1 1.1 1.3 Bronkitis

v

24 1 1.3 1.4 hidup sehat

"

25 1 1.3 1.8 karbahidrat

"

lsian

26 1 1. 1 1.3 Bronkitis

"

27 1 1.3 1.8 karbohidrat

"

28 1 1.3 1.8 sayuran

"

29 2 2.1 2.2 tebu 'i I

(38)

-No. Standar Kompetensi Dasar ' Indikator

Kompetensi

1.9 Membuat daftar makanan bergizi seimbang untuk dirinya.

1.10 Menyimpulkan bahwa makanan yang bergizi dengan jumlah dan susunan seimbang

menjadikan tubuh sehat.

l.ll Mempraktekkan cara mengolah makanan yang dengan tetap mempertahankan nilai gizinya.

1.12 Mengidentifikasi

alat peredaran darah manusia melalui gambar.

1.13 Mencari

informasi tentang penyakit yang mempengaruhi alat peredaran darah manusia.

[image:38.595.39.463.87.661.2]
(39)

No. Standar Kompetensi Dasar

Indikator

Kompetensi

sehatuntuk menghindari penyakit yang berhubungan dengan alat peredarah. 2. Memahami cara 2.1. Mengidentifikasi cara 2.1 Menjelaskan proses

tumbuhan hijau tumbuhan hijau tumbuhan hijau

membuat makanan membuat makanan. membuat makanannya

22. Mendeskripsikan sendiri dengan bantuan ketergantungan cahaya matahari dan manusia dan hewan eahaya lain.

pada tumbuhan h:ijau 2.2 Memntjukkan sebagai sumber tampat tumbuhan

makanan. menyimpan

cadangan makanan.

2.3 Mengidentifikasi bagian

tumbuhanyang digunakan oleh manusia dan hewan untuk makanannya. 2.4 Menjelaskan

pantingnya

tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan sebagai sumber energi.

(40)

No. Standar Kompctensi Dasar ,I Indikator

Kompetensi

benda sebagai hasil dan kertas. penyusunannya suatu proses 4.2 Menyimpulkan hasil misalnya bahan

tali-penyelidikan tentang temali.

perubahan sifat benda, 42 Memberi contoh

baik sementara penggunaan

maupun tetap. berbagai jebis bahan berdasarkan

struktumya. 4.3 Mengidentifikasi

bahan-bahan yang akan diuji

kekuata11n ya. 4.4 Membandi11gkan

kehiatan beberapa jenis bahan yang

diuji, misalnya berbagai jenis barang/kertas. 4.5 Memyimpulkan dari

hasil perco baan bahwaada hubungan antara je11is penyusun

bahan dengan sifatnya.

4.6 Mengumpulkan data tentang sifat benda,

(41)

No. Standar Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi

i'

kekerasan, dan bau, sebelum dan sesudah perubahan. 4.7 Mendeskripsikan

sifat benda sesudah mengalami

perubahan sebagai hasil suatu proses, misalnya Jilin dipanaskan, kertas dibakar.

4.8 Mengidentifiaksi faktoryang menyebabkan perubahan pada benda.

4.9 Mengidentifikasi benda yang dapat dan tidak dapat kembali ke wujud semula setelah mengalami suatu proses.

4.10 Mendeskripsikan

(42)

G. Cara Pengolahan Data

Data-data mengenai hasil belajar siswa akan diolah secara deskriptif maupun kuantitatif. Data yang dikumpulkan akan diolah secara deskriptif sehingga dapat menggambarkan tentang pemahaman siswa terhadap konsep IP A. Setelah itu data-data itu akan diolah secara kuantitatif untuk melihat hasil belajar siswa ( dengan cara mengubah ke dalam prosentase ).

H. Cara Menganalisis Data

Dalam menganalisis data tes, la'lgkah-langkah yang penulis tempuh sebagai berikut:

a) menentukan persentase tingkat penguasaan setiap sumber data dengan rumus :

Skor

---Xl00% SkorTotal Ideal

b) menentukan nilai dari setiap data tes akan diolah dengan menggunakan rnnrns:

N= JumlahSkor XI033 SkorTotal Ideal

menghitung nilai rata-rata kelas digunakakan rumus; Dimana:

= Nilai rata-rata X = Jumlah nilai N = Jumlal1 Sampel

x

X=-N

[image:42.595.38.446.156.546.2]

c) menginterperensi nilai siswa dengan menggunakan kriteria: Tabel 3. Kriteria Analisis Data Tes

Interval Nilai Interval Tingkat Jnterprestasi

penguasaan

52-70 75-100 (SM) Sangat Mampu

35-51 50-74 (M)Mampu

18-34 25-49 (TM) Tidak l\1ampu

0-17 0-24 (STM) S:mgatTidak Mampu

(43)

-Untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V pada bidang studi sains digunakan tes yang berupa soal-soal yang harus dijawab secara tertulis oleh siswa. Tes yang dimaksud adalah berupa pilihan ganda (menjawab salah satu jawaban yang benar dari jawab yang teiah disediakan) yang berjumlah 25 soal dengan bobot bila benar semua adaiah 25, isian (soal d·engan jawaban ringkas)

yang berjumlah IO soal dengan bobot bila jawaban benar semua adalah 20,

dan essay yang terdiri dari 5 soal dengan bobot 25, jadi skor total idealnya (STI) test tersebut adalah 70.

I. Penguasaan Konsep dan Tingkat Pemahaman K.ognitif

Hasil belajar sains berdasarkan aspek kognitifuntuk soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tab.el

4.

flasil Jlelajar Siswa Kelas V

Analisis Hasil .BeJajar Sains .Berdasarkan Aspek Kognitif (Pilihan Ganda)

l.'f o. Soa_1

ResP. 1 2 3 4 5

"

7 B 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor 1

.,

.,

.,

.,

<

,, .,

x

, ,

.,

< i

.,

l'I I <

., .,

.,

<

.,

I 33

2

"

<

"

,

,

,

• •

,

, ,

·I

"

x x

"

i ·<

,

I

"

,

10

3

,

M x

,

x M

.,

x x x x

'

x

.,

x

.,

x

'

x

.,

x 10

4

'

.,

.,

.,

" '

, .,

x

"

, ,

"

'

, .,

セ@ ·i -x

"

.,

. .. rt· = Bセ@ n

j

.,

" "

·I

.,

,,

rt

.,

"

"

.,

Cf

,

..,

.

,,

l'I

,

,.,

"

.,

.

x x 20

6 x

., .,

x

.,

<

.,

.,

.,

.

x

"

.

x

"

.,

"

.,

"

!9

-7

"

x

.,

"

"

x I

.,

"

I x

"

.,

,

x

'

• x

.,

"

19

"

• • " x

,

x

,

'"

x

,,

"

"

,.,

'

,,

"

• x

.,

., .,

'"

,,

"

19

9

.,

.,

.,

.,

.,

.,

·I x

.,

.,

x

" x

.

x

.,

.,

.,

.,

.,

.

x

.,

"

17

10

.,

"

"

.,

.,

"'

"

•I

"

,,

"

.,

x

., ., .,

.,

.,

Cl x

.,

.,

20

11

'

;/ x

"

'

x

'

"

x x

'

x

"

"

"

x

'

"

x

' "

-i x

"

x 16

12

' "

"

v

"

x v

"

"

x

'

'

'1 < ;/ '1 ;/ <

·"

;/

"

< x

"

'"

13

"

x

'

"

;/

"

v

"

x x

,

"

"

x v

"

x x x

"

"

"

x

"

16

14

"

"

x

"

.,

-./

"

v

'"

'

,

"

'/ 1

"

.,

x

"

hi

, .,

"

23

JO 1 '1

"

,

-;' x x 1 x . x x

"

x x

" "

x ;/

"

'

,

"

17

16

"

"

x i -./

-./

"

x x

"

'

x

"

.,

"

"

"

13

17

"

x x

"

x

.,

-./

.,

.,

x

.,

x x y

.,

x x

.,

.,

.,

17

18

"

y x

"

x x

.,

"

x x

.,

"

x x

"

"

x -./ x

'

"

x Jj

19

"

"

x

"

v x

" "

y x v -./

"

x x

" " "

x

"

-.( x -./ x 17 20 -./ -./ x

"

-./

"

x x -; x

"

x:

"

-./ -./

"

1

"

x

"

"

-./

"

x x 17

21

"

,

x v

"

v

" "

'/ -./ v

"

-./ -J

"

.,

x

.,

"

"

-./ x x 21

22

"

"

x

"

-./ x -./ '/ x x

"

x 1 -./ x

"

-./ x x -./

.,

·./ x

"

x 15

Z!

' "

-./

"

.,

"

-./

" "

x

"

"

"

.,

x

"

"

"

" "

.,

"

23

24 -./ -./ x

" "

x

"

"

x x

" "

x x x -./

"

x x x

"

x x -l

"

13

25 1'1

"

x

"

"

x

"

"

x

" "

x -./ x x

" "

x x

"

"

"

x

"

x 14

26

"

x x x >/ x

"

lo/ x '/

"

.,

x x x 1

.,

x:

"

·/

"

-./

.,

IV x 15

ZI 1

"

x: x

"

x

" "

x

"

x </ x x

"

v x ·/ v -./ x

" '

14

28

"

-./ x:

"

x x

"

-./ x ·i

" "

"

"

x

"

"

x

"

;t 1 -./ x ·J x lci

29 -I

"

"

-./ -./ x

.,

-./ x

"

"

"

x x

,,

"

"

x x

"

"

"

x ·i 18

30

.,

"

x

" "

"

"

"

x

"

"

.,

-I

"

x -I

.,

"

x •/

"

x x 19

.TmJh 29 25 13 24 28 13 'Z1 28 11 13 29 19 27 18 8 26 28 21 8 23 3Q 23 15 23 18 526

(44)

Keterangan:

セ@ = Jawaban betul (nilai I)

x

=

Jawaban salah (nilai 0)

Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa 30 orang siswa menjawab pertanyaan no.21 dengan benar. Hal ini berarti semua siswa memahami konsep trakea dengan tingkat kesukaran mudah. Sedangkan No. 15 untuk konsep

produsen hanya 8 orang siswa yang memahami atau 27'Jt,) yang menjawab benar

dengan tingkat kesukaran sukar.

Dari data di atas dapat dilihat persentase soal rata-rata adalah 70%

sedangkan No.15 untuk konsep produsen, dimana siswa hanya menjawab 8 yang

benar atau 27% saja, ha! tersebut dikarenakan berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa kurangnya rasa minat dan motivasi siswa untuk lebih mengetahui dan mempelajari konsep tersebut. Dan ditambah intelegensi yang dimiliki siswa akan konsep tersebut masih kurang, dari faktor guru perlu diadakannya pengulangan materi tumbuhan dan pentingnya bagi kehidupan

dengan manusia, dengan metode pengajaran dan pembelajaran yang seefektif d:m

sesederhana mungkin sehingga mudah dimengerti dan menarik siswa untuk mempelajarinya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto menyatakan bahwa setiap proses belajar banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut, diantaranya faktor internal dan faktor eksternaL

a. Faktor internal tersebut dibagi menjadi tiga faktor sebagai berikut: I. Faktor jasmani, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh

2. Faktor psikologi, yang meliputi intelegensi, minat, bakat, motivasi dan kesiapan.

3. Faktor kelelahan, yang meliputi jasmani dan kelelahan rohani. b. Faktor eksternal dibagi menjadi tiga faktor sebagai berikut:

I. Faktor keluarga, yang meliputi tingkat pendidikan orang tua, keadaaan

(45)

2. Faktor sekolah, yang meliputi keadaan guru, sarana dan prasarana, dan lain-lain.

3. Faktor masyarakat, yang meliputi teman gaul., media massa, bentuk kehidupan masyarakat (keadaan tempat tinggal), dan kegiatan siswa dalam masyarakat1•

Hal senadajuga dikemukakan oleh Purwanto, mengenai faktor-faktor hasil belajar, antara lain:

1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual diantaranya pertumbuhan, kecerdasan, dan rnotivasi.

2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut dengan faktor social. Diantaranya adalah faktor keluarga, guru mengajar, alat-alat yang digunakan dalam mengajar, dan motivasi sosial.2

2. Hasil Belajar Sains Berdasarkan Aspek Kognitif (Is:ian)

Hasil belajar sains berdasarkan aspek kognitif (isian) dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5. Hasil Belajar Sains Berdasarkan Aspek Kognitif Test (Isian)

No. No Soal

Resp. 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Skor

X1 ,; ,;

"

,; ,; ,; ../ ,;

,,

,; 20

X2 x x

'

-i ,;

" "

'

v

"

16

X3 K x

'

x x x

"

x x ,; 4

X4 ,;

" " "

"

"

"

" "

"

20

X5

'

·I ·I

"

·I

'

I >/

"

"

'

20

X6

"

" "

"

,;

" '

"

"

,; 20

X7 x

" " "

"

" " "

"

"

Qセ@

XS ,j

"

,;

"

,;

'

" " " "

2{)

1

Slameto, Be/ajar -dan Faktor-Faklor yang Afe1npengaruhinya, (Jakarta: Rineka C-ipta, 2003), Cet ke-4, h. 54.

2

Ngalim Purwnnto, Psikologi Pfndidikqn. (Bandvng; PT. Remnia Rosc!nknrya, 2000), h,

[image:45.595.63.446.157.664.2]
(46)

No.

Resp. 26 27 28

X9

"

x

"

X10 x

" "

X11 x

" "

X12

" " "

X13

"

" "

X14 x x

"

X15

"

-.J x

X16 x -.J

"

X17 x

" "

X18 x x

v

X19 x

" "

X20 x

"

"

X21 x

"

-.J

X22 x

" "

X23 x

v

"

X24 x x

"

X25 x x

"

X26 x

" "

X27 x

"

"

X28

" "

'

X29 x

"

"

·-X30 x

"

"

Jumlah. 10 23 29

l"ersen (%) 33 77 9i

Keterangan

-I= jawaban betul (nilai 2)

x

=

jawaban salah (nilai 0)

29 30

"

x

"

'

"

v

"

"

-.J

"

-I -.J

x x x

"

-I

"

v

x

v

"

"

"

" "

'

"

'

..;

"

x

" "

" "

x v

x -I

x

"

"

x

24 24 80 80

No Soal

31 32 33 :14 35 Skor

'

"

" " "

16

" "

-I

"

-I 18

"

-.J

"

-.J

"

" "

18

"

x -.J 18

-.J

"

x x

"

16

-.J

"

"

x

"

14

" "

-.J x

"

12

x x

"

'

x 10

"

" "

"

"

16

v v v

"

v

12

"

"

"

"

"

16

" " "

"

-.J 16

"

"

x ,/ -.J 16

"

" "

,/

"

18

"

' '

"

16

"

x

"

"

x

"

:ii:

"

10

"

x

"

,,

"

14

"

"

-I

'

"

18

"

x -I \ v 14

-.J x -.J

'

"

16

"

x

"

-I

"

14

"

x

"

x -I 12

28 22 26 19 29

93 73 87 6'.l 97

(47)

penguasaan konsep adalah tumbuhan jenis sayuran dan untuk soal 35 adalah mengenai penguasaan konsep peredarnran darah manusia, dengan hasil ini

siswa mampu menguasai dua konsep tersebut.

Sedangkan untulc soal yang dianggap sulit adalah butir soal nomor 26 hanya IO siswa atau 33%, yang mampu menjawab benar, dalam ha! ini soal nomor 26 adalah mengenai penguasaan konsep peredaran darah pada manusia. Kurangnya intelegensi dan kurangnya sarana fasilitas praktikum yang mendeskripsikan peredaran darah pada manusia, mernpakan faktor utama kurangnya penyerapan penguasaan konsep tersebut.

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ................................ .40
1.13 gambar. Mencari
Tabel 3. Kriteria Analisis Data Tes
tabel 5 di bawah ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

SASARAN PERUBAHAN PARADIGMA SEHAT (2).. PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN a) Pemenuhan tenaga b) Peningk sarana pelayanan primer c) Pemenuhan prasarana pendukung d) Inovasi

Wilcoxon Signed Ranks Test.. Based on

Untuk memudahkan dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka peneliti perlu menjelaskan secara singkat kata-kata istilah yang terdapat dalam judul

Konsep gaya hidup dapat membantu pemasar memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana juga gaya hidup mempengaruhi perilaku pembelian, sehingga untuk mengetahui bagaimana

Dari permasalahan tersebut maka diambil solusi untuk penentuan keputusan dengan topik “Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Jurusan menggunakan weighted

Populasi pada penelitian ini ada pemilik Online Shop yang terdaftar di. www.daftartokoonline.com dalam

1. Bagaimana merencanakan struktur atas dengan menggunakan rangka baja truss pada bagian jembatan Kedaung – Jenggot Desa Kedaung Kecamatan Mekar Baru. Dengan adanya

Kurikulum pada hakikatnya merupakan rancangan pendidikan yang mempunyai kedudukan strategis dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini membuat kurikulum menjadi