SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITY DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP FIRM VALUE DENGAN CAPITAL STRUCTURE SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2012
OLEH
ESTER CAROLINE BUKIT 110503212
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
“Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah profitabilitas dan peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012 berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaandengan tambahan variabel intervening yaitu struktur modal.
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 18 perusahaan properti dan real estate dimana metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Pengolahan data dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan alat bantu program statistik SPSS 18.
Penelitian sebelum interveningini membuktikan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas terhadap struktur modal tidak berpengaruh, dan peluang pertumbuhan tidak mempengaruhi baik pada struktur modal maupun pada nilai perusahaan, dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal hanya mampu menjadi variabel intervening untuk peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012. Pernyataan ini ditunjukkan oleh nilai pengaruh tidak langsung sebesar 0,086355 yang lebih besar daripada nilai pengaruh langsung yang sebesar -0,007.
ABSTRACT
"Effect of Profitability and Growth Opportunity Against Firm's Value With Capital Structure As an intervening variable On Property Company and Real Estate Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2012 "
This study aims to determine whether the profitability and growth opportunities in property and real estate companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2010-2012 partial effect on the value of the company in addition to intervening variables, namely capital structure.
The research sample used a total of 18 property companies and real estate that the sampling method used is purposive sampling method is the determination of the sample by using certain criteria. Data processing is done by multiple regression analysis with tools statistical program SPSS 18.
Before intervening research proves that partially affect the profitability of the company's value, while the profitability of the capital structure has no effect, and growth opportunities not affect either the structure or the value of the company capital, and capital structure affect the value of the company. The capital structure is able to become an intervening variable for growth opportunities in property and real estate companies listed on the Stock Exchange from 2010-2012. This statement is indicated by the value of the indirect effect of 0.086355 is greater than the direct effect of -0.007.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”,disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M. Zainal Bahri Torong, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak., selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding, yang telah memberikan saran dan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
menjadi yang terbaik. Untuk teman-teman seperjuangan, Febry Naomi, Cynthia C. Pardede, Olivia SGM, Naomi R. Siahaan, Delwie Jurinita, Vivian Zhang, dan seluruh teman-teman seperjuangan pada program studi S1 Akuntansi Stambuk 2011 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara yang senantiasa membantu penulis dalam dukungan, semangat, dan bantuan doa sepanjang penyelesaian skripsi ini. Kehadiran mereka membuat penulis merasa yakin dan terus bertahan menghadapi segala proses dan tantangan selama menghadapi masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi.
Segala bentuk usaha dan perjuangan telah semaksimal mungkin dilakukan oleh penulis. Meskipun demikian, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu banyak perbaikan atas segala kekurangannya yang semata-mata merupakan keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Setiap penelitian tidak ada yang sempurna, setiap hasil tidak ada yang paling benar, namun setiap langkah adalah pembelajaran. Pembelajaran untuk senantiasa menjadi lebih baik menuju suatu kesempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin
Medan, Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pernyataan ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Nilai Perusahaan ... 11
2.1.2. Profitabilitas (Profitability) ... 15
2.1.3. Peluang Pertumbuhan (Growth Opportunity) ... 18
2.1.4. Struktur Modal (Capital Structure) ... 18
2.1.4.1.Teori Struktur Modal ... 20
2.1.5. Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ... 25
2.1.6. Peluang Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal . 26 2.1.7. Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 27
2.1.8. Peluang Pertumbuhan dan Nilai Perusahaan ... 27
2.1.9. Struktur Modal dan Nilai Perusahaan ... 28
2.1.10.Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya ... 30
2.1.11.Peluang Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya ... 30
2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 31
2.3. Kerangka Konseptual ... 33
2.4. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 35
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian ... 36
3.3.2. Sampel Penelitian ... 36
3.4. Sumber Data ... 38
3.5. Metode Pengumpulan Data ... 38
3.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38
3.7. Metode Analisis Data ... 42
3.7.1. Statistik Deskriptif ... 43
3.7.2. Uji Asumsi Klasik ... 43
3.7.3. Analisis Jalur ... 45
3.7.4. Penghitungan Pengaruh ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Penelitian ... 53
4.2. Analisis Data Penelitian 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 55
4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas ... 56
4.3.2. Uji Heterokedastisitas ... 58
4.3.3. Uji Linearitas ... 59
4.4. Analisis Jalur ... 61
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 70
5.3. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 75
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Tabel Halaman
1.1. Produk Domestik Regional Bruto Indonesia (2010-2012) ... 2
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31
3.1. Daftar Populasi Perusahaan Properti dan Real Estate ... 37
3.2. Skala Pengukuran Variabel ... 41
4.1. Tabulasi Data Variabel Dependen, Independen, dan Intervening Perusahaan Properti ... 53
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 56
4.3. Hasil Uji Normalitas ... 57
4.4. Hasil Uji Linearitas Nilai Perusahaan dan Profitabilitas(X1) ... 59
4.5. Hasil Uji Linearitas Nilai Perusahaan(Y2) dan Peluang Pertumbuhan(X2) ... 60
4.6. Hasil Uji Linearitas Nilai Perusahaan (Y2) dan Struktur Modal (Y1) ... 60
4.7. Hasil Uji Persamaan Sub-Struktural 1 ... 61
4.8. Hasil Uji Persamaan Sub-Struktural 2 ... 62
4.9. Penghitungan Pengaruh ... 68
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Gambar Halaman
2.1. Kerangka Konseptual ... 33
4.1. Grafik Histogram ... 58
4.2. Grafik Normal Probability Plot ... 58
ABSTRAK
“Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah profitabilitas dan peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012 berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaandengan tambahan variabel intervening yaitu struktur modal.
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 18 perusahaan properti dan real estate dimana metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Pengolahan data dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan alat bantu program statistik SPSS 18.
Penelitian sebelum interveningini membuktikan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas terhadap struktur modal tidak berpengaruh, dan peluang pertumbuhan tidak mempengaruhi baik pada struktur modal maupun pada nilai perusahaan, dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal hanya mampu menjadi variabel intervening untuk peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012. Pernyataan ini ditunjukkan oleh nilai pengaruh tidak langsung sebesar 0,086355 yang lebih besar daripada nilai pengaruh langsung yang sebesar -0,007.
ABSTRACT
"Effect of Profitability and Growth Opportunity Against Firm's Value With Capital Structure As an intervening variable On Property Company and Real Estate Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2012 "
This study aims to determine whether the profitability and growth opportunities in property and real estate companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2010-2012 partial effect on the value of the company in addition to intervening variables, namely capital structure.
The research sample used a total of 18 property companies and real estate that the sampling method used is purposive sampling method is the determination of the sample by using certain criteria. Data processing is done by multiple regression analysis with tools statistical program SPSS 18.
Before intervening research proves that partially affect the profitability of the company's value, while the profitability of the capital structure has no effect, and growth opportunities not affect either the structure or the value of the company capital, and capital structure affect the value of the company. The capital structure is able to become an intervening variable for growth opportunities in property and real estate companies listed on the Stock Exchange from 2010-2012. This statement is indicated by the value of the indirect effect of 0.086355 is greater than the direct effect of -0.007.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Keadaan perekonomian
cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi
oleh berbagai aspek ketidakpastian, seperti prospek pemulihan ekonomi di
kawasan Eropa (terutama di negara yang mengalami krisis hutang, yaitu
Italia, Irlandia, Portugal dan Spanyol) dan ancaman jurang fiskal (fiscal cliff) di
AS, akibat perbedaan sudut pandang dan kepentingan antara pemerintahan
Barrack Obama (Partai Demokrat) dengan kongres yang didominasi oleh Partai
Republik, terkait strategi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari
pajak, efisiensi pengeluaran negara terutama pengurangan pengeluaran untuk
perlindungan sosial, serta batasan hutang dan defisit anggaran pemerintah
AS.
perlambatan aktivitas perekonomian di Asia, termas
Ketahanan ekonomi Indonesia terhadap imbas krisis keuangan global tidak
terlepas dari karakteristik ekonomi nasional yang ditopang oleh konsumsi
domestik dan pembentukan modal tetap bruto (investasi). Hingga triwulan
III-2012 seperti terlihat dalam Tabel I, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
didominasi oleh pengeluaran konsumsi masyarakat (54,79%), diikuti oleh PMTB
(37,58%), pengeluaran pemerintah (8,24%). Tekanan pelemahan ekonomi global
CPO) dan pengurangan permintaan dari negara tujuan ekspor, telah menyebabkan
melambatnya kinerja ekspor nasional dan terjadi defisit ekspor terhadap impor
sebesar -0,61% dari PDB. Meskipun kinerja ekspor secara nominal terus
meningkat (23,1% dari PDB), namun kebutuhan impor barang modal dan bahan
baku antara untuk kebutuhan produksi yang terus meningkat (23,7% dari PDB)
telah menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit (minus).
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Indonesia (2010-2012)
Sumber: BPS (diolah) *Angka tahun 2012 sampai pada triwulan III.
Kinerja perekonomian pada triwulan III-2012 meningkat 3,21% dibandingkan
triwulan sebelumnya (II-2012), yang berarti lebih besar dibandingkan peningkatan
pada triwulan II-2012 terhadap triwulan I-2012 sebesar 2,80% (qtq). Komponen
PMTB tumbuh sebesar 2,94%, diikuti konsumsi masyarakat sebesar 2,71%.
Sedangkan komponen pengeluaran yang mengalami penurunan adalah
dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2011, laju pertumbuhan
komponen pengeluaran PMTB mencapai 10,02% dan komponen konsumsi
masyarakat mencapai 5,68%.
Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor perekonomian Indonesia pada
triwulan III-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pertanian (6,15%), sektor pengangkutan
dan transportasi (4,20%), sektor industri (3,99%), dan sektor konstruksi (3,79%).
Sedangkan jika dibandingkan dengan periode triwulan yang sama tahun 2011,
maka terdapat 5 sektor yang memiliki pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan
PDB (6,17%), terutama sektor-sektor yang padat modal, seperti: sektor
pengangkutan dan komunikasi (10,48%), sektor konstruksi (7,98%), sektor
keuangan, real estate dan jasa perusahaan (7,41%), sektor perdagangan, hotel dan
restoran (6,91%). Sedangkan sektor yang berpotensi padat karya yang dapat
tumbuh di atas pertumbuhan PDB hanyalah sektor Industri (6,36%). Di sisi lain
sektor pertambangan yang padat karya menjadi satu-satunya sektor yang
mengalami pertumbuhan minus (-0.09%) akibat dampak dari penurunan
permintaan global.
Upaya peningkatan produktivitas nasional tidak terlepas dari upaya
meningkatkan produktivitas sektor ekonomi, termasuk di dalamnya sektor
keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Produktivitas keuangan, real estate dan
jasa perusahaan pada saat ini memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
menentukan tingkat produktivitas nasional di Indonesia. Perbaikan produktivitas
menentukan kebijakan pendanaan (financing policy). Inti dari kebijakan
pendanaan adalah memilih apakah menggunakan hutang atau ekuitas untuk
mendanai investasi dan operasi perusahaan, disebut juga dengan struktur modal.
Perusahaan harus memiliki keputusan pendanaan yang tepat. Kondisi ini
memerlukan peran manajer keuangan dalam menentukan struktur modal yang
paling optimal. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari
alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi
bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal (Martono dan Harjito,
2001: 239). Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan.
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dan dalam penggunaan dana
tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban tetap. Leverage keuangan ini
merupakan perimbangan penggunaan hutang dengan modal sendiri dalam
perusahaan (Martono dan Harjito, 2001: 240). Menurut teori struktur modal, porsi
utang yang optimal terjadi pada struktur modal yang optimal yaitu posisi ketika
risiko yang ditanggung perusahaan akibat penggunaan utang sama dengan
pendapatan yang diterima dari penggunaan utang tersebut. Apabila posisi struktur
modal berada di atas target struktur modal yang optimal, maka setiap penambahan
utang akan menurunkan nilai perusahaan dan sebaliknya.
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan
laba dalam suatu periode tertentu. Husnan (2001) profitabilitas adalah
“kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat
penjualan, aset dan modal saham tertentu”. Profitabilitas menggambarkan
modal yang dimiliki. Profitabilitas penting dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan
apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan
datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan maka
kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas
dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas terdiri atas profit
margin, basic earning power, return on assets, dan return on equity. Dalam
penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). ROE
merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka, nilai perusahaan semakin baik. Rasio
yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam
mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk
menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa
selain memperhatikan efektivitas manajemen dalam mengelola investasi yang
dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang
mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan
laba bersih. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari
perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan
saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka
secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.
Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa
depan (Mai, 2006). Perusahaan-perusahaan yang mempunyai prediksi akan
mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang akan lebih memilih
menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan. Dengan demikian
perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak
menggunakan utang jangka panjang. Peluang pertumbuhanbagi setiap perusahaan
berbeda-beda hal ini menyebabkan perbedaan keputusan pembelanjaan yang
diambil oleh manajer keuangan. Perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi
cenderung membelanjai pengeluaran investasi dengan modal sendiri untuk
menghindari masalah underinvestment yaitu tidak dilaksanakannya semua proyek
investasi yang bernilai positif oleh pihak manajer perusahaan (Chen, 2004).
Selain itu, kebijakan hutang dan struktur kepemilikan modal juga dapat
mempengaruhi nilai perusahaan dengan adanya pajak, biaya keagenan, dan biaya
kesulitan keuangan sebagai imbangan dari manfaat penggunanaan hutang.
Menurut trade-off model, struktur modal yang optimal merupakan keseimbangan
antara penghematan pajak atas penggunaan hutang dengan biaya kesulitan akibat
penggunaan hutang, sebab biaya dan manfaat akan saling meniadakan satu sama
lain. Tingkat hutang optimal tercapai ketika pengaruh interest tax-shield mencapai
jumlah yang maksimal terhadap ekspektasi cost of financial distress. Pada tingkat
hutang yang optimal diharapkan nilai perusahaan akan mencapai nilai optimal,
optimal atau biaya kebangkrutan dan biaya kesulitan keuangan financial distress
cost lebih besar dari pada efek interest tax-shield, hutang akan mempunyai efek
negatif terhadap nilai perusahaan.
Secara eksplisit tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertama,
pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal; kedua, pengaruh peluang
pertumbuhan terhadap struktur modal; Ketiga, pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan; keempat, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai
perusahaan; kelima, pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan; keenam,
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai
intervening; dan ketujuh, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai
perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening.
Sektor properti dan real estate sebagai populasi penelitian kali ini. Perusahaan
properti dan real estate memerlukan dana yang banyak dalam menjalankan
bisnisnya sehingga tinggi penggunaan dana eksternal tinggi, selain itu aset yang
dimiliki oleh industri properti dan real estate cocok digunakan sebagai agunan
kredit, sehingga menarik investor untuk berinvestasi sehingga berpengaruh pada
perubahan nilai perusahaan.
Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat mengenai
manakah dari antara profitabilitas, peluang pertumbuhan, dan struktur modal yang
paling mempengaruhi peningkatkan nilai perusahaan, secara khusus untuk
perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan sebelumnya,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan?
2. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap struktur modal
perusahaan?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
5. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
6. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan
struktur modal sebagai variabel intervening?
7. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan struktur modal sebagai variabel intervening?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan permasalahan penelitian dan pertanyaan
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.
2. Untuk mengetahui pengaruh peluang pertumbuhan terhadap struktur
modal.
3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai
perusahaan.
5. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
6. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
dengan struktur modal sebagai intervening-nya.
7.Untuk mengetahui pengaruh peluang pertumbuhanterhadap nilai perusahaan
struktur modal sebagai intervening-nya.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan
berkenaan dengan pemahaman pengaruh profitabilitas dan peluang
pertumbuhan terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal yang menjadi
variabel interveningnya. Penelitian ini juga sebagai bentuk pengaplikasian
ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.
2. Bagi Manajemen Perusahaan
Memberikan informasi bagi manajer perusahaan khususnya manajer
3. Bagi Investor dan Praktisi Bisnis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
masukan pertimbangan pengambilan keputusan investasi dan pendanaan
(modal) terhadap perusahaan properti dan real estate.
4. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk mengembangkan penelitian lain khususnya penelitian yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teoritis 2.1.1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya
adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan
mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki
(Wahyudi dan Pawestri, 2006 dalam Permanasari, 2010). Rika dan
Ishlahuddin (2008: 7) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai pasar.
Alasannya, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau
keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga saham
perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi
keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh
investor karena dengan permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai
perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan
maksimum jika para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan
perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti
manajer maupun komisaris.
Para akademisi dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagai
konsep nilai sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham. Berikut
A.Nilai Ekonomi
Konsep ini berkaitan dengan kemampuan dasar suatu aktiva untuk
memberikan aliran arus kas sesudah pajak kepada yang pemilikinya. Nilai
ekonomi pada dasarnya merupakan konsep pertukaran, didefinisikan sebagai
jumlah kas yang ingin diserahkan pembeli saat ini untuk dipertukarkan dengan
suatu pola arus kas masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi mendasari
beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan pada
logika pertukaran yang sangat alami dalam proses penginvestasian dana.
B.Nilai Pasar
Nilai pasar sering disebut kurs, harga yang terjadi dari proses
tawar-menawar di pasar juga dikenal sebagai nilai pasar wajar, adalah nilai yang
pada saat diperdagangkan dalam pasar yang terorganisasi atau diantara
pihak-pihak swasta dalam suatu transaksi tanpa beban dan tanpa paksaan.
C.Nilai Intrinsik
Pada dasarnya, nilai intrinsik adalah konsep yang paling abstrak karena
mengacu pada perkiraan nilai riil suatu saham sebagai wakil dari nilai
perusahaan. Makna nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan
sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan sebagai entitas bisnis yang
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
D.Nilai Likuidasi
Nilai ini berkaitan dengan kondisi khusus mana kala suatu perusahaan
harus melikuidasikan sebagian atau seluruh aktiva serta tagihan-tagihannya.
demikian, nilai likuidasi dipergunakan dalam menilai aktiva dari perusahaan
yang belum diketahui untuk melaksanakan analisis perbandingan dalam
penilaian kredit. Nilai likuidasi bisa dihitung dengan cara yang sama dengan
menghitung nilai buku yaitu dari neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan menjelang proses likuidasi.
E.Nilai Nominal
Nilai nominal lebih dikenal oleh banyak orang. Karena besaran itu
tercantum secara formal dalam anggaran dasar perusahaan. Nilai nominal
memiliki beberapa fungsi yuridis antara lain menunjukkan jumlah nominal
yang harus disetor pemegang saham dalam memenuhi kewajibannya, juga
memperlihatkan besarnya porsi kepemilikan seorang pemegang saham
terhadap perusahaan.
F.Nilai Pemecahan
Konsep nilai pemecahan berkaitan dengan pengambilalihan (take over)
dan restrukturisasi aktivitas perusahaan. Dengan asumsi bahwa kombinasi
nilai ekonomi dari masing-masing segmen multi usaha melebihi nilai
perusahaan secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak cakap
ataupun kesempatan-kesempatan saat ini yang tidak diketahui lebih awal,
sehingga perusahaan dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat dijual
untuk dilepaskan kepada pembeli lain.
G.Nilai Reproduksi
Nilai reproduksi merupakan jumlah yang diperlukan untuk menggantikan
satu dari beberapa tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai
perusahaan yang masih berjalan. Penetapan nilai reproduksi didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan teknik.
H.Nilai Berkelanjutan
Ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi karena perusahaan yang
masih berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli
harus menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara
keseluruhan.
James Tobin membangun suatu teori, yang disebut Teori q Tobin (Tobin’s
q Theory), rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan. Inti teori ini adalah
sistem kebijakan moneter yang mempengaruhi perekonomian melalui
pengaruhnya pada penilaian ekuitas. Tobin mendefinisikan q sebagai nilai
pasar perusahaan dibagi dengan biaya penggantian modal. Jika q tinggi, nilai
pasar relatif tinggi terhadap biaya penggantian modal, dan akan relatif murah
terhadap nilai pasar perusahaan. Perusahaan dapat mengeluarkan ekuitas dan
mendapatkan harga relatif tinggi terhadap biaya fasilitas dan perlengkapan
yang mereka beli. Pengeluaran investasi akan meningkat karena perusahaan
dapat membeli lebih banyak barang investasi baru dengan hanya
mengeluarkan sedikit ekuitasnya, begitupun sebaliknya.
Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik sebab rasio ini
mampu menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti
misalnya terjadinya perbedaan cross-sectional dalam pengambilan keputusan
modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya
ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan
memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus
pada satu tipe investor saja, namun juga untuk kreditur sebab sumber
pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja, tetapi
juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004 dalam
Permanasari, 2010: 8). Jadi, semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat
terjadi karena semakin besar nilai pasar dibandingkan dengan nilai buku maka
semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih
untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004 dalam Permanasari,
2010: 8).
Dimana :
Tobin'sQ =Nilai perusahaan
MVE =Nilai pasar ekuitas (Closing price saham×Jumlah saham
beredar)
DEBT =Total kewajiban
TE =Nilai buku dari total ekuitas
2.1.2. Profitabilitas (Profitability)
Menurut Susan (2006: 47), profitabilitas merupakan “kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu yang
dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal”.
TE
Debt
MVE
sQ
Harahap (2007: 53) menarik kesimpulan sebagai berikut :
Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki atau mendapatkan laba (profit) yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk bersaing dengan jenis perusahaan yang sama. Rasio ini menghubungkan laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan (net income) dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Sebagai bagian dari laporan keuangan perusahaan, profitabilitas merupakan wujud keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Profitabilitas menyangkut efesiensi perusahaan menggunakan modal, baik modal sendiri maupun modal asing. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara
lain margin laba kotor (gross profit margin), margin laba bersih (net profit
margin), pengembalian modal atas ekuitas (return on equity), pengembalian
modal atas aset (return on assets).
A. Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bagi perusahaan yang
bersangkutan. Rasio ini juga diinterprestasikan sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada
periode tertentu (Hanafi, 2005: 42). Profit margin yang tinggi menunjukkan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.
Bersih
Penjualan
Bersih
Laba
B. Return On Equity (ROE)
Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio ini, semakin baik posisi pemilik perusahaan, demikian pula
sebaliknya. Return on equity menurut Syamsudin (2000: 64), “Suatu
pengukuran dari suatu penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan”. Rasio
ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam mengelola
investasi.
C. Return On Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Harahap
(2007: 54) menyatakan bahwa tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi
perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:
a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
pinjaman maupun modal sendiri.
f) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
Ekuitas
Total
Bersih
Laba
ROE
=
Aktiva
Total
Bersih
Laba
2.1.3. Peluang Pertumbuhan (Growth Opportunity)
Perusahaan-perusahaan yang memprediksi akan mengalami pertumbuhan
tinggi di masa mendatang cenderung lebih memilih menggunakan saham
untuk mendanai operasional perusahaan. Sebaliknya, apabila perusahaan
memperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang rendah, mereka akan
berupaya membagi risiko pertumbuhan rendah dengan para kreditur melalui
penerbitan utang yang umumnya dalam bentuk utang jangka panjang (Mai,
2006).
Salah satu alasan mendasar atas pola ini adalah biaya mengambang pada
emisi saham biasa yang lebih tinggi dibanding pada surat berharga obligasi.
Dengan demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung
lebih banyak menggunakan hutang jangka panjang (saham) dibanding dengan
perusahaan dengan pertumbuhan lebih lambat.
Variabel peluang pertumbuhan (growth opportunity), diukur dengan
Market to Books Total Equity (MTBE).
2.1.4. Struktur Modal (Capital Structure)
Menurut Rodoni dan Ali (2010), struktur modal adalah “proposi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang
diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari
dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal
dari dalam dan luar perusahaan”.
Ekuitas
Total
Saham
Harga
Beredar
Saham
Lembar
Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk
membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal
seorang investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat
pengembalian investasinya. Risiko keuangan yang kemungkinan terjadi
adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajibannya dan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan.
Struktur modal merupakan masalah penting bagi perusahaan karena baik atau
buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi
keuangan perusahaan.
Hutang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam struktur modal karena
utang jenis ini umumnya bersifat spontan (berubah sesuai dengan perubahan
tingkat penjualan) sementara itu, utang jangka panjang bersifat tetap selama
jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun), sehingga
keberadaannya perlu lebih dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah
alasan utama mengapa struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang
dan modal. Karena alasan itu pula biaya modal hanya mempertimbangkan
sumber dana jangka panjang (Mardiyanto, 2009).
Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat
meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal
rata-rata (Martono dan Harjito, 2007 pada penelitian Rakhmawati, 2008).
Tujuan dari manajemen struktur modal atau capital structure management
adalah menggabungkan sumber-sumber dana yang digunakan perusahaan
struktur modal yang disebut rasio leverage, rasio leverage merupakan rasio
yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang
(Martono dan Harjito, 2007 pada penelitian Rakhmwati, 2008).
Untuk mengukur struktur modal pada penelitian ini digunakan rasio
struktur modal yang disebut debt to equity ratio (DER). Dimana DER
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
dengan modal sendiri. DER berguna untuk mengetahui jumlah hutang dan
modal yang digunakan untuk pendanaan perusahaan. Bagi perusahaan
semakin kecil debt to equity ratio akan semakin menguntungkan perusahaan
karena resiko yang akan ditanggung atas kegagalan perusahaan yang
mungkin terjadi semakin kecil.
2.1.4.1.Teori Struktur Modal
B.1. Teori Trade-Off
Teori trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan
merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan
hutang dan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang
tersebut (Hartono, 2003 pada penelitian Hapsari, 2010). Esensi trade-off
dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan
yang timbul dari penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar,
tambahan hutang masih diperbolehkan dan apabila penggunaan hutang
terlalu besar, maka tambahan hutang tidak diperbolehkan.
Ekuitas
Total
Kewajiban
Total
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa
menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting
adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi
kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan. Sebagai contoh, semakin tinggi
utang, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Pemberi pinjaman bisa
membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar utang
(Hanafi, 2004).
Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Penelitian di luar
negeri menunjukkan biaya kebangkrutan bisa mencapai sekitar 20% dari
nilai perusahaan.
Biaya tersebut terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu :
a. Biaya Langsung
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi atau biaya
lainnya yang sejenis.
b. Biaya Tidak Langsung
Biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain
atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara
normal.
Dengan biaya kebangkrutan yang besar, proposisi MM dengan pajak
bisa dimodifikasi sebagai berikut ini.
Perhatikan bahwa biaya kebangkrutan sampai tingkat utang tertentu
akan lebih tinggi dibandingkan dengan PV penghematan pajak. Nilai
perusahaan akan mulai menurun pada titik tersebut.
Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya
keagenan utang (agency cost of debt). Teori keagenan mengatakan bahwa
di perusahaan terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak
pemegang hutang dengan pemegang saham. Jika utang meningkat, maka
konflik antara keduanya akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut,
pemegang utang akan semakin meningkatkan pengawasan (monitoring)
terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk
biaya-biaya monitoring seperti persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah
akuntan, dan bisa juga dalam bentuk kenaikan tingkat bunga. Dengan
memasukkan biaya keagenan, persamaan nilai perusahaan di atas bisa
diperluas sebagai berikut ini.
VL = VU+PV Penghematan Pajak-[PV Biaya Kebangkrutan+PV Biaya Keagenan]
Bagan tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan dengan utang
akan semakin meningkat dengan meningkatnya utang. Tetapi nilai tersebut
mulai menurun pada titik tertentu. Pada titik tersebut, tingkat utang
merupakan tingkat optimal. Dengan demikian gabungan antara teori
struktur modal Modigiliani-Miller dengan memasukkan biaya
kebangkrutan dan biaya keagenan mengindikasikan adanya trade-off
tersebut kemudian dikenal sebagai teori trade-off struktur modal atau
static trade-off capital structure theory.
B.2. Pecking Order Theory
Teori trade-off diperkenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun
1961, teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa
perusahaan akan menentukan kedudukan sumber dana yang paling disukai.
Teori ini mempunyai implikasi bahwa manajer akan berfikir dalam
kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan
dalam penentuan struktur modal. Dalam kenyataan empiris, nampaknya
jarang manajer keuangan yang berpikir demikian. Seorang akademisi,
Donalson (1961) melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal
perusahaan di Amerika Serikat. Pengamatannya menunjukkan bahwa
perusahaan yang mempunyai keuntungan yang tinggi ternyata cenderung
menggunakan utang yang lebih rendah.
Secara spesifik, perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam
penggunaan dana. Skenario urutan dalam pecking order theory adalah
sebagai berikut :
a) Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut
diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan
perusahaan.
b) Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada
perkiraan kesempatan investasi.
c) Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan
fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa
perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran
investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang
lain.
d) Jika pandangan eksternal diperlukan, perusahaan akan
mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu.
Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat
berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian
barangkali saham sebagai pilihan terakhir.
Teori tersebut tidak mengindikasikan target struktur modal. Teori
tersebut menjelaskan urut-urutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer
keuangan tidak memperhitungkan tingkat utang yang optimal. Kebutuhan
dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Jika ada kesempatan investasi,
maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi
tersebut. Perusahaan akan mulai dengan dana internal dan sebagai pilihan
terakhir adalah menerbitkan saham. Di samping kebutuhan investasi, hal
lain yang berkaitan adalah pembayaran dividen. Pembayaran dividen akan
menyebabkan dana kas berkurang. Jika kas berkurang, maka perusahaan
akan menerbitkan sekuritas baru. Penelitian menunjukkan bahwa
perusahaan lebih menyukai kebijakan dividen yang stabil, yaitu besarnya
dividen tidak berubah-ubah.
Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat
utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak
dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang kecil.
mempunyai target tingkat utang yang kecil, tetapi karena mereka tidak
membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan
dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi.
2.1.5. Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Sebagaimana disebutkan di awal, profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu yang
dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal (Susan
2006: 47), Perusahaan-perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung
menggunakan lebih banyak pinjaman untuk memperoleh manfaat dalam
aspek pajak. Hal ini karena pengurangan laba oleh bunga pinjaman akan
lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan menggunakan modal yang
tidak dikenai bunga, namun penghasilan kena pajak akan lebih tinggi
(Mai, 2006). Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat
akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi,
yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan
(Kartini dan Arianto, 2008). Dengan kata lain, keputusan pendanaan atau
struktur modal sangat berpengaruh terhadap rendah atau tingginya
profitabilitas suatu perusahaan.
Menurut pecking order theory, “perusahaan dengan tingkat
keuntungan yang besar memiliki sumber pendanaan internal yang lebih
besar dan memiliki kebutuhan untuk melakukan pembiayaan investasi
melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil” (Schoubben dan Van Hulle,
teori ini memprediksikan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
struktur modal.
Perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan
proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan rate of return yang tinggi,
kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan yang
profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal
daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam
komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih besar daripada
penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil. Dengan
demikian sesuai dengan teori di atas, maka semakin besar tingkat
profitabilitas maka akan semakin kecil rasio struktur modal, sehingga
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Berdasarkan
uraian tersebut, hipotesa pertama yang akan diuji adalah bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
2.1.6. Peluang Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal
Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di
masa depan (Mai, 2006). Peluang pertumbuhan merupakan ukuran sampai
sejauh mana laba per lembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan
oleh leverage. Perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang
cepat membutuhkan dana lebih besar di masa depan sehingga harus
meningkatkan aktiva tetapnya dan lebih banyak mempertahankan laba.
Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
lebih banyak melakukan utang untuk mempertahankan rasio utang yang
ditargetkan (Mai, 2006). Secara empiris peluang pertumbuhan
berpengaruh positif terhadap sruktur modal (Setiawan, 2006), dan dalam
penelitian ini hipotesa kedua yang akan diuji adalah peluang pertumbuhan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
2.1.7. Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas diukur dengan indikator return on equity (ROE).
Pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik,
yang akan ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan
yang selanjutnya mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik
modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham
suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga
saham tersebut di pasar modal.
Sari (2005) membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
nilai perusahaan adalah kepemilikan manajerial, rasio leverage, interaksi
leverage dengan investasi dan interaksi profitabilitas dengan investasi.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesa ketiga yang akan diuji adalah
profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.1.8. Peluang Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan
Terkait dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaan untuk
dengan manajemen perusahaan. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber
pembiayaannya karena penggunaan hutang mengharuskan perusahaan
tersebut membayar bunga secara teratur.
Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian
dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya, maka berarti ada
prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Mengacu pada uraian
ini, hipotesa keempat yang akan diuji adalah peluang pertumbuhan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.1.9. Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Struktur modal yang menunjukkan perbandingan antara modal
eksternal jangka panjang dengan modal sendiri, merupakan aspek yang
penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai efek langsung terhadap
posisi finansial perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud
cukup besar, cenderung menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih
besar dibandingkan dengan perusahaan dengan aktiva tak berwujud besar
meskipun yang terakhir ini memiliki kesempatan tumbuh lebih baik. Ini
mudah dipahami karena perusahaan yang hanya memiliki goodwill namun
tidak didukung oleh aktiva berwujud yang cukup, sulit diprediksi prospek
kinerjanya.
Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
dan Miller (1963) menyatakan bahwa dengan memasukkan pajak
penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan
nilai perusahaan. Jika pendekatan Moddigliani Miller dalam kondisi ada
pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan
meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Ini
mengindikasikan bahwa struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan
menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya
sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Struktur model
terkait dengan harga saham, aturan struktur finansial konservatif
menghendaki agar perusahaan tidak mempunyai hutang yang lebih besar
daripada jumlah modal sendiri. Pada sisi lain, konsep cost of capital
menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk memperoleh struktur
modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata.
Minimalisasi biaya modal rata-rata ini tidak mengharuskan komposisi
jumlah modal eksternal yang lebih sedikit dari jumlah modal sendiri.
Ketika manajer memiliki keyakinan kuat atas prospek perusahaan
kedepan dan ingin agar harga saham meningkat, maka manajer dapat
menggunakan hutang lebih banyak sebagai sinyal yang lebih dapat
dipercaya oleh calon investor. Dalam tataran empiris, kebijakan hutang
(diukur dengan debt to equity ratio, DER) dan ukuran perusahaan (diukur
dengan total aset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book
memformulasikan hipotesa kelima yang akan diuji dalam paper ini, bahwa
struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.1.10.Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya
Menurut penelitian Wulandari (2013) menyatakan, “Struktur
modal tidak memediasi hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan”.
Penelitiannya menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun 2011. Hal yang sama juga diutarakan
Hermuningsih dalam penelitiannya, “Variabel struktur modal tidak
merupakan variabel intervening bagi profitabilitas. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI periode
tahun 2006-2010. Namun, Penelitian yang dilakukan Chen menyatakan,
“profitability berpengaruh signifikan terhadap capital structure sebagai
variabel interveningnya. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
yang berada di Taiwan periode tahun 2005-2009. Mengacu pada uraian
ini, hipotesa keenam yang akan diuji adalah profitabilitas memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
2.1.11.Peluang Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya
Menurut penelitian yang dilakukan Hermuningsih, “Variabel
struktur modal merupakan variabel intervening bagi growth opportunity”.
variabel intervening pada peluang pertumbuhan dan nilai perusahaan.
Mengacu pada uraian ini, hipotesa ketujuh yang akan diuji adalah peluang
pertumbuhan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
dengan struktur modal sebagai variabel interveningnya.
2.2.Review Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan nilai perusahaan telah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya, sehingga terdapat beberapa poin penting hasil dari
[image:43.595.76.545.387.749.2]penelitian sebelumnya yang dijadikan dasar dalam penelitian ini.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel yang Digunakan Hasil Penelitian
1. Ayu Indira Mega Susanti dan Anak Agung Gede Suarjaya (2014)
Determinan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Independen: 1.Profitability (ROA), 2.Growth Sales, 3.Assets Structure. Variabel Dependen: 1.Nilai perusahaan. Variabel Intervening: 1.Struktur modal.
1)Assets structure
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitability
dan growth sales tidak berpengaruh signifikan; 2)Profitability
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth sales,
assets structure, struktur modal tidak berpengaruh signifikan.
2. Dwi Retno Wulandari (2013)
Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Intervening Variabel Independen: 1.Profitabilitas, 2.Operating Leverage, 3.Likuiditas, Variabel Dependen: 1.Nilai perusahaan. Variabel Intervening: 1.Struktur Modal 1)Profitabilitas, dan operating leverage
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan terhadap struktur modal sebagai intervening;
2)Likuiditas tidak
3. Ria Nofrita (2013) Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening Variabel Independen: 1.Profitabilitas. Variabel Dependen: 1.Nilai perusahaan. Variabel Intervening: 1.Kebijakan deviden.
1) Profitabilitas dan kebijakan deviden berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan;
2) Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden tidak signifikan. 4.Sri Hermuningsih
(2013)
Pengaruh Profitabilitas, Growth
Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia
Variabel Independen: 1.Profitabilitas 2.Growth Opportunity Variabel Dependen: 1.Nilai Perusahaan Variabel Intervening: 1.Struktur Modal Dengan pengaplikasikan pendekatan Structural Equation Model (SEM) pada 150
perusahaan yang terdaftar di BEI selang periode 2006-2010, paper ini memberikan beberapa temuan empiris. 1)Variabel profitabilitas,
growth opportunity dan struktur modal,
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan;
2)Variabel struktur modal merupakan variabel intervening bagi growth opportunity dan
tidak bagi profitabilitas; 3)Profitabilitas memiliki pengaruh
yang berlawanan dengan struktur modal.
5. Shilvia Hansen dan Kim SungSuk (2013)
Influence of Stock Liquidity to Firm Value inIndonesian Stock Market
Variabel Independen: 1)Liquidity measures Variabel Dependen: 1)Firm Value Variabel Kontrol: 1)The natural logarithm of
total asset
2)The natural logarithm of firm age
Penelitian ini menunjukkan stock liquidity berpengaruh positif terhadap firm value
terdaftar di BEI. Stock liquidity yang likudnya tinggi lebih baik baik performa firm value yang berarti lebih baik
dibandingkan pengaruhnya dengan capital structure
dan profitability yang tinggi.
6.Li-JuChen (Taiwan) and Shun-Yu Chen (Taiwan) (2011)
The influence of profitability on firm value with capital structure as the mediator and firm size and type industry as moderators
Variabel Independen: profitability Variabel Dependen: firm value Variabel Intervening: capital structure Variabel Moderating:
firm size and type industry
Fokus penelitian ini adalah
capital structure
(leverage) sebagai variabel intervening pada
profitability (ROA) dan
Hasilnya adalah sebagai berikut.
1)Profitability
berpengaruh positif terhadap firm value, dan berpengaruh negative terhadap leverage, dimana
leverage berpengaruh negative terhadap firm value, dan profitability
berpengaruh signifikan terhadap capital structure
sebagai variabel interveningnya;
2)Penelitian memasukkan variabel type industry
sebagai variabel
moderating menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dengan
profitability dan firm value. Sedangkan, memasukkan firm size
sebagai variabel
moderating menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan profitability
terhadap firm value.
2.3. Kerangka Konseptual
[image:45.595.75.550.106.630.2]ε1 ε2
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan
teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan antara variabel
yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan keterkaitan antara
variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah
PROFITABILITAS (X1)
PELUANG
PERTUMBUHAN
NILAI PERUSAHAAN (Y2) STRUKTUR MODAL (Y1)
penelitian serta merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini variabel
independen adalah profitabilitas (profitability) dan peluang pertumbuhan
(growth opportunity), variabel dependennya adalah nilai perusahaan (firm’s
value) dan variabel interveningnya adalah struktur modal (capital structure)
dengan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode tahun
2010-2012 sebagai perusahaan yang akan diuji.
2.4.Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis
antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara
empiris (Erlina, 2008: 49).
Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka konseptual
yang dijelaskan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut
H1:Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
H2:Peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
H3:Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H4:Peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H5:Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H6:Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan struktur
modal sebagai intervening-nya.
H7:Peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian diartikan sebagai strategi
mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti (Tanjung et al., 2008: 62).
Rancangan penelitian ini adalah penelitian asosiatif-kausal. Menurut Umar
(2008: 30), “penelitian asosiatif-kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.
3.2.Batasan Penelitian
Batasan penelitian dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan
peneliti. Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan pada masalah sebagai
berikut:
a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas danpeluang
pertumbuhan.
b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
c. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah struktur modal.
d. Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Properti dan Real Estate
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun yang terdiri dari
3.3.Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan elemen atau individual yang akan diteliti.
Menurut Erlina (2008: 23), “populasi adalah sekelompok orang, kejadian,
suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang
berjumlah 49 perusahaan, data dan informasinya diperoleh dengan
mengakses situs Bursa Efek Indonesia
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 56). Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian (Sugiyono, 2006).
Adapun kriteria yang ditetapkan adalah:
1. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan tidak keluar (listing) pada tahun 2010-2012.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang lengkap dan
telah diaudit selama periode penelitian 2010-2012.
3. Perusahaan properti dan real estate yang tidak mengalami rugi dan
yang mengalami peningkatan laba secara berturut-turut selama
periode 2010-2012.
Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 18 perusahaan yang dijadikan
estateyang terdaftar di BEI. Adapun daftar populasi penelitian ini sebagai
[image:49.595.90.540.178.755.2]berikut:
Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Properti dan Real Estate
No. Nama Perusahaan Kode
Kriteria Penentuan Sampel
Sampel
1 2 3
1. Agung Podomoro Land Tbk APLN √ √ √ Sampel 1
2. Alam Sutera Realty Tbk ASRI √ √ √ Sampel 2
3. Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA √ √ ×
4. Bumi Citra Permai Tbk BCIP √ √ ×
5. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST × × ×
6. Bhuawanatala Indah Permai Tbk BIPP √ √ ×
7. Bukit Darmo Property Tbk BKDP × × ×
8. Sentul City Tbk BKSL √ √ √ Sampel 3
9. Bumi Serpong Damai Tbk BSDE √ √ √ Sampel 4
10. Cowell Development Tbk COWL √ √ √ Sampel 5
11. Ciputra Development Tbk CTRA √ √ √ Sampel 6
12. Ciputra Property Tbk CTRP √ √ √ Sampel 7
13. Ciputra Surya Tbk CTRS √ √ √ Sampel 8
14. Duta Anggada Realty Tbk DART × × ×
15. Intiland Development Tbk DILD √ √ ×
16. Puradelta Lestari Tbk DMAS × × ×
17. Duta Pertiwi Tbk DUTI √ √ √ Sampel 9
18. Bakrieland Development Tbk ELTY × × ×
19. Megapolitan Development Tbk EMDE × × ×
20. Fortune Mate Indonesia Tbk FMII × × ×
21. Gading Development Tbk GAMA × × ×
22. Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD √ √ √ Sampel 10
23. Perdana Gapura Prima Tbk GPRA √ √ √ Sampel 11
24. Greenwood Sejahtera Tbk GWSA × × ×
25. Jaya Real Property Tbk JPRT √ √ √ Sampel 12
26. Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA √ √ √ Sampel 13
27. Global Land and Development Tbk KPIG √ √ ×
28. Lamicitra Nusantara Tbk LAMI × × ×
29. Laguna Cipta Griya Tbk LCGP × × ×
30. Lippo Cikarang Tbk LPCK √ √ √ Sampel 14
31. Lippo Karawaci Tbk LPKR √ √ √ Sampel 15
32. Modernland Realty Tbk MDLN √ √ √ Sampel 16
33. Metropolitan Kentjana Tbk MKPI × × ×
34. Mega Manunggal Property Tbk MMLP × × ×
35. Metropolitan Land Tbk MTLA × × ×
36. Metro Realty Tbk MTSM × × ×
37. Nirvana Development Tbk NIRO × × ×
38. Indonesia Prima Property Tbk OMRE × × ×
39. PP Propert