• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan Vegetatif Tiga Varietas Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pre Nursery Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Limbah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respons Pertumbuhan Vegetatif Tiga Varietas Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pre Nursery Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Limbah"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

RESPONS PERTUMBUHAN VEGETATIF TIGA VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY PADA BEBERAPA

KOMPOSISI MEDIA TANAM LIMBAH

SKRIPSI

OLEH:

MUHAMMAD AFRILLAH 100301238 / AET - BPP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

RESPONS PERTUMBUHAN VEGETATIF TIGA VARIETAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY PADA BEBERAPA

KOMPOSISI MEDIA TANAM LIMBAH

SKRIPSI

OLEH:

MUHAMMAD AFRILLAH 100301238 / AET - BPP

Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melakukan Penelitian di Fakultas Pertanian Program Studi Agroekoteknologi

Universitas Sumatera Utara, Medan.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan Vegetatif Tiga Varietas Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery Pada

Beberapa Komposisi Media Tanam Limbah

Nama : Muhammad Afrillah

NIM : 100301238

Program Studi : AET - BPP

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

( Ferry Ezra Sitepu, S.P, M.Si ) ( Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP Nip. 19680602 06021998021 001 Nip. 19610831 198803 2 004

) Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Mengetahui,

NIP. 19640620 198903 2 001 (Prof.Ir. T. Sabrina, MSc)

(4)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Afrillah, lahir pada tanggal 10 April 1993 di Medan, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari ayah Khairul Syam dan Ibu Susy Agustina.

(5)

ABSTRACT

The aim of the research was is to study vegetative growth response of three varieties of palm oil tree at some palm waste as planting medium in pre nursery.The research has been conducted in Kompleks Medan permai on November 2014 to February 2015. The research design used randomized block design with two factor. The first factor is composition palm waste for planting medium (top soil, top soil + fiber 1:1, top soil + empty fruit bunches1:1, top soil + solid decanter 1:1 and top soil + fiber + empty fruit bunches + solid decanter 1:1:1:1) and the second factor is palm tree varieties (Yangambi, Simalungun, and Avros). Result from the research determined that treatment of planting medium significant effect to shoot length and stem diamer (12 and 14 week after showing), shoot wet weight and root dry weight. Yangambi, Simalungun and Avros not responding for planting medium composition. The best planting medium combination from this study were : top soil : fiber : empty fruit bunches : solid decanter (1:1:1:1).

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif tiga varietas kelapa sawit pada beberapa media tanam limbah kelapa sawit di pre nursery. Penelitian dilaksanakan dilahan kompleks Medan permai pada november 2014 sampai februari 2015, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu komposisi berbagai jenis media tanam limbah kelapa sawit (top soil, top soil + serat 1:1, top soil + TKKS 1:1, top soil + solid decanter 1:1, dan top soil + serat + TKKS + solid decanter 1:1:1:1) dan faktor kedua adalah varietas (yangambi, simalungun dan avros). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan beberapa komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit dan diameter batang pada 12 dan 14 MST, bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk. Varietas Yangambi, Simalungun dan Avros tidak menunjukan perbedaan respons terhadap penggunaan komposisi media tanam limbah. Kombinasi media tanam limbah terbaik dari penelitian ini diperoleh pada penggunaan media top soil dicampur dengan serat, TKKS, dan solid decanter dengan perbandingan 1:1:1:1

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Respons Pertumbuhan Vegetatif Tiga Varietas Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Limbah”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah berjuang dalam membimbing dan mengajarkan penulis sampai saat ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih bapak Ferry Ezra Sitepu, SP, M.Si, selaku dosen ketua komisi pembimbing dan ibu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP, sebagai dosen anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Amin.

Medan, April 2015

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PERCOBAAN Tempat Dan Waktu Penelitian... 11

Bahan Dan Alat Penelitian... 11

Metode Penelitian... 11

PELAKSANAAN PERCOBAAN Persiapan Areal Pembibitan ... 14

Pembuatan Naungan... 14

Persiapan Media Tanam ... 14

Penanaman Bibit... 14

Pemeliharaan Tanaman ... 14

Penyiraman ... 14

Penyiangan ... 14

Pemupukan ... 15

Pengamatan Parameter ... 15

Tinggi Tanaman(cm) ... 15

Diameter Batang (cm) ... 15

(9)

Volume Akar (ml) ... 16

Bobot Basah Tajuk (g)... 16

Bobot Kering Tajuk (g)... 16

Bobot Basah Akar (g)... 17

Bobot Kering Akar (g)... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 18

Pembahasan ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 30

Saran ... 30 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tinggi tanaman kelapa sawit 6–14 MST (cm) Diameter bibit kelapa sawit 10–14 MST (cm) Total luas daun kelapa sawit (cm2)

Volume akar kelapa sawit (ml) Bobot basah tajuk kelapa sawit (g) Bobot kering tajuk kelapa sawit (g) Bobot basah akar kelapa sawit (g) Bobot kering akar kelapa sawit (g)

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Deskripsi Varietas Kelapa Sawit D x P Yangambi Deskripsi Varietas Kelapa Sawit D x P Simalungun Deskripsi Varietas Kelapa Sawit D x P Avros Jadwal Bagan Percobaan

Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 6 MST (cm) Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 6 MST Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 8 MST (cm) Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 8 MST Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 10 MST (cm) Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 10 MST Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 12 MST (cm) Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 12 MST Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 14 MST (cm) Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 14 MST Data pengamatan diameter batang umur 10 MST (cm) Sidik ragam diameter batang umur 10 MST

Data pengamatan diameter batang umur 12 MST (cm) Sidik ragam diameter batang umur 12 MST

Data pengamatan diameter batang umur 14 MST (cm) Sidik ragam diameter batang umur 14 MST

Data pengamatan total luas daun (cm2) Sidik ragam total luas daun 14 MST Data pengamatan volume akar (ml) Sidik ragam volume akar 14 MST Data pengamatan bobot basah tajuk (g) Sidik ragam bobot basah tajuk 14 MST Data pengamatan bobot kering tajuk (g) Sidik ragam bobot kering tajuk 14 MST Data pengamatan bobot basah akar (g)

(12)

31. 32. 33. 34.

Sidik ragam bobot basah akar 14 MST Data pengamatan bobot kering akar (g) Sidik ragam bobot kering akar 14 MST Foto Penelitian

(13)

ABSTRACT

The aim of the research was is to study vegetative growth response of three varieties of palm oil tree at some palm waste as planting medium in pre nursery.The research has been conducted in Kompleks Medan permai on November 2014 to February 2015. The research design used randomized block design with two factor. The first factor is composition palm waste for planting medium (top soil, top soil + fiber 1:1, top soil + empty fruit bunches1:1, top soil + solid decanter 1:1 and top soil + fiber + empty fruit bunches + solid decanter 1:1:1:1) and the second factor is palm tree varieties (Yangambi, Simalungun, and Avros). Result from the research determined that treatment of planting medium significant effect to shoot length and stem diamer (12 and 14 week after showing), shoot wet weight and root dry weight. Yangambi, Simalungun and Avros not responding for planting medium composition. The best planting medium combination from this study were : top soil : fiber : empty fruit bunches : solid decanter (1:1:1:1).

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif tiga varietas kelapa sawit pada beberapa media tanam limbah kelapa sawit di pre nursery. Penelitian dilaksanakan dilahan kompleks Medan permai pada november 2014 sampai februari 2015, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu komposisi berbagai jenis media tanam limbah kelapa sawit (top soil, top soil + serat 1:1, top soil + TKKS 1:1, top soil + solid decanter 1:1, dan top soil + serat + TKKS + solid decanter 1:1:1:1) dan faktor kedua adalah varietas (yangambi, simalungun dan avros). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan beberapa komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit dan diameter batang pada 12 dan 14 MST, bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk. Varietas Yangambi, Simalungun dan Avros tidak menunjukan perbedaan respons terhadap penggunaan komposisi media tanam limbah. Kombinasi media tanam limbah terbaik dari penelitian ini diperoleh pada penggunaan media top soil dicampur dengan serat, TKKS, dan solid decanter dengan perbandingan 1:1:1:1

(15)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kelapa sawit sangat penting artinya bagi Indonesia dalam kurun waktu 35 tahun terakhir ini sebagai komoditi andalan untuk ekspor maupun komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan harkat petani pekebun serta transmigran Indonesia. (Lubis, 2008).

Perkembangan produksi kelapa sawit di Sumatera Utara selama tujuh tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002 produksi kelapa sawit mencapai 2.619.271 ton dan meningkat pada tahun 2003 menjadi sebesar 2.763.862 ton. Selanjutnya pada tahun 2004 meningkat lagi menjadi 3.317.259 ton dan meningkat pada tahun 2005 menjadi sebesar3.690.480 ton. Pada tahun 2006 produksi kelapa sawit meningkat menjadi 3.869.718 ton, sedangkan pada tahun 2007 produksi kelapa sawit mengalami penurunan menjadi 3.712.052 ton.Produksi kelapa sawit diperkirakan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 sehingga menjadi sebesar 3.870.781 ton (BPS, 2008).

Pembibitan adalah suatu proses untuk menumbuhkan dan mnegembangkan biji menjadi bibit yang siap tanam. Pada sebagian besar jenis tanaman, termasuk kelapa sawit, proses pembibitan diperlukan karena dipandang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan penanaman langsung di lapangan. Pembibitan dapat dilakukan satu tahap atau dua tahap. Pembibitan dua tahap dipandang lebih tepat, yaitu dengan pembibitan awal (Pre nursery) dan pembibitan utama (Main nursery) (Mangunsoekarjo dan Semangun, 2008).

(16)

setelah mengalami dekomposisi. Limbah dari kelapa sawit ada tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas. Limbah padat pabrik kelapa sawit dikelompokan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa Tandan Kompos Kelapa Sawit, Cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur dan bungkil. Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit. Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dari hasil penelitian mempunyai beberapa keuntungan antara lain: kualitas tidak bervariasi, bobot lebih ringan, tidak mengandung inokulum penyakit dan lebih bersih (Wahyono, 2003).

Limbah perkebunan tersebut berpotensi sebagai pembenah tanah yang dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Perbaikan kesuburan tanah ini akan memberikan kontribusi positif untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.

Untuk mencapai perkebunan berkelanjutan, bahan tanaman merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan. Potensi genetik dan karakter tanaman yang memiliki keunggulan kompetitif tergambar pada deskripsi varietas tanaman (Mangoensokarjo dan Semangun, 2008).

(17)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan vegetatif tiga varietas kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah di pre nursery.

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan respons pertumbuhan vegetatif tiga varietas kelapa sawit terhadap beberapa komposisi media tanam limbah di pre nursery.

Kegunaan Penelitian

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna putih atau kekuningan. Tanaman kelapa sawit berakar serabut.Perakarannya sangat kuat karena tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar promer, sekunder, tersier dan kuarter. Akar tersier dan kuarter merupakan bagian perakaran paling dekat dengan permukaan tanah. Kedua jenis akar ini banyak ditumbuhi bulu-bulu halus yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra) (Fauzi, et al, 2002).

Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil maka batangnya tidak memiliki kambium dan pada umumnya tidak bercabang.Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bonggol batang. Sampai umur tiga tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas.Laju pertumbuhan tinggi batang dipengaruhi oleh komposisi genetic dan lingkungan. Tinggi batang bertambah kira-kira 45 cm/tahun, tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan 15-18 meter sedangkan di alam dapat mencapai 30 meter (Risza, 1994).

(19)

bulu. Susunan daun kelapa sawit membentuk daun menyirip. Letak daun pada batang mengikuti pola tertentu yang disebut filotaksis

(Sastrosayono, 2008).

Pada umur tiga tahun, kelapa sawit sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan silang (cross pollination). Artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin atau serangga penyerbuk (Sunarko, 2008).

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendiriny (Hadi, 2004).

Biji kelapa sawit bersifat dorman sampai sekitar enam bulan. Kondisi dorman ini dapat dipatahkan, antara lain dengan pemanasan biji. Waktu berkecambah, embrio mengembang, volume bertambah, bakal batang dan bakalakar tumbuh keluar dari cangkang melalui lubang pada cangkang tersebut dan berkembang menjadi batang, daun dan akar dibantu endosperm sebagai bahan makanan untuk pertumbuhan kecambah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Pembibitan Kelapa Sawit

(20)

dura berasal dari 4 pohon kelapa sawit yang ditanam di kebun raya bogor ( 1848 ) dan dikenal sebagai deli dura ( Pahan, 2008 ).

Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2-5 cm ditengah-tengah polibek dengan hati-hati dan dijaga agar akarnya tidak patah. Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan dibawah naungan dan sedikit demi sedikit intensitas cahaya yang masuk ditingkatkan

(Satyawibawa dan Widyastuti, 1994).

Bibit yang ditanam di pre nursery maupun main nursery perlu dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur.Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi serta yang paling penting adalah pemupukan (Setyamidjaja, 2008).

Varietas

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan telah melepaskan beberapa varietas unggul kelapa sawit antara lain : D x P Yangambi memiliki Rerata produksi: 25-28 ton TBS/ha/tahun Rendemen minyak: 23-26% Produksi CPO: 5,8-7,3 ton/ha/tahun Rasio inti/buah: 7,2 % Pertumbuhan meninggi: 60-70 cm/tahun, Rata-rata jumlah Tandan = 13 tandan /pohon/tahun Rata-rata berat tandan = 16,0 Kg Pertumbuhan meninggi = 60 – 70 Cm/Tahun Panjang Pelepah = 6,09 Mtr Keunggulan : Produksi tandan tinggi, jumlah tandan banyak, ukuran tandan relatif kecil, kandungan minyak dalam tandan sangat baik, cocok ditanam di berbagai areal.

(21)

tahun), kecepatan pertumbuhan 75 - 80 cm/tahun, warna daun hijau, panjang daun 6,20 meter, pelepah daun berpangkal besar, warna tangkai daun hijau muda, dengan pangkal bearwarna kecoklatan, tandan berduri sedikit, buah bentuk bulat sampai oval, berwarna hitam bila belum masak dan merah kekuningan setelah matang panen, umur mulai berbuah 22 bulan, umur mulai dipanen 28 bulan, jumlah tandan 12,5 tandan pertahun, produksi minyak 7,23 ton/ha/tahun, rerata produksi TBS 203,7 kg/pohon/tahon, rerata produktivitas TBS 27,5 ton/ha/tahun, buah pertandan 61,0 %, inti perbuah 9,3 %, cangkang perbuah 10,5 %, mesokarp perbuah 85,2 %, minyak/mesokarp 57,9 %, dan dianjurkan ditanam dengan kerapatan 130-135 pohon per hektar, tumbuh baikpada curah hujan 1500 – 3500 mm per tahun dengan ketinggian dibawah 400 meter dari permukaan laut.

D x P Avros memiliki Rerata produksi: 24-27 ton TBS/ha/tahun Rendemen minyak: 23-26% Produksi CPO: 5,5-7 ton/ha/tahun Rasio inti/buah: 6,6 % Pertumbuhan meninggi: 60-80 cm/tahun Harga: Rp. 7.500,- Rata-rata jumlah Tandan = 12 tandan /pohon/tahun Rata-rata berat tandan = 16,0 Kg Potensi = 30 ton/ha/tahun Rendemen = 23 – 26 % Crude Palm Oil ( CPO) Rata-rata = 5,5 – 7,0 Ton/Ha/Tahun Potensi = 7,8 Ton/Ha/Tahun Pertumbuhan meninggi = 60 – 80 Cm/Tahun Panjang Pelepah = 6,08 Mtr Keunggulan : Produksi Tandan sangat tinggi terutama diawal pertumbuhan, tandan besar, tidak disarankan untuk ditanam diareal berlereng.

(22)

dan morfologi tanaman itu sendiri yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi dari suatu tanaman (Mangoendidjojo, 2003).

Perbedaan kondisi lingkungan memberikan kemungkinan munculnya variasi yang akan menentukan penampilan akhir dari tanaman tersebut. Bila ada variasi yang timbul atau tampak pada populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sama maka variasi tersebut merupakan variasi atau perbedaan yang berasal dari genotip individu anggota populasi (Mangoendidjojo, 2003). Media Tanam

Solid Decanter

pengganti pupuk, DS basah biasanya dikeringkan dulu, sebelum digunakan. DS kering yang dihasilkan, kadar airnya tidak boleh lebih dari 15%, kalau lebih maka bahan cepat berjamur dan tidak dapat disimpan lama.Produksi DS basah adalah sekitar 5.7% dari TBS. Sedangkan produksi DS kering adalah sekitar 2% dari TBS. Baik DS basah maupun DS kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggantet al.2000).

dari pabrik akan diaplikasikan ke organik yang mengandung sejumlah hara terutama Nitrogen(N). Kandungan hara dapat bervariasi, tetapi secara umum 1 ton DS basah (setara dengan 0.35 ton DS kering) mengandung sekitar 17 kg Urea, 3 kg TSP, 8 kg MOP dan 5 kg Kiserit (Schucardt, et al.2001).

(23)

Serabut disebut juga sabut atau serat (fiber), berasal dari mesocarp buah sawit yang telah mengalami pengempaan di dalam screw press. Serabut sawit ukurannya relatif pendek sesuai dengan ukuran mesocarp buah sawit yang telah mengalami pengempaan.Dibandingkan dengan nilai kalor TKKS (3.700 kcal/kg), nilai kalor serabut jauh lebih tinggi yaitu 4.586 kcal/kg karena lebih kering dan rendemen seratnya lebih tinggi. Kandungan kimia serabut didominasi oleh glucan (219 kg/ton BK), xylan (153 kg/ton BK), lignin (234 kg/ ton BK), SiO2 (632 kg/ton BK), K2O (90 kg/ ton BK), dan CaO (72 kg/ton BK)

(Wahyono, et al. 2003).

Serat sisa perasan buah sawit merupakan serabut berbentuk seperti benang. Bahan ini mengandung protein kasar sekitar 4% dan serat kasar 36% (lignin 26%) (Lubis, et al.2000).

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKKS sebanyak 22 – 23% TKKS atau sebanyak 220 – 230 kg TKKS (Isroi, 2009).

(24)
(25)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Komplek Medan Permai Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2014 sampai Februari 2015.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecambah kelapa sawit varietas D x P Yangambi, D x P Simalungun, D x P AVROS dari PPKS RISPA Medan, top soil, serat kelapa sawit , solid dekanter, tandan kosong kelapa sawit (tkks), polibek berukuran 15 x 20 cm, urea, air dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, jangka sorong, gembor, pisau, spidol, gunting, ayakan, alat tulis, kalkulator, oven, timbangan dan alat-alat yang mendukung terlaksananya penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial, dengan dua faktor perlakuan, yaitu :

Faktor I : Media tanam terdiri dari 5 taraf, yaitu : M1 : Top Soil

M2 : Top soil + Serat kelapa sawit ( 1 : 1 ) M3 : Top soil + TKKS ( 1 : 1 )

M4 : Top soil + Solid dekanter ( 1 : 1 )

(26)

Faktor II : Varietas terdiri dari 3 jenis, yaitu : V1: D x P Yangambi

V2 : D x P Simalungun V3: D x P Avros

Sehingga diperoleh 15 kombinasi perlakuan, yaitu :

M1V1 M1V2 M1V3

M2V1 M2V2 M2V3

M3V1 M3V2 M3V3

M4V1 M4V2 M4V3

M5V1 M5V2 M5V3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah kombinasi perlakuan : 15 kombinasi Jumlah tanaman tiap kombinasi perlakuan : 3 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 135 tanaman Jumlah sampel per kombinasi perakuan : 2 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya : 90 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi+ αj + βk + (αβ)jk + εijk

Dimana:

(27)

µ : Nilai tengah

ρi : Pengaruh dari blok ke-i

αj : Pengaruh perlakuan media tanam kategori ke-j βk : Pengaruh perlakuan varietas tanaman ke-k

(αβ)jk : Pengaruh interaksi antara perlakuan media tanam kategori ke-j

dan perlakuan varietas tanaman ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i dengan media tanam ke-j dan varietas tanaman

ke-k

(28)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Areal Pembibitan

Areal yang digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sampah lainnya.kemudian dilakukan pembuatan naungan seluas 32 m2 dengan panjang 13 meter dan lebar 3 meter yang menghadap dari Timur ke Barat dengan ketinggian 2 meter.

Persiapan Media Tanam

Media yang digunakan yaitu tanah topsoil, dan campuran TKKS, serat, dan solid decanter sesuai perlakuan kemudian diayak dengan ayakan sehingga menjadi butiran halus dan terbebas dari sisa-sisa sampah dan akar tumbuhan liar. Lalu media diisikan kedalam polybag ukuran 25x10 cm sesuai perlakuan, kemudian disusun sesuai dengan bagan percobaan.

Penanaman Bibit

Kecambah yang digunakan adalah varietas D x P Yangambi, D x P Simalungun, D x P AVROS dari PPKS RISPA Medan.

Kecambah ditanam dalam polibag dengan kedalaman ± 2cm, dengan bagian radikula dibenamkan dalam tanah.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

(29)

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan dua cara, yaitu manual untuk di polybag ataupun dengan menggunakan cangkul, interval penyiangan disesuaikan dengan keadaan gulma di pembibitan.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea dengan cara pemberiannya ditaburkan pada tanaman dengan dosis 0,2 g setelah bibit berumur 4 minggu setelah tanam.

Parameter Yang Diamati Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi bibit dilakukan setelah bibit berumur 6 MST dengan interval 2 minggu sampai bibit berumur 14 MST. Tinggi bibit ini diukur dari pangkal batang hingga ujung daun terpanjang. Untuk mempermudah pengukuran dibuat patok dengan tinggi 2 cm dari permukaan tanah. Dilakukan pada seluruh tanaman yang menjadi tanaman sampel.

Diameter Batang (cm)

Pengamatan diamater batang dilakukan pada saat bibit berumur 10 MST dengan interval 2 minggu sampai bibit berumur 14 MST. Pengukuran dilakukan pada ketinggian 2 cm dari pangkal batang bibit dengan menggunakan jangka sorong dengan dua arah yang berlawanan dan saling tegak lurus kemudian dirata-ratakan. Dilakukan pada seluruh tanaman sampel.

Total Luas Daun (cm2)

(30)

panjang daun dari pangkal sampai ujung daun dan lebar daun diukur pada bagian tengah daun yang terlebar. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris atau meteran. Luas daun dihitung dengan menggunakan rumus :

Luas = p x l x k p = panjang daun (cm)

l = lebar daun (cm)

k = konstanta (0,57 untuk daun lanset dan 0,51 untuk daun bifurcate) *daun lanset = daun yang belum membuka sempurna

Volume Akar (ml)

Pengukuran volume akar dilakukan pada akhir penelitian yaitu setelah bibit berumur 14 MST. Pengukuran volume akar dilakukan pada gelas beaker. Air diisi sampai 5 ml kemudian akar dimasukkan dan dihitung volume akar dengan menghitung selisih volume akhir dan volume awal. Dilakukan pada seluruh tanaman sampel.

Bobot Basah Tajuk

Pengukuran bobot basah tajuk dilakukan pada akhir penelitian yaitu setelah bibit berumur 14 MST. Perhitungan dilakukan dengan cara membersihkan bahan tanaman dengan air, kemudian dikering anginkan terlebih dahulu, lalu ditimbang dengan timbangan analitik.

Bobot Kering Tajuk

(31)

selama 48 jam kemudian ditimbang dengan timbangan analitik sehingga diperoleh bobot kering yang konstan.

Bobot Basah Akar (g)

Pengukuran bobot basah akar dilakukan pada akhir penelitian yaitu setelah bibit berumur 14 MST. Perhitungan dilakukan dengan cara membersihkan bahan tanaman dengan air, kemudian dikering anginkan terlebih dahulu, lalu ditimbang dengan timbangan analitik.

Bobot Kering Akar (g)

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan parameter tinggi bibit umur 6 – 14 MST dapat dilihat pada Lampiran 6, 8, 10, 12, 14, sedangkan dari daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 7, 9, 11, 13, 15. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa komposisi media tanam limbah kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 12 MST dan 14 MST, sedangkan ketiga varietas dan interaksi kedua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata . Rataan tinggi tanaman pada umur 12 dan 14 MST dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

(33)

Pada bibit umur 12 MST rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada varietas Simalungun (V2), sedangkan pada 14 MST rataan tertinggi terdapat pada varietas Yangambi (V1), walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

Diameter Batang

Berdasarkan data parameter diameter batang bibit umur 16, 18 dan 20 MST dapat dilihat pada Lampiran 17, 19, dan 21 dan analisis sidik ragam pada Lampiran 14, 16, dan 18. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa komposisi media tanam limbah kelapa sawit berpengaruh nyata pada parameter diameter umur bibit 12 dan 14 MST, sedangkan ketiga varietas dan interaksi kedua perlakuan tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Rataan diameter batang pada umur 12 dan 14 MST dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Diameter batang bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit

MST Varietas

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

(34)

komposisi top soil + serat 1 : 1 (M2). Pada umur 14 MST diameter terendah juga diperoleh pada perlakuan komposisi media tanam top soil + serat 1 : 1 (M2).

Varietas Yangambi (V1) memiliki rataan diameter batang tertinggi pada 12 dan 14 MST sedangkan rataan terendah terdapat pada varietas Avros (V3), walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

Total Luas Daun (cm2)

Data pengamatan parameter total luas daun serta analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 22 dan 23, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa komposisi media tanam limbah kelapa sawit dan ketiga varietas serta interaksi antara kedua perlakuan tidak menunjukaan perbedaan yang nyata terhadap parameter total luas daun. Rataan total luas daun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Total luas daun bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit

Varietas

(35)

Varietas Simalungun (V2) menghasilkan rataan total luas daun tertinggi sedangkan terendah terdapat pada varietas yangambi (V1) walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

Volume Akar (ml)

Hasil pengamatan parameter volume akar dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 25, hasil analisis statistik menunjukan bahwa perlakuan komposisi media tanam limbah kelapa sawit dan ketiga varietas serta interaksi antara kedua perlakuan tidak menunjukaan perbedaan yang nyata terhadap parameter volume akar. Rataan volume akar dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Volume akar bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam

limbah kelapa sawit Varietas

Hasil pada Tabel 4 menunjukkan perlakuan komposisi media tanam top soil (M1) menghasilkan rataan volume akar tertinggi, sedangkan terendah terdapat pada media tanam top soil + TKKS 1 : 1 (M3) walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

(36)

Bobot Basah Tajuk (g)

Data pengamatan parameter bobot basah tajuk dapat dilihat pada Lampiran 26 dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 27. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa komposisi media tanam limbah kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah tajuk, sedangkan ketiga varietas dan interaksi antara kedua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Rataan bobot basah tajuk dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot basah tajuk bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit.

Varietas

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Perlakuan komposisi media tanam top soil + solid decanter (M4) menghasilkan rataan bobot basah tajuk tertinggi sedangkan terendah didapat pada komposisi media tanam top soil + serat (M2) (Tabel 5) .

Varietas Simalungun (V2) menghasilkan rataan bobot basah tajuk tertinggi sedangkan varietas Avros (V3) menghasilkan rataan terendah, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

Bobot Kering Tajuk (g)

(37)

parameter bobot kering tajuk, sedangkan ketiga varietas dan interaksi kedua perlakuan tidak menunjukan perbedaan yang nyata. Rataan bobot kering tajuk dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot kering tajuk bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit

Varietas

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil pada Tabel 6 menunjukkan perlakuan komposisi media tanam limbah top soil + solid decanter 1 : 1 (M4) menghasilkan rataan bobot kering tajuk tertinggi sedangkan media tanam top soil + serat 1 : 1 (M2) menghasilkan rataan terendah.

Rataan bobot kering tajuk tertinggi terdapat pada varietas Simalungun (V2) sedangkan varietas Avros (V3) menghasilkan rataan terendah, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

Bobot Basah Akar (g)

(38)

Tabel 7. Bobot basah akar bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit

Varietas

Perlakuan komposisi media tanam top soil (M1) menghasilkan rataan bobot basah akar tertinggi sedangkan media tanam top soil + TKKS 1 : 1 (M3) menghasilkan rataan terendah, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata (Tabel 7) .

Pada varietas Simalungun (V2) menghasilkan rataan bobot basah akar tertinggi sedangkan terendah terdapat pada varietas yangambi (V1) dan avros (V3), walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

Bobot Kering akar (g)

(39)

Tabel 8. Bobot kering akar bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit

Varietas (V)

Media Tanam (M)

Rataan

M1 M2 M3 M4 M5

...g... .

V1 0,35 0,41 0,35 0,45 0,45 0,40

V2 0,63 0,35 0,29 0,37 0,35 0,40

V3 0,38 0,36 0,40 0,41 0,41 0,39

Rataan 0,45 0,37 0,35 0,41 0,40

Hasil pada tabel 8 perlakuan komposisi media tanam top soil (M1) menghasilkan rataan bobot kering akar tertinggi sedangkan terendah didapat pada media tanam top soil + TKKS 1 : 1 (M3) yang secara statistik tidak berbeda nyata.

(40)

Pembahasan

Pengaruh Media Tanam Limbah Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kelapa Sawit di Pre Nursery

Hasil analisis data secara statistik menunjukan bahwa perlakuan media tanam limbah kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman (Tabel 1), diameter batang (Tabel 2), bobot basah tajuk (Tabel 5) dan bobot kering tajuk (Tabel 6).

Pengaruh yang nyata dari komposisi top soil + serat + TKKS + solid 1 : 1 : 1 :1 (M5) terhadap parameter tinggi tanaman dan diameter batang diduga disebabkan sifat fisik media tanam yang mampu mendukung pertumbuhan bibit. Hal ini diduga karena komposisi serat, TKKS, dan solid decanter memiliki sifat fisik tanah yang mampu mendukung pertumbuhan karena dapat memegang air dan juga aerasi cukup yang baik bagi pertumbuhan akar bibit kelapa sawit di pre nursery. Aerase tanah yang baik akan membantu akar berespirasi dan menaikkan tumbuh dan kembang tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Hakim et al (1986) yang menyatakan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman.

(41)

produksi. Hal ini didukung literatur Pahan (2008) yang menyatakan bahwa TKKS merupakan bahan organik yang mengandung unsur hara utama N, P, K dan Mg, sehingga membantu dalam pertumbuhan tanaman tersebut.

Perlakuan media tanam limbah kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang pada 12 dan 14 MST. Menurut Schucardt et al., (2001) menyatakan solid ini merupakan bahan organik yang mengandung sejumlah hara terutama Nitrogen(N). Hal ini yang diduga menyebabkan diameter batang pada komposisi media tersebut memberikan hasil yang terbaik. Kandungan nitrogen pada solid decanter berperan penting pada aktivitas fotosintesis dan proses metabolisme sehingga berpengaruh pada tinggi tanaman maupun diameter batang. Hal ini didukung literatur Gardner et al., (1991) yang menyatakan bahwa nitrogen merupakan bahan penting penyusun asam amino, amida, nukleotida, dan nukleoprotein, serta esensial untuk pembelahan sel, pembesaran sel, dan untuk pertumbuhan.

(42)

g. Hal ini menunjukkan bahwa laju translokasi asimilat pada media tanam campuran ini lebih tinggi dibandingkan media tanam lainnya. Menurut Hasanah dan Setiari (2007), biomassa tanaman mengindikasikan banyaknya senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman, semakin tinggi biomassa maka senyawa kimia yang terkandung di dalamnya lebih banyak sehingga meningkatkan berat kering tanaman.

Pengaruh Penggunaan Tiga Varietas Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kelapa Sawit di Pre Nursery

Hasil analisis data secara statistik menunjukan bahwa perlakuan varietas kelapa sawit tidak berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman (Tabel 1), diameter batang (Tabel 2), total luas daun (Tabel 3), volume akar (Tabel 4), bobot basah tajuk (Tabel 5), bobot kering tajuk (Tabel 6), bobot basah akar (Tabel 7), dan bobot kering akar (Tabel 8).

Perlakuan yang tidak berbeda nyata pada varietas tersebut diduga karena bibit kelapa sawit pada pre nursery kebutuhan energi untuk pertumbuhan masih bergantung pada cadangan makanan di dalam endosperm. Hal ini membuat respons bibit kelapa sawit belum memperlihatkan perbedaan. Pahan (2008) juga menyatakan pertumbuhan bibit pada minggu pertama sangat tergantung pada cadangan makanan di dalam endosperm (minyak inti), yang komposisinya berisi karbohidrat, lemak dan protein.

(43)

pada rataan tinggi per tahun, potensi produksi, rendemen minyak, produksi CPO, rataan berat tandan dan juga panjang pelepah.

Pengaruh interaksi antara tiga varietas kelapa sawit dan komposisi media tanam limbah terhadap pertumbuhan kelapa sawit di pre nursery

Hasil analisis data secara statistik menunjukan bahwa interaksi antara ketiga varietas dengan komposisi media tanam limbah kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar, dan bobot kering akar.

(44)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Varietas Yangambi, Simalungun dan Avros belum memperlihatkan respons pertumbuhan yang berbeda nyata dengan perlakuan beberapa komposisi media tanam limbah.

2. Perlakuan komposisi media tanam top soil + serat + TKKS + solid decanter 1:1:1:1 memiliki hasil tertinggi pada peubah amatan tinggi tanaman dan diameter batang.

3. Perlakuan komposisi media tanam top soil + solid decanter 1 : 1 menghasilkan bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk tertinggi dibandingkan komposisi media tanam lainnya.

Saran

(45)

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2008. Statistik Kelapa Sawit Indonesia. Biro Pusat Statistik Sum. Utara, Medan.

Darmoko dan A. S. Sutarta. 2006. Ilmu Tanah dan Agronomi. http://tks/ilmu_tanah_dan_agronomi.htm pada tanggal 28 Agustus 2014. Fauzi, Y., E. Widiastuti, S. Satyawibawa, R. hartono. 2002. Budidaya Kelapa

Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.

Fried, George H. & George J. Hademenos. 2000. Scahum’s Outlines BIOLOGI Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Gardner, F.P., R.B. Pearre dan R.L. Mitchell.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Hadi, M. M., 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Adicipta, Yogyakarta.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M Lubis, S. G.Nugroho. 1986. Dasar-dasar IlmuTanah. Universitas Lampung.

Isroi. 2009. Cara Membuat Kompos dari Tandan Sawit Kosong.Dikutip dari http://www.deptan.go.id pada tanggal 28 agustus 2014.

Lubis, A.U., 2008. Kelapa Sawit (ElaeisguineensisJacq.) di Indonesia.Edisi 2.Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

Lubis, A.D., D. Erowati, dan A. Waluyo, 2000. Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit berupa Serat dan Lumpur Sawit dengan Metode Amoniase dan Biofermentasi. Tim Pengembangan Kawasan teknologi Berwawasan Lingkungan, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Mangoendidjojo, W., 2003. Dasar-Dasar Pemiliaan Tanaman.Kanisius, Yogyakarta.

Mangoensoekarjo, S,. dan Semangun, H,. 2008. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. UGM Press.Yogyakarta.

Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta

Risza, S. 1994. KelapaSawit. Kanisius.Yogyakarta.

(46)

Pemanfaatan Hasil dan Aspek Budidaya. Penebar Swadaya, Jakarta. Setyamidjaja, D., 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Schuchardt, F., Darnoko, D. Darmawan, Erwinsyah, dan Guritno, P. 2001. Pemanfaatan Tandan KosongSawit dan Limbah Cair Pabrik KelapaSawit untuk Pembuatan Kompos. Lokakarya Pengelolaan Lingkungan Pabrik Kelapa Sawit (Medan: 19 – 20 Juni 2001).

Simamora, S. dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualiatas Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sunarko. 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.Kanisius Jakarta.

(47)

Lampiran 1. Bagan Plot Penelitian

BLOK 1 BLOK 2 BLOK 3

M1V3 M2V2 M3V2

M3V1 M5V2 M4V1

M1V2 M4V3 M2V3

M5V3 M3V2 M3V1

M2V3 M3V1 M5V3

M4V2 M1V3 M4V3

M4V3 M2V3 M3V3

M2V2 M3V3 M5V2

M3V2 M1V2 M2V2

M5V2 M5V3 M1V2

M5V1 M4V1 M5V1

M4V1 M1V1 M1V3

M3V3 M4V2 M4V2

M1V1 M5V1 M1V1

M2V1 M2V1 M2V1

M : Media Tanam V : Varietas

U

(48)

Lampiran 2. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit D x P Yangambi Rerata produksi : 25-28 ton TBS/ha/tahun

Rendemen minyak : 23-26%

Produksi CPO : 5,8-7,3 ton/ha/tahun Rasio inti/buah : 7,2 %

Pertumbuhan meninggi : 60-70 cm/tahun

Rata-rata jumlah Tandan : 13 tandan /pohon/tahun Rata-rata berat tandan : 16,0 Kg

Panjang Pelepah : 6,09 Mtr

(49)

Lampiran 3. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit D x P Simalungun Rerata produksi : 28,4 ton TBS/ha/tahun

Rendemen minyak : 26,5%

Produksi CPO : 7,53 ton/ha/tahun Rasio inti/buah : 9,2 %

Pertumbuhan meninggi : 75-80 cm/tahun

Rata-rata jumlah Tandan : 13 tandan /pohon/tahun

Rata-rata berat tandan : 19,2 Kg Tandan Buah Segar ( TBS)

Potensi : 33 ton/ha/tahun

Panjang Pelepah : 5,47 Mtr

(50)

Lampiran 4. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit D x P Avros Rerata produksi: 24-27 ton TBS/ha/tahun

Rendemen minyak : 23-26%

Produksi CPO : 5,5-7 ton/ha/tahun

Rasio inti/buah : 6,6 %

Pertumbuhan meninggi : 60-80 cm/tahun

Rata-rata jumlah Tandan : 12 tandan /pohon/tahun Rata-rata berat tandan : 16,0 Kg

Potensi : 30 ton/ha/tahun

Rendemen : 23 – 26 %

Crude Palm Oil ( CPO) Rata-rata : 5,5 – 7,0 Ton/Ha/Tahun Pertumbuhan meninggi : 60 – 80 Cm/Tahun

Panjang Pelepah : 6,08 Mtr

(51)

Lampiran 5. Jadwal Bagan Percobaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Persiapan Areal Pembibitan X 2 Persiapan Media Tanam X 3 Penanaman Bibit X 4 Pemeliharaan

Penyiraman Penyiangan

Pemupukan X

Pengendalian Hama Penyakit 5 Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman X X X X X

Diameter Batang X X X

Volume Akar X

Total Luas Daun X

Bobot Basah Akar X

Bobot Kering Akar X

Bobot Basah Tajuk X

Bobot Kering Tajuk X

NO KEGIATAN MINGGU

KE-Tergantung Kondisi Lapangan

(52)

Lampiran 6. Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 6 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 7. Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 6 MST

(53)

Lampiran 8. Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 8 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 9. Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 8 MST

(54)

Lampiran 10. Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 10 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 11. Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 10 MST

(55)

Lampiran 12. Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 12 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 13. Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 12 MST

(56)

Lampiran 14. Data pengamatan tinggi tanaman bibit kelapa sawit 14 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 15. Sidik ragam tinggi tanaman bibit kelapa sawit umur 14 MST

(57)

Lampiran 16. Data pengamatan diameter batang umur 10 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 17. Sidik ragam diameter batang umur 10 MST

(58)

Lampiran 18. Data pengamatan diameter batang umur 12 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 19. Sidik ragam diameter batang umur 12 MST

(59)

Lampiran 20. Data pengamatan diameter batang umur 14 MST (cm) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan Lampiran 21. Sidik ragam diameter batang umur 14 MST

(60)

Lampiran 22. Data pengamatan total luas daun (cm2) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan Lampiran 23. Sidik ragam total luas daun 14 MST

(61)

Lampiran 24. Data pengamatan volume akar (ml) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan Lampiran 25. Sidik ragam volume akar 14 MST

(62)

Lampiran 26. Data pengamatan bobot basah tajuk (g) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 27. Sidik ragam bobot basah tajuk 14 MST

(63)

Lampiran 28. Data pengamatan bobot kering tajuk (g) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 29. Sidik ragam bobot kering tajuk 14 MST

(64)

Lampiran 30. Data pengamatan bobot basah akar (g) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan Lampiran 31. Sidik ragam bobot basah akar 14 MST

(65)

Lampiran 32 Data pengamatan bobot kering akar (g) pada perlakuan varietas dan media tanam limbah kelapa sawit

Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 33. Sidik ragam bobot kering akar 14 MST

Gambar

Tabel Hal.
Tabel 2. Diameter batang bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit
Tabel 6. Bobot kering tajuk bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit
Tabel 7. Bobot basah akar bibit kelapa sawit pada beberapa komposisi media tanam limbah kelapa sawit

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Pengaruh Komposisi Media Tanam Serta Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Kolam Aerob Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

MUHAMMAD ILYASA NAZRI: Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq. ) Terhadap Komposisi Media Tanam dan Beberapa Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di

MUHAMMAD ILYASA NAZRI: Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Komposisi Media Tanam dan Beberapa Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di

Kelapa sawit juga dapat tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan diatas 3.000 mm/tahun, asal distribusinya tidak merata sepanjang tahun karena curah hujan yang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq. ) merupakan salah satu tanaman perkebunan penghasil minyak nabati yang telah menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan

Penambahan sabut kelapa pada media tanam cenderung menunjukkan hasil yang lebih besar dari ketiga parameter dan frekuensi penyiraman satu kali sehari pada tanaman kelapa

Judul Skripsi : Pengaruh Komposisi Media Tanam Serta Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Kolam Aerob Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Komposisi 100% tanah topsoil (G0) memiliki rata-rata pertumbuhan bibit kelapa sawit yang lebih tinggi dari pada komposisi media tanam yang lain sedangkan perlakuan 100% tanah