• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus ASAL SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus ASAL SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ternak ruminansia mempunyai kemampuan yang istimewa dibandingkan dengan ternak non ruminansia, terutama kerbau rawa. Kerbau memiliki kemampuan mencerna pakan bermutu rendah lebih efisien daripada sapi, dengan kemampuan mencerna 2-3% unit lebih tinggi (Wannapat, et al., 2001). Jumlah bakteri dan fungi di dalam rumen kerbau rawa lebih tingggi daripada sapi, hal tersebut menyebabkan kecernaan pakan menjadi tinggi (Wannapat, et al., 2001), tetapi pada fase-fase tertentu seperti saat petumbuhan, protein hasil sintesis protein mikroba tidak mencukupi sehingga memerlukan pasokan sumber protein.

(2)

2

Probiotik dapat didefinisikan sebagai tambahan pakan yang mengandung mikroba hidup yang berdampak positif kepada ternak inang dengan cara meningkatkan keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Pemberian probiotik yang berasal dari mikroba rumen tidak hanya mencegah diare pada ternak muda, tetapi juga merangsang perkembangan dan menjaga fermentasi yang stabil didalam rumen. Penelitian yang dilakukan Theodoron et al (1990) dalam

Fuller membuktikan bahwa probiotik yang mengandung mikroba selulolitik anaerobik dalam rumen akan meningkatkan konsumsi, kecernaan pakan dan pertambahan bobot badan anak sapi setelah penyapihan.

Beberapa keuntungan dari penggunaan probiotik antara lain, meningkatkan kecernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, memperbaiki keseimbangan mikroflora rumen, meningkatkan daya tahan tubuh, dan menghilangkan atau menurunkan mikroba patogen. Proses pencernaan serat dalam rumen terjadi dengan baik bila rumen telah berkembang dengan sempurna dan populasi mikroba mencapai optimal. Peralihan pakan cair (susu induk) menjadi pakan padat (hijauan) yang dilakukan lebih cepat pada ternak ruminansia muda akan menurunkan biaya pemeliharaan.

(3)

3

probiotik akan meningkatkan efisiensi biaya produksi untuk setiap liter susu yang dihasilkan. Peran probiotik akan meningkatkan kandungan protein kasar pakan basal jerami dari 6,0% menjadi 15,25%, sehingga akan menurunkan harga protein pakan dari Rp 11,5/kg pakan menjadi 3,8 Rp/kg (Wahyudi dan Hendraningsih 2006). Penggunaan mikroba yang digunakan sebagai probiotik harus aman untuk dikonsumsi dan tidak bersifat patogen. Mikroba tersebut harus mampu bertahan hidup sampai dengan saluran pencernaan. Pemberian probiotik yang berasal dari rumen ternak dewasa dan mengandung kultur hidup bakteri pencerna serat, bakteri selulolitik, telah terbukti dapat meningkatkan tingkat kecernaan pakan dan pertambahan bobot badan (Hobson, et al., 1997)

Fungsi pakan bagi ternak utamanya adalah sebagai pemenuhan hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu. Peralihan pakan cair (susu induk) menjadi pakan padat (hijauan) yang dilakukan lebih cepat pada ternak ruminansia muda akan menurunkan biaya pemeliharaan, akan tetapi peralihan musim kemarau ke musim penghujan begitupula sebaliknya sudah tidak bisa diprediksi, mengakibatkan sumber hijauan ternak berkurang. Menurut Hartadi, dkk (1993), kekurangan Bahan Kering (BK) dan TDN mengakibatkan penurunan bobot pada induk yang sedang laktasi, rata-rata sebesar 0,36 kg/ekor/hari serta tidak mampu meningkatkan bobot pedet.

(4)

4

Enterococcus casseliflavus (E. casseliflavus) asal sekum kerbau rawa yang diduga dapat meningkatkan kecernaan BK dan TDN ternak ruminansia.

1.2. Perumusan Masalah

Sehubungan penggunaan bakteri E. casseliflavus menghasilkan enzim yang dapat merombak serat kasar sehingga diduga dapat meningkatkan kecernaan pakan ruminansia, maka diduga pemberian bakteri E. casseliflavus asal sekum kerbau rawa berpengaruh terhadap kecernaan BK dan TDN ternak sapi Peranakan Ongole ?.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteri E. casseliflavus asal sekum kerbau rawa terhadap kecernaan BK dan TDN ternak sapi Peranakan Ongole ?.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang probiotik pendegradasi serat dalam meningkatkan kualitas nutrisi pakan ruminansia berkualitas rendah.

(5)

v

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus ASAL

SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING

DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK SAPI PERANAKAN

ONGOLE

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana

SETYO WAHYU LUKITO

(08910022)

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)
(7)
(8)
(9)

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidup I tu P ilihan K ita, A llah Yang M enentukan

P ilihlah S eperti A pa Hidupmu, Jangan S ampai Hidupmu

Yang M enentukan P ilihanmu.

Sebagai Ungkapan Terima Kasih,

Karaya tulis Ilmiah Ini Kupersembahkan Untuk :

1. Ayahanda Suhardi dan Ibunda Sri Harum Sari yang selalu mendoakan dan tidak pernah lelah mengingatkan saya.

2. Kepala Jurusan Drh. Imbang Dwi Rahayu, M.kes yang baik dan selalu memberi kesempatan buat kami anak didiknya.

3. Saudariku Rini Dwi P.S. terima kasih atas dukungannya

4. Pacar super keras kepala saya Yanita Dwi Lestari yang selalu mensuport saya dengan caranya.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus ASAL SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE”.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penyusunan skripsi. Untuk itu Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

 Ibu Drh. Imbang Dwi Rahayu M.Kes selaku Kajur Jurusan Peternakan,

 Bapak Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.kes selaku dosen pembimbing I,

 Ibu Dr. Drh. Lili Zalizar, MS selaku dosen pembimbing II,

 Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang,

 Ayahanda, ibunda dan adik tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan semua yang terbaik baik buat penulis..

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis berharap kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 02 November 2012

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

RINGKASAN ... vii

SUMMARY ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Peranakan Ongole ... 5

2.2 Kerbau ... 7

2.3 Pakan ... 10

2.4 Total Digestible Nutrient (TDN) ... 12

2.5 Kecernaan Bahan kering ... 13

2.6 Mikro Saluran pencernaan ... 14

2.7 Bakteri Enterococus casseliflavus... 16

2.8 Penelitian Terdahulu ... 21

(12)

xii

BAB III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat ... 23

3.2 Materi dan Alat ... 23

3.3 Batasan Variabel ... 23

3.4 Metode Eksperimen ... 24

a. Rancangan Percobaan ... 24

b. Perlakuan ... 24

c. Denah Percobaan ... 25

d. Metode Analisis Data ... 25

3.5 Pelaksanaan Penelitian ... 26

a. Tahap Persiapan ... 26

b. Tahap Pelaksanaan dan Pengambilan Data ... 26

c. Tahap Analisa Data ... 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Lingkungan ... 27

B. Kecernaan Bahan kering ... 28

C. Kecernaan Total Digestible Nutrient ... 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 38

5.2 Saran ... 38

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kandungan Nutrisi Konsentrat Buatan Dan Jerami Padi ... 25

Tabel 3.2 Analisis Variansi Hasil Penelitian ... 25

Tabel 4.1 Kecernan Bahan Kering (%), dalam 8 minggu ... 28

Tabel 4.2 Analisis Variansi Kecernaan Bahan Kering ... 29

Tabel 4.3 Uji Beda Nyata Terkecil Kecernaan Bahan kering ... 31

Tabel 4.4 Kecernaan Total Digestible Nutrient (%), dalam 8 minggu ... 34

Tabel 4.5 Analisis Variansi Kecernaan TDN ... 35

(14)

xiv

DAFTAR GRAFIK

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikrobia pada Ruminansia, Terjemahan: Retno Murwani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Arora, S.P. 1979. Pencemaran Mikrob pada Ruminansia. Gadjah Mada Universiti Press: Yogyakarta.

Banerjee, G. C. 1982. A Textbook of Animal Husbandry. Fifth Edition. Oxford & IBHPublishing Co. New Delhi.Chapman and Hall, London.

Chruch, D.C., dan W.G. Pond, 1984, Basic Animal That Serve Making, 2nd, Ed. Newe Delhi: Tata Mc. Graw-Hill Publishing Co. Ltd.

Chuzaeimi, S. Naseer, Z. and M.S. Alkaraides, 1991, Penentuan Praktikum Ilmu Makanan Ternak Khusus Ruminansia LUW-Unibraw Animal Husbandry Project, Malang: Unibraw Press.

Dahlan, M. 2011, Evaluasi Potensi Limbah Sabut Siwalan Terfermentasi EM-4 Sebagai Pakan Sapi Pedaging Secara In-Vitro. Skripsi. Fakultas Biologi UIN Malang.

FAO. 2000. Water Buffalo : An Asset Undervalued. FAO Regional Office for Asia and The Pasific. Bangkok. Thailand.

Fuller, R. 1992, Wannapat, et al., 2001, dalam Prihartini Indah. Sobri Muhammad. 2001. Buku Diktat Kuliah Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Universitas Muhammadiah Malang. Malang.

Fuller, R. 1992. Probiotics. The Scientic Basis. Chapman and Hall. London. 398 Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. P.T.

GramediaWidiasarana Indonesia. Jakarta.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Cetakan ke-3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hasbulah, L. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil di Sumatera Barat.

Thesis. Institut pertanian Bogor. Bogor.

(17)

xvii

Hobson, P.N. and C.S. Stewart. 1997. The Rumen Mikrobial Ecosystem. 2nd ed. Intestin. Prentice Hall. New Jersey.

Kamal, M., 1994, Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kuswandi, 1993. Kegiatan Mikroba Dalam Rumen dan manipulasinya Untuk meningkatkan Efisiensi Produksi Ternak.Buletin peternakan UNIBRAW Malang.

Lemcke, B. 2008. Water buffalo. In: a Handbook for farmers and investors.

Technical Bulletinsand Buffalo Newsletters Pp. 76-82.

Ligda, D. J. 1998. Water buffalo. ht tp:/ / w w w.net nit co.net / users/ djligda/wbfacts. htm.

Lubis, D.A. 1992, Ilmu Makanan Ternak, Jakarta: PT. Pembangunan.

Mahmud, Ali. 2006. Evaluasi Kecernaan Bahan Kering (BK) dan Bahan Organik (BO) Jerami Padi Fermentasi Secara In-Sacco. Fakultas Peternakan UMM Malang.

Maksum, K., 1992, Kemampuan Kerja Sapi Indonesia. Vol. 1. Edisi ke-4. IPB Pres, Bogor.

Mangkoewidjojo, dan Smith, 1998, Pemeliharaan, Pembiakan Dan Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis, Jakarta: UI Press.

Markvichitr, K. 2006. Role of Reactive Oxygen Species in the Buffalo Sperm Fertility Assessment. Procceding International Seminar The Artificial Reproductive Bioterchnologies for Buffaloes. ICARD and FFTC-ASPAC. Bogor, Indonesia, August 29-31 2006. P. 68- 78.

McCutcheon.1991. Feed Hay First. Livestock and Omafra. Gor.on.ca

Morrand, Fehr. P. Dan DE., 1997. Souvant Capricans chap in Alimentation Ruminant. Agron. Paris.

Mourin, F., R Akkararwongsa, and P J. Weimer. 2001. Initial pH as a Determinant of Cellulose Digestion Rate by Mixed Microorganism in Vitro. J. Dairy

Science. 84: 848 – 859. American Dairy Science Assosiation.

Ogimoto, K and S.imai,. 1981. Altas Of Rumen Microbiologi. Japan Scientific Sosietes Press, Tokyo.

(18)

xviii

Parakkasi, 1985. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas peternakan, IBP. Bandung

Parakkasi, A., 1995, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia, UI Press. Jakarta.

Preston dan Leng, 1987, dalam Harianto, 2006. Pembuatan Jerami Padi Fermentasi. Instalasi Pengajian. Teknologi. Mataram.

Putro, A. 2010. Pengaruh Suplementasi Probiotik Cair Em4 Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Ransum Domba Lokal Jantan. Skripsi. Fakultas Peternakan Unibraw Malang.

Sabrani,. M, M. Winugraha,. A. Thalib, K. Dwiyanto dan Y,. Saefudin,. 1994.

TeknologiPengembangan Sapi Sumbawa Ongole. Balai Penelitian Ciawi Bogor

Sauvant et al. 1995, dalam Ingrid s waspodo, 2004. Peneliti pada Balai Pengkajian bioteknologi BPPT dan Dosen. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya.

Sekaran, Uma, 2009, Research Methods for Business: A Skill Building Approach,

2nd Edition, New York: John Wiley and Son.

Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya. Aneka Ilmu. Semarang. Shafie, M. M. 2008. Environmental effects on water buffalo production

http://www.fao.org/DOCREP/V1650T/V1650 T0A.HTM. Siregar, 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penbar Swadaya. Jakarta

Smith, J. B. and S. Mangkoewidjojo. 1987. The Care, Breeding and Management of Experimental Animals for Research in the Tropics. International Development Program of Australian Universities and Colleges Limited (IDP). Canberra.

Soebarinoto et al 1997, dalam Utomo, R., M. Soejono, B.P. Widyobroto dan B. Suhartanto, 2000. Transit Partikel Jerami Padi, Dedak Halus dan Tepung Daun Lamtoro dalam Saluran Pencernaan Sapi Peranakan Ongole. . Buletin Peternakan UGM. Yogyakarta

(19)

xix

Spain, J. 1996. Managing the Feeding System For Optimal Dry Matter Intake.

http://www.afns.nalberta.ca/Housted/WCDSProceeding

Sugeng, Y.B. 1998. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sumadi, W. 2011. Probiotik Sebagai Pengganti Antibiotik Pakan Ternak. Harian kompas Edisi Jum’at 13 september 2011

Suparjo, M. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat Dan Analisis Serat, Jambi: Fakultas Peternakan Universitas Jambi Press. Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi : Analisis Proksimat dan

Analisis Serat. Jambi : Fakultas Peternakan Universitas Jambi Press

Theodoron, M.K., D.E. Boever, M .J. Haines and A. Brooks. 1990. The effect of fungal probiotic on intake and performance of early weaned calves Anim. Prod. 53 : 577.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadimojo, dan S. Prawirokusumo, (1991),

Ilmu Makanan Ternak Dasar, Yogyakarta: UGM Press. Wahju, J. 1997. Ilmu Nutisi Unggas. Yogyakarta: UGM press.

Wahyudi, A., dan Hendraningsih, L. (2006), Pembuatan Etanol Dari Sabut Buah Siwalan Dengan Proses Hidrolisis Fermentasi, Jurnla Kimia Dan Teknologi, ISSN 0216-163X.

Wanapat, M. 2001. Swamp buffalo rumen ecology and its manipulation. Proceeding Buffalo Workshop. Desember 2001. http://www.mekarn.org/ procbuf/wanapat.htm. [23 Juni 2008].

Williamson, G. dan W.J.A. Payne, (1993), Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis, Terjemahan IGN Djiwa Darmadja, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

Winugroho, M. Tanner, J .C, Pernabowo, P. 1992 . Pemanfaatan Jerami Padi Melalui manipulasi Mikroba Rumen Domba dan Kerbau dalam Proceeding BPT Bogor.

Yokoyama, M. T . and Johnson, K .A. 1988 . Microbiology of The Rumen and Intestin. Prentice Hall. New Jersey.

(20)

xx

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini maka dapat di simpulkann bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fleksibilitas bahu

Hasil dan perhitungan dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode EOQ lebih efisien dibandingkan dengan kebijakan yang diterapkan dalam Ukm, dapat dilihat

Teman-teman PPDS periode 2008 yang tidak mungkin dapat saya lupakan yang telah membantu saya dalam pendidikan, penelitian dan penyelesaian tesis ini, Linawati, Arida Muriani

Pengujian validitas isi instrumen kepuasan kerja dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga profesional judgment yang meliputi dosen Psikologi Industri dan Organisasi,

Dalam upaya pengembangan dan mengantisipasi penyebab tidak berfungsinya Terminal Induk Kota Bekasi maka dapat dilakukan beberapa upaya yang diperoleh dari Matriks

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan, makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO DINAS KESEHATAN.. PUSKESMAS GRUJUGAN

Lebih lanjut, pola yang muncul pada suku Sunda dapat diinterpretasikan serupa dengan karakteristik konsumen produk mewah di Asia yang utamanya menentukan keputusan