PENGARUH PEMBERIAN HORTICULTURAL THERAPY
TERHADAP PENURUNAN SKALA STRES PADA LANSIA
AKIBAT KEHILANGAN DAN BERDUKA
DI RUMAH ASUH ANAK & LANSIA
GRIYA ASIH LAWANG
SKRIPSI
Oleh :
ARIF KHARISMAN
NIM. 09060090
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PENGARUH PEMBERIAN HORTICULTURAL THERAPY
TERHADAP PENURUNAN SKALA STRES PADA LANSIA
AKIBAT KEHILANGAN DAN BERDUKA
DI RUMAH ASUH ANAK & LANSIA
GRIYA ASIH LAWANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh
ARIF KHARISMAN
NIM. 09060090
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PEMBERIAN HORTICULTURAL THERAPY
TERHADAP PENURUNAN SKALA STRES PADA LANSIA
AKIBAT KEHILANGAN DAN BERDUKA
DI RUMAH ASUH ANAK & LANSIA
GRIYA ASIH LAWANG
SKRIPSI
Di Susun Oleh ARIF KHARISMAN
NIM. 09060090 Skripsi Ini Telah Di Ujikan Tanggal 4 November 2013
Penguji I Penguji II
Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd Aini Alifatin S.Kp.M.Kep
NIP. UMM. 104.8804.0080 NIP. UMM. 112.9311.0305
Penguji III Penguji IV
Ns. Nurul Aini, S.Kep M.Kep Reni Ilmiasih,M.Kep.Sp.Kep.An
NIP. UMM 112.0501.0419 NIP. UMM. 114.0804.0454
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.Sp.Kom
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Arif Kharisman NIM : 09060090
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Horticultural Therapy Terhadap Penurunan Skala Stres Pada Lansia Akibat Kehilangan & Berduka Di Rumah Asuh Anak & Lansia Griya Asih Lawang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Malang, November 2013 Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Horticultural Therapy Terhadap Penurunan Skala Stres Pada Lansia Akibat Kehilangan & Berduka Di Rumah Asuh Anak & Lansia Griya Asih Lawang”. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drs. Atok Miftachul Hudha M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.
4. Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Semua keluargaku, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moril, material, spiritual kepada saya selama menempuh pendidikan.
6. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.
7. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2009.
8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin,
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Bagan ... v
Daftar Tabel ... vi
Daftar Lampiran ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian... 6
1.4.1 Bidang Keperawatan ... 6
1.4.2 Bagi Masyarakat ... 7
1.4.3 Bagi Peneliti ... 7
1.5 Keaslian Penelitian ... 7
1.6 Batasan Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lansia ... 9
2.1.1 Definisi Lansia ... 9
2.1.2 Klasifikasi Lansia ... 9
2.1.3 Tipe Lansia ... 10
2.1.4 Teori – Teori Proses Menua ... 11
2.1.5 Tugas Perkembangan Pada Lansia ... 12
2.1.6 Perubahan – Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ... 14
2.1.7 Perubahan – Perubahan Mental/Psikologis ... 16
2.1.8 Perubahan Psikososial ... 18
2.2 Konsep Stres ... 18
2.2.1 Definisi Stres ... 18
2.2.2 Tanda Dan Gejala Stres ... 18
2.2.3 Tahapan Stres ... 20
2.2.4 Faktor Penyebab Stres ... 21
2.2.5 Pengukuran Tingkat Stres ... 23
2.3 Konsep Kehilangan & Berduka ... 24
2.3.1 Definisi Kehilangan Dan Berduka ... 24
2.3.2 Tipe Kehilangan ... 24
2.3.3 Pengelompokan Kehilangan ... 26
2.3.4 Fase Kehilangan ... 28
2.3.6 Tugas Proses Berduka ... 33
2.3.7 Respon Duka Cita ... 33
2.4 Konsep Horticultural Therapy ... 34
2.4.1 Definisi Horticultural Therapy ... 34
2.4.2 Teori Horticultural Therapy ... 35
2.4.3 Jenis – Jenis Program Horticultural Therapy ... 40
2.4.4 Tujuan Horticultural Therapy ... 41
2.4.5 Manfaat Horticultural Therapy ... 43
2.4.6 Prosedur Pelaksanaan Horticultural Therapy ... 44
2.5 Mekanisme Fisiologi Horticultural Therapy Yang Mempengaruhi Perasaan Sedih, Stres, dan Bahagia ... 45
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 48
3.2 Hipootesis Penelitian ... 49
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 50
4.2 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 51
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ... 52
4.3.1 Populasi ... 52
4.3.2 Sampel ... 52
4.3.3 Sampling ... 53
4.4 Variabel Penelitian ... 54
4.4.1 Variabel Independent ... 54
4.4.2 Variabel Dependent ... 54
4.5 Definisi Operasional ... 54
4.6 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 55
4.7 Instrumen Penelitian ... 55
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 56
4.9.1 Prosedur Penelitian ... 56
4.9.2 Pengolahan Data ... 64
4.9 Analisis Data ... 65
4.10 Etika Penelitian ... 66
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Subjek Responden... ... 68
5.2 Karakteristi Stres Responden ... 70
5.3 Hasil Skala Stres Sebelum Di Berikan Horticultural Therapy. ... 71
5.4 Hasil Skala Stres sesudah Di Berikan Horticultural Therapy.... ... 71
5.5 Pengaruh Pemberian Horticultural Therapy Terhadap Penurunan Skala Stres Pada Lansia Akibat Kehilangan dan Berduka ... 71
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden ... 75
6.2 Gambaran Karakteristik Stres Responden ... 78
6.3 Skala Stres Sebelum Diberikan Horticultural Therapy ... 79
6.5 Pengaruh Pemberian Horticultural Therapy Terhadap Penurunan SkaLa Stres Pada Lansia Akibat Kehilangan
dan Berduka ... 81
6.6 Keterbatasan Penelitian ... 83
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan... ... 84
7.2 Saran - Saran... 84
DAFTAR PUSTAKA... ... 86
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Gejala Stres Fisiologis Maupun Psikologis ... 19
Tabel 2.2 Skor Instrumen Depression Anxiety Stres Scale (DASS) ... 23
Tabel 2.3 Tahapan – tahapan horticultural therapy ... 44
Tabel 4.1 Rancangan Pre-Pascatest (One-Group Pre-Post Test Design) ... 50
Tabel 4.2 Definisi Operasional ... 55
Tabel 4.3 Tingkatan Instrumen DASS ... 56
Tabel 4.4 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Horticultural Therapy ... 57
Tabel 4.5 Rencana Tabulasi data ... 65
Tabel 5.1 Karakteristik Responden ... 69
Tabel 5.2 Hasil Data Signifikansi Uji Normalitas ... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden ... 89
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi responden ... 90
Lampiran 3 Instrumen Depression Anxiety Stres Scale (DASS) ... 91
Lampiran 4 Syarat & Peraturan Horticultural Therapy ... 92
Lampiran 5 Alat dan Bahan Horticultural Therapy ... 93
Lampiran 6 Instrumen Horticultural Therapy ... 94
Lampiran 7 Instrumen Skor Horticultural Therapy ... 95
Lampiran 8 Laporan Pengukuran Tanaman ... 96
Lampiran 9 Lembar Pengukuuran Tanaman ... 97
Lampiran 10 Master Tabel Skala Stres Sebelum Diberikan Horticultural Therapy 98
Lampiran 11 Master Tabek Skala Stres Sesudah Diberikan Horticultural Therapy 99 Lampiran 12 Karakteristik Subjek Penelitian ... 100
Lampiran 13 Laporan Uji Normalitas dan Uji T ... 101
Lampiran 13 Surat Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 102
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 103
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Armstrong, D. 2000. A survey of community gardens in upstate. New York: Implications
for health promotion and community develop- ment. Health & Place, 6, 319–32
Alimul, A. 2003. Riset keperawatan &teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Alimul, Aziz. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
American Horticultural Therapy Association (AHTA) http://www.ahta.org, 2007. Diakses pada tanggal 19 juni 2013
Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Affandi, I. 2008. Kecemasan Dalam Menghadapi Kematian Pada Lansia.
http://www.duniakesehatan/kecemasan-dalam-menghadapi-kematian.html
Alimul, Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Bowbly, J. 1980. Attachment and Loss,Vol 3: Loss, sadness, and depression. New York: Basic Books
Brecht, Grant. 2000. Mengenal dan menanggulangi Stress. Jakarta: PT.Prenhallindo Canadian Horticultural Therapy Association (CHTA). http://www.chta.org,
2010. Diakses pada tanggal 21 juni 2013.
Donald, R. Ackley. (1986). The Effect of a Horticultural Therapy Program on Cerebral
Palsied Children Completed. Oregen State University, August 13.
Doka, KJ. 1993 : Living with life-threatening ilness ; a guide for patient, their familier, and
caregiver, New Yor: Lexington
Davis S, 1994. Ninth annual congressional initiatives award ceremonies. Senate Russel
Office Building, Washington, DC
Darmojo Boedi. Martono Hadi, 1999. Geriatri.Jakarta: Balai Penerbit FKUI. David A, Tomb. 2004. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC
Engel, GL. 1964 : Grief ang griefing, Am J Nurs 64:93.
Gerlach-Spriggs, N., Kaufman, R.E. & Warner, S.B. 1998. Restorative gardens: The
86
Goldman, H.H., 2000. Review of General Psychiatry: An Introduction to ClinicaL
Medicine. Singapore: McGraw- Hill.
Hiott,J.A,1978. Hortitherapy program for the mentally handicapped. Research S. 157, 11, Clemson University, South Carolina.
Harper, JM. 1983 : Plateus of acceptance: pits of pain. In Corr CA, Stilion JM, Ribar MC, editors: Creativity in death education and counceling, Hartford, Conn, Forum for Death Education and counceling, pp 91 – 104.
Hartig, T., M. Mang and G. W. Evans 1991. Restorative Effects of Natural
Environment Experiences, Environment and behavior 23: 3-26
Hardjana, AM. 1994. Stres tanpa distres: Seni Mengolah Stres. Jakarta: Kanisius. Harvey, J. H, & Miller, E. D. 1998. Toward a psychology of loss. Psycholog
Science, 9/(6), 429. http:// web6.infotrac.galegroup.com/itw/in Handoyo, 2001. Stres Pada Masyarakat Surabaya. Jurnal Insan Media Psikologi 3 :
61 – 74. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Haller, R. & Kramer, C. Ed. 2006. Horticultural therapy methods: Making connections in health care, human service, and community programs. Binghamton, NY: The Haworth Press.
Iltis, H.H, 1974. Nature and man, needs. New Horizons from the Horticultural Research Institute no. 13.
Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jellicoe, G. & Jellicoe, S. 1995. Landscape of man (2nd ed.). London: Thames and Hudson.
Kubler-Ross E. 1969. On death and dying, New York: Macmillan
Kaplan, R. 1973. Some psychological benefits of gardening. Environment & Behavior, 5, 145–16
Kaplan, R., & Kaplan, S. 1989. The experience of nature: Apsychological perspective. New York: Cambridge University Press
Kaplan, R. 2001. The nature of the view from home: Psychological benefits. Environment and Behavior 33 (4), 507- 542.
Lindemann, E. 1965. Symtomatology and management of acute grief. In Parad H, editor: Crisis intervention, New York: Family Association of America.
87
Lovibend. 1995. Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS42). http://www.swin.cdu.au, Tanggal 13 agustus 2013. Pukul 22.05 WIB Last, JM 2001. A dictionary of epidemiology. New York: Oxford University Press,
Inc.
Maslow, A.H. 1954. Motivation and Personality. New York: Harper.
Maryam, R. Siti dkk. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta :Salemba Medika
Nugroho, Wahyudi, 2000. Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC. Notoatmojo. S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke dua Edisi
Revisi. Jakarta: Rineke Cipta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan. Cetakan 1. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &
Praktek.Edisi 4. Vol 1. Jakarta: EGC
Rukmigarsari, Ettie. 2007. Analisis Data dengan Program SPSS. Malang : FKIP Universitas Islam Malang.
Rush, B. 1812. Medical inquiries and observations upon diseases of the mind. Philadelphia: Kimber & Richardson. Retrieved October
22, 2006 from http://deila.dickinson.edu/ theirownwords/title/0034.ht
Rando, TA. 1983. Treatment of complicated mourning. Champaign: III, Research Rando, TA. 1984. Grief, dying and death, Champagian, III, Research.
Rando, TA. 1986. Loss and anticipatory grie. Lexington: Mass Lexington
Relf, D., McDaniel, A. & Butterfield, B. 1992. Attitudes toward plants and
gardening. HortTechnology 2:201–204.
Rodebaugh, L. S, Schwindt, R. G., & Valentine, F. M 1999. How to handle grief with wisdom. Nursing, 29, 52
Solomon, Philip & Patch, Vernon D.1974.Handbook of Psychiatry.3rded. Jepang,pp:50- 53
Selye, Hans, 1976. The Stress of Life. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Stamm, Ira, and Barber, Andy. 1978. The Nature and Change in Horticultural
Therapy. Paper presented at the 6th Annual Conference, NCTRH,
88
Stroebe, M. S., Stroebe, W., & Hanson, R.O. 1993. Handbook of bereavement:
Theory, research, and intervention. USA: CambridgeUniversity Press.
Smith, D. J. 1998. Horticultural therapy: The garden benefits everyone. Journal of Psychosocial, 36, 14–21.
Sunaryo, 2002. Psikologi Untuk Perawat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Stockslager, Jaime L dan Liz Schaeffer. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA
Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Tamher, S. dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC Worden, JW. 1982. Grief counseling and griefing therap. New York: Springer
Wichrowski, M., Whiteson, J., Haas, F., Mola, A., & Rey, M. J. 2005. Effects of horticultural therapy on mood and heart rate in patients partici- pating in an
inpatient cardiopulmonary rehabilitation programme. Journal of
Cardiopulmonary Rehabilitation, 25, 270–274. Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa.Bandung: Refika Aditama.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam
proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini,
pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik,
psikologis, maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut usia (Affandi, 2008). Masalah
kesehatan jiwa yang sering timbul pada lansia meliputi kecemasan, depresi, insomnia,
dan demensia (Maryam, 2008).
Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres (Solomon,
1974). Stres pada orang dengan usia lanjut diantaranya adalah karena kehilangan
(Videbeck, 2008). Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya
(Tarwoto, 2006). Pengalaman kehilangan melalui kematian kerabat dan teman
merupakan bagian sejarah kehidupan yang dialami lansia. Termasuk pengalaman
kehilangan keluarga yang lebih tua dan terkadang kehilangan anak (Potter & Perry,
2005). Kehilangan seseorang yang dekat dan dicintai karena kematian merupakan
suatu peristiwa yang tidak dapat dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa lain bagi
seseorang yang ditinggalkan, karena hal tersebut tidak hanya berdampak pada orang
itu saja, tetapi juga berdampak pada orang - orang disekitarnya. Kematian dari
seseorang yang kita kenal terlebih yang sangat kita cintai, akan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan kita selanjutnya. Apalagi jika orang tersebut dekat dengan kita,
2
mereka dan merasa kesedihan yang mendalam. Kita juga merasa sangat kehilangan,
tidak bahagia, dan kurang dapat menjalani kehidupan dengan baik (Hansson, 1993).
Menurut Diamond (1985), lansia yang mengalami kehilangan akan timbul
syok emosional, tidak berdaya, stres, menghindar, marah, merasa bersalah, bingung,
dan perilaku resolusi berduka. Sedangkan menurut Tomb (2004), lansia yang
mengalami dukacita akibat kehilangan akan mengalami gejala kegelisahan, perhatian
mudah teralih, disorganisasi, mati rasa, perasaan sedih, apatis, menangis, cemas,
adanya kebutuhan untuk membicarakan kematian, dan nyeri psikis, yang dalam
selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan setelah kehilangan.
Kehilangan dikategorikan dalam beberapa kelompok seperti kehilangan
benda eksternal, kehilangan lingkungan yang telah dikenal, kehilangan orang yang
dicintai, kehilangan aspek diri, kehilangan hidup, kehilangan kesehatan, kehilangan
kemandirian, serta kehilangan kontrol terhadap lingkunganya, dan keamanan financial
(Potter & Perry, 2005). Sedangkan menurut hierarki Maslow kehilangan
diaktegorikan seperti kehilangan fisiologis, kehilangan keselamatan, kehilangan
keamanan dan rasa memiliki, kehilangan harga diri, dan kehilangan yang
berhubungan dengan aktualisasi diri (Corwin, 2008).
Dalam Goldman (2000), disebutkan bahwa berbagai kehilangan dan kejadian
hidup yang merugikan merupakan penentu utama penyakit-penyakit psikiatrik pada
lansia. Jika kehilangan terjadi pada masa tua, seseorang tersebut memiliki risiko
mengalami depresi, dan penyalahgunaan zat yang lebih tinggi dibandingkan individu
yang yang lebih muda karena penurunan ketahanan terhadap kesulitan, insiden
penyakit kronis yang lebih tinggi, dan kerusakan jaringan dukungan sosial. Apabila
hal tersebut tidak ditangani akan memiliki risiko mengalami penyakit fisik dan mental
3
Studi pendahuluan dilaksanakan oleh peneliti di Rumah Asuh Anak dan
Lansia Griya Asih Lawang Kabupaten Malang. Berdasarkan data di Rumah Asuh
Anak dan Lansia Griya Asih Lawang terdapat 19 orang lansia perempuan. Dari hasil
wawancara dengan 19 lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang
terdapat 54% kehilangan pasangan hidup/suami, 21% kehilangan anak, 17%
kehilangan aspek diri, dan 8% kehilangan teman sesama panti. Menurut data yang
terdapat di Panti di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang dalam periode
januari hingga oktober tahun 2013 terdapat 7 orang lansia yang meninggal dunia, 1
orang lansia meninggal di Rumah Sakit dan 6 lansia meninggal di Panti.
Menurut Badan Pusat Statistik (2010), pada tahun 2025 jumlah penduduk
lansia di Indonesia akan berjumlah sekitar 34,22 juta jiwa. Peningkatan jumlah lanjut
usia akan berpengaruh pada berbagai aspek kehidupannya (fisik, mental, dan
ekonomi). Mengantisipasi kondisi ini pengkajian masalah-masalah usia lanjut perlu
ditingkatkan, termasuk aspek keperawatannya, agar dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan serta untuk menjamin tercapainya usia lanjut yang bahagia, berdaya guna
dalam kehidupan keluarga, dan masyarakat di Indonesia (Tamher & Noorkasiani,
2009).
Salah satu cara untuk menurunkan skala stres akibat kehilangan dan berduka
pada lansia yaitu dengan Horticultural Therapy. Kata hortikultura (horticultural) berasal
dari bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun dan colore yang berarti
menumbuhkan (terutama sekali mikroorganisme) pada suatu medium buatan. Secara
harfiah horticultural berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman
(Zulkarnaen, 2009). Horticultural Therapy adalah sebuah proses di mana tanaman,
kegiatan berkebun, dan kedekatan dengan alam lingkungan digunakan sebagai sarana
4
dan dapat dijangkau serta cocok untuk bermacam aktifitas gaya hidup yang sehat
(Davis, 1994).
Sebuah penelitian peningkatan tubuh telah menunjukkan bahwa Horticultural
therapy sangat efektif dalam mengurangi stres. (Kaplan dan Kaplan) menyebutkan
pengurangan stres, efek restoratif dihasilkan dari berbagai jenis lingkungan alam
(Hartig T, Mang M, Evans GW, 1991). Orang dengan penyakit jiwa bisa
mendapatkan keuntungan banyak dari keikutsertaan dalam kegiatan hortikultural,
seperti pengurangan tingkat stres dan kelelahan mental, stabilisasi mood, pengentasan
gejala kejiwaan, peningkatan dalam keterbukaan untuk refleksi, dan memperoleh rasa
ketenangan dan kenikmatan (Armstrong, 2000; Eling, Kaplan, 1973; Smith, 1998;
Wichorowski, Whiteson, Haas, Mola, & Rey, 2005).
Secara fisiologis pada saat stres, aktivasi susunan sarap pusat oleh stres
menstimulasi aksis HPA. Aktivasi aksis HPA dimulai dengan sekresi
corticotropin-realishing hormone (CRH) dari nukleus paraventrikular hipotalamus kedalam sistem
aliran darah portal hipotalamus hipofisis, yang secara berturut – turut menstimulasi
sekresi adrenocortropic hormone (ACTH) dari hipofisis anterior, serta vasopresin arginin
(angine vasopressin, AVP) dari kelenjar hipofisis posterior. Ketika AVP bekerja
secara sentral untuk mendukung respon flight or flight, ACTH bersirkulasi ke korteks
adrenal untuk menstimulasi pelepasan glukortiroid (Corwin. 2009). Horticultural
therapy berpengaruh pada penurunan aktivitas saraf simpatis dan peningkatan aktifitas
saraf parasimpatis yang berpengaruh pada penurunan neurotransmitter norepinefrin
dan epinefrin. Sistem norefinefrin dan dan efinefrin menimbulkan dorongan bagi
sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman,
menciptakan rasa bahagia, rasa puas, dan nafsu makan yang baik (David, 1987). Oleh
5
norefinefrin dan efinefrin sehingga membuat individu rileks, perasaan senang, dan
sejahtera.
Di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang sendiri untuk
menurunkan skala stres akibat kehilangan dan berduka pada lansia yaitu dengan
melakukan spiritual therapy, yaitu dengan cara memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut. Tetapi untuk terapi -
terapi lain khususnya Horticultural Therapy belum pernah dilakukan, di Indonesia
sendiri sudah banyak yang menggunakan kegiatan berkebun untuk penghijauan,
namun belum banyak yang meneliti tentang manfaat hortikultural therapy dibidang
kesehatan terutama dibidang keperawatan jiwa dan keperawatan gerontik. Dari
fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Pemberian Horticultural Therapy Terhadap Penurunan Skala Stres Pada
Lansia Akibat Kehilangan & Berduka di Rumah Asuh Anak & Lansia Griya Asih
Lawang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh pemberian Hortikultural Therapy terhadap penurunan
skala stres pada lansia akibat kehilangan dan berduka di Rumah Asuh Anak
dan Lansia Griya Asih Lawang
2. Pada skala berapakah, penurunan skala stres dominan pada lansia akibat
kehilangan dan berduka setelah diberikan horticultural therapy di Rumah Asuh
6
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh pemberian hortikultural Therapy terhadap penurunan skala stres
pada lansia akibat kehilangan dan berduka di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya
Asih Lawang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik stres responden penelitian di Rumah Asuh
Anak dan Lansia Griya Asih Lawang
2. Mengidentifikasi skala stres sebelum diberikan horticultural therapy di Rumah
Asuh Anak dan Lansia Griya Asih Lawang
3. Mengidentifikasi skala stres setelah diberikan horticultural therapy di Rumah
Asuh Anak dan Lansia Griya Asih lawang
4. Mengidentifikasi pengaruh pemberian hoticultural therapy terhadap penurunan
skala stres pada lansia akibat kehilangan dan berduka di Rumah Asuh Anak
dan Lansia Griya Asih Lawang
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bidang Keperawatan
1. Mengembangkan asuhan keperawatan jiwa dan gerontik dengan
menggunakan metode baru
2. Memberikan masukan untuk meningkatkan peran dan fungsi perawat jiwa
dan gerontik khususnya dalam upaya intervensi keperawatan jiwa geriatrik
7
3. Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif baik
disarana kesehatan dan masyarakat
4. Dapat mengembangkan sistem pelayanan untuk kemandirian penderita
dengan memberdayakan lansia sehingga diharapkan lansia tersebut menjadi
lansia yang produktif dengan memanfaatkan lahan yang ada disekitar
5. Dapat menambah referensi akademik dan pengembangan penelitian
dibidang keperwatan khususnya dikeperawatan jiwa dan gerontik dalam
penanganan masalah kecemasan.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Sebagai masukan bagi warga untuk pengembangan dalam manfaat berkebun
atau Hortikultural therapy
1.4.3 Bagi Peneliti
Bagi penulis, merupakan sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman sehingga menjadi bekal dan dapat diterapkan dalam praktek sehingga
tercapai keselarasan antara teori dan praktek di lapang sekaligus sebagai media belajar
untuk dapat memecahkan masalah secara ilmiah.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara lain sebagai berikut:
1. Rochmani Eka Mardiyati (2012), Efektivitas Terapi Lingkungan (Plant
Therapy) terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Tresna Werdha
Muhammadiyah Probolinggo. Desain yang digunakan adalah Pre Experiment
dengan metode pengambilan data pre and post test one group. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel subyek 20
orang pada sampel berpasangan. Analisa data dilakukan dengan uji statistik chi
8
penelitian diatas adalah variabel dan tempat penelitiannya, pada penelitian
diatas subjek penelitiannya adalah lansia di Panti Tresna Werdha
Muhammadiyah Probolinggo, sedangkan pada penelitian ini subjek
penelitianya adalah lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih
Lawang. Penelitian ini variabel dependennya adalah penurunan skala stres
karena kehilangan & berduka sedangkan penelitian diatas variabel
dependennya depresi.
1.6 Batasan Penelitian
Untuk menghindari luasnya pembahasan dan kajian dalam penelitian ini,
maka peneliti membatasi penelitian pada :
1. Peneliti hanya meneliti lansia di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Asih
Lawang.
2. Peneliti hanya meneliti lansia dengan kehilangan dan berduka di Rumah Asuh
Anak dan Lansia Griya Asih Lawang.
3. Penelti hanya meneliti skala stres lansia akibat kehilangan dan berduka di