BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak fundamental setiap individu yang dinyatakan
secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati
komitmen global Millenium Development Goals (MDGs) yang menyatakan
pembangunan kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktifitas dan
kesejahteraan manusia serta Kementerian Kesehatan telah menetapkan visi
“Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan” (Kementrian Kesehatan,
2010 dalam Devitra 2011).
Untuk mewujudkan harapan tersebut terdapat beberapa permasalahan
yang dihadapi seperti perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran.
Dengan semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya teknologi dibidang kesehatan, pola penyakit dalam masyarakat telah
berubah dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular dan degeneratif
antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut
disebabkan karena perubahan gaya hidup dan perilaku masyarakat (Amiruddin,
2007).
Menurut Feigin (2009), stroke merupakan penyebab kecacatan nomor
1(satu) dan penyebab kematian nomor 3 (tiga) setelah penyakit jantung koroner
dan penyakit kanker sehingga penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan
Stroke menurut World Health Organitation (WHO) dalam Muttaqin
(2008) adalah adanya tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskuler. Stroke adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perubahan neurologic yang disebabkan karena terputusnya aliran darah ke otak.
Sedangkan menurut Pinzan (2010) stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan)
fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa
tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak..
Pendapat lain Junaidi (2011) mengatakan bahwa stroke merupakan penyakit atau
gangguan fungsional otak berup kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat
terhambatnya aliran darah ke otak.
Berdasarkan beberapa dampak yang ditimbulkan oleh penyakit stroke
maka akan sangat mempengaruhi pula fungsi psikologis dari penderita. Secara
fisiologis dan psikologis, penderita stroke memiliki perubahan dan keterbatasan
dalam bergerak, berkomunikasi, dan berfikir yang nantinya akan sangat
mengganggu fungsi peran penderita. Perubahan fisik membuat mereka merasa
terasing dari orang-orang dan mereka memiliki persepsi bahwa dirinya tidak
berguna lagi karena hidup mereka lebih banyak bergantung pada orang lain,
perasaan-perasaan tersebut akan mulai timbul akibat keterbatasan fungsi fisik
dari penderita. Kondisi stroke yang demikian, penderita akan merasa dirinya
cacat dan kecacatan ini menyebabkan citra diri terganggu, merasa diri tidak
Stroke terjadi dipicu oleh beberapa faktor resiko, makin banyak faktor
resiko yang dimiliki oleh penderita, maka makin tinggi pula kemungkinan
terjadinya stroke (Makmur, 2002). Stres merupakan salah satu faktor resiko yang
berada pada urutan terbawah sebagai faktor paling berpengaruh terhadap
terjadinya stroke (Utami, 2009). Hasil studi dari berbagai penelitian menunjukkan
bahwa stres merupakan salah satu faktor utama pemicu hipertensi, yang
merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya serangan stroke (Herke, 2006).
Fakta inilah yang menjadi salah satu alasan bahwa stres perlu mendapatkan
perhatian khusus dari setiap penderita stroke (Gabriella dan Handayani, 2012).
Terjadinya serangan stroke berulang pada penderita stroke umumnya
dipicu dari psikologis pasien yang merasa menyerah terhadap penyakit dan
kondisi tubuhnya yang mengalami kecacatan atau kelumpuhan jangka panjang
pasca stroke, sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas dan berperan
seperti sebelumnya. Rendahnya motivasi dan harapan sembuh penderita serta
kurangnya dukungan keluarga sangat berpotensi menimbulkan beban dan
berujung pada stres (Kumolohadi, 2001).
Niven (2002) mengungkapkan bahawa keberhasilan suatu terapi atau
pengobatan tidak hanya dari peran ataupun dukungan keluarga saja tetapi yang
paling utama penentu keberhasilam suatu terapi atau pengobatan adalah
kepatuhan penderita sendiri, kepatuhan pasien menjalani terapi sesuai anjuran
dokter dan menjalani terapi secara teratur . Salah satu upaya dalam meningkatkan
kepatuhan penderita dalam pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian
pendidikan kesehatan. Upaya kesehatan tersebut terfokus pada upaya
peningkatan perilaku sehat, pendorong perilaku yang menunjang kesehatan,
Rehabilitasi pada pasien stroke bertujuan untuk memperbaiki mobilitas,
menghindari nyeri bahu, pencapaian perawatan diri secara mandiri oleh pasien,
mengontrol kandung kemih, perbaikan proses pikir, meningkatkan kemampuan
untuk melakukan komunikasi, pemeliharaan integritas kulit, perbaikian fungsi
keluarga, serta mencegah adanya komplikasi (Smeltzer dan Bare, 2002).
Dalam masa rehabilitasi, seringkali pasien stroke malas untuk melakukan
latihan dalam menjaga mobilitas seperti melakukan latihan rentang gerak, maka
dari itu sangat diperlukan dukungan dari keluarga untuk memberikan pengertian
kepada pasien dan melatih serta membantu pasien untuk selalu melakukan
latihan rentang gerak (Smeltzer dan Bare, 2002). Pendapat lain dari Friedmann
(2002), peran keluarga disini sangat penting dalam kepatuhan terhadap program
pengobatan jangka panjang. Keluarga bertanggung jawab terhadap semua
prosedur dan pengobatan anggota keluarga yang sakit, seperti menggunakan
obat, menggunakan alat-alat khusus, dan menjalankan latihan.
Untuk melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang
ditentukan, diperlukan adanya kepatuhan, pengertian dan kesadaran dari pasien
yang bersangkutan. Ketidakpatuhan banyak ditemukan pada pasien dengan
penyakit kronis. Pengobatan yang membutuhkan jangka waktu yang lama dan
pengobatan yang tidak memperlihatkan hasil yang cepat terhadap perubahan
kesehatan pasien (Niven,2002).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan selama 5 hari yang dilaksanakan
tanggal 29 Sepetember hingga 3 Oktober 2014 di Klinik Fisioterapi RST dr.
Soepraoen Malang diperoleh data jumlah keseluruhan pasien pasca stroke pada
tahun 2013 berjumlah 125 orang dan pada tahun 2014 berjumlah 103 orang.
berbeda-beda dari keluarga dan memiliki tingkat stres yang berbeda-beda serta
kepatuhan mengikuti rehabilitasi yang berebeda-beda.. Hasil studi pendahuluan
pada 18 keluarga dan pasien didapatkan data dengan, peran keluarga baik
sebanyak 9 orang (50%), peran keluarga cukup baik sebanyak 7 orang (38,9%)
dan peran keluarga kurang baik sebanyak 2 orang (11,1%). Kemudian pasien
yang mengalami stres sangat berat 2 orang (11,1%), stres berat 3 orang (16,7%),
stres sedang 3 orang (16,7%), stres ringan 4 orang (22,2%), normal 6 orang
(33,3%), serta pasien yang patuh mengikuti rehabilitasi sebanyak 7 orang (38,9%)
dan pasien yang tidak patuh mengikuti rehabilitasi sebanyak 11 orang (61.1%).
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti merasa perlu melakukan
penelitian tentang hubungan peran keluarga dan tingkat stres pasien pasca stroke
terhadap kepatuhan pasien mengikuti rehabilitasi di Klinik Fisioterapi RST dr.
Soepraoen Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan peran
keluarga dan tingkat stres pasien pasca stroke terhadap kepatuhan pasien
mengikuti rehabilitasi di Klinik Fisioterapi RST dr. Soepraoen Malang ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kepatuhan pasien mengikuti rehabilitasi di Klinik Fisioterapi RST dr.
Soepraoen Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi peran keluarga pada pasien pasca stroke di Klinik
Fisioterapi RST dr. Soepraoen Malang.
2. Mengidentifikasi tingkat stres pasien pasca stroke di Klinik Fisioterapi
RST dr. Soepraoen Malang.
3. Mengidenifikasi kepatuhan pasien pasca stroke di Klinik Fisioterapi
RST dr. Soepraoen Malang.
4. Menganalisa hubungan peran keluarga terhadap kepatuhan pasien
mengikuti rehabilitasi di Klinik Fisioterapi RST dr. Soepraoen
Malang.
5. Menganalisa hubungan tingkat stres pasien pasca stroke terhadap
kepatuhan pasien mengikuti rehabilitasi di Klinik Fisioterapi RST dr.
Soepraoen Malang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
1. Menerapkan pengetahuan tentang riset keperawatan yang sudah
didapatkan untuk memperoleh informasi tentang hubungan peran
keluarga dan tingkat stres pasien pasca stroke terhadap kepatuhan
pasien mengikuti rehabilitasi di Klinik Fisioterapi RST dr. Soepraoen
Malang.
2. Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu
keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan UMM
1.4.3 Bagi Rumah Sakit Tentara dr. Soepraoen Malang
Sebagai acuan dalam melakukan pengembangan strategi layanan
kesehatan di Klinik Fisioterapi RST dr. Soepraoen Malang.
1.4.4 Pasien dan Keluarga
Membantu memberikan konseling, informasi dan edukasi yang
terkait dengan penyakit yang dialami anggota keluarga.
1.4.5 Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam pengkajian dan
penelitian bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang lebih
bermutu dan menyeluruh yang terkait dengan topik yang peneliti angkat.
1.5 Keaslian penelitian
Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yaitu :
1. Peran Keluarga dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada Pasien Stroke
oleh Pipit Festy tahun 2010 di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya. Pada
penelitian terebut dilakukan penelitian tentang peran keluarga sebagai
motivator, educator dan perawat keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi
medik pada pasien stroke di rumah sakit, penelitian ini menggunakan desian
penelitian deskriptif. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa peran
keluarga sangat baik, baik sebagai motivator, edukator, dan sebagai perawat
keluarga. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah peneliti
kepatuhan mengikuti rehabilitasi pada pasien pasca stroke dan penambahan
satu variabel bebas yaitu hubungan tingkat stres pasien pasca stroke
terhadap kepatuhan mengikuti rehabilitasi.
2. Stres pada Kejadian Stroke oleh Gabriella dan Handayani tahun 2012 di
Unit Stroke dan B1 Saraf RSUP dr. Kariadi Semarang . Pada penelitian
tersebut dilakukan penelitian tentang stres pada kejadian stroke di rumah
sakit, penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif menggunakan
rancangan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian tersebut menunjukan stres pada kejadian stroke sangat
tinggi, stres yang bersifat konstan dan terus-menerus . Yang membedakan
dengan penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian tentang
bagaimana hubungan peran keluarga dan tingkat stres pasien pasca stroke
terhadap kepatuhan pasien mengikuti rehabilitasi.
3. Studi Deskriptif Dukungan Keluarga pada Pasien Stroke dalam Menjalani
Rehabilitasi Stroke di RSUD Bendan Pekalongan oleh Basuki dan Urip
Haryanto tahun 2013. Pada penelitian tersebut dilakukan penelitian tentang
dukungan keluarga meliputi perhatian secara emosi, bantuan instrumental,
pemberi informasi, penilaian dan penghargaan pada pasien pasca stroke di
rumah sakit. penelitian ini menggunakan design penelitian deskriptif. Hasil
penelitian tersebut menunjukan dukungan keluarga sangat kurang, yang
membedakan dengan penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian
tentang bagaimana hubungan peran keluarga terhadap kepatuhan pasien
mengikuti rehabilitasi pada pasien pasca stroke dan penambahan satu
variabel bebas yaitu hubungan tingkat stres pasien pasca stroke terhadap
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DAN TINGKAT STRES
PASIEN PASCA STROKE TERHADAP KEPATUHAN
PASIEN MENGIKUTI REHABILITASI DI KLINIK
FISIOTERAPI RST dr. SOEPRAOEN MALANG
SKRIPSI
Oleh :
EKA KOMARIYA SARI
NIM.201010420311135
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DAN TINGKAT STRES
PASIEN PASCA STROKE TERHADAP KEPATUHAN
PASIEN MENGIKUTI REHABILITASI DI KLINIK
FISIOTERAPI RST dr. SOEPRAOEN MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan ( S.Kep ) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang