• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAHAN KOTA MATARAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAHAN KOTA MATARAM)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI KASUS PADA PEMERINTAHAN

KOTA MATARAM)

SKRIPSI

Memperoleh Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

TUSTA CITTA IHTISAN TRI PRASIDYA

201210170311468

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta karunianya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang ANALISIS PENERAPAN STANDAR

AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DALAM PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA

PEMERINTAH KOTA MATARAM). Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penelitian skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan

bantuan dan dukungan. Oleh karena, itu penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Dr. Idah Zuhroh, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Siti Zubaidah, MM., Ak., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Ahmad Juanda M.M., Ak., CA. dan Dra. Endang Dwi Wahyuni

M.Si., Ak., CA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dan senantiasa memberikan waktu untuk membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Achmad Syaiful Hidayat Anwar SE., M.Sc., Ak. selaku dosen wali yang

(4)

studi di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Untuk Ibu Sri Wibawani (ibunda Ani) yang menjadi ibu kedua penulis selama

masa perkuliahan. Terimakasih atas bimbingan serta kesabaran yang

diberikan untuk penulis.

6. Seluruh dosen dan staff karyawan yang telah memberikan ilmu, pengetahuan,

dan pelayanan terbaik selama bergabung bersama civitas akademika

Universitas Muhammadiyah Malang

7. Sapto Hendri Boedi S dan Ani Priatni selaku Orang tua tercinta atas

kesabarannya yang luar biasa memberikan doa, dukungan, semangat, nasehat,

kasih sayang, dan pengorbanan yang tiada henti, semoga penulis dapat

membanggakan kalian.

8. R. Moh. Dwi Prasetyo dan Ghea Putri Hendriani sebagai kakak yang selalu

mendukung dan sabar mendukung penulis untuk segera lulus.

9. Oddy Andia Putra, Mbak Ayya, Mitha Sukma W. dan Elliska Yuliana

Sebagai sahabat terimakasih atas semangat, doa serta dukungan yang

diberikan selama mengerjakan skripsi

10. Teman-teman Warung Plonyoter’s Coffee yang senantiasa menemani penulis

sampai menjadi wisudawan.

11. Teman-teman Part time Jurusan, PPA (Pusat Pengembangan Akuntansi),

PPAK serta Anak-anak Akuntansi 2012 khususnya Kelas I terimakasih telah

(5)

v

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya, yang telah

membantu penyusunan skripsi ini, mendoakan dan memberikan motivasi

kepada penulis. Terimakasih atas semuanya.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak

yang telah memberikan segala bantuan, bimbingan, petunjuk, dan semangat

kepada penulis.

Demikian penelitian ini, semoga dapat bermanfaat untuk penelitian

berikutnya. Dengan kerendahan hati penulis bersedia menerima saran dan kritik

yang membangun demi penelitian yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 2 Agustus 2016

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Akuntansi Pemerintahan ... 11

2. Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas ... 11

3. Konsep Dasar Basis Akrual ... 12

4. Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual ... 14

5. Tujuan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual ... 14

6. Kerangka Konseptual Standart Akuntansi Pemerintahan ... 15

7. Tujuan dan Ruang Lingkup ... 16

8. Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 ... 17

BAB III. METODE PENELITIAN ... A. Objek Penelitian ... 18

B. Jenis Penelitian ... 18

C. Jenis dan Sumber Data ... 19

D. Teknik Perolehan Data ... 19

(7)

vii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

4.1Gambaran Umum Daerah ... 21

4.1.1 Produk Domestik Regional Bruto ... 22

4.1.2 Struktur Organisasi ... 23

4.1.3 SKPD Pemerintahan Kota Mataram ... 23

4.2 Deskripsi PP 71Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintahan Daerah Berbasis Akuntansi Akrual ... 25

4.3 Laporan Keuangan Pemerintahan Kota Mataram Tahun 2015 ... 54

4.4 Analisis Kesesuaian Antara PP 71 Tahun 2010 dengan LKPD Pemerintahan Kota Mataram ... 55

BAB V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... C. Keterbatasan ...

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Kota Mataram

Lampiran 2 : Peta Kota Mataram

Lampiran 3 : Contoh format Neraca LKPD Kota Mataram

Lampiran 4 : Contoh format Laporan Arus Kas LKPD Kota Mataram

Lampiran 5 : Contoh format Laporan Perubahan Ekuitas LKPD Kota Mataram

Lampiran 6 : Contoh format Laporan Perubahan saldo anggaran lebih LKPD

Kota Mataram

(9)

ix DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Jakarta : Erlangga

Siregar, Baldric. 2015. Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan Pemerintahan Berbasis Akrual), Yogyakarta : SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEM YKPN

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standart Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standart Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah daerah

Sugiarto dan Bagjana. 2013. Peran Akuntansi Pemerintahan Dalam Rangka Membangun Akuntabilitas, Transparansi dan Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah, Jurnal Akuntansi Vol. 5 No 1 Mei :23-25

Mahsun, Sulistyowati, dan Purwanugraha. 2006. Akuntansi Sektor Publik : edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA

Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik. 2006. Standar Akuntansi Pemerintahan : Telaah Kritis PP Nomor 24 tahun 2005. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA

Langlelo, Saerang dan Alexander. 2015. Analisis Penerapan Standar akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dalam Penyajian Laporan Keuangan Pada Pemerintah Kota Bitung, Jurnal EMBA Vol. 3 No 1 maret 2015

Kalalo, Tinangon, dan Elim. 2014. Pengukuran Kinerja Pada Pemerintah Kota Manado, Jurnal EMBA Vol. 2 No.1 Maret 2014

Akuba. 2014. Analisis Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo

(10)

Halim, Abdul dan Kusufi, Syam 2012. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Ulum, Ihyaul dan Juanda, Ahmad. 2016. Metedologi Penelitian Akuntansi: Edisi 2 (dua). Malang: Aditya Media Publishing.

(11)

1

BAB 1

Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG

Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

paradigma atas seluruh komponen dalam pemerintahan. Berjalan seiring

waktu paradigma itu pun berkembang menjadi suatu dasar bagi

pemerintahan di Indonesia khususnya dalam bidang Akuntansi

Pemerintahan atau yang biasa kita dengar dengan sebutan Akuntansi Sektor

Publik. Munculnya banyak korupsi serta akuntabilitas yang kurang dan

masyarakat sebagai stake holder juga menuntut atas transparansi dan

akuntabilitas publik atas tuntutan itu pun Organisasi-Organisasi Sektor

Publik semakin meningkatkan perkembangan Akuntansi Sektor Publik.

Istilah “Sektor Publik” menurut Mardiasmo (2009) yang dikutip

Halim (2012) dari sudut pandang ilmu ekonomi dapat dipahami sebagai

suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk

menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan hak publik. Hal inipun sesuai juga dengan dengan penjelasan

Halim (2008) mengutip penjelasan Joedono (2000) istilah sektor publik

tertuju pada sektor Negara, usaha-usaha Negara, dan organisasi Negara, dan

Abdullah (1996) yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sektor

publik adalah pemerintah dan unit-unit organisasinya, yaitu unit-unit yang

dikelola pemerintah dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak atau

(12)

2

keamanan. Dengan demikian, bisa diambil kesimpulan bahwa sektor publik

dapat dikonotasikan sebagai perpajakan, birokrasi atau pemerintah.

Pemerintah membuat dasar untuk melakukan reformasi pada

manajemen keuangan pemerintahan khususnya untuk pengelolaan keuangan

negara dengan membuat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara. Undang-Undang tersebut mengatur tentang

prinsip-prinsip pengelolaan keuangan Negara sebagai dasar reformasi pada

manajemen keuangan pemerintahan. Prinsip-prinsip tersebut juga

memperkokoh landasan pelakasanaan desentralisasi dan otonomi daerah

yang telah dimuat dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah yang telah disempurnakan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 dan

UU Nomor 25 Tahun 1999 yang disempurnakan dalam UU Nomor 33

Tahun 2004, yang mengatur tentang Kewenangan dan Sistem Perimbangan

Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dengan dikeluarkan

ketiga Undang-Undang tersebut diharapkan tuntutan transparansi dan

akuntabilitas oleh masyarakat kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah dapat dipenuhi dengan didukung oleh rencana dan program kerja

yang jelas sesuai dengan kondisi dan prioritas masing-masing.

Salah satu ruang lingkup dari keuangan Negara adalah Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di samping barang-barang

inventaris kekayaan Negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Inventaris Negara dan BUMN dikelola langsung oleh Negara, sehingga

keduanya merupakan unsur penting dalam Negara. Sedangkan, pada tingkat

(13)

3

lingkup keuangan Negara yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dan barang-barang Inventaris kekayaan daerah juga dikeloala secara

langsung oleh Pemerintah Daerah.

Hal-hal baru perubahan mendasar dalam ketentuan pengelolaan

keuangan Negara yang diatur oleh UU 17 Tahun 2003 meliputi pengertian

dan ruang lingkup keuangan Negara, asas-asas umum pengelolaan keuangan

Negara, kedudukan Presiden sebagai pemegang kekuasaan pengolahan

keuangan Negara, pendelegasian kekuasaan Presiden kepada Menteri

Keuangan dan Menteri/Pimpinan lembaga, susunan APBN dan APBD,

ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN dan APBD,

pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan bank sentral,

pemerintah daerah dan pemerintah/lembaga asing, pengaturan hubungan

keuangan antara pemerintah dengan perusahaan Negara, perusahaan daerah,

dan perusahaan swasta, dan badan pengelola dana masyarakat, serta

penetapan bentuk dan batas waktu penyampaian laporan

pertanggungjawaban pelakasanaan APBN dan APBD. UU Nomor 17 Tahun

2003 juga mengamanatkan dalam pasal 32 bahwa bentuk dan isi laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun atau disajikan

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar Akuntansi

Pemerintahan disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

(KSAP) ysng independen dan kemudian ditetapkan dengan peraturan

pemerintah yang terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan

(14)

4

Sesuai dengan amanat dari UU Nomor 17 Tahun 2003 tersebut,

pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan SAP pertama

yang dimiliki Indonesia sejak kemerdekaannya. Standar Akuntansi

Pemerintahan dalam PP Nomor 24 tahun 2005 tersebut menggunakan basis

kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan dan

basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana.

Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat

sementara sebagaimana diamanatkan dalam pasal 36 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang Menyatakan

bahwa selama dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual

belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis berbasis kas

menurut pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti, sebab basis kas terkadang

kurang sesuai dengan transaksi yang tidak berhubungan dengan kas, hal ini

mengakibatkan pada tidak adanya pencatatan pada jurnal keuangan ketika

terdapat transaksi yang sama sekali tidak mempengaruhi kas. Artinya,

penyelenggaraan keuangan tidak cukup dengan basis kas, sehingga

pemerintah membuat ketentuan penyelengaraan akuntansi berbasis akrual

dengan menyusun standar akuntansi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 yang menyatakan Standar Keuangan Pemerintah berbasis

(15)

5

Sesuai dengan Lampiran II PP No. 71 Tahun 2010, Penerapan SAP

berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat

menerapakan SAP basis kas menuju Akrual (PP No. 24 Tahun 2005) paling

lambat 4 (empat) tahun setelah tahu anggaran 2010 yakni pada tahun 2014.

Selanjutnya, setiap entitas pelaporan baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP berbasis akrual. Laporan

Keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual

dimaksudkan dapat memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku

kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa Laporan Keuangan

pemerintah dan sebagai pemecah masalah Standar Akuntansi sebelumnya.

Karena basis akrual mengakui dan mencatat transaksi serta peristiwa lainnya

pada saat kejadian keuangan terjadi atau pada perolehan (Halim, 2007 dan

Bastian, 2001).

Dengan demikian, tahun 2014 dapat dikatakan sebagai tahun terakhir

penerapan akuntansi kas menuju akrual sekaligus tahun uji coba proses

penerapan akuntansi basis akrual pada tiap pemerintah daerah, maka

diharapkan seluruh entitas pelaporan telah menerapkan basis akuntansi

akrual pada pelaporan keuangannya. Dalam masa-masa transisi, evaluasi

penerapan PP No. 71 Tahun 2010 ini dirasa penting, sebab bagi KSAP

tahun 2014 merupakan tahun penyelesaian berbagai Buletin Teknis Akrual

Paripurna sebagai landasan implemtasi PP No. 71 Tahun 2010 Akrual

Paripurna awal 2015. Pada akhir tahun 2014, diramalkan opini WTP

berbasis menuju akrual dan opini WTP pada akhir tahun 2015 akan

(16)

6

tahun pertama (percobaan) menggunakan akuntansi basis Akrual. Jika WTP

tidak menjamin kualitas laporan keuangan, ketaatan penerapan SAP dalam

penyusunan LKPD dapat menjadi solusinya. Dijelaskan dalam penelitian

permana (2011) bahwa, Standar Akuntansi Pemerintahan secara signifikan

berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pada Laporan Keuangan

Pemerintahaan Daerah.

Menurut PP No. 71 Tahun 2010, entitas akuntansi adalah unit

pemerintahan penggunaan anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya

wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk

digabunggkan pada entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit

pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas

Pelaporan yang menurut yang menurut ketentuan peraturan

perundang-perungan wajib menyampaikan laporan pertanggungjwaban berupa Laporan

Keuangan. Kerangka konseptual pada lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

menyatakan bahwa, entitas pelaporan yakni pemerintah pusat, Pemerintah

Daerah, Masing-masing kementrian Negara atau lembaga di lingkungan

pemerintah pusat dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah

atau organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan

organisasi wajib menyajikan laporan keuangan berupa Laporan Keuangan

yang bertujuan umum. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No.

1 menjelaskan bahwa Laporan Keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan

oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan

terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang

(17)

7

kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas

Pelaporan dan membantu mentukan kekuatannya terhadap

perundang-undangan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang harus diselenggarakan

mulai tahun anggaran 2015. Peraturan ini yang membawa perbedaan dalam

standard dan mekanisme penyajian laporan keuangan pada Pemerintah

Daerah, serta didukung oleh Permendagri No. 64 tahun 2013 Pasal 10 ayat (2)

yang menyatakan penerapan SAP berbasis akrual paling lambat mulai tahun

anggaran 2015. Menurut PP No. 71 basis akrual adalah SAP Berbasis Akrual

adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam

pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan

pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang

(18)

8

A. RUMUSAN MASALAH

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan

penelitian yang lebih terfokus dan sistematis serta bedasarkan uraian latar

belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual

pada penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram?

2. Bagaimana kesesuaian penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota

Mataram dengan PP No. 71 Tahun 2010?

B. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian disini adalah untuk mendeskripsikan

bagaimana penerapan SAP berbasis akrual pada penyajian laporan keuangan

Pemerintah Kota Mataram serta mendeskripsikan kesesuaian penyajian

laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram dengan PP No. 71 Tahun 2010

yang menjadi pedoman SAP berbasis akrual.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

serta pengetahuan tentang penerapan SAP berbasis akrual pada

penyajian laporan keuangan Pemerintah Kota Mataram.

2. Bagi pembaca diharapkan penelitian ini dapat membantu menamabah

(19)

9

bidang akuntansi terutama bagi yang ingin melanjutkan meneliti

Referensi

Dokumen terkait

Dimana PP 71 merupakan penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual murni meskipun didalam peraturan tersebut juga masih diakomodir

Perlakuan akuntansi pada LKPD TA 2013 terkait penerapan basis akrual telah sesuai untuk pengakuan, penilaian dan penyajian di pos-pos dalam neraca, kecuali

Penerapan Penuh Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual (Kasus

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kualitas Aparatur Pemerintah daerah dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan di Kota Semarang (Studi Kasus pada

Abstrak: Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan

Penelitian ini bertujuanuntukmenganalisispengaruh akuntansi berbasis akrual, sistem pengendalian intern, motivasi kerja, penerapan standar akuntansi pemerintah dan

judul “Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dan Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Badan Keuangan Daerah

Pemerintah kota Surabaya telah menerapkan standar akuntansi berbasis akrual dalam pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual terhadap