• Tidak ada hasil yang ditemukan

COPING STRESS PADA ISTRI POLISI DIREKTORAT INTELKAM POLISI DAERAH KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "COPING STRESS PADA ISTRI POLISI DIREKTORAT INTELKAM POLISI DAERAH KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

COPING STRESS PADA ISTRI POLISI DIREKTORAT

INTELKAM POLISI DAERAH KALIMANTAN TENGAH

SKRIPSI

Disusun Oleh : Arumici Anita

06810136

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

COPING STRESS PADA ISTRI POLISI DIREKTORAT

INTELKAM POLISI DAERAH KALIMANTAN TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh : Arumici Anita

06810136

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Coping Stress Pada Istri Polisi Direktorat Intelkam Polisi Daerah Kalimantan Tengah

2. Nama Peneliti : Arumici Anita 3. No. Induk Mahasiswa : 06810136

4. Program : Sarjana Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 20 Desember-27 Desember 2010 7. Tanggal Ujian :

Malang, 2 Februari 2011 Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji Pada tanggal : 5 Februari 2011

Dewan penguji

Ketua Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Diana Savitri H., M.Psi ( )

2. Dra. Cahyaning S., M.Si ( )

3. Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. wb. Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Coping Stress Pada Istri Polisi Direktorat Intelkam Polisi Daerah Kalimantan Tengah”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Tri Dayakisni, M.Si dan Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi Selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. M. Salis Yuniardi, M.Psi. selaku dosen wali yang senantiasa member dukungan dan member pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 4. Kepada Polisi Daerah Kalimantan Tengah yang telah memberikan ijin dan

fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.

5. Para istri Intelkam Polisi Daerah Kalimantan Tengah yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

6. Papah dan mamah (H. Yasin dan Hj. Mistiani ) yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan ibu mertuaku (Bapak Radjipan dan Ibu Rubiah) keluarga di Jepara yang selalu memberi semangat untuk skripsi ini.

(6)

9. Teman-teman angkatan 2006, Bapak dan ibu kost, anak-anak TEA II, yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong menyelesaikan skripsi ini, dan juga kota Malang terima kasih atas semua kenangan yang diberikan. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya tulis manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 2 Februari 2011 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat teoritis ... 6

2. Manfaat praktis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres ... 7

1. Pengertian stres ... 7

2. Macam-macam stres ... 8

3. Faktor-faktor penyebab stress atau stressor ... 8

4. Gejala-gejala stres ... 10

B. Coping Stres ... 10

1. Pengertian coping ... 10

2. Fungsi dan jenis coping ... 11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi coping ... 15

C. Stres Istri Polisi Direktorat Intelkam Polda Kalimantan Tengah ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19

B. Batasan Istilah ... 19

C. Subjek Penelitian ... 20

D. Metode Pengumpulan Data ... 20

E. Lokasi Penelitian ... 21

F. Tahap-tahap Penelitian ... 21

G. Analisa Data ... 22

H. Keabsahan Data ... 23

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24

1. Deskripsi subyek ... 24

(8)

B. Hasil Analisis Data ... 35

1. Subyek NR ... 35

2. Subyek UK ... 37

3. Subyek RW ... 39

4. Subyek EW ... 40

C. Rangkuman Hasil Analisis ... 40

D. Pembahasan ... 42

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Identitas Subyek Penelitian ... 24

Tabel 4.2 Hasil Analisis Subyek NR ... 35

Tabel 4.3 Hasil Analisis Subyek UK ... 37

Tabel 4.4 Hasil Analisis Subyek RW ... 39

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Guide Interview ... 50

Lampiran 2. Wawancara Subjek Penelitian ... 52

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bird, G., & Melville, K.(1994). Families and intimate relationships. McGraw-Hill:United States America

Davison, C.,G, Neale, J.M., & Kring, A.M.(2004). Psikologi abnormal,Edisi ke-9. PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta

Putri, D.E., dan Rachmatan, R. (2005). Metode-metode dalam mengatasi stres akibat tsunami pada keluarga korban tsunami Aceh, Proceeding, Seminar Nasiona PESAT.Jakarta: Universitas Gunadarma.

Ginting, L.P, (1999). Mengantisipasi Stres dan Penanggulangannya. Penerbit Yayasan Andi Yogyakarta: Yogyakarta

Moleong, L.J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi. PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Ni’matuzahroh. (2005). Problematika dan Strategi Coping Remaja Panti Asuhan Laporan Penelitian. Unpublished Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Safaria, T., dan Saputra, N.E. (2009). Manajemen Emosi. PT Bumi Aksara: Jakarta

Safaria, T. (2005). Autisme: Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna bagi Orang tua.PT Graha Ilmu: Yogyakarta

Saronto, Y.W., dan Karwita, J. (2001).Intelijen.PT. Ekalaya Saputra: Jakarta

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan.PT. Grasindo: Jakarta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.PT. Alfabeta: Bandung

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia tidak pernah lepas dari permasalahan hidup yang kompleks, sehingga individu tersebut harus bisa menempatkan dirinya dalam mengantisipasi dan menyeleksi permasalahan yang dihadapi. Seseorang tentu ingin hidup tenang tanpa ada masalah, tetapi dalam hidup pasti tidak akan lepas dari masalah, baik itu besar ataupun kecil yang sering kali berakhir dengan stress. Ada peristiwa yang dirasakan oleh sebagian besar orang sebagai stress, tetapi ada juga yang menganggap stress sebagai hal yang biasa saja.

Stress memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Siapapun, dimanapun dan kapanpun dapat terkena stress. Hal-hal yang menimbulkan stress itu bermacam-macam, bisa dari kejadian sehari-hari misalnya dimarahi orang tua, tidak lulus ujian, difitnah teman dan sebagainya. Bisa dari kejadian-kejadian alam, seperti tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus yang menyebabkan seseorang kehilangan sesuatu yang dicintainya.

Semua individu akan mengalami beberapa permasalahan dalam menjalani kehidupannya dan hal ini merupakan suatu keadaan yang normal. Seorang individu dalam menghadapi permasalahan akan mengalami proses penyesuaian diri, yaitu interaksi yang terus menerus dengan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Dalam melakukan penyesuaian diri setiap individu berbeda satu dengan lainnya. Masalah kemampuan penyesuaian diri dipengaruhi oleh tekanan jiwa dalam diri manusia. Tekanan jiwa yang berpengaruh pada penyesuaian diri adalah rasa cemas dan takut. Hal ini jika tidak cepat diatasi maka akan menimbulkan kegoncangan emosi.

(13)

2

pekerjaan. Sebagai contoh dalam penyelesaian kasus narkoba, seorang polisi harus terjun ke diskotik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada para wanita yang bekerja di diskotik tersebut. Dari kasus tersebut dapat menyebabkan istri mengalami kecemasan terhadap suami karena dekat dengan wanita lain. Contoh lain adalah kasus pengamanan pada PILKADA, yang mana polisi harus selalu siaga jika sewaktu-waktu tejadi konflik, sehingga istri mengalami kecemasan terhadap suami, ditakutkan sesuatu yang tidak diinginkan seperti suami menjadi korban amuk masa.

Hal ini sesuai dengan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada istri-istri Polisi Direktorat Intelkam Polda Kalimantan Tengah, yaitu Ibu U istri Brigadir D yang menyatakan bahwa “ Banyak dari teman saya yang juga istri Direktorat Intelkam yang mengalami stress, stres yang dialami diantaranya disebabkan kurangnya perhatian dari suami, harus menyelesaikan semua urusan rumah tangga sendiri baik itu masalah anak ataupun ekonomi keluarga. Saya terkadang sedikit kurang dapat menerima seperti harus mengurus anak sendiri, memutuskan hal-hal yang penting sendiri, menentukan sekolah anak, tidak bersemangat dan mudah tersinggung”. (wawancara pada hari Rabu tanggal 2 Juni 2010).

Demikian juga pernyataan dari Ibu R istri Brigadir D bahwa “Sebagai istri dari anggota Direktorat Intelkam saya senang, tetapi pada waktu-waktu tertentu saya sering mengalami kecemasan karena pekerjaan suami saya, membuat saya susah tidur, gelisah, cemas, tidak semangat, disebabkan kurangnya perhatian dari suami, atau terjadi hal-hal yang tidak-tidak misalnya terkena amuk massa, dijadikan tameng oleh orang lain, mempertaruhkan nyawa dan lainya. Apalagi pada saat ini sedang berlangsung Pemilihan Pemerintah Daerah (PILKADA), Operasi Ilegal loging kejahatan bidang kehutanan, Operasi Pekat Telabang (penertipan masyarakat untuk menciptakan situasi dan kondisi keamanan ketertipan masyarakat dalam Pemilihan Pemerintah Daerah) menyebabkan suami saya sering pulang larut malam dan terkadang tidak sempat untuk pulang ke rumah”. (wawancara pada hari Rabu tanggal 2 Juni 2010).

(14)

3

pembelaan tubuh manusia. Pembelaan tubuh tersebut untuk memungkinkan suatu proses adaptasi atau penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa keharusan ancaman yang menimpa diri sesorang dan juga meruapakan adaptasi terhadap peristiwa-peristiwa yang menyenangkan yang dialami seseorang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa istri Direktorat Intelkam, dapat diketahui bahwa mereka mengalami stress yang disebabkan oleh pekerjaan suaminya. Gejala- gejala tersebut antara lain seperti susah tidur, gelisah, cemas, tidak bersemangat dan lain-lain. Oleh karena itu dibutuhkan adanya coping stress. Karena stress yang terlampau besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Orang-orang yang mengalami stress bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks atau menunjukkan sikap yang kooperatif.

Studi mengenai stres dalam konteks keluarga polisi memperlihatkan antara 10 dan 20 persen dari semua isteri polisi tidak puas dengan pekerjaan pelaksana hukum dan berharap suami mereka mengejar jalur pekerjaan lain (Rafky, 1974; Stenmark et al., 1982). Data ini menunjukkan bahwa para istri tersebut tidak puas dan kurangnya penerimaan terhadap pekerjaan suami yang disebabkan oleh tanggung jawab pekerjaan suami yang mengharuskan untuk selalu melayani masyarakat dan tidak mempunyai jam kerja yang tetap. Selain itu, jam kerja yang tidak menentu dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan keluarga yang telah direncanakan sebelumnya. Sesuai dengan pernyataan Maynard dan Maynard (1982) bahwa pergeseran jam kerja dan panggilan kerja tiba-tiba yang mengganggu rencana jangka panjang keluarga dan karir pasangannya. Hal seperti ini dapat menjadi tekanan bagi istri penegak hukum, seperti istri polisi yang nantinya akan menjadi salah satu penyebab stress.

(15)

4

Menurut Lazarus (dalam Safaria dan Saputra, 2009) Coping merupakan strategi untuk memanajemen tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan coping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (distress demands).

Safaria dan Saputra (2009) menyatakan bahwa setiap individu akan berbeda-beda dalam menggunakan coping-nya dalam menghadapi setiap masalah yang sama, semuanya tergantung seberapa baik individu tersebut mengamati perbedaan diantara hubungan antara situasi yang menekan dan sumber kekuatan dalam dirinya sendiri. Seperti yang dilakukan para istri Direktorat Intelkam melakukan pengalihan terhadap stress yang dirasakan dengan melihat acara televisi (sinetron, gossip selebritis), mencoba berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugas di rumah, berkumpul bersama teman-teman, bersenda gurau untuk mengurangi stres yang dirasakan. Para istri Polisi Direktorat Intelkam merasa bahwa beban mereka dapat sedikit berkurang jika mereka melakukan pengalihan atau upaya penanganan dari stres yang mereka alami.

(16)

5

Terdapat dua strategi coping yang dapat dipakai individu sesuai dengan situasi tekanan yang dihadapinya untuk penyelesaian masalah yaitu, apakah strategi coping yang berfokus pada permasalahan ataupun pemilihan strategi coping untuk mengatur emosi. Kedua strategi coping tersebut dapat bertujuan untuk mereduksi ketegangan yang disebabkan oleh situasi tekanan dari lingkungan maupun dapat mengatur hal-hal negatif. (Safaria dan Saputra, 2009)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa coping yang efektif harus dilakukan individu yang mengalami stress dan permasalahan yang dialami dalam kehidupannya, karena coping dapat menjadi sebuah usaha untuk mengurangi stress dan tekanan seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui ”Coping Stress pada Istri Polisi Direktorat Intelkam Polisi Daerah Kalimantan Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gejala stres yang dialami oleh para Istri Polisi Direktorat Intelkam Polda Kalimantan Tengah ?

2. Bagaimana coping stres yang dilakukan Istri Polisi Direktorat Intelkam Polda Kalimantan Tengah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gejala stres yang dialami oleh para Istri Polisi Direktorat Intelkam Polda Kalimantan Tengah.

(17)

6

D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat pada pengembangan ilmu psikologi khususnya psikologi sosial.

2. Secara praktis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 seba- gaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, Keasdepan Pertahanan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis tanaman, menentukan pendapatan masyarakat dari agroforestri, dan menganalisis kesejahteraan petani

Berdasarkan hasil uji F secara simultan variabel frekuensi kehadiran (X1) Tingkat pendidikan (X2), pengalaman mengajar (X3) dan insentif (X4) berpengaruh signifikan

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN Meningkatn ya Tenaga kerja industry yang kompeten Jumlah Calon Tenaga Kerja Terampil yang Kompeten 280 240 243 258 256 Program

Kepada semua teman-teman Fakultas Teknik Program Studi sistem Informasi khususnya angkatan 2010 yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

Menjalankan fungsi “manajer” pada tanah yang mereka miliki, tuan tanah besar tidak melakukan pekerjaan kasar Setelah panen, buruh tani diperbolehkan menanami lahan pertanian

Karakter granul dari tablet antasid dengan variasi pengikat gel cincau hijau meliputi sudut istirahat (17-19,5 o ), kompresibilitas (17-22,5%), dan laju alir

Syukur Alhamdulillah dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KADAR