• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia sekolah merupakan masa yang dinamis untuk pertumbuhan dan

perkembangan anak. Selama periode ini juga perkembangan fisik, mental,

sosial anak berkembang. Kesehatan yang buruk dan kekurangan gizi dapat

mengganggu baik pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak-anak

sekolah dasar (Arafat, 2014). Anak usia sekolah merupakan kelompok yang

rentan akan masalah kesehatan fisik maupun psikologis. Masalah kesehatan

psikologis yang biasa dialami oleh anak usia sekolah adalah kesulitan dalam

belajar, gangguan emosi, dan masalah perilaku. Masalah kesehatan fisik

yang dialami oleh anak usia sekolah misalnya diare, penyakit kulit dan

sebagainya. Masalah kesehatan fisik tersebut pada umumnya dikarenakan

karena kurangnya pengetahuan dan kurang pedulinya anak usia sekolah

akan kebersihan diri (Ardhiyarini, 2008).

Anak usia sekolah dasar termasuk kelompok umur yang rawan gizi

dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi yang akan memberi dampak

buruk pada status gizi, juga perkembangan dan kinerja di sekolah (Hidayat, 2005). Depkes (2005) menyatakan status gizi berperan penting dalam

pertumbuhan fisik anak. Anak dengan status gizi buruk atau kurang akan

mengalami hambatan pertumbuhan fisik, terganggunya sistem pertahanan

tubuh, sehingga menjadikan seseorang anak mudah terserang penyakit.

Penyakit infeksi dengan kondisi status gizi seseorang dapat

(2)

2

terjadi pada anak usia sekolah dasar adalah ISPA dan diare. Diare

menyebabkan kehilangan nafsu makan, sehingga terjadi kekurangan jumlah

makanan dan minuman dalam tubuh dan dapat mengakibatkan kekurangan

gizi. Kekurangan gizi dapat menghambat respon imunitas dan meningkatkan

risiko penyakit infeksi. Defisiensi gizi sering menjadi langkah awal dari

gangguan sistem kekebalan tubuh. Penyakit infeksi dan gizi kurang dapat

disebabkan oleh kemiskinan dan kebersihan lingkungan yang buruk. Selain

itu, infeksi juga menghambat reaksi imunologis yang normal dengan cara

menghabiskan sumber-sumber energi di tubuh (Santoso, 2004). Status gizi

buruk lebih cenderung mengalami penyakit diare, serta infeksi pernafasan,

dan juga memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit

infeksi dengan durasi yang lebih lama dan menyebabkan keadaan tubuh

melemah (Gibney dkk, 2009).

Menurut penelitian Tarigan (2003), mengatakan bahwa anak dengan

status gizi kurang yang mengalami diare 2,10 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan anak yang tidak diare sedangkan anak dengan status gizi kurang

yang mengalami ISPA 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang

tidak ISPA. Menurut hasil Riskesdas (2013), prevalensi ISPA kelompok umur

5-14 tahun di Indonesia masih cukup tinggi, tahun 2013 mengalami

peningkatan prevalensi dari tahun 2007 yaitu sebesar 6,2% dan untuk diare

juga mengalami kenaikan prevalensi yaitu 4,6%. Prevalensi infeksi lebih

banyak di daerah kumuh dibanding perkotaan dan cenderung lebih tinggi

pada kelompok yang berpendidikan rendah.

Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit infeksi antara

(3)

3

tinggi, kontaminasi pangan dan air, dan pengetahuan gizi yang tidak

memadai (Dekawati, 2004). Higiene personal pada fase anak usia sekolah

6-12 tahun meliputi kebersihan tangan, kebersihan kuku, dan kebersihan

rambut. Secara umum keadaan higiene personal pada anak usia sekolah

masih belum diperhatikan sehingga akan menimbulkan masalah kesehatan.

Permasalahan kesehatan anak banyak ditemukan pada periode anak

sekolah, hal ini sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah

kesehatan tersebut meliputi perilaku hidup sehat, gangguan infeksi,

gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan

gangguan belajar. Berdasarkan hasil penelitian Deb (2010), menyatakan

anak dengan status gizi kurang memiliki skor personal higiene lebih rendah

dibandingkan dengan anak dengan status gizi baik.

Sekolah Dasar Negeri Telukan 03 Grogol Sukoharjo merupakan

sekolah yang terletak berdekatan dengan kebun yang kurang bersih dan

tempat pembakaran sampah. Sarana cuci tangan yang kurang memadai

karena tidak disediakan sabun cuci tangan. Selain itu, sebagian besar siswa

tidak menggunakan alas kaki saat bermain di halaman sekolah. Hal ini dapat

memicu timbulnya penyakit pada anak sekolah dasar.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diadakan penelitian dengan

judul “Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi

Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo”. Pemilihan tempat

didasarkan pada prevalensi kejadian infeksi (ISPA dan Diare) tertinggi di

(4)

4 B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, pokok permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan higiene personal dan kejadian

infeksi dengan status gizi anak usia sekolah di SDN Telukan 03 Grogol

Sukoharjo ?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan higiene personal dan kejadian infeksi dengan

status gizi anak usia sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan higiene personal pada anak usia sekolah di SDN

Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

b. Mendeskripsikan kejadian infeksi pada anak usia sekolah di SDN

Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

c. Mendeskripsikan status gizi pada anak usia sekolah di SDN Telukan

03 Grogol Sukoharjo.

d. Menganalisis hubungan higiene personal dengan status gizi anak

usia sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

e. Menganalisis hubungan kejadian infeksi dengan status gizi anak usia

sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

f. Menginternalisasi nilai-nilai keislaman dalam bidang gizi khususnya

(5)

5 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Sukoharjo

Dapat memberikan informasi tentang higiene personal, kejadian

infeksi dan status gizi pada anak usia sekolah yang terjadi di wilayah

kerja DKK Sukoharjo dan memberikan masukan untuk dilakukan tindak

lanjut guna mengatasi masalah gizi tersebut.

2. Bagi SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo

Dapat memberikan informasi bagi pihak sekolah mengenai

hubungan higiene personal dan kejadian infeksi terhadap status gizi

sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa tentang

pentingnya menjaga kebersihan diri untuk mencegah timbulnya penyakit

infeksi.

3. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dan

menambah pengetahuan serta pengalaman tentang hubungan higiene

personal dan kejadian infeksi dengan status gizi pada anak usia

Referensi

Dokumen terkait

This research is aimed at finding out; (1) Think Pair Share is more effective than Direct Instruction Method to teach reading comprehension; (2) Students who have high

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan hendaknya lebih meningkatkan faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan PDRB dengan prioritas kebijakan yang mendukung produktivitas

Penelitian merupakan penelitian dengan jenis kualitatif dan menggunakan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk mengkaji rendahnya tarif jasa sewa Red Planet Solo Hotel di

Jika bentuk primer pelaporan informasi segmen perusahaan ialah segmen geografis yang didasarkan pada lokasi aset dan lokasi pelanggannya berbeda dengan lokasi asetnya, maka

[r]

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil : (1) Banyaknya soal pemecahan masalah yang terdapat dalam UNAS tahun ajaran 2009/2010 dan 2010/2011

Bagian depan kerangka ROV dibuat lebih maju agar dapat melindungi dome kamera yang terbuat acrilyc dari benturan, karena dome adalah bagian yang paling mudah pecah jika

The Decadal Survey also identified the need to make measurements with high enough accuracy to be able to resolve small climate change signals over decadal time scales