• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGUASAAN TEORI BERBICARA DENGAN KEMAMPUAN MEMANDU ACARA DISKUSI KELOMPOK OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUALA LANGKAT TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGUASAAN TEORI BERBICARA DENGAN KEMAMPUAN MEMANDU ACARA DISKUSI KELOMPOK OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUALA LANGKAT TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGUASAAN TEORI BERBICARA DENGAN KEMAMPUAN

MEMANDU ACARA DISKUSI KELOMPOK OLEH SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 1 KUALA LANGKAT TAHUN

PEMBELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ASRI YULIANDA

NIM 2123311007

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Asri Yulianda (NIM. 2123311007). Hubungan Penguasaan Teori Berbicara dengan Kemampuan Memandu Acara Diskusi Kelompok Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kuala Langkat Tahun Pembelajara 2015/2016. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Penguasaan Teori Berbicara dengan Kemampuan Memandu Acara Diskusi Kelompok. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kuala Langkat Tahun Pembelajaran 2015/2016 yang berjumlah 215 orang siswa. Sampel diambil secara acak kelas yaitu kelas VIII B yang berjumlah 35 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kolerasi.

Hasil penelitian penguasaan teori berbicara dengan jumlah sampel 35 siswa terdapat rentang 25-80, dengan rata-rata 66,86 atau berada pada kategori cukup Sedangkan kemampuan memandu acara nilai rata-rata yang diperoleh adalah 80,51 pada rentang 75-90 dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata 13,65. Peningkatan dari kategori cukup menjadi baik membuktikan adanya hubungan positif dan signifikansi antara hubungan penguasaan teori berbicara dengan memandu acara. Dari perhitungan kolerasi product moment dengan angka kasar diperoleh koefesien kolerasi antara X dan Y sebesar 0,77 , sedangkan rtabel dengan N=35 dan taraf signifikan 5% sebesar

0,334. Dengan demikian rxy rtabel ( ). Oleh karena itu, hipotesis

penelitian ini mengatakan bahawa terdapat hubungan yang signifiikan antara data penguasaan teori berbicara (X) dengan Kemampuan Memandu Acara (Y) dapat diterima dan teruji kebenarannya.

Simpulan dari penelitian ini diperoleh terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan teori berbicara (X) dengan kemampuan memandu acara diskusi kelompok (Y). Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara penguasaan teori berbicara (X) dengan kemampuan memandu acara diskusi kelompok (Y).

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini berjudul “Hubungan Penguasaan Teori Berbicara dengan Kemampuan Memandu Acara Diskusi Kelompok pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kuala Langkat Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

Dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menyadari tidak dapat berjalan

sendiri tanpa bantuan dan dorongan baik materil maupun spiritual dari berbagai

pihak.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis menerima berbagai masukan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan ucapan

terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Medan,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan

juga selaku dosen penguji.

4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia,

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia,

6. Dr. M. Oky Fardian Gafari, S.Sos., M.Hum, Dosen Pembimbing Skripsi,

7. Drs. Malan Lubis, M.Hum, Dosen Pembimbing Akademik,

8. Dr. Syahnan Daulay, M.Pd, Dosen Penguji,

9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

10.Kedua orang tua tercinta Ayahanda Safii Muda Harahap S. Pd dan Ibunda

Linda Sari Terimakasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan

kepada penulis.

(8)

iii

12.Wakil Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, Bapak/Ibu Pegawai SMP Negeri

1 Kuala yang turut serta membantu penulis dalam penyusunan Skripsi,

13.Adik dan Sepupu tersayang Dhiniatul Sipahutar, S.Pd, Sally Fazrida

Harahap,Tri Putri Harahap, Mutia Hafiz Harahap, Raza Ananda Muda

Harahap, Suhadatul Aulia Harahap, Sirry Sipahutar, Hanna Laili

Sipahutar. Terimakasih doa dukungan yang begitu luar biasa diberikan

kepada penulis

14.Sahabat penulis Fitria Arfika, Lini Rizki Siregar, Nursakinah Hasibuan,

Rafita Yenti Nasution, Shinta Khadijah Nasution, Yuni Anita Nasution.

Terimakasih atas dukungan dan doanya.

15.Teman seperjuangan suka dan duka penulisan skripsi Sri wati, Ranti

Fornita Sitangang, Elisda Marpaung, Chanrika Natalia, Hotmariana.

Terimakasih atas bantuan dan motivasinya dalam penyelesaian skripsi ini.

16.Teman seperjuangan suka duka posko bangun sari PPLT SMP Negeri 1

Kuala yaitu Bungsu, Kinah, Dinda, Leni, Devi, Novi, Rini, Rere, Anwar,

Iko, Fauzan, Khairuzi, wira dan azmi Tahun 2015 yang telah

memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis,

17.Semua pihak yang turut membantu penyelesaian Skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu dan yang telah mendoakan keberhasilan

(9)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Masalah ... 8

F. Manfaat Masalah ... 9

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kerangka Teoretis ... 10

1. Teori Berbicara ... 10

a. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 10

b. Tujuan Berbicara ... 12

(10)

v

d. Jenis-jenis Berbicara ... 15

e. Kesulitan Dalam Berbicara ... 16

2. Membawa Acara ... 17

a. Penegrtian Membawa Acara/ MC ... 17

b. Persyaratan Yang Dimiliki Seorang Pembawa Acara ... 20

c. Tahap Mempersiapkan Diri Menjadi Pembawa Acara... 22

d. Tugas-Tugas Seorang Pembawa Acara ... 26

e. Persiapan Materi ... 26

f. Peran Seorang Pembawa Acara ... 28

B. Kerangka Konseptual ... 28

C. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi Penelitian ... 30

2. Sampel Penelitian ... 31

C.Variabel Penelitian, Pradigma Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

D.Metode Penelitian ... 34

E. Istrumen Penelitian ... 35

F. Prosedur Penelitian ... 38

G.Uji Coba Instrument ... 38

H.Organisasi Pengolaan Data ... 40

(11)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 44

A.Hasil Penelitian ... 44

1. Data Penguasaan Teori Berbicara ... 44

2. Data Kemampuan Memandu Acara ... 47

3. Hubungan Penguasaan teori Berbicara Dengan Memandu Acara ... 50

4. Pengujian Persyaratan Analisis ... 51

5. Uji Normalitas ... 51

6. Uji Linearitas ... 52

7. Uji Hipotesis Penelitian ... 53

8. Perhitungan Koefisien Kolerasi ... 55

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Simpulan ... 60

B. Saran Penelitian ... 61

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hal

3.1. Populasi Siswa SMP Negeri 1 Kuala ... 30

3.2. Kisi-Kisi Penguasaan Teori Berbicara ... 35

3.3. Aspek Penilaian Memandu Acara ... 36

3.4. Kategori Penilaian ... 37

3.5. Intrepertasi Nilai r ... 43

4.1. Data Penguasaan Teori Berbicara ... 44

4.2. Distribusi Frekuensi Penguasaan Teori Berbiacara ... 47

4.3. Data Kemampuan Memandu Acara ... 47

4.4. Distribusi Frekuensi Memandu Acara ... 50

4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 51

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan Hal

1. Tes Penguasaan Teori Berbicara ... 64

2. Lembar Jawaban Penguasaan Teori Berbicara ... 69

3. Kunci Jawaban Penguasaan Teori Berbicara ... 75

4. Tes Kemampuan Memandu Acara ... 76

5. Uji Validitas ... 77

6. Uji Reliabilitas ... 78

7. Perhitungan Validitas Tes Penguasaan Teori Berbicara ... 79

8. Hasil Uji Validitas Tes Penguasaan Teori Berbicara ... 80

9. Perhitungan Reliabilitas Tes Penguasaan Teori berbicara ... 81

10. Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ... 82

11. Perhitungan Standar Deviasi ... 83

12. Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana ... 84

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi

atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan dan perasaan (Taringan 2008:1). Dapat dikatakan bahwa berbicara

merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang

kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh

manusia demi maksud dan tujuan, gagasan-gagasan yang dikombinasikan.

Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang

disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar

atau penyimak.

Bebicara sudah menjadi kebutuhan semua orang. Baik secara disadari atau

tidak, semua orang tidak bisa lepas dari yang namanya komunikasi. Kita hidup di

dunia ini tidak sendirian, tetapi bersinggungan dan bersinergi dengan orang lain.

Oleh karena itulah manusia disebut sebagai makhluk sosial. Sebagai mahluk

sosial, maka kebutuhan berbicara tak bisa dihindari

Berbicara sudah menjadi kebutuhan, baik tuntutan propesi maupun aktivitas

keseharian sebagai manusia bersosial. Karna tulisan saja tidak cukup kuat untuk

menjelaskan kata-kata, maka kemampuan berbicara menjadi sangat penting ,

karena ia dapat menguatkan makna dari sebuah tulisan sederhana. Berbicara tidak

harus di depan orang banyak, dua orang saja sudah cukup untuk melakukan

(15)

2

berkomunikasi atau berbicara. Semuaorang bisa berbicara, tentu dalam konteks

berbicara secara pribadi antara kita dengan lawan bicara.

Kemampuan berbicara dalam penyampaian hal-hal yang sederhana mungkin

tidaklah terlalu membutuhkan keterampilan khusus dalam berbicara. Akan tetapi

untuk menyampaikan suatu ide/gagasan, pendapat, atau menjelasan suatu

permasalahan yang agak berat, tidak semua orang mampu melakukannya dengan

baik. Dibutuhkan suatu keterampilan atau kecakapan dengan proses latihan yang

cukup agar dapat tampil dengan baik menjadi seorang pembicara.

Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan genetik yang diwariskan secara

turun-temurun, meskipun pada dasarnya manusia diberi anugerah agar mampu

melafalkan lambing-lambang bunyi. Kemampuan berbicara secara formal tidak

dimiliki oleh setiap orang. Menurut Sabani (2009) dalam penelitiannya yang

berjudul “ Pembelajaran Keterampilan Berbicara”. Rendahnya hasil pembelajaran

keterampilan berbicara juga disebabkan kurang perhatian dari guru terhadap

beberapa aspek. Guru yang kurang memberi perhatian khusus pada pembelajaran

bercerita dapat dilihat dari materi dan metode pembelajaran yang kurang

bermakna dan menyentuh. Penelitian tersebut diperkuat oleh Galda (dalam

Supriyadi, 2005: 180) yang menyebutkan bahwa guru hanya memberikan

perhatian sedikit pada aspek pengembangan bahasa lisan/berbicara. Keberhasilan

pembelajaran berbicara, salah satunya dapat dilihat dari cara siswa tampil/praktik

berbicara di depan kelas. Beberapa siswa masih belum bisa praktik berbicara

dengan baik. Ada sejumlah siswa yang masih takut berdiri di hadapan teman

(16)

3

kaku, lupa yang akan dikatakan apabila ia berhadapan dengan sejumlah siswa

yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara

belum memperoleh hasil yang maksimal.

Berdasakan fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan

pembelajaran berbicara, siswa masih banyak mengalami kesulitan. Selama ini

siswa merasa sulit untuk berbicara di depan umum. Hambatan lain yang dirasakan

siswa dalam keterampilan berbicara, khususnya dalam berargumentasi adalah

kurang semangat mereka dalam mengungkapkan ide-ide mereka akibat kosa kata

dan metode pembelajaran yang digunakan guru masih kurang menarik bagi siswa.

Hal ini disebabkan banyak faktor, diantaranya dalam kegiatan pembelajaran

bervariasi, guru masih sering menggunakan metode konvensional dalam

pembelajarannya sehingga membuat siswa malas, jenuh, dan tidak

membangkitkan motivasi atau minat siswa untuk mengikuti pembelajaran

tersebut. Guru cenderung mengabaikan pelajaran berbicara karena kemampuan

berbicara tidak diujikan secara paraktik dalam ujian. Hal ini menyebabkan

keberanian siswa untuk berbicara didean umum masih kurang.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), berbicara merupakan

salah satu kompetensi yang harus dikuasi oleh siswa SMP. Salah satu bagian

kompetensi yang penting dalam keterampilan berbicara adalah kompetensi dasar

membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar, serta santun.

Keterampilan membawakan acara penting bagi pembelajaran berbahasa karena

melalui keterampilan membawakan acara siswa belajar untuk berbicara di depan

(17)

4

melatih pikiran dan ucapan secara padu untuk menyampaikan gagasan secara

kronologis dan terstruktur.

Keterampilan membawakan acara pada tingkat sekolah menengah pertama

(SMP) dialokasikan dalam waktu 4 X 40 menit. Alokasi waktu tersebut

merupakan alokasi waktu yang singkat untuk tujuan pembelajaran peserta didik

dapat terampil membawakan acara. Oleh karena itu, guru harus bisa

memanfaatkan waktu dan sarana seperti laboratorium komputer atau media yang

telah tersedia untuk proses pembelajaran.

Proses pembelajaran ditunjang oleh beberapa komponen-komponen

pembelajaran. Komponen-komponen tersebut antara lain siswa, guru, metode

pembelajaran, strategi pembelajaran, dan media pembelajaran.

Komponen-komponen tersebut harus berjalan seimbang agar proses pembelajaran

berlangsung dengan baik. Terhambatnya proses pembelajaran terutama

pembelajaran berbicara disebabkan oleh berbagai macam kendala yang berasal

dari komponen-komponen tersebut. Sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru

berperan penting dalam proses transformasi ilmu. Terlebih lagi ketika tujuan

dalam pembelajaran tersebut adalah melatih siswa untuk terampil berbahasa,

seperti terampil dalam membawakan acara, seorang guru harus menggunakan

kemampuannya untuk melatih siswa. Akan tetapi, dalam pelaksanaan

pembelajaran guru pada umumnya cenderung terpaku pada buku panduan dan

menjadi model sendiri bagi keterampilan berbahasa.

Permasalahan lain dalam pembelajaran berbahasa berasal dari siswa.

(18)

5

yang harus dikuasai oleh siswa masih belum dikuasai oleh sebagian besar siswa.

Hal ini dikarenakan siswa kurang serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

dan media pembelajaran di sekolah kurang menarik bagi siswa. Selain itu kendala

yang muncul adalah banyak siswa yang kesulitan jika berbicara di depan publik

atau di depan banyak orang.

Seorang guru Bahasa Indonesia harus memiliki keterampilan untuk

menjadikan siswa terampil dalam berbahasa. Menurut Juwairiyah, dkk (2015)

dalam penelitian yang berjudul “ Peningkatan kemampuan membawakan acara

melalui teknik pemodelan kelas VIII” Tidak sedikit siswa yang mengalami

hambatan dalam membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta

santun. Hal ini dialami siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Katibung Kecamatan

Katibung Kabupaten Lampung Selatan, hambatan-hambatan tersebut yaitu faktor

kurangnya kosakata yang dimiliki oleh siswa. Sehingga, siswa merasa takut salah

saat membawakankan acara yang mengakibatkan sulitnya mengarahkan kata-kata.

Hal ini dibuktikan dari hasil ulangan siswa, kemampuan berbicara masih rendah.

75% siswa tidak mampu membawakan acara. Untuk menunjang penelitian ini

peneliti menggunakan teknik pemodelan dengan tujuan agar proses pembelajaran

akan meningkat dan menyenangkan, melalui teknik yang digunakan oleh guru.

Melalui teknik pemodelan diharapkan hasil belajar akan meningkat. Sesuai

dengan materi ajar yang akan disampaikan dalam KTSP mata pelajaran Bahasa

Indonesia tingkat Sekolah menengah Pertama kelas VIII terdapat Standar

Kompetensi (SK) : Berbicara (10.2) Mengemukakan pikiran, perasaan, dan

(19)

6

(10.2) Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun.

Membawakan acara juga mampu menyimpulkan tata cara protokoler pembawa

acara dalam berbagai acara, mampu menunjukkan garis besar susunan acara,

mampu membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun

sesuai dengan kontek sacara indikator Pembawa acara atau MC (Master of

Ceremony) mempunyai tugas penting dalam pelaksanaan suatu acara karena

pembawa acara merupakan orang yang harus mampu menciptakan suasana akrab,

tertib, dan meriah. Selain itu, juga bertanggung jawab atas lancarnya acara. Materi

pokok bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan

kondisi bahasa itu digunakan. Bahasa yang santun adalah bahasa yang sopan dan

tidak menyinggung perasaan orang lain

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang study bahasa

Indonesia SMP Negeri 1 Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat “Bapak

Siswoyo S.Pd”, diperoleh keterangan bahwa kegiatan pembelajaran

membawakkan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun di kelas

VIII masih mengalami kendala. Kendala yang dihadapi berasal dari faktor siswa

dan guru. Dari faktor siswa, diketahui bahwa siswa kesulitan dalam berbahasa

yang baik serta santun diakibatkan kurangnya kosakata dan masih banyak

menggunakan bahasa daerah. Selain itu, siswa merasa bosan ketika disuruh

menonton acara berita yang ada di tv. Hal ini tentu berpengaruh pada tidak

tercapainya tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu membawakan acara dengan

(20)

7

penggunaan medianya kurang dan cara guru mengajar tradisional pada

penyampaian materi dengan ceramah dan mencatat sehingga siswa kurang

mendapatkan praktik secara langsung, kemudian tidak adanya contoh yang

diberikan guru pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga dapat membuat

siswa cenderung menjadi pasif dan merasa bosan dengan proses pembelajaran.

Pada dasarnya, jika materi diajarkan maka yang akan terjadi seharusnya siswa

menjadi mengerti dan mampu mengakplikasikannya. Namun kenyataan di

lapangan menunjukkan bahwa kemampuan membawakkan acara dengan bahasa

yang baik dan benar serta santun siswa masih rendah tergambar dari pengamatan

awal dari hasil penelitian kepada siswa untuk membawakan acara. Semua itu

mengakibatkan minat siswa terhadap meembawakan acara masih sangat rendah

melihat pentingnya pengajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Hubungan Penguasaan Teori Berbicara Dengan

Kemampuan Memandu Acara Diskusi Kelompok Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kuala Langkat Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat identifikasi masalah

sebagai berikut.

1. Penguasaan teori berbicara siswa masih rendah.

2. Kemampuan memandu acara siswa masih rendah.

(21)

8

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah di atas serta keterbatasan peneliti untuk

membahas seluruh permasalahan yang ada di atas, maka peneliti membatasi

permasalahan pada kemampuan penguasaan teori berbicara dengan kemampuan

siswa memandu acara perpisahan disekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penguasaan teori berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Kuala Langkat ?

2. Bagaimanakah kemampuan memandu acara siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Kuala Langkat ?

3. Apakah adanya hubungan signifikat hubungan antara penguasaan teori

berbicara dengan kemampuan memandu acara oleh siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Kuala Langkat?

E. Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, tujuan penelitian merupakan salah satu yang

sangat paling mendasar. Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan

diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui penguasaan teori berbicara siswa kelas VIII SMP

(22)

9

2. Untuk mengetahui kemampuan memandu acara dalam kelompok diskusi

siswa kelas VIII SMP Negeri 1.

3. Untuk mengetahui hubungan penguasaan teori berbicara dengan

kemampuan memandu acara diskusi kelompok siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Kuala Langkat Tahun Pembelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis,

penelitian ini bermanfaat untuk menambahkan khasanah ilmu pengetahuan dalam

bidang pembelajaran, khusunya dalam materi membawakan acara.

Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan siswa dan guru.

2. Hasil penelitian dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian lain yang

meneliti pembahasan yang relevan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengembangan

wawasan guru bahasa dan sastra Indonesia dalam upaya meningkatkan

kemampuan membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar serta

(23)

60 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yan diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

(1). Penguasaan teori berbicara oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kuala

Langkat tahun pembelajaran 2015/2016 tergolong cukup dengan rata-rata

66,86

(2).Kemampuan memandu acara oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kuala

Langkat tahun pembelajaran 2015/2016 terolong baik dengan nilai

rata-rata 80,51

(3).Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan teori

berbicara dengan kemampuan memandu acara kelas VIII SMP Negeri 1

Kuala Langkat tahun pembelajaran 2015/2016. Dari hasil perhitungan

hubungan penguasaan teori berbicara dengan kemampuan memandu acara

diskusi kelompok hubungannya sebesar 77% dan perhitungan indeks

determinasi tersebut, maka diketehui besar sumbangan penguasaan teori

berbicara siswa adalah sebesar 59% dan sisanya ditentukan faktor-faktor

(24)

61

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal-hal berikut:

(1). Dilihat dari hasil tes penguasaan teori berbicara oleh siswa yang cendrung

baik, maka diasumsikan bahwa penguasaan teori berbicara baik untuk

dipehatikan sebagai salah satu penunjang keberhasilan belajar siswa.

(2). Mengingat bahwa memandu acara merupakan salah satu materi yang

bermanfaat bagi kognitif dan psikomotorik siswa, hendaknya guru lebih

terampil dan memperhatikan siswa dalam hal pembelajaran memandu

acara.

(3). Perlu dilakukan penelitian lanjutan guna memberikan masukan bagi dunia

(25)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu, Rendra dkk. 2013. Sembilan Tahap Mempersiapkan Pidato & MC. Yogyakarta: Pustaka Cerdas.

Djaali, dkk. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo

Juwairiyah, dkk. 2015. Peningkatan Kemampuan Mambawakan

Acara Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas VIII G SMP

Negeri 1 Katibung. Jurnal Simbol Bahasa, Sastra dan Pembelajaran.

Mahardika, Deni. 2015. Cerdas Berbicara Di Depan Publik. Yogyakarta: FlashBooks.

Olii, Helena. 2008. Public Speaking. Jakarta: PT Indeks.

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sabani. 2009. Pembelajaran Keterampilan Berbicara Di SMP Negeri

3 Salatiga.Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel                                                      Keterangan                                                           Hal

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran perilaku seksual pranikah pada remaja laki–laki dan perempuan usia 15– 24 tahun di Indonesia tahun 2012 ditampilkan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa 19,5% remaja

Saluran media massa yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah surat kabar. Mengenai pengertian surat kabar ini, Onong U. Effendi mengartikannya sebagai sarana

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika melalui pendekatan heuristik sampai 75%, meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar

The writer uses the theory of relationship between literature and society by Wellek and Warren to comprehend the experiences of James “Jim‟ Graham that based

Dalam bangunan Arena Pameran Industri di Yogyakarta pondasi yang akan digunakan pada bangunan ada 2 jenis, yakni Pondasi Foot Plat untuk massa bangunan utama dan Pondasi Menerus

Perlakuan tanpa SLVR tetapi diinjeksi 2 jam PM menghasilkan warna daging yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa stimulasi listrik, baik yang tanpa injeksi maupun yang

Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel

IDENTIFIKASI TINGKAT AKTIVITAS GUNUNG GUNTUR PERIODE OKTOBER-NOVEMBER 2015 BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DAN SEBARAN HIPOSENTER - EPISENTER GEMPA VULKANIK.. Universitas