• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GALANG T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GALANG T.P. 2015/2016."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Rika Utami NIM 4122121027

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iii

EFEKTIVITAS MODEL 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP

SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa pada materi fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Galang T.P. 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari tiga kelas yaitu kelas XI MIA-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA-2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan berupa tes scientific inquiry berbentuk tes uraian yang terdiri dari 8 soal yang sudah divalidasi dan lembar observasi untuk mengukur scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara scientific inquiry siswa yang menerapkan model 5E berbasis inkuiri dengan scientific inquiry siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 75,00 dan kelas kontrol 56,25. Berdasarkan analisis n-gain scientific inquiry siswa melalui tes uraian di kelas eksperimen, diperoleh bahwa ada peningkatan scientific inquiry siswa dengan kategori sedang. Begitu juga dengan n-gain hasil observasi, diperoleh bahwa ada peningkatan scientific inquiry siswa dengan kategori sedang. Berdasarkan analisis n-gain hasil observasi keterampilan sosial siswa, diperoleh bahwa ada peningkatan keterampilan sosial siswa dengan kategori sedang. Efektivitas model 5E berbasis inkuiri dilihat melalui uji t dan analisis n-gain. Selain memberikan perbedaan yang signifikan terhadap scientific inquiry siswa, model 5E juga dapat meningkatkan scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa di kelas eksperimen sehingga model 5E berbasis inkuiri efektif untuk diterapkan pada materi fluida dinamis di kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Galang T.P. 2015/2016.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi berjudul “Efektivitas Model 5E Berbasis Inkuiri terhadap Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial Siswa pada Materi Fluida Dinamis di Kelas XI SMA Negeri 1 Galang T.P. 2015/2016” ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd, dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, selaku dosen penguji, serta Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua Jurusan Fisika, serta Ibu Rita Juliani, M.Si selaku sekretaris Jurusan Fisika. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 1 Galang, Bapak Drs. Pommer Simbolon, M.Pd dan Bapak Luangi Pasaribu, S.Pd selaku guru fisika SMA Negeri 1 Galang yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

(6)

v

pemerintah yang telah membuat program Bidik Misi hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Dik C 2012, terima kasih atas kerjasamanya. Kepada para sahabat tridisilivarie (Listri, Dian, Siti, Lia, Vani, Eka) yang selalu bersama dalam suka dan duka. Kepada kos Al-Khintifun (Kak Timtam, Kak Matong, Lili, Sindi, Evi, Jenong, Mpok, Buk Cica, Wilda, Listri, dan Eli) yang selalu menghibur dan membantu penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juli 2016 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

2.1.1 Efektivitas Pembelajaran 6

2.1.2 Belajar 6

2.1.3 Hasil Belajar 8

2.1.3.1 Scientific Inquiry 9

2.1.3.2 Keterampilan Sosial 10

(8)

vii

3.7.3 Data Keterampilan Sosial dan Scientific Inquiry 30

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36

4.2.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 38

4.2.2 Analisis Data Pretes 39

4.2.4.1 Analisis N-Gain Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan 45 Kelas Kontrol Berdasarkan Hasil Observasi

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 24 Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Scientific Inquiry Siswa Kelas 44

Eksperimen dan Kelas Kontrol Melalui Tes Uraian Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Scientific Inquiry Siswa Kelas 45

Eksperimen dan Kelas Kontrol Melalui Observasi

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fase Penerapan Model 5E dalam Kegiatan Guru dan Siswa 15 Tabel 3.1 Control Group Pretest-Posttest Design 22 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Scientific Inquiry 26 Tabel 4.1 Instrumen Tes Scientific Inquiry Setelah Divalidkan 37 Tabel 4.2 Validitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Instrumen 37 Tabel 4.3 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 40 Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t Pretes 40 Tabel 4.7 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41 Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42 Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 43 Tabel 4.10 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 43 Tabel 4.11 Peningkatan Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas 44

Kontrol

Tabel 4.12 Peningkatan Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan 45 Kelas Kontrol

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 58

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 60

Lampiran 3 Bahan Ajar 102

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) 112

Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes Scientific Inquiry (LP-01) 129 Lampiran 6 Lembar Observasi Scientific Inquiry (LP-03) 141 Lampiran 7 Lembar Observasi Keterampilan Sosial (LP-02) 144

Lampiran 8 Tes Scientific Inquiry 146

Lampiran 9 Angket Siswa 148

Lampiran 10 Lembar Wawancara Guru 155

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Tes 157 Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Tes 159 Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 162 Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda Tes 164 Lampiran 15 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 165 Lampiran 16 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 166 Lampiran 17 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 167 Lampiran 18 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 168 Lampiran 19 Pehitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 169

Lampiran 20 Uji Normalitas 172

Lampiran 21 Uji Homogenitas 176

Lampiran 22 Uji Hipotesis 179

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian 183

(13)

1

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) yaitu masih rendahnya daya serap peserta didik terhadap pelajaran yang diterimanya. Hal ini tampak dari rata – rata hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Berdasarkan pengalaman peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) tahun 2015, banyak siswa mengatakan bahwa pelajaran fisika penuh dengan rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan yang sulit dipahami. Siswa menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membingungkan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Galang, pengajaran fisika selama ini masih didominasi oleh mencatat dan mengerjakan soal. Hal ini sesuai dengan hasil observasi siswa berupa angket yang menunjukkan sebanyak 65% dari 37 siswa berpendapat bahwa pembelajaran fisika yang berlangsung di kelas lebih sering mencatat. Sebanyak 54% siswa menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam pembelajaran lebih sering menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang selama ini dipergunakan dalam pembelajaran fisika menyebabkan siswa hanya terpaku mendengarkan sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran fisika. Siswa juga kurang aktif untuk mencari tahu sendiri gejala-gejala alam fisika yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

(14)

2

membingungkan sehingga siswa tidak menyukai pelajaran fisika. Siswa juga masih kesulitan dalam menganalisa konsep, mengerjakan soal-soal, dan kurang terampil dalam menghubungkan fisika dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena siswa kurang latihan dalam pembelajaran fisika sehingga hasil belajar khususnya scientific inquiry siswa masih rendah.

Keterampilan sosial siswa juga masih rendah. Masih ada siswa yang kurang bekerja sama dalam diskusi kelompok bahkan tidak menghiraukan adanya proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Ada juga siswa yang tidak bisa mengendalikan emosinya serta tidak mau saling menolong dengan sesama teman. Sarana dan prasarana di sekolah yang kurang memadai juga menghambat proses pembelajaran. Kegiatan praktikum terkadang tidak dapat dilaksanakan di laboratorium karena alat-alat di laboratorium belum lengkap.

Permasalahan di atas dapat diatasi dengan menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu model 5E berbasis inkuiri yang dapat melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran fisika. Model 5E merupakan model pembelajaran sains yang berbasis konstuktivis. Model 5E memungkinkan guru untuk menyampaikan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Model 5E dapat menjadi pedoman bagi guru untuk melibatkan siswa dengan topik yang belum diketahui sebelumnya (Duran dan Duran, 2004: 55). Melalui fase-fase dalam model 5E, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Model 5E dapat diimplementasikan dalam pembelajaran bidang-bidang sains maupun sosial (Ngalimun, 2012: 147).

(15)

pembelajaran 5E, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 40,14 dan di kelas kontrol adalah 40,28. Setelah model ini diterapkan, diperoleh hasil postes kelas eksperimen 75,43 dan di kelas kontrol 64,42.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini penting dilakukan untuk meningkatkan scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa dengan mengangkat judul ”Efektivitas Model 5E Berbasis Inkuiri terhadap Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial Siswa di Kelas XI SMA Negeri 1 Galang T.P. 2015/ 2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran fisika yaitu:

1. Guru masih menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran.

2. Guru lebih menekankan rumus matematis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan fisika.

3. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika.

4. Kurangnya melakukan eksperimen dalam pembelajaran fisika sehingga scientific inquiry siswa masih rendah.

5. Kurangnya keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran fisika.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas eksperimen adalah model 5E berbasis inkuiri.

2. Materi pelajaran pada penelitian ini adalah fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Galang T. P. 2015/2016.

(16)

4

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Galang T.P. 2015/2016 pada materi fluida dinamis adalah:

1. Apakah ada perbedaan scientific inquiry siswa yang menerapkan model 5E berbasis inkuiri dengan scientific inquiry siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.

2. Apakah ada peningkatan scientific inquiry siswa dengan menerapkan model 5E berbasis inkuiri.

3. Apakah ada peningkatan keterampilan sosial siswa dengan menerapkan model 5E berbasis inkuiri.

4. Bagaimana efektivitas model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa.

1.5Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Galang T.P. 2015/2016 pada materi fluida dinamis adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan scientific inquiry siswa yang menerapkan model 5E berbasis inkuiri dengan scientific inquiry siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui peningkatan scientific inquiry siswa dengan menerapkan model 5E berbasis inkuiri.

3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial siswa dengan menerapkan model 5E berbasis inkuiri.

(17)

1.6 Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

1. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi guru-guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran fisika.

2. Sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana model 5E berbasis inkuiri dapat meningkatkan scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa khususnya pada materi pokok fluida dinamis.

3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model 5E berbasis inkuiri.

1.7Definisi Operasional

 Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri merupakan model pembelajaran berbasis konstruktivis yang dapat menjadikan siswa aktif dalam pembelajaan. Model 5E terdiri dari 5 fase yaitu: engagement (pelibatan), exploration (eksplorasi), explanation (penjelasan), elaboration (elaborasi),

dan evaluation (evaluasi) yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam

pembelajaran (Qarareh, 2012: 124).

Scientific inquiry adalah kemampuan untuk melakukan penyelidikan tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Beberapa indikator scientific inquiry yaitu mengidentifikasi masalah, melakukan eksperimen ilmiah

untuk mengumpulkan data, menerapkan metode numerik dan statistik untuk mencapai dan mendukung kesimpulan, merumuskan hipotesis, dan menggunakan teknologi yang tersedia (Wenning, 2011: 2).

(18)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisis data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa ada perbedaan scientific inquiry siswa yang menerapkan model 5E berbasis inkuiri dengan scientific

inquiry siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi

fluida dinamis di kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Galang T.P. 2015/2016 dimana nilai rata-rata kelas eksperimen 75,00 dan kelas kontrol 56,25

2. Berdasarkan analisis n-gain scientific inquiry siswa melalui tes uraian di kelas eksperimen, diperoleh bahwa ada peningkatan scientific inquiry siswa dengan kategori sedang. Begitu juga dengan n-gain hasil observasi, diperoleh bahwa ada peningkatan scientific inquiry siswa yaitu dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga termasuk kategori rendah sedangkan dari pertemuan ketiga sampai pertemuan keempat meningkat menjadi kategori sedang

3. Berdasarkan analisis n-gain hasil observasi keterampilan sosial siswa di kelas eksperimen, diperoleh bahwa ada peningkatan keterampilan sosial siswa yaitu dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga termasuk kategori rendah sedangkan dari pertemuan ketiga sampai pertemuan keempat meningkat menjadi kategori sedang

(19)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Pada penelitian ini peneliti masih mengalami kekurangan yaitu pada alat yang tidak terkalibrasi dengan baik sehingga data yang diperoleh kurang akurat. Pada peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya mengecek alat dan bahan terlebih dahulu sehingga proses praktikum dapat berjalan dengan baik.

2. Pada proses pembelajaran berlangsung di sarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model dan materi yang sama agar lebih dapat membagi waktu pada setiap fasenya agar setiap fase berjalan dengan baik sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. 3. Pada proses pembelajaran yaitu pada saat pembagian kelompok untuk

(20)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2004). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Bybee, R. W., Taylor, J. A., Gardner, A., Scotter, P.V., Powell, J. C., Westbrook, A., and Landes, N. (2006). The BSCS 5E Instructional Model: Origins and Effectiveness, Colorado: Mark Dabling Boulevard.

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Duran, L.B. dan Duran, E. (2004). The 5E Instructional Model: A Learning Cycle Approach for Inquiry-Based Science Teaching. Science Education Journal. Vol 3(2): 49-58.

Giancoli. (2001). Fisika untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. American Educational

Research Association’s Division: 1-4.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Jihad, A. Dan Haris, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kanginan, M. (2010). Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Khairat. (2013). Peningkatan Keterampilan Sosial Pada Pelajaran IPS melalui Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa di Kelas IV SD Negeri 067774 Kelurahan Suka Maju Medan Johor T.P. 2012/2013. Jurnal Tematik. Vol 003: 1-17.

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Presindo.

(21)

(Information and Communication Technology) dalam Pembelajaran Chassis Otomotif. Skripsi. Surakarta: FKIP Unsemar.

Raymond. (2009). Buku Ajar Pendidikan. Jakarta: EGC.

Ronituah. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle berbasis Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Swasta Methodist 8 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Medan: FMIPA Unimed.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supiyanto. (2007). Fisika untuk SMA. Jakarta: Phibeta.

Taddaga, A. R., Sirwadji, dan Asim (2011). Penerapan Model Pembelajaran The 5E Learning Cycle Berbasis Inquiry untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Kalor Siswa Kelas X SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Batu Periode 2010/2011. Skripsi, Malang: Universitas Negeri Malang.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Qarareh, A. O. (2012). The Effect of Using the Learning Cycle Method in Teaching Science on the Educational Achievement of the Sixth Graders, Science Education Journal. Vol 4(2): 123-132.

Wibowo, A., Munir, dan Waslaluddin. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: UPI.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi F Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t

Referensi

Dokumen terkait

[r]

pada empat jenis ekosistem yang berbeda yaitu, ekosistem hutan, perkebunan, semak dan permukiman, dan melakukan karakterisasi habitat perkembangbiakan termasuk perilaku mengisap

A group of girls shared 54 red beads, 90 green beads and 108 blue beads such that each girl gets an equal number of beads of each colour.. What is the maximum number of girls in

kelas eksperimen hasil belajar yang dicapai lebih tinggi dibandingkan dengan.. hasil belajar kelas kontrol dengan model

lubang tanam menghasilkan tanaman yang nyata lebih tinggi daripada jumlah. bibit satu atau dua bibit per lubang tanam, tetapi tidak berbeda nyata

Kelompok ahli ini ada yang mempresentasikan ringkasan cerita dari puisi tersebut (anggota dari kelompok A), ada yang mengemukakan pendapatnya tentang tema (anggota dari

Adapun target luaran dari penelitian ini adalah dapat terciptanya suatu sistem pengolahan limbah yang mampu mendegradasi partikel zat warna sekaligus bakteri

Karakteristik pergerakan pejalan kaki yang ditinjau adalah arus ( flow ), kecepatan ( speed ), kepadatan ( density ), sedangkan yang dimaksud