• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi sosial media massa (analisis produksi program musafir trans)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstruksi sosial media massa (analisis produksi program musafir trans)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA

( Analisis Produksi Program Musafir Trans 7 )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

RIZKY RISTYA

NIM: 106051001871

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

RIZKY RISTYA

NIM: 106051001871

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

Skripsi yang berjudul KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA (ANALISIS PRODUKSI PROGRAM MUSAFIR TRANS 7) telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam ( S.Kom.I ) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Sarjana (Strata 1/S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti secara hukum bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Maret 2011

(5)

i

ABSTRACT

Rizky Ristya

Social Construction of Mass Media

Production Analysis Musafir Program Trans 7

A mid the development of the age and the era of globalization today, television is one of the most influential medium for the audience, various kinds of information both educational, entertainment and religious can be conveyed to the audience through television. Religious programming is one of the priority programs in a variety of television stations, but as we all know the religious program in television broadcasts almost all have the same format that makes the audience become bored. Here, the role of creative teams in each television is needed in the production process of religious programs on television.

Television programs of interest can not be separated from production design created by the creative team event, an interesting and different designs will surely make the audience who witnessed this event to be happy and more interested to watch this show.

Researchers chose Trans 7 Musafir program because the program offers a different concept of, in this program viewers are invited to see firsthand how the Prophet of Islam in the footsteps of course with different styles. Background and setting the location is more value to this program, so that the educational message that was delivered by the host as well as resource persons were well received by viewers. Researchers use mass media social construction theory, this theory describes how a television production concept start of the implementation of elements of communication, which used prologue, disclosure of the facts in each episode, the formation of subjective reality, the symbolic and objective.

This study used qualitative methods, namely methods that describe the actual situation and accurate, then poured in writing of the manner outlined, explain, give an idea of the data collected and then drawn a conclusion on the data obtained with the program that researching with research subjects are Trans 7 while the object of research is the production of traveler program.

(6)

ii

Rizky Ristya

Konstruksi Sosial Media Massa

Analisis Produksi Program Musafir Trans 7

Ditengah perkembangan zaman dan era globalisasi sekarang ini, televisi merupakan salah satu media yang paling berpengaruh bagi khalayak, berbagai macam informasi baik yang bersifat edukatif, hiburan maupun keagamaan dapat tersampaikan kepada khalayak melalui televisi. Program keagamaan merupakan salah satu program yang menjadi prioritas di berbagai stasiun televisi, namun seperti yang kita ketahui program keagamaan di televisi hampir semua memiliki format siaran yang sama sehingga membuat khalayak menjadi bosan. Disinilah peran tim kreatif di tiap televisi sangat dibutuhkan dalam proses produksi acara keagamaan di televisi.

Program televisi yang menarik tidak lepas dari desain produksi yang dibuat oleh tim kreatif acara tersebut, desain yang menarik dan berbeda pastinya akan membuat khalayak yang menyaksikan acara ini menjadi senang dan semakin tertarik untuk menyaksikan acara ini.

Peneliti memilih Program Musafir Trans 7 karena program ini menawarkan kosep yang berbeda, dalam program ini pemirsa diajak melihat langsung bagaimana jejak Islam di masa Rasulullah tentunya dengan gaya yang berbeda. Latar belakang dan setting lokasi merupakan nilai lebih bagi program ini, sehingga pesan edukatif yang dibawakan oleh host maupun narasumber dapat diterima dengan baik oleh pemirsanya. Peneliti menggunakan teori konstruksi sosial media massa, teori ini menjabarkan bagaimana suatu produksi acara televisi terkonsep mulai dari penerapan unsur-unsur komunikasinya, prolog yang dihunakan, pengungkapan fakta di setiap episodenya, pembentukan realitas subjektif, simbolik serta objektifnya.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan akurat, kemudian dituangkan dalam penulisan skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan, memberikan gambaran terhadap data yang terkumpul kemudian diambil kesimpulan terhadap data yang didapat dengan program yang diiteliti dengan subjek penelitian adalah Trans 7 sedangkan objek penelitiannya adalah produksi Program Musafir.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Konstruksi Sosial Media Massa ( Analisis Produksi Program Musafir Trans 7 ) ”.

Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam pendidikan Strata Satu Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya baik material maupun spiritual khususnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pudek I, Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA. Pudek II, dan juga Bapak Drs. Studi Rizal, LK. Selaku Pudek III.

2. Terima kasih untuk Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Ibu Umi Musyarrofah, MA selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

(8)

iv menyelesaikan skripsi ini.

5. Terima kasih kepada Pengurus dan Staff di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang banyak membantu penulis dalam mendapatkan bahan skripsi.

6. Terima kasih kepada Pengurus Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dan memberikan tempat yang nyaman bagi penulis demi kelancara skripsi ini. 7. Terima kasih teruntuk Kru serta tim kreatif Program Musafir Trans 7 terutama

produser Mas Selo Ruwandhanu serta Mas Bayu Andhika sebagai Asisten Produser yang mau meluangkan sedikit waktunya untuk penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi penulis.

8. Kepada orang tua terkasih, ayahanda dan ibunda, Sutarya S.Pd, Heriyah S.Pd, dan adik-adiku yang telah memberikan dukungannya, tanpa dukungan dan doa dari kalian penulis bukanlah apa-apa.

9. Kepada Cynthia Eka Muchvita Sungkar yang telah memberikan semangatnya disaat penulis merasa jenuh dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10.Teman-teman KPI D 2006, Syafrian Akbar, Siti Nuraini, Shulhan Rumaru, Rizka Prasti, Zahratul Mahmuddah.

11.Teman-teman BEM Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sabir Laluhu, Sirajuddin Ar-ridho, Rezki Puji Lestari, Kharisma Dimas.

(9)

v

13.Teman-teman terdekat Ikhel Averroes, Ilham Reza Fahlevi, Anda Agus, Iwan, Rezi Septiawan, Awang, Jaka, yang telah berjuang bersama-sama di Kampus UIN.

Akhirnya dengan mengharap ridho dari Allah SWT, penulis mendoakan semoga segala doa, restu, batuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam penulisan skripsi ini, yang tak akan bisa disebutkan namanya satu per satu namun tanpa mengurangi rasa hormat, semoga Allah SWT membalas amalan pahala disertai limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Amin ya robbal a’lamin.

Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembacanya, menambah wawasan keilmuan serta literatur perpustakaan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Jakarta, 9 Maret 2011

(10)

vi

1. Gambar 1 Dialog antara host Bayu andhika dengan narasumber ... 58 2. Gambar 2 Gambaran Kota Mekkah ... 61 3. Gambar 3 Suasana Gua Hira, tempat Rasul mendapatkan wahyu

pertama ... 62 4. Gambar 4 Mekkah dalam ilustrasi ... 62 5. Gambar 5 Jabal Tsur tempat pertama kali Nabi Hijrah ... 63 6. Gambar 6 Masjid Quba (Qiblatain) masjid yang dibangun pertama

kali oleh Nabi ... 64 7. Gambar 7 Lokasi peperangan zaman Rasulullah ... 65 8. Gambar 8 Ilustrasi haji wada di Arafah Masa Rasulullah ... 65

(11)

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Tinjauan Pustaka ... 10

E. Metodologi Penelitian ... 11

1. Metode Penelitian ... 11

2. Subjek dan Objek Penelitian ... 11

3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

4. Tahapan Penelitian ... 12

5. Teknik Pengolahan Data ... 13

6. Teknik Analisis Data ... 14

F. Kerangka Konsep ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Televisi Sebagai Media Dakwah ... 18

(12)

viii

C. Dua Model Realitas Media ... ... 22

1. Model Peta Analog ... 23

2. Model Refleksi Realitas ... 25

D. Model Format Program Siaran ... 27

1. Tiga Macam Format ... 27

2. Format Ragam ... 29

BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM MUSAFIR TRANS 7 A. Trans 7 ... 31

1. Sejarah Berdirinya... .. 31

2. Stasiun Transmisi... . 32

3. Visi, Misi dan Tujuan... .. 33

4. Struktur Direksi Trans 7... . 34

5. Program Acara Trans 7... 34

B. Acara Musafir ... 38

1. Latar Belakang dan Profil ... 38

2. Tujuan... 39

3. Sasaran Acara... . 40

4. Pengelola Acara... .. 40

5. Tim Produksi Acara Musafir... .. 40

BAB IV ANALISI DATA A. Tahapan Penerapan Unsur-unsur Komunikasi ... .. 41

(13)

ix

C. Tahap Pengungkapan Fakta ... . 57

D. Tahap Pembentukan Realitas Subjektif ... . 64

E. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik ... 66

F. Tahap Penetapan Realitas Objektif ... .. 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 81

DAFTARPUSTAKA ... 88

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan media informasi, khususnya televisi, membuat dunia semakin hari semakin dekat saja meskipun arus informasi yang mengalir akan mempunyai dampak, baik itu positif maupun negatif. Namun hal tersebut tidak bisa dielakkan karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat ini.1

Era globalisasi yang ditandai oleh semakin majunya teknologi komunikasi disebut juga dengan era informasi.2 Tidak diragukan lagi bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar, karena itu peranannya sangat luar biasa.

Berdasarkan fungsinya, media massa dapat berperan sebagai penyampai informasi, sistem sosial, transformasi budaya, pengawasan, pendidikan, hingga penyebaran nilai-nilai yang berorientasi pada suatu ajaran kebenaran.

Peran media massa dapat berupa sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya dapat sebagai media edukasi, media massa juga berperan sebagai pendidik masyarakat dan membantu masyarakat memperoleh spiritual dan intelektual.3

1

Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting televisi, (Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu,2005), h.1.

2

Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam (Jakarta: Logos,1990), h.1

3

(15)

2

Televisi sebagai media massa keberadaannya sangat dibutuhkan, karena televisi dengan bentuk audio visualnya mempunyai kedudukan yang sangat urgent (penting) bagi kehidupan manusia zaman global dan modern seperti sekarang ini. Urgensinya adalah disamping sebagai penyampaian pesan informasi (hiburan, bisnis, pendidikan) juga bisa dipakai sebagai alat propoganda (politik).

Televisi adalah “ panduan radio (broadcast) dan film (movie picture). Penonton dirumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, jika tidak ada gambar ”.4 Televisi terdiri dari istilah “ tele yang berarti jauh dan visi (vision) yang berarti penglihatan. Segi jauhnya di dasari pola prinsip-prinsip radio dari segi penglihatan gambar ”.5

Akhir-akhir ini media televisi mempunyai kedudukan yang vital dan banyak diminati masyarakat. Bukan hanya di negara kita saja. Tetapi negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat didalamnya.6 Jalaluidin Rahmat mengatakan bahwa televisi sudah menjadi agama masyarakat industri. Artinya masyarakat sekarang sudah belajar hidup dari televisi. Negara Amerika Serikat pernah menganggap bahwa televisi sebagai “ The second God ”

(Tuhan Kedua) tetapi sekarang televisi bukan tidak mungkin sudah menjadi The first God ” (tuhan pertama). Kalau kita lihat peran dan fungsi televisi sebagai “ kotak ajaib ”, yang bisa membuat sesorang betah dihadapan pesawat televisi sampai berjam-jam.

4

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, (Yogyakarta: Tesis,1998), h.3

5

Onong, U. Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alumni 1981). h.170

6

(16)

Tak bisa dibantah, televisi punya banyak keunggulan ketimbang jenis media massa lainnya. Pertama, pesan televisi disajikan secara audio-visual. Berbeda dengan radio misalnya yang hanya audio dan surat kabar yang bersifat visual. Televisi unggul dalam membangun daya tarik, persepsi, perhatian dan imajinasi dalam mengkonstruksi realitas. Kedua, dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberi informasi paling dini kepada para khalayak dari pada surat kabar, radio dan majalah. Ketiga, dari segi khalayak, televisi menjangkau jutaan pemirsa ketimbang surat kabar dan radio atau majalah yang hanya menjangkau ratusan ribu pembaca. Keempat, efek kultural televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan jenis-jenis media lainnya, khususnya bagi pembentukan perilaku proposial dan antisosial anak-anak.7

Tidak mengherankan televisi memiliki banyak daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat meyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi. Manusia yang sudah terbiasa dengan televisi berarti manusia yang memiliki eksistensi dari mata dan telinganya.

Keberadaan produk teknologi berupa televisi telah menjadi semacam produsen kebudayaan. Di layar “kotak ajaib” tersebut, selain informasi dan hiburan serta pendidikan, televisi juga tempat pencitraan, dan pengemasan sesuatu.8

Media televisi sebagai sarana tayang fasilitas sosial penting artinya bagi manusia untuk memantau dalam kehidupan sosialnya. Dapat diketahui juga siaran televisi dapat memberikan pesan yang bersifat informasi yang telah dikonsep atau dikemas dengan sebaik mungkin, baik siaran langsung

(Live), atau rekaman (Relay). Sehingga siaran yang berisikan pesan-pesan

7

Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam (Menhembangkan Tabligh melalui Mimbar, Media cetak, Radio, Televisi, Film dan Media Digital), (Bandung: benang merah press,2004), cet. Ke-1, h. 73-74

8

(17)

4

yang bersifat informasi atau yang berbentuk dakwah akan mendapat manfaat dan pelajaran bagi pemirsanya.

Munculnya siaran televisi komersial swasta makin menyemarakkan dunia pertelevisian saat ini termasuk didalamnya adalah produk siaran luar negeri. Dimulai pada tahun 1989 dengan munculnya RCTI, TPI, SCTV, Indosiar, ANTV, TV ONE, Trans TV, Metro TV, dan Global TV, kesemuanya sekarang semakin populer di mata masyarakat kita, apa yang menarik kemudian adalah, bahwa televisi swasta telah menjelma sebagai industri dengan beberapa karakteristik :

1. Memperlakukan tayangan sebagai komoditi.

2. Mengadakan iklan sebagai sumber pemasukan dana terbesar. 3. Kompetisi sesama stasiun televisi untuk menyajikan yang terbaik

bagi pemirsanya dengan harapan meningkatnya volume iklan 4. Mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi dalam sektor lain, yang

mendukung operasi lain.

5. Berkembangnya televisi sebagai stasiun distribusi informasi tanpa harus memperbaiki materi tayangannya.

6. Mengkonsumsikan tayangan pada kepentingan dan minat masyarakat yang dikaji berdasarkan penelitian kebutuhan khalayak sasaran sekalipun tidak menutup kemungkinan ditayangkannya kepentingan pihak sponsor.

(18)

nampak pada kecendrungan media televisi untuk menerima transaksi barang-barang dan sekaligus iklannya.

8. Jaringan kerja televisi memiliki aset internasional dalam hubungannya dengan penyebarluasnya iklan.9

Di tengah perkembangan yang pesat ini, televisi telah menawarkan berbagai macam acaranya yang diformat sedemikian rupa, tentunya disesuaikan dengan visi dan misi televisi itu sendiri. Di antara keanekaragaman acara televisi, ada yang bersifat infotainment seperti program acara agama, siaran berita dan sebagainya.

Kecanggihan teknologi komunikasi termasuk didalamnya televisi juga turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan televisi, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui televisi dapat berjalan efektif dan efisien karena sebagai salah satu pola penyampaian dalam upaya transfer ilmu pengetahuan.10

Televisi sebagai alat bantu untuk menyebarkan ajaran agama Islam keberbagai pelosok tanah air sangat diperlukan dalam paradigma baru berdakwah. Dari segi waktu, televisi sangat efektif, efisien. Pesan yang disampaikan melalui televisi dapat langsung tersebar keseluruh penjuru tanah air.

9

Arini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1989) cet. Ke-1. H. 75-76

10

(19)

6

Siaran agama Islam di televisi banyak sekali keanekaragamannya yang menggambarkan tentang dakwah Islam, seperti ceramah agama, tanya jawab tentang agama, lagu, dan bahkan tarian khas yang dipandang Islami. Di samping itu perlu disadari juga bahwa siaran televisi berbentuk dakwah akan dilihat oleh khalayak yang masyarakatnya adalah masyarakat heterogen, yang tersebak di berbagai pelosok nusantara yang sifat dan karakteristik dari masyarakat tersebut. Seperti tingkatan pendidikan, ekonomi, dan tingkat pemahaman, dan tidak mudah membuat suatu program siaran yang akan ditayangkan dapat memuaskan para khalayak tersebut.

Berdasarkan dari masyarakat heterogen tersebut, stasiun televisi perlu memperhatikan peranan interpertasi dari khalayak. Karena peranan interpertasi merupakan faktor yang terpenting dalam memberikan tanggapan terhadap suatu pesan yang diterima.11

Munculnya televisi swasta sangat memeriahkan acara keagamaan (Islam) dan menjadi tontonan yang menarik bagi pemirsa. Dari semua stasiun yang ada, baik stasiun pemerintah atau swasta TVRI yang mempunyai format acara keagamaan (Islam) di televisi. Acara keagamaan di stasiun TVRI mendapat sambutan positif dan sekaligus mempunyai daya tarik sendiri bagi pemirsa di rumah. Untuk menjadikan acara keagamaan suatu acara yang menarik, bagus dan berisi serta tidak membosankan. Stasiun televisi haruslah mencoba kemasan atau konsep baru sebaik mungkin tanpa meninggalkan inti dari agama itu. Sehingga program keagamaan mempunyai tempat tersendiri

11

(20)

dihadapan pemirsa yang menuntun kepada pola tingkah laku yang positif setelah menonton tayangan agama Islam.

Namun hendaklah berdakwah melalui media komunikasi massa tetap berada dalam system komunikasi massa Islam. Yaitu menggunakan Al-Quran dah Hadits sebagai landasan teori dan filosofinya. Dengan sendirinya komunikasi Islam terkait pada pesan khusus, yakni dakwah karena Al-Quran adalah petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan peringatan bagi manusia yang beriman dan berbuat baik. Sehingga hasil dari tujuan dakwah yang akan dicapai tidak keluar dari konteks agama Islam.12

Program acara Musafir Trans 7 merupakan satu dari sekian banyak acara yang bertemakan Islami yang hadir di televisi saat ini. Program ini di desain untuk mengetahui bagaimana napak tilas Rasulullah ketika beliau menyebarkan ajaran agama Islam untuk pertama kalinya dalam program Musafir. Mereka akan mengupas mengenai sejarah Rasulullah mulai dari kelahiran Nabi Muhammad, cara beliau berdagang, menikah, menerima wahyu pertama, tantangan dalam penyebaran agama Islam, membangun Madinah, melakukan haji dan umroh, hingga menerima wahyu terakhir di Jabal Rahmah. Selain memaparkan mengenai perjuangan Rasulullah, mereka juga mencari manfaat dari sejarah tersebut untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari- hari.

Melalui program ini khalayak luas diajak untuk lebih mengenal lebih dalam tetang Rasulullah, bagaimana kehidupan sehari-harinya, bagaimana pula sikap dan perilaku Rasulullah setiap hari.

12

(21)

8

Jika biasanya setiap program keagamaan hanya berformat dokumenter dan selalu terlihat monoton di setiap episodenya, maka program ini memberikan nuansa yang berbeda dari program keagamaan di bulan ramadhan yang lain. Melalui program ini pemirsa dapat langsung memaknai kehidupan Rasulullah di tanah kelahirannya dengan penelusuran langsung ke tempat kejadian.

Untuk itu dari latar belakang bahwa televisi merupakan sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan Islami melalui program yang ditayangkan. Maka penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi:

“Konstruksi Sosial Media Massa Analisis Produksi Program Musafir

Trans 7 ”

B.Batasan dan Rumusan Masalah

Banyak hal yang dibahas tentang program acara MUSAFIR di Trans 7, seperti : pendidikan Islami dan budaya Islami, serta proses memproduksi acara tersebut, namun untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan masalah yang akan di batasi dalam skripsi ini, adapun masalah yang akan dibahas hanyalah produksi Musafir pada bulan agustus dan september 2010.

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses konsrtuksi televisi atas teori realitas dalam acara Musafir Trans 7 ?

(22)

b. Bagaimanakah tahap pembingkaian prolog/skrip kasus dalam acara Musafir Trans 7 ?

c. Bagaimanakah tahap pengungkapan realita dalam acara Musafir Trans 7 ?

d. Bagaimanakah tahap pembentukan realitas objektif dalam acara Musafir Trans 7 ?

e. Bagaimanakah pengemasan realitas simbolik dalam acara Musafir Trans 7 ?

f. Bagaimanakah penetapan realitas objektif dalam acara Musafir Trans 7?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah proses konsrtuksi televisi atas teori realitas dalam acara Musafir Trans 7 ?

1. Bagaimanakah tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah dalam acara Musafir Trans 7 ?

2. Bagaimanakah tahap pembingkaian prolog/skrip kasus dalam acara Musafir Trans 7 ?

3. Bagaimanakah tahap pengungkapan realita dalam acara Musafir Trans 7 ?

(23)

10

5. Bagaimanakah pengemasan realitas simbolik dalam acara Musafir Trans 7 ?

6. Bagaimanakah penetapan realitas objektif dalam acara Musafir Trans 7?

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Sebagai tambahan referensi dalam menambah jumlah studi mengenai penggunaan media massa (televisi) untuk kepentingan siaran komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan baru untuk menambah wawasan berbagai kalangan, seperti : teoritis dan praktis.

D. Tinjauan Pustaka

Skripsi tentang analisis program acara televisi telah dilakukan oleh Firi Nurjannah tahun 2007 yang berjudul Analisis Program Kajian Silaturahmi di Trans 7. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis bagaimana proses produksi acara Kajian Silatuhami di Trans 7 berlangsung, mulai dari proses pra produksi hingga evaluasi produksi.

(24)

acara tersebut hingga proses produksi yang berlangsung dalam acara tersebut.

Berbeda dengan penelitian diatas, penelitian yang berjudul Analisis Produksi Program Musafir di Trans 7, kasus yang peneliti teliti disini yaitu tentang bagaimana sebuah konstruksi sosial dalam media televisi berlangsung, adapun bagian-bagian yang peneliti teliti antara lain : tahapan penerapan unsur-unsur dakwah, tahapan pembingkai prolog, tahapan pengungkapan fakta, tahapan pembentukan realitas simbolik, tahapan pembentukan ralitas subjektif, dan tahapan pembentukan realitas objektif.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah dan menganalisis secara kualitatif, serta menafsirkannya secara kualitatif. Untuk itu data penelitian yang dikumpulkan dalam wujud konsep-konsep kalimat, ungkapan dan kata-kata.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Trans 7 Jakarta. Adapun objek dalam penelitian ini adalah produksi program acara MUSAFIR di Trans 7.

3. Tempat dan Waktu Penelitian.

(25)

12

4. Tahapan Penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data di TRANS 7 yang berhubungan dengan program acara “ MUSAFIR ” adalah :

a. Tahap Pengumpulan Data

1) Wawancara

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara, yaitu proses tanya jawab dengan maksud untuk mendapatkan keterangan dari narasumber. Wawancara dilakukan dengan produser sekaligus sutradara pelaksana program acara “MUSAFIR” Selo Ruwandhanu dan Bayu Andhika selaku Assisten Produser.

2) Observasi

Observasi ialah pengamatan untuk memperoleh data yang diperlukan.13 Teknik yang peneliti lakukan dalam observasi ini ialah yang bersifat tidak langsung. Tidak langsung oleh penulis dengan mengamati televisi dan DVD pada program “ MUSAFIR ”.

3) Dokumentasi

Ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan-formal, dan dengan mengumpulkan serta menelaah beberapa literatur baik berupa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen yang ada pada redaksi.

13

Winarwo Surahmad, Menyusun Rencana Penelitian (Bandung: CV,

(26)

b. Teknik Pengolahan Data

Dari data yang diproses secara dekskriptif yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan dianggap akurat serta meluangkan kedalam konteks penulisan karya ilmiah atau skripsi dengan cara menjabarkan, menerangkan memberikan gambaran serta mengklasifikasikan data-data tersebut kedalam bentuk tabel-tabel. Adapun tabel-tabel itu akan dijabarkan berikut ini.

Tabel 1 menjabarkan tentang kerangka konsep proses konstruksi media massa (televisi).

Tabel 2 menjabarkan tentang para pelaku dan pekerjaannta dalam memproses produksi program siaran Musafir 2010 yang disiarkan di Trans 7

Tabel 3 menjabarkan tentang rundown dan roda jam siar dalam produksi program Musafir di Trans 7

c. Teknik Analisis Data

Dari data-data yang dikumpulkan kemudian penulis analisis dan kritisi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu pelaporan data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta meninterpretasikan data yang terkumpul tadi apa adanya, kemudian setelah itu disimpulkan.

(27)

14

F. Kerangka Konsep

Tabel. 1

Proses Konstruksi Sosial Media Massa

No Burhan Bungin 2008 No Armawati Arbi 2011

1 Tahapan Penyiapan Materi 1 Tahapan Penerapan Unsur-unsur Komunikasi Dakwah 2 Tahapan Sebaran Konstruksi 2 Tahapan Pembingkai

Prolog/Skrip Kasus 3 Tahapan Pembentukan

Konstruksi

3 Tahapan Pengungkapan Diri

4 Tahapan Konfirmasi 4 Tahapan Pembentukan Realitas Objektif

Kritik terhadap Berger Kritik Terhadap Burhan Bungin

Burhan Bungin menerangkan dalam proses konstuksi sosial media massa ada lima tahapan, yaitu :

1. Tahapan Penyiapan Materi

Tahap ini menerangkan bahwa dalam setiap pembentukan kontruksi sosial di media massa diperlukan suatu rencana, atau planning yang tepat agar dapat menimbulkan nilai jual dan rasa ketertarikan dari khalayak.

2. Tahap Sebaran Konstruksi

(28)

3. Tahapan Pembentukan Konstruksi

Tahap ini menerangkan bagaimana strategi pencitraan dan pembentukan

image sehingga terbentuklah trademark agar kahalayak dapat mengenal hasil produksi hanya dari melihat iklannya saja.

4. Tahap Konfirmasi

Tahap ini menentukan peran khalayak dalam memilih suatu produk, sehingga timbul dua hal yaitu : menentukan pilihan dan memperkuat pilihan

5. Tahap Perilaku Keputusan Konsumen

Tahap ini menerangkan mengapa khalayak memilih suatu produk dari media massa.

Sedangkan, Armawati Arbi melakukan kritik terhadap proses pembentukan konstruksi sosial media massa, sehingga menimbulkan teori baru yang terdapat dalam enam tahap, yaitu :

1. Tahap Penerapan Unsur-unsur Komunikasi dan Dakwah

Tahap ini menerangkan bahwa dalam pembentukan konstruksi sosial media televisi terdapat beberapa hal, yaitu : pendakwah sebagai narasumber atau penyiar, pesan atau prolog, format, media yang digunakan serta media yang digunakan.

2. Tahapan Pembingkai Prolog/Skrip Kasus

Tahap ini menerangkan persiapan baik itu prolog ataupun dialog yang akan digunakan dalam proses produksi.

3. Tahapan Pengungkapan Diri

(29)

16

4. Tahapan Pembentukan Realitas Objektif

Tahap ini tim produksi melakukan penyeleksian, pengabaian dan penonjolan dari hasil produksi media.

5. Tahapan Pengemasan Realitas Simbolik

Tahap ini terjadi dalam acara live atau siaran langsung, yaitu pencitraan objek konstruksi dan proses pencitraan perilaku konstruksi

6. Tahapan Penetapan Realitas Objektif

Tahap ini ialah evaluasi yang akan ditayangkan di dalam media, harus dipertahankan atau di revisi.

G. Sitematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka peneliti membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bab.

BAB I PENDAHULUAN

Membahas : Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik penulisan, dan sisitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

(30)

Evaluasi produksi), Pengertian Program Televisi (Pengertian program, pengertian televisi).

BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM MUSAFIR

TRANS 7

Memuat tentang Profil Trans 7 ( Sejarah berdirinya, Visi, Misi, dan Tujuan, Program, Struktur direksi Trans 7. Profil acara musafir ( Latar belakang dan profil, Tujuan, Sasaran acara, Pengelola acara, Struktur organisasi ).

BAB IV TEMUAN DAN ANALISI DATA

Membahas : Desain produksi program Musafir Trans 7, pelaksanaan produksi program Musafir Trans 7, Pelaksanan Produksi Program Musafir ( proses Pra produksi, Produksi, Pasca produksi, Evaluasi produksi ).

BAB V PENUTUP

(31)

18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Televisi Sebagai Media Dakwah

Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi

yang akselerasi dengan perkembangan kehidupan manusia sebagaimana telah

tersebut, maka penggunaan media untuk berdakwah juga mengalami

perkembangan. Dakwah yang pada awalnya hanya menggunakan media

tradisional, kemudian berkembang menjadi lebih banyak alternatifnya yaitu

dengan menggunakan sentuhan-sentuhan teknologi modern, baik melalui

media cetak (buku, koran, majalah, tabloid dan lain-lain) maupun dengan

media elektronik (radio, televisi, film, VCD, internet dan lain sebagainya).

Perkembangan media dakwah dengan teknologi modern ini menuntut semua

pihak, khususnya aktifis dakwah untuk senantiasa kreatif dan inovatif dalam

memanfaatkan teknologi dimaksud guna kemaslahatan umat manusia.

Salah satu media modern yang memiliki beberapa kelebihan, dan telah

dijadikan sebagai media dakwah, yang akan menjadi fokus pembahasan pada

tulisan ini adalah media televisi. Televisi sebagai salah satu hasil karya

teknologi komunikasi memiliki berbagai kelebihan, baik dari sisi programatis

maupun teknologis. Dilihat dari sisi dakwah, media televisi dengan berbagai

(32)

efektif jika dikelola dan dipergunakan secara profesional. Karena dakwah

melalui media televisi memiliki relevansi sosiologis dengan masyarakat,

mengingat pemirsa televisi di Indonesia mayoritas beragama Islam. Selain itu

secara ekonomis, dakwah melalui media televisi sebenarnya juga mempunyai

pangsa pasar yang potensial jika digarap secara profesional pula.

Televisi sebagai media dakwah adalah suatu penerapan dan pemanfaatan hasil teknologi modern, yang mana dengan pemanfaatan hasil teknologi itu diharapkan seluruh aktivitas dakwah dapat mencapai sasaran (tujuan) yang lebih optimal baik kuantitatif maupun kualitatif. 14

Media dakwah dengan televisi ini sangat banyak memperoleh kehebatan dibanding dengan media-media dakwah lainnya. Sebagian kehebatannya antara lain dapat dilihat dan didengar oleh seluruh penjuru tanah air bahkan luar negeri, sedangkan mubalighnya hanya pada pusat pemberitaan (studio) saja.15

Televisi sebagai media dakwah berarti televisi telah menjadi alat bantu efektif dalam berdakwah yang berperan menambah pengetahuan risalah agama, sehingga membentuk keberhasilan dakwah.

Dengan jaman modern ini, tampak jelas bahwa pengaruh emosi dan akhlak yang ditimbulkan media televisi sangat besar, akan tetapi kesadaran untuk memiliki apalagi menggunakan media tersebut sebagai produser di kalangan umat Islam masih rendah. Umat Islam masih merasa puas dengan dakwah yang berbentuk ceramah agama di hadapan langsung sekelompok orang yang tentunya sangat sempit jangkauannya.

14

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al Ikhlas, 1983), h. 177 15

(33)

20

Jika umat Islam tidak segera memanfaatkan media televisi tersebut di zaman globalisasi dan zaman kecanggihan komunikasi ini, maka dakwah Islam akan semakin terasing dari umat manusia dan terguling oleh persaingan ideologi-ideologi dan agama -agama besar lainnya.

B. Konstruksi Sosial Media Massa

1. Proses Produksi Siaran Langsung ( Live )

Siaran langsung merupakan suatu proses produksi yang sesuai dengan kenyataan saat itu sehingga apa yang dilihat di televisi pemirsa merupakan gambaran nyata baik waktu maupun lokasi. Siaran langsung memiliki resiko kegagalan baik masalah teknis maupun operasional. Siaran langsung mempunyai slot waktu program yang sulit diprediksi ketepatan selesainya, sehingga seandainya acara langsung gagal, otomatis mengganggu runtutan acara berikutnya.16

Siaran langsung atau "live event" merupakan salah satu program acara pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dapat dibedakan dalam dua kategori besar yaitu siaran langsung dari studio atau di arena stasiun televisi itu sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stasiun televisi tersebut, baik di dalam maupun diluar kota.

Untuk memproduksi mata acara pengarah acara mendapatkan bahan dari produser, dimana ketentuan atau format maupun design produksinya sudah ada dan sudah terprogram. Di sini pengarah acara

16

(34)

tinggal melaksanakan acara tersebut tentu saja dengan kreatifitas yang dimilikinya. Tetapi tidak menyimpang dari format yang telah dibuat oleh produser. Dalam melaksanakan tugasnya pengarah acara dibantu oleh assisten pengarah acara dan FD (Floor Director). FD merupakan pengarah acara di lapangan, serta didukung oleh komponen penunjang produksi lainnya antara lain : Technical Director, Cameramen, Set Lighting, Switcher, Audioman, VTR Man, Master Control, Petugas

CCU ( Camera Control Unit ).

Pada dasarnya sistem kerja siaran langsung dengan siaran tunda / rekaman di studio sama. Hanya saja pada siaran tunda / rekaman memerlukan mixing dan editing. Sedangkan pada siaran langsung tidak memerlukan adanya editing lagi sehingga kru yang terlibat benar-benar mencurahkan perhatiannya pada acara yang disiarkan. Setiap kru yang bertugas bertanggung jawab penuh terhadap kualitas mata acara tersebut, sebab apabila terjadi kesalahan maka penonton bisa menilai cara kerja kru yang sedang bertugas sampai dimana kesiapannya.17

Adapun keunggulan dari siaran langsung ini antara lain : acara ini dapat disaksikan langsung oleh penonton dirumah, penonton dapat berinteraksi langsung dengan acara di studio melalui sistem dialog interaktif, serta seluruh kru yang terlibat benar-benar konsentrasi pada tugasnya masing-masing sehingga tertantang untuk menyiapkan acara yang lebih baik lagi untuk para penonton.

Sedangkan kekurangan dari siaran langsung ini adalah acara

17

(35)

22

yang disajikan langsung memerlukan persiapan matang dari kru yang terlibat, sehingga cara kerja kru yang terlibat akan terlihat diwaktu penayangan acara, lalu seringkali terjadi pengambilan gambar yang tidak sesuai dengan situasi di studio atau bahkan pemberian efek-efek gambar yang kadang membuat bingung para penonton.

2. Proses Produksi Siaran Rekaman (Taping)

Dalam proses produksi siaran rekaman (taping), program acara tersebut kejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan proses penyempurnaan baik sistem audio melalui mixing atau dubbing dan sistem video melalu proses editing, titling, chroma key, pemberian effect dan sebagainya, yang dalam TV Production di kenal dengan istilah Post Production.

Karena semua hasil produksi sudah dalam bentuk jadi maka bila hendak menyiarkannya atau menyajikannya kepada pemirsa, cukup memutar rekaman dari VHS, mini DVD, hardisk, ataupun media penyimpanan yang lainnya. Proses Produksi acara tidak langsung lebih mudah karena bila ada kesalahan bisa diulang dan diralat. Sedangkan hasil produksi bisa dievaluasi dan diperbaiki serta dipoles terlebih dahulu sebelum ditayangkan di televisi.18

C. Dua Model Realitas Media

Realitas media adalah realitas yang dikonstruksi oleh media dalam dua model. Pertama adalah model peta analog dan kedua adalah model refleksi realitas. Model-model itu dapat dijelaskan sebagai berikut :

18

(36)

1. Model Peta Analog

Yaitu model dimana realitas sosial dikonstruksikan oleh media berdasarkan sebuah analogi sebagaimana suatu realitas itu terjadi secara rasional.19 Sebuah contoh di bawah ini adalah konstruksi realitas media massa menurut model ini yang dibangun oleh media massa untuk menganalogkan sebuah kejadian jatuhnya pesawat terbang Adam Air KI 574 yang melakukan penerbangan pada tanggal 1 Januari 2007 dengan rute Surabaya-Manado.

Ketika peristiwa itu terjadi, dan masyarakat menunggu berita tentang nasib penumpang dan pesawat tersebut, maka media massa memberitakan bahwa pesawat Adam Air telaah ditemukan di daerah pegunungan Desa Rangoan, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Selatan. Menurut berita yang disiarkan oleh media televisi behwa bangkai pesawat yang hancur ditemukan warga sekitar aparat gabungan pada pukul 09.00 WIT. Pemberitaan ini juga diperkuat dengan siaran wawancara televisi dengan salah satu direksi Adam Air, bahwa pesawat Adam Air KI 574 yang berpenumpang 96 orang dan 6 orang awak pesawat telah ditemukan jatuh di daerah tersebut diatas. Bahwa temuan lokasi jatuhnya pesawat nahas itu berdasarkan sinyal satelit Singapura dan laporan warga masyarakat yang mengetahui peristiwa jatuhnya pesawat. 93 orang meninggal dunia dan 9 orang belum diketahui nasibnya. Media massa pun mengungkapkan belasungkawa kepada

19

(37)

24

keluarga yang ditinggalkan dan penumpang yang meninggal. Masyarakat dan keluarga jadi terharu dan sedih. Maskapai penerbangan Adam Air kemudian memfasilitasi anggota yang ingin menjemput korban di Makassar, bersamaan dengan itu tim SAR Nasional pun mengarahkan semua kekuatan menuju ke daerah jatuhnya pesawat yang diberitakan itu.

Berita ini tersebar luas dan terkosntruksi sebagai sebuah realits ditemukannya pesawat Adam Air yang beberapa hari lalu jatuh. Terkonstruksi pula pengetahuan tentang sebuah peristiwa kecelakaan pesawat terbang yang mengerikan sedang terjadu. Konstruksi sosial media massa ini bertahan sampai satu hari, sampai beberapa saat kemudian beriya itu dibantah setelah tim SAR tiba di lokasi yang dikatakan sebagai tempat terjatuhnya pesawat Adam Air, karena tidak terbukti ada pesawat yang jatuh di daerah yang diberitakan itu.

(38)

bahkan opini massa cenderung apriori sehingga mudah menyalahkan berbagai pihak yang bertanggung jawab atas musibah tersebut, serta opini massa cenderung sinis, karena peristiwa ini amat tragis dan sering kali terjadi dalam penerbangan di Indonesia.20

2. Model Refleksi Realitas

Yaitu model yang merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat.21 Apa yang dimaksudkan dengan realitas? Alfred Schutz menjelaskan bahwa setiap manusia didalam pikirannya membawa

stock of knowledge, Stock knowledge yang mereka dapatkan melalui proses sosialisasi menyediakan frame of reference atau orientasi yang mereka gunakan dalam menginterpretasikan obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa yang mereka lakukan sehari-hari. Contohnya adalah Film Alangkah Lucunya Negeri Ini.

Muluk memendam ide gila tapi cukup brilian. Sarjana yang masih menganggur itu ingin memberdayakan "para pegawai" agar menjadi lebih produktif lewat jalan yang halal. Caranya, mengubah mata pencaharian mereka, dari mencopet menjadi pengasong.

(39)

26

Demi memuluskan niatnya itu, Muluk mengajak dua rekan sarjana lainnya, yang sama-sama menganggur. Tapi niat tulus Muluk mendapat rintangan. Belum apa-apa, para copet itu sudah pesimistis. Kemudian timbul perpecahan antara para copet itu dan bosnya, meski sang bos mendukung rencana Muluk seratus persen.

Persoalan kian rumit ketika sang ayah tak setuju dengan langkah Muluk. "Semua bayaran yang kamu terima dan bawa ke rumah itu hasil nyopet, haram!" kata sang ayah kepada anak semata wayangnya itu.

Dalam film ini menceritakan realitas kehidupan sosial dan politik di Indonesia terutama di kota-kota besar. Berbagai sindiran pun diluncurkan dalam film yang menghabiskan 9 tahun bagi Dedy Mizwar dalam menggarapnya. Backsound dalam film ini pun sangat menyentuh dan match dengan adegan, hingga dapat membuat penontonnya meneteskan air mata dan timbul rasa nasionalisme yang sangat.

Isu-isu seputar korupsi, seperti kasus cicak dan buaya serta gurita (Cikeas), ikut mewarnai film ini yang diolah menjadi kata-kata. Aksi-aksi kocak dalam film ini tetap tak terlupakan, adegan dan ucapan polos anak-anak jalanan dapat membuat penonton tertawa dan seakan hinggap dalam kehidupan mereka.

(40)

yang besar, Indonesia. Tak ada yang ditutup-tutupi dalam film ini dalam menggambarkan Indonesia seutuhnya.

Film ini merupakan film mengenai anak bangsa yang wajib ditonton setelah Laskar Pelangi, sang Pemimpi dan lainnya. Satu lagi, Film ini merupakan kritik yang elegan buat pihak-pihak yang merasa dan bertanggung jawab akan nasib orang-orang yang termarjinalkan.22

C. Model Format Program Siaran

1. Tiga Macam Format

Ada tiga macam bagian dari format acara televisi yaitu drama, non-drama dan berita olahraga. Bisa juga dikategorikan menjadi fiksi, non-fiksi, dan news and sport .

Fiksi (Drama) adalah sebuat acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya, contohnya : Drama percintaan (love story), tragedi, horor, komedi, legenda, aksi (action), dan sebagainya.23

Nonfiksi (non-drama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan keratif tanpa harus

22

Dikutip dari http://hiburan.kompasiana.com/film/2010/04/18/alangkah-lucunya-negeri-ini 23

(41)

28

menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari pelakunya. Untuk itu, format-forman non-drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh : Talk show, Konser Musik, dan Variety Show.

Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual dan disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh : Berita ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga.24

24

(42)

2. Format Ragam ( Variety )

Program acara variety show adalah format acara TV yang mengombinasikan berbagai format lainnya seperti talk show, magazine show, kuis, game show, music concert, drama, dan sit-kom. Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman.

Konsep pengarah acara variety show pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan konsep pengarah acara music concert. Karena dalam

variety show, konser musik adalah bagian dari segmentasi di antara berbagai segmentasi lainnya. Di sini pengarah acara televisi harus mampu menyelaraskan berbagai format acara televisi ke dalam sebuah tayangan program yang menarik. Perpindahan segmen yang satu dengan segmen yang lainnya diatur sesuai dengan alur yang mengalir dengan selaras.

Ada yang menarik pada program variety show, karena banyaknya program di dalamnya yang dikombinasikan jadi satu kesatuan yang utuh sehingga konsep pengarah acaranya ibarat gado-gado. Semua teknik switching techniques dicampuradukan untuk mendapatkan keselarasan tadi. Seperti; Untuk segment musik, digunakan switching by rhythm. Untuk segment drama digunakan

(43)

30

merasa tontonannya variatif maka acara ini dianggap berhasil, tetapi bila pemirsa mengganggap totonannya monoton, acaranya dianggap gagal.25

25

(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PROGRAM ACARA “ MUSAFIR ” DI TRANS 7

A. Trans 7

1. Sejarah Berdirinya Trans 7

Trans 7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai Trans 7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya Trans 7. Di bawah naungan PT TRANS CORPORA yang merupakan bagian dari manajemen Para Group, Trans7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan program-program

in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif.

Trans 7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans 7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif.26

Logo Trans 7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan

26

(45)

32

mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa TRANS7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya.

2. Stasiun Transmisi

Trans 7 saai ini memiliki 26 stasiun transmisi yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton di Indonesia yaitu:

1. Jakarta 49 UHF 2. Bandung 44 UHF 3. Semarang 41 UHF 4. Yogyakarta/Solo 46 UHF 5. Surabaya 56 UHF

(46)

16. Pontianak 31 UHF

Visi Trans 7, menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta keprobadian bangsa yang membumi.

2. Misi

Kehadiran Trans 7 memiliki misi antara lain :

a. Berorientasi kepada kepuasan pemirsa melalui penyajian program acara yang berkualitas baik dibidang hiburan, berita atau informasi maupun program-program lainnya.

27

(47)

34

b. Membangun dan mengembangkan kekuatan melalui ketagasan, karakter yang kuat, kepribadian bersahaja yang akran dan mudah beradaptasi.

4. Strukutur Umum Direksi Trans 7

a. Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Chairul Tanjung Komisaris : Agung Adiprasetyo

Ishadi SK Asih Winanti

b. Dewan Direktur

Direktur Utama : Atiek Nur Wahyuni

Direktur : Wishnutama

Direktur Keuangan & Sumber Daya : Ch. Suswati Handayani

5. Program-program Acara Trans 7

Trans 7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya, dan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, update dan informatif. Trans 7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, dan Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa.

(48)

cakrawala di ruang keluarga. Program variety show seperti Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan. Trans 7 juga pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi program fenomenal di Indonesia. Kini Tukul dan Vega ’Ngatini’ hadir kembali di Trans 7 lewat program Bukan Empat Mata.

Program sport Trans 7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga. para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda untuk memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. Trans 7 juga menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di antaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia.

Trans 7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang dan Si Bolang Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik. Jalan Sesama yang merupakan adaptasi dari Sesame Street juga dipercayakan untuk ditayangkan di Trans 7. Melalui Cita-citaku, Trans 7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan anak-anak.

(49)

36

Trans 7 juga menayangkan program-program Ramadhan yang dikemas secara unik dan menarik namun penuh dengan nuansa Islami. Sahurnya OVJ, Mata Hati, Yusuf Mansyur & Unyil, Rahasia Sunnah Ramadhan, Wara – Wiri Ramadhan serta Musik Spesial Ramadhan yang hadir menemani pemirsa menyantap hidangan sahur, menjelang adzan maghrib hingga saatnya berbuka puasa mulai Rabu, 11 Agustus 2010.

Menunggu masuknya imsakiyah menjadi hal yang menyenangkan, karena anda akan dihibur oleh tingkah laku Parto, Sule, Azis ‘Gagap’, Andre dan Nunung yang akan menemani saat sahur anda setiap hari, pukul 02.30 WIB. Selama 120 menit, mereka akan membawakan sketsa komedi yang mengangkat tema cerita rakyat dari lokal maupun mancanegara. Kuis interaktif merupakan segmen yang paling ditunggu karena di segmen tersebut pemirsa di rumah mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hadiah dan berinteraksi langsung dengan para pemain OVJ. Sinden Echa, Dewi Gita dan Titi DJ secara bergantian akan menemani sang dalang dalam setiap episodenya. Di akhir segmen, akan ada tausyiah singkat dari Ustadz yang berkaitan dengan tema cerita sehingga pesan moral, baik dari sisi sosial maupun agama dapat dimengerti oleh pemirsa di rumah.28

Bayu Andhika dan Ustad Rashied akan mengisi akhir pekan anda dengan melakukan napak tilas Rasulullah ketika beliau menyebarkan ajaran agama Islam untuk pertama kalinya dalam program Musafir. Mereka akan mengupas mengenai sejarah Rasulullah mulai dari kelahiran Nabi Muhammad, cara beliau berdagang, menikah, menerima wahyu pertama, tantangan dalam

28

(50)

penyebaran agama Islam, membangun Madinah, melakukan haji dan umroh, hingga menerima wahyu terakhir di Jabal Rahmah. Selain memaparkan mengenai perjuangan Rasulullah, mereka juga mencari manfaat dari sejarah tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Program ini berdurasi 30 menit dan tayang setiap Sabtu dan Minggu, pukul 04.30 WIB .

Menemani saat-saat berbuka puasa, program Yusuf Mansur dan Unyil akan hadir setiap hari, pukul 17.00 WIB. Dengan bahasa yang ringan dan sederhana serta mengambil contoh dari lingkungan sehari-hari, Ustadz Yusuf Mansur akan menjelaskan mengenai tema-tema universal yang ada di dalam Al Quran sehingga mudah dimengerti oleh anak-anak. Anugrah air, keajaiban lebah, ilmu kedokteran, pertanian hingga astronomi merupakan salah satu episode yang akan dibahas oleh Ustadz dengan ditemani Cepot, sosok boneka yang cerdas dan berlogat Sunda. Kepolosan dan keingintahuan Unyil terhadap berbagai hal yang ada di sekelilingnya membuat program ini sarat dengan ilmu pengetahuan.

(51)

38

prilaku, pakaian, dan dandanan ala anak muda. Mereka akan berbicara secara lugas dan mencoba mencari pendalaman agama Islam dengan caranya masing-masing, baik melalui penelitian ilmiah, sosial maupun agama.

Seringkali tanpa kita sadari, kita salah menerapkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari- hari. Pengetahuan yang terbatas mengenai ilmu agama dan salah penafsiran merupakan salah satu penyebabnya. Fenomena ini akan dibahas secara ringan dan jenaka oleh Komeng dan Adul dalam Wara – Wiri Ramadhan yang tayang setiap hari, pukul 18.00 WIB. Ustadz Subkhi Al Bughury akan meluruskan pemahaman mengenai ajaran agama Islam yang ada di masyarakat, memberikan nasihat-nasihat sesuai dengan Al‘ Quran dan juga menceritakan kisah - kisah nabi serta hadist yang dapat dijadikan pedoman maupun contoh dalam berperilaku.

B. Program Musafir Trans 7

1. Latar Belakang Program Musafir.

Salah satu acara Trans7 di bulan Ramdhan tahun 2010 seperti yang telah diutarakan diatas adalah Musafir. Acara ramadhan yang berformat dokumenter dan tayangan yang informatif sekaligus mendidik pemirsanya. Acara ini berlangsung pada bulan Ramadhan tahun 2010, tepatnya pada bulan Agustus hingga September 2010.

(52)

Musafir merupakan sebuah mata acara dari program spesial Ramdahan Trans 7 yang diberi nama Berkah Ramadhan Trans 7. Program ini terdiri dari delapan episode, dalam setiap episodenya program ini menampilkan informasi sejarah Rasulullah mulai dari kelahiran Rasulullah, cara beliau berdagang, menikah, menerima wahyu pertama, tantangan dalam penyebaran agama Islam, membangun madinah, melakukan haji dan umroh, hingga menerima wahyu terakhir di Jabal Rahmah .

Program Musafir yang di produksi oleh Trans 7 pada mulanya dibentuk untuk membuat variasi program ramadhan di Trans 7. Sedangkan latar belakang dibentuknya acara ini adalah ingin membuat program ramadhan yang berkonsep memaknai kehidupan dengan menelusuri jejak Rasulullah di tanah kelahirannya dengan penelusuran langsung ke tempat kejadian.29

2. Tujuan program Musafir

Program Musafir Trans 7 bertujuan sebagai sumber informasi bagi umat muslim tentang kehidupan Rasulullah, program ini juga diharapkan memberikan inspirasi bagi khalayak yang menonton acara ini sehingga nilai-nilai yang ditanamkan oleh Rasulullah dapat member kesan yang positif pagi khalayak dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Sasaran Acara Musafir

Acara ini dibuat untuk semua kalangan, jadi baik tua, muda, laki-laki atau perempuan dari segala usia bisa menonton acara ini, karena acara ini mengandung informasi yang bersifat positif serta mendidik bagi semua kalangan.

29

(53)

40

4. Pengelola Acara Musafir

Pengelola acara ini ialah Trans 7, acara Musafir adalah acara yang ide sepenuhnya dicetuskan oleh tim kreatif Trans 7, setelah melalui berbagai proses maka dibentuklah tim yang dibuat untuk pelaksanaan proses produksi dan semua yang terlibat di dalam proses produksi acara Musafir ialah kru dari Trans 7 itu sendiri.

5. Tim Produksi Acara Musafir

EKSEKUTIF PRODUSER

PRACOYO WIRYOUTOMO

PRODUSER

SELO RUWANDHANU

ASSISTEN PRODUSER

BAYU ANDHIKA

KAMERAMEN

SELO RUWANDHANU

REPORTER

(54)

41

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Tahapan Penerapan Unsur-unsur Komunikasi

Program Musafir di Trans 7 pertama kali muncul pada tahun 2010, program ini merupakan salah satu program dakwah yang ada di stasiun televisi Trans 7 pada bulan ramadhan. Program Musafir lahir sebagai salah satu acara dalam rangkaian acara ramadhan Trans 7 yang diberi nama “ Berkah Ramadhan di Trans 7 ”.

Program ini disiarkan setelah imsak tepatnya setelah adzan subuh pada bulan Ramadhan. Acara Musafir disiarkan setiap sabtu dan minggu dari jam 04.30 sampai jam 05.00 pagi. Program Musafir lahir dengan format dokumenter serta dengan suasana baru karena latar setting dari program ini ialah tempat-tempat bersejarah bagi umat Islam seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekkah.

Proses produksi program Musafir dilalui melalui sebuah proses perencanaan. Perencanaan suatu program secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu atau setahun. Perencanaan program televisi juga diarahkan untuk dapat memilih dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton.

(55)

42

alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan secara hati-hati dan teliti.

Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreatifitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas yang merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan.

Menurut Berlo, dalam sebuah kesusksesan tindakan komunikasi, pada model komunikasi yang berhubungan dengan komunikasi siaran televisi, yaitu model S-M-C-R yaitu (Source-Message-Channel-Receivers), yaitu beliau menyarankan bahwa keterampilan yang dimiliki oleh sumber dan penerima harus menjadi sebuah pertimbangan, dan disesuaikan satu dengan yang lain.

Pertama, S (Source) menurutnya adalah sumber yang berati penyiar, narasumber atau tim produksi. Dalam aplikasinya di acara Musafir Trans 7, tim produksi yang melakukan proses produksi hanya menggunakan 4 orang yang bekerja merangkap dalam proses produksinya. Adapun orang tersebut adalah Pracoyo Wiryoutomo sebagai eksekutif produser, Selo Ruwandhanu sebagai produser merangkap kameramen, dan Bayu Andhika sebagai assisten produser dan produser.

(56)

jika dilihat dari hasil karya atau jenis produksi yang dihasilkan, masing-masing produser memiliki kekhasan sendiri, hal ini dikarenakan adanya perbedaan “cara menangani” acara-acara yang spesifik tadi.

Salah satu tugas produser adalah memilih kru untuk sebuah produksi dokumenter. Tidak semua cameraman terbiasa dengan pembuatan dokumenter, apalagi misalnya cameraman studio. Cameraman dokumenter harus jeli melihat situasi dan kondisi yang bisa terjadi kapan saja di lapangan. Yang paling memungkinkan dari cameraman lain adalah cameraman berita. Jadi, sebagai produser dokumenter harus dengan cermat ketika memilih kru yang akan diajak kerjasama. Juga ketika memilih siapa yang akan menjadi sutradara dokumenter tersebut, beberapa produser lebih nyaman bekerjasama dengan sutradara “langganannya”. Maka tidak mengherankan kalau “sutradara yang itu” selalu dengan “produser yang itu” juga. Ini sebenarnya tidak hanya terjadi dalam proyek dokumenter, di feature film pun sebetulnya demikian juga. Alasannya hampir sama, sudah ketemu chemistrynya.30

Adapun yang menjadi narasumber dalam acara Musafir Trans 7 adalah Abdul Rashied atau yang biasa disebut dengan Kang Rashied, alasan pemilihan Kang Rashied dalama produksi acara Musafir Trans 7 ialah karena pada awalnya tim produksi pernah bekerja dalam acara Asal Usul Ramadhan yang juga disiarkan di Trans 7.

Awalnya Kang Rashied adalah sebagai guide haji plus di perusahaan Annisa Travel, ditambah pernah bekerja sama dalam proses produksi acara Asal Usul Ramadhan, apalagi ditunjang dengan pengetahuan yang dimilikinya di

30

(57)

44

daerah sekitar arab hingga mesir, tidak ada keraguan dari tim produksi Musafir untuk menjadikan seorang Kang Rashied sebagai narasumber di acara Musafir Trans 7 Tahun 2010.

Tabel 1.2

Tim Produksi Acara Musafir Trans 7

NO Tim Produksi Fungsi

(58)

Kedua, M (Message) atau pesan yang berarti materi siaran, program siaran, atau isi siaran. Dalam aplikasinya pesan disini yang berhubungan dengan refleksi realitas, Yaitu model yang merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat.31

Program acara Musafir Trans 7 adalah program acara ramadhan yang konsepnya dengan cara memaknai kehidupan dengan menelusuri jejak Rasulullah di tanah kelahirannya dengan penelusuran langsung ke tempat kejadian.

Ide berawal dari Selo Ruwandhanu dan Pracoyo Wiryoutomo sebagai produser dan eksekutif produser, yaitu ingin membuat program yang bisa dinikmati oleh kaum muslim khususnya pada bulan ramadhan, tetapi dengan konsep yang berbeda, sebenarnya yang membedakan tayangan ini dari tayangan keagamaan di bulan ramadhan yang lain ialah cara penyampaian pesan dari acara ini, kita langsung ketempat kejadian bermula, seperti contoh bagaimana Ka’bah itu, dari mana asalnya, sejak kapan berdirinya.

Refleksi realitas yang terjadi dalam acara ini adalah komunikan atau khalayak dapat melihat bagaimana proses perkembangan agama Islam dari mulai zaman Rasulullah hingga saat ini, dibuktikan dengan proses jejak dan rekam yang dilakukan dengan tim produksi.

Ketiga, C (channel) yaitu saluran atau media (televisi) yang digunakan dalam proses produksi, hasil dari tahap ini adalah format dari roda jam siar dan

rundown permenit selama tiga puluh menit.

Adapun bentuk rundown dan roda jam siar dalam program Musafir selama 8 episode pada bulan agustus sampai september 2010 adalah sebagai berikut :

31

(59)

46

(60)
(61)

48

(62)
(63)

50

(64)
(65)

52

(66)

Gambar

Gambaran Kota Mekkah ...................................................  61
GAMBARAN UMUM PROGRAM MUSAFIR TRANS 7
gambar ”.4 Televisi terdiri dari istilah “ tele yang berarti jauh dan visi (vision)
gambaran serta
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Studi Deskriptif Kualitatif Efek Media Program Acara Laptop Si Unyil Di Trans 7 Ditinjau Dari Sisi Edukasi Pada Siswa SD

hidayahNya-lah penyusunan skripsi yang berjudul “MOTIF AUDIENCE DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “JIKA AKU MENJADI” DI TRANS TV (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Dalam memproduksi sebuah program acara televisi sebaiknya mengikuti sebuah prosedur yang jelas dan pasti, agar acara yang dihasilkan lebih baik.. program siaran televisi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat terlihat bahwa program acara ‘Bukan Empat Mata’ di Stasiun TRANS TV terdapat fungsi komunikasi massanya, yaitu berfungsi sebagai pengawas

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW (PROGRAM ACARA BEDAH RUMAH DAN UANG KAGET)

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

KOMODIFIKASI KEMISKINAN DALAM ACARA TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske Mengenai Komodifikasi Kemiskinan dalam Acara “Orang Pinggiran” yang Ditayangkan di Trans 7 SKRIPSI