NILAI SOSIAL DAN ESTETIKA TARI MENGANYAM PURUN
PADA MASYARAKAT KUALA BEGUMIT
KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RAFIKA KUMALA
2123340025
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Rafika Kumala, Nim : 2123340025. Skripsi Nilai Sosial dan Estetika Tari
Menganyam Purun Pada Masyarakat Kuala Begumit Kabupaten Langkat.
Medan, Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini dibahas tentang nilai sosial dan estetika tari menganyam purun bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial dan estetika tari menganyam purun pada masyarakat Kuala Begumit Kabupaten Langkat.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai sosial, nilai-nilai estetika, teori bentuk.
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 2 bulan, yaitu bulan juli sampai agustus 2016. Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun V Desa Kuala Begumit Perdamaian Kabupaten Langkat. populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Melayu di Kuala Begumit Kabupaten Langkat. dan sampel narasumber, penari, dan masyarakat yang berada di Kuala Begumit. analisis data yang pada penelitian deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data digunakan dengan, observasi, studi pustaka, wawancara, dokumentasi.
Hasil penelitian data yang telah terkumpul, dapat diketahui bahwa Tari Menganyam Purun merupakan tari hiburan. Tari hiburan bagi masyarakat melayu langkat yang bercerita tentang pembuatan tikar yang memiliki nilai sosial dan estetika yang dilihat dari bentuk gerakannya. Nilai-nilai sosial yang terdapat didalam tari menganyam purun adalah 1.gotong royong terdapat pada gerak menumbuk membentuk lingkaran 2.menumbuhkan rasa kebersamaan terdapat pada ragam gerak melenggang, ragam gerak menumbuk membentuk lingkaran 3. Menimbulkan rasa ajakan dalam ragam gerak melenggang mengambil purun 4. Rasa berkorban untuk tujuan bersama dalam ragam gerak menganyam purun
Nilai estetika dapat dilihat dari prinsip bentuk seni seperti kesatuan terdapat pada gerak 1. Keutuhan dalam gerakannya memliki enam ragam gerak 2. Keragaman dalam ragam selisih dengan kaki dauble step 3. Pengulangan ragam berselisih tangan (menebar purun) 4. Kontras ragam menebar purun 5. Transisi pola lantai dan ragam gerak berselisih 6. Urutan ragam gerak mengambil, menebar, menumbuk, hingga membuatnya menjadi tikar 7. Klimaks 8. Keseimbangan berjalan double step, putar selisih kedepan dan kebelakang dari pengaturan pola lantai 9. Harmoni ragam gerak menganyam purun (membuat tikar).
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis ucapkan terhadap Allah SWT, atas perlindungan dan
penyertaan-Nya. Penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan judul “Nilai
Sosial dan Estetika Tari Menganyam Purun Pada Masyarakat Kuala Begumit Kebupaten
Langkat”. Terlintas dipikiran penulis adalah bagaimana mengangkat judul ini dengan
tuntas dengan dukungan dan respon yang maksimal dari berbagai pihak. Dari
tahapan-tahapan penelitian yang penulis kerjakan, akhirnya sungguh diluar dugaan. Dukungan
mengalir untuk membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada,
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Siti Rahmah, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi PendidikanTari.
5. Dr. Tuti Rahayu, Dra., M.Si Dosen Pembimbing I penulis dan Dr. Nurwani, S.ST,
M.Hum Si Dosen Pembimbing II.
6. Dosen Staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan maupun ketika
penelitian.
7. Orang tua penulis yang paling teristimewa yaitu Ayahanda Azrul Hasan Lubis dan
Ibunda Ratna Delly S.Pd yang telah memberikan kasih sayang, serta dukungan
baik secara moral maupun material, dalam menyelesaikan perkuliahan di Jurusan
Sendratasik Universitas Negeri Medan.
8. Teristimewa buat kakak penulis Zullya Puput Sari, S.Km, dan abang penulis Mhd
Metri Azra Lubis yang telah memberi dukungan lebih sehingga penulis dapat
iii
9. Ibu Endang dan Bapak Selly sebagai narasumber yang banyak memberikan
informasi tentang Tari Menganyam Purun Pada Masyarakat Kuala Begumit di
Kabupaten Langkat. Serta seluruh masyarakat Melayu yang ada di Dusun V Desa
Kuala Begumit Perdamaian Kecamatan Binjai, yang banyak membantu penulis
dalam mengumpulkan informasidan data yang diperlukan.
10. Para sahabat yang paling setia, Vivi Aulia Sirait yang banyak memberikan
semangat dan doa
11. Para Mahasiswa Seni Tari Stambuk 2012 lainya yang banyak memberikan
semangat, motivasi, dukungan, doa dan rela memberikan informasi kepada penulis
selama peneltian ini berlangsung.
12. Para sahabat PPLT SMP N 5 STABAT yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu yang selalu memberikan motivasi
13. Abangda Abror Harahap SE yang banyak membantu dalam proses penyusunan
berkas di Jurusan Seni Tari juga tidak lupa penulis sampaikan terima kasih penulis
kepada abang Albert juga banyak membantu penulis dalam menyusun berkas di
Fakultas Bahasa Dan Seni. Serta kepada semua pihak yang terlibat dalam
pengumpulan data Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Akhirkata, penulis mengucapkan syukur, terima kasih dan sangat berharap menerima
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan tulisan pada Skripsi ini.
Medan, Januari 2017 Penulis,
iv
BAB II LANDASAN TEORITAS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ...8
A. Landasan Teori ...8
1. Teori Bentuk...8
2. Teori Nilai Sosial ...9
3. Teori Estetika ...11
B. Kerangka Konseptual ...12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...15
A. Metodo Penelitian ...15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...15
1. Lokasi Penelitian ...15
2. Waktu Penelitian ...16
C. Populasi dan Sampel ...16
1. Populasi ...16
2. Sampel ...16
v
1. Studi Pustaka ...18
2. Observasi ...20
3. Wawancara ...20
4. Dokumentasi ...20
E. Teknik Analisi Data ...21
BAB IV HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN ...22
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...22
1. Letak Geografis Kabupaten Langkat ...22
2. Kependudukan...25
a. Jumlah Penduduk ...25
b. Pekerjaan ...25
3. Masyarakat Melayu Langkat ...26
4. Sistem Kemasyarakatan Melayu Langkat ...28
B. Latar Belakang Tari Menganyam Purun ...29
C. Bentuk Penyajian Tari Menganyam Purun ...30
a. Ragam Gerak ...31
b. Pola Tari Menganyam Purun ...36
c. Iringan atau Musik dalam Tari Menganyam Purun ...37
d. Tata Rias dan Busana Tari Menganyam Purun ...45
e. Properti ...47
D. Nilai Sosial Dalam Tari Menganyam Purun ...48
1. Gotong Royong/Tolong Menolong ...48
2. Menumbuhkan Rasa Kebersamaan ...49
3. Menimbulkan Rasa Ajakan ...51
4. Rasa Berkorban Untuk Tujuan Bersama ...52
E. Estetika Tari Menganyam Purun ...53
1. Kesatuan yang utuh (unity) ...54
2. Keragaman (variasi)...54
3. Pengulangan (repetisi) ...55
4. Kontraks ...55
vi
6. Urutan (sequence), ...56
7. Klimaks ...56
8. Keseimbangan (balance), ...56
9. Harmoni. ...57
BAB V PENUTUP ...58
A. Kesimpulan ...58
B. Saran ...59
DAFTAR PUSTAKA ...61
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...14
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Langkat ...22
Gambar 4.2 Alat Musik Accordion ...43
Gambar 4.3 Alat Musik Gendang ...44
Gambar 4.4 Para Pemain (Tar Menganyam Purun) ...44
Gambar 4.5 Busana Penari Perempuan ...46
Gambar 4.6 Busana Penari Laki-Laki ...46
Gambar 4.7 Tikar ...47
Gambar 4.8 Mengambil Purun ...49
Gambar 4.9 Ragam Gerak Melenggang ...50
Gambar 4.10 Ragam Gerak Menumbuk ...51
Gambar 4.11 Gerak Melenggang Mengambil Purun ...52
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Langkat ...25
Tabel 4.2 Denskrip Gerak Tari Menganya Purun ...31
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Tumbuhan Purun ... 63
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sumatera Utara merupakan sebuah provinsi yang multikultur.Terlihat dari
banyaknya etnis yang mendiami wilayah tersebut.Adapun etnis lokal yang
mendiami provinsi Sumatera Utara adalah etnis Batak Toba, Batak Karo, Batak
Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, Batak Mandailing, Nias dan
Melayuyang banyak menyimpan bentuk-bentuk keseniantradisional.
Salah satu daerah yang bersuku melayu adalah Kabupaten Langkat,
dimana sampai sekarang, masih banyak bentuk-bentuk kesenian tradisional
Melayu yang digunakan oleh masyarakat.Meski tidak dapat dipungkiri banyak
juga diantara kesenian tradisi secara perlahan-lahan,mulai punah ditelan zaman
terutama yang bersifat ritual yang berhubungan dengan mistis.Hal ini dipengaruhi
oleh nilai-nilai agama dan sosial yang mulai bergeser. Masyarakat Melayu yang
beragama Islam tidak lagi mempercayai hal-hal yang berbau mistis.
Sementara itu, keberadaan kesenian tradisional yang bertahan oleh suatu
kelompok atau masyarakat pasti mempunyai hubungan yang kuat dengan tata nilai
yang berlaku ditengah masyarakat.Hubungan dan tata nilai itu umpamanya
menyangkut nilai yang dimilikinya, semangat yang dikandungnya, sampai kepada
nilai-nilai keindahan dari kesenian tersebut.Sepanjang hubungan itu memiliki
keterkaitan yang kuat, kesenian tradisional Melayu tetap tumbuh sebagai bagian
2
Peranan masyarakat menjadi sangat penting terhadap keberadaan tari
mengingat masyarakat sebagai pelaku dan pelaksana kesenian tersebut.Hadi
(2005:30) menyatakan bahwa “keberadaan tari sebagai kesenian rakyat selalu
mengikut sertakan aspek-aspek sosiologinya kehidupan tari benar-benar
merupakan masalah sosial dan hingga kini ditanamkan setiap masyarakat.”
Tari Menganyam Purun merupakan salah satu kesenian rakyat yang masih dipertimbangkan sampai saat ini.Tari Menganyam Purun adalah kesenian yang
diangkat dari cerita ataupun kreativitaspada masyarakat Kuala Begumit
Kebupaten Langkat dalam membuat tikar.Secara mendasar jika diartikan ke
bahasa Indonesia menganyam adalah membuat serta purun adalah tanaman
liar.Purun tersebut dianyam menjadi tikar yang dipakai oleh masyarakat kuala
begumit.Jadi dapat kita simpulkan Tari Menganyam Purun adalah tarian yang
mencertitakan tentang kisah membuat tikar dari tanaman liar.
Kebiasaan menganyam purun pada masyarakat Kuala Begumit secara
konteks dapat kita lihat sebagai proses sosial pada masyarakat Melayu. Hal
tersebut dibuktikan dengan proses kebersamaan dimana antara yang satu dengan
yang lain saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Beberapa orang mempunyai
tugas untuk mengambil purun, dan beberapa orang lainnya mengeringkan serta
melakukan proses penganyaman.
Seni ini dalam kebudayaan Melayu difungsikan dalam berbagai aktivitas
yang umumnya berhubungan dengan festival, pesta melayu dan lainnya. Dari
beberapa unsur seni yang di milikinya, diketahui bahwa Tari Menganyam Purun
3
banyak memiliki nilai sosial dan etetika. Ada pun Konsep gerak Tari Menganyam
Purun sebagai ungkapan dari masyarakat Melayu lebih didasarkan pada nama-nama gerak mengambil purun, memilih purun, memotong purun dikumpulkan,
digelar lalu dipukul-pukul untuk mengurangi air dari purun tersebut, yang
menarikan tarian Menganyam Purunini ialah mudi dimana seorang
muda-muda bergerak menunjukan simbol mengambil purun dan yang mudi-mudi
menunjukan simbol mengumpulkan purun.
Proses tersebut jelas menggambarkan bagaimana kehidupan sosial
masyarakat kuala begumit dalam kesehariannya. Hubungan mikro tersebut
sebenarnya jika kita kaji dan pahamai lebih jauh dapat menggambarkan kehidupan
sosial masyarakat Melayu secara umum.Kekayaan dalam konteks kekaryaan
dalam Tari Menganyam Purun tersebut jika kita pandangdari sisi estetikanya yang
jelas terkait ataupun pandangan hidup pada masyarakat Melayu
Pada proses terciptanya tarian menganyam purun, penulis menyakini
bahwa sebelumnya sudah melalui banyak pertimbangan terkait dengan
aturan-aturan ataupun norma pada masyarakat Melayu. Proses panjang tersebut pastinya
sudah melalui tahap proses sehingga pada akhirnya tarian menganyam purun
dihidupi serta dikembangkan ditengah-tengah masyarakat. Pertimbangan tersebut
jelas sudah melewati norma yang tepat tanpa mengesampingkan bentuk estetika
dalam konteks keindahan pada masyarakat kuala begumit.
Upaya tersebut menurut pengamatan dari narasumber sangat perlu karena
tari mengayam purun tidak hanya sekedar tari namun memiliki realita sosial
4
akanmenunjukkan bagaimana sebenarnya kehidupan sosial masyarakat kuala
begumit secara mendasar yang dikemas dalam sebuah bentuk tarian yang sudah
mempertimbangkan sisi estetikanya.
Nilai estetika yang terdapat pada Tari Menganyam Purun Tersebut terlihat
pada saat para penari bergerak dengan melakukan gerak yang sangat
indah.Masing-masing gerak disetiap daerah memiliki keunikannya tersendiri yang
tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu
sendiri.Ada pun jenis tari ini berdasarkan penyajiann yaitu kreasi baru.Dimana
Tari Menganyam Purun ini menjadi tarian kreasi yang sudah bakudi daerah Kuala Begumit Kabupaten Langkat.
Alasan tersebutlah yang pada akhirnya membuat penulis memutuskan
untuk melakukan penelitian lebih dalam terkait sosial masyarakat Melayu yang
tergambar dari sebuah gerakan yang diberi judul “Nilai Sosial Dan Estetika Tari Menganyam Purun Pada Masyarakat Kuala Begumit Kabupaten Langkat’.
B. Identifikasi Masalah
Dari apa yang dapat tergambar dari kondisi latar belakang penelitian, maka
ada yang dapat dijadikan catatan untuk diidentifikasikan. Identifikasi masalah
sengaja penulis munculkan untuk mengenal lebih dekat permasalahan apa yang
menjadi materi penelitian. Disamping itu juga dengan memunculkan identifikasi
masalah akan dapat mendekati permasalahannya lebih dekat, sehingga penelitian
yang akan dilakukan lebih terarah. Permasalahan yang muncul dalam penelitian
5
secara bener masalah yang akan diteliti. Adapun kerangka yang akan dicapai dari
adanya identifikasi masalah terhadap materi penelitian adalah sejauh mana nilai
sosial dan estetika yang terjadi dalam Tari Menganyam Purun pada masyarakat
Kuala Begumit Kabupaten Langkat kemudian yang jadi perhatian untuk di
indentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana fungsi Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala
Begumit Kabupaten Langkat?
2. Bagaimana peranan Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala
Begumit Kabupaten Langkat?
3. Bagaiamana bentuk Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala
Begumit Kebupaten Langkat?
4. Bagaimana nilai sosial Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala
Begumit Kabupaten Langkat?
5. Bagaimana nilai estetika Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala
Begumit Kabupaten Langkat?
C. Pembatasan Masalah
Berkaitan dengan penelitian nilai sosial dan estetika Tari Menganyam
Purun pada msyarakat Kuala Begumit penulis ingin memberi batasan masalah. Berkaitan hal itu Pariata Westra (1981 : 263) mengatakan “suatu masalah terjadi
apabila sesorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama
untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
Berdasarkan pendapat diatas maka penulis membatasi masalah penelitian
6
1. Bagaimana bentuk penyajian Tari Menganyam Purun pada masyarakat
Kuala Begumit Kabupaten Langkat ?
2. Bagaimana nilai sosial Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala
Begumit Kabupaten Langkat ?
3. Bagaimana estetika Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala
Begumit Kabupaten Langkat ?
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah di kemukakan diatas, diambil yang
sangat penting dalam penelitin ini yaitu rumusan masalah. Rumusan masalah
dalam penelitian adalah sebagai berikut ;
“bagaimana nilai sosial dan estetika Tari Menganyam Purun pada masyarakat Kuala Begumit Kabupaten Langkat”
E. Tujuan Penelitian
Apapun kegiatan yang dilakukn intinya adalah tujuan, karena tanpa tujuan
yang jelas maka arah kegiatan tidak terarah. Sukardi (2005 : 8) mengemukakan
bahwa, “kegiatan seseoang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat
mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada
dasarnya merupkan titik anak dari titik tuju yang akan di capai seseorang dalam
kegiatan yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan penelitian harus
mempunyairumusan yang tegas, jelas, dan oprasional.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ;
1. Mendeskripsikan Bentuk penyajian Tari Menganyam Purun pada
7
2. Mendeskripsikan Nilai Sosial Tari Menganyam Purun pada masyarakat
Melayu Kuala Begumit Kabupaten Langkat?
3. Mendeskripsikan Estetika Tari Menganyam Purun pada masyarakat
Melayu Kuala Begumit Kabupaten Langkat?
F. Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang telah ditetapkan akan pula mendatangkan
manfaat sejalan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian juga
diharapkan dapat member dampak positif terhadap berbagai kalangan.Baik untuk
instansi dan institusi terkait, lembaga-lembaga kesenian formal maupun
non-formal, maupun kalangan praktisi kesenian di Sumatera Utara. Adapun manfaat
penelitian terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut ;
1. Menambah wawasan terhadap nilai sosial dan estetika Tari Menganyam
Purun di Kuala Begumit Kebupaten Langkat.
2. Menumbuhkan kesadaran untuk memperhatikan tari kreasi yang nyaris
punah.
3. Sebagai media informasi terhadap pengetahuan nilai sosial dan estetika
pada masyarakat melayu khususnya desa Kuala Begumit Kebupaten
Langkat.
4. Sebagai Bahan informasi bagi penelitian dan masyarakat umum.
5. Menambah sumber kepustakaan, khususnya prodi Pendidikan Seni Tari
58
membuat tikar.Kegiatan tersebut adalah menganyam purun, menganyam artinya
membuat, kemudian seiring berjalannya waktu tari ini diangkat sebagai tari oleh
seniman daerah (bapak Rahim), yang digunakan sebagai hiburan dan pertunjukan
pada acara-acara tertentu.Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan uraian yang
sudah dijelaskan mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan maka
penulis dapat menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian terhadap bentuk,
nilai sosial dan estetika Tari Menganyam Purun Pada Masyarakat Kuala Begumit
Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut:
1. Bentuk penyajian dalam Tari Menganyam Purun ini terdapat dalam bentuk
ragam gerak, pola lantai, iringan musik, tatarias dan busana serta properti.
Tari Menganyam Purunmemiliki 6 gerakan yaitu:berjalan melenggang, memotong purun, mengambil purun, gerak menumbuk, menebar purun,
menganyam purun.
2. Nilai sosial dapat diartikan hubungan masyarakat baik itu individu atau
kelompok jika dihubungkan dengan Tari Menganyam Purundapat dilihat
dari sisi1. gotong royong/tolong menolong 2. menumbuhkan rasa
kebersamaan terdapat pada ragam gerak melenggang, ragam gerak me 3.
Menimbulkan rasa ajakan dalam ragam gerak melenggang mengambil
59
purun 4. Rasa berkorban untuk tujuan bersama dalam ragam gerak
menganyam purun
3. Seperti yang diketahui nilai estetika merupakan keindahan yang dipengaruhi
bentuk seni seperti keutuhan, keragaman, pegulangan, kontras, transisi,
urutan, klimaks, keseimbangan, dan harmoni. Nilai estetika dalam Tari
Menganyam Purun terlihat dalam setiap unsur yang ada didalam pementasan baik itu dalam iringan, gerak tari, tatarias dan busana sehingga
mampu berperan sebagai media pemenuhan batin akan suatu keindahan.
B.Saran
Dalam mendata dan menulis skripsi ini membutuhkan waktu, observasi
dan penelitian yang panjang, maka dapat diajukan beberapa aran antara lain
sebagai berikut :
1. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini masyarakat Melayu untuk
menjaga, mengembangkan serta melestarikan tarian-tarian yang berada pada
masyarakat Melayu khusus nya di Kuala Begumit Kabupaten Langkat.
2. Kepada seniman Melayu khusus nya Dusun V Desa Kuala Begumit
Perdamaian Kabupaten Langkat diharapkan tetap kesenian yang tidak akan
punah. Dengan mengajarkan terusTari Menganyam Purun agar dapat
dipublikasikan sehingga menjadi kesenian yang tidak akan punah. Dengan
mengajarkan tarian ini secara baik dan benar sesuai aturan-aturan yang telah
60
3. Dengan mengingat kepedulian terhadap kesenian daerah, berarti telah
menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar yang akan
merusak budaya sendiri.
4. Memperkenalkan warisan budaya kepada masyarakat luas adalah salah satu wuju nyata menghargai dan juga salah satu wujud kecintaan kita terhadap
61
DAFTAR PUSTAKA
A.Hamid. Rogayah dan Maryam Salim, 2006. Kesultanaan Melayu. Johor: Malaysia
Azis , Alimut Hidayat, 2007. Teknik analisis data; Jakarta; PT Rineka Cipta
Dharsono, 2007.Estetikamurni: badan perpustakaan dari arsip Provinsi Sumatera Utara
Dr. Ing. H. Fauzi Bowo, (13). Sejarah budaya melayu: badan perpusatakaan dan asip Propinsi Sumatera Utara
Effendi, 1993.Teori kebudayaan Estetika.Yogyakarta. Panduan
Emile Durkhiem, 1858. Sosiologi Suatu Penganta. UI. Antropologi
Ina Agustina, 2015. Dengan judul skripsi Nilai Gotong Royong Dalam Tari Top Pade Lhokseumawe Aceh Utara: Universitas Negeri Medan.
Jones, 2009.Pengantar Teori-teori Sosial; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kayam, Umar. 1981. Seni, trdisi dan masyarakat. Sinar harapan; Jakarta
Kimbal Young, 2006. Sosiologi and social life, (American Book Campany, New York)
Langer K, Suzanne, 1988. Problem of art, terjemah F.X Widaryanto, Bandung; Akademi
Maryaeni, 2005.Metode Penelitian kebudayaan, Jakarta; Bumi Aksara
Monografi Kebudayaan Melayu Langkat, Depdikbud, 1989.
Munan, 1989.Pendidikan Sebuah Proses Kebudayaan, Bandung
Nasution, S. 1983. Metode penelitian naturlistik kualitatif; Bandung: Tarsito.
Neumen, 2003.Metode penelitian kualitatif; Penulis: Septiawan Santana K., Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
62
Pariata Westra, 1981. Ensiklopedi Administrasi. Jakarata. Gunung Agung
Prihatini, 2008.Bentuk Dan Fungsi Kesenian.USU. Institutional Repository.
Seodharsono, 1977.Pengantar Pengetahuan Tari: Jakarta. Lagaligo.
_______, 2014.Pengetahuan Seni Tari. Medan. Unimed Press
_______, 2015.Seni dalam Perspektif Ilmu Sosial. Medan. Unimed Press
Sugiyono, 2012.Memahami Penelitian Kualitati.Bandung: ALFABETA
Suharto, 1984.Pendekatan Pekerjaan sosial dalam Perbedayaan Masyarakat Miskin Konsep, indikator, dan stategi.
Sukardi, 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi.Jakarta. Pembelajaran Kurikulum Berbasis
hhtp://www.langkatkab.go.id
http.//woocara.blogspot.co.id/2015/15/11/pengertian-kesenian-dan-menurut-para-ahlihtml