SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS
TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH
INVESTOR ASING
OLEH
KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG
080501063
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
Lembar Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs
Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi Universtas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain terlah mendapat izin, dan/atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Mei 2012
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN OLEH INVESTOR ASING
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs yakni nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs terhadap permintaan SUN oleh investor asing.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan SUN oleh investor asing, dan nilai kurs berpengaruh positif terhadap permintaan SUN oleh investor asing.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan data dari Bank Indonesia cabang Medan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi logaritma berganda.
Pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Uji parsial menunjukkan bahwa suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap permintaan SUN oleh investor asing.
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF DEPOSIT INTEREST RATES AND EXCHANGE VALUE OF THE DEMAND FOR GOVERNMENT SECURITIES BY FOREIGN
INVESTOR
Formulation of the problem in this study is to extent the effect of deposit rates and the exchange value of the rupiah against the U.S. dollar against the demand of foreign securities by investors. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of deposit rate and the exchange of securities by foreign investors demand.
The hypothesis in this study is the deposit interest rates negatively affect the demand for securities by foreign investors, and exchange rates positively affected demand for securities by foreign investors.
Secondary data collection is done through collecting data from Bank Indonesia Medan branch. The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple logarithmic regression.
In the hypothesis of the study results showed that the simultaneous deposit rates and the exchange rate affects the demand for securities by foreign investors. Partial test showed that the deposit rate and the exchange rate significantly influence the demand for securities by foreign investors.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya yang melimpah kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana dari program Strata I Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Orang tua tersayang, Ayahanda S. Girsang, SE, M.Si, dan Ibunda R. Sembiring atas dukungan doa, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis terus semangat selama mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
6. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
8. Ibu Dr. Murni Daulay selaku dosen Pembaca Penilai yang memberikan masukan, dan saran pada skripsi ini.
9. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.
10. Rekan-rekan seperjuangan di Ekonomi Pembangunan stambuk 2008 yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Mei 2012 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.1.3 Struktur Pasar Modal dan Pelaku Pasar Modal ... 10
2.1.2 Surat Utang Negara (SUN) ... 15
2.1.2.1 Pengertian Surat Utang Negara (SUN) ... 15
2.1.2.2 Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara ... 19
2.1.5.1 Pengertian Investasi ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Ekonomi Indonesia Secara Umum ... 45
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
4.1 Surat Utang Negara yang Dimiliki oleh Asing Tahun
2009-2011 ... 48
4.2 Perkembangan Suku Bunga Deposito di Indonesia Tahun 2009-2011 ... 52
4.3 Nilai Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Tahun 2009-2011 ... 54
4.4 Hasil Estimasi Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing .. 57
4.5 Korelasi Parsial Antar Variabel Independen ... 63
4.6 Korelasi Parsial Nilai Kurs dan Inflasi ... 63
4.7 Hasil Estimasi ... 64
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ... 11
2.2 Teori Klasik Tentang Suku Bunga ... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 35
3.1 Uji F-statistik ... 41
3.2 Uji t- statistik ... 42
4.1 Perkembangan permintaan SUN oleh investor asing ... 49
4.2 Perkembangan Nilai Kurs di Indonesia ... 55
4.3 Uji F-statistik ... 58
4.4 Uji t- statistik pada Suku Bunga Deposito ... 59
4.5 Uji t- statistik pada Kurs ... 60
4.6 Uji Normalitas ... 61
4.7 Hasil Estimasi ... 64
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Permintaan SUN oleh Investor Asing, Tingkat Suku
Bunga Deposito, dan Nilai Kurs ... 76 2 Hasil Estimasi Tingkat Suku Bunga Deposito dan
Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing .. 77 3 Hasil Estimasi Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap
Nilai Kurs ... 78 4 Hasil Estimasi Nilai Kurs Terhadap Tingkat Suku Bunga
Deposito ... 78 5 Tingkat Inflasi di Indonesia ... 79 6 Hasil Estimasi Nilai Kurs dan Inflasi Terhadap Permintaan
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN OLEH INVESTOR ASING
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs yakni nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs terhadap permintaan SUN oleh investor asing.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan SUN oleh investor asing, dan nilai kurs berpengaruh positif terhadap permintaan SUN oleh investor asing.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan data dari Bank Indonesia cabang Medan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi logaritma berganda.
Pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Uji parsial menunjukkan bahwa suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap permintaan SUN oleh investor asing.
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF DEPOSIT INTEREST RATES AND EXCHANGE VALUE OF THE DEMAND FOR GOVERNMENT SECURITIES BY FOREIGN
INVESTOR
Formulation of the problem in this study is to extent the effect of deposit rates and the exchange value of the rupiah against the U.S. dollar against the demand of foreign securities by investors. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of deposit rate and the exchange of securities by foreign investors demand.
The hypothesis in this study is the deposit interest rates negatively affect the demand for securities by foreign investors, and exchange rates positively affected demand for securities by foreign investors.
Secondary data collection is done through collecting data from Bank Indonesia Medan branch. The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple logarithmic regression.
In the hypothesis of the study results showed that the simultaneous deposit rates and the exchange rate affects the demand for securities by foreign investors. Partial test showed that the deposit rate and the exchange rate significantly influence the demand for securities by foreign investors.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang
dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
yang artinya antara seluruh pendapatan sama dengan seluruh pengeluaran. Dalam
prakteknya, keseimbangan tersebut terjadi karena pemerintah mendapat bantuan
pinjaman dari luar negeri untuk menutup defisit anggaran. Namun sejak terjadi krisis
moneter, pemerintah mulai mengurangi bantuan dari pihak luar negeri dan mulai
mengeluarkan obligasi-obligasi seperti obligasi yang berbunga tetap, obligasi yang
berbunga mengambang, obligasi yang diindeks dengan inflasi, maupun obligasi yang
diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).
Suatu pembangunan harus ditopang oleh investasi, baik investasi yang
dilaksanakan pemerintah maupun investasi yang dilaksanakan oleh sektor swasta. Pada
periode Pelita I sampai Pelita V pemerintah telah memanfaatkan potensi asing dalam
bentuk bantuan, utang, serta investasi asing untuk membiayai pembangunan ekonomi
Surat Utang Negara (SUN) merupakan instrumen investasi portofolio bagi
investor, dan diminati oleh investor asing. Investasi asing pada surat utang negara dapat
menggambarkan adanya kepercayaan pihak asing pada program-program pembangunan
ekonomi yang dilaksanakan pemerintah. Pemanfaatan surat utang pemerintah untuk
membiayai pembangunan ekonomi merupakan hal yang biasa ditempuh oleh berbagai
negara di dunia, termasuk oleh pemerintah Amerika Serikat sendiri. Penerbitan surat
utang negara sebagai alternatif untuk membiayai pembangunan ekonomi tidak dapat
disebut sebagai gambaran ketidakmampuan pemerintah memobilisasi sumber-sumber
utama pembiayaan pembangunan, karena fungsi dari surat utang negara dalam hal ini
semata-mata hanya untuk menjembatani kekurangan dalam pembiayaan pembangunan.
Selain berfungsi sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan ekonomi,
peningkatan kepemilikan asing di satu pihak dapat memberikan sinyal positif karena
menjadi salah satu indikator tentang makin besarnya kepercayaan investor asing pada
instrumen surat utang yang diterbitkan pemerintah. Hal ini juga dapat menjadi
gambaran tentang kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor asing. Adanya
kepercayaan asing pada surat utang negara dapat memicu pemerintah untuk lebih
mengoptimalkan fungsi investasi asing pada surat utang negara untuk membiayai
pembangunan ekonomi nasional (Sihombing, 2008: 195). Yang harus mendapat
perhatian pemerintah adalah pemanfaatannya harus sesuai dengan peruntukannya dan
harus dilihat kemampuan keuangan pemerintah karena surat utang negara tersebut harus
Surat utang negara diminati khususnya oleh pihak asing karena surat utang negara
digolongkan sebagai investasi yang bebas risiko (risk free investment). Hal ini dikaitkan dengan keberadaan jaminan dari pemerintah untuk pembayaran kembali
pokok beserta bunga pada saat jatuh tempo. Dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 24 Tahun
2002 dicantumkan bahwa pemerintah menjamin pembayaran bunga dan pokok surat
utang negara pada saat jatuh temponya. Jaminan dari pihak pemerintah ini
dimaksudkan untuk menciptakan daya tarik investor agar berinvestasi pada surat utang
negara.
Aliran masuk portofolio masih merupakan kekuatan pendorong yang dominan
dari surplus neraca keuangan dan permodalan Indonesia. Posisi pendanaan pada tahun
2010 telah dibantu oleh kuatnya permintaan investor asing akan surat utang negara.
Pada triwulan pertama 2010, tercatat aliran dana asing meningkat hingga menyentuh
15,7 miliar dolar AS. Aliran portofolio mendominasi dengan jumlah 13,3 miliar dolar
AS, diikuti Penanaman Modal Asing (PMA) 6,8 miliar dolar AS. Aliran portofolio
pembelian SUN oleh pihak asing dalam mata uang rupiah mencapai 73 persen
(www.infobanknews.com 28 Okt.2011). Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia
pada triwulan ketiga 2010 jauh melebihi tingkat prakrisis dengan didominasi portofolio
yang terus bertambah diikuti dengan meningkatnya Penanaman Modal Asing (PMA).
Permintaan asing terhadap surat utang negara yang terus berlanjut akan mendukung
posisi pendanaan.
persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (www.kompas.com
02 Des.2011). Menurut laporan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank / ADB) berjudul “Asia Bond Monitor, September 2011”, kepemilikan investor asing atas
SUN di Indonesia pada triwulan II tahun 2011 adalah mayoritas. Kepemilikan
perbankan kini turun dari 37 persen menjadi sekitar 33 persen. Kepemilikan asing
terhadap surat utang negara ini memiliki nilai total yang dinilai tinggi.
Investor asing masuk ke pasar obligasi antara lain karena untuk mengejar yield
(imbalan hasil). Tingkat bunga merupakan variabel ekonomi keuangan yang sangat
penting dalam pasar keuangan. Pergerakan tingkat bunga akan memengaruhi
pergerakan imbalan hasil jatuh tempo (yield to maturity--- YTM) sebagai ukuran tingkat bunga yang paling akurat. Nilai surat berharga berubah sesuai dengan perubahan
tingkat suku bunga secara umum, dalam hal ini adalah suku bunga deposito. Suatu surat
berharga menarik atau tidak ditentukan salah satunya oleh tingkat suku bunga yang
diberikan kepada investor. Ketika tingkat suku bunga deposito lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat kupon maka investor cenderung menyimpan dananya
dalam bentuk deposito daripada menginvestasikan dananya dengan membeli surat
berharga. Demikian sebaliknya, ketika tingkat suku bunga di pasar menurun maka
investor cenderung membeli surat berharga dengan tingkat kupon yang lebih tinggi
dibandingkan deposito.
Interaksi antara arus masuk modal asing yang cukup besar dan kondisi ekses
penerjemahannya melalui suku bunga pasar. Dari sisi kebijakan, kompleksitas
permasalahan akan meningkat ketika suku bunga acuan yang dimaksudkan untuk
menjangkar ekspektasi inflasi justru dapat memicu arus masuk modal asing jangka
pendek. Di sisi lain, ekses likuiditas semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
aliran masuk modal asing. Sejalan dengan makin derasnya aliran masuk modal asing
sejak pertengahan Oktober 2010, pergerakan suku bunga pasar uang cenderung
mendekati level deposit facility. Dalam kondisi tersebut diperlukan kebijakan pengelolaan likuiditas tambahan dengan intensitas yang lebih besar untuk menyerap
likuiditas perbankan secara lebih permanen.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN
adalah nilai kurs. Nilai kurs merupakan nilai tukar mata uang rupiah dengan mata uang
negara lain. Umumnya nilai kurs yang dipakai adalah perbandingan nilai tukar mata
uang Rupiah dengan nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Naik turunnya nilai kurs
ini juga mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN. Hal ini dapat menyebabkan
keuntungan dari suatu investasi berubah menjadi kerugian atau sebaliknya dapat
mengubah suatu kerugian dari investasi menjadi suatu keuntungan. Di tengah derasnya
arus masuk modal asing dan tekanan apresiasi, kebijakan stabilisasi nilai tukar
diarahkan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar agar konsisten dengan
pertumbuhan dan perkembangan makroekonomi khususnya dalam upaya pengendalian
dan stabilisasi harga.
karena itu, dalam skripsi peneliti mengambil judul “ANALISIS FAKTOR SUKU
BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN
OLEH INVESTOR ASING”
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perubahan suku bunga deposito dan nilai kurs rupiah/dollar
terhadap permintaan SUN oleh investor asing?
2. Apakah terdapat pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs rupiah
terhadap permintaan SUN oleh investor asing?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh
tingkat suku bunga deposito dan nilai kurs terhadap permintaan Surat Utang Negara
oleh investor asing.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan atau kajian untuk melakukan penelitian selanjutnya
dan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini.
2. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i
3. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengeatahuan penulis, serta sebagai salah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal
2.1.1.1 Definisi Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas
(saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan
sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
A. Bursa Utama
Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, proses
perdagangan surat berharga di pasar modal mengarah pada sistem scripless trading
B. Over the Counter Market (OTC)
OTC memiliki peran yang sangat penting dalam transaksi surat-surat berharga
sebab sebagian besar transaksi terjadi di sini, baik transaksi besar, dalam arti nilai
transaksi, maupun mengenai frekuensi transaksinya. Transaksi yang terjadi tidak
menempati tempat tertentu. Pike (dalam Widoatmodjo, 2009 : 15) mengungkapkan “apabila suatu saham tidak tercatat di bursa manapun (yang dimaksud bursa utama), ini
berarti tidak ada counter tertentu, di mana penjual dan pembeli secara bersama-sama dapat melakukan jual-beli. Untuk dapat melakukan transaksi, dapat menggunaka OTC,
yaitu dengan cara melakukan hubungan telepon guna menginformasikan posisinya, jual atau beli.”
2.1.1.2 Manfaat Pasar Modal
Pasar modal memberikan banyak manfaat, diantaranya:
Bagi dunia usaha sebagai sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang)
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi.
Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.
Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan
Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek
yang baik.
Alternativ investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang
bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.
Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol
sosial.
Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan
manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.
2.1.1.3 Struktur Pasar Modal Indonesia dan Pelaku Pasar Modal A. Struktur Pasar Modal Indonesia
Struktur pasar modal Indonesia diatur dalam undang-undang No. 8 Tahun 1995.
Kebijakan di Pasar Modal ditetapkan oleh Menteri keuangan. Pembinaan, pengaturan,
dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pelaksanaan Pasar
Modal (Bapepam) sebagai salah satu di lingkungan Departemen Keuangan. Bapepam
mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada
para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum,
menerbitkan peraturan pelaksanaan dari undang-undang di bidang Pasar Modal, dan
melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan
Badan Usaha
Struktur Pasar Modal Indonesia dapat terlihat pada gambar di bawah ini :
Menteri Keuangan
Pelaku pasar modal adalah seluruh unsur, individu atau organisasi, yang
melakukan kegiatan di bidang pasar modal sehingga pasar modal dapat melakukan
a. Pengawas
Tugas pengawasan dilakukan secara resmi oleh Bapepam-LK (Badan Pengawas
Pasar Modal Lembaga Keuangan). Bapepam-LK adalah lembaga pemerintah di bawah
Departemen Keuangan yang bertugas membuat peraturan-peraturan sebagai pedoman
bagi seluruh pelaku pasar modal.
b. Penyelenggara Bursa
Yang mempunyai tugas menyelenggarakan bursa (perdagangan surat berharga)
adalah bursa efek. Di Indonesia, sekarang ini hanya ada satu bursa, yaitu Bursa Efek
Indonesia. Tugas utama bursa adalah menyediakan fasilitas perdagangan agar proses
transaksi dapat berjalan dengan efisien.
c. Pelaku Utama
Di pasar modal, pelaku inti tidak dapat melakukan transaksi secara langsung,
mereka harus dibantu oleh tenaga profesional yang dinyatakan telah lulus ujian profesi
dan dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat.
Secara lengkap, para pelaku utama terdiri atas:
1. Emiten
Emiten adalah perusahaan swasta atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbitkan efek (saham, obligasi,
Investor adalah individu atau organisasi yang membelanjakan uangnya di
pasar modal.
3. Penjamin Emisi (Underwriter)
Penjamin emisi adalah perusahaan swasta atau BUMN yang menjadi
penaggung jawab atas terjualnya efek emiten kepada investor.
4. Pialang
Pialang atau broker adalah perusahaan swasta atau BUMN yang aktivitas
utamanya adalah melakukan penjualan atau pembelian efek di pasar sekunder (setelah
efek dicatatkan di bursa). Peranannya juga diperlukan pada pasar perdana, yaitu
membantu penjamin emisi dalam memasarkan efek; sebagai agen penjual.
5. Manajer Investasi
Manajer investasi (MI) adalah perusahaan yang kegiatannya
menyelenggarakan pengelolaan portofolio efek. Perusahaan inilah yang menerbitkan
sertifikat reksa dana.
6. Penasihat Investasi
Penasihat investasi (PI) adalah perusahaan atau perorangan yang kegiatan
usahanya memberi nasihat, membuat analisis, dan membuat laporan mengenai efek
kepada pihak lain.
Tugas utama penunjang penerbitan adalah membantu terselenggaranya penerbitan
efek. Penunjang atau pendukung ini terdiri atas dua kelompok, yaitu lembaga
penunjang pasar modal dan profesi penunjang pasar modal.
1. Biro Administrasi Efek (BAE)
Biro Administrasi Efek (BAE) adalah perusahaan yang berdasarkan kontrak
tertentu dengan emiten, menyediakan jasa-jasa berupa melaksanakan pembukuan,
transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, dan emisi sertifikat
atau laporan tahunan untuk emiten.
2. Tempat Penitipan Harta
Tempat Penitipan Harta (TPH) atau custodian adalah perusahaan yang memberikan jasa menyelenggarakan penyimpangan harta yang dititipkan oleh pihak
lain.
3. Wali Amanat
Wali amanat (trust agent) adalah perusahaan yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh investor obligasi atau sekuritas kredit.
4. Penanggung
Penanggung adalah perusahaan yang menanggung pembayaran kembali
jumlah pokok dan bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah perusahaan yang tugas
utamanya mencatat transaksi yang dilakukan perusahaan pialang. Sekarang ini, di
Indonesia hanya ada satu LKP, yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia
6. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan
Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP) adalah perusahaan yang
mempunyai tanggung jawab menyelesaikan semua transaksi yang sudah dicatat oleh
LKP.
7. Akuntan Publik
Akuntan publik adalah pihak yang memiliki kewenangan melakukan
pemerikasaan atas keuangan emiten guna memberikan pendapat atas laporan keuangan
yang dipublikasikan oleh emiten.
8. Konsultan Hukum
Konsultan hukum adalah pihak yang memberikan dan menandatangani
pendapat hukum mengenai emisi efek yang dilakukan emiten.
9. Notaris
Notaris adalah pihak yang berwenang membuat akta otentik mengenai
perjanjian dan pernyataan yang dibuat oleh pelaku pasar modal, terutama emiten dalam
rangka go public. 10. Penilai
Penilai adalah pihak yang menerbitkan dan menandatngai laporan penilaian
atas nilai aktiva, yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dari penilai.
2.1.2 Surat Utang Negara (SUN)
Menurut Nurwadono (dalam Lubis, 2008 : 205) Surat Utang Negara adalah surat
berharga yang berupa pengakuan hutang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing
yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai
dengan masa berlakunya. Surat Utang Negara merupakan surat berharga yang
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia yang dimaksudkan untuk membiayai kebutuhan
pembangunan nasional.
Surat utang negara yang dikenal saat ini pada awalnya merupakan obligasi
rekapitalisasi perbankan yang diterbitkan pemerintah pada tahun 1998/1999. SUN pada
awalnya diterbitkan untuk menyelamatkan sistem perbankan sehubungan krisis ekonomi
yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Pemerintah melakukan
rekapitalisasi perbankan pada tahun 1998/1999 dengan memindahkan kredit bermasalah
perbankan nasional ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya,
pemerintah menerbitkan obligasi rekapitalisasi yang kemudian diserahkan ke bank yang
direkapitalisasi sebagai pembayaran dari kredit yang dipindahkan tersebut. Obligasi
rekapitalisasi dimaksud diterbitkan dengan berbagai tingkatan suku bunga, terdiri dari
suku bunga tetap (fixed rate), suku bunga mengambang (variable rate), serta obligasi lindung nilai (hedge bond). Pemerintah juga menerbitkan skema penjaminan (blanket guarantee) untuk semua jenis simpanan masyarakat yang ada perbankan nasional dengan maksud untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
nasional, terutama untuk membangun kembali kepercayaan dari lembaga keuangan dan
Setiap penerbitan SUN ysng dilakukan pemerintah pada dasarnya telah memenuhi
unsur-unsur:
a. Authorized, karena penerbitannya telah mendapatkan persertujuan dari parlemen lebih dahulu, sebagaimana yang berlaku umum di sebagian besar
negara-negara maju.
b. Responsible, karena penatausahaannya dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang mempunyai pengalaman yang luas, fasilitas jaringan dan infrastruktur, dan
personalia yang baik serta terampil untuk melaksanakan kegiatan penatausahaan dan
lelang surat utang negara.
c. Accountable, karena penggunaan hasil penerbitan surat utang negara setiap tahunnya dipertanggungjawabkan oleh pemerintah ke DPR.
d. Fairness, karena metode penerbitannya dilakukan secara lelang, dan penyimpanannya dilakukan secara ganda (dual ownership), dan penitipan utama (central registry) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia mengikuti ketentuan yang berlaku umum di kebanyakan negara. (Sihombing, 2008 : 243).
Central Registry, 2003 (dalam Lubis, 2008 : 68) menyatakan SUN yang telah
diterbitkan dapat dikelompokkan menjadi:
1. SUN yang diterbitkan untuk Bank Indonesia yang terdiri dari:
a. untuk menutupi dana talangan yang disebut dengan Bantuan Likuiditas
b. untuk membiayai program penjaminan, diterbitkan Mei 1999.
c. dalam rangka membiayai kredit program, diterbitkan 29 Desember 1999.
2. SUN yang diterbitkan untuk kepentingan Bank.
SUN yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder antara lain:
1. Fixed Rate Bond (FR), diterbitkan untuk meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) bank dari 0% menjadi 4% yang terdiri :
a. FR0001 - FR0005 dengan jangka waktu 5-10 tahun. Pada Desember
2000 ditukar seri FR0001 – FR0003 dengan tingkat bunga 12%.
b. FR0006 – FR0009 dengan tingkat bunga 10%-16,5% dikenal dengan
bonds exchange offer atau staple bond.
c. FR0010 – FR0020 dengan jangka waktu 8-11 tahun untuk mengganti
seri-seri dengan sisa jangka waktu 2-7 tahun.
d. FR0021 – FR0024 disebut juga dengan T Bonds, diterbitkan melalui lelang.
2. Variable Rate Bonds (VR), diterbitkan untuk mengembalikan CAR perbankan yang negatif menjadi 0% terdiri dari 16 seri, yaitu VR0001-VR0016 dengan
jangka waktu 3-10 tahun. Seri VR0017 dan VR0018 diterbitkan dalam rangka konversi
atas pelunasan hedge bonds. VR0019-VR0031 diterbitkan pemerintah dalam rangka
3. Hedge Bond (HB), diterbitkan untuk menjaga Net Open Position (NOP) bank. Nilai nominal obligasi dikaitkan dengan nilai tukar rupiah. Seri HB tidak dapat
diperdagangkan di pasar sekunder.
2.1.2.2 Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara
Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2002 memberi kepastian bahwa:
• Penerbitan SUN hanya untuk tujuan-tujuan tertentu
• Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok SUN yang jatuh tempo
• Jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahun anggaran harus memperoleh
persetujuan DPR dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Bank Indonesia • Perdagangan SUN diatur dan diawasi oleh instansi berwenang
• Memberikan sanksi hukum yang berat dan jelas terhadap penerbitan oleh
pihak yang tidak berwenang dan atau pemalsuan SUN.
Selain Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002, berbagai peraturan pelaksanaan
telah diterbitkan untuk mendukung pengelolaan SUN, antara lain:
• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66/KMK.01/2003 tentang Penunjukan
Bank Indonesia sebagai Agen untuk melaksanakan Lelang Surat Utang
Negara di Pasar Perdana.
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.08/2009 tentang Lelang
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.08/2008 tentang Lelang Surat
Utang Negara di Pasar Perdana.
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.08/2008 tentang Penjualan
SUN dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional, sebagaimana
terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
170/PMK.08/2009
.• Peraturan-peraturan lain yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang meliputi
Peraturan Bank Indonesia atau PBI dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI),
terkait dengan peran Bank Indonesia sebagai agen lelang, registrasi, kliring,
setelmen SUN dan central register.
2.1.2.3 Tujuan dan Manfaat Penerbitan Surat Utang Negara
Pasal 4 UU No. 24 Tahun 2002 menyebutkan tujuan dari penerbitan SUN ialah
untuk:
1. Membiayai defisit APBN
2. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat pengeluaran dari rekening
Kas Negara dalam satu tahun anggaran
3. Mengelola portofolio utang negara.
Pemerintah pusat berwenang menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan
DPR yang disahkan dalam kerangka pengesahan APBN dan setelah berkonsultai dengan
Bank Indonesia. Atas penerbitan tersebut, Pemerintah berkewajiban membayar bunga
Manfaat penerbitan SUN adalah:
Sebagai Instrumen Fiskal
Penerbitan SUN diharapkan dapat menggali potensi sumber pembiayaan
APBN yang lebih besar dari investor pasar modal.
Sebagai Instrumen Investasi
Menyediakan alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar dan
memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar untuk melakukan
diverifikasi portofolio guna memperkecil risiko investasi. Selain itu, investor
SUN memiliki potential capital gain dalam transaksi perdagangan di pasar sekunder SUN tersebut. Potential capital gain ialah potensi keuntungan akibat lebih besarnya harga jual obligasi dibandingkan harga belinya.
Sebagai Instrumen Pasar Keuangan
Surat Utang Negara dapat memperkuat stabilitas sistem keuangan dan dapat
dijadikan acuan (benchmark) bagi penentuan nilai instrumen keuangan lainnya.
2.1.2.4 Jenis dan Bentuk Surat Utang Negara
Secara umum jenis SUN dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Surat Perbendaharaan Negara (SPN); jangka waktu sampai dengan 12 bulan,
2. Obligasi negara (Treasury Bonds); jangka waktu diatas 12 bulan dengan kupon atau dengan pembayaran bunga secara diskonto (zero coupon bonds). Obligasi Negara dengan kupon memiliki jadwal pembayaran kupon yang
periodik (tiga bulan sekali atau enam bulan sekali). Sementara ON tanpa
kupon tidak memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual pada harga diskon
dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Berdasarkan tingkat
kuponnya ON dapat dibedakan menjadi (1) Obligasi Berbunga Tetap, yaitu
obligasi dengan tingkat bunga tetap setiap periodenya (atau Fixed Rate Bonds) dan (2) Obligasi Berbunga Mengambang, yaitu obligasi dengan tingkat bunga mengambang (atau Variable Rate Bonds) yang ditentukan berdasarkan suatu acuan tertentu seperti tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank
Indonesia).
Bentuk dari SUN antara lain:
1. Warkat diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar
Sekunder.
2. Tanpa warkat (scripless), diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder.
2.1.2.5 Pengelolaan Surat Utang Negara
Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2002, pengelolaan SUN diselenggarakan oleh
Selanjutnya pada tahun 2001, melalui KMK nomor 2/KMK.01/2001, tim DMU
berubah menjadi Pusat Manajemen Obligasi Negara (PMON). Dan berubah lagi
menjadi Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara (DPSUN) berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan nomor 302/KMK.01/2004. Seiring dengan proses reorganisasi
ditubuh Kementerian Keuangan, pada tahun 2006 organisasi ini berkembang menjadi
setingkat eselon I berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006
dengan nama Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) dan terakhir telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 143.1/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan.
Tugas DJPU yang terkait dengan pengelolaan SUN ialah menyiapkan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan SUN yang meliputi: perencanaan struktur
portofolio yang optimal; pelaksanaan penerbitan, penjualan, pembelian kembali dan
penukaran; pengelolaan risiko portofolio SUN; pengembangan infrastruktur dan
institusi pasar SUN; dan publikasi informasi tentang pengelolaan SUN berdasarkan
kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal.
Strategi jangka pendek dan menengah pengelolaan SUN saat ini ialah:
menurunkan refinancing risk terutama pada jangka pendek, memperpanjang rata-rata jangka waktu jatuh tempo (average maturity) SUN, menyeimbangkan struktur jatuh tempo portofolio SUN sehingga selaras dengan perkembangan anggaran negara dan
daya serap pasar, serta mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar sekunder
2.1.2.6 Penatausahaan Surat Utang Negara
Sampai saat ini SUN diterbitkan tanpa warkat (scripless securities). Pencatatan kepemilikan dilakukan secara elektronik. Sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, kegiatan penatausahaan
yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar
bunga dan pokok SUN dilaksanakan oleh Bank Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai central registry tersebut, BI telah membuat sistem setelmen surat berharga yang disingkat dengan BI-SSSS yaitu Bank
Indonesia–Scripless Securities Settlement System. Sistem ini merupakan sistem yang menatausahakan pencatatan dan penyelesaian transaksi SUN secara menyeluruh. Bank
Indonesia sebagai central registry bertanggung jawab untuk menyimpan catatan kepemilikan SUN, pembayaran kupon dan pokok yang jatuh tempo, serta
menatausahakan perpindahan hak kepemilikan obligasi.
Untuk mempermudah penatausahaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Bank
Indonesia menunjuk subregistry yang bertugas mencatat kepemilikan SUN untuk institusi selain bank. Sampai saat ini Bank Indonesia telah menunjuk 15 (lima belas)
subregistry yaitu: Bank Central Asia – Subregistry, Bank Danamon – Custodial Services, Bank Internasional Indonesia – Agent Sub Registry ,Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Rakyat Indonesia, Bank Permata, Citibank
custodian, Bank Mega – Custodial Services. Sistem pencatatan kepemilikan dengan pembagian menjadi central registry dan sub-registry ini dikenal dengan istilah two-tier system.
2.1.3 Tingkat Suku Bunga 2.1.3.1 Pengertian Suku Bunga
Tingkat bunga terdiri atas ukuran tingkat bunga, ukuran lain dari tingkat bunga,
perbedaan tingkat bunga nominal dengan tingkat bunga riil, dan perbedaan tingkat
bunga dengan tingkat imbal hasil. Pengertian tingkat bunga ini merupakan prinsip pasar
keuangan sedangkan perilaku tingkat bunga merupakan alat analisis permintaan aset,
permintaan dan penawaran obligasi, perubahan keseimbangan tingkat bunga dan
preferensi likuiditas atau permintaan dan penawaran uang.
2.1.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga
A. Teori Klasik tentang Tingkat Bunga
Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi
tingkat bunga, semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada
tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi
pengeluaran konsumsi guna menambah tabungan.
Investasi juga tergantung fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat
bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Seseorang akan
menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi
bunga, maka investor akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya
penggunaan dana juga semakin kecil.
Tingkat suku bunga
S
Dana investasi
0
Gambar 2.2
Teori Klasik Tentang Suku Bunga
B. Teori Keynesian
Menurut Keynesian tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya,
tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam
pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini
mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan
Bentuk kekayaan dalam uang kas tidak dapat memberikan penghasilan,
sebaliknya kekayaan dalam bentuk surat berharga di mana harganya dapat naik turun
tergantung dari tingkat bunga (apabila tingkat bunga naik harga surat berharga turun dan
sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita
capital loss. Surat berharga juga mendatangkan pendapatan yang berupa bunga. Dengan anggapan bahwa investor tidak suka risiko (risk averters) maka mereka akan mau memegang bentuk kekayaan yang risikonya tinggi apabila didorong dengan tingkat
bunga yang tinggi pula. Semakin banyak surat berharga dalam susunan kekayaan,
risikonya juga semakin tinggi.
2.1.3.3 Deposito
A. Pengertian Deposito
Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan Indonesia mengemukakan bahwa “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.”
Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dikalakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank”.
B. Jenis Deposito
1. Deposito Berjangka
12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik
perorangan maupun lembaga, artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama
perorangan atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga
deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan
oleh Bank devisa.
2. Sertifikat Deposito
Sama seperti halnya deposito berjangka, sertifikat deposito diterbitkan atas
unjuk dalam bentuk sertifikat serta dapat diperjual-belikan atau
dipindah-tangankan kepada pihak lain. Perbedaan lain adalah pencairan bunga sertifikat
deposito dapat dilakukan di muka baik tunai disamping setiap bulan atau jatuh
tempo. Kemudian penerbitan nilai sertifikat deposito sudah dicetak dalam
berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah yang bulat. Sehingga, nasabah
dapat membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah yang diinginkan.
3. Deposito on Call
Deposito on Call (DOC) merupakan deposito digunakan untuk deposan yang
memiliki jumlah uang dalam jumlah uang dalam jumlah besar dan sementara
waktu belum digunakan. Penerbitan deposito on Call memiliki jangka waktu
minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. DOC diterbitkan atas
nama. Pencarian bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call.
Besarnya bunga DOC biasanya dihitung perbulan dan untuk menentukan
2.1.4 Nilai Tukar (Kurs)
2.1.4.1 Pengertian Nilai Tukar (Kurs)
Nilai tukar (foreign exchange rate) menurut Cornelius Luca di dalam bukunya yang berjudul “Trading in the Global Currency Markets” dapat diartikan sebagai harga
suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani dalam buku “Capital Markets” memberikan defenisi mengenai nilai tukar
yang dapat diartikan bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang
tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain (Ming, 2001 :
7).
2.1.4.2 Teori Nilai Tukar A. Traditional Theories
Traditional Theories terdiri dari Teori Purchasing Power Parity dan Teori
Elastisitas.
1. Teori Purchasing Power Parity
Teori ini menyatakan bahwa harga barang di suatu negara harus sama dengan
harga barang serupa di negara lain sesuai dengan tingkat nilai tukar yang berlaku antar
kedua negara tersebut.
2. Teori Elastisitas
Teori elastisitas mengatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing
dalam neraca perdagangan sangat dipengaruhi oleh elastisitas permintaan terhadap
perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh penurunan
impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan sangat kecil.
Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan
defisit neraca pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan bersifat elastis,
pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat berpengaruh bagi
keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit
penyesuaian dalam nilai tukar.
B. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volayility
Teori ini memperlihatkan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan
peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini
mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan. Teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan
menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga,
dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar antar dua negara.
C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views
Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan (pasar
modal dan pasar uang) lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar barang
komoditi. Dalam jangka pendek, fluktuasi nilai tukar lebih dipengaruhi oleh perubahan
2.1.4.3 Sistem Nilai Tukar Mata Uang
Terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh
berbagai negara di dunia, yaitu:
1. Freely Flexible (Freely Floating) Exchange Rate System
Pada sistem ini, nilai mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai
tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat
di pasar. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan intervensi yang dilakukan
pemerintah (Bank Sentral) untuk mempengaruhi nilai tukarnya.
2. Fixed (Pegged) Exchange Rate System
Pada sistem fixed exchange rate, pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai
tukar suatu mata uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu.
3. Managed/Controlled (Semi Pegged) Exchange Rate System
Pada sistem mengambang terkendali ini, fluktuasi nilai tukar diambangkan
dalam suatu rentang (band) intervensi tertentu. Bank Sentral tetap berperan dalam melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar mata uang
tersebut ke dalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi melebihi
2.1.5 Investasi
2.1.5.1 Pengertian Investasi
Kamaruddin Ahmad mengartikan investasi adalah: “menempatkan uang atau dana
dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut” (dalam Salim, 2008 : 32). Dalam definisi ini, investasi difokuskan pada
penempatan uang atau dana. Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan. Ini erat
kaitannya dengan penanaman investasi di bidang pasar modal.
Definisi investasi disempurnakan oleh Salim, yang mengartikan investasi adalah: “penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik
dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.”
Investasi dibagi dua macam, yaitu investasi asing dan domestik. Investasi asing
merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri. Sementara itu,
investasi domestik merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri.
Investasi itu digunakan untuk pengembangan usaha yang terbuka untuk investasi dan
tujuannya untuk memperoleh keuntungan.
2.1.5.2 Investasi Asing
Investasi asing adalah investasi yang pembiayaannya bersumber dari luar negeri.
Investasi asing dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, terutama untuk memenuhi
Manfaat investasi asing antara lain:
1. Perluasan kesempatan kerja
2. Alih teknologi
3. Manfaat perolehan devisa
Investasi asing dapat dilakukan baik secara langsung (foreign direct investment) maupun secara tidak langsung (foreign indirect investment).
A. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment)
Foreign Direct Investment dilakukan dengan membentuk perusahaan sendiri, menyediakan modal, serta menjalankan perusahaan tersebut. Investasi asing secara
langsung dapat dilakukan oleh pemiliknya sendiri. Pemodal asing yang hendak
mananamkan modalnya secara langsung, maka secara fisik ia hadir dalam manjalankan
usahanya.
B. Investasi Asing Tidak Langsung (Foreign Indirect Investment)
Foreign Indirect Investment dilakukan oleh pihak asing dengan cara membeli saham, obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Utang Negara (SUN) yang
dikeluarkan oleh perusahaan atau unit pemerintah Indonesia.
2.1.5.3 Imbalan Investasi
Imbalan investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu imbalan yang telah
(ex ante) oleh pihak investor atas dana yang ditanamkan sehingga sangat dipengaruhi oleh tingkat probabilitas atau tingkat ketidakpastiannya.
a) Komponen-komponen imbalan
Komponen imbalan dalam investasi meliputi:
Hasil (yield), untuk investasi dalam bentuk saham berupa dividen dan untuk investasi surat berharga bersifat hutang hasilnya berupa bunga.
Keuntungan/kerugian modal (capital gain/loss), yaitu selisih nilai investasi yang disebabkan karena kenaikan/penurunan harga pasar
investasi tersebut dari nilai belinya sehingga sering juga disebut
perubahan harga.
Dari kedua komponen ini dapat diperoleh persamaan, yaitu jumlah imbalan sama
dengan hasil ditambah perubahan harga. Hasil dapat berupa angka positif atau nihil,
sedangkan perubahan harga dapat positif atau negatif. Persamaan tersebut maerupakan
konsep yang mendasar dalam investasi.
b) Mengukur imbalan investasi global
Jika investor asing melakukan pembelian atau penjualan saham negara lain
maka investor tersebut harus mempertimbangkan risiko nilai tukar uang. Risiko ini
dapat menyebabkan keuntungan dari suatu investasi berubah menjadi kerugian atau
Untuk menghitung total imbalan investasi di negara lain, dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Total imbalan =
2.2 Kerangka Konseptual
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing.
2.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas,
maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. a) Jika suku bunga deposito naik, maka investor akan berpindah ke deposito
sehingga akan menurunkan permintaan SUN oleh investor asing, demikian
sebaliknya. Jika suku bunga deposito turun akan meningkatkan permintaan
SUN oleh investor asing.
b) Depresiasi rupiah menurunkan daya tarik investor karena menurunkan total Suku Bunga Deposito
Nilai Tukar Rupiah
meningkatkan daya tarik investasi bagi investor karena menambah total
imbalan bagi investor asing.
2. a) Terdapat pengaruh negatif antara suku bunga deposito terhadap permintaan
SUN oleh investor asing.
b) Terdapat pengaruh positif antara nilai tukar rupiah terhadap permintaan SUN
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah-langkah sistematik atau prosedur yang
dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan
permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Adapun metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari Bank Indonesia cabang
Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2011 – April 2012.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN dengan menggunakan variabel tingkat
suku bunga deposito, dan nilai kurs yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
3.4 Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan
pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan batasan operasional sebagai berikut:
a. Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga dalam bentuk surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
b. Tingkat suku bunga deposito adalah tingkat keuntungan yang diperoleh
pemodal investasi dalam bentuk simpanan deposito dari pihak bank umum di
Indonesia dalam jangka waktu tertentu.
c. Nilai kurs adalah harga mata uang Indonesia terhadap harga mata uang asing.
Dalam penelitian ini menggunakan perbandingan nilai rupiah dengan dollar
Amerika Serikat.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
a. Surat Utang Negara (SUN) diukur dalam satuan Miliar Rupiah.
b. Suku bunga deposito diukur dalam satuan persen (%).
c. Nilai kurs diukur dalam satuan Rupiah.
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk
data berkala atau time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka selama kurun waktu 3 tahun (2009-2011). Sumber data diperoleh dari data Bank
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
metode studi kepustakaan (Library Research). Library Research adalah penelitian yang dilakukan menggunakan bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah seperti
artikel atau jurnal-jurnal ilmiah serta laporan-laporan penelitian ilmiah yang berkaitan
dengan topik yang sedang diteliti. Sumber data diperoleh dari data Bank Indonesia
cabang Medan, serta bahan-bahan kepustakaan berupa bacaan yang berhubungan
dengan penelitian, website, artikel, dan jurnal-jurnal.
3.8 Teknik Analisis Data
Model yang digunakan dalam analisis ini adalah model ekonometrika. Model
analisis data yang digunakan adalah kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Model persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = f(X1, X2)...(1)
Dengan spesifikasi model sebagai berikut:
Y = + + + ...(2)
Kemudian ditransformasikan ke dalam model persamaan logaritma berganda
sebagai berikut:
Y = + + + ...(3)
Dimana:
Y = Permintaan Asing terhadap SUN (Miliar Rupiah)
= Nilai kurs (Rupiah)
= Term of Error
Secara sistematis bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:
< 0, artinya jika kenaikan pada (suku bunga deposito), maka Y (Permintaan
asing terhadap SUN) menurun, ceteris paribus.
> 0, artinya jika kenaikan pada (nilai kurs), maka Y (Permintaan asing
terhadap SUN) meningkat, ceteris paribus.
3.8.1 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) 3.8.1.1 Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel
independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel
independen. Dimana nilai antara 0 sampai 1 (0 < 1).
3.8.1.2 Uji F-Statistik
Pengujian ini bertujuan untuk mnegetahui apakah variabel independen mampu
secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel dependen.
Dalam pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:
: = = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel dependen.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:
F-hitung =
Dimana:
= Koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel
Gambar 3.1 Uji F-statistik
3.8.1.3 Uji t-Statistik
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel
dependen, dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini
digunakan hipotesis sebagai berikut: 0
Penerimaan H0
0
H0 diterima Ha diterima
Ha diterima
: = 0, artinya suatu variabel independen yang diuji tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
: 0, artinya suatu variabel independen yang diuji berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:
=
Dimana:
= koefisien variabel ke-i b = nilai hipotesis nol
Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i
Gambar 3.2 Uji t- statistik
3.8.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.8.2.1 Uji Normalitas
3.8.2.2 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui apakah ada hubungan diantara
variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai yang sangat tinggi, nilai
F-statistik yang signifikan tetapi uji t-F-statistik tidak signifikan, dan standar error yang
tidak terhingga. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara
variabel independen dari suatu model estimasi.
3.8.2.3 Autokorelasi (Serial Correlation)
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan variabel-variabel dari serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Autokorelasi dapat terjadi bila nilai variabel masa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai
variabel masa kini atau masa datang.
Untuk menguji apakah hasil estimasi tidak mengandung autokorelasi, maka
digunakan Uji Durbin-Watson (DW), dimana ditentukan terlebih dahulu besarnya nilai
kritis dari dan berdasarkan jumlah pengamatan dari variabel independennya.
d =
Dimana:
d = nilai Durbin Watson
Σei = jumlah kuadrat sisa
Hipotesis:
Dengan kriteria sebagai berikut:
1.Jika DW < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
2.Jika DW > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negatif 3.Jika du < DW < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4.Jika dl < DW < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Ekonomi Indonesia Secara Umum
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2008 mulai melambat menjadi 6,1%
seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Cadangan Devisa Indonesia sempat
mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah pada Februari 2008 yaitu 67,1 miliar US$.
Cadangan devisa per 28 November 2008 sebesar 50,18 miliar US$, turun sebagai akibat
intervensi Bank Indonesia terhadap rupiah di pasar. Investasi sebagai salah satu pemacu
pertumbuhan ekonomi masih didominasi investor-investor asing. Hal ini terlihat sangat
bergantungnya Indonesia pada aliran dana panas (hot money) dari investor asing, baik di pasar saham, SBI maupun SUN. Angka penanaman modal asing hingga November
2008 menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 40,38% bila dibandingkan
tahun 2007, sedangkan penanaman modal dalam negeri merosot tajam (51 persen).
Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2009 dinilai lambat sehingga memicu
pemerintah melakukan perubahan asumsi makro ekonomi pada tahun tersebut.
Pemerintah merombak berbagai asumsi makro ekonomi 2009 menyusul semakin
memburuknya perkembangan ekonomi global. Usulan perubahan asumsi pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,5 – 6,1 persen dari kesepakatan semula sebesar 6,3 persen, untuk
ditetapkan pemerintah antara 5,5-6,1 persen turun dari patokan sebelumnya 6,3 persen
cukup realistis dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat. Pada
tahun 2009 pertumbuhan industri hanya mencapai 1,4 persen dan investasi hanya 3,4
persen. Angka itu menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari angka
pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 4,0 hingga 4,5 persen pada 2009.
Berdasarkan data yang ada, total dana asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sampai
akhir November 2009 mencapai 5,29 miliar Dolar AS dan di Surat Utang Negara (SUN)
sebesar 10,95 miliar Dolar AS. Kenaikan dana asing baik di SBI maupun SUN tidak
terlepas karena BI Rate tetap bertahan di level 6,5 persen. Pada saat suku bunga acuan
bank sentral Amerika Serikat (AS) rendah, arus masuk dana asing berjangka pendek ke
Indonesia meningkat.
Memasuki tahun 2010 pemerintah menilai perekonomian makro Indonesia
cenderung membaik dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia lainnya.
Perkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 5,7 persen dan proyeksi kuartal II
5,9 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong dari realisasi investasi dan kinerja
ekspor. Ekspor di bulan April mencapai 12,1 miliar dolar AS atau naik 42,6% dibanding
tahun 2009. Kinerja IHSG serta nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat.
Sampai 10 Juni, Rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,71 persen terhadap Dolar AS,
dimana mata uang Singapura mengalami depresiasi 0,03 persen, Thailand apresiasi 2,72
persen, Malaysia apresiasi 3,62 persen. Sampai 15 Juni, IHSG menguat hingga 11,7
capital outflow (arus modal keluar) di saham sebesar Rp 1,65 triliun. Dan memasuki bulan Juni terdapat capital inflow (arus modal masuk) Rp 2,36 triliun. Untuk SUN (Surat Utang Negara), pada bulan Mei terjadi outflow sebesar Rp 4,04 triliun, sampai 15 Juni capital inflow sebesar Rp 5,23 triliun. Inflasi juga terhitung relatif rendah yakni 1,44 persen sampai bulan Mei 2010, dan secara tahunan sebesar 4,16 persen serta secara
month to month 0,29 persen.
Menapaki kuartal terakhir 2010 terdapat hawa optimis yang berhembus dalam
ruang perekonomian Indonesia. Financial Times (12/08/2010) mengatakan,
perekonomian Indonesia merupakan macan yang tengah terbangun. Pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2011 ditargetkan mencapai 6 persen. Mempertimbangkan kondisi
makro ekonomi selama tahun 2010, baik di Indonesia maupun global membuat kondisi
makro ekonomi Indonesia selama 2011 secara umum akan relatif kuat dengan
kecenderungan menguat.
4.2 Perkembangan Permintaan SUN di Indonesia
Aliran masuk portofolio masih merupakan kekuatan pendorong yang dominan
dari surplus neraca keuangan dan permodalan Indonesia. Dari data kepemilikan pihak
asing atas SUN oleh Bank Indonesia menunjukkan adanya tendensi peningkatan dari
tahun ke tahun. Pada akhir tahun 2003, kepemilikan asing pada SUN tercatat Rp 6,06
triliun atau 1,6% dari total surat utang negara yang beredar. Pada akhir tahun 2006
porsi kepemilikan investor asing menignkat menjadi Rp 54,92 triliun atau 13,11% dari