• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing”"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS

TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH

INVESTOR ASING

OLEH

KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG

080501063

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs

Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada

Fakultas Ekonomi Universtas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain terlah mendapat izin, dan/atau dituliskan

sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi

ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2012

(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN OLEH INVESTOR ASING

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs yakni nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan SUN oleh investor asing, dan nilai kurs berpengaruh positif terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan data dari Bank Indonesia cabang Medan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi logaritma berganda.

Pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Uji parsial menunjukkan bahwa suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF EFFECT OF DEPOSIT INTEREST RATES AND EXCHANGE VALUE OF THE DEMAND FOR GOVERNMENT SECURITIES BY FOREIGN

INVESTOR

Formulation of the problem in this study is to extent the effect of deposit rates and the exchange value of the rupiah against the U.S. dollar against the demand of foreign securities by investors. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of deposit rate and the exchange of securities by foreign investors demand.

The hypothesis in this study is the deposit interest rates negatively affect the demand for securities by foreign investors, and exchange rates positively affected demand for securities by foreign investors.

Secondary data collection is done through collecting data from Bank Indonesia Medan branch. The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple logarithmic regression.

In the hypothesis of the study results showed that the simultaneous deposit rates and the exchange rate affects the demand for securities by foreign investors. Partial test showed that the deposit rate and the exchange rate significantly influence the demand for securities by foreign investors.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya yang melimpah kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana dari program Strata I Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Orang tua tersayang, Ayahanda S. Girsang, SE, M.Si, dan Ibunda R. Sembiring atas dukungan doa, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis terus semangat selama mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

6. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

(6)

8. Ibu Dr. Murni Daulay selaku dosen Pembaca Penilai yang memberikan masukan, dan saran pada skripsi ini.

9. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

10. Rekan-rekan seperjuangan di Ekonomi Pembangunan stambuk 2008 yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Mei 2012 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

2.1.1.3 Struktur Pasar Modal dan Pelaku Pasar Modal ... 10

2.1.2 Surat Utang Negara (SUN) ... 15

2.1.2.1 Pengertian Surat Utang Negara (SUN) ... 15

2.1.2.2 Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara ... 19

(8)

2.1.5.1 Pengertian Investasi ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Ekonomi Indonesia Secara Umum ... 45

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Surat Utang Negara yang Dimiliki oleh Asing Tahun

2009-2011 ... 48

4.2 Perkembangan Suku Bunga Deposito di Indonesia Tahun 2009-2011 ... 52

4.3 Nilai Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Tahun 2009-2011 ... 54

4.4 Hasil Estimasi Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing .. 57

4.5 Korelasi Parsial Antar Variabel Independen ... 63

4.6 Korelasi Parsial Nilai Kurs dan Inflasi ... 63

4.7 Hasil Estimasi ... 64

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ... 11

2.2 Teori Klasik Tentang Suku Bunga ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

3.1 Uji F-statistik ... 41

3.2 Uji t- statistik ... 42

4.1 Perkembangan permintaan SUN oleh investor asing ... 49

4.2 Perkembangan Nilai Kurs di Indonesia ... 55

4.3 Uji F-statistik ... 58

4.4 Uji t- statistik pada Suku Bunga Deposito ... 59

4.5 Uji t- statistik pada Kurs ... 60

4.6 Uji Normalitas ... 61

4.7 Hasil Estimasi ... 64

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Permintaan SUN oleh Investor Asing, Tingkat Suku

Bunga Deposito, dan Nilai Kurs ... 76 2 Hasil Estimasi Tingkat Suku Bunga Deposito dan

Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing .. 77 3 Hasil Estimasi Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap

Nilai Kurs ... 78 4 Hasil Estimasi Nilai Kurs Terhadap Tingkat Suku Bunga

Deposito ... 78 5 Tingkat Inflasi di Indonesia ... 79 6 Hasil Estimasi Nilai Kurs dan Inflasi Terhadap Permintaan

(13)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN OLEH INVESTOR ASING

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs yakni nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan SUN oleh investor asing, dan nilai kurs berpengaruh positif terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan data dari Bank Indonesia cabang Medan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi logaritma berganda.

Pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh terhadap permintaan SUN oleh investor asing. Uji parsial menunjukkan bahwa suku bunga deposito dan nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

(14)

ABSTRACT

ANALYSIS OF EFFECT OF DEPOSIT INTEREST RATES AND EXCHANGE VALUE OF THE DEMAND FOR GOVERNMENT SECURITIES BY FOREIGN

INVESTOR

Formulation of the problem in this study is to extent the effect of deposit rates and the exchange value of the rupiah against the U.S. dollar against the demand of foreign securities by investors. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of deposit rate and the exchange of securities by foreign investors demand.

The hypothesis in this study is the deposit interest rates negatively affect the demand for securities by foreign investors, and exchange rates positively affected demand for securities by foreign investors.

Secondary data collection is done through collecting data from Bank Indonesia Medan branch. The analytical method used is descriptive quantitative by using multiple logarithmic regression.

In the hypothesis of the study results showed that the simultaneous deposit rates and the exchange rate affects the demand for securities by foreign investors. Partial test showed that the deposit rate and the exchange rate significantly influence the demand for securities by foreign investors.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang

dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),

yang artinya antara seluruh pendapatan sama dengan seluruh pengeluaran. Dalam

prakteknya, keseimbangan tersebut terjadi karena pemerintah mendapat bantuan

pinjaman dari luar negeri untuk menutup defisit anggaran. Namun sejak terjadi krisis

moneter, pemerintah mulai mengurangi bantuan dari pihak luar negeri dan mulai

mengeluarkan obligasi-obligasi seperti obligasi yang berbunga tetap, obligasi yang

berbunga mengambang, obligasi yang diindeks dengan inflasi, maupun obligasi yang

diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

Suatu pembangunan harus ditopang oleh investasi, baik investasi yang

dilaksanakan pemerintah maupun investasi yang dilaksanakan oleh sektor swasta. Pada

periode Pelita I sampai Pelita V pemerintah telah memanfaatkan potensi asing dalam

bentuk bantuan, utang, serta investasi asing untuk membiayai pembangunan ekonomi

(16)

Surat Utang Negara (SUN) merupakan instrumen investasi portofolio bagi

investor, dan diminati oleh investor asing. Investasi asing pada surat utang negara dapat

menggambarkan adanya kepercayaan pihak asing pada program-program pembangunan

ekonomi yang dilaksanakan pemerintah. Pemanfaatan surat utang pemerintah untuk

membiayai pembangunan ekonomi merupakan hal yang biasa ditempuh oleh berbagai

negara di dunia, termasuk oleh pemerintah Amerika Serikat sendiri. Penerbitan surat

utang negara sebagai alternatif untuk membiayai pembangunan ekonomi tidak dapat

disebut sebagai gambaran ketidakmampuan pemerintah memobilisasi sumber-sumber

utama pembiayaan pembangunan, karena fungsi dari surat utang negara dalam hal ini

semata-mata hanya untuk menjembatani kekurangan dalam pembiayaan pembangunan.

Selain berfungsi sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan ekonomi,

peningkatan kepemilikan asing di satu pihak dapat memberikan sinyal positif karena

menjadi salah satu indikator tentang makin besarnya kepercayaan investor asing pada

instrumen surat utang yang diterbitkan pemerintah. Hal ini juga dapat menjadi

gambaran tentang kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor asing. Adanya

kepercayaan asing pada surat utang negara dapat memicu pemerintah untuk lebih

mengoptimalkan fungsi investasi asing pada surat utang negara untuk membiayai

pembangunan ekonomi nasional (Sihombing, 2008: 195). Yang harus mendapat

perhatian pemerintah adalah pemanfaatannya harus sesuai dengan peruntukannya dan

harus dilihat kemampuan keuangan pemerintah karena surat utang negara tersebut harus

(17)

Surat utang negara diminati khususnya oleh pihak asing karena surat utang negara

digolongkan sebagai investasi yang bebas risiko (risk free investment). Hal ini dikaitkan dengan keberadaan jaminan dari pemerintah untuk pembayaran kembali

pokok beserta bunga pada saat jatuh tempo. Dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 24 Tahun

2002 dicantumkan bahwa pemerintah menjamin pembayaran bunga dan pokok surat

utang negara pada saat jatuh temponya. Jaminan dari pihak pemerintah ini

dimaksudkan untuk menciptakan daya tarik investor agar berinvestasi pada surat utang

negara.

Aliran masuk portofolio masih merupakan kekuatan pendorong yang dominan

dari surplus neraca keuangan dan permodalan Indonesia. Posisi pendanaan pada tahun

2010 telah dibantu oleh kuatnya permintaan investor asing akan surat utang negara.

Pada triwulan pertama 2010, tercatat aliran dana asing meningkat hingga menyentuh

15,7 miliar dolar AS. Aliran portofolio mendominasi dengan jumlah 13,3 miliar dolar

AS, diikuti Penanaman Modal Asing (PMA) 6,8 miliar dolar AS. Aliran portofolio

pembelian SUN oleh pihak asing dalam mata uang rupiah mencapai 73 persen

(www.infobanknews.com 28 Okt.2011). Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia

pada triwulan ketiga 2010 jauh melebihi tingkat prakrisis dengan didominasi portofolio

yang terus bertambah diikuti dengan meningkatnya Penanaman Modal Asing (PMA).

Permintaan asing terhadap surat utang negara yang terus berlanjut akan mendukung

posisi pendanaan.

(18)

persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (www.kompas.com

02 Des.2011). Menurut laporan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank / ADB) berjudul “Asia Bond Monitor, September 2011”, kepemilikan investor asing atas

SUN di Indonesia pada triwulan II tahun 2011 adalah mayoritas. Kepemilikan

perbankan kini turun dari 37 persen menjadi sekitar 33 persen. Kepemilikan asing

terhadap surat utang negara ini memiliki nilai total yang dinilai tinggi.

Investor asing masuk ke pasar obligasi antara lain karena untuk mengejar yield

(imbalan hasil). Tingkat bunga merupakan variabel ekonomi keuangan yang sangat

penting dalam pasar keuangan. Pergerakan tingkat bunga akan memengaruhi

pergerakan imbalan hasil jatuh tempo (yield to maturity--- YTM) sebagai ukuran tingkat bunga yang paling akurat. Nilai surat berharga berubah sesuai dengan perubahan

tingkat suku bunga secara umum, dalam hal ini adalah suku bunga deposito. Suatu surat

berharga menarik atau tidak ditentukan salah satunya oleh tingkat suku bunga yang

diberikan kepada investor. Ketika tingkat suku bunga deposito lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat kupon maka investor cenderung menyimpan dananya

dalam bentuk deposito daripada menginvestasikan dananya dengan membeli surat

berharga. Demikian sebaliknya, ketika tingkat suku bunga di pasar menurun maka

investor cenderung membeli surat berharga dengan tingkat kupon yang lebih tinggi

dibandingkan deposito.

Interaksi antara arus masuk modal asing yang cukup besar dan kondisi ekses

(19)

penerjemahannya melalui suku bunga pasar. Dari sisi kebijakan, kompleksitas

permasalahan akan meningkat ketika suku bunga acuan yang dimaksudkan untuk

menjangkar ekspektasi inflasi justru dapat memicu arus masuk modal asing jangka

pendek. Di sisi lain, ekses likuiditas semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

aliran masuk modal asing. Sejalan dengan makin derasnya aliran masuk modal asing

sejak pertengahan Oktober 2010, pergerakan suku bunga pasar uang cenderung

mendekati level deposit facility. Dalam kondisi tersebut diperlukan kebijakan pengelolaan likuiditas tambahan dengan intensitas yang lebih besar untuk menyerap

likuiditas perbankan secara lebih permanen.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN

adalah nilai kurs. Nilai kurs merupakan nilai tukar mata uang rupiah dengan mata uang

negara lain. Umumnya nilai kurs yang dipakai adalah perbandingan nilai tukar mata

uang Rupiah dengan nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Naik turunnya nilai kurs

ini juga mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN. Hal ini dapat menyebabkan

keuntungan dari suatu investasi berubah menjadi kerugian atau sebaliknya dapat

mengubah suatu kerugian dari investasi menjadi suatu keuntungan. Di tengah derasnya

arus masuk modal asing dan tekanan apresiasi, kebijakan stabilisasi nilai tukar

diarahkan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar agar konsisten dengan

pertumbuhan dan perkembangan makroekonomi khususnya dalam upaya pengendalian

dan stabilisasi harga.

(20)

karena itu, dalam skripsi peneliti mengambil judul “ANALISIS FAKTOR SUKU

BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN

OLEH INVESTOR ASING”

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perubahan suku bunga deposito dan nilai kurs rupiah/dollar

terhadap permintaan SUN oleh investor asing?

2. Apakah terdapat pengaruh suku bunga deposito dan nilai kurs rupiah

terhadap permintaan SUN oleh investor asing?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh

tingkat suku bunga deposito dan nilai kurs terhadap permintaan Surat Utang Negara

oleh investor asing.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan atau kajian untuk melakukan penelitian selanjutnya

dan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan

dengan penelitian ini.

2. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i

(21)

3. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengeatahuan penulis, serta sebagai salah

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal

2.1.1.1 Definisi Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas

(saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan

sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan

sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek

yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

A. Bursa Utama

Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, proses

perdagangan surat berharga di pasar modal mengarah pada sistem scripless trading

(23)

B. Over the Counter Market (OTC)

OTC memiliki peran yang sangat penting dalam transaksi surat-surat berharga

sebab sebagian besar transaksi terjadi di sini, baik transaksi besar, dalam arti nilai

transaksi, maupun mengenai frekuensi transaksinya. Transaksi yang terjadi tidak

menempati tempat tertentu. Pike (dalam Widoatmodjo, 2009 : 15) mengungkapkan “apabila suatu saham tidak tercatat di bursa manapun (yang dimaksud bursa utama), ini

berarti tidak ada counter tertentu, di mana penjual dan pembeli secara bersama-sama dapat melakukan jual-beli. Untuk dapat melakukan transaksi, dapat menggunaka OTC,

yaitu dengan cara melakukan hubungan telepon guna menginformasikan posisinya, jual atau beli.”

2.1.1.2 Manfaat Pasar Modal

Pasar modal memberikan banyak manfaat, diantaranya:

 Bagi dunia usaha sebagai sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang)

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

 Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya

diversifikasi.

 Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.

 Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan

(24)

 Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek

yang baik.

 Alternativ investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang

bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

 Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol

sosial.

 Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan

manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.

2.1.1.3 Struktur Pasar Modal Indonesia dan Pelaku Pasar Modal A. Struktur Pasar Modal Indonesia

Struktur pasar modal Indonesia diatur dalam undang-undang No. 8 Tahun 1995.

Kebijakan di Pasar Modal ditetapkan oleh Menteri keuangan. Pembinaan, pengaturan,

dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pelaksanaan Pasar

Modal (Bapepam) sebagai salah satu di lingkungan Departemen Keuangan. Bapepam

mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada

para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum,

menerbitkan peraturan pelaksanaan dari undang-undang di bidang Pasar Modal, dan

melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan

(25)

Badan Usaha

Struktur Pasar Modal Indonesia dapat terlihat pada gambar di bawah ini :

Menteri Keuangan

Pelaku pasar modal adalah seluruh unsur, individu atau organisasi, yang

melakukan kegiatan di bidang pasar modal sehingga pasar modal dapat melakukan

(26)

a. Pengawas

Tugas pengawasan dilakukan secara resmi oleh Bapepam-LK (Badan Pengawas

Pasar Modal Lembaga Keuangan). Bapepam-LK adalah lembaga pemerintah di bawah

Departemen Keuangan yang bertugas membuat peraturan-peraturan sebagai pedoman

bagi seluruh pelaku pasar modal.

b. Penyelenggara Bursa

Yang mempunyai tugas menyelenggarakan bursa (perdagangan surat berharga)

adalah bursa efek. Di Indonesia, sekarang ini hanya ada satu bursa, yaitu Bursa Efek

Indonesia. Tugas utama bursa adalah menyediakan fasilitas perdagangan agar proses

transaksi dapat berjalan dengan efisien.

c. Pelaku Utama

Di pasar modal, pelaku inti tidak dapat melakukan transaksi secara langsung,

mereka harus dibantu oleh tenaga profesional yang dinyatakan telah lulus ujian profesi

dan dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat.

Secara lengkap, para pelaku utama terdiri atas:

1. Emiten

Emiten adalah perusahaan swasta atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbitkan efek (saham, obligasi,

(27)

Investor adalah individu atau organisasi yang membelanjakan uangnya di

pasar modal.

3. Penjamin Emisi (Underwriter)

Penjamin emisi adalah perusahaan swasta atau BUMN yang menjadi

penaggung jawab atas terjualnya efek emiten kepada investor.

4. Pialang

Pialang atau broker adalah perusahaan swasta atau BUMN yang aktivitas

utamanya adalah melakukan penjualan atau pembelian efek di pasar sekunder (setelah

efek dicatatkan di bursa). Peranannya juga diperlukan pada pasar perdana, yaitu

membantu penjamin emisi dalam memasarkan efek; sebagai agen penjual.

5. Manajer Investasi

Manajer investasi (MI) adalah perusahaan yang kegiatannya

menyelenggarakan pengelolaan portofolio efek. Perusahaan inilah yang menerbitkan

sertifikat reksa dana.

6. Penasihat Investasi

Penasihat investasi (PI) adalah perusahaan atau perorangan yang kegiatan

usahanya memberi nasihat, membuat analisis, dan membuat laporan mengenai efek

kepada pihak lain.

(28)

Tugas utama penunjang penerbitan adalah membantu terselenggaranya penerbitan

efek. Penunjang atau pendukung ini terdiri atas dua kelompok, yaitu lembaga

penunjang pasar modal dan profesi penunjang pasar modal.

1. Biro Administrasi Efek (BAE)

Biro Administrasi Efek (BAE) adalah perusahaan yang berdasarkan kontrak

tertentu dengan emiten, menyediakan jasa-jasa berupa melaksanakan pembukuan,

transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, dan emisi sertifikat

atau laporan tahunan untuk emiten.

2. Tempat Penitipan Harta

Tempat Penitipan Harta (TPH) atau custodian adalah perusahaan yang memberikan jasa menyelenggarakan penyimpangan harta yang dititipkan oleh pihak

lain.

3. Wali Amanat

Wali amanat (trust agent) adalah perusahaan yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh investor obligasi atau sekuritas kredit.

4. Penanggung

Penanggung adalah perusahaan yang menanggung pembayaran kembali

jumlah pokok dan bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera

(29)

Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah perusahaan yang tugas

utamanya mencatat transaksi yang dilakukan perusahaan pialang. Sekarang ini, di

Indonesia hanya ada satu LKP, yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia

(30)

6. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan

Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP) adalah perusahaan yang

mempunyai tanggung jawab menyelesaikan semua transaksi yang sudah dicatat oleh

LKP.

7. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah pihak yang memiliki kewenangan melakukan

pemerikasaan atas keuangan emiten guna memberikan pendapat atas laporan keuangan

yang dipublikasikan oleh emiten.

8. Konsultan Hukum

Konsultan hukum adalah pihak yang memberikan dan menandatangani

pendapat hukum mengenai emisi efek yang dilakukan emiten.

9. Notaris

Notaris adalah pihak yang berwenang membuat akta otentik mengenai

perjanjian dan pernyataan yang dibuat oleh pelaku pasar modal, terutama emiten dalam

rangka go public. 10. Penilai

Penilai adalah pihak yang menerbitkan dan menandatngai laporan penilaian

atas nilai aktiva, yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dari penilai.

2.1.2 Surat Utang Negara (SUN)

(31)

Menurut Nurwadono (dalam Lubis, 2008 : 205) Surat Utang Negara adalah surat

berharga yang berupa pengakuan hutang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing

yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai

dengan masa berlakunya. Surat Utang Negara merupakan surat berharga yang

diterbitkan oleh pemerintah Indonesia yang dimaksudkan untuk membiayai kebutuhan

pembangunan nasional.

Surat utang negara yang dikenal saat ini pada awalnya merupakan obligasi

rekapitalisasi perbankan yang diterbitkan pemerintah pada tahun 1998/1999. SUN pada

awalnya diterbitkan untuk menyelamatkan sistem perbankan sehubungan krisis ekonomi

yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Pemerintah melakukan

rekapitalisasi perbankan pada tahun 1998/1999 dengan memindahkan kredit bermasalah

perbankan nasional ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya,

pemerintah menerbitkan obligasi rekapitalisasi yang kemudian diserahkan ke bank yang

direkapitalisasi sebagai pembayaran dari kredit yang dipindahkan tersebut. Obligasi

rekapitalisasi dimaksud diterbitkan dengan berbagai tingkatan suku bunga, terdiri dari

suku bunga tetap (fixed rate), suku bunga mengambang (variable rate), serta obligasi lindung nilai (hedge bond). Pemerintah juga menerbitkan skema penjaminan (blanket guarantee) untuk semua jenis simpanan masyarakat yang ada perbankan nasional dengan maksud untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan

nasional, terutama untuk membangun kembali kepercayaan dari lembaga keuangan dan

(32)

Setiap penerbitan SUN ysng dilakukan pemerintah pada dasarnya telah memenuhi

unsur-unsur:

a. Authorized, karena penerbitannya telah mendapatkan persertujuan dari parlemen lebih dahulu, sebagaimana yang berlaku umum di sebagian besar

negara-negara maju.

b. Responsible, karena penatausahaannya dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang mempunyai pengalaman yang luas, fasilitas jaringan dan infrastruktur, dan

personalia yang baik serta terampil untuk melaksanakan kegiatan penatausahaan dan

lelang surat utang negara.

c. Accountable, karena penggunaan hasil penerbitan surat utang negara setiap tahunnya dipertanggungjawabkan oleh pemerintah ke DPR.

d. Fairness, karena metode penerbitannya dilakukan secara lelang, dan penyimpanannya dilakukan secara ganda (dual ownership), dan penitipan utama (central registry) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia mengikuti ketentuan yang berlaku umum di kebanyakan negara. (Sihombing, 2008 : 243).

Central Registry, 2003 (dalam Lubis, 2008 : 68) menyatakan SUN yang telah

diterbitkan dapat dikelompokkan menjadi:

1. SUN yang diterbitkan untuk Bank Indonesia yang terdiri dari:

a. untuk menutupi dana talangan yang disebut dengan Bantuan Likuiditas

(33)

b. untuk membiayai program penjaminan, diterbitkan Mei 1999.

c. dalam rangka membiayai kredit program, diterbitkan 29 Desember 1999.

2. SUN yang diterbitkan untuk kepentingan Bank.

SUN yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder antara lain:

1. Fixed Rate Bond (FR), diterbitkan untuk meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) bank dari 0% menjadi 4% yang terdiri :

a. FR0001 - FR0005 dengan jangka waktu 5-10 tahun. Pada Desember

2000 ditukar seri FR0001 – FR0003 dengan tingkat bunga 12%.

b. FR0006 – FR0009 dengan tingkat bunga 10%-16,5% dikenal dengan

bonds exchange offer atau staple bond.

c. FR0010 – FR0020 dengan jangka waktu 8-11 tahun untuk mengganti

seri-seri dengan sisa jangka waktu 2-7 tahun.

d. FR0021 – FR0024 disebut juga dengan T Bonds, diterbitkan melalui lelang.

2. Variable Rate Bonds (VR), diterbitkan untuk mengembalikan CAR perbankan yang negatif menjadi 0% terdiri dari 16 seri, yaitu VR0001-VR0016 dengan

jangka waktu 3-10 tahun. Seri VR0017 dan VR0018 diterbitkan dalam rangka konversi

atas pelunasan hedge bonds. VR0019-VR0031 diterbitkan pemerintah dalam rangka

(34)

3. Hedge Bond (HB), diterbitkan untuk menjaga Net Open Position (NOP) bank. Nilai nominal obligasi dikaitkan dengan nilai tukar rupiah. Seri HB tidak dapat

diperdagangkan di pasar sekunder.

2.1.2.2 Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara

Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur dalam Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2002 memberi kepastian bahwa:

• Penerbitan SUN hanya untuk tujuan-tujuan tertentu

• Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok SUN yang jatuh tempo

• Jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahun anggaran harus memperoleh

persetujuan DPR dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Bank Indonesia • Perdagangan SUN diatur dan diawasi oleh instansi berwenang

• Memberikan sanksi hukum yang berat dan jelas terhadap penerbitan oleh

pihak yang tidak berwenang dan atau pemalsuan SUN.

Selain Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002, berbagai peraturan pelaksanaan

telah diterbitkan untuk mendukung pengelolaan SUN, antara lain:

• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66/KMK.01/2003 tentang Penunjukan

Bank Indonesia sebagai Agen untuk melaksanakan Lelang Surat Utang

Negara di Pasar Perdana.

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.08/2009 tentang Lelang

(35)

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.08/2008 tentang Lelang Surat

Utang Negara di Pasar Perdana.

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.08/2008 tentang Penjualan

SUN dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional, sebagaimana

terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

170/PMK.08/2009

.• Peraturan-peraturan lain yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang meliputi

Peraturan Bank Indonesia atau PBI dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI),

terkait dengan peran Bank Indonesia sebagai agen lelang, registrasi, kliring,

setelmen SUN dan central register.

2.1.2.3 Tujuan dan Manfaat Penerbitan Surat Utang Negara

Pasal 4 UU No. 24 Tahun 2002 menyebutkan tujuan dari penerbitan SUN ialah

untuk:

1. Membiayai defisit APBN

2. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat pengeluaran dari rekening

Kas Negara dalam satu tahun anggaran

3. Mengelola portofolio utang negara.

Pemerintah pusat berwenang menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan

DPR yang disahkan dalam kerangka pengesahan APBN dan setelah berkonsultai dengan

Bank Indonesia. Atas penerbitan tersebut, Pemerintah berkewajiban membayar bunga

(36)

Manfaat penerbitan SUN adalah:

 Sebagai Instrumen Fiskal

Penerbitan SUN diharapkan dapat menggali potensi sumber pembiayaan

APBN yang lebih besar dari investor pasar modal.

 Sebagai Instrumen Investasi

Menyediakan alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar dan

memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar untuk melakukan

diverifikasi portofolio guna memperkecil risiko investasi. Selain itu, investor

SUN memiliki potential capital gain dalam transaksi perdagangan di pasar sekunder SUN tersebut. Potential capital gain ialah potensi keuntungan akibat lebih besarnya harga jual obligasi dibandingkan harga belinya.

 Sebagai Instrumen Pasar Keuangan

Surat Utang Negara dapat memperkuat stabilitas sistem keuangan dan dapat

dijadikan acuan (benchmark) bagi penentuan nilai instrumen keuangan lainnya.

2.1.2.4 Jenis dan Bentuk Surat Utang Negara

Secara umum jenis SUN dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Surat Perbendaharaan Negara (SPN); jangka waktu sampai dengan 12 bulan,

(37)

2. Obligasi negara (Treasury Bonds); jangka waktu diatas 12 bulan dengan kupon atau dengan pembayaran bunga secara diskonto (zero coupon bonds). Obligasi Negara dengan kupon memiliki jadwal pembayaran kupon yang

periodik (tiga bulan sekali atau enam bulan sekali). Sementara ON tanpa

kupon tidak memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual pada harga diskon

dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Berdasarkan tingkat

kuponnya ON dapat dibedakan menjadi (1) Obligasi Berbunga Tetap, yaitu

obligasi dengan tingkat bunga tetap setiap periodenya (atau Fixed Rate Bonds) dan (2) Obligasi Berbunga Mengambang, yaitu obligasi dengan tingkat bunga mengambang (atau Variable Rate Bonds) yang ditentukan berdasarkan suatu acuan tertentu seperti tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank

Indonesia).

Bentuk dari SUN antara lain:

1. Warkat diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar

Sekunder.

2. Tanpa warkat (scripless), diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder.

2.1.2.5 Pengelolaan Surat Utang Negara

Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2002, pengelolaan SUN diselenggarakan oleh

(38)

Selanjutnya pada tahun 2001, melalui KMK nomor 2/KMK.01/2001, tim DMU

berubah menjadi Pusat Manajemen Obligasi Negara (PMON). Dan berubah lagi

menjadi Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara (DPSUN) berdasarkan Keputusan

Menteri Keuangan nomor 302/KMK.01/2004. Seiring dengan proses reorganisasi

ditubuh Kementerian Keuangan, pada tahun 2006 organisasi ini berkembang menjadi

setingkat eselon I berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006

dengan nama Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) dan terakhir telah diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 143.1/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan.

Tugas DJPU yang terkait dengan pengelolaan SUN ialah menyiapkan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan SUN yang meliputi: perencanaan struktur

portofolio yang optimal; pelaksanaan penerbitan, penjualan, pembelian kembali dan

penukaran; pengelolaan risiko portofolio SUN; pengembangan infrastruktur dan

institusi pasar SUN; dan publikasi informasi tentang pengelolaan SUN berdasarkan

kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal.

Strategi jangka pendek dan menengah pengelolaan SUN saat ini ialah:

menurunkan refinancing risk terutama pada jangka pendek, memperpanjang rata-rata jangka waktu jatuh tempo (average maturity) SUN, menyeimbangkan struktur jatuh tempo portofolio SUN sehingga selaras dengan perkembangan anggaran negara dan

daya serap pasar, serta mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar sekunder

(39)

2.1.2.6 Penatausahaan Surat Utang Negara

Sampai saat ini SUN diterbitkan tanpa warkat (scripless securities). Pencatatan kepemilikan dilakukan secara elektronik. Sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, kegiatan penatausahaan

yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar

bunga dan pokok SUN dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai central registry tersebut, BI telah membuat sistem setelmen surat berharga yang disingkat dengan BI-SSSS yaitu Bank

Indonesia–Scripless Securities Settlement System. Sistem ini merupakan sistem yang menatausahakan pencatatan dan penyelesaian transaksi SUN secara menyeluruh. Bank

Indonesia sebagai central registry bertanggung jawab untuk menyimpan catatan kepemilikan SUN, pembayaran kupon dan pokok yang jatuh tempo, serta

menatausahakan perpindahan hak kepemilikan obligasi.

Untuk mempermudah penatausahaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Bank

Indonesia menunjuk subregistry yang bertugas mencatat kepemilikan SUN untuk institusi selain bank. Sampai saat ini Bank Indonesia telah menunjuk 15 (lima belas)

subregistry yaitu: Bank Central Asia – Subregistry, Bank Danamon – Custodial Services, Bank Internasional Indonesia – Agent Sub Registry ,Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Rakyat Indonesia, Bank Permata, Citibank

(40)

custodian, Bank Mega – Custodial Services. Sistem pencatatan kepemilikan dengan pembagian menjadi central registry dan sub-registry ini dikenal dengan istilah two-tier system.

2.1.3 Tingkat Suku Bunga 2.1.3.1 Pengertian Suku Bunga

Tingkat bunga terdiri atas ukuran tingkat bunga, ukuran lain dari tingkat bunga,

perbedaan tingkat bunga nominal dengan tingkat bunga riil, dan perbedaan tingkat

bunga dengan tingkat imbal hasil. Pengertian tingkat bunga ini merupakan prinsip pasar

keuangan sedangkan perilaku tingkat bunga merupakan alat analisis permintaan aset,

permintaan dan penawaran obligasi, perubahan keseimbangan tingkat bunga dan

preferensi likuiditas atau permintaan dan penawaran uang.

2.1.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga

A. Teori Klasik tentang Tingkat Bunga

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi

tingkat bunga, semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada

tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi

pengeluaran konsumsi guna menambah tabungan.

Investasi juga tergantung fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat

bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Seseorang akan

menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi

(41)

bunga, maka investor akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya

penggunaan dana juga semakin kecil.

Tingkat suku bunga

S

Dana investasi

0

Gambar 2.2

Teori Klasik Tentang Suku Bunga

B. Teori Keynesian

Menurut Keynesian tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya,

tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam

pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini

mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan

(42)

Bentuk kekayaan dalam uang kas tidak dapat memberikan penghasilan,

sebaliknya kekayaan dalam bentuk surat berharga di mana harganya dapat naik turun

tergantung dari tingkat bunga (apabila tingkat bunga naik harga surat berharga turun dan

sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita

capital loss. Surat berharga juga mendatangkan pendapatan yang berupa bunga. Dengan anggapan bahwa investor tidak suka risiko (risk averters) maka mereka akan mau memegang bentuk kekayaan yang risikonya tinggi apabila didorong dengan tingkat

bunga yang tinggi pula. Semakin banyak surat berharga dalam susunan kekayaan,

risikonya juga semakin tinggi.

2.1.3.3 Deposito

A. Pengertian Deposito

Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan Indonesia mengemukakan bahwa “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.”

Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dikalakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank”.

B. Jenis Deposito

1. Deposito Berjangka

(43)

12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik

perorangan maupun lembaga, artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama

perorangan atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga

deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan

oleh Bank devisa.

2. Sertifikat Deposito

Sama seperti halnya deposito berjangka, sertifikat deposito diterbitkan atas

unjuk dalam bentuk sertifikat serta dapat diperjual-belikan atau

dipindah-tangankan kepada pihak lain. Perbedaan lain adalah pencairan bunga sertifikat

deposito dapat dilakukan di muka baik tunai disamping setiap bulan atau jatuh

tempo. Kemudian penerbitan nilai sertifikat deposito sudah dicetak dalam

berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah yang bulat. Sehingga, nasabah

dapat membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah yang diinginkan.

3. Deposito on Call

Deposito on Call (DOC) merupakan deposito digunakan untuk deposan yang

memiliki jumlah uang dalam jumlah uang dalam jumlah besar dan sementara

waktu belum digunakan. Penerbitan deposito on Call memiliki jangka waktu

minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. DOC diterbitkan atas

nama. Pencarian bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call.

Besarnya bunga DOC biasanya dihitung perbulan dan untuk menentukan

(44)

2.1.4 Nilai Tukar (Kurs)

2.1.4.1 Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar (foreign exchange rate) menurut Cornelius Luca di dalam bukunya yang berjudul “Trading in the Global Currency Markets” dapat diartikan sebagai harga

suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Frank J. Fabozzi dan Franco Modigliani dalam buku “Capital Markets” memberikan defenisi mengenai nilai tukar

yang dapat diartikan bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang

tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain (Ming, 2001 :

7).

2.1.4.2 Teori Nilai Tukar A. Traditional Theories

Traditional Theories terdiri dari Teori Purchasing Power Parity dan Teori

Elastisitas.

1. Teori Purchasing Power Parity

Teori ini menyatakan bahwa harga barang di suatu negara harus sama dengan

harga barang serupa di negara lain sesuai dengan tingkat nilai tukar yang berlaku antar

kedua negara tersebut.

2. Teori Elastisitas

Teori elastisitas mengatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing

(45)

dalam neraca perdagangan sangat dipengaruhi oleh elastisitas permintaan terhadap

perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh penurunan

impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan sangat kecil.

Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan

defisit neraca pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan bersifat elastis,

pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat berpengaruh bagi

keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit

penyesuaian dalam nilai tukar.

B. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volayility

Teori ini memperlihatkan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan

peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini

mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan penawaran terhadap aset-aset keuangan. Teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan

menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga,

dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar antar dua negara.

C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views

Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan (pasar

modal dan pasar uang) lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar barang

komoditi. Dalam jangka pendek, fluktuasi nilai tukar lebih dipengaruhi oleh perubahan

(46)

2.1.4.3 Sistem Nilai Tukar Mata Uang

Terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh

berbagai negara di dunia, yaitu:

1. Freely Flexible (Freely Floating) Exchange Rate System

Pada sistem ini, nilai mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai

tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat

di pasar. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan intervensi yang dilakukan

pemerintah (Bank Sentral) untuk mempengaruhi nilai tukarnya.

2. Fixed (Pegged) Exchange Rate System

Pada sistem fixed exchange rate, pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai

tukar suatu mata uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu.

3. Managed/Controlled (Semi Pegged) Exchange Rate System

Pada sistem mengambang terkendali ini, fluktuasi nilai tukar diambangkan

dalam suatu rentang (band) intervensi tertentu. Bank Sentral tetap berperan dalam melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar mata uang

tersebut ke dalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi melebihi

(47)

2.1.5 Investasi

2.1.5.1 Pengertian Investasi

Kamaruddin Ahmad mengartikan investasi adalah: “menempatkan uang atau dana

dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut” (dalam Salim, 2008 : 32). Dalam definisi ini, investasi difokuskan pada

penempatan uang atau dana. Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan. Ini erat

kaitannya dengan penanaman investasi di bidang pasar modal.

Definisi investasi disempurnakan oleh Salim, yang mengartikan investasi adalah: “penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik

dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.”

Investasi dibagi dua macam, yaitu investasi asing dan domestik. Investasi asing

merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri. Sementara itu,

investasi domestik merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri.

Investasi itu digunakan untuk pengembangan usaha yang terbuka untuk investasi dan

tujuannya untuk memperoleh keuntungan.

2.1.5.2 Investasi Asing

Investasi asing adalah investasi yang pembiayaannya bersumber dari luar negeri.

Investasi asing dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, terutama untuk memenuhi

(48)

Manfaat investasi asing antara lain:

1. Perluasan kesempatan kerja

2. Alih teknologi

3. Manfaat perolehan devisa

Investasi asing dapat dilakukan baik secara langsung (foreign direct investment) maupun secara tidak langsung (foreign indirect investment).

A. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment)

Foreign Direct Investment dilakukan dengan membentuk perusahaan sendiri, menyediakan modal, serta menjalankan perusahaan tersebut. Investasi asing secara

langsung dapat dilakukan oleh pemiliknya sendiri. Pemodal asing yang hendak

mananamkan modalnya secara langsung, maka secara fisik ia hadir dalam manjalankan

usahanya.

B. Investasi Asing Tidak Langsung (Foreign Indirect Investment)

Foreign Indirect Investment dilakukan oleh pihak asing dengan cara membeli saham, obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Utang Negara (SUN) yang

dikeluarkan oleh perusahaan atau unit pemerintah Indonesia.

2.1.5.3 Imbalan Investasi

Imbalan investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu imbalan yang telah

(49)

(ex ante) oleh pihak investor atas dana yang ditanamkan sehingga sangat dipengaruhi oleh tingkat probabilitas atau tingkat ketidakpastiannya.

a) Komponen-komponen imbalan

Komponen imbalan dalam investasi meliputi:

 Hasil (yield), untuk investasi dalam bentuk saham berupa dividen dan untuk investasi surat berharga bersifat hutang hasilnya berupa bunga.

 Keuntungan/kerugian modal (capital gain/loss), yaitu selisih nilai investasi yang disebabkan karena kenaikan/penurunan harga pasar

investasi tersebut dari nilai belinya sehingga sering juga disebut

perubahan harga.

Dari kedua komponen ini dapat diperoleh persamaan, yaitu jumlah imbalan sama

dengan hasil ditambah perubahan harga. Hasil dapat berupa angka positif atau nihil,

sedangkan perubahan harga dapat positif atau negatif. Persamaan tersebut maerupakan

konsep yang mendasar dalam investasi.

b) Mengukur imbalan investasi global

Jika investor asing melakukan pembelian atau penjualan saham negara lain

maka investor tersebut harus mempertimbangkan risiko nilai tukar uang. Risiko ini

dapat menyebabkan keuntungan dari suatu investasi berubah menjadi kerugian atau

(50)

Untuk menghitung total imbalan investasi di negara lain, dapat digunakan rumus

sebagai berikut:

Total imbalan =

2.2 Kerangka Konseptual

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing.

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas,

maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. a) Jika suku bunga deposito naik, maka investor akan berpindah ke deposito

sehingga akan menurunkan permintaan SUN oleh investor asing, demikian

sebaliknya. Jika suku bunga deposito turun akan meningkatkan permintaan

SUN oleh investor asing.

b) Depresiasi rupiah menurunkan daya tarik investor karena menurunkan total Suku Bunga Deposito

Nilai Tukar Rupiah

(51)

meningkatkan daya tarik investasi bagi investor karena menambah total

imbalan bagi investor asing.

2. a) Terdapat pengaruh negatif antara suku bunga deposito terhadap permintaan

SUN oleh investor asing.

b) Terdapat pengaruh positif antara nilai tukar rupiah terhadap permintaan SUN

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah sistematik atau prosedur yang

dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan

permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Adapun metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model

matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari Bank Indonesia cabang

Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2011 – April 2012.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan asing terhadap SUN dengan menggunakan variabel tingkat

suku bunga deposito, dan nilai kurs yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

(53)

3.4 Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan

pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan batasan operasional sebagai berikut:

a. Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga dalam bentuk surat

pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

b. Tingkat suku bunga deposito adalah tingkat keuntungan yang diperoleh

pemodal investasi dalam bentuk simpanan deposito dari pihak bank umum di

Indonesia dalam jangka waktu tertentu.

c. Nilai kurs adalah harga mata uang Indonesia terhadap harga mata uang asing.

Dalam penelitian ini menggunakan perbandingan nilai rupiah dengan dollar

Amerika Serikat.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

a. Surat Utang Negara (SUN) diukur dalam satuan Miliar Rupiah.

b. Suku bunga deposito diukur dalam satuan persen (%).

c. Nilai kurs diukur dalam satuan Rupiah.

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk

data berkala atau time series yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka selama kurun waktu 3 tahun (2009-2011). Sumber data diperoleh dari data Bank

(54)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

metode studi kepustakaan (Library Research). Library Research adalah penelitian yang dilakukan menggunakan bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah seperti

artikel atau jurnal-jurnal ilmiah serta laporan-laporan penelitian ilmiah yang berkaitan

dengan topik yang sedang diteliti. Sumber data diperoleh dari data Bank Indonesia

cabang Medan, serta bahan-bahan kepustakaan berupa bacaan yang berhubungan

dengan penelitian, website, artikel, dan jurnal-jurnal.

3.8 Teknik Analisis Data

Model yang digunakan dalam analisis ini adalah model ekonometrika. Model

analisis data yang digunakan adalah kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Model persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = f(X1, X2)...(1)

Dengan spesifikasi model sebagai berikut:

Y =  + + + ...(2)

Kemudian ditransformasikan ke dalam model persamaan logaritma berganda

sebagai berikut:

Y =  + + + ...(3)

Dimana:

Y = Permintaan Asing terhadap SUN (Miliar Rupiah)

(55)

= Nilai kurs (Rupiah)

 = Term of Error

Secara sistematis bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:

< 0, artinya jika kenaikan pada (suku bunga deposito), maka Y (Permintaan

asing terhadap SUN) menurun, ceteris paribus.

> 0, artinya jika kenaikan pada (nilai kurs), maka Y (Permintaan asing

terhadap SUN) meningkat, ceteris paribus.

3.8.1 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) 3.8.1.1 Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel

independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel

independen. Dimana nilai antara 0 sampai 1 (0 < 1).

3.8.1.2 Uji F-Statistik

Pengujian ini bertujuan untuk mnegetahui apakah variabel independen mampu

secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel dependen.

Dalam pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

: = = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak

berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel dependen.

(56)

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

F-hitung =

Dimana:

= Koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel

Gambar 3.1 Uji F-statistik

3.8.1.3 Uji t-Statistik

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen, dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini

digunakan hipotesis sebagai berikut: 0

Penerimaan H0

(57)

0

H0 diterima Ha diterima

Ha diterima

: = 0, artinya suatu variabel independen yang diuji tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen.

:  0, artinya suatu variabel independen yang diuji berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

=

Dimana:

= koefisien variabel ke-i b = nilai hipotesis nol

Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i

Gambar 3.2 Uji t- statistik

3.8.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.8.2.1 Uji Normalitas

(58)

3.8.2.2 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui apakah ada hubungan diantara

variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai yang sangat tinggi, nilai

F-statistik yang signifikan tetapi uji t-F-statistik tidak signifikan, dan standar error yang

tidak terhingga. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara

variabel independen dari suatu model estimasi.

3.8.2.3 Autokorelasi (Serial Correlation)

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan variabel-variabel dari serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Autokorelasi dapat terjadi bila nilai variabel masa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai

variabel masa kini atau masa datang.

Untuk menguji apakah hasil estimasi tidak mengandung autokorelasi, maka

digunakan Uji Durbin-Watson (DW), dimana ditentukan terlebih dahulu besarnya nilai

kritis dari dan berdasarkan jumlah pengamatan dari variabel independennya.

d =

Dimana:

d = nilai Durbin Watson

Σei = jumlah kuadrat sisa

Hipotesis:

(59)

Dengan kriteria sebagai berikut:

1.Jika DW < dl, berarti terdapat autokorelasi positif

2.Jika DW > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negatif 3.Jika du < DW < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi

4.Jika dl < DW < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Ekonomi Indonesia Secara Umum

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2008 mulai melambat menjadi 6,1%

seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Cadangan Devisa Indonesia sempat

mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah pada Februari 2008 yaitu 67,1 miliar US$.

Cadangan devisa per 28 November 2008 sebesar 50,18 miliar US$, turun sebagai akibat

intervensi Bank Indonesia terhadap rupiah di pasar. Investasi sebagai salah satu pemacu

pertumbuhan ekonomi masih didominasi investor-investor asing. Hal ini terlihat sangat

bergantungnya Indonesia pada aliran dana panas (hot money) dari investor asing, baik di pasar saham, SBI maupun SUN. Angka penanaman modal asing hingga November

2008 menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 40,38% bila dibandingkan

tahun 2007, sedangkan penanaman modal dalam negeri merosot tajam (51 persen).

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2009 dinilai lambat sehingga memicu

pemerintah melakukan perubahan asumsi makro ekonomi pada tahun tersebut.

Pemerintah merombak berbagai asumsi makro ekonomi 2009 menyusul semakin

memburuknya perkembangan ekonomi global. Usulan perubahan asumsi pertumbuhan

ekonomi sebesar 5,5 – 6,1 persen dari kesepakatan semula sebesar 6,3 persen, untuk

(61)

ditetapkan pemerintah antara 5,5-6,1 persen turun dari patokan sebelumnya 6,3 persen

cukup realistis dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat. Pada

tahun 2009 pertumbuhan industri hanya mencapai 1,4 persen dan investasi hanya 3,4

persen. Angka itu menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari angka

pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 4,0 hingga 4,5 persen pada 2009.

Berdasarkan data yang ada, total dana asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sampai

akhir November 2009 mencapai 5,29 miliar Dolar AS dan di Surat Utang Negara (SUN)

sebesar 10,95 miliar Dolar AS. Kenaikan dana asing baik di SBI maupun SUN tidak

terlepas karena BI Rate tetap bertahan di level 6,5 persen. Pada saat suku bunga acuan

bank sentral Amerika Serikat (AS) rendah, arus masuk dana asing berjangka pendek ke

Indonesia meningkat.

Memasuki tahun 2010 pemerintah menilai perekonomian makro Indonesia

cenderung membaik dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia lainnya.

Perkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 5,7 persen dan proyeksi kuartal II

5,9 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong dari realisasi investasi dan kinerja

ekspor. Ekspor di bulan April mencapai 12,1 miliar dolar AS atau naik 42,6% dibanding

tahun 2009. Kinerja IHSG serta nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat.

Sampai 10 Juni, Rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,71 persen terhadap Dolar AS,

dimana mata uang Singapura mengalami depresiasi 0,03 persen, Thailand apresiasi 2,72

persen, Malaysia apresiasi 3,62 persen. Sampai 15 Juni, IHSG menguat hingga 11,7

(62)

capital outflow (arus modal keluar) di saham sebesar Rp 1,65 triliun. Dan memasuki bulan Juni terdapat capital inflow (arus modal masuk) Rp 2,36 triliun. Untuk SUN (Surat Utang Negara), pada bulan Mei terjadi outflow sebesar Rp 4,04 triliun, sampai 15 Juni capital inflow sebesar Rp 5,23 triliun. Inflasi juga terhitung relatif rendah yakni 1,44 persen sampai bulan Mei 2010, dan secara tahunan sebesar 4,16 persen serta secara

month to month 0,29 persen.

Menapaki kuartal terakhir 2010 terdapat hawa optimis yang berhembus dalam

ruang perekonomian Indonesia. Financial Times (12/08/2010) mengatakan,

perekonomian Indonesia merupakan macan yang tengah terbangun. Pertumbuhan

ekonomi pada tahun 2011 ditargetkan mencapai 6 persen. Mempertimbangkan kondisi

makro ekonomi selama tahun 2010, baik di Indonesia maupun global membuat kondisi

makro ekonomi Indonesia selama 2011 secara umum akan relatif kuat dengan

kecenderungan menguat.

4.2 Perkembangan Permintaan SUN di Indonesia

Aliran masuk portofolio masih merupakan kekuatan pendorong yang dominan

dari surplus neraca keuangan dan permodalan Indonesia. Dari data kepemilikan pihak

asing atas SUN oleh Bank Indonesia menunjukkan adanya tendensi peningkatan dari

tahun ke tahun. Pada akhir tahun 2003, kepemilikan asing pada SUN tercatat Rp 6,06

triliun atau 1,6% dari total surat utang negara yang beredar. Pada akhir tahun 2006

porsi kepemilikan investor asing menignkat menjadi Rp 54,92 triliun atau 13,11% dari

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
Gambar 2.2 Teori Klasik Tentang Suku Bunga
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing
Gambar 3.1 Uji F-statistik
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dengan adanya pengalihan dana Bantuan Operasional Sekolah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

setiap tetes keringat dan air mata, kasih sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar, do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa

Peraturan  Pemerintah  Nomor  38  Tahun  2007  tentang  Pembagian  Urusan Pemerintahan  antara  Pemerintah,  Pemerintahan  Daerah  Provinsi  dan Pemerintahan 

[r]

(2) Menteri atau gubernur yang diberikan delegasi oleh Menteri untuk memberikan izin pembuangan air limbah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual akan menyelenggarakan Pelatihan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat yang berpotensi Paten dengan

 Tutored her in accruals, General Ledger, accounts receivable, bank reconciliation, payables, help in college class Ajilon Seattle , WA 9/98-5/99, Bellevue, WA 9/98-5/99. 

Apabila terdapat keraguan pada pilihan jalur ke pendidikan Sekolah Menengah, tidak sesuai dengan minat siswa atau orang tua siswa merasa bahwa anaknya memiliki kemampuan