PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
NUMBERED
HEADS TOGETHER
(NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR
KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK
GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1
LUBUK PAKAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk uemenuhi Sebagian Dari Syarat uemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
NURUL HUSNIYAH LUBIS 5 1 1 1 5 1 1 0 1 0
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
ABSTRAK
Nurul Husniyah Lubis. NIM 5111511010, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Lubuk Pakam. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I (ganjil), pada dua kelas yaitu kelas X TGB A sebagai kelas eksperimen dan kelas X TGB B sebagai kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan desain penelitian semu atau quasy eksperimental. Dari perhitungan hasil uji coba instrumen diperoleh 34 soal valid yang digunakan untuk penelitian. Perhitungan hasil belajar siswa pada kemampuan kognitif, diperoleh rata – rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (12,514) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (10,886). Hasil perhitungan uji hipotesis ANAVA, diperoleh Fhitung = 4,341 lebih besar dari Ftabel = 3,984. Kemudian dilanjutkan dengan uji t, diperoleh thitung = 2,092 > ttabel = 1,672. Perhitungan hasil belajar siswa pada kemampuan psikomotorik, diperoleh rata – rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (11,657) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (9,971). Hasil perhitungan uji hipotesis ANAVA, diperoleh Fhitung = 7,402 lebih besar dari Ftabel = 3,984. Kemudian dilanjutkan dengan uji t, diperoleh thitung = 2,721 > ttabel = 1,672. Hasil penelitian untuk kemampuan kognitif dan psikomotorik menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction. Perhitungan hasil belajar siswa pada kemampuan afektif, diperoleh rata – rata skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (38,26) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (37,00). Hasil perhitungan uji hipotesis ANAVA, diperoleh Fhitung = 1,827 lebih kecil dari Ftabel = 3,984 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan secara nyata untuk kedua model pembelajaran tersebut, dengan kata lain kemampuan afektif siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan afektif siswa pada kelas kontrol.
Rata-rata peningkatan hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Togehter pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.A 2015/2016 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Direct Instruction. Dengan demikian model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan. Hasil penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi guru, siswa, dan pihak sekolah dalam meningkatkan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan.
Kata kunci: Numbered Heads Together, HasilBelajar
ABSTRACT
Nurul Husniyah Lubis. NIM 5111511010, Effect of Application of Learning Model Numbered Heads Together Against Learning Outcomes Building Construction Class X Architecture Engineering SMK N 1 Lubuk Pakam. Thesis, Faculty of Engineering, State University of Medan.
This study aims to look at the differences in learning outcomes among students that learned with a learning model Numbered Heads Together (NHT) with student learning outcomes that learned and a learning model of Direct Instruction (DI) in class X Expertise Program Architecture Engineering SMK 1 Lubuk Pakam School Year 2015/2016. The research was conducted in the first half (odd), two classes of class X TGH A as an experimental class and class X TGH H as a control class. This study research design or quasy quasi experimental. From the calculation of the test results obtained by 34 about valid instrument used for research. The calculation of student learning outcomes on cognitive ability, obtained the average score of student learning outcomes in experimental class (12.514) was higher than the control class (10.886). ANOVA hypothesis test calculation results, obtained Fcalculate = 4.341 greater than Ftable = 3.984. Then proceed with the t test, obtained tcalculate = 2,092> ttable = 1.672. The calculation of student learning outcomes in psychomotor ability, obtained the average score of student learning outcomes in experimental class (11.657) was higher than the control class (9.971). ANOVA hypothesis test calculation results, obtained Fcalculate = 7.402 greater than Ftable = 3.984. Then proceed with the t test, obtained tcalculate = 2,721> ttable= 1.672. Results of research for cognitive and psychomotor abilities indicate that the learning outcomes of students that learned with a learning model Numbered Heads Together higher than student learning outcomes that learned with Direct Instruction learning model. The calculation of student learning outcomes in affective abilities, obtained average score of student learning outcomes in experimental class (38.26) was higher than the control class (37.00). ANOVA hypothesis test calculation results, obtained Fcalculate = 1.827 smaller than F table = 3.984 it can be concluded that there is no real difference for the two models of learning, in other words affective abilities of students in the experimental class equally with affective abilities of students in the control class. The mean increase in the results of study subjects in the Huilding Construction students who use cooperative learning model type Numbered Heads togehter in class X Architecture Engineering Expertise Program SMK 1 Lubuk Pakam FY.2015/2016 was higher than the Direct Instruction learning. Thus the type of cooperative learning model Numbered Heads Together is more effective in improving learning outcomes subjects Huilding Construction. The results of this study should be useful for teachers, students, and the school in improving the learning results of Huilding Construction.
Keywords: Numbered Heads Together, Learning Outcomes
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karna atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Terhadap Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam”. Skripsi ini merupakan
salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan
dorongan. Oleh karena itu penulisan menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Drs. Sempurna Perangin-Angin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan perhatian, dorongan,
bimbingan, serta saran yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.
2. Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Plt. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan.
3. Drs. Asri Lubis, ST, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Medan.
4. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.
5. Dr. Zulkifli Matondang, M. Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Medan.
6. Drs. Edim Sinuraya, ST, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus dosen narasumber dalam penulisan skripsi ini yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi.
7. Drs. Sorgang Siagian, M.Pd selaku dosen narasumber yang telah
memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
8. Dr. Ir. Putri Lynna A Luthan, M.Sc selaku dosen narasumber yang telah
memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
9. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
10. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama
penulis melakukan perkuliahan.
11. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
12. Drs. Kiniken, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
13. Drs. Yafao Zebua selaku Kepala Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan dan Saibin Saragih, S.Pd selaku guru mata pelajaran yang telah
membantu selama observasi dan penelitian.
14. Teristimewa yang tercinta dan tersayang kedua orang tua saya, Ayahanda
Ir. H. Parlaungan Lubis dan Ibunda Hj. Intan Khoiriah Nasution yang
selalu memberikan doa, nasihat dan kasih sayang yang berlimpah serta
dukungan moril maupun materiil kepada penulis.
15. Terimakasih kepada kakanda Atiqah Hajar Lubis, S.Ikom dan kedua adik
penulis Ghina Alimah Parlina Lubis dan Amirah Hanun Lubis yang selalu
memberi dorongan dan semangat kepada penulis.
16. Terimakasih kepada teman – teman PTB Ekstensi yang memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis terutama untuk Liana Atika, S.Pd,
Yaumil Akhir Riadi, Fia Artika, Aprillya A Haloho.
17. Semua orang yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT membalas
kebaikan dan bantuan semua. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Februari 2016
Penulis,
Nurul Husniyah Lubis 5111511010
DAFTAR ISI
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJTAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori... 12
1. Hakikat Hasil Belajar Konstruksi Bangunan... 12
a. Hakikat Belajar... 12
b. Hakikat Hasil Belajar... 13
2. Model Pembelajaran... 20
a. Model Pembelajaran Kooperatif... 20
b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)... 24
c. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)... 29 d. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT) dengan Model Pembelajaran A. Tempat dan Waktu Penelitian... 41
B. Populasi dan Sampel... 41
C. Metode Penelitian... 41
D. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian... 42
E. Desain Penelitian... 43
F. Prosedur Penelitian... 44
G. Teknik Pengumpulan Data... 46
H. Kontrol Terhadap Eksperimen... 49
1. Kesahihan Eksternal (Eksternal Validity)... 49
a. Kesahihan Populasi... 49
b. Kesahihan Ekologi... 49
2. Kesahihan Internal (Internal Validity)... 50
a. Pengaruh Historis... 50
b. Pengaruh Kematangan atau Kejenuhan... 50
c. Pengaruh Instrumen Pengukuran... 50
d. Pengaruh Kehilangan Peserta Eksperimen... 51
I. Uji Instrumen Penelitian... 51
1. Validitas Test... 51
2. Reabilitas Test... 53
3. Uji Tingkat Kesukaran... 54
4. Uji Daya Pembeda... 55
5. Indeks Distraktor (Indeks Pengecoh)... 56
J. Teknik Analisis Data... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 63
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together... 63
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siswa yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Direct Instruction... 67
B. Uji Persyaratan Analisis... 71
1. Uji Normalitas... 71
2. Uji Homogenitas... 74
3. Uji Hipotesis... 76
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 78
BAB V KESIMPTLAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan... 82
B. Implikasi... 83
C. Saran... 85
DAFTAR PTSTAKA... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Rancangan Penelitian... 45 Gambar 2. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kemampuan
Kognitif... 64 Gambar 3. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kemampuan
Psikomotorik... 66 Gambar 4. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kemampuan
Afektif... 67 Gambar 5. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Kemampuan
Kognitif... 68 Gambar 6. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Kemampuan
Psikomotorik... 69 Gambar 7. Histogram Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol pada Kemampuan
Afektif... 70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan ... 88
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 91
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol... 102
Lampiran 4. Lembar Penilaian Diri... 111
Lampiran 5. Soal Tes Hasil Belajar Kontruksi Bangunan... 115
Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar Konstrusi Bangunan... 119
Lampiran 7. Lembar Jawaban... 120
Lampiran 8. Analisa Data Instrumen Penelitian... 121
Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi Bangunan... 134
Lampiran 10. Sebaran Data Uji Indeks Kesukaran Tes Konstruksi Bangunan 135 Lampiran 11. Tabel Uji Daya Pembeda Tes Konstruksi Bangunan... 136
Lampiran 12. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Tes... 137
Lampiran 13. Perhitungan Hasil Penelitian Pada Kemampuan Kognitif... 138
Lampiran 14. Perhitungan Hasil Penelitian Pada Kemampuan Psikomotori. 152 Lampiran 15. Perhitungan Hasil Penelitian Pada Kemampuan Afektif... 166
Lampiran 16. Materi Ajar... 179
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian... 193
Lampiran 18. Daftar gilai Kritis L Untuk Uji Liliefors... 196
Lampiran 19. Distribusi gormal Kumulatif Z... 197
Lampiran 20. Daftar Tabel nilai Persentil Untuk Distribusi F... 198
Lampiran 21. Tabel gilai – nilai Distribusi T... 203
BABBIB PENDAHULUAN
A. LatarBBelakangBMasalah
Pendedekan merupakan hal penteng yang berpengaruh terhadap kemajuan
suatu bangsa, sebab kemajuan masa depan bangsa terletak sepenuhnya pada
kemampuan anak dedek dalam mengekute kemajuan pengetahuan dan teknologe
dengan segala kemudahan. Pendedekan yang mampu mendukung pembangunan
bangsa de masa mendatang adalah pendedekan yang mampu mengembangkan
potense peserta dedek, sehengga peserta dedek mampu menghadape dan
memecahkan problema kehedupan yang dehadapenya.
Pendedekan yang berkualetas memperseapkan manusea Indonesea untuk
mampu bersaeng, bermetra dan mandere atas jate derenya guna menghadape era
globalesase. Era globalesase menuntut kualetas sumber daya manusea yang tangguh,
kreatef, dan mampu menguasae elmu pengetahuan dan teknologe. Untuk mampu
menghadape persaengan dalam era globalesase, pemerentah berusaha
mengantesepase melalue penengkatan kualetas sumber daya manusea dengan
penengkatan kualetas pendedekan.
Sesuae dengan tujuan pendedekan naseonal yang derumuskan dalam UUD
No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Pendedekan naseonal
berfungse mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehedupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potense peserta dedek agar menjade manusea yang bereman dan
2
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulea, sehat, berelmu, cakap,
kreatef, mandere dan menjad warga Negara yang demokrates serta bertanggung
jawab.
Mengacu pada ese Undang-Undang Sestem Pendedekan Naseonal No. 20
Tahun 2003 pasal 3 mengenae tujuan pendedekan naseonal dan penjelasan pasal 15
yang menyebutkan bahwa pendedekan kejuruan merupakan pendedekan menengah
yang memperseapkan peserta dedek terutama untuk bekerja debedang tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendedekan menengah
dengan kekhususan memperseapkan lulusannya untuk seap bekerja. SMK
bertujuan untuk memperseapkan peserta dedek menguasae keterampelan profeseonal
untuk memasuke lapangan kerja dan sekalegus memberkan bekal untuk
melanjutkan penddekan kejuruan yang lebeh tengge. Hal ene sejalan dengan tujuan
sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dekemukakan oleh Anonymous dalam
Dene (2010) yakne :
1. Menyeapkan seswa untuk memasuke lapangan kerja serta mengembangkan sekap profeseonal,
2. Menyeapkan seswa agar mampu memeleke kareer, mampu berkompetense dan mampu mengembangkan dere,
3. Menyeapkan tenaga kerja menengah untuk mengese kebutuhan dunea usaha dan endustre pada saat ene maupun pada saat yang akan datang, dan
4. Menyeapkan tamatan agar menjade Warga Negara yang produktef, adaptef dan kreatef.
Berdasarkan tujuan Sekolah Menengah Kejuruaan de atas, maka Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sebagae sub sestem pendedekan naseonal seyogyanya
3
memasuke lapangan kerja, berkompetese dan mengembangkan derenya dengan
sukses de lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.
Untuk mencapae tujuan tersebut, UNESCO dalam Dene (2010) telah
mengemukakan empat pelar pembelajaran yang terdere dare learning to
know/learning to learn (belajar yang tedak hanya beroteentase pada produk atau hasel, tetape harus beroreentase kepada proses), learning to do (belajar untuk
berbuat), learning to be (belajar untuk bekerja sama). Keempat pelar tersebut perlu
dekembangkan de lembaga formal termasuk de SMK dalam upaya mewujudkan
pendedekan yang bermutu.
Keempat pelar tersebut memang sangat berpengaruh dalam pendedekan
khususnya SMK. Terlebeh pada pelar learneng to do (belajar untuk berbuat).
Karena pada pelar learneng to do, belajar bukan hanya mendengar dan melehat
dengan tujuan pencapaean pengetahuan, tetape juga belajar untuk berbuat dengan
tujuan akher penguasaan kompetense yang sangat deperlukan dalam era persaengan
global.
Untuk dapat mewujudkan learneng to do tersebut de dalam kelas, salah satu
usaha yang dapat delakukan adalah guru seharusnya lebeh kreatef dan enovatef
dalam menyajekan pelajaran sehengga dapat merangsang seswa untuk lebeh aktef
dalam mengekute proses belajar mengajar de dalam kelas dan memperoleh hasel
belajar yang maksemal. Dengan penyajean pembelajaran yang bervarease seswa
akan lebeh tertarek dan tedak cepat merasa bosan pada proses belajar mengajar.
Tedak jarang seswa menganggap bahwa belajar merupakan kegeatan yang
4
sebaeknya berupaya membangketkan pastresepase seswa agar seswa lebeh besa aktef
dan kreatef dalam belajar de dalam kelas.
Pada kenyataannya de lapangan, maseh banyak guru yang kurang kreatef
dan bervarease dalam menyampaekan matere pada proses belajar mengajar. Penelete
juga maseh menemukan kenyataan de lapangan bahwa maseh terdapat beberapa
guru yang hanya menggunakan metode ceramah saja dalam proses belajar
mengajar sedangkan seswa hanya mendengar dan memperhatekan penjelasan guru
tanpa terlebat aktef dalam proses belajar.
Dengan kevakuman dan pasefnya seswa dalam proses belajar dapat
mengakebatkan kurang terlatehnya skell dalam berbecara, bekerja sama,
mengemukakan pendapat, dan bahkan dapat mengakebatkan kurangnya elmu
pengetahuan yang dapat de transfer oleh seswa sendere serta menembulkan
kejenuhan dalam belajar yang akan berdampak pada hasel belajar seswa yang
rendah. Hal ene dapat delehat pada hasel belajar mata pelajaran Konstrukse
Bangunan untuk seswa kelas X de SMK Negere 1 Lubuk Pakam setelah delakukan
observase pada tanggal 1 Aprel 2015 yang belum sesuae dengan kreterea nelae edeal
ketuntasan belajar rata-rata sebagaemana yang detetapkan sekolah untuk seteap
standar kompetense, kompetense dasar, endekator dan mata pelajaran yaetu nelae
(skor) lebeh besar (≥) kreterea edeal ketuntasan.
Berekut daftar nelae Peserta dedek berdasarkan hasel observase sekolah yang
deperoleh dare guru mata pelajaran Konstrukse Bangunan kelas X Program
Keahlean Teknek Gambar Bangunan dapat delehat persentase nelae yang deperoleh
5
70 - 79 18 54.55 Cukup Kompeten
80 - 89 3 9.09 Kompeten
90 - 100 1 3.03 Sangat Kompeten
Jumlah 33 100
2014/2015
<70 14 41.18 Tedak Kompeten
70 - 79 17 50.00 Cukup Kompeten
80 - 89 3 8.82 Kompeten
90 - 100 Tedak Ada Tedak Ada Sangat Kompeten
Jumlah 34 100
Sumber : Daftar Kumpualan Nilai (DKN) SMK Negeri 1 Lubuk Pakam
Dare daftar hasel belajar de atas dapat dejelaskan bahwa, persentase hasel
belajar seswa belum semuanya mencapae Kreterea Ketuntasan Menemum (KKM)
yang detetapkan oleh sekolah.Berdasarkan Kreterea Ketuntasan Menemum (KKM)
yang detetapkan dare pehak sekolah adalah 7,00 dan 90% dare jumlah peserta dedek
yang mendapatkan nelae deatas rata-rata KKM yaetu syarat pencapaean kelulusan
yang dapat mewakelkan untuk seteap mata pelajaran.
Pada tahun 2013/2014, terdapat 33,33% (11 orang) tedak kompeten,
54,55% (18 orang) cukup kompeten, 9,09% (3 orang) kompeten dan 3,03% (1
orang) sangat kompeten. Sedangkan pada tahun 2014/2015, terdapat 41,18% (14
6
kompeten. Dare data tersebut dapat desempulkan bahwa hasel belajar Mata
Pelajaran Konstrukse Bangunan belum optemal.
Rendahnya hasel belajar peserta dedek dapat desebabkan oleh banyak faktor.
Hameyah (2014) menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhe belajar
Peserta dedek dapat debedakan menjade 2 (dua) macam yaetu : (1) faktor enternal
(faktor-faktor yang berasal dare dalam dere seswa) seperte fesek, mental, emoseonal
dan sekap, (2) faktor eksternal (faktor dare luar dere endevedu) yakne seperte rumah
dan sekolah. Deantara faktor eksternal yang berada delengkungan sekolah yaetu
medea belajar, guru dan cara mengajar guru.
Guru sendere memeleke peranan yang penteng dalam proses belajar
mengajar. Perlu upaya yang harus delakukan oleh guru agar mampu
mengembangkan potense-potense peserta dedek dan membuat seswa ekut serta aktef
dalam proses belajar mengajar sehengga dapat mencapae hasel belajar yang baek.
Oleh karena etu guru perlu sekale menguasae model pembelajaran dan
menerapkannya de dalam proses pembelajaran yang deharapkan nantenya akan
menceptakan suasana pembelajaran menjade lebeh menyenangkan sehengga
mampu menengkatkan hasel belajar seswa.
Selama ene model pembelajaran yang ada de SMK Negere 1 Lubuk Pakam
maseh mengarah pada pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung merupakan
suatu model pengajaran yang bersefat berpusat pada guru (Melfayetty,2014).
Dekarenakan pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang berpusat pada
guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jeka guru kurang
7
seswa akan cepat merasa bosan, teralehkan perhateannya dan pembelajaran akan
terhambat yang nantenya akan berakher pada rendahnya hasel belajar seswa. Untuk
mencapae hasel belajar yang maksemal dalam dunea pendedekan, saat ene
berkembang berbagae model pembelajaran.
Sejalan dengan pendekatan konstruktevesme dalam pembelajaran, salah
satu model pembelajaran yang kene banyak mendapat respon adalah model
pembelajaran kooperatef (cooperative learning). Pada model pembelajaran ene
seswa debere kesempatan untuk mencapae tujuan pembelajaran, sementara guru
bertendak sebagae motevator dan faseletator aktevetas seswa. Artenya dalam
pembelajaran ene kegeatan aktef dengan pengetahuan debangun sendere oleh seswa
dan mereka bertanggungjawab atas hasel pembelajarannya (Isjone, 2009).
Satu dare beberapa model pembelajaran kooperatef yang depandang penelete
dapat menengkatkan hasel belajar seswa dan dapat mengatase kesuletan belajar
khususnya pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan adalah dengan penggunaan
model pembelajaran kooperatef tepe Numbered Heads Together (NHT). NHT
membere kesempatan kepada seswa untuk saleng membagekan ede-ede dan
mempertembangkan jawaban yang paleng tepat. Selaen etu model NHT mendorong
seswa untuk menengkatkan semangat kerjasama seswa. NHT dapat degunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tengkatan usea anak dedek (Lee,
2010).
Model pembelaran NHT merupakan salah satu pembelajaran kooperatef
yang sederhana, sangat efektef, efeseen dan lebeh cepat depahame oleh peserta
8
dapat menengkatkan daya peker seswa, karena pada model pembelajaran ene
melebatkan lebeh banyak seswa dalam menelaah matere. Selaen etu model
pembelajaran NHT membuat seswa lebeh aktef dalam mengungkapkan ede dan
pendapat mereka yang nantenya berpengaruh terhadap hasel belajar seswa. Dengan
penerapan model pembelajaran NHT ene dharapkan seswa dapat lebeh semangat
dan kreatef dalam mengekute proses belajar mengajar serta dapat mengemukakan
pendapatnya maseng-maseng de depan kelas dan mencapae hasel belajar yang lebeh
baek khususnya pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan.
Untuk melehat pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) seperte deuraekan deatas, maka penelete tertarek melakukan peneletean
dengan judul : “PengaruhBPenerapanBModelBPembelajaran BNumbered Heads TogetherB(NHT)BTerhadapBHasilBBelajarBKonstruksiBBangunanBSiswaBKelasBX TeknikBGambarBBangunanBSMKBNegeriB1BLubukBPakam”.
B.BIdentifikasiBMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dekemukakan deatas, maka
tembul pertanyaan yang deedentefekasekan sebagae berekut :
1. Hasel belajar seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de
SMK Negere 1 Lubuk Pakam yang debelajarkan dengan model
pembelajaran langsung pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan maseh
9
2. Adanya faktor enternal (faktor-faktor yang berasal dare dalam dere seswa)
dan faktor eksternal (faktor yang berasal dare luar dere seswa) yang
mempengaruhe belajar peserta dedek.
3. Model pembelajaran yang deterapkan guru pada mata pelajaran Konstrukse
Bangunan seswa kelas X program keahlean Teknek Gambar Bangunan de
SMK Negere 1 Lubuk Pakam maseh mengarah kepada model pembelajaran
langsung (direct instruction).
4. Guru belum menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X program
keahlean Teknek Gambar Bangunan de SMK Negere 1 Lubuk Pakam.
C.BPembatasanBMasalah
Agar peneletean ene lebeh terfokus serta memberekan ruang lengkup yang
jelas dan terarah, maka peneletean ene membatase permasalahan yang detelete hanya
pada model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan model
pembelajaran langsung (direct instruction) dan pengaruhnya terhadap hasel belajar
kemampuan kognetef, psekomotorek dan afektef seswa mata pelajaran Konstrukse
Bangunan pada matere memahame spesefekase dan karakterestek kayu, kuat tekan
dan kuat tarek kayu serta keawetan kayu untuk konstrukse bangunan kelas X
program keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam Tahun
Ajaran 2015/2016.
10
Sesuae dengan latar belakang masalah dan setelah debatase
masalah-masalah yang deedentefekase maka dapat derumuskan permasalah-masalahan dalam
peneletean ene adalah : Apakah hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebeh tengge debandengkan dengan
hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran langsung
(direct instruction) pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa kelas X
Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk Pakam?
E.BTujuanBPenelitian
Dare rumusan masalah deatas maka yang menjade tujuan peneletean ene
adalah : Untuk mengetahue apakah hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebeh tengge debandengkan
dengan hasel belajar seswa yang debelajarkan dengan model pembelajaran
langsung (direct instruction) pada mata pelajaran Konstrukse Bangunan seswa
kelas X Program Keahlean Teknek Gambar Bangunan SMK Negere 1 Lubuk
Pakam.
F.BManfaatBPenelitian 1. Manfaat Teoretes
Secara teoretes peneletean ene deharapkan dapat menambah pengetahuan dan
masukan enformase mengenae model pembelajaran yang sesuae dalam
pembelajaran yang berkaetan hasel belajar Konstrukse Bangunan yaetu dengan
11
etu, hasel peneletean ene juga deharapkan dapat membere manfaat sebagae bahan
acuan dalam peneletean yang lebeh lanjut de masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktes
a. Bage Peserta dedek
Untuk memperbaeke praktek pembelajaran sehengga seswa dapat menerema
matere pelajaran dengan lebeh baek dan menyenangkan serta dapat
menengkatkan hasel belajar seswa dalam mata pelajaran Konstrukse
Bangunan b. Bage Guru
Sebagae masukan bage guru untuk membantu usahanya dalam
menengkatkan hasel belajar seswa dengan menerapkan model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT), khususnya bage guru mata pelajaran
Konstrukse Bangunan program keahlean Teknek Gambar Bangunan dalam
upaya penengkatan mutu lulusan SMK. c. Bage Sekolah
Sebagae referense atau pedoman dalam menengkatkan mutu pembelajaran
de sekolah.
d. Hasel peneletean ene deharapkan besa dejadekan referense untuk penelete
82
BAB V
KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar konstruksi bangunan yang menggunakan model pembelajaran
Numbered Heads Together dan model pembelajaran Direct Instruction
menunjukkan perbedaan pada kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa.
Hal ini terlihat pada uji hipotesis ANAVA data post-test kemampuan kognitif
siswa diperoleh Fhitung = 4,341 dan F tabel= 3,984, dan uji hipotesis postet-test
kemampuan psikomotorik siswa diperoleh Fhitung = 7,402 dan F tabel= 3,984.
Disimpulkan bahwa Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads
Together memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar pada
kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa dalam mata pelajaran Konstruksi
Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan pada
kemampuan afektif siswa tidak ada perbedaan secara nyata untuk kedua model
pembelajaran tersebut dilihat dari hasil uji hipotesis dengan Fhitung = , lebih
kecil dari Ftabel = 3,984, dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam kemampuan afektif siswa pada kelas eksperimen sama dengan
kemampuan afektif siswa pada kelas kontrol.
2. Penggunaan model Pembelajaran Numbered Heads Together memberi
pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Konstruksi Bangunan pada
83
siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
uji hipotesis untuk kemampuan kognitif siswa diperoleh thitung = 2,092 dan
ttabel = 1,672, sehingga thitung > ttabel, serta hasil uji hipotesis untuk kemampuan
psikomotorik siswa diperoleh thitung = 2,721 dan ttabel = 1,672. Sehingga thitung
> ttabel maka Ha yaitu Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together pada mata pelajaran Konstruksi
Bangunan yang memberi pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan
Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016 diterima dan H0
Hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Numbered Heads
Together pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan tidak memberi pengaruh
yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas X Program Keahlian
Konstruksi Bangunan SMK Negeri 1 LubukPakam T.P. 2015/2016 ditolak.
B. Implikasi
Hasil kesimpulan menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan
menggunakan model Pembelajaran Numbered Heads Together memperoleh hasil
belajar Konstruksi Bangunan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa
yang diajar dengan menggunakan pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut
berarti model pembelajaran Numbered Heads Together memberi pengaruh yang
84
pelajaran Konstruksi Bangunan pada pokok bahasan Menerapkan Spesifikasi dan
karakteristik kayu pada Konstruksi Bangunan.
Dengan tahapan kegiatan di dalam model Pembelajaran Numbered Heads
Together mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang
dipelajari. Siswa belajar lebih mandiri dan merangsang siswa untuk lebih berusaha
mengerti dan menguasai materi yang sedang dipelajari dengan berdiskusi bersama
teman sekelompok. Pada tahapan ini siswa dituntut untuk mengeluarkan
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap siswa tentang materi yang sedang dipelajari
selama berdiskusi. Pengetahuan siswa akan lebih berkembang pada saat berdiskui
karena materi tidak hanya bersifat sebagai hafalan saja tetapi lebih menuntut
pemahaman siswa. Supaya materi dapat dipahami oleh siswa lebih dalam, setiap
kelompok akan mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain akan
memberi tanggapan. Pada akhir pembelajaran guru akan melakukan refleksi
tentang pemahaman siswa mengenai materi yang sudah dipelajari. Hal tersebut
membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Penerapan
model pembelajaran Numbered Heads Together sangat menuntut keterlibatan
siswa di dalam proses pembelajaran dalam memahami materi. Sehingga hasil
85
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan maka perlu disarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Bagi para siswa, supaya lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi para guru, supaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
menambah wawasan yang berkaitan dengan model dan strategi
pembelajaran sehingga bisa diterapkan dikelas yang nantinya akan
memberi pengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa.
3. Kepala Sekolah hendaknya menyediakan guru-guru mata pelajaran sarana
dan prasarana yang baik demi menunjang keberhasilan pembelajaran dan
mengadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan model
pembelajaran yang sedang berkembang pada era ini.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhitungkan waktu
yang dibutuhkan untuk setiap langkah – langkah dalam penelitian dan
disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat serta dapat
mengambil permasalahan – permasalahan lain yang ada disekolah untuk
diteliti sehingga dapat dicari pemecahannya.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
Numbered Heads Together lebih lanjut, diharapkan mampu mengelola
kelas dengan baik sehingga pembelajaran yang efektif dapa tercapai.
6. Bagi para pendidik semoga penelitan ini dapat menjadi salah satu masukan
untuk menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara :
Jakarta
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT.
Rineka Cipta : Jakarta
Dahriansah, Deni. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Diklat Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan (PDTB) di
Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Stabat Tahun Ajaran 2009/2010. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.
Djamarah, Syaiful. (1995). Strategi Belajar Mengajar. PT.RINEKA CIPTA :
Jakarta.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning. Purtaka Belajar : Yogyakarta.
Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Purtaka Belajar : Yogyakarta.
Istarani. (2014). 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. CV.Media Persada : Medan.
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. PT.Grasindo : Jakarta.
Milfayetty, Sri Dkk. (2014). Psikologi Pendidikan. PPs Unimed : Medan.
Muctar, Lizon. (2015). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching Learning) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Bahan
Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Beton SMK
Negeri 1 Lintongnihuta. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.
Nurhamiyah, Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi Pustaka
: Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104
87
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar : Yogyakarta.
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana : Jakarta.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. TaRsito : Bandung.
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. CV.ALFABETA : Bandung.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada
Media : Jakarta.