Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 REGULER MEDAN
SKRIPSI
PERANAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER DALAM
PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN PADA
PT. ARTHA SEPAKAT PERSADA PERKASA
Oleh :
Nama : Deta Mustara
NIM : 030503143
Departemen : Akuntansi
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 REGULER MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : DETA MUSTARA
N.I.M : 030503143
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Judul Skripsi : PERANAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER
DALAM PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN
PADA PT. ARTHA SEPAKAT PERSADA PERKASA
Medan, Januari 2009
Menyetujui
Pembimbing
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 REGULER MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : DETA MUSTARA
N.I.M : 030503143
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Judul Skripsi : PERANAN SISTEM JARINGAN KOMPUTER
DALAM PENGOLAHAN DATA PERSEDIAAN
PADA PT. ARTHA SEPAKAT PERSADA PERKASA
Tanggal ………. Ketua Departemen Akuntansi
(Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak.)
Tanggal ………. Dekan
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 REGULER MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak. Pembimbing : Fahmi Natigor NST, SE,M.Acc,Ak. Anggota : 1. Drs. Rustam, MSi, Ak.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Peranan Sistem Jaringan
Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa.”
Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri dari judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan.
Medan, 21 Januari 2009 Yang Membuat Pernyataan
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan
Data Persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa” ini dengan baik,
guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program
S1-Reguler Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan. Tidak
lupa penulis ucapkan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa dinamika kehidupan manusia ke dalam cakrawala
pemikiran yang cendikia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, dengan hati yang tulis dan iklas penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan
petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Medan.
2. Bapak Drs. Arifin Hamzah, Ak., selaku Pembantu Dekan I dan Pejabat Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Medan.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc,Ak., selaku Dosen Pembimbing
dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak. dan Bapak Drs Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak.,
selaku Penguji I dan Penguji II yang telah mengkritisi dan memberikan saran
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Medan yang telah memberikan pengajaran yang berharga selama perkuliahan.
6. Pimpinan serta seluruh karyawan PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data yang diperlukan
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara yang telah banyak berkorban
baik moral maupun material serta doa dan dorongan kepada penulis selama
kuliah hingga dapat diselesaikannya penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengharapkan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak dan semoga yang kita lakukan mendapat rahmat dan ridho Allah SWT.
Medan, 21 Januari 2009
Penulis,
Deta Mustara
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peranan system jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa..
Dalam Penulisan ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Lokasi penelitian di jalan Sutomo No. 23 Medan dan jadwal penelitian mulai dilakukan pada bulan Oktober 2008. Sumber dan Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.
Pada sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan mempunyai bentuk tampilan dan fasilitas yaitu tampilan menu aplikasi, tampilan form input, dan tampilan report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sistem jaringan komputer sangat penting bagi perusahaan namun belum dapat mengolah data retur pembelian dan retur penjualan sehingga mengakibatkan terjadinya ketidakakuratan stok barang.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
This research aim to to check the role of system of computer network in data processing of supply at PT. Artha Sepakat Persada Perkasa.
In this writing, research taken case study research. Research location road street of Sutomo No. 23 Medan and research schedule start at October 2008. Source and data type used is data of primary and data sekunder. Technique of data collecting used by technique interview and documentation technique. As for method analyse the data used by descriptive method.
System of computer network in data processing of supply have the form of appearance and facility that is appearance of application menu, appearance of form of input and appearance report. Result of research indicate that the role of system of computer network of vital importance at company, but not yet earned the process of data of retur of purchasing and retur sale, so that result the happening of not accurate stok goods.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1. Tujuan Penelitian ... 4
2. Manfaat Penelitian ... 4
E. Kerangka Konseptual ... 4
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem ... 7
B. Sistem Jaringan Komputer ... 9
C. Pembelian ... 13
D. Penjualan... 16
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
F. Pengolahan Data Terkomputerisasi ... 23
G. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan ... 28
BAB III: METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
B. Sumber dan Jenis Data ... 31
C. Teknik Pengumpulan Data ... 31
D. Metode Analisis Data ... 31
BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 32
A. Data Penelitian ... 32
1. Gambaran Umum Perusahaan ... 32
a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 32
b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 33
2. Pengolahan Data Persediaan ... 38
B. Analisis Hasil Penelitian ... 39
1. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan ... 39
2. Pembahasan Hasil Analisis ... 49
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 52
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa 34 Gambar 4.2 Tampilan Menu Data ... 39
Gambar 4.3 Tampilan Menu Transaksi ... 40
Gambar 4.4 Tampilan Menu Laporan ... 41
Gambar 4.5 Tampilan Form Input Data Barang ... 42
Gambar 4.6 Tampilan Form Input Data Supplier ... 43
Gambar 4.7 Tampilan Form Input Data Customer ... 44
Gambar 4.8 Tampilan Form Input Data Pembelian ... 45
Gambar 4.9 Tampilan Form Input Data Penjualan ... 46
Gambar 4.10 Tampilan Form Input Data Login Aplikasi ... 47
Gambar 4.11 Tampilan Laporan Pembelian ... 48
Gambar 4.12 Tampilan Laporan Penjualan ... 48
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jaringan komputer merupakan hubungan dua atau lebih komputer untuk
melakukan pertukaran data dan informasi, dimana informasi berpindah dari satu
komputer ke komputer lainnya dengan tujuan agar pertukaran informasi menjadi
lebih mudah dan cepat. Pada saat ini, sistem jaringan komputer banyak diterapkan
perusahaan dalam mempercepat pengolahan data dan penyajian informasi. Penerapan
sistem jaringan komputer sering digunakan perusahaan dalam pengolahan data
akuntansi perusahaan seperti persediaan. Dalam pengolahan data persediaan
memerlukan data pembelian dan penjualan. Kebutuhan yang diperlukan dalam
pengolahan data persediaan di dalam sistem jaringan komputer adalah perlunya
perangkat lunak komputer yang dapat mendukung teknologi sistem jaringan
komputer. Manfaat adanya pengolahan data persediaan dalam sistem jaringan
komputer adalah data pembelian, penjualan dan persediaan dapat diolah/diakses
secara bersamaan oleh masing-masing bagian perusahaan, seperti bagian pembelian,
bagian penjualan dan bagian gudang.
PT. Artha Sepakat Persada Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang penjualan oli mesin merek ESSO seperti Esso Univolt, Esso Ultron, Esso
Nuto H, Esso Spartan, Esso Unirex Dan Esso Hydraulic. Perusahaan mensuplai
barang dari Jakarta dan dijual ke Medan. Dalam pengolahan data persediaan,
perusahaan memanfaatkan sistem jaringan komputer. Perusahaan menggunakan
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
tersebut dirancang oleh bagian EDP (Electronic Data Processing). Bagian EDP
merupakan salah satu bagian/departemen yang terdapat dalam perusahaan yang
bertugas untuk merancang perangkat lunak, memelihara sistem jaringan komputer
dan lainnya. Tujuan perusahaan memanfaatkan sistem jaringan komputer ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan pengaksesan data dan informasi yang cepat sehingga
bagian pembelian, bagian penjualan, dan bagian persediaan dapat mengolah data dan
mengakses informasi secara bersamaan. Manajer operasional juga dapat mudah
memantau transaksi pembelian dan penjualan perusahaan. Akan tetapi terdapat
kelemahan/kekurangan pada sistem jaringan komputer ini dalam pengolahan data
persediaan, yang menjadi masalah yang dihadapi perusahaan saat ini, yaitu dalam hal
keakuratan stok barang. Hal ini terjadi karena sistem komputerisasi yang diterapkan
perusahaan belum mendukung pengolahan data transaksi retur pembelian dan retur
penjualan. Selama ini pengolahan data transaksi retur pembelian dan retur penjualan
masih dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan sering terjadi ketidaksesuaian
antara jumlah stok barang yang diinformasikan sistem dengan yang terdapat dalam
gudang. Ketidakakuratan stok barang akan menyebabkan kerugian pada perusahaan,
misalnya bagian pembelian sulit memesan barang yang sesuai dengan kebutuhan,
bagian penjualan sulit memberikan informasi yang akurat kepada pelanggan dan
lainnya. Selain itu, manajer operasional yang bertanggungjawab atas kegiatan
transaksi perusahaan seperti pembelian, penjualan dan persediaan sulit mengetahui
secara cepat jumlah barang yang diretur. Manajer operasional mengharapkan adanya
informasi persediaan yang cepat, akurat dan tepat waktu agar dapat
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai masalah ini pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa dan
menuliskannya dalam sebuah skripsi yang berjudul “Peranan Sistem Jaringan
Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa.”
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan
yang meliputi data pembelian dan penjualan.
C. Perumusan Masalah
Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam penelitian yang terfokus
dan sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
penulisan skripsi ini, sebagai berikut: “Apakah sistem jaringan komputer mempunyai
peranan dalam pengolahan data persediaan perusahaan ?”
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk meneliti peranan sistem jaringan
komputer dalam pengolahan data persediaan pada PT. Artha Sepakat Persada
Perkasa.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukan penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, yaitu untuk lebih memahami peranan sistem jaringan komputer
dalam pengolahan data persediaan pada perusahaan.
b. Bagi perusahaan, yaitu sebagai bahan masukan atas kekurangan yang terdapat
pada pemanfaatan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan.
c. Bagi pendidikan, yakni sebagai bahan referensi bagi calon peneliti berikutnya
yang berminat melakukan penelitian menyangkut masalah ini.
E. Kerangka Konseptual
Bagan proses peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Data Persediaan Perusahaan
Pengolahan Data Persediaan
Gambar 1.1. Pembelian
Input
Keakuratan Informasi Persediaan PERUSAHAAN
Penjualan
Proses Output Peranan Sistem Jaringan
Komputer
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2009
Penjelasan dari kerangka konseptual di atas yaitu:
1. Peranan sistem jaringan komputer difokuskan pada pengolahan data persediaan.
2. Data persediaan perusahaan meliputi data pembelian dan penjualan.
3. Pengolahan data pembelian dan penjualan dalam sistem jaringan komputer
meliputi input, proses dan output. Input merupakan masukan data, seperti data
barang, data pembelian dan data penjualan. Proses merupakan pengolahan data
pembelian dan penjualan untuk menghasilkan informasi persediaan. Output
merupakan informasi/laporan yang dihasilkan dari proses sistem, seperti laporan
pembelian, laporan penjualan dan laporan persediaan.
4. Hasil pengolahan data persediaan akan menghasilkan akurat/tidaknya informasi
persediaan. Akurat/tidaknya informasi persediaan tergantung pada input dan
proses yang dilakukan. Jika dilihat dari permasalahan yang dihadapi perusahaan
saat ini, maka peranan sistem jaringan komputer dalam pengolahan data
persediaan tidak menghasilkan keakuratan stok barang.
5. Setelah dilakukan penelitian pada perusahaan, maka akan dibuat kesimpulan
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem
Menurut Sutabri (2004:17) mendefinisikan sistem adalah “bagian dari sistem
lain yang lebih besar. “
Menurut O’Brien (2005:29) mendefinisikan sistem adalah “sekumpulan
komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur.”
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu
kumpulan komponen yang saling berhubungan dalam suatu organisasi untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
O’Brien (2005:29) menambahkan sistem memiliki 3 komponen atau fungsi
dasar yang berinteraksi, yaitu:
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses.
2. Pemrosesan
Melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. 3. Output
Melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya.
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004:10), ruang lingkup sistem
meliputi:
1. TPS (Transaction Processing System), disebut juga dengan sistem pemrosesan transaksi yaitu sebuah sistem yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis.
2. MIS (Management Information System), disebut juga dengan sistem manajemen yaitu sebuah sistem yang menyediakan pelaporan berorientasi manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi.
3. DSS (Decision Support Systems), disebut juga dengan sistem pendukung keputusan yaitu sebuah sistem yang membantu mengidentifikasi kesempatan pembuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan keputusan.
4. EIS (Executive Information Systems), disebut juga dengan sistem eksekutif yaitu sebuah sistem yang mendukung perencanaan dan penilaian kebutuhan manajer eksekutif.
5. ES (Expert System), disebut juga dengan sistem ahli/pakar yaitu sebuah sistem yang meng-capture keahlian pekerja dan mensimulasikan keahlian tersebut pada keuntungan mereka yang tidak ahli.
Pengguna sistem merupakan mayoritas pekerja informasi. Tidak seperti
pemilik sistem, pengguna sistem cenderung tidak mengacuhkan biaya dan
keuntungan sistem, mereka cenderung memperhatikan fungsionalitas sistem yang
disediakan untuk pekerjaan mereka dan kemudahan pembelajaran serta penggunaan
sistem.
Pengguna sistem terdiri dari pengguna sistem internal dan pengguna sistem
eksternal. Para pengguna internal adalah mayoritas pengguna sistem dalam
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
profesional dan supervisor. Pengguna sistem eksternal adalah mayoritas pengguna
sistem, seperti pelanggan, pemasok, rekan kerja dan karyawan.
Agar sistem dapat dijalankan dengan baik, diperlukan proses pengendalian
manajemen yang merupakan suatu sistem yang berisi langkah-langkah yang teratur
dan terkoordinasi. Beberapa tindakan manajemen bersifat tidak sistematis. Para
manajer pada umumnya menghadapi situasi di mana aturan tidak terdefinisikan
dengan baik sehingga harus menggunakan penilaian terbaik mereka dalam
memutuskan tindakan apa yang akan diambil.
B. Sistem Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan “suatu sistem yang terdiri dari
komputer-komputer dan perangkat-perangkat jaringan lainnya yang terhubung satu sama lain,
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.“
tanggal akses 3 Oktober 2008)
Perangkat jaringan sangat penting untuk berlangsungnya hubungan atau
komunikasi antar komputer. Informasi berpindah dari komputer ke komputer lainnya
dengan menggunakan jaringan daripada melalui perantara manusia, sehingga
membuat pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Kebanyakan jaringan
dasar memiliki dua buah komputer yang berkomunikasi satu sama lain dengan
medium kabel ataupun medium lainnya. Ketika komputer terhubung ke komputer
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Secara umum, klasifikasi sistem jaringan komputer meliputi intranet dan
extranet. Intranet adalah “sebua
menggunaka
perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya.”
(http://id.wikipedia.org/wiki/Intranet
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan
“protokol jaringan komputer terbuka dan bisa terhubung dengan berbagai jenis
perangkat keras dan lunak.”
, tanggal akses 3 Oktober 2008).
tanggal akses 3 Oktober 2008).
TCP singkatan dari transfer control protocol dan IP singkatan dari internet
protocol. TCP/IP menjadi satu nama karena fungsinya selalu bergandengan satu sama
lain dalam komunikasi data. TCP/IP saat ini dipergunakan dalam banyak sistem
jaringan komputer pada perusahaan, karena merupakan protokol standar yang
terbuka, gratis dan dikembangkan terpisah dari perangkat keras komputer tertentu.
Protokol merupakan karakter hukum formal. Dalam hubungan internasional, protokol
mengurangi masalah yang disebabkan oleh adanya perbedaan kultur pada saat
berbagai bangsa bekerja sama. Pada saat dilakukan persetujuan atas hukum-hukum
ini, semua pihak mengetahui dan hukum itu dibuat tidak atas dasar kepentingan
sebuah bangsa saja. Protokol diplomatik mengurangi terjadinya kasus
kesalahpahaman, setiap orang mengetahui bagaimana melakukannya dan bagaimana
menerjemahkan protokol itu untuk berinteraksi dengan bangsa lain.
Protokol ini banyak didukung oleh vendor perangkat keras, sehingga TCP/IP
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
sebagai pemersatu berbagai perangkat lunak yang beragam merek, sehingga
walaupun memakai perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berlainan
dengan sistem jaringan komputer berbeda, maka dapat berkomunikasi data melalui
internet.
Intranet hanya digunakan dalam internal perusahaan, kantor, bahkan warung
internet (WARNET) pun dapat dikategorikan intranet. Sistem jaringan komputer pada
PT. Artha Sepakat Persada Perkasa dapat dikategorikan sebagai intranet karena
digunakan secara internal di dalam perusahaan. Antar intranet dapat saling
berkomunikasi satu dengan yang lainnya, melalui sambungan internet yang
memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh. Pada praktiknya sebuah intranet
tidak perlu sambungan luar ke internet untuk berfungsi secara benar.
Dalam sistem jaringan komputer, dikenal dengan istilah topologi jaringan.
Topologi jaringan adalah ”bagian yang menjelaskan hubungan antar komputer yang
dibangun berdasarkan kegunaan, keterbatasan resource dan keterbatasan biaya, yang
berarti topologi-topologi jaringan yang ada bisa disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.” , tanggal akses 3 Oktober 2008)
Topologi pada sistem jaringan komputer dapat dibedakan atas:
1. Topologi Bus
Topologi ini adalah topologi yang awal di gunakan untuk menghubungkan komputer. Dalam topologi ini masing masing komputer akan terhubung ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal, dan pada akhir dari kabel harus di akhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah sangat jarang digunakan di dalam membangun jaringan komputer biasa, karena memiliki beberapa kekurangan, diantaranya kemungkinan terjadinya tabrakan aliran data. Jika salah satu perangkat putus atau terjadi kerusakan pada satu bagian komputer, maka jaringan langsung tidak akan berfungsi sebelum kerusakan tersebut diatasi.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Topologi bintang atau yang lebih sering disebut dengan topologi star. Pada topologi ini, kita sudah menggunakan bantuan alat lain untuk mengkoneksikan jaringan komputer. Contoh alat yang digunakan adalah hub, switch dan lainnya.
3. Topologi Cincin
Topologi cincin atau yang sering disebut dengan ring topologi adalah topologi jaringan, dimana setiap komputer yang terhubung membuat lingkaran. Dengan arti setiap komputer yang terhubung kedalam satu jaringan saling terkoneksi ke dua komputer lainnya, sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk cincin.
4. Topologi Pohon
Topologi pohon atau disebut juga topologi hirarki dan bisa juga disebut topologi bertingkat, merupakan topologi yang bisa digunakan pada jaringan di dalam ruangan kantor yang bertingkat.
5. Topologi Token Ring
Topologi ini hampir sama dengan topologi ring akan tetapi pembuatannya lebih di sempurnakan.
1. Sharing resources (pengaksesan sumber secara bersamaan)
tanggal akses 3 Oktober 2008)
Umumnya perusahaan menggunakan topologi bintang/star karena topologi ini
lebih mudah dikoneksikan dengan bantuan alat pengkoneksian jaringan komputer
seperti hub.
Pemanfaatan sistem jaringan komputer bertujuan untuk:
Kita dapat membagi sumber yang ada dalam arti dapat digunakan secara bersama-sama seperti program, peralatan atau peripheral lainnya sehingga dapat dimanfaatkan setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa harus terpengaruh oleh lokasi.
2. Media komunikasi
Dapat memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna jaringan, baik itu untuk teleconference, instant messaging, chatting, mengirim surat elektronik
(e-mail) maupun mengirim informasi penting lainnya.
3. Integrasi data
Dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat dimana setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya atau dengan kata lain, dapat dikerjakan oleh komputer-komputer lain yang ada dalam jaringan.
4. Keamanan data
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
5. Untuk mengakses informasi yang ada pada jaringan, contohnya web browsing.
Browser web memungkinkan kita untuk melihat informasi yang ada di dalam
sebuah web server di suatu tempat di dalam internet.
Pengembangan dan pemeliharaan menjadi mudah dan menghemat biaya. Misalnya pada suatu perusahaan dapat menghemat peralatan yang harus digunakan.
C. Pembelian
Menurut Baridwan (2001:173), pembelian merupakan “suatu kebutuhan
atas suatu barang atau jasa sampai barang atau jasa yang dibeli diterima.“
Tujuan dari pembelian adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
dengan cara memesan dari pihak lain.
Menurut Mulyadi (2001:302), terdapat fungsi-fungsi yang terkait dalam
pembelian yaitu:
1. Fungsi gudang 2. Fungsi pembelian 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi akuntansi
Dalam pembelian, fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang
untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Fungsi
pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga
barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan
mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Fungsi
penerimaan bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis,
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan dan fungsi akuntansi
bertanggungjawab untuk mencatat persediaan barang.
Menurut Baridwan (2001:174), terdapat prinsip-prinsip internal control
dalam pembelian yaitu:
1. Diadakan pemisahan fungsi yang jelas untuk pihak-pihak yang : a. Meminta pembelian
b. Melakukan pembelian c. Menerima barang d. Memeriksa barang
e. Menyimpan barang
f. Mencatat terjadinya pembelian dan timbulnya hutang g. Mengeluarkan uang untuk membayar pembelian (hutang)
2. Setiap pembelian harus didasarkan pada permintaan pembelian dan dengan harga yang bersaing serta kuantitas yang optimal.
3. Bagian pembelian harus mengikuti pengiriman barang-barang dari penjual untuk memastikan ketepatan waktunya.
4. Barang-barang hanya akan diterima apabila sesuai dengan spesifikasi dalam
order pembelian. Jika tidak, maka harus dilakukan pencatatan barang yang
akan dikembalikan.
5. Faktur pembelian diperiksa kebenarannya sebelum disetujui untuk dibayar. 6. Distribusi debit dari barang-barang atau jasa yang dibeli harus dilakukan
dengan benar sehingga laporan-laporan untuk pimpinan datanya dapat dipercaya.
Menurut Baridwan (2001:175), terdapat beberapa macam laporan yang
dibuat oleh bagian pembelian untuk pimpinan perusahaan yaitu
1. Laporan tentang order pembelian yang belum diterima barangnya.
2. Laporan tentang harga-harga barang (bahan) yang penting bagi perusahaan. 3. Laporan mengenai waktu penerimaan barang dibandingkan dengan waktu
yang diminta dalam order pembelian.
4. Laporan analisa kualitas barang-barang yang dibeli 5. Laporan tentang kontrak-kontrak pembelian.
Sistem pembelian yang terkomputerisasi dapat diartikan sebagai
penggunaan perangkat lunak komputer dalam mengolah data akuntansi
pembelian yang meliputi pencatatan data transaksi pembelian, pembuatan
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Mulyadi (2001:337), retur pembelian merupakan “kegiatan
pengembalian barang kepada pemasok karena ketidaksesuaian pesanan barang
dengan barang yang diterima.”
Menurut Mulyadi (2001:337), fungsi-fungsi yang terkait dalam retur
pembelian adalah:
1. Fungsi pembelian. 2. Fungsi gudang. 3. Fungsi pengiriman. 4. Fungsi akuntansi.
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debit untuk
retur pembelian. Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengeluarkan barang
kepada fungsi pengiriman seperti yang tercantum dalam tembusan memo debit yang
diterima dari fungsi pembelian. Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk
mengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur
pembelian dalam memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. Fungsi akuntansi
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi retur pembelian dalam jurnal retur
pembelian atau jurnal umum.
Menurut Mulyadi (2001:337), dokumen yang terkait dalam retur pembelian
adalah:
1. Memo debit
2. Laporan pengiriman barang
Memo debit merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang
memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan barang yang telah
dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi akuntansi untuk mendebit rekening hutang
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
pengiriman untuk melaporkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan kembali
kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit dari
fungsi pembelian.
Pada sistem pembelian terkomputerisasi yang baik, perlu adanya pengolahan
data retur pembelian. Hal ini disebabkan jumlah/nominal barang yang dibeli dapat
diretur dengan suatu alasan, misalnya rusak, tidak sesuai pesanan dan lainnya. Jika
dalam sistem pembelian terkomputerisasi tidak terdapat pengolahan data retur
pembelian, maka akan terjadi jumlah realitas pembelian tidak sesuai dengan
informasi pembelian yang ditampilkan sistem sehingga dapat menyebabkan
ketidakakuratan stok barang.
D. Penjualan
Menurut Baridwan (2001:109), penjualan merupakan “kegiatan sejak
diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur
(tagihan) dan pencatatan penjualan.“
Menurut Mulyadi (2001:215), informasi yang diperlukan oleh
manajemen dalam penjualan adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. 3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jngka waktu tertentu. 4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. 7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
Menurut Mulyadi (2001:216), dokumen yang digunakan dalam
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
1. Surat order pengiriman dan tembusannya. 2. Faktur dan tembusannya.
3. Rekapitulasi harga pokok penjualan. 4. Bukti memorial.
Menurut Mulyadi (2001:221), catatan akuntansi yang digunakan dalam
penjualan yaitu:
1. Jurnal penjualan berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun secara kredit.
2. Kartu piutang merupakan buku yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu persediaan merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
4. Kartu gudang berfungsi untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.
5. Jurnal umum berfungsi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Mulyadi (2001:221), agar terdapat internal control yang baik
dalam penjualan, maka prosedur penjualan perlu melibatkan beberapa bagian
dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat di atasi
dengan baik. Fungsi dan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan
yaitu:
1. Bagian pesanan penjualan
Dalam perusahaan kecil, fungsi pesanan penjualan dapat dipegang oleh seorang karyawan dalam bagian penjualan. Tetapi dalam perusahaan besar bagian pesanan penjualan merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri di bawah bagian penjualan.
2. Bagian kredit
Dalam prosedur penjualan, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari bagian kredit. Agar dapat memberikan persetujuan, bagian kredit menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap langganan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum dan ketepatan waktu pembayarannya. Persetujuan dari bagian kredit biasanya ditunjukkan dalam formulir surat perintah pengiriman yang diterima dari bagian pesanan penjualan.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas untuk menyiapkan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman. Barang-barang ini diserahkan ke bagian pengiriman untuk dikirimkan ke pembeli. 4. Bagian pengiriman
Bagian pengiriman bertugas untuk mengirimkan barang-barang pada pembeli. Pengiriman ini hanya boleh dilakukan apabila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas mengirimkan kembali barang-barang kepada penjual yang keadaannya tidak sesuai dengan yang dipesan. Pengembalian barang ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian.
5. Bagian billing
Bagian billing (pembuatan faktur/penagihan) mempunyai tugas:
a. Membuat (menerbitkan) faktur penjualan dan tembusan-tembusannya. b. Menghitung biaya kirim penjualan dan Pajak Pertambahan Nilai. c. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan dalam faktur.
Sistem penjualan yang terkomputerisasi dapat diartikan sebagai
penggunaan perangkat lunak komputer dalam mengolah data akuntansi
penjualan yang meliputi pencatatan data transaksi penjualan, pembuatan faktur
penjualan, pembuatan laporan dan penyajian laporan.
Menurut Mulyadi (2001:233), retur penjualan merupakan ”kegiatan yang
terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan.” Menurut
Mulyadi (2001:233), fungsi-fungsi yang terkait dalam retur penjualan adalah:
1. Fungsi penjualan 2. Fungsi gudang 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi akuntansi
Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan
mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli. Fungsi gudang
bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang diterima dari retur
penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Fungsi
penerimaan bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum
(atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya
persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan.
Menurut Mulyadi (2001:233), dokumen yang terkait dalam retur penjualan
adalah:
1. Memo kredit
2. Laporan penerimaan barang
Memo kredit merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi
tersebut dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Laporan
penerimaan barang merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit.
Selain sistem pembelian terkomputerisasi, sistem penjualan terkomputerisasi
juga perlu adanya pengolahan data retur penjualan. Hal ini disebabkan
jumlah/nominal barang yang dijual kepada pelanggan dapat diretur dengan alasan
misalnya rusak, tidak sesuai pesanan dan lainnya. Jika dalam sistem penjualan
terkomputerisasi tidak terdapat pengolahan data retur penjualan, maka akan terjadi
jumlah realitas penjualan tidak sesuai dengan informasi penjualan yang ditampilkan
sistem sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan stok barang.
E. Persediaan
Menurut Astuti dan Purwantini (2001:58), persediaan merupakan “semua
barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Persediaan dapat disimpulkan sebagai suatu aktiva yang dibeli perusahaan
dengan maksud untuk dijual untuk memperoleh laba atau persediaan barang–barang
yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang
menunggu pengunaaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan
bahan–bahan, parts yang disediakan dan bahan–bahan dalam proses yang terdapat
dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang–barang jadi atau produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.
Tujuan mengadakan persediaan antara lain memenuhi kebutuhan normal,
memenuhi kebutuhan mendadak dan memungkinkan pembelian atas dasar jumlah
ekonomis. Persediaan memungkinkan produk–produk dihasilkan pada tempat yang
jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi
tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu konsumsi
didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003:8), barang persediaan dapat dibagi
atas beberapa jenis/klasifikasi yaitu:
1. Bahan baku (raw materials)
Bahan mentah yang belum diolah, yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Bahan setengah jadi (semi finished products)
Hasil olahan bahan mentah sebelum menjadi barang jadi, yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi dan sebagian kadang-kadang dijual seperti apa adanya untuk menjadi bahan baku perusahaan lain.
3. Barang jadi (finished products)
Barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan dan siap untuk dipasarkan/dijual.
4. Barang umum dan suku cadang (general materials and spareparts)
Segala jenis barang atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan/pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan. Sering kali persediaan jenis ini disebut juga barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi atau MRO materials (maintenance, repair and operation).
5. Barang untuk proyek (work in progress)
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
6. Barang dagangan (commodities)
Barang yang dibeli sudah merupakan barang jadi dan disimpan di gudang menunggu penjualan kembali dengan keuntungan tertentu.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003:12) dalam persediaan,
barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandang/pendekatan antara lain:
1. Menurut jenis
a. Barang umum (general materials)
Barang jenis ini biasanya macamnya cukup banyak, pemakaiannya tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif lebih kecil dan penentuan kebutuhannya relatif lebih gampang.
b. Suku cadang (spareparts)
Barang jenis ini macamnya sangat banyak, pemakaiannya tergantung dari peralatan, harganya biasanya lebih mahal dan penentuan kebutuhannya lebih sulit.
2. Menurut harga
a. Barang berharga tinggi (high value items)
Barang ini biasanya berjumlah sekitar hanya 10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.
b. Barang berharga menengah (medium value items)
Barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item persediaan, dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan yang cukup saja.
c. Barang berharga rendah (low value items)
Berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari seluruh pos persediaan, namun nilai harganya hanya mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya memerlukan tingkat pengawasan rendah.
3. Menurut frekuensi penggunaan
a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving items) Barang yang frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya di bawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak sering. b. Barang lambat pemakaiannya atau pergerakannya (slow moving items)
Barang ini frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih sering.
4. Menurut tujuan penggunaan
a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO materials)
Barang ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi, dan kalau pada suatu saat persediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Barang ini sifatnya juga habis pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti. 5. Menurut jenis anggaran
a. Barang operasi
Barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan akan dibukukan sebagai biaya, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih cepat dan sederhana. b. Barang investasi (capital materials)
Barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan, atau pembangunan proyek, atau sebagai aset perusahaan, dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran produksi, dan dibukukan dalam akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih sulit dan lama.
6. Menurut cara pembukuan perusahaan a. Barang persediaan (stock items)
Jenis barang dimana setibanya barang dibukukan dalam akun “persediaan barang perusahaan” dan barangnya sendiri disimpan di gudang persediaan. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulang-ulang, sehingga memang perlu disediakan di gudang.
b. Barang dibebankan langsung (direct charged materials)
Jenis barang yang setelah dibeli langsung dikirimkan dan dibebankan ke bagian yang akan menggunakannya. Barang jenis ini memang biasanya tidak disediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan.
7. Menurut hubungannya dengan produksi a. Barang langsung (direct marterials)
Jenis barang yang langsung digunakan dalam produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir. Jadi, bahan mentah, bahan penolong, bahan setengah jadi, barang jadi dan barang komoditas termasuk dalam kategori ini. b. Barang tidak langsung (indirect marterials)
Jenis barang yang tidak ada hubungannya dengan proses produksi, namun diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan untuk proses produksi. Yang masuk dalam kategori ini adalah barang MRO (suku cadang dan barang umum) dan barang proyek.
F. Pengolahan Data Terkomputerisasi
Pengolahan data terkomputerisasi atau dikenal dengan istilah Electronic
transaction processing system merupakan sistem pengolahan data akuntansi secara
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Pada saat ini, semakin banyak sistem akuntansi yang terkomputerisasi
menggantikan sistem akuntansi yang manual. Hal ini juga banyak dilakukan di
perusahaan-perusahaan yang kecil.
Banyak aspek dari pemrosesan data secara komputerisasi yang cenderung
meningkatkan eksposur organisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak
diinginkan. Sebagian aspek dari pemrosesan komputer meningkatkan risiko atau
potensi kerugian dalam organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer
digunakan di perusahaan ataupun tidak.
Pemrosesan data secara mekanis, penyimpanan data secara mekanis dan
kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer yang dapat
meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi organisasi,
tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan atau tidak.
Menurut Warouw dan Idawati (2001:297), dalam sistem pengolahan data
akuntansi secara komputerisasi (electronic transaction processing system) terdiri dari
3 tahapan optimalisasi pemrosesan data yaitu:
1. Input data
2. Proses akuntansi
3. Output (laporan)
Input mencerminkan data yang diperoleh dari sumber dokumen seperti faktur
penjualan, slip deposito bank, dan dokumen yang didapat secara elektronik seperti
dari mesin faksimile dan alat telekomunikasi yang lain. Input biasanya akan
dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, misalnya perusahaan akan memasukkan
transaksi penjualan tunai terpisah dari transaksi penjualan kredit maupun pembelian.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
akuntansi. Output merupakan laporan yang dipergunakan untuk mengambil
keputusan termasuk di dalamnya laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca dan
lainnya).
Menurut Hall (2002:172), electronic data interchange/EDI merupakan
“pertukaran antar perusahaan dari informasi bisnis yang dapat diperoleh oleh
komputer dalam bentuk standar.” Definisi di atas mengungkapkan beberapa fitur
penting dari EDI yaitu:
1. EDI adalah suatu usaha antar organisasi.
2. Transaksi diproses secara otomatis oleh sistem informasi dari mitra dagang.
3. Transaksi informasi dikirimkan dalam suatu bentuk standar.
Menurut Hall (2002:174), manfaat adanya EDI dalam penghematan biaya
adalah:
1. Penyesuaian data, dimana EDI mengurangi atau bahkan menghilangkan
kebutuhan untuk pemasukan data.
2. Pengurangan kesalahan, dimana perusahaan menggunakan EDI melihat
pengurangan dalam kesalahan penyesuaian data, penafsiran manusia dan kesalahan pengklasifikasian dan kesalahan pengarsipan (kehilangan dokumen). 3. Pengurangan dari kertas, dimana penggunaan amplop dan dokumen elektronik
mengurangi secara drasatis bentuk kertas dalam sistem tersebut.
4. Perangko, dimana dokumen yang dikirim dengan pos diganti dengan pengiriman data yang lebih murah.
5. Prosedur otomatis, dimana aktivitas manual otomatis EDI berhubungan dengan pembelian, pemrosesan pesanan penjualan, pengeluaran dana kas dan penerimaan kas.
6. Pengurangan persediaan, dengan memesan secara langsung seperti yang dibutuhkan dari penjual, EDI mengurangi waktu tertinggal yang meningkatkan akumulasi persediaan.
Adapun beberapa alasan mengapa pengendalian dalam sistem pengolahan
data terkomput erisasi dianggap lebih penting daripada pengendalian intern pada
sistem manual yaitu sistem pengolahan data terkomputerisasi dapat memproses data
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
menimbulkan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan kesalahan pada sistem
manual. Sistem pengolahan data terkomputerisasi pada umumnya menghimpun,
memproses, dan menyimpan data dalam bentuk atau format yang tidak terbaca
manusia. Oleh sebab itu, tidak seperti pada sistem manual, pengawasan kelayakan
dan kecermatan data dalam sistem pengolahan data terkomput erisasi lebih sulit
dilakukan. Sistem pengolahan data terkomputerisasi cenderung mengaburkan jejak
audit (audit trail), sehingga akuntan lebih sulit untuk melacak jejak tersebut.
Akibatnya, peluang untuk menyalahgunakan kecanggihan sistem pengolahan data
terkomputerisasi untuk penyelewengan akan lebih besar.
Menurut Wijayanto (2001:234), pengendalian intern memiliki dua fungsi
utama yaitu :
1. Mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga
kecermatan data akuntansi.
2. Mendorong efisiensi operasi organisasi sehingga kebijaksanaan ataupun tujuan manajemen yang telah digariskan dapat tercapai.
Lingkup pengendalian intern yang mencakup fungsi pertama, yaitu
mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga kecermatan
data akuntansi, merupakan lingkup pengendalian akuntansi (accounting control).
Sedangkan lingkup yang kedua, yaitu mendorong efisiensi operasi dan
mengupayakan agar kebijakan ataupun tujuan manajemen dapat tercapai, merupakan
lingkup pengendalian administratif (administrative control). Pengendalian preventif
atau umpan maju adalah pengendalian dengan jalan menangkal sebelum
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
yang diarahkan kepada pengamanan aktiva dari penyalahgunaan, dengan jalan
menangkal sebelum permasalahan itu sendiri terjadi, seringkali disebut pengendalian
preventif (preventive control) atau kadang kala disebut pula sebagai pengendalian
sebelum fakta. Pengendalian ini ditetapkan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
ketidakefisienan.
Pengendalian preventif disebut juga pengendalian umpan maju (feed forward
control). Contohnya antara lain adalah penggunaan biaya standar dalam subsistem
produksi. Maksud dari penetapan biaya standar ini, yang biasanya dikelompokkan ke
dalam biaya bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung adalah
sebagai informasi bagi jajaran produksi mengenai berapa tingkat biaya yang
seharusnya terjadi pada suatu tingkat kegiatan tertentu, sebelum biaya itu sendiri
terjadi. Perekrutan karyawan yang berkemampunan tinggi, pemisahan fungsi yang
ditetapkan dengan baik, serta pengawasan yang ketat terhadap keluar masuk orang
dari dan ke fasilitas serta informasi perusahaan, merupakan contoh pengendalian
preventif.
Karena tidak semua permasalahan pengendalian dapat ditanggal, maka
diperlukan bentuk pengendalian lain yang disebut pengendalian detektif (detective
control) yang dapat mengungkap permasalahan dalam suatu aktivitas segera setelah
aktivitas itu terjadi. Pengendalian detektif, dalam beberapa hal, disebut juga
pengendalian umpan balik (feedback control). Contoh pengendalian detektif adalah
pengecekan ulang terhadap perhitungan-perhitungan, penyusunan rekonsiliasi bank
ataupun penyusunan neraca saldo untuk menguji keseimbangan pencatatan transaksi
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
diperlukan pengendalian korektif (corrective control) untuk mengoreksi kesalahan
yang ditemukan oleh pengendalian detektif. Pengendalian korektif meliputi beberapa
prosedur yang diambil untuk menentukan sebab permasalahan, memperbaiki
kesalahan yang disebabkan oleh permasahan tersebut dan memodifikasi sistem
demikian rupa sehingga permasalahan serupa dapat dihindari atau diminimalkan di
masa depan.
Pengendalian korektif adalah pengendalian yang berfungsi mengoreksi
kesalahan yang ditemukan oleh pengendalian detektif. Contoh pengendalian korektif
adalah pembuatan file-file backup untuk file transaksi dan master file yang penting
atau perbaikan pemasukan data input dengan mengikuti prosedur. Pengendalian
umum (general control) adalah pengendalian yang dirancang untuk menjaga
lingkungan pengendalian organisasi menjadi stabil dan terkelola dengan baik
sehingga dapat mendukung efektivitas pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi
(application control) digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki
kesalahan serta penyimpangan (irregularities) dalam transaksi pada saat diproses.
G. Penerapan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan
Salah satu pengolahan data akuntansi secara komputerisasi yaitu sistem
persediaan yang terkomputerisasi. Seperti yang diterapkan PT. Artha Sepakat Persada
Perkasa dimana perusahaan telah memanfaatkan sistem jaringan komputer yang
terkomputerisasi dalam mengolah data persediaan. Akan tetapi terdapat
kelemahan/kekurangan pada sistem jaringan komputer ini dalam pengolahan data
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
komputerisasi yang diterapkan perusahaan belum mendukung pengolahan data
transaksi retur pembelian dan retur penjualan.
Adapun alasan belum adanya pengolahan data retur pembelian dan retur
penjualan pada sistem tersebut adalah lebih jarangnya transaksi retur pembelian dan
retur penjualan. Perusahaan saat ini ingin mengetahui sejauh mana manfaat sistem
jaringan komputer dalam pengolahan data persediaan. Hal ini sebagai pertimbangan
bagi perusahaan karena mengingat penggunaan sistem ini menyebabkan pengeluaran
tambahan biaya seperti pembelian komputer yang memadai, pelatihan dan lainnya.
Menurut Wijayanto (2001:236), penerapan sistem jaringan komputer dalam
pengolahan data memerlukan pengendalian intern yang meliputi:
1. Pengendalian input
2. Pengendalian proses
3. Pengendalian output
Pengendalian input merupakan pengendalian yang dirancang untuk menjaga
agar data yang dimasukkan ke dalam sistem adalah data yang akurat, sahih (valid)
dan resmi (authorized). Sebagai contoh, komputer dapat diprogram untuk menolak
penginputan data penjualan oleh bagian gudang dalam sistem jaringan komputer.
Pengendalian proses merupakan pengendalian yang dirancang untuk menjaga agar
semua transaksi diproses secara cermat (accurate) dan lengkap (complete) sehingga
semua file dan record dapat dimutakhirkan dengan baik. Contohnya adalah
pemrosesan data pembelian dan penjualan untuk menghasilkan informasi persediaan
yang akurat dan lengkap. Pengendalian output adalah bentuk pengendalian yang
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
contoh adalah bentuk pengendalian untuk mencegah agar bagian gudang tidak dapat
menampilkan informasi penjualan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus, yaitu dengan pendekatan
deskriptif berdasarkan teori yang mendukung tentang topik yang dibahas.
Lokasi penelitian berada di jalan Sutomo No. 23 Medan dan jadwal penelitian
mulai dilakukan pada bulan Oktober 2008. Adapun jadwal penelitian ini digambarkan
pada Tabel 3.1. di bawah ini:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Sumber : Penulis, 2009
B. Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data yang digunakan yaitu:
No Kegiatan Okt’08 Nop’08 Des’08 Jan’09 Feb’09 Mar’09
1 Kunjungan Ke Perusahaan
2 Pengesahan Judul
3 Pra riset
4 Penyusunan proposal
5 Seminar proposal
6 Perbaikan proposal
7 Pengumpulan data
8 Penyusunan skripsi
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
1. Data primer, yaitu data yang diproses dari hasil wawancara tentang objek
penelitian dan data tersebut merupakan data yang belum diolah.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah
diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data pembelian, data
penjualan dan data persediaan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi, penulis menggunakan dua
metode pendekatan dalam pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan dengan
judu l skripsi, yaitu:
1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak
yang kompeten dalam hal ini karyawan yang berwenang, yaitu bagian pembelian,
bagian penjualan dan bagian gudang.
2. Teknik dokumentasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung pada laporan
pembelian, laporan penjualan dan laporan persediaan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara
mengumpulkan semua data untuk mendukung tulisan ini untuk diinterpretasikan,
sehingga dapat memberikan gambaran yang objektif tentang objek dan masalah yang
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Data penelitian yang dilakukan meliputi gambaran umum perusahaan yang
meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sistem
pembelian dan penjualan perusahaan.
1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Artha Sepakat Persada Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang penjualan oli mesin merek ESSO seperti Esso Univolt, Esso Ultron, Esso
Nuto H, Esso Spartan, Esso Unirex Dan Esso Hydraulic. Perusahaan berada di jalan
Sutomo No. 23 Medan dan didirikan pada tahun 1999. Perusahaan bekerja sama
dengan perusahaan yang ada di Jakarta untuk mensuplai barang dan dijual di Wilayah
Sumatera Utara, khususnya Medan.
Kondisi ekonomi makro pada tahun 2005 yang masih belum kondusif dengan
pertumbuhan ekonomi yang rendah, ambruknya daya beli masyarakat akibat kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan rendahnya investasi langsung,
baik asing maupun lokal membuat persaingan semakin meningkat sesama pelaku
industri.
Pada tahun 2005 jelas bukan tahun yang mudah, begitu juga pada PT. Artha
Sepakat Persada Perkasa. Berbagai langkah telah dilakukan pimpinan tidak hanya
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
strategis guna meningkatkan sistem informasi dan pengawasan, perubahan struktur
manajemen serta lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
sumber daya manusia. Hasilnya pada tahun 2006, perusahaan mulai pulih kembali
dimana mulai memperoleh laba dari banyaknya transaksi pembelian dari pelanggan.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan pola formal yang akan
mempengaruhi sistem kerja dari perusahaan tersebut. Struktur organisasi yang baik
harus dapat memisahkan antara fungsi, kedudukan, batas wewenang, tanggung jawab,
serta kewajiban dari masing-masing karyawan, agar para karyawan mengetahui apa
saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka.
PT. Artha Sepakat Persada Perkasa membagi tugas masing-masing
karyawannya dengan teratur agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
PT. Artha Sepakat Persada Perkasa menggunakan struktur organisasi lini/komando.
Bentuk struktur organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa seperti pada
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi PT. Artha Sepakat Persada Perkasa
Sumber : PT. Artha Sepakat Persada Perkasa
Adapun pembagian kerja dan uraian tugas dalam struktur organisasi tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pimpinan, bertugas:
a. Memimpin dan menjalankan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan.
b. Membuat rencana anggaran perusahaan.
c. Menyusun rencana kerja.
d. Menerima laporan hasil kerja karyawan
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
2. Manajer Operasional, bertugas:
a. Mengatur proses kerja bagian keuangan, bagian pembelian, bagian penjualan,
bagian akuntansi dan bagian gudang.
b. Memeriksa kembali laporan yang diberikan bawahannya sebelum disajikan
kepada pimpinan perusahaan.
c. Menganalisis batas keamanan volume penjualan barang.
3. Bagian EDP (Electronic Data Processing), bertugas:
a. Merancang aplikasi untuk mengolah data transaksi perusahaan.
b. Memperbaiki perangkat keras komputer dan aplikasi yang rusak.
c. Memberikan pelatihan (training) dalam menggunakan aplikasi yang
dirancang.
4. Bagian Keuangan, bertugas:
a. Mencatat data penerimaan kas dan pengeluaran kas.
b. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.
c. Membuat laporan kas harian.
d. Memeriksa rekening di bank.
e. Membuat laporan keuangan.
5. Bagian Pembelian, bertugas:
a. Memilih supplier yang sesuai dengan perusahaan.
b. Melakukan pemesanan barang
c. Melakukan transaksi pembelian dengan supplier.
d. Melakukan retur pembelian jika barang yang dibeli rusak.
e. Membuat laporan pembelian dan laporan retur pembelian.