Jaringan komputer merupakan “suatu sistem yang terdiri dari komputer-komputer dan perangkat-perangkat jaringan lainnya yang terhubung satu sama lain,
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.“
tanggal akses 3 Oktober 2008)
Perangkat jaringan sangat penting untuk berlangsungnya hubungan atau komunikasi antar komputer. Informasi berpindah dari komputer ke komputer lainnya dengan menggunakan jaringan daripada melalui perantara manusia, sehingga membuat pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Kebanyakan jaringan dasar memiliki dua buah komputer yang berkomunikasi satu sama lain dengan medium kabel ataupun medium lainnya. Ketika komputer terhubung ke komputer lain, pengguna dapat memindahkan informasi dengan cepat dan efisien.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Secara umum, klasifikasi sistem jaringan komputer meliputi intranet dan extranet. Intranet adalah “sebua menggunaka perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Intranet
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan “protokol jaringan komputer terbuka dan bisa terhubung dengan berbagai jenis perangkat keras dan lunak.”
, tanggal akses 3 Oktober 2008).
tanggal akses 3 Oktober 2008).
TCP singkatan dari transfer control protocol dan IP singkatan dari internet
protocol. TCP/IP menjadi satu nama karena fungsinya selalu bergandengan satu sama
lain dalam komunikasi data. TCP/IP saat ini dipergunakan dalam banyak sistem jaringan komputer pada perusahaan, karena merupakan protokol standar yang terbuka, gratis dan dikembangkan terpisah dari perangkat keras komputer tertentu. Protokol merupakan karakter hukum formal. Dalam hubungan internasional, protokol mengurangi masalah yang disebabkan oleh adanya perbedaan kultur pada saat berbagai bangsa bekerja sama. Pada saat dilakukan persetujuan atas hukum-hukum ini, semua pihak mengetahui dan hukum itu dibuat tidak atas dasar kepentingan sebuah bangsa saja. Protokol diplomatik mengurangi terjadinya kasus kesalahpahaman, setiap orang mengetahui bagaimana melakukannya dan bagaimana menerjemahkan protokol itu untuk berinteraksi dengan bangsa lain.
Protokol ini banyak didukung oleh vendor perangkat keras, sehingga TCP/IP merupakan pemersatu perangkat keras komputer yang beragam merek, begitu juga
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
sebagai pemersatu berbagai perangkat lunak yang beragam merek, sehingga walaupun memakai perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berlainan dengan sistem jaringan komputer berbeda, maka dapat berkomunikasi data melalui internet.
Intranet hanya digunakan dalam internal perusahaan, kantor, bahkan warung internet (WARNET) pun dapat dikategorikan intranet. Sistem jaringan komputer pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa dapat dikategorikan sebagai intranet karena digunakan secara internal di dalam perusahaan. Antar intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya, melalui sambungan internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh. Pada praktiknya sebuah intranet tidak perlu sambungan luar ke internet untuk berfungsi secara benar.
Dalam sistem jaringan komputer, dikenal dengan istilah topologi jaringan. Topologi jaringan adalah ”bagian yang menjelaskan hubungan antar komputer yang dibangun berdasarkan kegunaan, keterbatasan resource dan keterbatasan biaya, yang berarti topologi-topologi jaringan yang ada bisa disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.” , tanggal akses 3 Oktober 2008)
Topologi pada sistem jaringan komputer dapat dibedakan atas: 1. Topologi Bus
Topologi ini adalah topologi yang awal di gunakan untuk menghubungkan komputer. Dalam topologi ini masing masing komputer akan terhubung ke satu kabel panjang dengan beberapa terminal, dan pada akhir dari kabel harus di akhiri dengan satu terminator. Topologi ini sudah sangat jarang digunakan di dalam membangun jaringan komputer biasa, karena memiliki beberapa kekurangan, diantaranya kemungkinan terjadinya tabrakan aliran data. Jika salah satu perangkat putus atau terjadi kerusakan pada satu bagian komputer, maka jaringan langsung tidak akan berfungsi sebelum kerusakan tersebut diatasi.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Topologi bintang atau yang lebih sering disebut dengan topologi star. Pada topologi ini, kita sudah menggunakan bantuan alat lain untuk mengkoneksikan jaringan komputer. Contoh alat yang digunakan adalah hub, switch dan lainnya. 3. Topologi Cincin
Topologi cincin atau yang sering disebut dengan ring topologi adalah topologi jaringan, dimana setiap komputer yang terhubung membuat lingkaran. Dengan arti setiap komputer yang terhubung kedalam satu jaringan saling terkoneksi ke dua komputer lainnya, sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan bentuk cincin.
4. Topologi Pohon
Topologi pohon atau disebut juga topologi hirarki dan bisa juga disebut topologi bertingkat, merupakan topologi yang bisa digunakan pada jaringan di dalam ruangan kantor yang bertingkat.
5. Topologi Token Ring
Topologi ini hampir sama dengan topologi ring akan tetapi pembuatannya lebih di sempurnakan.
1. Sharing resources (pengaksesan sumber secara bersamaan)
tanggal akses 3 Oktober 2008) Umumnya perusahaan menggunakan topologi bintang/star karena topologi ini lebih mudah dikoneksikan dengan bantuan alat pengkoneksian jaringan komputer seperti hub.
Pemanfaatan sistem jaringan komputer bertujuan untuk:
Kita dapat membagi sumber yang ada dalam arti dapat digunakan secara bersama-sama seperti program, peralatan atau peripheral lainnya sehingga dapat dimanfaatkan setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa harus terpengaruh oleh lokasi.
2. Media komunikasi
Dapat memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna jaringan, baik itu untuk teleconference, instant messaging, chatting, mengirim surat elektronik
(e-mail) maupun mengirim informasi penting lainnya.
3. Integrasi data
Dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat dimana setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya atau dengan kata lain, dapat dikerjakan oleh komputer-komputer lain yang ada dalam jaringan.
4. Keamanan data
Sistem jaringan komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data melalui pengaturan hak akses pengguna dan password serta teknik perlindungan yang lainnya.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
5. Untuk mengakses informasi yang ada pada jaringan, contohnya web browsing.
Browser web memungkinkan kita untuk melihat informasi yang ada di dalam
sebuah web server di suatu tempat di dalam internet.
Pengembangan dan pemeliharaan menjadi mudah dan menghemat biaya. Misalnya pada suatu perusahaan dapat menghemat peralatan yang harus digunakan.
C. Pembelian
Menurut Baridwan (2001:173), pembelian merupakan “suatu kebutuhan atas suatu barang atau jasa sampai barang atau jasa yang dibeli diterima.“
Tujuan dari pembelian adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan cara memesan dari pihak lain.
Menurut Mulyadi (2001:302), terdapat fungsi-fungsi yang terkait dalam pembelian yaitu:
1. Fungsi gudang 2. Fungsi pembelian 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi akuntansi
Dalam pembelian, fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Fungsi pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Fungsi penerimaan bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan dan fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat persediaan barang.
Menurut Baridwan (2001:174), terdapat prinsip-prinsip internal control dalam pembelian yaitu:
1. Diadakan pemisahan fungsi yang jelas untuk pihak-pihak yang : a. Meminta pembelian
b. Melakukan pembelian c. Menerima barang d. Memeriksa barang
e. Menyimpan barang
f. Mencatat terjadinya pembelian dan timbulnya hutang g. Mengeluarkan uang untuk membayar pembelian (hutang)
2. Setiap pembelian harus didasarkan pada permintaan pembelian dan dengan harga yang bersaing serta kuantitas yang optimal.
3. Bagian pembelian harus mengikuti pengiriman barang-barang dari penjual untuk memastikan ketepatan waktunya.
4. Barang-barang hanya akan diterima apabila sesuai dengan spesifikasi dalam
order pembelian. Jika tidak, maka harus dilakukan pencatatan barang yang
akan dikembalikan.
5. Faktur pembelian diperiksa kebenarannya sebelum disetujui untuk dibayar. 6. Distribusi debit dari barang-barang atau jasa yang dibeli harus dilakukan
dengan benar sehingga laporan-laporan untuk pimpinan datanya dapat dipercaya.
Menurut Baridwan (2001:175), terdapat beberapa macam laporan yang dibuat oleh bagian pembelian untuk pimpinan perusahaan yaitu
1. Laporan tentang order pembelian yang belum diterima barangnya.
2. Laporan tentang harga-harga barang (bahan) yang penting bagi perusahaan. 3. Laporan mengenai waktu penerimaan barang dibandingkan dengan waktu
yang diminta dalam order pembelian.
4. Laporan analisa kualitas barang-barang yang dibeli 5. Laporan tentang kontrak-kontrak pembelian.
Sistem pembelian yang terkomputerisasi dapat diartikan sebagai penggunaan perangkat lunak komputer dalam mengolah data akuntansi pembelian yang meliputi pencatatan data transaksi pembelian, pembuatan laporan dan penyajian laporan.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Mulyadi (2001:337), retur pembelian merupakan “kegiatan pengembalian barang kepada pemasok karena ketidaksesuaian pesanan barang dengan barang yang diterima.”
Menurut Mulyadi (2001:337), fungsi-fungsi yang terkait dalam retur pembelian adalah:
1. Fungsi pembelian. 2. Fungsi gudang. 3. Fungsi pengiriman. 4. Fungsi akuntansi.
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk mengeluarkan memo debit untuk retur pembelian. Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengeluarkan barang kepada fungsi pengiriman seperti yang tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang diterima dari fungsi pembelian. Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
Menurut Mulyadi (2001:337), dokumen yang terkait dalam retur pembelian adalah:
1. Memo debit
2. Laporan pengiriman barang
Memo debit merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan barang yang telah dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi akuntansi untuk mendebit rekening hutang karena transaksi retur pembelian. Laporan pengiriman barang dibuat oleh fungsi
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
pengiriman untuk melaporkan jenis dan kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit dari fungsi pembelian.
Pada sistem pembelian terkomputerisasi yang baik, perlu adanya pengolahan data retur pembelian. Hal ini disebabkan jumlah/nominal barang yang dibeli dapat diretur dengan suatu alasan, misalnya rusak, tidak sesuai pesanan dan lainnya. Jika dalam sistem pembelian terkomputerisasi tidak terdapat pengolahan data retur pembelian, maka akan terjadi jumlah realitas pembelian tidak sesuai dengan informasi pembelian yang ditampilkan sistem sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan stok barang.
D. Penjualan
Menurut Baridwan (2001:109), penjualan merupakan “kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (tagihan) dan pencatatan penjualan.“
Menurut Mulyadi (2001:215), informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam penjualan adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. 3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jngka waktu tertentu. 4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. 7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
Menurut Mulyadi (2001:216), dokumen yang digunakan dalam penjualan adalah:
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
1. Surat order pengiriman dan tembusannya. 2. Faktur dan tembusannya.
3. Rekapitulasi harga pokok penjualan. 4. Bukti memorial.
Menurut Mulyadi (2001:221), catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan yaitu:
1. Jurnal penjualan berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun secara kredit.
2. Kartu piutang merupakan buku yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu persediaan merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
4. Kartu gudang berfungsi untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.
5. Jurnal umum berfungsi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Mulyadi (2001:221), agar terdapat internal control yang baik dalam penjualan, maka prosedur penjualan perlu melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat di atasi dengan baik. Fungsi dan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan yaitu:
1. Bagian pesanan penjualan
Dalam perusahaan kecil, fungsi pesanan penjualan dapat dipegang oleh seorang karyawan dalam bagian penjualan. Tetapi dalam perusahaan besar bagian pesanan penjualan merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri di bawah bagian penjualan.
2. Bagian kredit
Dalam prosedur penjualan, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari bagian kredit. Agar dapat memberikan persetujuan, bagian kredit menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap langganan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum dan ketepatan waktu pembayarannya. Persetujuan dari bagian kredit biasanya ditunjukkan dalam formulir surat perintah pengiriman yang diterima dari bagian pesanan penjualan.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas untuk menyiapkan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman. Barang-barang ini diserahkan ke bagian pengiriman untuk dikirimkan ke pembeli. 4. Bagian pengiriman
Bagian pengiriman bertugas untuk mengirimkan barang-barang pada pembeli. Pengiriman ini hanya boleh dilakukan apabila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas mengirimkan kembali barang-barang kepada penjual yang keadaannya tidak sesuai dengan yang dipesan. Pengembalian barang ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian.
5. Bagian billing
Bagian billing (pembuatan faktur/penagihan) mempunyai tugas:
a. Membuat (menerbitkan) faktur penjualan dan tembusan-tembusannya. b. Menghitung biaya kirim penjualan dan Pajak Pertambahan Nilai. c. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan dalam faktur.
Sistem penjualan yang terkomputerisasi dapat diartikan sebagai penggunaan perangkat lunak komputer dalam mengolah data akuntansi penjualan yang meliputi pencatatan data transaksi penjualan, pembuatan faktur penjualan, pembuatan laporan dan penyajian laporan.
Menurut Mulyadi (2001:233), retur penjualan merupakan ”kegiatan yang terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan.” Menurut Mulyadi (2001:233), fungsi-fungsi yang terkait dalam retur penjualan adalah: 1. Fungsi penjualan
2. Fungsi gudang 3. Fungsi penerimaan 4. Fungsi akuntansi
Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli. Fungsi gudang bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Fungsi penerimaan bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi akuntansi
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan.
Menurut Mulyadi (2001:233), dokumen yang terkait dalam retur penjualan adalah:
1. Memo kredit
2. Laporan penerimaan barang
Memo kredit merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Laporan penerimaan barang merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit.
Selain sistem pembelian terkomputerisasi, sistem penjualan terkomputerisasi juga perlu adanya pengolahan data retur penjualan. Hal ini disebabkan jumlah/nominal barang yang dijual kepada pelanggan dapat diretur dengan alasan misalnya rusak, tidak sesuai pesanan dan lainnya. Jika dalam sistem penjualan terkomputerisasi tidak terdapat pengolahan data retur penjualan, maka akan terjadi jumlah realitas penjualan tidak sesuai dengan informasi penjualan yang ditampilkan sistem sehingga dapat menyebabkan ketidakakuratan stok barang.
E. Persediaan
Menurut Astuti dan Purwantini (2001:58), persediaan merupakan “semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan.”
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Persediaan dapat disimpulkan sebagai suatu aktiva yang dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual untuk memperoleh laba atau persediaan barang–barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu pengunaaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan bahan–bahan, parts yang disediakan dan bahan–bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang–barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.
Tujuan mengadakan persediaan antara lain memenuhi kebutuhan normal, memenuhi kebutuhan mendadak dan memungkinkan pembelian atas dasar jumlah ekonomis. Persediaan memungkinkan produk–produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003:8), barang persediaan dapat dibagi atas beberapa jenis/klasifikasi yaitu:
1. Bahan baku (raw materials)
Bahan mentah yang belum diolah, yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Bahan setengah jadi (semi finished products)
Hasil olahan bahan mentah sebelum menjadi barang jadi, yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi dan sebagian kadang-kadang dijual seperti apa adanya untuk menjadi bahan baku perusahaan lain.
3. Barang jadi (finished products)
Barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan dan siap untuk dipasarkan/dijual.
4. Barang umum dan suku cadang (general materials and spareparts)
Segala jenis barang atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan/pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan. Sering kali persediaan jenis ini disebut juga barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi atau MRO materials (maintenance, repair and operation).
5. Barang untuk proyek (work in progress)
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
6. Barang dagangan (commodities)
Barang yang dibeli sudah merupakan barang jadi dan disimpan di gudang menunggu penjualan kembali dengan keuntungan tertentu.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003:12) dalam persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandang/pendekatan antara lain:
1. Menurut jenis
a. Barang umum (general materials)
Barang jenis ini biasanya macamnya cukup banyak, pemakaiannya tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif lebih kecil dan penentuan kebutuhannya relatif lebih gampang.
b. Suku cadang (spareparts)
Barang jenis ini macamnya sangat banyak, pemakaiannya tergantung dari peralatan, harganya biasanya lebih mahal dan penentuan kebutuhannya lebih sulit.
2. Menurut harga
a. Barang berharga tinggi (high value items)
Barang ini biasanya berjumlah sekitar hanya 10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.
b. Barang berharga menengah (medium value items)
Barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item persediaan, dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan yang cukup saja.
c. Barang berharga rendah (low value items)
Berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari seluruh pos persediaan, namun nilai harganya hanya mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya memerlukan tingkat pengawasan rendah.
3. Menurut frekuensi penggunaan
a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving items) Barang yang frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya di bawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak sering. b. Barang lambat pemakaiannya atau pergerakannya (slow moving items)
Barang ini frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih sering.
4. Menurut tujuan penggunaan
a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO materials)
Barang ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi, dan kalau pada suatu saat persediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara.
Deta Mustara : Peranan Sistem Jaringan Komputer Dalam Pengolahan Data Persediaan Pada PT. Artha Sepakat Persada Perkasa, 2009.
USU Repository © 2009
Barang ini sifatnya juga habis pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti. 5. Menurut jenis anggaran
a. Barang operasi
Barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan akan dibukukan sebagai biaya, dan proses persetujuan anggaran biasanya lebih cepat dan sederhana. b. Barang investasi (capital materials)
Barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan, atau pembangunan proyek, atau sebagai aset perusahaan,