• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air Terjun Sampuran Sebagai Aset Pariwisata Di Desa Hutadame Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Air Terjun Sampuran Sebagai Aset Pariwisata Di Desa Hutadame Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

AIR TERJ UN SAMPURAN SEBAGAI ASET PARIWISATA DI

DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN

TOBA SAMOSIR

KERTAS KARYA

DISUSUN

O

L

E

H

HAIRIL SYAHPUTRA

NIM : 072204037

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN

(2)

AIR TERJ UN SAMPURAN SEBAGAI ASET PERIWISATA DI

DESA HUTADAME KECAMATAN TOBA SAMOSIR

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan

Non gelar Fakultas Sastra Usu Medan untuk melengkapi salah satu

syarat ujian Diploma III Medan Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

(3)

Disetujui Oleh:

PROGRAM PENDIDIKAN SASTRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

PROGRAM STUDI

PARIWISATA

KETUA

Drs. Ridwan Azhar, M. Hum

(4)

Medan, Juni 2010 PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA

Drs.Ridwan Azhar, M. Hum NIP. 195509231982031001

PENGESAHAN Diterima Oleh :

Panitia Ujian program pendidikan Non Gelar Universitas Sumatera Utara Medan

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pada : Tanggal : Hari :

Dekan,

Prof. Syaifuddin, MA, Ph.D NIP. 19650901994031004

Panitia Ujian

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada penulis untuk

menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat

akademis untuk mendapatkan gelar Diploma III Program Studi Pariwisata Usaha

Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih banyak

kekurangan-kekurangan yang disebabkan masih minimnya pengetahuan penulis serta

kurangnya diktat dan buku-buku tentang perhotelan yang menjadi acuan penulis.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, demikian juga penulis yang membuat

kertas karya ini tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan. Beranjak dari

pemikiran tersebut maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan

kritikan dan saran ke arah perbaikan yang diperlukan dari pembaca guna

memperbaiki kesalahan-kesalahan demi kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak menerima

bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh sebab itu sudah

selayaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D. , selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. , selaku Ketua Program Studi D3

(6)

3. Bapak Drs. Mukthar, M, S.Sos, S. Par, MA. , selaku Sekretaris Jurusan

Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

sekaligus Dosen Pembaca.

4. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah susah

payah mendidik dan membimbing serta meluangkan waktu untuk penulis

dalam menyelesaikan kertas karya ini.

5. Seluruh staf pengajar program studi pariwisata di Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara Medan.

6. Kedua orang tua penulis yaitu Fadlil dan Rosmaini Nasution terhormat dan

terkasih beserta seluruh keluarga penulis yang selalu mendukung dengan

tulus dan ikhlas mencurahkan kasih sayang sehingga penulis dapat

menyelesaikan kuliah di Program D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas

Sastra Medan.

7. Seluruh Saudara penulis yang selalu mendengarkan dan memberikan solusi

yang bijak bagi penulis yang terkadang juga berperan sebagai teman yang

selalu memberi dukungan bagi penulis, khususnya buat tante-tante penulis

yaitu Nirwana dan Nirwani SH selalu ada dan telah banyak membantu

penulis.

8. Buat seluruh sahabat karib penulis yang selalu mendengarkan

masalah-masalah dan ikut andil mendukung dan menjadi inspirasi dalam penyemangat

penulis seperti : Muhammad Nofrian, Adi Rochyat Daulay, Reza Pahlawan,

Ricky Rinaldi, dan teman-teman lain, serta junior-junior yang ikut memberi

(7)

9. Buat bang Hilal yang bekerja di bagian administrasi kantor jurusan

Pariwisata, yang ikut berperan dalam penyelesaian proses wisuda penulis.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga kertas karya ini ada

manfaatnya bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri yang telah berusaha

menyelesaikan kertas karya ini dengan sebaik-baiknya.

Medan, Juni 2010

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..……….………i

DAFTAR ISI……….iv

ABSTRAK………….………vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul………...………...…1

1.2 Tujuan Penulisan………2

1.3 Ruang lingkup permasalahan………...………3

1.4 Sistematika Penulisan………4

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata……….6

2.2 Pengelolaan dan Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata……….12

2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Masyarakat………...16

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR 3.1 Kadaan Alam………20

3.2 Penduduk, Agama dan Mata Pencaharian………....21

3.3 Sarana dan Prasarana…….………...23

3.4 Potensi Ekonomi dan Sosial Budaya………....24

BAB IV OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN SAMPURAN DI DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR 4.1 Mengenai objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran………...27

(9)

4.3 Potensi dan Prospek Air Terjun Sampuran………..30

4.4 Perlunya Peranan Pemerintah dan Masyarakat dalam Pengembangan Air

Terjun Sampuran………32

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………..………...35

5.2 Saran………36

DAFTAR PUSTAKA………37

Lampiran

(10)

ABSTRAK

Provinsi Sumatera Utara masih banyak memiliki banyak objek wisata dan Daya Tarik Wisata yang belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh

wisatawan domestik dan mancanegara. Sehubungan dengan itu penulis bertujuan menulis objek wisata Air Terjun Sampuran dan potensi-potensi yang dimiliki Air Terjun Sampuran agar dijadikan pertimbangan dalam pengembangan objek wisata tersebut.

Mengingat minat wisatawan yang cukup tinggi dalam perjalanan untuk menikmati keindahan alamtropis, maka perlu adanya pengembangan potensi wisata Air Terjun Sampuran ini. Hal ini dikarenakan Air Terjun Sampuran memiliki panorama alamtropis yang hampir tidak terdapat di daerah lain. Selain itu Air Terjun Sampuran juga dapat didaki sampai ke puncak dan tentu saja rute perjalanannya cukup sulit, akan tetapi penulis yakin para wisatawan berjiwa petualang akan sangat menyukainya.

(11)

ABSTRAK

Provinsi Sumatera Utara masih banyak memiliki banyak objek wisata dan Daya Tarik Wisata yang belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh

wisatawan domestik dan mancanegara. Sehubungan dengan itu penulis bertujuan menulis objek wisata Air Terjun Sampuran dan potensi-potensi yang dimiliki Air Terjun Sampuran agar dijadikan pertimbangan dalam pengembangan objek wisata tersebut.

Mengingat minat wisatawan yang cukup tinggi dalam perjalanan untuk menikmati keindahan alamtropis, maka perlu adanya pengembangan potensi wisata Air Terjun Sampuran ini. Hal ini dikarenakan Air Terjun Sampuran memiliki panorama alamtropis yang hampir tidak terdapat di daerah lain. Selain itu Air Terjun Sampuran juga dapat didaki sampai ke puncak dan tentu saja rute perjalanannya cukup sulit, akan tetapi penulis yakin para wisatawan berjiwa petualang akan sangat menyukainya.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Indonesia memiliki sumber daya alam yang menarik serta memiliki

keunikan tersendiri yang dapat dijadikan objek dan daya tarik wisata. Sumber

daya alam berupa keindahan alam, flora, fauna, peninggalan-peninggalamn

sejarah, serta hasil-hasil kebudayaan yang beraneka ragam dan bernilai tinggi.

Untuk keseluruhan itu sangat menarik perhatian bagi wisatawan lokal maupun

mancanegara.Sumber daya alam ini apabila dikelola dengan baik tentu saja akan

menjadi sumber devisa bagi Negara dan merupakan sumber pendapatan bagi

masyarakat yangh berada di Objek dan Daya Tarik wisata tersebut.

Indonesia juga memilki sumber pontensi yang cukup besar dan Kota

Medan merupakan salah satu pintu gerbang masuk wisatawan. Provinsi Sumatera

Utara memiliki banyak objek wisata dan daya tarik wisata yang terkenal, Seperti

Parapat dengan pemandangan alam Danau toba, atraksi budaya dan

peninggalan-peninggalan bersejarahnya. Berastagi terkenal dengan udara puncaknya yang

sejuk dan panorama pegunungannya, Bahorok terkenal dengan flora dan

faunanya. Serta Tangkahan yang sangat dikenal dengan kawasan Ekowisata.

Di Provinsi Sumatera Utara masih banyak lagi objek dan Daya Tarik

Wisata yang memiliki potensi dan belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh

wisatawan domestik mau pun mancanegara. Sehubungan dengan itu, penulis

(13)

sebagai salah satu objek wisata yang dikenal oleh wisatawan lokal mau pun

mancanegara.

Atas alasan tersebut penulis tertarik untuk memilih judul “Air Terjun

Sampuran Sebagai Aset Pariwisata Di Desa Hutadame Kecamatan Balige

Kabupaten Toba Samosir”. Penulis memiliki alasan bahwa air terjun sampuran

memiliki pemandangan yang sangat menarik dan jarang dijumpai di daaerah lain.

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

a. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma

III Pariwisata , Program Studi Usaha Wisata, Fakultas Sastra, Universitas

Sumatera Utara.

b. Memperkenalkan potensi objek wisata Air Terjun Sampuran di desa

Hutadame kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir.

c. Memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah, swasta dan mayarakat

yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan Air

Terjun Sampuran.

d. Sebagai dukungan bagi pemerintah dalam pengembangan objek wisata air

terjun sampuran agar menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang

bertempat tinggal di sekitar air terjun tersebut.

1.3Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis membuat suatu pembatasan

masalah untuk mempermudah dan mengarahkan penganalisaan. Penulis

(14)

hanya membahas analisa tentang potensi objek wisata Air Terjun Sampuran di

desa Hutadame kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir, dan hal-hal yang

mendukung untuk pengembangannya.

1.4Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan penulis, adalah :

a. Penelitian Pustaka (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data

dari bahan-bahan pustaka seperti buku, literatur, dan artikel-artikel ilmiah

yang berhubungan dengan judu l diatas.

b. Penelitian Lapangan ( Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara observasi langsung

kelapangan dan mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak

yang dianggap mengetahu tentang objek penulisan.

1.5 Sistematika Pembahasan

Penulisan kertas karya ini di bagi dalam beberapa Bab dan sub

Bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi

pembahasan mengenai Alasan Pemilihan Judul, Tujuan

Penulisan, Ruang Lingkup Permasalahan, Metode

(15)

BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG PARIWISATA

Pada Bab ini penulis membuat uraian teoritis tentang

pariwisata yang terbagi menjadi pengertian pariwisata, jenis

pariwisata , motivasi perjalanan wisata dan dampak

pembangunan pariwisata.

BAB III :GAMBARAN UMUM TENTANG DESA

HUTADAME

Bab ini merupakan gambaran umum desa Hutadame

kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir. Dalam Bab ini

akan dibahas keadaan alam ,penduduk, agama dan mata

pencarian serta saran dan prasarana yang dimiliki desa.

BAB IV : DAYA TARIK AIR TERJUN SAMPURAN DESA

HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN

TOBA SAMOSIR

Pada Bab ini diuraikan tentang objek dan daya tarik wisata

air terjun sampuran,kegiatan kepariwisataan di objek

wisata, potensi dan prospek objek wisata serta perlunya

peran serta masyarakat dan pemerintah dalam

(16)

BAB V : PENUTUP

Pada Bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran

yang berdasarkan uaraian pembahasan dan juga merupakan

Bab terakhir dari kertas karya ini.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

(17)

BAB II

URAIAN TEORITI TENTANG PARIWISATA

2.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

Dalam dunia kepariwisataan objek dan daya tari wisata memiliki peranan

penting yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi seseorang atau wisatawan

untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Menurut undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan disebut

dalam Pasal 1 (5) industri pariwisata adalah: “suatu susunan organisasi, baik

pemerintah maupun swasta, yang terkait dalampengembangan, produksi dan

pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang

sedang bepergian”.

Sedangkan batasan pengertian (terminologi) objek dan daya tarik wisata

menurut undang-undang No. 9 tahun 1990 adalah : “ objek dan daya tarik wisata

adalah segala sesuatu yang menjadi wisata”.

Menurut pasal 4 Bab III undang-undang No.9 tahun 1990 bahwa objek dan

daya tarik wisata terdiri atas :

a. Objek dan Daya Tarik Wisata Ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa, yang

berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

Objek dan daya tarik wisata yang berwujud keadaan alam serata flora dan

fauna adalah merupakan suatu lahan atau kawasan. Pengelolaanobjek dan

daya tarik wisata ini harus dilakukan secara bijaksana,karena sumber daya

wisata ini maupun ekosisitemnya sangat peka terhadap

(18)

ini diperlukan keterlibatan berbagai unsur. Unsur-unsur ini perlu digali dan

dipahami, sehingga pendekatan langkah untuk pengembangannya dapat

dilakukan secara tepat.

Di dalam pemanfaatan sumber daya alam dapat dibedakan pada berbagai

bentuk dan karakteristik, antara lain : padat , cair, gas, maupun sinar. Sifat-sifat

dari sumber daya alam memiliki aneka ragam bentuk sehingga sangat sulit untuk

mengelola. Di sinilah kadanag-kadang pengelola melakukan manipulasi habitat

(tempat hidup). Karena tidak ada makhluk yang hidup sendiri tanpa bantuan

makhluk hidup lainnya.

Objek dan daya tarik wisata Tuhan ciptaan yang berwujud keadaan alam

serta flora dan fauna memiliki daya tarik yang relatif tinggi bagi wisatawan. Apa

yang menarik pada saat sekarang mungkin di masa silam dan masa yang akan

datang kurang menarik bahkan mungkin sama sekali tidak menarik atau

sebaliknya. Hal ini bisa saja terjadi pada waktu kunjungan wisatawan, pada

kunjungan pertama objek dan daya tarik tersebut sangat menarik, namun pada

kunjungan berikutnya menjadi tidak menarik lagi.

Daya tarik yang terdapat pada objek dan daya tarik wisata berwujud

keadaan alam serta flora dan fauna, menurut kodrat dan kejadian sumber daya

alam dan ekosistemnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, (Direktorat

Jenderal Pariwisata, 1984) antara lain :

1. Objek dan daya tarik wisata kawasan hutan, pertanian, perkebunan, dan

peternakan.

2. Objek dan daya tarik wisata laut,pantai, sungai, dan danau.

(19)

Daya tarik suatu objek merupakan suatu modal utama yang dapat

digunakan untuk pengembangannya. Hal ini disebkan bahwa dauya tarik tersebut

sebagai potensi utama yang menyebabkan pengunjung datang .

b. Objek dan Daya Tarik Wisatawan Berupa Hasil Karya Manusia

Objek dan daya tarik hasil karya manusia adalah berupa pemanfaatan

berbagai jenis kegiatan manusia dan hasil kreasinya yang diciptakan

daripemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dijadikan

sasaran wisata.

Pemanfaatan interaksi manusia dengan budayanya memiliki

keanekaragaman antar lain:

a. Peninggalan sejarah purbakala

b. Aneka ragam budaya

a. Seni tari dan musik

b. Seni Drama

c. Upacara agama dan kepercayaan

d. Upacara perkawinan

e. Acara – acara yang menyangkut adapt- istiadat dan kebiasaan

tradisional

f. Upacara pemakaman

g. Tata cara dan tata krama kehidupan tardisional (way of life)

(20)

2.2 Proses Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata

Pengembangan objek dan daya tarik wisata adalah merupakan rangkaian

kegiatan yang kompleks ( tidak sederhana ), karena menyangkut ruang lingkup

keadaan alam, flora dan fauna dan segala sesuatu yang terlindung pada kehidupan

manusia.

Dalam rangka pengembangan objek dan daya tarik wisata diperlukan

kebijaksanaan dan strategi yang benar- benar dapat dijadikan acuan atau panduan

bagi pengembangan sektor lainnya dengan tidak mengabaikan keselamatan

lingkungan dan tidak memilki dampak negatif terhadap kehidupan budaya yang

ada.

Objek dan daya tarik wisata didefinisikan sebagai perwujudan dari

ciptaaan Tuhan yang Maha Esa dan buatan manusia yang memilki daya tarik

untuk dikunjungi wisatawan, yang pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi

tiga kelompok dasar, ( Dephub, Dirjen pariwisata, petunjuk pengembangan,

1981-1982, hal 4 ) yaitu:

a. Sumber yang bersifat alamiah (Natural Resources)

b. Sumber buatan Manusia ( Man made Resouuces)

c. Sumber-sumber yang bersifat manusiawi (Human Resouces)

Dalam hubungannya dengan ketiga kelompok objek dan daya tarik wisata

di atas, disadari bahwa fungsi dan wewenang untuk pengelolaan sangat tergantung

pada hubungan kerjasama antara dunia usaha (swasta), pemerintah dan

(21)

Objek dan daya tarik wisata adalah merupakan suatu potensi yang kuat

untuk mendorong wisatawan kesuatu Negara maupun suatu daerah tujuan wisata.

Melihat tersebut pengembangan dan pemeliharaan objek dan tujuan wisata sangat

diperlukan dengan tidak melupakan upaya pelestarian lingkungan, alam dan

kebudayaan, dan suku-suku bangsa yang ada di daerah tersebut.

Keanekaragaman objek dan daya tarik wisata yang dimiliki adalah

merupakan alam dan kekayaan kehidupan manusia yang dimiliki sangat potensial

untuk dimanfaatkan sebagai daya tarik bagi wisatawan dan dijadikan sebagai

usaha untuk meningkatkan serta memperluas produk pariwisata dengan tanpa

meningggalkan azas-azas pelestariannya.

Untuk menjaga kelestarian suatu objek dan daya tarik wisata

pengembangan suatu objek wisata meliputi 5 maksud dasar (Hadinoto

kusudianto,perencanaan pengembangan destinasi pariwisata,1996,hal 100) yaitu:

1. Identifikasi pendekatan alternative dari: pemasaran,

pengembangan, organisasi industry wisata, pelayanan pendukung

dan aktivitas.

2. Penyesuaian terhadap yang tak tersangka, yaitu mengenai kondisi

ekonomi umum, situasi enerji, nilai-nilai dan pola hidup,

keuntungan besar industri tertentu.

3. Mempertahankan keunikan, yaitu : ciri khas alam dan sumber daya,

kebudayaan lokal, dan kehidupan tradisional, arsitektur lokal,

(22)

4. Mengkreasikan keinginan, seperti meningkatkan kesadaran akan

keuntungan wisata, menciptakan citra yang jelas dan positif dari

kawasan destinasi.

5. Mencegah yang tidak diinginkan, seperti pertentangan dan

persainngan dari para operator, sikap bermusuhan dan tidak ramah

dari penduduk setempat.

Manfaaat Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata

Makin meningkatnya pendapatan sebagian besar masyarakat sebagai hasil

dari pembangunan, semakin banyak orang yang dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan hidup primer, sekunder, tersier. Selain itu perkembangan teknologi

yang sangat pesat memudahkan manusia untuk mengadakan hubungan

komunikasi antara satu dengan yang lainnya tanpa terikat oleh jarak lagi. Hal ini

juga mengakibatkan munculnya berbagai jenis pekerjaan baru yang dilakukan

manusia . Kini manusia semakin sibuk dan mengakibatkan ketegangan urat

syaraf, banyaknya pikiran dan gangguan psikis lainnya. Untuk itu manusia

memerlukan adanya rekreasi atau wisata. Untuk melayani hal tersebut maka suatu

perencanaan, pengelolaan dan tentu saja objek dan daya tarik wisata yang sehat

sangat diperlukan.

Perencanaan, pengembangan dan pemanfaatan serta pengelolaan objek

daya tarik wisata di suatu tempat atau daerah tujuan wisata dituntut dengan

berbagai syarat tertentu, ( Tourism Development plan, Direktorat jenderal

(23)

a. Harus dijaga agar tidak merusak lingkungan hidup, tata krama kehidupan

serta adat istiadat masyarakat sekitarnya.

b. Harus mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat

sekitarnya serta pemerataan pendapatan dan pengembangan.

c. Harus memperhatikan prinsip-prisip pelestarian, nilai-nilai hidup

masyrakat sekitarnya

d. Harus bermanfaat bagi yang mengunjunginya sehingga tetap menarik

2.2 Pengelolaan dan Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata

Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata

Tanpa adanya pengelolaan yang baik, objek dan daya tarik wisata tidak

mungkin dapat memenuhi tuntutan seperti yang di kehendaki oleh kebijaksanaan

atau persyaratan-persyaratan di atas.

Di dalam pelaksanaan studi rencana pengembangan suatu objek dan daya

tarik wisata, tidak cukup hanya disiapkan rencana fisik saja, akan tetapi harus

disertai dengan rencana pengelolaan serta persiapan sumber daya manusia yang

akan menjadi pengelola dan pelaksana serta hal-hal pendukung lainnya.

Pada tahun-tahun pertama, objek dan daya tarik wisata yang masih baru

belum banyak dikenal, sehingga para pengunjung dapat di pastikan belum cukup

banyak.Oleh karena hal tersebut penyediaan biaya operasi sangat diperlukan. Pada

umumnya biaya pengelolaan suatu objek dan daya tarik wisata tidak cukup

apabila hanya didasarkan pada hasil penerimaan dari tiket tau karcis masuk (

entrance fee) dari pengunjung saja. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya diusahakan

(24)

panggung atraksi pergelaran budaya atau atraksi lainnya dan jenis-jenis usaha

pariwisata lainnya. Dengan adanya sumber pembiayaan yang pasti dan kontiniu,

maka fungsi dan daya tarik wisata akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Cara lain yang dapat ditempuh antara lain adalah dengan bekerja sama antara satu

dengan unsure pemerintah dan swasta. Hal ini perlu karena adanya pembagian

yang jelas tentang seluruh wewenang dan tanggungjawab pengelolaan diserahkan

kepada swasta sebab pada umumnya hal-hal lain yang dapat menunjang dan

menjamin kelancaran kegiatan untuk pemanfaatan objek dan daya tarik wisata

kurang mendapat perhatian, sehingga objek dan daya tarik wisata serta

lingkungannya dan aksebilitas ke objek dan daya tarik wisata tersebut kurang

diperhatikan dan cenderung kurang dipelihara.

Objek dan daya tarik wisata disamping sebagai aset juga merupakan daya

tarik utama bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Objek dan daya tarik wisata juga dapat digunakan sebagai wahana informasi,

pusat dokumentasi dan pusat penelitian bagi manusia agar mengenal, mengagumi

dan mencintai segala potensi yang ada.

Dari penjelasan –penjelasan tersebut bahwa objek dan daya tarik wisata

yang memilki ciri khas perlu mendapat perhatian secara khusus untuk peningkatan

serta pengembangannya dan perlu memperhatikan kelestariannya. Pada

pengelolaan objek dan daya tarik wisata kadang-kadang memang dihadapkan pada

adanya perubahan selera pengunjung atau tingkat elastisitasnya cukup tinggi,

meningkatkan persaingan dengan objek dan daya tarik wisata lainnya, sehingga

(25)

Dalam menghadapi situasi yang demikian, pengelola harus cepat tanggap

dan kreatif untuk dapat menyesuaikan produk-produk dengan selera pengunjung,

misalnya, mengadakan perubahan penyajian dalam pelaksanaan promosi sehingga

objek dan daya tarik wisata tersebut dapat dihidupkan kembali dengan produk

baru yang disesuaikan dengan kecenderungan minat calon pengunjung yang

dominan pada saat itu. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan

mengadakan proses pelaksanaan pemasaran dan pengembangan produk yang

dapat menyentuh selera dan keinginan pengunjung tanpa mengorbankan

prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan.

Pengusahaan Objek Dan Daya Tarik Wisata

Menurut undang-undang No. 9 tahun 1990, pengusahaan Objek dan Daya

Tarik Wisata dapat dilakukan oleh pemerintah dan swasta yang memiliki badan

usaha atau perseorangan. Dalam melakukan kegiatan usaha tersebut harus

berdasarkan izin serta syarat-syarat pengusahaan dan ketentuan lain mengenai

pelaksanaan kegiatan pengusahaannya diatur oleh pemerintah.

Usaha Objek dan Daya Tarik Wisata dalam melaksanakan kegiatan

perusahaannya memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut :

a. Memberikan perlindungan kepada setiap pengunjung Objek dan Daya

Tarik Wisata.

b. Memenuhi segala peraturan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan pada

Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata No. Kep. 18/U/II/88 tentang

pelaksanaan ketentuan Objek dan Daya Tarik Wisata.

(26)

d. Menjalankan usahanya harus sesuai dengan norma-norma dan tata cara

pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata.

e. Menjaga martabat Objek dan Wisata antara lain mencegah dan melarang

kegiatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penggunaan narkoba serta

menerapkan unsure-unsur Sapta Pesona secara mutlak.

Kegiatan pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata menurut

undang-undang No. 9 tahun 1990 adalah : kegiatan usaha yang meliputi membangun dan

mengelola Objek dan Daya Tarik Wisata beserta prasaran dan saran yang

diperlukan dan atau kegiatan yang mengelola Objek dan Daya Tarik Wisata yang

telah ada.

Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok, yaitu :

a. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam, usaha ini adalah usaha

yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Tata

Lingkungan untuk dijadikan sebagai sarana wisata.

b. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya, usaha ini adalah

usaha-usaha yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan seni budaya

bangsa untuk dijadikan sebagai sarana wisata.

c. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Khusus, usaha ini adalah

usaha yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan Sumber Daya Alam dan

potensi seni budaya untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus

(27)

Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata yang berintikan kegiatan

diperlukan pengamanan keselamatan Wisatawan, kelestarian dan mutu

lingkungan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.

2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Masyarakat

Pembangunan pariwisata bukan hanya membawa dampak positif, tetapi

juga berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat (Sapta Pesona /Sadar

Wisata, Direktorat Jenderal Pariwisata, 1980).

Dampak Positif dari pengembangan pariwisata meliputi berbagai aspek,

yakni :

a. Aspek Ekonomi

- Peningkatan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.

- Peningkatan pendapatan atau multiplier effect.

- Mendorong kegiatan wiraswasta.

- Distribusi pendapatan dari daerah yang tingkat pendapatannya tinggi,

ke daerah yang tingkat pendapatannya rendah.

- Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana.

Menurut Karyono (1997) keuntungan-keuntungan dalam negeri dari

kepariwisataan adalah:

1. Dorongan untuk memperluas lapangan kerja,

2. Pasaran baru untuk hasil-hasil tertentu,

3. Efek penggandaan,

4. Mendorong penanaman modal asing,

(28)

6. Mendistribusikan kembali pendapatan nasional.

b. Aspek Lingkungan Alam

- Timbulnya upaya untuk merawat kebersihan lingkungan dan

melestarikan sumber daya alam.

- Kesadaran dan cinta akan lingkungan alam.

- Pemanfaatan lingkungan yang berpotensi untuk diangkat menjadi

daerah wisata.

c. Aspek Sosial Budaya

- Perluasan pengetahuan tentang kebudayaan

- Timbulnya upaya merawat dan melestrikan adat – istiadat /

kebudayaan asli daerah.

- Meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan rasa cinta

akan tanah air.

- Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.

Dampak negatif dari pembangunan wisata juga meliputi berbagai aspek,

yaitu :

a. Aspek Ekonomi

- Adanya ancaman ketergantungan terhadap sector periwisata.

- Harga barang – barang di daerah wisata lebih tinggi.

- Munculnya pedagang asongan

b. Aspek Lingkungan Alam.

- Terjadinya pencemaran lingkungan alam seperti polusi air, udara, dan

(29)

- Perusakan lingkungan alam yang dilakukan oleh orang yang tidak

bertanggung jawab seperti tulisan graffiti yang terdapat pada bebatuan

dan dinding gua.

- Pembuangan limbah yang tidak terkontrol

- Pengusikan habitat alam.

c. Aspek Sosial Budaya.

- Komersialisasi budaya dalam segala bentuk, harga, produk, dan benda

– benda seni.

- Rusaknya Arsitektural suatu bangunan dan mengubah wajah kota.

- Timbulnya sikap iktu – ikutan pada masyarakat setempat

menyebabkan kehilangan identitas budaya sendiri (westernisasi).

(30)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG DESA HUTADAME

KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

3.1. Keadaan Alam.

Desa Hutadame adalah salah satu desa yang terletak di bawah kaki

pegunungan di kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir. Desa Hutadame

mempunyai jarak 237 Km dari Medan dengan jarak tempuh ± 6 jam. Untuk

menempuh desa ini ada dua jalan alternatif yang dapat dilalui dengan kendaraan,

yakni :

1. Melalui kecamatan Laguboti yang berjarak 7 Km dengan jarak tempuh ±

30 menit.

2. Melalui kecamatan Balige yang merupakan ibukota kecamatan dengan

jarak tempuh 10 Km dan dapat ditempuh ± 45 menit.

Wilayah Hutadame mempunyai batas – batas berikut ;

- Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Parsoburan

- Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Balige.

- Sebelah Utara berbatasan dengan desa Nagasari

- Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Laguboti.

Desa Hutadame terletak pada ketinggian 1200 M di atas permukaan laut

dan mempunyai temperature udara 26 º C - 36 º dengan memiliki iklim sejuk juga

(31)

Curah hujan terbanyak dalam setahun adalah 130 hari. Desa Hutadame

memiliki luas wilayah 30 Ha dan hampir seluruh kawasan merupakan lahan

pertanian. Keadaan tanah di desa ini dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:

1. Datar sampai berombak.

2. Berombak sampai bergunung.

Dengan melihat kondisi alamnya desa Hutadame memiliki dua sektor

andalan yang dapat dimanfaatkan, yakni :

1. Sebagai wilayah pertanian

Wilayah pertanian dengan tanaman padi yang menghijau dpat

dijadikan agrowisata. Kesibukan para petani ketika sedang menuai

padi merupakan pemandangan alam yang indah untuk dilihat.

2. Sebagai objek dan daya tarik wisata

Desa Hutadame memiliki objek dan daya tarik wisata yang berpotensi

untuk dikembangkan di masa yang akan dating yakni air terjun

Sampuran.

Melihat potensi yang terdapat di desa Hutadame ini tidak tertutup

kemungkinan bahwa air terjun Sampuran menjadi daerah objek wisata.

3.2. Penduduk, Agama dan Mata Pencaharian

Desa Hutadame dipimpin oleh seorang kepala desa dengan jumlah dengan

jumlah penduduk lebih kurang 80 kepala keluarga, di mana penduduk adalah

(32)

Rumah tempat tinggal penduduk desa ini masih berbentuk rumah adat,

namun arsitekturnya sudah tidak asli lagi dan beberapa rumah penduduk lainnya

sudah tidak berbentuk rumah adat lagi. Dengan melihat keadaan desa ini, maka

perkampungan ini masih dapat digolongkan sebagai perkampungan tradisional.

Sekitar 80 kepala keluarga yang berada di desa Hutadame kecamatan

Balige sudah mengerti akan arti pendidikan bagi anak-anaknya. Walaupun di desa

Hutadame ini hanya memiliki satu Sekolah Dasar (SD) dan tidak memiliki

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) namu

para orang tua menyekolahkan anaknya setelah tamat dari SD untuk melanjutkan

sekolah di Balige maupun di daerah lainnya.

Hampir seluruh penduduk Hutadame menganut agama Kristen Protestan

dan Gereja merupakan satu-satunya rumah ibadah yang terdapat di desa

Hutadame. Penduduk desa Hutadame hidup rukun dan masih terikat dengan

adat-istiadat serta memegang teguh kebudayaan Batak Tobanya.

Mata pencaharian di desa Hutadame 90 % adalah bertani dengan cara

mengerjakan sawah dan ladangnya. Pada umumnya mereka menanam padi sekali

setahun dan menanam kacang tanah dilahan yang kering. Walaupun sebagian

penduduk desa Hutadame bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun

mereka tetap bercocok tanam diladang atau disawah setelah pulang kerja. Hanya

sebagian kecil penduduk desa yang menjadi pedagang dan karyawan swasta

3.3 Sarana dan Prasarana

Perkembangan dunia kepariwisataan di Indonesia khususnya di Sumatera

Utara semakin berkembang walaupun pada saat ini sedang mengalami suatu

(33)

pemasukan devisa bagi Negara. Dalam peningkatan mutu dan pelayanan perlu di

ambil langkah-langkah kebijaksanaan dengan penyediaan sarana dan prsarana

kepariwisataan yang memadai.

Apabila ada perencanaan yang matang baik dari segi sarana maupun

prasarana kepariwisataan, desa Hutadame dengan panoramanya yang indah serta

potensi lainnya yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan antara lain :

1. Jaringan Jalan Raya dan Transportasi

Desa Hutadame sudah dapat dilalui oleh kendaraan mini bus dan kondisi

jalannya pun sudah memadai dengan lebar jalan sekitar 3 meter. Ada dua

jalan masuk ke desa Hutadame yaitu melalui kecamatan Balige dan

Kecamatan Laguboti tetapi jalan untuk menuju ke Objek dan Daya Tarik

Wisata Air terjun Sampuran belum dapat dilalui oleh kendaraan karena

kondisi jalan masih merupakan jalan setapak melalui areal persawahan dan

bebatuan disepanjang aliran sungai dan juga harus melakukan pendakian

untuk mencapai ke objek wisata tersebut. Maka, dalam hal ini perlu

dilakukan pembenahan sarana dan prasarana guna memungkinkan

kelancaran transportasi dari dan ke desa Hutadame.

2. Instalasi penerangan dan air bersih

Desa Hutadame sudah memiliki instalasi penerangan listrik dan air bersih

yang disalurkan ke setiap rumah penduduk.

3. Pelayanan Kesehatan dan Keamanan

Desa Hutadame memiliki satu unit pelayanan kesehatan yakni Polindes

(34)

baik karena menurut keterangan dari penduduk setempat belum pernah

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan jika ada pengunjung dari luar

daerah yang dating ke desa ini, penduduk desa Hutadame, selalu bersedia

memberikan bantuan dan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung

Jika ditinjau dari sarana dan prasarana di desa Hutadame sangat

diharapkan partisipasi pemerintah dan dunia usaha untuk membenahi dan

membangun sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti :

a. Accessibility (muda h di capai)

Maksudnya adalah bagaimana kemudahan untuk sampai ke tempat tujuan

tersebut, seperti tersedianya transportasi ke objek secara teratur, dengan

tariff murah, nyaman dan aman.

b. Amenities (fasilitas)

Maksudnya adalah tersedianya fasilitas-fasilitas seperti penginapan,

restoran, rumah makan, dan tempat hiburan dan fasilitas lainnya yang

dapat mendukung kegiatan kepariwisataan di objek dan daya tarik wisata

seperti sarana telekomunikasi.

Namun, di desa Hutadame keterjangkauan dan fasilitas yang diuraikan di

tas belum tersedia dan tercapai sepenuhnya. Dengan demikian hal-hal di atas perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memajukan kepariwisataan di sumatera

(35)

3.4. Potensi Ekonomi dan Sosial Budaya

Jika kita berbicara mengenai potensi ekonomi, maka yang dimaksud dalam

hal ini adalah apa yang menjadi sumber penghidupan masyarakat untuk

memenuhi kelangsungan hidup mereka.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa penduduk Hutadame lebih kurang

90 % dapat dikategorikan sebagai petani yang mengerjakan sawah dan lading.

Mereka yang berstatus pegawai negeri juga masih menyempatkan dirinya untuk

bercocok tanam diladang maupun disawah mereka. Hanya sebagian kecil yang

menjadi pedagang seperti kelontong atau warung dan karyawan swasta.

Soekanto (1970:13), mengatakan bahwa Sosial Budaya ialah hubungan

social atau hubungan antar masyarakat sejak ia lahir di dunia, ia sudah

berhubungan dengan manusia lain di dalam masyarakat. Sepintas lalu ia pun

mengetahui bahwa dalam berbagai hal ia mempunyai persamaan-persamaan

dengan orang lain, sedangkan dalam hal lain ia mempunyai sifat-sifat yang khas

berlaku bagi dirinya sendiri. Semuanya itu merupakan pengetahuan yang bersifat

sosiologis.

Potensi sosial budaya atau hubungan antar manusia di desa Hutadame

masih erat. Hal ini di dukung satu sama lain masih memiliki hubugan

kekerabatan. Hubungan kekerabatan akan terlihat dalam acara adat sepert : pesta

perkawinan dan pesta-pesta lain yang diselenggarakan di desa itu. Di dalam

pelaksanaan pesta tersebut, penduduk setempat akan dating untuk membantu

supaya pesta tersebut terlaksana dengan baik dan lancer. Jadi, rasa kebersamaan

(36)

BAB IV

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN SAMPURAN DI DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

4.1 Selintas Mengenai Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran

Air terjun Sampuran merupakan objek dan daya tarik wisata yang berada

di desa Hutadame kecamatan Balige. Air terjun Sampuran memiliki tiga bagian

atau tingkat yakni :

1. Tingkat pertama, dengan ketinggian lebih kurang 60 meter dan merupakan

dasar air terjun yang langsung menjadi air sungai.

2. Tingkat kedua, dengan ketinggian lebih kurang 200 meter yang merupakan

tempat pengunjung untuk mamandang dan beristirahat setelah melakukan

perjalanan dan pendakian tebing menuju lokasi air terjun yang berada di

tingkat ke dua ini. Di tingkat kedua ini, pengunjung dapat melakukan

pengambilan foto dengan latar belakang air terjun, menikmati makanan

yang di bawa oleh pengunjung, menikmati hembusan udara yang sejuk

serta semburan air terjun juga pemandangan yang ada di sekitar lokasi air

terjun Sampuran.

3. Tingkat ketiga merupakan daerah yang sangat susah dicapai dan jarang

sekali pengunjung yang mampu sampai ketingkat ini. Namun menurut

keterangan informasi yang di dapat dari masyarakat setempat tingkat

ketiga dari air terjun Sampuran sudah pernah didaki oleh seorang

pengunjung dengan menggunkan tali. Karena bila melakukan pendakian

(37)

kesulitan menuju tingkat tersebut, karena jalannya licin dan ketinggiannya

yang curam. Namun bagi wisatawan yang memiliki minat khusus seperti

memanjat tebing/mendaki, hal ini merupakan suatu kegiatan yang sangat

menantang dan membutuhkan keberanian dan keahlian.

Adapun jarak yang di tempuh dari desa Hutadame menuju lokasi air terjun

Sampuran lebih kurang 3 Km dan memakan waktu lebih kurang dua jam.

Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, Air Terjun Sampuran sudah ada

semenjak penduduk datang dan bermukim di desa Hutadame.

Air terjun Sampuran terjadi akibat pertemuan dari tiga aliran sungai yang

berada di puncak bukit. Adapun aliran sungai tersebut antara lain :

1. Sebelah Barat adalah sungai Panganan yang merupakan sungai terbesar

2. Sebelah timur adalah sungai Nagundong

3. Sebelah utara adalah sungai Silahi.

Pertemuan ketiga aliran sungai yang terjadi di puncak (tingkat ketiga) ini

maka air sungai yang jatuh ke bawah tersebut dinamai air terjun Sampuran.

Menurut legenda dari masyarakat desa Hutadame, air terjun ini dinamai air terjun

Sampuran karena air terjun tersebut terjadi akibat pertemuan/ campuran ketiga

aliran sungai yang menyatu di atas puncak bukit yang airnya jatuh kebawah dan

menjadi aliran sungai. Kata Sampuran adalah bahasa Batak Toba yang artingnya :

campuran sehingga air terjun tersebut dikenal dengan nama air terjun Sampuran.

Air Sampuran ini mengalir melalui desa Sibange-bange, Pandumaan

(38)

Hutagol, Paindoan, Markas 123 Onan Sampan, Jembatan Aek Alian, Lumban

Bul-bul yang akhirnya bermuara ke Danau Toba.

Menurut legenda dari masyarakat desa Hutadame, air terjun Sampuran

dapat dijadikan obat batuk bila diminum di pagi hari di saat burung-burung

belum keluar/terbang dari sarangnya. Air terjun Sampuran juga dapat diminum

langsung pada saat kita mengunjungi air terjun Sampuran tersebut karena airnya

yang sangat jernih dan bersih.

4.2. Kegiatan Kepariwisataan di Objek dan Daya tarik Wisata Air Terjun

Sampuran

Jika ditinjau dari segi pengunjung, berdasarkan dan pengamatan penulis

serta informasi dari penduduk setempat, pengunjung yang paling ramai datang

adalah pada saat hari-hari besar dan hari libur umum (minggu). Walaupun objek

dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran belum dikelola sepenuhnya dalam arti

masih bersifat alami namun pengunjung tetap ramai untukmenikmati

pemandangan alamnya yang indah dan udaranya yang sejuk. Sampuran adalah

tempat para muda-mudi yang ingin berekreasi baik secara perorangan maupun

kelompok yang datang dari kecamatan Balige ataupun dari daerah-daerah yang

lain. Dilihat dari segi situasi dan kondisi alamnya memang cocok bagi orang yang

seusia itu dan memiliki jiwa petualang (adventure).

Tujuan dari kedatangan para pengunjung adalah kebanyakan untuk

menikmati keindahan panorama alam yang berada di desa Hutadame dan ingin

(39)

mengadakan penelitian di air terjun Sampuran dengan maksud ingin

mengembangkan dan melestarikannya pada wisatawan.

Menurut informasi yang didapat dari Kepala desa Hutadame, bahwa dari

pihak Dinas Pariwisata Tingkat II Toba Samosir dan pihak Pemerintah Daerah

Tingklat II Toba Samosir telah mengadakan penelitian ke daerah ini dengan

tujuan akan mengangkatnya sebagai objek dan daya tarik wisata.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

kepariwisataan yang dapat dilakukan di objek dan daya tarik wisata air terjun

Sampuran adalah hiking(mendaki), berjalan di bebatuan sambil melintasi sungai,

hunting(berburu) dan kegiatan-kegiatan santai lainnya seperti : mandi,

berfoto/video, berenang (hanya di lokasi tertentu saja).

4.3. Potensi dan Prospek Objek dan daya Tarik Wisata Air Terjun

Sampuran

Potensi alam yang ada di desa Hutadame pada dasarnya mempunyai

peluang untuk dikembangkan namun hanya saja lokasi ini belum dimanfaatkan.

Menurut hasil pengamatan langsung, hal yang paling menonjol didesa ini adalah

lahan pertanian yang dikelola tradisional yang dapat dijadikan agro wisata.

Tetapi karena sektor pertanian yang lebih diunggulkan dan diutamakan

oleh masyarakat setempat, menyebabkan penghasilan mereka sangat tergantung

pada hasil pertaniannya . Jadi, alangkah baiknya apabila objek dan daya tarik

wisata air terjun Sampuran itu di kelola dengan baik dan mempublikasikannya ke

(40)

usaha-usaha baru yang mendukung adanya objek dan daya tarik wisata air terjun

Sampuran itu.

Secara umum objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran ini

dikembangkan kaena itu akan membawa dampak positif bagi perekonomian

setempat maupun daerah.

Pada dasarnya objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran ini

memiliki potensi dan prospek yang cerah dimasa yang akan datang, yaitu :

1. Sebagai daerah objek dan daya tarik wisata.

2. Sebagai lokasi pembangkit tenaga listrik

3. Sebagai sumber air mineral (Aqua).

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa air terjun Sampuran ini

memiliki tiga bagian (tingkat) jadi, pada tingkat kedua ini dilakukan penataan

supaya para pengunjung yang datang dapat menikmati indahnya pemandangan

alam disekitar objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran ini. Dengan

adanya kegiatan yang dilakukan oleh para pecinta alam yang berjiwa petualang,

maka, kemungkinan besar dapat dirintis jalan lain (tanpa memanjat dinding batu

yang terjal) untuk menuju ke tingkat tiga sehingga para pengunjung lainnya dapat

mencapai tingkat yang tertinggi Air Terjun Sampuran tersebut.

Potensi yang dimiliki oleh Air Terjun Sampuran bila tidak dikembangkan,

maka jumlah pengunjung akan terbatas dalam hal ini khusus bagi muda-mudi saja

sedangkan para lanjut usia tidak dapat menikmatinya.

D isamping objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran tersebut,

(41)

yaitu berlokasi di desa Bonan Dolok yang berjarak lebih kurang2,5 Km dari desa

Hutadame. Desa Bonan Dolok terkenal dengan dangke Sirambe (ikan khas Batak),

mual Sirambe dan liang (gua) Sipege.

4.4 Perlunya Peranan Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pengembangan

Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran

Melihat potensi wisata yang ada di desa Hutadame dan bila dikembangkan

sangatlah menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat khususnya disekitar

objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran. Dalam hal ini pemerintah harus

ikut serta melaksanakan dan membantu menggalakkan arus kunjungan wisatawan

ke Sumatera Utara umunya dan ke desa Hutadame khususnya. Untuk itu

pemerintah diharapkan membuat perencanaan yang matang agar bermanfaat bagi

wisatawan yang akan berkunjung ke objek dan daya tarik wisata air terjun

Sampuran tersebut.

Dengan keikutsertaan pemerintah dalam pengembangan objek dan daya

tarik wisata Air Terjun Sampuran serta memperkenalkannya kepada wisatawan

yaitu dengan cara melakukan promosi mengenai objek dan daya tarik wisata air

terjun Sampuran kepada dunia usaha pariwisata seperti Biro Perjalanan Wisata

yang berada di dalam kota maupun di luar negeri sehingga mereka nantinya akan

tertarik untuk berkunjung ke objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran yang

ada di desa Hutadame Kecamatan Balige tersebut.

Faktor-faktor yang bisa dinilai dari sebuah daerah tujuan wisata dapat

diambil dari data-data penilaian yang berasal dari para wisatawan. Faktor yang

(42)

a. Thing to do,

b. Scenery,

c. Pleasentness of the weater,

d. Case of travelling around,

e. Service on facilities and attractions,

f. Cost of things, activities and service (suwantoro,1997)

Adapun pengembangan fisik yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam

upaya pengembangan objek dan daya tarik wisata air terjun sampuran ini adalah

perencanaan pembangunan jalan raya dan transportasinya yang mencakup :

a. Jalan antara satu desa dengan desa lain

b. Jalan menuju objek dan daya tarik wista air terjun Sampuran tersebut.

Untuk melengkapi rencana pengembangan tersebut pemerintah dapat

mengadakan penyuluhan sadar wisata serta kebersihan lingkungan dan kelestarian

alam bagi masyarakat di desa Hutadame.

Di samping pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan yang paling

dominan di mana masyarakatlah nantinya langsung berhadapan dengan para

wisatawan. Seperti : pemeliharaan kebersihan dan keindahan lingkungan, sikap

ramah tamah yang juga merupakan satu sikap secara tidak langsung telah turut

berpartisipasi dalam menunjang pengembangan atau pembangunan daerah

tersebut.

Kesediaan masyarakat untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan serta

menjaga keamanan dan ketertiban di daerah tersebut sangatlah berguna untuk

(43)

yang memuaskan atau dilakukan untuk kemajuan kepariwisataan di desa

Hutadame khususnya dan Sumatera Utara Umumnya, antara lain :

1. Pihak pemerintah diharapkan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya

arti kepariwisataan di desa Hutadame kecamatan Balige Kabupaten Toba

Samosir serta pentingnys penerapan butir-butir Sapta Pesona.

2. Dalam memperkenalkan Objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran

perlu dilaksanakan promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam

hal ini Dinas Pariwisata Tingkat II dan Dunia Usaha Pariwisata yang ada

di Sumatera Utara.

3. Diharapkan perhatian pemerintah untuk membangun jalan ke daerah objek

dan daya tarik wisata air terjun Sampuran beserta memperbanyak sarana

(44)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelolaan merupakan hal yang paling penting dalam memperkenalkan

suatu objek dan daya tarik wisata. Hal ini dikarenakan tanpa adanya suatu

pengelolaan yang baik maka suatu objek dan daya tarik wisata akan kehilangan

pesonanya dan mungkin saja dapat rusak atau punah. Pengelolaan yang baik harus

melibatkan masyarakat sekitar objek wisata.Selain itu pengelolaan yang baik juga

harus menjaga kestabilan ekosistem disekitar objek wisata, jangan sampai

ekosistem tersebut rusak.

Demikian pula dalam pengelolaan Air Terjun sampuran perlu diperhatikan

alam di sekitar air terjun tersebut.Selain alam juga perlu diperhatikan keadaan

pemukiman penduduk. Jangan sampai pengelolaan mengganggu kediaman

penduduk ataupun membawa bencana bagi penduduk Desa Hutadame.

Pengelolaam yang baik tetap menjaga keaslian dari suatu objek dan daya tarik

wisata.

Dalam pengelolaan objek dan daya tarik wisata diperlukan juga

pembangunan sarana dan prasarana yang dapat mendukung perkembangan suatu

objek wisata. Selain itu peran serta masyrakat sekitar sangat diperlukan, hal ini

dikarenakan apabila sikap masyarakat sekitar tidak ramah dan cenderung

(45)

wisatawan akan malas ataupun tidak akan dating lagi ke objek wisata tersebut. Hal

ini akan menimbulkan image yang buruk bagi objek wisata tersebut.

5.2 Saran

Apabila menginginkan objek wisata air terjun Sampuran pemerintah harus

lebih sering mempromosikan objek wisata ini. Pemerintah dapat bekerja sama

denganpihak swasta apabila pemerintah merasa kurang mampu menangani objek

wisata tersebut.

Karena air terjun ini tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk maka

peran penduduk juga harus diberikan peran yang sesuai. Hal ini dilakukan agar

penduduk dapat merasa diperhtikan oleh pemerintah dan merasa memiliki objek

wisata tersebut sehingga penduduk akan menjaga kenyamanan wisatawan dan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pariwisata, 1984.Objek dan Daya Tarik Wisata. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pariwisata, 1986. Tourism Development Plan. Jakarta.

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.

Universitas Indonesia.

Karyono, A.Hari.1997.Kepariwisataan.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Sahat Sinaga, SE, Mei 1994. Tourism Development Planning. Medan.

Sumatoro, Gamel. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta : ANDI.

(47)

DAFTAR RIWYAT HIDUP

Nama : Hairil Syahput ra

Tempat/Tanggal lahir : Medan, 29 Maret 1989

Alamat : Jl. Mabar No.63 Medan

Nama Orang Tua

- Ayah : Fadlil

- Ibu : Rosmaini Nasution

Alamat Orang Tua : Jl. Mabar No.63 Medan

Riwayat Pendidikan

- SD Negeri 0608052 Tahun 1995 s/d 2001

- SLTP Negeri 12 Medan Tahun 2001 s/d 2004

- SMA Swasta Husni Thamrin Medan Tahun 2004 s/d 2007

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil penelitian menunjukkan terdapat kecenderungan hubungan yang tinggi antara faktor-faktor epistemik terhadap perilaku pemilih yang ditunjukkan dengan nilai 0,000<0,05

Ragam bahasa lain juga yang ditemukan dalam novel peyempuan karya peyem berdasarkan sikap penutur diantaranya dapat dilihat pada percakapan antara Mita dan Doni pada halaman

[r]

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperkenalkan rambu lalu lintas dan marka jalan adalah menggunakan augmented reality (AR). Kelebihan metode ini yang mampu

All the Cisco IOS commands can be used from the embedded web server, and the output of the commands will display as a web page presented to the user. An additional command available

During a four-day experiment, eight imaging stations (including four DSLR cameras and four mobile phone cameras) were arranged in two different locations to provide

Jika koloid langsung dielektroforesis, mengapa sumber arus yang dipelukan lebih besar dibandngkan jika larutan yang dielektrolisis dulu baru ditetesi

The calibration of the cameras has shown that over the format of the iPad and iPhone sensor the Canon EOS 5D Mk II has significantly smaller radial lens