AIR TERJ UN SAMPURAN SEBAGAI ASET PARIWISATA DI
DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN
TOBA SAMOSIR
KERTAS KARYA
DISUSUN
O
L
E
H
HAIRIL SYAHPUTRA
NIM : 072204037
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
MEDAN
AIR TERJ UN SAMPURAN SEBAGAI ASET PERIWISATA DI
DESA HUTADAME KECAMATAN TOBA SAMOSIR
KERTAS KARYA
Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan
Non gelar Fakultas Sastra Usu Medan untuk melengkapi salah satu
syarat ujian Diploma III Medan Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
Disetujui Oleh:
PROGRAM PENDIDIKAN SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PROGRAM STUDI
PARIWISATA
KETUA
Drs. Ridwan Azhar, M. Hum
Medan, Juni 2010 PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA
Drs.Ridwan Azhar, M. Hum NIP. 195509231982031001
PENGESAHAN Diterima Oleh :
Panitia Ujian program pendidikan Non Gelar Universitas Sumatera Utara Medan
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada : Tanggal : Hari :
Dekan,
Prof. Syaifuddin, MA, Ph.D NIP. 19650901994031004
Panitia Ujian
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada penulis untuk
menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat
akademis untuk mendapatkan gelar Diploma III Program Studi Pariwisata Usaha
Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih banyak
kekurangan-kekurangan yang disebabkan masih minimnya pengetahuan penulis serta
kurangnya diktat dan buku-buku tentang perhotelan yang menjadi acuan penulis.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, demikian juga penulis yang membuat
kertas karya ini tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan. Beranjak dari
pemikiran tersebut maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritikan dan saran ke arah perbaikan yang diperlukan dari pembaca guna
memperbaiki kesalahan-kesalahan demi kesempurnaan kertas karya ini.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh sebab itu sudah
selayaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D. , selaku Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. , selaku Ketua Program Studi D3
3. Bapak Drs. Mukthar, M, S.Sos, S. Par, MA. , selaku Sekretaris Jurusan
Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
sekaligus Dosen Pembaca.
4. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah susah
payah mendidik dan membimbing serta meluangkan waktu untuk penulis
dalam menyelesaikan kertas karya ini.
5. Seluruh staf pengajar program studi pariwisata di Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara Medan.
6. Kedua orang tua penulis yaitu Fadlil dan Rosmaini Nasution terhormat dan
terkasih beserta seluruh keluarga penulis yang selalu mendukung dengan
tulus dan ikhlas mencurahkan kasih sayang sehingga penulis dapat
menyelesaikan kuliah di Program D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas
Sastra Medan.
7. Seluruh Saudara penulis yang selalu mendengarkan dan memberikan solusi
yang bijak bagi penulis yang terkadang juga berperan sebagai teman yang
selalu memberi dukungan bagi penulis, khususnya buat tante-tante penulis
yaitu Nirwana dan Nirwani SH selalu ada dan telah banyak membantu
penulis.
8. Buat seluruh sahabat karib penulis yang selalu mendengarkan
masalah-masalah dan ikut andil mendukung dan menjadi inspirasi dalam penyemangat
penulis seperti : Muhammad Nofrian, Adi Rochyat Daulay, Reza Pahlawan,
Ricky Rinaldi, dan teman-teman lain, serta junior-junior yang ikut memberi
9. Buat bang Hilal yang bekerja di bagian administrasi kantor jurusan
Pariwisata, yang ikut berperan dalam penyelesaian proses wisuda penulis.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga kertas karya ini ada
manfaatnya bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri yang telah berusaha
menyelesaikan kertas karya ini dengan sebaik-baiknya.
Medan, Juni 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..……….………i
DAFTAR ISI……….iv
ABSTRAK………….………vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul………...………...…1
1.2 Tujuan Penulisan………2
1.3 Ruang lingkup permasalahan………...………3
1.4 Sistematika Penulisan………4
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata……….6
2.2 Pengelolaan dan Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata……….12
2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Masyarakat………...16
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR 3.1 Kadaan Alam………20
3.2 Penduduk, Agama dan Mata Pencaharian………....21
3.3 Sarana dan Prasarana…….………...23
3.4 Potensi Ekonomi dan Sosial Budaya………....24
BAB IV OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN SAMPURAN DI DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR 4.1 Mengenai objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran………...27
4.3 Potensi dan Prospek Air Terjun Sampuran………..30
4.4 Perlunya Peranan Pemerintah dan Masyarakat dalam Pengembangan Air
Terjun Sampuran………32
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………..………...35
5.2 Saran………36
DAFTAR PUSTAKA………37
Lampiran
ABSTRAK
Provinsi Sumatera Utara masih banyak memiliki banyak objek wisata dan Daya Tarik Wisata yang belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh
wisatawan domestik dan mancanegara. Sehubungan dengan itu penulis bertujuan menulis objek wisata Air Terjun Sampuran dan potensi-potensi yang dimiliki Air Terjun Sampuran agar dijadikan pertimbangan dalam pengembangan objek wisata tersebut.
Mengingat minat wisatawan yang cukup tinggi dalam perjalanan untuk menikmati keindahan alamtropis, maka perlu adanya pengembangan potensi wisata Air Terjun Sampuran ini. Hal ini dikarenakan Air Terjun Sampuran memiliki panorama alamtropis yang hampir tidak terdapat di daerah lain. Selain itu Air Terjun Sampuran juga dapat didaki sampai ke puncak dan tentu saja rute perjalanannya cukup sulit, akan tetapi penulis yakin para wisatawan berjiwa petualang akan sangat menyukainya.
ABSTRAK
Provinsi Sumatera Utara masih banyak memiliki banyak objek wisata dan Daya Tarik Wisata yang belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh
wisatawan domestik dan mancanegara. Sehubungan dengan itu penulis bertujuan menulis objek wisata Air Terjun Sampuran dan potensi-potensi yang dimiliki Air Terjun Sampuran agar dijadikan pertimbangan dalam pengembangan objek wisata tersebut.
Mengingat minat wisatawan yang cukup tinggi dalam perjalanan untuk menikmati keindahan alamtropis, maka perlu adanya pengembangan potensi wisata Air Terjun Sampuran ini. Hal ini dikarenakan Air Terjun Sampuran memiliki panorama alamtropis yang hampir tidak terdapat di daerah lain. Selain itu Air Terjun Sampuran juga dapat didaki sampai ke puncak dan tentu saja rute perjalanannya cukup sulit, akan tetapi penulis yakin para wisatawan berjiwa petualang akan sangat menyukainya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Alasan Pemilihan Judul
Indonesia memiliki sumber daya alam yang menarik serta memiliki
keunikan tersendiri yang dapat dijadikan objek dan daya tarik wisata. Sumber
daya alam berupa keindahan alam, flora, fauna, peninggalan-peninggalamn
sejarah, serta hasil-hasil kebudayaan yang beraneka ragam dan bernilai tinggi.
Untuk keseluruhan itu sangat menarik perhatian bagi wisatawan lokal maupun
mancanegara.Sumber daya alam ini apabila dikelola dengan baik tentu saja akan
menjadi sumber devisa bagi Negara dan merupakan sumber pendapatan bagi
masyarakat yangh berada di Objek dan Daya Tarik wisata tersebut.
Indonesia juga memilki sumber pontensi yang cukup besar dan Kota
Medan merupakan salah satu pintu gerbang masuk wisatawan. Provinsi Sumatera
Utara memiliki banyak objek wisata dan daya tarik wisata yang terkenal, Seperti
Parapat dengan pemandangan alam Danau toba, atraksi budaya dan
peninggalan-peninggalan bersejarahnya. Berastagi terkenal dengan udara puncaknya yang
sejuk dan panorama pegunungannya, Bahorok terkenal dengan flora dan
faunanya. Serta Tangkahan yang sangat dikenal dengan kawasan Ekowisata.
Di Provinsi Sumatera Utara masih banyak lagi objek dan Daya Tarik
Wisata yang memiliki potensi dan belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh
wisatawan domestik mau pun mancanegara. Sehubungan dengan itu, penulis
sebagai salah satu objek wisata yang dikenal oleh wisatawan lokal mau pun
mancanegara.
Atas alasan tersebut penulis tertarik untuk memilih judul “Air Terjun
Sampuran Sebagai Aset Pariwisata Di Desa Hutadame Kecamatan Balige
Kabupaten Toba Samosir”. Penulis memiliki alasan bahwa air terjun sampuran
memiliki pemandangan yang sangat menarik dan jarang dijumpai di daaerah lain.
1.2Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:
a. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma
III Pariwisata , Program Studi Usaha Wisata, Fakultas Sastra, Universitas
Sumatera Utara.
b. Memperkenalkan potensi objek wisata Air Terjun Sampuran di desa
Hutadame kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir.
c. Memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah, swasta dan mayarakat
yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan Air
Terjun Sampuran.
d. Sebagai dukungan bagi pemerintah dalam pengembangan objek wisata air
terjun sampuran agar menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar air terjun tersebut.
1.3Ruang Lingkup Permasalahan
Dalam penulisan kertas karya ini penulis membuat suatu pembatasan
masalah untuk mempermudah dan mengarahkan penganalisaan. Penulis
hanya membahas analisa tentang potensi objek wisata Air Terjun Sampuran di
desa Hutadame kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir, dan hal-hal yang
mendukung untuk pengembangannya.
1.4Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan penulis, adalah :
a. Penelitian Pustaka (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data
dari bahan-bahan pustaka seperti buku, literatur, dan artikel-artikel ilmiah
yang berhubungan dengan judu l diatas.
b. Penelitian Lapangan ( Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara observasi langsung
kelapangan dan mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak
yang dianggap mengetahu tentang objek penulisan.
1.5 Sistematika Pembahasan
Penulisan kertas karya ini di bagi dalam beberapa Bab dan sub
Bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi
pembahasan mengenai Alasan Pemilihan Judul, Tujuan
Penulisan, Ruang Lingkup Permasalahan, Metode
BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG PARIWISATA
Pada Bab ini penulis membuat uraian teoritis tentang
pariwisata yang terbagi menjadi pengertian pariwisata, jenis
pariwisata , motivasi perjalanan wisata dan dampak
pembangunan pariwisata.
BAB III :GAMBARAN UMUM TENTANG DESA
HUTADAME
Bab ini merupakan gambaran umum desa Hutadame
kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir. Dalam Bab ini
akan dibahas keadaan alam ,penduduk, agama dan mata
pencarian serta saran dan prasarana yang dimiliki desa.
BAB IV : DAYA TARIK AIR TERJUN SAMPURAN DESA
HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN
TOBA SAMOSIR
Pada Bab ini diuraikan tentang objek dan daya tarik wisata
air terjun sampuran,kegiatan kepariwisataan di objek
wisata, potensi dan prospek objek wisata serta perlunya
peran serta masyarakat dan pemerintah dalam
BAB V : PENUTUP
Pada Bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran
yang berdasarkan uaraian pembahasan dan juga merupakan
Bab terakhir dari kertas karya ini.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
URAIAN TEORITI TENTANG PARIWISATA
2.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata
Dalam dunia kepariwisataan objek dan daya tari wisata memiliki peranan
penting yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi seseorang atau wisatawan
untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.
Menurut undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan disebut
dalam Pasal 1 (5) industri pariwisata adalah: “suatu susunan organisasi, baik
pemerintah maupun swasta, yang terkait dalampengembangan, produksi dan
pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang
sedang bepergian”.
Sedangkan batasan pengertian (terminologi) objek dan daya tarik wisata
menurut undang-undang No. 9 tahun 1990 adalah : “ objek dan daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang menjadi wisata”.
Menurut pasal 4 Bab III undang-undang No.9 tahun 1990 bahwa objek dan
daya tarik wisata terdiri atas :
a. Objek dan Daya Tarik Wisata Ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.
Objek dan daya tarik wisata yang berwujud keadaan alam serata flora dan
fauna adalah merupakan suatu lahan atau kawasan. Pengelolaanobjek dan
daya tarik wisata ini harus dilakukan secara bijaksana,karena sumber daya
wisata ini maupun ekosisitemnya sangat peka terhadap
ini diperlukan keterlibatan berbagai unsur. Unsur-unsur ini perlu digali dan
dipahami, sehingga pendekatan langkah untuk pengembangannya dapat
dilakukan secara tepat.
Di dalam pemanfaatan sumber daya alam dapat dibedakan pada berbagai
bentuk dan karakteristik, antara lain : padat , cair, gas, maupun sinar. Sifat-sifat
dari sumber daya alam memiliki aneka ragam bentuk sehingga sangat sulit untuk
mengelola. Di sinilah kadanag-kadang pengelola melakukan manipulasi habitat
(tempat hidup). Karena tidak ada makhluk yang hidup sendiri tanpa bantuan
makhluk hidup lainnya.
Objek dan daya tarik wisata Tuhan ciptaan yang berwujud keadaan alam
serta flora dan fauna memiliki daya tarik yang relatif tinggi bagi wisatawan. Apa
yang menarik pada saat sekarang mungkin di masa silam dan masa yang akan
datang kurang menarik bahkan mungkin sama sekali tidak menarik atau
sebaliknya. Hal ini bisa saja terjadi pada waktu kunjungan wisatawan, pada
kunjungan pertama objek dan daya tarik tersebut sangat menarik, namun pada
kunjungan berikutnya menjadi tidak menarik lagi.
Daya tarik yang terdapat pada objek dan daya tarik wisata berwujud
keadaan alam serta flora dan fauna, menurut kodrat dan kejadian sumber daya
alam dan ekosistemnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, (Direktorat
Jenderal Pariwisata, 1984) antara lain :
1. Objek dan daya tarik wisata kawasan hutan, pertanian, perkebunan, dan
peternakan.
2. Objek dan daya tarik wisata laut,pantai, sungai, dan danau.
Daya tarik suatu objek merupakan suatu modal utama yang dapat
digunakan untuk pengembangannya. Hal ini disebkan bahwa dauya tarik tersebut
sebagai potensi utama yang menyebabkan pengunjung datang .
b. Objek dan Daya Tarik Wisatawan Berupa Hasil Karya Manusia
Objek dan daya tarik hasil karya manusia adalah berupa pemanfaatan
berbagai jenis kegiatan manusia dan hasil kreasinya yang diciptakan
daripemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dijadikan
sasaran wisata.
Pemanfaatan interaksi manusia dengan budayanya memiliki
keanekaragaman antar lain:
a. Peninggalan sejarah purbakala
b. Aneka ragam budaya
a. Seni tari dan musik
b. Seni Drama
c. Upacara agama dan kepercayaan
d. Upacara perkawinan
e. Acara – acara yang menyangkut adapt- istiadat dan kebiasaan
tradisional
f. Upacara pemakaman
g. Tata cara dan tata krama kehidupan tardisional (way of life)
2.2 Proses Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata
Pengembangan objek dan daya tarik wisata adalah merupakan rangkaian
kegiatan yang kompleks ( tidak sederhana ), karena menyangkut ruang lingkup
keadaan alam, flora dan fauna dan segala sesuatu yang terlindung pada kehidupan
manusia.
Dalam rangka pengembangan objek dan daya tarik wisata diperlukan
kebijaksanaan dan strategi yang benar- benar dapat dijadikan acuan atau panduan
bagi pengembangan sektor lainnya dengan tidak mengabaikan keselamatan
lingkungan dan tidak memilki dampak negatif terhadap kehidupan budaya yang
ada.
Objek dan daya tarik wisata didefinisikan sebagai perwujudan dari
ciptaaan Tuhan yang Maha Esa dan buatan manusia yang memilki daya tarik
untuk dikunjungi wisatawan, yang pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok dasar, ( Dephub, Dirjen pariwisata, petunjuk pengembangan,
1981-1982, hal 4 ) yaitu:
a. Sumber yang bersifat alamiah (Natural Resources)
b. Sumber buatan Manusia ( Man made Resouuces)
c. Sumber-sumber yang bersifat manusiawi (Human Resouces)
Dalam hubungannya dengan ketiga kelompok objek dan daya tarik wisata
di atas, disadari bahwa fungsi dan wewenang untuk pengelolaan sangat tergantung
pada hubungan kerjasama antara dunia usaha (swasta), pemerintah dan
Objek dan daya tarik wisata adalah merupakan suatu potensi yang kuat
untuk mendorong wisatawan kesuatu Negara maupun suatu daerah tujuan wisata.
Melihat tersebut pengembangan dan pemeliharaan objek dan tujuan wisata sangat
diperlukan dengan tidak melupakan upaya pelestarian lingkungan, alam dan
kebudayaan, dan suku-suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Keanekaragaman objek dan daya tarik wisata yang dimiliki adalah
merupakan alam dan kekayaan kehidupan manusia yang dimiliki sangat potensial
untuk dimanfaatkan sebagai daya tarik bagi wisatawan dan dijadikan sebagai
usaha untuk meningkatkan serta memperluas produk pariwisata dengan tanpa
meningggalkan azas-azas pelestariannya.
Untuk menjaga kelestarian suatu objek dan daya tarik wisata
pengembangan suatu objek wisata meliputi 5 maksud dasar (Hadinoto
kusudianto,perencanaan pengembangan destinasi pariwisata,1996,hal 100) yaitu:
1. Identifikasi pendekatan alternative dari: pemasaran,
pengembangan, organisasi industry wisata, pelayanan pendukung
dan aktivitas.
2. Penyesuaian terhadap yang tak tersangka, yaitu mengenai kondisi
ekonomi umum, situasi enerji, nilai-nilai dan pola hidup,
keuntungan besar industri tertentu.
3. Mempertahankan keunikan, yaitu : ciri khas alam dan sumber daya,
kebudayaan lokal, dan kehidupan tradisional, arsitektur lokal,
4. Mengkreasikan keinginan, seperti meningkatkan kesadaran akan
keuntungan wisata, menciptakan citra yang jelas dan positif dari
kawasan destinasi.
5. Mencegah yang tidak diinginkan, seperti pertentangan dan
persainngan dari para operator, sikap bermusuhan dan tidak ramah
dari penduduk setempat.
Manfaaat Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata
Makin meningkatnya pendapatan sebagian besar masyarakat sebagai hasil
dari pembangunan, semakin banyak orang yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup primer, sekunder, tersier. Selain itu perkembangan teknologi
yang sangat pesat memudahkan manusia untuk mengadakan hubungan
komunikasi antara satu dengan yang lainnya tanpa terikat oleh jarak lagi. Hal ini
juga mengakibatkan munculnya berbagai jenis pekerjaan baru yang dilakukan
manusia . Kini manusia semakin sibuk dan mengakibatkan ketegangan urat
syaraf, banyaknya pikiran dan gangguan psikis lainnya. Untuk itu manusia
memerlukan adanya rekreasi atau wisata. Untuk melayani hal tersebut maka suatu
perencanaan, pengelolaan dan tentu saja objek dan daya tarik wisata yang sehat
sangat diperlukan.
Perencanaan, pengembangan dan pemanfaatan serta pengelolaan objek
daya tarik wisata di suatu tempat atau daerah tujuan wisata dituntut dengan
berbagai syarat tertentu, ( Tourism Development plan, Direktorat jenderal
a. Harus dijaga agar tidak merusak lingkungan hidup, tata krama kehidupan
serta adat istiadat masyarakat sekitarnya.
b. Harus mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat
sekitarnya serta pemerataan pendapatan dan pengembangan.
c. Harus memperhatikan prinsip-prisip pelestarian, nilai-nilai hidup
masyrakat sekitarnya
d. Harus bermanfaat bagi yang mengunjunginya sehingga tetap menarik
2.2 Pengelolaan dan Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata
Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata
Tanpa adanya pengelolaan yang baik, objek dan daya tarik wisata tidak
mungkin dapat memenuhi tuntutan seperti yang di kehendaki oleh kebijaksanaan
atau persyaratan-persyaratan di atas.
Di dalam pelaksanaan studi rencana pengembangan suatu objek dan daya
tarik wisata, tidak cukup hanya disiapkan rencana fisik saja, akan tetapi harus
disertai dengan rencana pengelolaan serta persiapan sumber daya manusia yang
akan menjadi pengelola dan pelaksana serta hal-hal pendukung lainnya.
Pada tahun-tahun pertama, objek dan daya tarik wisata yang masih baru
belum banyak dikenal, sehingga para pengunjung dapat di pastikan belum cukup
banyak.Oleh karena hal tersebut penyediaan biaya operasi sangat diperlukan. Pada
umumnya biaya pengelolaan suatu objek dan daya tarik wisata tidak cukup
apabila hanya didasarkan pada hasil penerimaan dari tiket tau karcis masuk (
entrance fee) dari pengunjung saja. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya diusahakan
panggung atraksi pergelaran budaya atau atraksi lainnya dan jenis-jenis usaha
pariwisata lainnya. Dengan adanya sumber pembiayaan yang pasti dan kontiniu,
maka fungsi dan daya tarik wisata akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Cara lain yang dapat ditempuh antara lain adalah dengan bekerja sama antara satu
dengan unsure pemerintah dan swasta. Hal ini perlu karena adanya pembagian
yang jelas tentang seluruh wewenang dan tanggungjawab pengelolaan diserahkan
kepada swasta sebab pada umumnya hal-hal lain yang dapat menunjang dan
menjamin kelancaran kegiatan untuk pemanfaatan objek dan daya tarik wisata
kurang mendapat perhatian, sehingga objek dan daya tarik wisata serta
lingkungannya dan aksebilitas ke objek dan daya tarik wisata tersebut kurang
diperhatikan dan cenderung kurang dipelihara.
Objek dan daya tarik wisata disamping sebagai aset juga merupakan daya
tarik utama bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.
Objek dan daya tarik wisata juga dapat digunakan sebagai wahana informasi,
pusat dokumentasi dan pusat penelitian bagi manusia agar mengenal, mengagumi
dan mencintai segala potensi yang ada.
Dari penjelasan –penjelasan tersebut bahwa objek dan daya tarik wisata
yang memilki ciri khas perlu mendapat perhatian secara khusus untuk peningkatan
serta pengembangannya dan perlu memperhatikan kelestariannya. Pada
pengelolaan objek dan daya tarik wisata kadang-kadang memang dihadapkan pada
adanya perubahan selera pengunjung atau tingkat elastisitasnya cukup tinggi,
meningkatkan persaingan dengan objek dan daya tarik wisata lainnya, sehingga
Dalam menghadapi situasi yang demikian, pengelola harus cepat tanggap
dan kreatif untuk dapat menyesuaikan produk-produk dengan selera pengunjung,
misalnya, mengadakan perubahan penyajian dalam pelaksanaan promosi sehingga
objek dan daya tarik wisata tersebut dapat dihidupkan kembali dengan produk
baru yang disesuaikan dengan kecenderungan minat calon pengunjung yang
dominan pada saat itu. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan
mengadakan proses pelaksanaan pemasaran dan pengembangan produk yang
dapat menyentuh selera dan keinginan pengunjung tanpa mengorbankan
prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan.
Pengusahaan Objek Dan Daya Tarik Wisata
Menurut undang-undang No. 9 tahun 1990, pengusahaan Objek dan Daya
Tarik Wisata dapat dilakukan oleh pemerintah dan swasta yang memiliki badan
usaha atau perseorangan. Dalam melakukan kegiatan usaha tersebut harus
berdasarkan izin serta syarat-syarat pengusahaan dan ketentuan lain mengenai
pelaksanaan kegiatan pengusahaannya diatur oleh pemerintah.
Usaha Objek dan Daya Tarik Wisata dalam melaksanakan kegiatan
perusahaannya memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
a. Memberikan perlindungan kepada setiap pengunjung Objek dan Daya
Tarik Wisata.
b. Memenuhi segala peraturan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata No. Kep. 18/U/II/88 tentang
pelaksanaan ketentuan Objek dan Daya Tarik Wisata.
d. Menjalankan usahanya harus sesuai dengan norma-norma dan tata cara
pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata.
e. Menjaga martabat Objek dan Wisata antara lain mencegah dan melarang
kegiatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penggunaan narkoba serta
menerapkan unsure-unsur Sapta Pesona secara mutlak.
Kegiatan pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata menurut
undang-undang No. 9 tahun 1990 adalah : kegiatan usaha yang meliputi membangun dan
mengelola Objek dan Daya Tarik Wisata beserta prasaran dan saran yang
diperlukan dan atau kegiatan yang mengelola Objek dan Daya Tarik Wisata yang
telah ada.
Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok, yaitu :
a. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam, usaha ini adalah usaha
yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Tata
Lingkungan untuk dijadikan sebagai sarana wisata.
b. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya, usaha ini adalah
usaha-usaha yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan seni budaya
bangsa untuk dijadikan sebagai sarana wisata.
c. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Khusus, usaha ini adalah
usaha yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan Sumber Daya Alam dan
potensi seni budaya untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus
Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata yang berintikan kegiatan
diperlukan pengamanan keselamatan Wisatawan, kelestarian dan mutu
lingkungan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.
2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Masyarakat
Pembangunan pariwisata bukan hanya membawa dampak positif, tetapi
juga berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat (Sapta Pesona /Sadar
Wisata, Direktorat Jenderal Pariwisata, 1980).
Dampak Positif dari pengembangan pariwisata meliputi berbagai aspek,
yakni :
a. Aspek Ekonomi
- Peningkatan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
- Peningkatan pendapatan atau multiplier effect.
- Mendorong kegiatan wiraswasta.
- Distribusi pendapatan dari daerah yang tingkat pendapatannya tinggi,
ke daerah yang tingkat pendapatannya rendah.
- Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana.
Menurut Karyono (1997) keuntungan-keuntungan dalam negeri dari
kepariwisataan adalah:
1. Dorongan untuk memperluas lapangan kerja,
2. Pasaran baru untuk hasil-hasil tertentu,
3. Efek penggandaan,
4. Mendorong penanaman modal asing,
6. Mendistribusikan kembali pendapatan nasional.
b. Aspek Lingkungan Alam
- Timbulnya upaya untuk merawat kebersihan lingkungan dan
melestarikan sumber daya alam.
- Kesadaran dan cinta akan lingkungan alam.
- Pemanfaatan lingkungan yang berpotensi untuk diangkat menjadi
daerah wisata.
c. Aspek Sosial Budaya
- Perluasan pengetahuan tentang kebudayaan
- Timbulnya upaya merawat dan melestrikan adat – istiadat /
kebudayaan asli daerah.
- Meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan rasa cinta
akan tanah air.
- Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.
Dampak negatif dari pembangunan wisata juga meliputi berbagai aspek,
yaitu :
a. Aspek Ekonomi
- Adanya ancaman ketergantungan terhadap sector periwisata.
- Harga barang – barang di daerah wisata lebih tinggi.
- Munculnya pedagang asongan
b. Aspek Lingkungan Alam.
- Terjadinya pencemaran lingkungan alam seperti polusi air, udara, dan
- Perusakan lingkungan alam yang dilakukan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab seperti tulisan graffiti yang terdapat pada bebatuan
dan dinding gua.
- Pembuangan limbah yang tidak terkontrol
- Pengusikan habitat alam.
c. Aspek Sosial Budaya.
- Komersialisasi budaya dalam segala bentuk, harga, produk, dan benda
– benda seni.
- Rusaknya Arsitektural suatu bangunan dan mengubah wajah kota.
- Timbulnya sikap iktu – ikutan pada masyarakat setempat
menyebabkan kehilangan identitas budaya sendiri (westernisasi).
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG DESA HUTADAME
KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR
3.1. Keadaan Alam.
Desa Hutadame adalah salah satu desa yang terletak di bawah kaki
pegunungan di kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir. Desa Hutadame
mempunyai jarak 237 Km dari Medan dengan jarak tempuh ± 6 jam. Untuk
menempuh desa ini ada dua jalan alternatif yang dapat dilalui dengan kendaraan,
yakni :
1. Melalui kecamatan Laguboti yang berjarak 7 Km dengan jarak tempuh ±
30 menit.
2. Melalui kecamatan Balige yang merupakan ibukota kecamatan dengan
jarak tempuh 10 Km dan dapat ditempuh ± 45 menit.
Wilayah Hutadame mempunyai batas – batas berikut ;
- Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Parsoburan
- Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Balige.
- Sebelah Utara berbatasan dengan desa Nagasari
- Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Laguboti.
Desa Hutadame terletak pada ketinggian 1200 M di atas permukaan laut
dan mempunyai temperature udara 26 º C - 36 º dengan memiliki iklim sejuk juga
Curah hujan terbanyak dalam setahun adalah 130 hari. Desa Hutadame
memiliki luas wilayah 30 Ha dan hampir seluruh kawasan merupakan lahan
pertanian. Keadaan tanah di desa ini dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Datar sampai berombak.
2. Berombak sampai bergunung.
Dengan melihat kondisi alamnya desa Hutadame memiliki dua sektor
andalan yang dapat dimanfaatkan, yakni :
1. Sebagai wilayah pertanian
Wilayah pertanian dengan tanaman padi yang menghijau dpat
dijadikan agrowisata. Kesibukan para petani ketika sedang menuai
padi merupakan pemandangan alam yang indah untuk dilihat.
2. Sebagai objek dan daya tarik wisata
Desa Hutadame memiliki objek dan daya tarik wisata yang berpotensi
untuk dikembangkan di masa yang akan dating yakni air terjun
Sampuran.
Melihat potensi yang terdapat di desa Hutadame ini tidak tertutup
kemungkinan bahwa air terjun Sampuran menjadi daerah objek wisata.
3.2. Penduduk, Agama dan Mata Pencaharian
Desa Hutadame dipimpin oleh seorang kepala desa dengan jumlah dengan
jumlah penduduk lebih kurang 80 kepala keluarga, di mana penduduk adalah
Rumah tempat tinggal penduduk desa ini masih berbentuk rumah adat,
namun arsitekturnya sudah tidak asli lagi dan beberapa rumah penduduk lainnya
sudah tidak berbentuk rumah adat lagi. Dengan melihat keadaan desa ini, maka
perkampungan ini masih dapat digolongkan sebagai perkampungan tradisional.
Sekitar 80 kepala keluarga yang berada di desa Hutadame kecamatan
Balige sudah mengerti akan arti pendidikan bagi anak-anaknya. Walaupun di desa
Hutadame ini hanya memiliki satu Sekolah Dasar (SD) dan tidak memiliki
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) namu
para orang tua menyekolahkan anaknya setelah tamat dari SD untuk melanjutkan
sekolah di Balige maupun di daerah lainnya.
Hampir seluruh penduduk Hutadame menganut agama Kristen Protestan
dan Gereja merupakan satu-satunya rumah ibadah yang terdapat di desa
Hutadame. Penduduk desa Hutadame hidup rukun dan masih terikat dengan
adat-istiadat serta memegang teguh kebudayaan Batak Tobanya.
Mata pencaharian di desa Hutadame 90 % adalah bertani dengan cara
mengerjakan sawah dan ladangnya. Pada umumnya mereka menanam padi sekali
setahun dan menanam kacang tanah dilahan yang kering. Walaupun sebagian
penduduk desa Hutadame bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun
mereka tetap bercocok tanam diladang atau disawah setelah pulang kerja. Hanya
sebagian kecil penduduk desa yang menjadi pedagang dan karyawan swasta
3.3 Sarana dan Prasarana
Perkembangan dunia kepariwisataan di Indonesia khususnya di Sumatera
Utara semakin berkembang walaupun pada saat ini sedang mengalami suatu
pemasukan devisa bagi Negara. Dalam peningkatan mutu dan pelayanan perlu di
ambil langkah-langkah kebijaksanaan dengan penyediaan sarana dan prsarana
kepariwisataan yang memadai.
Apabila ada perencanaan yang matang baik dari segi sarana maupun
prasarana kepariwisataan, desa Hutadame dengan panoramanya yang indah serta
potensi lainnya yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan antara lain :
1. Jaringan Jalan Raya dan Transportasi
Desa Hutadame sudah dapat dilalui oleh kendaraan mini bus dan kondisi
jalannya pun sudah memadai dengan lebar jalan sekitar 3 meter. Ada dua
jalan masuk ke desa Hutadame yaitu melalui kecamatan Balige dan
Kecamatan Laguboti tetapi jalan untuk menuju ke Objek dan Daya Tarik
Wisata Air terjun Sampuran belum dapat dilalui oleh kendaraan karena
kondisi jalan masih merupakan jalan setapak melalui areal persawahan dan
bebatuan disepanjang aliran sungai dan juga harus melakukan pendakian
untuk mencapai ke objek wisata tersebut. Maka, dalam hal ini perlu
dilakukan pembenahan sarana dan prasarana guna memungkinkan
kelancaran transportasi dari dan ke desa Hutadame.
2. Instalasi penerangan dan air bersih
Desa Hutadame sudah memiliki instalasi penerangan listrik dan air bersih
yang disalurkan ke setiap rumah penduduk.
3. Pelayanan Kesehatan dan Keamanan
Desa Hutadame memiliki satu unit pelayanan kesehatan yakni Polindes
baik karena menurut keterangan dari penduduk setempat belum pernah
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan jika ada pengunjung dari luar
daerah yang dating ke desa ini, penduduk desa Hutadame, selalu bersedia
memberikan bantuan dan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung
Jika ditinjau dari sarana dan prasarana di desa Hutadame sangat
diharapkan partisipasi pemerintah dan dunia usaha untuk membenahi dan
membangun sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti :
a. Accessibility (muda h di capai)
Maksudnya adalah bagaimana kemudahan untuk sampai ke tempat tujuan
tersebut, seperti tersedianya transportasi ke objek secara teratur, dengan
tariff murah, nyaman dan aman.
b. Amenities (fasilitas)
Maksudnya adalah tersedianya fasilitas-fasilitas seperti penginapan,
restoran, rumah makan, dan tempat hiburan dan fasilitas lainnya yang
dapat mendukung kegiatan kepariwisataan di objek dan daya tarik wisata
seperti sarana telekomunikasi.
Namun, di desa Hutadame keterjangkauan dan fasilitas yang diuraikan di
tas belum tersedia dan tercapai sepenuhnya. Dengan demikian hal-hal di atas perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memajukan kepariwisataan di sumatera
3.4. Potensi Ekonomi dan Sosial Budaya
Jika kita berbicara mengenai potensi ekonomi, maka yang dimaksud dalam
hal ini adalah apa yang menjadi sumber penghidupan masyarakat untuk
memenuhi kelangsungan hidup mereka.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa penduduk Hutadame lebih kurang
90 % dapat dikategorikan sebagai petani yang mengerjakan sawah dan lading.
Mereka yang berstatus pegawai negeri juga masih menyempatkan dirinya untuk
bercocok tanam diladang maupun disawah mereka. Hanya sebagian kecil yang
menjadi pedagang seperti kelontong atau warung dan karyawan swasta.
Soekanto (1970:13), mengatakan bahwa Sosial Budaya ialah hubungan
social atau hubungan antar masyarakat sejak ia lahir di dunia, ia sudah
berhubungan dengan manusia lain di dalam masyarakat. Sepintas lalu ia pun
mengetahui bahwa dalam berbagai hal ia mempunyai persamaan-persamaan
dengan orang lain, sedangkan dalam hal lain ia mempunyai sifat-sifat yang khas
berlaku bagi dirinya sendiri. Semuanya itu merupakan pengetahuan yang bersifat
sosiologis.
Potensi sosial budaya atau hubungan antar manusia di desa Hutadame
masih erat. Hal ini di dukung satu sama lain masih memiliki hubugan
kekerabatan. Hubungan kekerabatan akan terlihat dalam acara adat sepert : pesta
perkawinan dan pesta-pesta lain yang diselenggarakan di desa itu. Di dalam
pelaksanaan pesta tersebut, penduduk setempat akan dating untuk membantu
supaya pesta tersebut terlaksana dengan baik dan lancer. Jadi, rasa kebersamaan
BAB IV
OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN SAMPURAN DI DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
4.1 Selintas Mengenai Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran
Air terjun Sampuran merupakan objek dan daya tarik wisata yang berada
di desa Hutadame kecamatan Balige. Air terjun Sampuran memiliki tiga bagian
atau tingkat yakni :
1. Tingkat pertama, dengan ketinggian lebih kurang 60 meter dan merupakan
dasar air terjun yang langsung menjadi air sungai.
2. Tingkat kedua, dengan ketinggian lebih kurang 200 meter yang merupakan
tempat pengunjung untuk mamandang dan beristirahat setelah melakukan
perjalanan dan pendakian tebing menuju lokasi air terjun yang berada di
tingkat ke dua ini. Di tingkat kedua ini, pengunjung dapat melakukan
pengambilan foto dengan latar belakang air terjun, menikmati makanan
yang di bawa oleh pengunjung, menikmati hembusan udara yang sejuk
serta semburan air terjun juga pemandangan yang ada di sekitar lokasi air
terjun Sampuran.
3. Tingkat ketiga merupakan daerah yang sangat susah dicapai dan jarang
sekali pengunjung yang mampu sampai ketingkat ini. Namun menurut
keterangan informasi yang di dapat dari masyarakat setempat tingkat
ketiga dari air terjun Sampuran sudah pernah didaki oleh seorang
pengunjung dengan menggunkan tali. Karena bila melakukan pendakian
kesulitan menuju tingkat tersebut, karena jalannya licin dan ketinggiannya
yang curam. Namun bagi wisatawan yang memiliki minat khusus seperti
memanjat tebing/mendaki, hal ini merupakan suatu kegiatan yang sangat
menantang dan membutuhkan keberanian dan keahlian.
Adapun jarak yang di tempuh dari desa Hutadame menuju lokasi air terjun
Sampuran lebih kurang 3 Km dan memakan waktu lebih kurang dua jam.
Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, Air Terjun Sampuran sudah ada
semenjak penduduk datang dan bermukim di desa Hutadame.
Air terjun Sampuran terjadi akibat pertemuan dari tiga aliran sungai yang
berada di puncak bukit. Adapun aliran sungai tersebut antara lain :
1. Sebelah Barat adalah sungai Panganan yang merupakan sungai terbesar
2. Sebelah timur adalah sungai Nagundong
3. Sebelah utara adalah sungai Silahi.
Pertemuan ketiga aliran sungai yang terjadi di puncak (tingkat ketiga) ini
maka air sungai yang jatuh ke bawah tersebut dinamai air terjun Sampuran.
Menurut legenda dari masyarakat desa Hutadame, air terjun ini dinamai air terjun
Sampuran karena air terjun tersebut terjadi akibat pertemuan/ campuran ketiga
aliran sungai yang menyatu di atas puncak bukit yang airnya jatuh kebawah dan
menjadi aliran sungai. Kata Sampuran adalah bahasa Batak Toba yang artingnya :
campuran sehingga air terjun tersebut dikenal dengan nama air terjun Sampuran.
Air Sampuran ini mengalir melalui desa Sibange-bange, Pandumaan
Hutagol, Paindoan, Markas 123 Onan Sampan, Jembatan Aek Alian, Lumban
Bul-bul yang akhirnya bermuara ke Danau Toba.
Menurut legenda dari masyarakat desa Hutadame, air terjun Sampuran
dapat dijadikan obat batuk bila diminum di pagi hari di saat burung-burung
belum keluar/terbang dari sarangnya. Air terjun Sampuran juga dapat diminum
langsung pada saat kita mengunjungi air terjun Sampuran tersebut karena airnya
yang sangat jernih dan bersih.
4.2. Kegiatan Kepariwisataan di Objek dan Daya tarik Wisata Air Terjun
Sampuran
Jika ditinjau dari segi pengunjung, berdasarkan dan pengamatan penulis
serta informasi dari penduduk setempat, pengunjung yang paling ramai datang
adalah pada saat hari-hari besar dan hari libur umum (minggu). Walaupun objek
dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran belum dikelola sepenuhnya dalam arti
masih bersifat alami namun pengunjung tetap ramai untukmenikmati
pemandangan alamnya yang indah dan udaranya yang sejuk. Sampuran adalah
tempat para muda-mudi yang ingin berekreasi baik secara perorangan maupun
kelompok yang datang dari kecamatan Balige ataupun dari daerah-daerah yang
lain. Dilihat dari segi situasi dan kondisi alamnya memang cocok bagi orang yang
seusia itu dan memiliki jiwa petualang (adventure).
Tujuan dari kedatangan para pengunjung adalah kebanyakan untuk
menikmati keindahan panorama alam yang berada di desa Hutadame dan ingin
mengadakan penelitian di air terjun Sampuran dengan maksud ingin
mengembangkan dan melestarikannya pada wisatawan.
Menurut informasi yang didapat dari Kepala desa Hutadame, bahwa dari
pihak Dinas Pariwisata Tingkat II Toba Samosir dan pihak Pemerintah Daerah
Tingklat II Toba Samosir telah mengadakan penelitian ke daerah ini dengan
tujuan akan mengangkatnya sebagai objek dan daya tarik wisata.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
kepariwisataan yang dapat dilakukan di objek dan daya tarik wisata air terjun
Sampuran adalah hiking(mendaki), berjalan di bebatuan sambil melintasi sungai,
hunting(berburu) dan kegiatan-kegiatan santai lainnya seperti : mandi,
berfoto/video, berenang (hanya di lokasi tertentu saja).
4.3. Potensi dan Prospek Objek dan daya Tarik Wisata Air Terjun
Sampuran
Potensi alam yang ada di desa Hutadame pada dasarnya mempunyai
peluang untuk dikembangkan namun hanya saja lokasi ini belum dimanfaatkan.
Menurut hasil pengamatan langsung, hal yang paling menonjol didesa ini adalah
lahan pertanian yang dikelola tradisional yang dapat dijadikan agro wisata.
Tetapi karena sektor pertanian yang lebih diunggulkan dan diutamakan
oleh masyarakat setempat, menyebabkan penghasilan mereka sangat tergantung
pada hasil pertaniannya . Jadi, alangkah baiknya apabila objek dan daya tarik
wisata air terjun Sampuran itu di kelola dengan baik dan mempublikasikannya ke
usaha-usaha baru yang mendukung adanya objek dan daya tarik wisata air terjun
Sampuran itu.
Secara umum objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran ini
dikembangkan kaena itu akan membawa dampak positif bagi perekonomian
setempat maupun daerah.
Pada dasarnya objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran ini
memiliki potensi dan prospek yang cerah dimasa yang akan datang, yaitu :
1. Sebagai daerah objek dan daya tarik wisata.
2. Sebagai lokasi pembangkit tenaga listrik
3. Sebagai sumber air mineral (Aqua).
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa air terjun Sampuran ini
memiliki tiga bagian (tingkat) jadi, pada tingkat kedua ini dilakukan penataan
supaya para pengunjung yang datang dapat menikmati indahnya pemandangan
alam disekitar objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran ini. Dengan
adanya kegiatan yang dilakukan oleh para pecinta alam yang berjiwa petualang,
maka, kemungkinan besar dapat dirintis jalan lain (tanpa memanjat dinding batu
yang terjal) untuk menuju ke tingkat tiga sehingga para pengunjung lainnya dapat
mencapai tingkat yang tertinggi Air Terjun Sampuran tersebut.
Potensi yang dimiliki oleh Air Terjun Sampuran bila tidak dikembangkan,
maka jumlah pengunjung akan terbatas dalam hal ini khusus bagi muda-mudi saja
sedangkan para lanjut usia tidak dapat menikmatinya.
D isamping objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran tersebut,
yaitu berlokasi di desa Bonan Dolok yang berjarak lebih kurang2,5 Km dari desa
Hutadame. Desa Bonan Dolok terkenal dengan dangke Sirambe (ikan khas Batak),
mual Sirambe dan liang (gua) Sipege.
4.4 Perlunya Peranan Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pengembangan
Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran
Melihat potensi wisata yang ada di desa Hutadame dan bila dikembangkan
sangatlah menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat khususnya disekitar
objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran. Dalam hal ini pemerintah harus
ikut serta melaksanakan dan membantu menggalakkan arus kunjungan wisatawan
ke Sumatera Utara umunya dan ke desa Hutadame khususnya. Untuk itu
pemerintah diharapkan membuat perencanaan yang matang agar bermanfaat bagi
wisatawan yang akan berkunjung ke objek dan daya tarik wisata air terjun
Sampuran tersebut.
Dengan keikutsertaan pemerintah dalam pengembangan objek dan daya
tarik wisata Air Terjun Sampuran serta memperkenalkannya kepada wisatawan
yaitu dengan cara melakukan promosi mengenai objek dan daya tarik wisata air
terjun Sampuran kepada dunia usaha pariwisata seperti Biro Perjalanan Wisata
yang berada di dalam kota maupun di luar negeri sehingga mereka nantinya akan
tertarik untuk berkunjung ke objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran yang
ada di desa Hutadame Kecamatan Balige tersebut.
Faktor-faktor yang bisa dinilai dari sebuah daerah tujuan wisata dapat
diambil dari data-data penilaian yang berasal dari para wisatawan. Faktor yang
a. Thing to do,
b. Scenery,
c. Pleasentness of the weater,
d. Case of travelling around,
e. Service on facilities and attractions,
f. Cost of things, activities and service (suwantoro,1997)
Adapun pengembangan fisik yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam
upaya pengembangan objek dan daya tarik wisata air terjun sampuran ini adalah
perencanaan pembangunan jalan raya dan transportasinya yang mencakup :
a. Jalan antara satu desa dengan desa lain
b. Jalan menuju objek dan daya tarik wista air terjun Sampuran tersebut.
Untuk melengkapi rencana pengembangan tersebut pemerintah dapat
mengadakan penyuluhan sadar wisata serta kebersihan lingkungan dan kelestarian
alam bagi masyarakat di desa Hutadame.
Di samping pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan yang paling
dominan di mana masyarakatlah nantinya langsung berhadapan dengan para
wisatawan. Seperti : pemeliharaan kebersihan dan keindahan lingkungan, sikap
ramah tamah yang juga merupakan satu sikap secara tidak langsung telah turut
berpartisipasi dalam menunjang pengembangan atau pembangunan daerah
tersebut.
Kesediaan masyarakat untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan serta
menjaga keamanan dan ketertiban di daerah tersebut sangatlah berguna untuk
yang memuaskan atau dilakukan untuk kemajuan kepariwisataan di desa
Hutadame khususnya dan Sumatera Utara Umumnya, antara lain :
1. Pihak pemerintah diharapkan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya
arti kepariwisataan di desa Hutadame kecamatan Balige Kabupaten Toba
Samosir serta pentingnys penerapan butir-butir Sapta Pesona.
2. Dalam memperkenalkan Objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran
perlu dilaksanakan promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam
hal ini Dinas Pariwisata Tingkat II dan Dunia Usaha Pariwisata yang ada
di Sumatera Utara.
3. Diharapkan perhatian pemerintah untuk membangun jalan ke daerah objek
dan daya tarik wisata air terjun Sampuran beserta memperbanyak sarana
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengelolaan merupakan hal yang paling penting dalam memperkenalkan
suatu objek dan daya tarik wisata. Hal ini dikarenakan tanpa adanya suatu
pengelolaan yang baik maka suatu objek dan daya tarik wisata akan kehilangan
pesonanya dan mungkin saja dapat rusak atau punah. Pengelolaan yang baik harus
melibatkan masyarakat sekitar objek wisata.Selain itu pengelolaan yang baik juga
harus menjaga kestabilan ekosistem disekitar objek wisata, jangan sampai
ekosistem tersebut rusak.
Demikian pula dalam pengelolaan Air Terjun sampuran perlu diperhatikan
alam di sekitar air terjun tersebut.Selain alam juga perlu diperhatikan keadaan
pemukiman penduduk. Jangan sampai pengelolaan mengganggu kediaman
penduduk ataupun membawa bencana bagi penduduk Desa Hutadame.
Pengelolaam yang baik tetap menjaga keaslian dari suatu objek dan daya tarik
wisata.
Dalam pengelolaan objek dan daya tarik wisata diperlukan juga
pembangunan sarana dan prasarana yang dapat mendukung perkembangan suatu
objek wisata. Selain itu peran serta masyrakat sekitar sangat diperlukan, hal ini
dikarenakan apabila sikap masyarakat sekitar tidak ramah dan cenderung
wisatawan akan malas ataupun tidak akan dating lagi ke objek wisata tersebut. Hal
ini akan menimbulkan image yang buruk bagi objek wisata tersebut.
5.2 Saran
Apabila menginginkan objek wisata air terjun Sampuran pemerintah harus
lebih sering mempromosikan objek wisata ini. Pemerintah dapat bekerja sama
denganpihak swasta apabila pemerintah merasa kurang mampu menangani objek
wisata tersebut.
Karena air terjun ini tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk maka
peran penduduk juga harus diberikan peran yang sesuai. Hal ini dilakukan agar
penduduk dapat merasa diperhtikan oleh pemerintah dan merasa memiliki objek
wisata tersebut sehingga penduduk akan menjaga kenyamanan wisatawan dan
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pariwisata, 1984.Objek dan Daya Tarik Wisata. Jakarta.
Direktorat Jenderal Pariwisata, 1986. Tourism Development Plan. Jakarta.
Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.
Universitas Indonesia.
Karyono, A.Hari.1997.Kepariwisataan.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sahat Sinaga, SE, Mei 1994. Tourism Development Planning. Medan.
Sumatoro, Gamel. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta : ANDI.
DAFTAR RIWYAT HIDUP
Nama : Hairil Syahput ra
Tempat/Tanggal lahir : Medan, 29 Maret 1989
Alamat : Jl. Mabar No.63 Medan
Nama Orang Tua
- Ayah : Fadlil
- Ibu : Rosmaini Nasution
Alamat Orang Tua : Jl. Mabar No.63 Medan
Riwayat Pendidikan
- SD Negeri 0608052 Tahun 1995 s/d 2001
- SLTP Negeri 12 Medan Tahun 2001 s/d 2004
- SMA Swasta Husni Thamrin Medan Tahun 2004 s/d 2007