• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Biaya Kemacetan Kendaraan Pribadi Di Kawasan Sumber Universitas Sumatera Utara ( studi kasus : JL. Padang Bulan Medan ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Biaya Kemacetan Kendaraan Pribadi Di Kawasan Sumber Universitas Sumatera Utara ( studi kasus : JL. Padang Bulan Medan )."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA BIAYA KEMACETAN KENDARAAN PRIBADI DI

KAWASAN SUMBER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

( Studi Kasus : Jl. Padang Bulan Medan )

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

dan Memenuhi Syarat Menempuh

Ujian Sarjana Teknik Sipil

05 0404 060

MUFAZZIL YUSRA

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, saya panjatkan puji dan syukur kepada

ALLAH SWT, karena hanya dengan berkat dan karunia - Nya saya dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

Adapun tugas akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam

menempuh ujian sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Sumatera Utara. Judul Tugas Akhir ini adalah : “Analisa Biaya Kemacetan

Kendaraan Pribadi Di Kawasan Sumber Universitas Sumatera Utara ( studi kasus : JL. Padang Bulan Medan )”.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Maka

pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima

kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Medis Surbakti.ST.MT, sebagai pembimbing dalam penulisan Tugas

Akhir ini.

2. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc, sebagai kordinator Tugas Akhir Sub

Jurusan Transportasi .

3. Bapak Prof. Dr. Ing Johannes Tarigan sebagai Ketua Jurusan Sipil Fakultas

Teknik USU.

4. Bapak Ir. Syahrizal, MT, sebagai Sekretaris Jurusan Sipil Fakultas Teknik USU.

5. Bapak, Ibu Dosen dan seluruh staf dan pengawai Departemen Teknik Sipil

(3)

6. Seluruh rekan – rekan saya mahasiswa Angkatan 2005 Teknik Sipil Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

setinggi – tingginya kepada Orang tua penulis, Bapak Ir.Zakaria.AR dan Ibu

Agustinawati. Spd yang telah banyak memberikan kasih sayang, semangat, Doa,

begitu juga materil serta kesabaran selama ini menunggu sampai akhirnya sekarang

penulis dapat menyelesaikan studi penelitian tugas akhir ini. Dan kepada adik – adik

saya : Nurfarahin, Nabila Azzahra, dan M.Ilham Akbar terima kasih untuk doa dan

dukungannya.

Penulis menyadari banyak kekurangan pada tulisan ini dan masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap kiranya tulisan ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis dan juga bagi para pembacanya.

Medan, Januari 2012

Penulis,

(4)

ABSTRAK

Masalah kemacetan pada suatu ruas jalan sering terjadi pada daerah perkotaan. Kemacetan lalu lintas mempunyai akibat yang sangat besar apabila kita cermati. Yang selalu menjadi pokok permasalahan adalah soal pemborosan bahan bakar. Sebagai salah satu contohnya adalah jalan Padang Bulan dimana mempunyai peranan yang penting dalam mendukung sektor-sektor perdagangan, perkantorn, dan pendidikan, dan juga jasa yang semuanya ini akan berjalan baik apabila sarana mendukung dan cukup memadai. Suatu jalan Apabila volume arus lalulintas sudah hampir mendekati atau melebihi kapasitas jalan yang akan menimbulkan suatu kemacetan sehingga perjalanan sudah tidak nyaman lagi.

Jalan Padang bulan merupakan salah satu jalan di kota Medan yang mengalami kemacetan yang diakibatkan aktivitas pergerakan yang menumpuk pada sektor pendidikan dan perdagangan. Dari pengamatan di lokasi diketahui terjadi penurunan kinerja yang diindikasikan dengan berkurangnya kecepatan, kemacetan khususnya pada jam-jam sibuk yaitu pada jam 17.30-18.30 WIB

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mencoba untuk menganalisis besaran biaya kemacetan kendaraaan pribadi pada kawasan Sumber Universitas Sumatera Utara dengan tujuan melalui studi ini akan mengetahui nilai kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya kemacetan pada kawasan tersebut di atas.

Dari hasil Analisis didapat adanya kemacetan pada ruas Jalan Padang Bulan yang disebabkan oleh arus lokal yaitu aktivitas pendidikan dan perdaganagan buakan arus menerus apalagi pada jam-jam sibuk. Pada penelitian ini nilai kerugian akibat adanya kelambatan arus lalu lintas yang terjadi pada Jl. Padang Bulan kawasan Sumber adalah sebesar Rp.2.298.791,- per jam/kendaraan. Kerugian ini berupa bertambahnya biaya operasional kendaraan yang semestinya tidak perlu dikeluarkan apabila kecepatan bisa mencapai kecepatan desain perencanaan.

(5)

DAFTAR ISI

BAB II Tinjauan Pustaka... ...8

II.1 Pengertian Kemacetan Lalu Lintas...8

II.2 Biaya Dalam Sistem Transportasi...18

II.3 Biaya Operasi Kendaraan (BOK)...19

II.3.1 Biaya Konsumsi Bahan Bakar...21

BAB III Metodologi Penelitian...40

III.1 Tahapan Kerja Penelitian...40

III.2 Identifikasi Variabel Penelitian...42

III.3 Teknik Pengumpulan Data...42

III.3.1 Survey Karakteristik Jalan... 43

(6)

3. Survey Kecepatan...44

III.3.2 Survey karakteristik Kemacetan...44

1. Volume Lalu Lintas...44

III.6.2 Pengolahan Data Hambatan Samping...47

III.6.3 Pengolahan Data Kecepatan...47

III.6.4 Perhitungan Biaya Kemacetan Berdasarkan BOK...47

III.6.4.1 Perhitungan Biaya Konsumsi Bahan Bakar...48

III.6.4.2 Perhitungan Biaya Konsumsi Oli...49

III.6.4.3 Perhitungan Biaya Konsumsi Suku Cadang.... ..49

III.6.4.4 Perhitungan Biaya Upah Pemeliharaan... ...50

III.6.4.5 Perhitungan Biaya Konsumsi Ban... ...51

III.7 Teknik Analisa dan Pembahasan... ... 52

III.8 Penarikan kesimpulan... ...52

BAB IV Analisa Data... ... ...53

IV.1 Pemilihan Rute Yang Dijadikan Objek Penelitian... ... ..53

IV.1.1 Karakteristik Ruas Jalan Padang Bulan... ...53

IV.1.2 Karakteristik Lalu Lintas Ruas Jalan Padang Bulan... ...54

IV.1.3 Data Kecepatan Kendaraan...61

IV.1.4 Penentuan Jam Puncak...65

IV.2 Perhitungan BOK Dasar...67

IV.3 Perhitungan BOK Per-Jam... 72

IV.4 Perhitungan Biaya Kemacetan...73

BAB V Kesimpulan dan Saran... ...80

V.1 Kesimpulan...80

V.2 Saran...82

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel II.1 Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan...15

Tabel II.2 Karakteristik Dasar Arus Lalu Lintas...16

Tabel II.3 Nilai ekivalen Mobil Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi...19

Tabel II.4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah...19

Tabel II.5 Aligment Vertikal Yang Direkomendasikan Pada Berbagai Medan...26

Tabel II.6 Nilai Tipikal JPOi, KPOi, dan OHOi yang di Rekomendasikan...29

Tabel II.7 Nilai Tipikal �0 ��� 1... 31

Tabel II.8 Nilai Tipikal Tanjakan dan Turunan Pada Medan Jalan...32

Tabel III.1 Kebutuhan Data Ruas Jalan dan Lalu Lintas...43

Tabel III.2 Kebutuhan Data Kemacetan...43

Tabel IV.1 Volume Lalu Lintas di Ruas Jalan Padang Bulan (Arah Simpang Pos)...55

Tabel IV.2 Volume Lalu Lintas di Ruas Jalan Padang Bulan (Arah Simpang Kampus)...57

Tabel IV.3 Total Volume Lalu Lintas di Ruas Jalan Padang Bulan...58

Tabel IV.4 Rata-rata Lalu Lintas Per-Jam di Ruas Jalan Padang Bulan (Arah Simpang Kampus)...60

Tabel IV.5 Rata-rata Lalu Lintas Per-Jam di Ruas Jalan Padang Bulan (Arah Simpang Pos)...62

Tabel IV.6 Rata-Rata Lalu Lintas Per-Jam di Ruas Jalan Padang Bulan...62

Tabel IV.7 Kecepatan Bebas Berdasarkan MKJI 1997 Pada Jalan Padang Bulan...63

Tabel IV.8 Kecepatan Rata-rata Per-Jam Pada Ruas Jalan Padang Bulan...64

Tabel IV.9 Proporsi Lalu Lintas Ruas Jalan Padang Bulan...66

Tabel IV.10 Kapasitas Jalan Tanpa On Street Parking Pada Ruas Jalan Padang Bulan Berdasarkan KAJI 1997...67

Tabel IV.11 Karakteristik Tingkat Pelayanan...68

Tabel IV.12 Kinerja Ruas Jalan Berdasarkan Tingkat Pelayanan...69

Tabel IV.12 Hasil Pehitungan BOK HDM III (dalam Rupiah/Km)...73

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar I.1 Foto satelit di lokasi kawasan Sumber Jalan Padang Bulan...8

Gambar I.2 Skets Lokasi Survey...9

Gambar II.1 Hubungan Antara Kecepatan dan Arus Pada Jalan 4/2D...36

Gambar II.2 Estimasi Biaya Kemacetan...37

(9)

DAFTAR GRAFIK

Nomor Grafik Halaman Grafik II.1 Grafik Hubungan Antara Kecepatan, Arus lalu lintas, dan

Volume...14 Grafik IV.1 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas di Jalan Padang Bulan

Arah Simpang Pos...56 Grafik IV.2 Grafik Fluktuasi Volume Lalu Lintas di Jalan Padang Bulan

Arah Simpang Kampus...58 Grafik IV.3 Grafik Fluktuasi Total Volume Lalu Lintas di Jalan Padang

Bulan...60 Grafik IV.4 Grafik Fluktuasi Kecepatan Rata-Rata Per-Jam Pada Ruas

Jalan Padang Bulan...64 Grafik IV.5 Hubungan Antara Volume Lalu Lintas dan Kecepatan Rata-

(10)

LAMPIRAN

LAMPIRAN A SURVEY VOLUME LALU LINTAS LAMPIRAN B SURVEY KECEPETAN LALU LINTAS LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KAJI

(11)

ABSTRAK

Masalah kemacetan pada suatu ruas jalan sering terjadi pada daerah perkotaan. Kemacetan lalu lintas mempunyai akibat yang sangat besar apabila kita cermati. Yang selalu menjadi pokok permasalahan adalah soal pemborosan bahan bakar. Sebagai salah satu contohnya adalah jalan Padang Bulan dimana mempunyai peranan yang penting dalam mendukung sektor-sektor perdagangan, perkantorn, dan pendidikan, dan juga jasa yang semuanya ini akan berjalan baik apabila sarana mendukung dan cukup memadai. Suatu jalan Apabila volume arus lalulintas sudah hampir mendekati atau melebihi kapasitas jalan yang akan menimbulkan suatu kemacetan sehingga perjalanan sudah tidak nyaman lagi.

Jalan Padang bulan merupakan salah satu jalan di kota Medan yang mengalami kemacetan yang diakibatkan aktivitas pergerakan yang menumpuk pada sektor pendidikan dan perdagangan. Dari pengamatan di lokasi diketahui terjadi penurunan kinerja yang diindikasikan dengan berkurangnya kecepatan, kemacetan khususnya pada jam-jam sibuk yaitu pada jam 17.30-18.30 WIB

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mencoba untuk menganalisis besaran biaya kemacetan kendaraaan pribadi pada kawasan Sumber Universitas Sumatera Utara dengan tujuan melalui studi ini akan mengetahui nilai kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya kemacetan pada kawasan tersebut di atas.

Dari hasil Analisis didapat adanya kemacetan pada ruas Jalan Padang Bulan yang disebabkan oleh arus lokal yaitu aktivitas pendidikan dan perdaganagan buakan arus menerus apalagi pada jam-jam sibuk. Pada penelitian ini nilai kerugian akibat adanya kelambatan arus lalu lintas yang terjadi pada Jl. Padang Bulan kawasan Sumber adalah sebesar Rp.2.298.791,- per jam/kendaraan. Kerugian ini berupa bertambahnya biaya operasional kendaraan yang semestinya tidak perlu dikeluarkan apabila kecepatan bisa mencapai kecepatan desain perencanaan.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Umum

Kemacetan lalu lintas pada jalan perkotaan di kota-kota besar telah menjadi

topik utama permasalahan di negara berkembang seperti Indonesia. Secara umum

ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kemacetan, yaitu terus bertambahnya

kepemilikan kendaraan (demand), terbatasnya sumber daya untuk pembangunan

jalan raya dan fasilitas transportasi yang lainnya (supply), serta belum optimalnya

pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

Angkutan umum merupakan salah satu penyokong bagi pertumbuhannya

perekonomian di daerah perkotaan, perannya dalam mendukung aktivitas masyarakat

merupakan menjadi modal pertama dalam pemilihan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhannya bergerak bagi sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat

menengah kebawah. Angkutan umum juga menjadi komponen yang vital yang

mempengaruhi sistem transportasi perkotaan. Namun, dibalik keistimewaannya

tersebut angkutan umum juga menjadi sumber permasalahan umum terjadi

kemacetan yang sering terlihat pada ruas-ruas jalan pada jam-jam puncak kegiatan.

Hal ini terjadi di kawasan Sumber jalan Padang Bulan. Pada jam-jam sibuk

seperti di pagi hari, jalan tersebut akan mengalami kemacetan disebabkan oleh

banyaknya angkutan umum yang berhenti untuk menurunkan penumpang yang

merupakan mahasiswa yang ingin menuju kampus USU. Disisi lain kendaraan

pribadi baik yang ingin menuju kekampus maupun yang ingin menuju ke kantor dan

(13)

Dengan meningkatnya jumlah kendaraan dan ruas jalan yang tidak memadai

dan semakin padatnya arus lalu lintas pada jalan tersebut, sehingga permasalahan

umum yang dapat di saksikan adalah kemacetan yang panjang. Dan tanpa disadari

kemacetan yang terjadi akan sangat besar dampak pengaruhnya bagi aktivitas

pemakai jalan. Mulai dari rasa jenuh juga terjadinya pemborosan pemakaian bahan

bakar yang secara tidak langsung dapat terukur.

Sehingga layak diperhitungkan mengenai kerugian yang diakibatkan adanya

kemacetan di ruas jalan pada kawasan ini baik itu aspek pengemudi .

I.2 Latar Belakang

Pertumbuhan wilayah di daerah perkotaan seperti kota Medan lebih cepat

dibandingkan pertumbuhan wilayah di daerah pedalaman, hal ini menyebabkan kota

Medan banyak menawarkan berbagai macam sarana seperti sekolah, rumah sakit,

pusat perbelanjaan, perguruan tinggi, dan lapangan pekerjaan. Semua hal ini

merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi masyarakat. Dimana salah satu daya

tariknya adalah terhadap Perguruan Tinggi ( Universitas Sumaters Utara ).

Dalam melakukan perjalanan dari daerah asal ke kampus USU atau

sebaliknya pelaku perjalanan akan dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi,

yaitu transportasi jalan (Angkutan umum kota (Angkot), bus (Damri) dan kendaraan

pribadi ( mobil atau sepeda motor ). Pada waktu tertentu yang menjadi jam-jam

puncak kegiatan, sering terjadi penumpukan aktivitas pemakaian jalan terutama pada

jalan Padang Bulan yang merupakan salah satu akses jalan menuju kampus USU

melalui kawasan Sumber, dimana bagi mahasiswa yang menggunakan kendaraan

(14)

menjadi pusat pergerakan orang dan penumpukan kendaraan yang menyebabkan

dampak terjadinya akumulasi beban lalu lintas dan penurunan tingkat pelayanan ruas

jalan Padang Bulan. Menyebabkan kemacetan dan berimplikasi terhadap aktivitas

pemakai jalan, yaitu pemakai kendaraan pribadi baik mobil ataupun sepeda motor.

I.3 Perumusan Masalah

Dalam Tugas Akhir ini, penulis mencoba untuk meneliti dan mengevaluasi

biaya perjalanan yang di perkirakan pada saat kondisi macet, serta merumuskan

besaran biaya kemacetan kendaraaan pribadi yang terjadi pada kawasan Pajak

Sumber Jalan Padang Bulan masih dalam kawasan kampus Universitas Sumatera

Utara.

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas di jalan Jamin Ginting Padang Bulan pada kawasan Sumber.

2. Menganalisis kemacetan lalu-lintas di jalan Jamin Ginting Padang Bulan pada kawasan Sumber.

3. Menghitung nilai kerugian yang terjadi akibat kemacetan pada kawasan tersebut.

I.5 Batasan Penelitian

Pada penulisan Tugas Akhir ini, penelitian dititikberatkan kepada :

1. Objek penelitian dilakukan hanya pada transportasi darat berupa Kendaraan pribadi ( mobil / sepeda motor ) dan angkutan umum .

(15)

dan tingkat pelayanannya berada dalam kondisi sangat jauh dari fungsi jalan sebenarnya.

3. Penelitian ini dilakukan dikarenakan sering terlihatnya kemacetan pada jalan Padang bulan kawasan Sumber dan perhitungan kerugian akibat adanya kemacetan hanya di batasi pada pemakaian kendaraan saja .

I.6 Pengumpulan Data

1. Pengambilan data lapangan untuk analisis penelitian ini, dilakukan untuk mendapatkan data arus lalu-lintas (volume) yang melintasi jalan Padang Bulan Kawasan Sumber, data kecepatan pada ruas jalan padang bulan baik dalam kondisi terjadi kemacetan maupun kondisi normal.

2. Pengambilan data di atas dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada hari –rabu-kamis. Dengan pertimbangan bahwa pada hari tersebut dianggap dapat mewakili kondisi arus lalu-lintas yang padat dengan aktifitas kegiatan / hari kerja

3. Pengumpulan data dilakukan selama 14 jam yaitu pada jam-jam sibuk (peak hour), dimana pada jam 07.00 – 09.30 WIB, jam 10.00-12.00 WIB, 13.00-15.00 WIB, 16.00-19.00 WIB, dan 20.00-21.30 WIB.

4. Survey primer yang dilakukan terdiri dari : survey kecepatan rata-rata, survey arus lalu-lintas, dan survey inventarisasi jalan. Adapun lokasi survey berada di Jalan Padang bulan pada kawasan sumber yang meliputi depan pasar sumber dan pusat jajanan samping karona.

5. Survey yang dilakukan terdiri atas: a. Volume lalu lintas

b. Jenis dan jumlah kendaraan yang ada sebagai bahan inventarisasi perhitungan BOK.

(16)

d. Kecepatan kendaraan dihitung dengan kendaraan bergerak yaitu pengamatan pada ruas jalan tertentu.

e. Jumlah kendaraan menerus.

I.8 Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan Tugas Akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan

sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan rancangan yang akan dilakukan yang meliputi tinjauan umum,

latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

ruang lingkup penelitian, hipotesa, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan kajian dari berbagai literatur serta hasil studi yang relevan dengan

pembahasan ini. Dalam hal ini diuraikan hal-hal tentang beberapa teori-teori yang

berhubungan dengan kemacetan lalu lintas, baik secara langsung maupun secara

umum, seperti pengertian kemacetan lalu lintas, transportasi, teknik lalu lintas,

tundaan, hambatan samping, jaringan jalan, dan Biaya Operasional Kendaraan dan

tata urutan perhitungan Biaya Kerugian yang diakibatkan adanya kemacetan.

(17)

Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk

pengambilan data, langkah penelitian, analisa data, serta pemilihan wilayah

penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Berisikan pembahasan mengenai data-data yand dikumpulkan, kemudian

dianalisis, sehingga dapat diperoleh hasil perhitungan dan kesimpulan hasil yang

mendasar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh

dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang

dapat dijadikan masukan.

(18)

Gambar I.1 Foto satelite di lokasi kawasan Sumber Jalan Padang Bulan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Tentang Kemacetan Lalu lintas

Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan

semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat

berdekatan satu sama lain. Kemacetan total apabila kendaraan harus berhenti atau

bergerak lambat ( Ofyar Z Tamin, 2000).

Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan

yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan

kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga

menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat

kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai

derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997).

Kemacetan apabila ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (Level of Service),

pada saat LOS < C.LOS < C, kondisi arus lalu lintas mulai tidak stabil, kecepatan

operasi menurun relatif cepat akibat hambatan samping yang timbul dan kebebasan

bergerak relative kecil. Pada kondisi ini volume-kapasitas lebih besar atau sama

dengan 0,8 ( V/C > 0,8 ).

Dan pada akhirnya nilai LOS sudah mencapai tingkat pelayanannya, maka

aliran lalu lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadi tundaan berat, yang disebut

kemacetan lalu lintas (Ofyar Z Tamin, 1998).

(20)

Menurut morlok (1981), transportasi adalah memindahkan atau mengangkut

barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi dikatakan

baik, apabila perjalanan cukup cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi

pelayanan cukup, aman, bebas dari kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan

yang nyaman. Untuk mencapai kondisi yang ideal seperti, sangat ditentukan oleh

berbagai faktor yang menjadi komponen transportasi ini, yaitu kondisi prasarana

(jalan), sistem jaringan jalan, kondisi sarana (kendaraan) dan sikap mental pemakai

fasilitas transportasi tersebut (Budi D.Sinulingga, 1999).

II.1.2 Teknik Perlalu-lintasan ( Traffic Engineering)

Suatu transportasi dikatakan baik, apabila waktu perjalanan cukup cepat,

tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan cukup, aman bebas dari

kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai

kondisi yang ideal seperti itu sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi

komponen transportasi, yaitu kondisi prasarana (jalan) serta sistem jaringannya dan

kondisi sarana (kendaraan), serta yang tak kalah pentingnya ialah sikap mental

pemakai fasilitas transportasi tersebut.

Untuk mengetahui tentang transportasi kota dalam aspek perencanaan dan

pelaksanaannya, maka penting sekali untuk memahami aspek teknik perlalu lintasan

(Traffic Enginering), teknik lalu lintas angkutan darat meliputi: karakteristik volume

lalu lintas, kapasitas jalan, satuan mobil penumpang, asal dan tujuan lalu lintas, dan

pembangkit lalu lintas ( Budi D.Sinulingga, 1999).

(21)

Di dalam suatu perlalu-lintasan dikenal lalu lintas Harian (LHR) atau AADT

(Average Annual Daily Traffic) yaitu jumlah kendaraan yang lewat secara rata-rata

dalam sehari (24 jam) pada suatu ruas jalan tertentu, besarnya LHR akan menentukan

dimensi penampang jalan yang akan di bangun. Volume lalu lintas ini bervariasi

besarnya, tidak tetap, tergantung waktu, variasi dalam sehari, seminggu maupun

sebulan dan setahun. Di dalam satu hari biasanya terdapat dua waktu jam sibuk, yaitu

pagi dan sore hari. Tapi ada juga jalan-jalan yang mempunyai variasi volume lalu

lintas agak merata. Volume lalu lintas selama jam sibuk dapat digunakan untuk

merencanakan dimensi untuk menampung lalu lintas. Makin tinggi volumenya,

makin besar dimensi yang diperlukan. Suatu volume yang over estimate akan

membuat perencanaan menjadi boros, sedangkan volume yang under estimate akan

membuat jaringan jalan cepat mengalami kemacetan, sehingga memerlukan

pengembangan pula.

II.1.4 Tundaan

Tundaan adalah waktu yang hilang akibat adanya gangguan lalu-lintas yang

berada diluar kemampuan pengemudi untuk mengontrolnya. Tundaan terbagi atas

dua jenis, yaitu tundaan tetap (fixed delay) dan tundaaan operasional (operational

delay) ( pignatoro, 1973).

a. Tundaan tetap (fixed delay)

Tundaan tetap adalah tundaan yang disebabkan oleh peralatan control lalu

lintas dan terutama terjadi pada persimpangan. Penyebabnya adalah lampu

lalu lintas, rambu-rambu berhenti, simpang prioritas (berhenti dan berjalan),

(22)

b. Tundaan operasional (operational delay)

Tundaan operasional adalah tundaan yang disebabkan oleh adaanya gangguan

di antara unsure-unsur lalu-lintas sendiri. Tundaan ini berkaitan dengan

pengaruh dari lalu-lintas (kendaraan) lainnya. Tundaan operasional itu sendiri

terbagi atas dua jenis, yaitu:

1. Tundaan akibat gangguan samping (side friction), disebabkan oleh

pergerakan lalu-lintas lainnya, yang mengganggu aliran lalu-lintas,

seperti kendaraan parkiran, pejalan kaki, kendaraan yang berjalan

lambat, dan kendaraan keluar masuk halaman karena suatu kegiatan.

2. Tundaan akibat gangguan di dalam aliran lalu-lintas itu sendiri

(internal friction), seperti volume lalu-lintas yang besar dan

kendaraan yang menyalip. Dan apabila ditinjau dari tingkat pelayanan

jalan (LOS), tundaan mulai terjadi pada saat LOS < C.LOS < C

artinya adalah saat kondisi arus lalu lintas mulai tidak stabil,

kecepatan operasional menurun relative cepat akibat hambatan yang

timbul dan kebebasan bergerak yang relatif kecil. Pada kondisi ini

(23)

Gambar II.1 Grafik hubungan antara kecepatan, arus lalu lintas dan volume

II.1.5 Hambatan Samping

Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu-lintas dari aktivitas

samping segmen jalan, seperti pejalan kaki (bobot=0,5), kendaraan umum atau

kendaraan lain berhenti (bobot = 0,1), kendaraan masuk atau keluar sisi jalan

(bobot=0,7), dan kendaraan lambat (bobot=0,4). Sedangkan untuk penentuan Kelas

Hambatan Samping (SFC), dapat dilihat dari tabel II.1 .

Tabel II.1 Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan perkotaan Kelas hambatan

samping (SFC)

Kode Jumlah berbobot

kejadian per 200

m/jam (dua sisi)

Kondisi khusus

Sangat rendah VL <100 Daerah pemukiman, jalan

dengan jalan samping.

Rendah L 100-299 Daerah pemukiman, beberapa

kendaraan umum,dsb.

Sedang M 300-499 Daerah industri, beberapa took

disisi jalan.

Tinggi H 500-899 Daerah komersial, aktifitas sisi

jalan yang tinggi

Sangat tinggi VH >900 Daerah komersial dengan

(24)

Sumber : Kemenhub NO.14 (2006)

II.1.6 Karakteristik Arus Lalu-Lintas

Dalam karakteristik dasar lalu lintas, pada dasarnya ditunjukkan oleh

parameter arus lalu lintas (flow), kecepatan (speed), dan kerapatan (density).

Karakteristik ini dapat diamati dan dipelajari pada tinjauan mikroskopik dan

makroskopik. Kedua tinjauan ini menggunakan parameter yang berbeda. Kedua

parameter tersebut dapat dilihat pada tabel II.2 .

Tabel II.2 Karakteristik Dasar Arus Lalu lintas Karakteristik

Arus Waktu tempuh Tingkat arus

Kecepatan Kecepatan individual Kecepatan rata-rata

Kepadatan Jarak tempuh Tingkat kepadatan

Sumber : wahyuni,R (2008)

Pada analisis mikroskopik dilakuaka secara individu sedangkan analisis

mikroskopik dilakukan dengan cara kelompok. Dalam penelitian ini dibahas

mengenai analisis makroskopik, dimana karakteristik ini dapat dinyatakan dengan

tingkat arus. Karakteristik arus secara makroskopik dapat dinyatakan sebagai

kecepatan dari kelompok kendraan yang melintasi suatu titik pengamatan selama

periode waktu tertentu.

Kapasitas dasar berdasarkan MKJI 1997 adalah kapasitas segmen jalan pada

kondisi geometri, pola arus lalu lintas, dan faktor lingkungan yang ditentukan

sebelumnya.

Dan kapasitas nyata adalah kapasitas jalan yang sudah dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tertuang dalam rumus :

(25)

Dimana :

C : Kapasitas

Co : Kapasitas dasar (smp/jam) FCw : Faktor penyesuaian

FCsp : Faktor penyesuaian terpisah

FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota

Volume adalah total jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan atau

segmen jalan selama interval waktu pengamatan. Volume dapat dinyatakan dalam

tahunan, bulanan, harian, jam, atau bagian dari jam. Tingkat arus didefenisikan

sebagai jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan atau segmen ruas jalan

interval satu jam. Volume dan tingkat arus berbeda, dimana volume adalah jumlah

kendaraan hasil pengamatan selama satu interval waktu, sedangkan tingkat arus

menggambarkan jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan dalam interval

waktu di bawah satu jam dan dinyatakan dalam satu jam (USHCM, 2000).

Dalam karakteristik arus lalu lintas terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhinya, salah satu nya adalah kendaraan. Pengelompokan kendaraan

biasanya dilakuakan dengan berdasarkan berat, dimensi, dan karakreristik

operasionalnya. Untuk jalan perkotaan pengelompokan jenis kendaraan dibagi

menjadi sebagai berikut (Kemenhub NO.14, 2006) :

a. Kendaraan ringan (LV) adalah kendaraan bermotor dua as beroda empat

dengan jarak as 2,0 – 3,0 m ( seperti mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick

up, dan truk kecil sesuai klasifikasi Bina Marga).

b. Kendaraan berat (HV) adalah kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari

3,5 m, biasanya beroda lebih dari empat ( seperti bis, truk 2 as, truk 3 as, dan

(26)

c. Sepeda motor (MC) adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga ( seperti

sepada motor dan kendaraan beroda tiga yang sesuai dengan klasifikasi Bina

Marga).

d. Kendaraan tak bermotor (UM) adalah kendaraan yang menggunakan tenaga

manusia atau hewan ( seperti becak, sepeda, kereta kuda, dan kereta dorong ).

Kendaraan dengan berbagai jenis, ukuran, dan sifatnya membentuk suatu arus

lalu lintas. Keragaman ini akan membentuk karakteristik lalu lintas yang berbeda

untuk tiap komposisinya dan berpengaruh terhadap arus lalu lintas secara

keseluruhan. Faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe kendaraan

dibandingkan dengan kenderaan rinagan terhadap kecepatan, kemampuan gerak dan

ruang kendaraan ringan dalam arus lalu lintas disebut dengan ekivalen mobil

penumpang(emp). Dan dapat dilihat dalam tabel II.3 dan II.4 sebagai berikut :

Tabel II.3 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi

Lebar jalur lalu lintas Wc (m)

Tabel II.4 Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah

Tipe jalan Arus Lalu Lintas Per lajur (kend/jam)

Emp

HV MC

(27)

Tiga lajur satu arah

Sumber : Kemenhub NO.14(2006)

Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam satuan

kilometer per jam. Kecepatan dan waktu tempuh adalah pengukuran kinerja lalu

lintas dari sistem eksisting, dan kecepatan adalah variabel kunci dalam perancangan

ulang atau perancangan dari fsilitas baru. Hampir semua model analisis dan simulasi

lalu lintas memperkirakan kecepatan dan waktu tempuh sebagai kinerja pengukuran

perencangan, permintaan dan pengontrolan sistem jalan.

1. Kecepatan Bebas

Rumus yang digunakan untuk kecepatan arus bebas adalah

berdasarkan Kemenhub NO.14(2006) dengan rumus :

Fv = (Fvo+FVw) x FFsf x FFVcs…………(II.3)

Dimana :

Fv : Kecepatan arus bebas (km/jam) Fvo : Kecepatan arus bebas dasar (km/jam) FVw : Penyesuaian lebar jalur lalu lintas FFsf : faktor penyesuaian hamabatan samping FFVcs : Faktor penyesuaian ukuran kota

2. Kecepatan rata-rata

Kecepatan rata-rata ruang adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang

melintasi suatu segmen pengamatan pada suatu waktu rata-rata tertentu.

II.2 Biaya Dalam Sistem Transportasi

Didalam system transportasi trdapat beberapa konsep biaya, salah satu dari

biaya tersebut adalah biaya social ayau Social Cost ( S.Sopan,2007 dikutip oleh

wahyuni. R, 2008). Biaya social dari suatau fasilitas adalah biaya yang harus

(28)

lain.Secara umum biaya social disebut juga dengan biaya eksternal dari suatu

fasilitas, walaupun pada beberapa literatur artinya memiliki perbedaan.

Berikut ini beberapa konsep umum tentang eksternal cost, yaitu ( dikutip

dari wahyuni.R, 2008) :

1. Biaya eksternal adalah biaya yang disebabkan oleh suatu aksi yang dilakukan

oleh orang lain yang tidak memiliki kepentingan untuk melakukan aksi

tersebut. Biaya eksternal akan menjadi masalah apabila pelakunya hanya

menyadari biaya dan keuntungan dalam mengambil keputusan untuk

melakukan aksi, tetapi terdapat biaya eksternal yang tidak diperhitungkan,

dan nilainya lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. ( Friedman,

David D. 2004)

2. Biaya eksternal adalah semua biaya yang dibebankan kepada pihak lain dan

tidak dirasakan oleh pihak yang melakuakan aktivitas yang membangkitkan

biaya tersebut. ( R, Elvik. 1994 ).

3. Biaya eksternal biasa didefenisikan sebagai biaya yang timbul akibat aktivitas

manusia, dimana pihak yang bertanggung jawab atas aktifitas tersebut, tidak

sepenuhnya memperhitungkan dampaknya terhadap pihak lain akibat

perbuatannya.

Secara umum dapat disimpulkan biaya eksternal adalah biaya yang

ditimbulkan akibat adanya kegiatan yang ditanggung oleh pihak ketiga yang sama

sekali tidak terlibat langsung dengan kegiatan tersebut.

Dalam kajian ini , biaya eksternal berupa pemborosan biaya transportasi

pengguna jalan , dimana pada kajian ini mempertimbangkan bagi pengguna

(29)

Bulan Medan. Biaya transportasi yang diperhitungkan berupa biaya operasi

kendaraan (BOK).

II.3 Biaya Operasi Kendaraan (BOK)

Dalam kajian ini, terdapat beberapa macam model yang digunakan untuk

memperoleh biaya operasi kendaraan (BOK), dalam hal ini ada beberapa analisis

model yang digunakan yaitu HDM-VOC ( Highway Design and Maintenance

Standart Vehicle Operating Cost ). Model yang dikembangkan oleh World Bank

pada tahun 1994 dimana model ini terdiri dari banyak persamaan yang

memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar, roda kendaraan, pemakaian

onderdil, dan biaya operasi lainnya pada berbagai kondisi dan karakteristik jalan.

Untuk melakukan perhitungan biaya operasi kendaraan dengan

VOCM-HDM, diperlukan sekumpulan data yang mencakup :

1) Karakteristik dan kondisi jalan, yaitu : jenis permukaan, tingkat kekasaran

permukaan, gradient, curvature dan superelivasi, tinggi jalan, serta jumlah

lajur jalan.

2) Kendaraan representasi dan karakteristik kendaraan, yaitu : tare weight,

payload, maximum driving power, maximum braking power, kecepatan

optimum, luas muka, putaran mesin, energy efficiency factor, dan fuel

adjustment factor.

3) Karakteristik operasi ( utilitas ), terutama pemakaian kendaraan dan

(30)

4) Unit-unit biaya, yaitu harga kendaraan baru, bahan bakar, minyak pelumas,

harga ban baru, awak kendaraan, biaya keterlambatan, suku bunga tahunan,

dan overhead.

Dalam perhitungan besaran biaya operasi kendaraan jalan perkotaan di

Indonesia, masih diperlukan upaya kalibrasi atau penyesuaian data dengan

kondisi lokal. Dimana kalibrasi data dengan kondisi lokal dilakuaka secara

terbatas dengan menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan

penelitian ini.

Unit observasi dalam penelitian ini adalah kendaraan pribadi, yaitu

kendaraan pribadi berupa kendaraan bermotor roda empat dan roda dua.

Jenis kendaran yang akan dijadikan sebagai unit observasi adalah

kendaraaan yang representasinya mendekati atau sesuai dengan rekomendasi.

Analisis akan dilakukan dengan pendekatan deskriptif, dengan

mendasarkan pada data kuantitatif sebagai hasil perhitungan besaran biaya

operasi kendaraaan. Seluruh data-data biaya yang dikumpulkan dari kegiatan

survey, akan dikonversi kedalam nilai rupiah per Km jarak tempuh.

Dalam hal ini, teknik statistic digunakan dalam perhitungan

komponen-komponen biaya operasi kendaraan, yang mencakup :

1) Biaya pemakaian bahan bakar

2) Biaya pemakaian pelumas

3) Biaya pemakaian ban

4) Biaya pemeliharaan kendaraan

5) Biaya depresiasi kendaraan

(31)

II.3.1 BiayaKonsumsi Bahan Bakar a. Kecepatan Rata-rata Lalu-Lintas

Data kecepatan lalu lintas dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran

langsung dengan menggunakan metode moving car observer dan selanjutnya

dilakukan perhitungan kecepatan rata-rata ruang. Apabila data kecepatan

lalu-lintas tidak tersedia maka kecepatan dapat dihitung dengan Manual Kapasitas

Jalan Indonesia.

b. Percerpatan rata-rata

Percepatan rata-rata lalu-lintas dalam suatu ruas jalan dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut (manual BOK, 1995) :

Ag = 0,0128 x (V /C)………..(II.5)

Dimana:

Ag : percepatan rata-rata

V : volume lalu-lintas (smp / jam)

C : kapasitas jalan (smp / jam)

c. Tanjakan dan turunan

Tanjakan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan data aligment

(32)

RR =

∑ �� � �=1

�� (m/km)………(II.6)

Turunan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan data aligment vertical

dengan rumus (manual BOK, 1995) :

Fr = ∑ � � �=1

� (m / km)………..(II.7)

Apabila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak tersedia dapat

digunakan nilai tipikal sebagai berikut :

Tabel II.5 Aligment vertical yang direkomendasikan pada berbagai medan

Kondisi

Medan

Tanjakan rata-rata

(m/km)

Turunan rata-rata

(m/km)

Datar 2,5 -2,5

Bukit 12,5 -12,5

Pegunungan 22,5 -22,5

Sumber: RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006

d. Biaya konsumsi Bahan Bakar Minyak

BiBB�= KBBMi x HBBMj………(II.8)

Dimana :

(33)

kendaraan i, dalam rupiah/km.

KBBMi : Konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis

kendaran i, dalam liter/km.

HBBMj : Harga bahan bakar untuk jenis BBMj, dalam

rupiah per liter.

i : Jenis kendaraan sedan, utility, bus kecil, bus

besar, atau truk.

j : Jenis bahan bakar minyak solar ataupun

premium.

e. Konsumsi Bahan Bakar minyak (KBBM)

Konsumsi bahan bakar minyak untuk masing-masing kendaraan dapat

dihitung dengan rumus persamaan sebagai berikut (manual BOK, 1995) :

KBBMi=(α+β1/Vr+β2xVr²+β3xRr+β4xFr+β5xFr²+β6xDTr+β7xAr+β8xSa+β9x

Bk+β10xBkxAr+β11xBkxSa)/1000……….(II.9)

Dimana:

α : Konstanta (lihat tabel II.3)

β1..β11 : koefisien-koefisien parameter ( lihat tabel II.3)

Vr : Kecepatan rata-rata

Rr : Tanjakan rata-rata

Fr : Turunan rata-rata

DTr : Deerajat tikungan rata-rata

(34)

SA : Simpangan baku percepatan

BK : Berat kendaraan

II.3.2 Biaya Konsumsi Oli a. Biaya konsumsi oli

BOi = KOi x Hoi………..(II.10)

Dimana:

BOi : Biaya konsumsi oli untuk jenis kendaraan i, dalam

Rupiah/km

HOj : Konsumsi oli untuk jenis oli j, dalam liter/km

i : Jenis kendaraan

j : Jenis Oli

b. Konsumsi oli (KO)

Konsumsi oli untuk masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

KOi = OHKi + OHOi x KBBMi……….(II.11)

Dimana :

OHKi : Oli hilang akibat kontaminasi (liter/km)

OHOi : Oli hilang akibat operasi (liter/km)

KBBMi : konsumsi bahan bakar (liter/km)

Kehilangan oli akibat kontaminasi dihitung sebagai berikut :

(35)

Dimana :

KAPOi : kapasitas oli (liter)

JPOi : jarak penggantian oli (km)

Nilai tipikal untuk persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel :

Tabel II.6 Nilai tipikal JPOi, KPOi, dan OHOi yang direkomendasikan

Jenis

Kendaraan

JPOi KPOi OHOi

Sedan 2000 3,5 2,1 x 10−6

Utility 2000 3,5 2,1 x 10−6

Bus kecil 2000 6 2,1 x 10−6

Truk besar 2000 12 2,1 x 10−6

Truk ringan 2000 6 2,1 x 10−6

Truk sedang 2000 12 2,1 x 10−6

Truk besar 2000 24 2,1 x 10−6

Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006

II.3.3 Biaya Konsumsi Suku Cadang

(36)

Data kerataan permukaan jalan dapat diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur kerataan permukaan jalan dengan satuan hasil

pengukuran meter per kilometer ( IRI ).

b. Harga Kendaraan Baru

Data kendaraan baru dapat diperoleh dari survey harga suatu kendaraan baru

jenis tertentu dikurangi dengan nilai ban yang digunakan. Harga kendaraan

dihitung sebagai harga rata-rata untuk suatu jenis kendaraan tertentu. Survey

harga dapat dilakuakan survey langsung di pasar atau mendapatkan data

melalui survey instansional seperti asosiasi pengusaha kendaraan bermotor.

c. Biaya konsumsi Suku Cadang

BPi = Pi x HKBi / 1000000……….(II.13)

Dimana:

BPi : Biaya pemeliharaan kendaraan untuk jenis

Kendaraan i, dalam rupiah/km

HKBi : Harga kendaraan baru rata-rata untuk jenis

Kendaraan i, dalam rupiah

Pi : Nilai relative biaya suku cadang terhadap

harga kendaraan baru jenis i

i : Jenis kendaraan

II.3.4 Biaya Upah Tenaga Pemeliharaan (BUi)

Biaya upah perbaikan kendaraan untuk masing-masing jenis kendaraan

dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

(37)

Dimana :

BUi : Biaya upah perbaikan kendaraan (Rp/km)

JPi : Jumlah jam pemeliharaan (jam/1000km)

UTP : Upah tenaga pemeliharaan (Rp/jam)

a. Harga satuan upah tenaga pemeliharaan (UTP)

Data upah tenaga kerja dapat diperoleh melalui survey penghasilan tenaga

perbaikan kendaraan. Survey upah ini dapat dilakuakan melalui survey langsung

di bengkel atau mendapatkan melalui data instansional seperti Dinas Tenaga

Kerja.

b. Kebutuhan jam pemeliharaan (JPi)

Kebutuhan jumlah jam pemeliharaan untuk masing-masing jenis kendaraan

dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

JPi = �0 x ���1……….(II.15) Dimana :

JPi : Jumlah jam pemeliharaan (jam/1000km)

Pi : Konsumsi suku cadang kendaraan jenis i �0….�1 : konstanta

Nilai tipikal untuk model parameter persamaan jumlah jam pemeliharaan

adalah sebagai berikut:

(38)

Jenis kendaraan

�� ��

Sedan 77,14 0,547

Utility 77,14 0,547

Bus kecil 242,03 0,519

Bus besar 293,44 0,517

Truk kecil 242,03 0,519

Truk sedang 242,03 0,517

Truk besar 301,46 0,519

Sumber : RSNI Pedoman Perhitungan BOK, 2006

II.3.5 Biaya Konsumsi Ban

a. Kekasaran

Data kerataan permukaan jalan yang diperlukan dalam satu satuan hasil

pengukuran meter per kilometer ( IRI ).

b. Tanjakan dan turunan

Perhitungan nilai tanjakan dan turunan (TT) merupakan penjumlahan nilai

tanjakan rata-rata (FR) dan nilai turunan rata-rata (RR). Nilai tanjakan dan

turunan rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(39)

Apabila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak tersedia dapat digunakan

nilai tipikal seperti tabel berikut:

Tabel II.8 Nilai tipikal tanjakan dan turunan pada

medan jalan

Kondisi medan TT (%)

Datar 5

Bukit 25

Pegunungan 45

Sumber: RSNI Pedoman Perhitungan BOK(2006)

c. Biaya Konsumsi Ban

BBi =KBixHBj / 1000………..(II.15)

Dimana :

BBi : Biaya konsumsi ban untuk jenis kendaraan i,

dalam rupiah/km

HBj : Harga ban untuk jenis kendaraan j, dalam

EEB/1000km

(40)

j : Jenis Ban

d. Konsumsi Ban

Konsumsi ban untuk masing-masing kendaraan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus persamaan berikut, yaitu :

KBi = χ + δ1 x IRI +δ2 x TTrata-rata + δ3 x DTrata-rata…….(II.16)

Dimana :

χ : Konstanta

δ1…..δ3 : Koefisien-koefisien parameter

TTrata-rat : Tanjakan dan turunan rata-rata

DTrata-rata : Derajat tikungan rata-rata

Komponen utama biaya pengguna jalan antara lain terdiri dari biaya operasi

kendaraan (BOK), nilai waktu perjalanan (value of travel time saving), dan biaya

kecelakaan (accident cost). BOK terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya tidak

tetap (running cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya tidak tetap

komponen-komponennya adalah: biaya konsumsi bahan bakar, biya oli, biaya konsumsi suku

cadang, biaya upah pemeliharaan, dan biaya ban. Sedangkan biaya tetap

komponen-komponennya adalah: biaya depresiasi kendaraan, biaya bunga, dan biaya overhead.

Model-model komponen biaya operasi kendaraaan (BOK) yang ada disusun

berdasarkan data empiris di Negara-negara berkembang di luar Indonesia. Oleh

sebab itu perlu disusun model perhitungan BOK berdasarkan dengan kondisi di

Indonesia. Dalam tahun 1996 sampai dengan tahun 2001, PUSLITBANG Prasarana

(41)

jenis kendaraan, bekerja sama dengan TRL ( Transport Research Laboratory ) UK.

Dari studi-studi di atas tealh di hasilkan beberapa model perhitungan komponen

BOK yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan dapat dijadikan sebuah

pedoman dalam memperhitungkan biaya operasi kendaraan (BOK).

Pedoman ini nantinya akan di jadikan suatu acuan dalam melakukan

perhitungan biaya operasi kendaraan bagi perencana. Dimana bagian 1 yaitu

pedoman perhitungan komponen biaya tidak tetap (running cost), sedangkan bagian

2 yaitu pedoman perhitungan komponen biaya tetap (fixed cost).

Penyusunan pedoman ini bertujauna untuk memudahkan dan menyeragamkan

metoda perhitungan biaya operasi kendaraan dan mencakup uraian umum, ketentuan

teknik, dan cara pengerjaan.

II.4 Nilai waktu

Nilai waktu didefenisikan sebagai jumlah uang yang besedia dikeluarkan oleh

seseorang untuk menghemat waktu perjalanan (Henser, 1989) atau sejumlah uang

yang disiapkan untuk membelanjakan atau dikeluarkan oleh seseorang dengan

maksud menghemat atau mendapatkan satu unit nilai waktu perjalanan (Rogers,

1975).

Biaya yang di keluarkan untuk mendapatkan nilai waktu yang dihemat dapat

dipandang sebagai kesempatan untuk tidak menggunakan sejumlah uang tersebut

untuk kegiatan yang lain dimana menguntungkan sebagai balasan untuk

mendapatkan kesempatan menggunakan waktu perjalanan yang dihemat tersebut

untuk kegiatan lain yang lebih diinginkan.

Bedasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa definisi diatas nilai

(42)

yang diberikan, dimana seseorang individu akan dengan rela meyerahkannya untuk

menghemat waktu perjalanan.

Dan nilai waktu perjalanan dalam hubungannya dengan perhitungan

keuntungan dalam studi kelayakan suatu proyek transportasi (Cost benefit analysis)

dapat di pandang sebagai keuntungan bagi pengguna jalan dalam nilai uang, dimana

keuntungan yang diperoleh adalah perkalian antara waktu yang dihemat dengan

adanya proyek dengan nilai waktu itu sendiri.

Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh dalam menentukan nilai waktu

perjalanan antara lain (Horowitz, Alan J, 1980): • Penghasilan

Nilai waktu adalah tinggi untuk golongan berpenghasilan tinggi dimana

penghasilan tersebut memungkinkan pengeluaran yang lebih besar, moda transport

yang digunakan cenderung berkualitas lebih mahal dibandingkan golongan yang

berpenghasilan rendah, dengan tingkat upah yang lebih tinggi dengan kesempatan

yang lebih tinggi pula. • Tujuan Perjalanan

Bagi individu yang melakukan perjalanan dengan tujuan kerja, nilai waktu

yang dilewatkan mungkin akan mempunyai perbedaan yang berarti dibandingkan

bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan maksud berwisata atau sekedar

mengunjungi teman atau keluarga. • Periode Waktu Perjalanan

Bagi individu yang bekerja nilai waktu selama hari kerja mungkin akan

(43)

kebutuhan akan ketepatan jadwal tidak lagi mendesak, jadi nilai waktu bagi

seseorang sedikit banyak terkait dengan aktivitas keseharian individu tersebut yang

membuat semacam periode waktu perjalanan. • Moda Perjalanan

Nilai kenyamanan dri moda perjalanan digunakan akan mempengaruhi

penilaian seseorang terhadap waktu yang di luangkannya selama perjalanan. Hal ini

dapat dijelaskan secara sederhana yaitu nilai satu menit bagi seseorang yang

menggunakan suatu moda angkutan yang padat dan berdesak-desakan serta

mengandung resiko keamanan yang tinggi akan berbeda dibanding nilai satu menit

bagi seseorang yang menggunakan moda angkutan yang nyaman, lapang, dan aman. • Panjang Rute Perjalanan

Panjang rute perjalanan sangat berpengaruh terhadap penilaian seseorang

terhadap waktu yang dihematnya. Sebagai contoh penghematan waktu perjalanan

selama sepuluh menit bagi seseorang dengan waktu perjalanan yang pendek akan

lebih terasa dibandingkan penghematan waktu sepuluh menit bagi seseorang yang

mempunyai waktu perjalanan yang panjang hingga berjam-jam.

II.4.1 Metode Untuk Nilai Waktu

Nilai waktu perjalanan merupakan salah satu komponen yang penting dalam

analisis transportasi, terutama dalam aspek ekonomi nilai waktu perjalanan berkaitan

dengan adanya oppornity cost dari setiap waktu yang dihabiskan dalam menempuh

perjalanan maupun dengan jumlah uang yang dikorbankan dalam melakukan

perjalanan. Nilai waktu perjalanan adalah suatu faktor konvensi dalam melakukan

(44)

Terdapat berbagai metode dari peninjauan pustaka yang dapat dipergunakan

untuk menentukan besarnya nilai waktu perjalanan. Metode tesebut antara lain

Metode Pendapatan (Income Approach), Metode Nilai Asset Perumahan (Housing

Price Approach), Metode Model Distribusi Lalulintas (Traffic Distribution

Approach), Metode Pilihan Moda (Moda Choice Approach), Metode Pengalihan

(Diversion Ratio Approach), Metode Pilihan Kecepatan Optimim (Running Speed

Choice Approach), Metode Batas Tarif (Transfer Price Approach), .Dalam studi ini

akan di tinjau menggunakan metode pendapatan (Income Approach) untuk

menentukan besarnya nilai waktu yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya

nilai waktu perjalanan.

II.4.1.1 Metode Pendapatan

Metode ini tergolong sederhana, karena hanya mempertimbangkan dua faktor

yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) perorangan dan jumlah waktu

kerja dalam setahun perorangan dengan mangasumsikan bahwa waktu yang

digunakan menghasilkan suatu produk dalam bentuk pendapatan seseorang.

Persamaan dari pendekatan ini adalah sebagai berikut (The Value Of Travel Time;

Theory And Measurement, Nils, 1979):

ƛ= ����/�����

����� ����� ��ℎ����/�����

Dimana :

ƛ : Nilai waktu

PDRB : Pendapatan Domestik Regional Bruto

(45)

Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat,

pembangunan ekonomi, dan sosial politik suatu Negara.

Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang, tidak dapat diharapkan

tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pembangunan berbagai aspek dari

suatu Negara.

Secara karakteristik umum arus lalu lintas , ada tiga karakteristik primer

dalam teori arus lalu lintas yang saling terkait yaitu : volume , kecepatan , dan

kepadatan . dimana ditunjukkan pada gambar .( Lihat gambar 1 ) . Dimana

ditunjukkan hubungan antara kecepatan dan kepadatan berdasarkan Manual

Kapasitas Jalan Indonesia untuk jalan 4 lajur 2 arah .

Gambar 1. Hubungan antara kecepatan dan arus pada jalan 4/2 D

Secara pendekatan analisis , biaya kemacetan timbul dari hubungan antara

kecepatan dengan aliran di jalan dan hubungan antara kecepatan dengan biaya

(46)

Gambar 2. Estimasi Biaya Kemacetan

Pada saat batas aliran lalu lintas yang ada pada suatu ruas jalan dilampaui ,

maka rata-rata kecepatan lalu lintas akan turun sehingga pada saat kecepatan mulai

turun maka akan mengakibatkan biaya operasi kendaraan akan meningkat antara

kisaran 0 – 45 km/jam dan waktu untuk melakukan perjalanan akan semakin

meningkat . Sementara itu , waktu berarti biaya dan nilai yang keduanya merupakan

dua bagian dari total biaya perjalanan yang ditimbulkan oleh menurunnya kecepatan

akibat meningkatnya aliran lalu lintas ( Sugiono,G 2008 ).

Congestion cost ( biaya kemacetan ) merupakan selisih antara marginal social

cost ( biaya yang dikeluarkan masyarakat ) dengan private cost ( biaya yang

dikeluarkan oleh pengguna kendaraan pribadi ) yang disebabkan oleh adanya

tambahan kendaraan pada ruas jalan yang sama . Perhitungan beban biaya kemacetan

didasarkan kepada perbedaan antara biaya marginal social cost dan marginal private

cost dari suatu perjalanan ( Sugiono.G , 2008 ).

Kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu-lintas sangatlah besar,

tetapi pada umumnya pengemudi atau pengguna fasilitas transportasi kurang

(47)

dan ketidak nyamanan berlalu-lintas, serta biaya social atau eksternasi yang

dibebankan pengemudi lain atau pihak ketiga (Ofyar Z Tamin, 1998).

Biaya akibat kemacetan lalu-lintas ini sebenarnya merupakan tambahan biaya

perjalanan yang harus ditanggung oleh pengguna jalan akibat bertambahnya volume

lintas dan waktu perjalanan. Komponen biaya perjalanan adalah volume

lalu-lintas, waktu perjalanan, biaya operasi kendaraan (BOK), dan nilai waktu perjalanan

(NW). Jadi, untuk ruas jalan yang sama maka biaya perjalanan akan meningkat jika

volume lalu lintas dan waktu perjalanan pun ikut bertambah.

Ada juga model kaitan antara kecepatan dengan biaya kemacetan , dimana

model ini memiliki asumsi ( Basuki.M ,2008 ) :

a) Perbedaan tingkat kecepatan ( lambat dan cepat ) .

b) Kecepatan tiap kendaraan tidak dibuat berdasarkan tingkat lalu lintas .

c) Tidak menggunakan satuan penumpang .

d) Biaya kemacetan cenderung nol jika kecepatannya sama.

e) Kendaraan tidak saling mendahului.

Sehingga dari asumsi di atas , dapat juga dirumuskan suatu perumusan model

untuk menghitung biaya kemacetan melalui persamaan 2 , sebagai berikut :

C = N* ���+�1−�

�� ��T………..( II.20 ) Dimana :

C = Biaya kemacetan ( rupiah ). N = Jumlah kendaraan ( kendaraan).

(48)

B = Kendaraan dengan kecepatan ideal ( Km/jam ).

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN III.1 Tahapan Kerja Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan kerja seperti terlihat dalam bagan aliran di bawah ini :

Gambar III.1 Alur Kegiatan Pelaksanaan Metode Penelitian

1. Penelitian ini dimulai dengan proses identifikasi masalah kemudian

dirumuskan menjadi tujuan penelitian, seperti yang telah dijelaskan pada bab

I

2. Setelah dirumuskan tujuan penelitian, tahapan berikutnya adalah survey

pendahuluan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan dan pembatasan

masalah yang akan dibahas, Indentifikasi data yang diperlukan, teknik

pengumpulan data, termasuk waktu pelaksanaan survey.Survey pendahuluan

ini juga ditunjang dengan literature dari berbagai sumber dan rujukan

beberapa studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Identifiksi Masalah - Identifikasi Kebutuhan data

Karakteristik jalan

Karakteristik kemacetan Survey

- Volume lalu-lintas, waktu tempuh, hambatan samping /tundaan, kecepatan tunda.

-Geometrik jalan, arus lalu-lintas, kecepatan rata

Analisa Kinerja

Penerununan kecepatan Perhitungan BOK

Eksternal cost Nilai waktu

Kesimpulan

(50)

3. Tahapan pelaksanaan survey adalah proses pengumpulan data yang akan

diolah sehingga dapat di gunakan sebagai input dalam proses analisis

selanjutnya.

4. Survey pertama yang akan dilakukan adalah survey lalu lintas, dimana untuk

meninjau kondisi jalan untuk mendapatkan data geometric jalan, besarnya

arus lalu lintas, dan waktu tempuh kendaraan sepanjang ruas jalan yang

ditinjau. Data-data tersebut akan digunakan untuk mencari tingkat kinerja

dari ruas jalan yang berupa kecepatan arus bebas yang dihasilkan melalui

perhitungan Manula Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan kecepatan

rata-rata ruang .Kemudian kecepatan arus bebas dan kecepatan ruang yang didapat

itu, digunakan kembali sebagai input untuk dimasukkan kedalam persamaaan

untuk mendapatkan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dengan model

VOC-HDM.

5. Menentukan eksternal cost dari hasil perhitungan BOK yang disebabkan

adanya kemacetan di daerah yang ditinjau.

6. Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah menganalisis besarnya nilai

eksternal cost darikemacetan yang terjadi pada daerah sekitar kawasan

Sumber Jalan Padang Bulan dan beban yang diberikan bagi pengguna

kendaraan pribadi, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Selanjutnya

berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dihasilkan rekomendasi untuk

pihak-pihak terkait dengan ini.

(51)

Beberapa varieabel penelitian yang berkaitan dengan perhitungan Biaya

Operasi Kendaraan (BOK) yang harus ditanggung oleh pemilik kendaraan

pengguna kendaraan pribadi yang disebabkan adanya penerunan kecepatan diruas

jalan yang disebabkan adanya hambatan-hambatan. Beberapa variable yang

berkaitan dengan operasi kendaraan adalah data volume lalu lintas untuk setiap

kendaraan dan kecepatan rata-rata dari kendaraan tersebut.

III.3 Teknik pengumpulan data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok data, yaitu data karakteristik lalu lintas

serta jalan dan karakteristik kemacetan. Jenis data yang diperlukan adalah

sebagai berikut :

Data Primer Observasi Identifikasi dan pembatasan masalah

Arus Lalu Lintas Data Primer Survey on board Menghitung arus lalu lintas

Kecepatan Data Primer Survey MCO Mendapatkan

besarnya

(52)

Kemacetan :

III.3.1 Survey Karakteristik Jalan 1. Survey Geometrik Jalan

Pengumpulan data geometrik jalan dilakukan langsung di lokasi survey

dengan mengukur lebar jalan dan lebar trotoar, serta data-data lain tentang ruas jalan

yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan meteran.

2. Survey arus lalu lintas

Survey arus lalu lintas dengan melakuakan pencatatan jumlah kendaraan yang

terklasifikasi. Setiap kendaraan yang lewat pada pos pengamanan yang dihitung

berdasarkan jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang dihitung dibedakan menjadi

mobil kecil,minibus, sepeda motor, angkot, dan pick up dengan interval waktu yang

digunakan per jam.

3. Survey kecepatan

Survey kecepatan kendaraan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

langsung dengan mobil bergerak. Kecepatan kendaraan dihitung dengan melewati 2

titik patok yang telah ditentukan dimana survey yang dilakukan setiap lima belas

menit dan rata-rata kecepatan diambil untuk periode per jam.

(53)

1.Volume Lalu Lintas

Pengumpulan data volume lalu-lintas atau banyaknya kendaraan yang lewat

pada garis pengamatan dilakukan dengan cara mencatat semua kendaraan yang

melewati garis injak melintang pada pos pengamatan selama waktu pengamatan

dibantu dengan pemakaian alat hitung manual (couter).

2.Hambatan Samping

Pengumpulan hanbatan samping di lapangan dilakukan dengan menghitung

jenis aktifitas samping ruas jalan Padang Bulan, sebagai lokasi penelitian. Pelaksaan

survey pengambilan data hambatan samping ini dilakuakan dengan mengamati dan

mencatat segala aktifitas samping jalan yang terjadi selama periode waktu

pengamatan.

3.Kecepatan Tunda

Pengumpulan data kecepatan tunda hamper sama seperti survey volume lalu-lintas,

dilakukan dengan mengamati dan mencatat semua kendaraan yang melewati garis

pada pos pengamatan. Maka waktu dari masing-masing kendaraan yang dipengaruhi

oleh hambatan samping. Dari data tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat

kecepatan antara ruas jalan yang berbeda tersebut.

III.4 Lokasi Survey

Penelitian ini mengambil studi kasus menghitung biaya kemacetan pada

kawasan Sumber Jalan Padang Bulan Medan. Lokasi survey terdapat pada kawasan

sumber depan kampus AMIK MBP, dan rumah makan Ayam Penyet Jakarta.

III.5 Waktu Survey

(54)

pada jam sibuk dan pada jam normal pada pukul 06.30 – 09.30 WIB, jam

10.30-12.30 WIB, 13.30-15.30 WIB, 16.30-19.30 WIB, dan 20.30-21.30

WIB.

III.6 Teknik Pengolahan Data

Berdasarkan data yang dikumpukan maka pengolahan data yang dilakukan

secara umum terbagi atas 4 bagian yaitu :

a. Pengolahan data yang berkaitan dengan volume lalu lintas harian

b. Pengolahan data yang berkaitan dengan kondisi ruas jalan

c. Penentuan waktu jam puncak, karakteristik lalu lintas pada jam puncak

d. Perhitungan biaya kemacetan

III.6.1 Pengolahan Data Volume Lalu-Lintas

Dalam selang waktu lima menit jumlah kendaraan yang melintas dititik

pengamatan dihitung sesuai dengan peruntukan lembar kerja lapangan. Dari hasil

perhitungan masing-masing kendaraan dapat diketahui jumlah total jenis kendaraan

yang dicatat dan jumlah total dari keseluruhan kendaraan.

Selanjutnya sesuai dengan ketentuan konversi terhadap kendaraan mobil

penumpang, jumlah masing-masing kendaraan tersebut selanjutnya akan

dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang, yang dikelompokkan dalam total

kendaraan bermotor pula. Perhitungan dilakukan secara terus-menerus untuk semua

data kendaraan yang masuk pada keseluruhan jam pengamatan sehingga didapat

(55)

III.6.2 Pengolahan Data Hambatan Samping

Periode pengukuran untuk pengamatan data hambatan samping dilakukan

dalam waktu selang 5 menit, masing-masing jenis aktifitas hambatan samping

dihitung, besarnya hambatan samping dari suatu ruas jalan merupakan jumlah total

masing aktifitas samping jalan setelah dilkalikan factor bobot

masing-masing.

III.6.3 Pengolahan Data Kecepatan Tunda

Periode pengukuran untuk pengamatan data kecepatan ini adalah sama seperti

data volume lalu-lintas, yaitu setiap periode 15 menitan, berdasarkan pada jarak dan

waktu tempuh yang sudah diketahui. Masing-masing kendaraan yang melewati

semua titik pengamatan lalu dibandingkan tingkat kecepatan antara ruas jalan

berbeda.

III.6.4 Perhitungan Biaya Kemacetan Berdasarkan BOK

Pada tahap ini perhitungan biaya peningkatan BOK merupakan biaya

kemacetan yang harus dikeluarkan oleh kendaraan yang melintas yang tidak

melakukan parker, terhambat oleh kemacetan di ruas Jalan Padang Bulan kawasan

Sumber. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan VOC-HDM. Adapun

komponen BOK adalah :

1. Biaya kendaraan ( sedan, minibus, angkot, sepeda motor, dan pick up )

2. Biaya konsumsi bahan bakar (bensin dan solar)

(56)

4. Biaya pemakaian ban (disesuaikan dengan tipe ban)

5. Biaya service ( pemeliharaan / pekerja bengkel)

III.6.4.1 Perhitungan Biaya Konsumsi Bahan Bakar Minyak

Untuk menghitung biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk suatu jenis

kendaraan, dapat dilakukan tahapan sebagai berikut :

a. Pengumpulan data kondisi jalan kondisi lalu-lintas

b. Penentuan jenis kendaraan dan jenis bahan bakar minyak, kendaraan akan

dikaji berhubungan dengan jenis bahan bakar minyak yang digunakan.

c. Pengumpulan data harga bahan bakar minyak dan perhitungan harga satuan

dari BBM

d. Pengumpulan data profil kecepatan rata-rata.

e. Pengumpulan data geometri tanjakan / turunan bila ada. Apabila data tidak

tersedia gunakan nilai-nilai tipikal yang tersedia.

f. Perhitungan tingkat konsumsi bahan bakar minyak. Tingkat kosumsi bahan

bakar minyak (dalam liter/km) untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat

dihitung dengan mengikuti persamaan (II.7) yang sesuai dan memasukkan

nilai-nilai peubah yang diperoleh dari hasil pengukuran ke dalam tersebut.

g. Hitung besaran biaya konsumsi bahan bakar minyak. Besaran biaya bahan

bakar minyak (dalam rupiah/km) untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dan

dapat dihitung dengan mengalikan besaran tingkat konsumsi bahan bakar

minyak dengan harga satuannya.

(57)

Untuk menghitung biaya konsumsi oli untuk jenis kendaraan, maka dapat

dilakukan tahapan berikut, yaitu :

a. Penentuan jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang akan dikaji berhubungan

dengan jenis dan harga oli yang digunakan.

b. Pengumpulan data harga oli.

c. Perhitungan tingkat konsumsi oli. Tingkat konsumsi oli (dalam literr/km)

untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat dihitung dengan mengikuti

rumus persamaan (II.8) dan (II.9) dan memasukkan nilai-nilai peubah yang

diperoleh dari hasil pengukuran ke dalam persamaan tersebut.

d. Perhitungan besaran biaya konsumsi oli. Biaya konsumsi oli (dalam

rupiah/km) untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat dihitung dengan

mengalikan konsumsi oli bahan bakar minyak dengan harga satuannya seperti

pada persamaan (II.8)

III.6.4.3 Perhitungan Biaya Konsumsi Suku Cadang

Untuk menghitung besaran biaya pemeliharaan untuk suatu jenis kendaraan,

maka dapat dilakukan tahapan berikut :

a. Penentuan jenis kendaraan. Jenis kendaraan yang akan dikaji berhubungan

dengan harga kendaraan yang digunakan.

b. Pengumpulan data harga kendaraan.

c. Penentuan nilai kerataan jalan. Pengumpulan data kekasaran jalan dapat

dilakukan secara langsung dengan menggunakan alat pengukur kerataan

(58)

d. Perhitungan nilai konsumsi suku cadang. Konsumsi suku cadang kendaraan

setiap jenis kendaraan yang dikaji, dihitung dengan mengikuti persamaan

(II.11)

e. Perhitungan biaya konsumsi suku cadang dengan persamaan (II.11). Biaya

konsumsi suku cadang untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji, dihitung

dengan mengalikan nilai kosumsi suku cadang dengan harga kendaraan baru

seperti pada persamaan (II.11).

III.6.4.4 Perhitungan Biaya Upah Pemeliharaan Kendaraan

Untuk menghitung besaran biaya upah pemeliharaan untuk suatu jenis

kendaraan, maka dapat dilakukan tahapan berikut, yaitu :

a. Penentukan jenis kendaraan. Jenis kendaraanyang akan dikaji berhubungan

dengan jumlah tenaga pemeliharaan kendaraan yang digunakan.

b. Pengumpulan harga satuan upah tenaga pemeliharaan kendaraan. Harga

satuan upah tenaga pemeliharaan dapat diperoleh melalui survey penghasilan

tenaga perbaikan kendaraan. Survey upah dapat dilakukan melalui survey

langsung di bengkel atau mendapatkan data melalui instasional seperti Dianas

Tenaga Kerja.

c. Perhitungan kebutuhan jam pemeliharaan. Kebutuhan jam pemeliharaan

setiap jenis kendaraan yang akan dikaji dapat dihitung dengan mengikuti

persamaan (II.12) dan (II.113) dan memasukkannya kedalam rumus

persamaan berikut.

d. Perhitungan biaya upah pemeliharaan kendaraan. Biaya upah pemeliharaan

(59)

mengalikan kebutuhan jam pemeliharaan dengan harga satuan upah

pemeliharaan seperti pada persamaan (II.13).

III.6.4.5 Perhitungan Biaya Konsumsi Ban

Untuk menghitung besaran biaya kosumsi ban untuk suatu jenis kendaraan,

maka dapat dilakukan tahapan berikut, yaitu :

a. Penentuan ruas jalan.

b. Penentuan jenis kendaraan dan jenis ban

c. Pengumpulan data harga ban.

d. Pengumpulan data kerataan jalan dapat dilakukan secara langsung dengan

menggunakan alat pengukuran atau data sekunder dalam satuan IRI.

e. Pengumpulan data geometri tanjakan / turunan dan deerajat tikungan. Data

geometri tanjakan/turunan dan derajat tikungan dapat diperoleh dari

pengukuran dengan menggunakan alat pengukuran geometri jalan dan

dihitung dengan persamaan (II.14) dan (II.15). Gunakan data sekunder atau

nilai tipikal apabila data aktual tidak tersedia.

f. Perhitungan tingkat konsumsi ban. Tingkat kosumsi ban (dalam

EBB/1000km) untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dapat dihitung

dengan mengikuti rumus (II.15) dan memasukkan nilai-nilai peubah

diperoleh dari hasil pengukuran.

g. Perhitungan besaran biaya konsumsi ban. Besaran biaya ban (dalam

rupiah/km) untuk setiap jenis kendaraan yang dikaji dihitung dengan

mengalikan kosumsi ban dengan harga satuannya dengan menggunakan

Gambar

Gambar 2. Skets lokasi survey
Tabel II.1 Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan perkotaan Kelas hambatan
Tabel II.2 Karakteristik Dasar Arus Lalu lintas  Mikroskopik (individu)
Tabel II.5 Aligment vertical yang direkomendasikan pada berbagai medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi dan pengetahuan kepada warnet yang ada di Kota Medan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Tugas akhir ini menjelaskan tentang pengembangan model estimasi bangkitan lalu lintas untuk kawasan pendidikan di kota Padang dengan metode analisis regresi..

BOK mobil pribadi dihitung untuk dua kondisi, yaitu berdasarkan pada kondisi yang sebenarnya saat terjadi kemacetan lalulintas di lapangan dan pada kondisi kecepatan arus bebas

Setelah pengambilan data geometrik jalan dilanjutkan pengambilan data volume arus lalu lintas untuk mengetahui angka kepadatan tertinggi pada ruas jalan Gajah Mada

Penentuan periode puncak berguna untuk mendapatkan informasi pengambilan data volume dan kecepatan arus lalu lintas yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja ruas Jl..

Survey pendahuluan ini dilakukan untuk mengamati arus lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan Gajah Mada Kota Padang Berda-sarkan hasil pengamatan terhadap pengguna angkutan

Dari data kapasitas dan arus lalu lintas tersebut didapatkan nilai derajat kejenuhan sebesar 0,596.Untuk nilai derajat kejenuhan yang paling tinggi adalah pada sore hari

Pada ketiga ruas jalan tersebut, dilakukan pengumpulan data volume lalu lintas kendaraan selama 3x24 jam menggunakan bantuan CCTV sementara untuk pengukuran data