UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, RETURN ON EQUITY, DEBT
TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE
DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
NAMA : ROSITA ALIA
NIM : 070503031
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh
Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on
Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasi, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi Program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan
ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas
Sumatera Utara.
Medan, Desember 2010
Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja,
Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity
Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real
Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Ditujukan sebagai
salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program
S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak
Sambas Ade Kesuma, SE, MSi, Ak selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan kritik dan saran kepada penulis.
5. Ucapan terima kasih tulus saya kepada kedua orang tua Ali Azhar dan
Rabani dan saudara-saudara saya, Reni Azriani, Amd dan Ratna Sari Dewi
S,Sos dan juga Mhd. C. Syahtarqi, Amd beserta keponakan saya tercinta,
Mhd. Farqah Aqil Syahtarqi dan teman-teman yang senantiasa
melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan
mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Desember 2010 Penulis,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu bukti empiris mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2009. Adapun variabel lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio sebagai variabel X dan profitabilitas sebagai variabel Y. data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara signifikan tehadap profitabilitas. Secara parsial perputaran piutang, perputaran persediaan dan debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran modal kerja, return on equity, dan debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan.
ABSTRACT
The objective of this research is to provide an empirical evidence about working capital turnover on profitability in real estate and property company listed in Indonesia Stock Exchange in 2007 untill 2009. As for other variables with this research is receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio as variable X and profitability as variable Y. data that used are the financial statements of each sample company, which was published through the Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Analysis method which has been used for this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used in this research is purposive sampling method. This research is implemented to 20 real estate and property company.
The result of this research is confirm that working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio and debt to asset ratio give the simultaneous influence with is significant to profitability. Examined with partially method receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio didn’t have a significant influence to profitability. But working capital turnover, return on equity and debt to equity ratio did have a significant influence to profitability.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Perumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D.. Manfaat Penelitian ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja………...
b. Jenis-Jenis Modal Kerja………..
c. Fungsi Modal Kerja……….
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja...
3. Rasio Aktivitas ………...
a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)………...
b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)………..
4. Rasio Solvabilitas………
a. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)…………
b. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)………….
5. Profitabilitas………..
a. Pengertian Profitabilitas………..
b. Jenis-Jenis Profitabilitas……….
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...
C. Kerangka Konseptual
1. Kerangka Konseptual……….
2. Hipotesis Penelitian……….
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...
C. Jenis Data ...
D. Metode Pengumpulan Data ...
E. Variabel Penelitian ...
F. Metode Analisis Data...
B. Pengujian Asumsi Klasik……….
1. Uji Normalitas ...
2. Uji Heterokedatisitas ...
3. Uji Autokorelasi ...
4. Uji Multikolinieritas ...
C. Pengujian Hipotesis...
1. Uji Koefisien Determinasi ...
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...
3. Uji Signifikan Parsial (Uji T)………...
D. Pembahasan Hasil Penelitian………...
DAFTAR TABEL
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ...
Hasil Uji Normalitas ...
Hasil Uji Autokorelasi ...
Hasil Uji Multikolinearitas...
Hasil Uji Koefisien Determinasi ...
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1
Halaman
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Kerangka Konseptual ...
Histogram Uji Normalitas...
Grafik Normal P-P Plot...
Scatterplot... 21
39
40
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran i
Halaman
Lampiran ii
Lampiran iii
Lampiran iv
Lampiran v
Lampiran vi
Lampiran vii
Lampiran viii
Populasi dan Sampel Penelitian ...
Data Penelitian ...
Statistik Deskriptif ...
Uji Normalitas ...
Uji Heterokedastisitas ...
Uji Autokorelasi ...
Uji Multikolinearitas ...
Uji Hipotesis ... 70
78
68
67
70
71
71
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu bukti empiris mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2009. Adapun variabel lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio sebagai variabel X dan profitabilitas sebagai variabel Y. data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara signifikan tehadap profitabilitas. Secara parsial perputaran piutang, perputaran persediaan dan debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran modal kerja, return on equity, dan debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan.
ABSTRACT
The objective of this research is to provide an empirical evidence about working capital turnover on profitability in real estate and property company listed in Indonesia Stock Exchange in 2007 untill 2009. As for other variables with this research is receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio, debt to asset ratio as variable X and profitability as variable Y. data that used are the financial statements of each sample company, which was published through the Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Analysis method which has been used for this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used in this research is purposive sampling method. This research is implemented to 20 real estate and property company.
The result of this research is confirm that working capital turnover, receivable turnover, inventory turnover, return on equity, debt to equity ratio and debt to asset ratio give the simultaneous influence with is significant to profitability. Examined with partially method receivable turnover, inventory turnover, debt to asset ratio didn’t have a significant influence to profitability. But working capital turnover, return on equity and debt to equity ratio did have a significant influence to profitability.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang
maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta
memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya. Namun
dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, tujuan
tersebut tidak mudah untuk dicapai. Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat
mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan lebih efektif dan efisien serta
dapat menghasilkan keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai
operasinya sehari-hari. Modal kerja merupakan dana yang tertanam dalam aktiva
lancar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, membayar
upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya lainnya. Pengelolaan modal kerja
menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan
dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam
jumlah yang cukup sehingga dapat memungkinkan perusahaan berfungsi secara
ekonomis, tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang
Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus
berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi
menguntungkan bagi kreditur jangka pendek karena mereka memperoleh
kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi sehingga
hutang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam
perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah
modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat
kembali kebentuk semula yaitu kas dan piutang. Namun, adakalanya perputaran
modal kerja yang tinggi bukan berarti efektif akan tetapi sebagai akibat
perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam
perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tingkat perputaran modal kerja yang
rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi
perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat penjualan yang rendah.
Usaha untuk memperoleh keuntungan, modal kerja dalam suatu
perusahaan harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup
jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup
akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak
mengalami kesulitan keuangan.
Pengelolaan modal kerja sangat penting karena menyangkut penetapan
kebijakan modal kerja maupun pelaksanaan kebijakan modal kerja tersebut dalam
investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar. Terutama mengenai bagaimana
menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau
keuntungan, hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jumlah keuntungan
(laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan keuntungan yang
meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai profitabilitas
suatu perusahaan. Bagi pimpinan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok
ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang
dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur
prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan normal apabila perusahaan
tersebut dapat beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang.
Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja
secara efisien dan memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan
mengalami kesulitan mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang. Tingkat perputaran modal kerja yang
tinggi diharapkan terjadi dalam waktu relatif pendek, sehingga modal kerja yang
ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Semakin tinggi tingkat
perputaran modal kerja berarti kemungkinan meningkatnya laba juga semakin
Dari hasil penjualan yang tinggi perusahaan akan mendapatkan
keuntungan yang semakin meningkat. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara
teratur merupakan salah satu faktor yang penting untuk menilai profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam
hubungannya penjualan, total aktiva maupun modal sendiri sering digunakan
untuk mengukur efisiensi penggunaan modal suatu perusahaan dengan
memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi,
oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan
ukuran bahwa dalam perusahaan tersebut dapat melangsungkan hidupnya secara
kontinu.
Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan
daya saing antarperusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan
yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar
investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya.
Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa
mendatang.
Penelitian mengenai modal kerja sebelumnya dilakukan oleh Yanthi Ruth
Pasaribu dan Seprina Ruleta. Hasil penelitian Yanthi (2009) menunjukkan bahwa
secara simultan berpengaruh signifikan akan tetapi jika secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap operating profit margin. Namun, penelitian yang
dilakukan oleh Ruleta (2008) menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang
Industri Property merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang
di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan
rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya
serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha-usaha untuk menarik
investor yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan real estate
dan property di Indonesia dihadapkan pada suatu keputusan penting untuk
meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh laba melalui pengelolaan
sumber dayanya serta keputusan pendanaan untuk memperoleh sumber daya
tersebut.
Salah satu perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah Jaya Real
Property Tbk dimana perputaran modal kerja yang dinilai dari tahun 2007 sampai
tahun 2009 semakin meningkat. Yaitu pada tahun 2007 sebesar 3,87 tahun 2008
sebesar 5,53 dan tahun 2009 sebesar 5,15. Ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan dalam rasio modal kerja. Peningkatan rasio ini menunjukkan bahwa
manajemen kurang efisien dalam mengelola sumber-sumber keuangan dengan
banyaknya aktiva yang menganggur.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran
Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt
to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return
on equity, debt to equity ratio dan debt asset to ratio berpengaruh terhadap
profitabiltas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan Real Estate dan
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran
persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio
berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perusahaan
Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau
diminta masukan mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan terhadap
tingkat profitabilitas perusahaan,
2. bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam
melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Menurut Brigham (2006:131), “modal kerja adalah aktiva lancar yang
digunakan dalam operasi“. Menurut Martono (2001:71), ”modal kerja adalah
dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari”. Modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif
dan fungsional.
1) Konsep Kuantitatif
Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja merupakan seluruh
aktiva lancar seperti kas, piutang, surat-surat berharga dan persediaan dimana
aktiva lancar ini berputar sekali dan dapat kembali dalam bentuk semula atau
dapat bebas kembali dalam waktu yang relatif singkat. Modal kerja dalam
pengertian ini sering disebut modal kerja bruto ( gross working capital ).
2) Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu selisih lebih antara jumlah
aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini menunjukkan
jangka pendek. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja
bersih (net working capital).
Modal kerja bersih merupakan selisih dari aktiva lancar (current assets)
dan kewajiban lancar (current liabilities). Aktiva lancar adalah aktiva yang
diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu
siklus operasi. Contoh umum adalah kas, piutang dagang dan wesel tagih,
investasi dalam efek, persediaan dan beban dibayar dimuka. Komponen
dibayar dimuka memiliki arti yang sedikit berbeda dengan aktiva lancar lain,
yaitu komponen ini tidak diharapkan untuk dapat dikonversi menjadi kas
dalam waktu satu tahun.
Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang pelunasannya
memerlukan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya selama
satu siklus operasi. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan
dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan
kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan
dapat dibayar dalam waktu 12 bulan maka dklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar.
Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas
operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned
revenue), uang muka, utang usaha, dan akrual beban operasi lainnya. Jenis
kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman
jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu
3) Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang
dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan
laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Modal kerja menurut konsep ini
adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini
sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan.
b. Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut jenisnya dapat digolongkan modal kerja sebagai berikut:
1) Modal kerja permanen
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal
kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen dibedakan menjadi:
a) Modal kerja primer yaitu modal kerja minimal yang harus ada dalam
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b) Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang dinamis.
2) Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya selalu
Modal kerja ini di bedakan menjadi:
a) Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena adanya fluktuasi musiman.
b) Modal kerja siklus yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena fluktuasi konjungtur.
c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang
tidak diketahui sebelumnya.
c. Fungsi Modal Kerja
Pentingnya modal kerja bagi perusahaan yang sedang beroperasi
secara efektif dan efisien sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan
keuangan. Peranan modal kerja bagi perusahaan adalah:
1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai
dari aktiva lancar
2) Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya
3) Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan
keuangan yang terjadi
4) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja, yaitu:
1) faktor-faktor yang mempengaruhi aktiva lancar
a) ukuran perusahaan, perusahaan kecil cenderung memiliki modal kerja
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi
mungkin karena perusahaan besar menjadi semakin intensif
menggunakan modal, mempunyai skala ekonomi atau aliran kas yang
relatif stabil, dan mempunyai akses yang lebih baik ke pasar uang,
b) aktivitas perusahaan, semakin tinggi penjualan akan semakin besar
aktiva lancar perusahaan,
2) faktor-faktor yang mempengaruhi utang lancar
a) faktor eksternal dari industri real estate dan properti
b) faktor internal, manajemen yang agresif akan menggunakan utang yang
lebih tinggi karena akan memberikan profitabilitas yang tinggi,
meskipun risiko juga akan semakin meningkat.
2. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dapat digunakan
rasio perputaran modal kerja (working capital turnover). ”Rasio perputaran
menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap
rupiah modal kerja” (Munawir:2004:80).
Semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin kecil dana yang
tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan, sehingga menunjukkan
bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan modal kerjanya.
3. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah penjualan kredit. Rasio perputaran piutang (receivable
turnover – RTO) memberikan pandangan mengenai kualitas piutang
perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Rasio
ini dihitung dengan membagi piutang rata-rata dengan penjualan kredit:
Tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti semakin cepat dana yang
diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika
jika tingkat perputaran rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan
b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada diubah
menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, dapat diketahui likuiditas
dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka
semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.
Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan
lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada.
Sebaliknya, rasio perputaran persediaan yang habis sehingga mengakibatkan
ketidakpuasan.
4. Rasio Solvabilitas
Menurut Darsono (2005:54) “rasio solvabilitas adalah rasio untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dalam
jangka panjang jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio ini juga disebut
rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam
meminjam uang. Rasio solvabilitas meliputi :
a. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari
rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjang.
b. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.
Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian
besar investasi didanai oleh modal sendiri. Nilai rasio yang tinggi
menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Dari pihak
pemegang, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang
tinggi pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden.
5. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat
penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan
dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau
b. Jenis-Jenis Profitabilitas
1) Profitabilitas Ekonomi
Sinonim profitabilitas ekonomi adalah return on assets dan rerturn
on investment yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan
dinyatakan dalam persentase.
Modal yang diperhitungkan untuk mengukur profitabilitas ekonomi
hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital asset)
dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal
yang ditanamkan dalam bursa efek (kecuali perusahaan kredit) tidak
diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi.
Profitabilitas ekonomi yang sering juga disebut dengan return on
asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin
baik keadaan perusahaan.
Usaha untuk memperbesar profitabilitas merupakan harapan bagi
manajer perusahaan, oleh karena itu untuk mempertinggi profitabilitas perlu
diketahui berbagai faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya
2) Profitabilitas Modal Sendiri
Profitabilitas modal sendiri atau yang sering dinamakan rentabilitas
usaha atau return on equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal
sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain
profitabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan
modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas modal
sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak
perseorangan atau income tax. Sedangkan modal yang diperhitungkan
hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan.
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham
biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan
didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Judul Variabel yang
digunakan Hasil Penelitian
Seprina
pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang cash convertion cycle berpengaruh secara cash convertion cycle tidak berpengaruh
Aisha Yurika (2010)
“Pengaruh perputaran modal kerja dan rasio hutang terhadap modal kerja dan rasio hutang berpengaruh Sumber : Peneliti, 2010
1. Seprina Ruleta (2008)
Ruleta (2008), judul penelitian “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas Pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.” Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) dan variabel
independen adalah tingkat perputaran piutang. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi linier sederhana. Data yang digunakan adalah data laporan
laba rugi dan neraca tahunan 2005-2007 dengan sampel 36 laporan keuangan
bulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
2. Yanti Ruth Pasaribu (2009)
Pasaribu (2009), judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
(ROA) dan variabel independen adalah modal kerja. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis regresi liner
berganda. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahunan
2005-2007 dengan sampel 18 laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan modal kerja berpengaruh secara signifikan
dan menunjukkan bahwa secara parsial modal kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3. Einge Mentarina Sebayang (2010)
Sebayang (2010), judul penelitian “Pengaruh Perputaran Piutang dan
Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah perputaran piutang dan persediaan. Variabel dependen adalah Return on
Asset (ROA). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah
sampel sebanyak 25 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dengan cara
menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan secara
parsial, perputaran piutang berpengaruh secara signifikan dan perputaran
persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Secara
simultan, perputaran piutang dan persediaan berpengaruh secara signifikan
terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
4. Aisha Yurika (2010)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja
dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas baik parsial maupun simultan
pada perusahaan Real Estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak
30 perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial,
perputaran modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas, sedangkan rasio hutang
tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Secara simultan, perputaran modal kerja
dan rasio hutang berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan real estate
dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Sanjay J. Bhayani
Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data dan melakukan
analisis. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan perusahaan dan data dari situs internet. Mengedit, mengklasifikasi
tabulasi sebuah data keuangan yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang
dilakukan sesuai kebutuhan peneltitan.
Untuk menganalisis data, rasio yang digunakan adalah rasio yang
berhubungan dengan modal kerja yaitu Current Ration (CR), Acid Test Ratio
(ATR), Current Ratio to Total Asset Ratio (CTTR), Current Asset to Sales Ratio
(CTSR), Working Capital Turnover Ratio (WTR), Inventory Turnover Ratio
(ITR), Cash Turnover Ratio (CTR) dan Misc. Curent Asset Ratio (MCTR).
berganda. Uji T telah digunakan untuk menilai apakah dihitung korelasi dan
koefisien regresi signifikan atau tidak. Semua perhitungan statistik dilakukan
menggunakan SPSS.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
Gbr 2.1
Kerangka Konseptual
Perputaran Piutang
(X2)
Profitabilitas
(Y)
Perputaran modal kerja(X1)
Perputaran Persediaan
Return on Equity
)
Debt to Equity Ratio
)
Debt to Asset Ratio
Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan investasi perusahaan.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung
pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan
lainnya.
“Modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar
atau aktiva jangka pendek seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan
dan aktiva lancar lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi
perusahaan” (Kasmir:2008:250). Semakin tinggi perputaran modal kerja
(working capital turnover) menunjukkan semakin efisien perusahaan
menggunakan modal kerjanya, sehingga semakin besar peluang perusahaan
dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.
Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul
sebagai akibat dari dilaksanakannya penjualan kredit. Periode perputaran
piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang
dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Perputaran piutang yang tinggi
menunjukkan cepatnya pengembalian dana yang tertanam dalam piutang
menjadi kas kembali.
Inventory turnover adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap
persedian rata-rata yang menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut
dijual. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus
Return on Equity ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian
yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap modal dari pemilik. Semakin
tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian
yang lebih besar pada pemegang saham.
Rasio hutang atas modal (Debt to Equity Ratio) ini menunjukkan
persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.
Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan
oleh pemegang saham.
Rasio hutang atas aktiva (Debt to Asset Ratio) ini menekankan
pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva
perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio
DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, retuurn on
equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara parsial
maupun simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan Real Estate dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan
bentuk hubungan kausal. “Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat
antara variabel independen dengan dependen” (Rochaety:2007:28). Penelitian
ini menguji pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran
persediaan, retuurn on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio
terhadap return on asset.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
(Sugiyono:2008:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Real estate dan Property yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yang terdiri atas 42 perusahaan.
“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi” (Sumarni:2006:70). Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah
sebagai berikut :
1) perusahaan real estate dan properti yang terdafitar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2007-2009,
2) perusahaan yang tidak delisting selama tahun 2007-2009
3) perusahaan memperoleh laba selama tahun 2007-2009.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka diperoleh 18
perusahaan real estate dan properti yang memenuhi ketiga kriteria penelitian.
Tabel 3.1
Daftar Populasi Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan Kriteria
41 SIIP Suryainti Permata Tbk √ √ √ 20
42 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ x
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan Kriteria
1 2 3
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur
dalam skala numerik. Data penelitian ini merupakan pooling data. Menurut
Jogiyanto (2004:54) ”panel data atau pooling data adalah gabungan dari data
yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional) dan data yang melibatkan
urutan waktu (time series)”.
Data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data yang
setiap tahun oleh pihak-pihak yang berkompeten yang terdapat di dalam
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) berupa laporan keuangan
perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI selama tahun 2007
sampai 2009.
D. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data eksternal.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa
laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang dipublikasikan dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari situs
Capital Market Directory (ICMD).
E. Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
a. Variabel Bebas (Independent Variable).
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja, perputaran piutang,
perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to
asset ratio.
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah Return On Asset ( ROA).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang
telah dipilih. Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas (X) atau ( independent variable )
1. Perputaran modal kerja (Working Capital Turnover )
Perputaran modal kerja yaitu rasio yang memperlihatkan adanya
keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.
Average working capital = Current assets – Current liabilities
2. Perputaran Piutang (Receivables Turnover)
Perputaran piutang menentukan kelancaran piutang bersirkulasi dalam
satu periode. Rasio perputaran piutang (receivable turn over – RT)
memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan
seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya.
3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Inventory turnover adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap
tersebut dijual. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran
persediaan dalam siklus produksi normal.
4. Return on Equity (ROE)
Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang
diberikan oleh perusahaan untuk setiap modal dari pemilik. Semakin
tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat
pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham.
5. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
6. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh
hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan
b. Variabel Terikat ( Y) (Dependent Variable)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Return On
assets (ROA). Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis statistik yang menggunakan software statistik SPSS versi 16.0
Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina (2008:102), ”tujuan uji normalitas adalah ingin
memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan
uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal”. Menurut Ghozali (2005:110), ”ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan analisis statistik”.
1) Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat
histogram atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan
rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal
berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
a) nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data
adalah tidak normal,
b) nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Erlina (2008:106), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain.” Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan karena
kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena
data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan
mengamati Grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar
analisis:
1) “jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas”. (Ghozali:
2005:105)
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan
lainnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1) bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper
Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi,
2) bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih rendah daripada batas bawah atau
Lower Bound (DL) maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol,
berarti ada autokorelasi positif,
3) bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif,
4) bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas
bawah (DL) atau DW terletak antara batas antara (4-DU) dan (4-DL), maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi
korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk
melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari
nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Menurut
adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF
> 10”.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis
pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan,
return on equity, debt to equity ratio dan debt to asset ratio terhadap return
on asset. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak, digunakan uji t (t-test) dan uji F (F-test).
a. Analisis Regresi Berganda
Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y = variabel dependen (profitabilitas)
a = konstanta
X1
X
= perputaran modal kerja
2 = perputaran piutang
= perputaran persediaan
= return on equity
= debt to equity ratio
= debt to asset ratio
= koefisien regresi
b. Uji t (t-test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t
hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho diterima jika thitung < ttabel
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi F hitung dengan F tabel dengan ketentuan:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut :
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah industri real estate dan property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 42 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 20 perusahan dengan total pengamatan yang digunakan sebanyak 60
amatan (20 x 3 tahun). Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh
data yang digunakan:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
WTO 60 -25.00 732.00 12.3533 94.71264
RTO 60 .36 84.08 13.7368 18.58171
ITO 60 .01 285.00 7.8533 37.51701
ROE 60 .01 .31 .0799 .06133
DER 60 .07 8.60 1.5477 1.76499
DAR 60 .01 5.50 .5688 .96093
ROA 60 .01 .15 .0409 .03289
Valid N (listwise) 60
Sumber: lampiran iii
Variabel working capital turnover (WTO) memiliki nilai minimum -25.00,
nilai maksimum 732, nilai mean (nilai rata-rata) 12.353 dan standart deviation
(simpangan baku) variabel ini adalah 94.71. Variabel receivable turnover (RTO)
memiliki nilai minimum 0.36, nilai maksimum 84.08 dan mean (nilai rata-rata)
Variabel inventory turnover (ITO) memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum
0285 dan mean (nilai rata-rata) 7.85 dan standart deviation (simpangan baku)
variabel ini adalah 37.51. Variabel return on equity (ROE) memiliki nilai
minimum 0.01, nilai maksimum 0.31 dan mean (nilai rata-rata) 0.078 dan
standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.061. Variabel debt to
equity ratio (DER) memiliki nilai minimum 0.07, nilai maksimum 8.60 dan mean
(nilai rata-rata) 1.5477 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini
adalah 1.764. Variabel debt to asset ratio (DAR) memiliki nilai minimum 0.01,
nilai maksimum 5.50. dan mean (nilai rata-rata) 0.568 dan standart deviation
(simpangan baku) variabel ini adalah 0.960. Variabel return on asset (ROA)
memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum 0.15 dan mean (nilai rata-rata)
0.04 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.032.
B. Pengujian Asumsi Klasik
Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum
dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam
penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas,
heteroskesdastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik
yang harus dipenuhi adalah:
• berdistribusi normal,
• non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,
• homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji
normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis garfik dan statistik
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan
grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal.
Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal
adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data
dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri
atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji
normalitas dengan menggunakan analisis grafik.
Gambar 4.2 Uji Normalitas Sumber: Lampiran iv
Dengan melihat tampilan grafik histogram, kita dapat melihat bahwa
gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak menceng kekanan atau ke kiri yang
menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot
terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak jauh dari garis
diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak
menyalahi asumsi normalitas.
b. Uji Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan
kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas
data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan
apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05
maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 60
Normal Parametersa Mean .0389533
Std. Deviation .02554039
Most Extreme Differences Absolute .122
Positive .122
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .948
Asymp. Sig. (2-tailed) .330
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Lampiran iv
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas =
0.330. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat
digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.330 > 0,05.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan
variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut
Ghozali (2005:105) “uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah
dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data
menggunakan program SPSS 16. Dasar pengambilan keputusannya menurut
Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o dan y,
maka tidak heterokedasitas
Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot,
dimana bila ada titik – titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Gambar 4.5
Uji Heteroskedastisitas( scatterplot) Sumber: Lampiran v
Pada gambar 4.5 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar
diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk
melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi
antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series.
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,,
2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .726a .526 .473 .02388 1.595
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER
b. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.595 Angka ini
terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4. Uji Multikolinieritas
Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel
– variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable
Inflation Factor) dan toleransi. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas
dalam model regresi dapat dilihat dari:
a) nilai tolerance dan lawannya,
b)Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
(karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
Tabel 4.4
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel
bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki
tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan
bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala
multikolinearitas.
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi
Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi yang adalah
nilai Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel laba akuntansi dan laba tunai
terhadap dividen kas. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai
adjusted R2
Tabel 4.5
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
kedalam model” (Ghozali:2005:105).
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER b. Dependent Variable: ROA
Adjusted R2 Sumber: Lampiran viii
Besarnya AdjustedR2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS
16 diperoleh sebesar 0.473. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan
oleh variabel Variabel capital working turn over (CWTO) , receivable turn over
(RTO), inventory turn over (ITO) , return on equity (ROE), debt to equity ratio
(DER) dan debt to asset ratio (DAR) terhadap return on asset (ROA) adalah
sebesar 47.3%. Sedangkan sisanya sebesar 52.7% adalah dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat
perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai signifikansi
(sig), dimana jika nilai sig dibawah dibawah 0,05 maka variabel independen
menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel
independent. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut:
H0
H
: Tidak ada pengaruh antara variabel perputaran modal kerja, perputaran
piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan
debt to asset ratio secara bersamaan terhadap profitabilitas
a : Ada pengaruh antara variabel perputaran modal kerja, perputaran piutang,
perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio dan debt to
asset ratio secara bersamaan terhadap profitabilitas
Berdasarkan Uji F maka dapat diambil kesimpulan:
a) bila nilai P-value dari F ≥ α = 5 % mak a H o
b) jika nilai P-v alu e d ari F < α = 5 % mak a Ho= ditolak dan Ha= diterima,
artinya secara serempak semua variabel independen Xi berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
= diterima dan Ha = ditolak,
artinya secara serempak semua variabel independen Xi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen,
Tabel 4.6
a. Predictors: (Constant), DAR, ROE, ITO, WTO, RTO, DER
b. Dependent Variable: ROA