• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Primipara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Primipara"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR

TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN

KALA I PADA IBU PRIMIPARA

SKRIPSI

Oleh

ISABELLA HUTAGAOL

061101084

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS KEPERAWATAN

Jl. Prof. Ma’as No. 3 Medan – 20155 Telp. (061)-8213318

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SKRIPSI

Nama : Isabella Hutagaol

NIM : 061101084

Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Primipara

Telah memenuhi persyaratan penyusunan skipsi sesuai pedoman penulisan skripsi mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2010 dan dapat melaksanakan ujian sidang skipsi.

Medan, Juni 2010 Pembimbing

(3)

Judul : Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Primipara

Nama : Isabella Hutagaol Fakultas : Keperawatan NIM : 061101084

Abstrak

Nyeri pada persalinan merupakan suatu proses yang fisiologis tetapi menimbulkan ketakutan dan kecemasan. Nyeri dapat dihilangkan dengan menggunakan metode farmakologi dan nonfarmakologi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah quasi-eksperimental dengan responden terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan akupresur dan relaksasi dan kelompok kontrol diberikan relaksasi. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan tabel power analysis, maka jumlah sampelnya adalah 13 orang. Kelompok intervensi terdiri dari 7 orang dan kelompok kontrol terdiri dari 6 orang.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner data demografi dan lembar observasi intensitas nyeri yang dirasakan ibu pada setiap kontraksi sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian diuji dengan menggunakan program SPSS versi 17 dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui frekuensi, persentase. Uji paired sample t-tes digunakan untuk mengetahui rata-rata, standart deviasi dan membandingkan intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi.

Berdasarkan hasil analisa data uji paired sample t-test diketahui bahwa intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi akupresur berbeda secara signifikan yaitu p= 0.000 (p<0.05). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa teknik akupresur berpengaruh terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.

(4)

PRAKATA

Segala puji syukur, hormat, dan kemuliaan penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Primipara”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai PUDEK I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Mula Tarigan S.Kp selaku dosen pembimbing akademik penulis.

4. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp selaku dosen penguji I dan Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen penguji II.

5. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf nonakademik yang membantu memfasilitasi secara administratif.

(5)

7. Bidan Nurhayati dan Bidan Mariani yang telah memberikan izin penelitian. 8. Para responden yang telah bersedia berpartispasi selama proses penelitian

berlangsung dan tiap anggota keluarga responden yang ikut mendukung penelitian ini.

9. Teristimewa kepada keluargaku tercinta (Bapak T. Hutagaol, Spd dan Ibu saya D.Sitinjak, Riko Hutagaol, Royen Hutagaol, Bastian Hutagaol, Tumpak Hutagaol dan kepada seluruh keluarga yang telah memberikan cinta, doa, dukungan, penghiburan,dan motivasi kepada penulis.

10. Rekan-rekan mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2006 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini dan menemani penulis saat pengambilan data (Tiur, Ester, Heni, Anggi, Mindo, Yuliar, Desita, Yohana, dll), sahabatku (Asry dan Vivi), adek-adekku (Susi, Junita, Mesa, Suryani, Trisna).

11. Terkhusus buat abangku Jeremia Purba yang setia menemani, mendoakan, mendukung, dan menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu saya ucapkan banyak terima kasih.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Perumusan Masalah ... 3

3. Hipotesa Penelitian ... 3

4. Tujuan Penelitian ... 4

4.1 Tujuan Umum ... 4

4.2 Tujuan Khusus ... 4

5. Manfaat Penelitian ... 4

5.1 Bagi Praktek Keperawatan ... 4

5.2 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1 Persalinan ... 5

1.1 Defenisi Persalinan ... 5

1.2 Persalinan Kala I ... 5

(7)

2 Akupresur ... 13

2.1 Definisi Akupresur ... 13

2.2 Teori Dasar Akupresur ... 14

2.3 Manfaat dan Tujuan Akupresur ... 16

2.4 Meridian dan Titik Akupresur ... 16

2.5 Persiapan Tindakan Akupresur ... 17

2.6 Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan ... 19

BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL 1 Kerangka Konsep ... 25

2 Definisi Operasional ... 26

BAB 4. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 28

2. Populasi dan Sampel ... 29

4.2.1. Populasi ... 29

4.2.2. Sampel ... 29

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4. Pertimbangan Etik ... 30

5. Instrumen Penelitian dan Uji Validitas ... 31

6. Pengumpulan Data ... 32

(8)

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian ... 34 1.1 Karakteristik Demografi Ibu Bersalin ... 34 1.2 Karakteristik Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada

Kelompok Intervensi ... 36 1.3 Karakteristik Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada

Kelompok Kontrol ... 36 1.4 Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada

Kelompok Intervensi ... 37 1.5 Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada

Kelompok Kontrol ... 38 2. Pembahasan ... 38

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 42 2. Rekomendasi ... 42 Praktik Keperawatan 42 ... Penelitian Keperawatan 42

Pendidikan Keperawatan 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN

1. Rencana Anggaran Penelitian

2. Formulir persetujuan menjadi responden 3. Kuesioner penelitian

4. Curriculum Vitae

(9)

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Gambar skala nyeri deskriptif ... 11

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi operasional ... 26 Tabel 5.1 Sebaran karakteristik demografi ibu bersalin ... 35 Tabel 5.2 Karakteristik intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

pada setiap kontraksi ... ... 36

Tabel 5.3 Karakteristik intensitas nyeri sebelum dan setelah tindakan

relaksasi pada setiap kontraksi ... ... 37

Tabel 5.4 Paired sample t-test untuk menguji penurunan intensitas nyeri

bersalin pada kelompok intervensi ... 38

Tabel 5.5 Paired sample t-test untuk menguji penurunan intensitas nyeri

(12)

Judul : Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Primipara

Nama : Isabella Hutagaol Fakultas : Keperawatan NIM : 061101084

Abstrak

Nyeri pada persalinan merupakan suatu proses yang fisiologis tetapi menimbulkan ketakutan dan kecemasan. Nyeri dapat dihilangkan dengan menggunakan metode farmakologi dan nonfarmakologi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah quasi-eksperimental dengan responden terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan akupresur dan relaksasi dan kelompok kontrol diberikan relaksasi. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan tabel power analysis, maka jumlah sampelnya adalah 13 orang. Kelompok intervensi terdiri dari 7 orang dan kelompok kontrol terdiri dari 6 orang.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner data demografi dan lembar observasi intensitas nyeri yang dirasakan ibu pada setiap kontraksi sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian diuji dengan menggunakan program SPSS versi 17 dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui frekuensi, persentase. Uji paired sample t-tes digunakan untuk mengetahui rata-rata, standart deviasi dan membandingkan intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi.

Berdasarkan hasil analisa data uji paired sample t-test diketahui bahwa intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi akupresur berbeda secara signifikan yaitu p= 0.000 (p<0.05). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa teknik akupresur berpengaruh terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005). Pada persalinan kala I, lamanya persalinan pada ibu primipara 6-18 jam dan ibu multipara 2-10 jam (Yunitasari, 2009)

Proses persalinan kala I disertai nyeri yang merupakan suatu proses fisiologis. Proses persalinan kala I merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi, dan penipisan serviks (Arifin, 2008). Nyeri yang dirasakan berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha (Bobak, 2005). Sebuah studi pada wanita dalam persalinan kala I dengan memakai McGill Pain Questionnare untuk menilai nyeri didapatkan bahwa 60% primipara melukiskan

nyeri akibat kontraksi uterus sangat hebat (intolerable, unberable, extremely severe), 30% nyeri sedang. Pada multipara 45% nyeri hebat, 30% nyeri sedang,

25% nyeri ringan (Acute Pain Services (APS), 2007).

(14)

sederhana, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya (Burn & Blarney, 1994 ; Cook & Wilcox, 1997 dikutip oleh Arifin, 2008).

Metode nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara lain teknik relaksasi, imajinasi, pergerakan dan perubahan posisi, umpan balik biologis, effleurage, hidroterapi, hipnoterapi, homeopati, terapi bola-bola persalinan, terapi musik, akupresur, akupunktur, dan aromaterapi (Mander, 2004).

Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur berasal dari Cina yang telah ada sejak lima ribu tahun lalu dan merupakan kumpulan dari pengalaman dan penelitian dari abad ke abad yang dikembangkan sampai sekarang. Perkembangan akupresur tidak saja di negeri Cina, tetapi berkembang di Asia Timur sampai Eropa dan di Indonesia sudah ada sebelum perang dunia kedua, dan sampai saat berkembang lebih banyak di kalangan pengobatan tradisional karena merupakan pengobatan yang murah dan mudah (Turana, 2004).

(15)

berguna untuk bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan, kelelahan, dan penyakit (Adriansyah, 2008). Dalam persalinan kala I akupresur dapat digunakan ketika kontraksi terasa nyeri. Nyeri ini muncul ketika terjadi blokade arus energi sepanjang meridian tertentu dalam tubuh. Dengan melepaskan blokade tersebut melalui teknik akupresur, keserasian dan fungsi halus akan dikembalikan (Simkin & Ruth, 2005).

Dari survey pendahuluan peneliti, yaitu di klinik bersalin Sari, diketahui bahwa jumlah ibu bersalin rata-rata 25 orang perbulan dan belum pernah dilakukan teknik akupresur untuk menangani nyeri persalinan kala I, baik pada ibu primipara maupun ibu multipara.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.

2. Perumusan Masalah

Sejauh mana pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.

3. Hipotesa Penelitian

(16)

4. Tujuan Penelitian

4.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.

4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui intensitas nyeri sebelum intervensi dilakukan pada ibu bersalin kala I

2. Mengetahui intensitas nyeri setelah intervensi dilakukan pada ibu bersalin kala I

5. Manfaat Penelitian

5.1 Bagi Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan suatu intervensi alternatif khususnya dalam bidang keperawatan maternitas terutama untuk mengatasi nyeri persalinan kala I.

5.2 Bagi Penelitian Selanjutnya

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Persalinan

1.1 Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005). Persalinan adalah kontraksi yang nyeri muncul setiap sekitar 10 menit atau lebih cepat lagi, dengan diiringi satu dari tanda-tanda berikut ini : rabas vagina berupa lendir vagina bercampur darah, ruptur membran secara spontan, atau penipisan serviks secara komplit (Simkin & Ruth, 2005).

Menurut Susilawati (2009), persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) yang dapat hidup, dari dalam rahim (uterus) melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal (matur/aterm) untuk melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus terjadi di usia kehamilan kurang dari 38 minggu disebut preterm (prematur), sebaliknya jika partus terjadi saat usia kehamilan lebih dari 42 minggu dinamakan posterm (postmatur).

1.2 Persalinan Kala I

(18)

tidak lebih banyak dari darah haid. Keluarnya lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus. Tahap pertama biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga (Kampono, 2008).

Frekuensi his pada persalinan kala I adalah 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan dan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I. Lamanya kurang-lebih satu menit. Nyeri yang terjadi berasal dari regangan serviks yang membuka. Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya terhadap janin yaitu setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin (Sumapraja, 1993).

(19)

pembukaan serviks uteri lengkap. Pada primipara berlangsung selama kurang lebih 13 jam, sedangkan pada multipara kurang lebih 7 jam (Hanifa, 2002).

Kala I persalinan dibagi dalam tiga bagian, yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan daripada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat (Wilson & Carrington, 1991 dalam Bobak 2005).

a) Fase persiapan / Laten

Fase persiapan merupakan fase pertama, yaitu terjadinya pembukaan (dilatasi) dan penipisan leher rahim dengan pembukaan leher rahim mencapai 3 cm, selain itu ibu mulai merasakan kontraksi yang jelas berlangsung selama 30-50 detik dengan jarak 5-20 menit. Semakin bertambah pembukaan leher rahim, semakin sering kontraksi. Beberapa ibu, khususnya yang sensitif, mulai merasa sakit, namun beberapa ibu lainnya tidak merasa sakit sama sekali.

b) Fase Aktif

Biasanya fase ini berlangsung lebih pendek dari fase persiapan. Kegiatan rahim mulai lebih aktif dan banyak kemajuan yang terjadi dalam waktu singkat. Kontraksi semakin lama (berlangsung 40-60 detik), kuat, dan sering (3-4 menit sekali). Pembukaan leher rahim mencapai 7 cm.

c) Fase transisi

(20)

seolah-olah kontraksi tidak pernah berhenti dan tidak ada waktu istirahatnya. Pembukaan rahim mencapai 10 cm dan umumnya, 3 cm terakhir berlangsung sangat cepat, rata-rata 15 menit hingga satu jam (Danuatmaja & Mila, 2004).

1.3 Penyebab Nyeri Persalinan Kala I

Rasa nyeri pada ibu melahirkan berbeda dengan rasa nyeri yang biasa terjadi pada tubuh saat sakit. Rasa nyeri tak tertahankan menjelang persalinan menandakan bahwa tubuh sedang bekerja keras membuka mulut rahim agar bayi bergerak turun melewati jalan lahir, kontraksi rahim sehingga otot-otot dinding rahim mengerut dan menjepit pembuluh darah, rasa takut, cemas, dan tegang memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat mengurangi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.

(21)

persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus (Kampono, 2008).

Menurut teori gate-control, mekanisme pertahanan terjadi di spinal cord. Sensasi nyeri dikirim dari perifer tubuh menuju saraf kecil pada otak. Hanya jumlah yang terbatas dari sensasi nyeri yang dapat melalui proses ini pada satu waktu. Distraksi atau aktifitas tertentu yang dapat mengganti perjalanan sensasi nyeri ini. Ketika aktifitas menempati jalan ini, gerbang akan tertutup dan impuls nyeri terhambat mencapai otak. Ketika gerbang terbuka, impuls nyeri akan naik ke otak. Mekanisme pertahanan yang sama terjadi dalam serabut syaraf hipotalamus dan serebral korteks, yang mengatur pikiran orang dan emosi dan dapat mempengaruhi apakah jangkauan impuls nyeri berada pada level kesadaran (Burrough, Arlene, 2001).

Neuron delta-A dan C melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat, yang melepaskan neurotrasmitter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta-A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri.

(22)

rasa nyeri. 4,6,15.16.17. Nyeri paling hebat dirasakan pada fase akhir persalinan ketika pembukaan mulut rahim dan kekuatan kontraksi rahim mencapai maksimal,. Nyeri parineal terdapat pada kala II persalinan dan saat melahirkan, sebagai akibat meregangnya jaringan vagina, vulva dan perineum. Rangsang nyeri persalinan disalurkan melalui dua jalur utama. Serabut saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10 –11–12. Karena itu nyeri rahim terutama dirasakan pada dermatom torokal 10, 11 dan 12.

Rasa nyeri pada alat-alat tubuh didaerah pelvis, terutama pada daerah traktus genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan kontraksi dan vasokonstriksi. Sebaliknya saraf parasimpatik mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi. Oleh karena itu efeknya terhadap uterus yaitu bahwa simpatik menjaga tonus uterus, sedangkan saraf parasimpatik mencegah kontraksi uterus, jadi menghambat tonus uterus. Pengaruh dari kedua jenis persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang intermitten. Rangkaian susunan saraf simpatik daerah pelvik terdiri dari tiga rangkaian, yaitu rantai sakralis, pleksus haemorhoidalis superior, dan pleksus hipogast rika superior (Hutajulu, 2010).

1.4 Pengkajian Nyeri

(23)

meliputi intensitas dan kualitas nyeri, (3) afektif, yang meliputi emosional dan psikologis seperti kecemasan dan depresi, (4) kognitif, yang meliputi persepsi dan interpretasi tentang nyeri, (5) perilaku, seperti menyeringai, diam, bergerak, dan lain-lain, (6) sosiokultural, nyeri bisa berbeda pria dan wanita dan dari etnis yang berbeda.

Hal-hal yang perlu dikaji pada deskripsi verbal tentang nyeri, yaitu : intensitas nyeri, karakteristik nyeri, faktor-faktor yang meredakan nyeri (mis, gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas, dsb), efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (mis, tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai), dan kekhawatiran individu tentang nyeri (Smeltzer, 2002).

Dalam mengkaji intensitas nyeri, individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal (mis, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau sangat hebat; atau 0 sampai 10: 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat). Yang termasuk dalam pengkajian karakteristik nyeri adalah letak, durasi (menit, jam, hari, dsb), irama (mis, terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah dan berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri), dan kualitas (mis, nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet) (Smeltzer, 2002). Skala intensitas nyeri menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :

(24)

2) Skala idensitas nyeri numerik

Keterangan :

0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

1.5 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Nonfarmakologi

(25)

Dari segi resiko dan efek samping, metode nonfarmakologi lebih aman (Danuatmaja, 2004).

Berbagai metode nonfarmakologi untuk mengontrol rasa nyeri diterapkan, seperti metode Dick-Read, yaitu dengan relaksasi. Relaksasi secara sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot seluruh tubuh. Dengan berlatih, banyak wanita mampu berelaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun di antara kontraksi. Metode Lamaze juga menerapkan strategi untuk mengatasi rasa nyeri persalinan, yaitu dengan memusatkan perhatian pada titik perhatian tertentu, misalnya, pada gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh stimulus lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons terhadap stimulus nyeri.

Metode lain yang dapat dilakukan adalah vokalisasi atau mendengarkan bunyi-bunyian untuk menurunkan ketegangan, relaksasi dengan bantuan imajiner, mendengarkan musik santai disertai cahaya yang temaram, mandi siram hidroterapi, hipnosis, yoga, akupunktur, akupresur (Bobak, 2005). Akupresur dilaporkan memberikan efek yang bermanfaat bagi ibu bersalin, terutama bermanfaat bagi nyeri punggung. Akupresur merangsang produksi endorfin lokal dan menutup gerbang terhadap rangsang nyeri (Mander, 2004).

2. Akupresur

2.1 Definisi Akupresur

(26)

dengan nama Chi atau Qi (Cina ) dan Ki ( Jepang )). Akupresur juga disebut akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur, sebab teori akupunkturlah yang menjadi dasar praktik akupresur (Oka, 2003).

Akupresur merupakan penekanan pada titik tertentu (yang dikenal dengan nama acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk menstimulasi aliran energi di meridian, yang penggunaannya sangat aman dan efektif, mudah dipelajari, dan juga membutuhkan waktu yang sedikit untuk menerapkannya ( Turana, 2004).

2.2 Teori Dasar Akupresur

Akupresur sebagai seni dan ilmu penyembuhan berlandaskan pada teori keseimbangan yang bersumber dari ajaran Taoisme. Taoisme mengajarkan bahwa semua isi alam raya dan sifat-sifatnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yang disebut kelompok Yin dan kelompok Yang (Oka, 2003). Yin dan Yang adalah dua aspek/bagian dari sesuatu yang saling mendasari, saling

mempengaruhi, tidak mutlak dan keduanya saling bertentangan tetapi membentuk suatu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan yang harmonis dan dinamis. Yin adalah segala sesuatu yang bersifat lebih pasif dan Yang adalah segala sesuatu

yang besifat aktif (Depkes, 1996). Dalam tubuh manusia, unsur Yang adalah punggung, pinggul, permukaan tubuh bagian luar, cairan bersih, psikis atau mental, organ berongga. Sementara unsur Yin dalam tubuh manusia adalah dada, perut, permukaan tubuh bagian dalam, cairan kotor, fisik, organ padat (Turana, 2004).

(27)

nyeri yang dihantarkan oleh serat C yang berjalan lebih lambat, dan melalui koneksi di otak bagian tengah, menyebabkan inhibisi rangsangan nyeri pada serat C di bagian lain dari medula spinalis. Hal ini dapat menerangkan mengapa pijatan akupresur pada suatu titik tertentu di tubuh dapat menghilangkan sensasi nyeri di bagian lain dari tubuh. Zong YL (2009), menyatakan bahwa dengan merangsang titik-titik tertentu di sepanjang sistem meridian, yang ditransmisi melalui serabut syaraf besar ke formatio reticularis, thalamus dan sistem limbik akan melepaskan endorfin dalam tubuh. Endorfin adalah zat penghilang rasa sakit secara alami diproduksi dalam tubuh, yang memicu respons menenangkan dan membangkitkan semangat di dalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat menyebabkan relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh. Sebagai hasil dari pelepasan endorfin, tekanan darah menurun dan meningkatkan sirkulasi darah.

(28)

2.3 Manfaat dan Tujuan Akupresur

Akupresur bermanfaat untuk promotif, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi. Dalam tindakan promotif, akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang sakit. Manfaat akupresur dalam pencegahan penyakit dipraktikkan secara teratur pada saat-saat tertentu menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh. Bermanfaat juga untuk menyembuhkan sakit dan dipraktikkan ketika dalam keadaan sakit.

Dalam teori Departemen Kesehatan, 1996, akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan tubuh, mencegah penyakit tertentu, mengatasi keluhan dan penyakit ringan, serta memulihkan kondisi tubuh. Sementara dari model medis, teknik akupresur dapat bermanfaat untuk pelepasan endorphin, memblok reseptor nyeri ke otak, dilatasi serviks dan meningkatkan efektivitas kontraksi uterus (Oka, 2003).

Akupresur ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat mengalir dengan lancar (Depkes, 1996). Akupresur juga bertujuan untuk menyeimbangkan Yin dan Yang (Oka, 2008).

2.4 Meridian dan Titik Akupresur

(29)

Yang dimaksud dengan titik akupresur adalah simpul meridian tempat terpusatnya energi kehidupan (Ci) dan merupakan titik perangsangan untuk menimbulkan keseimbangan kesehatan tubuh. Titik meridian ini disebut dengan acupoint. Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem tubuh, atau organ

tertentu. Menstimulasi dan memijat secara lembut titik tersebut akan terjadi perubahan fisiologi tubuh dan akan mempengaruhi keadaan mental dan emosional (Bazaar, 2008).

Saat ini lebih dari 360 acupoint di meridian seluruh tubuh dan sekarang banyak lagi ditemukan titik –titik tambahan. Kebanyakan acupoint ini terletak bilateral/di dua sisi tubuh, oleh sebab itu akupresur dilakukan pada kedua sisi tubuh kecuali acupoint yang terletak di bagian tengah tubuh. Lokasi acupoint ini terletak sedikit dalam, di antara tulang, otot, atau tendon. Setelah mencapai daerah dekat titik, perlu diperhatikan dan disisakan waktu sebentar untuk merasakan daerah tersebut dengan jari yang sensitif. Selalu ada daerah yang lebih sedikit sensitif dan pada keadaan yang imbalans acupoints biasanya lebih lembut dari sekitarnya (Turana, 2004).

2.5 Persiapan Tindakan Akupresur

Di dalam praktek akupresur, seorang akupresuris atau siapa saja yang ingin mempraktekkan akupresur perlu memperhatikan dan mengetahui kondisi umum penderita, seperti kondisi pasien, kondisi ruangan, posisi pasien dan akupresuris, serta cara melakukan tindakan atau teknik akupresur (Depkes, 1996).

(30)

tidak dalam keadaan luka atau bengkak, dan untuk pasien yang lemah kondisinya akupresur hanya diperlukan untuk menguatkan kondisinya dan jumlah titik yang dipergunakan jangan terlalu banyak.

Selain kondisi pasien juga perlu diperhatikan keadaan tempat dilakukan tindakan akupresur, seperti suhu dalam kamar jangan terlalu panas atau terlalu dingin, sirkulasi udara hendaknya lancar (tidak pengap) dan udara kamar segar, tempat bersih, dan jangan melakukan tindakan akupresur di tempat yang berasap dan peralatan yang dipergunakan harus bersih, tidak tajam, dan tidak menyakitkan.

Posisi pasien yang baik dalam melakukan tindakan akupresur adalah dalam posisi duduk atau berbaring dalam keadaan nyaman dan santai. Posisi akupresuris hendaklah berada pada keadaan yang bebas bergerak dan nyaman untuk melakukan tindakan akupresur, tangan akupresuris dicuci bersih sebelum melakukan tindakan, kuku jari tidak panjang dan tajam (Oka, 2008).

(31)

harus diperhitungkan secara cermat, reaksi apa yang perlu ditimbulkan, reaksi penguatan (Yang) atau reaksi melemahkan (Yin) (Depkes, 1996).

Teknik perangsangan yang bersifat Yang adalah menguatkan, biasanya dilakukan dengan 30 kali pijat setiap titik, atau kalau diputar, putarannya mengikuti arah jarum jam. Kalau diurut maka urutannya dimulai dari arah sumber energi dari titik awal (nomor kecil) ke arah akhir (nomor besar) pada meridian bersangkutan. Teknik perangsangan bersifat Yin atau melemahkan, biasanya dilakukan dengan pijatan lebih dari 30 kali, atau sekitar 50 kali pada setiap titik pijat. Jika pijatan diputar maka putarannya melawan arah jarum jam. Kalau diurut melawan aliran energi (dari nomor besar ke nomor kecil) (Oka, 2003).

Teknik akupresur dilakukan dengan berbagai cara yang aman, tidak melukai kulit atau menyebabkan pecahnya pembuluh darah, yaitu menggunakan beberapa alternatif cara berikut : menggunakan jari jempol, menggunakan beberapa jari tangan yang disatukan, hanya jari telunjuk saja, atau dengan telapak tangan, membuat garakan cubitan halus, tetapi tidak sampai memar, menepuk-nepuk atau memukul-mukul ringan, dan menggosok dengan jari jempol atau telapak tangan (Oka, 2008). Penekanan pada saat awal harus dilakukan dengan lembut, kemudian secara bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi tidak sakit (Turana, 2004).

2.6 Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan

a) Titik Cien Cing

(32)

sendiri dengan mengangkat tangan diagonal melewati dada dan palpasi sendiri dengan menggunakan jari telunjuk sepanjang garis khayal tersebut. Titik ini berguna pada fase pertama dan kedua persalinan untuk menstimulasi kontraksi uterus.

 Teknik akupresur :

Lakukan penekanan ke bawah pada titik cien cing tersebut menggunakan ibu jari atau siku. Ketika menggunakan ibu jari, berikan tekanan yang berasal dari lengan bukan yang tekanan berasal dari sendi ibu jari. Pada titik ini sebaiknya dilakukan pada kedua bahunya, namun dapat juga dilakukan sendiri pada satu bahu. Tekanan dapat dilakukan pada setiap permulaan kontraksi atau lakukan penekanan secara terus-menerus.

b) Titik BL 32 (Pang Kuang Su)

Lokasi titik ini kira-kira sepanjang jari telunjuk wanita di atas lipat pantat selebar ibu jari di sisi tulang belakang. Saat persalinan mulai, awali teknik akupresur dengan melakukan penekanan pada titik ini dengan menggerakkan jari menuruni tulang belakang (kira-kira selebar ibu jari) sejalan dengan kemajuan persalinan.

(33)

 Teknik akupresur :

Tempatkan jari pada titik akupresur dan lakukan tekanan yang lembut. Tekanan dapat ditingkatkan dengan melakukan penekanan ke arah belakang pada awal kontraksi. Titik ini lebih banyak digunakan karena menimbulkan efek anestesi pada kontraksi yang kuat, terlihat jelas efek ini saat penekanan dihentikan. Penekanan pada titik ini akan menimbulkan rasa hangat, geli, dan agak sakit. Jika terasa sangat sakit, lakukan penekanan pada sekitar tulang. Titik ini sering digunakan pada wanita dengan posisi menunduk atau berlutut pada lantai, meja, tempat tidur, dll. Teknik ini dapat juga efektif digunakan dalam air, namun kurang fleksibel pada sebagian orang. Penekanan kuat pada titik BL 32 dapat dilakukan pada wanita bersalin yang selalu ingin mengedan sedangkan serviks belum cukup berdilatasi. c) Titik Pantat

(34)

 Teknik akupresur :

Tempatkan tangan pada pinggul pasien dan lakukan dorongan ke dalam titik ini dengan menggunakan ibu jari dan bantu ibu untuk bergerak saat kontraksi. Dua sampai tiga hari sebelum tanggal persalinan, BL 32 dan titik pantat dapat digunakan bersamaan dengan masage pada sakral, lakukan penekanan ke bawah dan mengelilingi pantat. Tujuannya adalah memberikan energi pada serviks agar persalinan berjalan secara optimal.

d) Titik pada Tangan

Titik ini terletak sepanjang lipatan tangan ketika jari-jari menyatu pada telapak tangan. Titik ini membantu pelepasan endorphin ke dalam tubuh.

(35)

 Teknik akupresur :

Pegang sisir kecil dengan kencang. Pasien dapat menggenggam sisir tersebut saat kontraksi dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tindakan ini bila terasa bermanfaat. Titik ini sangat membantu untuk menurunkan nyeri saat kontraksi.

e) Titik K1

Titik ini terletak pada 1/3 bagian atas telapak kaki, ketika telapak kaki fkeksi (menarik jari kaki ke depan ke arah telapak kaki).

 Teknik akupresur :

Lakukan penekanan yang kuat ke dalam dan ke depan ke arah jempol kaki. Titik ini mempunyai efek relaksasi dan dapat digunakan kapan saja saat persalinan. Penekanan pada titik ini juga dapat berguna saat pasien panik (misal mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan pada persalinan sebelumnya). Titik ini berguna untuk membantu perineum relaksasi selama fase kedua persalinan.

f) Titik Co4 (He Kuk)

(36)

 Teknik akupresur :

(37)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Intensitas nyeri dalam penelitian ini didefinisikan sebagai gambaran rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu bersalin yang sedang dalam fase kala I persalinan yang diukur sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan menggunakan skala numerik (0-10), 0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, 4-6 : nyeri sedang, 7-9 : nyeri berat terkontrol, dan 10 : nyeri berat tak terkontrol.

Ada dua kelompok yang harus diperhatikan intensitas nyerinya, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan teknik akupresur dan relaksasi, sementara kelompok kontrol hanya diberikan relaksasi.

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

(38)

2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional tangan pada titik acupoint tubuh

_______ ________ ______ ______ ______ _ telah diamati dan diatasi. Diamati pada saat sebelum dan sesudah diberikan teknik akupresur

(39)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen (eksperimen semu). Desain penelitian ini terdiri dari dua kelompok,

yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan perlakuan yang telah diteliti sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan.

Bentuk rancangan dapat digambarkan sebagai berikut :

Pre test perlakuan post test Kelompok intervensi

Kelompok kontrol Keterangan :

01 : ibu primipara dalam persalinan kala I sebelum diberikan intervensi 02 : ibu primipara dalam persalinan kala I setelah diberikan intervensi X : dilakukan intervensi (teknik akupresur dan relaksasi)

--- : tidak dilakukan intervensi (relaksasi)

01 X 02

(40)

2. Populasi dan Sampel

2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu bersalin kala I di klinik bersalin Sari yang jumlahnya tidak diketahui.

2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan karena

sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan.

Penentuan besar sampel dengan menggunakan tabel power analysis karena jumlah populasi tidak diketahui, dengan menggunakan efek size 0,80, level of signifikan (α = 0,05), dan power of test 0,80. Dari tabel power analisys ditetapkan

jumlah sampel minimal 13 orang.

(41)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Sari dan Klinik Bersalin Mariani Medan. Adanya penambahan klinik dikarenakan terbatasnya jumlah ibu primipara yang bersalin di Klinik Bersalin Sari. Pada survey awal yang dilakukan peneliti diketahui jumlah rata-rata ibu bersalin setiap bulannya adalah 25 orang, dalam menangani nyeri ibu bersalin biasanya dilakukan relaksasi, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian teknik akupresur dalam penurunan nyeri persalinan kala I. Ada juga rekomendasi dari pihak tertentu yang menjalin kerjasama dengan pemilik klinik bersalin tersebut yang bisa mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian. Dengan pertimbangan waktu, pengumpulan data untuk penelitian ini sekitar 3 bulan (1 Februari – 30 April 2010).

4. Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan surat ijin dan rekomendasi dari klinik bersalin.

Setelah mendapatkan ijin dari pemilik klinik bersalin, peneliti memulai mengumpulkan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

(42)

tersebut. Apabila responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

Semua informasi responden yang telah dikumpulkan oleh peneliti dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil penelitian. Peneliti juga tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar koesioner atau hasil penelitian yang akan disajikan.

5. Instrumen Penelitian dan Uji Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu instrumen penelitian berisi tentang pengkajian data demografi ibu bersalin yang meliputi inisial, usia, agama, suku bangsa, dan instrumen berisi tentang pertanyaan yang menggambarkan intensitas nyeri ibu bersalin berdasarkan skala nyeri deskriptif (0-10). Peneliti memperlihatkan dan menjelaskan instrumen skala nyeri deskriptif yang dalam bentuk selembar kertas kepada responden dan diisi ke dalam lembar instrumen yang berisi intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan angka yang disebutkan. Hal ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh teknik akupresur dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I.

(43)

6. Pengumpulan Data

Pada saat pengumpulan data, sebelumnya peneliti telah membuat kesepakatan dengan bidan pemilik klinik bersalin untuk menghubungi peneliti jika ada ibu-ibu primipara yang dalam persalinan kala I untuk dijadikan sampel. Atau sebaliknya peneliti yang langsung menghubungi bidan. Setelah responden ditemui maka peneliti telah menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, serta cara pengisian instrumen nyeri. Selanjutnya meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Responden yang bersedia mengikuti penelitian dan memenuhi kriteria penelitian telah dijadikan sebagai kelompok intervensi. Untuk memperkuat hasil penelitian, sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dibuat alat ukur pengumpulan data, yaitu kuesioner. Pembuatan kuesioner ini terkait dengan data demografi ibu bersalin pada ibu primipara.

(44)

7. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data dengan memeriksa kembali semua data satu persatu yakni nama dan identitas serta data responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai dengan petunjuk. Kemudian memberi kode terhadap semua pertanyaan yang telah diajukan guna mempermudah peneliti ketika untuk menganalisa data. Setelah semua data dipastikan benar kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui frekuensi, persentase sebaran karakteristik demografi ibu bersalin, dan karakteristik intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi.

(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara. Penelitian ini melibatkan kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

1. Hasil Penelitian

Selama penelitian telah dihimpun 13 orang ibu primipara yang bersalin yang menjadi subjek penelitian dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan teknik akupresur dan relaksasi dan kelompok kontrol diberikan relaksasi. Kelompok intervensi berjumlah 7 orang dan kelompok kontrol berjumlah 6 orang. Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi ibu bersalin, intensitas nyeri ibu bersalin, dan penurunan nyeri ibu bersalin pada persalinan kala I.

1.1 Karakteristik Demografi Ibu Bersalin

(46)

kelompok kontrol perkiraan berat badan janin kebanyakan 3000-3300 gram yaitu 4 orang (66,7%), kategori suku ibu bersalin pada kelompok intervensi kebanyakan bersuku minang yaitu 3 orang (42,9%), sementara pada kelompok kontrol kebanyakan ibu bersuku jawa yaitu 3 orang (50%) dan hampir keseluruhan ibu bersalin beragama Islam, pada kelompok intervensi 6 orang (5,7%) dan kelompok kontrol 5 orang (83,3%). Selama persalinan semua ibu bersalin pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol didampingi oleh suami yaitu 13 orang (100%).

Tabel 1. Sebaran Karakteristik Demografi Ibu Bersalin

Karakteristik Demografi Ibu Bersalin

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

(47)

1.2 Karakteristik Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada Kelompok

Intervensi

Tabel 2 menunjukkan gambaran intensitas nyeri ibu bersalin sebelum dan setelah intervensi pada setiap kontraksi. Rata-rata nyeri yang paling tinggi yang dirasakan ibu sebelum diberikan intervensi adalah pada kontraksi pertama dan kedua 6.28 (SD: 1.38) dan intensitas nyerinya adalah nyeri sedang. Setelah diberikan intervensi rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan ibu paling tinggi pada kontraksi pertama yaitu 4.42 (SD: 1.27) dan intensitas nyeri yang paling banyak adalah nyeri ringan.

Tabel 2. Karakteristik intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi pada

setiap kontraksi

Kontraksi Sebelum Intervensi Setelah Intervensi

Mean SD Nyeri/skala Mean SD Nyeri/skala

1.3 Karakteristik Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada Kelompok

Kontrol

(48)

ringan. Setelah diberikan relaksasi rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan ibu paling tinggi pada kontraksi kedua yaitu 3.50 (SD: 1.37) dan intensitas nyeri pada semua kontraksi adalah nyeri ringan.

Tabel 3. Karakteristik intensitas nyeri sebelum dan setelah tindakan relaksasi pada setiap kontraksi

Kontraksi Sebelum Tindakan Relaksasi Setelah Tindakan Relaksasi

Mean SD Nyeri/skala Mean SD Nyeri/skala

1.4 Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada Kelompok Intervensi

(49)

Tabel 4. Paired sample t-test untuk menguji penurunan intensitas nyeri

bersalin pada kelompok intervensi

Kelompok Intervensi Mean Differences t Sig

Akupresur + Relaksasi 2.25 12.8 0.000

1.5 Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin pada Kelompok Kontrol

Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri sebelum dan setelah dilakukan relaksasi digunakan uji statistik paired sample t-test. Tabel 5 menunjukkan intensitas nyeri sebelum dan setelah dilakukan relaksasi dengan nilai mean differences = 1.89 dan level of significant = 0.001. Nilai ini menunjukkan bahwa intensitas nyeri sebelum dan setelah dilakukan relaksasi berbeda secara significant (p<0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan relaksasi efektif secara signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri selama persalinan kala I. Level of significant sebelum dan setelah intervensi pada setiap kontraksi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Paired sample t-test untuk menguji penurunan intensitas nyeri bersalin pada kelompok kontrol.

Kelompok Kontrol Mean Differences t Sig

Relaksasi 1.56 7.34 0.001

2. Pembahasan

(50)

selama kala I disebabkan oleh kontraksi rahim yang dihantarkan oleh serabut saraf simpatis dan serabut saraf thorakal 11 dan 12 serta lumbal 1 (Muhiman, 2003). Dalam pembahasan ini yang dilihat adalah nyeri pada saat terjadi kontraksi uterus.

Dari hasil pengukuran intensitas nyeri sebelum intervensi pada ibu primipara dengan jumlah 13 orang diketahui intensitas nyeri ibu bersalin berada pada skala 5-6 (nyeri sedang). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lawence Leeman (2003) bahwa persalinan kala I fase laten intensitas nyeri yang dirasakan adalah ringan sedang sampai berat. Intensitas nyeri dari fase laten sampai fase aktif akan bertambah tinggi dan semakin sering sebanding dengan meningkatnya kontraksi uterus dan tekanan yang terjadi. Nyeri bertambah ketika pembukaan mulut bawah rahim dan dilatasi serviks penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Pernyataan ini juga didukung oleh Lowe (1992) dan Sheiner, Shoham-Vardi (1998) yang menyatakan bahwa wanita primipara secara umum lebih merasakan nyeri selama awal persalinan sedangkan wanita multipara lebih merasakan nyeri selama akhir kala I dan kala I persalinan sebagai akibat dari penurunan bayi yang cepat.

(51)

tubuh dengan cara mengurangi ketegangan otot sambil membantu menenangkan pikiran.

Berdasarkan pengukuran tabel power analisis didapatkan hasil penelitian yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi akupresur yaitu p=0.000 (p<0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa intervensi akupresur memberikan pengaruh (efek) yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri ibu bersalin.

Teknik akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologis yang sangat efektif dalam manajemen nyeri persalinan. Teknik akupresur dapat menyebabkan pelepasan endorfin, memblok reseptor nyeri ke otak, menyebabkan dilatasi serviks dan meningkatkan efektifitas kontraksi uterus. Ketika ibu jari menstimulasi titik acupoints (BL32 atau pang kuang su) yang terletak di garis meridian tepatnya di area lumbosakral dengan teknik akupresur maka sinyal terkirim ke otak untuk memproduksi endorfin. Endorfin diproduksi oleh sel dalam sistem saraf dan bagian lain dari tubuh yang dapat mengurangi nyeri pada persalinan. Stimulasi titik acuponit BL32 (pang kuang su) juga dapat menghambat transmisi impuls nyeri di otak dengan menghambat potensi aksi di neuron spinotalamik yang mengirimkan sinyal nyeri pada ujung saraf di tulang belakang. Adanya penghambatan pada jalur nyeri dapat mengurangi nyeri persalinan (William, Ann 2010).

(52)

pada pasien yang menjalani empat puluh Artroskopi lutut, terjadi penurunan yang signifikan dalam nyeri dibandingkan pada kelompok plasebo. Hal ini menunjukkan bahwa akupresur memang bisa berhasil mengurangi nyeri pascaoperasi. Mereka meyakini bahwa stimulasi acupoints dapat mengakibatkan gerbang akan kewalahan dengan meningkatkan frekuensi impuls sehingga terjadi penutupan gerbang dan akhirnya nyeri berkurang.

Penelitian terdahulu terkait pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan yang dilakukan oleh Ivana pada tahun 2007 didapatkan hasil bahwa setelah diberikan teknik akupresur terjadi perubahan (penurunan) tingkat nyeri yang sangat berarti dengan nilai level of significant= 0.000 yang mana nilai ini <0.05. Dalam hal ini teknik akupresur berpengaruh signifikan dalam menurunkan nyeri persalinan.

(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan Hasil Penelitian

Semua ibu inpartu yang terlibat dalam penelitian ini mengalami penurunan intensitas nyeri setelah diberikan intervensi akupresur. Penelitian ini menggunakan uji statistik paired sample t-test yang menggambarkan bahwa intensitas nyeri sebelum dan setelah diberikan intervensi akupresur berbeda secara signifikan (p<0.05) sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian akupresur efektif menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I.

2. Rekomendasi

2.1 Praktik Keperawatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan maka diharapkan perawat menggunakan teknik akupresur dalam menurunkan nyeri persalinan pada ibu inpartu. Pemberian teknik akupresur tidaklah sulit akan tetapi harus dilakukan pada titik acupoint yang tepat supaya memberikan efek yang optimal. Teknik akupresur dapat dilakukan oleh perawat pada area lumbosakral ibu inpartu.

2.2 Penelitian Keperawatan

(54)

nyeri ibu bersalin kala I untuk mengetahui sejauhmana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap nyeri yang dirasakan ibu yang pada penelitian ini diabaikan. Selain itu diharapkan ke depan banyak penelitian keperawatan yang meneliti manfaat teknik akupresur untuk masalah kesehatan lainnya terutama masalah dalam keperawatan maternitas.

2.3 Pendidikan Keperawatan

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah, Novi. (2008). Akupresur at Home. Diambil tanggal 12 September 2009 dari http://www.mailarchive.com

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta

APS. (2007). Antara Hipnobirthing dan Kehamilan. Diambil tanggal 14 september 2009 dari http

Arifin, Laily. (2008). Teknik Akupresur Pada Persalinan. Diambil tanggal 12 September 2009 dari

Aziz, Alimul. (2008). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Betts, Debra(1997). How to Do Maternity Acupressur. Diambil tanggal 10 Juni 2010 dari

Bobak & Lawdermilk. (2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Burroughs, Arlene & Gloria Leifer. (2001). Maternity Nursing. California : W.B Saunders Company

Conectique. (2009). Metode Penghilang Rasa Nyeri Melahirkan. Diambil tanggal 11 September 2009 dari

Cheng, Chung-Hayn. (2004). Labour Acupressur. Diambil pada tanggal 20 Mei 2010 dari

Danuatmaja, Bonny & Mila Meiliasari. (2008). Persalinan Normal tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swara

Depkes. (1996). Pedoman Praktis Akupresur. Jakarta: Depkes

(56)

Hill, Robert. (2009). Acupressur And Childbirth Pain. Diambil tanggal 16 Oktober 2009 dari

Hutajulu, Pinda (2010). Pemberian Valetamat Bromida Dibandingkan Hyoscine n Butil Bromida Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan. Diambil tanggal 20 Mei 2010 dari

Kampono, Nugroho. (2008). Fisiologi Proses Persalinan Normal. Diambil

tanggal 11 September 2009 dari http:// www.geocities.com

MacDonald, Pritchard. (1991). Obstetri Williams. Surabaya: Airlangga University Press

Mander, Rosemary. (2004). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC

McKinney, Emily Sloane. (2000). Maternal Child Nursing. Phyladelphia : W.B Saunders Company

Oka, Putu Sukanta. (2003). Akupresur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC

Oka, Putu Sukanta. (2008). Pijat Akupresur untuk Kesehatan. Jakarta: EGC Polit dan Hungler. (1999). Nursing Research Principles and Methodes.

Phyladelphia : Lippincott

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Setiawan, Rusmini (2010). Manajemen Nyeri Persalinan. Diambil tanggal 20 Mei 2010 dari http://webcache.googleusercontent.com.

(57)

Sumapraja, Sudraji. (1993). Persalinan Normal. Jakarta : Gaya Baru

Susilawati. (2009). Partus. Diambil tanggal 11 September 2009 dari

Turana, Yuda. (2004). Akupresur. Diambil tanggal 11 September 2009 dari

Yunitasari, Esti. (2009). Asuhan Keperawatan Selama Persalinan dan Melahirkan. Diambil tanggal 13 September 2009 dari http://www.akupunktur%20dalam%20dalam%20meringankan%20nyeri %20 persaliana-doc

(58)

Lampiran 1

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

PROPOSAL

− Biaya rental dan print proposal Rp. 100.000 − Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 20.000 − Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

− CD Rp. 10.000

PENGUMPULAN DATA

− Izin penelitian Rp. 50.000

− Transportasi Rp. 50.000

ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

− Biaya rental dan print Rp.100.000

− CD Rp. 10.000

− Penjilidan Rp.150.000

− Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

(59)

Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Primipara di Klinik Bersalin Sari

Oleh : Isabella Hutagaol

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu unutk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

(60)

Tanggal : ____________________ No. Responden : ____________________

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TERHADAP

PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I PADA IBU PRIMIPARA

I. DATA DEMOGRAFI

Petunjuk : jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan ibu dan ditulis pada tempat yang disediakan.

1. Tanggal/waktu penelitian : ...

2. Kode responden : ...

3. Usia : ...

4. Perkiraan berat janin : ... gram 5. Dilatasi serviks : ... cm 6. Suku bangsa : ( ) Batak/ Karo

( ) Jawa ( ) Melayu

( ) Lainnya, sebutkan .... 7. Agama : ( ) Islam

(61)

( ) Tidak

Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada setiap kontraksi Kontraksi Sebelum intervensi Setelah intervensi

I ( ) ( )

II ( ) ( ) III ( ) ( )

IV ( ) ( )

V ( ) ( )

II. INTENSITAS NYERI SEBELUM DAN SETELAH INTERVENSI

Petunjuk

1. Jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan ibu dan ditulis pada tempat yang disediakan

2. Pada skala ini, angka 0 = tidak nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri berat terkontrol, dan angka 10 = nyeri berat tidak terkontrol. Tanyakan kepada responden pada angka berapa nyeri yang dirasakannya dan peneliti akan menuliskan pada tempat yang sudah disediakan untuk lima kali kontraksi yang terjadi yang dilihat pada setiap kali kontraksi.

(62)

Gambar

Tabel 3.2  Definisi operasional ......................................................................
Gambaran sakit
Tabel 2. Karakteristik intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi pada
Tabel 3. Karakteristik intensitas nyeri sebelum dan setelah tindakan relaksasi pada setiap kontraksi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui perbedaan rerata penurunan intensitas nyeri dan kecemasan persalinan primigravida kala I fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal di RSUD.. Margono

Kecemasan yang dialami ibu bersalin selama dalam proses persalinan khususnya pada kala I fase aktif akan menimbulkan berbagai komplikasi selama persalinan, seperti

Prosedur yang dilakukan penelitian 28 ibu bersalin yang sebelum dan sesudah di berikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri kala I Fase Aktif

Adapun tujuan penelitian saya adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi teraupetik dengan intensitas nyeri persalinan kala I fase laten.. Komunikasi Teraupetik

Penurunan rasa nyeri persalinan kala I fase aktif setelah dilakukan kompres hangat dengan hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa dari 30 responden, 27 diantaranya

Dari hasil pengukuran intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada kelompok kontrol yang tidak diberikan metode relaksasi pernapasan didapati hasil

Teknik rebozo dapat membuat tubuh menjadi rileks, mempercepat proses persalinan, mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi intensitas nyeri pada persalinan, dan membuat para ibu bersalin

JURNAL KESEHATAN TAMBUSAI 5414 PENGARUH MASASE EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF: A SYSTEMATIC REVIEW Bella Riska Ayu1*, Junie