UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS DENGAN KEMAMPULABAAN PADA PD. ANEKA INDUSTRI
DAN JASA MEDAN
SKRIPSI OLEH :
SUTAN MANYABAR SIREGAR 050521147
MANAJEMEN
7
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Sutan Siregar, (2010) Analisis Hubungan Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan Pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Di bawah bimbingan Dra. Lisa Marlina, M.Si, Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, Dosen Penguji I Drs. Syahyunan, M.Si, Dosen Penguji II Syafrizal Helmi, SE, M.Si.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara Rasio Aktivitas yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran total aktiva, periode perputaran persediaan dan periode rata-rata pengumpulan piutang dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba, yang diukur dengan ROI pada Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sebagian dari Rasio Aktivitas terhadap ROI, yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien korelasi spearmannya (rs hitung) lebih besar dari rs tabel, tingkat signifikansinya lebih kecil dari α = 5% dan nilai uji thitung yang lebih besar dari ttabel. Sedangkan dua rasio lainnya, yaitu rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang setelah dilakukan analisis dan evaluasi tidak memiliki hubungan terhadap ROI pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai spearman rho lebih kecil dari rs tabel, thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikansinya yang lebih besar dari α = 5%, yang berarti hipotesis kedua dan hipotesis kelima ditolak.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam atas kasih dan anugrahNya
telah memperkenankan penulis untuk menyelesaikan dan mempertahankan skripsi
ini. Salawat dan salam kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun
untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati,
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis di dalam perkuliahan hingga penulisan skripsi ini telah banyak
mendapat bimbingan, nasihat dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada
penulis.
6. Bapak Drs. Sahyunan, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
memberikan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.
7. Bapak Syafrizal, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
memberikan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.
8. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
untuk jasa-jasanya selama perkuliahan.
9. Seluruh pegawai PD. Aneka Industri dan Jasa Medan yang telah
memberikan data-data dan informasi dalam penulisan skripsi ini,
khususnya kepada Bapak Armansyah dan Drs. H. Azwarsyah.
10. Keluargaku yang sangat kukasihi : Bapak, Ibu, Kakak, Adik,
Keponakan yang telah memperhatikan dan mendukung penulis selama
penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman Manajemen semua, khususnya Stambuk 2005 : Dani,
Jery, Aqsa, Franklin dan semua teman-teman Stambuk 2005 yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
12. Buat Roy, thank’s yah udah membantu dan menemani penulis dalam
penyusunan skripsi dan jalan-jalannya.
13. Buat teman-teman : Ifan, Leni, Rudolf yang telah banyak membantu
Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas kasih,
jerih payah, dan jasa-jasa kepada mereka yang telah memberikan bantuan untuk
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin
Medan, September 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Kerangka Konseptual ... 5
D. Hipotesis ... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
F. Metode Penelitian ... 9
BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 17
B. Kemampulabaan ... 18
C. Return On Investment ... 19
BAB III : GAMBARAN UMUM PD. ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan... 26
B. Tujuan Perusahaan ... 28
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 28
D. Pembagian Tugas Dalam Perusahaan ... 29
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Persediaan PD. Aneka Industri dan Jasa ... 44
B. Piutang Usaha PD. Aneka Industri dan Jasa ... 45
C. Harga Pokok Penjualan ... 46
D. Total Aktiva PD. Aneka Industri dan Jasa ... 46
E. Penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa ... 48
F. Analisis Rasio Aktivitas PD. Aneka Industri dan Jasa ... 48
G. Analisis Kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa 54 H. Analisis Data Statistik ... 56
I. Pengujian Hipotesis ... 64
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 71
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman Tabel 1.1. Perkembangan Rasio Aktivitas dan ROI PD. Aneka Industri
dan Jasa Periode 2002 – 2009 ... 4
Tabel 4.1. Daftar Penyusutan Aktiva Tetap PD. Aneka Industri dan Jasa
Medan ... 47
Tabel 4.2. Data dan Ranking Variabel Rasio Perputaran Persediaan dan
ROI... 56
Tabel 4.3. Data dan Ranking Variabel Rasio Perputaran Piutang dan
ROI... 58
Tabel 4.4. Data dan Ranking Variabel Rasio Total Aktiva dan ROI ... 60
Tabel 4.5. Data dan Ranking Variabel Periode Perputaran Persediaan
dan ROI ... 61
Tabel 4.6. Data dan Ranking Variabel Periode Pengumpulan Piutang
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
No. Judul Halaman Grafik 4.1. Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan dan ROI
Periode 2002 – 2009 ... 49
Grafik 4.2. Perkembangan Rasio Perputaran Piutang dan ROI Periode
2002 – 2009 ... 50
Grafik 4.3. Perkembangan Rasio Total Aktiva dan ROI Periode
2002 – 2009 ... 51
Grafik 4.4. Perkembangan Periode Perputaran Persediaan dan ROI
Periode 2002 – 2009 ... 52
Grafik 4.5. Perkembangan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang
Periode 2002 – 2009 ... 53
Grafik 4.6. Perkembangan Return on Investment PD. Aneka Industri
ABSTRAK
Sutan Siregar, (2010) Analisis Hubungan Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan Pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Di bawah bimbingan Dra. Lisa Marlina, M.Si, Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, Dosen Penguji I Drs. Syahyunan, M.Si, Dosen Penguji II Syafrizal Helmi, SE, M.Si.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara Rasio Aktivitas yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran total aktiva, periode perputaran persediaan dan periode rata-rata pengumpulan piutang dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba, yang diukur dengan ROI pada Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sebagian dari Rasio Aktivitas terhadap ROI, yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien korelasi spearmannya (rs hitung) lebih besar dari rs tabel, tingkat signifikansinya lebih kecil dari α = 5% dan nilai uji thitung yang lebih besar dari ttabel. Sedangkan dua rasio lainnya, yaitu rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang setelah dilakukan analisis dan evaluasi tidak memiliki hubungan terhadap ROI pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai spearman rho lebih kecil dari rs tabel, thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikansinya yang lebih besar dari α = 5%, yang berarti hipotesis kedua dan hipotesis kelima ditolak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan melakukan kegiatan
operasionalnya ialah untuk memperoleh laba yang maksimum, selain untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang lainnya. Dengan adanya laba yang
cukup tinggi dan didukung oleh nilai perusahaan yang semakin baik maka,
kredibilitas dan kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan serta perusahaan
dapat tumbuh terus dan melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Tujuan di atas
bukan hanya ada pada perusahaan-perusahaan swasta yang biasanya berorientasi
pada laba, namun juga berlaku untuk badan usaha milik pemerintah sebagai salah
satu agen pembangunan yang diharapkan dapat menjadi kontributor pemasukan
bagi daerah. Oleh karena itu, suatu perusahaan dituntut untuk dapat melakukan
kegiatan operasionalnya secara efisien dan efektif sehingga akan meningkatkan
pendapatan yang akan diterima.
Pendapatan yang maksimal hanya diperoleh dari pemanfaatan sumber
daya yang efektif dan efisien. Unsur-unsur aktiva seperti persediaan, piutang,
aktiva tetap dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat laba
yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan efektif
tidaknya pemanfaatan sumber daya perusahaan tersebut akan terlihat dari tingkat
penjualan yang tinggi, dimana tingkat penjualan yang tinggi tentu saja akan
mendukung pencapaian laba yang maksimum. Sementara laba yang maksimal
mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara
Laba merupakan penerimaan yang masih tersisa dari hasil penjualan
setelah semua biaya (termasuk pajak) dibayar. Suatu kenaikan laba mungkin
merupakan hasil interaksi bermacam-macam faktor, antara lain : tingkat penjualan,
biaya operasional, dan sebagainya. Dalam meningkatkan nilai perusahaan maka
kemampuan untuk memperoleh laba yang besar tidaklah cukup. Masih diperlukan
kemampuan lainnya, yaitu kemampuan mengelola arus kas, piutang dan persediaan.
Ketiga-tiganya mempunyai hubungan yang erat dan saling mempengaruhi,
bila dikelola dengan baik akan memberikan sumbangan yang berarti sekali bagi
kemajuan perusahaan (Kuswadi, 2004:256).
Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur efektif
tidaknya manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan ialah dengan menggunakan rasio aktivitas
(Syahyunan, 2004:83). Analisis rasio aktivitas dapat dihitung dengan
menggunakan berbagai rasio aktivitas, yaitu : rasio perputaran total aktiva
(total asset turnover ratio), rasio perputaran piutang dagang (receivable turnover ratio),
rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio), periode perputaran persediaan
(inventory period), dan jangka waktu pengumpulan piutang (average collection
period). Rasio-rasio ini akan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk
mengetahui apakah perusahannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila
perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut
Helfert (1997:83) mengatakan bahwa efektivitas dari manajemen
perusahaan dalam menggunakan total aktivanya maupun aktiva bersihnya dapat
dinilai dengan ROI. Sedangkan menurut Abdullah (2005:57) ROI dipergunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba)
dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki.
Kuswadi (2004:190) menyatakan bahwa, efektivitas penggunaan dana
dalam perusahaan ditunjukkan melalui perputaran aktiva. Semakin besar nilai
perputarannya maka akan semakin efektif penggunaan dana, sehingga akan
memperbesar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa merupakan suatu perusahaan
daerah yang bergerak di bidang industri percetakan dan bidang jasa lainnya.
Perusahaan ini berlokasi pada Jl. Putri Merak Jingga No. 3 Medan. Seperti pada
umumnya BUMN atau BUMD lain, PD. Aneka Industri dan Jasa dalam kegiatan
operasionalnya juga masih mengandalkan modal yang diinvestasikan pemerintah
sebagai sumber daya keuangannya. Tentu saja pemerintah juga mengharapkan
modal yang diinvestasikan mampu menghasilkan laba yang maksimal.
Kinerja terbaik dari seluruh manajemen perusahaan merupakan salah satu
faktor penting untuk mendukung tercapainya sasaran yang telah ditetapkan
manajer keuangan harus mampu menerapkan kebijakan yang tepat dalam
mengelola seluruh sumber daya keuangan yang dimilikinya sehingga setiap
Tabel 1.1
Perkembangan Rasio Aktivitas dan ROI PD. Aneka Industri dan Jasa Periode 2002 – 2009
Tahun Rasio Perputaran Persediaan Rasio Perputaran Piutang Rasio Total Aktiva Periode Perputaran Persediaan Periode Pengumpulan Piutang ROI
2002 3,144x 1,703x 0,251x 114 211 0,038
2003 2,628x 1,870x 0,287x 137 193 0,963
2004 2.577x 2,186x 0,396x 140 165 1,115
2005 5,417x 3,735x 0,590x 66 96 1,615
2006 4,870x 3,832x 0,574x 74 94 1,058
2007 15,116x 2,527x 0,695x 24 142 2,698
2008 34,420x 2,265x 0,868x 11 159 2,338
2009 24,56x 2,508x 0,788x 15 144 3,015
Sumber : Bagian Keuangan PD. Aneka Industri dan Jasa
Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa tingkat rasio aktivitas perusahaan
mengalami peningkatan walaupun berfluktuasi. Artinya perusahaan telah dapat
menggunakan sumber dayanya semakin efektif sehingga penjualan dan
keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin bagus. Sementara itu kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba juga mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun walaupun nilainya kecil.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul : “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap
Kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan”.
B. Perumusan Masalah
Masalah ialah sesuatu yang memerlukan pemecahan dan merupakan
sesuatu yang tidak diinginkan. Oleh karena itu setiap masalah memerlukan
tanggapan dan cara-cara untuk mengatasinya agar perusahaan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Perumusan masalah merupakan tahap awal yang harus
Berdasarkan hal ini maka penulis mengemukakan suatu masalah
yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara rasio aktivitas terhadap kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan?”.
C. Kerangka Konseptual
Perusahaan di dalam menjalankan usahanya akan membutuhkan dana.
Dana dapat diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang pihak lain.
Dana yang diterima oleh perusahaan akan digunakan untuk membeli aktiva tetap,
bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, para manajer keuangan dituntut untuk mengelola aliran dana
tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Keseluruhan aktivitas mengenai mendapatkan dana atau menggunakan dana
tersebut disebut dengan manajemen keuangan perusahaan.
Syahyunan (2004) menyatakan bahwa rasio aktivitas digunakan untuk
mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva
yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas
yang umum digunakan yaitu Average Collection Period, Fixed Assets Turnover,
dan Total Assets Turnover sedangkan rasio profitabilitas digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa
Munawir (2000 : 89) Return on Investment ini sudah merupakan teknik
analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur
efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI adalah salah satu dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan
dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ROI ini
menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan
jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan
operasi tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui efektifnya perusahaan
mengelola aktivitas perusahaan dalam hal ini adalah mengukur kemampuan
manajemen perusahaan untuk mengelola persediaan bahan mentah, barang-barang
proses dan barang jadi serta kebijakan dalam mengelola aktiva lainnya.
Kerangka konseptual yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Sumber : Abdullah (2001 : 57), Munawir (2002 : 32) Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Rasio Aktivitas
a. Inventory Turnover
b. Receivable Turnover
c. Total Asset Turnover
d. Inventory Period
e. Average Collection Period
D. Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau
keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis berupa pernyataan
mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu
fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari hipotesis adalah
sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa
yang kita harapkan (Kuncoro, 2003 : 47-48).
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan maka hipotesis yang
diambil penulis adalah :
1. Variabel rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang positif
signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka Industri
dan Jasa Medan.
2. Variabel rasio perputaran piutang memiliki hubungan yang positif dan
signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka Industri
dan Jasa Medan.
3. Variabel rasio perputaran total aktiva memiliki hubungan yang positif
dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka
Industri dan Jasa Medan.
4. Variabel periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang negatif
dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka
5. Variabel periode rata-rata pengumpulan piutang memiliki hubungan
yang negatif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada
PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan rasio aktivitas dengan
kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa
Medan.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan, tambahan bagi pihak perusahaan mengenai
kondisi rentabilitas perusahaan khususnya ROI dalam hubungannya
dengan efektivitas penggunaan sumber daya/aktiva dalam perusahaan,
sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan
keputusan di masa depan yang lebih efektif dalam penggunaan sumber
daya perusahaan yang akan mendukung peningkatan kemampuan
perusahaan memperoleh laba di masa mendatang.
b. Bagi peneliti
Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan
teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah
wawasan penulis dalam bidang keuangan khususnya dalam
rentabilitas perusahaan dalam hubungannya dengan rasio aktivitas
c. Bagi pihak lain
Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan
dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai
kemampuan perusahaan memperoleh laba, yaitu ROI dalam
hubungannya dengan rasio aktivitas.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Bahasan dari penelitian ini adalah hanya membahas bagaimana
hubungan analisis rasio aktivitas perusahaan dengan memakai data
keuangan tahun 2002-2009, yaitu : rasio perputaran persediaan,
rasio perputaran piutang dagang, rasio perputaran total aktiva,
periode perputaran persediaan, dan periode rata-rata pengumpulan
piutang terhadap kemampuan memperoleh laba yang diukur dengan
Return on Investment perusahaan.
2. Definisi Operasional
a. Kemampuan memperoleh laba (Yi) sebagai variabel terikat dalam
penelitian diukur dengan salah satu rasio rentabilitas, yaitu dengan
menggunakan ROI yang berguna untuk menilai kesuksesan atau
prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum
didefenisikan sebagai net income dibagi dengan total investasi
100% x Aktiva Total Pajak Sesudah Bersih Laba Investment on Return =
b. Rasio perputaran persediaan/Inventory Turnover ratio (X1) merupakan
variabel bebas pertama yang menunjukkan seberapa cepat perputaran
persediaan dalam siklus produksi normal (Harahap, 2004:308).
Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut :
Barang Persediaan rata -Rata Penjualan Pokok Harga Persediaan Perputaran Rasio =
c. Rasio perputaran piutang datang/Receivable Turnover ratio (X2) merupakan variabel bebas kedua yang menunjukkan kemampuan dari
dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode
tertentu (Riyanto, 1999:334).
rata -Rata Piutang Kredit Penjualan Dagang Piutang Perputaran Rasio =
d. Rasio perputaran total aktiva/Total Asset Turnover ratio (X3) merupakan variabel bebas ketiga yang menunjukkan perputaran total
aktiva diukur dari volume penjualan, atau dengan kata lain seberapa
jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan
(Harahap, 2004:309). Aktiva Total Penjualan Aktiva Total Perputaran Rasio =
e. Periode perputaran persediaan/Inventory period (X4) merupakan variabel bebas keempat yang berguna untuk mengukur manajemen
akan semakin baik (Kuswadi, 2004:64). Perumusan rasio ini ditunjukkan
sebagai berikut :
360 x Penjualan Pokok Harga rata -Rata Persediaan Persediaan Perputaran Periode =
f. Periode rata-rata pengumpulan piutang/Average collection period (X5)
merupakan variabel bebas kelima yang menunjukkan periode rata-rata
yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang (Riyanto, 1999:334).
Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut :
x 360 Kredit Penjualan rata -Rata Piutang Piutang n Pengumpula rata Rata
Periode − =
3. Jenis Data
Dalam mengadakan penelitian ini, maka data-data yang digunakan peneliti
untuk mencapai tujuan penelitian ialah :
a. Data Primer
Penulis juga menggunakan data primer untuk melengkapi data
sekunder tersebut yaitu berupa wawancara langsung dengan
Kepala Bagian Umum Bapak Armansyah yang dianggap berwenang
memberikan keterangan yang dibutuhkan.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Data sekunder yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis
permasalahan meliputi :
1) Sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi serta
2) Neraca perusahaan dari tahun 2002 – 2009
3) Laporan laba rugi dari tahun 2002 – 2009
4) Data informasi lain yang dianggap perlu misalnya buku-buku
ilmiah dan literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
4. Tempat/Lokasi Penelitian
Peneliti mengadakan penelitian pada kantor PD. Aneka Industri dan Jasa
yang berlokasi di Jl. Putri Merak Jingga No. 3. Peneliti mengadakan
penelitian mulai Juni 2010 sampai Agustus 2010.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam melakukan
penelitian ini, antara lain dengan cara :
a. Studi Dokumentasi
Informasi yang diperlukan untuk penelitian dikumpulkan peneliti yang
berasal dari laporan keuangan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
tahun 2002 sampai dengan 2009 serta data-data lain yang relevan
dengan penelitian baik dari perusahaan maupun yang berasal dari
buku-buku literatur.
b. Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan oleh
ini peneliti bertanya langsung dengan bagian yang menjadi objek
penelitian. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui kegiatan
produksi yang dilakukan oleh perusahaan, pelaksanaan kegiatan
penjualan pada perusahaan serta informasi mengenai keadaan aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan membantu peneliti dalam
mengadakan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang dipergunakan untuk menganalisa data yang
dikumpulkan oleh peneliti ialah dengan cara :
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang
ada sehingga memberikan gambaran yang nyata mengenai keadaan
perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisaan data
mengenai laporan keuangan dan kegiatan perusahaan, sehingga akan
diketahui gambaran umum keuangan perusahaan.
b. Metode Analisis Korelasi Rank Spearman
Analisis Korelasi Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan
atau untuk menguji signifikan hipotesis asosiatif bila masing-masing
variabel yang digunakan berbentuk ordinal, dan sumber data antar
variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2004:282).
Metode Korelasi Spearman digunakan untuk mengukur keeratan
hubungan antara dua variabel atau data ordinal. Kedua variabel itu
diketahui tidak memiliki distrubusi normal dan kondisi varians tidak
Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs) dapat dihitung dengan rumus :
1) (n n
di 6 1
r 2
2 s
− −
=
∑
Dimana :
rs : Koefisien Korelasi Rank Spearman di : Selisih peringkat untuk setiap data
n : Jumlah sampel atau data
Nilai rs menggambarkan besarnya hubungan antara dua variabel tersebut. Nilai rs = 1 berarti hubungan antara dua variabel tersebut kuat,
dan bilamana nilai rs mendekati nol menggambarkan hubungan kedua variabel tersebut lemah dan mendekati tidak ada. Tanda positif (+)
menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif (searah) dan
tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang
negatif (tidak searah). Selain itu untuk melihat apakah terdapat
hubungan yang signifikan dari koefisien korelasi spearman yang
diperoleh maka dapat dilihat dari tingkat signifikansi yang dihasilkan.
Apabila tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari
tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian (α = 5%)
maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y (Gohzali, 2002:182). Pengujian ini dilakukan dengan
bantuan program SPSS Versi 16.
Bentuk pengujian yang digunakan ialah :
Artinya tidak terdapat hubungan yang positif (negatif) antara variabel
Xi dengan variabel Y. Ha : r ≠ 0
Artinya terdapat hubungan yang positif (negatif) antara variabel X
dengan variabel Y.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika –rs tabel≤ rs hitung≤ rs tabel dengan α = 5% Ha diterima jika –rs tabel > rs hitung > rs tabel dengan α = 5%
a. Pengujian Hipotesis 1. Uji Statistik-t
Untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi spearman
yang diperoleh maka digunakanlah uji-t. Rumus yang digunakan
untuk menghitung nilai daripada thitung (Sugiyono, 2004:185)
ialah :
r 2 r 1
2 n t
− − =
Bentuk pengujian yang digunakan ialah :
H0 : t = 0
Artinya : tidak ada hubungan yang signifikan antara
variabel-variabel Xi dengan variabel Y Ha : t ≠ 0
Artinya : terdapat hubungan yang signifikan antara
Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini ialah :
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Hiras (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio
Aktivitas Terhadap Return On Investment (ROI) pada PT. Hutan Barumun
Perkasa Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah rasio aktivitas
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On
Investment (ROI), apakah rasio aktivitas secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Return On Investment (ROI) pada PT. Hutan Barumun
Perkasa Medan. Variabel manakah dari rasio aktivitas : Inventory Turnover,
Average Collection Period, Working Capital Turnover, Fixed Asset Turnover
dan Total Asset Turnover yang paling dominan mempengaruhi tingkat ROI?
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian tersebut ada 3 tahap :
perhitungan variabel, pengembangan model analisis dan pengujian hipotesis.
Siahaan (2007) meneliti hubungan rasio aktivitas terhadap ROI pada
PT. Putra Lika Perkasa Medan variabel yang digunakan dalam penelitian
adalah rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva,
periode perputaran persediaan, periode perputaran piutang sebagai penentu Return
on Invesment (ROI) dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel rasio total aktiva mempunyai hubungan yang positif dan signifikan
terhadap ROI, sedangkan variabel periode perputaran persediaan, variabel perputaran
B. Kemampulabaan
Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan melaksanakan kegiatan
operasionalnya sehari-hari ialah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan dengan cara memaksimumkan laba.
Melalui tingkat laba yang diperoleh dan kembalian investasi maka akan dapat
diukur peningkatan atau pertumbuhan nilai dari suatu perusahaan.
Manajer dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab
dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki seefisien mungkin untuk
memperoleh laba. Setiap laba yang diperoleh perusahaan tidak menjamin bahwa
perusahaan beroperasi secara efisien. Tingkat efisiensi perusahaan dapat diperoleh
dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas atau biasa disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada :
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya
(Harahap, 2004:304). Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengukur keefektifan
manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan
penjualan, misalnya : profit margin on sales, retrun on total asset, retrun on
investment, dan sebagainya (Djarwanto, 2001:128).
Analisis rentabilitas terdiri dari pengujian yang dipakai untuk
mengevaluasi kinerja pendapatan-pendapatan perusahaan selama tahun tertentu
(Simamora, 1999:358). Hasil pengujian akan dikombinasikan dengan data
penting bagi kalangan manajer, kreditor, dan pemegang saham oleh karena dalam
jangka panjang perusahaan harus beroperasi dengan laba yang memuaskan agar
tetap hidup.
Menurut Harahap (2004:304) bahwa jenis-jenis dari rasio rentabilitas
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Marjin Laba (Profit Margin),
2. Return on Asset (Asset Turnover),
3. Return on Investment (Retrun on Equity),
4. Return on Total Asset,
5. Basic Earning Power,
6. Earning Per Share,
7. Contribution Margin
C. Return on Investment
Pada penelitian ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba maka peneliti digunakan salah satu rasio rentabilitas, yaitu :
Return on Investment (ROI). Return on Investment (ROI) merupakan suatu alat
yang biasa digunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara
keseluruhan, yang secara umum didefenisikan sebagai net income dibagi dengan
total investasi (Munawir, 2002:269).
Rasio ROI dapat dihitung dengan rumus :
100% x Aktiva
Total
Pajak Sesudah Bersih
Menurut Kuswadi (2004:190), rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dibanding dengan jumlah dana yang
ditanam dalam perusahaan. Dengan demikian rasio ini menunjukkan efektifitas
penggunaan dana dilihat dari perputarannya dalam suatu periode. Makin besar
rasio perputarannya maka makin efektif penggunaannya, sehingga memperbesar
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Melalui ROI dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik-buruknya
manajemen dalam melaksanakan kegiatan baik dalam kontrol biaya maupun
pengelolaan aktiva. Besarnya laba bersih operasi yang diterima perusahaan
dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam.
Kelebihan yang dimiliki ROI sehingga digunakan sebagai alat pengukur
prestasi kinerja manajer dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada keterkaitan dengan
hubungan (relationship) antara penjualan (sales), biaya (expenses)
dan investasi (investment) khususnya untuk manajer pusat investasi.
b. Mendorong para manajer untuk memfokuskan pada efisiensi biaya.
c. Mendorong para manajer untuk mengoperasikan aktivanya secara
efisien.
ROI dalam suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara
a. Meningkatkan Penjualan
Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga
jual produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun
biaya tetap. Imbalan atas penjualan akan meningkat. Hal ini terjadi
setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil daripada
persentase kenaikan jumlah rupiah penjualan. Kenaikan penjualan
juga meningkatkan putaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan
proporsional dalam aktiva.
b. Pemangkasan beban
Pemangkasan biaya/beban merupakan pendekatan pertama yang
dilakukan oleh manajer manakala menghadapi kemerosotan penjualan.
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun
program-program yang membentuk suatu paket biaya tetap
diskresioner, dan kemudian mencari biaya yang dapat dipotong
dengan segera.
2. Mencari cara-cara untuk membuat para karyawan bekerja secara
lebih efisien dengan membuang duplikasi, waktu bukan nilai
tambah, atau waktu perbaikan mesin, dan dengan meningkatkan
c. Mengurangi Aset
Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan
dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap putaran
aktiva dan, karenanya, juga terhadap angka ROI. Pengurangan
investasi-investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan
maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak produktif ataupun
tidak lagi dipergunakan.
D. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (efficiency ratio) atau dikenal juga dengan analisis
aktivitas merupakan suatu rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan
perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Analisis ini menganggap perlunya
suatu keseimbangan yang “tepat” antara investasi dalam setiap pos aktiva
(persediaan, piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang
diperoleh dari investasi tersebut, atau dengan pos aktiva lainnya.
Menurut Martono & Harjito (2001:56-58) :
Activity ratios mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan
mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran.
Rasio aktivitas yang banyak digunakan dalam perusahaan adalah :
a. Rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover ratio)
Rasio ini adalah untuk mengukur sampai seberapa jauh efisiensi
perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini
menggambarkan kecepatan perputaran persediaan, sehingga semakin
besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi putaran ini maka akan
semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman
modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan.
Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi permintaan atau
penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim
manajemen persediaan dan semakin tinggi laba yang akan di dapat.
Walaupun demikian tingkat perputaran persediaan yang tinggi juga
dapat memberikan indikasi tentang kekurangan stok persediaan,
yang karenanya dapat menyebabkan kehilangan order penjualan.
Bila dana perusahaan secara berlebihan terikat pada persediaan,
maka perputaran persediaan akan menjadi rendah. Hal ini dapat
menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan arus kas dan modal
kerja. Apalagi bila ternyata perusahaan tidak berhasil di dalam
pemasaran produk-produknya. Disamping hasil penerimaan dari
penjualan menjadi rendah, juga persediaan barang jadinya meningkat.
Rumus dari rasio perputaran persediaan/Inventory Turnover Ratio
(Harahap, 2004:308), ialah :
Barang Persediaan
rata -Rata
Penjualan Pokok
Harga Persediaan
Perputaran
b. Rasio perputaran piutang dagang (Receivable Turnover Ratio)
Piutang dagang timbul karena penjualan barang dagangan secara kredit.
Penjualan barang dagangan disamping dilaksanakan dengan tunai juga
dilakukan dengan pembayaran kemudian untuk mempertinggi volume
penjualan
Rasio perputaran piutang dagang adalah besarnya rasio perputaran
total penjualan kredit terhadap saldo piutang rata-rata selama periode
tertentu (biasanya setahun) dan hasilnya merupakan gambaran tentang
jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah piutang
menjadi uang tunai. Smakin tinggi rasio putaran piutang dagang adalah
semakin baik, karena akan semakin singkat periode waktu antara
pencatatan penjualan dan penagihan kas dari penjualan tersebut.
Bentuk perhitungan dari rasio perputaran piutang (Harahap, 2004:308),
adalah :
rata rata Piutang
Bersih Kredit
Penjualan Dagang
Piutang Perputaran
Rasio
−
=
c. Rasio perputaran total aktiva (Total Asset Turnover ratio)
Rasio perputaran total aktiva merupakan gambaran perputaran total
aktiva diukur dari volume penjualan. Melalui rasio ini akan dapat
diukur efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola aktivanya,
baik total aktiva maupun yang dipisahkan antara aktiva lancar maupun
aktiva tetap (Kuswadi, 2004:193). Dengan kata lain untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan,
Bentuk perhitungan dari rasio Perputaran total aktiva (Harahap, 2004:309), ialah : Aktiva Total Penjualan Aktiva Total Perputaran Rasio =
d. Periode perputaran persediaan (Inventory period)
Rasio ini menunjukkan berapa lama periode menahan persediaan
rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang di gudang.
Bentuk perhitungan dari rasio ini (Kuswadi, 2004:64), adalah :
360 x Penjualan Pokok Harga rata rata Persediaan Persediaan Perputaran
Periode = −
e. Periode rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period)
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan
piutang. Semakin pendek periodenya maka akan semakin baik bagi
perusahaan.
Bentuk perhitungan dari rasio ini (Riyanto, 1999:334), adalah :
BAB III
GAMBARAN UMUM PD. ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Daerah Aneka industri jasa Medan didirikan pada tahun 1985
berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985
tentang pendirian Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa Provinsi
Sumatera Utara yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan SK Nomor
539.22-1435 tanggal 16 Oktober 1985. Perusahaan ini merupakan gabungan dari
8 (delapan) perusahaan daerah masing-masing berdiri sendiri sebelumnya, yaitu :
1. Perusahaan Daerah Sumber daya, dengan Perda No. 5 Tahun 1979
2. Perusahaan Daerah Pabrik Batu Bata, dengan Perda No. 6 Tahun 1979
3. Perusahaan Daerah Obor, dengan Perda No. 7 Tahun 1979
4. Perusahaan Daerah Percetakan, dengan Perda No. 8 Tahun 1979
5. Perusahaan Daerah Es Parwita Yasa, dengan Perda No. 9 Tahun 1979
6. Perusahaan Daerah Hiburan, dengan Perda No. 9 Tahun 1979
7. Perusahaan Daerah Toko Buku dan Niaga Alat Kantor, dengan Perda
No. 14 Tahun 1979
8. Perusahaan Daerah Perisai, dengan Perda No. 15 Tahun 1979
Kedelapan perusahaan tersebut berkedudukan di Propinsi Sumatera Utara
dan Kuala Simpang sebagai Sub Unit dari Perusahaan Daerah Es Parwita Yasa.
Setelah kedelapan perusahaan ini didirikan (sejak tahun 1979) ternyata
tersebut maka dipandang perlu untuk menggabungkan perusahaan-perusahaan
tersebut. Berdasarkan penggabungan ini, maka seluruh kekayaan, personalia, hak,
kewajiban, dan tanggung jawab dari kedelapan perusahaan yang ada sebelumnya
teralih kepada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.
PD. Aneka Industri dan Jasa memiliki Kantor Pusat yang bekedudukan
di Medan dan dengan unit-unit usaha yang ada sebelumnya sebagai cabang.
Berdasarkan Perda No. 26 Tahun 1985, perusahaan ini berbentuk badan hukum
yang berhak melakukan usahanya berdasarkan peraturan daerah yang dikeluarkan,
dengan lapangan usaha yaitu melaksanakan semua usaha yang bergerak di bidang
industri dan jasa yang dikeluarkan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pada tahun 1986, setelah perusahaan tersebut berjalan setahun,
terjadi pengurangan terhadap beberapa unit usaha yang ada. Hal ini dilakukan
untuk memusatkan kegiatan perusahaan kepada usaha-usaha yang lebih efisien
dan efektif, karena beberapa dari unit usaha tersebut mengalami kerugian yang
terus menerus dan dirasakan kurang bermanfaat.
Delapan unit usaha yang bergabung dalam PD. Aneka Industri dan Jasa
Medan, yang ada pada saat ini masih aktif ialah PD. Percetakan, PD. Parawita Yasa,
PD. Hiburan, PD. Toko Buku NAK. es dan took buku. Unit percetakan berlokasi
di Jalan Putri Merak Jingga No. 3 Medan, dibangun di atas tanah 3.834 m2 dengan luas bangunan 1.361,75 m2. Kapasitas produksi terpasang 108.500 lembar/jam
atau 217 rim/jam. Unit Pariwisata Jasa adalah pabrik es yang terdapat pabrik es
Petojo Tanjung Morawa dan Pabrik es Kwala Simpang. Unit Hiburan yaitu berupa
gedung bioskop, berada di Binjai, Pematang Siantar, Berastagi dan Kabanjahe.
B. Tujuan Perusahaan
Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa Medan didirikan pada
tahun 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal
27 Juli 1985 tentang pendirian Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa
Provinsi Sumatera Utara yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan SK
No. 539.22-1435 tanggal 16 Oktober 1985.
Tujuan Perusahaan sesuai dengan PERDA Nomor 26 Tahun 1985 sebagai
berikut :
a. Tujuan Perusahaan
b. Lapangan Usaha
c. Tempat Kedudukan :
:
:
Mengembangkan perekonomian daerah dan
untuk menambah Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Lapangan Usaha.
Melakukan semua usaha yang bergerak dalam
bidang industri dan jasa yang dibenarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Medan dan dapat mempunyai unit usaha di
tempat lain.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang cukup
penting. Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan kedudukan,
tugas dan wewenang anggota perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini maka akan terlihat jelas
Susunan organisasi dan tata kerja PD. Aneka Industri dan Jasa Sumatera
Utara ditetapkan berdasarkan keputusan direksi PD. Aneka Industri dan Jasa
Sumatera Utara No. 018/SK/AIJ/1989 tanggal 19 Juni 1989, Sk Gubernur
Sumatera Utara No. 060.2711/K/tahun 1989 tanggal 24 Agustus 1996 dan
dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri No. 529/2226/PUOD/1996 tanggal 8
Agustus 1996 tentang penggantian Direksi dengan pengangkatan seorang Direktur.
Struktur organisasi PD. Aneka Industri dan Jasa Medan berpedoman pada
SK Direksi No. 018/SK/AIJ/VI/1989 yang telah mendapat pengesahan Gubernur
dan persetujuan Mendagri. Struktur organisasi perusahaan tergolong organisasi
garis dan staf. Uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PD. Aneka Industri
dan Jasa Medan adalah sebagai berikut :
1. Direktur
Direktur PD. Aneka Industri dan Jasa merupakan pimpinan tertinggi dalam
perusahaan yang secara langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I, dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola perusahaan.
Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur setelah mendapat
persetujuan dari Menteri Dalam Negeri.
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari direktur dibantu oleh beberapa
orang staf yang dapat diangkat dan diberhentikannya sendiri berdasarkan
ketentuan pokok kepegawaian sendiri, yang berdasarkan
ketentuan-ketentuan pokok kepegawaian perusahaan daerah. Staf-staf dari direktur antara
lain adalah : Ketua Satuan Pengawas Intern (SPI), Kepala Bagian Umum,
Kepala Bagian Pemasaran, Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian
Keuangan, Manajer Pabrik Es, Manajer Peretakan, Manajer Hiburan dan
Adapun Tugas dan tanggung jawab dari Direktur ialah :
1. Mengawasi, mengamankan dan mengelola seluruh asset perusahaan
daerah berdasarkan Peraturan Daerah.
2. Mengelola kegiatan intern, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
Perusahaan Daerah sebagaimana tercantum dalam susunan organisasi
untuk mencapai tujuan Perusahaan Daerah.
3. Menyusun/mempersiapkan RAPB/RAK Perusahaan Daerah
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Tahun Anggaran berjalan berakhir.
4. Memberikan laporan tahunan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
melalui Badan Pengawas terdiri dari : Neraca, Perhitungan Rugi/Laba
maupun laporan berkala atau insidentil atau tentang kegiatan Perusahaan
Daerah.
5. Menetapkan ketentuan dan prosedur untuk peningkatan efisiensi dan
terciptanya internal kontrol meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Pembelian dan penyimpanan dan penggunaan barang dan bahan.
b. Penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang.
c. Penawaran, persetujuan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
oleh pihak ketiga.
d. Sistem pemasaran produksi dan jasa.
6. Merumuskan strategi Perusahaan Daerah dan menjalankan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dalam
7. Melaksanakan pembinaan pegawai seperti penempatan, pemindahan,
pemberhentian, penegakan disiplin, penentuan pesangon/jasa/ganti rugi
dan sebagainya sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku serta
memberikan penilaian terakhir terhadap pegawai perusahaan dan efisiensi
kerja mereka.
8. Mewakili Perusahaan Daerah di dalam dan di luar Pengadilan dapat
menyerahkan kuasa mewakili tersebut kepada anggota Direksi atau
kepada seseorang/beberapa orang pegawai Perusahaan Daerah yang
khusus ditunjuk ataupun kepada orang/badan lain di luar Perusahaan
Daerah.
2. Satuan Pengawas Intern
Satuan Pengawas Intern (SPI) dipimpin oleh Kepala SPI yang melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi, bertugas
untuk :
1. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di Satuan Pengawas Intern.
2. Melakukan pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi atas
seluruh kegiatan dan kekayaan perusahaan.
3. Melakukan penilaian atas system pelaksanaan dan prosedur administrasi
dan akuntansi Perusahaan Daerah dan bila perlu mengusulkan
perbaikan-perbaikan kepada Direksi.
4. Mengadakan penilaian atas pelaksanaan proses produksi dan proses jasa.
5. Mengadakan pengawasan atas Anggaran Pendapatan dan Biaya Perusahaan
6. Melaporkan secara periodic/insidentil seluruh kegiatan yang telah
dilakukan Direksi.
7. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta maupun tidak
Kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang
perlu diambil dalam bidang dan tugasnya.
8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
3. Bagian Umum
Bagian Umum dipimpin seorang Kepala bagian umum yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direksi, bertugas untuk :
9. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di bagian umum.
10. Mengawasi dan merencanakan perawatan atas aktiva tetap Perusahaan
Daerah dan melakukan inventarisasi terhadap inventaris Perusahaan
Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
11. Bersama dengan Kepala Bagian Administrasi Keuangan menyusun
RAPB dan RAK Perusahaan Daerah.
12. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pengelolaan Perusahaan Daerah
baik secara berkala maupun insidentil secara lengkap sebagai laporan
Direksi kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau instansi-instansi
lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
13. Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan secara periodic atau
14. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta maupun tidak
kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil
di bidang tugasnya.
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
Dalam menjalankan tugasnya kepala bagian bagian umum dibantu oleh
dua sub bagian, yaitu : Sub bagian Tata Usaha dan Sub bagian Kepegawaian,
yang masing-masingnya mempunyai tugas yang berbeda-beda, antara lain :
a. Sub Bagian Tata Usaha
Adapun tugas dan tanggung jawab daripada Sub Bagian Tata Usaha :
1. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat dinas Perusahaan Daerah.
2. Mengagendakan dan mengarsipkan surat-surat masuk dan keluar secara
baik teratur dan aman.
3. Mendistribusikan surat masuk dan keluar sesuai dengan tujuan.
4. Mengecek kembali pengembalian surat-surat yang didistribusikan ke
semua bagian memperoleh penyelesaian jawaban surat sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan.
5. Melaksanakan atau mengkoordinasi pengaturan pengetikan surat.
6. Melaksanakan pengadaan atau pembelian ATK peralatan kantor dan lain
yang bukan bahan baku atau bahan penolong untuk proses produksi.
7. Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen berkenaan dengan tugas
ketatausahaan.
b. Sub Bagian Kepegawaian
Adapun tugas dan tanggung jawab dari sub Kepegawaian ialah :
1. Menyelesaikan segala tugas-tugas berkenaan dengan kepegawaian seperti
administrasi kepegawaian, dan pembinaan pegawai dan lain-lain.
2. Menyelenggarakan administrasi dan kesejahteraan pegawai
3. Mempersiapkan dana pesangon, asuransi para pegawai termasuk kegiatan
olah raga dan lain-lain.
4. Menyelesaikan administrasi dan pembayaran gaji, upah natura dan
lain-lain tepat pada waktunya.
5. Menyetorkan pajak penghasilan (PPh). Astek dan lain-lain yang dipotong
dari gaji staf dan pegawai.
6. Melakukan pengadaan/pembelian bahan-bahan keperluan karyawan
(baju dinas, sepatu dan lain-lain) dan pemeliharaan gedung dan lain-lain
yang bukan untuk kebutuhan proses produksi.
7. Mengurus perbekalan, peralatan dan kegiatan lain Kantor Direksi.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum
4. Bagian Administrasi Keuangan
Bagian Administrasi Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Administrasi
Keuangan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
16. Mengkoordinasikan seluruh tugas-tugas dan kegiatan di Bagian
Administrasi Keuangan.
17. Mengendalikan pelaksanaan pencatatan eakuntansi yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan Daerah secara up to date, merencanakan serat
mengendalikan sumber-sumber pendapatan, pembelanjaan dan kekayaan
Perusahaan Daerah.
18. Merencanakan serta menginventarisasikan data keuangan khususnya
menyangkut pendapatan dan pengeluaran Perusahaan Daerah dalam
bentuk cash flow (cash budget) bulanan, serat membuat evaluasi di dalam
kegiatan Perusahaan Daerah di bidang keuangan.
19. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan dan laporan
pendukung lainnya untuk periode bulanan, triwulan dan tahunan.
20. Mengkoordinasikan, menyusun RAPB/RAK setiap tahunnya
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berjalan berakhir.
21. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta maupun tidak
kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu
diambil dibidang tugasnya.
22. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi
Kepala Bagian Umum menjalankan tugasnya dibantu oleh tiga sub
bagian, yaitu : Sub bagian keuangan, Sub bagian Akuntansi dan Sub bagian
Verifikasi, yang masing-masingnya mempunyai tugas yang berbeda-beda,
a. Sub Bagian Keuangan
1. Menerima dan menyimpan uang, surat-surat berharga serta
mengadministrasikannya.
2. Menyelenggarakan administrasi atas penggunaan dan penggantian
dana kas kecil.
3. Melakukan penagihan penjualan produksi dan jasa tepat pada
waktunya dan menyetorkannya kepada Kepala Bagian Administrasi
Keuangan.
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Administrasi Keuangan.
b. Sub Bagian Akuntansi
Adapun tugas dan tanggungjawab Sub Bagian Akuntansi, antara lain :
1. Menyelenggarakan pembukuan akuntansi yang meliputi buku harian,
buku besar dan buku tambahan.
2. Mengadministrasikan seluruh bukti yang digunakan untuk pencatatan
transaksi ke buku harian.
3. Membuat/menyusun laporan biaya dan persediaan bahan/barang dari
unit industri Perusahaan Daerah.
4. Mengadministrasikan seluruh bukti yang telah digunakan untuk
pencatatan transaksi di dalam buku harian ataupun buku tambahan.
5. Mengkordinir perhitungan harga pokok produksi/jasa dari hasil
produksi/jasa setiap Unit/Sub Unit di dalam lingkungan Perusahaan
6. Mengumpulkan bahan penyusunan RAPB atau RAK dari kantor
Direksi dan Unit/Sub Unit di lingkungan Perusahaan Daerah.
7. Membuat atau menyusun laporan keuangan Perusahaan Daerah
dalam bentuk neraca untuk periode bulanan, triwulan dan tahunan.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Administrasi Keuangan.
c. Sub Bagian Verifikasi
Adapun tugas dan tanggungjawab dari Sub Bagian Verifikasi yaitu :
a. Mengadakan pemeriksaan dan penelitian semua bukti penerimaan dan
pengeluaran atas semua transaksi yang dilaksanakan oleh Perusahaan
Daerah.
b. Menyusun RAPB atau RAK Perusahaan Daerah
c. Menyelenggarakan Administrasi slip penerimaan dan pengeluaran kas
kantor Direksi.
d. Menganalisa laporan keuangan dan biaya (cost price) memberikan
pendapat dan saran mengenai laporan tersebut.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Administrasi
Keuangan
5. Bagian Produksi
Bagian Produksi dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Produksi yang
23. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di Bagian Produksi.
24. Menyusun daftar atau menilai kembali harga diri bahan baku/pembantu
yang akan digunakan dalam produksi.
25. Merencanakan pembelian atau pengadaan bahan baku/pembantu
yang akan digunakan dalam produksi dan lain-lain kebutuhan untuk
proses produksi perusahaan dengan harga, kwalitas dan kwantitas yang
efisien dengan mempedomani RAPB/RAK perusahaan daerah dan
persyaratan/ketentuan yang berlaku.
26. Melakukan perhitungan harga jual dan harga pokok produksi, bekerjasama
dengan bagian Administrasi Keuangan
27. Mengadakan penelitian dan perencanaan untuk membina dan mengembangkan
Perusahaan Daerah.
28. Bersama-sama dengan Kepala Bagian Administrasi dan keuangan
menyusun RAPB atau RAK Perusahaan Daerah selambat-lambatnya
3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berakhir.
29. Menyusun dan membuat laporan periodic/insidentil kepada Direksi.
30. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta atau tidak
kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil
dalam bidang dan tugasnya.
31. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direksi.
Adapun bagian-bagian dari bagian produksi terdiri dari dua sub unit yaitu
a. Sub Bagian Teknik dan Produksi
Sub Bagian Teknik dan Produksi dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Sub
Teknik dan Produksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Produksi, bertugas untuk :
1. Merencanakan dan melaksanakan perawatan serta pemeliharaan dan
bongkar pasang mesin/peralatan produksi sesuai dengan jadwal dan
mempersiapkan suku cadang yang mungkin dibutuhkan secara berdaya guna.
2. Mengadministrasikan data-data seluruh peralatan produksi/mesin-mesin
dan peralatan pendukung produksi lainnya sehingga diketahui
keadaan persentasi fisik dan ekonominya.
3. Menganalisa pemakaian bahan baku atau bahan pembantu untuk
mencapai hasil berdaya guna.
4. Bekerja sama dengan bagian Administrasi Keuangan membuat
perhitungan harga pokok produksi dari setiap Unit/Sub Unit Industri.
5. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Bagian
Produksi.
b. Sub Bagian Pembelian
Sub bagian pembelian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
Pembelian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Produksi, bertugas untuk :
1. Melakukan monitoring terhadap perkembangan harga pasar dari
barang/bahan, suku cadang dan lain-lain kebutuhan Perusahaan dearah
dan tercatat rapi sehingga setiap saat dapat diketahui perkembangan
2. Melaksanakan pembelian/pengadaan barang/bahan/suku cadang dan
lain-lain untuk kebutuhan proses produksi/jasa dengan harga
kwalitas/jenis/kwantitas yang berdaya guna serta prosedurnya harus
berpedoman kepada persyaratan/ketentuan yang berlaku.
3. Melaksanakan administrasi/pembukuan pembelian barang-barang/bahan,
suku cadang/peralatan produksi.
4. Mengumpulkan data-data sebagai bahan penyusunan RAPB/RAK
Perusahaan Daerah.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Produksi.
6. Bagian Pemasaran
Bagian Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Pemasaran dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direksi,
bertugas untuk :
32. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di Bagian Pemasaran.
33. Membuat surat Perintah Kerja kepada Unit Percetakan atas nama pesanan
cetakan yang diterima dan mengadministrasikannya secara teratur.
34. Merencanakan pengembangan dan memperluas jaringan pemasaran
berpedoman kepada batas kemampuan produksi.
35. Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan secara
periodik/insidentil kepada Direktur.
36. Membantu Kepala Bagian Administrasi Keuangan menyusun RAPB/RAK
37. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta
maupun tidak kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan yang
perlu diambil di bidang tugasnya.
38. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bagian Pemasaran dibantu oleh dua sub
unit, yang masing-masing mempunyai tugs yang berbeda-beda, antara lain :
a. Sub Bagian Pemasaran Cetakan dan Alat Tulis Kantor
Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Pemasaran Cetakan dan Alat
Tulis Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pemasaran.
1. Memasarkan/mencari pesanan cetakan dan alat tulis kantor kepada
Dinas/Instansi Pemerintah atau Swasta.
2. Mengadministrasikan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk setiap pesanan
cetakan maupun alat tulis kantor.
3. Melakukan perhitungan biaya jual dari produksi barang cetakan dan
alat tulis kantor.
4. Memeriksa barang yang akan di sampaikan/dikirimkan mengenai jenis,
mutu, jumlah dan menjadwal waktu pengiriman agar sesuai dengan
pesanan, serta bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan
barang yang dikirimkan sampai di tempat tujuan.
5. Mengadministrasikan dan menyusun laporan bulanan tentang pesanan
yang diterima.
b. Sub Bagian Pemasaran Es, Hiburan dan Toko Buku & NAK
Sub Bagian Pemasaran Es, Hiburan dan Toko Buku dan NAK dipimpin
oleh seorang Kepala Sub Bagian Pemasaran Es, Hiburan, Toko Buku dan
NAK yang dalam kepada Kepala Bagian Pemasaran, bertugas untuk :
1. Mengembangkan pemasaran produksi atau jasa Industri, Hiburan dan
Toko Buku & NAK.
2. Mempersiapkan karcis tontonan untuk semua bioskop milik
Perusahaan Daerah dan menyelesaikannya dengan Dinas Pendapatan
Daerah Tingkat II setempat.
3. Menyusun laporan bulanan tentang hasil penjualan produksi Industri
Es, Hiburan dan Toko Buku & NAK.
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Pemasaran.
Disamping pejabat-pejabat diatas, Direktur masih dibantu oleh beberapa
Kepala Unit yang bertindak sebagai Kepala Manager cabang yang
mempunyai tugas dan kedudukan sama dan sejajar dengan Kepala Bagian.
Kepala Unit tersebut juga dibantu oleh beberapa Kepala Sub Unit yang
bertindak selaku Kuasa Manajer.
Adapun masing-masing unit tersebut adalah :
1. Unit Industri Es Parwita Yasa, yang terdiri dari 3 unit dan dibantu oleh :
a. Seksi Tata Usaha
2. Unit Percetakan, dibantu oleh : a. Seksi Tata Usaha
b. Seksi Teknik dan Produksi
c. Seksi Gudang
d. Seksi Pengawasan Mutu
3. Unit Toko dan Niaga Alat Kantor, dibantu oleh : a. Seksi Tata Usaha
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
Persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan merupakan
penyimpanan terhadap bahan baku/bahan penolong yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi di dalam perusahaan, seperti :
kertas, tinta, plat dan sebagainya. Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan
dan pemakaiannya dicatat dengan metode masuk pertama dan keluar pertama
(MPKP).
Pelaksanaan persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
dilaksanakan berdasarkan :
1. Ramalan tentang banyaknya peningkatan pekerjaan yang diperoleh oleh
PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.
2. Ramalan tentang peningkatan harga-harga pada tahun berikutnya sehingga
persediaan bahan baku di gudang juga akan meningkat.
Jumlah persediaan pada perusahan dapat diperoleh dengan menggunakan
informasi tentang jumlah dan bahan baku/bahan pembantu yang dimiliki
perusahaan ditambah dengan jumlah persediaan buku, persediaan suku cadang
yang akan dikurangi dengan persediaan yang tidak dapat digunakan lagi/telah
Pada dasarnya pengelolaan persediaan adalah salah satu hal yang
sangat penting dalam menjalankan bisnis. Perlu diingat bahwa semakin
meningkat jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan maka akan
meningkatkan biaya bagi perusahaan seperti : Biaya pemeliharaan,
persediaan mengalami kerusakan dan sebagainya.
B. Piutang Usaha PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
Piutang usaha pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan dicatat
pada saat diterbitkan faktur penjualan. Piutang PD. Aneka Industri dan
Jasa Medan merupakan tagihan perusahaan kepada pihak ketiga atas
penjualan produk dari setiap unit dalam perusahaan. Sedangkan piutang
usaha yang telah berumur lebih dari 4 (empat) tahun menurut kebijakan
perusahaan akan di bukukan menjadi pos penyisihan piutang usaha
disebabkan kemungkinan dari piutang-piutang tersebut tidak tertagih
lagi.
Pada umumnya piutang usaha pada PD. Aneka Industri dan Jasa
ini muncul karena sebagian besar pelanggannya (debitur) merupakan
lembaga-lembaga/instansi pemerintah daerah Tingkat I Sumatera Utara,
dimana pembayaran oleh lembaga-lembaga ini tergantung pada tersedianya
dana APBD sehingga piutang dagang pada PD. Aneka Industri dan Jasa
C. Harga Pokok Penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
Harga pokok produksi pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
merupakan biaya-biaya langsung yang berkaitan dengan pengerjaan bahan-bahan
baku sampai menjadi barang jadi yang akan disampaikan ke konsumen,
ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung, ongkos lembur dan ditambah
dengan biaya-biaya listrik, air, telepon yang berkaitan dengan proses produksi
perusahaan. Sedangkan Harga Pokok Penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa
Medan merupakan jumlah daripada Harga Pokok Produksi ditambah dengan
prediksi laba yang ingin dicapai ditambah dengan beban pajak.
Harga Pokok Penjualan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan harga pasar. Dimana fluktuasi dari naik turunnya
Rupiah terhadap Dollar akan menyebabkan terjadinya fluktuasi naik turunnya
harga pokok penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hal ini disebabkan
karena bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melakukan proses
produksi masih diimpor sehingga perubahan kurs Dollar akan mempengaruhi
harga pokok penjualan pada perusahaan.
D. Total Aktiva PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
Aktiva yang dipergunakan oleh PD. Aneka Industri dan Jasa Medan
dalam melaksanakan kegiatannya terdiri dari tiga bagian, yaitu : Aktiva Lancar,
Aktiva Tetap dan Aktiva lain-lain. Aktiva Lancar pada perusahaan ialah berupa :
kas, bank, piutang dagang, pinjaman pegawai, uang muka pajak, panjar bagian
Aktiva tetap pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan dicatat berdasarkan
harga perolehan. Aktiva tetap yang dipergunakan oleh perusahaan untuk
melakukan kegiatan produksinya ialah berupa : gedung/bangunan, tanah,
mesin dan instalasi, kendaraan serta inventaris lainnya. Menurut kebijakan
akuntansi perusahaan, penyusutan aktiva tetap selain bangunan dihitung
berdasarkan metode saldo menurun. Sedangkan aktiva tetap bangunan dihitung
menurut metode garis lurus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
[image:58.595.161.463.429.611.2]Nomor 17 tahun 2002, yaitu :